Tahun 2 Buku 1 REMAJA Buku Pegangan Guru Tercurahnya Hujan Akhir Tercurahnya Hujan Akhir (Juli/Agustus/September) Satu-satunya kunci untuk mengenal kehendak Allah dan hati serta pikiran-Nya adalah dengan memiliki suatu hubungan pribadi dengan-Nya. Perjalanan kita bersama Allah sangatlah penting. Kita tidak dapat memahami kehendak Allah, bila hanya berbicara dengan-Nya satu minggu sekali di gereja. Kita belajar dan mengenal Dia ketika berada di dalam rumah-Nya setiap hari dan setiap saat. Tantanglah diri kalian untuk berjalan bersama-Nya setiap hari. Maka kalian akan mengenal pikiran dan hati-Nya. ÿ Diterbitkan oleh Majelis Pusat Gereja Yesus Sejati Indonesia Tahun 2 Buku 1 REMAJA Buku Pegangan Guru Tercurahnya Hujan Akhir Judul Tercurahnya Hujan Akhir Bagian # 1: Sejarah Gereja Yesus Sejati Bagian # 2: Perbandingan Doktrin Pada bagian pertama dari buku ini, kita akan mempelajari mengenai sejarah Gereja Yesus Sejati selama 80 tahun. Dimulai dengan pendirian Gereja Yesus Sejati, kita akan memberikan tiga pelajaran untuk mempelajari perkembangan gereja di Asia dan di bagian dunia lainnya. Tidak seperti Buku Pegangan kelas Tunas Muda, pelajaranpelajaran ini akan menekankan pada latar belakang beberapa kejadian saat Roh Kudus mendirikan gereja kita. Oleh karena itu, akan ada berbagai acuan mengenai latar belakang kejadian seperti permulaan gerakan Pentakosta, Perang Dunia I dan II serta kecenderungan perpindahan ke negara lain. Tujuan dari pelajaran-pelajaran ini adalah untuk memberikan murid-murid suatu sentuhan kronologi yang lebih baik mengenai sejarah gereja kita, sambil meneguhkan iman mereka dalam kuasa dan pekerjaan Roh Kudus di Gereja Yesus Sejati. Pada bagian kedua dari buku ini, kita akan memperbandingkan lima kepercayaan dasar dari Gereja Yesus Sejati dengan beberapa doktrin dan kepercayaan kekristenan lainnya. Seluruh pelajaran yang ada, kecuali satu dari pelajaran ini disusun secara berpasangan. Pada minggu yang pertama, kita akan membahas doktrin dan kepercayaan dari beberapa denominasi Kristen lainnya. Ini akan membuat murid-murid memahami asal mula munculnya denominasi kekristenan lainnya dan mengapa mereka meyakininya. Pada minggu yang kedua, kita akan mengulang kembali doktrin gereja kita secara lebih mendalam. Tujuannya adalah untuk membantu murid-murid memperbandingkan dan membedakan berbagai doktrin yang ada serta memahami bahwa dasar kepercayaan kita sungguh berdasarkan pada Alkitab. Dengan cara ini, kita tidak hanya akan memperlengkapi muridmurid untuk memberitakan Injil kepada orang Kristen lainnya, tetapi membantu mereka pula berpegang teguh pada iman mereka sendiri. Daftar Isi Selamat Datang di Kurikulum Remaja i-ii Memahami Para Remaja Anda iii Beberapa Keinginan Para Remaja (1-2) Bagaimana Saya Berkomunikasi Secara Tepat Guna kepada Murid-Murid? iv-v vi Membangun Persahabatan Bersama dengan Murid-Murid vii Bagaimana Membuat Murid-Murid Tetap Termotivasi dan Tertarik? viii Lomba Ayat Hafalan dan Bacaan Kitab untuk Minggu ini ix Ayat Hafalan untuk Kwartal ini x-xi Bagian # 1: Sejarah Gereja Yesus Sejati Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 1. Pendirian Gereja 2. Keluar dari China (1926-1949) 3. Dari Timur ke Barat (1950-1979) xiii 1 13 23 Bagian # 2: Perbandingan Doktrin Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 4 Doktrin Baptisan Air (1) 5. Doktrin Baptisan Air (2) 6. Doktrin Roh Kudus (1) 7. Doktrin Roh Kudus (2) 8. Doktrin Sabat (1) 9. Doktrin Sabat (2) 10. Doktrin Perjamuan Kudus (1) 11. Doktrin Perjamuan Kudus (2) 12. Doktrin Basuh Kaki 13. Ulasan 32 33 43 51 61 69 79 87 95 103 109 Selamat Datang di Kurikulum Remaja Buku ini telah dirancang untuk membantu para Guru Pendidikan Agama untuk merencanakan dan menjadikan suasana belajar dan mengajar menjadi lebih terarah kepada murid-murid. Karena pengaruh firman Allah yang dahsyat, para Guru Pendidikan Agama memohon agar dapat menyaksikan sendiri setiap langkah perubahan dari muridmurid dalam memahami dan menerapkan Alkitab di dalam kehidupan mereka. Di sini, Anda akan menemukan berbagai bahan yang diperlukan untuk mengajar kebenaran firman Allah yang tidak berubah selamanya. Judul Pelajaran Ringkasan dari Lima Kitab Taurat Kurikulum ini meliputi: Bacaan Kitab Mat. 24-25; 22:31-32; Yoh. 5:39; Kel. 20-23; Im. 17-26; Ul. 5:12-26 CONTOH Sasaran Pelajaran 1. 2. Memahami pentingnya mempelajari Perjanjian Lama dan mengenal pengajaran utama dari Lima Kitab Taurat Menjadi termotivasi untuk mempelajari Alkitab dan beroleh pemahaman bagaimana menjalankan hidup mereka Ayat Alkitab Karena Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Mat. 5:18) Bacaan Kitab untuk Minggu ini Kejadian 1-10 i Tercurahnya Hujan Akhir Semua pelajaran ini didasarkan pada: (Tidak tertera di dalam Buku Aktivitas Murid) Latar Belakang Alkitab Sumber tambahan yang berkaitan dengan pelajaran untuk diketahui bagi para guru dan murid. Pemanasan Sesuatu yang menawan perhatian murid-murid, agar mereka dapat memulainya. Pemahaman Alkitab Bimbinglah murid-murid di dalam menemukan kebenaran firman Allah yang tidak berubah selamanyamelalui penerapan pemahaman Alkitab di dalam kehidupan nyata. (Lembar Kerja Murid hanya dalam bentuk yang sederhana) Menguji Pemahaman Ujilah pemahaman keseluruhan dari murid murid. Anda dapat melakukannya dengan berbagai cara yang berbeda. Salah satunya adalah menanyakan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang mereka telah pelajari. Penerapan Kehidupan Bantulah setiap murid untuk menerapkan firman Allah di dalam kehidupan mereka sama seperti Roh Kudus memimpin mereka. Motivasilah murid-murid melakukan tindakan untuk melatih apa yang mereka telah pelajari. Bagaimana mereka melakukan tindakan itu? Kapankah mereka melakukannya? Renungan dan Doa Mintalah murid-murid untuk berbagi apa yang mereka masih ingat setelah pelajaran berlangsung dan akhirilah di dalam doa. Ingatlah!!! Sasaran dan pengajaran guru ada tertulis pada setiap pendahuluan pelajaran. Bacaan Kitab untuk Minggu ini dan Ayat Hafalan ada tertulis pada setiap pelajaran. Pastikan membacanya sebelum mempersiapkan dan mengajar murid-murid. Tercurahnya Hujan Akhir ii Memahami Para Remaja Adalah penting mengajarkan dan memperlengkapi para remaja dengan dasar kekuatan yang kokoh, yaitu iman yang teguh. Sekarang ini, kita bersama dengan angkatan yang sedang mencari jawaban yang benar. Sekalipun mungkin telah mengalami suka maupun duka di dalam kehidupan atau kemerosotan rohani, mereka tetap ingin mengetahui siapa yang membuat suatu perbedaan di dalam dunia ini. Para remaja yang menjadi percaya kepada Allah akan dianggap tidak masuk akal, karena mereka pun hidup di dunia yang penuh dengan kekerasan terhadap hukum-hukum Allah. Sebagai akibat dari hal ini adalah timbulnya wabah penyakit, kerusaksan lingkungan dan kekerasan rumah tangga. Oleh karena itu, mereka diperhadapkan dengan keputusan-keputusan penting setiap harinya. Apa yang mereka putuskan dapat mempengaruhi nilai-nilai Kehidupan, iman, pendidikan, pilihan dalam berteman, pekerjaan, pernikahan dan kehidupan bergereja. Selain itu, para remaja mungkin berjuang menghadapi tekanan dari teman sebaya, gaya hidup, penyalahgunaan, persoalan keluarga, sebagaimana pula dengan jati diri. Dengan kata lain, mereka diombangambingkan oleh perubahan, entahkah secara rohani, perasaan, sosial maupun jasmani. iii Tercurahnya Hujan Akhir Para remaja membutuhkan sesuatu dan seseorang bagi mereka untuk disandari, apapun yang dianggap layak untuk menjadi pegangan hidup mereka. Lalu, tugas kita adalah membimbing para remaja untuk menyaksikan kuasa Allah di dalam dunia yang selalu berubah ini. Sangat mengherankan, para remaja ingin menjadi ‘rohani’. sekalipun seluruh masyarakat berada di sekitar mereka. Oleh karena itu, mereka perlu mendengarkan banyak kesaksian pribadi dan kebenaran Alkitab mengenai bagaimana kasih Allah telah menyentuh kehidupan orang lain serta pengharapan apa saja yang dimiliki, sekalipun kita hidup di dunia yang sering kali tidak berperikemanusiaan. Bagaimana kita dapat meneguhkan iman mereka di dalam Tuhan, yang mengasihi dan peduli kepada mereka lebih daripada siapapun juga? Beberapa Keinginan Para Remaja (1) 1. Mengasihi dan Diterima Para remaja memiliki suatu keinginan yang besar untuk diterima oleh temanteman sebayanya dan memperhatikan apa yang orang lain pikirkan mengenai diri mereka. Mereka kuatir mengenai bagaimana orang lain memperhatikan mereka secara jasmani (penampilan: terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu kurus, pemahaman mengenai seks) dan secara mental (kepandaian: terlalu pandai atau terlalu bodoh). Mereka pun memperhatikan para teman, guru, olahragawan, personal media sebagai contoh bagi diri mereka. Oleh karena itu, cara guru menyatakan iman dan keyakinan akan menjadi saksi yang positif bagi diri mereka. 2. Menjalin hubungan dengan Allah atau Mencari Keyakinan Iman 3. Merasakan Pengalaman Pribadi Bersama dengan Allah Dalam kehidupan mereka sampai saat ini, para remaja mungkin masih belum memiliki banyak pengalaman pribadi bersama dengan Allah. Kehidupan ibadah mereka sepertinya telah teratur berjalan dengan menghadiri kebaktian di gereja ataupun di kelas dan berdoa sebelum tidur. Sekalipun keteraturan ini baik, tetapi masih belum cukup. Sekarang, saatnya memotivasi mereka untuk berdoa secara tekun, sehingga dapat menyadari peran Allah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Bagikan beberapa kesaksian pribadi yang akan menyentuh hati mereka. Dengan demikian, mereka akan mulai melihat Allah sebagai sahabat, penghibur dan penasihat pribadi bagi diri mereka. Pada usia seperti ini, para remaja tidak lagi akan datang ke gereja hanya disebabkan orangtua menyuruh mereka melakukannya. Mereka mulai mengembangkan hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Sekalipun kemampuan berpikir para remaja akan menyebabkan mereka mempertanyakan apa peranan Allah dan Alkitab di dalam kehidupan sehari-hari, tetapi penting bagi Guru Pendidikan Agama senantiasa menantang mereka untuk menyediakan waktu dalam berdoa dan beribadah di luar kelas dan gereja, sehingga dapat membangun iman mereka sendiri. Sasaran kerohanian mereka adalah menemukan makna dan tujuan hidup mereka melalui Yesus Kristus. Tercurahnya Hujan Akhir iv Beberapa Keinginan Para Remaja kemampuan untuk membiarkan mereka mengetahui kelayakan diri mereka. Para remaja menghormati orangtua dan orang dewasa lainnya secara konsisiten. Ketika mereka membuat keputusan sendiri dan belajar dari kesalahan, hal itu akan membuat mereka menemukan jati dirinya sendiri dan apa yang diyakininya. Ketika melakukannya, mereka pun dapat menjadi setia terhadap keyakinan dan nilai-nilai kehidupan mereka. 4. 4. 5. Memahami Tujuan Hidup yang Sesungguhnya Para remaja ingin mengetahui siapa sesungguhnya diri mereka. Pada usia kritis seperti ini, mereka mulai bertanya kepada diri sendiri, “Apakah tujuan hidup saya?” dan “Apakah maksud dari semuanya ini?” Seorang remaja perlu memandang diri sendiri sebagai seseorang yang berbeda dan yang layak untuk mencapai keberhasilan dari masa transisi menuju masa dewasa. Keyakinan diri mereka begitu kuat, hingga merasa perlu membuktikan diri sebagai seseorang yang berkemampuan untuk itu. Beberapa orangtua tidak ingin membiarkan anak-anak mereka pergi seorang diri hingga menjadi berlebihan, karena merasa kuatir akan adanya ancaman perkembangan diri dari anakanak mereka. Sebagai akibatnya, para remaja akhirnya memberontak kepada orangtua. Sebagai Guru Pendidikan Agama, kita perlu menunjukkan dukungan dan motivasi serta memberikan nasihat yang membantu mereka. Kita pun perlu meneguhkan talenta dan v Tercurahnya Hujan Akhir Kemurnian dan Kekudusan Mungkin karena usia yang masih muda dan kurang begitu berpengalaman di dalam dunia yang nyata ini, para remaja sering kali merasa bahwa mereka dapat mengatasi segala sesuatunya, bila berusaha dengan cukup keras. “Saya dapat mengatasinya,” demikianlah pikir mereka. “Itu boleh saja terjadi kepada diri mereka, tetapi tidak akan terjadi kepada diri saya!” Di satu sisi adalah positif memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Bagaimanapun, ketika menghadapi banyak perncobaan yang sesungguhnya, mereka mungkin belum siap untuk menghadapi semuanya dengan ‘kepala dingin’. Sekalipun tidak perlu memberitahukan mereka dengan cerita-cerita dari banyak orang yang telah gagal untuk tetap murni dan kudus, kita tetap perlu membiarkan mereka memahami kenyataan dan kesulitan-kesulitan itu. Tantanglah mereka untuk berpikir mengenai apa yang penting bagi diri mereka dan motivasilah agar tetap teguh kepada apa yang mereka yakini. Bagaimana Saya Berkomunikasi Secara Tepat Guna kepada Murid-Murid? 1. Sambutlah setiap murid pada tiap-tiap bagian pelajaran Sambutan yang bersahabat dan yang ramah menyatakan perhatian yang sepenuhnya. Ungkapan seperti “bagaimana keadaan kamu?” dapat menyatakan perhatian yang tulus. Ungkapan seperti “luar biasa bertemu dengan kamu!” dapat mengubah harihari dari seseorang. Sambutan kita hanya memerlukan waktu sekitar 30-40 detik, tetapi murid-murid akan begitu merasakan bahwa kita benar-benar peduli kepada mereka. 2. Kirimlah sebuah kartu/email atauhubungilah melalui telepon untuk mengetahui seseorang sedang melakukan hal apa Dengan mengatakan, “Saya takjub bagaimana kamu dapat melakukannya”, akan membuat suatu perbedaan yang menonjol di dalam kehidupan seseorang. Sekalipun perbuatan ini hanya memerlukan waktu 4-5 menit dan harga yang tidak seberapa dari selembar kartu, tetapi akan membuat hari-hari para remaja bersemangat kembali. 3. Undanglah setiap murid ke ru- mah dalam acara persekutuan atau kejadian istimewa lainnya Kenangan terindah kita dari melayani Tuhan dihasilkan melalui persekutuan atau kejadian istimewa lainnya. Setiap persekutuan akan memberikan suatu kesempatan yang baru untuk menunjukkan rasa simpati dan empati kepada seseorang. 4. Berdoalah bersama dengan mereka Para remaja perlu mengetahui bahwa para guru ternyata mendoakan mereka dengan tekun. Sekalipun mereka mungkin begitu sibuk dengan aktivitas belajar, kita hendaknya senantiasa mengingatkan bahwa berdoa bersama pada saat-saat tertentu itu merupakan satu-satunya cara untuk memohon hikmat dan kekuatan dari Allah. Tercurahnya Hujan Akhir vi Membangun Persahabatan Bersama dengan Murid-Murid Pada abad 21 ini, hampir semua remaja berkomunikasi melalui email setiap harinya. Dengan bantuan internet, banyak orang menemukan cara yang luar biasa untuk tetap dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar mereka yang tidak dapat berbicara langsung dan dengan orangorang yang tinggalnya berjauhan. Sebagai Guru Pendidikan Agama, penggunaan email untuk menjangkau murid-murid merupakan cara yang indah di dalam membangun persahabatan. Sejak mengetahui murid-murid dapat mengirimkan email yang sedikit lebih mendalam daripada sekedar katakata sambutan atau pujian, Anda mungkin dapat ajukan pertanyaan yang merangsang pikiran murid-murid mengenai apa yang sedang terjadi di dunia saat ini, apa yang mereka yakini, bagaimana hubungan mereka dengan keluarga atau mungkin mulailah dengan suatu pertanyaan yang pribadi mengenai hubungan mereka dengan Allah. Fakta menunjukkan bahwa murid-murid merasa senang bila menemukan email di mailbox mereka, sekalipun Anda dan mereka jarang berkomunikasi. Setidaknya, pikirkan vii Tercurahnya Hujan Akhir email apa yang dapat memotivasi muridmurid agar mengetahui bahwa mereka berada di dalam pikiran Anda atau mengetahui bahwa Anda mengharapkan mereka berhasil di dalam ujian atau aktivitas olahraga. Bahkan Anda dapat membuat hari-hari mereka penuh semangat dengan memberikan pujian atau motivasi tertulis di dalamnya. Untuk menjangkau murid-murid secara tepat guna melalui email, tulislah pesan Anda secara singkat (cukup satu paragraf atau satu kalimat). Hidup di dalam masyarakat yang serba cepat ini, tidak banyak dari antara kita yang ingin memeriksa sebuah email yang panjang isinya. Begitu pula penting untuk menjawab pesan dalam waktu 1-2 hari. Murid-murid mencari Anda untuk memperoleh dukungan dan bimbingan. Anda akan segera kehilangan kepercayaan dari mereka, bila tidak ada balasan dari Anda selama satu minggu ke depan. Tetap usahakan menggunakan nada kalimat yang ramah di dalam menulis email Anda. Biarkan mereka mengetahui bahwa Anda selalu berada di dekat mereka, terutama ketika salah seorang murid sedang sakit jasmani atau lemah rohani. Kutiplah sebagian ayat Alkitab dan gunakan humor secara bebas. Para remaja tidak akan menanggapi secara positif kepada guruguru yang selalu menyalahkan. Tetaplah berada di sana dan jadilah teladan. Email adalah alat komunikasi yang luar biasa dengan murid-murid. Kiranya Allah meneguhkan iman muridmurid dan menanamkan pemahaman akan firman-Nya kepada mereka. Bagaimana Membuat Murid-Murid Tetap Termotivasi dan Tertarik? Kamu dapat menggunakan... 1. Permainan 2. Video klip 3. Diskusi untuk menemukan solusi atau gagasan lainnya 4. Poster 5. Pertanyaan yang menarik atau topik-topik yang hangat 6. Kesaksian atau pujian yang menyentuh hati 7. Saat-saat perenungan untuk mengintrospeksi diri 8. Kesetiaan dan kerajinan Ketika membawakan pelajaran, kamu dapat menggunakan... 1. Suatu gaya dari seorang guru ketika mengajar murid-murid 2. Suatu penggalian Alkitab yang mendalam 3. Suatu tulisan singkat yang menarik perhatian murid-murid 4. suatu film yang bermakna dalam dan yang berkaitan dengan topik pelajaran Guru dapat menguji pemahaman murid-murid dengan... 1. Meminta murid-murid untuk berbagi apa yang mereka telah pelajari 2. Menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pemahaman Alkitab 3. Meminta murid-murid untuk menemukan moral yang baik selama pelajaran 4. Menanyakan siapa tokoh yang murid-murid ingin jadikan bagian dari kehidupan mereka 5. Meminta murid-murid untuk menerapkan pemahaman Alkitab di dalam kehidupan sehari-hari Tercurahnya Hujan Akhir viii Lomba Ayat Hafalan Apakah Anda mengetahui bahwa dengan bersama-sama menghafal Ayat Hafalan di dalam kelas, dapat memberikan saat yang paling baik dalam mengajarkan firman Allah? Kebanyakan orang beranggapan bahwa murid-murid kelas Remaja telah mengetahui banyak mengenai ayat-ayat dalam Alkitab. Bagaimanapun, anggapan itu tidaklah benar. Oleh karena itu, kita sebagai Guru Pendidikan Agama haruslah lebih menekankan bagian pelajaran ini daripada yang lainnya. Mengapa? Karena dengan mengingat ayat Alkitab dapat membantu murid-murid bertahan menghadapi pencobaan dan membangun iman yang lebih teguh. Pastikan bahwa ini merupakan hal yang melibatkan para guru dan murid. Tantanglah murid-murid untuk dapat mengingat Ayat Hafalan bersama dengan Anda setiap minggunya. Adalah gagasan yang positif, bila Anda dan murid-murid dapat mengucapkan ketiga belas Ayat Hafalan pada akhir kwartal. Ini merupakan cara yang luar biasa untuk memotivasi Anda dan muridmurid. Mungkin Anda dapat menantang murid-murid dengan sebuah lomba. Buatlah lomba itu sebagai tantangan yang nyata dan lihatlah siapa yang dapat mengucapkan Ayat Hafalan paling banyak pada perlombaan itu. Anda dapat memberikan apapun macam penghargaan kepada murid-murid yang menang. Karena perlu mengulang Ayat Hafalan dari minggu ke minggu, Anda dapat menghabiskan waktu lebih banyak untuk membicarakannya bersama murid-murid. Biarkan firman Allah itu mempengaruhi kehidupan ix Tercurahnya Hujan Akhir pribadi murid-murid dan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Setelah suatu periode waktu tertentu, Anda pasti akan melihat kehidupan muridmurid bertumbuh seperti yang Allah kehendaki. Intinya adalah bila muridmurid mendapati Anda sedang serius dalam menghafal Ayat Alkitab, mereka pun akan melihatnya sebagai suatu cara yang penting untuk bertumbuh lebih menyerupai Yesus Kristus. Kiranya Allah senantiasa meneguhkan semangat pelayanan kita kepada muridmurid. Bacaan Kitab untuk Minggu ini 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kisah Para Rasul 1-5 Kisah Para Rasul 6-10 Kisah Para Rasul 11-15 Kisah Para Rasul 16-20 Kisah Para Rasul 21-26 Kisah Para Rasul 27-Roma 3 7. Roma 4-8 8. Roma 9-13 9. Roma 14-1 Korintus 2 10. 1 Korintus 3-7 11. 1 Korintus 8-12 12. 1 Korintus 13-16 Ayat Hafalan untuk Bulan Juli, Agustus dan September 1. “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!’, Ia juga yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” (2 Kor. 4:5-6) 2. “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Tim. 4:2) 3. “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Mat. 24:27) 4. “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu dan Filipus membaptis dia.” (Kis. 8:38) 5. “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (Tit. 3:5) 6. “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.” (Kis. 8:16-17) 7. “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” (Ef. 5:18-19) 8. “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.” (1 Kor. 7:19) 9. “Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” (Kej. 2:3) Tercurahnya Hujan Akhir x Ayat Hafalan untuk Bulan Juli, Agustus dan September 10. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.“ (Yoh. 6:53) 11. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh. 6:56) 12. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh. 13:14) xi Tercurahnya Hujan Akhir Halaman Kosong Tercurahnya Hujan Akhir xii Sejarah Gereja Yesus Sejati Sasaran Pada bagian pertama dari buku ini, kita akan mempelajari mengenai sejarah Gereja Yesus Sejati selama 80 tahun. Dimulai dengan pendirian Gereja Yesus Sejati, kita akan memberikan tiga pelajaran untuk mempelajari perkembangan gereja di Asia dan di bagian dunia lainnya. Tidak seperti Buku Pegangan kelas Tunas Muda, pelajaran-pelajaran ini akan menekankan pada latar belakang beberapa kejadian saat Roh Kudus mendirikan gereja kita. Oleh karena itu, akan ada berbagai acuan mengenai latar belakang kejadian seperti permulaan gerakan Pentakosta, Perang Dunia I dan II serta kecenderungan perpindahan ke negara lain. Tujuan dari pelajaran-pelajaran ini adalah untuk memberikan murid-murid suatu sentuhan kronologi yang lebih baik mengenai sejarah gereja kita, sambil meneguhkan iman mereka dalam kuasa dan pekerjaan Roh Kudus di Gereja Yesus Sejati. Bagian # 1 Renungan Bagi Para Guru Ketika menyiapkan pelajaranpelajaran berikut, kita akan menemukan bahwa Roh Kudus merupakan salah satu karakter yang konsisten di dalam sejarah dan perkembangan gereja kita. Oleh karena itu, kita tidak dapat mengajarkan sejarah gereja tanpa kembali kepada Roh Kudus. Selain memohon kepenuhan dan pimpinan Roh Kudus, kita pun harus membagikan semua pengalaman rohani yang ada. Pastikan kita telah menyaksikan kuasa Roh Kudus terhadap beberapa hal dalam perjalanan iman pribadi. Hal apa sajakah itu? Apakah yang kita pelajari dari hal-hal itu? Bagaimana hal-hal itu mempengaruhi kita? Sebagai saudarasaudari yang lebih tua, kita dapat mengumpulkan semua kesaksian yang berharga itu sebagai warisan yang akan dilanjutkan kepada angkatan yang lebih muda. Kumpulkan dan bagikan mutiara-mutiara rohani ini akan mengingatkan kita mengenai kuasa dan kemurahan Allah sambil meneguhkan iman sendiri. Sumber Air “Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yohanes 4:14b) xiii Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran 1 Sejarah Gereja Yesus Sejati (1) Pendirian Gereja Bacaan Kitab Mat. 3; Mrk. 1; Kis. 2; 1 Kor. 9:27; Yak. 5:17-18; Kej. 2:8; 3:24; 9:26-27; Yes. 24:15; 61:4; Yeh. 43:1-2, 47:1; Mat. 24:27; Luk. 1:78-79; Why. 7:2-3 Sasaran Pelajaran 1. Memahami latar belakang munculnya Gereja Yesus Sejati 2. Agar murid-murid memahami bahwa gereja kita didirikan oleh Allah pada zaman akhir 3. Menekankan pentingnya kerendahan hati ketika melayani Allah Ayat Alkitab “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!’, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” (2 Kor. 4:5-6) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kisah Para Rasul 1-5 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Murid-murid di kelas Remaja akan mempelajari sejarah Gereja Yesus Sejati (bahan referensi lainnya mengenai sejarah Gereja Yesus Sejati terdapat pula dalam Buku Pegangan Guru kelas Tunas Muda Tahun 2 Buku 1 dengan judul ‘Bejana Allah’ pada Pelajaran ke 11). Sebagai pelatihan dan pengulangan kembali, tanyakan apakah yang mereka ingat dari pelajaran-pelajaran sebelumnya mengenai sejarah gereja. Apakah mereka mengetahui kapan dan di mana gereja mula-mula didirikan? Siapakah para pekerja pentingnya? Apakah yang terjadi dengan diri mereka? Apakah gerakan kekristenan yang mendahuluinya dan yang memimpin asal mula gereja kita? Bagaimana hal itu dimulai? Tercurahnya Hujan Akhir 1 Pemahaman Alkitab Sejarah Awal Gereja Yesus Sejati Gereja Yesus Sejati berkembang dari timur dan tidak termasuk denominasi manapun. Gereja kita merupakan kebangkitan kembali dari gereja para rasul yang didirikan bukan oleh kehendak manusia, tetapi oleh kehendak Allah. Sejarah gereja kita dapat terbagi menjadi empat periode: Gerakan Pentakosta, gerakan Pentakosta di Cina, kelahiran gereja sejati dan masa awal gereja. Informasi berikut didapati dari terbitan tahunan ‘30 Years of Preaching in Taiwan’ (‘30 Tahun Pemberitaan Injil di Taiwan’) pada halaman 1-3, yang diterbitkan oleh Majelis Pusat Gereja Yesus Sejati di Taichung, Taiwan, pada tahun 1956. Catatan untuk guru: Sulit untuk menyusun gambaran yang lengkap dan yang jelas mengenai asal mula dari gereja kita, karena merupakan sesuatu yang tidak jelas. Karena penghancuran Majelis Pusat Shanghai pada tahun 1949, banyak dokumen gereja yang menyangkut gereja kita yang hilang atau musnah. Hanya sedikit terbitan yang dipinjamkan dari Majelis Pusat Shanghai ke Majelis Pusat Taiwan pada saat itu yang selamat. Sekarang, dokumen-dokumen itu disimpan di perpustakaan Majelis Pusat Taiwan di Taichung. Di antara dokumen itu adalah edisi-edisi awal dari ‘Correctional Church of All Nations Newsletters’ (‘Laporan Berkala dari Gereja Pengoreksi bagi Seluruh Bangsa’) – nama asli dari Gereja Yesus Sejati dahulu adalah Gereja Pengoreksi bagi Seluruh Bangsa –, majalah ‘Holy Spirit Times’ terbitan awal, ‘10th Anniversary Publication’ (‘Terbitan Tahunan ke 10’) yang diterbitkan pada April 1937 oleh Majelis Pusat Shanghai, ‘30th Anniversary Publication’ (‘Terbitan Tahunan ke 30’) yang diterbitkan pada Desember 1947 oleh Majelis Pusat Nanjing. Tetapi, cetakan dari sumber-sumber ini kurang baik atau tidak dapat diandalkan. Bahkan pada terbitan tahunan ke 10 yang mencatat penyelidikan asal mula gereja yang paling awal, termasuk berbagai masalah konflik dan pernyataan yang dilebihlebihkan. nama asli dari Gereja Yesus Sejati dahulu adalah Gereja Pengoreksi bagi Seluruh Bangsa Saat Majelis Pusat Taiwan mencetak kembali dan mendistribusikan terbitan tahunan ke 10 dan ke 30 pada tahun 1988 (karena adanya permintaan dari gerejagereja setempat untuk mempelajari lebih banyak mengenai sejarah gereja), maka ketua Majelis Pusat Taiwan menuliskan dalam kata pengantar bahwa karena ‘asal mula gereja kita dengan samar-samar, tidak jelas, bahkan sulit untuk diselidiki, sehingga hanya dapat mengumpulkan ikhtisar mengenai apa yang terjadi sedikit demi sedikit.’ Ia mengakui mengenai hal-hal yang dilebih-lebihkan sebagai suatu tahapan kekanak-kanakan selama pertumbuhan gereja dari yang belum dewasa menjadi dewasa. Yang tercakup dalam pelajaran ini adalah terjemahan yang diambil mengenai sejarah gereja dari terbitan tahunan ‘30 Tahun Pemberitaan Injil di Taiwan,’ yang diterbitkan oleh Majelis Pusat Taiwan pada tahun 1956. Pelajaran ini dirasakan tepat bukan hanya karena memberikan pandangan yang ringkas dan luas mengenai asal mula Gereja Yesus Sejati, tetapi pula karena mewakili pandangan gereja yang sekarang. Selain itu, tidak seperti bahasan sejarah dalam Buku Pegangan Guru kelas Tunas Muda Tahun 2 Buku 1 dengan judul ‘Bejana Allah’ pada Pelajaran 11. Dalam pelajaran ini pun ada disinggung mengenai bagian akhir dari kehidupan Barnabas Chang. Catatan ini adalah sebagai pengingat akan bahaya yang timbul karena terlalu mengagungkan para pekerja Allah, akan pentingnya mendoakan para 2 Tercurahnya Hujan Akhir pemimpin gereja kita dan akan perlunya memiliki kerendahan hati dalam pelayanan. Selain itu, catatan inipun memuat latar belakang dari Gerakan Pengudusan dan Pentakosta. Mempelajari sejarah gereja sama seperti mempelajari latar belakang keluarga kita. Ketika menemukan bagaimana keluarga itu didirikan dan bagaimana bertumbuh, kita pun sebenarnya sedang mempelajari identitas kita sendiri. Kita berharap pelajaran ini akan menjadi suatu perjalanan yang menyenangkan dan bersifat informatif dan agar murid-murid memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kemurahan Allah dan gereja kita. A. Gerakan Pentakosta Kisah Para Rasul disebut pula dengan Kisah Roh Kudus, karena Roh Kuduslah yang paling aktif menyatakan pekerjaan dan kuasa-Nya pada zaman para rasul. Tetapi setelah abad pertama, Roh Kudus secara bertahap meninggalkan gereja dan akhirnya berhenti menyatakan pekerjaan dan kuasa-Nya sama sekali. Gereja menjadi mati rohani dan duniawi. Di akhir tahun 1800, kematian gereja memacu sejumlah orang yang benar-benar percaya berkumpul dalam berbagai kelompok kecil untuk mempelajari Alkitab dan berdoa. Berbahasa Roh dan berbagai pengalaman rohani lainnya mulai terjadi selama pertemuan itu (sekitar tahun 1900) di negara-negara bagian Amerika: Kansas, Texas, dan Oklahoma. Karena berbagai pengalaman rohani itu serupa dengan yang dicatatkan dalam Kisah Para Rasul 2:4, orang-orang percaya itupun mulai mengadakan pemberitaan Injil sesuai dengan Iman Rasuli. Dalam waktu singkat, merekapun mendirikan beberapa gereja dan pusat penginjilan di seluruh Amerika. Pada tahun 1906, Roh Kudus turun seperti api pada sekelompok kecil orang percaya dari Gereja Iman Rasuli di Los Angeles, California. Jemaat itu dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai berbahasa Roh. Ada pula tangisan, tawa dan nyanyian rohani. Sebagai hasilnya, banyak orang percaya memutuskan untuk pergi mengarungi samudera menyebarkan berita bahwa Roh Kudus telah turun sekali lagi. Gerejagereja yang lain berusaha untuk menghalanginya dan bereaksi dengan memfitnah, mencemooh dan menolaknya. Sekalipun demikian, mujizat begitu banyak yang terjadi hingga banyak pula orang menjadi percaya. Pada tahun 1910, gereja-gereja Pentakosta mengorganisasikan diri mereka ke dalam Dewan Umum, Jemaat Allah dan Persekutuan. Dua sekolah teologipun didirikan di bagian utara dan selatan Amerika Serikat. Sebanyak 3816 orang diutus ke luar negeri setelah menerima penumpangan tangan. Sementara, 2000 orang lagi diutus tanpa penumpangan tangan. Mereka pergi ke luar negeri sebagai misionaris di bawah organisasi-organisasi seperti Misi Iman Rasuli, Jemaat Allah, Gereja Pentakosta dan Gereja Allah. Kelompok-kelompok ini pun disebut kharismatik. Sayangnya, ragi memasuki gereja setelah semuanya itu terorganisir, bahkan bahasa Rohpun dilarang selama kebaktian berlangsung. Setelah bertahun-tahun lamanya, gereja-gereja Pentakosta menjadi duniawi dan tidak berbeda dengan gereja-gereja lainnya. Hanya beberapa yang terus berbahasa Roh, memegang kebenaran dan melakukan mujizat. Sama seperti Yohanes Pembaptis merintis jalan bagi Yesus Kristus, Gerakan Pentakosta pun mempersiapkan jalan bagi munculnya Gereja Yesus Sejati. B. Gerakan Pentakosta di Cina Gerakan Pentakosta mencapai Cina pada tahun 1907. Pada tahun 1908, misionaris dari barat bersama dengan orang Cina yang bernama Mo Lizhi mulai Tercurahnya Hujan Akhir 3 menerbitkan Xianggang Wuxuenjie Zhenlibao (‘Terbitan Berkala Kebenaran Pentakosta dari Hongkong’). Pada tahun yang sama, Misi Iman Rasuli masuk ke Shanghai melalui para pendeta seperti Penatua Peterson (Bi Dexin). Pada tahun 1911, Gereja Iman Rasuli didirikan di propinsi Shanxi. ‘Tong Chuan Funyin Genli Bao’ (‘Terbitan Injil berkala bagi Masyarakat Umum’) pun diterbitkan sebagai sarana pelayanan literatur. Lalu, gereja-gereja Iman Rasuli seperti Jemaat Allah dan Gereja Allah didirikan di Beijing. Terbitan-terbitan berkala diterbitkan oleh Mo Lizhi dan Penatua Peterson (Bi Dexin) yang menekankan pentingnya menerima Roh Kudus, berbahasa Roh dan kedatangan Yesus Kristus yang kedua, tetapi gereja tidak mengalami banyak pertumbuhan. Sama seperti Yohanes Pembaptis membukakan jalan bagi Tuhan (Mat. 3:3,11-12; Kol. 1:25,28), tujuan dari gerakan Pentakosta adalah untuk membukakan jalan bagi gereja sejati. Oleh karena itu, pilar-pilar awal dari Gereja Yesus Sejati adalah Lingsheng Chang, Paul Wei dan Barnabas Chang, semuanya bergabung dengan Iman Rasuli. Lingsheng Chang membuat perjanjian dengan Gereja Iman Rasuli di Shanghai pada tahun 1909. Pada saat itu, ia adalah Penatua Gereja Presbyterian di propinsi Shandong. Saat anak laki-lakinya, Boquan Chang, menerima Roh Kudus di gereja Iman Rasuli di Shanghai, Chang pun pergi ke sana untuk menerima penumpangan tangan dan memohon Roh Kudus. Setelah berdoa dua minggu lamanya, ia kembali ke Shandong untuk memohon Roh Kudus dengan tekun selama dua bulan berikutnya. Pada 21 Desember 1909, ia menerima Roh Kudus dan berbahasa Roh. Segera setelah itu, Lingsheng Chang dibaptis di Gereja Iman Rasuli di Sujou. Tahun berikutnya, ia pergi ke Beijing dan ditahbiskan sebagai Penatua Iman Rasuli oleh Penatua Peterson dan Penatua Kuei. Paulus Wei (bernama asli Wei Enpo) bergabung dengan Gereja Iman Rasuli di Beijing pada tahun 1910. Pada mulanya, Wei adalah seorang pedagang tekstil, sekaligus jemaat dari Misi London. Suatu saat, ia bertemu dengan seseorang yang sakit keras yang tidak dapat disembuhkan. Saat Penatua Iman Rasuli Xin Shengmin menyembuhkannya melalui doa dan penumpangan tangan, ia bergabung dengan Gereja Iman Rasuli. Sekalipun Paulus Wei menjadi jemaat Iman Rasuli, tetapi ia belum menerima Roh Kudus melalui pertolongan para pendeta Iman Rasuli. Sebaliknya, ia menerima Roh Kudus dan berbahasa Roh pada saat kebaktian rumah tangga di atas toko kainnya di Beijing. Barnabas Chang, seorang petani dan penyalur barang antik, pun datang dijamah oleh Iman Rasuli pada tahun 1912, saat Lingsheng Chang datang untuk memberitakan Injil di desanya – kabupaten Wei – di propinsi Shandong. Setelah percaya dan bertobat, Barnabas Chang menerima Roh Kudus dan berbahasa Roh pada tanggal 16 Maret. Pada tahun 1915, Barnabas Chang mulai menerima pelatihan teologi dari Lingsheng Chang. C. Lahirnya Gereja Yesus Sejati Pada tahun 1917, Gereja Yesus Sejati didirikan di Beijing. Pada tahun itu, Paulus Wei menerima wahyu dari Tuhan mengenai kebenaran untuk meninggalkan Gereja Iman Rasuli. Ia menjual toko kainnya dan mulai memberitakan Injil dengan nama Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa, yang kemudian bernama Gereja Yesus Sejati. Penyingkatan akhr dari nama Gereja Yesus Sejati berasal dari pimpinan Allah. Pada mulanya, gereja itu disebut Gereja Yesus. Lalu, diubah menjadi Gereja Yesus Sejati. Gereja Pengoreksi, Gereja Baru Yesus dan Gereja Sejati Yesus. Itu 4 Tercurahnya Hujan Akhir tidak terjadi sampai saudara Peter Wang tanpa sengaja menulis kata Sejati pada spanduk gereja yang menurut Paulus Wei adalah kehendak Allah dengan memberi nama gereja ‘Gereja Yesus Sejati’. Nama gereja kita sungguh memiliki makna rohani (lihatlah dalam Buku Pegangan Guru kelas Tunas Muda Tahun 2 Buku 1 dengan judul ‘Bejana Allah’ pada Pelajaran 11. Kata ‘Sejati’ mengacu pada Allah, karena hanya Allahlah yang benar. Kata ‘Yesus’ mengacu pada Kristus, Anak Allah, perwujudan fisik dari Allah. Itu satusatunya nama Allah, yang diberikan demi keselamatan umat manusia. Kata ‘gereja’ mengacu pada sekumpulan orang yang dipilih oleh Allah. Pada tahapan yang paling sederhana, Gereja Yesus Sejati merupakan suatu pencerminan dari peran Kristus sebagai perantara antara Allah dan manusia. Pada tahapan kerohanian yang lebih mendalam, Yesus adalah kepala gereja dan jemaat adalah tubuh-Nya. Sebagai Allah yang benar, Yesus dan gereja-Nya benarlah pula. Pada tahun 1918, Lingsheng Chang pergi ke Tienjin, Paul Weilah yang menumpangkan tangan ke atas kepalanya. Keduanya menjadi rekan sekerja dan menerbitkan ‘Correctional Church of All Nations Newsletters’ (‘Terbitan Berkala dari Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa’). Pada tahun 1919, Barnabas Chang pun menyelesaikan pelatihan teologinya dari Lingsheng Chang. Lingsheng Chang ditahbiskan sebagai seorang penatua dan bergabung dalam pekerjaan pemberitaan Injil. Adalah penting untuk dicatat bahwa para pekerja mula-mula seperti Lingsheng Chang, Paulus Wei dan Barnabas Chang bukanlah para pendiri dari Gereja Yesus Sejati. Pendiri yang sesungguhnya dan batu penjuru dari Gereja Yesus Sejati adalah Tuhan kita, Yesus Kristus. Para pekerja mula-mula hanyalah merupakan bejana yang dipakai Tuhan untuk mendirikan dasar bagi Gereja Yesus Sejati (1 Kor. 3:6-7). D. Masa Awal Gereja Yesus Sejati Gereja Yesus Sejati berkembang dengan pesat setelah pendiriannya. Setelah kematian Paulus Wei pada tahun 1919, Ye Kexin (dikenal pula dengan Liang Babilun) dan Isaac Wei (anak laki-laki dari Paulus Wei melanjutkan penginjilan dan mendirikan gereja-gereja di Cina bagian utara). Sementara itu, Lingsheng Chang dan Barnabas Chang memberitakan Injil di Cina bagian selatan. Lingsheng Chang memberitakan Injil di Nanjing dan Changsha sebelum pensiun dan pulang ke kampung halamannya untuk melayani gereja. Barnabas Chang pergi ke selatan untuk mendirikan gereja-gereja dan menginjili orang-orang yang ditemuinya di jalan. Sebagai hasilnya, Jemaat Advent Hari Ketujuh, Thomas Kuo dan Silas Lin, menjadi percaya dan mulai menginjil serta mendirikan gereja-gereja. Bersama-sama Kuo, Lin dan Chang memberitakan Injil di Xiamen dan Zhangzhou, saat mereka membuat beberapa orang Taiwan Presbyterian bertobat pada tahun 1925. Ini membuka pintu pemberitaan Injil ke Taiwan, yang kelak mereka kunjungi pada tahun 1926 untuk mendirikan gereja di sana. Pada tahun itu pula, gereja mulai berkembang dalam hal organisasi. Pada bulan April, gereja mengadakan pelatihan teologi 3 bulan pertamanya di Nanjing. Melalui rapat jemaat yang ketiga di bulan Juli, para pengurus Gereja Yesus Sejati dibentuk. Pertama, Empat puluh Anggaran Rumah Tangga dari Gereja Yesus Sejati disampaikan. Kedua, keputusan dibuat untuk mendirikan Kantor Pusat Gereja di Nanjing, untuk memusatkan seluruh gereja yang ada di dalam dan di luar Cina (Pada masa-masa awal, badan pengurus utama gereja disebut Kantor Pusat, sesuai dengan gaya militer. Pada tahun 1945, istilah Kantor Pusat Gereja diganti menjadi Majelis Pusat saat dipindahkan ke Changqing selama Perang Sipil Orang Cina). Tercurahnya Hujan Akhir 5 Ketiga, majalah ‘Holy Spirit Times’ dijadikan sebagai terbitan berkala resmi dari Kantor Pusat Gereja. Kantor Pusat Gereja dibagi menjadi lima departemen dengan tujuh anggota dewan pengurus gereja. Berbagai persoalan gereja setempat dikelompokkan ke dalam tiga bagian dengan tiga anggota dewan pengurus gereja. Rapat-rapat jemaat direncanakan tiga tahun sekali, sementara rapat-rapat gereja diadakan setiap tahun. Setelah Kantor Pusat Gereja didirikan, semua doktrin hanya disampaikan setelah dipertimbangkan secara matang. Sayangnya, pertumbuhan gereja dihalangi oleh jatuhnya salah seorang pekerja kudus yang paling giat, yaitu Barnabas Chang. Setelah Kantor Pusat Gereja dipindahkan ke Shanghai pada bulan September 1927, Barnabas Chang ditunjuk untuk membantu pekerjaan kudus luar negeri di Asia Tenggara. Karena tidak ada dokumen resmi mengenai asal mula Gereja, maka ia mulai menyatakan dirinya sendiri sebagai pendiri gereja. Oleh karena itu, Kantor Pusat Gereja memutuskan untuk mengevaluasi asal mula Gereja Yesus Sejati pada rapat jemaat kelima. Karena tidak senang dengan keputusan itu, maka Barnabas Chang mendirikan Kantor Pusat Gerejanya sendiri di Hongkong pada suatu perjalanan ke Asia Tenggara. Ia menyebutnya Gereja Yesus Sejati orang Cina, sekaligus mentahbiskan dirinya sendiri sebagai Uskup. Ia pun membuat ‘Horn Call Newsletter/Jiaosheng Bao’ (‘Terbitan Berkala Tiupan Sangkakala’) dan mulai mengganggu pekerjaan kudus dari Gereja Yesus Sejati. Sekailpun ada beberapa kali peringatan dari Kantor Pusat Gereja, tetapi Barnabas Chang tidak berbalik dan ia dikucilkan pada waktu rapat jemaat ke 6 pada tahun 1930. Melihat pentingnya kejelasan mengenai asal mula gereja, maka dua sejarahwan gereja diutus ke bagian utara untuk menyelidiki sejarah Gereja Yesus Sejati. Melalui penyelidikan mereka, dikonfirmasikan bahwa Barnabas Chang bukanlah pekerja mula-mula Gereja Yesus Sejati. Kebingungan atas asal mula gereja memotivasi para peserta rapat jemaat ke-6 menyatukan gereja-gereja di bagian utara dan selatan untuk mencegah terjadinya kekacauan. Sebagai hasilnya, gereja-gereja secara resmi disatukan dalam sebuah pertemuan di Shanghai pada bulan April 1931 (Gal. 3; 1 Kor. 10:17; Ef. 4:4). Pula diputuskan bahwa Pengoreksi Gereja bagi Seluruh Bangsa akan dihilangkan dari nama gereja. Sebaliknya, gereja akan disebut Gereja Yesus Sejati, seperti yang ditetapkan oleh Kantor Pusat Gereja di Shanghai. Seperti yang dinubuatkan Alkitab, Gereja Yesus Sejati muncul dari timur dan menyebar ke barat. Gereja ini muncul sebagai kebangkitan kembali gereja para rasul, melalui berkat dari Roh Kudus dan amanat untuk memberitakan kebenaran kepada segala bangsa (Yeh. 4:35-38; Why. 7:2; 14:14-16; Yer. 51:6,45). Tetapi, sejarah mengenai asal mula gereja kita mengajarkan bahwa orang-orang yang menerima kebenaranpun dapat jatuh. Hanya ketika berjaga-jaga dan rendah hati, maka kita dapat berlomba dalam pertandingan yang baik dan bertahan akhir. E. Catatan Tambahan mengenai Aliran Pentakosta Gerakan Pengudusan muncul di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1800 sebagai reaksi dari berkurangnya disiplin gereja Methodis. Dengan dipimpin oleh John Wesley, yang mengajarkan mengenai ‘pengudusan menyeluruh dan kesempurnaan Kristiani’, para pengikut gerakan ini meyakini bahwa keselamatan terjadi dalam dua tahapan: Menerima anugerah Allah dan pengudusan melalui standar-standar kekudusan dari kehidupan pribadi. Ajaran-ajaran kekudusan pun memotivasi terjadinya Gerakan Keswick di Danau Distrik di Inggris pada tahun 1875. Gerakan Keswick muncul dari ‘Konvensi Perkenalan Penerapaan Kekudusan’ 6 Tercurahnya Hujan Akhir dan membantu mempersiapkan jalan bagi aliran Pentakosta. Beberapa ajaran yang penting adalah pada keselamatan yang instan, baptisan Roh Kudus, kesembuhan ilahi dan kedatangan Kristus yang kedua kali. Setelah tahun 1890, gerakan Kekudusan menyebar dari Methodis ke gerejagereja independen lainnya. Salah satu dari gereja itu dipimpin oleh Benjamin Harding Irwin (tahun 1854), yang memberitakan ‘anugerah ketiga dari Allah’ yaitu baptisan Api dari Roh Kudus. Charles Fox Parham (tahun 1873-1929) menggunakannya selangkah lebih maju dan memberitakan doktrin bahasa Roh sebagai bukti pertama dari baptisan api. Menurut dugaan, teori Parham ditetapkan pada tahun 1901, saat para siswa di Sekolah Alkitab Betelnya di Topeka, Kansas, berbahasa Roh setelah berdoa sesuai dengan Kisah Para Rasul 2. Lalu, Parham mendirikan Gerakan Iman Rasuli di Baxter Springs, Kansas dan memulai gerakan Pentakosta. Tetapi, aliran Pentakosta tidak menjadi terkenal hingga tahun 1906, saat William J. Seymour, seorang pendeta Kekudusan Afrika-Amerika dipanggil untuk memimpin sebuah gereja di Los Angeles, California. Jemaat terkejut menemukan bahwa pelatihan terakhir yang diperoleh Seymour dari Charles Parham dan ia sendiri memberitakan pesan mengenai berbahasa Roh. Kontroversi dari pesan itu menyebabkan Seymour dikeluarkan dari gereja. Sebagai ganti dari kembali ke Kansas, Seymour tinggal untuk memimpin Pemahaman Alkitab di rumah Edward S. Lee. Pada suatu hari Senin di bulan April 1906, Lee memberitahukan Seymour bahwa ia memiliki visi yang ditunjukkan oleh para rasul mengenai bagaimana berbahasa Roh itu. Kedua orang itu berdoa bersama dan Lee langsung mulai berbahasa Roh. Setelah itu, mereka menyewa suatu tempat di Jalan Azusa nomor 312 dan mulai memberitakan pesan dari glossolalia atau bahasa Roh. Banyak orang datang untuk berdoa dan menerima karunia bahasa Roh. Keadaan begitu emosional. Banyak orang berteriak, memohon Roh Kudus, bernyanyi dalam bahasa Roh dan mengucapkan khotbah-khotbah secara sporadis. Bagaimanapun, mereka ‘jatuh rebah’ (merupakan tanda-tanda orang yang kerasukan roh Iblis seperti yang kita ketahui sekarang). Itu seperti yang baru-baru ini terjadi saat Los Angeles Times mengutus seorang reporter untuk menuliskan kisah itu. Kebangkitan kembali di Jalan Azusa menarik orang-orang percaya dari seluruh negeri. Sebagai haslnya, banyak misi, gereja dan sekolah Alkitab Pentakosta yang didirikan. Banyak yang mempersembahkan diri mereka sebagai misionaris-misionaris luar negeri dan pergi ke berbagai negara seperti Inggris, Norwegia, Swedia, Rusia, Filipina, Jepang, Mesir dan Liberia untuk memberitakan Roh Kudus. Beberapa dari antara mereka pun pergi ke Cina, saat para pekerja awal dari Gereja Yesus Sejati bertobat menjadi Kristen. Pada mulanya, Pentakosta diserang oleh berbagai aliran gereja, karena pengajaran mereka yang radikal dan ibadahnya yang berisik. Sekalipun demikian, Gerakan Pentakosta meruntuhkan semuanya dengan berlalunya waktu. Saat Gereja Pentakosta terorganisasi, para jemaat mulai kehilangan fokus terhadap Roh Kudus dan melarang bahasa Roh diperlihatkan di hadapan umum. Pergolakan kekuasaan, diskriminasi rasial dan perbedaan ideologi pun memecahkan Pentakosta menjadi banyak kelompok kecil. Yang menarik, salah satu pecahan Gereja Pentakosta yang besar meninggalkan kontroversi ‘keesaan’ atau “ketunggalan Yesus’, yang dimulai di Los Angeles pada tahun 1911. Gerakan itu dipimpin oleh Glen Code dan Frank Ewart yang menolak pandangan Trinitas dan menyatakan bahwa pada saat yang bersamaan bahwa Yesus Kristus adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus serta satusatunya cara baptisan yang alkitabiah adalah dilakukan dalam nama Yesus dan disertai dengan glossolalia (bahasa roh). Tercurahnya Hujan Akhir 7 Dari kontroversi ‘keesaan’ dan bukti berbahasa Roh, kita dapat melihat bahwa Roh Kudus bekerja melalui dan mengilhami Gerakan Pentakosta. Tanpa gerakan Roh Kudus, banyak orang tidak akan termotivasi untuk meninggalkan negeri asal mereka dan pergi beramai-ramai ke luar negeri untuk memberitakan Injil kepada dunia. Sekalipun gereja Pentakosta dianugerahi dengan Roh Kudus, tetapi gereja itu tidak dianugerahi akan pengetahuan Kebenaran yang sempurna. Melalui catatancatatan seperti Kebangkitan Jalan Azusa, kita dapat melihat bahwa itu merupakan sebuah gereja yang berdasarkan kesungguhan dan pengalaman-pengalaman rohani. Berbagai catatan mengenai orang-orang yang ‘jatuh rebah’ pada Kebangkitan Jalan Azusa pun menunjukkan bahwa mereka tidak dianugerahi kemampuan untuk membedakan roh. Mempelajari timbulnya gerakan Pentakosta membuat kita lebih memperhatikan bahwa gereja Pentakosta didirikan untuk mempersiapkan jalan bagi gereja sejati. Catatan diambil dari: (pp. 516-518, Evangelical Dictionary of Theology, Ed. Elwell, Water, Baker Book Houses, Michigan, 1984) (p. 407, Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements, Ed. Burgess & McGee, Zondervan Publishing House, Michigan, U.S.A., 1996) Menguji Pemahaman 1. Jelaskan kaitan antara Gerakan Pengudusan dan Gerakan Pentakosta 2. Bagaimana Gerakan Pentakosta berkaitan dengan Gereja Yesus Sejati? 3. Kapankah Gereja Yesus Sejati didirikan dan di manakah asalnya? Siapakah para pekerja awalnya? 4. Di manakah Paulus Wei dan Lingsheng Chang menerima Roh Kudus? Mengapa penting bahwa mereka tidak menerima Roh Kudus di Misi Iman Rasuli? 5. Apakah makna rohani dari nama Gereja Yesus Sejati? Penerapan Kehidupan Para Pekerja Kudus Awal Tujuan: Membantu murid-murid memahami manfaat tradisi dan peringatan sejarah awal dari Gereja Yesus Sejati. Bacakan kesaksian-kesaksian dari ketiga pekerja awal dan diskusikan beberapa pertanyaan berikut: 1. Contoh-contoh positif dari kehidupan mereka – apakah yang kalian akan teladani? 8 Tercurahnya Hujan Akhir 2. Contoh-contoh negatif dari kehidupan mereka – apakah yang kalian akan hindari? 3. Apakah hal terpenting yang kita dapat pelajari dari pelayanan mereka? 4. Apakah yang dapat dipelajari dari asal mula gereja kita? Chang Lingsheng Chang Lingsheng, mulanya bernama Bin, berasal dari Propinsi Shandong. Pada tahun 1900, Bin bertobat di Gereja Presbyterian. Ia telah menjadi seorang diaken selama tiga tahun di gereja itu saat anak laki-lakinya yang sulung menerima baptisan roh pada tahun 1909. Kejadian itu menggerakkan Bin untuk pergi ke Shanghai pada tanggal 12 November 1909, untuk mencari Roh Kudus di Gereja Iman Rasuli. Sekalipun berdoa selama 20 hari dan para pendeta dari Gereja Iman Rasuli telah menumpangkan tangan ke atas kepalanya, tetapi iapun belum menerima Roh Kudus. Pada tanggal 30 Januari 1910, Bin menerima Roh Kudus di rumahnya sendiri. Dengan gerakan dari Roh Kudus, ia mengganti namanya menjadi Ling sheng, yang berarti ‘lahir dari roh’. Pada tahun yang sama, ia pergi ke Sujou dan dibaptis di sebuah danau oleh Gereja Iman Rasuli. Pada tahun 1914, Chang Lingsheng ditahbiskan sebagai seorang penatua dari Gereja Iman Rasuli. Pada tahun 1918, Chang Lingsheng pergi ke Gereja Yesus Sejati di Tienjin, saat itu ia bertemu dengan Paul Wei dan menerima kuasa untuk mengoreksi. Lalu, Chang Lingsheng kembali ke kampung halamannya dan menginjili Barnabas Chang. Pada bulan Februari 1919, Chang Lingsheng dan Barnabas Chang membaptis 30 orang di desa Tang, kira-kira 160 km dari kabupaten Wei di Shandong. Sebelum baptisan, Chang Lingsheng dan Barnabas Chang saling membaptis dengan muka menunduk. Sebulan kemudian, Paul Wei mengunjungi kabupaten Wei dan menerbitkan edisi kedua dari Terbitan Berkala dari Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa (‘Correctional Church of All Nations’) bersama Chang Lingsheng. Pada bulan September 1919, Chang Lingsheng pergi ke Beijing untuk ketiga kalinya dan bergabung dengan Gereja Yesus Sejati. Ia mengganti namanya menjadi Ye Peter Lingsheng dan mulai memberitakan Injil kepada Gereja Yesus Sejati – Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa. Ia memberi kesaksian atas nama Paul Wei. Di akhir bulan Oktober, Lingsheng ikut dalam bidang editor bagi terbitan berkala di Beijing. Pada tanggal 29 Oktober, singkatnya sebelum kematian Paul Wei, Lingsheng ditahbiskan sebagai seorang pengemban dari Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa. Saat Paul Wei hampir meninggal, Chang Lingsheng berada di sisinya. Ia dan Ye Kexin menerima berkat dari Paul Wei dan menerima tanggung jawab sebagai seorang pengawas dari Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa. Setelah itu, Chang Lingsheng kembali ke Shandong untuk mengurus gereja. Barnabas Chang Pada mulanya, Barnabas Chang bernama Dienju; ia berasal dari Kabupaten Wei, Propinsi Shandong. Ia adalah seorang petani dan penyalur barang antik. Pada tahun 1911, Chang Lingsheng datang untuk memberitakan Injil di desanya. Istri Dienju segera menjadi percaya, bertobat dan memohon karunia rohani. Bagaimanapun, Dienju tidak segera menerima Injil. Pada tanggal 14 April 1911, Dienju sedang berada di padang gurun saat ia mendengar suara dari surga, “Keselamatan pada akhir zaman akan datang dari sebelah timur dan menyebar ke barat.” Dengan segera, ia berlutut berdoa dan menerima Roh Kudus. Setelah pengalaman ini, ia menerima baptisan percik dari Tercurahnya Hujan Akhir 9 Gereja Presbyterian. Lalu, ia menerima pelatihan Alkitab dari Chang Lingsheng selama 3-4 tahun setelah beralih ke Gereja Yesus Sejati. Chang Lingsheng memberitahukan bahwa Paul Wei di Beijing telah melihat Allah dan terdapat sangat banyak terbitan berkala yang menakjubkan. Mendengar hal itu, Dienju menjadi percaya dan tergerak. Ia mulai memberitakan Injil kepada Gereja Yesus Sejati – Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa, menganjurkan gaya hidup bersekutu dan mengarahkan pikirannya untuk membantu Paul Wei. Pada musim semi tahun 1919, saat Paul Wei mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani selama dua hari di desa Dienju (Xizhuangtou), ia ditahbiskan sebagai penatua dan diberikan nama Barnabas. Barnabas berketetapan untuk mempersembahkan hidupnya untuk memberitakan Injil. Ia membuat panji empat sisi untuk Gereja Yesus Sejati – Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa dan mengganti namanya menjadi Ye Barnabas Shensheng (‘lahir dari Allah’) serta memberitakan bahwa Yesus akan datang kembali untuk menghakimi dunia dalam dua tahun mendatang. Setelah Paul Wei meninggal, Barnabas memberitakan Injil di Nanjing bersama dengan Ye Babylon dan Ye Stephen. Pada bulan Agustus 1919, Barnabas mendapat penglihatan bahwa Paul Wei diangkat ke surga. Pada bulan Oktober 1920, Chang membantu gereja di Changsha. Pada tahun 1923 dan 1925, ia bekerja di China selatan dan mendirikan beberapa gereja di Fuzhou dan Wenzhou. Lalu pada tahun 1926, ia pergi ke Taiwan untuk membantu beberapa gereja di sana. Ia pun dipilih untuk menjadi kepala Bagian Umum saat Kantor Pusat Gereja didirikan di Nanjing. Lalu, Kantor Pusat Gereja mengutusnya ke berbagai gereja di Asia Tenggara. Sekembalinya dari Rapat Jemaat keempat, ia terpilih lagi menjadi kepala Bagian Umum. Setelah itu, ia diutus untuk membantu beberapa gereja di Guangzhou. Pada bulan September 1929, ia terpilih sebagai Dewan Pengurus Jemaat pada Rapat Jemaat kelima. Tetapi, pada bulan Oktober, ia menentang peraturan-peraturan gereja dengan mendirikan Majelis Pusat di Hongkong. Paul Wei Pada mulanya, Paul Wei, bernama Enpo, seorang pedagang tekstil di Propinsi Hebei. Pada tahun 1902, keluarga Paul yang terdiri dari empat orang, pindah ke Beijing dan membuka toko kain. Di sana, keluarga itu bergabung dengan Misi London pada tahun 1904. Pada bulan Mei 1916, Enpo sakit keras. Selama 3 bulan, ia diobati oleh para dokter tanpa adanya tanda-tanda kesembuhan. Ia dibawa ke Gereja Iman Rasuli pada tanggal 18 Agustus 1916. Setelah beberapa hari lamanya didoakan dan ditumpangi tangan, ia menjadi sembuh. Ini menyebabkan Enpo bergabung dengan Misi Iman Rasuli dan mempelajari Alkitab di bawah bimbingan Penatua Peterson. Singkatnya, setelah itu Enpo menerima Roh Kudus saat ia sedang berdoa dan mempelajari Alkitab di rumahnya sendiri. Enpo menerima banyak karunia rohani dari Tuhan. Pada bulan Maret 1917, ia sekali lagi mengalami kuasa penyembuhan melalui doa sebagai perantara untuk sakit putrinya yang parah. Suatu hari, ia melihat Iblis sedang memimpin banyak pengikutnya. Para pengikut Iblis mundur saat Enpo mengusir mereka dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Sejak itu, Enpo menerima karunia untuk menyembuhkan dan mengusir setan. Pada tanggal 3 April 1917, Allah berbicara kepada Enpo, “Kamu akan berpuasa selama 39 hari, tetapi tidak akan mati kelaparan.” Maka iapun berpuasa selama 39 hari, selama itu ia berdoa, menulis dan memberitakan Injil, bahkan hanya 10 Tercurahnya Hujan Akhir tidur tiga jam sehari. Saat sedang berdoa pada tanggal 8 April, sebuah suara dari langit berkata kepadanya, “Kamu harus menerima baptisan Yesus!” Oleh karena itu, Enpo dipimpin oleh Roh Kudus pergi ke Sungai Pintu Merah di luar Gerbang Yongding di Beijing. Ia dipimpin untuk berlutut di air dan berdoa. Lalu, sebuah suara lagi berkata kepadanya, “Wajahmu haruslah menunduk untuk menerima baptisan itu.” Enpo taat dan merasa tubuh dan rohnya bersih. Saat mengangkat kepalanya dari dalam air, ia melihat Tuhan menampakkan diri kepadanya. Saat ia meninggalkan pantai dan masuk ke hutan, Tuhan menampakkan diri sekali lagi kepadanya. Dengan pimpinan Tuhan, namanya diganti menjadi Paul dan ia mulai mengoreksi ajaranajaran yang tidak alkitabiah dari berbagai denominasi kekristenan lainnya. Roh Kudus menyatakan kepada Paul Wei mengenai nama Gereja Yesus Sejati dan beberapa pengajaran yang keliru. Paul Wei mendapat banyak penglihatan, melakukan banyak mujizat dan memberitakan Injil dengan giat. Lalu, ia mengganti nama keluarganya menjadi Ye (suku kata pertama dari Yesus, yang kedengarannya seperti ‘ye-fu’ dalam bahasa China) dan menjadi Pengawas Ye Paul Lingsheng. Istrinya, Ye Maria Love, pun merupakan seorang pengawas. Paul Wei menubuatkan bahwa Tuhan Yesus akan kembali dalam lima tahun untuk menghakimi bangsabangsa dan memusnahkan dunia dengan api. Pada tahun 1919, ia menginjil di Propinsi Shandong dan bekerja sama dengan Chang Lingsheng. Setelah kembali ke Beijing, ia meninggal dengan tertawa pada tanggal 6 September 1919. Sebelum meninggal, ia mendapat penglihatan bahwa para malaikat datang kepadanya. Renungan dan Doa 1 Yohanes 2:16 memberitahukan, “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap bertahan dalam berbagai macam pencobaan dunia dan mengenakan kerendahan hati pada diri kita, terutama ketika melakukan pekerjaan-pekerjaan besar bagi-Nya. Tercurahnya Hujan Akhir 11 Halaman Kosong 12 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran 2 Sejarah Gereja Yesus Sejati (2) Keluar dari China (1926-1949) Bacaan Kitab Mat. 4:23-25; 10:1-42; 2 Kor. 4:1-6; 2 Tim. 4:15 Sasaran Pelajaran 1. Menelusuri kembali bagaimana Kebenaran disampaikan ke seluruh Asia sebelum Perang Dunia II 2. Memotivasi murid-murid untuk memberitakan Injil Ayat Alkitab “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Tim. 4:2) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kisah Para Rasul 11-15 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Mintalah murid-murid untuk mengingat kembali apa yang mereka telah pelajari di sekolah mengenai perang dunia. Apakah pengaruh perang bagi perpindahan banyak orang? Bagaimana perpindahan banyak orang mempengaruhi penyebaran Injil? Pada pelajaran hari ini, kita akan mempelajari mengenai pertumbuhan Gereja Yesus Sejati dengan latar belakang Perang Dunia I dan II. Kita akan melihat bagaimana Allah menggunakan masa peralihan ini untuk menabur benih-benih Kebenaran di Asia Pasifik. Tercurahnya Hujan Akhir 13 Pemahaman Alkitab Sering kali pengaturan Allah begitu menakjubkan hingga kita hanya dapat terheran-heran akan pekerjaan-Nya. Salah satu pengaturan-Nya itu adalah Kerajaan Romawi saat Yesus Kristus dilahirkan. Saat itu, Kerajaan Romawi begitu luasnya hingga meliputi dari Timur Tengah sampai ke Eropa. Ini menyebabkan perjalanan laut menjadi lebih umum dipergunakan dan banyak orang diwajibkan untuk mempelajari bahasa Latin. Oleh karena itu, para rasul seperti Paulus dapat dengan mudah pergi ke berbagai tempat dan menyebarkan Injil. Dengan cara yang sama, Allah mengizinkan berbagai peristiwa sejarah membantu menyebarkan benih-benih Injil. Penjajahan Jepang mengizinkan orang-orang di Taiwan, Jepang dan Korea untuk berkomunikasi, sehingga Injilpun dapat diberitakan dalam bahasa umum yang berlaku saat itu. Karena penganiayaan dan perpindahan penduduk sampai pada lingkungan yang keras, membuat gereja berkembang. Selain itu, pengembangan kelautan yang diikuti dengan undang-undang perpindahan penduduk yang longgar pada saat itu membuat perjalanan dari satu negara ke negara lainnya lebih mudah untuk ditempuh. Sekilas, kita melihat bahwa Tuhan sungguh mempersiapkan lingkungan yang ideal untuk munculnya gereja sejati dari timur. Bagian # 1 – Asia Tenggara A. Singapura (1925) Singapura merupakan tempat pertama yang menerima Injil di luar Daratan China. Dimulai pada tahun 1925, saat Penatua Titus Hwang dari Gereja Yesus Sejati di Fujien, China, pergi ke Singapura untuk memberitakan Injil. Pada bulan Desember tahun itu, lima orang dibaptis. Di antaranya adalah Diakenis Lois Hsu, yang