remaja - True Jesus Church IA Site

advertisement
Tahun 2 Buku 1
REMAJA
Buku Pegangan Guru
Tercurahnya Hujan Akhir
Tercurahnya Hujan Akhir
(Juli/Agustus/September)
Satu-satunya kunci untuk mengenal kehendak Allah dan
hati serta pikiran-Nya adalah dengan memiliki
suatu hubungan pribadi dengan-Nya.
Perjalanan kita bersama Allah sangatlah penting.
Kita tidak dapat memahami kehendak Allah,
bila hanya berbicara dengan-Nya satu minggu sekali di gereja.
Kita belajar dan mengenal Dia ketika berada di dalam
rumah-Nya setiap hari dan setiap saat.
Tantanglah diri kalian untuk berjalan bersama-Nya setiap hari.
Maka kalian akan mengenal pikiran dan hati-Nya.
ÿ
Diterbitkan oleh Majelis Pusat
Gereja Yesus Sejati Indonesia
Tahun 2 Buku 1
REMAJA
Buku Pegangan Guru
Tercurahnya Hujan Akhir
Judul
Tercurahnya
Hujan Akhir
Bagian # 1:
Sejarah Gereja Yesus Sejati
Bagian # 2:
Perbandingan Doktrin
Pada bagian pertama dari buku
ini, kita akan mempelajari mengenai
sejarah Gereja Yesus Sejati selama 80
tahun. Dimulai dengan pendirian Gereja
Yesus Sejati, kita akan memberikan
tiga pelajaran untuk mempelajari
perkembangan gereja di Asia dan di
bagian dunia lainnya. Tidak seperti Buku
Pegangan kelas Tunas Muda, pelajaranpelajaran ini akan menekankan pada
latar belakang beberapa kejadian saat
Roh Kudus mendirikan gereja kita.
Oleh karena itu, akan ada berbagai
acuan
mengenai
latar
belakang
kejadian seperti permulaan gerakan
Pentakosta, Perang Dunia I dan II serta
kecenderungan perpindahan ke negara
lain. Tujuan dari pelajaran-pelajaran ini
adalah untuk memberikan murid-murid
suatu sentuhan kronologi yang lebih baik
mengenai sejarah gereja kita, sambil
meneguhkan iman mereka dalam kuasa
dan pekerjaan Roh Kudus di Gereja
Yesus Sejati.
Pada bagian kedua dari buku
ini, kita akan memperbandingkan lima
kepercayaan dasar dari Gereja Yesus
Sejati dengan beberapa doktrin dan
kepercayaan
kekristenan
lainnya.
Seluruh pelajaran yang ada, kecuali
satu dari pelajaran ini disusun secara
berpasangan. Pada minggu yang
pertama, kita akan membahas doktrin
dan kepercayaan dari beberapa
denominasi Kristen lainnya. Ini akan
membuat murid-murid memahami asal
mula munculnya denominasi kekristenan
lainnya
dan
mengapa
mereka
meyakininya. Pada minggu yang kedua,
kita akan mengulang kembali doktrin
gereja kita secara lebih mendalam.
Tujuannya adalah untuk membantu
murid-murid memperbandingkan dan
membedakan berbagai doktrin yang
ada serta memahami bahwa dasar
kepercayaan kita sungguh berdasarkan
pada Alkitab. Dengan cara ini, kita tidak
hanya akan memperlengkapi muridmurid untuk memberitakan Injil kepada
orang Kristen lainnya, tetapi membantu
mereka pula berpegang teguh pada
iman mereka sendiri.
Daftar Isi
Selamat Datang di
Kurikulum Remaja
i-ii
Memahami
Para Remaja Anda
iii
Beberapa Keinginan
Para Remaja (1-2)
Bagaimana Saya
Berkomunikasi
Secara Tepat Guna
kepada Murid-Murid?
iv-v
vi
Membangun
Persahabatan Bersama
dengan Murid-Murid
vii
Bagaimana Membuat
Murid-Murid
Tetap Termotivasi
dan Tertarik?
viii
Lomba Ayat Hafalan
dan Bacaan Kitab
untuk Minggu ini
ix
Ayat Hafalan untuk
Kwartal ini
x-xi
Bagian # 1: Sejarah Gereja Yesus Sejati
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru
1. Pendirian Gereja
2. Keluar dari China (1926-1949)
3. Dari Timur ke Barat (1950-1979)
xiii
1
13
23
Bagian # 2: Perbandingan Doktrin
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 4 Doktrin Baptisan Air (1)
5. Doktrin Baptisan Air (2)
6. Doktrin Roh Kudus (1)
7. Doktrin Roh Kudus (2)
8. Doktrin Sabat (1)
9. Doktrin Sabat (2)
10. Doktrin Perjamuan Kudus (1)
11. Doktrin Perjamuan Kudus (2)
12. Doktrin Basuh Kaki
13. Ulasan
32
33
43
51
61
69
79
87
95
103
109
Selamat Datang di Kurikulum Remaja
Buku ini telah dirancang untuk membantu para Guru Pendidikan Agama untuk
merencanakan dan menjadikan suasana belajar dan mengajar menjadi lebih terarah
kepada murid-murid.
Karena pengaruh firman Allah yang dahsyat, para Guru Pendidikan Agama
memohon agar dapat menyaksikan sendiri setiap langkah perubahan dari muridmurid dalam memahami dan menerapkan Alkitab di dalam kehidupan mereka.
Di sini, Anda akan menemukan berbagai bahan yang diperlukan untuk mengajar
kebenaran firman Allah yang tidak berubah selamanya.
Judul Pelajaran
Ringkasan dari
Lima Kitab Taurat
Kurikulum ini
meliputi:
Bacaan Kitab
Mat. 24-25; 22:31-32; Yoh. 5:39;
Kel. 20-23; Im. 17-26;
Ul. 5:12-26
CONTOH
Sasaran Pelajaran
1.
2.
Memahami pentingnya mempelajari Perjanjian Lama
dan mengenal pengajaran utama dari Lima Kitab
Taurat
Menjadi termotivasi untuk mempelajari Alkitab dan
beroleh pemahaman bagaimana menjalankan hidup
mereka
Ayat Alkitab
Karena Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya selama
belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.” (Mat. 5:18)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini
Kejadian 1-10
˜
i
Tercurahnya Hujan Akhir
Semua pelajaran ini didasarkan pada:
(Tidak tertera di dalam Buku Aktivitas Murid)
Latar Belakang Alkitab
Sumber tambahan yang berkaitan dengan pelajaran
untuk diketahui bagi para guru dan murid.
Pemanasan
Sesuatu yang menawan perhatian
murid-murid,
agar mereka dapat memulainya.
Pemahaman Alkitab
Bimbinglah murid-murid di dalam menemukan
kebenaran firman Allah yang tidak berubah
selamanyamelalui penerapan pemahaman Alkitab
di dalam kehidupan nyata.
(Lembar Kerja Murid hanya dalam bentuk yang sederhana)
Menguji Pemahaman
Ujilah pemahaman keseluruhan
dari murid murid. Anda dapat
melakukannya dengan berbagai
cara yang berbeda. Salah satunya
adalah menanyakan suatu pertanyaan
yang berkaitan dengan apa yang mereka
telah pelajari.
Penerapan Kehidupan
Bantulah setiap murid untuk menerapkan firman Allah
di dalam kehidupan mereka sama seperti
Roh Kudus memimpin mereka.
Motivasilah murid-murid melakukan tindakan untuk
melatih apa yang mereka telah pelajari.
Bagaimana mereka melakukan tindakan itu?
Kapankah mereka melakukannya?
Renungan dan Doa
Mintalah murid-murid untuk berbagi
apa yang mereka masih ingat
setelah pelajaran berlangsung dan
akhirilah di dalam doa.
Ingatlah!!!
Sasaran dan pengajaran guru ada tertulis pada setiap pendahuluan pelajaran.
Bacaan Kitab untuk Minggu ini dan Ayat Hafalan ada tertulis pada setiap pelajaran.
Pastikan membacanya sebelum mempersiapkan dan mengajar murid-murid.
Tercurahnya Hujan Akhir
ii
Memahami Para Remaja
Adalah penting mengajarkan dan
memperlengkapi para remaja dengan
dasar kekuatan yang kokoh, yaitu iman
yang teguh. Sekarang ini, kita bersama
dengan angkatan yang sedang mencari
jawaban yang benar. Sekalipun mungkin
telah mengalami suka maupun duka
di dalam kehidupan atau kemerosotan
rohani, mereka tetap ingin mengetahui
siapa yang membuat suatu perbedaan
di dalam dunia ini.
Para remaja yang menjadi
percaya kepada Allah akan dianggap
tidak masuk akal, karena mereka pun
hidup di dunia yang penuh dengan
kekerasan terhadap hukum-hukum
Allah. Sebagai akibat dari hal ini adalah
timbulnya wabah penyakit, kerusaksan
lingkungan dan kekerasan rumah tangga.
Oleh karena itu, mereka diperhadapkan
dengan keputusan-keputusan penting
setiap harinya. Apa yang mereka
putuskan dapat mempengaruhi nilai-nilai
Kehidupan, iman, pendidikan, pilihan
dalam berteman, pekerjaan, pernikahan
dan kehidupan bergereja. Selain itu, para
remaja mungkin berjuang menghadapi
tekanan dari teman sebaya, gaya hidup,
penyalahgunaan, persoalan keluarga,
sebagaimana pula dengan jati diri.
Dengan kata lain, mereka diombangambingkan oleh perubahan, entahkah
secara rohani, perasaan, sosial maupun
jasmani.
iii
Tercurahnya Hujan Akhir
Para
remaja
membutuhkan
sesuatu dan seseorang bagi mereka untuk
disandari, apapun yang dianggap layak
untuk menjadi pegangan hidup mereka.
Lalu, tugas kita adalah membimbing
para remaja untuk menyaksikan kuasa
Allah di dalam dunia yang selalu
berubah ini. Sangat mengherankan,
para remaja ingin menjadi ‘rohani’.
sekalipun seluruh masyarakat berada di
sekitar mereka. Oleh karena itu, mereka
perlu mendengarkan banyak kesaksian
pribadi dan kebenaran Alkitab mengenai
bagaimana kasih Allah telah menyentuh
kehidupan orang lain serta pengharapan
apa saja yang dimiliki, sekalipun kita
hidup di dunia yang sering kali tidak
berperikemanusiaan. Bagaimana kita
dapat meneguhkan iman mereka di
dalam Tuhan, yang mengasihi dan
peduli kepada mereka lebih daripada
siapapun juga?
Beberapa Keinginan Para Remaja (1)
1. Mengasihi dan Diterima
Para remaja memiliki suatu keinginan
yang besar untuk diterima oleh temanteman sebayanya dan memperhatikan
apa yang orang lain pikirkan mengenai
diri mereka. Mereka kuatir mengenai
bagaimana orang lain memperhatikan
mereka secara jasmani (penampilan:
terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu
gemuk, terlalu kurus, pemahaman
mengenai seks) dan secara mental
(kepandaian: terlalu pandai atau terlalu
bodoh). Mereka pun memperhatikan
para teman, guru, olahragawan, personal
media sebagai contoh bagi diri mereka.
Oleh karena itu, cara guru menyatakan
iman dan keyakinan akan menjadi saksi
yang positif bagi diri mereka.
2. Menjalin hubungan dengan Allah atau Mencari Keyakinan
Iman
3.
Merasakan Pengalaman Pribadi Bersama dengan Allah
Dalam kehidupan mereka sampai saat
ini, para remaja mungkin masih belum
memiliki banyak pengalaman pribadi
bersama dengan Allah. Kehidupan
ibadah mereka sepertinya telah teratur
berjalan dengan menghadiri kebaktian
di gereja ataupun di kelas dan berdoa
sebelum tidur. Sekalipun keteraturan
ini baik, tetapi masih belum cukup.
Sekarang, saatnya memotivasi mereka
untuk berdoa secara tekun, sehingga
dapat menyadari peran Allah dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Bagikan
beberapa kesaksian pribadi yang
akan menyentuh hati mereka. Dengan
demikian, mereka akan mulai melihat
Allah sebagai sahabat, penghibur dan
penasihat pribadi bagi diri mereka.
Pada usia seperti ini, para remaja
tidak lagi akan datang ke gereja
hanya disebabkan orangtua menyuruh
mereka melakukannya. Mereka mulai
mengembangkan hubungan pribadi
dengan Yesus Kristus. Sekalipun
kemampuan berpikir para remaja akan
menyebabkan mereka mempertanyakan
apa peranan Allah dan Alkitab di dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi penting
bagi Guru Pendidikan Agama senantiasa
menantang mereka untuk menyediakan
waktu dalam berdoa dan beribadah di
luar kelas dan gereja, sehingga dapat
membangun iman mereka sendiri.
Sasaran kerohanian mereka adalah
menemukan makna dan tujuan hidup
mereka melalui Yesus Kristus.
Tercurahnya Hujan Akhir
iv
Beberapa Keinginan Para Remaja
kemampuan untuk membiarkan mereka mengetahui kelayakan diri mereka.
Para remaja menghormati orangtua dan
orang dewasa lainnya secara konsisiten.
Ketika mereka membuat keputusan
sendiri dan belajar dari kesalahan, hal
itu akan membuat mereka menemukan
jati dirinya sendiri dan apa yang diyakininya. Ketika melakukannya, mereka pun
dapat menjadi setia terhadap keyakinan
dan nilai-nilai kehidupan mereka.
4.
4.
5.
Memahami Tujuan Hidup yang Sesungguhnya
Para remaja ingin mengetahui siapa
sesungguhnya diri mereka. Pada usia
kritis seperti ini, mereka mulai bertanya kepada diri sendiri, “Apakah tujuan
hidup saya?” dan “Apakah maksud dari
semuanya ini?” Seorang remaja perlu
memandang diri sendiri sebagai seseorang yang berbeda dan yang layak
untuk mencapai keberhasilan dari masa
transisi menuju masa dewasa. Keyakinan diri mereka begitu kuat, hingga
merasa perlu membuktikan diri sebagai
seseorang yang berkemampuan untuk itu. Beberapa orangtua tidak ingin
membiarkan anak-anak mereka pergi
seorang diri hingga menjadi berlebihan,
karena merasa kuatir akan adanya ancaman perkembangan diri dari anakanak mereka. Sebagai akibatnya, para
remaja akhirnya memberontak kepada
orangtua. Sebagai Guru Pendidikan
Agama, kita perlu menunjukkan dukungan dan motivasi serta memberikan
nasihat yang membantu mereka. Kita
pun perlu meneguhkan talenta dan
v
Tercurahnya Hujan Akhir
Kemurnian dan Kekudusan
Mungkin karena usia yang masih muda
dan kurang begitu berpengalaman di
dalam dunia yang nyata ini, para remaja
sering kali merasa bahwa mereka dapat mengatasi segala sesuatunya, bila
berusaha dengan cukup keras. “Saya
dapat mengatasinya,” demikianlah pikir
mereka. “Itu boleh saja terjadi kepada
diri mereka, tetapi tidak akan terjadi kepada diri saya!” Di satu sisi adalah positif
memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Bagaimanapun, ketika menghadapi
banyak perncobaan yang sesungguhnya, mereka mungkin belum siap untuk
menghadapi semuanya dengan ‘kepala
dingin’. Sekalipun tidak perlu memberitahukan mereka dengan cerita-cerita
dari banyak orang yang telah gagal untuk tetap murni dan kudus, kita tetap
perlu membiarkan mereka memahami
kenyataan dan kesulitan-kesulitan itu.
Tantanglah mereka untuk berpikir mengenai apa yang penting bagi diri mereka
dan motivasilah agar tetap teguh kepada
apa yang mereka yakini.
Bagaimana Saya Berkomunikasi
Secara Tepat Guna kepada Murid-Murid?
1. Sambutlah setiap murid pada tiap-tiap bagian pelajaran
Sambutan yang bersahabat dan yang ramah menyatakan perhatian yang sepenuhnya.
Ungkapan seperti “bagaimana keadaan kamu?” dapat menyatakan perhatian yang
tulus. Ungkapan seperti “luar biasa bertemu dengan kamu!” dapat mengubah harihari dari seseorang. Sambutan kita hanya memerlukan waktu sekitar 30-40 detik,
tetapi murid-murid akan begitu merasakan bahwa kita benar-benar peduli kepada
mereka.
2.
Kirimlah sebuah kartu/email atauhubungilah melalui telepon untuk mengetahui seseorang sedang melakukan hal apa
Dengan mengatakan, “Saya takjub bagaimana kamu dapat melakukannya”, akan
membuat suatu perbedaan yang menonjol di dalam kehidupan seseorang. Sekalipun
perbuatan ini hanya memerlukan waktu 4-5 menit dan harga yang tidak seberapa dari
selembar kartu, tetapi akan membuat hari-hari para remaja bersemangat kembali.
3.
Undanglah setiap murid ke ru-
mah dalam acara persekutuan
atau kejadian istimewa lainnya
Kenangan terindah kita dari melayani
Tuhan dihasilkan melalui persekutuan
atau kejadian istimewa lainnya.
Setiap persekutuan akan memberikan
suatu kesempatan yang baru untuk
menunjukkan rasa simpati dan empati
kepada seseorang.
4.
Berdoalah bersama dengan mereka
Para remaja perlu mengetahui bahwa para guru ternyata mendoakan mereka
dengan tekun. Sekalipun mereka mungkin begitu sibuk dengan aktivitas belajar,
kita hendaknya senantiasa mengingatkan bahwa berdoa bersama pada saat-saat
tertentu itu merupakan satu-satunya cara untuk memohon hikmat dan kekuatan dari
Allah.
Tercurahnya Hujan Akhir
vi
Membangun Persahabatan Bersama
dengan Murid-Murid
Pada abad 21 ini, hampir
semua remaja berkomunikasi melalui
email setiap harinya. Dengan bantuan
internet, banyak orang menemukan
cara yang luar biasa untuk tetap dapat
berkomunikasi dengan orang-orang
di sekitar mereka yang tidak dapat
berbicara langsung dan dengan orangorang yang tinggalnya berjauhan.
Sebagai
Guru
Pendidikan
Agama, penggunaan email untuk
menjangkau murid-murid merupakan
cara yang indah di dalam membangun
persahabatan.
Sejak mengetahui murid-murid dapat
mengirimkan email yang sedikit lebih
mendalam daripada sekedar katakata sambutan atau pujian, Anda
mungkin dapat ajukan pertanyaan
yang merangsang pikiran murid-murid
mengenai apa yang sedang terjadi di
dunia saat ini, apa yang mereka yakini,
bagaimana hubungan mereka dengan
keluarga atau mungkin mulailah dengan
suatu pertanyaan yang pribadi mengenai
hubungan mereka dengan Allah.
Fakta
menunjukkan
bahwa
murid-murid merasa senang bila
menemukan email di mailbox mereka,
sekalipun Anda dan mereka jarang
berkomunikasi. Setidaknya, pikirkan
vii
Tercurahnya Hujan Akhir
email apa yang dapat memotivasi muridmurid agar mengetahui bahwa mereka
berada di dalam pikiran Anda atau
mengetahui bahwa Anda mengharapkan
mereka berhasil di dalam ujian atau
aktivitas olahraga. Bahkan Anda dapat
membuat hari-hari mereka penuh
semangat dengan memberikan pujian
atau motivasi tertulis di dalamnya.
Untuk menjangkau murid-murid
secara tepat guna melalui email, tulislah
pesan Anda secara singkat (cukup satu
paragraf atau satu kalimat). Hidup di
dalam masyarakat yang serba cepat
ini, tidak banyak dari antara kita yang
ingin memeriksa sebuah email yang
panjang isinya. Begitu pula penting
untuk menjawab pesan dalam waktu 1-2
hari. Murid-murid mencari Anda untuk
memperoleh dukungan dan bimbingan.
Anda
akan
segera
kehilangan
kepercayaan dari mereka, bila tidak ada
balasan dari Anda selama satu minggu
ke depan.
Tetap usahakan menggunakan
nada kalimat yang ramah di dalam
menulis email Anda. Biarkan mereka
mengetahui bahwa Anda selalu berada
di dekat mereka, terutama ketika salah
seorang murid sedang sakit jasmani
atau lemah rohani. Kutiplah sebagian
ayat Alkitab dan gunakan humor
secara bebas. Para remaja tidak akan
menanggapi secara positif kepada guruguru yang selalu menyalahkan. Tetaplah
berada di sana dan jadilah teladan.
Email adalah alat komunikasi
yang luar biasa dengan murid-murid.
Kiranya Allah meneguhkan iman muridmurid dan menanamkan pemahaman
akan firman-Nya kepada mereka.
Bagaimana Membuat Murid-Murid
Tetap Termotivasi dan Tertarik?
Kamu dapat menggunakan...
1. Permainan
2. Video klip
3. Diskusi untuk menemukan solusi
atau gagasan lainnya
4. Poster
5. Pertanyaan yang menarik atau
topik-topik yang hangat
6. Kesaksian atau pujian yang
menyentuh hati
7. Saat-saat perenungan untuk
mengintrospeksi diri
8. Kesetiaan dan kerajinan
Ketika membawakan pelajaran,
kamu dapat menggunakan...
1. Suatu gaya dari seorang guru ketika mengajar murid-murid
2. Suatu penggalian Alkitab yang mendalam
3. Suatu tulisan singkat yang menarik perhatian murid-murid
4. suatu film yang bermakna dalam dan yang berkaitan dengan topik pelajaran
Guru dapat menguji pemahaman murid-murid dengan...
1. Meminta murid-murid untuk berbagi apa yang mereka telah pelajari
2. Menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pemahaman Alkitab
3. Meminta murid-murid untuk menemukan moral yang baik selama pelajaran
4. Menanyakan siapa tokoh yang murid-murid ingin jadikan bagian dari kehidupan
mereka
5. Meminta murid-murid untuk menerapkan pemahaman Alkitab di dalam kehidupan sehari-hari
Tercurahnya Hujan Akhir
viii
Lomba Ayat Hafalan
Apakah Anda mengetahui bahwa
dengan
bersama-sama
menghafal
Ayat Hafalan di dalam kelas, dapat
memberikan saat yang paling baik dalam
mengajarkan firman Allah? Kebanyakan
orang beranggapan bahwa murid-murid
kelas Remaja telah mengetahui banyak
mengenai ayat-ayat dalam Alkitab.
Bagaimanapun, anggapan itu tidaklah
benar. Oleh karena itu, kita sebagai
Guru Pendidikan Agama haruslah
lebih menekankan bagian pelajaran
ini daripada yang lainnya. Mengapa?
Karena dengan mengingat ayat Alkitab
dapat membantu murid-murid bertahan
menghadapi
pencobaan
dan
membangun iman yang lebih teguh.
Pastikan bahwa ini merupakan
hal yang melibatkan para guru dan
murid. Tantanglah murid-murid untuk
dapat mengingat Ayat Hafalan bersama
dengan Anda setiap minggunya. Adalah
gagasan yang positif, bila Anda dan
murid-murid dapat mengucapkan ketiga
belas Ayat Hafalan pada akhir kwartal.
Ini merupakan cara yang luar biasa
untuk memotivasi Anda dan muridmurid. Mungkin Anda dapat menantang
murid-murid dengan sebuah lomba.
Buatlah lomba itu sebagai tantangan
yang nyata dan lihatlah siapa yang
dapat mengucapkan Ayat Hafalan paling
banyak pada perlombaan itu. Anda
dapat memberikan apapun macam
penghargaan kepada murid-murid yang
menang.
Karena perlu mengulang Ayat
Hafalan dari minggu ke minggu, Anda
dapat menghabiskan waktu lebih
banyak
untuk
membicarakannya
bersama murid-murid. Biarkan firman
Allah itu mempengaruhi kehidupan
ix
Tercurahnya Hujan Akhir
pribadi murid-murid dan menjadi
bagian dari kehidupan mereka. Setelah
suatu periode waktu tertentu, Anda
pasti akan melihat kehidupan muridmurid bertumbuh seperti yang Allah
kehendaki. Intinya adalah bila muridmurid mendapati Anda sedang serius
dalam menghafal Ayat Alkitab, mereka
pun akan melihatnya sebagai suatu
cara yang penting untuk bertumbuh
lebih menyerupai Yesus Kristus.
Kiranya Allah senantiasa meneguhkan
semangat pelayanan kita kepada muridmurid.
Bacaan Kitab untuk Minggu ini
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kisah Para Rasul 1-5
Kisah Para Rasul 6-10
Kisah Para Rasul 11-15
Kisah Para Rasul 16-20
Kisah Para Rasul 21-26
Kisah Para Rasul 27-Roma
3
7.
Roma 4-8
8. Roma 9-13
9.
Roma 14-1 Korintus 2
10. 1 Korintus 3-7
11. 1 Korintus 8-12
12. 1 Korintus 13-16
Ayat Hafalan untuk
Bulan Juli, Agustus dan September
1.
“Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah
berfirman: ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!’, Ia juga yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan
tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” (2 Kor. 4:5-6)
2.
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah
apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.” (2 Tim. 4:2)
3.
“Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan
cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.”
(Mat. 24:27)
4.
“Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu dan keduanya turun
ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu dan Filipus membaptis dia.”
(Kis. 8:38)
5.
“Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran
kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (Tit. 3:5)
6.
“Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena
mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya
menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.”
(Kis. 8:16-17)
7.
“Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa
nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh dan berkata-katalah seorang
kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani.
Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” (Ef. 5:18-19)
8.
“Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati
hukum-hukum Allah.” (1 Kor. 7:19)
9.
“Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari
itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
(Kej. 2:3)
Tercurahnya Hujan Akhir
x
Ayat Hafalan untuk
Bulan Juli, Agustus dan September
10. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak
Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.“
(Yoh. 6:53)
11. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia.” (Yoh. 6:56)
12. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,
maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh. 13:14)
xi
Tercurahnya Hujan Akhir
Halaman Kosong
Tercurahnya Hujan Akhir
xii
Sejarah Gereja Yesus Sejati
Sasaran
Pada bagian pertama dari
buku ini, kita akan mempelajari
mengenai sejarah Gereja
Yesus Sejati selama 80 tahun.
Dimulai dengan pendirian
Gereja Yesus Sejati, kita akan
memberikan tiga pelajaran untuk
mempelajari perkembangan
gereja di Asia dan di bagian
dunia lainnya. Tidak seperti
Buku Pegangan kelas Tunas
Muda, pelajaran-pelajaran ini
akan menekankan pada latar
belakang beberapa kejadian
saat Roh Kudus mendirikan
gereja kita. Oleh karena itu, akan
ada berbagai acuan mengenai
latar belakang kejadian seperti
permulaan gerakan Pentakosta,
Perang Dunia I dan II serta
kecenderungan perpindahan
ke negara lain. Tujuan dari
pelajaran-pelajaran ini adalah
untuk memberikan murid-murid
suatu sentuhan kronologi yang
lebih baik mengenai sejarah
gereja kita, sambil meneguhkan
iman mereka dalam kuasa dan
pekerjaan Roh Kudus di Gereja
Yesus Sejati.
Bagian # 1
Renungan Bagi Para Guru
Ketika menyiapkan pelajaranpelajaran berikut, kita akan
menemukan bahwa Roh Kudus
merupakan salah satu karakter
yang konsisten di dalam
sejarah dan perkembangan
gereja kita. Oleh karena itu,
kita tidak dapat mengajarkan
sejarah gereja tanpa kembali
kepada Roh Kudus. Selain
memohon kepenuhan dan
pimpinan Roh Kudus, kita pun
harus membagikan semua
pengalaman rohani yang ada.
Pastikan kita telah menyaksikan
kuasa Roh Kudus terhadap
beberapa hal dalam perjalanan
iman pribadi. Hal apa sajakah
itu? Apakah yang kita pelajari
dari hal-hal itu? Bagaimana
hal-hal itu mempengaruhi
kita? Sebagai saudarasaudari yang lebih tua, kita
dapat mengumpulkan semua
kesaksian yang berharga itu
sebagai warisan yang akan
dilanjutkan kepada angkatan
yang lebih muda. Kumpulkan
dan bagikan mutiara-mutiara
rohani ini akan mengingatkan
kita mengenai kuasa dan
kemurahan Allah sambil
meneguhkan iman sendiri.
Sumber Air
“Sebaliknya air yang akan
Kuberikan kepadanya,
akan menjadi mata air
di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar
sampai kepada hidup yang kekal.”
(Yohanes 4:14b)
xiii
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
1
Sejarah Gereja Yesus Sejati (1)
Pendirian Gereja
Bacaan Kitab
Mat. 3; Mrk. 1; Kis. 2; 1 Kor. 9:27; Yak. 5:17-18; Kej. 2:8; 3:24; 9:26-27;
Yes. 24:15; 61:4; Yeh. 43:1-2, 47:1; Mat. 24:27; Luk. 1:78-79; Why. 7:2-3
Sasaran Pelajaran
1. Memahami latar belakang munculnya Gereja Yesus Sejati
2. Agar murid-murid memahami bahwa gereja kita didirikan oleh Allah
pada zaman akhir
3. Menekankan pentingnya kerendahan hati ketika melayani Allah
Ayat Alkitab
“Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab
Allah yang telah berfirman: ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!’, Ia juga
yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh
terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah
Kristus.” (2 Kor. 4:5-6)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kisah Para Rasul 1-5
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Murid-murid di kelas Remaja akan mempelajari sejarah Gereja Yesus Sejati
(bahan referensi lainnya mengenai sejarah Gereja Yesus Sejati terdapat pula dalam
Buku Pegangan Guru kelas Tunas Muda Tahun 2 Buku 1 dengan judul ‘Bejana
Allah’ pada Pelajaran ke 11). Sebagai pelatihan dan pengulangan kembali, tanyakan
apakah yang mereka ingat dari pelajaran-pelajaran sebelumnya mengenai sejarah
gereja. Apakah mereka mengetahui kapan dan di mana gereja mula-mula didirikan?
Siapakah para pekerja pentingnya? Apakah yang terjadi dengan diri mereka? Apakah
gerakan kekristenan yang mendahuluinya dan yang memimpin asal mula gereja kita?
Bagaimana hal itu dimulai?
Tercurahnya Hujan Akhir
1
Pemahaman Alkitab
Sejarah Awal Gereja Yesus Sejati
Gereja Yesus Sejati berkembang dari timur dan tidak termasuk denominasi
manapun. Gereja kita merupakan kebangkitan kembali dari gereja para rasul yang
didirikan bukan oleh kehendak manusia, tetapi oleh kehendak Allah. Sejarah gereja
kita dapat terbagi menjadi empat periode: Gerakan Pentakosta, gerakan Pentakosta
di Cina, kelahiran gereja sejati dan masa awal gereja. Informasi berikut didapati dari
terbitan tahunan ‘30 Years of Preaching in Taiwan’ (‘30 Tahun Pemberitaan Injil di
Taiwan’) pada halaman 1-3, yang diterbitkan oleh Majelis Pusat Gereja Yesus Sejati
di Taichung, Taiwan, pada tahun 1956.
Catatan untuk guru: Sulit untuk menyusun gambaran yang lengkap dan
yang jelas mengenai asal mula dari gereja kita, karena merupakan sesuatu yang
tidak jelas. Karena penghancuran Majelis Pusat Shanghai pada tahun 1949, banyak
dokumen gereja yang menyangkut gereja kita yang hilang atau musnah. Hanya sedikit
terbitan yang dipinjamkan dari Majelis Pusat Shanghai ke Majelis Pusat Taiwan pada
saat itu yang selamat. Sekarang, dokumen-dokumen itu disimpan di perpustakaan
Majelis Pusat Taiwan di Taichung. Di antara dokumen itu adalah edisi-edisi awal
dari ‘Correctional Church of All Nations Newsletters’ (‘Laporan Berkala dari Gereja
Pengoreksi bagi Seluruh Bangsa’) – nama asli dari Gereja Yesus Sejati dahulu
adalah Gereja Pengoreksi bagi Seluruh Bangsa –, majalah ‘Holy Spirit Times’ terbitan
awal, ‘10th Anniversary Publication’ (‘Terbitan Tahunan ke 10’) yang diterbitkan pada
April 1937 oleh Majelis Pusat Shanghai, ‘30th Anniversary Publication’ (‘Terbitan
Tahunan ke 30’) yang diterbitkan pada Desember 1947 oleh Majelis Pusat Nanjing.
Tetapi, cetakan dari sumber-sumber ini kurang baik atau tidak dapat diandalkan.
Bahkan pada terbitan tahunan ke 10 yang mencatat penyelidikan asal mula gereja
yang paling awal, termasuk berbagai masalah konflik dan pernyataan yang dilebihlebihkan. nama asli dari Gereja Yesus Sejati dahulu adalah Gereja Pengoreksi bagi
Seluruh Bangsa
Saat Majelis Pusat Taiwan mencetak kembali dan mendistribusikan terbitan
tahunan ke 10 dan ke 30 pada tahun 1988 (karena adanya permintaan dari gerejagereja setempat untuk mempelajari lebih banyak mengenai sejarah gereja), maka
ketua Majelis Pusat Taiwan menuliskan dalam kata pengantar bahwa karena ‘asal
mula gereja kita dengan samar-samar, tidak jelas, bahkan sulit untuk diselidiki,
sehingga hanya dapat mengumpulkan ikhtisar mengenai apa yang terjadi sedikit
demi sedikit.’ Ia mengakui mengenai hal-hal yang dilebih-lebihkan sebagai suatu
tahapan kekanak-kanakan selama pertumbuhan gereja dari yang belum dewasa
menjadi dewasa. Yang tercakup dalam pelajaran ini adalah terjemahan yang diambil
mengenai sejarah gereja dari terbitan tahunan ‘30 Tahun Pemberitaan Injil di Taiwan,’
yang diterbitkan oleh Majelis Pusat Taiwan pada tahun 1956. Pelajaran ini dirasakan
tepat bukan hanya karena memberikan pandangan yang ringkas dan luas mengenai
asal mula Gereja Yesus Sejati, tetapi pula karena mewakili pandangan gereja yang
sekarang. Selain itu, tidak seperti bahasan sejarah dalam Buku Pegangan Guru kelas
Tunas Muda Tahun 2 Buku 1 dengan judul ‘Bejana Allah’ pada Pelajaran 11. Dalam
pelajaran ini pun ada disinggung mengenai bagian akhir dari kehidupan Barnabas
Chang. Catatan ini adalah sebagai pengingat akan bahaya yang timbul karena terlalu
mengagungkan para pekerja Allah, akan pentingnya mendoakan para
2
Tercurahnya Hujan Akhir
pemimpin gereja kita dan akan perlunya memiliki kerendahan hati dalam pelayanan.
Selain itu, catatan inipun memuat latar belakang dari Gerakan Pengudusan dan
Pentakosta. Mempelajari sejarah gereja sama seperti mempelajari latar belakang
keluarga kita. Ketika menemukan bagaimana keluarga itu didirikan dan bagaimana
bertumbuh, kita pun sebenarnya sedang mempelajari identitas kita sendiri. Kita
berharap pelajaran ini akan menjadi suatu perjalanan yang menyenangkan dan
bersifat informatif dan agar murid-murid memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai kemurahan Allah dan gereja kita.
A. Gerakan Pentakosta
Kisah Para Rasul disebut pula dengan Kisah Roh Kudus, karena Roh
Kuduslah yang paling aktif menyatakan pekerjaan dan kuasa-Nya pada zaman
para rasul. Tetapi setelah abad pertama, Roh Kudus secara bertahap meninggalkan
gereja dan akhirnya berhenti menyatakan pekerjaan dan kuasa-Nya sama sekali.
Gereja menjadi mati rohani dan duniawi. Di akhir tahun 1800, kematian gereja
memacu sejumlah orang yang benar-benar percaya berkumpul dalam berbagai
kelompok kecil untuk mempelajari Alkitab dan berdoa. Berbahasa Roh dan berbagai
pengalaman rohani lainnya mulai terjadi selama pertemuan itu (sekitar tahun 1900)
di negara-negara bagian Amerika: Kansas, Texas, dan Oklahoma. Karena berbagai
pengalaman rohani itu serupa dengan yang dicatatkan dalam Kisah Para Rasul 2:4,
orang-orang percaya itupun mulai mengadakan pemberitaan Injil sesuai dengan
Iman Rasuli. Dalam waktu singkat, merekapun mendirikan beberapa gereja dan
pusat penginjilan di seluruh Amerika.
Pada tahun 1906, Roh Kudus turun seperti api pada sekelompok kecil orang
percaya dari Gereja Iman Rasuli di Los Angeles, California. Jemaat itu dipenuhi
dengan Roh Kudus dan mulai berbahasa Roh. Ada pula tangisan, tawa dan nyanyian
rohani. Sebagai hasilnya, banyak orang percaya memutuskan untuk pergi mengarungi
samudera menyebarkan berita bahwa Roh Kudus telah turun sekali lagi. Gerejagereja yang lain berusaha untuk menghalanginya dan bereaksi dengan memfitnah,
mencemooh dan menolaknya. Sekalipun demikian, mujizat begitu banyak yang
terjadi hingga banyak pula orang menjadi percaya.
Pada tahun 1910, gereja-gereja Pentakosta mengorganisasikan diri mereka
ke dalam Dewan Umum, Jemaat Allah dan Persekutuan. Dua sekolah teologipun
didirikan di bagian utara dan selatan Amerika Serikat. Sebanyak 3816 orang diutus
ke luar negeri setelah menerima penumpangan tangan. Sementara, 2000 orang lagi
diutus tanpa penumpangan tangan. Mereka pergi ke luar negeri sebagai misionaris
di bawah organisasi-organisasi seperti Misi Iman Rasuli, Jemaat Allah, Gereja
Pentakosta dan Gereja Allah. Kelompok-kelompok ini pun disebut kharismatik.
Sayangnya, ragi memasuki gereja setelah semuanya itu terorganisir, bahkan
bahasa Rohpun dilarang selama kebaktian berlangsung. Setelah bertahun-tahun
lamanya, gereja-gereja Pentakosta menjadi duniawi dan tidak berbeda dengan
gereja-gereja lainnya. Hanya beberapa yang terus berbahasa Roh, memegang
kebenaran dan melakukan mujizat. Sama seperti Yohanes Pembaptis merintis jalan
bagi Yesus Kristus, Gerakan Pentakosta pun mempersiapkan jalan bagi munculnya
Gereja Yesus Sejati.
B. Gerakan Pentakosta di Cina
Gerakan Pentakosta mencapai Cina pada tahun 1907. Pada tahun 1908,
misionaris dari barat bersama dengan orang Cina yang bernama Mo Lizhi mulai
Tercurahnya Hujan Akhir
3
menerbitkan Xianggang Wuxuenjie Zhenlibao (‘Terbitan Berkala Kebenaran
Pentakosta dari Hongkong’). Pada tahun yang sama, Misi Iman Rasuli masuk ke
Shanghai melalui para pendeta seperti Penatua Peterson (Bi Dexin). Pada tahun
1911, Gereja Iman Rasuli didirikan di propinsi Shanxi. ‘Tong Chuan Funyin Genli
Bao’ (‘Terbitan Injil berkala bagi Masyarakat Umum’) pun diterbitkan sebagai sarana
pelayanan literatur. Lalu, gereja-gereja Iman Rasuli seperti Jemaat Allah dan Gereja
Allah didirikan di Beijing. Terbitan-terbitan berkala diterbitkan oleh Mo Lizhi dan
Penatua Peterson (Bi Dexin) yang menekankan pentingnya menerima Roh Kudus,
berbahasa Roh dan kedatangan Yesus Kristus yang kedua, tetapi gereja tidak
mengalami banyak pertumbuhan.
Sama seperti Yohanes Pembaptis membukakan jalan bagi Tuhan (Mat.
3:3,11-12; Kol. 1:25,28), tujuan dari gerakan Pentakosta adalah untuk membukakan
jalan bagi gereja sejati. Oleh karena itu, pilar-pilar awal dari Gereja Yesus Sejati
adalah Lingsheng Chang, Paul Wei dan Barnabas Chang, semuanya bergabung
dengan Iman Rasuli.
Lingsheng Chang membuat perjanjian dengan Gereja Iman Rasuli di Shanghai
pada tahun 1909. Pada saat itu, ia adalah Penatua Gereja Presbyterian di propinsi
Shandong. Saat anak laki-lakinya, Boquan Chang, menerima Roh Kudus di gereja
Iman Rasuli di Shanghai, Chang pun pergi ke sana untuk menerima penumpangan
tangan dan memohon Roh Kudus. Setelah berdoa dua minggu lamanya, ia
kembali ke Shandong untuk memohon Roh Kudus dengan tekun selama dua bulan
berikutnya. Pada 21 Desember 1909, ia menerima Roh Kudus dan berbahasa Roh.
Segera setelah itu, Lingsheng Chang dibaptis di Gereja Iman Rasuli di Sujou. Tahun
berikutnya, ia pergi ke Beijing dan ditahbiskan sebagai Penatua Iman Rasuli oleh
Penatua Peterson dan Penatua Kuei.
Paulus Wei (bernama asli Wei Enpo) bergabung dengan Gereja Iman Rasuli
di Beijing pada tahun 1910. Pada mulanya, Wei adalah seorang pedagang tekstil,
sekaligus jemaat dari Misi London. Suatu saat, ia bertemu dengan seseorang yang
sakit keras yang tidak dapat disembuhkan. Saat Penatua Iman Rasuli Xin Shengmin
menyembuhkannya melalui doa dan penumpangan tangan, ia bergabung dengan
Gereja Iman Rasuli. Sekalipun Paulus Wei menjadi jemaat Iman Rasuli, tetapi
ia belum menerima Roh Kudus melalui pertolongan para pendeta Iman Rasuli.
Sebaliknya, ia menerima Roh Kudus dan berbahasa Roh pada saat kebaktian rumah
tangga di atas toko kainnya di Beijing.
Barnabas Chang, seorang petani dan penyalur barang antik, pun datang
dijamah oleh Iman Rasuli pada tahun 1912, saat Lingsheng Chang datang untuk
memberitakan Injil di desanya – kabupaten Wei – di propinsi Shandong. Setelah
percaya dan bertobat, Barnabas Chang menerima Roh Kudus dan berbahasa
Roh pada tanggal 16 Maret. Pada tahun 1915, Barnabas Chang mulai menerima
pelatihan teologi dari Lingsheng Chang.
