Metode pada penelitian ini menggunakan rancangan analitik

advertisement
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46
HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM)
NOOR DWI LESTARI Amd.Keb DESA BLOK C I MADU RETNO KECAMATAN
KARANG BINTANG KABUPATEN TANAH BUMBU
Lidia Widia
Email : [email protected]
ABSTRACT
Manfaat pemberian ASI Eksklusif sesuai dengan salah satu tujuan dari Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan meningkatkan
kesehatan ibu. WHO pada tahun 2009 menyatakan sekitar 15% dari total kasus kematian anak di
bawah usia lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI tidak Eksklusif.
Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian makanan
sebelum bayi berusia 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Status
Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik
Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang
Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.
Metode pada penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan pendekatan
cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen dengan pengukuran sekali dan dalam waktu yang
bersamaan.
Hasil penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square untuk mengetahui ada hubungan
antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di
Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno
Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan pada alpha
0,05 (5%) menunjukkan bahwa ada hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan dengan nilai p = 0,025 (≤ 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor
Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan .Saran dari penelitian ini adalah Diharapkan dengan
hasil penelitian ini tingkat kesadaran responden untuk dapat meningkatkan pemberian asi
eksklusif pada bayinya karena begitu banyak manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI
eksklusif dan juga sudah di tunjukkan pada hasil penelitian tersebut.
Kata Kunci: ASI Eksklusif, Pekerjaan Ibu
PENDAHULUAN
ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah
pemberian ASI (Air Susu Ibu) saja pada
bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan
cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.
Pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan
dianjurkan oleh pedoman internasional
yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang
manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga,
maupun negara (Vivian, N., 2011).
Manfaat pemberian ASI Eksklusif
sesuai dengan salah satu tujuan
dari Millenium
Development
Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat
kematian
anak
dan
meningkatkan
kesehatan ibu. WHO pada tahun 2009
menyatakan sekitar 15% dari total kasus
kematian anak di bawah usia lima tahun di
negara berkembang disebabkan oleh
pemberian ASI tidak Eksklusif. Berbagai
masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga
timbul akibat dari pemberian makanan
40
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46
sebelum bayi berusia 6 bulan (WHO,
2009).
Data
Riset
Kesehatan
Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
pemberian ASI di Indonesia saat ini sangat
memprihatinkan, presentase bayi yang
menyusui ASI Eksklusif pada bayi usia 6
bulan hanya 30,2% dari 80% target yang
ditetapkan
oleh
pemerintah
pusat
(Riskesdas, 2007).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2013
dari bulan Januari sampai dengan
Desember, pencapaian ASI Eksklusif umur
0-6 bulan rata-rata sebesar 42,32% sangat
jauh dari harapan yang ditargetkan sebesar
80% (Dinprov, 2014).
Menurut
laporan
rutin
Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
pencapaian ASI Eksklusif pada tahun 2013
dari bulan Januari sampai dengan
Desember dari 10 kecamatan hanya
mencapai 1368 orang (32,09%) dari jumlah
ibu menyusui sebanyak 4263 sangat jauh
dari target 80% yang telah ditetapkan oleh
pemerintah (Dinkes, 2014).
Didapatkan data tentang Pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Batulicin 1 pada tahun 2014 dari bulan
Januari sampai dengan Desember dari 28
posyandu diperoleh data sebanyak 723 ibu
yang mempunyai bayi dan menyusui,
namun yang memberikan ASI Eksklusif
sebanyak 98 ibu (13,50%) dari 98 ibu, yang
memberikan ASI Eksklusif hanya 6 ibu
yang bertstatus bekerja yang tetap
memberikan ASI Eksklusif, sisanya
sebanyak 92 orang yang memberikan ASI
Eksklusif yang tidak bekerja, dan sisanya
yang tidak memberikan ASI Eksklusif dan
tidak bekerja sebanyak 625 orang (86,50%)
(Puskesmas Batulicin 1, 2014).
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di Bidan Praktik Mandiri (BPM)
Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1
Madu Retno Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan pada Desember 2015
diperoleh data sebanyak 46 ibu yang
mempunyai bayi usia 6-12 bulan, namun
yang memberikan ASI Eksklusif hanya 3
ibu dan berstatus tidak bekerja, sisanya
sebanyak 43 ibu yang tidak memberikan
ASI Eksklusif, dari 43 ibu tersebut yang
bersatatus bekerja diluar rumah sebanyak 8
ibu dan sisanya sebanyak 35 ibu yang tidak
memberikan ASI Eksklusif dan tidak
bekerja (BPM Noor LD, 2014).