sepenuhnya disembuhkan dari penyakit yang dideritanya selama 13 tahun saat ia dibaptis. Pada bulan Februari 1926, Penatua Philip Foo dari Fujien pun pergi ke Singapura. Bersama dengan Penatua Titus Hwang, Penatua Foo pergi dan menginjil di Sitiawan, Malaysia Barat. Setelah kembali, mereka menginjil dan membaptis banyak orang percaya. Beberapa dari antara mereka, seperti Dokter Gigi muda Voon Kim Shin (kemudian menjadi Diaken John Voon) dan akhirnya, menjadi salah seorang pekerja kudus yang penting dalam perkembangan gereja. Pada bulan Agustus 1926, jemaat di Singapura telah mencapai 50 orang. Penatua Titus Hwang kembali Tips Mengajar ke China, tetapi Penatua Philip Foo tetap berada di Asia Tenggara untuk membantu pekerjaan kudus di sana. Pada bulan Januari 1927, Penatua Tan Siapkan peta dunia sebelum Chien Seng dari Fujien, pun pergi ke Singapura mengajar pada Pelajaran 2 dan menginjili sebuah sekolah yang bernama dan 3. Akan sangat membantu Chung Teck. Sebanyak empat belas orang menjadi murid-murid membayangkan percaya dan mulai kebaktian di ruangan atas ruang lingkup pekerjaan sebuah toko milik Saudara James Ng. Satu bulan pemberita Injil mula-mula kemudian, pada tanggal 27 Februari 1927, Gereja secara geografis. Yesus Sejati pertama di Singapura didirikan di jalan 14 Tercurahnya Hujan Akhir Kinta 11. B. Sabah, Malaysia (1927) Saat gereja didirikan di Singapura, Injil menyebar ke Sabah melalui penginjilan secara bebas. Pada awal tahun 1926, Diaken John Voon dari Gereja Yesus Sejati Singapura mengirimkan salinan dari majalah ‘Holy Spirit Times’ kepada Tsen En Fook, di Jessleton, Malaysia Utara (Sabah). Karena Tsen disibukkan oleh bisnisnya, iapun meneruskannya kepada seorang teman di Sandakan, dengan sebuah catatan yang menyatakan, “Gereja sejati telah muncul.” Setelah membaca majalah ‘Holy Spirit Times’, Lee Siak Lin sangat tergerak. Berawal dari keinginannya yang kuat untuk mencari Kebenaran, iapun pergi ke Singapura dengan kapal pada hari pertama Tahun Baru Imlek untuk mencari Gereja Yesus Sejati di sana. Setelah mempelajari Gereja Yesus Sejati selama beberapa saat lamanya, ia menerima baptisan pada tanggal 11 Januari 1927. Tiga hari kemudian, ia menerima Roh Kudus. Lalu, Saudara Lin kembali ke Sandakan, membawa Penatua Tan Chien Sing, Diaken John Voon, dan beberapa orang lain untuk memberitakan Injil. Saat mereka berada di sana, Gereja Yesus Sejati pertama didirikan di Sandakan. Sebelum Penatua Tan dan Diaken Voon meninggalkan Singapura, mereka mentahbiskan tiga pendeta (Diaken Mark Shin, Diaken Filemon Ho dan Diakenis Phoebe Kong) untuk bertanggung jawab atas urusan-urusan keagamaan gereja. Pada tahun 1952, gereja Sabah secara resmi didaftarkan. Lalu pada tanggal 31 Agustus 1963, Malaysia Utara terlepas dari penjajahan dan merdeka serta bergabung dengan Singapura, Serawak dan sebelas negara bagian Malaya lainnya untuk membentuk Federasi Malaysia. Pada saat itu, nama Malaysia Utara diganti menjadi negara bagian Sabah. C. Indonesia (1939) Sejarah gereja di Indonesia merupakan sebuah kesaksian dari mujizat, pemeliharaan dan pimpinan Tuhan. Pada tahun 1920, Jao Hoan Tek dari Fujien, China, berpindah ke Indonesia dan tinggal di Mukasa (sekarang Ujung Pandang), Sulawesi Selatan. Dua belas tahun kemudian, ia kembali ke China untuk menikah. Tiga bulan setelah pernikahannya, ia mengalami demam dan menjadi tidak dapat bekerja selama enam bulan. Ibunya pergi dari satu kuil ke kuil lainnya untuk sembahyang kepada banyak berhala tetapi sia-sia saja. Lalu, bibi Jao, datang membesuk. Ia menyarankan agar Jao Hoan Tek percaya kepada Yesus dan mengikuti kebaktiankebaktian di Gereja Yesus Sejati. Jao Hoan Tek setuju dan dibawa ke gereja dengan usungan agar didoakan. Puji Tuhan, setelah tinggal dan didoakan selama 28 hari, Jao Hoan Tek sembuh dan menerima baptisan bersama dengan ibunya (yang kemudian adalah Diakenis Lois Yao). Pada akhir tahun 1932, Jao kembali ke Makassar dengan keinginan untuk membalas kemurahan Allah. Pada bulan Januari 1936, Jao mengunjungi China kembali. Stephen Siauw, pendeta yang membaptis Jao, memintanya untuk memohon izin dari pemerintah Indonesia untuk memberitakan Injil di Indonesia, tetapi izin itu baru diberikan pada tahun 1939. Lalu, Jao bersiap-siap untuk bekerja di Jakarta dan bertemu dengan Penatua Tan Chauw Sin yang berasal dari China. Penatua Tan menawarkan rumahnya sebagai tempat ibadah bagi dua belas jemaat Siauw dan Jao yang telah berkumpul di Jakarta. Beberapa bulan kemudian, dua saudara seiman menyewa sebuah rumah dengan dua bagian. Bagian depan dipergunakan untuk ibadah, sementara bagian belakang dipergunakan sebagai tempat penampungan bagi orang-orang yang sakit secara jasmani untuk menginjili mereka. Mereka mengimani bahwa orang-orang yang datang kepada Tuhan dapat disembuhkan! Karena pimpinan Tuhan, jemaat Tercurahnya Hujan Akhir 15 bertumbuh dengan pesat. Gereja Yesus Sejati pertama di Indonesiapun didirikan pada tahun 1941. Pada tahun 1952, Departemen Kehakiman Indonesia memberikan izin untuk mendirikan gereja di Jakarta Pusat dan izin untuk mendirikan gerejagereja cabang di seluruh Indonesia, sehingga ada beberapa Gereja Yesus Sejati yang berdiri di banyak kota. Bagian # 2 – Amerika Serikat – Kepulauan Hawaii (1930) Sama seperti Sabah, benih-benih Injil mendarat di Kepulauan Hawaii melalui penginjilan literatur. Pada tahun 1930, Doktor Ai-Chen Li (kemudian menjadi Diakenis Li) dari Honolulu percaya dan menerima baptisan di Gereja Yesus Sejati Shanghai, China. Setelah baptisan, Saudari Li mengirimkan salinan dari majalah ‘Holy Spirit Times’ kembali ke kampung halamannya di Hawaii. Para teman dan kerabat dari Saudari Li yang membaca majalah itu menjadi tertarik pada Kebenaran dan Roh Kudus. Seorang teman yang bernama Nyonya Ho, bahkan pergi ke Shanghai dengan menggunakan perahu untuk menerima baptisan. Menyadari pentingnya penyelamatan jiwa, Saudari Li melepaskan praktek medisnya dan kembali ke Honolulu pada bulan Mei 1930 untuk memberitakan Injil. Banyak orang percaya dan Gereja Yesus Sejatipun didirikan di Hawaii. Lalu, Kantor Pusat Gereja Yesus Sejati di China mengutus Penatua Thomas Kuo dan para pekerja kudus lainnya ke Honolulu untuk melanjutkan pekerjaan kudus di sana. Bagian # 3 – Asia Timur A. Taiwan (1926) Berbagi kebudayaan etnis yang sama merupakan satu-satunya alasan bagi orang-orang Taiwan untuk membangun pertama kalinya Gereja Yesus Sejati di luar Daratan Cina. Sepuluh tahun setelah Gereja Yesus Sejati didirikan di Beijing, benihbenih Injil dibawa ke Pulau Taiwan melalui iman dan keputusan dari beberapa orang muda yang bersemangat. Itu dimulai pada tahun 1925, saat beberapa pemuda Taiwan yang belajar di Jepang seperti Elisha Huang, Gideon Huang dan Zachar(iah) Chang menerima Kebenaran di China. Setelah menerima baptisan air dan Roh Kudus, para pemuda itu berkumpul dan berencana untuk memberitakan Injil di Taiwan. Pada mulanya, mereka pulang untuk menginjili para kerabat dan teman mereka. Banyak orang Kristen Presbiterian yang menerima Kebenaran dan bertobat. Selanjutnya, mereka meminta bantuan dari gereja di China. Untuk alasan inilah, Barnabas Chang, Thomas Kuo, Luke Gao dan yang lainnya diminta untuk mengunjungi Taiwan dalam pemberitaan Injil. Mereka tiba di Taipei dengan perahu pada tanggal 3 Maret 1926. Setelah menjelaskan maksud mereka kepada pemerintahan kolonial Jepang di Taiwan pada tanggal 4 Maret, rombongan pemberita Injil itu menjelajah ke seluruh Taiwan, ke Hsiansi, Wentse, Hemei, Tainan, Niotiaowan dan Chingshuei. Kebaktian penginjilan terbuka besar-besaranpun diadakan dan 200-400 pendengar hadir di dalamnya. Pada baptisan pertama tanggal 10 Maret saja, 62 orang dibaptis. Dalam waktu 40 hari, Allah mengizinkan rombongan pemberita Injil dari Gereja Yesus Sejati untuk membaptis lebih dari 100 orang, sehingga mendirikan tiga gereja dan mengguncangkan komunitas kekristenan di Taiwan. Disebabkan oleh organisasi tingkat tinggi gereja Taiwan, Gereja Cabang Taiwan (Kantor Pusat bagi semua gereja orang Taiwan) didirikan pada bulan November 1926, namanya diganti menjadi Gereja Yesus Sejati Jepang selama Perang Dunia I dan II. Tetapi saat Taiwan dikembalikan ke China pada tahun 1946, 16 Tercurahnya Hujan Akhir namanya diganti kembali menjadi Gereja Yesus Sejati di Propinsi Taiwan. Sayangnya, Gereja Cabang Taiwan terpisah dari Gereja Yesus di China setelah komunis mengambil alih China pada tahun 1949. Dari situ, Gereja Cabang Taiwan melanjutkan kembali tanggung jawab koordinasi pelayanan dunia. Pada tahun 1956, namanya diganti menjadi Majelis Pusat Gereja Yesus Sejati di Taiwan. Sejak Konferensi Delegasi Dunia Pertama tahun 1967, Taiwan pun telah menjadi rumah bagi Majelis Internasional Gereja Yesus Sejati. B. Jepang (1941) Taiwan merupakan jajahan Jepang saat Gereja Yesus Sejati mula-mula didirikan di pulau itu pada tahun 1926. Oleh karena itu, beberapa dari orang percaya Jepang yang mula-mula, seperti mantan Jemaat Gereja Pengudusan, Suda Kiyomoto (Peter) yang mengenal Kebenaran di Taiwan telah dibaptis pada tahun 1927 dan kemudian ditahbiskan sebagai pendeta untuk menginjili orang-orang Jepang di Taiwan. Tetapi, gereja belum didirikan di Jepang hingga tahun 1941, saat lima orang pendeta Pentakosta termasuk Pengawas (Uskup) Murai, pergi ke Taiwan untuk mengamati gereja kita dan mendiskusikan berbagai doktrin. Hasil dari diskusi itu, Murai dan Kamii Yakobu dibaptis di gereja kita. Saat kembali ke Jepang, mereka membaptis lagi para jemaat dari mantan Gereja Pentakosta dan memasukkan sakramen-sakramen dari Gereja Yesus Sejati. Karena orang-orang terpelajar Taiwan fasih berbahasa Jepang, maka para pekerja gereja dapat membantu pendirian gereja-gereja Jepang yang baru. Tetapi sayangnya, sebelum mengikuti Seminar Teologi di Tokyo yang dipimpin oleh Elisha Hwang pada tahun 1942, Kamii meninggalkan gereja dan mendirikan Gereja Roh Kudus Yesus. Bagaimanapun, sebagai hasil dari seminar itu, Murada Shigehito mengunjungi Taiwan pada bulan Oktober 1942 dan dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Pada bulan November, Murada memindahkan keluarganya ke Taiwan dan menjadi pendeta Gereja Yesus Sejati. Murada diutus kembali ke negaranya pada tahun 1946 saat Jepang mengalami kekalahan dan kehilangan kendali atas Taiwan. Saat Murada kembali ke negeri asalnya, ia membantu pendirian gereja-gereja di Nanjyou dan Jyohe dan rumah-rumah doa di Tokyo, Idare, Ueda dan Haken. Pada bulan Oktober 1963, Majelis Pusat Jepang dibentuk. Bahkan setelah kekuatan Jepang mundur dari Taiwan pada tahun 1946, Majelis Pusat Taiwan terus mendukung gerejagereja Jepang. Berbagi bahasa yang sama sungguhlah membantu dalam pelatihan dan komunikasi antar Majelis Pusat Taiwan dan Majelis Pusat Jepang. C. Korea (1941) Seperti Taiwan, Korea pun merupakan jajahan Jepang sebelum Perang Dunia II. Sebagai akibatnya, beberapa angkatan yang menjadi dewasa selama penjajahan Jepang diajarkan bahasa Jepang. Menguasai bahasa yang berlaku umum saat itu membuat relatif lebih mudah untuk menyebarkan benih-benih Injil dari Jepang ke Korea. Jemaat Gereja Yesus Sejati Korea menjadi percaya pada bulan Juli 1941, saat Bae Sang Yong merindukan Kebenaran dan mengunjungi Penatua Kamii di Jepang. Selama kunjungannya, Bae menerima Roh Kudus dan dibaptis. Tidak lama setelah itu, Jung Tae Joon pun datang kepada Penatua Kamii dan menerima Injil. Pada bulan Januari 1945, Saudara Jung kembali ke Korea Selatan dan menginjili jemaat-jemaat dari Gereja Presbiterian. Kira-kira 30 jemaat, termasuk Penatua Presbiterian, Park Chang Hwan, menjadi percaya dan dibaptis di gereja. Sebagai hasilnya, Gereja Yesus Sejatipun didirikan di Korea pada bulan Agustus Tercurahnya Hujan Akhir 17 1948. Setelah itu, Jung dan Park menginjil ke seluruh Korea dan mendirikan gerejagereja. Konferensi Delegasi Nasional I diselenggarakan pada bulan April 1950 dan Majelis Pusat Korea dibentuk pada tahun berikutnya. Bagian # 4 – Catatan Lainnya Ini merupakan beberapa kesaksian yang lebih menarik mengenai pekerjaan Tuhan di Asia Pasifik. Singapura Pada bulan November 1927, Penatua Barnabas Chang bekerja di Singapura dan Malaysia. Sayangnya, ia meninggalkan gereja dan meninggal pada tanggal 25 Januari 1961. Tetapi, anak laki-laki dan cucu Barnabas Chang tetap berada di Gereja Yesus Sejati Singapura dan memelihara iman mereka. Sabah Selama Perang Dunia II (1941-1945), tentara Jepang menduduki seluruh daerah Asia Tenggara. Saat keadaan memburuk, orang-orang percaya harus menyembunyikan diri dan berpencar. Namun, mereka memelihara iman dengan melanjutkan ibadah dalam bentuk kebaktian-kebaktian rumah tangga. Setelah peperangan, orang-orang percaya itu secara perlahan pindah ke daerah mereka sendiri dan melanjutkan kembali kebaktian-kebaktian di gereja. Indonesia Pada bulan Januari 1969, Majelis Pusat Indonesia memutuskan untuk mendirikan sekolah di belakang gedung gereja Jakarta. Setahun kemudian, Sekolah Kristen Kanaan Jakarta didirikan, menyediakan pendidikan untuk Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama kepada masyarakat umum. Ini merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah Gereja Yesus Sejati. Sekarang, ada kira-kira 5000 lebih siswa di beberapa cabang sekolah. Para guru dan siswa dari Sekolah Kristen Kanaan wajib mengikuti kebaktian-kebaktian Sabat dan para siswa menerima Pendidikan Agama dua kali setiap minggunya dari Majelis Pusat Indonesia. Sebagai hasil dari sekolah itu, banyak guru, orangtua dan siswa yang telah menjadi orang-orang percaya yang setia kepada Kristus. Hawaii Pada tahun 1949, Diakenis Anna Gao Kim Yue mengunjungi tempat kelahirannya, Honolulu dan menemukan gereja yang telah mengubah cara baptisannya. Sebagai ganti dari melakukan baptisan di sumber air yang hidup, Diaken Awanas telah menggantinya dengan melakukan baptisan di bak air. Melihat perubahan yang keliru itu, Diakenis Anna dan jemaat Gereja Yesus Sejati yang lain meninggalkan kelompok yang murtad itu dan mengatur kembali diri mereka. Bagaimanapun, kelompok baru itu tidak dapat memakai nama Gereja Yesus Sejati hingga bertahun-tahun kemudian. Awanas sepakat bahwa kedua kelompok itu tidak saling berhubungan; lalu gereja Hawaii dapat mendaftarkan diri kepada pemerintah setempat sebagai Gereja Yesus Sejati, sementara kelompok Awanas yang berlawanan itu dengan nama Misi Yesus Sejati Hujan Akhir. 18 Tercurahnya Hujan Akhir Riwayat Singkat Diaken Titus (Dikutip dari ‘55th Evangelical Anniversary of the True Jesus Church’/Perayaan Penginjilan Gereja Yesus Sejati ke 55 di Malaysia Barat dan di Singapura, terbitan tahun 1982). “Dalam nama Tuhan Yesus, saya bersaksi. Saya adalah seorang diaken dari Gereja Yesus Sejati di Kajang. Saya telah berusia lanjut. Waktu dan kondisi tidak dapat menunggu manusia. Bagaimanapun, kejadian-kejadian yang terjadi di beberapa puluh tahun yang lalu masih teringat di dalam ingatan saya. Sekarang, saya akan menceritakan bagaimana saya percaya kepada Tuhan. Saya berasal dari keluarga penyembah berhala. Saya bertobat menjadi Kristen pada usia 15 tahun bersama dengan ibu dan saudara, saat sedang belajar di sekolah yang diadakan oleh beberapa misionaris Jerman. Lalu, saya menetap di Sandakan. Kemudian, saya kembali ke China dan menikah. Kami bertunangan sejak masih berusia muda. Beberapa tahun kemudian, istri saya meninggal saat melahirkan. Saya menikah lagi. Sekarang, istri saya berusia 82 tahun. Saya membawanya ke Malaya dan menetap di Kajang. Pada saat itu, Chin Toh Yin dari Kuala Lumpur mengajak saya untuk bergabung dengan Gereja Advent Hari Ketujuh. Saya menerimanya dan selama sepuluh tahun, saya tetap menjadi jemaat yang setia di gereja itu. Setelah itu, Chin Toh Yin (yang kemudian dikenal sebagai Penatua Zephaniah Chin) mengajak saya untuk bergabung ke Gereja Yesus Sejati. Bagaimanapun, saya yakin bahwa hanya ada satu Yesus. Saya tidak dapat mempercayainya seberapapun kerasnya ia telah berusaha untuk menyakinkan bahwa Gereja Yesus Sejati memiliki kuasa untuk melakukan mujizat. Pada suatu hari, anak kedua saya sakit. Saya memiliki kesan bahwa Gereja Advent Hari Ketujuh pun dapat menyembuhkan orang sakit. Saya berencana untuk membawa pendeta dari gereja yang di Kuala Lumpur itu ke rumah, sekaligus berharap bahwa dia dapat menyembuhkan anak saya. Setelah berdoa beberapa lamanya, pendeta itu pulang ke Kuala Lumpur. Saya melihat kondisi anak saya semakin memburuk. Menjelang malam, saya segera melarikannya ke dokter yang membuatkan resep obat seharga Rp. 14.000. Padahal harga normalnya hanya Rp. 850. Dokter itu memberitahukan bahwa anak saya dalam keadaan kritis dan bila tidak diberikan obat, ia akan meninggal pada malam itu juga. Setelah anak saya minum obat, ia dapat tidur dengan nyenyak pada malam itu dan penyakitnyapun sembuh. Sejak itu, iman saya terhadap Gereja Advent Hari Ketujuh menjadi hancur. Kemudian, saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Saya agak kuatir karena masih belum menerima Roh Kudus setelah satu bulan lamanya menerima baptisan. Saya segera mengetahui dari Penatua Zephaniah bahwa Diakenis Chin akan datang ke Kajang untuk membantu kami dalam memohon Roh Kudus. Hati sayapun penuh dengan sukacita saat mendengarkannya. Akhirnya beliaupun datang, setelah mendengarkan khotbahnya, jemaat berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus untuk memohon Roh Kudus. Saya segera dipenuhi dengan Roh Kudus. Saya berjalan dengan menggunakan lutut dan berbahasa Roh. Hati sungguh bersukacita hingga tidak mau tidur pada malam itu. Sungguh, sukacita yang saya alami ini tidak dapat dibeli, bahkan dengan 10.000 keping uang emaspun! Keluarga saya terdiri dari empat orang dibaptis di Sungai Ampang, Kuala Lumpur, oleh Diaken Philip Thean dari Sandakan. Lalu, saya ditahbiskan sebagai diaken oleh Diaken Philip Thean. Penatua Zephaniah Chin, Penatua Jabez Chin dan Diaken Peter Chin pun ditahbiskan olehnya. Pada saat itu, persekutuan doa diadakan di rumah saya. Karena jumlah orang percaya bertambah setiap harinya, maka rumah saya serta merta menjadi terlalu padat. Lalu Tercurahnya Hujan Akhir 19 Saudara Tsan Tham menawarkan setengah bagian dari rumahnya dipergunakan untuk kebaktian. Papan nama Gereja Yesus Sejatipun dipasang. Karena jumlahnya terus bertambah, gereja mengambil tempat lain untuk mengadakan kebaktian. Chin Yoke Kee dan istrinya, Chen Wu Mai, bersama dengan anak mereka yang berusia tiga tahun dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Suatu hari, anak itu sakit keras dan dibawa ke gereja oleh ibunya. Pupil anak itu tidak bergerak, nadi dan nafasnya pun telah berhenti berdenyut. Seseorang menyarankan agar sang ibu membawa anak itu pergi dari gereja. Lalu, tiba-tiba seorang perempuan dipenuhi dengan Roh Kudus dan berseru dengan suara nyaring, “Yesus berkuasa untuk membawa maut kepada hidup. Marilah kita semua tetap berada di gereja dan berdoa hingga fajar, agar Allah berkenan membangkitkan anak itu kembali.” Kami semua berlutut berdoa kira-kira satu jam lamanya. Lalu, anak itu menangis dengan suara nyaring, buang air kecil dan hidup kembali. Saya memberikan anak itu kepada sang ibu dan sekarang, anak itu telah menjadi dewasa serta bekerja di Serdang, Kedah. Menguji Pemahaman 1. Jelaskan secara singkat, bagaimana Gereja Yesus Sejati menyebar dari China ke Taiwan, dari Taiwan ke Jepang dan dari Jepang ke Korea. 2. Bagaimana Injil mencapai Singapura? Bagaimana Injil menyebar dari Singapura ke Malaysia? 3. Bagaimana Injil menyebar dari China ke Hawaii? 4. Apakah persamaan dari majalah ‘Holy Spirit Times’ yang sekarang? Bagaimana kita dapat menggunakan media ini untuk menaburkan benih-benih Injil? Penerapan Kehidupan Menaburkan Benih di Sekeliling Dunia 1. Gambarlah garis waktu di selembar kertas berukuran folio, dimulai dari tahun 1900 hingga 1950. 2. Pada garis waktu itu, gunakan warna-warna berbeda untuk memberikan tanda pada tahun berapa negara-negara yang sekarang telah menerima Kebenaran. 3. Untuk tiap-tiap gereja, tuliskan dua keterangan. Pertama, gunakan satu kalimat untuk menjelaskan bagaimana gereja itu didirikan. Kedua, jelaskan hal-hal menarik atau berikan suatu inspirasi mengenai gereja itu. 20 Tercurahnya Hujan Akhir 4. Pastikan murid-murid memahami negara mana saja yang terdapat Gereja Yesus Sejati dan biarlah mereka mewarnainya pada peta dunia. 5. Kelilingilah ruang kelas dan mintalah murid-murid untuk menceritakan apa yang mereka tuliskan untuk nomor 3. Apakah yang mereka telah pelajari dari pelajaran hari ini? Bagaimana mereka dapat menelusuri pekerjaan Roh Kudus dalam penyebaran Kebenaran di Asia? Renungan dan Doa Dalam beberapa terbitan gereja kita, sering kali ditekankan pada pentingnya ‘Kebenaran, Roh Kudus dan mujizat’. Sesungguhnya, penginjilan literatur mengenai Kebenaran, pengalaman pribadi mengenai Roh Kudus dan bukti-bukti dari mujizatlah yang memotivasi pendirian gereja-gereja kita di Asia Pasifik. Kiranya Allah senantiasa bekerja melalui kita dan memberikan curahan berkat. Tercurahnya Hujan Akhir 21 Halaman Kosong 22 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran 3 Sejarah Gereja Yesus Sejati (3) Dari Timur ke Barat (1950-1979) Bacaan Kitab Yes. 49:1-26; Mat. 28:16-20; Kis. 13:1-52 Sasaran Pelajaran 1. Untuk menelusuri pimpinan Allah dalam penyebarluasan gereja kita setelah Perang Dunia II 2. Untuk menantang murid-murid merenungkan peranan penting mereka dalam dunia pelayanan Ayat Alkitab “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Mat. 24:27) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kisah Para Rasul 11-15 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Allah memerintahkan kita untuk memberitakan Kebenaran hingga ke ujung bumi sama seperti pada masa awal zaman Perjanjian Lama. Kisah Para Rasul 13:47 mengutip Yesaya 49:6, “Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” Bagi para rasul, ‘ujung bumi’ menunjukkan Eropa. Oleh karena itu, Paulus menaati firman Allah dengan pergi ke Spanyol untuk memberitakan Injil. Di manakah ujung bumi bagi kita sekarang? Bagaimana kita dapat memberitakan Injil sampai ke ujung bumi? Tercurahnya Hujan Akhir 23 Pemahaman Alkitab Lebih dari 50 tahun yang lalu, Gereja Yesus Sejati telah tersebar ke semua benua di dunia. Disebabkan oleh jumlah gereja yang banyak dan keterbatasan tempat, kita tidak dapat mencakup sejarah gereja dari tiap-tiap negara di dalam pelajaran ini. Tetapi, pelajaran ini akan berfokus pada empat periode penyebarluasan gereja secara umum ke daerah-daerah baru: Gelombang perpindahan penduduk pertama (tahun 1960 hingga 1970-an), pengutusan ke Afrika (tahun 1980-an hingga sekarang), gelombang perpindahan penduduk kedua (tahun 1980-an) dan pengutusan ke Asia Tenggara (tahun 1990-an hingga sekarang). Karena pelajaran ini akan disusun menurut waktu dan daerah, beberapa negara tidak dapat terelakkan untuk diabaikan.Sebagai bahan tambahan, Anda dapat memilih untuk mencari informasi tambahan pada gereja-gereja tertentu. Kesaksian-kesaksian dari beberapa sejarah gereja dapat ditemukan di situs www.tjc.org. Situs ini mencakup informasi yang berkaitan dengan gereja-gereja daerah. Sebagai aktivitas di kelas, para guru Pendidikan Agama dapat memotivasi murid-murid untuk menyelidiki sejarah gereja setempat mereka dan bertukar informasi dengan kelas Remaja dari gereja di lokasi lainnya. Bagian # 1:Gelombang Perpindahan Penduduk Pertama – Eropa dan Amerika Utara (tahun 1960 hingga 1970-an) Selama gelombang perpindahan penduduk pertama ini, benih-benih Injil dibawa dari Asia ke dunia barat. Disebabkan oleh kesulitan dalam hal komunikasi dan transportasi, orang-orang percaya harus mengatasi rintangan besar, agar mereka dapat bertemu dan beribadah. Beberapa kesaksian mereka mengajarkan pentingnya pemeliharaan iman dalam segala keadaan. A. Eropa a. Inggris (tahun 1966) Benih pertama dari Gereja Yesus Sejati mencapai Inggris pada tahun 1950, saat beberapa saudara-saudari seiman asal Malaysia mulai pindah ke Inggris untuk belajar dan bekerja. Mereka mulai berkumpul bersama pada tahun 1966 untuk mengadakan kebaktian Sabat. Bagaimanapun, itu baru terjadi hingga tahun 1960-an, karena Inggris melihat gelombang jemaat gereja yang besar dari wilayah jajahannya, Hongkong, daerah wilayah yang baru dan Ap Chau. Para pendatang yang baru kebanyakan mereka yang masih lajang, yang sedang mencari kehidupan yang lebih baik dengan bekerja keras dan upah yang kecil. Karena terpisah seorang dengan yang lainnya dan dari keluarga mereka, banyak dari antara mereka yang menjadi domba-domba yang tidak bergembala dan menjadi dingin dalam iman (Yeh. 34:5-6). Pada tahun 1972, Allah memimpin para pekerja seperti Saudara Hsiao (dari Taiwan), Saudara Keith Horn (orang Inggris yang dibaptis di Taiwan), Saudara Liew (yang berimigrasi dari Malaysia), Saudara Yao dan Diaken Paul Tang berkumpul serta memotivasi jemaat. Sebagai hasilnya, kebaktian untuk pertama kalinya diselenggarakan dan Rumah-Rumah Doa pun didirikan di Sunderland dan Newcastle. Untuk membantu perkembangan gereja, tiga belas saudara-saudari pun 24 Tercurahnya Hujan Akhir ditahbiskan sebagai diaken/diakenis di Newcastle pada tahun 1975. Akhirnya, di bawah pimpinan Allah, bangunan Gereja Yesus Sejati pertamapun dibeli di Newcastle, Inggris dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1976. Pada kesempatan yang membahagiakan itu, tujuh puluh bayi dan orang dewasa dibaptis dalam nama Yesus Kristus. b. Perancis (tahun 1977) Injil Gereja Yesus Sejati mencapai daratan Eropa pada tahun 1977, saat Saudara H.K. Ho dari Hongkong dan Saudara Y.M. Yang dari Taiwan mulai menyelenggarakan kebaktan di rumah Saudara Ho di Paris, Perancis. Jemaat semakin bertambah melalui perpindahan penduduk dan konversi, gedung VeritableJesus-Eglise di luar Parispun dibeli pada tahun 1992 serta diresmikan pada tahun 1994. Tidak seperti Gereja Yesus Sejati lainnya di wilayah barat, pada mulanya, Veritable-Jesus-Eglise di Paris ditetapkan dengan menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa utama dalam penyampaian khotbah. Sebagai hasilnya, gereja harus mendapatkan para pembicara orang Perancis asli. Hari ini, 90% dari jemaat merupakan jemaat angkatan pertama gereja. Gereja Parispun merupakan salah satu Gereja Yesus Sejati yang paling banyak etnisnya di wilayah barat. c. Jerman (tahun 1979) Kebaktian-kebaktian rumah tangga dimulai di Jerman saat Saudara Ko dan Saudara Wu tiba di sana pada tahun 1979. Perlahan-lahan, jemaat bertambah saat saudara-saudari seiman dari Taiwan bergabung dengan mereka. Dengan bantuan dari para pekerja kudus dari Inggris, Kebaktian Kebangunan Rohani pertama diselenggarakan di Jerman pada tahun 1980. Setelah itu, Kebaktian Kebangunan Rohani tahunan di Heidelberg diselenggarakan untuk seluruh Benua Eropa. Akhirnya, Kebaktian Kebangunan Rohani dua tahunanpun diselenggarakan, khususnya untuk wilayah Jerman. Dimulai pada tahun 1982, kebaktian-kebaktian menjadi lebih konsisten diselenggarakan di kamar yang disewa oleh Saudara Ko di Heidelberg. Jemaat bertambah karena pertobatan. Baptisan pertama di Heidelberg adalah tahun 1984 yaitu selama kunjungan Pendeta Meishi Tsai. Tahun 1985 dan 1987, Rumah Doa di Heidelberg didirikan dan didaftarkan dengan nama Wahre Jesus Gemeinde e.V. Setelah tempat kebaktian diganti beberapa kali, sebuah apartemen dibeli pada tahun 1992 hanya untuk kegiatan gereja. Selama tahun 1984-1994, para jemaat menginjil di berbagai tempat di Jerman dan mengembangkan tiga tempat kebaktian lainnya di daerah yang berbahasa Jerman: Rheinland, Hamburg dan Salzburg/ Vienna. B. Amerika Utara a. Amerika Serikat (tahun 1967) Gereja Yesus Sejati di Amerika Serikat pertama kali didirikan di Honolulu, Hawaii, pada tahun 1930. Tetapi, di Benua Amerika, beberapa kegiatan rohani tetap pasif hingga Diaken John Wu dan Diakenis Anna Gao Kim Yue mengikuti Konferensi Delegasi Dunia Pertama di Taiwan pada tahun 1967. Diilhami oleh konferensi itu, Diaken Wu dan Diakenis Anna mengumpulkan jemaat saat mereka kembali ke Amerika Serikat. Segera setelah itu, kebaktian-kebaktian rumah tanggapun berkembang dengan pesat di dua pantai, tempat sebagian besar jemaat berimigrasi. Tercurahnya Hujan Akhir 25 Di pantai timur, tiga keluarga menyelenggarakan kebaktian rumah tangga di rumah Diaken Wu di kota New York, yang dimulai pada tahun 1967. Saat Diaken Wu pindah pada bulan Februari 1969, rumah doa didirikan di Teaneck, New Jersey. Pada bulan Maret 1975, gereja telah didaftarkan. Dengan berkat Allah, sebuah kapel dibeli di Elizabeth dan dipersembahkan kepada Allah pada tanggal 11 Agustus 1978. Di pantai barat, beberapa kebaktian rumah tangga diselenggarakan di San Francisco. Di sanalah gereja didaftarkan pada tahun 1969, tetapi kapel itu tidak dibeli hingga pada tahun 1985. Sementara itu, di California Selatan, beberapa kebaktian rumah tanggapun dimulai pada tahun 1968 di rumah Saudara Lo dan Saudara Wu. Delapan tahun kemudian, Gereja El Monte dibeli dan diresmikan. b. Canada (tahun 1973) Gereja Yesus Sejati di pantai timur dan barat Canada pun berkembang dengan bebas. Gereja-gereja pantai barat lebih lambat perkembangannya, karena perpindahan orang Asia pada tahun 1980-an. Di pantai timur, kebaktian rumah tangga dimulai pada bulan Oktober 1971, saat tiga orang saudara dari keluarga Wong bergabung dengan saudari mereka di Toronto. Perjamuan Kudus pertama kali diselenggarakan saat orangtua mereka bergabung pada tahun 1973. Segera setelah itu, Tuhan mengizinkan lebih banyak saudara-saudari untuk bergabung dalam kebaktian rumah tangga itu. Pada tahun 1975, Diaken Paul Wong mengunjungi Toronto dan melakukan baptisan air untuk seorang saudari. Lalu, jemaat gereja dari berbagai negara berimigrasi ke Toronto. Sebuah apartemenpun dibeli untuk menyelenggarakan kebaktian pada tahun 1977. Gereja Yesus Sejati Canadapun didaftarkan sebagai GEREJA YESUS SEJATI (IMAN