C. Lahirnya Gereja Yesus Sejati
Pada tahun 1917, Gereja Yesus Sejati didirikan di Beijing. Pada tahun itu,
Paulus Wei menerima wahyu dari Tuhan mengenai kebenaran untuk meninggalkan
Gereja Iman Rasuli. Ia menjual toko kainnya dan mulai memberitakan Injil dengan
nama Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa, yang kemudian bernama
Gereja Yesus Sejati.
Penyingkatan akhr dari nama Gereja Yesus Sejati berasal dari pimpinan
Allah. Pada mulanya, gereja itu disebut Gereja Yesus. Lalu, diubah menjadi Gereja
Yesus Sejati. Gereja Pengoreksi, Gereja Baru Yesus dan Gereja Sejati Yesus. Itu
4
Tercurahnya Hujan Akhir
tidak terjadi sampai saudara Peter Wang tanpa sengaja menulis kata Sejati pada
spanduk gereja yang menurut Paulus Wei adalah kehendak Allah dengan memberi
nama gereja ‘Gereja Yesus Sejati’.
Nama gereja kita sungguh memiliki makna rohani (lihatlah dalam Buku
Pegangan Guru kelas Tunas Muda Tahun 2 Buku 1 dengan judul ‘Bejana Allah’ pada
Pelajaran 11. Kata ‘Sejati’ mengacu pada Allah, karena hanya Allahlah yang benar.
Kata ‘Yesus’ mengacu pada Kristus, Anak Allah, perwujudan fisik dari Allah. Itu satusatunya nama Allah, yang diberikan demi keselamatan umat manusia. Kata ‘gereja’
mengacu pada sekumpulan orang yang dipilih oleh Allah. Pada tahapan yang paling
sederhana, Gereja Yesus Sejati merupakan suatu pencerminan dari peran Kristus
sebagai perantara antara Allah dan manusia. Pada tahapan kerohanian yang lebih
mendalam, Yesus adalah kepala gereja dan jemaat adalah tubuh-Nya. Sebagai Allah
yang benar, Yesus dan gereja-Nya benarlah pula.
Pada tahun 1918, Lingsheng Chang pergi ke Tienjin, Paul Weilah yang
menumpangkan tangan ke atas kepalanya. Keduanya menjadi rekan sekerja dan
menerbitkan ‘Correctional Church of All Nations Newsletters’ (‘Terbitan Berkala dari
Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa’). Pada tahun 1919, Barnabas Chang
pun menyelesaikan pelatihan teologinya dari Lingsheng Chang. Lingsheng Chang
ditahbiskan sebagai seorang penatua dan bergabung dalam pekerjaan pemberitaan
Injil.
Adalah penting untuk dicatat bahwa para pekerja mula-mula seperti Lingsheng
Chang, Paulus Wei dan Barnabas Chang bukanlah para pendiri dari Gereja Yesus
Sejati. Pendiri yang sesungguhnya dan batu penjuru dari Gereja Yesus Sejati adalah
Tuhan kita, Yesus Kristus. Para pekerja mula-mula hanyalah merupakan bejana yang
dipakai Tuhan untuk mendirikan dasar bagi Gereja Yesus Sejati (1 Kor. 3:6-7).
D. Masa Awal Gereja Yesus Sejati
Gereja Yesus Sejati berkembang dengan pesat setelah pendiriannya. Setelah
kematian Paulus Wei pada tahun 1919, Ye Kexin (dikenal pula dengan Liang Babilun)
dan Isaac Wei (anak laki-laki dari Paulus Wei melanjutkan penginjilan dan mendirikan
gereja-gereja di Cina bagian utara).
Sementara itu, Lingsheng Chang dan Barnabas Chang memberitakan Injil di
Cina bagian selatan. Lingsheng Chang memberitakan Injil di Nanjing dan Changsha
sebelum pensiun dan pulang ke kampung halamannya untuk melayani gereja.
Barnabas Chang pergi ke selatan untuk mendirikan gereja-gereja dan menginjili
orang-orang yang ditemuinya di jalan. Sebagai hasilnya, Jemaat Advent Hari Ketujuh,
Thomas Kuo dan Silas Lin, menjadi percaya dan mulai menginjil serta mendirikan
gereja-gereja. Bersama-sama Kuo, Lin dan Chang memberitakan Injil di Xiamen dan
Zhangzhou, saat mereka membuat beberapa orang Taiwan Presbyterian bertobat
pada tahun 1925. Ini membuka pintu pemberitaan Injil ke Taiwan, yang kelak mereka
kunjungi pada tahun 1926 untuk mendirikan gereja di sana.
Pada tahun itu pula, gereja mulai berkembang dalam hal organisasi. Pada
bulan April, gereja mengadakan pelatihan teologi 3 bulan pertamanya di Nanjing.
Melalui rapat jemaat yang ketiga di bulan Juli, para pengurus Gereja Yesus Sejati
dibentuk. Pertama, Empat puluh Anggaran Rumah Tangga dari Gereja Yesus Sejati
disampaikan. Kedua, keputusan dibuat untuk mendirikan Kantor Pusat Gereja
di Nanjing, untuk memusatkan seluruh gereja yang ada di dalam dan di luar Cina
(Pada masa-masa awal, badan pengurus utama gereja disebut Kantor Pusat, sesuai
dengan gaya militer. Pada tahun 1945, istilah Kantor Pusat Gereja diganti menjadi
Majelis Pusat saat dipindahkan ke Changqing selama Perang Sipil Orang Cina).
Tercurahnya Hujan Akhir
5
Ketiga, majalah ‘Holy Spirit Times’ dijadikan sebagai terbitan berkala resmi dari
Kantor Pusat Gereja. Kantor Pusat Gereja dibagi menjadi lima departemen dengan
tujuh anggota dewan pengurus gereja. Berbagai persoalan gereja setempat
dikelompokkan ke dalam tiga bagian dengan tiga anggota dewan pengurus gereja.
Rapat-rapat jemaat direncanakan tiga tahun sekali, sementara rapat-rapat gereja
diadakan setiap tahun. Setelah Kantor Pusat Gereja didirikan, semua doktrin hanya
disampaikan setelah dipertimbangkan secara matang.
Sayangnya, pertumbuhan gereja dihalangi oleh jatuhnya salah seorang
pekerja kudus yang paling giat, yaitu Barnabas Chang. Setelah Kantor Pusat Gereja
dipindahkan ke Shanghai pada bulan September 1927, Barnabas Chang ditunjuk
untuk membantu pekerjaan kudus luar negeri di Asia Tenggara. Karena tidak ada
dokumen resmi mengenai asal mula Gereja, maka ia mulai menyatakan dirinya
sendiri sebagai pendiri gereja. Oleh karena itu, Kantor Pusat Gereja memutuskan
untuk mengevaluasi asal mula Gereja Yesus Sejati pada rapat jemaat kelima. Karena
tidak senang dengan keputusan itu, maka Barnabas Chang mendirikan Kantor
Pusat Gerejanya sendiri di Hongkong pada suatu perjalanan ke Asia Tenggara. Ia
menyebutnya Gereja Yesus Sejati orang Cina, sekaligus mentahbiskan dirinya sendiri
sebagai Uskup. Ia pun membuat ‘Horn Call Newsletter/Jiaosheng Bao’ (‘Terbitan
Berkala Tiupan Sangkakala’) dan mulai mengganggu pekerjaan kudus dari Gereja
Yesus Sejati. Sekailpun ada beberapa kali peringatan dari Kantor Pusat Gereja,
tetapi Barnabas Chang tidak berbalik dan ia dikucilkan pada waktu rapat jemaat ke
6 pada tahun 1930.
Melihat pentingnya kejelasan mengenai asal mula gereja, maka dua
sejarahwan gereja diutus ke bagian utara untuk menyelidiki sejarah Gereja Yesus
Sejati. Melalui penyelidikan mereka, dikonfirmasikan bahwa Barnabas Chang
bukanlah pekerja mula-mula Gereja Yesus Sejati.
Kebingungan atas asal mula gereja memotivasi para peserta rapat jemaat ke-6
menyatukan gereja-gereja di bagian utara dan selatan untuk mencegah terjadinya
kekacauan. Sebagai hasilnya, gereja-gereja secara resmi disatukan dalam sebuah
pertemuan di Shanghai pada bulan April 1931 (Gal. 3; 1 Kor. 10:17; Ef. 4:4). Pula
diputuskan bahwa Pengoreksi Gereja bagi Seluruh Bangsa akan dihilangkan dari
nama gereja. Sebaliknya, gereja akan disebut Gereja Yesus Sejati, seperti yang
ditetapkan oleh Kantor Pusat Gereja di Shanghai.
Seperti yang dinubuatkan Alkitab, Gereja Yesus Sejati muncul dari timur dan
menyebar ke barat. Gereja ini muncul sebagai kebangkitan kembali gereja para rasul,
melalui berkat dari Roh Kudus dan amanat untuk memberitakan kebenaran kepada
segala bangsa (Yeh. 4:35-38; Why. 7:2; 14:14-16; Yer. 51:6,45). Tetapi, sejarah
mengenai asal mula gereja kita mengajarkan bahwa orang-orang yang menerima
kebenaranpun dapat jatuh. Hanya ketika berjaga-jaga dan rendah hati, maka kita
dapat berlomba dalam pertandingan yang baik dan bertahan akhir.
E. Catatan Tambahan mengenai Aliran Pentakosta
Gerakan Pengudusan muncul di Amerika Serikat pada pertengahan tahun
1800 sebagai reaksi dari berkurangnya disiplin gereja Methodis. Dengan dipimpin
oleh John Wesley, yang mengajarkan mengenai ‘pengudusan menyeluruh dan
kesempurnaan Kristiani’, para pengikut gerakan ini meyakini bahwa keselamatan
terjadi dalam dua tahapan: Menerima anugerah Allah dan pengudusan melalui
standar-standar kekudusan dari kehidupan pribadi. Ajaran-ajaran kekudusan pun
memotivasi terjadinya Gerakan Keswick di Danau Distrik di Inggris pada tahun 1875.
Gerakan Keswick muncul dari ‘Konvensi Perkenalan Penerapaan Kekudusan’
6
Tercurahnya Hujan Akhir
dan membantu mempersiapkan jalan bagi aliran Pentakosta. Beberapa ajaran yang
penting adalah pada keselamatan yang instan, baptisan Roh Kudus, kesembuhan
ilahi dan kedatangan Kristus yang kedua kali.
Setelah tahun 1890, gerakan Kekudusan menyebar dari Methodis ke gerejagereja independen lainnya. Salah satu dari gereja itu dipimpin oleh Benjamin Harding
Irwin (tahun 1854), yang memberitakan ‘anugerah ketiga dari Allah’ yaitu baptisan
Api dari Roh Kudus. Charles Fox Parham (tahun 1873-1929) menggunakannya
selangkah lebih maju dan memberitakan doktrin bahasa Roh sebagai bukti pertama
dari baptisan api. Menurut dugaan, teori Parham ditetapkan pada tahun 1901, saat
para siswa di Sekolah Alkitab Betelnya di Topeka, Kansas, berbahasa Roh setelah
berdoa sesuai dengan Kisah Para Rasul 2. Lalu, Parham mendirikan Gerakan Iman
Rasuli di Baxter Springs, Kansas dan memulai gerakan Pentakosta.
Tetapi, aliran Pentakosta tidak menjadi terkenal hingga tahun 1906, saat
William J. Seymour, seorang pendeta Kekudusan Afrika-Amerika dipanggil untuk
memimpin sebuah gereja di Los Angeles, California. Jemaat terkejut menemukan
bahwa pelatihan terakhir yang diperoleh Seymour dari Charles Parham dan ia
sendiri memberitakan pesan mengenai berbahasa Roh. Kontroversi dari pesan itu
menyebabkan Seymour dikeluarkan dari gereja.
Sebagai ganti dari kembali ke Kansas, Seymour tinggal untuk memimpin
Pemahaman Alkitab di rumah Edward S. Lee. Pada suatu hari Senin di bulan April
1906, Lee memberitahukan Seymour bahwa ia memiliki visi yang ditunjukkan oleh
para rasul mengenai bagaimana berbahasa Roh itu. Kedua orang itu berdoa bersama
dan Lee langsung mulai berbahasa Roh.
Setelah itu, mereka menyewa suatu tempat di Jalan Azusa nomor 312 dan
mulai memberitakan pesan dari glossolalia atau bahasa Roh. Banyak orang datang
untuk berdoa dan menerima karunia bahasa Roh. Keadaan begitu emosional.
Banyak orang berteriak, memohon Roh Kudus, bernyanyi dalam bahasa Roh dan
mengucapkan khotbah-khotbah secara sporadis. Bagaimanapun, mereka ‘jatuh
rebah’ (merupakan tanda-tanda orang yang kerasukan roh Iblis seperti yang kita
ketahui sekarang). Itu seperti yang baru-baru ini terjadi saat Los Angeles Times
mengutus seorang reporter untuk menuliskan kisah itu.
Kebangkitan kembali di Jalan Azusa menarik orang-orang percaya dari seluruh
negeri. Sebagai haslnya, banyak misi, gereja dan sekolah Alkitab Pentakosta yang
didirikan. Banyak yang mempersembahkan diri mereka sebagai misionaris-misionaris
luar negeri dan pergi ke berbagai negara seperti Inggris, Norwegia, Swedia, Rusia,
Filipina, Jepang, Mesir dan Liberia untuk memberitakan Roh Kudus. Beberapa dari
antara mereka pun pergi ke Cina, saat para pekerja awal dari Gereja Yesus Sejati
bertobat menjadi Kristen.
Pada mulanya, Pentakosta diserang oleh berbagai aliran gereja, karena
pengajaran mereka yang radikal dan ibadahnya yang berisik. Sekalipun demikian,
Gerakan Pentakosta meruntuhkan semuanya dengan berlalunya waktu. Saat Gereja
Pentakosta terorganisasi, para jemaat mulai kehilangan fokus terhadap Roh Kudus
dan melarang bahasa Roh diperlihatkan di hadapan umum. Pergolakan kekuasaan,
diskriminasi rasial dan perbedaan ideologi pun memecahkan Pentakosta menjadi
banyak kelompok kecil. Yang menarik, salah satu pecahan Gereja Pentakosta yang
besar meninggalkan kontroversi ‘keesaan’ atau “ketunggalan Yesus’, yang dimulai
di Los Angeles pada tahun 1911. Gerakan itu dipimpin oleh Glen Code dan Frank
Ewart yang menolak pandangan Trinitas dan menyatakan bahwa pada saat yang
bersamaan bahwa Yesus Kristus adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus serta satusatunya cara baptisan yang alkitabiah adalah dilakukan dalam nama Yesus dan
disertai dengan glossolalia (bahasa roh).
Tercurahnya Hujan Akhir
7
Dari kontroversi ‘keesaan’ dan bukti berbahasa Roh, kita dapat melihat bahwa
Roh Kudus bekerja melalui dan mengilhami Gerakan Pentakosta. Tanpa gerakan
Roh Kudus, banyak orang tidak akan termotivasi untuk meninggalkan negeri asal
mereka dan pergi beramai-ramai ke luar negeri untuk memberitakan Injil kepada
dunia. Sekalipun gereja Pentakosta dianugerahi dengan Roh Kudus, tetapi gereja
itu tidak dianugerahi akan pengetahuan Kebenaran yang sempurna. Melalui catatancatatan seperti Kebangkitan Jalan Azusa, kita dapat melihat bahwa itu merupakan
sebuah gereja yang berdasarkan kesungguhan dan pengalaman-pengalaman
rohani. Berbagai catatan mengenai orang-orang yang ‘jatuh rebah’ pada Kebangkitan
Jalan Azusa pun menunjukkan bahwa mereka tidak dianugerahi kemampuan untuk
membedakan roh. Mempelajari timbulnya gerakan Pentakosta membuat kita lebih
memperhatikan bahwa gereja Pentakosta didirikan untuk mempersiapkan jalan bagi
gereja sejati.
Catatan diambil dari:
(pp. 516-518, Evangelical Dictionary of Theology, Ed. Elwell, Water, Baker Book Houses,
Michigan, 1984)
(p. 407, Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements, Ed. Burgess & McGee,
Zondervan Publishing House, Michigan, U.S.A., 1996)
Menguji Pemahaman
1. Jelaskan kaitan antara Gerakan Pengudusan dan Gerakan Pentakosta
2. Bagaimana Gerakan Pentakosta berkaitan dengan Gereja Yesus Sejati?
3. Kapankah Gereja Yesus Sejati didirikan dan di manakah asalnya? Siapakah
para pekerja awalnya?
4. Di manakah Paulus Wei dan Lingsheng Chang menerima Roh Kudus? Mengapa
penting bahwa mereka tidak menerima Roh Kudus di Misi Iman Rasuli?
5. Apakah makna rohani dari nama Gereja Yesus Sejati?
Penerapan Kehidupan
Para Pekerja Kudus Awal
Tujuan: Membantu murid-murid memahami manfaat tradisi dan peringatan sejarah
awal dari Gereja Yesus Sejati.
Bacakan kesaksian-kesaksian dari ketiga pekerja awal dan diskusikan
beberapa pertanyaan berikut:
1. Contoh-contoh positif dari kehidupan mereka – apakah yang kalian akan
teladani?
8
Tercurahnya Hujan Akhir
2. Contoh-contoh negatif dari kehidupan mereka – apakah yang kalian akan
hindari?
3. Apakah hal terpenting yang kita dapat pelajari dari pelayanan mereka?
4. Apakah yang dapat dipelajari dari asal mula gereja kita?
Chang Lingsheng
Chang Lingsheng, mulanya bernama Bin, berasal dari Propinsi Shandong. Pada
tahun 1900, Bin bertobat di Gereja Presbyterian. Ia telah menjadi seorang diaken
selama tiga tahun di gereja itu saat anak laki-lakinya yang sulung menerima baptisan
roh pada tahun 1909. Kejadian itu menggerakkan Bin untuk pergi ke Shanghai
pada tanggal 12 November 1909, untuk mencari Roh Kudus di Gereja Iman Rasuli.
Sekalipun berdoa selama 20 hari dan para pendeta dari Gereja Iman Rasuli telah
menumpangkan tangan ke atas kepalanya, tetapi iapun belum menerima Roh
Kudus.
Pada tanggal 30 Januari 1910, Bin menerima Roh Kudus di rumahnya sendiri.
Dengan gerakan dari Roh Kudus, ia mengganti namanya menjadi Ling sheng, yang
berarti ‘lahir dari roh’. Pada tahun yang sama, ia pergi ke Sujou dan dibaptis di sebuah
danau oleh Gereja Iman Rasuli. Pada tahun 1914, Chang Lingsheng ditahbiskan
sebagai seorang penatua dari Gereja Iman Rasuli.
Pada tahun 1918, Chang Lingsheng pergi ke Gereja Yesus Sejati di Tienjin,
saat itu ia bertemu dengan Paul Wei dan menerima kuasa untuk mengoreksi. Lalu,
Chang Lingsheng kembali ke kampung halamannya dan menginjili Barnabas Chang.
Pada bulan Februari 1919, Chang Lingsheng dan Barnabas Chang membaptis 30
orang di desa Tang, kira-kira 160 km dari kabupaten Wei di Shandong. Sebelum
baptisan, Chang Lingsheng dan Barnabas Chang saling membaptis dengan
muka menunduk. Sebulan kemudian, Paul Wei mengunjungi kabupaten Wei dan
menerbitkan edisi kedua dari Terbitan Berkala dari Gereja yang memperbaiki iman
segala bangsa (‘Correctional Church of All Nations’) bersama Chang Lingsheng.
Pada bulan September 1919, Chang Lingsheng pergi ke Beijing untuk ketiga
kalinya dan bergabung dengan Gereja Yesus Sejati. Ia mengganti namanya menjadi
Ye Peter Lingsheng dan mulai memberitakan Injil kepada Gereja Yesus Sejati –
Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa. Ia memberi kesaksian atas nama
Paul Wei.
Di akhir bulan Oktober, Lingsheng ikut dalam bidang editor bagi terbitan
berkala di Beijing. Pada tanggal 29 Oktober, singkatnya sebelum kematian Paul Wei,
Lingsheng ditahbiskan sebagai seorang pengemban dari Gereja yang memperbaiki
iman segala bangsa. Saat Paul Wei hampir meninggal, Chang Lingsheng berada
di sisinya. Ia dan Ye Kexin menerima berkat dari Paul Wei dan menerima tanggung
jawab sebagai seorang pengawas dari Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa.
Setelah itu, Chang Lingsheng kembali ke Shandong untuk mengurus gereja.
Barnabas Chang
Pada mulanya, Barnabas Chang bernama Dienju; ia berasal dari Kabupaten Wei,
Propinsi Shandong. Ia adalah seorang petani dan penyalur barang antik. Pada tahun
1911, Chang Lingsheng datang untuk memberitakan Injil di desanya. Istri Dienju
segera menjadi percaya, bertobat dan memohon karunia rohani. Bagaimanapun,
Dienju tidak segera menerima Injil.
Pada tanggal 14 April 1911, Dienju sedang berada di padang gurun saat ia
mendengar suara dari surga, “Keselamatan pada akhir zaman akan datang dari
sebelah timur dan menyebar ke barat.” Dengan segera, ia berlutut berdoa dan
menerima Roh Kudus. Setelah pengalaman ini, ia menerima baptisan percik dari
Tercurahnya Hujan Akhir
9
Gereja Presbyterian. Lalu, ia menerima pelatihan Alkitab dari Chang Lingsheng
selama 3-4 tahun setelah beralih ke Gereja Yesus Sejati. Chang Lingsheng
memberitahukan bahwa Paul Wei di Beijing telah melihat Allah dan terdapat sangat
banyak terbitan berkala yang menakjubkan. Mendengar hal itu, Dienju menjadi
percaya dan tergerak. Ia mulai memberitakan Injil kepada Gereja Yesus Sejati –
Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa, menganjurkan gaya hidup bersekutu
dan mengarahkan pikirannya untuk membantu Paul Wei. Pada musim semi tahun
1919, saat Paul Wei mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani selama dua hari
di desa Dienju (Xizhuangtou), ia ditahbiskan sebagai penatua dan diberikan nama
Barnabas.
Barnabas berketetapan untuk mempersembahkan hidupnya untuk
memberitakan Injil. Ia membuat panji empat sisi untuk Gereja Yesus Sejati –
Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa dan mengganti namanya menjadi
Ye Barnabas Shensheng (‘lahir dari Allah’) serta memberitakan bahwa Yesus akan
datang kembali untuk menghakimi dunia dalam dua tahun mendatang. Setelah Paul
Wei meninggal, Barnabas memberitakan Injil di Nanjing bersama dengan Ye Babylon
dan Ye Stephen.
Pada bulan Agustus 1919, Barnabas mendapat penglihatan bahwa Paul Wei
diangkat ke surga. Pada bulan Oktober 1920, Chang membantu gereja di Changsha.
Pada tahun 1923 dan 1925, ia bekerja di China selatan dan mendirikan beberapa
gereja di Fuzhou dan Wenzhou. Lalu pada tahun 1926, ia pergi ke Taiwan untuk
membantu beberapa gereja di sana. Ia pun dipilih untuk menjadi kepala Bagian
Umum saat Kantor Pusat Gereja didirikan di Nanjing. Lalu, Kantor Pusat Gereja
mengutusnya ke berbagai gereja di Asia Tenggara. Sekembalinya dari Rapat Jemaat
keempat, ia terpilih lagi menjadi kepala Bagian Umum. Setelah itu, ia diutus untuk
membantu beberapa gereja di Guangzhou. Pada bulan September 1929, ia terpilih
sebagai Dewan Pengurus Jemaat pada Rapat Jemaat kelima. Tetapi, pada bulan
Oktober, ia menentang peraturan-peraturan gereja dengan mendirikan Majelis Pusat
di Hongkong.
Paul Wei
Pada mulanya, Paul Wei, bernama Enpo, seorang pedagang tekstil di Propinsi Hebei.
Pada tahun 1902, keluarga Paul yang terdiri dari empat orang, pindah ke Beijing dan
membuka toko kain. Di sana, keluarga itu bergabung dengan Misi London pada
tahun 1904.
Pada bulan Mei 1916, Enpo sakit keras. Selama 3 bulan, ia diobati oleh para
dokter tanpa adanya tanda-tanda kesembuhan. Ia dibawa ke Gereja Iman Rasuli
pada tanggal 18 Agustus 1916. Setelah beberapa hari lamanya didoakan dan
ditumpangi tangan, ia menjadi sembuh. Ini menyebabkan Enpo bergabung dengan
Misi Iman Rasuli dan mempelajari Alkitab di bawah bimbingan Penatua Peterson.
Singkatnya, setelah itu Enpo menerima Roh Kudus saat ia sedang berdoa dan
mempelajari Alkitab di rumahnya sendiri.
Enpo menerima banyak karunia rohani dari Tuhan. Pada bulan Maret 1917,
ia sekali lagi mengalami kuasa penyembuhan melalui doa sebagai perantara untuk
sakit putrinya yang parah. Suatu hari, ia melihat Iblis sedang memimpin banyak
pengikutnya. Para pengikut Iblis mundur saat Enpo mengusir mereka dalam nama
Tuhan Yesus Kristus. Sejak itu, Enpo menerima karunia untuk menyembuhkan dan
mengusir setan.
Pada tanggal 3 April 1917, Allah berbicara kepada Enpo, “Kamu akan berpuasa
selama 39 hari, tetapi tidak akan mati kelaparan.” Maka iapun berpuasa selama 39
hari, selama itu ia berdoa, menulis dan memberitakan Injil, bahkan hanya
10
Tercurahnya Hujan Akhir
tidur tiga jam sehari. Saat sedang berdoa pada tanggal 8 April, sebuah suara dari
langit berkata kepadanya, “Kamu harus menerima baptisan Yesus!” Oleh karena
itu, Enpo dipimpin oleh Roh Kudus pergi ke Sungai Pintu Merah di luar Gerbang
Yongding di Beijing. Ia dipimpin untuk berlutut di air dan berdoa. Lalu, sebuah suara
lagi berkata kepadanya, “Wajahmu haruslah menunduk untuk menerima baptisan
itu.” Enpo taat dan merasa tubuh dan rohnya bersih. Saat mengangkat kepalanya
dari dalam air, ia melihat Tuhan menampakkan diri kepadanya. Saat ia meninggalkan
pantai dan masuk ke hutan, Tuhan menampakkan diri sekali lagi kepadanya. Dengan
pimpinan Tuhan, namanya diganti menjadi Paul dan ia mulai mengoreksi ajaranajaran yang tidak alkitabiah dari berbagai denominasi kekristenan lainnya.
Roh Kudus menyatakan kepada Paul Wei mengenai nama Gereja Yesus
Sejati dan beberapa pengajaran yang keliru. Paul Wei mendapat banyak penglihatan,
melakukan banyak mujizat dan memberitakan Injil dengan giat. Lalu, ia mengganti
nama keluarganya menjadi Ye (suku kata pertama dari Yesus, yang kedengarannya
seperti ‘ye-fu’ dalam bahasa China) dan menjadi Pengawas Ye Paul Lingsheng.
Istrinya, Ye Maria Love, pun merupakan seorang pengawas. Paul Wei menubuatkan
bahwa Tuhan Yesus akan kembali dalam lima tahun untuk menghakimi bangsabangsa dan memusnahkan dunia dengan api. Pada tahun 1919, ia menginjil di
Propinsi Shandong dan bekerja sama dengan Chang Lingsheng. Setelah kembali
ke Beijing, ia meninggal dengan tertawa pada tanggal 6 September 1919. Sebelum
meninggal, ia mendapat penglihatan bahwa para malaikat datang kepadanya.
Renungan dan Doa
1 Yohanes 2:16 memberitahukan, “Sebab semua yang ada di dalam dunia,
yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah
berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap
bertahan dalam berbagai macam pencobaan dunia dan mengenakan kerendahan
hati pada diri kita, terutama ketika melakukan pekerjaan-pekerjaan besar bagi-Nya.
Tercurahnya Hujan Akhir
11
Halaman Kosong
12
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
2
Sejarah Gereja Yesus Sejati (2)
Keluar dari China (1926-1949)
Bacaan Kitab
Mat. 4:23-25; 10:1-42; 2 Kor. 4:1-6; 2 Tim. 4:15
Sasaran Pelajaran
1. Menelusuri kembali bagaimana Kebenaran disampaikan ke seluruh Asia
sebelum Perang Dunia II
2. Memotivasi murid-murid untuk memberitakan Injil
Ayat Alkitab
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah
apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.” (2 Tim. 4:2)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kisah Para Rasul 11-15
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Mintalah murid-murid untuk mengingat kembali apa yang mereka telah pelajari
di sekolah mengenai perang dunia. Apakah pengaruh perang bagi perpindahan
banyak orang? Bagaimana perpindahan banyak orang mempengaruhi penyebaran
Injil? Pada pelajaran hari ini, kita akan mempelajari mengenai pertumbuhan Gereja
Yesus Sejati dengan latar belakang Perang Dunia I dan II. Kita akan melihat
bagaimana Allah menggunakan masa peralihan ini untuk menabur benih-benih
Kebenaran di Asia Pasifik.
Tercurahnya Hujan Akhir
13
Pemahaman Alkitab
Sering kali pengaturan Allah begitu menakjubkan hingga kita hanya dapat
terheran-heran akan pekerjaan-Nya. Salah satu pengaturan-Nya itu adalah Kerajaan
Romawi saat Yesus Kristus dilahirkan. Saat itu, Kerajaan Romawi begitu luasnya
hingga meliputi dari Timur Tengah sampai ke Eropa. Ini menyebabkan perjalanan laut
menjadi lebih umum dipergunakan dan banyak orang diwajibkan untuk mempelajari
bahasa Latin. Oleh karena itu, para rasul seperti Paulus dapat dengan mudah pergi ke
berbagai tempat dan menyebarkan Injil. Dengan cara yang sama, Allah mengizinkan
berbagai peristiwa sejarah membantu menyebarkan benih-benih Injil. Penjajahan
Jepang mengizinkan orang-orang di Taiwan, Jepang dan Korea untuk berkomunikasi,
sehingga Injilpun dapat diberitakan dalam bahasa umum yang berlaku saat itu.
Karena penganiayaan dan perpindahan penduduk sampai pada lingkungan yang
keras, membuat gereja berkembang. Selain itu, pengembangan kelautan yang diikuti
dengan undang-undang perpindahan penduduk yang longgar pada saat itu membuat
perjalanan dari satu negara ke negara lainnya lebih mudah untuk ditempuh. Sekilas,
kita melihat bahwa Tuhan sungguh mempersiapkan lingkungan yang ideal untuk
munculnya gereja sejati dari timur.
Bagian # 1 – Asia Tenggara
A. Singapura (1925)
Singapura merupakan tempat pertama yang menerima Injil di luar Daratan
China. Dimulai pada tahun 1925, saat Penatua Titus Hwang dari Gereja Yesus
Sejati di Fujien, China, pergi ke Singapura untuk memberitakan Injil. Pada bulan
Desember tahun itu, lima orang dibaptis. Di antaranya adalah Diakenis Lois Hsu,
yang sepenuhnya disembuhkan dari penyakit yang dideritanya selama 13 tahun
saat ia dibaptis. Pada bulan Februari 1926, Penatua Philip Foo dari Fujien pun
pergi ke Singapura. Bersama dengan Penatua Titus Hwang, Penatua Foo pergi
dan menginjil di Sitiawan, Malaysia Barat. Setelah kembali, mereka menginjil dan
membaptis banyak orang percaya. Beberapa dari antara mereka, seperti Dokter Gigi
muda Voon Kim Shin (kemudian menjadi Diaken John Voon) dan akhirnya, menjadi
salah seorang pekerja kudus yang penting dalam perkembangan gereja. Pada
bulan Agustus 1926, jemaat di Singapura telah
mencapai 50 orang. Penatua Titus Hwang kembali
Tips Mengajar
ke China, tetapi Penatua Philip Foo tetap berada di
Asia Tenggara untuk membantu pekerjaan kudus
di sana. Pada bulan Januari 1927, Penatua Tan
Siapkan peta dunia sebelum
Chien Seng dari Fujien, pun pergi ke Singapura
mengajar pada Pelajaran 2
dan menginjili sebuah sekolah yang bernama
dan 3. Akan sangat membantu
Chung Teck. Sebanyak empat belas orang menjadi
murid-murid membayangkan
percaya dan mulai kebaktian di ruangan atas
ruang
lingkup
pekerjaan
sebuah toko milik Saudara James Ng. Satu bulan
pemberita Injil mula-mula
kemudian, pada tanggal 27 Februari 1927, Gereja
secara geografis.
Yesus Sejati pertama di Singapura didirikan di jalan
14
Tercurahnya Hujan Akhir
Kinta 11.
B. Sabah, Malaysia (1927)
Saat gereja didirikan di Singapura, Injil menyebar ke Sabah melalui penginjilan
secara bebas. Pada awal tahun 1926, Diaken John Voon dari Gereja Yesus Sejati
Singapura mengirimkan salinan dari majalah ‘Holy Spirit Times’ kepada Tsen En
Fook, di Jessleton, Malaysia Utara (Sabah). Karena Tsen disibukkan oleh bisnisnya,
iapun meneruskannya kepada seorang teman di Sandakan, dengan sebuah catatan
yang menyatakan, “Gereja sejati telah muncul.” Setelah membaca majalah ‘Holy
Spirit Times’, Lee Siak Lin sangat tergerak. Berawal dari keinginannya yang kuat
untuk mencari Kebenaran, iapun pergi ke Singapura dengan kapal pada hari pertama
Tahun Baru Imlek untuk mencari Gereja Yesus Sejati di sana. Setelah mempelajari
Gereja Yesus Sejati selama beberapa saat lamanya, ia menerima baptisan pada
tanggal 11 Januari 1927. Tiga hari kemudian, ia menerima Roh Kudus. Lalu, Saudara
Lin kembali ke Sandakan, membawa Penatua Tan Chien Sing, Diaken John Voon,
dan beberapa orang lain untuk memberitakan Injil. Saat mereka berada di sana,
Gereja Yesus Sejati pertama didirikan di Sandakan. Sebelum Penatua Tan dan
Diaken Voon meninggalkan Singapura, mereka mentahbiskan tiga pendeta (Diaken
Mark Shin, Diaken Filemon Ho dan Diakenis Phoebe Kong) untuk bertanggung jawab
atas urusan-urusan keagamaan gereja. Pada tahun 1952, gereja Sabah secara
resmi didaftarkan. Lalu pada tanggal 31 Agustus 1963, Malaysia Utara terlepas dari
penjajahan dan merdeka serta bergabung dengan Singapura, Serawak dan sebelas
negara bagian Malaya lainnya untuk membentuk Federasi Malaysia. Pada saat itu,
nama Malaysia Utara diganti menjadi negara bagian Sabah.
C. Indonesia (1939)
Sejarah gereja di Indonesia merupakan sebuah kesaksian dari mujizat,
pemeliharaan dan pimpinan Tuhan. Pada tahun 1920, Jao Hoan Tek dari Fujien,
China, berpindah ke Indonesia dan tinggal di Mukasa (sekarang Ujung Pandang),
Sulawesi Selatan. Dua belas tahun kemudian, ia kembali ke China untuk menikah. Tiga
bulan setelah pernikahannya, ia mengalami demam dan menjadi tidak dapat bekerja
selama enam bulan. Ibunya pergi dari satu kuil ke kuil lainnya untuk sembahyang
kepada banyak berhala tetapi sia-sia saja. Lalu, bibi Jao, datang membesuk. Ia
menyarankan agar Jao Hoan Tek percaya kepada Yesus dan mengikuti kebaktiankebaktian di Gereja Yesus Sejati. Jao Hoan Tek setuju dan dibawa ke gereja dengan
usungan agar didoakan. Puji Tuhan, setelah tinggal dan didoakan selama 28 hari, Jao
Hoan Tek sembuh dan menerima baptisan bersama dengan ibunya (yang kemudian
adalah Diakenis Lois Yao). Pada akhir tahun 1932, Jao kembali ke Makassar dengan
keinginan untuk membalas kemurahan Allah.
Pada bulan Januari 1936, Jao mengunjungi China kembali. Stephen Siauw,
pendeta yang membaptis Jao, memintanya untuk memohon izin dari pemerintah
Indonesia untuk memberitakan Injil di Indonesia, tetapi izin itu baru diberikan pada
tahun 1939. Lalu, Jao bersiap-siap untuk bekerja di Jakarta dan bertemu dengan
Penatua Tan Chauw Sin yang berasal dari China. Penatua Tan menawarkan rumahnya
sebagai tempat ibadah bagi dua belas jemaat Siauw dan Jao yang telah berkumpul
di Jakarta. Beberapa bulan kemudian, dua saudara seiman menyewa sebuah rumah
dengan dua bagian. Bagian depan dipergunakan untuk ibadah, sementara bagian
belakang dipergunakan sebagai tempat penampungan bagi orang-orang yang sakit
secara jasmani untuk menginjili mereka. Mereka mengimani bahwa orang-orang
yang datang kepada Tuhan dapat disembuhkan! Karena pimpinan Tuhan, jemaat
Tercurahnya Hujan Akhir
15
bertumbuh dengan pesat. Gereja Yesus Sejati pertama di Indonesiapun didirikan
pada tahun 1941. Pada tahun 1952, Departemen Kehakiman Indonesia memberikan
izin untuk mendirikan gereja di Jakarta Pusat dan izin untuk mendirikan gerejagereja cabang di seluruh Indonesia, sehingga ada beberapa Gereja Yesus Sejati
yang berdiri di banyak kota.
Bagian # 2 – Amerika Serikat – Kepulauan Hawaii (1930)
Sama seperti Sabah, benih-benih Injil mendarat di Kepulauan Hawaii melalui
penginjilan literatur. Pada tahun 1930, Doktor Ai-Chen Li (kemudian menjadi Diakenis
Li) dari Honolulu percaya dan menerima baptisan di Gereja Yesus Sejati Shanghai,
China. Setelah baptisan, Saudari Li mengirimkan salinan dari majalah ‘Holy Spirit
Times’ kembali ke kampung halamannya di Hawaii. Para teman dan kerabat dari
Saudari Li yang membaca majalah itu menjadi tertarik pada Kebenaran dan Roh
Kudus. Seorang teman yang bernama Nyonya Ho, bahkan pergi ke Shanghai
dengan menggunakan perahu untuk menerima baptisan. Menyadari pentingnya
penyelamatan jiwa, Saudari Li melepaskan praktek medisnya dan kembali ke
Honolulu pada bulan Mei 1930 untuk memberitakan Injil. Banyak orang percaya dan
Gereja Yesus Sejatipun didirikan di Hawaii. Lalu, Kantor Pusat Gereja Yesus Sejati di
China mengutus Penatua Thomas Kuo dan para pekerja kudus lainnya ke Honolulu
untuk melanjutkan pekerjaan kudus di sana.
Bagian # 3 – Asia Timur
A. Taiwan (1926)
Berbagi kebudayaan etnis yang sama merupakan satu-satunya alasan bagi
orang-orang Taiwan untuk membangun pertama kalinya Gereja Yesus Sejati di luar
Daratan Cina. Sepuluh tahun setelah Gereja Yesus Sejati didirikan di Beijing, benihbenih Injil dibawa ke Pulau Taiwan melalui iman dan keputusan dari beberapa orang
muda yang bersemangat. Itu dimulai pada tahun 1925, saat beberapa pemuda Taiwan
yang belajar di Jepang seperti Elisha Huang, Gideon Huang dan Zachar(iah) Chang
menerima Kebenaran di China. Setelah menerima baptisan air dan Roh Kudus, para
pemuda itu berkumpul dan berencana untuk memberitakan Injil di Taiwan. Pada
mulanya, mereka pulang untuk menginjili para kerabat dan teman mereka. Banyak
orang Kristen Presbiterian yang menerima Kebenaran dan bertobat. Selanjutnya,
mereka meminta bantuan dari gereja di China. Untuk alasan inilah, Barnabas Chang,
Thomas Kuo, Luke Gao dan yang lainnya diminta untuk mengunjungi Taiwan dalam
pemberitaan Injil. Mereka tiba di Taipei dengan perahu pada tanggal 3 Maret 1926.
Setelah menjelaskan maksud mereka kepada pemerintahan kolonial Jepang di
Taiwan pada tanggal 4 Maret, rombongan pemberita Injil itu menjelajah ke seluruh
Taiwan, ke Hsiansi, Wentse, Hemei, Tainan, Niotiaowan dan Chingshuei. Kebaktian
penginjilan terbuka besar-besaranpun diadakan dan 200-400 pendengar hadir di
dalamnya. Pada baptisan pertama tanggal 10 Maret saja, 62 orang dibaptis. Dalam
waktu 40 hari, Allah mengizinkan rombongan pemberita Injil dari Gereja Yesus
Sejati untuk membaptis lebih dari 100 orang, sehingga mendirikan tiga gereja dan
mengguncangkan komunitas kekristenan di Taiwan.
Disebabkan oleh organisasi tingkat tinggi gereja Taiwan, Gereja Cabang
Taiwan (Kantor Pusat bagi semua gereja orang Taiwan) didirikan pada bulan
November 1926, namanya diganti menjadi Gereja Yesus Sejati Jepang selama
Perang Dunia I dan II. Tetapi saat Taiwan dikembalikan ke China pada tahun 1946,
16
Tercurahnya Hujan Akhir
namanya diganti kembali menjadi Gereja Yesus Sejati di Propinsi Taiwan.
Sayangnya, Gereja Cabang Taiwan terpisah dari Gereja Yesus di China setelah
komunis mengambil alih China pada tahun 1949. Dari situ, Gereja Cabang Taiwan
melanjutkan kembali tanggung jawab koordinasi pelayanan dunia. Pada tahun
1956, namanya diganti menjadi Majelis Pusat Gereja Yesus Sejati di Taiwan. Sejak
Konferensi Delegasi Dunia Pertama tahun 1967, Taiwan pun telah menjadi rumah
bagi Majelis Internasional Gereja Yesus Sejati.