Menurut Riskesdas 2007, hal ini
menandakan hanya sedikit anak Indonesia
yang memperoleh kecukupan nutrisi dari
ASI. Pada ASI berperan penting dalam
proses tumbuh kembang fisik dan mental
anak dengan dampak jangka panjangnya.
Seperti yang kita ketahui saat ini
kebanyakan ibu berstatus sebagai bekerja.
Kondisi lingkungan kerja yang tidak
mendukung ibu untuk memerah ASI
maupun membawa bayinya. Akibatnya
tidak semua ibu bisa menyusui bayinya
secara eksklusif (Riskesdas, 2007).
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai
100.316.007 dimana 64,63% pekerja lakilaki dan 35,37% pekerja wanita. Wanita
yang bekerja sesungguhnya merupakan
arus utama di banyak industri. Mereka
diperlakukan sama dari beberapa segi,
hanya dari segi riwayat kesehatan mereka
seharusnya diperlakukan berbeda dengan
laki-laki dalam hal pelayanan kesehatan.
Pekerja
wanita
dituntut
untuk
meningkatkan kemampuan dan kapasitas
kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan
kodratnya sebagai wanita (BPS, 2003).
Rendahnya pemberian ASI merupakan
ancaman bagi tumbuh kembang anak yang
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan kualitas SDM secara umum.
Seperti diketahui bayi yang tidak diberi
ASI dan makanan pendamping setelah usia
6 bulan yang teratur, baik dan tepat, dapat
mengalami kekurangan gizi. Pemberian
ASI secara baik, benar dan makanan
pendamping yang diolah sendiri merupakan
upaya untuk cegah tangkal yang utama
dalam
mengatasi
masalah kekurangan gizi pada anak (Roesli
, 2005).
Salah satu yang perlu mendapat
perhatian adalah bagaimana ibu yang
bekerja dapat tetap memberikan ASI
kepada bayinya secara eksklusif sampai 6
(enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai
anak berumur 2 (dua) tahun. Sehubungan
dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan
41
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46
Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004
tentang Pemberian ASI secara eksklusif
pada bayi Indonesia (Riskesdas, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, penulis
tertarik untuk melaksanakan penelitian
tentang Status Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia
6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri
(BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa
Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang
Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan.
Hipotesis adalah jawaban sementara
penelitian, patokan duga, atau dalil
sementara yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo,
S., 2005). Dalam penelitian ini rumusan
hipotesisnya adalah Ada Hubungan Antara
Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan
di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi
Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu
Retno
Kecamatan Karang
Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan
rancangan analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen dengan
pengukuran sekali dan dalam waktu yang
bersamaan (Notoatmodjo, S., 2005). Dalam
pengambilan desain ini dikarenakan waktu
peneliti dalam melakukan penelitian sangat
terbatas. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, S., 2009). Apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik di ambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar
lebih dari 100, maka ambil antara 10-15%
atau 20-25% atau lebih (Arikunto, S., 2006).
Melihat pada pendapat di atas maka
dalam penelitian ini sampel yang digunakan
adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia
6-12 bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM)
Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1
Madu Retno Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten
Tanah
Bumbu
Provinsi
Kalimantan Selatan sebanyak 46 ibu. Dalam
penelitian kriteria sampel meliputi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria
tersebut menentukan dapat dan tidaknya
sampel tersebut digunakan (Hidayat, A.,
2012).
Definisi operasional pada penelitian
ini untuk variabel Independen Bekerja
parameternya yaitu bekerja dan tidak bekerja
alat ukurnya kuesioner dengan skala ukur
nominal dan untuk definisi operasional
variabel Dependen Pemberian ASI Eksklusif,
parameternya adalah Memberikan dan tidak
memberikan dengan alat ukur kuesioner dan
skala ukur nominal.
Jenis data primer dikumpulkan oleh
peneliti dalam bentuk kuesioner. Kuesioner
tersebut dibagikan kepada responden sebagai
obyek penelitian, sedangkan jenis data
sekunder yaitu data pemberian ASI Eksklusif
pada bayi usia 6-12 bulan di dapat dari
pengambilan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu (2014), data
Puskesmas Batulicin 1 (2014) dan data BPM
Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1
Madu Retno Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten
Tanah
Bumbu
Provinsi
Kalimantan Selatan 2015.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Univariat
Analisa Univariat adalah analisa data
yang digunakan dalam penelitian yang
mengidentifikasikan karakteristik masingmasing variabel dengan menggunakan
distribusi frekuensi dan ukuran presentase
atau proporsi (Notoatmodjo, S., 2005).