RASULI) CANADA. Sayangnya, pada tahun 1980, para tetangga mulai mengeluh mengenai lalu lintas dan kebisingan yang ditimbulkan selama kebaktian. Sebagai akibatnya, perusahaan kondominium yang mengelola gedung apartemen itu akan mengambil tindakan ancaman secara legal, bila gereja terus menyelenggarakan kebaktian di sana. Oleh karena itu, jemaat Toronto memulai periode empat tahun pengembaraan sebagaimana mereka menyelenggarakan kebaktian-kebaktian di aula sewaan. Pada tahun 1984, gedung gereja Pentakosta Hungaria dibeli sebagai gedung gereja di Toronto. Sekitar tahun 1992, para jemaat merasa bahwa mereka memerlukan gedung gereja yang lebih besar. Setelah beberapa tahun pencarian dan perencanaan, jemaat akhirnya membeli sebidang tanah dan membangun gereja Toronto yang sekarang. Pada bulan Juli 1996, gereja dipersembahkan kepad Tuhan Yesus Kristus. Bagian # 2 – Beberapa Kegiatan Penginjilan di Akhir Tahun 1970 hingga 1980-an Beberapa kegiatan penginjilan di akhir tahun 1970 hingga 1980-an jelas dipimpin oleh Tuhan. Ini merupakan beberapa kesaksian yang mengherankan mengenai pimpinan Allah: A. Afrika a. Nigeria (tahun 1979) Pada tahun 1976, I.J. Akpan dari Gereja Yesus Kristus Bukit Sion di Nigeria menghubungi Majelis Pusat Taiwan. Pada tahun 1978, ia datang ke Amerika 26 Tercurahnya Hujan Akhir Serikat dan dibaptis di Sungai Kern di Bakersfield, California. Saat kembali ke Nigeria, ia memperkenalkan Kebenaran kepada jemaat di gerejanya terdahulu. Beberapa dari antara mereka meyakini Kebenaran itu dan dibaptis. Lalu, Paul Wong dan Meishi Tsai diundang ke Afrika pada tahun berikutnya untuk mendiskusikan Kebenaran dengan lembaga jemaat dari Gereja Bukit Sion. Sebagai hasilnya, rombongan kedua yang terdiri dari 322 orang dibaptis pada tahun 1979. Allah bekerja sama dengan mereka dan ada banyak tanda heran dan mujizat. Bagaimanapun, perkembangan Kebenaran tidak dapat dilakukan secara luas. b. Liberia (tahun 1983) Pada tahun 1981, Majelis Internasional mengutus para jemaat ke Liberia; mereka membagikan pamflet ‘Firman Kehidupan’ selama transit di bandara. Dua tahun kemudian, pendeta Majelis Internasional, John Lo bertemu usahawan dari Ghana yang bernama Andy selama penerbangannya ke Liberia. Mereka mendiskusikan Kebenaran dan Andypun dibaptis tiga tahun kemudian. John Lo dan Joseph Shek terus menginjil di Liberia dan melakukan baptisan di Buchanan. Lalu, gereja didirikan pada tahun 1983. c. Ghana (tahun 1985) Saudara Andy, yang dibaptis di Liberia pada tahun 1983, kembali ke Ghana pada tahun yang sama dan memberitakan Kebenaran kepada teman-temannya. Oleh karena itu, pada tahun 1985, para pendeta Majelis Internasional, Derren Liang dan S.K. Yang menginjil di ibukota Accra dan berbagai tempat di Ghana. Mereka membaptis kira-kira 40 orang dan mendirikan gereja di sana. Saat Andy kembali ke kampung halamannya di Port Harcart, ia memberitakan Kebenaran, melakukan baptisan air dan mendirikan gereja di sana. B. Filipina Tuhan mulai bekerja di Filipina pada tahun 1982, saat seorang pendeta muda dari Persatuan Gereja Pentakosta mulai berkoresponden dengan Majelis Internasional Gereja Yesus Sejati di Singapura. Pendeta itu secara tidak sengaja telah menemukan paket pamflet ‘Firman Kehidupan’ yang penuh debu di Kantor Pusat Persatuan Gereja Pentakosta di Manila sambil menerima pelatihan teologi. Karena menemukan Kebenaran dalam pamflet itu, ia berantusias untuk membagikannya kepada keluarga, teman dan rekan-rekan sekerjanya. Oleh sebab permintaan yang terus-menerus dari pendeta muda dan yang lainnya, maka para pendeta Majelis Internasional, Diaken John Chin dan Pendeta Mun Loong ditunjuk untuk ke Filipina pada bulan Juni 1983. Para pendeta membagikan doktrin-doktrin gereja kita kepada mereka dan menjawab rangkaian pertanyaan selama enam hari. Lalu, pada tanggal 26 Juni, 26 jiwa dibaptis di Gereja Yesus Sejati dan sebuah rumah doa didirikan di tempat kediaman Saudara Balastan. Selama kunjungan penginjilan yang kedua pada bulan Oktober 1983, 28 jiwa lagi termasuk pendeta muda itu dibaptis di dalam Tuhan. Tempat ibadah kedua didirikan di Condungoon. Dengan bantuan finansial dari Majelis Internasional dan tiga Majelis Internasional di Asia Tenggara, orangorang percaya dapat membeli tanah dan membangun gereja di Mansilingan. Tercurahnya Hujan Akhir 27 Bagian # 3 – Gelombang Perpindahan Penduduk Kedua – Amerika Selatan dan Pasifik Selatan (tahun 1980-an) Disebabkan oleh kebijakan-kebijakan perpindahan penduduk yang longgar, gelombang perpindahan jemaat gereja kedua terjadi dari Asia ke Amerika Latin, Australia dan Selandia Baru selama tahun 1980-an. Sama seperti para imigran mula-mula pada tahun 1960 dan 1970-an, para jemaat meneruskan iman mereka melalui kebaktian-kebaktian rumah tangga dan Pemahaman Alkitab. Bagaimanapun, gereja-gereja didirikan lebih cepat, karena anggota-anggota keluarga cenderung berimigrasi ke daerah-daerah yang sama. A. Amerika Selatan Benih-benih Injil telah mencapai Amerika Selatan pada awal tahun 1980-an, saat keluarga yang terdiri dari Saudara Chen, Saudara Huang dan Saudara Kuo beremigrasi dari Taiwan ke Argentina. Kebaktian-kebaktian rumah tangga dimulai pada bulan Maret 1983. Dimulai pada tahun 1985, Majelis Internasional mengutus para pekerja untuk membantu pekerjaan kudus dalam jangka pendek ke sana. Lalu pada tahun 1992, Majelis Internasional mulai mengutus para pekerja secara resmi ke Argentina setiap tahunnya. Kebaktian Kebangunan Rohani dan seminar-seminar diselenggarakan dengan harapan bahwa lebih banyak imigran China dan penduduk Argentina yang akan menerima Injil dengan bantuan orang-orang percaya di Taiwan, sehingga sebuah rumahpun dibeli untuk diergunakan sebagai tempat beribadah pada tahun 1989. Pada tahun 1992, Majelis Internasional menyetujui pendirian Gereja Yesus Sejati di Argentina. Bagaimanapun, pendaftaran legal telah diajukan pada tahun 1991, tetapi permohonan itu baru disetujui oleh pemerintah pada tahun 1998. Akhirnya, gedung gereja yang berukuran kecil dibeli pada tahun 2000 dan sekarang telah direnovasi. B. Pasifik Selatan Seperti Amerika Selatan, di Pasifik Selatanpun didirikan selama gelombang perpindahan penduduk pada tahun 1980-an. Disebabkan oleh perpindahan penduduk yang berkelanjutan dari banyak orang percaya ke Pasifik Selatan, banyak tempat ibadah didirikan pada periode itu. Pada umumnya, keluarga-keluarga imigran membawa pengalaman bertahun-tahun dalam pekerjaan kudus, pelatihan Pendidikan Agama, dewan kepemimpinan gereja, kesetiaan melayani Allah dan memberitakan Injil bersama mereka. Oleh karena itu, gereja-gereja di daerah ini dapat bertumbuh dengan pesat. Disebabkan oleh keterbatasan yang ada, kita akan mempelajari pertumbuhan dari dua tempat kebaktian rumah tangga paling awal di Australia dan Selandia Baru. a. Australia – Brisbane (tahun 1988) Pada tahun 1980-an, kebijakan perpindahan penduduk yang longgar dari pemerintah Australia menarik perhatian banyak jemaat dari Taiwan. Saat Saudara Chen, Saudara Kuo dan keluarga mereka berimigrasi ke Australia pada tahun 1988, mereka memulai kebaktian rumah tangga dan mendirikan rumah doa Brisbane. Saat jumlah yang bergabung makin bertambah banyak, jemaat memutuskan untuk mendaftar diri sebagai gereja pada pemerintah Australia pada tahun 1990. Gereja Yesus Sejatipun secara resmi didirikan di Australia pada bulan Juli 1990. 28 Tercurahnya Hujan Akhir Pada bulan Desember 1990, tanah seluas 1,8 hektarpun dibeli dan cetak birunya digambarkan untuk gedung gereja. Pembangunan gedung gerejapun dimulai pada tahun 1991 setelah mendapat persetujuan dari pemerintah dan tetangga. Banyak kesulitan yang timbul dalam proses itu, tetapi Allah mengizinkan pembangunan itu dilakukan. Akhirnya, Gereja Yesus Sejati Brisbane diresmikan pada tanggal 2 April 1994. b. Selandia Baru-Auckland (tahun 1988) Pada tahun 1988, Allah mengatur Saudara Lee, yang memang dari semula bermaksud untuk pindah ke Australia, ke ‘Kota Pelayaran’ (‘City of Sails’) di Auckland. Dalam satu bulan, lima keluarga datang dan berkumpul di rumah Saudara Lee untuk beribadah. Saat jemaat bertumbuh, Allah menyediakan aula Sekolah Dasar Epsom yang disewa untuk kebaktian. Pada tahun 1990 dan 1991, gereja secara resmi didirikan dan didaftarkan pada pemerintah. Dana pembangunan gerejapun dikumpulkan dan Allah menggerakkan jemaat untuk pemberian dana itu dengan murah hati. Sumbangan demi sumbangan dana berdatangan dari Taiwan, Malaysia, Singapura, Australia, Amerika, bahkan dari para jemaat denominasi lain. Karena berkat Tuhan, jemaat di Sekolah Dasar Epsom menjadi lebih banyak pada tahun 1995 dan mulai menyewa suatu tempat dari sekolah lain. Sejak itu, banyak pekerjaaan dilibatkan dalam merancang tempat ibadah, sambil mencari tempat yang tetap. Pada bulan Maret 1996, tempat dari gereja yang sekarang berdiripun, dibeli. Tetapi, tujuh belas keluarga tetangga menentang pendirian gedung gereja saat rencana pembangunan gedung diumumkan. Pemerikaan dilakukan pada tahun 1997 dan jemaat digerakkan untuk berdoa secara khusus. Pada akhirnya, dicapai kesepakatan dan izinpun diberikan. Oleh karena itu, gereja dibangun di bawah pimpinan Allah dan dipersembahkan kepada Tuhan pada bulan April 2003. Bagian # 4 – Berbagai Kegiatan Penginjilan dari Tahun 1990-an hingga Sekarang Melalui berkat Tuhan, berbagai kegiatan penginjilan di tahun 1990 an, bahkan telah menjangkau tempat yang lebih jauh daripada tahun 1980-an. Para pemberita Injil dari Majelis Internasional telah diutus untuk memberitakan Injil kepada orangorang Cina di Eurasia, Asia Tenggara dan Afrika. Sebagai hasilnya, gereja-gereja telah didirikan di Myanmar (1992), Rusia (1995), Kenya (1996), Belanda (1992), Fiji (1994), Vietnam (1996). Tangan Allah memimpin di jalan yang ajaib ini. Sebagai contoh, pada tahun 1997, sekelompok gereja di India, yang disebut Misi Yesus Sejati menghubungi Gereja Yesus Sejati. Lalu, dikonfirmasikan bahwa mereka adalah cabang dari Gereja Yesus Sejati (yang dalam terjemahan bahasa Inggris aslinya adalah ‘Misi Yesus Sejati’), yang sempat kehilangan kontak dengan Majelis Pusat Shanghai. Saat gereja itu dimusnahkan pada tahun 1949, beberapa jemaat dari Misi Yesus Sejati telah kembali ke Gereja Yesus Sejati, sementara yang lainnya, terus mempelajari Kebenaran dengan para pekerja kudus dari Majelis Internasional. Demikian pula, Gereja Yesus Sejati di Afrika Selatan didirikan pada tahun 1998 saat seseorang yang hilang dari gereja terluput dari maut dalam insiden penembakan. Karena rasa syukur atas anugerah Allah, saudara itu kembali kepada Tuhan, mengajak keluarganya untuk dibaptis dan membantu pendirian gereja di Johannesburg. Sejak perkenalan situs Gereja Yesus Sejati dalam bahasa Inggris pada tahun 2000, Proyek Penginjilan Internet telah mengizinkan Injil mencapai tempat-tempat yang belum Tercurahnya Hujan Akhir 29 pernah dikunjungi oleh pemberita Injil dari Gereja Yesus Sejati sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan mengenai gereja kita dan doktrinnya telah datang dari tempat-tempat sejauh Timur Tengah. Dengan bantuan situs Gereja Yesus Sejati dalam bahasa Inggris, maka kita berharap lebih banyak gereja yang dibangun di negara-negara baru pada beberapa tahun selanjutnya. Bagaimanapun, karena rintangan budaya, bahasa dan keadaan geografis, banyak dari gereja yang baru didirikan itu memerlukan perhatian kita. Mereka seperti bayi-bayi yang memerlukan waktu pemeliharaan penuh dan para pekerja sukarela dengan kemampuan bahasa yang tepat, pelatihan pekerjaan kudus serta pengetahuan rohani untuk membantu mereka bertumbuh menjadi dewasa. Tetapi, panen berlimpah dan para pekerja sedikit. Ketika melangkah ke depan dalam dekade dan abad baru ini, kita berharap bahwa Tuhan akan senantiasa memimpin kita. Kiranya Ia memberikan kita sumber daya, saluran dan kesempatan untuk menginjili orang-orang dari berbagai etnis, sehingga dapat melakukan perintah-Nya untuk memberitakan Injil hingga ke ‘ujung bumi’. Menguji Pemahaman 1. Sebutkan empat tahapan penyebarluasan gereja yang terdapat di dalam pelajaran ini (dalam hal keadaan geografi dan periode waktu). 2. Bagaimana gereja-gereja pada umumnya didirikan selama tiap-tiap periode penyebarluasan itu? 3. Apakah yang dapat kita pelajari dari tiap-tiap periode penyebarluasan gereja? 4. Bagaimana kita dapat mempersiapkan diri bagi pekerjaan penginjilan selagi masih sekolah? Penerapan Kehidupan Pendirian Gereja Allah di Negara Asing Pada pelajaran ini, kita telah mempelajari bagaimana orang-orang percaya mendirikan gereja-gereja di berbagai tempat yang baru. Tetapi cerita itu tidaklah berakhir setara dengan berakhirnya pelajaran kita. Masih ada banyak negara di dunia yang belum menerima Injil. Kegiatan ini akan membantu murid-murid merumuskan suatu rencana penginjilan. Mereka dapat merumuskan rencana mereka itu pada pengalaman-pengalaman yang kita telah pelajari pada pelajaran ini. 1. Bagikan murid-murid ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang dan jelaskan aturan permainannya. a. Tiap-tiap kelompok memiliki waktu 10 tahun untuk mendirikan gereja dengan beranggotakan 30 orang. 30 Tercurahnya Hujan Akhir b. Asumsikan bahwa kalian tidak fasih dalam mempergunakan bahasa seharihari di negara itu. c. Pilihlah sebuah negara yang belum terdapat Gereja Yesus Sejati. Lakukan pemeriksaan mengenai latar belakang dari negara itu. Jawablah pertanyaan berikut: – Apakah bahasa utamanya? – Apakah kelompok etnis mayoritasnya? – Apakah agama utamanya? – Apakah tiga rintangan utama dalam memberitakan Injil di negara itu? d. Pura-puralah kalian akan berpindah tempat tinggal ke negara itu untuk mendirikan sebuah gereja. Apakah yang akan kalian perlukan? Buatlah daftar sepuluh hal yang kalian perlu siapkan untuk bertempat tinggal di sana (sebagai contoh: tabungan, bahasa, keahlian dalam bekerja). e. Sekarang, kalian telah mendarat di bandara negara itu. Gunakan kurang dari lima kalimat untuk menjelaskan apa yang kalian lihat dan rasakan. 2. Buatlah rencana untuk pendirian sebuah gereja di negara asing itu. Termasuk: – Bagaimana mengatasi kesulitan bahasa setempat – Kapan dan di mana memulai kebaktian rumah tangga – Bagaimana menginjili lebih banyak orang – Kapan menerapkan status rumah doa – Siapa yang kalian akan mintai bantuan – Bahan/tenaga manusia yang anda perlukan – Berapa banyak orang yang kalian harus bawa setiap tahunnya untuk mencapai target tujuan 3. Berikan tiap-tiap kelompok waktu 10 menit untuk menceritakan rencana mereka. Apakah rencana mereka itu memungkinkan untuk dijalankan? Mengapa atau mengapa tidak? Renungan dan Doa Disebabkan oleh kemajuan teknologi dalam transportasi darat, laut dan udara, ujung dunia secara literatur berarti setiap sudut dunia, dimanapun Injil belum diberitakan. Tentu saja, dengan kecepatan Internet dan bentuk komunikasi lainnya, kita dapat menjangkau orang-orang yang berada di berbagai tempat yang terpencil dan yang jauh sekalipun. Masih mungkin bagi kita untuk tidak menaklukkannya tanpa pimpinan Roh Kudus. Kiranya Tuhan memberikan kita hati, kerelaan dan kemampuan untuk memberitakan Injil di media dan tempat yang berbeda, sehingga dapat melakukan kehendak-Nya di bumi. Tercurahnya Hujan Akhir 31 Keluar Berdirinya Perbandingan dari Mesir Kerajaan menuju Doktrin Israel Kanaan Sasaran 32 buku Pada bagian Pilihankedua Setelah yangdari kita pergumulan buatini, di kita akan memperbandingkan dalam yang hidup sulit dapat dengan menghasilkan Firaun, lima kepercayaan dampak dengan cara jangka Allahdasar panjang menunjukkan bagi dari Yesus Sejati masaGereja kehebatan-Nya depan kita yang danluar angkatan biasa dengan beberapa doktrin yang kemudian. kepada orang Mesir, Oleh orangkarena Israel dan kekristenan itu, kepercayaan akhirnya adalah meninggalkan penting negeri untuk lainnya. Seluruh mempertimbangkan perbudakan. Di pelajaran padang semua gurun, yang ada, kecuali dari keputusan mereka mengalami kita. satu Allah banyak memiliki naik pelajaran ini disusun pemerintahan dan turunnya yang imansecara sebelum tertinggi berpasangan. Padatetapi minggu yang bagi orangmereka akhirnya Israel, tiba di mereka tepi pertama, kita akan justru memilih Sungai Yordan, untukmembahas suatu menjadi Tanah taat doktrin kepercayaan darisaat kepada dan Perjanjian seorang yang tepat raja. Pada berada di beberapa denominasi Kristen itu, Samuel hadapan mereka. telah memperingati Pada bagian lainnya. Ini akan membuat orang ini, murid-murid Israel, tetapi akan mereka mempelajari lebih murid-murid memahami asal memilih menderita gambaran dari Tanah diPerjanjian bawah mula munculnya denominasi kekuasaan (Tanah Suci) raja-raja dan peperangan yang jahat. kekristenan lainnya dan Bersama orang Israel beberapa yang pertama raja, seluruh adalah mengapa mereka terbawa meyakininya. bangsamengamankan untuk bahkan tanahuntuk itu. Pada minggu yang kedua, menyembah Seperti beberapa kepada berhala. pengalaman kita akan mengulang kembali lain sebelumnya, Pada pelajaran melalui ketaatan ini, doktrin gereja kita secara lebih murid-murid terhadap perintah-perintah akan mempelajari Allah mendalam. Tujuannya adalahdari amanatbersandar dan dan kehidupan sepenuhnya untuk membantu murid-murid para nabi kepada dan Allahlah para raja.sehingga Di sini, memperbandingkan pola yang membawa kemenangan dapatdandiperoleh. pengaruh membedakan berbagai doktrin dapatlah Ini harus terlihat: menjadi pesan Barangsiapa yang yang sertapulang memahami akan ada dibawa mematuhi Allah oleh muridakan bahwa dasarberkat. kepercayaan berolehKeindahan murid. tanah Kapanpun Kanaan kita sungguh berpaling yang dijanjikan dariberdasarkan padakepada Allah, mereka orang pada Alkitab. Dengan cara sesungguhnya Israel oleh Allah. sedang Melalui menaruh keadaan ini, kita dan tidakiklimnya, hanya akan kehidupan tanah pribadi ke kita dalam dapat memperlengkapi suatu bahaya. melihat bahwa murid-murid Dari sesungguhnya, beberapa untuk memberitakan kehidupan pemeliharaan raja Allah yang Injil baik sungguhlah seperti kepada orang Kristen lainnya, Daud dan mengagumkan. perbuatan dari para tetapi membantu mereka pula raja yang Kepemimpinan jahat, murid-murid Yosua akan berpegang teguh iman memahami dan imannya pentingnya yangpada teguh kehidupan kepada mereka sendiri. yang tetap Allah merupakan berada dalam penekanan firman Allah yang yang palingabadi. berharga bagi muridmurid. Perang di Yerikho dan di Ai merupakan dua contoh berbeda yang menggambarkan pentingnya ketaatan kepada perintah Allah tanpa bertanya. Tercurahnya Hujan Akhir Bagian # 2 1 Renungan Bagi Para Guru Sekalipun orangkalinya Israel kita mengenal Kapan terakhir perintah Umat Allah Israel dengantidak baik, hanya tetapi tergerak oleh Sakramen menjauhi Air, sejarah menunjukkan Allah untuk bahwa Baptisan Basuh Kaki berbuat dosa. Sering mengenal tidaklah kali,sama mereka dengan pun ataupun Perjamuan Kudus yang tidak menjalankannya. dapat menyadari oleh bahwa Karena Allahlah itu, diselenggarakan gereja? sumber kita lihat pertolongan orang di Israel saat Pada haribagaimana Sabat manakah mereka kalinya berulang berada kali berbuat di merasakan dalam dosa kepada suatu terakhir kita persoalan. Allah, generasi Mereka demi justru generasi. berpaling perhentian rohani? Dalam doa kepada Ini haruslah raja-raja menjadi dari bangsa peringatan asing yang manakah terakhir kalinya untuk bagi umat meminta Kristen bantuan sekarang. militer kita mengalami kepenuhan dan bersekutu Sekalipun dengan menempuh mereka gerakan Roh telah Kudus? Sekalipun sebagai imbalannya. Pendidikan Atau bertahunyang kehidupan kitaAgama penuh dengan lebih buruk tahun, tetapi lagi, tidak mereka menjamin berpaling kita anugerah, tetapi seringkali kepada pasti dapat allah-allah terapkannya asing di dalam yang melupakan kemurahan Allah sama sekali kehidupan tidak sehari-hari. dapat membantu Ketika bahwa kita diizinkan untuk pergi mereka. pencobaan datang, yang pertama banyak ke gerejaPelajaran secara rutin. Ketika adalahjatuh. yang kita berbagai Karena harus itu, mengetahui penting menyiapkan pelajaran siapa kitamarilah agar sesungguhnya tetapkan sumber yang berikut, kitabatasan tantang diri pertolongan tegas tentang kita. apa yang Pengenalan dapat sendiri untuk mengalami kembali saja yang dan tidak saat tidak cukup, dapat karena dilakukan kita keyakinan kita percaya harus melangkah sebagai umat Kristen maju yang untuk ingin dengan sungguh untuk pertama menerapkannya setia kepada firman ke memohon Allah. jalan Ketika yang kalinya. Marilah kita memimpin dan menyerah kehidupan “ya” Ketika pada kepenuhan Rohberkata Kuduskita. hingga memerlukan, dosa, maka akan apakah didapati kita lebih siap memiliki persekutuan sejati berpaling mudah lagi kepada berbuat dosa Allah setelah untuk dengan Tuhan; marilah kita memohon itu. Kita harus pertolongan-Nya? tetapkan berserah kepada Kristus batasan Atau, hari yang apakah jelasSabat dan kitahingga berkata seperti orang“tidak” pada orang dosa pada yang sejak beriman awal, bila dangkal, tidak, beroleh sukacita menyaksikan yangakan kita mencoba berbagai dalamdinasib cara jemaat barujatuh yangke dibaptis dan tujuan yang sama yang seperti sia-sia mereka sebelum yang dalam Tuhan. Hanya ketika menyadari menjauh dari bahwa Allah berulang Allahyang ternyata kali. menemukan keyakinan bersedia di dan selalu siapyang untuk sungguh dalam doktrin menolongkepada Ketaatan kita?dapat Perintah Allah benarlah, kita ajarkan angkatan yang kemudian untuk Allah “Janganlah adalahengkau Penolong lupa Kita di Saat melakukan hal yang sama. memperkatakan yang Paling Membutuhkan kitab Taurat ini, tetapiPenyembah renungkanlah itu siang Para yang Sejati dan “Tuhan supaya malam, adalah engkau kekuatanku bertindak dan perisaiku;sesuai hati-hati kepada-Nya dengan segala hatiku “Tetapi saatnya akan datang percaya. yang tertulisAku di dalamnya, tertolongsebab sebab dan sudah tiba sekarang, bahwa itu beria-ria dengan demikian hatiku perjalananmu dan dengan penyembah-penyembah benar nyanyianku berhasil aku dan bersyukur kepadaakan menyembah Bapa dalam roh Nya.”kebenaran” engkau akan beruntung.” dan (Mazmur (Yosua 1:8) 28:7) (Yohanes 4:23a) pelajaran Doktrin Baptisan Air (1) 4 Bacaan Kitab Mat. 3:1-17; Yoh. 3:1-36; Kis. 2:37-39; 8:16,26; 10:48; 19:1-5; 1 Kor. 6:11; Tit. 3:5 Sasaran Pelajaran Mempelajari berbagai cara pembaptisan Kristen yang lain, sekaligus mengetahui asal mulanya. Ayat Alkitab “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu dan Filipus membaptis dia.” (Kis. 8:38) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kisah Para Rasul 16-20 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Mengapa ada beberapa gereja yang membaptis dengan cara percik, menuang dan selam? Bagaimana berbagai cara baptisan ini terjadi dari Kitab Suci yang sama? Apakah dampak dari baptisan dan mengapa beberapa denominasi menghilangkan sakramen itu sama sekali? Tercurahnya Hujan Akhir 33 Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Beberapa Khasiat dari Baptisan Air Bagi kebanyakan gereja, baptisan air merupakan satu dari dua sakramen terpenting (bersama dengan Perjamuan Kudus), karena Yesus Kristus secara khusus memerintahkannya dalam amanat yang agung (Mat. 28:18-20). Tetapi, ada rentang kepercayaan yang besar pada khasiat dari baptisan air. Sekarang, kita akan memeriksa beberapa dari kepercayaan umum seperti yang diuraikan oleh Penatua Hsieh dalam ‘Lima Doktrin Dasar’. A. Gereja-Gereja Lutheran Gereja-gereja Lutheran dan Reformed adalah dua cabang aliran Protestan utama yang berasal dari Reformasi Protestan pada abad 16. Gereja-gereja Lutheran memandang baptisan air lebih konservatif dan senantiasa mempercayai pemikiran Katholik mengenai ‘rahasia’ di balik sakramen. Gereja-gereja Lutheran percaya bahwa: a. Baptisan air memiliki khasiat langsung dalam penghapusan dosa melalui kelahiran kembali dan pembaruan (Yoh. 3:5; Tit. 3:5). b. Baptisan air mempersatukan seseorang dengan Kristus (1 Pet. 3:21). c. Baptisan air membawa kepada keselamatan (Mrk. 16:16). Gereja kita pun percaya bahwa baptisan air adalah untuk penghapusan dosa. Bagaimanapun, kelahiran baru dan pembaruan tidak berasal dari baptisan air saja. Keduanya memroses dalam diri seseorang setelah ia menerima baptisan air dan baptisan Roh Kudus (Tit. 3:5). Sekalipun demikian, baptisan air tidak menjamin keselamatan. Untuk diselamatkan, kita harus memelihara kekudusan yang diperoleh dari baptisan air. B. Gereja-Gereja Reformed Gereja-gereja Reformed (suatu denominasi Gereja Protestan yang ditandai oleh doktrin-doktrin dari Calvin) cenderung percaya pada penafsiran simbolis dari sakramen, yang menyatakan: a. Baptisan air merupakan tanda pengudusan dari Allah (Ef. 5:26; Tit. 3:5). b. Baptisan air merupakan suatu cara untuk menyaksikan iman kita di hadapan orang lain. Alkitab dengan jelas memberitahukan bahwa baptisan air lebih dari sekedar simbol atau tanda. Saat Yesus Kristus disalib, darah dan air keluar dari tubuh-Nya (Yoh. 19:34). Oleh karena itu, kita menerima baptisan air di dalam nama Yesus Kristus (1 Yoh. 5:6-7). C. Gereja-Gereja Baptis Gereja Baptis berasal dari Gereja Anglikan pada awal abad 17. Sesuai namanya, Gereja Baptis memberi penekanan yang besar pada baptisan jemaat mereka. Gereja Baptis percaya bahwa: 34 Tercurahnya Hujan Akhir a. Baptisan air merupakan suatu pengumuman status seseorang sebagai murid Kristus (Mat. 28:19). Oleh karena itu, seseorang harus terlebih dahulu percaya dan menjadi murid Kristus, sebelum ia dapat menerima baptisan air. b. Baptisan air penting karena menunjukkan ketaatan seseorang kepada Allah (Mrk. 6:12; Kis. 2:38). Tetapi, baptisan air tidak secara langsung berhubungan dengan keselamatan seseorang, karena tidak ada kuantitas/kualitas air secara fisik yang dapat menghapus dosa seseorang. Bagaimanapun, bila seseorang memiliki hubungan pribadi dengan Kristus, ia akan mengasihi Tuhan dan menaati perintah-Nya untuk dibaptis. Seseorang yang belum dibaptis masih memiliki kesempatan untuk menerima keselamatan, tetapi tidak dapat diperhitungkan sebagai murid Kristus yang taat. c. Pembaruan dan kelahiran kembali dari Roh Kudus dilambangkan dalam upacara baptisan (Tit. 3:5). Gereja kita tidak sepaham dengan pandangan gereja Baptis karena sejumlah alasan. Pertama, baptisan bukan hanya suatu pengumuman status dari kepemuridan seseorang. Sebaliknya, baptisan air merupakan pintu masuk ke dalam pemuridan Kristus. Itulah sebabnya, Galatia 3:27 memberitahukan bahwa kita dibaptis ke dalam Kristus ketika menerima baptisan. Kedua, baptisan air memiliki khasiat langsung terhadap penghapusan dosa (Kis. 2:38; 22:16). Kita tidak dapat memiliki keselamatan tanpa dibaptis (1 Pet 3:21; Yoh. 3:5). Ketiga, baptisan air berkhasiat terhadap kelahiran kembali dan pembaruan rohani. Kita diselamatkan melalui permandian kelahiran kembali dan pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit. 3:5), yang hadir selama baptisan air berlangsung. D. Gereja-Gereja Presbiterian Gereja-gereja Presbiterian didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1684. Sejak Perang Sipil Amerikalah, muncul perbedaan antara Presbiterian Utara dan Selatan. Oleh karena itu, tidak ada standar kepercayaan di antara semua Presbiterian. Beberapa Gereja Presbiterian percaya bahwa: a. Baptisan air menyatukan orang-orang percaya dengan Kristus (Rm. 6:4-6). b. Baptisan air memiliki dampak terhadap penghapusan dosa (Rm 6:6). c. Baptisan air memiliki dampak terhadap kelahiran kembali dan pembaruan (Tit. 3:5). d. Baptisan air membawa kepada kehidupan yang kekal (Yoh. 3:6). Semua kepercayaan ini dianut oleh Gereja Yesus Sejati. Orang-orang Presbiterian yang lain mempercayai bahwa baptisan hanyalah simbol dan tidak ada dampak nyata terhadap tindakan itu. E. Gereja Advent Hari Ketujuh Gereja Advent Hari Ketujuh berawal di Amerika pada tahun 1846. Seperti jemaat Gereja Yesus Sejati, Gereja Advent Hari Ketujuh pun memegang Sabat pada hari Sabtu (hari ketujuh). Jemaat Advent Hari Ketujuh percaya bahwa: a. Baptisan air tidak memiliki khasiat apapun terhadap pengampunan dosa. b. Baptisan air merupakan suatu cara untuk mengikuti teladan Kristus. Mereka yang memiliki kesempatan haruslah menerima baptisan air, agar mengikuti Kristus. Namun, orang-orang yang tidak dibaptis tidak terintangi untuk menuju surga. Sebagai contoh, perampok yang disalib di sebelah Kristus, dijanjikan sebuah tempat di surga, sekalipun ia tidak pernah dibaptis (Luk. 23:43). Tercurahnya Hujan Akhir 35 c. Bila seseorang memiliki kesempatan untuk dibaptis dan secara sengaja menolak baptisan air itu, ia tidak menaati firman Allah dan tidak dapat masuk surga. Gereja kita tidak setuju dengan pandangan ini, karena beberapa alasan. Pertama, Alkitab memberitahukan bahwa baptisan air memiliki khasiat terhadap penghapusan dosa (Kis. 2:38; 22:16). Kedua, kita tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga tanpa melalui baptisan air (Yoh. 3:5; Tit. 3:5). Alasan mengapa perampok itu diakui di surga tanpa baptisan adalah karena Kristus belum menggenapi keselamatan manusia melalui kematian-Nya (Rm. 4:25; 5:8-10; 1 Yoh. 5:6-7). Lagi pula, janji Yesus Kristus kepada perampok itu (Luk. 23:43) merupakan suatu kejadian yang langka dan tindakan kemurahan secara pribadi. Yang terakhir, seseorang tidak akan ditolak keselamatannya karena ketidaktaatan, tetapi karena tidak dilahirkan kembali melalui baptisan air. Bagian # 2 – Berbagai Cara Baptisan Air A. Tempat Tempat dari sebuah gereja melakukan baptisan air sangatlah berkaitan dengan cara baptisannya. Pada zaman awal Gereja Roma, saat baptisan selam biasa dilakukan, baptisan dilakukan di dalam tempat pembaptisan atau ruangan khusus atau kapel yang berdekatan dengan gereja. Tempat pembaptisan terdiri dari bangunan-bangunan kecil dan bundar yang diperuntukkan bagi dewa-dewa Romawi. Saat kekristenan dijadikan sebagai agama negara Roma pada abad ke-4, bangunanbangunan