B. Jepang (1941)
Taiwan merupakan jajahan Jepang saat Gereja Yesus Sejati mula-mula
didirikan di pulau itu pada tahun 1926. Oleh karena itu, beberapa dari orang
percaya Jepang yang mula-mula, seperti mantan Jemaat Gereja Pengudusan, Suda
Kiyomoto (Peter) yang mengenal Kebenaran di Taiwan telah dibaptis pada tahun
1927 dan kemudian ditahbiskan sebagai pendeta untuk menginjili orang-orang
Jepang di Taiwan. Tetapi, gereja belum didirikan di Jepang hingga tahun 1941, saat
lima orang pendeta Pentakosta termasuk Pengawas (Uskup) Murai, pergi ke Taiwan
untuk mengamati gereja kita dan mendiskusikan berbagai doktrin. Hasil dari diskusi
itu, Murai dan Kamii Yakobu dibaptis di gereja kita. Saat kembali ke Jepang, mereka
membaptis lagi para jemaat dari mantan Gereja Pentakosta dan memasukkan
sakramen-sakramen dari Gereja Yesus Sejati.
Karena orang-orang terpelajar Taiwan fasih berbahasa Jepang, maka para
pekerja gereja dapat membantu pendirian gereja-gereja Jepang yang baru. Tetapi
sayangnya, sebelum mengikuti Seminar Teologi di Tokyo yang dipimpin oleh Elisha
Hwang pada tahun 1942, Kamii meninggalkan gereja dan mendirikan Gereja Roh
Kudus Yesus. Bagaimanapun, sebagai hasil dari seminar itu, Murada Shigehito
mengunjungi Taiwan pada bulan Oktober 1942 dan dibaptis di Gereja Yesus Sejati.
Pada bulan November, Murada memindahkan keluarganya ke Taiwan dan menjadi
pendeta Gereja Yesus Sejati. Murada diutus kembali ke negaranya pada tahun
1946 saat Jepang mengalami kekalahan dan kehilangan kendali atas Taiwan. Saat
Murada kembali ke negeri asalnya, ia membantu pendirian gereja-gereja di Nanjyou
dan Jyohe dan rumah-rumah doa di Tokyo, Idare, Ueda dan Haken. Pada bulan
Oktober 1963, Majelis Pusat Jepang dibentuk. Bahkan setelah kekuatan Jepang
mundur dari Taiwan pada tahun 1946, Majelis Pusat Taiwan terus mendukung gerejagereja Jepang. Berbagi bahasa yang sama sungguhlah membantu dalam pelatihan
dan komunikasi antar Majelis Pusat Taiwan dan Majelis Pusat Jepang.
C. Korea (1941)
Seperti Taiwan, Korea pun merupakan jajahan Jepang sebelum Perang Dunia
II. Sebagai akibatnya, beberapa angkatan yang menjadi dewasa selama penjajahan
Jepang diajarkan bahasa Jepang. Menguasai bahasa yang berlaku umum saat itu
membuat relatif lebih mudah untuk menyebarkan benih-benih Injil dari Jepang ke
Korea. Jemaat Gereja Yesus Sejati Korea menjadi percaya pada bulan Juli 1941,
saat Bae Sang Yong merindukan Kebenaran dan mengunjungi Penatua Kamii di
Jepang. Selama kunjungannya, Bae menerima Roh Kudus dan dibaptis. Tidak lama
setelah itu, Jung Tae Joon pun datang kepada Penatua Kamii dan menerima Injil.
Pada bulan Januari 1945, Saudara Jung kembali ke Korea Selatan dan
menginjili jemaat-jemaat dari Gereja Presbiterian. Kira-kira 30 jemaat, termasuk
Penatua Presbiterian, Park Chang Hwan, menjadi percaya dan dibaptis di gereja.
Sebagai hasilnya, Gereja Yesus Sejatipun didirikan di Korea pada bulan Agustus
Tercurahnya Hujan Akhir
17
1948. Setelah itu, Jung dan Park menginjil ke seluruh Korea dan mendirikan gerejagereja. Konferensi Delegasi Nasional I diselenggarakan pada bulan April 1950 dan
Majelis Pusat Korea dibentuk pada tahun berikutnya.
Bagian # 4 – Catatan Lainnya
Ini merupakan beberapa kesaksian yang lebih menarik mengenai pekerjaan
Tuhan di Asia Pasifik.
Singapura
Pada bulan November 1927, Penatua Barnabas Chang bekerja di Singapura dan
Malaysia. Sayangnya, ia meninggalkan gereja dan meninggal pada tanggal 25
Januari 1961. Tetapi, anak laki-laki dan cucu Barnabas Chang tetap berada di Gereja
Yesus Sejati Singapura dan memelihara iman mereka.
Sabah
Selama Perang Dunia II (1941-1945), tentara Jepang menduduki seluruh daerah Asia
Tenggara. Saat keadaan memburuk, orang-orang percaya harus menyembunyikan
diri dan berpencar. Namun, mereka memelihara iman dengan melanjutkan ibadah
dalam bentuk kebaktian-kebaktian rumah tangga. Setelah peperangan, orang-orang
percaya itu secara perlahan pindah ke daerah mereka sendiri dan melanjutkan
kembali kebaktian-kebaktian di gereja.
Indonesia
Pada bulan Januari 1969, Majelis Pusat Indonesia memutuskan untuk mendirikan
sekolah di belakang gedung gereja Jakarta. Setahun kemudian, Sekolah Kristen
Kanaan Jakarta didirikan, menyediakan pendidikan untuk Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama kepada masyarakat umum. Ini
merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah Gereja Yesus Sejati. Sekarang,
ada kira-kira 5000 lebih siswa di beberapa cabang sekolah. Para guru dan siswa
dari Sekolah Kristen Kanaan wajib mengikuti kebaktian-kebaktian Sabat dan para
siswa menerima Pendidikan Agama dua kali setiap minggunya dari Majelis Pusat
Indonesia. Sebagai hasil dari sekolah itu, banyak guru, orangtua dan siswa yang
telah menjadi orang-orang percaya yang setia kepada Kristus.
Hawaii
Pada tahun 1949, Diakenis Anna Gao Kim Yue mengunjungi tempat kelahirannya,
Honolulu dan menemukan gereja yang telah mengubah cara baptisannya. Sebagai
ganti dari melakukan baptisan di sumber air yang hidup, Diaken Awanas telah
menggantinya dengan melakukan baptisan di bak air. Melihat perubahan yang keliru
itu, Diakenis Anna dan jemaat Gereja Yesus Sejati yang lain meninggalkan kelompok
yang murtad itu dan mengatur kembali diri mereka. Bagaimanapun, kelompok baru
itu tidak dapat memakai nama Gereja Yesus Sejati hingga bertahun-tahun kemudian.
Awanas sepakat bahwa kedua kelompok itu tidak saling berhubungan; lalu gereja
Hawaii dapat mendaftarkan diri kepada pemerintah setempat sebagai Gereja Yesus
Sejati, sementara kelompok Awanas yang berlawanan itu dengan nama Misi Yesus
Sejati Hujan Akhir.
18
Tercurahnya Hujan Akhir
Riwayat Singkat Diaken Titus
(Dikutip dari ‘55th Evangelical Anniversary of the True Jesus Church’/Perayaan
Penginjilan Gereja Yesus Sejati ke 55 di Malaysia Barat dan di Singapura, terbitan
tahun 1982).
“Dalam nama Tuhan Yesus, saya bersaksi. Saya adalah seorang diaken
dari Gereja Yesus Sejati di Kajang. Saya telah berusia lanjut. Waktu dan kondisi
tidak dapat menunggu manusia. Bagaimanapun, kejadian-kejadian yang terjadi di
beberapa puluh tahun yang lalu masih teringat di dalam ingatan saya. Sekarang,
saya akan menceritakan bagaimana saya percaya kepada Tuhan. Saya berasal dari
keluarga penyembah berhala. Saya bertobat menjadi Kristen pada usia 15 tahun
bersama dengan ibu dan saudara, saat sedang belajar di sekolah yang diadakan
oleh beberapa misionaris Jerman. Lalu, saya menetap di Sandakan. Kemudian,
saya kembali ke China dan menikah. Kami bertunangan sejak masih berusia muda.
Beberapa tahun kemudian, istri saya meninggal saat melahirkan. Saya menikah lagi.
Sekarang, istri saya berusia 82 tahun. Saya membawanya ke Malaya dan menetap
di Kajang. Pada saat itu, Chin Toh Yin dari Kuala Lumpur mengajak saya untuk
bergabung dengan Gereja Advent Hari Ketujuh. Saya menerimanya dan selama
sepuluh tahun, saya tetap menjadi jemaat yang setia di gereja itu. Setelah itu, Chin
Toh Yin (yang kemudian dikenal sebagai Penatua Zephaniah Chin) mengajak saya
untuk bergabung ke Gereja Yesus Sejati. Bagaimanapun, saya yakin bahwa hanya
ada satu Yesus. Saya tidak dapat mempercayainya seberapapun kerasnya ia telah
berusaha untuk menyakinkan bahwa Gereja Yesus Sejati memiliki kuasa untuk
melakukan mujizat.
Pada suatu hari, anak kedua saya sakit. Saya memiliki kesan bahwa Gereja
Advent Hari Ketujuh pun dapat menyembuhkan orang sakit. Saya berencana untuk
membawa pendeta dari gereja yang di Kuala Lumpur itu ke rumah, sekaligus
berharap bahwa dia dapat menyembuhkan anak saya. Setelah berdoa beberapa
lamanya, pendeta itu pulang ke Kuala Lumpur. Saya melihat kondisi anak saya
semakin memburuk. Menjelang malam, saya segera melarikannya ke dokter yang
membuatkan resep obat seharga Rp. 14.000. Padahal harga normalnya hanya Rp.
850. Dokter itu memberitahukan bahwa anak saya dalam keadaan kritis dan bila
tidak diberikan obat, ia akan meninggal pada malam itu juga. Setelah anak saya
minum obat, ia dapat tidur dengan nyenyak pada malam itu dan penyakitnyapun
sembuh.
Sejak itu, iman saya terhadap Gereja Advent Hari Ketujuh menjadi hancur.
Kemudian, saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Saya agak kuatir karena masih belum
menerima Roh Kudus setelah satu bulan lamanya menerima baptisan. Saya segera
mengetahui dari Penatua Zephaniah bahwa Diakenis Chin akan datang ke Kajang
untuk membantu kami dalam memohon Roh Kudus. Hati sayapun penuh dengan
sukacita saat mendengarkannya. Akhirnya beliaupun datang, setelah mendengarkan
khotbahnya, jemaat berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus untuk memohon
Roh Kudus. Saya segera dipenuhi dengan Roh Kudus. Saya berjalan dengan
menggunakan lutut dan berbahasa Roh. Hati sungguh bersukacita hingga tidak
mau tidur pada malam itu. Sungguh, sukacita yang saya alami ini tidak dapat dibeli,
bahkan dengan 10.000 keping uang emaspun! Keluarga saya terdiri dari empat orang
dibaptis di Sungai Ampang, Kuala Lumpur, oleh Diaken Philip Thean dari Sandakan.
Lalu, saya ditahbiskan sebagai diaken oleh Diaken Philip Thean. Penatua Zephaniah
Chin, Penatua Jabez Chin dan Diaken Peter Chin pun ditahbiskan olehnya. Pada
saat itu, persekutuan doa diadakan di rumah saya. Karena jumlah orang percaya
bertambah setiap harinya, maka rumah saya serta merta menjadi terlalu padat. Lalu
Tercurahnya Hujan Akhir
19
Saudara Tsan Tham menawarkan setengah bagian dari rumahnya dipergunakan
untuk kebaktian. Papan nama Gereja Yesus Sejatipun dipasang. Karena jumlahnya
terus bertambah, gereja mengambil tempat lain untuk mengadakan kebaktian.
Chin Yoke Kee dan istrinya, Chen Wu Mai, bersama dengan anak mereka
yang berusia tiga tahun dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Suatu hari, anak itu sakit
keras dan dibawa ke gereja oleh ibunya. Pupil anak itu tidak bergerak, nadi dan
nafasnya pun telah berhenti berdenyut. Seseorang menyarankan agar sang ibu
membawa anak itu pergi dari gereja. Lalu, tiba-tiba seorang perempuan dipenuhi
dengan Roh Kudus dan berseru dengan suara nyaring, “Yesus berkuasa untuk
membawa maut kepada hidup. Marilah kita semua tetap berada di gereja dan berdoa
hingga fajar, agar Allah berkenan membangkitkan anak itu kembali.” Kami semua
berlutut berdoa kira-kira satu jam lamanya. Lalu, anak itu menangis dengan suara
nyaring, buang air kecil dan hidup kembali. Saya memberikan anak itu kepada sang
ibu dan sekarang, anak itu telah menjadi dewasa serta bekerja di Serdang, Kedah.
Menguji Pemahaman
1. Jelaskan secara singkat, bagaimana Gereja Yesus Sejati menyebar dari China
ke Taiwan, dari Taiwan ke Jepang dan dari Jepang ke Korea.
2. Bagaimana Injil mencapai Singapura? Bagaimana Injil menyebar dari Singapura
ke Malaysia?
3. Bagaimana Injil menyebar dari China ke Hawaii?
4. Apakah persamaan dari majalah ‘Holy Spirit Times’ yang sekarang? Bagaimana
kita dapat menggunakan media ini untuk menaburkan benih-benih Injil?
Penerapan Kehidupan
Menaburkan Benih di Sekeliling Dunia
1. Gambarlah garis waktu di selembar kertas berukuran folio, dimulai dari tahun
1900 hingga 1950.
2. Pada garis waktu itu, gunakan warna-warna berbeda untuk memberikan tanda
pada tahun berapa negara-negara yang sekarang telah menerima Kebenaran.
3. Untuk tiap-tiap gereja, tuliskan dua keterangan. Pertama, gunakan satu kalimat
untuk menjelaskan bagaimana gereja itu didirikan. Kedua, jelaskan hal-hal
menarik atau berikan suatu inspirasi mengenai gereja itu.
20
Tercurahnya Hujan Akhir
4. Pastikan murid-murid memahami negara mana saja yang terdapat Gereja Yesus
Sejati dan biarlah mereka mewarnainya pada peta dunia.
5. Kelilingilah ruang kelas dan mintalah murid-murid untuk menceritakan apa
yang mereka tuliskan untuk nomor 3. Apakah yang mereka telah pelajari dari
pelajaran hari ini? Bagaimana mereka dapat menelusuri pekerjaan Roh Kudus
dalam penyebaran Kebenaran di Asia?
Renungan dan Doa
Dalam beberapa terbitan gereja kita, sering kali ditekankan pada pentingnya
‘Kebenaran, Roh Kudus dan mujizat’. Sesungguhnya, penginjilan literatur mengenai
Kebenaran, pengalaman pribadi mengenai Roh Kudus dan bukti-bukti dari mujizatlah
yang memotivasi pendirian gereja-gereja kita di Asia Pasifik. Kiranya Allah senantiasa
bekerja melalui kita dan memberikan curahan berkat.
Tercurahnya Hujan Akhir
21
Halaman Kosong
22
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
3
Sejarah Gereja Yesus Sejati (3)
Dari Timur ke Barat (1950-1979)
Bacaan Kitab
Yes. 49:1-26; Mat. 28:16-20; Kis. 13:1-52
Sasaran Pelajaran
1. Untuk menelusuri pimpinan Allah dalam penyebarluasan gereja kita
setelah Perang Dunia II
2. Untuk menantang murid-murid merenungkan peranan penting mereka
dalam dunia pelayanan
Ayat Alkitab
“Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan
cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak
Manusia.” (Mat. 24:27)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kisah Para Rasul 11-15
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Allah memerintahkan kita untuk memberitakan Kebenaran hingga ke ujung
bumi sama seperti pada masa awal zaman Perjanjian Lama. Kisah Para Rasul 13:47
mengutip Yesaya 49:6, “Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi
bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Bagi para rasul, ‘ujung bumi’ menunjukkan Eropa. Oleh karena itu, Paulus menaati
firman Allah dengan pergi ke Spanyol untuk memberitakan Injil. Di manakah ujung
bumi bagi kita sekarang? Bagaimana kita dapat memberitakan Injil sampai ke ujung
bumi?
Tercurahnya Hujan Akhir
23
Pemahaman Alkitab
Lebih dari 50 tahun yang lalu, Gereja Yesus Sejati telah tersebar ke semua
benua di dunia. Disebabkan oleh jumlah gereja yang banyak dan keterbatasan
tempat, kita tidak dapat mencakup sejarah gereja dari tiap-tiap negara di dalam
pelajaran ini. Tetapi, pelajaran ini akan berfokus pada empat periode penyebarluasan
gereja secara umum ke daerah-daerah baru: Gelombang perpindahan penduduk
pertama (tahun 1960 hingga 1970-an), pengutusan ke Afrika (tahun 1980-an
hingga sekarang), gelombang perpindahan penduduk kedua (tahun 1980-an) dan
pengutusan ke Asia Tenggara (tahun 1990-an hingga sekarang). Karena pelajaran
ini akan disusun menurut waktu dan daerah, beberapa negara tidak dapat terelakkan
untuk diabaikan.Sebagai bahan tambahan, Anda dapat memilih untuk mencari
informasi tambahan pada gereja-gereja tertentu. Kesaksian-kesaksian dari beberapa
sejarah gereja dapat ditemukan di situs www.tjc.org. Situs ini mencakup informasi
yang berkaitan dengan gereja-gereja daerah. Sebagai aktivitas di kelas, para guru
Pendidikan Agama dapat memotivasi murid-murid untuk menyelidiki sejarah gereja
setempat mereka dan bertukar informasi dengan kelas Remaja dari gereja di lokasi
lainnya.
Bagian # 1:Gelombang Perpindahan Penduduk Pertama –
Eropa dan Amerika Utara (tahun 1960 hingga 1970-an)
Selama gelombang perpindahan penduduk pertama ini, benih-benih Injil
dibawa dari Asia ke dunia barat. Disebabkan oleh kesulitan dalam hal komunikasi dan
transportasi, orang-orang percaya harus mengatasi rintangan besar, agar mereka
dapat bertemu dan beribadah. Beberapa kesaksian mereka mengajarkan pentingnya
pemeliharaan iman dalam segala keadaan.
A. Eropa
a. Inggris (tahun 1966)
Benih pertama dari Gereja Yesus Sejati mencapai Inggris pada tahun 1950,
saat beberapa saudara-saudari seiman asal Malaysia mulai pindah ke Inggris
untuk belajar dan bekerja. Mereka mulai berkumpul bersama pada tahun 1966
untuk mengadakan kebaktian Sabat. Bagaimanapun, itu baru terjadi hingga tahun
1960-an, karena Inggris melihat gelombang jemaat gereja yang besar dari wilayah
jajahannya, Hongkong, daerah wilayah yang baru dan Ap Chau. Para pendatang
yang baru kebanyakan mereka yang masih lajang, yang sedang mencari kehidupan
yang lebih baik dengan bekerja keras dan upah yang kecil. Karena terpisah seorang
dengan yang lainnya dan dari keluarga mereka, banyak dari antara mereka yang
menjadi domba-domba yang tidak bergembala dan menjadi dingin dalam iman
(Yeh. 34:5-6). Pada tahun 1972, Allah memimpin para pekerja seperti Saudara
Hsiao (dari Taiwan), Saudara Keith Horn (orang Inggris yang dibaptis di Taiwan),
Saudara Liew (yang berimigrasi dari Malaysia), Saudara Yao dan Diaken Paul Tang
berkumpul serta memotivasi jemaat. Sebagai hasilnya, kebaktian untuk pertama
kalinya diselenggarakan dan Rumah-Rumah Doa pun didirikan di Sunderland dan
Newcastle. Untuk membantu perkembangan gereja, tiga belas saudara-saudari pun
24
Tercurahnya Hujan Akhir
ditahbiskan sebagai diaken/diakenis di Newcastle pada tahun 1975. Akhirnya,
di bawah pimpinan Allah, bangunan Gereja Yesus Sejati pertamapun dibeli di
Newcastle, Inggris dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1976. Pada kesempatan
yang membahagiakan itu, tujuh puluh bayi dan orang dewasa dibaptis dalam nama
Yesus Kristus.
b. Perancis (tahun 1977)
Injil Gereja Yesus Sejati mencapai daratan Eropa pada tahun 1977,
saat Saudara H.K. Ho dari Hongkong dan Saudara Y.M. Yang dari Taiwan mulai
menyelenggarakan kebaktan di rumah Saudara Ho di Paris, Perancis. Jemaat
semakin bertambah melalui perpindahan penduduk dan konversi, gedung VeritableJesus-Eglise di luar Parispun dibeli pada tahun 1992 serta diresmikan pada tahun
1994. Tidak seperti Gereja Yesus Sejati lainnya di wilayah barat, pada mulanya,
Veritable-Jesus-Eglise di Paris ditetapkan dengan menggunakan bahasa Perancis
sebagai bahasa utama dalam penyampaian khotbah. Sebagai hasilnya, gereja
harus mendapatkan para pembicara orang Perancis asli. Hari ini, 90% dari jemaat
merupakan jemaat angkatan pertama gereja. Gereja Parispun merupakan salah satu
Gereja Yesus Sejati yang paling banyak etnisnya di wilayah barat.
c. Jerman (tahun 1979)
Kebaktian-kebaktian rumah tangga dimulai di Jerman saat Saudara Ko dan
Saudara Wu tiba di sana pada tahun 1979. Perlahan-lahan, jemaat bertambah saat
saudara-saudari seiman dari Taiwan bergabung dengan mereka. Dengan bantuan
dari para pekerja kudus dari Inggris, Kebaktian Kebangunan Rohani pertama
diselenggarakan di Jerman pada tahun 1980. Setelah itu, Kebaktian Kebangunan
Rohani tahunan di Heidelberg diselenggarakan untuk seluruh Benua Eropa. Akhirnya,
Kebaktian Kebangunan Rohani dua tahunanpun diselenggarakan, khususnya untuk
wilayah Jerman. Dimulai pada tahun 1982, kebaktian-kebaktian menjadi lebih
konsisten diselenggarakan di kamar yang disewa oleh Saudara Ko di Heidelberg.
Jemaat bertambah karena pertobatan. Baptisan pertama di Heidelberg adalah tahun
1984 yaitu selama kunjungan Pendeta Meishi Tsai. Tahun 1985 dan 1987, Rumah
Doa di Heidelberg didirikan dan didaftarkan dengan nama Wahre Jesus Gemeinde
e.V. Setelah tempat kebaktian diganti beberapa kali, sebuah apartemen dibeli pada
tahun 1992 hanya untuk kegiatan gereja. Selama tahun 1984-1994, para jemaat
menginjil di berbagai tempat di Jerman dan mengembangkan tiga tempat kebaktian
lainnya di daerah yang berbahasa Jerman: Rheinland, Hamburg dan Salzburg/
Vienna.
B. Amerika Utara
a. Amerika Serikat (tahun 1967)
Gereja Yesus Sejati di Amerika Serikat pertama kali didirikan di Honolulu,
Hawaii, pada tahun 1930. Tetapi, di Benua Amerika, beberapa kegiatan rohani tetap
pasif hingga Diaken John Wu dan Diakenis Anna Gao Kim Yue mengikuti Konferensi
Delegasi Dunia Pertama di Taiwan pada tahun 1967. Diilhami oleh konferensi itu,
Diaken Wu dan Diakenis Anna mengumpulkan jemaat saat mereka kembali ke Amerika
Serikat. Segera setelah itu, kebaktian-kebaktian rumah tanggapun berkembang
dengan pesat di dua pantai, tempat sebagian besar jemaat berimigrasi.
Tercurahnya Hujan Akhir
25
Di pantai timur, tiga keluarga menyelenggarakan kebaktian rumah tangga di
rumah Diaken Wu di kota New York, yang dimulai pada tahun 1967. Saat Diaken Wu
pindah pada bulan Februari 1969, rumah doa didirikan di Teaneck, New Jersey. Pada
bulan Maret 1975, gereja telah didaftarkan. Dengan berkat Allah, sebuah kapel dibeli
di Elizabeth dan dipersembahkan kepada Allah pada tanggal 11 Agustus 1978.
Di pantai barat, beberapa kebaktian rumah tangga diselenggarakan di San
Francisco. Di sanalah gereja didaftarkan pada tahun 1969, tetapi kapel itu tidak dibeli
hingga pada tahun 1985. Sementara itu, di California Selatan, beberapa kebaktian
rumah tanggapun dimulai pada tahun 1968 di rumah Saudara Lo dan Saudara Wu.
Delapan tahun kemudian, Gereja El Monte dibeli dan diresmikan.
b. Canada (tahun 1973)
Gereja Yesus Sejati di pantai timur dan barat Canada pun berkembang
dengan bebas. Gereja-gereja pantai barat lebih lambat perkembangannya, karena
perpindahan orang Asia pada tahun 1980-an. Di pantai timur, kebaktian rumah
tangga dimulai pada bulan Oktober 1971, saat tiga orang saudara dari keluarga
Wong bergabung dengan saudari mereka di Toronto. Perjamuan Kudus pertama kali
diselenggarakan saat orangtua mereka bergabung pada tahun 1973.
Segera setelah itu, Tuhan mengizinkan lebih banyak saudara-saudari untuk
bergabung dalam kebaktian rumah tangga itu. Pada tahun 1975, Diaken Paul Wong
mengunjungi Toronto dan melakukan baptisan air untuk seorang saudari. Lalu,
jemaat gereja dari berbagai negara berimigrasi ke Toronto. Sebuah apartemenpun
dibeli untuk menyelenggarakan kebaktian pada tahun 1977. Gereja Yesus Sejati
Canadapun didaftarkan sebagai GEREJA YESUS SEJATI (IMAN RASULI)
CANADA.
Sayangnya, pada tahun 1980, para tetangga mulai mengeluh mengenai
lalu lintas dan kebisingan yang ditimbulkan selama kebaktian. Sebagai akibatnya,
perusahaan kondominium yang mengelola gedung apartemen itu akan mengambil
tindakan ancaman secara legal, bila gereja terus menyelenggarakan kebaktian di
sana. Oleh karena itu, jemaat Toronto memulai periode empat tahun pengembaraan
sebagaimana mereka menyelenggarakan kebaktian-kebaktian di aula sewaan. Pada
tahun 1984, gedung gereja Pentakosta Hungaria dibeli sebagai gedung gereja di
Toronto. Sekitar tahun 1992, para jemaat merasa bahwa mereka memerlukan gedung
gereja yang lebih besar. Setelah beberapa tahun pencarian dan perencanaan, jemaat
akhirnya membeli sebidang tanah dan membangun gereja Toronto yang sekarang.
Pada bulan Juli 1996, gereja dipersembahkan kepad Tuhan Yesus Kristus.
Bagian # 2 – Beberapa Kegiatan Penginjilan
di Akhir Tahun 1970 hingga 1980-an
Beberapa kegiatan penginjilan di akhir tahun 1970 hingga 1980-an jelas
dipimpin oleh Tuhan. Ini merupakan beberapa kesaksian yang mengherankan
mengenai pimpinan Allah:
A. Afrika
a. Nigeria (tahun 1979)
Pada tahun 1976, I.J. Akpan dari Gereja Yesus Kristus Bukit Sion di Nigeria
menghubungi Majelis Pusat Taiwan. Pada tahun 1978, ia datang ke Amerika
26
Tercurahnya Hujan Akhir
Serikat dan dibaptis di Sungai Kern di Bakersfield, California. Saat kembali ke Nigeria,
ia memperkenalkan Kebenaran kepada jemaat di gerejanya terdahulu. Beberapa
dari antara mereka meyakini Kebenaran itu dan dibaptis. Lalu, Paul Wong dan Meishi
Tsai diundang ke Afrika pada tahun berikutnya untuk mendiskusikan Kebenaran
dengan lembaga jemaat dari Gereja Bukit Sion. Sebagai hasilnya, rombongan kedua
yang terdiri dari 322 orang dibaptis pada tahun 1979. Allah bekerja sama dengan
mereka dan ada banyak tanda heran dan mujizat. Bagaimanapun, perkembangan
Kebenaran tidak dapat dilakukan secara luas.
b. Liberia (tahun 1983)
Pada tahun 1981, Majelis Internasional mengutus para jemaat ke Liberia;
mereka membagikan pamflet ‘Firman Kehidupan’ selama transit di bandara. Dua tahun
kemudian, pendeta Majelis Internasional, John Lo bertemu usahawan dari Ghana
yang bernama Andy selama penerbangannya ke Liberia. Mereka mendiskusikan
Kebenaran dan Andypun dibaptis tiga tahun kemudian. John Lo dan Joseph Shek
terus menginjil di Liberia dan melakukan baptisan di Buchanan. Lalu, gereja didirikan
pada tahun 1983.
c. Ghana (tahun 1985)
Saudara Andy, yang dibaptis di Liberia pada tahun 1983, kembali ke Ghana
pada tahun yang sama dan memberitakan Kebenaran kepada teman-temannya.
Oleh karena itu, pada tahun 1985, para pendeta Majelis Internasional, Derren Liang
dan S.K. Yang menginjil di ibukota Accra dan berbagai tempat di Ghana. Mereka
membaptis kira-kira 40 orang dan mendirikan gereja di sana. Saat Andy kembali
ke kampung halamannya di Port Harcart, ia memberitakan Kebenaran, melakukan
baptisan air dan mendirikan gereja di sana.
B. Filipina
Tuhan mulai bekerja di Filipina pada tahun 1982, saat seorang pendeta
muda dari Persatuan Gereja Pentakosta mulai berkoresponden dengan Majelis
Internasional Gereja Yesus Sejati di Singapura. Pendeta itu secara tidak sengaja
telah menemukan paket pamflet ‘Firman Kehidupan’ yang penuh debu di Kantor Pusat
Persatuan Gereja Pentakosta di Manila sambil menerima pelatihan teologi. Karena
menemukan Kebenaran dalam pamflet itu, ia berantusias untuk membagikannya
kepada keluarga, teman dan rekan-rekan sekerjanya. Oleh sebab permintaan yang
terus-menerus dari pendeta muda dan yang lainnya, maka para pendeta Majelis
Internasional, Diaken John Chin dan Pendeta Mun Loong ditunjuk untuk ke Filipina
pada bulan Juni 1983. Para pendeta membagikan doktrin-doktrin gereja kita kepada
mereka dan menjawab rangkaian pertanyaan selama enam hari. Lalu, pada tanggal
26 Juni, 26 jiwa dibaptis di Gereja Yesus Sejati dan sebuah rumah doa didirikan
di tempat kediaman Saudara Balastan. Selama kunjungan penginjilan yang kedua
pada bulan Oktober 1983, 28 jiwa lagi termasuk pendeta muda itu dibaptis di dalam
Tuhan. Tempat ibadah kedua didirikan di Condungoon. Dengan bantuan finansial
dari Majelis Internasional dan tiga Majelis Internasional di Asia Tenggara, orangorang percaya dapat membeli tanah dan membangun gereja di Mansilingan.
Tercurahnya Hujan Akhir
27
Bagian # 3 – Gelombang Perpindahan Penduduk Kedua –
Amerika Selatan dan Pasifik Selatan (tahun 1980-an)
Disebabkan oleh kebijakan-kebijakan perpindahan penduduk yang longgar,
gelombang perpindahan jemaat gereja kedua terjadi dari Asia ke Amerika Latin,
Australia dan Selandia Baru selama tahun 1980-an. Sama seperti para imigran
mula-mula pada tahun 1960 dan 1970-an, para jemaat meneruskan iman mereka
melalui kebaktian-kebaktian rumah tangga dan Pemahaman Alkitab. Bagaimanapun,
gereja-gereja didirikan lebih cepat, karena anggota-anggota keluarga cenderung
berimigrasi ke daerah-daerah yang sama.
A. Amerika Selatan
Benih-benih Injil telah mencapai Amerika Selatan pada awal tahun 1980-an,
saat keluarga yang terdiri dari Saudara Chen, Saudara Huang dan Saudara Kuo
beremigrasi dari Taiwan ke Argentina. Kebaktian-kebaktian rumah tangga dimulai
pada bulan Maret 1983. Dimulai pada tahun 1985, Majelis Internasional mengutus
para pekerja untuk membantu pekerjaan kudus dalam jangka pendek ke sana. Lalu
pada tahun 1992, Majelis Internasional mulai mengutus para pekerja secara resmi
ke Argentina setiap tahunnya. Kebaktian Kebangunan Rohani dan seminar-seminar
diselenggarakan dengan harapan bahwa lebih banyak imigran China dan penduduk
Argentina yang akan menerima Injil dengan bantuan orang-orang percaya di Taiwan,
sehingga sebuah rumahpun dibeli untuk diergunakan sebagai tempat beribadah
pada tahun 1989. Pada tahun 1992, Majelis Internasional menyetujui pendirian
Gereja Yesus Sejati di Argentina. Bagaimanapun, pendaftaran legal telah diajukan
pada tahun 1991, tetapi permohonan itu baru disetujui oleh pemerintah pada tahun
1998. Akhirnya, gedung gereja yang berukuran kecil dibeli pada tahun 2000 dan
sekarang telah direnovasi.
B. Pasifik Selatan
Seperti Amerika Selatan, di Pasifik Selatanpun didirikan selama gelombang
perpindahan penduduk pada tahun 1980-an. Disebabkan oleh perpindahan
penduduk yang berkelanjutan dari banyak orang percaya ke Pasifik Selatan,
banyak tempat ibadah didirikan pada periode itu. Pada umumnya, keluarga-keluarga
imigran membawa pengalaman bertahun-tahun dalam pekerjaan kudus, pelatihan
Pendidikan Agama, dewan kepemimpinan gereja, kesetiaan melayani Allah dan
memberitakan Injil bersama mereka. Oleh karena itu, gereja-gereja di daerah ini
dapat bertumbuh dengan pesat. Disebabkan oleh keterbatasan yang ada, kita akan
mempelajari pertumbuhan dari dua tempat kebaktian rumah tangga paling awal di
Australia dan Selandia Baru.
a. Australia – Brisbane (tahun 1988)
Pada tahun 1980-an, kebijakan perpindahan penduduk yang longgar dari
pemerintah Australia menarik perhatian banyak jemaat dari Taiwan. Saat Saudara
Chen, Saudara Kuo dan keluarga mereka berimigrasi ke Australia pada tahun 1988,
mereka memulai kebaktian rumah tangga dan mendirikan rumah doa Brisbane.
Saat jumlah yang bergabung makin bertambah banyak, jemaat memutuskan untuk
mendaftar diri sebagai gereja pada pemerintah Australia pada tahun 1990. Gereja
Yesus Sejatipun secara resmi didirikan di Australia pada bulan Juli 1990.
28
Tercurahnya Hujan Akhir
Pada bulan Desember 1990, tanah seluas 1,8 hektarpun dibeli dan cetak birunya
digambarkan untuk gedung gereja. Pembangunan gedung gerejapun dimulai pada
tahun 1991 setelah mendapat persetujuan dari pemerintah dan tetangga. Banyak
kesulitan yang timbul dalam proses itu, tetapi Allah mengizinkan pembangunan itu
dilakukan. Akhirnya, Gereja Yesus Sejati Brisbane diresmikan pada tanggal 2 April
1994.
b. Selandia Baru-Auckland (tahun 1988)
Pada tahun 1988, Allah mengatur Saudara Lee, yang memang dari semula
bermaksud untuk pindah ke Australia, ke ‘Kota Pelayaran’ (‘City of Sails’) di Auckland.
Dalam satu bulan, lima keluarga datang dan berkumpul di rumah Saudara Lee
untuk beribadah. Saat jemaat bertumbuh, Allah menyediakan aula Sekolah Dasar
Epsom yang disewa untuk kebaktian. Pada tahun 1990 dan 1991, gereja secara
resmi didirikan dan didaftarkan pada pemerintah. Dana pembangunan gerejapun
dikumpulkan dan Allah menggerakkan jemaat untuk pemberian dana itu dengan
murah hati. Sumbangan demi sumbangan dana berdatangan dari Taiwan, Malaysia,
Singapura, Australia, Amerika, bahkan dari para jemaat denominasi lain.
Karena berkat Tuhan, jemaat di Sekolah Dasar Epsom menjadi lebih banyak
pada tahun 1995 dan mulai menyewa suatu tempat dari sekolah lain. Sejak itu,
banyak pekerjaaan dilibatkan dalam merancang tempat ibadah, sambil mencari
tempat yang tetap. Pada bulan Maret 1996, tempat dari gereja yang sekarang
berdiripun, dibeli. Tetapi, tujuh belas keluarga tetangga menentang pendirian gedung
gereja saat rencana pembangunan gedung diumumkan. Pemerikaan dilakukan pada
tahun 1997 dan jemaat digerakkan untuk berdoa secara khusus. Pada akhirnya,
dicapai kesepakatan dan izinpun diberikan. Oleh karena itu, gereja dibangun di
bawah pimpinan Allah dan dipersembahkan kepada Tuhan pada bulan April 2003.
Bagian # 4 – Berbagai Kegiatan Penginjilan
dari Tahun 1990-an hingga Sekarang
Melalui berkat Tuhan, berbagai kegiatan penginjilan di tahun 1990 an, bahkan
telah menjangkau tempat yang lebih jauh daripada tahun 1980-an. Para pemberita
Injil dari Majelis Internasional telah diutus untuk memberitakan Injil kepada orangorang Cina di Eurasia, Asia Tenggara dan Afrika. Sebagai hasilnya, gereja-gereja
telah didirikan di Myanmar (1992), Rusia (1995), Kenya (1996), Belanda (1992), Fiji
(1994), Vietnam (1996).
Tangan Allah memimpin di jalan yang ajaib ini. Sebagai contoh, pada tahun
1997, sekelompok gereja di India, yang disebut Misi Yesus Sejati menghubungi
Gereja Yesus Sejati. Lalu, dikonfirmasikan bahwa mereka adalah cabang dari
Gereja Yesus Sejati (yang dalam terjemahan bahasa Inggris aslinya adalah ‘Misi
Yesus Sejati’), yang sempat kehilangan kontak dengan Majelis Pusat Shanghai. Saat
gereja itu dimusnahkan pada tahun 1949, beberapa jemaat dari Misi Yesus Sejati
telah kembali ke Gereja Yesus Sejati, sementara yang lainnya, terus mempelajari
Kebenaran dengan para pekerja kudus dari Majelis Internasional. Demikian pula,
Gereja Yesus Sejati di Afrika Selatan didirikan pada tahun 1998 saat seseorang yang
hilang dari gereja terluput dari maut dalam insiden penembakan. Karena rasa syukur
atas anugerah Allah, saudara itu kembali kepada Tuhan, mengajak keluarganya
untuk dibaptis dan membantu pendirian gereja di Johannesburg. Sejak perkenalan
situs Gereja Yesus Sejati dalam bahasa Inggris pada tahun 2000, Proyek Penginjilan
Internet telah mengizinkan Injil mencapai tempat-tempat yang belum
Tercurahnya Hujan Akhir
29
pernah dikunjungi oleh pemberita Injil dari Gereja Yesus Sejati sebelumnya.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai gereja kita dan doktrinnya telah datang dari
tempat-tempat sejauh Timur Tengah. Dengan bantuan situs Gereja Yesus Sejati
dalam bahasa Inggris, maka kita berharap lebih banyak gereja yang dibangun di
negara-negara baru pada beberapa tahun selanjutnya. Bagaimanapun, karena
rintangan budaya, bahasa dan keadaan geografis, banyak dari gereja yang baru
didirikan itu memerlukan perhatian kita. Mereka seperti bayi-bayi yang memerlukan
waktu pemeliharaan penuh dan para pekerja sukarela dengan kemampuan bahasa
yang tepat, pelatihan pekerjaan kudus serta pengetahuan rohani untuk membantu
mereka bertumbuh menjadi dewasa. Tetapi, panen berlimpah dan para pekerja
sedikit. Ketika melangkah ke depan dalam dekade dan abad baru ini, kita berharap
bahwa Tuhan akan senantiasa memimpin kita. Kiranya Ia memberikan kita sumber
daya, saluran dan kesempatan untuk menginjili orang-orang dari berbagai etnis,
sehingga dapat melakukan perintah-Nya untuk memberitakan Injil hingga ke ‘ujung
bumi’.
Menguji Pemahaman
1. Sebutkan empat tahapan penyebarluasan gereja yang terdapat di dalam
pelajaran ini (dalam hal keadaan geografi dan periode waktu).
2. Bagaimana gereja-gereja pada umumnya didirikan selama tiap-tiap periode
penyebarluasan itu?
3. Apakah yang dapat kita pelajari dari tiap-tiap periode penyebarluasan gereja?
4. Bagaimana kita dapat mempersiapkan diri bagi pekerjaan penginjilan selagi
masih sekolah?
Penerapan Kehidupan
Pendirian Gereja Allah di Negara Asing
Pada pelajaran ini, kita telah mempelajari bagaimana orang-orang percaya
mendirikan gereja-gereja di berbagai tempat yang baru. Tetapi cerita itu tidaklah
berakhir setara dengan berakhirnya pelajaran kita. Masih ada banyak negara di dunia
yang belum menerima Injil. Kegiatan ini akan membantu murid-murid merumuskan
suatu rencana penginjilan. Mereka dapat merumuskan rencana mereka itu pada
pengalaman-pengalaman yang kita telah pelajari pada pelajaran ini.
1. Bagikan murid-murid ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang
dan jelaskan aturan permainannya.
a. Tiap-tiap kelompok memiliki waktu 10 tahun untuk mendirikan gereja dengan
beranggotakan 30 orang.
30
Tercurahnya Hujan Akhir
b. Asumsikan bahwa kalian tidak fasih dalam mempergunakan bahasa seharihari di negara itu.
c. Pilihlah sebuah negara yang belum terdapat Gereja Yesus Sejati. Lakukan
pemeriksaan mengenai latar belakang dari negara itu. Jawablah pertanyaan
berikut:
– Apakah bahasa utamanya?
– Apakah kelompok etnis mayoritasnya?
– Apakah agama utamanya?
– Apakah tiga rintangan utama dalam memberitakan Injil di negara itu?
d. Pura-puralah kalian akan berpindah tempat tinggal ke negara itu untuk
mendirikan sebuah gereja. Apakah yang akan kalian perlukan? Buatlah
daftar sepuluh hal yang kalian perlu siapkan untuk bertempat tinggal di sana
(sebagai contoh: tabungan, bahasa, keahlian dalam bekerja).
e. Sekarang, kalian telah mendarat di bandara negara itu. Gunakan kurang
dari lima kalimat untuk menjelaskan apa yang kalian lihat dan rasakan.