Analisis Univariat dalam penelitian yang
dilakukan pada saat Posyandu di BPM Noor
Dwi Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok
C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten
Tanah
Bumbu
Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu untuk mengetahui
distribusi frekuensi dan persentase Status
Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan.
1. Status Pekerjaan dengan Ibu Pemberian
ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan
Status Pekerjaan Ibu pada penelitian ini di
kategorikan menjadi 2 kriteria yaitu,
bekerja dan tidak bekerja. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel. 5.1 Distribusi Frekuensi Status
Pekerjaan Ibu
42
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46
No
Persentase
(%)
1.
Bekerja
13
28,3
2. Tidak Bekerja
33
71,7
Jumlah
46
100
(Sumber : Data Primer, Tahun 2015)
2.
Kategori
Kategori
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa status ibu yang bekerja hampir
setengahnya (28,3%) dan status ibu
yang tidak bekerja Sebagian besar
(71,7%).
Pemberian ASI Eksklusif pada BayiUsia
6-12 Bulan
Pemberian
ASI
Eksklusif
pada
penelitian ini dikategorikan menjadi 2
kriteria, yaitu memberikan dan tidak
memberikan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel.
5.2
Distribusi
Frekuensi
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi
Usia 6-12 Bulan:
No
Kategori Kategori Persentase
(%)
1. Memberikan
6
13,0
2. Tidak
40
87,0
Memberikan
Jumlah
46
100
(Sumber : Data Primer, Tahun 2015)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa ibu yang memberikan ASI
Eksklusif sebagian kecil (13,0%) dan
ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif hampir seluruhnya (87,0%).
Analisa Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisa
yang dilakukan terhadap dua variabel
yang
diduga
berhubungan
atau
berkolerasi yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel indevenden dan variabel
devenden yang diteliti (Notoatmodjo, S.,
2010).
Analisa
Bivariat
dalam
penelitian ini dilakukan dilakukan pada
saat Posyandu di BPM Noor Dwi
Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok
C1 Madu Retno Kecamatan Karang
Bintang Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan ini, yaitu
mencari Hubungan Antara Status
Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel. 5.3 Distribusi Frekuensi
Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12
Bulan
ASI.Eksklusif
Status
Pekerjaan
Tidak
Bekerja
Bekerja
Total
Tidak
Memberikan
Memberikan
31
2
(94%)
(6%)
9
(69%)
4
(31%)
33
(100%)
13
(100%)
Total
40
(87%)
6
(13%)
46
(100%)
(Sumber: Data Primer, Tahun 2014)
Dari tabel 5.3 menunjukkan
bahwa, dari 46 ibu yang mempunyai
bayi, yang berstatus tidak bekerja dan
tidak memberikan ASI Eksklusif hampir
seluruhnya (94%), ibu yang berstatus
tidak bekerja dan memberikan ASI
Eksklusif sebagian kecil (6%), ibu yang
berstatus bekerja dan tidak memberikan
ASI Eksklusif sebagian besar (69%) dan
ibu yang berstatus bekerja dan
memberikan ASI Eksklusif hampir
setengahnya (31%).
Berdasarkan analisis uji ChiSquare Test yang dilakukan terhadap
Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu
dengan Pemberian ASI Eksklusif di
peroleh nilai value Asymp. Sig. (2-sided)
0,025 ≤ α 0,05 sehingga Ha dinyatakan
diterima ada hubungan yang bermakna
antara Status Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi
Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik
Mandiri
(BPM)
Noor
Dwi
Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok
C1 Madu Retno Kecamatan Karang
43
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46
Bintang Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan”.
Dari tabel di atas dapat di
simpulkan bahwa bekerja adalah salah
satu alasan ibu tidak memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya, dapat di lihat
pada tabel 5.3 bahwa ibu yang berstatus
bekerja dan tetap memberikan ASI
Eksklusif hanya hampir setengahnya
(31%). Berdasarkan tabel 5.1 diatas
menunjukkan bahwa ibu yang berstatus
bekerja hampir setengahnya (28,3%)
dan ibu yang berstatus tidak bekerja
sebagian besar (71,7%).