ini diperbesar agar dapat menampung jumlah baptisan yang banyak pada hari Paskah, Pentakosta dan Epifani. (Catatan: Baptisan pada gereja mulamula hanya dilakukan pada tiga hari raya: Paskah, Pentakosta dan Epifani. Epifani adalah hari raya yang berasal dari Gereja Timur, yang memperingati manifestasi wahyu Allah sebagai manusia – hari kelahiran Kristus. Setelah menetapkan hari Natal pada tanggal 25 Desember tahun 354, Gereja Roma mulai merayakan Epifani pada tanggal 6 Januari. Sekarang, Gereja Barat memakainya untuk memperingati manifestasi Yesus Kristus pada orang-orang non-Yahudi (Magi), sementara Gereja Timur memakainya untuk memperingati baptisan Yesus). Tempat-tempat pembaptisan biasanya dibangun dalam bentuk segi delapan dan ditutupi dengan kubah yang melambangkan surga. Sama seperti angka 8 yang mengikuti angka 7 (angka ‘sempurna’), bangunan itu pun melambangkan gaya hidup kekristenan yang dihimbau untuk dijalani setelah pembaptisan air. Tempat-tempat baptisan biasanya terletak dekat atrium (pelataran depan) gereja dan seringkali berjumlah banyak dan kaya akan hiasan. Tetapi setelah abad ke-6, tempat-tempat pembaptisan itu secara perlahan dikurangi menjadi kapel-kapel kecil yang ada di dalam gereja. Selama abad ke-10, baptisan air dipindahkan dari tempat pembaptisan ke kapel, karena gereja mulai melakukan baptisan dengan affusion (menuangkan air ke atas kepala) atau percik. Orang-orang yang mengadaptasi pandangan ini disebut Anabaptis. Sekarang, tempat baptisan berbeda-beda. Baptisan aspersion (pemercikan) biasanya dilakukan di kapel, air baptisan/air sucipun terdapat di dalam kolam yang disebut bak. Baptisan selam dapat dilakukan di danau, sungai, bak mandi atau bahkan kolam renang. B. “Dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus” Gereja-gereja Kristen membaptis dalam nama Yesus Kristus (Kis. 19:5) atau “Bapa, Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19). Gereja kita tidak membaptis dalam 36 Tercurahnya Hujan Akhir nama Tritunggal, karena kita percaya bahwa Yesus adalah nama sesungguhnya dari “Bapa, Anak dan Roh Kudus.” Bapa merujuk pada Bapa Surgawi rohani kita dan Pencipta kita (Ibr. 12:9) dan Yang mengutus Kristus (Yoh. 3:17; 7:29). Satu-satunya alasan mengapa Anak muncul dalam bentuk daging adalah untuk menyelamatkan ciptaan-Nya (Mat. 1:18-21; Yoh. 1:14; 1 Tim. 3:16). Oleh karena itu, semua orang yang melihat Yesus Kristus pun melihat Allah dan tidak ada Allah lain di jagat raya ini yang hadir pada saat yang bersamaan (Yoh. 1:18; 12:45; 14:9-11). Karena Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya dan menjadi taat sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Flp. 2:6-10). Karena Anak pada mulanya adalah Bapa (Yoh. 14:9) dan adalah satu dengan Bapa (Yoh. 10:30), mereka memiliki nama yang sama. Karena Roh Kudus adalah Roh Allah dan adalah satu dengan Bapa dan Anak, itu bukan suatu kesatuan yang terpisah atau anggota yang berbeda dari Tritunggal. Oleh karena itu, Bapa, Anak dan Roh Kudus, dianggap berada di bawah satu nama, yaitu Yesus. C. Cara Baptisan Air Pada dasarnya, ada dua pandangan kekristenan mengenai cara baptisan, yaitu: selam dan bukan penganut selam (Ed. Elwell, Water A., Evangelical Dictionary of Theology, Baker Book House, Grand Rapids, Michigan, 1984). Gereja-gereja percaya pada baptisan selam karena tiga alasan. Pertama, kata ‘baptize atau baptizein’ berarti selam atau masuk ke dalam air. Oleh karena itu, perintah untuk membaptis di dalam Perjanjian Baru adalah perintah membaptis dengan cara selam, khususnya di tempat yang memiliki banyak persediaan air (Luk. 3:3; Yoh. 3:23). Kedua, karena tujuan baptisan air adalah untuk mempersatukan manusia dengan Kristus di dalam kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya (Rm. 6:3-4; Kol. 2:12), hanya diselamkan seluruh tubuhnya dan keluar dari dalam airlah yang dapat memberi makna pada sakramen baptisan air itu. Ketiga, karena gereja mula-mula mencatat baptisan dengan cara selam (biasanya tiga kali, di dalam nama Tritunggal), teladan itu haruslah diikuti. Orang-orang yang tidak menganut pandangan baptisan selam menyatakan bahwa sekalipun kata Yunani ‘baptizein’ berarti selam, tetapi itu tidak berarti membasuh atau membersihkan dengan air. Sebagai contoh, dalam Lukas 11:38, kata ‘baptizein’ merujuk pada membasuh tangan. Selain itu, ada beberapa ayat di Alkitab seperti Roma 6:6 (disalibkan bersama Kristus) atau Galatia 3:27 (mengenakan Kristus), yang tidak mewajibkan baptisan air untuk menandakan penyatuan dengan Kristus di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Yang terakhir, sekalipun baptisan selam merupakan cara pembaptisan air yang utama pada gereja mula-mula, tetapi caracara pembaptisan lainnya pun seperti menuangkan air diizinkan. Oleh karena itu, mereka yang tidak menganut pandangan pembaptisan dengan cara selam percaya bahwa baptisan dapat dilakukan dalam bentuk affusion (menuangkan air ke atas kepala), aspersion (pemercikan dengan air suci), seperti yang terdapat dalam Yeh. 36:25; Ibr. 9:10-14; 10:22) atau selam secara tradisional. Tetapi, kaitan Alkitabiah dari ayat-ayat itu tidaklah mendukung aspersion (pemercikkan dengan air suci) sebagai bentuk baptisan air yang tepat. Pertama, Perjanjian Lama memercikkan darah hanya untuk menebus dosa yang telah dilakukan. Tetapi darah Kristus di dalam Perjanjian Baru dapat menghapuskan dosa asal dan dosa pribadi seseorang melalui baptisan air. Oleh karena itu, referensi untuk pemercikkan di dalam Perjanjian Lama tidak dapat disalahartikan untuk baptisan air pada Perjanjian Baru. Kedua, Yehezkiel 36:25 merujuk pada janji Allah untuk Tercurahnya Hujan Akhir 37 membersihkan orang-orang Israel dari dosa yang mereka telah perbuat. Ibrani 9:1114 hanya menggunakan persamaan dari pengorbanan binatang pada Perjanjian Lama untuk menekankan penebusan darah Kristus, tetapi tidak memberikan perintah apapun untuk membaptis seseorang dengan cara percik. Ketiga, penjelasan dari ungkapan ‘hati kita telah dibersihkan’ di dalam Ibrani 10:22 merupakan referensi lain untuk penebusan darah Kristus, yang merupakan pengudusan dan bukan penghapusan dosa asal dan dosa pribadi kita. Selain itu, diakhiri dengan ungkapan ‘dan tubuh kita telah dibasuh’. Bila kata ‘percik’ diartikan secara hurufiah, maka kata ‘basuh’pun seharusnya diartikan secara hurufiah pula. Akhirnya, Ibrani 9:10 merujuk pada upacara pentahiran diri sebelum masuk ke dalam tempat ibadah, yang merupakan pentahiran diri semata dan tidak berkaitan apa-apa dengan penebusan dosa. Bagian # 3 – Berbagai Persyaratan A. Persyaratan Baptisan Air Perjanjian Baru tidak memberi contoh apapun mengenai baptisan air, kecuali oleh para pendeta yang diurapi. Yohanes 4:2 secara jelas menyatakan, “Meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya.“ Oleh karena itu, baptisan air secara tradisional telah dilakukan oleh orang-orang yang telah dipercayakan dengan pelayanan di dalam gereja Katolik Roma. Pengecualian-pengecualian dalam baptisan boleh dilakukan oleh orang-orang awam, bila para pendeta tidak ada. Pada mulanya, beberapa Gereja Baptis pun melakukan baptisan air sendiri. Bagaimanapun, baptisan air merupakan pelayanan umum pada kebanyakan gereja sekarang ini. B. Persyaratan Calon Baptisan Air Bagi kebanyakan gereja, persyaratan mutlak sebelum menerima baptisan air adalah pengakuan iman dan pertobatan dari seseorang. Untuk memastikannya, beberapa denominasi gereja telah menetapkan persyaratan usia minimum (12 tahun) sebelum dapat dibaptis. Bagian # 4 – Pembaptisan Bayi dan Peneguhan Iman Pembaptisan bayi (paedobaptism), telah diperdebatkan sejak sejarah kekristenan mula-mula. Itu telah ditentang oleh para penguasa gereja seperti Origenes, karena sejumlah alasan. Pertama, tidak ada perintah langsung atau contoh dari Alkitab untuk pembaptisan bayi. Kedua, bayi tidak dapat mengaku dosa mereka sendiri dan secara sadar memutuskan untuk bertobat dan dibaptis (Kis. 2:38). Ketiga, para orangtua yang mengakui iman anak-anak mereka mungkin hanya memiliki iman sedikit saja. Oleh karena itu, para orangtua tidak akan dapat membimbing anakanak dengan iman seperti itu hingga dapat menyatakan pengakuan pribadi mereka sendiri. Sebaliknya, mereka yang setuju dengan pembaptisan bayi berpendapat bahwa Alkitab mencatatkan himbauan untuk pembaptisan bayi ini secara tersirat. Berbagai macam pembaptisan bayi pada Perjanjian Lama – air bah (Kej. 8:1-22; 1 Pet. 3:20-21), menyeberangi Laut Merah (Kel. 14:1-31) dan sunat (Kej. 17:1-26); semuanya termasuk seluruh anggota keluarga dan bukannya perorangan saja. Karena bayi merupakan bagian dari anggota suatu keluarga, maka mereka 38 Tercurahnya Hujan Akhir seharusnya memenuhi persyaratan untuk menerima anugerah pembaptisan air. Dalam Perjanjian Baru, pelayanan Kristus termasuk kepada anak-anak. Yesus Kristus menerima dan memberkati anak-anak (Mat. 19:3-14), menjadi marah saat para murid menolak anak-anak (Mrk. 10:14) dan memperingatkan kepada mereka yang menyesatkan anak kecil (Mat. 18:6). Selain itu, dalam kitab Kisah Para Rasul, orangorang percaya pun dibaptis beserta anggota keluarga mereka (Kis. 16:15,33). Gereja-gereja yang melakukan pembaptisan bayi sering mengharuskan peneguhan iman saat anak itu telah menjadi dewasa. Peneguhan iman merupakan upacara yang bertujuan meneguhkan hubungan antara seseorang dengan Allah atau menyatakan resmi bahwa hubungan di antara keduanya terjalin. Di Gereja Katolik Roma, peneguhan iman dipandang sebagai sebuah sakramen. Peneguhan iman dari para calon baptisan haruslah berusia minimal tujuh tahun, sebelum dapat menyatakan iman mereka. Selama peneguhan iman itu, seorang uskup menumpangkan tangan kepada para calon baptisan dan mengurapi kepala mereka dengan minyak suci (campuran minyak dan balsam). Sebagai hasilnya, karuniakarunia Roh Kudus dianggap telah dianugerahkan kepada mereka semua. Pada gereja-gereja Ortodoks Timur, para pendetalah yang menangani peneguhan iman itu. Bagaimanapun, anak-anak biasanya akan menerima tiga sakramen baptisan, peneguhan iman dan pesekutuan awal di dalam pelayanan yang sama. Setelah Reformasi Protestan, jemaat Anglikan dan Lutheran selalu memandang peneguhan iman itu sebagai pengakuan umum atas iman dari seseorang yang dibaptis ketika masih bayi. Oleh karena itu, para calon baptisan haruslah mengikuti kelas katekisasi (dasar kepercayaan) sebelum menyatakan peneguhan imannya. Bagaimanapun, jemaat Lutheran tidak lagi memandang peneguhan iman itu sebagai sebuah sakramen. Jemaat Protestan lainnya yang tidak memandang peneguhan iman itu sebagai sakramen, kadang menggunakan istilah ‘peneguhan iman’ untuk menggambarkan penerimaan atas seseorang yang dibaptis ke dalam keanggotaan penuh gereja, termasuk hak istimewanya untuk menerima Perjamuan Kudus. Menguji Pemahaman 1. Mengapa beberapa orang Kristen percaya bahwa baptisan air tidak menghapuskan dosa? 2. Apakah perbedaan antara baptisan dengan cara pemercikkan dengan air yang kudus, menuangkan air ke atas kepala dan selam? Mengapa baptisan selam paling alkitabiah? 3. Mengapa beberapa angkatan membaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus? Mengapa gereja kita tidak melakukannya? 4. Mengapa beberapa gereja memiliki persyaratan usia minimum sebelum dibaptis? 5. Alasan apa sajakah yang menentang pembaptisan bayi dilakukan? Lalu, mengapa bayi harus dibaptis? Tercurahnya Hujan Akhir 39 Penerapan Kehidupan Perbandingan Doktrin Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok dan mintalah tiap-tiap kelompok untuk melengkapi dua tabel perbandingan serta mengilustrasikannya di papan poster. Mintalah sukarelawan murid dari tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan jawaban dan ilustrasi mereka itu. Tabel 1 Kepercayaan Dasar Baptisan Air Gereja Lutheran Gereja Reformed Gereja Baptis Gereja Presbiterian Gereja Advent Hari Ketujuh Gereja Yesus Sejati Tabel 2 Metode Baptisan Tempat Baptisan Dalam nama... Cara Baptisannya Persyaratan Pembaptisan Baptisan Air Bayi dan Calon Pandangan Orang Kristen Pada Umumnya Pandangan Gereja Yesus Sejati Sebuah Kesaksian yang Luar Biasa! Kesaksian berikut dapat dipergunakan sebagai contoh bagi kelas Remaja mengenai kemanjuran dari baptisan air yang sesungguhnya, yang merupakan pembasuhan oleh darah Kristus. Kesaksian ini terkait sepenuhnya dengan muridmurid, karena tokoh utamanya adalah seorang siswa SMU. Pada bulan Juni 1991, Grace yang berusia 14 tahun tiba-tiba merasa lelah dan pucat. Saat sang ayah membawanya ke rumah sakit, para dokter mendapati bahwa ia mengidap penyakit anemia, suatu penyakit yang mengancam kehidupan seseorang, karena menekan produksi sel darah merah pada sumsum tulang. Sekalipun pengobatan tersedia, tetapi tingkat keberhasilannya hanya sepuluh hingga dua puluh persen. Bagaimanapun, Grace tetap berada di pusat kesehatan untuk menjalani pengobatan. Tes kecocokan sumsum tulang yang dilakukan pada anggota keluargapun gagal. Setelah enam minggu berada di pusat kesehatan, kondisi Grace tidak pula membaik. Keluarga Grace berkonsultasi dengan kepala medis dalam 40 Tercurahnya Hujan Akhir bidang transplantasi sumsum tulang, tetapi sang dokter hanya dapat memberikan tingkat keberhasilan lima puluh persen. Karena Grace biasanya sangat sehat, para anggota keluarga yang lain beranggapan bahwa Allah mungkin sedang menggunakan penyakit Grace untuk memanggil mereka kembali kepada-Nya. Belum ada gereja saat ayah Grace tiba di Amerika Serikat. Oleh karena itu, sekalipun ia adalah seorang jemaat gereja, tetapi anggota keluarga yang lain masih ada yang belum dibaptis. Oleh karena penyakit Grace, keluarga inipun berdoa kepada Allah untuk memohon pengampunan-Nya dan bertekad untuk menerima baptisan. Sekalipun dokter keberatan atas kondisi Grace, tetapi keluarganya memutuskan untuk mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani di Gereja Elizabeth. Dalam kebaktian itu, keluarga Grace belajar bahwa jemaat di sana sedang berdoa dan berpuasa bagi mereka sebelum mereka tiba. Melalui campur tangan dari banyak saudara-saudari seiman, keluarga Grace menerima curahan berkat Tuhan. Ibu Grace menerima Roh Kudus pada hari pertama doa dan puasa itu. Grace pun menerima Roh Kudus pada hari kedua. Selama baptisan, baik Grace maupun ibunya memperoleh penglihatan mengenai darah Yesus Kristus. Setelah baptisan air, wajah Grace yang tadinya pucat dan tangannya yang terasa dingin, sekarang tidak lagi demikian. Keesokan paginya, Grace pulang ke rumah untuk menjalani transfusi darah mingguannya. Secara ajaib, jumlah darahnya bertambah! Allah telah memulihkan tulang sumsum yang memproduksi darah merahnya. Setelah melihat kuasa Allah, Grace menghentikan pemakaian resep pengobatannya. Sebaliknya, keluarga Grace berdoa lebih tekun, mengetahui bahwa banyak saudara-saudari di dalam Kristus yang melakukan hal yang sama. Keluarga melanjutkan doa dan puasa pada pagi hari selama tiga bulan. Puji Tuhan, jumlah darah Grace bertambah sampai ia benar-benar sembuh! Karena kasih Allah, Grace dapat menjadi sehat, hidup aktif setelah menjalani baptisan air. Ia dapat berpartisipasi dalam berbagai Kebaktian Kebangunan Rohani dan seminar, mengunjungi banyak gereja di luar negeri dan mengikuti kuliah di Washington DC. Kesaksian Grace ini tidak hanya memperlihatkan kuasa Tuhan yang luar biasa, tetapi menunjukkan pula pentingnya baptisan di dalam nama Yesus Kristus dan menjadi anak-anak Allah. Kiranya segala kemuliaan hanya bagi Allah di surga. Amin. Renungan dan Doa “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa” (Kis. 2:41). Pada hari yang membahagiakan di dalam kitab Kisah Para Rasul, tiga ribu orang dibaptis. Tetapi, apakah kita pernah berhenti merenungkan berapa banyak dari tiga ribu orang itu yang selamat pada akhirnya? Baptisan air hanyalah merupakan awal dari perjalanan iman kita. Itu menandai dimulainya perjalanan panjang dari kehidupan kita dalam pembaruan dan pengudusan. Kiranya Tuhan melindungi dan memimpin kita ketika bertumbuh di dalam Roh dan berjalan menuju rumah surgawi kita. Tercurahnya Hujan Akhir 41 Halaman Kosong 42 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran Doktrin Baptisan Air (2) 5 Bacaan Kitab Mrk. 16:14-20; Kis. 22:1-21; Rm. 6:1-14; Gal. 3:26-29; Kol. 2:11-13; 1 Pet. 3:20-21 Sasaran Pelajaran 1. Mengulas doktrin baptisan air di gereja kita dan khasiatnya 2. Menjelaskan doktrin baptisan air di gereja kita yang sesuai dengan Alkitab Ayat Alkitab “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (Tit. 3:5) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kisah Para Rasul 21-26 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Sebagai angkatan yang kedua atau ketiga dari jemaat Gereja Yesus Sejati, banyak dari murid-murid yang mungkin tidak mengingat baptisan saat mereka masih bayi. Oleh karena itu, mungkin sulit bagi mereka untuk memahami baptisan air secara pribadi. Agar murid-murid memiliki catatan sendiri mengenai baptisan air, mintalah mereka menceritakan kembali mengenai baptisan air yang terakhir kalinya mereka ikuti. Hal apa sajakah yang kalian amati? Bagaimana perasaan kalian? Mengapa baptisan air dapat menjadi suatu kejadian yang mengubah kehidupan? Tercurahnya Hujan Akhir 43 Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Khasiat dari Baptisan Air Bukan hanya Yesus Kristus yang menerima baptisan (Mat. 3:16-17), Ia pun memerintahkan para murid-Nya untuk “jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19). Tuhan Yesus pun berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Mrk. 16:16). Oleh karena itu, kita dapat melihat bahwa baptisan air merupakan perintah penting yang secara langsung berkaitan dengan keselamatan. A. Pengudusan dan Pengampunan Dosa Khasiat utama dari baptisan air adalah pengampunan dosa. Alkitab memberitahukan bahwa ketika kita dibaptis, manusia lama kita turut disalibkan, agar kita tidak lagi menjadi budak dosa (Rm. 6:6). Itulah sebabnya, para murid Tuhan Yesus seperti Petrus dan Paulus memberitakan bahwa baptisan di dalam nama Yesus Kristus dapat menghapuskan dosa (Kis. 2:38; 22:16). Ketika dosa-dosa kita disucikan, kita menjadi ‘kudus’ dan ‘benar’ (1 Kor. 6:11). B. Kebangkitan dan Pembaruan Hidup Dalam baptisan air, kita mengalami kematian, penguburan dan kebangkitan bersama dengan Kristus (Rm. 6:3-5). Kita lahir kembali (secara rohani), sehingga dapat memasuki Kerajaan Allah (Yoh. 3:5). Setelah bangkit bersama Kristus melalui iman (Kol. 2:12), kita harus bertekad untuk melangkah di dalam kehidupan yang baru (Rm. 6:4), seperti yang Paulus katakan, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” (Rm. 6:1-2). C. Mendapat Bagian Bersama Kristus Baptisan air mengizinkan kita mengambil bagian bersama dengan Kristus, seperti kitab Galatia beritahukan, “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus” (Gal. 3:27). Tidak hanya itu, kita ‘dibaptis ke dalam satu tubuh’ (1 Kor. 12:13) dan menjadi jemaat di dalam gereja/tubuh Kristus. Oleh karena itu, seseorang tidak dapat bergabung di dalam gereja tanpa baptisan yang tepat. D. Mendapat Bagian dalam Keselamatan Baptisan air mengizinkan kita memiliki bagian di dalam keselamatan. Dari Titus 3:5, dapat diketahui bahwa kita diselamatkan melalui ‘permandian kelahiran kembali dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus’. Yesus Kristus pun berkata, “Sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yoh. 3:5). Sama seperti keluarga Nuh diselamatkan melalui air bah, kitapun sekarang diselamatkan melalui baptisan air. Seperti kata 44 Tercurahnya Hujan Akhir Petrus, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan – maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah – oleh kebangkitan Yesus Kristus” (1 Pet. 3:21). Ketika hati nurani kita dibersihkan oleh darah Kristus (Ibr. 9:12-14), kita dapat memiliki bagian di dalam keselamatan. Bagian # 2 – Cara Baptisan Air yang Alkitabiah A. Di Sumber Air yang Hidup Gambaran dari Perjanjian Lama dan beberapa contoh dari Perjanjian Baru memberitahukan bahwa baptisan air senantiasa dilakukan di sumber air yang hidup atau sumber air yang alami. Dalam Perjanjian Lama, Zakharia menubuatkan bahwa suatu ‘sumber’ akan dibuka bagi orang-orang yang tidak kudus (Zak. 13:1). Allah pun berjanji bahwa Ia akan mengampuni umat-Nya dengan ‘melemparkan segala dosa mereka ke dalam tubir-tubir laut’ (Mik. 7:18-19). Lalu, Petrus mengartikan janji ini sebagai baptisan Perjanjian Baru (1 Kor. 10:1-2). Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus sendiri dibaptis di Sungai Yordan. Faktanya, Ainon atau tempat Yesus menerima baptisan air (Yoh. 3:23), mengandung arti ‘dua mata air’ dalam bahasa Yunani. Di dalam Alkitab tidak pernah dicatatkan bahwa ada orang-orang yang dibaptis di tempat-tempat buatan manusia seperti danau, bak atau kolam. Dengan alasan inilah, kita pun harus dibaptis di sumber air yang hidup/yang alami. B. Dalam Nama Yesus Kristus Kita dibaptis dalam nama Yesus Kristus, karena “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis. 4:12). Itulah sebabnya, para rasul pun melakukan segala sesuatunya dan dibaptis di dalam nama Yesus Kristus (Kis. 2:38; 8:16; 10:48; 19:5; 22:16). Lihatlah pula pada Pelajaran 4. C. Kepala Menunduk Baptisan air merupakan kematian, penguburan dan kebangkitan bersama dengan Kristus (Rm. 6:3-5). Ketika dibaptis, kita dikuburkan bersama dengan Kristus (Kol. 2:12). Agar mati seperti Kristus, kita harus menundukkan kepala seperti yang Tuhan lakukan saat Ia mati di kayu salib (Yoh. 19:30). Menundukkan kepala bukan hanya menunjukkan kerendahan hati kita, tetapi pertobatan kita pula sebagai orang yang berdosa (Mzm. 40:13; Luk. 18:13-14). D. Diselamkan Seluruhnya Makna sesungguhnya atau akar kata dari baptisan air adalah ‘dimasukkan ke dalam air atau diselamkan’. Gereja Yunani Orthodoks, salah satu gereja Kristen tertua, selalu menekankan makna ini dari ayat-ayat Kitab Suci dan selalu melakukan baptisan selam hingga sekarang. Nubuatan di dalam Perjanjian Lama mengajarkan kita mengenai pentingnya dibaptiskan selam. Sebagai contoh, cerita air bah pada zaman Nuh menggambarkan “air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi dan ditutupinyalah segala gunung tinggi di seluruh kolong langit” (Kej. 7:19), karena “pada hari itulah terbelah Tercurahnya Hujan Akhir 45 segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit” (Kej. 7:11). Karena air bah merupakan suatu kiasan dari baptisan air pada Perjanjian Baru (1 Pet. 3:20-21), kita pun seharusnya ditutupi dengan air seluruhnya selama baptisan air berlangsung. Kiasan lain dari Perjanjian Lama adalah menyeberangi Laut Merah. Saat orang-orang Israel menyeberangi laut, air bagaikan tembok di sebelah kiri dan kanan bagi mereka (Kel. 14:22). Karena ‘melewati laut’ merupakan kiasan dari baptisan air (1 Kor. 10:1-2), maka kita seharusnya dikelilingi oleh air ketika dibaptis di dalam nama Yesus Kristus. Demikian pula, dalam Perjanjian Baru, saat Tuhan Yesus menerima baptisan selam, Iapun “segera keluar dari air” (Mat. 3:16). Para pengikut Tuhan Yesus seperti Filipus mengikuti teladan ini dan “turun ke dalam air”, saat membaptis sida-sida Etiopia (Kis. 8:38). Bagian # 3 – Persyaratan Lainnya dalam Baptisan Air A. Persyaratan Pembaptis a. Dipenuhi oleh Roh Kudus Orang yang membaptis untuk penghapusan dosa haruslah dipenuhi oleh Roh Kudus, karena hanya Roh Kuduslah yang memiliki kuasa untuk mengampuni dosa-dosa (Yoh. 20:22-23). Roh Kudus tidak hanya membuktikan bahwa pembaptis diutus oleh Allah (Yoh. 20:21-22; Luk. 4:18), tetapi menyaksikan pula bahwa ada air dan darah di dalam baptisan air (1 Yoh. 5:6,8; Yoh. 19:34; Ef. 1:7). b. Dibaptis dengan Benar Agar mengampuni dosa, seseorang haruslah diampuni dosanya terlebih dahulu (Yoh. 20:22-23) dan dibaptis dengan cara yang benar, agar segala dosanya diampuni (Rm. 6:4-7). B. Persyaratan Calon Baptisan Air a. Haruslah Percaya Yesus Kristus berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Mrk. 16:16). Oleh karena itu, barangsiapa yang menerima baptisan air haruslah percaya bahwa Yesus Kristus adalah yang Esa dan satu-satunya Juruselamat, karena “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis. 4:12). Para calon baptisan air haruslah percaya pula bahwa darah Kristus dapat menghapus dosa (Ef. 1:7) dan bahwa darah yang hadir di dalam air baptisan di bawah kesaksian Roh Kudus (Kis. 22:16; 1 Yoh 5:6,8). Yang terakhir, mereka yang dibaptis di gereja kita haruslah percaya bahwa jemaat adalah tubuh Kristus (Kol. 1:24) dan tempat kediaman Allah (Ef. 2:1921). b. Haruslah bertobat dari dosa Pertobatan haruslah berlangsung sebelum baptisan air dilakukan, karena para rasul berkata, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38). Pertobatan itu berarti 46 Tercurahnya Hujan Akhir berpaling dari kejahatan (Mat. 3:6; Kis. 3:26) dan mendekatkan diri kepada Allah (Kis. 26:20; Tit. 2:14). Bagian # 4 – Pembaptisan Bayi Sekalipun ada banyak pandangan yang berbeda mengenai pembaptisan bayi, gereja kita percaya bahwa bayi haruslah dibaptis karena beberapa alasan berikut: a. Sekalipun semua bayi belumlah melakukan kejahatan, tetapi mereka terlahir dengan membawa dosa asal (Mzm. 51:7; Rm. 5:12). Karena membawa dosa dan tidak memiliki kuasa atas maut (Pkh. 8:8), mereka haruslah dibaptis untuk penghapusan dosa, agar diselamatkan (Tit. 3:5). b. Allah memasukkan anak-anak dalam janji keselamatan-Nya. Saat Petrus memberitakan Injil mengenai baptisan air dan menerima Roh Kudus, ia berkata, “Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kis. 2:39). Selama pelayanan-Nya, Yesus Kristus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga” (Mat. 19:14). c. Nubuatan dalam Perjanjian Lama mengenai baptisan air adalah mencakup para bayi. Saat perjanjian mengenai sunat diberkan kepada Abraham, Allah memerintahkan para bayi untuk disunat pada hari ke-8 (Kej. 17:9-14; Im. 12:2-3; Kol. 2:11-12; Gal. 3:27). Anak-anak kecil dan bayi pun menerima keselamatan bersama dengan orang dewasa saat orang-orang Israel ‘dibaptiskan’ ke dalam Laut Merah (1 Kor. 10:1-2; Kel. 10:9-10, 24; 12:31). d. Keluarga yang dibaptiskan seperti satu unit kesatuan selama zaman para rasul (Kis. 16:15,32-34; 1 Kor. 1:16). Karena para bayi merupakan bagian dari keluarga, mereka seharusnya tidaklah dikecualikan dari pembaptisan air. Menguji Pemahaman 1. Bila kita ‘diselamatkan oleh anugerah’, mengapa kita perlu dibaptis? 2. Apakah kiasan itu? Apakah dua gambaran di dalam Perjanjian Lama yang menggambarkan baptisan air pada Perjanjian Baru? (Gambaran adalah sesuatu yang terdapat di dalam Alkitab yang terjadi lebih dahulu (dalam Perjanjian Lama) yang memberikan tanda mengenai kejadian penting yang akan terjadi kelak (dalam Perjanjian Baru). Sebuah contoh di dalam Perjanjian Lama adalah air bah, yang merupakan gambaran untuk baptisan air (1 Pet. 3:21). Adam pun merupakan suatu pola atau gambaran bagi Kristus.) 3. Apakah dua persyaratan seorang pembaptis di Gereja Yesus Sejati? Apakah alasannya? 4. Bila kehidupan berarti suatu pergerakan, apakah pusaran airpun boleh sebagai tempat pembaptisan? Mengapa atau mengapa tidak? Tercurahnya Hujan Akhir 47 Penerapan Kehidupan Laporan Langsung Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok sedikitnya ada seorang pewawancara dan seorang yang diwawancarai. Mintalah tiap--tiap kelompok itu untuk menetapkan kesaksian mengenai baptisan air (boleh kesaksian pribadi atau dari jemaat lainnya). Mintalah pula untuk menuliskan naskah wawancara mengenai baptisan air itu. Orang-orang yang diwawancarai bolehlah dari mereka yang menyaksikan pembaptisan air itu, pembaptis, teman-teman atau anggota keluarga. Tekankan bahwa kesaksian itu haruslah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak boleh dilebih-lebihkan. Berikan tiap-tiap kelompok 5-10 menit untuk mereka tampil. Anda boleh merekam tiap-tiap kelompok secara terpisah dan memutarnya kembali di hadapan mereka semua. Pilihan lainnya: Biarkan murid-murid membuat sebuah film dokumenter mengenai beberapa pengalaman baptisan air di gereja setempat atau mintalah mereka untuk menuliskan kesaksian mengenai baptisan air yang terjadi di dalam keluarga mereka. Contoh Kesaksian: Anugerah Allah dalam Baptisan Air (oleh Saudari Elaina, Agustus 2002) Karena anugerah Tuhanlah, saya dan suami dapat dibaptis pada tanggal 14 Maret 1999. Pagi itu, pendeta memilih enam orang dari antara kami yang akan menerima baptisan air. Ditentukan untuk menjadi anak-anak Allah membuat hati kami sungguh bersukacita, Suami saya tampak begitu bahagia sepanjang hari itu. Bagaimanapun, saya pun ingin menangis, karena mengenang bagaimana Tuhan Yesus mati demi keselamatan kami. Banyak saudara-saudari seiman yang sedang menanti kami saat tiba di tempat pembaptisan air di Long Beach. Salam kasih mereka membuat saya merasakan bahwa kami merupakan bagian dari sebuah keluarga besar. Suami saya pun merasakan hal yang sama, karena senantiasa tersenyum. Saat semuanya telah siap, kami berdoa dan menyanyikan pujian. Pendeta masuk ke dalam air dan mulai berdoa. Tiba-tiba, saya melihat warna merah secara perlahan muncul dari sebelah kanan saya dan meluas ke sebelah kiri. Air mata pun mengalir, karena saya mengetahui bahwa itu adalah darah Yesus dan bahwa Allah ada bersama dengan diri saya. Mata saya penuh dengan penglihatan mengenai darah Yesus saat seorang saudari dibaptis pada giliran yang pertama. Karena merasakan kasih Allah yang berlimpah, saya hanya dapat berlutut dan menangis dengan tersedu-sedu. Saya merasakan bahwa Tuhan Yesus begitu mengasihi diri saya, yang adalah seorang berdosa dan tidak layak untuk menerima keselamatan-Nya. Saat tiba giliran saya, sayapun berlutut di dalam air dan merasa hangat. Saya merasakan bahwa kasih Allah meliputi diri saya dan segala dosa saya sedang dibersihkan. Setelah baptisan air itu, saya memberitahukan suami bahwa saya melihat penglihatan mengenai darah Yesus. Ia begitu tersentuh dan yakin akan anugerah Allah. Saat kami pergi ke gereja untuk mengikuti Perjamuan Kudus dan Basuh Kaki, saya diminta untuk meyakinkan apa yang saya saksikan dalam penglihatan itu. 48 Tercurahnya Hujan Akhir Pujilah Tuhan bahwa ada seorang saudari lainnya yang menerima baptisan air pada pagi itu yang bersaksi melihat darah Kristus. Pada hari-hari berikutnya, saya dan suami merasakan sukacita dan syukur senantiasa di dalam kehidupan kami. Tetapi kira-kira satu bulan setengah kemudian, tiba-tiba sesuatu melintas di dalam benak saya. Saya bertanya kepada suami. Akhirakhir ini, saya belum mendengar apa-apa mengenai kesehatanmu?” Saya merasa cemas, karena suami sedang menderita gangguan jantung yang parah, yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter. Kadang, detak jantungnya berada di bawah 58 detak per menit. Oleh karena itu, suami sering merebahkan diri dan mengeluh bahwa ia tidak dapat bernafas dengan baik. Yang mengejutkan lagi, suami memandang saya dan menjawab, “Hmm...sesungguhnya, saya tidak lagi merasakan sakit pada jantung. Faktanya, Allah pasti telah menyembuhkan penyakit jantung itu, sekalipun saya tidak berdoa dan memohon kepada-Nya. Dia pasti memahami penderitaan saya dan telah bermurah hati kepada saya.” Pujilah Tuhan! Allah tidak hanya mengizinkan saya memperoleh penglihatan akan darah-Nya yang berharga, tetapi menyembuhkan pula suami saat baptisan air berlangsung. Karena anugerah Allah, suami menjadi orang yang sehat dengan jantung yang normal. Karena kemurahan-Nyalah, sekarang kami dapat berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaan kudus di gereja. Kiranya, Allah di surga dimuliakan dan dipuji selama-lamanya. Amin. Laporan Berdasarkan Kesaksian: Pewawancara: Selamat malam, Saudari Elaina. Kami merasa gembira, karena anda dapat bersama dengan kami sekarang. Saudari Elaina: Selamat malam Saudara __________. Terima kasih, karena telah menemui saya. Pewawancara: Saya mendengar bahwa anda memiliki pengalaman yang luar biasa selama baptisan air hari ini. Apakah anda ingin berbagi dengan kami? Saudari Elaina: Syukur kepada Allah, saya telah mengalami pengalaman yang luar biasa dan ingin sekali menceritakannya kepada setiap orang. Saya menyaksikan penglihatan mengenai darah Kristus di tempat baptisan air pada hari ini! Pewawancara: Benarkah? Seperti apakah itu? Saudari Elaina: Baiklah. Pertama-tama, izinkan saya menceritakan sedikit mengenai mengapa saya memilih untuk dibaptis...