2. Buatlah rencana untuk pendirian sebuah gereja di negara asing itu. Termasuk:
– Bagaimana mengatasi kesulitan bahasa setempat
– Kapan dan di mana memulai kebaktian rumah tangga
– Bagaimana menginjili lebih banyak orang
– Kapan menerapkan status rumah doa
– Siapa yang kalian akan mintai bantuan
– Bahan/tenaga manusia yang anda perlukan
– Berapa banyak orang yang kalian harus bawa setiap tahunnya untuk
mencapai target tujuan
3. Berikan tiap-tiap kelompok waktu 10 menit untuk menceritakan rencana mereka.
Apakah rencana mereka itu memungkinkan untuk dijalankan? Mengapa atau
mengapa tidak?
Renungan dan Doa
Disebabkan oleh kemajuan teknologi dalam transportasi darat, laut dan
udara, ujung dunia secara literatur berarti setiap sudut dunia, dimanapun Injil belum
diberitakan. Tentu saja, dengan kecepatan Internet dan bentuk komunikasi lainnya,
kita dapat menjangkau orang-orang yang berada di berbagai tempat yang terpencil
dan yang jauh sekalipun. Masih mungkin bagi kita untuk tidak menaklukkannya
tanpa pimpinan Roh Kudus. Kiranya Tuhan memberikan kita hati, kerelaan dan
kemampuan untuk memberitakan Injil di media dan tempat yang berbeda, sehingga
dapat melakukan kehendak-Nya di bumi.
Tercurahnya Hujan Akhir
31
Keluar
Berdirinya
Perbandingan
dari Mesir
Kerajaan
menuju
Doktrin
Israel
Kanaan
Sasaran
32
buku
Pada bagian
Pilihankedua
Setelah
yangdari
kita
pergumulan
buatini,
di
kita
akan
memperbandingkan
dalam
yang
hidup
sulit
dapat
dengan
menghasilkan
Firaun,
lima
kepercayaan
dampak
dengan
cara
jangka
Allahdasar
panjang
menunjukkan
bagi
dari
Yesus
Sejati
masaGereja
kehebatan-Nya
depan
kita
yang
danluar
angkatan
biasa
dengan
beberapa
doktrin
yang kemudian.
kepada
orang
Mesir,
Oleh
orangkarena
Israel
dan
kekristenan
itu, kepercayaan
akhirnya
adalah
meninggalkan
penting
negeri
untuk
lainnya.
Seluruh
mempertimbangkan
perbudakan.
Di pelajaran
padang semua
gurun,
yang
ada,
kecuali
dari
keputusan
mereka
mengalami
kita. satu
Allah
banyak
memiliki
naik
pelajaran
ini disusun
pemerintahan
dan
turunnya
yang
imansecara
sebelum
tertinggi
berpasangan.
Padatetapi
minggu
yang
bagi orangmereka
akhirnya
Israel,
tiba
di
mereka
tepi
pertama,
kita akan
justru memilih
Sungai
Yordan,
untukmembahas
suatu
menjadi
Tanah
taat
doktrin
kepercayaan
darisaat
kepada dan
Perjanjian
seorang
yang
tepat
raja. Pada
berada
di
beberapa
denominasi
Kristen
itu, Samuel
hadapan
mereka.
telah memperingati
Pada
bagian
lainnya.
Ini akan
membuat
orang
ini,
murid-murid
Israel,
tetapi
akan
mereka
mempelajari
lebih
murid-murid
memahami
asal
memilih menderita
gambaran
dari
Tanah diPerjanjian
bawah
mula
munculnya
denominasi
kekuasaan
(Tanah
Suci)
raja-raja
dan
peperangan
yang jahat.
kekristenan
lainnya
dan
Bersama
orang
Israel
beberapa
yang pertama
raja, seluruh
adalah
mengapa
mereka terbawa
meyakininya.
bangsamengamankan
untuk
bahkan
tanahuntuk
itu.
Pada
minggu
yang kedua,
menyembah
Seperti
beberapa
kepada
berhala.
pengalaman
kita
akan
mengulang
kembali
lain
sebelumnya,
Pada
pelajaran
melalui
ketaatan
ini,
doktrin
gereja
kita secara
lebih
murid-murid
terhadap
perintah-perintah
akan
mempelajari
Allah
mendalam.
Tujuannya
adalahdari
amanatbersandar
dan
dan
kehidupan
sepenuhnya
untuk
membantu
murid-murid
para nabi
kepada
dan
Allahlah
para
raja.sehingga
Di sini,
memperbandingkan
pola yang membawa
kemenangan
dapatdandiperoleh.
pengaruh
membedakan
berbagai
doktrin
dapatlah
Ini
harus terlihat:
menjadi
pesan
Barangsiapa
yang
yang
sertapulang
memahami
akan ada
dibawa
mematuhi
Allah
oleh muridakan
bahwa
dasarberkat.
kepercayaan
berolehKeindahan
murid.
tanah
Kapanpun
Kanaan
kita
sungguh
berpaling
yang
dijanjikan
dariberdasarkan
padakepada
Allah, mereka
orang
pada
Alkitab.
Dengan
cara
sesungguhnya
Israel
oleh Allah.
sedang
Melalui
menaruh
keadaan
ini,
kita dan
tidakiklimnya,
hanya akan
kehidupan
tanah
pribadi
ke
kita dalam
dapat
memperlengkapi
suatu bahaya.
melihat
bahwa murid-murid
Dari
sesungguhnya,
beberapa
untuk
memberitakan
kehidupan
pemeliharaan
raja Allah
yang Injil
baik
sungguhlah
seperti
kepada
orang
Kristen lainnya,
Daud dan
mengagumkan.
perbuatan
dari para
tetapi
membantu
mereka pula
raja yang
Kepemimpinan
jahat, murid-murid
Yosua
akan
berpegang
teguh
iman
memahami
dan
imannya
pentingnya
yangpada
teguh
kehidupan
kepada
mereka
sendiri.
yang tetap
Allah
merupakan
berada dalam
penekanan
firman
Allah yang
yang
palingabadi.
berharga bagi muridmurid. Perang di Yerikho dan di Ai
merupakan dua contoh berbeda
yang menggambarkan pentingnya
ketaatan kepada perintah Allah
tanpa bertanya.
Tercurahnya Hujan Akhir
Bagian # 2
1
Renungan Bagi Para Guru
Sekalipun
orangkalinya
Israel kita
mengenal
Kapan
terakhir
perintah
Umat
Allah
Israel
dengantidak
baik, hanya
tetapi
tergerak
oleh Sakramen
menjauhi Air,
sejarah
menunjukkan
Allah
untuk
bahwa
Baptisan
Basuh
Kaki berbuat
dosa. Sering
mengenal
tidaklah
kali,sama
mereka
dengan
pun
ataupun
Perjamuan
Kudus
yang
tidak menjalankannya.
dapat
menyadari oleh
bahwa
Karena
Allahlah
itu,
diselenggarakan
gereja?
sumber
kita
lihat
pertolongan
orang
di Israel
saat
Pada
haribagaimana
Sabat manakah
mereka kalinya
berulang
berada
kali berbuat
di merasakan
dalam
dosa kepada
suatu
terakhir
kita
persoalan.
Allah,
generasi
Mereka
demi
justru
generasi.
berpaling
perhentian
rohani?
Dalam
doa
kepada
Ini
haruslah
raja-raja
menjadi
dari bangsa
peringatan
asing
yang
manakah
terakhir
kalinya
untuk
bagi
umat
meminta
Kristen
bantuan
sekarang.
militer
kita
mengalami
kepenuhan
dan bersekutu
Sekalipun
dengan
menempuh
mereka
gerakan
Roh telah
Kudus?
Sekalipun
sebagai imbalannya.
Pendidikan
Atau
bertahunyang
kehidupan
kitaAgama
penuh dengan
lebih buruk
tahun,
tetapi
lagi,
tidak
mereka
menjamin
berpaling
kita
anugerah,
tetapi
seringkali
kepada
pasti
dapat
allah-allah
terapkannya
asing
di dalam
yang
melupakan
kemurahan
Allah
sama sekali
kehidupan
tidak
sehari-hari.
dapat
membantu
Ketika
bahwa
kita diizinkan
untuk
pergi
mereka.
pencobaan
datang,
yang
pertama
banyak
ke
gerejaPelajaran
secara
rutin.
Ketika
adalahjatuh.
yang
kita berbagai
Karena
harus itu,
mengetahui
penting
menyiapkan
pelajaran
siapa kitamarilah
agar
sesungguhnya
tetapkan
sumber
yang
berikut,
kitabatasan
tantang
diri
pertolongan
tegas
tentang
kita.
apa yang
Pengenalan
dapat
sendiri
untuk mengalami
kembali
saja yang
dan
tidak saat
tidak
cukup,
dapat
karena
dilakukan
kita
keyakinan
kita
percaya
harus melangkah
sebagai
umat Kristen
maju
yang
untuk
ingin
dengan
sungguh
untuk
pertama
menerapkannya
setia
kepada
firman
ke memohon
Allah.
jalan Ketika
yang
kalinya.
Marilah
kita
memimpin dan
menyerah
kehidupan
“ya”
Ketika
pada
kepenuhan
Rohberkata
Kuduskita.
hingga
memerlukan,
dosa,
maka
akan
apakah
didapati
kita lebih
siap
memiliki
persekutuan
sejati
berpaling
mudah
lagi
kepada
berbuat
dosa
Allah
setelah
untuk
dengan
Tuhan;
marilah
kita
memohon
itu.
Kita harus
pertolongan-Nya?
tetapkan
berserah
kepada
Kristus batasan
Atau, hari
yang
apakah
jelasSabat
dan
kitahingga
berkata
seperti orang“tidak”
pada
orang dosa
pada
yang
sejak
beriman
awal, bila
dangkal,
tidak,
beroleh
sukacita
menyaksikan
yangakan
kita
mencoba
berbagai
dalamdinasib
cara
jemaat
barujatuh
yangke
dibaptis
dan tujuan
yang
sama
yang
seperti
sia-sia
mereka
sebelum
yang
dalam
Tuhan.
Hanya
ketika
menyadari
menjauh
dari
bahwa
Allah berulang
Allahyang
ternyata
kali.
menemukan
keyakinan
bersedia di
dan
selalu
siapyang
untuk
sungguh
dalam
doktrin
menolongkepada
Ketaatan
kita?dapat
Perintah
Allah
benarlah,
kita
ajarkan
angkatan yang kemudian untuk
Allah
“Janganlah
adalahengkau
Penolong
lupa
Kita di Saat
melakukan
hal
yang
sama.
memperkatakan
yang
Paling Membutuhkan
kitab Taurat ini,
tetapiPenyembah
renungkanlah
itu siang
Para
yang
Sejati dan
“Tuhan supaya
malam,
adalah engkau
kekuatanku
bertindak
dan
perisaiku;sesuai
hati-hati
kepada-Nya
dengan
segala
hatiku
“Tetapi
saatnya
akan
datang
percaya.
yang
tertulisAku
di dalamnya,
tertolongsebab
sebab
dan
sudah
tiba
sekarang,
bahwa
itu beria-ria
dengan
demikian
hatiku
perjalananmu
dan dengan
penyembah-penyembah
benar
nyanyianku
berhasil
aku
dan
bersyukur
kepadaakan
menyembah
Bapa dalam
roh
Nya.”kebenaran”
engkau
akan beruntung.”
dan
(Mazmur
(Yosua
1:8)
28:7)
(Yohanes
4:23a)
pelajaran
Doktrin Baptisan Air (1)
4
Bacaan Kitab
Mat. 3:1-17; Yoh. 3:1-36; Kis. 2:37-39; 8:16,26; 10:48; 19:1-5; 1 Kor. 6:11;
Tit. 3:5
Sasaran Pelajaran
Mempelajari berbagai cara pembaptisan Kristen yang lain, sekaligus
mengetahui asal mulanya.
Ayat Alkitab
“Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu dan keduanya
turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu dan Filipus membaptis
dia.” (Kis. 8:38)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kisah Para Rasul 16-20
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Mengapa ada beberapa gereja yang membaptis dengan cara percik, menuang
dan selam? Bagaimana berbagai cara baptisan ini terjadi dari Kitab Suci yang sama?
Apakah dampak dari baptisan dan mengapa beberapa denominasi menghilangkan
sakramen itu sama sekali?
Tercurahnya Hujan Akhir
33
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Beberapa Khasiat dari Baptisan Air
Bagi kebanyakan gereja, baptisan air merupakan satu dari dua sakramen
terpenting (bersama dengan Perjamuan Kudus), karena Yesus Kristus secara
khusus memerintahkannya dalam amanat yang agung (Mat. 28:18-20). Tetapi, ada
rentang kepercayaan yang besar pada khasiat dari baptisan air. Sekarang, kita akan
memeriksa beberapa dari kepercayaan umum seperti yang diuraikan oleh Penatua
Hsieh dalam ‘Lima Doktrin Dasar’.
A. Gereja-Gereja Lutheran
Gereja-gereja Lutheran dan Reformed adalah dua cabang aliran Protestan
utama yang berasal dari Reformasi Protestan pada abad 16. Gereja-gereja Lutheran
memandang baptisan air lebih konservatif dan senantiasa mempercayai pemikiran
Katholik mengenai ‘rahasia’ di balik sakramen. Gereja-gereja Lutheran percaya
bahwa:
a. Baptisan air memiliki khasiat langsung dalam penghapusan dosa melalui
kelahiran kembali dan pembaruan (Yoh. 3:5; Tit. 3:5).
b. Baptisan air mempersatukan seseorang dengan Kristus (1 Pet. 3:21).
c. Baptisan air membawa kepada keselamatan (Mrk. 16:16).
Gereja kita pun percaya bahwa baptisan air adalah untuk penghapusan dosa.
Bagaimanapun, kelahiran baru dan pembaruan tidak berasal dari baptisan air saja.
Keduanya memroses dalam diri seseorang setelah ia menerima baptisan air dan
baptisan Roh Kudus (Tit. 3:5). Sekalipun demikian, baptisan air tidak menjamin
keselamatan. Untuk diselamatkan, kita harus memelihara kekudusan yang diperoleh
dari baptisan air.
B. Gereja-Gereja Reformed
Gereja-gereja Reformed (suatu denominasi Gereja Protestan yang ditandai
oleh doktrin-doktrin dari Calvin) cenderung percaya pada penafsiran simbolis dari
sakramen, yang menyatakan:
a. Baptisan air merupakan tanda pengudusan dari Allah (Ef. 5:26; Tit. 3:5).
b. Baptisan air merupakan suatu cara untuk menyaksikan iman kita di hadapan
orang lain.
Alkitab dengan jelas memberitahukan bahwa baptisan air lebih dari sekedar
simbol atau tanda. Saat Yesus Kristus disalib, darah dan air keluar dari tubuh-Nya
(Yoh. 19:34). Oleh karena itu, kita menerima baptisan air di dalam nama Yesus
Kristus (1 Yoh. 5:6-7).
C. Gereja-Gereja Baptis
Gereja Baptis berasal dari Gereja Anglikan pada awal abad 17. Sesuai
namanya, Gereja Baptis memberi penekanan yang besar pada baptisan jemaat
mereka. Gereja Baptis percaya bahwa:
34
Tercurahnya Hujan Akhir
a. Baptisan air merupakan suatu pengumuman status seseorang sebagai murid
Kristus (Mat. 28:19). Oleh karena itu, seseorang harus terlebih dahulu percaya
dan menjadi murid Kristus, sebelum ia dapat menerima baptisan air.
b. Baptisan air penting karena menunjukkan ketaatan seseorang kepada Allah
(Mrk. 6:12; Kis. 2:38). Tetapi, baptisan air tidak secara langsung berhubungan
dengan keselamatan seseorang, karena tidak ada kuantitas/kualitas air secara
fisik yang dapat menghapus dosa seseorang. Bagaimanapun, bila seseorang
memiliki hubungan pribadi dengan Kristus, ia akan mengasihi Tuhan dan menaati
perintah-Nya untuk dibaptis. Seseorang yang belum dibaptis masih memiliki
kesempatan untuk menerima keselamatan, tetapi tidak dapat diperhitungkan
sebagai murid Kristus yang taat.
c. Pembaruan dan kelahiran kembali dari Roh Kudus dilambangkan dalam upacara
baptisan (Tit. 3:5).
Gereja kita tidak sepaham dengan pandangan gereja Baptis karena sejumlah
alasan. Pertama, baptisan bukan hanya suatu pengumuman status dari kepemuridan
seseorang. Sebaliknya, baptisan air merupakan pintu masuk ke dalam pemuridan
Kristus. Itulah sebabnya, Galatia 3:27 memberitahukan bahwa kita dibaptis ke dalam
Kristus ketika menerima baptisan. Kedua, baptisan air memiliki khasiat langsung
terhadap penghapusan dosa (Kis. 2:38; 22:16). Kita tidak dapat memiliki keselamatan
tanpa dibaptis (1 Pet 3:21; Yoh. 3:5). Ketiga, baptisan air berkhasiat terhadap
kelahiran kembali dan pembaruan rohani. Kita diselamatkan melalui permandian
kelahiran kembali dan pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit. 3:5), yang
hadir selama baptisan air berlangsung.
D. Gereja-Gereja Presbiterian
Gereja-gereja Presbiterian didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1684. Sejak
Perang Sipil Amerikalah, muncul perbedaan antara Presbiterian Utara dan Selatan.
Oleh karena itu, tidak ada standar kepercayaan di antara semua Presbiterian.
Beberapa Gereja Presbiterian percaya bahwa:
a. Baptisan air menyatukan orang-orang percaya dengan Kristus (Rm. 6:4-6).
b. Baptisan air memiliki dampak terhadap penghapusan dosa (Rm 6:6).
c. Baptisan air memiliki dampak terhadap kelahiran kembali dan pembaruan (Tit.
3:5).
d. Baptisan air membawa kepada kehidupan yang kekal (Yoh. 3:6).
Semua kepercayaan ini dianut oleh Gereja Yesus Sejati. Orang-orang
Presbiterian yang lain mempercayai bahwa baptisan hanyalah simbol dan tidak ada
dampak nyata terhadap tindakan itu.
E. Gereja Advent Hari Ketujuh
Gereja Advent Hari Ketujuh berawal di Amerika pada tahun 1846. Seperti
jemaat Gereja Yesus Sejati, Gereja Advent Hari Ketujuh pun memegang Sabat pada
hari Sabtu (hari ketujuh). Jemaat Advent Hari Ketujuh percaya bahwa:
a. Baptisan air tidak memiliki khasiat apapun terhadap pengampunan dosa.
b. Baptisan air merupakan suatu cara untuk mengikuti teladan Kristus. Mereka yang
memiliki kesempatan haruslah menerima baptisan air, agar mengikuti Kristus.
Namun, orang-orang yang tidak dibaptis tidak terintangi untuk menuju surga.
Sebagai contoh, perampok yang disalib di sebelah Kristus, dijanjikan sebuah
tempat di surga, sekalipun ia tidak pernah dibaptis (Luk. 23:43).
Tercurahnya Hujan Akhir
35
c. Bila seseorang memiliki kesempatan untuk dibaptis dan secara sengaja menolak
baptisan air itu, ia tidak menaati firman Allah dan tidak dapat masuk surga.
Gereja kita tidak setuju dengan pandangan ini, karena beberapa alasan.
Pertama, Alkitab memberitahukan bahwa baptisan air memiliki khasiat terhadap
penghapusan dosa (Kis. 2:38; 22:16). Kedua, kita tidak dapat masuk ke dalam
kerajaan surga tanpa melalui baptisan air (Yoh. 3:5; Tit. 3:5). Alasan mengapa
perampok itu diakui di surga tanpa baptisan adalah karena Kristus belum menggenapi
keselamatan manusia melalui kematian-Nya (Rm. 4:25; 5:8-10; 1 Yoh. 5:6-7). Lagi
pula, janji Yesus Kristus kepada perampok itu (Luk. 23:43) merupakan suatu kejadian
yang langka dan tindakan kemurahan secara pribadi. Yang terakhir, seseorang tidak
akan ditolak keselamatannya karena ketidaktaatan, tetapi karena tidak dilahirkan
kembali melalui baptisan air.
Bagian # 2 – Berbagai Cara Baptisan Air
A. Tempat
Tempat dari sebuah gereja melakukan baptisan air sangatlah berkaitan
dengan cara baptisannya. Pada zaman awal Gereja Roma, saat baptisan selam
biasa dilakukan, baptisan dilakukan di dalam tempat pembaptisan atau ruangan
khusus atau kapel yang berdekatan dengan gereja. Tempat pembaptisan terdiri dari
bangunan-bangunan kecil dan bundar yang diperuntukkan bagi dewa-dewa Romawi.
Saat kekristenan dijadikan sebagai agama negara Roma pada abad ke-4, bangunanbangunan ini diperbesar agar dapat menampung jumlah baptisan yang banyak
pada hari Paskah, Pentakosta dan Epifani. (Catatan: Baptisan pada gereja mulamula hanya dilakukan pada tiga hari raya: Paskah, Pentakosta dan Epifani. Epifani
adalah hari raya yang berasal dari Gereja Timur, yang memperingati manifestasi
wahyu Allah sebagai manusia – hari kelahiran Kristus. Setelah menetapkan hari
Natal pada tanggal 25 Desember tahun 354, Gereja Roma mulai merayakan Epifani
pada tanggal 6 Januari. Sekarang, Gereja Barat memakainya untuk memperingati
manifestasi Yesus Kristus pada orang-orang non-Yahudi (Magi), sementara Gereja
Timur memakainya untuk memperingati baptisan Yesus).
Tempat-tempat pembaptisan biasanya dibangun dalam bentuk segi delapan
dan ditutupi dengan kubah yang melambangkan surga. Sama seperti angka 8 yang
mengikuti angka 7 (angka ‘sempurna’), bangunan itu pun melambangkan gaya hidup
kekristenan yang dihimbau untuk dijalani setelah pembaptisan air. Tempat-tempat
baptisan biasanya terletak dekat atrium (pelataran depan) gereja dan seringkali
berjumlah banyak dan kaya akan hiasan. Tetapi setelah abad ke-6, tempat-tempat
pembaptisan itu secara perlahan dikurangi menjadi kapel-kapel kecil yang ada di
dalam gereja. Selama abad ke-10, baptisan air dipindahkan dari tempat pembaptisan
ke kapel, karena gereja mulai melakukan baptisan dengan affusion (menuangkan
air ke atas kepala) atau percik. Orang-orang yang mengadaptasi pandangan ini
disebut Anabaptis. Sekarang, tempat baptisan berbeda-beda. Baptisan aspersion
(pemercikan) biasanya dilakukan di kapel, air baptisan/air sucipun terdapat di dalam
kolam yang disebut bak. Baptisan selam dapat dilakukan di danau, sungai, bak
mandi atau bahkan kolam renang.
B. “Dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”
Gereja-gereja Kristen membaptis dalam nama Yesus Kristus (Kis. 19:5) atau
“Bapa, Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19). Gereja kita tidak membaptis dalam
36
Tercurahnya Hujan Akhir
nama Tritunggal, karena kita percaya bahwa Yesus adalah nama sesungguhnya dari
“Bapa, Anak dan Roh Kudus.” Bapa merujuk pada Bapa Surgawi rohani kita dan
Pencipta kita (Ibr. 12:9) dan Yang mengutus Kristus (Yoh. 3:17; 7:29). Satu-satunya
alasan mengapa Anak muncul dalam bentuk daging adalah untuk menyelamatkan
ciptaan-Nya (Mat. 1:18-21; Yoh. 1:14; 1 Tim. 3:16). Oleh karena itu, semua orang
yang melihat Yesus Kristus pun melihat Allah dan tidak ada Allah lain di jagat raya
ini yang hadir pada saat yang bersamaan (Yoh. 1:18; 12:45; 14:9-11). Karena Yesus
Kristus telah merendahkan diri-Nya dan menjadi taat sampai mati di kayu salib. Itulah
sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di
atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Flp. 2:6-10). Karena
Anak pada mulanya adalah Bapa (Yoh. 14:9) dan adalah satu dengan Bapa (Yoh.
10:30), mereka memiliki nama yang sama. Karena Roh Kudus adalah Roh Allah dan
adalah satu dengan Bapa dan Anak, itu bukan suatu kesatuan yang terpisah atau
anggota yang berbeda dari Tritunggal. Oleh karena itu, Bapa, Anak dan Roh Kudus,
dianggap berada di bawah satu nama, yaitu Yesus.
C. Cara Baptisan Air
Pada dasarnya, ada dua pandangan kekristenan mengenai cara baptisan,
yaitu: selam dan bukan penganut selam (Ed. Elwell, Water A., Evangelical Dictionary of
Theology, Baker Book House, Grand Rapids, Michigan, 1984). Gereja-gereja percaya pada
baptisan selam karena tiga alasan. Pertama, kata ‘baptize atau baptizein’ berarti
selam atau masuk ke dalam air. Oleh karena itu, perintah untuk membaptis di dalam
Perjanjian Baru adalah perintah membaptis dengan cara selam, khususnya di tempat
yang memiliki banyak persediaan air (Luk. 3:3; Yoh. 3:23). Kedua, karena tujuan
baptisan air adalah untuk mempersatukan manusia dengan Kristus di dalam kematian,
penguburan dan kebangkitan-Nya (Rm. 6:3-4; Kol. 2:12), hanya diselamkan seluruh
tubuhnya dan keluar dari dalam airlah yang dapat memberi makna pada sakramen
baptisan air itu. Ketiga, karena gereja mula-mula mencatat baptisan dengan cara
selam (biasanya tiga kali, di dalam nama Tritunggal), teladan itu haruslah diikuti.
Orang-orang yang tidak menganut pandangan baptisan selam menyatakan
bahwa sekalipun kata Yunani ‘baptizein’ berarti selam, tetapi itu tidak berarti membasuh
atau membersihkan dengan air. Sebagai contoh, dalam Lukas 11:38, kata ‘baptizein’
merujuk pada membasuh tangan. Selain itu, ada beberapa ayat di Alkitab seperti
Roma 6:6 (disalibkan bersama Kristus) atau Galatia 3:27 (mengenakan Kristus),
yang tidak mewajibkan baptisan air untuk menandakan penyatuan dengan Kristus
di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Yang terakhir, sekalipun baptisan selam
merupakan cara pembaptisan air yang utama pada gereja mula-mula, tetapi caracara pembaptisan lainnya pun seperti menuangkan air diizinkan. Oleh karena itu,
mereka yang tidak menganut pandangan pembaptisan dengan cara selam percaya
bahwa baptisan dapat dilakukan dalam bentuk affusion (menuangkan air ke atas
kepala), aspersion (pemercikan dengan air suci), seperti yang terdapat dalam Yeh.
36:25; Ibr. 9:10-14; 10:22) atau selam secara tradisional.
Tetapi, kaitan Alkitabiah dari ayat-ayat itu tidaklah mendukung aspersion
(pemercikkan dengan air suci) sebagai bentuk baptisan air yang tepat. Pertama,
Perjanjian Lama memercikkan darah hanya untuk menebus dosa yang telah
dilakukan. Tetapi darah Kristus di dalam Perjanjian Baru dapat menghapuskan dosa
asal dan dosa pribadi seseorang melalui baptisan air. Oleh karena itu, referensi untuk
pemercikkan di dalam Perjanjian Lama tidak dapat disalahartikan untuk baptisan air
pada Perjanjian Baru. Kedua, Yehezkiel 36:25 merujuk pada janji Allah untuk
Tercurahnya Hujan Akhir
37
membersihkan orang-orang Israel dari dosa yang mereka telah perbuat. Ibrani 9:1114 hanya menggunakan persamaan dari pengorbanan binatang pada Perjanjian
Lama untuk menekankan penebusan darah Kristus, tetapi tidak memberikan perintah
apapun untuk membaptis seseorang dengan cara percik. Ketiga, penjelasan dari
ungkapan ‘hati kita telah dibersihkan’ di dalam Ibrani 10:22 merupakan referensi
lain untuk penebusan darah Kristus, yang merupakan pengudusan dan bukan
penghapusan dosa asal dan dosa pribadi kita. Selain itu, diakhiri dengan ungkapan
‘dan tubuh kita telah dibasuh’. Bila kata ‘percik’ diartikan secara hurufiah, maka
kata ‘basuh’pun seharusnya diartikan secara hurufiah pula. Akhirnya, Ibrani 9:10
merujuk pada upacara pentahiran diri sebelum masuk ke dalam tempat ibadah, yang
merupakan pentahiran diri semata dan tidak berkaitan apa-apa dengan penebusan
dosa.
Bagian # 3 – Berbagai Persyaratan
A. Persyaratan Baptisan Air
Perjanjian Baru tidak memberi contoh apapun mengenai baptisan air, kecuali
oleh para pendeta yang diurapi. Yohanes 4:2 secara jelas menyatakan, “Meskipun
Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya.“ Oleh karena itu, baptisan
air secara tradisional telah dilakukan oleh orang-orang yang telah dipercayakan
dengan pelayanan di dalam gereja Katolik Roma. Pengecualian-pengecualian
dalam baptisan boleh dilakukan oleh orang-orang awam, bila para pendeta tidak
ada. Pada mulanya, beberapa Gereja Baptis pun melakukan baptisan air sendiri.
Bagaimanapun, baptisan air merupakan pelayanan umum pada kebanyakan gereja
sekarang ini.
B. Persyaratan Calon Baptisan Air
Bagi kebanyakan gereja, persyaratan mutlak sebelum menerima baptisan
air adalah pengakuan iman dan pertobatan dari seseorang. Untuk memastikannya,
beberapa denominasi gereja telah menetapkan persyaratan usia minimum (12
tahun) sebelum dapat dibaptis.
Bagian # 4 – Pembaptisan Bayi dan Peneguhan Iman
Pembaptisan bayi (paedobaptism), telah diperdebatkan sejak sejarah
kekristenan mula-mula. Itu telah ditentang oleh para penguasa gereja seperti
Origenes, karena sejumlah alasan. Pertama, tidak ada perintah langsung atau contoh
dari Alkitab untuk pembaptisan bayi. Kedua, bayi tidak dapat mengaku dosa mereka
sendiri dan secara sadar memutuskan untuk bertobat dan dibaptis (Kis. 2:38). Ketiga,
para orangtua yang mengakui iman anak-anak mereka mungkin hanya memiliki iman
sedikit saja. Oleh karena itu, para orangtua tidak akan dapat membimbing anakanak dengan iman seperti itu hingga dapat menyatakan pengakuan pribadi mereka
sendiri.
Sebaliknya, mereka yang setuju dengan pembaptisan bayi berpendapat
bahwa Alkitab mencatatkan himbauan untuk pembaptisan bayi ini secara tersirat.
Berbagai macam pembaptisan bayi pada Perjanjian Lama – air bah (Kej. 8:1-22;
1 Pet. 3:20-21), menyeberangi Laut Merah (Kel. 14:1-31) dan sunat (Kej. 17:1-26);
semuanya termasuk seluruh anggota keluarga dan bukannya perorangan saja.
Karena bayi merupakan bagian dari anggota suatu keluarga, maka mereka
38
Tercurahnya Hujan Akhir
seharusnya memenuhi persyaratan untuk menerima anugerah pembaptisan air.
Dalam Perjanjian Baru, pelayanan Kristus termasuk kepada anak-anak. Yesus Kristus
menerima dan memberkati anak-anak (Mat. 19:3-14), menjadi marah saat para
murid menolak anak-anak (Mrk. 10:14) dan memperingatkan kepada mereka yang
menyesatkan anak kecil (Mat. 18:6). Selain itu, dalam kitab Kisah Para Rasul, orangorang percaya pun dibaptis beserta anggota keluarga mereka (Kis. 16:15,33).
Gereja-gereja yang melakukan pembaptisan bayi sering mengharuskan
peneguhan iman saat anak itu telah menjadi dewasa. Peneguhan iman merupakan
upacara yang bertujuan meneguhkan hubungan antara seseorang dengan Allah
atau menyatakan resmi bahwa hubungan di antara keduanya terjalin. Di Gereja
Katolik Roma, peneguhan iman dipandang sebagai sebuah sakramen. Peneguhan
iman dari para calon baptisan haruslah berusia minimal tujuh tahun, sebelum
dapat menyatakan iman mereka. Selama peneguhan iman itu, seorang uskup
menumpangkan tangan kepada para calon baptisan dan mengurapi kepala mereka
dengan minyak suci (campuran minyak dan balsam). Sebagai hasilnya, karuniakarunia Roh Kudus dianggap telah dianugerahkan kepada mereka semua. Pada
gereja-gereja Ortodoks Timur, para pendetalah yang menangani peneguhan iman
itu. Bagaimanapun, anak-anak biasanya akan menerima tiga sakramen baptisan,
peneguhan iman dan pesekutuan awal di dalam pelayanan yang sama.
Setelah Reformasi Protestan, jemaat Anglikan dan Lutheran selalu memandang
peneguhan iman itu sebagai pengakuan umum atas iman dari seseorang yang
dibaptis ketika masih bayi. Oleh karena itu, para calon baptisan haruslah mengikuti
kelas katekisasi (dasar kepercayaan) sebelum menyatakan peneguhan imannya.
Bagaimanapun, jemaat Lutheran tidak lagi memandang peneguhan iman itu sebagai
sebuah sakramen. Jemaat Protestan lainnya yang tidak memandang peneguhan
iman itu sebagai sakramen, kadang menggunakan istilah ‘peneguhan iman’ untuk
menggambarkan penerimaan atas seseorang yang dibaptis ke dalam keanggotaan
penuh gereja, termasuk hak istimewanya untuk menerima Perjamuan Kudus.
Menguji Pemahaman
1. Mengapa beberapa orang Kristen percaya bahwa baptisan air tidak
menghapuskan dosa?
2. Apakah perbedaan antara baptisan dengan cara pemercikkan dengan air yang
kudus, menuangkan air ke atas kepala dan selam? Mengapa baptisan selam
paling alkitabiah?
3. Mengapa beberapa angkatan membaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus? Mengapa gereja kita tidak melakukannya?
4. Mengapa beberapa gereja memiliki persyaratan usia minimum sebelum
dibaptis?
5. Alasan apa sajakah yang menentang pembaptisan bayi dilakukan? Lalu,
mengapa bayi harus dibaptis?
Tercurahnya Hujan Akhir
39
Penerapan Kehidupan
Perbandingan Doktrin
Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok dan mintalah tiap-tiap
kelompok untuk melengkapi dua tabel perbandingan serta mengilustrasikannya di
papan poster. Mintalah sukarelawan murid dari tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan
jawaban dan ilustrasi mereka itu.
Tabel 1
Kepercayaan Dasar Baptisan Air
Gereja Lutheran
Gereja Reformed
Gereja Baptis
Gereja Presbiterian
Gereja Advent Hari Ketujuh
Gereja Yesus Sejati
Tabel 2
Metode Baptisan
Tempat
Baptisan
Dalam nama...
Cara Baptisannya
Persyaratan Pembaptisan
Baptisan Air
Bayi
dan Calon
Pandangan Orang Kristen
Pada Umumnya
Pandangan
Gereja Yesus Sejati
Sebuah Kesaksian yang Luar Biasa!
Kesaksian berikut dapat dipergunakan sebagai contoh bagi kelas Remaja
mengenai kemanjuran dari baptisan air yang sesungguhnya, yang merupakan
pembasuhan oleh darah Kristus. Kesaksian ini terkait sepenuhnya dengan muridmurid, karena tokoh utamanya adalah seorang siswa SMU.
Pada bulan Juni 1991, Grace yang berusia 14 tahun tiba-tiba merasa lelah
dan pucat. Saat sang ayah membawanya ke rumah sakit, para dokter mendapati
bahwa ia mengidap penyakit anemia, suatu penyakit yang mengancam kehidupan
seseorang, karena menekan produksi sel darah merah pada sumsum tulang.
Sekalipun pengobatan tersedia, tetapi tingkat keberhasilannya hanya sepuluh hingga
dua puluh persen.
Bagaimanapun, Grace tetap berada di pusat kesehatan untuk menjalani
pengobatan. Tes kecocokan sumsum tulang yang dilakukan pada anggota
keluargapun gagal. Setelah enam minggu berada di pusat kesehatan, kondisi Grace
tidak pula membaik. Keluarga Grace berkonsultasi dengan kepala medis dalam
40
Tercurahnya Hujan Akhir
bidang transplantasi sumsum tulang, tetapi sang dokter hanya dapat memberikan
tingkat keberhasilan lima puluh persen. Karena Grace biasanya sangat sehat, para
anggota keluarga yang lain beranggapan bahwa Allah mungkin sedang menggunakan
penyakit Grace untuk memanggil mereka kembali kepada-Nya. Belum ada gereja
saat ayah Grace tiba di Amerika Serikat. Oleh karena itu, sekalipun ia adalah seorang
jemaat gereja, tetapi anggota keluarga yang lain masih ada yang belum dibaptis.
Oleh karena penyakit Grace, keluarga inipun berdoa kepada Allah untuk memohon
pengampunan-Nya dan bertekad untuk menerima baptisan.
Sekalipun dokter keberatan atas kondisi Grace, tetapi keluarganya memutuskan
untuk mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani di Gereja Elizabeth. Dalam kebaktian
itu, keluarga Grace belajar bahwa jemaat di sana sedang berdoa dan berpuasa bagi
mereka sebelum mereka tiba. Melalui campur tangan dari banyak saudara-saudari
seiman, keluarga Grace menerima curahan berkat Tuhan. Ibu Grace menerima Roh
Kudus pada hari pertama doa dan puasa itu. Grace pun menerima Roh Kudus pada
hari kedua. Selama baptisan, baik Grace maupun ibunya memperoleh penglihatan
mengenai darah Yesus Kristus. Setelah baptisan air, wajah Grace yang tadinya pucat
dan tangannya yang terasa dingin, sekarang tidak lagi demikian. Keesokan paginya,
Grace pulang ke rumah untuk menjalani transfusi darah mingguannya. Secara
ajaib, jumlah darahnya bertambah! Allah telah memulihkan tulang sumsum yang
memproduksi darah merahnya. Setelah melihat kuasa Allah, Grace menghentikan
pemakaian resep pengobatannya. Sebaliknya, keluarga Grace berdoa lebih tekun,
mengetahui bahwa banyak saudara-saudari di dalam Kristus yang melakukan hal
yang sama. Keluarga melanjutkan doa dan puasa pada pagi hari selama tiga bulan.
Puji Tuhan, jumlah darah Grace bertambah sampai ia benar-benar sembuh!
Karena kasih Allah, Grace dapat menjadi sehat, hidup aktif setelah menjalani
baptisan air. Ia dapat berpartisipasi dalam berbagai Kebaktian Kebangunan Rohani
dan seminar, mengunjungi banyak gereja di luar negeri dan mengikuti kuliah di
Washington DC. Kesaksian Grace ini tidak hanya memperlihatkan kuasa Tuhan
yang luar biasa, tetapi menunjukkan pula pentingnya baptisan di dalam nama Yesus
Kristus dan menjadi anak-anak Allah. Kiranya segala kemuliaan hanya bagi Allah di
surga. Amin.
Renungan dan Doa
“Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada
hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa” (Kis. 2:41). Pada hari yang
membahagiakan di dalam kitab Kisah Para Rasul, tiga ribu orang dibaptis. Tetapi,
apakah kita pernah berhenti merenungkan berapa banyak dari tiga ribu orang itu
yang selamat pada akhirnya? Baptisan air hanyalah merupakan awal dari perjalanan
iman kita. Itu menandai dimulainya perjalanan panjang dari kehidupan kita dalam
pembaruan dan pengudusan. Kiranya Tuhan melindungi dan memimpin kita ketika
bertumbuh di dalam Roh dan berjalan menuju rumah surgawi kita.
Tercurahnya Hujan Akhir
41
Halaman Kosong
42
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
Doktrin Baptisan Air (2)
5
Bacaan Kitab
Mrk. 16:14-20; Kis. 22:1-21; Rm. 6:1-14; Gal. 3:26-29; Kol. 2:11-13;
1 Pet. 3:20-21
Sasaran Pelajaran
1. Mengulas doktrin baptisan air di gereja kita dan khasiatnya
2. Menjelaskan doktrin baptisan air di gereja kita yang sesuai dengan
Alkitab
Ayat Alkitab
“Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran
kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (Tit. 3:5)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kisah Para Rasul 21-26
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Sebagai angkatan yang kedua atau ketiga dari jemaat Gereja Yesus Sejati,
banyak dari murid-murid yang mungkin tidak mengingat baptisan saat mereka masih
bayi. Oleh karena itu, mungkin sulit bagi mereka untuk memahami baptisan air secara
pribadi. Agar murid-murid memiliki catatan sendiri mengenai baptisan air, mintalah
mereka menceritakan kembali mengenai baptisan air yang terakhir kalinya mereka
ikuti. Hal apa sajakah yang kalian amati? Bagaimana perasaan kalian? Mengapa
baptisan air dapat menjadi suatu kejadian yang mengubah kehidupan?
Tercurahnya Hujan Akhir
43
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Khasiat dari Baptisan Air
Bukan hanya Yesus Kristus yang menerima baptisan (Mat. 3:16-17), Ia pun
memerintahkan para murid-Nya untuk “jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19). Tuhan
Yesus pun berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa
yang tidak percaya akan dihukum” (Mrk. 16:16). Oleh karena itu, kita dapat melihat
bahwa baptisan air merupakan perintah penting yang secara langsung berkaitan
dengan keselamatan.
A. Pengudusan dan Pengampunan Dosa
Khasiat utama dari baptisan air adalah pengampunan dosa. Alkitab
memberitahukan bahwa ketika kita dibaptis, manusia lama kita turut disalibkan, agar
kita tidak lagi menjadi budak dosa (Rm. 6:6). Itulah sebabnya, para murid Tuhan
Yesus seperti Petrus dan Paulus memberitakan bahwa baptisan di dalam nama
Yesus Kristus dapat menghapuskan dosa (Kis. 2:38; 22:16). Ketika dosa-dosa kita
disucikan, kita menjadi ‘kudus’ dan ‘benar’ (1 Kor. 6:11).
B. Kebangkitan dan Pembaruan Hidup
Dalam baptisan air, kita mengalami kematian, penguburan dan kebangkitan
bersama dengan Kristus (Rm. 6:3-5). Kita lahir kembali (secara rohani), sehingga
dapat memasuki Kerajaan Allah (Yoh. 3:5). Setelah bangkit bersama Kristus melalui
iman (Kol. 2:12), kita harus bertekad untuk melangkah di dalam kehidupan yang
baru (Rm. 6:4), seperti yang Paulus katakan, “Jika demikian, apakah yang hendak
kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih
karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita
masih dapat hidup di dalamnya?” (Rm. 6:1-2).