Status
pekerjaan
memang
menjadikan salah satu alasan ibu untuk
tidak memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Purwanti, E (2011) bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI Eksklusif adalah status
pekerjaan, bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu bagi ibuibu yang mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga. Masyarakat yang
sibuk akan memiliki waktu yang sedikit
untuk memperoleh informasi, sehingga
tingkat pendidikan yang mereka peroleh
juga berkurang, sehingga tidak ada
waktu untuk memberikan ASI pada
bayinya.
Status pekerjaan sebagai salah
satu alasan ibu untuk tidak memberikan
ASI Eksklusif pada bayinya maka di
perlu di tekankan bahwa bekerja tidak
menjadikan sebuah alasan ibu untuk
tidak memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya, seperti halnya yang kita ketahui
bahwa masih banyak cara atau solusi
yang di tawarkan untuk tetap
memberikan ASI Eksklusif walapun ibu
dalam keadaan sedang bekerja, dan yang
terpenting disini adalah perubahan
mindset serta komitment sebagai orang
tua yang selalu mementingkan kesehatan
dan tumbuh kembang si buah hati.
Seperti menyiapkan ASIperah sekurangkurangnya 2 minggu sebelum masuk
kerja, ASI perah diberikan dengan
sendok/ cangkir dan jangan dengan dot,
perahlah ASI di tempat kerja tiap 2-3
jam, perbanyak minum terutama
sebelum dan sesudah menyusui atau
memerah ASI dan susuilah bayi selama
bersama ibu.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas
menunjukkan
bahwa
ibu
yang
memberikan ASI Eksklusif sebagian
kecil (13,0%) dan ibu yang tidak
memberikan ASI Eksklusif sebanyak
hampir seluruhnya (87,0%).
Kendala
pemberian
ASI
Eksklusif memang salah satunya adalah
ibu yang berstatus bekerja, seperti
halnya yang kita ketahui sejalan dengan
pendapat Vivian, N (2011) bahwa
banyak sekali manfaat-manfaat ASI
yang baik untuk bayi, seperti adanya
kandungan Nutrisi (zat gizi) dalam ASI
sesuai dengan kebutuhan bayi. Zat gizi
yang terdapat dalam ASI antara lain :
lemak, karbohidrat, protein, garam,
mineral, serta vitamin. ASI memberikan
seluruh kebutuhan nutrisi dan energi
selama satu bulan pertama, separuh atau
lebih nutrisi selama enam bulan kedua
dalam tahun pertama, dan sepertiga
nutrisi atau lebih selama tahun kedua,
ASI mengandung Zat Protektif, dengan
adanya zat protektif dalam ASI maka
bayi
jarang
mengalami
sakit,
mempunyai efek psikologis yang
menguntungkan bagi ibu dan bayi. Pada
saat bayi kontak kulit dengan ibunya
maka akan timbul rasa aman dan
nyaman bagi bayi, menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi
menjadi baik, bayi yang mendapatkan
ASI akan memiliki tumbuh kembang
yang baik, mengurangi kejadian karies
dentis, dan mengurangi kejadian
maloklusi, selain ituibu juga dapat
mencurahkan rasa kasih sayangnya pada
buah hatinya pada saat menyusui. Jadi
sangat disayangkan jika bayi tidak
mendapatkan ASI Eksklusif pada
ibunya.
Peneliti sangat mengharapkan
adanya perubahan atau kesadaran ibuibu maupun para calon ibu setelah
mengetahui pentingnya pemberian ASI
Eksklusif pada bayinya. Seperti yang
kita ketahui rendahnya pemberian ASI
ini merupakan ancaman bagi tumbuh
kembang anak yang akan berpengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan
44
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46
kualitas SDM secara umum. Salah
satunya dengan adanya kerja sama yang
lebih terarah lagi antara Pihak Wilayah
kerja Puskesmas Perawatan Pagatan
dengan bidan-bidan
desa yang
bersangkutan
untuk
memberikan
penyuluhan
tentang
pentingnya
pemberian ASI Eksklusif untuk ibu dan
bayinya.
Jadi tidak ada alasan lagi bagi
ibu untuk tidak memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya setelah mereka
mengetahui
manfat-manfaat
ASI
Eksklusif sekalipun mereka bekerja
diluar rumah, ASI dapat diperah dan
disimpan di freezer agar ASI tetap segar
dan nutrisi bayi terpenuhi, ASI dapat
bertahan selama 1 minggu bahkan lebih,
asalkan penyimpanannya juga baik dan
rebus
kembali
ASI
jika
bayi
menginginkannya dengan hangat kuku.