(bersambung) Tercurahnya Hujan Akhir 49 Renungan dan Doa Sebagai orang-orang yang percaya dalam Kristus, kita telah dibeli dengan darah Tuhan Yesus yang sungguh berharga. Kiranya kita senantiasa mengingatkan diri kita akan anugerah Allah dan harga yang telah Dia bayar bagi keselamatan kita. Seperti yang Alkitab katakan, “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu, muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Kor. 6:20). 50 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran Doktrin Roh Kudus (1) 6 Bacaan Kitab Kis. 2:1-47; 8:1-10:48; 19:1-40; 1 Kor. 12:1-31; 14:1-40 Sasaran Pelajaran 1. Untuk membandingkan beberapa doktrin Roh Kudus dari gereja lain dengan gereja kita 2. Untuk menegaskan kembali kepada murid-murid bahwa Roh Kudus adalah penting bagi keselamatan kita Ayat Alkitab “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.” (Kis. 8:16-17) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kisah Para Rasul 27-Roma 3 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Tanyakan kepada murid-murid, apakah mereka mengenal teman-teman dari gereja lain yang menegaskan harus memiliki Roh Kudus. Apakah mereka berbahasa roh ketika berdoa? Bagaimana pandangan mereka mengenai berbahasa roh sebagai bukti dari memperoleh Roh Kudus? Bagaimana pandangan mereka dapat berbeda dengan kita? Tercurahnya Hujan Akhir 51 Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Menerima Roh Kudus Ada tiga pertanyaan penting yang berkaitan dengan Roh Kudus dalam kekristenan: Pertama, apakah Roh Kudus diterima atas penyataan iman? Kedua, apakah glossolalia (glossa = lidah, glossolalia = berbahasa lidah) merupakan bukti dari menerima Roh Kudus? Ketiga, apakah menerima Roh Kudus merupakan persyaratan untuk beroleh keselamatan? Dalam pelajaran ini, kita akan menyelidiki beberapa jawaban yang umumnya diyakini di dunia kekristenan sekarang. A. Menerima Roh Kudus ketika Percaya Banyak orang yang meyakini bahwa Roh Kudus diterima atas penyataan iman seringkali mendasarkan keyakinan mereka pada 1 Korintus 12:3, “Karena itu, aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus.” Ketika membaca ayat ini, seseorang seharusnya membedakan antara ‘digerakkan oleh Roh Kudus’ dan ‘menerima Roh Kudus’. Orang yang menerima Roh Kudus pasti digerakkan oleh-Nya, tetapi yang digerakkan oleh Roh Kudus tidak selalu memiliki-Nya. Dalam kasus 1 Korintus 12:3, gerakan Roh Kuduslah yang menyebabkan orang-orang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Selain itu, kita seharusnya menyadari bahwa tidak semua orang yang menerima Injil langsung menerima Roh Kudus. Saat orang-orang Samaria menerima Injil dan dibaptis, Petrus dan Yohanes harus mendoakan mereka, sehingga barulah menerima Roh Kudus. Alkitab mencatatkan, “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus” (Kis. 8:14-16). Dari sini, kita dapat melihat bahwa tidak semua orang yang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan langsung menerima Roh Kudus ketika mereka percaya. Pandangan umum lainnya menyatakan bahwa gereja zaman rasul-rasul secara simbolis dibaptis oleh Roh Kudus untuk sekali dan terakhir kalinya pada hari raya Pentakosta. Karena Roh Kudus dianggap tidak pernah meninggalkan gereja, maka semua orang yang percaya di dalam Kristus dengan sendirinya menerima Roh Kudus. Penyelidikan Alkitab akan menunjukkan bahwa ini tidaklah benar. Kitab Kisah Para Rasul mencatat lima kejadian terpisah mengenai penerimaan Roh Kudus. Pertama kali dicatatkan dalam Kisah Para Rasul 2, saat para pengikut Tuhan dipenuhi oleh Roh Kudus. Kedua, dalam Kisah Para Rasul 8, saat orang-orang Samaria menerima Roh Kudus. Ketiga, dalam Kisah Para Rasul 9, saat Saulus menerima Roh Kudus. Keempat, dalam Kisah Para Rasul 10, saat Kornelius dan keluarganya menerima Roh Kudus. Akhirnya, yang kelima, dalam Kisah Para Rasul 19, saat orang-orang Efesus menerima Roh Kudus. Bila Roh Kudus secara simbolis diterima oleh gereja untuk sekali dan terakhir kalinya, maka Alkitab tidak akan mencatat setiap kejadian secara terpisah. Lalu, mengapa Alkitab berhenti pada contoh kelima? Itu karena masing-masing dari kelima contoh mengenai penerimaan Roh Kudus membawa pesan yang penting. Pertama, Kisah Para Rasul 2:1-4 mencatat pencurahan Roh Kudus yang pertama di dalam sejarah dunia. Lalu, pengakuan orang-orang Samaria menggenapi 52 Tercurahnya Hujan Akhir nubuat Tuhan di dalam Kisah Para Rasul 1:8 bahwa: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Ketiga, penerimaan Roh Kudus atas diri Saulus bertindak sebagai contoh mengenai pertobatan orang Kristen (1 Kor. 15:9-10; 1 Tim. 1:15-16). Keempat, turunnya Roh Kudus atas keluarga Kornelius menunjukkan pemilihan Allah atas orang-orang non-Yahudi (Kis. 10:28,47-48; 11:15-18). Terakhir, contoh dari orang-orang Efesus mengajarkan bahwa kita harus dibaptis dengan benar, agar Roh Kudus turun atas diri kita. B. Menerima Roh Kudus ketika Dibaptis Beberapa orang Kristen percaya bahwa Roh Kudus diterima ketika seseorang menerima baptisan air. Dasar alkitabiah bagi pandangan ini adalah Kolose 2:12, yang memberitahukan bahwa: “Karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.” Karena dibangkitkan dengan Kristus melalui baptisan air, maka kita harus hidup di dalam Tuhan. Karena kehidupan berasal dari Allah, maka orang-orang yang dibangkitkan melalui baptisan air pun harus memiliki Roh Kudus Tuhan. Kasus orang-orang Samaria menunjukkan bahwa baptisan Roh Kudus terpisah dari baptisan air. Seperti dalam Kisah Para Rasul 8:14-16 memberitahukan bahwa orang-orang Samaria belum menerima Roh Kudus hingga setelah mereka dibaptis dan para murid Tuhan menumpangkan tangan ke atas mereka. Bila Roh Kudus benar-benar diterima pada saat baptisan air, orangorang Samaria tentu akan menerima-Nya saat mereka dibaptis. Ada pandangan lain bahwa Roh Kudus diterima melalui baptisan air, karena Yesus Kristus mengatakan dalam Yohanes 3:5, “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Beberapa orang menafsirkan kalimat ‘lahir dari air dan Roh’ ini sebagai satu kejadian yang berdiri sendiri. Tetapi, pada tiga ayat berikutnya, Yesus Kristus memberitahukan bahwa: “Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3:8). ‘Angin’ dan ‘Roh Kudus’ sesungguhnya merupakan kata yang sama dalam bahasa Yunani kuno (anemos a). Seperti angin, Roh Kudus pun dapat didengar dan dirasakan, tetapi tidak dapat dilihat. Ketika Roh Kudus turun ke atas diri seseorang, Dia dapat didengar dalam bentuk bahasa roh. Oleh karena itu, baptisan Roh merupakan suatu pengalaman yang berbeda dan terpisah dari baptisan air. Bagian # 2 – Glossolalia sebagai Bukti dari Roh Kudus A. Berbahasa roh sebagai suatu Anugerah Banyak gereja percaya bahwa glossolalia (bahasa roh), bukanlah selalu menjadi bukti dari penerimaan Roh Kudus. Mereka mendasarkan kepercayaan mereka pada dua ayat – dalam 1 Korintus 12:10, “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan Bahasa roh itu” dan dalam 1 Korintus 12:30, Tercurahnya Hujan Akhir 53 “atau untuk menyembuhkan atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh atau untuk menafsirkan bahasa roh?” Dengan merujuk pada ayat ini, mereka menyatakan bahwa bahasa roh hanyalah salah satu dari banyak karunia Roh Kudus dan tidak setiap orang yang menerima Roh Kudus dapat berbahasa roh. Ketika memeriksa 1 Korintus 12, kita harus memahami beberapa hal. Pertama, ada dua macam Bahasa roh: Bahasa roh yang diarahkan kepada Allah dan bahasa roh yang diarahkan kepada manusia. Bahasa roh yang diarahkan kepada Allah berbentuk doa dalam bahasa roh. Seperti dalam 1 Korintus 14:2 menjelaskan, “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.” Tujuan dari doa seperti ini adalah untuk membangun diri kita sendiri (1 Kor. 14:4). Tetapi, karena Roh Kudus adalah roh yang tidak memperbudak manusia, maka orang-orang yang menerima Roh Kudus dapat memilih untuk berdoa dalam Bahasa roh atau dalam bahasa akal. Paulus menuliskan, “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku” (1 Kor. 14:14-15). Karena doa dalam bahasa roh merupakan komunikasi dengan Allah, maka seharusnya tidak ada batasan jumlah orang yang boleh berdoa dalam bahasa roh setiap kalinya. Di sisi lain, bahasa roh yang diarahkan kepada manusia berbentuk khotbah atau nubuat dalam bahasa roh. Karena tujuan dari khotbah dan bahasa roh adalah untuk memajukan jemaat, maka ada aturan-aturan untuk bahasa roh macam ini. Seperti dalam 1 Korintus 14:2728 menjelaskan, “Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.” Kedua, khotbah dalam bahasa roh adalah karunia khusus dari Roh Kudus yang berbeda dari kemampuan untuk berdoa dalam bahasa roh. Berbahasa roh dan berkhotbah dalam bahasa roh sama bedanya dengan berdoa dalam bahasa akal dan berkhotbah dalam bahasa akal. Siapapun, termasuk anak kecil, dapat dengan segera belajar bagaimana berdoa dalam bahasa akal. Bagaimanapun, ini merupakan suatu karunia untuk dapat menyampaikan khotbah yang baik dengan perkataan yang dapat dipahami. Beberapa orang yang memahami Alkitab secara keseluruhan mungkin tidak memiliki karunia berkhotbah. Oleh karena itu, ketika menyelidiki 1 Korintus 12:8-11, kita seharusnya membuat catatan bahwa ‘macam-macam bahasa roh’ merujuk pada ‘berkhotbah dalam bahasa roh’, yang merupakan salah satu dari sembilan karunia yang diberikan untuk memajukan jemaat. Ayat 12 meneguhkan argumen ini dengan menggambarkan jemaat sebagai satu tubuh. Karena banyak jemaat yang datang bersama-sama untuk membentuk satu tubuh, yang tiap-tiap orang diberikan karunia yang berbeda, sehingga jemaat dapat berfungsi secara keseluruhan. Lagipula, ayat-ayat yang tampaknya tidak mempercayai bahwa bahasa roh sebagai bukti dari penerimaan Roh Kudus (1 Kor. 12:10,30) selalu menyejajarkan ‘macam-macam bahasa roh’ dengan ‘penerjemahan dari bahasa roh’. Ini menunjukkan bahwa roh dalam ayat ini merujuk kepada ‘berkhotbah dalam bahasa roh’, yang perlu diterjemahkan. Sekalipun hanya beberapa orang yang menerima karunia untuk berkhotbah dalam bahasa roh, semua orang yang menerima Roh Kudus diberikan kemampuan untuk berdoa dalam bahasa roh. Dalam kitab Kisah Para Rasul, para rasul 54 Tercurahnya Hujan Akhir berulang kali menggunakan pengalaman berbahasa roh mereka untuk memastikan orang yang telah menerima Roh Kudus. Sebagai contoh, saat Petrus sedang memberitakan Injil kepada keluarga Kornelius, “turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu...sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” (Kis. 10:44,46-47). Lalu, dalam Kisah Para Rasul 11:15, ditekankan lagi bahwa “turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita.” Oleh karena itu, gereja-gereja yang tidak berbahasa roh sama seperti para rasul yang tidak memiliki Roh Kudus. B. Bahasa Roh sebagai Bahasa yang Tidak Dapat Dipahami Saat Roh Kudus tercurah pada hari Pentakosta, para orang percaya “dipenuhi oleh Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis. 2:4). Saat mendengarkannya, orang-orang Yahudi yang berasal dari berbagai tempat berkata, “Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita” (Kis. 2:8). Karena ayat-ayat ini, banyak orang percaya bahwa berbahasa roh harus dapat didengar seperti bahasa-bahasa dunia dan bukannya seperti ucapan yang tidak dapat dipahami. Makna perkataan dari ayat-ayat ini menunjukkan bahwa pemahaman akan bahasa-bahasa roh ini merupakan sebuah mujizat. Pertama, dalam keadaan normal, akan sangat sulit bagi orang-orang Yahudi dari berbagai bangsa untuk mendengar bahasa-bahasa mereka sendiri. Dari Kisah Para Rasul 1:15, kita mengetahui bahwa ada kira-kira 120 murid Tuhan yang sedang berdoa memohon Roh Kudus di ruangan atas. Bila mereka masing-masing mulai berdoa dengan 15 bahasa yang dijelaskan di dalam Kisah Para Rasul 2:9-10, maka hasilnya akan timbul kegaduhan yang membingungkan dan tidak dapat dipahami. Kedua, hanya orang-orang yang salehlah, yang dapat memahami bahasa roh. Pada saat itu, ada dua macam orang di dalam keramaian, yaitu ‘orang-orang yang saleh’ (Kis. 2:5) dan ‘para pencemooh’ (Kis. 2:13). Saat hari raya Pentakosta, Allah membuka telinga orang-orang yang saleh, sehingga mereka memahami bahwa berbahasa roh seperti memuji pekerjaan Allah yang luar biasa. Bagaimanapun, Tuhan menutup telinga orang-orang yang tidak saleh. Oleh karena itu, mereka merasa bahwa berbahasa roh seperti bualan dari orang yang sedang mabuk (Kis. 2:13). C. Prasangka Paulus terhadap Bahasa Roh Banyak gereja pada umumnya mengambil pernyataan Paulus dalam 1 Korintus 14:19 ini sebagai pengajaran yang menentang berbahasa roh di gereja. Bagaimanapun, makna perkataan dalam ayat ini menunjukkan bahwa Paulus tidak menentang bahasa roh itu sendiri. Dalam 1 Korintus 14:18, Paulus menyatakan “Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih daripada kamu semua.” Dalam 1 Korintus 14:19 hanyalah merupakan tanggapan terhadap jemaat di gereja Korintus yang bertahan dalam berkhotbah dalam bahasa roh tanpa adanya penerjemahan, yang sama sekali tidak memberi manfaat apapun bagi jemaat. Bagaimanapun, berdoa dalam bahasa roh tidak memerlukan penerjemahan dan bermanfaat bagi membangun diri sendiri. Tercurahnya Hujan Akhir 55 Pendapat Paulus lainnya dalam 1 Korintus 14:23 pun dipergunakan untuk menghimbau tidak berbahasa roh di gereja. Sekali lagi, Paulus merujuk pada ‘berkhotbah dalam bahasa roh’ daripada berbahasa roh selama berdoa. Bila berkhotbah dalam bahasa roh tidak dibatasi, tidak diatur dan tidak diterjemahkan, maka akan timbul kekacauan selama kebaktian. Sebagai akibatnya, orang-orang yang belum percaya akan menjadi bingung. Di lain pihak, berbahasa roh selama doa adalah komunikasi kita dengan Allah. Orang lain yang melihat kita berbahasa roh tidak akan menyalahkan karena melakukannya. Terakhir, banyak gereja merujuk pada 1 Korintus 14:33 untuk memhimbau tidak berbahasa roh di gereja. Mereka mengatakan bahwa bila setiap orang berdoa dalam bahasa roh, maka suasana menjadi riuh dan membingungkan. Oleh karena itu, lebih baik berdoa dengan bahasa akal, sehingga ada ketenangan dan keteraturan. Sesungguhnya, Paulus menulis ini dalam menanggapi kebingungan orang-orang Korintus dan kekacauan selama berkhotbah dalam bahasa roh. Itulah sebabnya, Paulus menekankan dalam 1 Korintus 14:39-40, “Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh. Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.” D. Manifestasi Roh Kudus ‘di dalam’ dan ‘di luar’ Pandangan lain menyatakan bahwa berbahasa roh dan gerakan tubuh dari Roh Kudus merupakan tanda ‘luar’ dari Roh Kudus, sementara berdoa tanpa berbahasa roh atau gerakan tubuh merupakan manifestasi ‘dalam’ dari Roh Kudus. Bagaimanapun, di dalam Alkitab, tidak ada perbedaan seperti ini antara manifestasi ‘dalam’ dan ‘luar’ dari Roh Kudus. Roma 8:9 memberitahukan, “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Dari dua ayat ini, kita mengetahui bahwa Roh Kudus tinggal di dalam diri kita dan bukan ‘di dalam’ atau ‘di luar’ diri kita. Oleh karena itu, ketika menerima Roh Kudus, kita akan mengenalnya dengan jelas (Kis. 19:1-2). Bagian # 3 – Kaitan Roh Kudus dengan Keselamatan Kita memerlukan Roh Kudus untuk menjadi milik Kristus. Seperti Roma 8:9 memberitahukan, “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Tuhan Yesus sendiri berkata, “Sesungguhnya, jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yoh. 3:5). Ketika menerima Roh Kudus, kita menerima kehidupan dari Kristus. Seperti tulang-tulang kering di dalam penglihatan kitab Yehezkiel, kita dibangkitkan kembali ketika Roh Tuhan tinggal di dalam diri kita. Seperti Tuhan Yesus berjanji, “Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali” (Yeh. 37:14a). Dalam Roma 8:11 pun memberitahukan, “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” Penting bagi kita untuk menerima Roh Kudus, karena merupakan jaminan bagi keselamatan kita. Dalam 2 Korintus 5:1 mengingatkan bahwa tubuh jasmani kita akan mati dan binasa. Oleh karena itu, kita harus membangun tubuh rohani 56 Tercurahnya Hujan Akhir kita yang ‘kekal di surga’, Jaminan bagi tubuh yang kekal ini adalah Roh Kudus (Rm. 5:5), yang merupakan “jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya” (Ef. 1:14). Ada dua pertanyaan umum yang berkaitan denfgan Roh Kudus dan keselamatan: 1. Apakah yang terjadi pada orang-orang yang percaya dan yang dibaptis ketika mereka meninggal tanpa menerima Roh Kudus? 2. Bila bayi-bayi yang dibaptis tiba-tiba meninggal sebelum dapat memohon Roh Kudus, apakah mereka akan selamat? Jawaban dari kedua pertanyaan ini terletak pada Kisah Para Rasul 2:38-39. Kita dapat melihat bahwa Allah telah menjanjikan Roh Kudus bagi semua orang yang dibaptis. Selama orang-orang yang dibaptis beriman dan tidak melakukan dosa yang mematikan, mereka akan menerima Roh Kudus sebelum meninggal. Hanya karena kita tidak melihat seseorang menerima Roh Kudus, bukan berarti bahwa ia tidak menerima Roh Kudus dan berbahasa roh. Sebagai contoh adalah kesaksian dari seorang anak yang berusia 13 tahun, yang memberitahukan keluarganya bahwa Tuhan akan membawanya pulang dalam waktu tiga hari. Pada mulanya, keluarga itu tidak sungguh-sungguh mempercayai pemberitahuan dari sang anak. Saat anak itu mengulangi perkataannya setelah tiga hari kemudian, anggota keluarganya berlutut untuk berdoa. Sewaktu berdoa, seseorang membuka matanya dan melihat bahwa anak itu menerima Roh Kudus. Bagaimanapun, sewaktu doa telah usai, anak itu telah meninggal. Dalam hal ini, tidak seorangpun akan mengetahui bahwa anak itu telah menerima Roh Kudus, bila seseorang tidak membuka matanya. Dengan cara yang sama, orang lain mungkin telah menerima Roh Kudus pada menit-menit sebelum akhir hidup mereka. Sekalipun Roh Kudus dijanjikan kepada orang-orang percaya yang telah dibaptis, kita masih harus secara aktif berdoa untuk memohon Roh Kudus. Roh Kudus tidak hanya membantu memahami kebenaran dan membangun kerohanian kita, tetapi memberikan pula manfaat seperti sukacita dan kepenuhan Roh Kudus. Semakin cepat menerima Roh Kudus, maka semakin dini kita dapat benar-benar mengalami Allah. Menguji Pemahaman 1. Alkitab memberitahukan, “Tidak ada seorangpun yang dapat mengaku: Yesus adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus” (1 Kor. 12:3b). Oleh karena itu, setiap orang Kristen haruslah memiliki Roh Kudus. Apakah kalian setuju atau tidak setuju? Jelaskan jawaban kalian. 2. Karena kita dikuburkan bersama Kristus di dalam baptisan air, maka kita harus menerima Roh Kudus ketika dibaptis (Kol. 2:13). Apakah kalian setuju/tidak setuju? Tercurahnya Hujan Akhir 57 3. 1 Korintus 12:29b-30 mencatat, “Apakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat atau untuk menyembuhkan atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh atau untuk menafsirkan bahasa roh?“ Dari sini, kita dapat melihat bahwa berbahasa roh hanya merupakan salah satu karunia dari Roh Kudus. Tidak semua orang yang menerima Roh Kudus dapat berbahasa roh. Apakah kalian setuju atau tidak setuju? Jelaskan jawaban kalian. 4. Para pengamat pada hari raya Pentakosta mengatakan, “Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita” (Kis. 2:8). Oleh karena itu, berbahasa roh harus kedengaran seperti bahasa-bahasa asing, bukanlah seperti bualan. Apakah kalian setuju atau tidak setuju? Jelaskan jawaban kalian. 5. “Alangkah kasihannya seorang saudari yang meninggal tanpa menerima Roh Kudus.” Apakah kalian setuju atau tidak setuju? Jelaskan jawaban kalian. Penerapan Kehidupan Petunjuk Seorang Remaja mengenai Roh Kudus (1) Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok (2-3 murid tiap-tiap kelompoknya) dan bagikan ‘pernyataan’ berikut kepada tiap-tiap kelompok. Tergantung jumlah muridnya, setiap kelompok harus mengerjakan satu ‘pernyataan’ (maksimal dua ‘pernyataan’). 1. Roh Kudus diterima ketika seseorang percaya 2. Roh Kudus diterima ketika seseorang menerima baptisan air 3. Berbahasa roh hanyalah merupakan suatu ‘karunia bagi beberapa orang dan bukannya bukti dari penerimaan Roh Kudus’ 4. Berbahasa roh haruslah kedengaran seperti bahasa asing 5. Paulus tampaknya kurang menyukai bahasa roh 6. Berbahasa roh hanya sebagai tanda ‘luar’ dari Roh Kudus Sekalipun murid-murid memiliki kesempatan untuk membaca ‘pernyataan’ itu, tetapi mereka harus mengisi jawaban-jawaban yang didasarkan pada ‘pernyataan‘ mereka. 1. Ayat yang mendukung bagi ‘pernyataan’ umum orang Kristen. 2. Argumen pembanding (pandangan dari Gereja Yesus Sejati) dan ayat-ayat pendukungnya. Setelah menuliskan berbagai jawaban atas ‘pernyataan’ itu, mintalah muridmurid untuk mengilustrasikan jawaban mereka pada selembar kertas, sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah buku referensi. Buku itu dapat mencakup berbagai kesaksian dan gambar serta informasi lainnya yang mendukung pernyataan mereka. Motivasilah mereka untuk menjadi kreatif. Selain menempatkan berbagai pernyataan dan ayat pendukung, mereka pun dapat menggunakan format tanya jawab. Ingatlah, para pendengar adalah seorang teman atau pendatang baru di kelas Remaja. Berikan tiap-tiap kelompok waktu lima menit untuk menyajikan hasil pekerjaan mereka itu. Kumpulkanlah lembaran-lembaran yang ada. Tugas ini mungkin dapat pula 58 Tercurahnya Hujan Akhir disajikan dengan program power point atau video untuk keperluan presentasi. Kalian dapat meminta para majelis gereja setempat untuk mengulas kumpulan bahan yang telah disusun dan untuk memperlihatkannya kepada para pengunjung. Renungan dan Doa 2 Timotius 1:13-14 memberitahukan, “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” Di dalam sejarah gereja kita, kita berpegang teguh pada ‘pola’ yang ditetapkan dalam Alkitab. Kita harus setia untuk menyatakan kebenaran mengenai Roh Kudus. Seperti suluh yang disampaikan dari angkatan yang satu ke angkatan berikutnya, kiranya kita pun dapat meneruskan pola itu melalui pimpinan Roh Kudus. Tercurahnya Hujan Akhir 59 Halaman Kosong 60 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran Doktrin Roh Kudus (2) 7 Bacaan Kitab Yeh. 36:26-27; Kis. 2:1-47; 10:1-48; 1 Kor. 14:1-40; 2 Kor. 5:1-8; Rm. 7:1-26; 12:1-2 Sasaran Pelajaran 1. Mendalami pelajaran mengenai doktrin Roh Kudus kita 2. Memotivasi murid-murid untuk memohon kepenuhan Roh Kudus Ayat Alkitab “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” (Ef. 5:18-19) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Roma 4-8 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Tanyakan murid-murid, apakah pernah merasa enggan untuk membawa sesama ke gereja, karena takut akan reaksi mereka terhadap doa kita? Bagaimana biasanya kita menjelaskan bahasa roh kepada pendatang baru? Apakah perbedaan Roh Kudus dengan kepenuhan Roh Kudus? Bagaimana kita dapat menjelaskan perbedaannya? Tercurahnya Hujan Akhir 61 Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Khasiat dari Roh Kudus Roh Kudus adalah Roh Allah. Alkitab memberitahukan bahwa ‘Allah adalah Roh’ (Yoh. 4:24), ‘Tuhan adalah Roh’ (2 Kor. 3:17) dan janji melalui para nabi, “RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya” (Yeh. 36:27). Penting bagi kita untuk memohon Roh Kudus karena beberapa alasan. Pertama, Roh Kudus membenarkan atau memerdekakan kita dari hukuman atas dosa. Sama seperti orang-orang Israel, seringkali kita beranggapan dapat dibenarkan dengan mengikuti hukum-hukum Allah. Tetapi, Roma 3:20 memberitahukan bahwa hukum saja tidak dapat membenarkan. Hanya ketika dikuduskan melalui baptisan airlah, Roh Kudus dapat membenarkan kita (1 Kor. 6:11; 1 Yoh. 1:6-8). Kedua, Roh Kudus memberikan kita pengertian. Mazmur 119:105 memberitahukan bahwa firman Allah merupakan terang yang memandu jalan kehidupan seseorang. Tetapi seringkali, firman Allah terlalu dalam untuk kita pahami (Yes. 29:11-12). Ketika itu terjadi, Roh Kudus akan menolong kita untuk memahami firman Allah. Sama seperti Yesus Kristus membukakan pemahaman kepada para murid-Nya akan Kitab Suci (Luk. 24:44-49). Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang mengajarkan segala sesuatunya dan mengungkapkan kebenaran Allah kepada kita (Yoh. 14:26; 16:12-13). Ketiga, Roh Kudus menguduskan atau membuat kita menjadi kudus. Sebelum dikuduskan dan dimerdekakan oleh Roh Kudus, kita terbelenggu oleh hukum dosa dan maut (Rm. 8:2). Oleh karena itu, Rasul Paulus menuliskan, “Jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatanperbuatan tubuhmu, kamu akan hidup” (Rm. 8:13). Galatia 5:16 pun memberitahukan, “Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” Keempat, Roh Kudus menghukum pelanggaran dunia. Yesus Kristus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum” (Yoh. 16:811). Kelima, Roh Kudus menyaksikan dan memuliakan Tuhan Yesus. Sebelum penyaliban-Nya, Tuhan Yesus menjanjikan murid-murid-Nya, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku” (Yoh. 15:26). Yesus Kristus pun berkata hal yang berhubungan dengan Roh Kudus, “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku” (Yoh. 16:14). Terakhir, Roh Kudus menjamin warisan kita di surga. Roh Kudus memberikan kesaksian bahwa kita adalah anak-anak dan ahli waris Allah (Rm. 8:15-17; Gal. 4:6-7; Ef. 1:13-14). Roh Kudus pun memberikan kita jaminan akan kebangkitan kembali (2 Kor. 5:1-5). 