C. Mendapat Bagian Bersama Kristus
Baptisan air mengizinkan kita mengambil bagian bersama dengan Kristus,
seperti kitab Galatia beritahukan, “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus,
telah mengenakan Kristus” (Gal. 3:27). Tidak hanya itu, kita ‘dibaptis ke dalam satu
tubuh’ (1 Kor. 12:13) dan menjadi jemaat di dalam gereja/tubuh Kristus. Oleh karena
itu, seseorang tidak dapat bergabung di dalam gereja tanpa baptisan yang tepat.
D. Mendapat Bagian dalam Keselamatan
Baptisan air mengizinkan kita memiliki bagian di dalam keselamatan. Dari
Titus 3:5, dapat diketahui bahwa kita diselamatkan melalui ‘permandian kelahiran
kembali dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus’. Yesus Kristus pun
berkata, “Sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat
masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yoh. 3:5). Sama seperti keluarga Nuh diselamatkan
melalui air bah, kitapun sekarang diselamatkan melalui baptisan air. Seperti kata
44
Tercurahnya Hujan Akhir
Petrus, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan –
maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk
memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah – oleh kebangkitan Yesus Kristus”
(1 Pet. 3:21). Ketika hati nurani kita dibersihkan oleh darah Kristus (Ibr. 9:12-14), kita
dapat memiliki bagian di dalam keselamatan.
Bagian # 2 – Cara Baptisan Air yang Alkitabiah
A. Di Sumber Air yang Hidup
Gambaran dari Perjanjian Lama dan beberapa contoh dari Perjanjian Baru
memberitahukan bahwa baptisan air senantiasa dilakukan di sumber air yang hidup
atau sumber air yang alami. Dalam Perjanjian Lama, Zakharia menubuatkan bahwa
suatu ‘sumber’ akan dibuka bagi orang-orang yang tidak kudus (Zak. 13:1). Allah
pun berjanji bahwa Ia akan mengampuni umat-Nya dengan ‘melemparkan segala
dosa mereka ke dalam tubir-tubir laut’ (Mik. 7:18-19). Lalu, Petrus mengartikan
janji ini sebagai baptisan Perjanjian Baru (1 Kor. 10:1-2). Dalam Perjanjian Baru,
Yesus Kristus sendiri dibaptis di Sungai Yordan. Faktanya, Ainon atau tempat Yesus
menerima baptisan air (Yoh. 3:23), mengandung arti ‘dua mata air’ dalam bahasa
Yunani. Di dalam Alkitab tidak pernah dicatatkan bahwa ada orang-orang yang
dibaptis di tempat-tempat buatan manusia seperti danau, bak atau kolam. Dengan
alasan inilah, kita pun harus dibaptis di sumber air yang hidup/yang alami.
B. Dalam Nama Yesus Kristus
Kita dibaptis dalam nama Yesus Kristus, karena “keselamatan tidak ada di
dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada
nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”
(Kis. 4:12). Itulah sebabnya, para rasul pun melakukan segala sesuatunya dan
dibaptis di dalam nama Yesus Kristus (Kis. 2:38; 8:16; 10:48; 19:5; 22:16). Lihatlah
pula pada Pelajaran 4.
C. Kepala Menunduk
Baptisan air merupakan kematian, penguburan dan kebangkitan bersama
dengan Kristus (Rm. 6:3-5). Ketika dibaptis, kita dikuburkan bersama dengan Kristus
(Kol. 2:12). Agar mati seperti Kristus, kita harus menundukkan kepala seperti yang
Tuhan lakukan saat Ia mati di kayu salib (Yoh. 19:30). Menundukkan kepala bukan
hanya menunjukkan kerendahan hati kita, tetapi pertobatan kita pula sebagai orang
yang berdosa (Mzm. 40:13; Luk. 18:13-14).
D. Diselamkan Seluruhnya
Makna sesungguhnya atau akar kata dari baptisan air adalah ‘dimasukkan
ke dalam air atau diselamkan’. Gereja Yunani Orthodoks, salah satu gereja Kristen
tertua, selalu menekankan makna ini dari ayat-ayat Kitab Suci dan selalu melakukan
baptisan selam hingga sekarang.
Nubuatan di dalam Perjanjian Lama mengajarkan kita mengenai pentingnya
dibaptiskan selam. Sebagai contoh, cerita air bah pada zaman Nuh menggambarkan
“air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi dan ditutupinyalah segala
gunung tinggi di seluruh kolong langit” (Kej. 7:19), karena “pada hari itulah terbelah
Tercurahnya Hujan Akhir
45
segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di
langit” (Kej. 7:11). Karena air bah merupakan suatu kiasan dari baptisan air pada
Perjanjian Baru (1 Pet. 3:20-21), kita pun seharusnya ditutupi dengan air seluruhnya
selama baptisan air berlangsung.
Kiasan lain dari Perjanjian Lama adalah menyeberangi Laut Merah. Saat
orang-orang Israel menyeberangi laut, air bagaikan tembok di sebelah kiri dan kanan
bagi mereka (Kel. 14:22). Karena ‘melewati laut’ merupakan kiasan dari baptisan
air (1 Kor. 10:1-2), maka kita seharusnya dikelilingi oleh air ketika dibaptis di dalam
nama Yesus Kristus. Demikian pula, dalam Perjanjian Baru, saat Tuhan Yesus
menerima baptisan selam, Iapun “segera keluar dari air” (Mat. 3:16). Para pengikut
Tuhan Yesus seperti Filipus mengikuti teladan ini dan “turun ke dalam air”, saat
membaptis sida-sida Etiopia (Kis. 8:38).
Bagian # 3 – Persyaratan Lainnya dalam Baptisan Air
A. Persyaratan Pembaptis
a. Dipenuhi oleh Roh Kudus
Orang yang membaptis untuk penghapusan dosa haruslah dipenuhi oleh Roh
Kudus, karena hanya Roh Kuduslah yang memiliki kuasa untuk mengampuni
dosa-dosa (Yoh. 20:22-23). Roh Kudus tidak hanya membuktikan bahwa
pembaptis diutus oleh Allah (Yoh. 20:21-22; Luk. 4:18), tetapi menyaksikan pula
bahwa ada air dan darah di dalam baptisan air (1 Yoh. 5:6,8; Yoh. 19:34; Ef.
1:7).
b. Dibaptis dengan Benar
Agar mengampuni dosa, seseorang haruslah diampuni dosanya terlebih dahulu
(Yoh. 20:22-23) dan dibaptis dengan cara yang benar, agar segala dosanya
diampuni (Rm. 6:4-7).
B. Persyaratan Calon Baptisan Air
a. Haruslah Percaya
Yesus Kristus berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan,
tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Mrk. 16:16). Oleh karena itu,
barangsiapa yang menerima baptisan air haruslah percaya bahwa Yesus Kristus
adalah yang Esa dan satu-satunya Juruselamat, karena “keselamatan tidak ada
di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini
tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan” (Kis. 4:12). Para calon baptisan air haruslah percaya pula bahwa
darah Kristus dapat menghapus dosa (Ef. 1:7) dan bahwa darah yang hadir di
dalam air baptisan di bawah kesaksian Roh Kudus (Kis. 22:16; 1 Yoh 5:6,8).
Yang terakhir, mereka yang dibaptis di gereja kita haruslah percaya bahwa
jemaat adalah tubuh Kristus (Kol. 1:24) dan tempat kediaman Allah (Ef. 2:1921).
b. Haruslah bertobat dari dosa
Pertobatan haruslah berlangsung sebelum baptisan air dilakukan, karena para
rasul berkata, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu
akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38). Pertobatan itu berarti
46
Tercurahnya Hujan Akhir
berpaling dari kejahatan (Mat. 3:6; Kis. 3:26) dan mendekatkan diri kepada Allah
(Kis. 26:20; Tit. 2:14).
Bagian # 4 – Pembaptisan Bayi
Sekalipun ada banyak pandangan yang berbeda mengenai pembaptisan bayi,
gereja kita percaya bahwa bayi haruslah dibaptis karena beberapa alasan berikut:
a. Sekalipun semua bayi belumlah melakukan kejahatan, tetapi mereka terlahir
dengan membawa dosa asal (Mzm. 51:7; Rm. 5:12). Karena membawa dosa
dan tidak memiliki kuasa atas maut (Pkh. 8:8), mereka haruslah dibaptis untuk
penghapusan dosa, agar diselamatkan (Tit. 3:5).
b. Allah memasukkan anak-anak dalam janji keselamatan-Nya. Saat Petrus
memberitakan Injil mengenai baptisan air dan menerima Roh Kudus, ia berkata,
“Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih
jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kis. 2:39).
Selama pelayanan-Nya, Yesus Kristus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu,
janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang
yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga” (Mat. 19:14).
c. Nubuatan dalam Perjanjian Lama mengenai baptisan air adalah mencakup
para bayi. Saat perjanjian mengenai sunat diberkan kepada Abraham, Allah
memerintahkan para bayi untuk disunat pada hari ke-8 (Kej. 17:9-14; Im. 12:2-3;
Kol. 2:11-12; Gal. 3:27). Anak-anak kecil dan bayi pun menerima keselamatan
bersama dengan orang dewasa saat orang-orang Israel ‘dibaptiskan’ ke dalam
Laut Merah (1 Kor. 10:1-2; Kel. 10:9-10, 24; 12:31).
d. Keluarga yang dibaptiskan seperti satu unit kesatuan selama zaman para
rasul (Kis. 16:15,32-34; 1 Kor. 1:16). Karena para bayi merupakan bagian dari
keluarga, mereka seharusnya tidaklah dikecualikan dari pembaptisan air.
Menguji Pemahaman
1. Bila kita ‘diselamatkan oleh anugerah’, mengapa kita perlu dibaptis?
2. Apakah kiasan itu? Apakah dua gambaran di dalam Perjanjian Lama yang
menggambarkan baptisan air pada Perjanjian Baru? (Gambaran adalah sesuatu
yang terdapat di dalam Alkitab yang terjadi lebih dahulu (dalam Perjanjian Lama)
yang memberikan tanda mengenai kejadian penting yang akan terjadi kelak
(dalam Perjanjian Baru). Sebuah contoh di dalam Perjanjian Lama adalah air
bah, yang merupakan gambaran untuk baptisan air (1 Pet. 3:21). Adam pun
merupakan suatu pola atau gambaran bagi Kristus.)
3. Apakah dua persyaratan seorang pembaptis di Gereja Yesus Sejati? Apakah
alasannya?
4. Bila kehidupan berarti suatu pergerakan, apakah pusaran airpun boleh sebagai
tempat pembaptisan? Mengapa atau mengapa tidak?
Tercurahnya Hujan Akhir
47
Penerapan Kehidupan
Laporan Langsung
Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok
sedikitnya ada seorang pewawancara dan seorang yang diwawancarai. Mintalah
tiap--tiap kelompok itu untuk menetapkan kesaksian mengenai baptisan air (boleh
kesaksian pribadi atau dari jemaat lainnya). Mintalah pula untuk menuliskan naskah
wawancara mengenai baptisan air itu. Orang-orang yang diwawancarai bolehlah
dari mereka yang menyaksikan pembaptisan air itu, pembaptis, teman-teman atau
anggota keluarga. Tekankan bahwa kesaksian itu haruslah sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Tidak boleh dilebih-lebihkan. Berikan tiap-tiap kelompok 5-10
menit untuk mereka tampil. Anda boleh merekam tiap-tiap kelompok secara terpisah
dan memutarnya kembali di hadapan mereka semua.
Pilihan lainnya:
Biarkan murid-murid membuat sebuah film dokumenter mengenai beberapa
pengalaman baptisan air di gereja setempat atau mintalah mereka untuk menuliskan
kesaksian mengenai baptisan air yang terjadi di dalam keluarga mereka.
Contoh Kesaksian: Anugerah Allah dalam Baptisan Air (oleh Saudari Elaina,
Agustus 2002)
Karena anugerah Tuhanlah, saya dan suami dapat dibaptis pada tanggal
14 Maret 1999. Pagi itu, pendeta memilih enam orang dari antara kami yang akan
menerima baptisan air. Ditentukan untuk menjadi anak-anak Allah membuat hati
kami sungguh bersukacita, Suami saya tampak begitu bahagia sepanjang hari itu.
Bagaimanapun, saya pun ingin menangis, karena mengenang bagaimana Tuhan
Yesus mati demi keselamatan kami.
Banyak saudara-saudari seiman yang sedang menanti kami saat tiba
di tempat pembaptisan air di Long Beach. Salam kasih mereka membuat saya
merasakan bahwa kami merupakan bagian dari sebuah keluarga besar. Suami
saya pun merasakan hal yang sama, karena senantiasa tersenyum. Saat semuanya
telah siap, kami berdoa dan menyanyikan pujian. Pendeta masuk ke dalam air dan
mulai berdoa. Tiba-tiba, saya melihat warna merah secara perlahan muncul dari
sebelah kanan saya dan meluas ke sebelah kiri. Air mata pun mengalir, karena saya
mengetahui bahwa itu adalah darah Yesus dan bahwa Allah ada bersama dengan
diri saya. Mata saya penuh dengan penglihatan mengenai darah Yesus saat seorang
saudari dibaptis pada giliran yang pertama. Karena merasakan kasih Allah yang
berlimpah, saya hanya dapat berlutut dan menangis dengan tersedu-sedu. Saya
merasakan bahwa Tuhan Yesus begitu mengasihi diri saya, yang adalah seorang
berdosa dan tidak layak untuk menerima keselamatan-Nya.
Saat tiba giliran saya, sayapun berlutut di dalam air dan merasa hangat.
Saya merasakan bahwa kasih Allah meliputi diri saya dan segala dosa saya sedang
dibersihkan. Setelah baptisan air itu, saya memberitahukan suami bahwa saya melihat
penglihatan mengenai darah Yesus. Ia begitu tersentuh dan yakin akan anugerah
Allah. Saat kami pergi ke gereja untuk mengikuti Perjamuan Kudus dan Basuh Kaki,
saya diminta untuk meyakinkan apa yang saya saksikan dalam penglihatan itu.
48
Tercurahnya Hujan Akhir
Pujilah Tuhan bahwa ada seorang saudari lainnya yang menerima baptisan air pada
pagi itu yang bersaksi melihat darah Kristus.
Pada hari-hari berikutnya, saya dan suami merasakan sukacita dan syukur
senantiasa di dalam kehidupan kami. Tetapi kira-kira satu bulan setengah kemudian,
tiba-tiba sesuatu melintas di dalam benak saya. Saya bertanya kepada suami. Akhirakhir ini, saya belum mendengar apa-apa mengenai kesehatanmu?”
Saya merasa cemas, karena suami sedang menderita gangguan jantung yang
parah, yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter. Kadang, detak jantungnya berada
di bawah 58 detak per menit. Oleh karena itu, suami sering merebahkan diri dan
mengeluh bahwa ia tidak dapat bernafas dengan baik. Yang mengejutkan lagi, suami
memandang saya dan menjawab, “Hmm...sesungguhnya, saya tidak lagi merasakan
sakit pada jantung. Faktanya, Allah pasti telah menyembuhkan penyakit jantung
itu, sekalipun saya tidak berdoa dan memohon kepada-Nya. Dia pasti memahami
penderitaan saya dan telah bermurah hati kepada saya.”
Pujilah Tuhan! Allah tidak hanya mengizinkan saya memperoleh penglihatan
akan darah-Nya yang berharga, tetapi menyembuhkan pula suami saat baptisan air
berlangsung. Karena anugerah Allah, suami menjadi orang yang sehat dengan jantung
yang normal. Karena kemurahan-Nyalah, sekarang kami dapat berkonsentrasi dalam
melakukan pekerjaan kudus di gereja. Kiranya, Allah di surga dimuliakan dan dipuji
selama-lamanya. Amin.
Laporan Berdasarkan Kesaksian:
Pewawancara: Selamat malam, Saudari Elaina. Kami merasa gembira, karena
anda dapat bersama dengan kami sekarang.
Saudari Elaina: Selamat malam Saudara __________. Terima kasih, karena telah
menemui saya.
Pewawancara: Saya mendengar bahwa anda memiliki pengalaman yang luar biasa
selama baptisan air hari ini. Apakah anda ingin berbagi dengan
kami?
Saudari Elaina: Syukur kepada Allah, saya telah mengalami pengalaman yang
luar biasa dan ingin sekali menceritakannya kepada setiap orang.
Saya menyaksikan penglihatan mengenai darah Kristus di tempat
baptisan air pada hari ini!
Pewawancara: Benarkah? Seperti apakah itu?
Saudari Elaina: Baiklah. Pertama-tama, izinkan saya menceritakan sedikit mengenai
mengapa saya memilih untuk dibaptis...(bersambung)
Tercurahnya Hujan Akhir
49
Renungan dan Doa
Sebagai orang-orang yang percaya dalam Kristus, kita telah dibeli dengan
darah Tuhan Yesus yang sungguh berharga. Kiranya kita senantiasa mengingatkan
diri kita akan anugerah Allah dan harga yang telah Dia bayar bagi keselamatan kita.
Seperti yang Alkitab katakan, “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar. Karena itu, muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Kor. 6:20).
50
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
Doktrin Roh Kudus (1)
6
Bacaan Kitab
Kis. 2:1-47; 8:1-10:48; 19:1-40; 1 Kor. 12:1-31; 14:1-40
Sasaran Pelajaran
1. Untuk membandingkan beberapa doktrin Roh Kudus dari gereja lain
dengan gereja kita
2. Untuk menegaskan kembali kepada murid-murid bahwa Roh Kudus
adalah penting bagi keselamatan kita
Ayat Alkitab
“Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena
mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya
menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.”
(Kis. 8:16-17)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kisah Para Rasul 27-Roma 3
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Tanyakan kepada murid-murid, apakah mereka mengenal teman-teman dari
gereja lain yang menegaskan harus memiliki Roh Kudus. Apakah mereka berbahasa
roh ketika berdoa? Bagaimana pandangan mereka mengenai berbahasa roh sebagai
bukti dari memperoleh Roh Kudus? Bagaimana pandangan mereka dapat berbeda
dengan kita?
Tercurahnya Hujan Akhir
51
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Menerima Roh Kudus
Ada tiga pertanyaan penting yang berkaitan dengan Roh Kudus dalam
kekristenan: Pertama, apakah Roh Kudus diterima atas penyataan iman? Kedua,
apakah glossolalia (glossa = lidah, glossolalia = berbahasa lidah) merupakan bukti
dari menerima Roh Kudus? Ketiga, apakah menerima Roh Kudus merupakan
persyaratan untuk beroleh keselamatan? Dalam pelajaran ini, kita akan menyelidiki
beberapa jawaban yang umumnya diyakini di dunia kekristenan sekarang.
A. Menerima Roh Kudus ketika Percaya
Banyak orang yang meyakini bahwa Roh Kudus diterima atas penyataan
iman seringkali mendasarkan keyakinan mereka pada 1 Korintus 12:3, “Karena itu,
aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh
Roh Allah, dapat berkata: ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak ada seorangpun, yang dapat
mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus.”
Ketika membaca ayat ini, seseorang seharusnya membedakan antara
‘digerakkan oleh Roh Kudus’ dan ‘menerima Roh Kudus’. Orang yang menerima
Roh Kudus pasti digerakkan oleh-Nya, tetapi yang digerakkan oleh Roh Kudus tidak
selalu memiliki-Nya. Dalam kasus 1 Korintus 12:3, gerakan Roh Kuduslah yang
menyebabkan orang-orang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Selain itu, kita
seharusnya menyadari bahwa tidak semua orang yang menerima Injil langsung
menerima Roh Kudus. Saat orang-orang Samaria menerima Injil dan dibaptis, Petrus
dan Yohanes harus mendoakan mereka, sehingga barulah menerima Roh Kudus.
Alkitab mencatatkan, “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara
mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus” (Kis. 8:14-16).
Dari sini, kita dapat melihat bahwa tidak semua orang yang mengaku Yesus Kristus
adalah Tuhan langsung menerima Roh Kudus ketika mereka percaya.
Pandangan umum lainnya menyatakan bahwa gereja zaman rasul-rasul secara
simbolis dibaptis oleh Roh Kudus untuk sekali dan terakhir kalinya pada hari raya
Pentakosta. Karena Roh Kudus dianggap tidak pernah meninggalkan gereja, maka
semua orang yang percaya di dalam Kristus dengan sendirinya menerima Roh Kudus.
Penyelidikan Alkitab akan menunjukkan bahwa ini tidaklah benar. Kitab Kisah Para
Rasul mencatat lima kejadian terpisah mengenai penerimaan Roh Kudus. Pertama
kali dicatatkan dalam Kisah Para Rasul 2, saat para pengikut Tuhan dipenuhi oleh
Roh Kudus. Kedua, dalam Kisah Para Rasul 8, saat orang-orang Samaria menerima
Roh Kudus. Ketiga, dalam Kisah Para Rasul 9, saat Saulus menerima Roh Kudus.
Keempat, dalam Kisah Para Rasul 10, saat Kornelius dan keluarganya menerima
Roh Kudus. Akhirnya, yang kelima, dalam Kisah Para Rasul 19, saat orang-orang
Efesus menerima Roh Kudus. Bila Roh Kudus secara simbolis diterima oleh gereja
untuk sekali dan terakhir kalinya, maka Alkitab tidak akan mencatat setiap kejadian
secara terpisah.
Lalu, mengapa Alkitab berhenti pada contoh kelima? Itu karena masing-masing
dari kelima contoh mengenai penerimaan Roh Kudus membawa pesan yang penting.
Pertama, Kisah Para Rasul 2:1-4 mencatat pencurahan Roh Kudus yang pertama di
dalam sejarah dunia. Lalu, pengakuan orang-orang Samaria menggenapi
52
Tercurahnya Hujan Akhir
nubuat Tuhan di dalam Kisah Para Rasul 1:8 bahwa: “Tetapi kamu akan menerima
kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Ketiga,
penerimaan Roh Kudus atas diri Saulus bertindak sebagai contoh mengenai
pertobatan orang Kristen (1 Kor. 15:9-10; 1 Tim. 1:15-16). Keempat, turunnya Roh
Kudus atas keluarga Kornelius menunjukkan pemilihan Allah atas orang-orang
non-Yahudi (Kis. 10:28,47-48; 11:15-18). Terakhir, contoh dari orang-orang Efesus
mengajarkan bahwa kita harus dibaptis dengan benar, agar Roh Kudus turun atas
diri kita.
B. Menerima Roh Kudus ketika Dibaptis
Beberapa orang Kristen percaya bahwa Roh Kudus diterima ketika seseorang
menerima baptisan air. Dasar alkitabiah bagi pandangan ini adalah Kolose 2:12,
yang memberitahukan bahwa: “Karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan
dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja
kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.” Karena dibangkitkan
dengan Kristus melalui baptisan air, maka kita harus hidup di dalam Tuhan. Karena
kehidupan berasal dari Allah, maka orang-orang yang dibangkitkan melalui baptisan
air pun harus memiliki Roh Kudus Tuhan. Kasus orang-orang Samaria menunjukkan
bahwa baptisan Roh Kudus terpisah dari baptisan air. Seperti dalam Kisah Para Rasul
8:14-16 memberitahukan bahwa orang-orang Samaria belum menerima Roh Kudus
hingga setelah mereka dibaptis dan para murid Tuhan menumpangkan tangan ke
atas mereka. Bila Roh Kudus benar-benar diterima pada saat baptisan air, orangorang Samaria tentu akan menerima-Nya saat mereka dibaptis.
Ada pandangan lain bahwa Roh Kudus diterima melalui baptisan air, karena
Yesus Kristus mengatakan dalam Yohanes 3:5, “Sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Beberapa
orang menafsirkan kalimat ‘lahir dari air dan Roh’ ini sebagai satu kejadian yang
berdiri sendiri. Tetapi, pada tiga ayat berikutnya, Yesus Kristus memberitahukan
bahwa: “Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya, tetapi
engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya
dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3:8). ‘Angin’ dan ‘Roh Kudus’
sesungguhnya merupakan kata yang sama dalam bahasa Yunani kuno (anemos
a). Seperti angin, Roh Kudus pun dapat didengar dan dirasakan, tetapi tidak dapat
dilihat. Ketika Roh Kudus turun ke atas diri seseorang, Dia dapat didengar dalam
bentuk bahasa roh. Oleh karena itu, baptisan Roh merupakan suatu pengalaman
yang berbeda dan terpisah dari baptisan air.
Bagian # 2 – Glossolalia sebagai Bukti dari Roh Kudus
A. Berbahasa roh sebagai suatu Anugerah
Banyak gereja percaya bahwa glossolalia (bahasa roh), bukanlah selalu
menjadi bukti dari penerimaan Roh Kudus. Mereka mendasarkan kepercayaan
mereka pada dua ayat – dalam 1 Korintus 12:10, “Kepada yang seorang Roh
memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk bernubuat dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia
untuk berkata-kata dengan bahasa roh dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan Bahasa roh itu” dan dalam 1 Korintus 12:30,
Tercurahnya Hujan Akhir
53
“atau untuk menyembuhkan atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh atau untuk
menafsirkan bahasa roh?” Dengan merujuk pada ayat ini, mereka menyatakan
bahwa bahasa roh hanyalah salah satu dari banyak karunia Roh Kudus dan tidak
setiap orang yang menerima Roh Kudus dapat berbahasa roh.
Ketika memeriksa 1 Korintus 12, kita harus memahami beberapa hal.
Pertama, ada dua macam Bahasa roh: Bahasa roh yang diarahkan kepada Allah dan
bahasa roh yang diarahkan kepada manusia. Bahasa roh yang diarahkan kepada
Allah berbentuk doa dalam bahasa roh. Seperti dalam 1 Korintus 14:2 menjelaskan,
“Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia,
tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh
Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.” Tujuan dari doa seperti ini adalah untuk
membangun diri kita sendiri (1 Kor. 14:4). Tetapi, karena Roh Kudus adalah roh
yang tidak memperbudak manusia, maka orang-orang yang menerima Roh Kudus
dapat memilih untuk berdoa dalam Bahasa roh atau dalam bahasa akal. Paulus
menuliskan, “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang
berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat?
Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku;
aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan
memuji juga dengan akal budiku” (1 Kor. 14:14-15). Karena doa dalam bahasa roh
merupakan komunikasi dengan Allah, maka seharusnya tidak ada batasan jumlah
orang yang boleh berdoa dalam bahasa roh setiap kalinya. Di sisi lain, bahasa roh
yang diarahkan kepada manusia berbentuk khotbah atau nubuat dalam bahasa roh.
Karena tujuan dari khotbah dan bahasa roh adalah untuk memajukan jemaat, maka
ada aturan-aturan untuk bahasa roh macam ini. Seperti dalam 1 Korintus 14:2728 menjelaskan, “Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau
sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang dan harus ada seorang lain
untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah
mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada
dirinya sendiri dan kepada Allah.”
Kedua, khotbah dalam bahasa roh adalah karunia khusus dari Roh Kudus
yang berbeda dari kemampuan untuk berdoa dalam bahasa roh. Berbahasa roh dan
berkhotbah dalam bahasa roh sama bedanya dengan berdoa dalam bahasa akal
dan berkhotbah dalam bahasa akal. Siapapun, termasuk anak kecil, dapat dengan
segera belajar bagaimana berdoa dalam bahasa akal. Bagaimanapun, ini merupakan
suatu karunia untuk dapat menyampaikan khotbah yang baik dengan perkataan
yang dapat dipahami. Beberapa orang yang memahami Alkitab secara keseluruhan
mungkin tidak memiliki karunia berkhotbah. Oleh karena itu, ketika menyelidiki 1
Korintus 12:8-11, kita seharusnya membuat catatan bahwa ‘macam-macam bahasa
roh’ merujuk pada ‘berkhotbah dalam bahasa roh’, yang merupakan salah satu dari
sembilan karunia yang diberikan untuk memajukan jemaat. Ayat 12 meneguhkan
argumen ini dengan menggambarkan jemaat sebagai satu tubuh. Karena banyak
jemaat yang datang bersama-sama untuk membentuk satu tubuh, yang tiap-tiap
orang diberikan karunia yang berbeda, sehingga jemaat dapat berfungsi secara
keseluruhan. Lagipula, ayat-ayat yang tampaknya tidak mempercayai bahwa
bahasa roh sebagai bukti dari penerimaan Roh Kudus (1 Kor. 12:10,30) selalu
menyejajarkan ‘macam-macam bahasa roh’ dengan ‘penerjemahan dari bahasa
roh’. Ini menunjukkan bahwa roh dalam ayat ini merujuk kepada ‘berkhotbah dalam
bahasa roh’, yang perlu diterjemahkan.
Sekalipun hanya beberapa orang yang menerima karunia untuk berkhotbah
dalam bahasa roh, semua orang yang menerima Roh Kudus diberikan kemampuan
untuk berdoa dalam bahasa roh. Dalam kitab Kisah Para Rasul, para rasul
54
Tercurahnya Hujan Akhir
berulang kali menggunakan pengalaman berbahasa roh mereka untuk memastikan
orang yang telah menerima Roh Kudus. Sebagai contoh, saat Petrus sedang
memberitakan Injil kepada keluarga Kornelius, “turunlah Roh Kudus ke atas semua
orang yang mendengarkan pemberitaan itu...sebab mereka mendengar orang-orang
itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: Bolehkah
orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka
telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” (Kis. 10:44,46-47). Lalu, dalam Kisah
Para Rasul 11:15, ditekankan lagi bahwa “turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama
seperti dahulu ke atas kita.” Oleh karena itu, gereja-gereja yang tidak berbahasa roh
sama seperti para rasul yang tidak memiliki Roh Kudus.
B. Bahasa Roh sebagai Bahasa yang Tidak Dapat Dipahami
Saat Roh Kudus tercurah pada hari Pentakosta, para orang percaya “dipenuhi
oleh Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti
yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis. 2:4). Saat
mendengarkannya, orang-orang Yahudi yang berasal dari berbagai tempat berkata,
“Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam
bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita” (Kis. 2:8).
Karena ayat-ayat ini, banyak orang percaya bahwa berbahasa roh harus dapat
didengar seperti bahasa-bahasa dunia dan bukannya seperti ucapan yang tidak
dapat dipahami.
Makna perkataan dari ayat-ayat ini menunjukkan bahwa pemahaman akan
bahasa-bahasa roh ini merupakan sebuah mujizat. Pertama, dalam keadaan normal,
akan sangat sulit bagi orang-orang Yahudi dari berbagai bangsa untuk mendengar
bahasa-bahasa mereka sendiri. Dari Kisah Para Rasul 1:15, kita mengetahui
bahwa ada kira-kira 120 murid Tuhan yang sedang berdoa memohon Roh Kudus
di ruangan atas. Bila mereka masing-masing mulai berdoa dengan 15 bahasa yang
dijelaskan di dalam Kisah Para Rasul 2:9-10, maka hasilnya akan timbul kegaduhan
yang membingungkan dan tidak dapat dipahami. Kedua, hanya orang-orang yang
salehlah, yang dapat memahami bahasa roh. Pada saat itu, ada dua macam orang
di dalam keramaian, yaitu ‘orang-orang yang saleh’ (Kis. 2:5) dan ‘para pencemooh’
(Kis. 2:13). Saat hari raya Pentakosta, Allah membuka telinga orang-orang yang
saleh, sehingga mereka memahami bahwa berbahasa roh seperti memuji pekerjaan
Allah yang luar biasa. Bagaimanapun, Tuhan menutup telinga orang-orang yang
tidak saleh. Oleh karena itu, mereka merasa bahwa berbahasa roh seperti bualan
dari orang yang sedang mabuk (Kis. 2:13).
C. Prasangka Paulus terhadap Bahasa Roh
Banyak gereja pada umumnya mengambil pernyataan Paulus dalam 1
Korintus 14:19 ini sebagai pengajaran yang menentang berbahasa roh di gereja.
Bagaimanapun, makna perkataan dalam ayat ini menunjukkan bahwa Paulus tidak
menentang bahasa roh itu sendiri. Dalam 1 Korintus 14:18, Paulus menyatakan “Aku
mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih
daripada kamu semua.” Dalam 1 Korintus 14:19 hanyalah merupakan tanggapan
terhadap jemaat di gereja Korintus yang bertahan dalam berkhotbah dalam bahasa roh
tanpa adanya penerjemahan, yang sama sekali tidak memberi manfaat apapun bagi
jemaat. Bagaimanapun, berdoa dalam bahasa roh tidak memerlukan penerjemahan
dan bermanfaat bagi membangun diri sendiri.
Tercurahnya Hujan Akhir
55
Pendapat Paulus lainnya dalam 1 Korintus 14:23 pun dipergunakan untuk
menghimbau tidak berbahasa roh di gereja. Sekali lagi, Paulus merujuk pada
‘berkhotbah dalam bahasa roh’ daripada berbahasa roh selama berdoa. Bila
berkhotbah dalam bahasa roh tidak dibatasi, tidak diatur dan tidak diterjemahkan,
maka akan timbul kekacauan selama kebaktian. Sebagai akibatnya, orang-orang
yang belum percaya akan menjadi bingung. Di lain pihak, berbahasa roh selama doa
adalah komunikasi kita dengan Allah. Orang lain yang melihat kita berbahasa roh
tidak akan menyalahkan karena melakukannya.
Terakhir, banyak gereja merujuk pada 1 Korintus 14:33 untuk memhimbau
tidak berbahasa roh di gereja. Mereka mengatakan bahwa bila setiap orang berdoa
dalam bahasa roh, maka suasana menjadi riuh dan membingungkan. Oleh karena itu,
lebih baik berdoa dengan bahasa akal, sehingga ada ketenangan dan keteraturan.
Sesungguhnya, Paulus menulis ini dalam menanggapi kebingungan orang-orang
Korintus dan kekacauan selama berkhotbah dalam bahasa roh. Itulah sebabnya,
Paulus menekankan dalam 1 Korintus 14:39-40, “Karena itu, saudara-saudaraku,
usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah
melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh. Tetapi segala sesuatu harus
berlangsung dengan sopan dan teratur.”
D. Manifestasi Roh Kudus ‘di dalam’ dan ‘di luar’
Pandangan lain menyatakan bahwa berbahasa roh dan gerakan tubuh
dari Roh Kudus merupakan tanda ‘luar’ dari Roh Kudus, sementara berdoa tanpa
berbahasa roh atau gerakan tubuh merupakan manifestasi ‘dalam’ dari Roh Kudus.
Bagaimanapun, di dalam Alkitab, tidak ada perbedaan seperti ini antara manifestasi
‘dalam’ dan ‘luar’ dari Roh Kudus. Roma 8:9 memberitahukan, “Tetapi kamu tidak
hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam
kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Dari dua
ayat ini, kita mengetahui bahwa Roh Kudus tinggal di dalam diri kita dan bukan ‘di
dalam’ atau ‘di luar’ diri kita. Oleh karena itu, ketika menerima Roh Kudus, kita akan
mengenalnya dengan jelas (Kis. 19:1-2).
Bagian # 3 – Kaitan Roh Kudus dengan Keselamatan
Kita memerlukan Roh Kudus untuk menjadi milik Kristus. Seperti Roma 8:9
memberitahukan, “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika
memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus,
ia bukan milik Kristus.” Tuhan Yesus sendiri berkata, “Sesungguhnya, jika seseorang
tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah”
(Yoh. 3:5).
Ketika menerima Roh Kudus, kita menerima kehidupan dari Kristus. Seperti
tulang-tulang kering di dalam penglihatan kitab Yehezkiel, kita dibangkitkan
kembali ketika Roh Tuhan tinggal di dalam diri kita. Seperti Tuhan Yesus berjanji,
“Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali” (Yeh.
37:14a). Dalam Roma 8:11 pun memberitahukan, “Dan jika Roh Dia, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang
telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan
juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.”
Penting bagi kita untuk menerima Roh Kudus, karena merupakan jaminan
bagi keselamatan kita. Dalam 2 Korintus 5:1 mengingatkan bahwa tubuh jasmani
kita akan mati dan binasa. Oleh karena itu, kita harus membangun tubuh rohani
56
Tercurahnya Hujan Akhir
kita yang ‘kekal di surga’, Jaminan bagi tubuh yang kekal ini adalah Roh Kudus (Rm.
5:5), yang merupakan “jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya,
yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya” (Ef.
1:14).
Ada dua pertanyaan umum yang berkaitan denfgan Roh Kudus dan
keselamatan:
1. Apakah yang terjadi pada orang-orang yang percaya dan yang dibaptis ketika
mereka meninggal tanpa menerima Roh Kudus?
2. Bila bayi-bayi yang dibaptis tiba-tiba meninggal sebelum dapat memohon Roh
Kudus, apakah mereka akan selamat?
Jawaban dari kedua pertanyaan ini terletak pada Kisah Para Rasul 2:38-39.
Kita dapat melihat bahwa Allah telah menjanjikan Roh Kudus bagi semua orang yang
dibaptis. Selama orang-orang yang dibaptis beriman dan tidak melakukan dosa yang
mematikan, mereka akan menerima Roh Kudus sebelum meninggal. Hanya karena
kita tidak melihat seseorang menerima Roh Kudus, bukan berarti bahwa ia tidak
menerima Roh Kudus dan berbahasa roh. Sebagai contoh adalah kesaksian dari
seorang anak yang berusia 13 tahun, yang memberitahukan keluarganya bahwa
Tuhan akan membawanya pulang dalam waktu tiga hari. Pada mulanya, keluarga itu
tidak sungguh-sungguh mempercayai pemberitahuan dari sang anak. Saat anak itu
mengulangi perkataannya setelah tiga hari kemudian, anggota keluarganya berlutut
untuk berdoa. Sewaktu berdoa, seseorang membuka matanya dan melihat bahwa
anak itu menerima Roh Kudus. Bagaimanapun, sewaktu doa telah usai, anak itu
telah meninggal. Dalam hal ini, tidak seorangpun akan mengetahui bahwa anak
itu telah menerima Roh Kudus, bila seseorang tidak membuka matanya. Dengan
cara yang sama, orang lain mungkin telah menerima Roh Kudus pada menit-menit
sebelum akhir hidup mereka.
Sekalipun Roh Kudus dijanjikan kepada orang-orang percaya yang telah
dibaptis, kita masih harus secara aktif berdoa untuk memohon Roh Kudus. Roh
Kudus tidak hanya membantu memahami kebenaran dan membangun kerohanian
kita, tetapi memberikan pula manfaat seperti sukacita dan kepenuhan Roh Kudus.
Semakin cepat menerima Roh Kudus, maka semakin dini kita dapat benar-benar
mengalami Allah.
Menguji Pemahaman
1. Alkitab memberitahukan, “Tidak ada seorangpun yang dapat mengaku: Yesus
adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus” (1 Kor. 12:3b). Oleh karena itu, setiap
orang Kristen haruslah memiliki Roh Kudus. Apakah kalian setuju atau tidak
setuju? Jelaskan jawaban kalian.
2. Karena kita dikuburkan bersama Kristus di dalam baptisan air, maka kita harus
menerima Roh Kudus ketika dibaptis (Kol. 2:13). Apakah kalian setuju/tidak
setuju?
Tercurahnya Hujan Akhir
57
3. 1 Korintus 12:29b-30 mencatat, “Apakah mereka semua mendapat karunia
untuk mengadakan mujizat atau untuk menyembuhkan atau untuk berkata-kata
dalam bahasa roh atau untuk menafsirkan bahasa roh?“ Dari sini, kita dapat
melihat bahwa berbahasa roh hanya merupakan salah satu karunia dari Roh
Kudus. Tidak semua orang yang menerima Roh Kudus dapat berbahasa roh.
Apakah kalian setuju atau tidak setuju? Jelaskan jawaban kalian.
4. Para pengamat pada hari raya Pentakosta mengatakan, “Bagaimana mungkin
kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri,
yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita” (Kis. 2:8). Oleh karena itu,
berbahasa roh harus kedengaran seperti bahasa-bahasa asing, bukanlah seperti
bualan. Apakah kalian setuju atau tidak setuju? Jelaskan jawaban kalian.
5. “Alangkah kasihannya seorang saudari yang meninggal tanpa menerima Roh
Kudus.” Apakah kalian setuju atau tidak setuju? Jelaskan jawaban kalian.
Penerapan Kehidupan
Petunjuk Seorang Remaja mengenai Roh Kudus (1)
Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok (2-3 murid tiap-tiap
kelompoknya) dan bagikan ‘pernyataan’ berikut kepada tiap-tiap kelompok.
Tergantung jumlah muridnya, setiap kelompok harus mengerjakan satu ‘pernyataan’
(maksimal dua ‘pernyataan’).
1. Roh Kudus diterima ketika seseorang percaya
2. Roh Kudus diterima ketika seseorang menerima baptisan air
3. Berbahasa roh hanyalah merupakan suatu ‘karunia bagi beberapa orang dan
bukannya bukti dari penerimaan Roh Kudus’
4. Berbahasa roh haruslah kedengaran seperti bahasa asing
5. Paulus tampaknya kurang menyukai bahasa roh
6. Berbahasa roh hanya sebagai tanda ‘luar’ dari Roh Kudus
Sekalipun murid-murid memiliki kesempatan untuk membaca ‘pernyataan’ itu,
tetapi mereka harus mengisi jawaban-jawaban yang didasarkan pada ‘pernyataan‘
mereka.
1. Ayat yang mendukung bagi ‘pernyataan’ umum orang Kristen.
2. Argumen pembanding (pandangan dari Gereja Yesus Sejati) dan ayat-ayat
pendukungnya.
Setelah menuliskan berbagai jawaban atas ‘pernyataan’ itu, mintalah muridmurid untuk mengilustrasikan jawaban mereka pada selembar kertas, sehingga
dapat dijadikan sebagai sebuah buku referensi. Buku itu dapat mencakup berbagai
kesaksian dan gambar serta informasi lainnya yang mendukung pernyataan mereka.
Motivasilah mereka untuk menjadi kreatif. Selain menempatkan berbagai pernyataan
dan ayat pendukung, mereka pun dapat menggunakan format tanya jawab. Ingatlah,
para pendengar adalah seorang teman atau pendatang baru di kelas Remaja. Berikan
tiap-tiap kelompok waktu lima menit untuk menyajikan hasil pekerjaan mereka itu.