Status Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi
Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik
Mandiri
(BPM)
Noor
Dwi
Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok
C1 Madu Retno Kecamatan Karang
Bintang Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan, yang
berarti salah satu yang menjadi
penyebab tidak terpenuhinya pemberian
ASI secara Eksklusif yaitu bagi ibu yang
berstatus bekerja karena adanya
keterbatasan waktu untuk memberikan
ASI pada bayinya.
Kesimpulan
1. Sebagian
besar
(71,7%)
ibu
berstatustidak bekerja dan hampir
setengahnya ibu berstatus bekerja
(28,3%).
2. Hampir seluruhnya (87,0%) ibu tidak
memberikan ASI Eksklusif dan
sebagian kecil (13,0%) ibu yang
memberikan ASI Eksklusif.
3. Ada
hubungan
antara
Status
Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan
di Bidan Praktik Mandiri (BPM)
Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb terletak
di Desa Blok C1 Madu Retno
Kecamatan
Karang
Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan.
Saran
Di harapkan bagi instansi
kesehatan Hendaknya pada saat
posyandu dilakukan penyuluhanpenyuluhan untuk ibu-ibu maupun
para calon ibu (Bumil) untuk
mengetahui pentingnya pemberian
ASI Eksklusif pada bayi usia 0-12
bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khairil (2008). Makalah Wanita
Karier
dalam
Pandangan.http//fdj.blogspot.com.
28 April 20149.
Arikunto, Suharsimi (2006).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan
Praktik.
Rineka Cipta. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu
(2013).
Data
Laporan Jumlah Bayi yang
Memberikan ASI Eksklusif
.Tanah Bumbu.
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Kalimantan Selatan (2013).
Laporan ASI eksklusif. Dinas
Kesehatan
Provinsi.Kalimantan Selatan.
Hidayat, Alimul Aziz (2007).
Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah.
Edisi 2. Salemba Medika.
Jakarta.
Hidayat, Alimul Aziz (2012).
Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Salemba
Medika. Jakarta.
Judarwanto (2006). Cara Agar
Produksi ASI Banyak. http//
askep.net.com. 16 April
2014.
Kurniawan, Indra (2009). Manfaat
Pemberian ASI Ekskklusif.
http//search.
asieksklusif.com. 12 April
2014.
45
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46
Lubis, Ritayani (2013). Persentase
Ibu yang Memberikan ASI
Saja.http//daatboh.html.com.
02 Mei 2014.
Neni, Utami (2012). Begini Cara
Wanita Karir Memberi ASI
Bayinya.
http//
atjehpost.com. 12 April
2014.
Notoatmodjo, Soekidjo (2005).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo (2010).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Nursalam (2008). Konsep dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.
Salemba
Medika. Jakarta.
Purwanti , Eri (2011). Konsep Dasar
Asuhan Masa Nifas. EGC.
Jakarta.
Rekam Medis, BPM Noor Dwi
Lestari Tanah Bumbu
Rika, Situmorang (2006). Wanita
Karier dan Kewajibannya.
http//majlistalimsurabaya.
Wordpress.com. 16 April
2014.
Riset Kesehatan Dasar (2007).
Laporan ASI Eksklusif. Riset
Kesehatan Dasar. Indonesia.
Roesli
(2005).
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Saleha, Sitti (2009). Asuhan
Kebidanan
pada
Masa
Nifas.Salemba
Medika.
Jakarta.
Setiawan
(2010).
Penerapan
Metodologi Panelitian Ilmu
Keperawatan.
http//www.republika.co.id.
29 Maret 2014.
Sitepoe, Mangku (2013). ASI
Eksklusif Arti Penting Bagi
Kehidupan. Indeks.Jakarta.
Soekanto,
Soerjono
(2005).
Sosiologi Suatu Pengantar.
Raja
Grafindo
Persada.
Jakarta.
Sugiyono (2010).Statistika Untuk
Penelitian.
Alfabeta.
Bandung.
Sulistyawati (2009). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Andi. Yogyakarta.
Trihendradi, Cornelius (2010). Step
By Step SPSS 18 Analisis
Data
Statistik.
Andi.
Yogyakarta.
Vivian, Nanny (2011). Asuhan
Kebidanan pada Masa Nifas.
Salemba Medika. Yogyakarta.
46
Download