62 Tercurahnya Hujan Akhir Bagian # 2 – Roh Kudus dan Bahasa Roh “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masingmasing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Beginilah Kisah Para Rasul 2:2-4 menggambarkan tercurahnya Roh Kudus setelah kebangkitan Kristus. Dari ayat ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa berbahasa roh merupakan bukti dari penerimaan dari Roh Kudus. Sama seperti angin, Roh Kudus dapat didengar dan dirasakan, tetapi tidak terlihat. Begitulah Yohanes 3:8 menggambarkan, “Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Oleh karena itu, para rasul menggunakan bahasa roh sebagai bukti untuk menentukan bahwa seseorang telah menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46; 11:15). Sama seperti menunjukkan kedekatan kita terhadap seseorang dengan berbicara dalam bahasa ibu, demikian pula, kita menunjukkan kedekatan diri sendiri dengan Allah ketika berbicara kepada-Nya dalam bahasa surgawi. Sama seperit 1 Korintus 14:2 memberitahukan, “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.” Roma 8:26-27 pun memberitahukan, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” Karena tujuan dari berdoa adalah untuk berbicara dengan Allah, seharusnyalah kita memuji, mengucap syukur, memohon dan bertobat (Mzm. 147:1, 7; 51:3-19) ketika berdoa di dalam roh. Bahasa roh macam lainnya adalah berkhotbah dalam bahasa roh (1 Kor. 14:1-5). Bernubuat atau berkhotbah dalam bahasa roh merupakan karunia khusus, karena beberapa orang sajalah yang dapat menerimanya (1 Kor. 12:10). Berkhotbah dalam bahasa roh terjadi ketika Roh Kudus menggerakkan seseorang untuk menyampaikan atau menafsirkan pesan dalam bahasa roh untuk memotivasi atau menasihati orang-orang percaya (1 Kor. 14:3,31). Untuk menghindari kebingungan, orang-orang yang bernubuat dalam bahasa roh haruslah berbicara satu per satu (1 Kor. 14:31). Pun haruslah ada yang menafsirkan bahasa roh (1 Kor. 14:27) untuk memastikan bahwa setiap orang dapat memahami pesan itu. Bagian # 3 – Kepenuhan Roh Kudus Ada perbedaan antara ‘menerima Roh Kudus’ dan ‘memiliki kepenuhan Roh Kudus’. Menerima Roh Kudus adalah memiliki Roh Allah yang tinggal di dalam diri kita. Untuk dipenuhi dengan Roh Kudus adalah taat sepenuhnya kepada Roh Allah dan membiarkan-Nya memimpin kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, ketika ‘dipenuhi’ dengan Roh Kudus, kita dipenuhi dengan iman dan kuasa Allah untuk bertahan terhadap dosa dan menghasilkan buah Roh Kudus. Kepenuhan Roh Kudus memberikan kita keberhasilan dalam melakukan pekerjaan kudus. Para pekerja mula-mula yang dipenuhi Roh Kudus, penuh dengan Tercurahnya Hujan Akhir 63 keberanian, hikmat dan kuasa. Sebagai contoh, Stefanus dan semua orang yang dipilih untuk melayani gereja dipenuh dengan iman dan hikmat (Kis. 6:2-5). Setelah menerima kepenuhan Roh Kudus, Petrus pun diubahkan, dari seorang pengikut Tuhan yang penakut, menjadi pemberita Injil yang berani (Luk. 22:52-62; Kis. 4:810). Kepenuhan Roh Kudus pun membantu kita bertahan terhadap cobaan dosa. Menerima Roh Kudus bukan berarti bahwa kita terlepas dari cobaan dosa. Seringkali, kita ingin berbuat salah, padahal diketahui bahwa itu bukanlah hal yang benar (Rm. 7:14,19). Itulah sebabnya Tuhan mengutus Roh Kudus kepada kita untuk menjadi penasihat kita. Dengan kepenuhan Roh Kudus, kita akan dapat luput dari cengkeraman dosa (Rm. 8:1-2). Seperti Yesus, akan dapat bertahan terhadap pencobaan Iblis (Luk. 4:1,13-14). Kita akan dapat bertahan terhadap keinginan daging (Gal. 5:26) dan hidup sebagai persembahan yang hidup bagi Allah (Rm. 12:1-2). Ketika dipenuhi dengan Roh Kudus, kita akan menghasilkan buah Roh dalam kehidupan sehari-hari (Gal. 5:22-23). Penting bagi kita untuk menghasilkan buah Roh, karena itu merupakan kewajiban sebagai murid-murid Kristus. Yesus Kristus sendiri memperingatkan bahwa barangsiapa yang tidak menghasilkan buah akan dipotong-Nya dari pokok anggur (Yoh. 15:2). Bagaimanapun, ada beberapa hal yang kita harus lakukan sebelum dapat menerima kepenuhan Roh Kudus. Pertama, kita harus merindukan Roh Allah, sama seperti rusa yang merindukan air (Mzm. 42:2), karena Tuhan menjanjikan ‘air kehidupan’ bagi barangsiapa yang percaya kepada-Nya (Yoh. 7:37-39). Selanjutnya, kita harus bertobat dari dosa-dosa terdahulu, karena Tuhan berkata, “Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu” (Ams. 1:23). Yang terpenting, kita harus menaati Roh Kudus dan jangan memadamkan-Nya (1 Tes. 5:19). Bagian # 4 – Pertanyaan dan Jawaban Umum mengenai Roh Kudus A. “Kapan Orang Percaya Menerima Roh Kudus?” Menurut Kitab Suci, orang percaya tidak menerima Roh Kudus dengan sendirinya saat ia percaya Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka. Orang-orang di Samaria belum menerima Roh Kudus, sekalipun mereka telah menerima Injil dan dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus (Kis. 8:12-17). Dalam Kisah Para Rasul 19:1-6, hal yang pertama kali ditanyakan Paulus kepada beberapa murid saat bertemu dengan mereka di jalan adalah apakah mereka telah menerima Roh Kudus saat mereka menjadi percaya. Itu belumlah terjadi hingga Paulus menumpangkan tangan atas mereka, sehingga Roh Kudus turun atas mereka. Seseorang haruslah percaya kepada firman kebenaran, Injil keselamatan untuk menerima Roh Kudus (Ef. 1:13). Seseorang tidak dapat menerima Roh Kudus, bila ia meyakini Injil yang lain. Hanya orang-orang yang percaya, bertobat dan dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristuslah yang akan menerima Roh Kudus. Kadang, Allah memberikan Roh Kudus kepada manusia sebelum dibaptis untuk meneguhkan keyakinan dan menggerakkan mereka untuk bertobat. 64 Tercurahnya Hujan Akhir B. “Apakah Orang Percaya yang Telah Dibaptis dan Belum Menerima Roh Kudus merupakan Milik Kristus?” Barangsiapa yang telah dibaptis di dalam Kristus pasti merupakan milik Kristus (Gal. 3:27-29). Selama keselamatan Allah diperhatikan, baptisan air dan penerimaan Roh Kudus bagaikan dua sisi dari sekeping uang logam. Janji Roh Kudus diberikan kepada setiap orang yang menerima anugerah Allah melalui baptisan air (Kis. 2:3839). Orang-orang percaya yang telah dibaptis merupakan milik Kristus dan janji Roh Kudus telah menjadi milik mereka. Pada saatnya, mereka akan menerima janji itu. C. “Apakah ‘Lahir dari Roh’ Merujuk pada Penerimaan Roh Kudus?” Yesus Kristus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Yoh. 3:5). Jelaslah bahwa lahir dari Roh penting bagi keselamatan setiap manusia. Dari bagian Kitab Suci lainnya, kita pun melihat bahwa menerima Roh Kudus merupakan persyaratan lainnya bagi keselamatan. Sebagai contoh, Titus 3:5 menyatakan bahwa kita diselamatkan oleh permandian kelahiran kembali dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus; dalam Titus 3:6 menjelaskan bahwa Roh Kudus telah dicurahkan dengan limpahnya kepada manusia. Demikian pula, Efesus 1:13 mengatakan bahwa orang-orang percaya telah diberi tanda dengan meterai yang dijanjikan oleh Roh Kudus (menerima Roh Kudus yang dijanjikan), yang merupakan jaminan dari bagian warisan kita. Jadi sesungguhnya, dilahir dari Roh merujuk pada penerimaan Roh Kudus, yang penting bagi keselamatan. D. “Apakah Bahasa Roh Harus Dapat Dipahami?” Para murid Tuhan bukanlah berbicara dalam bahasa asing. Tetapi Allah membukakan telinga dari orang-orang Yahudi, sehingga mereka mendengar para murid Tuhan itu berbicara dalam bahasa mereka sendiri (Kis. 2:8-11). Biasanya, bila beberapa orang berbicara lebih dari dua bahasa dalam waktu yang bersamaan, tentu tidak ada seorangpun yang dapat memahami apa yang sedang diucapkannya. Bagaimanapun, pada hari raya Pentakosta, 120 orang berbahasa roh. Orang-orang Yahudi yang berasal kira-kira dari 15 kelompok bahasa dapat memahami bahwa mereka sedang mengucapkan pekerjaan-pekerjaan Allah yang luar biasa dalam bahasa mereka sendiri (Kis. 2:8-11). Bahasa-bahasa itu tidak dapat dipahami oleh setiap orang di dalam keramaian. Saat orang-orang Yahudi yang saleh memahami bahasa itu, yang lainnya justru beranggapan bahwa para murid Tuhan sedang mabuk oleh anggur manis (Kis. 2:13). Bila para murid Tuhan sungguh-sungguh berbicara dalam bahasa asing, lalu mengapa hanya orang-orang Yahudi yang saleh, yang dapat memahami apa yang sedang diucapkan? Dan mengapa yang tidak saleh justru beranggapan bahwa para murid Tuhan sedang mabuk? Allah ingin menyelamatkan orang-orang Yahudi yang saleh, sehingga mengizinkan mereka memahami bahasa itu. Sebagai hasilnya, banyaklah orang yang menjadi percaya dan dibaptis di dalam Kristus (Kis. 2:37-41). Di lain pihak, para pencemooh, tidak memahaminya. Tercurahnya Hujan Akhir 65 Menguji Pemahaman 1. Bukankah Alkitab mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia? Lalu, mengapa kita memerlukan Roh Kudus untuk menyelamatkan kita? Berilah dukungan atas jawaban kalian sedikitnya dengan 3 ayat Alkitab. 2. Apakah maksudnya ‘berkhotbah dalam bahasa roh’? Bagaimana Alkitab menjelaskan fenomena ini? Di manakah hal itu dicatatkan? Apakah perbedaannya dengan berdoa dalam bahasa roh? 3. Apakah perbedaan antara ‘menerima Roh Kudus’ dan ‘dipenuhi dengan Roh Kudus’? Mengapa penting untuk dipenuhi dengan Roh Kudus? 4. Apakah yang kita perlukan untuk dipenuhi dengan Roh Kudus? Penerapan Kehidupan Rintikan Air Hujan Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok (paling baik tiga kelompok). Tiap-tiap kelompok akan memilih topik yang berbeda dari kategori berikut: 1. Enam khasiat penting dari Roh Kudus 2. Dua macam bahasa roh 3. Tiga manfaat dari kepenuhan Roh Kudus Setiap kelompok akan menggambar sebuah awan untuk tiap-tiap kategori dan menuliskannya di dalam awan itu. Rinciannya akan menjadi rintikan air hujan yang berasal dari awan. Pastikan bahwa rintikan air hujan itu cukup besar untuk memuat tulisan yang dapat dibaca. Petunjuk bagi rintikan air hujan adalah sebagai berikut: Kelompok Khasiat: Buatlah enam rintikan air hujan bagi setiap khasiat penting dari Roh Kudus. Masukkan ayat pendukung bagi tiap-tiap khasiatnya. Kelompok Macam: Buatlah enam rintikan air hujan: Dua rintikan untuk menggambarkan macamnya, dua rintikan untuk menggambarkan ayat-ayat referensinya dan dua rintikan yang berisi contoh-contoh. Kelompok Manfaat: Buatlah enam rintikan air hujan: Tiga rintikan untuk menggambarkan manfaat dari ayat-ayat referensinya dan tiga rintikan yang berisi contoh-contoh penerapan kehidupan dari tiap-tiap manfaat. 66 Tercurahnya Hujan Akhir Berikan waktu selama lima menit dari sekarang kepada tiap-tiap kelompok. Setiap kelompok (termasuk kelompok Dampak) haruslah menunjukkan rintikan air hujan mereka adalah penting untuk doktrin Roh Kudus dan bagaimana membantu ‘melembabkan’ kehidupan kita sehari-hari. Hiasilah ruangan kelas sesuai dengan keinginan yang ada. Renungan dan Doa Berdoa dengan Roh Kudus bukan hanya penting dalam melakukan pekerjaan gereja, tetapi penting pula bagi kehidupan kita sebagai umat Kristen. Seorang penatua pernah membandingkan membaca Alkitab sebagai menyantap makanan keras dan berdoa dalam roh sebagai minum air. Tentu saja, tidak baik mengabaikan keduanya. Bagaimanapun, kita mungkin hanya menjadi lemah dan kelaparan, bila tidak menyantap makanan untuk periode waktu yang lama, tetapi akan mudah pingsan atau meninggal, bila kita berhenti minum air. Oleh karena itu, kita harus secara sadar senantiasa berdoa dan minum dari sumber air yang hidup. Hanya ketika berakar dekat dengan sumber air dan minum dari padanyalah, kepenuhan Roh Kudus akan dapat membuat kita ‘berakar ke bawah dan menghasilkan buah ke atas’ (Yes. 37:31). Tercurahnya Hujan Akhir 67 Halaman Kosong 68 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran Doktrin Sabat (1) 8 Bacaan Kitab Kej. 2:1-3; Kel. 16:23-32; 20:8-11; Yes. 56:1-7; Yer. 17:1-27; 24:1-27:22; Mrk. 1:21; 6:1 Sasaran Pelajaran 1. Menyelidiki kepercayaan orang Kristen terhadap ibadah hari Minggu 2. Meneguhkan keabsahan ibadah hari Sabat Ayat Alkitab “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.” (1 Kor. 7:19) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Roma 9-13 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Tanyakan kepada murid-murid, apakah mereka pernah melewatkan pesta ulang tahun, acara reuni atau latihan olahraga karena ke gereja. Pernahkah mereka harus menjelaskan kepada orang lain mengapa mereka pergi ke gereja pada hari Sabtu dan bukannya pada hari Minggu? Pada pelajaran hari ini, kita akan menyelidiki beberapa argumen untuk ibadah hari Minggu dan mengapa kita bertahan dalam ibadah pada hari Sabat. Tercurahnya Hujan Akhir 69 Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Pemahaman mengenai Hari Tuhan Banyak gereja percaya bahwa umat Kristen harus menyembah hari Tuhan daripada hari Sabat orang Yahudi. Dalam Perjanjian Baru, istilah ‘hari Tuhan’ ditemukan di dalam kitab Wahyu, dalam kesaksian Yohanes, “Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh…” (Why. 1:10). Karena pernyataan Yohanes mengenai ‘hari Tuhan’ inilah, banyak gereja percaya bahwa ibadah Perjanjian Baru harus diselenggarakan pada hari Minggu dan bukannya pada hari Sabtu. Tetapi, ayat di dalam kitab Wahyu ini tidak pernah mengartikan ‘hari Tuhan’ sebagai hari pertama minggu itu ataupun memerintahkan untuk memperingati kebangkitan Tuhan pada hari ini. Sebaliknya, ‘hari Tuhan’ yang sesungguhnya adalah hari pada masa yang akan datang, yang dimasuki Yohanes melalui penglihatan (Catatan: Dalam terjemahan R.F. Weymouth mengenai ayat ini mengatakan, “Di dalam roh, aku menemukan diriku hadir pada hari Tuhan”). Sebagai hasilnya, ia dapat mencatat berbagai nubuatan mengenai kehancuran dunia pada masa yang akan datang di dalam kitab Wahyu. Oleh karena itu, ‘hari Tuhan’ bukanlah merujuk pada salah satu hari dari ketujuh hari dalam satu minggu, tetapi justru merujuk pada ‘hari kiamat’ yang telah sering digambarkan di dalam Perjanjian Lama (Yes. 13:6,9; Yeh. 13:5; Yl. 1:15; 2:1,31; 3:14; Am. 5:18; Zak. 14:1; Mal. 4:5). Bagian # 2 – Pembenaran untuk Ibadah pada Hari Kebangkitan Kristus Karena Kristus bangkit pada hari Minggu, orang-orang Kristen umumnya percaya bahwa penekanan khusus haruslah ditempatkan pada hari itu. Tiga argumen utama untuk ibadah hari Minggu adalah sebagai berikut: A. Tuhan Menampakkan Diri kepada Para Murid-Nya pada Hari Minggu Kitab Yohanes mencatat, “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu, datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera bagi kamu!” (Yoh. 20:19). Karena Yesus menampakkan diri pada hari Minggu setelah penyaliban, beberapa orang percaya bahwa hari pertama minggu itu harus disisihkan untuk memperingati kebangkitan-Nya. Tetapi, ayat ini tidak membenarkan ibadah hari Minggu. Pertama, maksud utama dari ayat ini bukanlah menekankan pada hari Minggu saat Yesus Kristus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya; bukan pula menyatakan secara tidak langsung mengenai ibadah yang akan datang seperti pada sekarang ini. Sebaliknya, ayat ini justru menunjukkan kepada para murid bahwa Yesus Kristus telah benar-benar bangkit. Kedua, hari Minggu bukanlah satu-satunya hari pada minggu itu saat Yesus Kristus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Dari Yohanes 20:26 kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus pun menampakkan diri pada hari Senin. Ketiga, para murid tidak berkumpul untuk merayakan kebangkitan Kristus. Mereka bersembunyi di balik pintu-pintu yang tertutup, begitu takutnya terhadap kemarahan orang-orang Yahudi, yang baru saja menyalibkan Kristus. Sesungguhnya, banyak dari antara mereka yang masih belum percaya kepada 70 Tercurahnya Hujan Akhir kesaksian dari beberapa perempuan mengenai kebangkitan Kristus (Mrk. 16:9-11; Luk. 24:5-11). B. Jemaat Mula-Mula Bertemu pada Hari Minggu untuk Memecahkan Roti Kisah Para Rasul 20:7 mencatatkan, “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.” Ayat ini dipergunakan untuk membantah bahwa jemaat mula-mula bertemu pada hari Minggu untuk mengadakan Perjamuan Kudus. Penyelidikan yang lebih mendalam dari ayat ini justru akan membuktikan yang sebaliknya. Pertama, ayat itu tidak pernah menyinggung perihal peringatan akan kebangkitan Kristus. Tindakan ‘memecah-mecahkan roti’ saja tidaklah cukup untuk menyatakan bahwa jemaat mula-mula mengganti hari Sabat dengan hari Minggu. Kedua, ‘memecah-mecahkan roti’ di sini jelas merupakan bagian dari perjamuan kasih saja (Kis. 2:46; Yud. 12) sebagai kebalikan dari Perjamuan Kudus (1 Kor. 11:23-25). Karena Paulus siap untuk berangkat keesokan harinya, yang paling mungkin adalah memecah-mecahkan roti dalam perjamuan kasih dalam rangka perpisahan dengan dirinya. Bahkan bila perjamuan itu merupakan Perjamuan Kudus, maka tujuannya adalah untuk mengingat kematian Kristus dan bukannya kebangkitan Kristus. C. Jemaat Mula-mula Bertemu pada hari Minggu untuk Mengumpulkan Persembahan Dalam 1 Korintus 16:2, Paulus menuliskan, “Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing – sesuai dengan apa yang kamu peroleh – menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.” Oleh sebab hal inilah, banyak gereja Kristen menyatakan bahwa jemaat mula-mula yang bertemu pada hari Minggu adalah untuk mengumpulkan persembahan-persembahan khusus. Makna perkataan dari ayat ini bukanlah menunjukkan pada pokok persoalannya. Pertama, ayat itu tidak menunjukkan bahwa jemaat yang berkumpul pada setiap hari Minggu adalah untuk mengumpulkan persembahan. Itu hanya memerintahkan jemaat Korintus untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka guna pengumpulan persembahan yang akan datang. Kedua, pengumpulan persembahan ini terdiri dari sumbangan khusus dan bukanlah perpuluhan biasa. Tujuannya adalah untuk membantu orangorang Yahudi yang miskin di Yerusalem (Rm. 15:25-26). Itulah sebabnya, Paulus merujuk pada ‘penginjilan bagi orang-orang kudus’ dalam 1 Korintus 16:1 dan ‘yang kamu anggap layak…untuk menyampaikan pemberianmu ke Yerusalem.’ Ketiga, tujuan dari penyisihan uang setiap minggunya adalah bukan untuk memberikan persembahan hari Minggu, tetapi hanya menyederhanakan proses pengumpulan, sehingga Paulus tidak perlu membuang-buang waktu ketika ia berkunjung ke gereja Korintus. Bagian # 3 – Beberapa Alasan untuk Tidak Beribadah pada Hari Sabtu Setelah membungkamkan berbagai argumen untuk menjalankan ibadah hari Minggu, kita akan menyelidiki beberapa alasan mengapa banyak orang percaya bahwa hari Sabat harus dihapuskan. Tercurahnya Hujan Akhir 71 A. Kita Tidak Lagi Terikat oleh Hukum Taurat Perjanjian Lama Beberapa orang mungkin merujuk pada pernyataan dalam Roma 6:14 bahwa kita “tidak lagi berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia” (Rm. 6:14b). Oleh karena itu, perintah untuk “mengingat dan menguduskan hari Sabat” (Kel. 20:8) merupakan bagian dari hukum Taurat Perjanjian Lama dan itu tidak berlaku lagi bagi kita. Tetapi, Roma 6:14 tidak meniadakan keabsahan hari Sabat. Pertama, susunan kata dari ayat itu menunjukkan bahwa kalimat ‘tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia’ tidaklah dapat dipisahkan. Itu hanyalah bukti pendukung untuk bagian pertama dari ayat itu, yaitu: “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” Kedua, makna perkataan dari ayat itu adalah pembahasan mengenai dosa dan bukannya hari Sabat. Manusia yang hidup di bawah hukum Taurat memiliki pengetahuan akan dosa (Rm. 3:20), tetapi tidak dapat menghindar dari kendalinya (Rm. 7:18-23). Oleh karena itu, mereka bersalah terhadap Allah (Rm. 4:15) dan beroleh maut sebagai upahnya (Rm. 6:23). Sebaliknya, ‘tidak berada di bawah hukum Taurat’ bukanlah berarti tidak berada di bawah penghakiman Allah (Rm. 3:19). Karena hukum Taurat merupakan standar yang digunakan Allah untuk menghakimi semua manusia yang berada di bawah hukum Taurat (1 Yoh. 3:4; Rm. 2:12). Setiap manusia yang berada di dunia ini ‘terbelenggu dosa’ oleh Kitab Suci (Gal. 3:22). Alasan mengapa Yesus Kristus terlahir di bawah hukum Taurat adalah untuk menjadi tebusan bagi orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat, sehingga Dia dapat ‘menebus’ orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat, sekaligus menerima pengangkatan kita sebagai anak (Gal. 4:4-5). Ketika menerima baptisan air, semua dosa kita dihapuskan, sehingga kita dibebaskan dari dosa dan hukum-hukum yang ada di dalamnya (Rm. 6:4-7). Oleh karena itu, keselamatan dari Kristus meletakkan kita dalam posisi “tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia”. B. Kasih Allah itu Cukup Yesus Kristus mengatakan dua hukum yang terutama, yaitu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” dan “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dia pun berkata, “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat. 22:37-40). Beberapa orang Kristen menafsirkan ayat ini bahwa orang Kristen tidak perlu menaati perintah Allah lainnya selama mereka mengasihi Allah dan sesama. Namun, kita janganlah lupa bahwa mengasihi Allah berarti memegang perintah-perintah-Nya. Seperti dalam 1 Yohanes 5:3 memberitahukan, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintahperintah-Nya itu tidak berat.” Dengan memegang Sepuluh Perintah, kita bukan hanya menyelesaikan kewajiban kita kepada Allah, tetapi kepada manusia pula (Rm. 13:9-10). Kita pun harus ingat bahwa memegang perintah-perintah Allah ditekankan di dalam Perjanjian Baru. Saat seseorang menanyakan Yesus Kristus perihal bagaimana cara memperoleh hidup yang kekal, Diapun menjawab, “Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah perintah-perintah Allah” (Mat. 19:17). Paulus pun menuliskan, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah” (1 Kor. 7:19). Lebih lanjut, Allah mewahyukan kepada Yohanes bahwa orang-orang kudus pada akhir zaman akan menjadi orangorang yang menuruti perintah Allah dan beriman kepada Yesus. Oleh karena itu, 72 Tercurahnya Hujan Akhir kita pun hendaklah senantiasa menaati perintah-perintah Allah (Why. 14:12). Terakhir, kita tidak boleh meniadakan satu perintah Allahpun untuk kesenangan kita sendiri. Bila sembilan perintah lainnya (perintah ke-1 hingga ke-3 dan ke-5 hingga ke-10) terus dijalankan oleh umat Kristen sekarang ini, mengapa perintah yang keempat harus diabaikan? Tidak ada alasan bagi kita untuk menghapus hari Sabat, sementara kita selalu melarang penyembahan berhala, membunuh, berzinah dan mencuri (Yak. 2:10-11). C. Yesus Kristus Menghapuskan Hari Sabat Seringkali, dua tindakan dari Tuhan Yesus ini disalahtafsirkan, sehingga membuat banyak orang menentang akan hari Sabat. Pertama, Tuhan Yesus menyembuhkan pada hari Sabat (Mat. 12:9-14; Luk. 14:1-6; Yoh. 9:13-16). Kedua, Yesus Kristus mengizinkan para murid untuk memetik bulir-bulir gandum dan memakannya pada hari Sabat. Kedua tindakan ini jelas melanggar hukum Sabat yang menuntut perhentian sepenuhnya. Penyembuhan oleh Yesus Kristus tidak dapat ditafsirkan sebagai penghapusan atas hari Sabat. Sesungguhnya, Tuhan sendiri memegang hari Sabat dengan cara mengunjungi rumah ibadat seperti biasanya (Luk. 4:16). Dalam Matius 12:9-14, Yesus Kristus menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya untuk memperbaiki pandangan yang keliru dari orang-orang Yahudi bahwa pekerjaanpekerjaan baik seperti menyembuhkan seseorang tidak dapat dilakukan pada hari Sabat. Keabsahan menyembuhkan pada hari Sabat sekali lagi ditegaskan di dalam Lukas 14 dan Yohanes 9. Sebagaimana kekeliruan orang-orang Farisi yang mengutuk Yesus Kristus karena telah menyembuhkan seseorang pada hari Sabat, demikian pula merupakan suatu kekeliruan, bila kita memandang penyembuhan atas diri seseorang itu adalah untuk meniadakan hari Sabat. Begitu pula, merupakan suatu kekeliruan bagi kita untuk mengutuk atas tindakan para murid saat memetik bulir-bulir gandum dan memakannya pada hari Sabat. Dengan memetik bulir-bulir gandum, para murid melanggar hukum Sabat, “Enam hari lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari ketujuh haruslah engkau berhenti dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga” (Kel. 34:21). Bagaimanapun, membiarkan para murid-Nya untuk makan merupakan bukti yang lemah untuk mneyatakan bahwa Yesus Kristus menghapuskan hari Sabat. Sesungguhnya, Dia sedang berusaha mengajarkan orang-orang Yahudi bahwa diperbolehkan untuk makan pada hari Sabat, karena “hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk. 2:27). Karena “Anak Manusia adalah juga Tuhan adalah hari Sabat”, maka Yesus Kristus memiliki kuasa untuk mengubah bagaimana cara hari Sabat harus dipegang. Bagaimanapun, kita harus senantiasa menjalankan hari Sabat, sekalipun di bawah kasih karunia (Yoh. 1:17; Rm. 6:14). D. Hari Sabat Dipakukan di Kayu Salib Salah satu ayat terkenal yang dipergunakan untuk melanggar ibadah Sabat adalah Kolose 2:14-17 yaitu: “Dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintahpemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Karena itu, janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, Tercurahnya Hujan Akhir 73 bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” Ketika membaca ayat ini, kita harus menyadari bahwa ‘ibadah Sabat’ di sini merujuk pada ‘Sabat di bawah hukum Taurat’. Di bawah hukum Taurat Perjanjian Lama, umat pilihan Allah memiliki banyak larangan dalam hal makanan (Im. 11), hari Sabat (Kel. 16:25-29; 35:1-3; Bil. 15:32-36) dan korban (Bil. 28:9-10). Tetapi karena Kristus membebaskan kita dari hukum Taurat, maka semua larangan mengenai makanan dihapuskan di Perjanjian Baru (Kis. 10:9-16; Rm. 14:1-3; 1 Tim. 4:3-5). Demikian pula, semua larangan mengenai hari Sabat dicabut. Oleh karena itu, umat Kristen dapat memegang ‘Sabat di bawah kasih karunia’ dan bukannya ‘Sabat di bawah hukum Taurat’. Di bawah kasih karunia, kita boleh makan dan minum pada hari Sabat, karena tidak terikat oleh larangan-larangan yang berlaku di bawah hukum Taurat. Demikian pula, sekarang kita dapat beribadah kepada Tuhan pada hari Sabat tanpa harus mempersembahkan binatang atau berhenti dari melakukan pekerjaan baik bagi sesama. Bagian # 4 - Bukan Hari Sabtu ataupun Hari Minggu “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting daripada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri” (Rm. 14:4-5). Beberapa orang menafsirkan ayat ini berati semua hari adalah sama. Oleh karena itu, tidak masalah bila beribadah pada hari Sabtu, hari Minggu ataupun hari lainnya dalam satu minggu. Penyelidikan yang mendalam mengenai ayat ini membuktikan bahwa pandangan itu keliru. Pertama, latar belakang dari kitab Roma tidak mendukung pembahasan antara hari Sabtu dan hari Minggu. Paulus menuliskan kitab Roma sekitar tahun 57-58 M, di akhir perjalanan penginjilannya yang ketiga (Rm. 15:25-28; Kis. 19:21; 20:1-6). Pada masa itu, tidak ada pembahasan yang disebutkan dalam Alkitab yang berkaitan dengan perbaikan mengenai hari Sabtu dan hari Minggu. Kedua, penyetaraan mengenai ‘suatu hari yang melampaui hari lainnya’ dengan persoalan makanan (Rm. 14:1-6) menunjukkan bahwa ‘hari-hari’ dalam ayat ini merujuk pada hari-hari raya khusus yang disebutkan dalam hukum Taurat orang Yahudi. Itulah sebabnya, kitab Kolose memberitahukan: “Karena itu, janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus” (Kol. 2:16-17). Ketiga, maksud dari ayat ini bukanlah untuk menghapuskan hari Sabat, tetapi justru memotivasi orang-orang Kristen Roma untuk saling menerima di dalam kasih. Sekalipun hukum-hukum pada Perjanjian Lama (catatan: tidak termasuk Sepuluh Perintah) telah dihapuskan di dalam Perjanjian Baru (Kis. 10:9-16), banyak orang yang baru bertobat dari Yudaisme memiliki pertanyaan dan berselisih paham mengenai hukumhukum yang lama itu perihal makanan. Oleh karena itu, Paulus perlu mengingatkan mereka untuk ‘saling menerima’, tanpa mempedulikan setiap hukum orang Yahudi yang dipegang oleh masing-masing” (Rm. 15:7). Selain itu, tulisan Paulus lainnya pun menunjukkan dirinya sebagai orang yang tidak akan mengurangi keabsahan hari Sabat. Saat Paulus melayani di Tesalonika, ia masuk ke rumah ibadat selama tiga kali Sabat berturut-turut. Ia pun 74 Tercurahnya Hujan Akhir sangat berterus terang mengenai beberapa perubahan yang terjadi dalam Perjanjian Lama. Karena pandangan Paulus bertentangan dengan sunat pada Perjanjian Lama, iapun dianiaya dengan hebatnya (Gal. 5:11; 6:12). Sebagai akibatnya, ia menulis secara terbuka untuk memepertahankan pergantian sunat menjadi baptisan air (Rm. 3:30; Gal. 5:1-6; 6:15; Flp. 3:2-3). Oleh karena itu, bila Paulus percaya pada sesuatu yang sekontroversial terhadap pergantian hari Sabat menjadi hari Minggu, seharusnya ia dengan penuh semangat mempertahankannya di dalam surat-suratnya itu. Tetapi, ia justru tidak pernah menyatakan secara jelas bahwa hari Sabat harus dihapuskan. Oleh karena itu, hari Sabat haruslah dipegang seperti yang dinyatakan oleh Tuhan. Menguji Pemahaman 1. Apakah ‘hari Tuhan’ itu? Mengapa kita tidak beribadah pada hari Tuhan? 2. ‘Hari Sabat adalah bagi orang Yahudi dan hari Minggu adalah bagi umat Kristen merupakan sebuah kalimat yang umum terdengar. Apakah tiga dasar pembenaran penting dari ibadah hari Minggu? Mengapa mereka disesatkan? 