Kumpulkanlah lembaran-lembaran yang ada. Tugas ini mungkin dapat pula
58
Tercurahnya Hujan Akhir
disajikan dengan program power point atau video untuk keperluan presentasi. Kalian
dapat meminta para majelis gereja setempat untuk mengulas kumpulan bahan yang
telah disusun dan untuk memperlihatkannya kepada para pengunjung.
Renungan dan Doa
2 Timotius 1:13-14 memberitahukan, “Peganglah segala sesuatu yang telah
engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu
dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah
dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” Di dalam
sejarah gereja kita, kita berpegang teguh pada ‘pola’ yang ditetapkan dalam Alkitab.
Kita harus setia untuk menyatakan kebenaran mengenai Roh Kudus. Seperti suluh
yang disampaikan dari angkatan yang satu ke angkatan berikutnya, kiranya kita pun
dapat meneruskan pola itu melalui pimpinan Roh Kudus.
Tercurahnya Hujan Akhir
59
Halaman Kosong
60
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
Doktrin Roh Kudus (2)
7
Bacaan Kitab
Yeh. 36:26-27; Kis. 2:1-47; 10:1-48; 1 Kor. 14:1-40; 2 Kor. 5:1-8;
Rm. 7:1-26; 12:1-2
Sasaran Pelajaran
1. Mendalami pelajaran mengenai doktrin Roh Kudus kita
2. Memotivasi murid-murid untuk memohon kepenuhan Roh Kudus
Ayat Alkitab
“Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan
hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh dan berkata-katalah
seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian
rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” (Ef.
5:18-19)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Roma 4-8
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Tanyakan murid-murid, apakah pernah merasa enggan untuk membawa
sesama ke gereja, karena takut akan reaksi mereka terhadap doa kita? Bagaimana
biasanya kita menjelaskan bahasa roh kepada pendatang baru? Apakah perbedaan
Roh Kudus dengan kepenuhan Roh Kudus? Bagaimana kita dapat menjelaskan
perbedaannya?
Tercurahnya Hujan Akhir
61
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Khasiat dari Roh Kudus
Roh Kudus adalah Roh Allah. Alkitab memberitahukan bahwa ‘Allah adalah
Roh’ (Yoh. 4:24), ‘Tuhan adalah Roh’ (2 Kor. 3:17) dan janji melalui para nabi, “RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup
menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku
dan melakukannya” (Yeh. 36:27). Penting bagi kita untuk memohon Roh Kudus
karena beberapa alasan.
Pertama, Roh Kudus membenarkan atau memerdekakan kita dari hukuman atas
dosa. Sama seperti orang-orang Israel, seringkali kita beranggapan dapat dibenarkan
dengan mengikuti hukum-hukum Allah. Tetapi, Roma 3:20 memberitahukan bahwa
hukum saja tidak dapat membenarkan. Hanya ketika dikuduskan melalui baptisan
airlah, Roh Kudus dapat membenarkan kita (1 Kor. 6:11; 1 Yoh. 1:6-8).
Kedua, Roh Kudus memberikan kita pengertian. Mazmur 119:105
memberitahukan bahwa firman Allah merupakan terang yang memandu jalan
kehidupan seseorang. Tetapi seringkali, firman Allah terlalu dalam untuk kita pahami
(Yes. 29:11-12). Ketika itu terjadi, Roh Kudus akan menolong kita untuk memahami
firman Allah. Sama seperti Yesus Kristus membukakan pemahaman kepada para
murid-Nya akan Kitab Suci (Luk. 24:44-49). Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang
mengajarkan segala sesuatunya dan mengungkapkan kebenaran Allah kepada kita
(Yoh. 14:26; 16:12-13).
Ketiga, Roh Kudus menguduskan atau membuat kita menjadi kudus. Sebelum
dikuduskan dan dimerdekakan oleh Roh Kudus, kita terbelenggu oleh hukum dosa
dan maut (Rm. 8:2). Oleh karena itu, Rasul Paulus menuliskan, “Jika kamu hidup
menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatanperbuatan tubuhmu, kamu akan hidup” (Rm. 8:13). Galatia 5:16 pun memberitahukan,
“Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan
daging.”
Keempat, Roh Kudus menghukum pelanggaran dunia. Yesus Kristus berkata
kepada murid-murid-Nya, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan
dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya
kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat
Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum” (Yoh. 16:811).
Kelima, Roh Kudus menyaksikan dan memuliakan Tuhan Yesus. Sebelum
penyaliban-Nya, Tuhan Yesus menjanjikan murid-murid-Nya, “Jikalau Penghibur
yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari
Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku” (Yoh. 15:26). Yesus Kristus pun berkata hal
yang berhubungan dengan Roh Kudus, “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan
memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku” (Yoh. 16:14).
Terakhir, Roh Kudus menjamin warisan kita di surga. Roh Kudus memberikan
kesaksian bahwa kita adalah anak-anak dan ahli waris Allah (Rm. 8:15-17; Gal. 4:6-7;
Ef. 1:13-14). Roh Kudus pun memberikan kita jaminan akan kebangkitan kembali (2
Kor. 5:1-5).
62
Tercurahnya Hujan Akhir
Bagian # 2 – Roh Kudus dan Bahasa Roh
“Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang
memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk dan tampaklah kepada mereka
lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masingmasing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata
dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya.”
Beginilah Kisah Para Rasul 2:2-4 menggambarkan tercurahnya Roh Kudus
setelah kebangkitan Kristus. Dari ayat ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa
berbahasa roh merupakan bukti dari penerimaan dari Roh Kudus. Sama seperti angin,
Roh Kudus dapat didengar dan dirasakan, tetapi tidak terlihat. Begitulah Yohanes 3:8
menggambarkan, “Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya,
tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah
halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Oleh karena itu, para rasul
menggunakan bahasa roh sebagai bukti untuk menentukan bahwa seseorang telah
menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46; 11:15).
Sama seperti menunjukkan kedekatan kita terhadap seseorang dengan
berbicara dalam bahasa ibu, demikian pula, kita menunjukkan kedekatan diri sendiri
dengan Allah ketika berbicara kepada-Nya dalam bahasa surgawi. Sama seperit 1
Korintus 14:2 memberitahukan, “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak
berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun
yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.” Roma
8:26-27 pun memberitahukan, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan
kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri
berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia,
sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” Karena tujuan dari
berdoa adalah untuk berbicara dengan Allah, seharusnyalah kita memuji, mengucap
syukur, memohon dan bertobat (Mzm. 147:1, 7; 51:3-19) ketika berdoa di dalam
roh.
Bahasa roh macam lainnya adalah berkhotbah dalam bahasa roh (1 Kor.
14:1-5). Bernubuat atau berkhotbah dalam bahasa roh merupakan karunia khusus,
karena beberapa orang sajalah yang dapat menerimanya (1 Kor. 12:10). Berkhotbah
dalam bahasa roh terjadi ketika Roh Kudus menggerakkan seseorang untuk
menyampaikan atau menafsirkan pesan dalam bahasa roh untuk memotivasi atau
menasihati orang-orang percaya (1 Kor. 14:3,31). Untuk menghindari kebingungan,
orang-orang yang bernubuat dalam bahasa roh haruslah berbicara satu per satu (1
Kor. 14:31). Pun haruslah ada yang menafsirkan bahasa roh (1 Kor. 14:27) untuk
memastikan bahwa setiap orang dapat memahami pesan itu.
Bagian # 3 – Kepenuhan Roh Kudus
Ada perbedaan antara ‘menerima Roh Kudus’ dan ‘memiliki kepenuhan Roh
Kudus’. Menerima Roh Kudus adalah memiliki Roh Allah yang tinggal di dalam diri
kita. Untuk dipenuhi dengan Roh Kudus adalah taat sepenuhnya kepada Roh Allah
dan membiarkan-Nya memimpin kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, ketika
‘dipenuhi’ dengan Roh Kudus, kita dipenuhi dengan iman dan kuasa Allah untuk
bertahan terhadap dosa dan menghasilkan buah Roh Kudus.
Kepenuhan Roh Kudus memberikan kita keberhasilan dalam melakukan
pekerjaan kudus. Para pekerja mula-mula yang dipenuhi Roh Kudus, penuh dengan
Tercurahnya Hujan Akhir
63
keberanian, hikmat dan kuasa. Sebagai contoh, Stefanus dan semua orang yang
dipilih untuk melayani gereja dipenuh dengan iman dan hikmat (Kis. 6:2-5). Setelah
menerima kepenuhan Roh Kudus, Petrus pun diubahkan, dari seorang pengikut
Tuhan yang penakut, menjadi pemberita Injil yang berani (Luk. 22:52-62; Kis. 4:810).
Kepenuhan Roh Kudus pun membantu kita bertahan terhadap cobaan
dosa. Menerima Roh Kudus bukan berarti bahwa kita terlepas dari cobaan dosa.
Seringkali, kita ingin berbuat salah, padahal diketahui bahwa itu bukanlah hal yang
benar (Rm. 7:14,19). Itulah sebabnya Tuhan mengutus Roh Kudus kepada kita
untuk menjadi penasihat kita. Dengan kepenuhan Roh Kudus, kita akan dapat luput
dari cengkeraman dosa (Rm. 8:1-2). Seperti Yesus, akan dapat bertahan terhadap
pencobaan Iblis (Luk. 4:1,13-14). Kita akan dapat bertahan terhadap keinginan
daging (Gal. 5:26) dan hidup sebagai persembahan yang hidup bagi Allah (Rm.
12:1-2).
Ketika dipenuhi dengan Roh Kudus, kita akan menghasilkan buah Roh dalam
kehidupan sehari-hari (Gal. 5:22-23). Penting bagi kita untuk menghasilkan buah
Roh, karena itu merupakan kewajiban sebagai murid-murid Kristus. Yesus Kristus
sendiri memperingatkan bahwa barangsiapa yang tidak menghasilkan buah akan
dipotong-Nya dari pokok anggur (Yoh. 15:2).
Bagaimanapun, ada beberapa hal yang kita harus lakukan sebelum dapat
menerima kepenuhan Roh Kudus. Pertama, kita harus merindukan Roh Allah,
sama seperti rusa yang merindukan air (Mzm. 42:2), karena Tuhan menjanjikan
‘air kehidupan’ bagi barangsiapa yang percaya kepada-Nya (Yoh. 7:37-39).
Selanjutnya, kita harus bertobat dari dosa-dosa terdahulu, karena Tuhan berkata,
“Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi
hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu” (Ams. 1:23). Yang
terpenting, kita harus menaati Roh Kudus dan jangan memadamkan-Nya (1 Tes.
5:19).
Bagian # 4 – Pertanyaan dan Jawaban Umum mengenai Roh Kudus
A. “Kapan Orang Percaya Menerima Roh Kudus?”
Menurut Kitab Suci, orang percaya tidak menerima Roh Kudus dengan
sendirinya saat ia percaya Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka. Orang-orang
di Samaria belum menerima Roh Kudus, sekalipun mereka telah menerima Injil dan
dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus (Kis. 8:12-17).
Dalam Kisah Para Rasul 19:1-6, hal yang pertama kali ditanyakan Paulus
kepada beberapa murid saat bertemu dengan mereka di jalan adalah apakah
mereka telah menerima Roh Kudus saat mereka menjadi percaya. Itu belumlah
terjadi hingga Paulus menumpangkan tangan atas mereka, sehingga Roh Kudus
turun atas mereka.
Seseorang haruslah percaya kepada firman kebenaran, Injil keselamatan
untuk menerima Roh Kudus (Ef. 1:13). Seseorang tidak dapat menerima Roh
Kudus, bila ia meyakini Injil yang lain. Hanya orang-orang yang percaya, bertobat
dan dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristuslah yang akan menerima Roh Kudus.
Kadang, Allah memberikan Roh Kudus kepada manusia sebelum dibaptis untuk
meneguhkan keyakinan dan menggerakkan mereka untuk bertobat.
64
Tercurahnya Hujan Akhir
B. “Apakah Orang Percaya yang Telah Dibaptis dan Belum Menerima Roh
Kudus merupakan Milik Kristus?”
Barangsiapa yang telah dibaptis di dalam Kristus pasti merupakan milik Kristus
(Gal. 3:27-29). Selama keselamatan Allah diperhatikan, baptisan air dan penerimaan
Roh Kudus bagaikan dua sisi dari sekeping uang logam. Janji Roh Kudus diberikan
kepada setiap orang yang menerima anugerah Allah melalui baptisan air (Kis. 2:3839). Orang-orang percaya yang telah dibaptis merupakan milik Kristus dan janji Roh
Kudus telah menjadi milik mereka. Pada saatnya, mereka akan menerima janji itu.
C. “Apakah ‘Lahir dari Roh’ Merujuk pada Penerimaan Roh Kudus?”
Yesus Kristus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah.” (Yoh. 3:5). Jelaslah bahwa lahir dari Roh penting bagi keselamatan setiap
manusia. Dari bagian Kitab Suci lainnya, kita pun melihat bahwa menerima Roh
Kudus merupakan persyaratan lainnya bagi keselamatan. Sebagai contoh, Titus
3:5 menyatakan bahwa kita diselamatkan oleh permandian kelahiran kembali dan
pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus; dalam Titus 3:6 menjelaskan bahwa
Roh Kudus telah dicurahkan dengan limpahnya kepada manusia.
Demikian pula, Efesus 1:13 mengatakan bahwa orang-orang percaya telah
diberi tanda dengan meterai yang dijanjikan oleh Roh Kudus (menerima Roh
Kudus yang dijanjikan), yang merupakan jaminan dari bagian warisan kita. Jadi
sesungguhnya, dilahir dari Roh merujuk pada penerimaan Roh Kudus, yang penting
bagi keselamatan.
D. “Apakah Bahasa Roh Harus Dapat Dipahami?”
Para murid Tuhan bukanlah berbicara dalam bahasa asing. Tetapi Allah
membukakan telinga dari orang-orang Yahudi, sehingga mereka mendengar para
murid Tuhan itu berbicara dalam bahasa mereka sendiri (Kis. 2:8-11). Biasanya,
bila beberapa orang berbicara lebih dari dua bahasa dalam waktu yang bersamaan,
tentu tidak ada seorangpun yang dapat memahami apa yang sedang diucapkannya.
Bagaimanapun, pada hari raya Pentakosta, 120 orang berbahasa roh. Orang-orang
Yahudi yang berasal kira-kira dari 15 kelompok bahasa dapat memahami bahwa
mereka sedang mengucapkan pekerjaan-pekerjaan Allah yang luar biasa dalam
bahasa mereka sendiri (Kis. 2:8-11).
Bahasa-bahasa itu tidak dapat dipahami oleh setiap orang di dalam
keramaian. Saat orang-orang Yahudi yang saleh memahami bahasa itu, yang lainnya
justru beranggapan bahwa para murid Tuhan sedang mabuk oleh anggur manis (Kis.
2:13). Bila para murid Tuhan sungguh-sungguh berbicara dalam bahasa asing, lalu
mengapa hanya orang-orang Yahudi yang saleh, yang dapat memahami apa yang
sedang diucapkan? Dan mengapa yang tidak saleh justru beranggapan bahwa para
murid Tuhan sedang mabuk?
Allah ingin menyelamatkan orang-orang Yahudi yang saleh, sehingga
mengizinkan mereka memahami bahasa itu. Sebagai hasilnya, banyaklah orang
yang menjadi percaya dan dibaptis di dalam Kristus (Kis. 2:37-41). Di lain pihak, para
pencemooh, tidak memahaminya.
Tercurahnya Hujan Akhir
65
Menguji Pemahaman
1. Bukankah Alkitab mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia?
Lalu, mengapa kita memerlukan Roh Kudus untuk menyelamatkan kita? Berilah
dukungan atas jawaban kalian sedikitnya dengan 3 ayat Alkitab.
2. Apakah maksudnya ‘berkhotbah dalam bahasa roh’? Bagaimana Alkitab
menjelaskan fenomena ini? Di manakah hal itu dicatatkan? Apakah perbedaannya
dengan berdoa dalam bahasa roh?
3. Apakah perbedaan antara ‘menerima Roh Kudus’ dan ‘dipenuhi dengan Roh
Kudus’? Mengapa penting untuk dipenuhi dengan Roh Kudus?
4. Apakah yang kita perlukan untuk dipenuhi dengan Roh Kudus?
Penerapan Kehidupan
Rintikan Air Hujan
Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok (paling baik tiga kelompok).
Tiap-tiap kelompok akan memilih topik yang berbeda dari kategori berikut:
1. Enam khasiat penting dari Roh Kudus
2. Dua macam bahasa roh
3. Tiga manfaat dari kepenuhan Roh Kudus
Setiap kelompok akan menggambar sebuah awan untuk tiap-tiap kategori dan
menuliskannya di dalam awan itu. Rinciannya akan menjadi rintikan air hujan yang
berasal dari awan. Pastikan bahwa rintikan air hujan itu cukup besar untuk memuat
tulisan yang dapat dibaca. Petunjuk bagi rintikan air hujan adalah sebagai berikut:
Kelompok Khasiat:
Buatlah enam rintikan air hujan bagi setiap khasiat penting dari Roh Kudus. Masukkan
ayat pendukung bagi tiap-tiap khasiatnya.
Kelompok Macam:
Buatlah enam rintikan air hujan: Dua rintikan untuk menggambarkan macamnya, dua
rintikan untuk menggambarkan ayat-ayat referensinya dan dua rintikan yang berisi
contoh-contoh.
Kelompok Manfaat:
Buatlah enam rintikan air hujan: Tiga rintikan untuk menggambarkan manfaat
dari ayat-ayat referensinya dan tiga rintikan yang berisi contoh-contoh penerapan
kehidupan dari tiap-tiap manfaat.
66
Tercurahnya Hujan Akhir
Berikan waktu selama lima menit dari sekarang kepada tiap-tiap kelompok.
Setiap kelompok (termasuk kelompok Dampak) haruslah menunjukkan rintikan air
hujan mereka adalah penting untuk doktrin Roh Kudus dan bagaimana membantu
‘melembabkan’ kehidupan kita sehari-hari. Hiasilah ruangan kelas sesuai dengan
keinginan yang ada.
Renungan dan Doa
Berdoa dengan Roh Kudus bukan hanya penting dalam melakukan pekerjaan
gereja, tetapi penting pula bagi kehidupan kita sebagai umat Kristen. Seorang
penatua pernah membandingkan membaca Alkitab sebagai menyantap makanan
keras dan berdoa dalam roh sebagai minum air. Tentu saja, tidak baik mengabaikan
keduanya. Bagaimanapun, kita mungkin hanya menjadi lemah dan kelaparan, bila
tidak menyantap makanan untuk periode waktu yang lama, tetapi akan mudah
pingsan atau meninggal, bila kita berhenti minum air. Oleh karena itu, kita harus
secara sadar senantiasa berdoa dan minum dari sumber air yang hidup. Hanya
ketika berakar dekat dengan sumber air dan minum dari padanyalah, kepenuhan
Roh Kudus akan dapat membuat kita ‘berakar ke bawah dan menghasilkan buah ke
atas’ (Yes. 37:31).
Tercurahnya Hujan Akhir
67
Halaman Kosong
68
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
Doktrin Sabat (1)
8
Bacaan Kitab
Kej. 2:1-3; Kel. 16:23-32; 20:8-11; Yes. 56:1-7; Yer. 17:1-27; 24:1-27:22;
Mrk. 1:21; 6:1
Sasaran Pelajaran
1. Menyelidiki kepercayaan orang Kristen terhadap ibadah hari Minggu
2. Meneguhkan keabsahan ibadah hari Sabat
Ayat Alkitab
“Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah
mentaati hukum-hukum Allah.” (1 Kor. 7:19)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Roma 9-13
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Tanyakan kepada murid-murid, apakah mereka pernah melewatkan pesta
ulang tahun, acara reuni atau latihan olahraga karena ke gereja. Pernahkah mereka
harus menjelaskan kepada orang lain mengapa mereka pergi ke gereja pada hari
Sabtu dan bukannya pada hari Minggu? Pada pelajaran hari ini, kita akan menyelidiki
beberapa argumen untuk ibadah hari Minggu dan mengapa kita bertahan dalam
ibadah pada hari Sabat.
Tercurahnya Hujan Akhir
69
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Pemahaman mengenai Hari Tuhan
Banyak gereja percaya bahwa umat Kristen harus menyembah hari Tuhan
daripada hari Sabat orang Yahudi. Dalam Perjanjian Baru, istilah ‘hari Tuhan’
ditemukan di dalam kitab Wahyu, dalam kesaksian Yohanes, “Pada hari Tuhan aku
dikuasai oleh Roh…” (Why. 1:10). Karena pernyataan Yohanes mengenai ‘hari Tuhan’
inilah, banyak gereja percaya bahwa ibadah Perjanjian Baru harus diselenggarakan
pada hari Minggu dan bukannya pada hari Sabtu. Tetapi, ayat di dalam kitab Wahyu
ini tidak pernah mengartikan ‘hari Tuhan’ sebagai hari pertama minggu itu ataupun
memerintahkan untuk memperingati kebangkitan Tuhan pada hari ini. Sebaliknya,
‘hari Tuhan’ yang sesungguhnya adalah hari pada masa yang akan datang, yang
dimasuki Yohanes melalui penglihatan (Catatan: Dalam terjemahan R.F. Weymouth
mengenai ayat ini mengatakan, “Di dalam roh, aku menemukan diriku hadir pada
hari Tuhan”). Sebagai hasilnya, ia dapat mencatat berbagai nubuatan mengenai
kehancuran dunia pada masa yang akan datang di dalam kitab Wahyu. Oleh karena
itu, ‘hari Tuhan’ bukanlah merujuk pada salah satu hari dari ketujuh hari dalam satu
minggu, tetapi justru merujuk pada ‘hari kiamat’ yang telah sering digambarkan di
dalam Perjanjian Lama (Yes. 13:6,9; Yeh. 13:5; Yl. 1:15; 2:1,31; 3:14; Am. 5:18; Zak.
14:1; Mal. 4:5).
Bagian # 2 – Pembenaran untuk Ibadah pada Hari Kebangkitan Kristus
Karena Kristus bangkit pada hari Minggu, orang-orang Kristen umumnya
percaya bahwa penekanan khusus haruslah ditempatkan pada hari itu. Tiga argumen
utama untuk ibadah hari Minggu adalah sebagai berikut:
A. Tuhan Menampakkan Diri kepada Para Murid-Nya pada Hari Minggu
Kitab Yohanes mencatat, “Ketika hari sudah malam pada hari pertama
minggu itu, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu
yang terkunci, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu,
datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera
bagi kamu!” (Yoh. 20:19). Karena Yesus menampakkan diri pada hari Minggu setelah
penyaliban, beberapa orang percaya bahwa hari pertama minggu itu harus disisihkan
untuk memperingati kebangkitan-Nya. Tetapi, ayat ini tidak membenarkan ibadah
hari Minggu. Pertama, maksud utama dari ayat ini bukanlah menekankan pada hari
Minggu saat Yesus Kristus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya; bukan pula
menyatakan secara tidak langsung mengenai ibadah yang akan datang seperti pada
sekarang ini. Sebaliknya, ayat ini justru menunjukkan kepada para murid bahwa
Yesus Kristus telah benar-benar bangkit. Kedua, hari Minggu bukanlah satu-satunya
hari pada minggu itu saat Yesus Kristus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya.
Dari Yohanes 20:26 kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus pun menampakkan diri
pada hari Senin. Ketiga, para murid tidak berkumpul untuk merayakan kebangkitan
Kristus. Mereka bersembunyi di balik pintu-pintu yang tertutup, begitu takutnya
terhadap kemarahan orang-orang Yahudi, yang baru saja menyalibkan Kristus.
Sesungguhnya, banyak dari antara mereka yang masih belum percaya kepada
70
Tercurahnya Hujan Akhir
kesaksian dari beberapa perempuan mengenai kebangkitan Kristus (Mrk. 16:9-11;
Luk. 24:5-11).
B. Jemaat Mula-Mula Bertemu pada Hari Minggu untuk Memecahkan Roti
Kisah Para Rasul 20:7 mencatatkan, “Pada hari pertama dalam minggu itu,
ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan
saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan
harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.” Ayat ini dipergunakan
untuk membantah bahwa jemaat mula-mula bertemu pada hari Minggu untuk
mengadakan Perjamuan Kudus. Penyelidikan yang lebih mendalam dari ayat ini justru
akan membuktikan yang sebaliknya. Pertama, ayat itu tidak pernah menyinggung
perihal peringatan akan kebangkitan Kristus. Tindakan ‘memecah-mecahkan roti’ saja
tidaklah cukup untuk menyatakan bahwa jemaat mula-mula mengganti hari Sabat
dengan hari Minggu. Kedua, ‘memecah-mecahkan roti’ di sini jelas merupakan bagian
dari perjamuan kasih saja (Kis. 2:46; Yud. 12) sebagai kebalikan dari Perjamuan
Kudus (1 Kor. 11:23-25). Karena Paulus siap untuk berangkat keesokan harinya,
yang paling mungkin adalah memecah-mecahkan roti dalam perjamuan kasih dalam
rangka perpisahan dengan dirinya. Bahkan bila perjamuan itu merupakan Perjamuan
Kudus, maka tujuannya adalah untuk mengingat kematian Kristus dan bukannya
kebangkitan Kristus.
C. Jemaat Mula-mula Bertemu pada hari Minggu untuk Mengumpulkan
Persembahan
Dalam 1 Korintus 16:2, Paulus menuliskan, “Pada hari pertama dari tiap-tiap
minggu hendaklah kamu masing-masing – sesuai dengan apa yang kamu peroleh
– menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan
itu baru diadakan, kalau aku datang.” Oleh sebab hal inilah, banyak gereja Kristen
menyatakan bahwa jemaat mula-mula yang bertemu pada hari Minggu adalah
untuk mengumpulkan persembahan-persembahan khusus. Makna perkataan dari
ayat ini bukanlah menunjukkan pada pokok persoalannya. Pertama, ayat itu tidak
menunjukkan bahwa jemaat yang berkumpul pada setiap hari Minggu adalah untuk
mengumpulkan persembahan. Itu hanya memerintahkan jemaat Korintus untuk
menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka guna pengumpulan persembahan
yang akan datang. Kedua, pengumpulan persembahan ini terdiri dari sumbangan
khusus dan bukanlah perpuluhan biasa. Tujuannya adalah untuk membantu orangorang Yahudi yang miskin di Yerusalem (Rm. 15:25-26). Itulah sebabnya, Paulus
merujuk pada ‘penginjilan bagi orang-orang kudus’ dalam 1 Korintus 16:1 dan ‘yang
kamu anggap layak…untuk menyampaikan pemberianmu ke Yerusalem.’ Ketiga,
tujuan dari penyisihan uang setiap minggunya adalah bukan untuk memberikan
persembahan hari Minggu, tetapi hanya menyederhanakan proses pengumpulan,
sehingga Paulus tidak perlu membuang-buang waktu ketika ia berkunjung ke gereja
Korintus.
Bagian # 3 – Beberapa Alasan untuk Tidak Beribadah pada Hari Sabtu
Setelah membungkamkan berbagai argumen untuk menjalankan ibadah hari
Minggu, kita akan menyelidiki beberapa alasan mengapa banyak orang percaya
bahwa hari Sabat harus dihapuskan.
Tercurahnya Hujan Akhir
71
A. Kita Tidak Lagi Terikat oleh Hukum Taurat Perjanjian Lama
Beberapa orang mungkin merujuk pada pernyataan dalam Roma 6:14 bahwa
kita “tidak lagi berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia” (Rm.
6:14b). Oleh karena itu, perintah untuk “mengingat dan menguduskan hari Sabat”
(Kel. 20:8) merupakan bagian dari hukum Taurat Perjanjian Lama dan itu tidak berlaku
lagi bagi kita. Tetapi, Roma 6:14 tidak meniadakan keabsahan hari Sabat. Pertama,
susunan kata dari ayat itu menunjukkan bahwa kalimat ‘tidak berada di bawah
hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia’ tidaklah dapat dipisahkan. Itu hanyalah
bukti pendukung untuk bagian pertama dari ayat itu, yaitu: “Sebab kamu tidak akan
dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di
bawah kasih karunia.” Kedua, makna perkataan dari ayat itu adalah pembahasan
mengenai dosa dan bukannya hari Sabat. Manusia yang hidup di bawah hukum
Taurat memiliki pengetahuan akan dosa (Rm. 3:20), tetapi tidak dapat menghindar
dari kendalinya (Rm. 7:18-23). Oleh karena itu, mereka bersalah terhadap Allah
(Rm. 4:15) dan beroleh maut sebagai upahnya (Rm. 6:23). Sebaliknya, ‘tidak berada
di bawah hukum Taurat’ bukanlah berarti tidak berada di bawah penghakiman Allah
(Rm. 3:19). Karena hukum Taurat merupakan standar yang digunakan Allah untuk
menghakimi semua manusia yang berada di bawah hukum Taurat (1 Yoh. 3:4; Rm.
2:12). Setiap manusia yang berada di dunia ini ‘terbelenggu dosa’ oleh Kitab Suci
(Gal. 3:22). Alasan mengapa Yesus Kristus terlahir di bawah hukum Taurat adalah
untuk menjadi tebusan bagi orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat,
sehingga Dia dapat ‘menebus’ orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat,
sekaligus menerima pengangkatan kita sebagai anak (Gal. 4:4-5). Ketika menerima
baptisan air, semua dosa kita dihapuskan, sehingga kita dibebaskan dari dosa dan
hukum-hukum yang ada di dalamnya (Rm. 6:4-7). Oleh karena itu, keselamatan dari
Kristus meletakkan kita dalam posisi “tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di
bawah kasih karunia”.
B. Kasih Allah itu Cukup
Yesus Kristus mengatakan dua hukum yang terutama, yaitu: “Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu” dan “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Dia pun berkata, “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan
kitab para nabi” (Mat. 22:37-40). Beberapa orang Kristen menafsirkan ayat ini bahwa
orang Kristen tidak perlu menaati perintah Allah lainnya selama mereka mengasihi
Allah dan sesama.
Namun, kita janganlah lupa bahwa mengasihi Allah berarti memegang
perintah-perintah-Nya. Seperti dalam 1 Yohanes 5:3 memberitahukan, “Sebab inilah
kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintahperintah-Nya itu tidak berat.” Dengan memegang Sepuluh Perintah, kita bukan
hanya menyelesaikan kewajiban kita kepada Allah, tetapi kepada manusia pula (Rm.
13:9-10). Kita pun harus ingat bahwa memegang perintah-perintah Allah ditekankan
di dalam Perjanjian Baru. Saat seseorang menanyakan Yesus Kristus perihal
bagaimana cara memperoleh hidup yang kekal, Diapun menjawab, “Jikalau engkau
ingin masuk ke dalam hidup, turutilah perintah-perintah Allah” (Mat. 19:17). Paulus
pun menuliskan, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting
ialah mentaati hukum-hukum Allah” (1 Kor. 7:19). Lebih lanjut, Allah mewahyukan
kepada Yohanes bahwa orang-orang kudus pada akhir zaman akan menjadi orangorang yang menuruti perintah Allah dan beriman kepada Yesus. Oleh karena itu,
72
Tercurahnya Hujan Akhir
kita pun hendaklah senantiasa menaati perintah-perintah Allah (Why. 14:12).
Terakhir, kita tidak boleh meniadakan satu perintah Allahpun untuk kesenangan
kita sendiri. Bila sembilan perintah lainnya (perintah ke-1 hingga ke-3 dan ke-5
hingga ke-10) terus dijalankan oleh umat Kristen sekarang ini, mengapa perintah
yang keempat harus diabaikan? Tidak ada alasan bagi kita untuk menghapus hari
Sabat, sementara kita selalu melarang penyembahan berhala, membunuh, berzinah
dan mencuri (Yak. 2:10-11).
C. Yesus Kristus Menghapuskan Hari Sabat
Seringkali, dua tindakan dari Tuhan Yesus ini disalahtafsirkan, sehingga
membuat banyak orang menentang akan hari Sabat. Pertama, Tuhan Yesus
menyembuhkan pada hari Sabat (Mat. 12:9-14; Luk. 14:1-6; Yoh. 9:13-16). Kedua,
Yesus Kristus mengizinkan para murid untuk memetik bulir-bulir gandum dan
memakannya pada hari Sabat. Kedua tindakan ini jelas melanggar hukum Sabat
yang menuntut perhentian sepenuhnya.
Penyembuhan oleh Yesus Kristus tidak dapat ditafsirkan sebagai
penghapusan atas hari Sabat. Sesungguhnya, Tuhan sendiri memegang hari Sabat
dengan cara mengunjungi rumah ibadat seperti biasanya (Luk. 4:16). Dalam Matius
12:9-14, Yesus Kristus menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya untuk
memperbaiki pandangan yang keliru dari orang-orang Yahudi bahwa pekerjaanpekerjaan baik seperti menyembuhkan seseorang tidak dapat dilakukan pada
hari Sabat. Keabsahan menyembuhkan pada hari Sabat sekali lagi ditegaskan di
dalam Lukas 14 dan Yohanes 9. Sebagaimana kekeliruan orang-orang Farisi yang
mengutuk Yesus Kristus karena telah menyembuhkan seseorang pada hari Sabat,
demikian pula merupakan suatu kekeliruan, bila kita memandang penyembuhan atas
diri seseorang itu adalah untuk meniadakan hari Sabat.
Begitu pula, merupakan suatu kekeliruan bagi kita untuk mengutuk atas
tindakan para murid saat memetik bulir-bulir gandum dan memakannya pada hari
Sabat. Dengan memetik bulir-bulir gandum, para murid melanggar hukum Sabat,
“Enam hari lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari ketujuh haruslah engkau berhenti
dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari
perhentian juga” (Kel. 34:21). Bagaimanapun, membiarkan para murid-Nya untuk
makan merupakan bukti yang lemah untuk mneyatakan bahwa Yesus Kristus
menghapuskan hari Sabat. Sesungguhnya, Dia sedang berusaha mengajarkan
orang-orang Yahudi bahwa diperbolehkan untuk makan pada hari Sabat, karena
“hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk.
2:27). Karena “Anak Manusia adalah juga Tuhan adalah hari Sabat”, maka Yesus
Kristus memiliki kuasa untuk mengubah bagaimana cara hari Sabat harus dipegang.
Bagaimanapun, kita harus senantiasa menjalankan hari Sabat, sekalipun di bawah
kasih karunia (Yoh. 1:17; Rm. 6:14).
D. Hari Sabat Dipakukan di Kayu Salib
Salah satu ayat terkenal yang dipergunakan untuk melanggar ibadah Sabat
adalah Kolose 2:14-17 yaitu: “Dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh
ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintahpemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum
dalam kemenangan-Nya atas mereka. Karena itu, janganlah kamu biarkan orang
menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya,
Tercurahnya Hujan Akhir
73
bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang
harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.”
Ketika membaca ayat ini, kita harus menyadari bahwa ‘ibadah Sabat’ di sini
merujuk pada ‘Sabat di bawah hukum Taurat’. Di bawah hukum Taurat Perjanjian
Lama, umat pilihan Allah memiliki banyak larangan dalam hal makanan (Im. 11), hari
Sabat (Kel. 16:25-29; 35:1-3; Bil. 15:32-36) dan korban (Bil. 28:9-10). Tetapi karena
Kristus membebaskan kita dari hukum Taurat, maka semua larangan mengenai
makanan dihapuskan di Perjanjian Baru (Kis. 10:9-16; Rm. 14:1-3; 1 Tim. 4:3-5).
Demikian pula, semua larangan mengenai hari Sabat dicabut. Oleh karena itu, umat
Kristen dapat memegang ‘Sabat di bawah kasih karunia’ dan bukannya ‘Sabat di
bawah hukum Taurat’. Di bawah kasih karunia, kita boleh makan dan minum pada
hari Sabat, karena tidak terikat oleh larangan-larangan yang berlaku di bawah
hukum Taurat. Demikian pula, sekarang kita dapat beribadah kepada Tuhan pada
hari Sabat tanpa harus mempersembahkan binatang atau berhenti dari melakukan
pekerjaan baik bagi sesama.
Bagian # 4 - Bukan Hari Sabtu ataupun Hari Minggu
“Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah
ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap
berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Yang seorang menganggap
hari yang satu lebih penting daripada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap
semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya
sendiri” (Rm. 14:4-5).
Beberapa orang menafsirkan ayat ini berati semua hari adalah sama. Oleh
karena itu, tidak masalah bila beribadah pada hari Sabtu, hari Minggu ataupun hari
lainnya dalam satu minggu.
Penyelidikan yang mendalam mengenai ayat ini membuktikan bahwa
pandangan itu keliru. Pertama, latar belakang dari kitab Roma tidak mendukung
pembahasan antara hari Sabtu dan hari Minggu. Paulus menuliskan kitab Roma
sekitar tahun 57-58 M, di akhir perjalanan penginjilannya yang ketiga (Rm. 15:25-28;
Kis. 19:21; 20:1-6). Pada masa itu, tidak ada pembahasan yang disebutkan dalam
Alkitab yang berkaitan dengan perbaikan mengenai hari Sabtu dan hari Minggu.
Kedua, penyetaraan mengenai ‘suatu hari yang melampaui hari lainnya’ dengan
persoalan makanan (Rm. 14:1-6) menunjukkan bahwa ‘hari-hari’ dalam ayat ini
merujuk pada hari-hari raya khusus yang disebutkan dalam hukum Taurat orang
Yahudi. Itulah sebabnya, kitab Kolose memberitahukan: “Karena itu, janganlah kamu
biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai
hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa
yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus” (Kol. 2:16-17). Ketiga, maksud
dari ayat ini bukanlah untuk menghapuskan hari Sabat, tetapi justru memotivasi
orang-orang Kristen Roma untuk saling menerima di dalam kasih. Sekalipun
hukum-hukum pada Perjanjian Lama (catatan: tidak termasuk Sepuluh Perintah)
telah dihapuskan di dalam Perjanjian Baru (Kis. 10:9-16), banyak orang yang baru
bertobat dari Yudaisme memiliki pertanyaan dan berselisih paham mengenai hukumhukum yang lama itu perihal makanan. Oleh karena itu, Paulus perlu mengingatkan
mereka untuk ‘saling menerima’, tanpa mempedulikan setiap hukum orang Yahudi
yang dipegang oleh masing-masing” (Rm. 15:7).
Selain itu, tulisan Paulus lainnya pun menunjukkan dirinya sebagai orang yang
tidak akan mengurangi keabsahan hari Sabat. Saat Paulus melayani di Tesalonika,
ia masuk ke rumah ibadat selama tiga kali Sabat berturut-turut. Ia pun
74
Tercurahnya Hujan Akhir
sangat berterus terang mengenai beberapa perubahan yang terjadi dalam Perjanjian
Lama. Karena pandangan Paulus bertentangan dengan sunat pada Perjanjian
Lama, iapun dianiaya dengan hebatnya (Gal. 5:11; 6:12). Sebagai akibatnya, ia
menulis secara terbuka untuk memepertahankan pergantian sunat menjadi baptisan
air (Rm. 3:30; Gal. 5:1-6; 6:15; Flp. 3:2-3). Oleh karena itu, bila Paulus percaya
pada sesuatu yang sekontroversial terhadap pergantian hari Sabat menjadi hari
Minggu, seharusnya ia dengan penuh semangat mempertahankannya di dalam
surat-suratnya itu. Tetapi, ia justru tidak pernah menyatakan secara jelas bahwa hari
Sabat harus dihapuskan. Oleh karena itu, hari Sabat haruslah dipegang seperti yang
dinyatakan oleh Tuhan.
Menguji Pemahaman
1. Apakah ‘hari Tuhan’ itu? Mengapa kita tidak beribadah pada hari Tuhan?
2. ‘Hari Sabat adalah bagi orang Yahudi dan hari Minggu adalah bagi umat
Kristen merupakan sebuah kalimat yang umum terdengar. Apakah tiga dasar
pembenaran penting dari ibadah hari Minggu? Mengapa mereka disesatkan?
3. Sebutkan empat argumen penting mengenai ibadah hari Sabat. Apakah jawaban
untuk menentang argumen itu?
4. Beberapa orang menganggap hari yang dikhususkan untuk beribadah kepada
Allah bukanlah hari Sabtu atau hari Minggu, karena suatu pernyataan dari Roma
14:4-5. Apakah yang kalian akan katakan kepada mereka?
Penerapan Kehidupan
Seberapa Besarkah Engkau Mengasihi Aku?
Bagilah murid-murid ke dalam dua kelompok. Satu kelompok akan mengisi
Tabel 1 dan kelompok lainnya akan mengisi Tabel 2 (kedua tabel telah tersedia di
dalam Buku Aktivitas Murid).
Dengan menggunakan setiap tabel yang ada, mintalah setiap kelompok untuk
menuliskan sebuah peran singkat, yang menggambarkan pertemuan seorang guru
sekolah Minggu dengan guru Pendidikan Agama dari Gereja Yesus Sejati. Berikan
setiap kelompok waktu sebanyak 5-10 menit untuk memperagakan peran mereka itu.
Anda pun dapat membuat videonya dan memutarnya kembali untuk murid-murid.
Tercurahnya Hujan Akhir
75
Tabel 1: Penyembahan pada Hari Minggu, Hari Tuhan
Pernyataan
Ayat Pendukung
Argumen yang
Menentang
(Gereja Yesus
Sejati)
Ayat Pendukung
1. Tuhan
menampakkan diri
kepada para muridNya pada hari Minggu
2. Jemaat mulamula bertemu pada
hari Minggu untuk
memecahkan roti
3. Jemaat mulamula bertemu pada
hari Minggu untuk
mengumpulkan
persembahan
Tabel 1: Penyembahan pada Hari Sabtu
Pernyataan
Ayat Pendukung
1. Kita tidak lagi
terikat oleh hukum
Taurat Perjanjian
Lama
2. Kasih Allah itu
cukup
3. Yesus Kristus
menghapuskan hari
Sabat
4. Hari Sabat
dipakukan di kayu
salib
76
Tercurahnya Hujan Akhir
Argumen yang
Menentang
(Gereja Yesus
Sejati)
Ayat Pendukung
Renungan dan Doa
Hari Sabat sungguh merupakan hari yang diberkati, yang tidak dapat
digantikan dengan hari Minggu. Bukan hanya untuk mengenang akan kasih karunia
Allah dalam penciptaan (Kej. 2:1-2), tetapi mengizinkan kita pula untuk lebih dekat
kepada-Nya di dalam perhentian yang sejati. Karena Tuhan memberitahukan dalam
Yesaya 56:2,6b-7a, “Berbahagialah orang…yang memelihara hari-hari Sabat”,
karena “semuanya yang memelihara hari Sabat dan yang tidak menajiskannya dan
yang berpegang kepada perjanjian-Ku...akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan
akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku.” Kiranya kita senantiasa masuk ke gunung
Allah yang kudus pada hari Sabat untuk merayakan damai sejahtera dan perhentianNya.
Tercurahnya Hujan Akhir
77
Halaman Kosong
78
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
Doktrin Sabat (2)
9
Bacaan Kitab
Kel. 16:1-36; Neh. 13:1-31; Mat. 11-28-30; Kis. 16:1-40; Ibr. 3:1-4:16
Sasaran Pelajaran
1. Menyelidiki perintah mengenai hari Sabat dan khasiatnya
2. Memotivasi murid-murid untuk memegang hari kudus Allah
Ayat Alkitab
“Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada
hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu.” (Kej. 2:3)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Roma 14-1 Korintus 2
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Apakah perbedaan antara hari Sabat dan perhentian Sabat? Apakah kita
mengetahui berkat dan kutuk yang berkaitan dengan hari Sabat ? Bagaimana kita
memegang Sabat dengan benar ketika sedang berlibur bersama keluarga dan tidak
ada gereja di sekitar situ? Pada pelajaran hari ini, kita bukan hanya mempelajari asal
mula hari Sabat, tetapi membahas pula mengenai penting dan perlunya memegang
hari yang dikuduskan ini.
Tercurahnya Hujan Akhir
79
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Asal Mula Hari Sabat
Sabat didirikan saat dunia diciptakan. Setelah menciptakan dunia selama
enam hari, “lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena
pada hari itulah, Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya
itu” (Kej. 2:3). Oleh karena itu, kita mengetahui bahwa hari Sabat bukanlah hanya
hari ketujuh, tetapi hari yang diberkati dan yang kudus pula.
Setelah orang Israel keluar dari Mesir, Allah sekali lagi mengingatkan umatNya untuk menjalankan hari Sabat (Kel. 16:14-29). Di padang belantara, Tuhan
melakukan perhentian Sabat dengan tidak memberikan manna pada hari itu. Ia
memerintahkan umat-Nya: “Perhatikanlah, Tuhan telah memberikan sabat itu
kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk
dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh
keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu” (Kel. 16:29).
Akhirnya, Sabat dituliskan di atas loh batu saat Allah menetapkannya sebagai
salah satu dari Sepuluh Perintah di Gunung Sinai. Di sana, Tuhan memerintahkan,
“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: Enam hari lamanya engkau akan bekerja
dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu lakilaki atau anakmu perempuan atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan
atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu” (Kel. 20:8-10). Allah
menuntut perhentian penuh dari setiap manusia, tidak peduli jenis kelamin atau
status sosial mereka. Tidak seorangpun, termasuk hewan, bekerja karena “sebab
enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya dan
Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan
menguduskannya” (Kel. 20:11).
Bagian # 2 – Tujuan Hari Sabat
Dalam Perjanjian Lama, Sabat merupakan hari perhentian dari segala
pekerjaan untuk memperingati ciptaan Allah, pembebasan dan perjanjian-Nya.
Sabat mengingatkan orang-orang Israel akan kemurahan dan anugerah Allah dalam
memberikan hidup dan menyelamatkan mereka dari Mesir (Ul. 5:14). Itulah tanda dari
perjanjian yang kekal antara Allah dan anak-anak Israel (Kel. 31:12-17), sekaligus
merupakan hari pengudusan dan pemisahan dari dunia. Sebagaimana Allah berkata
dalam kitab Yehezkiel: “Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi
peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah
Tuhan, yang menguduskan mereka” (Yeh. 20:12).
Dimulai dari Perjanjian Baru, makna Sabat dipergunakan untuk tingkatan yang
lebih tinggi. Dengan menyatakan “hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan
manusia untuk hari Sabat” (Mrk. 2:27), Yesus Kristus menunjukkan bahwa Sabat
bukan hanya sebagai hari kudus Allah, tetapi juga sebagai anugerah perhentian dari
sang Pencipta. Selain itu, pengganti dari mengenang pembebasan orang-orang Israel
secara fisik, sekarang kita memperingati pembebasan rohani Allah dari perbudakan
dosa (Yoh. 8:34; Rom 8:2). Yang terpenting, karena Yesus Kristus mati bagi dosadosa manusia, maka sekarang kita dapat dikuduskan dan masuk kerajaan surga
80
Tercurahnya Hujan Akhir
melalui Dia. Oleh karena itu, hari Sabat yang sekarang ini menubuatkan datangnya
hari perhentian yang kekal. Seperti dalam Ibrani 4:9-10 memberitahukan, “Jadi masih
tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah
masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya,
sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.” Oleh karena itu, kita memegang
janji perhentian yang kekal itu di dalam pikiran ketika menjalankan hari kudus Allah.
Bagian # 3 – Berkat dan Kutuk Hari Sabat
Karena Sabat merupakan hari yang dikhususkan oleh Allah, maka orangorang yang menjalankannya akan diberkati (Kej. 2:3). Yesaya memberitahukan,
“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu
pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat ‘hari kenikmatan’ dan
hari kudus Tuhan ‘hari yang mulia’...maka engkau akan bersenang-senang karena
Tuhan dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan
kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub,
bapa leluhurmu” (Yes. 58:13-14).
Alkitab pun memberitahukan bahwa bencana akan datang pada orang-orang
yang tidak menghargai hari Sabat. Tuhan sendiri memperingatkan, “Apabila kamu
tidak mendengarkan perintah-Ku untuk menguduskan hari Sabat dan untuk tidak
masuk mengangkut barang-barang melalui pintu-pintu gerbang Yerusalem pada
hari Sabat, maka di pintu-pintu gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan
memakan habis puri-puri Yerusalem dan yang tidak akan terpadamkan” (Yer. 17:27).
Karena orang-orang Israel tidak memegang Sabat, maka Yerusalem ditinggalkan
sunyi sepi selama 70 tahun (2 Taw. 36:17,21) dan mereka ditawan ke Babel (Neh.
13:15-18; Yer. 17:19-23).
Bagian # 4 – Sabat di bawah Hukum Taurat vs Sabat di bawah Kasih Karunia
Sabat di bawah hukum Taurat dengan keras melarang setiap pekerjaan untuk
dilakukan. Sebelum hari Sabat, orang-orang Israel diharapkan mempersiapkan
segala sesuatunya, sehingga mereka dapat berkonsentrasi untuk menyembah
Tuhan. Saat memasuki Sabat, mereka tidak diizinkan untuk mengumpulkan manna
dan kayu api, menyalakan api atau memasak apapun (Kel. 16:25-29; 35:3; Bil. 15:3236). Bahkan para tabibpun tidak boleh memberi pengobatan pada hari itu (Mat. 12:10;
Luk. 13:14). Untuk memastikan ketaatan terhadap Sabat, mereka yang melanggar
hari Sabat akan dihukum mati (Kel 20:9-10; 35:1-2).
Saat Yesus Kristus datang ke dunia, Ia memiliki wewenang untuk mengubah
bentuk ibadah Sabat, karena Dialah Tuhan atas hari Sabat (Mrk. 2:28). Oleh karena
itu, Ia menjadikan hari Sabat lebih mudah untuk dilakukan dan fleksibel. Laranganlarangan terdahulu mengenai Sabat dihapuskan dan perbuatan-perbuatan baik,
seperti menyelamatkan hewan dan menyembuhkan manusia (Mat. 12:9-13)
diperbolehkan. Ketentuan untuk mengorbankan hewan pun dibatalkan, karena Kristus
mati dan menumpahkan darah bagi kita sekali dan untuk semua. Bagaimanapun, kita
memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk menyembah Tuhan pada hari Sabat,
karena Dia mati untuk menebus dosa-dosa kita.
Tercurahnya Hujan Akhir
81
Bagian # 5 – Perhentian Penuh
Sabat atau hari ketujuh, disebut pula ‘Sabat bagi Tuhan’ (Im. 23:3). Berbeda
dengan perhentian penuh merupakan hari-hari peringatan di luar hari Sabat (Im.
23:39). Inilah tiga contoh perhentian penuh:
1. Peringatan peniupan serunai – hari pertama pada bulan ketujuh. Ini merupakan
pertemuan kudus dan perhentian penuh. Pekerjaan sehari-hari tidak boleh
dilakukan pada hari ini (Im. 23:23-25).
2. Hari Pendamaian – hari kesepuluh pada bulan ketujuh. Ini merupakan perhentian
penuh yang sungguh dengan tujuan untuk menghapus dosa. Pada hari itu,
orang-orang diharapkan mengingat dosa-dosa mereka dan mempersembahkan
korban api-apian untuk pendamaian (Im. 23:27-32).
3. Hari raya Pondok Daun – tujuh hari setelah hari kelima belas pada bulan ketujuh.
Inilah perayaan hasil tanah untuk memberi persembahan dan mengucap syukur
kepada Tuhan. Hari pertama dan kedelapan dari perayaan itu adalah perhentian
penuh dan tidak boleh melakukan pekerjaan (Im. 23:33-36,39).
Bagian # 6 – Bagaimana Menjalankan Hari Sabat
Sabat atau hari ketujuh, disebut pula ‘Sabat bagi Tuhan’ (Im. 23:3). Berbeda
dengan perhentian penuh merupakan hari-hari peringatan di luar Sabat (Im. 23:39).
Inilah tiga contoh perhentian penuh:
a. Mengikuti kebaktian-kebaktian penyembahan di gereja
Melalui teladan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya, kita melihat pentingnya
menjalankan hari Sabat di rumah Allah (Luk. 4:16; Kis. 17:1-2). Ketika berada
di sana, kita harus membaca Kitab Suci, yang merupakan sebuah tradisi yang
telah meluas dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru (Kis. 15:21). Doa-doa
khusus haruslah dilakukan, agar dapat berkomunikasi dengan Allah. Bila tidak
ada gereja, seseorang haruslah mencari tempat untuk berdoa dan beribadah
kepada Tuhan (Kis. 16:13). Akhirnya, orang-orang yang memiliki karunia untuk
memberitakan Injil haruslah berbicara untuk membangun kerohanian jemaat
(Ef. 4:11-12).
b. Mengingat penciptaan Allah (Kel. 20:11)
Allah menciptakan alam semesta, sebagaimana seorang ahli bangunan yang
mendirikan sebuah rumah (Ibr. 3:4). Bagi yang tidak mengenal Allah, mereka
tidak akan mengucap syukur kepada sang Pencipta (Rm. 1:19-25). Karena
mengetahui Allah adalah sang Pencipta, maka kita haruslah menjalankan hari
Sabat untuk mengingat anugerah-Nya (Kis. 17:24-28; Mzm. 139:13-14; Pkh.
12:13).
c. Mengingat keselamatan Allah (1 Kor. 15:55-57)
Allah memerintahkan orang-orang Israel untuk menjalankan hari Sabat untuk
mengingat bagaimana Dia telah menyelamatkan mereka dari perbudakan Mesir
(Ul. 5:15). Sekarang, kita memegang hari Sabat untuk mengingat bagaimana
Allah telah menyelamatkan kita dari dosa dan memberikan kelepasan (Rm.
6:14; 1 Kor. 15:55-57; 2 Kor. 3:17).
82
Tercurahnya Hujan Akhir
d. Mengejar kekudusan (Yeh. 20:12)
Kita haruslah mengejar kekudusan pada hari Sabat, karena hari itu dikuduskan
oleh Allah (Kej. 2:3). Selain itu, Allah memanggil kita untuk melakukan apa yang
kudus dan bukanlah yang tidak kudus atau yang tidak bermoral (1 Tes. 4:3-5,7).
Karena Allah adalah kudus, kita pun haruslah menjadi kudus pada hari yang
dikhususkan-Nya itu (1 Pet. 1:15-16; Ibr. 12:14).
e. Mencari perhentian rohani (Mat. 11:28-30)
Perhentian merupakan hak istimewa kita sebagai umat pilihan Allah. Orangorang yang tidak memiliki hari perhentian seperti orang-orang Israel, adalah
orang-orang yang tidak dapat memasuki perhentian Allah, karena ketidaktaatan
mereka (Ibr. 3:16-19). Oleh karena itu, ketika memasuki hari Sabat, kita harus
mencari cara untuk memasuki perhentian Tuhan dan memiliki damai sejahtera
di dalam hati kita (Ibr. 4:4-6).
f.
Mengharapkan perhentian yang kekal (Ibr. 4:1,9-11)
Setiap hari Sabat di dunia melambangkan perhentian yang kekal di surga.
Sebagai umat Kristen, pengharapan dan berkat terbesar kita adalah memasuki
perhentian yang kekal (Ibr. 11:13-16; Why. 14:13). Karena memiliki pengharapan
akan perhentian yang kekal, kita haruslah mengerjakan keselamatan pribadi
dengan takut dan gentar (Flp. 2:12). Kita haruslah melupakan hal-hal yang ada
di belakang dan meraih hal-hal yang ada di depan kita (Flp. 3:13-14). Bila tidak,
kita tidak akan layak untuk kerajaan surga (Luk. 9:62).
Menguji Pemahaman
1. Mengapa Allah mendirikan hari Sabat?
2. Bagaimana kita seharusnya menjalankan hari Sabat? Apakah kita harus berada
di dalam gereja?
3. Apakah perbedaan antara Sabat di bawah hukum Taurat dan Sabat di bawah
kasih karunia? Yang manakah yang lebih kalian sukai? Mengapa?
4. Apakah ada yang lebih daripada satu macam perhentian penuh? Berikan dua
contoh.
5. Dalam Kolose 2:16-17, Paulus menuliskan, “Karena itu janganlah kamu biarkan
orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari
raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa
yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” Apakah maksudnya di sini?
Apakah Paulus sedang mengatakan bahwa hari Sabat tidak penting, karena
Kristus harus menjadi pusat dari iman kita?
Tercurahnya Hujan Akhir
83
Penerapan Kehidupan
Studi Kasus
Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 2-3
orang. Mintalah tiap-tiap kelompok mendiskusikan kasus dan mencari jawabannya.
Kelompokkan kembali untuk mendiskusikan jawaban dari tiap-tiap kelompok. Apakah
jawabannya sesuai atau tidak sesuai dengan perintah Alkitab mengenai hari Sabat?
Bagaimana saudara-saudari yang disebutkan dalam kasus-kasus itu mengejar minat
mereka di dalam gereja?
Pendahuluan
Kadang, SMU dapat menjadi tingkatan yang sangat sulit dan sibuk di dalam
kehidupan seseorang. Kehidupan dari seorang siswa SMU tertentu seringkali
melibatkan tekanan akademis yang tinggi, tekanan dari teman-teman, konflik
keluarga, pekerjaan paruh waktu dan beban dari berbagai aktivitas ekstra kurikuler.
Seringkali, para siswa dipaksa untuk membuat keputusan-keputusan mengenai
mengikuti kebaktian di gereja dengan berbagai jadwal yang berbenturan di sekolah.
Berikut adalah beberapa latar belakang dari kehidupan nyata dari saudara-saudari
dan keputusan-keputusan yang harus mereka buat:
Kasus 1: Jenny – seorang pemain bola voli
Jenny adalah seorang pemain bola voli yang sungguh berbakat di sekolahnya.
Ia berpostur tubuh tinggi dan seorang pemukul bola voli yang hebat. Pada tahun
pertamanya, ia telah menjadi penggerak di tim universitasnya. Bagaimanapun,
banyak pertandingan yang diselengggarakan pada hari Sabtu. Ketika pertandingan
perdana bergulir, ia telah memutuskan untuk mengikuti kebaktian pada hari Sabat.
Jenny mengetahui bahwa meninggalkan pertandingan akan membuat pelatih dan
teman-teman setimnya memandang rendah dirinya, tetapi ia pun menyadari bahwa
Allah tidak akan senang, bila dirinya melewatkan untuk pergi ke gereja.
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Apakah yang akan dilakukan, bila kalian adalah Jenny?
2. Apakah kalian memiliki dilema yang serupa? Apakah yang kalian lakukan
terhadapnya?
Kasus 2: Josh – seorang anggota dari Badan Asosiasi Siswa
Josh suka menjadi seorang pemimpin. Ia suka berbicara kepada orang banyak,
mengatur banyak acara dan membuat berbagai rencana pelaksanaannya. Ia pun
sangat terkenal di sekolah dan memiliki banyak teman. Oleh karena itu, ketika tiba
waktunya untuk pemilihan anggota dari Badan Asosiasi Siswa, ia memutuskan untuk
mencalonkan diri. Dengan bantuan teman-temannya, Josh menjadi calon yang efektif
dan mendapat posisi di Badan Asosiasi Siswa. Tetapi, setelah menjadi seorang
pemimpin, Josh menyadari bahwa dirinya diharapkan hadir di setiap pertandingan
sepakbola pada hari Sabtu untuk menjadi sukarelawan dan menjual sesuatu untuk
memperoleh uang bagi sekolahnya. Bila tidak berpartisipasi, Joshpun menyadari
bahwa reputasinya akan merosot. Teman-teman Josh di Badan Asosiasi Siswa
mungkin akan menyebut dirinya sebagai orang yang mengelak dari tanggung jawab
84
Tercurahnya Hujan Akhir
dan menjelek-jelekkannya di belakang. Pada saat yang sama, Josh telah mendengar
banyak kesaksian mengenai hari Sabat dan merasa takut akan hukuman Allah
karena meninggalkan gereja. Oleh karena itu, ia berpikir, “Mungkin aku dapat pergi
pada pagi hari ke pertandingan itu dan pergi ke gereja pada siang harinya...”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Bagaimana akan menghadapi tugas-tugas di sekolah, bila kalian adalah Josh?
2. Apakah kalian akan berusaha untuk pergi ke sekolah dan gereja pada hari
Sabat?
Kasus 3: Carol yang Pintar
Carol adalah siswa yang terkenal. Ia memiliki reputasi untuk menjadi orang pintar
karena selalu mendapat nilai A di kelasnya. Karena tidak menganggap dirinya
sebagai orang yang sangat atletis atau menarik secara fisiklah, ia berusaha untuk
menjadi lebih baik dalam satu-satunya hal baik yang dimilikinya, yaitu nilai dari
mata pelajaran. Ia hanya mencari angka sempurna dan setiap angka di bawah 90%
dapat membuatnya merasa depresi. Pada awal tahun kedua, semua siswa yang
memperoleh nilai tinggi di kelasnya telah mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus
persiapan ujian negara. Karena tidak ingin ketinggalan, Carolpun memohon kepada
orangtuanya untuk mendaftarkan dirinya dalam mengikuti kursus dengan kelas-kelas
yang terdiri dari Bahasa Inggris, Kimia, Biologi dan Matematika. Tetapi, karena Carol
telah mengambil mata pelajaran di sekolahnya, maka ia terpaksa harus mengambil
kursus persiapan ujian negara itu pada hari Sabtu pagi. Pikiran harus meninggalkan
hari Sabat membuatnya merasa agak tidak nyaman. Bagaimanapun, ia menghibur
dirinya sendiri dengan beranggapan, “Baiklah, saya akan memuliakan Allah, bila
memperoleh nilai sempurna dalam semua ujian mata pelajaran itu. Selain itu, kelaskelas ini hanya berlangsung sementara.”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Apakah kalian setuju dengan pemikiran Carol? Mengapa atau mengapa tidak?
2. Apakah yang kalian akan sarankan kepada Carol?
Renungan dan Doa
Tanpa peristirahatan jasmani yang cukup, tubuh kita akan menjadi lemah.
Kulit akan menjadi keriput, muncul kantong-kantong di bawah mata dan mulai terasa
pusing. Demikian pula, kita menjadi lemah dan mudah merasa tersinggung ketika
tidak memperoleh perhentian rohani yang tepat. Orang-orang yang melewatkan
perhentian Sabat untuk aktivitas duniawi akan mendapatkan diri mereka semakin
lemah di dalam iman. Sebaliknya, orang-orang yang bertekun dan bekerja tiada henti
pada hari Sabat bagi jemaat pun akan mendapatkan diri mereka mati dan lelah. Oleh
karena itu, kita harus mencari keseimbangan dan memohon agar Tuhan memberikan
damai sejahtera pada hari kudus-Nya itu. Hanya ketika sungguh-sungguh berhenti,
kita baru dapat memiliki hari Sabat di dalam Tuhan.
Tercurahnya Hujan Akhir
85
Halaman Kosong
86
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
10
Doktrin Perjamuan Kudus (1)
Bacaan Kitab
Mat. 26:26-30; Mrk. 14:22-26; Luk. 22:14-23; Yoh. 6:41-71; 1 Kor. 10:17-34
Sasaran Pelajaran
1. Mempelajari tiga pandangan teologi penting mengenai Perjamuan
Kudus
2. Membantu murid-murid memahami bagaimana doktrin Perjamuan Kudus
dari gereja kita, bila dibandingkan dengan pandangan Kristen lainnya
Ayat Alkitab
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging
Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam
dirimu.“ (Yoh. 6:53)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
1 Korintus 3-7
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Bagaimana sebenarnya roti dan anggur diubahkan menjadi tubuh dan
darah Kristus saat Perjamuan Kudus? Apakah itu merupakan perubahan secara
materi atau hanya suatu perlambangan? Pertanyan mengenai perubahan itu telah
menimbulkan rasa ingin tahu dan membuat sebagian orang Kristen merasa frustasi
selama beberapa masa. Dalam pelajaran ini, kita akan melihat apa yang para teolog
hasilkan berkaitan dengan Perjamuan Tuhan. Diharapkan hal itu akan memberikan
kita pemahaman yang lebih baik mengenai apa yang diyakini oleh beberapa
denominasi Kristen lainnya sebelum kita menyelidiki doktrin Perjamuan Kudus di
Tercurahnya Hujan Akhir
87
Pemahaman Alkitab
Pandangan mengenai Perjamuan Tuhan
Perjamuan Kudus dipandang oleh umat Kristen umumnya sebagai Ekaristi,
yang berasal dari bahasa Yunani ‘eucharistia’, yang berarti mengucap syukur.
Dalam bahasa Latin disebutkan dengan ‘missa’, yang berarti Perjamuan Tuhan atau
memecah-mecahkan roti. Karena didirikan oleh Yesus (dominical), perjamuan ini
dianggap sebagai salah satu dari dua sakramen penting bagi banyak orang Kristen.
Ironisnya, sekalipun merupakan perlambangan dari kesatuan, tetapi banyak tafsiran
mengenai Perjamuan Kudus yang telah menyebabkan perpecahan besar di antara
umat Kristen. Sekarang, marilah kita menyelidiki beberapa pandangan mengenai hal
ini.
A. Transubstansiasi Katolik Roma
Transubstansiasi merupakan suatu pandangan bahwa wujud nyata atau
hakikat dari roti dan anggur diubahkan menjadi tubuh dan darah Kristus dalam arti
yang sebenarnya, saat dikuduskan, sedangkan accidents, yaitu penampilan, rasa,
sentuhan dan aromanya tetaplah sama. Pandangan ini timbul pada abad ke-9 dan
diumumkan sebagai keyakinan dari Gereja Katolik Roma pada tahun 1059. Lalu pada
tahun 1215, Transubstansiasi secara resmi diumumkan sebagai doktrin keempat dari
Dewan Lateran (yang diadakan di Istana Lateran Roma). Kemudian, gereja abad
pertengahan memperhalus doktrin ini dengan menggabungkan:
1. Concomitance – tubuh dan darah Kristus tercampur di dalam setiap bagian yang
disucikan. Oleh karena itu, ketika kalian memakan roti perjamuan adalah sama
dengan memakan tubuh dan darah Kristus.
2. Consecration – bagian penting dari perjamuan bukanlah persekutuan dengan
Allah, tetapi perubahan roti dan anggur perjamuan menjadi tubuh dan darah
Kristus dengan penyucian yang dilakukan oleh pastur.
3. Sacrifice – selama terdapat hadirat Kristus yang nyata di dalam Perjamuan
Tuhan (tubuh, darah, roh dan jiwa), itulah korban yang dipersembahkan kepada
Allah.
4. Propitiation – korban yang dipersembahkan merupakan pendamai (dipergunakan
bagi pendamaian).
5. Reservation – bagian-bagian yang disucikan seperti roti dan anggur dapat
dicadangkan atau disimpan untuk penggunan selanjutnya.
6. Veneration – bagian-bagian yang disimpan (sisa roti perjamuan) haruslah
dihormati sebagai Kristus yang hidup.
Sejak tahun 1542-1563. Dewan Trent mencocokkan rincian dari
Transubstansiasi, sekaligus menambahkan bahwa pemujaan yang dilakukan terhadap
bagian-bagian yang dikuduskan seharusnya sama ketika menerima penyembahan
yang dtujukan kepada Allah.
Transubstansiasi Gereja Orthodoks Timur termasuk pandangan mengenai
‘epiclesis’, sebuah kata Yunani, yang berarti pembacaan dari doa atau permohonan
pertolongan atau hadirat yang lebih kuasa. Kebanyakan Gereja Timur percaya bahwa
pada waktu permohonan dilakukan, Roh Kudus berkuasa untuk mengubah roti dan
88
Tercurahnya Hujan Akhir
anggur menjadi tubuh dan darah Kristus. Ini mencerminkan pandangan dari Gereja
Timur yang menafsirkan ketepatgunaan dari sakramen-sakramen sebagai jawaban
Allah atas permohonan jemaat. Gereja pun menggunakan roti yang beragi dan
bukannya yang tidak beragi.
B. Konsubstansia/Hadirat Nyata Luther
Selama abad ke-14, para reforman rohani seperti Martin Luther di Jerman,
Ulrich (Huldreich) Zwingli dari Swiss dan John (Jean) Calvin dari Prancis menemukan
beberapa pandangan baru untuk mereformasi gereja. Satu hal yang mereka sepakati
adalah ketidakbenaran dari pandangan Transubstansiasi. Mereka menganggap
Transubstansiasi sebagai pandangan yang tidak alkitabiah, tidak masuk akal, bersifat
takhayul dan merupakan berhala yang menghilangkan makna yang sesungguhnya
dari sakramen itu. Dari mereka bertiga, Lutheranlah yang paling keras mengkritik
beberapa gereja yang menganut pandangan Transubstansiasi ini, menolak
memberikan cawan kepada orang-orang dan mengajarkan bahwa Perjamuan Tuhan
merupakan korban yang dipersembahkan kepada Allah. Bagaimanapun, ia masih
percaya bahwa Kristus hadir secara fisik di dalam Perjamuan Tuhan.
Untuk
membantah
pandangan
Transubstansiasi, Luther mengembangkan
doktrin Hadirat Nyata atau suatu pandangan
Tips Mengajar
bahwa tubuh dan darah nyata dari Kristus
secara misterius berubah menjadi ‘di dalam,
Karena teologi dalam
bersama dan di bawah’ Ekaristi saat penyucian
pelajaran ini mungkin
berlangsung. Ketika orang-orang percaya
terasa asing bagi sebagian
memakan Perjamuan Kudus, sesungguhnya,
murid kelas Remaja, maka
mereka sedang diberi makan oleh hadirat Kristus
disarankan agar para
secara fisik. Kemudian, orang lain secara tidak
guru Pendidikan Agama
resmi memberikan istilah Hadirat Nyata untuk
menyiapkan catatan-catatan
pandangan Konsubstansia ini.
C. Perlambangan Zwingli
Yang menentang Luther dan orangorang pada zaman itu adalah Ulrich Zwingli,
yang memandang Perjamuan Kudus sebagai
tindakan simbolis yang murni. Sementara, Luther
menyisipkan tradisi mistis dari Gereja Katolik,
Zwingli justru dipengaruhi oleh humanisme dan
alasan penggunaannya. Oleh karena itu, ia tidak
dapat menerima bahwa di dalam Perjamuan
Kudus, kita memakan tubuh dan darah Kristus
secara fisik. Ia percaya bahwa tidak ada yang
diambil dari tubuh nyata setelah Kristus naik ke
surga. Karena Kristus tidak hadir secara fisik
di dalam roti dan anggur, maka bagian-bagian
dari Perjamuan Kudus hanyalah melambangkan
ketidakhadiran tubuh Kristus.
pelajaran yang sederhana
atau garis besar untuk
disampaikan. Menuliskan
istilah-istilah penting di papan
tulis mungkin dapat pula
membantu guru, sehingga
murid-murid dapat melihatnya.
Informasi tambahan mengenai
Luther, Zwingli, dan Calvin
dapat ditemukan di The
Dictionary of the Christian
Church and the Evangelical
Dictionary of Theology (ed.
Elwell, Walter A., Evangelical
Dictionary of Theology, Baker
Book House, Grand Rapids,
Michigan, 1984, halaman
653-656).
Tercurahnya Hujan Akhir
89
D. Transformasi Rohani Calvin
Seperti Zwingli, Calvin pun percaya bahwa Kristus tetap mengenakan tubuh
jasmani-Nya setelah kenaikan-Nya di surga. Ia tidak sepakat dengan Zwingli bahwa
bagian-bagian dari Perjamuan Kudus merupakan lambang dari ketidakhadiran Kristus.
Seperti Luther, Calvin pun percaya bahwa Perjamuan Kudus merupakan perjamuan
sesungguhnya yang melibatkan hadirat nyata dan sedang diberi makan oleh Kristus.
Bagaimanapun, ia percaya bahwa inti dari tubuh Kristus adalah Roh Kudus,yang
memberikan Kristus tubuh. Ia percaya bahwa perubahan dari bagian-bagian itu
lebih bersifat rohani, melalui Roh Kudus daripada secara fisik. Seperti Luther, Calvin
sepakat bahwa perubahan itu bersifat sangat rahasia, yang dapat diterima, tetapi
tidak dapat dipahami. Ia mengaku: “Bila seseorang harus menanyakan kepadaku
mengenai bagaimana ini (mengambil bagian dari seluruh tubuh) dilakukan, aku tidak
malu untuk mengakui bahwa itu merupakan sebuah rahasia yang terlalu tinggi untuk
dipahami oleh akal budiku maupun diucapkan dengan kata-kata…Aku lebih dapat
merasakan daripada memahaminya.”
E. Perjamuan Kudus yang Sekarang
Sekarang, Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan dan Gereja Orthodoks
selalu berpegang pada kepercayaan Transubstansiasi. Sebaliknya, sebagian kecil
dari kalangan Protestan seperti kelompok Advent telah mengabaikan sakramen
Perjamuan Kudus sama sekali. Bagaimanapun, kebanyakan denominasi Kristen telah
mengadaptasi pandangan Calvin mengenai Perjamuan Kudus. Bahkan, beberapa
aliran dari Gereja Baptis, melakukan perjamuan akrab, yang membatasi sakramen
pada orang-orang yang dibaptis dengan benar di dalam gereja itu. Tetapi, cara
dalam penyelenggarannya sangat berbeda. Beberapa dari antaranya menggunakan
wafer. Yang lainnya, menggunakan roti beragi. Ada pula yang menggunakan arak,
sementara yang lainnya, ada yang menggunakan sari anggur (kelompok Protestan).
Dalam pelajaran selanjutnya, kita akan lebih banyak mempelajari Perjamuan Kudus
yang diselenggarakan di Gereja Yesus Sejati.
Menguji Pemahaman
1. Apakah nama lain yang dipergunakan untuk menyebutkan Perjamuan Kudus?
2. Bagaimana kepercayaan tradisional dari Gereja Katolik Roma mengenai
Perjamuan Kudus?
3. Siapakah Zwingli, Calvin dan Luther? Apakah pandangan mereka mengenai
Perjamuan Kudus?
4. Sekolah teologi apakah yang paling menyerupai dengan Gereja Yesus Sejati
mengenai mengambil bagian di dalam Perjamuan Kudus?
90
Tercurahnya Hujan Akhir
Penerapan Kehidupan
Bagian A – Kristus Tinggal di Dalamku
Bagikan selembar kertas untuk setiap murid. Di halaman kertas yang satu,
mintalah murid-murid menuliskan apa yang mereka pikirkan mengenai mengambil
bagian di dalam tubuh dan darah Kristus secara rohani. Di halaman kertas yang sama,
mintalah mereka untuk menuliskan sedikitnya tiga sifat yang harus dimiliki oleh orang
Kristen setelah menerima Perjamuan Kudus. Mintalah mereka untuk membalikkan
kertas dan tuliskan suatu kejadian saat seseorang melukai perasaan mereka. Apakah
sulit untuk menunjukkan sifat-sifat kekristenan pada saat itu? Mengapa? Bagaimana
kita dapat berusaha untuk menunjukkan bahwa Kristus tinggal di dalam kita pada
situasi yang terjadi lain kali? Mintalah murid-murid untuk saling berbagi.
Bagian B – Permainan Mengingat Perjamuan
Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 orang.
(Anda mungkin ingin memasangkan murid-murid untuk permainan pertama sebagai
latihan). Bagikan 28 kartu indeks kosong untuk tiap-tiap kelompok. Mintalah setiap
kelompok untuk membuat 14 istilah dan 14 definisi dalam waktu sepuluh menit.
Beberapa simbol dan gambar boleh dipergunakan dalam mencocokkan pasangan.
Kocoklah kartu dan acaklah, bagilah menjadi empat baris kartu yang terdiri dari tujuh
kartu. Setiap pemain akan mendapat giliran untuk membalikkan kartu sebanyak dua
kali dan membacakannya dengan keras-keras. Pemain yang dapat menemukan
pasangan yang cocok, dapat bermain kembali setelah ia menggunakan istilah
itu dalam kalimat yang berkaitan dengan Perjamuan Kudus. Hal ini boleh diulang
kembali, bila murid itu memperoleh dua pasangan. Di akhir permainan, murid yang
memiliki pasangan terbanyaklah yang adalah pemenangnya.
Tercurahnya Hujan Akhir
91
Potongan-Potongan Permainan:
Ekaristi
Perjamuan Kudus
dominical
didirikan oleh Yesus
transubstansiasi
subtansi sama, perubahan yang kebetulan
hakikat
wujud nyata/lahiriah
accidents
penampilan, rasa, sentuhan dan aroma
concomitance
tubuh dan darah Kristus tercampur di dalam setiap
bagian yang disucikan
consecration
perubahan roti dan anggur perjamuan ke dalam
tubuh dan darah Kristus melalui doa
sacrifice
suatu persembahan kepada Allah saat ada hadirat
Kristus yang nyata selama Perjamuan Kudus
propitiation
korban persembahan yang digunakan untuk
pendamaian
reservation
bagian yang disucikan dapat dicadangkan atau
disimpan untuk penggunaan selanjutnya
veneration
bagian yang disimpan harusnya terlihat seperti
kehidupan Kristus
epiclesis
kata Yunani yang berarti pembacaan dari doa atau
permohonan pertolongan atau hadirat yang lebih
kuasa
konsubstansiasi atau
hadirat nyata
suatu pandangan bahwa tubuh dan darah nyata dari
Kristus secara misterius berubah menjadi ‘di dalam,
bersama dan di bawah’ Ekaristi saat konsekrasi
berlangsung
perlambangan
bagian-bagian dari Perjamuan Kudus yang hanya
melambangkan tubuh Kristus
92
Tercurahnya Hujan Akhir
Renungan dan Doa
“Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah mneyerahkan nyawa, tubuh
dan darah-Mu bagi kami. Kami tidak layak menerima pengorbanan dari pada-Mu.
Terima kasih karena Engkau telah mengucurkan darah dan mati di kayu salib,
sehingga kami dapat ditebus dari dosa dan mengambil bagian di dalam-Mu. Ketika
murid-murid pulang ke rumah, biarlah mereka mengalami kehidupan bersama-Mu.
Biarlah mereka memegang apa yang kami telah pelajari pada hari ini dan menyimpan
pengenalan akan kasih-Mu, sehingga dapat bersaksi bagi-Mu di masa yang akan
datang. Terima kasih, Tuhan, atas segala yang Engkau telah perbuat. Amin.”
Tercurahnya Hujan Akhir
93
Halaman Kosong
94
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
11
Doktrin Perjamuan Kudus (2)
Bacaan Kitab
Kel. 12:1-28; Mat. 26:26-30; Mrk. 14:22-26; Luk. 22:14-23,39-24:12; Yoh.
6:41-59; 1 Kor. 5:6-8; 10:17-34
Sasaran Pelajaran
1. Mempelajari pentingnya Perjamuan Kudus sebagai sebuah sakramen
2. Mengulas persyaratan untuk melakukan Perjamuan Kudus
Ayat Alkitab
“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam
Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh. 6:56)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
1 Korintus 8-12
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Apakah bagian-bagian dari Perjamuan Kudus? Mengapa itu begitu penting?
Bagaimana mungkin memakan sepotong roti dan mencicipi sedikit sari anggur dapat
menghasilkan sesuatu bagi keselamatan kita? Bahkan sekalipun banyak dari antara
kita yang telah sering mengikuti Perjamuan Kudus, tetapi kita mungkin belum terbiasa
dengan segala rincian atau pengajaran dibalik sakramen ini. Kita berharap agar
pelajaran ini akan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai Perjamuan
Kudus dan manfaat rohaninya.
Tercurahnya Hujan Akhir
95
Pemahaman Alkitab
Sakramen Perjamuan Kudus
A. Asal Mula dari Perjamuan Kudus
a. Didirikan oleh Tuhan Yesus Kristus (Mat. 26:26-28)
Sebelum Tuhan Yesus disalib, Ia duduk dan makan Paskah bersama murid-muridNya. Saat perjamuan itu, Yesus Kristus memberkati roti dan memberikannya
kepada murid-murid-Nya sebagai tubuh-Nya. Lalu, Ia mengangkat cawan,
mengucap syukur dan memberikannya sebagai darah-Nya atau “darah dari
Perjanjian Baru, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan
dosa” (Mat. 26:28).
b. Perintah Tuhan Yesus (Luk. 22:19)
Saat Perjamuan Malam, Yesus Kristus pun memerintahkan para murid untuk
mengingat-Nya melalui perjamuan-perjamuan berikutnya. Ia berkata kepada
mereka, ”Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku.”
c. Teladan dari murid-murid Yesus Kristus (1 Kor. 11:17-26)
Setelah kematian Yesus, para rasul terus melakukan dan mengajarkan
Perjamuan Tuhan. Melalui surat Paulus kepada jemaat di Korintus, kita dapat
melihat betapa pentingnya perjamuan ini dan betapa dengan seksama mereka
melakukannya pada zaman gereja para rasul.
B. Tujuan dari Perjamuan Kudus
a. Mengenang kematian Kristus
Paskah Perjanjian Lama diadakan untuk mengingatkan orang-orang Israel
akan anugerah dan pimpinan Allah saat menuntun mereka keluar dari Mesir
(Kel. 12:21-27). Demikian pula, Perjamuan Kudus dalam Perjanjian Baru
mengingatkan kita akan anugerah dan keselamatan Allah. Itu membantu kita
mengenang penderitaan dan kematian Yesus Kristus demi menanggung kita.
Paulus menjelaskan, “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan
ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor. 11:26).
b. Mengambil bagian di dalam Kristus
Bahkan sebelum Perjamuan Malam, Yesus Kristus menubuatkan kematian-Nya
dan berkata, “Sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia
dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yoh.
6:53). Hari ini, kita haruslah menerima roti dan anggur yang secara rohani adalah
tubuh dan darah-Nya untuk mengambil bagian di dalam Kristus.
96
Tercurahnya Hujan Akhir
C. Bahan-bahan yang Digunakan dalam Perjamuan Kudus
a. Roti yang tidak beragi
Ragi merupakan jamur yang dapat menyebabkan adonan terfermentasi dan
mengembang sebelum dibakar menjadi roti. Roti yang tidak beragi pertama kali
disebutkan dalam Alkitab adalah tepat sebelum Allah memimpin orang-orang
Israel keluar dari Mesir. Mengingat suatu kekacauan saat keluar dari Mesir
akan terjadi, Allah memerintahkan umat-Nya makan roti yang tidak beragi untuk
memperingati penyelamatan-Nya (Kel. 12:17). Ragi melambangkan dosa dan
makan roti yang tidak beragi merupakan tanda dipisahkan dan dipilih. Sebagai
akibatnya, setiap orang yang makan sesuatu yang beragi selama tujuh hari
Paskah akan “dilenyapkan dari antara jemaah Israel” (Kel. 12:19). Memang
benar, orang-orang Israel keluar dari Mesir dengan tergesa-gesa, sehingga
mereka “mengangkat adonannya, sebelum diragi, dengan tempat adonan
mereka terbungkus dalam kainnya di atas bahunya” (Kel. 12:34). Dengan
mengikuti kebiasaan Paskah, roti perjamuan kita sekarang merupakan roti yang
tidak beragi, yang dibuat dari tepung dan air. Karena melambangkan tubuh
Kristus yang murni dan yang kudus, maka tidak ditambahkan perasa apapun.
Pula, hanya boleh menggunakan satu roti perjamuan, karena tubuh Kristus
hanya satu. Sama seperti Paulus katakan, “Karena roti adalah satu, maka kita,
sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam
roti yang satu itu” (1 Kor. 10:17).
b. Sari Anggur
Pada saat Perjamuan Malam, Yesus Kristus menggunakan buah anggur untuk
mewakilkan darah-Nya (Mat. 26:28-29). Untuk mengikuti teladan-Nya, kita
menggunakan sari buah anggur sebagai minuman dari Perjamuan Kudus.
Kita tidak menggunakan arak, karena arak difermentasi oleh ragi dan ragi
melambangkan dosa, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (1
Kor. 5:6-8).
D. Menjalankan Perjamuan Kudus
a. Dimulai dengan nama Yesus Kristus
Alkitab mencatatkan, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan
atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kol. 3:17). Yesus Kristus
pun berjanji, “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku,
di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat. 18:20). Oleh karena itu, kita
memulai Perjamuan Kudus dalam nama Yesus Kristus.
b. Memperingati kematian Kristus
Karena salah satu tujuan dari Perjamuan Kudus adalah untuk “memberitakan
kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor. 11:26), maka seharusnya menjadi
sebuah upacara yang berlangsung khidmat. Ketika mengulangi Perjamuan
Malam, kita seharusnya mengenang kesedihan, penderitaan dan kematan yang
Kristus alami demi kita. Kita seharusnya mengenang pula penderitaan-Nya di
Taman Getsemani; kesakitan-Nya saat dicemooh dan dicambuk oleh para prajurit
dan penderitaan rohani saat tergantung di kayu salib, menanggung akibat dari
dosa-dosa kita.
Tercurahnya Hujan Akhir
97
c. Mengucap syukur sebelum menerima roti dan anggur
Dengan mengikuti teladan Tuhan Yesus, kita mengucap syukur terlebih dahulu
sebelum menerima roti dan anggur (Mat. 26:26-27). Kita pun bersyukur kepada
Tuhan karena telah menukarkan nyawa-Nya demi keselamatan saat kita
mengambil bagian dalam roti dan anggur.
E. Larangan-Larangan dalam Perjamuan Kudus
a. Sudah menerima baptisan air
Dalam Perjanjian Lama, tidak ada orang asing yang boleh ikut makan Paskah
(Kel. 12:43). Demikian pula, sekarang, orang-orang yang belum dibaptis di
dalam nama Yesus Kristus, tidak dapat mengikuti Perjamuan Kudus. Karena
tubuh Kristus adalah kudus, maka seseorang haruslah menerima baptisan yang
benar untuk menghapus dosa-dosanya sebelum bergabung dalam Perjamuan
Kudus.
b. Bertobat dari dosa-dosanya
Sebelum mengambil bagian dalam menerima roti dan anggur, kita haruslah
mengintrospeksi diri terlebih dahulu. Bertobatlah dari dosa-dosa, sehingga kita
tidak menjadi orang yang makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan,
sehingga mendatangkan hukuman atas diri sendiri (1 Kor. 11:29-31) Bila telah
melakukan dosa yang membawa maut, kita pun jangan mengambil bagian
dalam Perjamuan Kudus (1 Yoh. 5:16-17).
c. Satu Tempat
Selama hari raya Paskah, tiap-tiap keluarga berkumpul dan tinggal bersama
di rumah mereka (Kel. 12:46). Pada zaman para rasul, orang-orang percaya
berkumpul bersama saat mereka membagikan roti perjamuan (1 Kor. 10:16-17).
Demikian pula, kita harus menjalankan Perjamuan Kudus di satu tempat. Bila
tempat itu adalah gereja, tidak ada alasan bahwa roti atau anggur boleh dibawa
ke luar gereja.
d. Roti yang tidak beragi dan anggur
Mengikuti peraturan Paskah, tidak boleh ada makanan yang tersisa sampai
keesokan harinya (Kel. 12:10). Pula, untuk menunjukkan rasa hormat kepada
Kristus, kita harus bersikap khidmat, bahkan setelah selesai makan roti dan
anggur.
F. Rahasia dari Perjamuan Kudus
a. Lebih daripada sekedar lambang
Jelaslah, perjamuan roti dan anggur bukanlah secara fisik berubah menjadi
daging dan darah Kristus. Bila tidak, kita semua akan menjadi kanibal.
Sekalipun demikian, roti dan anggur bukanlah sekedar lambang dari tubuh
dan darah Kristus. Yesus Kristus berkata, “Sesungguhnya, jikalau kamu tidak
makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu” (Yoh. 6:53). Ia pun berkata, “Sebab daging-Ku adalah
benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman” (Yoh. 6:55).
Dari sini, kita dapat melihat bahwa mengambil bagian dalam perjamuan roti dan
anggur memiliki hubungan langsung dengan keselamatan diri kita.
98
Tercurahnya Hujan Akhir
b. Perubahan secara rohani
Bagaimana cara kerja Perjamuan Kudus? Apakah yang menyebabkan roti dan
anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus? Gereja kita percaya bahwa
perubahan secara rohani terjadi saat kita mengucapkan syukur atas roti dan
anggur. Yesus Kristus berkata, “Inilah roti yang telah turun dari surga, bukan roti
seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa
makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (Yoh. 6:58). Ia pun berkata, “Rohlah
yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan
yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63). Sekalipun roti
dan anggur secara fisik tetap sama, tetapi secara rohani telah berubah menjadi
tubuh dan darah Kristus karena janji dan kuasa Allah.
G. Tekad setelah Menerima Perjamuan Kudus
a. Tekad menjalani hidup bagi Kristus
Yesus Kristus telah “mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak
lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka” (2 Kor. 5:15). Jadi ketika menjalankan Perjamuan
Kudus untuk memperingati kematian Tuhan, kita haruslah memperbarui tekad
melakukan segala sesuatu untuk memuliakan Allah (1 Kor. 10:31).
b. Tekad menjalani hidup yang kudus
Setelah mengambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus yang tidak bercela,
kita seharusnya berusaha untuk hidup kudus. Dengan pertolongan Roh Kudus,
kita harus memiliki tujuan untuk menjadi serupa dengan Kristus dan menjauhkan
diri dari keinginan manusia (1 Pet. 4:1-2).
c. Tekad untuk saling mengasihi
Ketika mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, kita berbagi satu roti
dan berlaku sebagai satu tubuh (1 Kor. 10:16-17). Karena kita semua adalah
anggota-anggota dari tubuh yang sama, kita haruslah saling mengasihi dan
saling membantu (1 Kor. 12:20-27). Seperti yang Alkitab beritahukan, “Dari
pada-Nyalah seluruh tubuh, – yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota
– menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih” (Ef. 4:16).
d. Tekad bersiap menyambut kedatangan Kristus yang kedua kalinya
Yesus Kristus berkata, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku,
ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir
zaman” (Yoh. 6:54). Oleh karena itu, Perjamuan Kudus mengingatkan kita untuk
menyimpan harta di surga, sekaligus mempersiapkan diri untuk menyambut
kedatangan Kristus yang kedua kalinya.
Tercurahnya Hujan Akhir
99
Menguji Pemahaman
1. Mengapa Paskah diadakan dan bagaimana hubungannya dengan Perjamuan
Kudus yang sekarang ini?
2. Beberapa gereja menggunakan arak dan bukan sari anggur yang murni.
Mengapa kita tidak dapat menggunakan arak, bila itu adalah minuman yang
dibuat dari buah anggur?
3. Bila kalian begitu marahnya terhadap seseorang, bolehkah mengambil bagian
dalam Perjamuan Kudus? Mengapa?
4. Bagaimana sikap kita ketika mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus? Tekad
apa sajakah yang kita harus buat setelah mengikuti Perjamuan Kudus?
Penerapan Kehidupan
Studi Kasus – “Berhenti Memukuli-Nya”
Mintalah seorang sukarelawan untuk membacakan kasus ini. (Kesaksian
berikut menggambarkan pengalaman pribadi saat seseorang menerima Perjamuan
Kudus untuk pertama kalinya setelah ia dibaptis.)
“Saya menerima Roh Kudus saat doa terakhir pada suatu Kebaktian
Kebangunan Rohani, setelah mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus untuk
pertama kalinya. Sepanjang Perjamuan Kudus, air mata mengalir di pipi. Pada
mulanya, saya berusaha untuk menyembunyikannya, karena sebagai seorang
pria dewasa tidaklah seharusnya menangis. Tetapi akhirnya, saya tidak dapat
menahannya. Saya bertanya kepada diri sendiri, “Apakah Tuhan Yesus mengalami
penderitaan yang begitu beratnya hanya demi diri saya? Apakah saya yang
menyebabkan Tuhan Yesus begitu menderita? Apakah saya cukup penting bagiNya, sehingga Dia disiksa, direndahkan dan disalibkan?”
Saat berlutut dan berdoa, saya beroleh suatu penglihatan. Saya melihat dua
orang. Salah seorang dari antara mereka sedang memukul yang lain. Dia sedang
memukul dan menendangnya ke lantai, tetapi orang itu tidak membalasnya. Setiap
kali dipukul, dia terjatuh ke lantai. Lalu, dia akan bangun hanya untuk dipukul jatuh
kembali. Dalam penglihatan itu, saya dibawa ke dekat orang yang sedang memukul
dan segera menyadari bahwa orang itu adalah diri saya pribadi! Tidak perlu waktu
lama untuk menyadari bahwa orang yang terpukul dan terjatuh itu adalah Yesus
Kristus.
Saya memandang mata-Nya dan di dalamnya terpancar rasa sakit dan
penderitaan-Nya. Saya bertanya kepada diri sendiri, “Apakah saya sedang memukuli
Tuhan Yesus? Apakah saya sama seperti prajurit Romawi yang mencambuk,
memukuli dan menghina Tuhan Yesus? Dalam penglihatan itu, saya memohon,
“Berhentilah memukuli-Nya!” dan “Mengapa Engkau tidak tinggal terjatuh saja?
100
Tercurahnya Hujan Akhir
Janganlah bangun!” Tetapi, saya melihat diri saya sedang memukuli-Nya tiada
henti-hentinya. Saya terus memohon. Akhirnya, saya berlutut, menutup mata dan
menangis dengan suara yang keras. Saya menyadari bahwa sayalah yang melukai
Dia; sayalah yang menyebabkan kesakitan-Nya. Setiap kali saya mengesampingkan
atau tidak taat kepada-Nya, itu sama seperti sebuah pukulan dan tendangan bagiNya.
Sambil menangis, saya merasakan dua buah tangan melingkari tubuh saya,
sedang memeluk saya. Saya diliputi oleh perasaan hangat, seolah-olah menemukan
rumah saya. Saat itu, tiba-tiba lidah terasa mulai berputar, sama seperti bendungan
yang meledak dan mulai merasakan kasih dan kuasa Roh Kudus mengalir di seluruh
bagian tubuh saya.
Yang ingin Yesus Kristus lakukan adalah menunjukkan tempat yang saya miliki.
Saya sekarang memahami bahwa melalui kasih dan kemurahan Tuhan Yesus, saya
dipilih. Saya mengetahui bahwa diri saya tidak pernah ingin mengesampingkan-Nya
lagi dan tidak pernah ingin melakukan sesuatu yang melukai diri-Nya lagi. Saya tidak
pernah mengira bahwa diri ini ternyata layak untuk menerima kasih dan kemurahan
Allah. Tetapi, saya mengetahui bahwa kasih dan kemurahan-Nya tidaklah terhalang.
Baik hidup ataupun mati, Yesus Kristus akan menjadi Tuhan dan Gembalaku.”
Bagikan beberapa lembar kertas kosong kepada murid-murid. Pergunakan
waktu lima menit lamanya dan biarkan murid-murid menemukan berbagai cara
dalam kehidupan mereka yang telah melukai Yesus Kristus, entah secara sengaja
ataupun tidak sengaja. Mintalah murid-murid untuk menceritakan beberapa dari apa
yang mereka tuliskan, sementara Anda menuliskannya di papan tulis atau poster.
Diskusikanlah beberapa hal yang mereka dapat lakukan, agar berhenti dari melukai
Yesus Kristus. Sebagai penutup, mintalah setiap murid untuk menuliskan sebuah
paragraf singkat mengenai bagaimana mereka dapat membuat kehidupan pribadi
menjadi lebih layak untuk mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus.
Renungan dan Doa
Ibrani 6:6 memberitahukan bahwa orang-orang Kristen yang tidak bertobat
dan selalu berbuat dosa “meyalibkan kembali Anak Allah bagi diri mereka dan
menghina-Nya di muka umum.” Ini berarti bahwa setiap kali membiarkan perkataan
kotor terucapkan, setiap kali berbuat dosa, setiap kali melakukan sesuatu yang telah
diketahui adalah keliru, sesungguhnya, kita menyebabkan Tuhan Yesus menderita
kembali. Cukuplah sudah satu kali bagi Tuhan dan Juruselamat kita untuk menderita.
Marilah kita bertekad menjaga diri tetap murni dan kudus hanya untuk membalas
sedikit saja dari kasih-Nya yang mulia.
Tercurahnya Hujan Akhir
101
Halaman Kosong
102
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
Doktrin Basuh Kaki
12
Bacaan Kitab
Yoh. 13:1-20
Sasaran Pelajaran
1. Menekankan pentingnya basuh kaki sebagai sebuah sakramen
2. Mengulas pengajaran-pengajaran di balik sakramen basuh kaki
Ayat Alkitab
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,
maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh. 13:14)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
1 Korintus 13-16
Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian
Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita.
Pemanasan
Bila basuh kaki begitu penting, mengapa hanya dicatatkan di dalam salah
satu pasal dari keempat kitab Injil? Mengapa gereja kita menaruh penekanan yang
begitu penting pada basuh kaki, sementara beberapa denominasi kekristenan
memandangnya sebagai suatu lambang saja?
Tercurahnya Hujan Akhir
103
Pemahaman Alkitab
Doktrin Basuh Kaki
A. Mengapa Basuh Kaki merupakan Sebuah Sakramen
a. Merupakan teladan yang ditetapkan oleh Yesus Kristus
Basuh Kaki (pedilavium) lebih daripada sekedar sebuah ritual. Basuh Kaki
merupakan sebuah sakramen yang ditetapkan oleh Yesus Kristus dan sesuatu
yang kita harus lakukan untuk mengambil bagian di dalam Kristus. Menurut
adat istiadat orang Yahudi, para hamba membasuh kaki para tuan mereka atau
kaki para tamu (Kej. 18:4). Karena para tamu menggunakan kasut dan berjalan
di jalan yang berdebu, maka hamba atau istri dari sang tuan akan membasuh
kaki para tamu sebagai suatu tindakan yang ramah. Bagaimanapun, sebagai
guru dan tuan rumah, Yesus Kristus, “bangun dan menanggalkan jubah-Nya.
Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi dan mulai membasuh kaki
murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yng terikat pada pinggang-Nya
itu” (Yoh. 13:4-5). Dengan mematahkan tradisi dan membasuh kaki para muridNya, Yesus Kristus memberikan suatu teladan baru yang kita harus ikuti.
b. Merupakan perinah Yesus Kristus kepada para murid-Nya
Setelah Yesus Kristus membasuh kaki para murid-Nya, Ia memerintahkan mereka,
“Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga
berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun
seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini,
maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya” (Yoh. 13:15-17). Perintah
ini datang dengan disertai berkat menunjukkan betapa pentingnya itu.
B. Makna Rohani dari Basuh Kaki
a. Mengambil bagian di dalam Kristus
Pada mulanya, Petrus menolak membiarkan Yesus Kristus membasuh kakinya.
Tetapi saat Tuhan Yesus berkata, “Jika Aku tidak membasuh engkau, engkau
tidak mendapat bagian dalam Aku” (Yoh. 13:8b), Petruspun berubah pikiran,
meminta agar Yesus Kristus pun mmebasuh kepala dan tangannya. Melalui
reaksi Petrus, kita dapat melihat betapa pentingnya mengambil bagian di dalam
Kristus. Mengambil bagian di dalam Kristus berarti memiliki bagian di dalam
anugerah Allah, janji dan warisan surgawi-Nya. Oleh karena itu, orang-orang
yang dibaptis haruslah menerima basuh kaki untuk menerima bagian di dalam
Kristus.
b. Pengudusan setiap hari
Basuh kaki mengingatkan akan ketidaklayakan diri kita dan perlunya
pengembangan rohani yang berkelanjutan. Bahkan setelah dibaptis di dalam
nama Tuhan Yesus, kita masih sering saja berbuat dosa di dalam kehidupan
104
Tercurahnya Hujan Akhir
sehari-hari. Satu-satunya cara agar dapat menjadi kudus adalah dengan sering
membasuh diri kita dengan firman (Ef. 5:26).
C. Pengajaran di Balik Basuh Kaki
a. Kasih dan pengampunan
Dengan membungkuk untuk membasuh kaki para murid-Nya, Yesus Kristus
menunjukkan betapa “Ia senantiasa mengasihi murd-murid-Nya, demikianlah
sekarang Ia mengasihi mereka smpai kepada kesudahannya” (Yoh. 13:1).
Hari ini, kita pun dikasihi sebagai murid-murid Kristus. Oleh karena itu, sebagai
orang yang menerima kasih Allah, kita seharusnya saling melayani dan saling
mengasihi (Yoh. 13:34). Yesus Kristus memberitahukan, “Inilah perintah-Ku,
yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh.
15:12).
Yesus Kristus menunjukkan pengampunan dengan membasuh kaki Yudas
Iskariot. Sekalipun Tuhan Yesus mengetahui bahwa Yudaslah yang akan
mengkhianati-Nya, tetapi Ia tetap melayani Yudas dan membasuh kakinya,
bahkan memberinya kesempatan untuk bertobat. Dengan cara yang sama, kita
haruslah belajar untuk mengasihi musuh kita, berbuat baik kepada orang-orang
yang membenci kamu dan “berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”
(Mat. 5:44).
b. Kerendahan hati dan pelayanan
Yesus Kristus memiliki amanat yang jelas saat Ia datang ke dunia. Ia mengetahui,
“Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10:45). Ia pun
memahami bahwa diri-Nya “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan
menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”
(Flp. 2:6-8).
Melalui basuh kaki, Yesus Kristus tidak hanya mengingatkan kepada para murid
mengenai amanat-Nya, tetapi mengajarkan pula agar mereka mengikuti teladanNya mengenai pelayanan dan kerendahan hati. Ia berkata, “Jadi jikalau Aku
membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib
saling membasuh kakimu” (Yoh. 13:14). Dengan cara yang sama, kita harus
mengikuti teladan Yesus Kristus dan melayani orang-orang yang ada di sekitar
dengan kasih dan kerendahan hati.
D. Kriteria untuk Basuh Kaki
a. Para penerima basuh kaki:
1. Haruslah dibaptis dengan baptisan air yang sesuai Alkitab
2. Hanya boleh menerima sakramen basuh kaki sekali
3. Haruslah bertekad untuk mengikuti pengajaran-pengajaran yang berkaitan
dengan sakramen ini, seperti bertekad untuk hidup kudus dan rendah hati.
Tercurahnya Hujan Akhir
105
b. Yang membasuh kaki orang lain:
1. Haruslah melakukan basuh kaki di dalam nama Yesus Kristus.
2. Mewakili Tuhan Yesus Kristus selama basuh kaki. Oleh karena itu, para
pembasuh haruslah memiliki kerendahan hati ketika ia menuangkan air
ke dalam baskom, membasuh kaki orang-orang percaya dan menyekanya
dengan handuk.
3. Haruslah berusaha membasuh kaki orang dari jenis kelamin yang sama
(untuk kekudusan).
E. Setelah Basuh Kaki
Setelah kaki dibersihkan, kita harus berusaha memisahkan diri dari berbagai
cara hidup yang lama dan bertekad menjaga ‘kaki’ kita sebersih mungkin.
Salah satu cara untuk membuat ‘kaki’ kita bersih adalah memilih jalan atau
gaya hidup yang benar. Untuk itu, kita harus memiliki penerangan yang baik. Karena
jalan hidup kita seringkali berkabur dan tidak jelas, sehingga memerlukan terang
yang benar untuk membantu menemukan jalan yang benar. Alkitab memberitahukan
bahwa firman Allah merupakan “pelita bagi kaki (kita) dan terang bagi jalan (kita)”
(Mzm. 119:105). Bila memahami firman Allah dan memilih jalan yang sesuai denganNya, kita akan dapat menghindari jalan yang lebar dan menempuh jalan yang sempit
menuju surga.
Cara lain untuk menjaga ‘kaki’ kita bersih adalah dengan memeliharanya di
gereja, sehingga dapat bersekutu dengan orang-orang percaya lainnya. Kadang,
ketika ‘kaki’ terasa lelah atau goyah, kita mudah kehilangan fokus dan mengembara ke
jalan yang berbahaya atau jalan memutar yang tidak perlu. Ketika itu terjadi, saudarasaudari di dalam Kristus mungkin dapat mengirimkan ‘pelita’ untuk membawa kita
kembali ke jalan yang benar. Seperti Alkitab berkata, “Karena itu, hendaklah kamu
saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang
yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yak. 5:16).
Terakhir, kita dapat menjaga ‘kaki’ kita bersih dengan berjalan di dalam kasih
Kristus. Berjalan di dalam kasih Kristus, sama seperti berjalan dengan sepasang
sepatu yang layak. Sama seperti sepatu yang bagus, yang melindungi kaki kita dari
debu dan kerikil, begitu pula dengan kasih Kristus yang menjaga ‘kaki’ kita dari noda
dan bahaya. Dengan demikian dapat menolong kita mengasihi orang lain dengan
membantu orang-orang yang membutuhkan, mendoakan mereka yang lemah dan
membagikan Injil kepada mereka yang belum menerimanya. Dengan berjalan di
dalam kasih Allah, kita dapat meninggalkan jejak yang nyata dengan menunjukkan
tanda kemuliaan dari Pencipta kita!
F. Referensi Tambahan
Yang menjalankan Basuh Kaki bukanlah Gereja Yesus Sejati saja. Kamis
Putih atau hari Kamis dalam Minggu Suci sebelum Paskah, mula-mula muncul di
Spanyol dalam suatu liturgi (ritual) pada abad ke-7. Pada masa itu, para pemimpin
Gereja Katolik Roma masih mengingat kerendahan hati dan kasih Kristus dengan
menunjukkan basuh kaki. Sebagai hasilnya, banyak kerajaan Eropa memberikan
hadiah kepada orang miskin dan membasuh kaki mereka pada Kamis Putih. Upacara
ini dilakukan di Inggris hingga tahun 1754, saat Gereja Inggris dibentuk. Hari ini,
Kamis Putih masih diadakan di Gereja Katolik Roma.
Sekalipun pada Kamis Putih sekarang ini mungkin tidak lagi menjalankan
basuh kaki sesuai dengan makna rohaninya, tetapi kita masih dapat belajar dari
106
Tercurahnya Hujan Akhir
pengajarannya mengenai kerendahan hati dan pelayanan. Itu mengingatkan kita
untuk melayani sesama yang lebih lemah atau kurang beruntung daripada kita. Yesus
Kristus memberitahukan, “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun
kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya” (Mat. 10:42). Untuk
orang-o, ‘memberikan secangkir air sejuk’ dapat berarti membantu saudara-saudari
yang lebih kecil membersihkan kelas mereka, membantu jemaat yang lebih tua duduk
atau secara sukarela mencuci piring setelah kebaktian. Ada banyak cara yang dapat
kita lakukan untuk melayani orang lain dengan rendah hati. Kuncinya adalah peka
terhadap orang yang membutuhkan dan mengasihi saudara-saudari kita di dalam
Kristus.
Menguji Pemahaman
1. Di manakah perintah mengenai basuh kaki dicatatkan di dalam Alkitab?
2. Apakah makna rohani dari basuh kaki?
3. Mengapa basuh kaki dipandang sebagai doktrin yang penting, sekalipun hanya
dicatatkan dalam satu kitab Injil?
4. Kriteria apa sajakah yang diperlukan bagi orang-orang yang melakukan dan
yang menerima basuh kaki?
Penerapan Kehidupan
Upacara Penghargaan di Surga
Mintalah seorang sukarelawan untuk membacakan pendahuluan berikut:
Bayangkan bahwa kita telah menempuh perjalanan iman dan telah sampai di
pintu gerbang surga. Seorang malaikat sedang berdiri di pintu gerbang itu dengan
memegang sebuah daftar. ”Baptisan Air?” Sudah “Roh Kudus?” Sudah. “Mengasihi
Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan?” Sudah. “Mengasihi
sesama seperti diri sendiri?” Sudah. Kitapun masuk ke pintu gerbang surga dan
menanti untuk bertemu dengan Tuhan. Ia sedang bersiap untuk memberikan upah
kepada kita. Kita dipenuhi dengan perasaan sukacita yang tidak terlukiskan dan
tidak merasa takut. Dengan suara yang ramah, Tuhan membacakan apa yang ada di
dalam perkamen...
Bagikan beberapa sertifikat penghargaan kosong (dapat dibeli di banyak toko
perlengkapan kantor) dan mintalah murid-murid untuk menuliskan apa yang mereka
ingin dengar dari Allah. Mintalah pula untuk membagikan apa yang mereka tuliskan
itu. Balikkanlah halaman sertifikat itu dan mintalah sekali lagi untuk menuliskan apa
yang mereka akan dengar, bila melihat Allah pada hari ini.
Tercurahnya Hujan Akhir
107
Bagikan lembaran kertas kosong. Mintalah murid-murid untuk menggambar
dua jejak kaki di atas lembar kertas itu. Dalam gambar jejak kaki, tuliskan tekad yang
akan membantu mereka untuk beralih dari bagian belakang ke bagian depan dari
sertifikat itu. Berikan tiap-tiap murid waktu dua menit untuk menceritakan apa yang
mereka tuliskan.
Renungan dan Doa
“Tuhan, terima kasih karena kerendahan hati-Mu untuk mengambil rupa
sebagai seorang manusia demi untuk menyelamatkan kami. Terima kasih, karena
telah memberikan teladan kerendahan hati dan pelayanan. Ketika meninggalkan
ruang kelas ini dan berjalan di lingkungan sekolah, tempat kerja dan aktivitas nyata
lainnya, biarlah kami boleh mengingat setiap pengajaran-Mu. Jauhkan kami dari
jalan-jalan pencobaan yang gelap dan yang berlumpur, tetapi janganlah jauhkan
kami dari suara-Mu. Biarlah kami saling melayani dan saling mengasihi seperti
Engkau mengasihi kami. Tuhanku, peliharalah domba-domba-Mu! Tolonglah kami
untuk tetap berada di jalan yang menuju surga, agar dapat memandang wajah-Mu
muka dengan muka. Amin.”
108
Tercurahnya Hujan Akhir
pelajaran
Ulasan
13
Sasaran Pelajaran
1. Memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai doktrin-doktrin
Gereja Yesus Sejati dan bagaimana membandingkannya dengan
pandangan-pandangan dunia.
2. Memungkinkan murid-murid mengetahui bahwa mereka menyembah
Allah yang benar dan bahwa gereja memberitakan Injil yang benar
pula.
3. Untuk mengulang kembali dua belas pelajaran sebelumnya secara
umum
Ulasan
Tujuan dari pelajaran ini adalah untuk memberikan suatu kesan yang lebih
mendalam mengenai dua belas pelajaran sebelumnya kepada murid-murid. Sekalipun
ini merupakan sebuah ujian yang bernilai 100; 50 poin pertama (dari mencocokkan
dan pilihan berganda) dapat digunakan sebagai sarana untuk mengulas pelajaran
yang lalu, sementara 50 poin berikutnya (dari jawaban singkat dan esai) dapat
digunakan sebagai ujian akhir. Disarankan agar guru mempelajari benar-benar lima
puluh pertanyaan pertama bersama murid-murid, agar memiliki pandangan yang
lebih menyeluruh mengenai seluruh bahan kuartal ini.
Pertanyaan
Bagian 1 – Mencocokkan ayat Alkitab dengan pelajaran (nilai 12 poin)
A. “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah
apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.” (2 Tim. 4:2)
B. “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan
cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.”
(Mat. 24:27)
Tercurahnya Hujan Akhir
109
C. “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena
mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya
menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.”
(Kis. 8:16-17)
D. “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa
nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” (Ef. 5:18)
E. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamupun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh. 13:14)
F. “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu dan keduanya turun
ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu dan Filipus membaptis dia.” (Kis.
8:38)
G. “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus.” (Tit. 3:5)
H. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia.” (Yoh. 6:56)
I.
Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu
tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” (Yoh. 6:53)
J. “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan,
dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.” (2 Kor. 4:5)
K. “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati
hukum-hukum Allah.” (1 Kor. 7:19)
L. “Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari
itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
(Kej. 2:3)
Jawaban:
Pelajaran 1 (Sejarah Gereja Yesus Sejati: Pendirian Gereja)
J
Pelajaran 2 (Sejarah Gereja Yesus Sejati: Keluar dari China)
A
Pelajaran 3 (Sejarah Gereja Yesus Sejati: Dari Timur ke Barat)
B
Pelajaran 4 (Doktrin Baptisan Air 1)
F
Pelajaran 5 (Doktrin Baptisan Air 2)
G
Pelajaran 6 (Doktrin Roh Kudus 1)
C
Pelajaran 7 (Doktrin Roh Kudus 2)
D
110
Tercurahnya Hujan Akhir
Pelajaran 8 (Doktrin Sabat 1)
K
Pelajaran 9 (Doktrin Sabat 2)
L
Pelajaran10 (Doktrin Perjamuan Kudus 1)
I
Pelajaran11 (Doktrin Perjamuan Kudus 2)
H
Pelajaran12 (Doktrin Basuh Kaki)
E
Bagian 2 – Mencocokkan setiap pernyataan dengan ayat Alkitab yang
diberikan pada bagian 1 (nilai 8 poin)
1. _____ Dengan berasal dari China, Gereja Yesus Sejati menggenapi nubuatan
Alkitab. (B)
2. _____ Adalah penting bahwa kita secara aktif memberitakan Injil sampai ke
seluruh dunia. (A)
3. _____ Cara baptisan air yang benar adalah baptisan selam. (F)
4. _____ Ketika menjalankan Perjamuan Kudus, kita sedang bersekutu dengan
Kristus. (H)
5. _____ Allah mengajarkan kita bagaimana memberitakan Injil, bahkan ketika
belum mengetahui bagaimana mengawalinya. (J)
6. _____ Hari Sabtu dan bukannya hari Minggu, yang dikhususkan sebagai hari
kudus oleh Allah. (L)
7. _____ Kaki kita harus dibasuh untuk mengambil bagian di dalam Kristus. (E)
8. _____ Roh Kudus adalah sesuatu yang dapat didengar dan dilihat. (C)
Bagian 3 – Pilihan Berganda (nilai 30 poin)
1. Di mana dan kapankah Gereja Yesus Sejati didirikan? (c)
a. Taipei, Taiwan, 1915
b. Shanghai, China, 1917
c. Beijing, China, 1917
d. Los Angeles, California, 1906
2. Gerakan kekristenan apakah yang secara langsung mendahului munculnya
kebutuhan Gereja Yesus Sejati? (d)
a. Gerakan Kekudusan
b. Gerakan Metodis
c. Gerakan Apostolik
d. Gerakan Pentakosta
Tercurahnya Hujan Akhir
111
3. Glossolalia adalah kata lain untuk: (a)
a. berbahasa lidah; ‘glossa’ yang berarti lidah
b. penafsiran; ‘glossa’ yang berarti perkataan
c. berkhotbah; ‘glossa’ yang berati menyempurnakan
d. tertawa rohani; ‘glossa’ yang berarti sukacita
4. Kapan dan di manakah hujan akhir dari Roh Kudus mulai dicurahkan
secara besar-besaran? (b)
a. Topeka, Kansas, 1901
b. Los Angeles, California, 1906
c. Azusa, California, 1906
d. Beijing, China, 1917
5. Dua dari tempat yang mula-mula menerima Kebenaran di luar China adalah:
(b)
a. Taiwan dan Amerika
b. Indonesia dan Sabah
c. Jepang dan India
d. Korea dan Australia
6. Gereja Yesus Sejati di kebanyakan negara barat dimulai dari: (a)
a. kebaktian rumah tangga
b. perjalanan misionaris
c. Kebaktian Kebangunan Rohani
d. Seminar para pekerja kudus
7. Affusion berarti: (d)
a. membasuh
b. memercik
c. menyelam
d. menuang
8. Aspersion berarti: (b)
a. membasuh
b. memercik
c. menyelam
d. menuang
9. Cara baptisan yang benar adalah melalui: (c)
a. aspersion
b. affusion
c. selam
d. timbul
10. Kehadiran __________ membuat baptisan air menjadi efektif: (c)
a. darah kambing
b. darah merpati
c. Roh Kudus
d. Doa
112
Tercurahnya Hujan Akhir
11. Sakramen adalah: (a)
a. sesuatu yang kita harus ambil bagian di dalam Kristus
b. sesuatu yang sangat kudus
c. sesuatu yang hanya dapat dilakukan secara sembunyi
d. sesuatu yang harus kita lakukan atau kita akan binasa
12. Ekaristi adalah istilah lain untuk: (b)
a. Natal
b. Perjamuan Kudus
c. Baptisan
d. Pentakosta
13. Dua pengajaran penting di balik basuh kaki: (c)
a. kasih dan beristirahat
b. percaya dan taat
c. kerendahan hati dan kasih
d. ketaatan dan relaksasi
14. ‘Perhentian Sabat’ adalah: (d)
a. setiap hari Sabtu atau hari ketujuh
b. saat semua orang beristirahat
c. hari libur selain hari Sabat yang rutin
d. dimasukkan sebagai perintah keempat
15. Banyak gereja memegang hari Minggu daripada hari Sabat, karena mereka
percaya: (c)
a. Hari Minggu lebih nyaman
b. Hari Sabtu hanya untuk orang Yahudi
c. Hari Minggu adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus
d. b dan c
Bagian 4 – Jawaban singkat (nilai 36 poin)
(masing-masing bernilai 3 poin – Tulislah tidak lebih dari lima kalimat)
1. Gambar dan jelaskan hubungan antara Gerakan Kekudusan, Gerakan
Pentakosta dan Gereja Yesus Sejati. (Gerakan Kekudusan adalah gerakan
reformasi pada pertengahan hingga akhir abad ke-19. Gerakan Kekudusan
mengawali dimulainya Gerakan Pentakosta pada abad ke-20, karena kekudusan
membangkitkan kelompok-kelompok doa bahasa roh di dalam Kisah Para Rasul
2 sebagai bukti dari adanya Roh Kudus. Orang-orang percaya dari Gereja Yesus
Sejati mula-mula bertobat dari gereja-gereja Kekudusan dan Pentakosta di
China)
2. Bagaimana usaha-usaha pemberitaan Injil, perpindahan penduduk,
pelayanan literatur dan pendudukan Jepang membantu penyebaran Injil di
Asia sampai dengan akhir Perang Dunia II? (Gereja mula-mula di luar China
didirikan melalui pekerjaan aktif penginjilan pada tahun 1920 (Singapura dan
Taiwan). Lalu, perpindahan penduduk dan pelayanan pamflet-pamflet literatur
menyebarkan Injil ke beberapa negara di Asia Tenggara lainnya (Sabah,
Indonesia) dan Hawaii. Pendudukan Jepang menghubungkan Taiwan,
Tercurahnya Hujan Akhir
113
Jepang dan Korea melalui bahasa sehari-hari dan transportasi pelayaran
yang mudah. Oleh karena itu, Injil tersebar tanpa banyak mengalami rintangan
bahasa.
3. Bagaimana perpindahan penduduk memainkan peranan dalam penyebaran
Injil dari tahun 1960-an? (Para jemaat gereja yang berpindah dari Asia ke Eropa
dan ke Amerika membawa benih-benih Injil bersamaan dengan mereka dari
tahun 1960 hingga sekarang. Kebaktian-kebaktian rumah tangga dan bantuan
dari gereja-gereja Taiwan dan Hongkong seringkali menghasilkan pendirian
gereja-gereja setempat.)
4. Mengapa kita perlu dibaptis? Perubahan apakah yang terjadi ketika kita
dibaptis? (Kita harus dibaptis untuk penghapusan dosa, pembaruan hidup dan
mengambil bagian di dalam Kristus dan keselamatan. Ketika dibaptis, kehidupan
kita yang lama mati, dikuburkan dan dibangkitkan di dalam Kristus (Rm. 6:3-5).
5. Bagaimana cara melakukan baptisan air yang benar? (Baptisan air haruslah
dilakukan di sumber air yang hidup, dalam nama Yesus Kristus, wajah menunduk
dan tubuh diselamkan ke dalam air.)
6. Sebutkan tiga alasan mengapa kita memerlukan Roh Kudus. (Kita perlu
menerima Roh Kudus, karena membenarkan, memberikan pengertian,
menguduskan dan menjamin warisan kita di surga.)
7. Sebutkan tiga alasan mengapa kita perlu memiliki kepenuhan Roh Kudus.
(Kepenuhan Roh Kudus memberikan kita keberhasilan dalam pekerjaan kudus
– keberanian, kuasa, kekuatan –, membantu kita untuk bertahan atas pencobaan
dosa dan membantu kita untuk menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23).)
8. Apa tiga alasan untuk memegang hari Sabat? (Hari Sabat memperingati
penciptaan Allah, yang merupakan bagian dari Sepuluh Perintah-Nya, sekaligus
merupakan anugerah perhentian rohani bagi manusia (Mrk. 2:27).)
9. Sebutkan dua argumen penting untuk lebih beribadah pada hari Minggu
daripada hari Sabtu. Mengapa mereka tidak sah? (Orang-orang Kristen
umumnya percaya bahwa ibadah seharusnya dijalankan pada hari Minggu,
karena kitab Wahyu memberitahukan kita untuk mengingat hari Tuhan, karena
Yesus Kristus bangkit pada hari Minggu dan hari Sabat adalah bagi Perjanjian
Lama (Yesus Kristus melanggar hari Sabat dengan menyembuhkan penyakit
seseorang dan para rasul memecah-mecahkan roti pada hari Minggu di
dalam kitab Kisah Para Rasul). Tetapi, hari Tuhan di dalam kitab Wahyu
bukanlah merujuk pada hari Minggu, tetapi hari Tuhan pada masa yang akan
datang (lihatlah dalam Pelajaran 8); Yesus Kristus memberitahukan kita untuk
memperingati kematian-Nya dan bukanlah hari kebangkitan-Nya; Ia sendiripun
dan para rasul memegang pula hari Sabat.)
10. Apakah doktrin dari Luther, Zwingli dan Calvin mengenai Perjamuan
Kudus? Pandangan manakah yang diterima gereja kita sekarang? (Luther
percaya pada transubstansiasi (hakikat dari roti dan anggur secara fisik berubah
menjadi daging dan darah Kristus melalui pengucapan berkat); Zwingli percaya
pada perlambangan (tidak ada hadirat nyata Tuhan); dan Calvin percaya
114
Tercurahnya Hujan Akhir
bahwa para perubahan rohani dari roti dan anggur menjadi daging dan darah
Kristus. Gereja Yesus Sejati pun percaya adanya perubahan secara rohani dari
bagian-bagian Perjamuan Kudus menjadi tubuh dan darah Kristus.)
11. Apakah tujuan dari Perjamuan Kudus? Apakah yang kita lakukan ketika
mengambil roti dan anggur? (Tujuan dari Perjamuan Kudus adalah untuk
memperingati kematian Kristus, memiliki kehidupan yang kekal dan mengambil
bagian di dalam Kristus. Setelah diberkati, roti dan anggur secara rohani berubah
menjadi tubuh dan darah Kristus. Oleh karena itu, ketika mengambil bagian
dalam Perjamuan Kudus, kita mengambil bagian di dalam Kristus.)
12. Mengapa kita memandang basuh kaki sebagai sakramen? Bagaimana
basuh kaki di gereja kita berbeda dengan pedilavium (basuh kaki) dari
Gereja Katolik Roma pada Kamis Putih? (Basuh kaki adalah sebuah sakramen,
karena Tuhan Yesus secara pribadi menetapkannya sebagai teladan, sekaligus
memerintahkan para murid-Nya untuk menjalankannya. Gereja Katolik Roma
tidak memandang basuh kaki sebagai sebuah sakramen. Sebaliknya, hanyalah
suatu perlambangan untuk menunjukkan kasih dan kerendahan hati. Pada masa
yang lalu, para penguasa Eropa, bahkan tidak mengunakan basuh kaki pada
Kamis Putih sebagai tindakan politik saja.)
Bagian 5 – Esai (nilai 14 poin)
Pilihlah dua topik esai berikut dan pertahankan pandangan gereja kita dengan
ayat-ayat Alkitab yang relevan atau sejarah gereja. Jangan tuliskan lebih daripada
satu halaman.
1. “Setelah didirikan oleh Roh Kudus, Gereja Yesus Sejati tersebar melalui
perpindahan penduduk dari jemaatnya.” Apakah itu benar atau salah?
2. “Bahasa membuka jendela peluang.” Bahaslah pernyataan ini dalam istilah
sejarah gereja.
3. “Baptisan air sama seperti sunat pada Perjanjian Lama.” Karena merupakan
tanda luar, kita tidak perlu menjalankan baptisan air untuk diselamatkan. Apakah
kalian setuu atau tidak setuju? Mengapa?
4. Bahaslah pernyataan, “Berbahasa roh hanyalah salah satu dari karunia Roh
Kudus.”
5. “Hari Sabat dihapuskan saat Yesus Kristus dipakukan di kayu salib.” Pertahankan
pandangan gereja kita.
6. “Ekaristi hanyalah lambang dari hadirat Tuhan.” Apakah pandangan ini berkaitan
dengan pandangan dari Gereja Yesus Sejati? Mengapa?
7. “Pedilavium (basuh kaki) bukanlah apa-apa, tetapi hanyalah merupakan tanda
dari kerendahan hati seseorang.” Bahaslah pernyataan ini. Apakah kalian setuju
atau tidak setuju?
Tercurahnya Hujan Akhir
115
Renungan dan Doa
Terima kasih Tuhan, karena membimbing kami
Melalui silabus dari kwartal ini
Ketika meninggalkan pelajaran
Biarlah kami menyimpannya di dalam pikiran.
Tolonglah kami memegang hari Kudus-Mu
Dan pergunakan perhentian Sabat untuk berdoa
Mengingatkan kami akan anugerah kasih-Mu
Ketika kami bersekutu di dalam pelukan-Mu.
Kiranya Roh-Mu memenuhi kami
Agar dapat hidup baik dan benar.
Buanglah segala dosa dan yang memalukan dari diri kami
Kiranya kami dapat memuliakan nama-Mu.
Ajarkan kami bagaimana memberitakan firman
Bagi semua orang yang belum mendengarnya
Berikan keberanian, hikmat dan kekuatan
Agar kami dapat berlari sejauh mungkin.
116
Tercurahnya Hujan Akhir
Halaman Kosong
llllllllllllllllll
“Apapun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.”
(Kolose 3:23)
Kalian akan temukan
ketika melihat ke belakang
dari kehidupan,
bahwa saat-saat bersungguhsungguh di dalam hidup,
itulah saat-saat yang kalian
telah lakukan bagi segalanya
di dalam semangat kasih.
(Henry Drummond)
“Dan jadikanlah dirimu sendiri
suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur dan
bersungguh-sungguh
dalam pengajaranmu.”
(Titus 2:7)
Pendidikan Agama
REMAJA
Tahun 2 Buku 1
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
(2 Timotius 3:16)
True Jesus Church
General Assembly, USA
(Buku ini hanya dipergunakan
di dalam Gereja Yesus Sejati)
Edisi Revisi 1, 2012
Download