3. Sebutkan empat argumen penting mengenai ibadah hari Sabat. Apakah jawaban untuk menentang argumen itu? 4. Beberapa orang menganggap hari yang dikhususkan untuk beribadah kepada Allah bukanlah hari Sabtu atau hari Minggu, karena suatu pernyataan dari Roma 14:4-5. Apakah yang kalian akan katakan kepada mereka? Penerapan Kehidupan Seberapa Besarkah Engkau Mengasihi Aku? Bagilah murid-murid ke dalam dua kelompok. Satu kelompok akan mengisi Tabel 1 dan kelompok lainnya akan mengisi Tabel 2 (kedua tabel telah tersedia di dalam Buku Aktivitas Murid). Dengan menggunakan setiap tabel yang ada, mintalah setiap kelompok untuk menuliskan sebuah peran singkat, yang menggambarkan pertemuan seorang guru sekolah Minggu dengan guru Pendidikan Agama dari Gereja Yesus Sejati. Berikan setiap kelompok waktu sebanyak 5-10 menit untuk memperagakan peran mereka itu. Anda pun dapat membuat videonya dan memutarnya kembali untuk murid-murid. Tercurahnya Hujan Akhir 75 Tabel 1: Penyembahan pada Hari Minggu, Hari Tuhan Pernyataan Ayat Pendukung Argumen yang Menentang (Gereja Yesus Sejati) Ayat Pendukung 1. Tuhan menampakkan diri kepada para muridNya pada hari Minggu 2. Jemaat mulamula bertemu pada hari Minggu untuk memecahkan roti 3. Jemaat mulamula bertemu pada hari Minggu untuk mengumpulkan persembahan Tabel 1: Penyembahan pada Hari Sabtu Pernyataan Ayat Pendukung 1. Kita tidak lagi terikat oleh hukum Taurat Perjanjian Lama 2. Kasih Allah itu cukup 3. Yesus Kristus menghapuskan hari Sabat 4. Hari Sabat dipakukan di kayu salib 76 Tercurahnya Hujan Akhir Argumen yang Menentang (Gereja Yesus Sejati) Ayat Pendukung Renungan dan Doa Hari Sabat sungguh merupakan hari yang diberkati, yang tidak dapat digantikan dengan hari Minggu. Bukan hanya untuk mengenang akan kasih karunia Allah dalam penciptaan (Kej. 2:1-2), tetapi mengizinkan kita pula untuk lebih dekat kepada-Nya di dalam perhentian yang sejati. Karena Tuhan memberitahukan dalam Yesaya 56:2,6b-7a, “Berbahagialah orang…yang memelihara hari-hari Sabat”, karena “semuanya yang memelihara hari Sabat dan yang tidak menajiskannya dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku...akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku.” Kiranya kita senantiasa masuk ke gunung Allah yang kudus pada hari Sabat untuk merayakan damai sejahtera dan perhentianNya. Tercurahnya Hujan Akhir 77 Halaman Kosong 78 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran Doktrin Sabat (2) 9 Bacaan Kitab Kel. 16:1-36; Neh. 13:1-31; Mat. 11-28-30; Kis. 16:1-40; Ibr. 3:1-4:16 Sasaran Pelajaran 1. Menyelidiki perintah mengenai hari Sabat dan khasiatnya 2. Memotivasi murid-murid untuk memegang hari kudus Allah Ayat Alkitab “Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu.” (Kej. 2:3) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Roma 14-1 Korintus 2 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Apakah perbedaan antara hari Sabat dan perhentian Sabat? Apakah kita mengetahui berkat dan kutuk yang berkaitan dengan hari Sabat ? Bagaimana kita memegang Sabat dengan benar ketika sedang berlibur bersama keluarga dan tidak ada gereja di sekitar situ? Pada pelajaran hari ini, kita bukan hanya mempelajari asal mula hari Sabat, tetapi membahas pula mengenai penting dan perlunya memegang hari yang dikuduskan ini. Tercurahnya Hujan Akhir 79 Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Asal Mula Hari Sabat Sabat didirikan saat dunia diciptakan. Setelah menciptakan dunia selama enam hari, “lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah, Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu” (Kej. 2:3). Oleh karena itu, kita mengetahui bahwa hari Sabat bukanlah hanya hari ketujuh, tetapi hari yang diberkati dan yang kudus pula. Setelah orang Israel keluar dari Mesir, Allah sekali lagi mengingatkan umatNya untuk menjalankan hari Sabat (Kel. 16:14-29). Di padang belantara, Tuhan melakukan perhentian Sabat dengan tidak memberikan manna pada hari itu. Ia memerintahkan umat-Nya: “Perhatikanlah, Tuhan telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu” (Kel. 16:29). Akhirnya, Sabat dituliskan di atas loh batu saat Allah menetapkannya sebagai salah satu dari Sepuluh Perintah di Gunung Sinai. Di sana, Tuhan memerintahkan, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu lakilaki atau anakmu perempuan atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu” (Kel. 20:8-10). Allah menuntut perhentian penuh dari setiap manusia, tidak peduli jenis kelamin atau status sosial mereka. Tidak seorangpun, termasuk hewan, bekerja karena “sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya” (Kel. 20:11). Bagian # 2 – Tujuan Hari Sabat Dalam Perjanjian Lama, Sabat merupakan hari perhentian dari segala pekerjaan untuk memperingati ciptaan Allah, pembebasan dan perjanjian-Nya. Sabat mengingatkan orang-orang Israel akan kemurahan dan anugerah Allah dalam memberikan hidup dan menyelamatkan mereka dari Mesir (Ul. 5:14). Itulah tanda dari perjanjian yang kekal antara Allah dan anak-anak Israel (Kel. 31:12-17), sekaligus merupakan hari pengudusan dan pemisahan dari dunia. Sebagaimana Allah berkata dalam kitab Yehezkiel: “Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan mereka” (Yeh. 20:12). Dimulai dari Perjanjian Baru, makna Sabat dipergunakan untuk tingkatan yang lebih tinggi. Dengan menyatakan “hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk. 2:27), Yesus Kristus menunjukkan bahwa Sabat bukan hanya sebagai hari kudus Allah, tetapi juga sebagai anugerah perhentian dari sang Pencipta. Selain itu, pengganti dari mengenang pembebasan orang-orang Israel secara fisik, sekarang kita memperingati pembebasan rohani Allah dari perbudakan dosa (Yoh. 8:34; Rom 8:2). Yang terpenting, karena Yesus Kristus mati bagi dosadosa manusia, maka sekarang kita dapat dikuduskan dan masuk kerajaan surga 80 Tercurahnya Hujan Akhir melalui Dia. Oleh karena itu, hari Sabat yang sekarang ini menubuatkan datangnya hari perhentian yang kekal. Seperti dalam Ibrani 4:9-10 memberitahukan, “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.” Oleh karena itu, kita memegang janji perhentian yang kekal itu di dalam pikiran ketika menjalankan hari kudus Allah. Bagian # 3 – Berkat dan Kutuk Hari Sabat Karena Sabat merupakan hari yang dikhususkan oleh Allah, maka orangorang yang menjalankannya akan diberkati (Kej. 2:3). Yesaya memberitahukan, “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat ‘hari kenikmatan’ dan hari kudus Tuhan ‘hari yang mulia’...maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu” (Yes. 58:13-14). Alkitab pun memberitahukan bahwa bencana akan datang pada orang-orang yang tidak menghargai hari Sabat. Tuhan sendiri memperingatkan, “Apabila kamu tidak mendengarkan perintah-Ku untuk menguduskan hari Sabat dan untuk tidak masuk mengangkut barang-barang melalui pintu-pintu gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka di pintu-pintu gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan memakan habis puri-puri Yerusalem dan yang tidak akan terpadamkan” (Yer. 17:27). Karena orang-orang Israel tidak memegang Sabat, maka Yerusalem ditinggalkan sunyi sepi selama 70 tahun (2 Taw. 36:17,21) dan mereka ditawan ke Babel (Neh. 13:15-18; Yer. 17:19-23). Bagian # 4 – Sabat di bawah Hukum Taurat vs Sabat di bawah Kasih Karunia Sabat di bawah hukum Taurat dengan keras melarang setiap pekerjaan untuk dilakukan. Sebelum hari Sabat, orang-orang Israel diharapkan mempersiapkan segala sesuatunya, sehingga mereka dapat berkonsentrasi untuk menyembah Tuhan. Saat memasuki Sabat, mereka tidak diizinkan untuk mengumpulkan manna dan kayu api, menyalakan api atau memasak apapun (Kel. 16:25-29; 35:3; Bil. 15:3236). Bahkan para tabibpun tidak boleh memberi pengobatan pada hari itu (Mat. 12:10; Luk. 13:14). Untuk memastikan ketaatan terhadap Sabat, mereka yang melanggar hari Sabat akan dihukum mati (Kel 20:9-10; 35:1-2). Saat Yesus Kristus datang ke dunia, Ia memiliki wewenang untuk mengubah bentuk ibadah Sabat, karena Dialah Tuhan atas hari Sabat (Mrk. 2:28). Oleh karena itu, Ia menjadikan hari Sabat lebih mudah untuk dilakukan dan fleksibel. Laranganlarangan terdahulu mengenai Sabat dihapuskan dan perbuatan-perbuatan baik, seperti menyelamatkan hewan dan menyembuhkan manusia (Mat. 12:9-13) diperbolehkan. Ketentuan untuk mengorbankan hewan pun dibatalkan, karena Kristus mati dan menumpahkan darah bagi kita sekali dan untuk semua. Bagaimanapun, kita memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk menyembah Tuhan pada hari Sabat, karena Dia mati untuk menebus dosa-dosa kita. Tercurahnya Hujan Akhir 81 Bagian # 5 – Perhentian Penuh Sabat atau hari ketujuh, disebut pula ‘Sabat bagi Tuhan’ (Im. 23:3). Berbeda dengan perhentian penuh merupakan hari-hari peringatan di luar hari Sabat (Im. 23:39). Inilah tiga contoh perhentian penuh: 1. Peringatan peniupan serunai – hari pertama pada bulan ketujuh. Ini merupakan pertemuan kudus dan perhentian penuh. Pekerjaan sehari-hari tidak boleh dilakukan pada hari ini (Im. 23:23-25). 2. Hari Pendamaian – hari kesepuluh pada bulan ketujuh. Ini merupakan perhentian penuh yang sungguh dengan tujuan untuk menghapus dosa. Pada hari itu, orang-orang diharapkan mengingat dosa-dosa mereka dan mempersembahkan korban api-apian untuk pendamaian (Im. 23:27-32). 3. Hari raya Pondok Daun – tujuh hari setelah hari kelima belas pada bulan ketujuh. Inilah perayaan hasil tanah untuk memberi persembahan dan mengucap syukur kepada Tuhan. Hari pertama dan kedelapan dari perayaan itu adalah perhentian penuh dan tidak boleh melakukan pekerjaan (Im. 23:33-36,39). Bagian # 6 – Bagaimana Menjalankan Hari Sabat Sabat atau hari ketujuh, disebut pula ‘Sabat bagi Tuhan’ (Im. 23:3). Berbeda dengan perhentian penuh merupakan hari-hari peringatan di luar Sabat (Im. 23:39). Inilah tiga contoh perhentian penuh: a. Mengikuti kebaktian-kebaktian penyembahan di gereja Melalui teladan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya, kita melihat pentingnya menjalankan hari Sabat di rumah Allah (Luk. 4:16; Kis. 17:1-2). Ketika berada di sana, kita harus membaca Kitab Suci, yang merupakan sebuah tradisi yang telah meluas dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru (Kis. 15:21). Doa-doa khusus haruslah dilakukan, agar dapat berkomunikasi dengan Allah. Bila tidak ada gereja, seseorang haruslah mencari tempat untuk berdoa dan beribadah kepada Tuhan (Kis. 16:13). Akhirnya, orang-orang yang memiliki karunia untuk memberitakan Injil haruslah berbicara untuk membangun kerohanian jemaat (Ef. 4:11-12). b. Mengingat penciptaan Allah (Kel. 20:11) Allah menciptakan alam semesta, sebagaimana seorang ahli bangunan yang mendirikan sebuah rumah (Ibr. 3:4). Bagi yang tidak mengenal Allah, mereka tidak akan mengucap syukur kepada sang Pencipta (Rm. 1:19-25). Karena mengetahui Allah adalah sang Pencipta, maka kita haruslah menjalankan hari Sabat untuk mengingat anugerah-Nya (Kis. 17:24-28; Mzm. 139:13-14; Pkh. 12:13). c. Mengingat keselamatan Allah (1 Kor. 15:55-57) Allah memerintahkan orang-orang Israel untuk menjalankan hari Sabat untuk mengingat bagaimana Dia telah menyelamatkan mereka dari perbudakan Mesir (Ul. 5:15). Sekarang, kita memegang hari Sabat untuk mengingat bagaimana Allah telah menyelamatkan kita dari dosa dan memberikan kelepasan (Rm. 6:14; 1 Kor. 15:55-57; 2 Kor. 3:17). 82 Tercurahnya Hujan Akhir d. Mengejar kekudusan (Yeh. 20:12) Kita haruslah mengejar kekudusan pada hari Sabat, karena hari itu dikuduskan oleh Allah (Kej. 2:3). Selain itu, Allah memanggil kita untuk melakukan apa yang kudus dan bukanlah yang tidak kudus atau yang tidak bermoral (1 Tes. 4:3-5,7). Karena Allah adalah kudus, kita pun haruslah menjadi kudus pada hari yang dikhususkan-Nya itu (1 Pet. 1:15-16; Ibr. 12:14). e. Mencari perhentian rohani (Mat. 11:28-30) Perhentian merupakan hak istimewa kita sebagai umat pilihan Allah. Orangorang yang tidak memiliki hari perhentian seperti orang-orang Israel, adalah orang-orang yang tidak dapat memasuki perhentian Allah, karena ketidaktaatan mereka (Ibr. 3:16-19). Oleh karena itu, ketika memasuki hari Sabat, kita harus mencari cara untuk memasuki perhentian Tuhan dan memiliki damai sejahtera di dalam hati kita (Ibr. 4:4-6). f. Mengharapkan perhentian yang kekal (Ibr. 4:1,9-11) Setiap hari Sabat di dunia melambangkan perhentian yang kekal di surga. Sebagai umat Kristen, pengharapan dan berkat terbesar kita adalah memasuki perhentian yang kekal (Ibr. 11:13-16; Why. 14:13). Karena memiliki pengharapan akan perhentian yang kekal, kita haruslah mengerjakan keselamatan pribadi dengan takut dan gentar (Flp. 2:12). Kita haruslah melupakan hal-hal yang ada di belakang dan meraih hal-hal yang ada di depan kita (Flp. 3:13-14). Bila tidak, kita tidak akan layak untuk kerajaan surga (Luk. 9:62). Menguji Pemahaman 1. Mengapa Allah mendirikan hari Sabat? 2. Bagaimana kita seharusnya menjalankan hari Sabat? Apakah kita harus berada di dalam gereja? 3. Apakah perbedaan antara Sabat di bawah hukum Taurat dan Sabat di bawah kasih karunia? Yang manakah yang lebih kalian sukai? Mengapa? 4. Apakah ada yang lebih daripada satu macam perhentian penuh? Berikan dua contoh. 5. Dalam Kolose 2:16-17, Paulus menuliskan, “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” Apakah maksudnya di sini? Apakah Paulus sedang mengatakan bahwa hari Sabat tidak penting, karena Kristus harus menjadi pusat dari iman kita? Tercurahnya Hujan Akhir 83 Penerapan Kehidupan Studi Kasus Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 2-3 orang. Mintalah tiap-tiap kelompok mendiskusikan kasus dan mencari jawabannya. Kelompokkan kembali untuk mendiskusikan jawaban dari tiap-tiap kelompok. Apakah jawabannya sesuai atau tidak sesuai dengan perintah Alkitab mengenai hari Sabat? Bagaimana saudara-saudari yang disebutkan dalam kasus-kasus itu mengejar minat mereka di dalam gereja? Pendahuluan Kadang, SMU dapat menjadi tingkatan yang sangat sulit dan sibuk di dalam kehidupan seseorang. Kehidupan dari seorang siswa SMU tertentu seringkali melibatkan tekanan akademis yang tinggi, tekanan dari teman-teman, konflik keluarga, pekerjaan paruh waktu dan beban dari berbagai aktivitas ekstra kurikuler. Seringkali, para siswa dipaksa untuk membuat keputusan-keputusan mengenai mengikuti kebaktian di gereja dengan berbagai jadwal yang berbenturan di sekolah. Berikut adalah beberapa latar belakang dari kehidupan nyata dari saudara-saudari dan keputusan-keputusan yang harus mereka buat: Kasus 1: Jenny – seorang pemain bola voli Jenny adalah seorang pemain bola voli yang sungguh berbakat di sekolahnya. Ia berpostur tubuh tinggi dan seorang pemukul bola voli yang hebat. Pada tahun pertamanya, ia telah menjadi penggerak di tim universitasnya. Bagaimanapun, banyak pertandingan yang diselengggarakan pada hari Sabtu. Ketika pertandingan perdana bergulir, ia telah memutuskan untuk mengikuti kebaktian pada hari Sabat. Jenny mengetahui bahwa meninggalkan pertandingan akan membuat pelatih dan teman-teman setimnya memandang rendah dirinya, tetapi ia pun menyadari bahwa Allah tidak akan senang, bila dirinya melewatkan untuk pergi ke gereja. Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Apakah yang akan dilakukan, bila kalian adalah Jenny? 2. Apakah kalian memiliki dilema yang serupa? Apakah yang kalian lakukan terhadapnya? Kasus 2: Josh – seorang anggota dari Badan Asosiasi Siswa Josh suka menjadi seorang pemimpin. Ia suka berbicara kepada orang banyak, mengatur banyak acara dan membuat berbagai rencana pelaksanaannya. Ia pun sangat terkenal di sekolah dan memiliki banyak teman. Oleh karena itu, ketika tiba waktunya untuk pemilihan anggota dari Badan Asosiasi Siswa, ia memutuskan untuk mencalonkan diri. Dengan bantuan teman-temannya, Josh menjadi calon yang efektif dan mendapat posisi di Badan Asosiasi Siswa. Tetapi, setelah menjadi seorang pemimpin, Josh menyadari bahwa dirinya diharapkan hadir di setiap pertandingan sepakbola pada hari Sabtu untuk menjadi sukarelawan dan menjual sesuatu untuk memperoleh uang bagi sekolahnya. Bila tidak berpartisipasi, Joshpun menyadari bahwa reputasinya akan merosot. Teman-teman Josh di Badan Asosiasi Siswa mungkin akan menyebut dirinya sebagai orang yang mengelak dari tanggung jawab 84 Tercurahnya Hujan Akhir dan menjelek-jelekkannya di belakang. Pada saat yang sama, Josh telah mendengar banyak kesaksian mengenai hari Sabat dan merasa takut akan hukuman Allah karena meninggalkan gereja. Oleh karena itu, ia berpikir, “Mungkin aku dapat pergi pada pagi hari ke pertandingan itu dan pergi ke gereja pada siang harinya...” Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Bagaimana akan menghadapi tugas-tugas di sekolah, bila kalian adalah Josh? 2. Apakah kalian akan berusaha untuk pergi ke sekolah dan gereja pada hari Sabat? Kasus 3: Carol yang Pintar Carol adalah siswa yang terkenal. Ia memiliki reputasi untuk menjadi orang pintar karena selalu mendapat nilai A di kelasnya. Karena tidak menganggap dirinya sebagai orang yang sangat atletis atau menarik secara fisiklah, ia berusaha untuk menjadi lebih baik dalam satu-satunya hal baik yang dimilikinya, yaitu nilai dari mata pelajaran. Ia hanya mencari angka sempurna dan setiap angka di bawah 90% dapat membuatnya merasa depresi. Pada awal tahun kedua, semua siswa yang memperoleh nilai tinggi di kelasnya telah mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus persiapan ujian negara. Karena tidak ingin ketinggalan, Carolpun memohon kepada orangtuanya untuk mendaftarkan dirinya dalam mengikuti kursus dengan kelas-kelas yang terdiri dari Bahasa Inggris, Kimia, Biologi dan Matematika. Tetapi, karena Carol telah mengambil mata pelajaran di sekolahnya, maka ia terpaksa harus mengambil kursus persiapan ujian negara itu pada hari Sabtu pagi. Pikiran harus meninggalkan hari Sabat membuatnya merasa agak tidak nyaman. Bagaimanapun, ia menghibur dirinya sendiri dengan beranggapan, “Baiklah, saya akan memuliakan Allah, bila memperoleh nilai sempurna dalam semua ujian mata pelajaran itu. Selain itu, kelaskelas ini hanya berlangsung sementara.” Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Apakah kalian setuju dengan pemikiran Carol? Mengapa atau mengapa tidak? 2. Apakah yang kalian akan sarankan kepada Carol? Renungan dan Doa Tanpa peristirahatan jasmani yang cukup, tubuh kita akan menjadi lemah. Kulit akan menjadi keriput, muncul kantong-kantong di bawah mata dan mulai terasa pusing. Demikian pula, kita menjadi lemah dan mudah merasa tersinggung ketika tidak memperoleh perhentian rohani yang tepat. Orang-orang yang melewatkan perhentian Sabat untuk aktivitas duniawi akan mendapatkan diri mereka semakin lemah di dalam iman. Sebaliknya, orang-orang yang bertekun dan bekerja tiada henti pada hari Sabat bagi jemaat pun akan mendapatkan diri mereka mati dan lelah. Oleh karena itu, kita harus mencari keseimbangan dan memohon agar Tuhan memberikan damai sejahtera pada hari kudus-Nya itu. Hanya ketika sungguh-sungguh berhenti, kita baru dapat memiliki hari Sabat di dalam Tuhan. Tercurahnya Hujan Akhir 85 Halaman Kosong 86 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran 10 Doktrin Perjamuan Kudus (1) Bacaan Kitab Mat. 26:26-30; Mrk. 14:22-26; Luk. 22:14-23; Yoh. 6:41-71; 1 Kor. 10:17-34 Sasaran Pelajaran 1. Mempelajari tiga pandangan teologi penting mengenai Perjamuan Kudus 2. Membantu murid-murid memahami bagaimana doktrin Perjamuan Kudus dari gereja kita, bila dibandingkan dengan pandangan Kristen lainnya Ayat Alkitab “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.“ (Yoh. 6:53) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) 1 Korintus 3-7 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Bagaimana sebenarnya roti dan anggur diubahkan menjadi tubuh dan darah Kristus saat Perjamuan Kudus? Apakah itu merupakan perubahan secara materi atau hanya suatu perlambangan? Pertanyan mengenai perubahan itu telah menimbulkan rasa ingin tahu dan membuat sebagian orang Kristen merasa frustasi selama beberapa masa. Dalam pelajaran ini, kita akan melihat apa yang para teolog hasilkan berkaitan dengan Perjamuan Tuhan. Diharapkan hal itu akan memberikan kita pemahaman yang lebih baik mengenai apa yang diyakini oleh beberapa denominasi Kristen lainnya sebelum kita menyelidiki doktrin Perjamuan Kudus di Tercurahnya Hujan Akhir 87 Pemahaman Alkitab Pandangan mengenai Perjamuan Tuhan Perjamuan Kudus dipandang oleh umat Kristen umumnya sebagai Ekaristi, yang berasal dari bahasa Yunani ‘eucharistia’, yang berarti mengucap syukur. Dalam bahasa Latin disebutkan dengan ‘missa’, yang berarti Perjamuan Tuhan atau memecah-mecahkan roti. Karena didirikan oleh Yesus (dominical), perjamuan ini dianggap sebagai salah satu dari dua sakramen penting bagi banyak orang Kristen. Ironisnya, sekalipun merupakan perlambangan dari kesatuan, tetapi banyak tafsiran mengenai Perjamuan Kudus yang telah menyebabkan perpecahan besar di antara umat Kristen. Sekarang, marilah kita menyelidiki beberapa pandangan mengenai hal ini. A. Transubstansiasi Katolik Roma Transubstansiasi merupakan suatu pandangan bahwa wujud nyata atau hakikat dari roti dan anggur diubahkan menjadi tubuh dan darah Kristus dalam arti yang sebenarnya, saat dikuduskan, sedangkan accidents, yaitu penampilan, rasa, sentuhan dan aromanya tetaplah sama. Pandangan ini timbul pada abad ke-9 dan diumumkan sebagai keyakinan dari Gereja Katolik Roma pada tahun 1059. Lalu pada tahun 1215, Transubstansiasi secara resmi diumumkan sebagai doktrin keempat dari Dewan Lateran (yang diadakan di Istana Lateran Roma). Kemudian, gereja abad pertengahan memperhalus doktrin ini dengan menggabungkan: 1. Concomitance – tubuh dan darah Kristus tercampur di dalam setiap bagian yang disucikan. Oleh karena itu, ketika kalian memakan roti perjamuan adalah sama dengan memakan tubuh dan darah Kristus. 2. Consecration – bagian penting dari perjamuan bukanlah persekutuan dengan Allah, tetapi perubahan roti dan anggur perjamuan menjadi tubuh dan darah Kristus dengan penyucian yang dilakukan oleh pastur. 3. Sacrifice – selama terdapat hadirat Kristus yang nyata di dalam Perjamuan Tuhan (tubuh, darah, roh dan jiwa), itulah korban yang dipersembahkan kepada Allah. 4. Propitiation – korban yang dipersembahkan merupakan pendamai (dipergunakan bagi pendamaian). 5. Reservation – bagian-bagian yang disucikan seperti roti dan anggur dapat dicadangkan atau disimpan untuk penggunan selanjutnya. 6. Veneration – bagian-bagian yang disimpan (sisa roti perjamuan) haruslah dihormati sebagai Kristus yang hidup. Sejak tahun 1542-1563. Dewan Trent mencocokkan rincian dari Transubstansiasi, sekaligus menambahkan bahwa pemujaan yang dilakukan terhadap bagian-bagian yang dikuduskan seharusnya sama ketika menerima penyembahan yang dtujukan kepada Allah. Transubstansiasi Gereja Orthodoks Timur termasuk pandangan mengenai ‘epiclesis’, sebuah kata Yunani, yang berarti pembacaan dari doa atau permohonan pertolongan atau hadirat yang lebih kuasa. Kebanyakan Gereja Timur percaya bahwa pada waktu permohonan dilakukan, Roh Kudus berkuasa untuk mengubah roti dan 88 Tercurahnya Hujan Akhir anggur menjadi tubuh dan darah Kristus. Ini mencerminkan pandangan dari Gereja Timur yang menafsirkan ketepatgunaan dari sakramen-sakramen sebagai jawaban Allah atas permohonan jemaat. Gereja pun menggunakan roti yang beragi dan bukannya yang tidak beragi. B. Konsubstansia/Hadirat Nyata Luther Selama abad ke-14, para reforman rohani seperti Martin Luther di Jerman, Ulrich (Huldreich) Zwingli dari Swiss dan John (Jean) Calvin dari Prancis menemukan beberapa pandangan baru untuk mereformasi gereja. Satu hal yang mereka sepakati adalah ketidakbenaran dari pandangan Transubstansiasi. Mereka menganggap Transubstansiasi sebagai pandangan yang tidak alkitabiah, tidak masuk akal, bersifat takhayul dan merupakan berhala yang menghilangkan makna yang sesungguhnya dari sakramen itu. Dari mereka bertiga, Lutheranlah yang paling keras mengkritik beberapa gereja yang menganut pandangan Transubstansiasi ini, menolak memberikan cawan kepada orang-orang dan mengajarkan bahwa Perjamuan Tuhan merupakan korban yang dipersembahkan kepada Allah. Bagaimanapun, ia masih percaya bahwa Kristus hadir secara fisik di dalam Perjamuan Tuhan. Untuk membantah pandangan Transubstansiasi, Luther mengembangkan doktrin Hadirat Nyata atau suatu pandangan Tips Mengajar bahwa tubuh dan darah nyata dari Kristus secara misterius berubah menjadi ‘di dalam, Karena teologi dalam bersama dan di bawah’ Ekaristi saat penyucian pelajaran ini mungkin berlangsung. Ketika orang-orang percaya terasa asing bagi sebagian memakan Perjamuan Kudus, sesungguhnya, murid kelas Remaja, maka mereka sedang diberi makan oleh hadirat Kristus disarankan agar para secara fisik. Kemudian, orang lain secara tidak guru Pendidikan Agama resmi memberikan istilah Hadirat Nyata untuk menyiapkan catatan-catatan pandangan Konsubstansia ini. C. Perlambangan Zwingli Yang menentang Luther dan orangorang pada zaman itu adalah Ulrich Zwingli, yang memandang Perjamuan Kudus sebagai tindakan simbolis yang murni. Sementara, Luther menyisipkan tradisi mistis dari Gereja Katolik, Zwingli justru dipengaruhi oleh humanisme dan alasan penggunaannya. Oleh karena itu, ia tidak dapat menerima bahwa di dalam Perjamuan Kudus, kita memakan tubuh dan darah Kristus secara fisik. Ia percaya bahwa tidak ada yang diambil dari tubuh nyata setelah Kristus naik ke surga. Karena Kristus tidak hadir secara fisik di dalam roti dan anggur, maka bagian-bagian dari Perjamuan Kudus hanyalah melambangkan ketidakhadiran tubuh Kristus. pelajaran yang sederhana atau garis besar untuk disampaikan. Menuliskan istilah-istilah penting di papan tulis mungkin dapat pula membantu guru, sehingga murid-murid dapat melihatnya. Informasi tambahan mengenai Luther, Zwingli, dan Calvin dapat ditemukan di The Dictionary of the Christian Church and the Evangelical Dictionary of Theology (ed. Elwell, Walter A., Evangelical Dictionary of Theology, Baker Book House, Grand Rapids, Michigan, 1984, halaman 653-656). Tercurahnya Hujan Akhir 89 D. Transformasi Rohani Calvin Seperti Zwingli, Calvin pun percaya bahwa Kristus tetap mengenakan tubuh jasmani-Nya setelah kenaikan-Nya di surga. Ia tidak sepakat dengan Zwingli bahwa bagian-bagian dari Perjamuan Kudus merupakan lambang dari ketidakhadiran Kristus. Seperti Luther, Calvin pun percaya bahwa Perjamuan Kudus merupakan perjamuan sesungguhnya yang melibatkan hadirat nyata dan sedang diberi makan oleh Kristus. Bagaimanapun, ia percaya bahwa inti dari tubuh Kristus adalah Roh Kudus,yang memberikan Kristus tubuh. Ia percaya bahwa perubahan dari bagian-bagian itu lebih bersifat rohani, melalui Roh Kudus daripada secara fisik. Seperti Luther, Calvin sepakat bahwa perubahan itu bersifat sangat rahasia, yang dapat diterima, tetapi tidak dapat dipahami. Ia mengaku: “Bila seseorang harus menanyakan kepadaku mengenai bagaimana ini (mengambil bagian dari seluruh tubuh) dilakukan, aku tidak malu untuk mengakui bahwa itu merupakan sebuah rahasia yang terlalu tinggi untuk dipahami oleh akal budiku maupun diucapkan dengan kata-kata…Aku lebih dapat merasakan daripada memahaminya.” E. Perjamuan Kudus yang Sekarang Sekarang, Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan dan Gereja Orthodoks selalu berpegang pada kepercayaan Transubstansiasi. Sebaliknya, sebagian kecil dari kalangan Protestan seperti kelompok Advent telah mengabaikan sakramen Perjamuan Kudus sama sekali. Bagaimanapun, kebanyakan denominasi Kristen telah mengadaptasi pandangan Calvin mengenai Perjamuan Kudus. Bahkan, beberapa aliran dari Gereja Baptis, melakukan perjamuan akrab, yang membatasi sakramen pada orang-orang yang dibaptis dengan benar di dalam gereja itu. Tetapi, cara dalam penyelenggarannya sangat berbeda. Beberapa dari antaranya menggunakan wafer. Yang lainnya, menggunakan roti beragi. Ada pula yang menggunakan arak, sementara yang lainnya, ada yang menggunakan sari anggur (kelompok Protestan). Dalam pelajaran selanjutnya, kita akan lebih banyak mempelajari Perjamuan Kudus yang diselenggarakan di Gereja Yesus Sejati. Menguji Pemahaman 1. Apakah nama lain yang dipergunakan untuk menyebutkan Perjamuan Kudus? 2. Bagaimana kepercayaan tradisional dari Gereja Katolik Roma mengenai Perjamuan Kudus? 3. Siapakah Zwingli, Calvin dan Luther? Apakah pandangan mereka mengenai Perjamuan Kudus? 4. Sekolah teologi apakah yang paling menyerupai dengan Gereja Yesus Sejati mengenai mengambil bagian di dalam Perjamuan Kudus? 90 Tercurahnya Hujan Akhir Penerapan Kehidupan Bagian A – Kristus Tinggal di Dalamku Bagikan selembar kertas untuk setiap murid. Di halaman kertas yang satu, mintalah murid-murid menuliskan apa yang mereka pikirkan mengenai mengambil bagian di dalam tubuh dan darah Kristus secara rohani. Di halaman kertas yang sama, mintalah mereka untuk menuliskan sedikitnya tiga sifat yang harus dimiliki oleh orang Kristen setelah menerima Perjamuan Kudus. Mintalah mereka untuk membalikkan kertas dan tuliskan suatu kejadian saat seseorang melukai perasaan mereka. Apakah sulit untuk menunjukkan sifat-sifat kekristenan pada saat itu? Mengapa? Bagaimana kita dapat berusaha untuk menunjukkan bahwa Kristus tinggal di dalam kita pada situasi yang terjadi lain kali? Mintalah murid-murid untuk saling berbagi. Bagian B – Permainan Mengingat Perjamuan Bagilah murid-murid ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 orang. (Anda mungkin ingin memasangkan murid-murid untuk permainan pertama sebagai latihan). Bagikan 28 kartu indeks kosong untuk tiap-tiap kelompok. Mintalah setiap kelompok untuk membuat 14 istilah dan 14 definisi dalam waktu sepuluh menit. Beberapa simbol dan gambar boleh dipergunakan dalam mencocokkan pasangan. Kocoklah kartu dan acaklah, bagilah menjadi empat baris kartu yang terdiri dari tujuh kartu. Setiap pemain akan mendapat giliran untuk membalikkan kartu sebanyak dua kali dan membacakannya dengan keras-keras. Pemain yang dapat menemukan pasangan yang cocok, dapat bermain kembali setelah ia menggunakan istilah itu dalam kalimat yang berkaitan dengan Perjamuan Kudus. Hal ini boleh diulang kembali, bila murid itu memperoleh dua pasangan. Di akhir permainan, murid yang memiliki pasangan terbanyaklah yang adalah pemenangnya. Tercurahnya Hujan Akhir 91 Potongan-Potongan Permainan: Ekaristi Perjamuan Kudus dominical didirikan oleh Yesus transubstansiasi subtansi sama, perubahan yang kebetulan hakikat wujud nyata/lahiriah accidents penampilan, rasa, sentuhan dan aroma concomitance tubuh dan darah Kristus tercampur di dalam setiap bagian yang disucikan consecration perubahan roti dan anggur perjamuan ke dalam tubuh dan darah Kristus melalui doa sacrifice suatu persembahan kepada Allah saat ada hadirat Kristus yang nyata selama Perjamuan Kudus propitiation korban persembahan yang digunakan untuk pendamaian reservation bagian yang disucikan dapat dicadangkan atau disimpan untuk penggunaan selanjutnya veneration bagian yang disimpan harusnya terlihat seperti kehidupan Kristus epiclesis kata Yunani yang berarti pembacaan dari doa atau permohonan pertolongan atau hadirat yang lebih kuasa konsubstansiasi atau hadirat nyata suatu pandangan bahwa tubuh dan darah nyata dari Kristus secara misterius berubah menjadi ‘di dalam, bersama dan di bawah’ Ekaristi saat konsekrasi berlangsung perlambangan bagian-bagian dari Perjamuan Kudus yang hanya melambangkan tubuh Kristus 92 Tercurahnya Hujan Akhir Renungan dan Doa “Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah mneyerahkan nyawa, tubuh dan darah-Mu bagi kami. Kami tidak layak menerima pengorbanan dari pada-Mu. Terima kasih karena Engkau telah mengucurkan darah dan mati di kayu salib, sehingga kami dapat ditebus dari dosa dan mengambil bagian di dalam-Mu. Ketika murid-murid pulang ke rumah, biarlah mereka mengalami kehidupan bersama-Mu. Biarlah mereka memegang apa yang kami telah pelajari pada hari ini dan menyimpan pengenalan akan kasih-Mu, sehingga dapat bersaksi bagi-Mu di masa yang akan datang. Terima kasih, Tuhan, atas segala yang Engkau telah perbuat. Amin.” Tercurahnya Hujan Akhir 93 Halaman Kosong 94 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran 11 Doktrin Perjamuan Kudus (2) Bacaan Kitab Kel. 12:1-28; Mat. 26:26-30; Mrk. 14:22-26; Luk. 22:14-23,39-24:12; Yoh. 6:41-59; 1 Kor. 5:6-8; 10:17-34 Sasaran Pelajaran 1. Mempelajari pentingnya Perjamuan Kudus sebagai sebuah sakramen 2. Mengulas persyaratan untuk melakukan Perjamuan Kudus Ayat Alkitab “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh. 6:56) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) 1 Korintus 8-12 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Apakah bagian-bagian dari Perjamuan Kudus? Mengapa itu begitu penting? Bagaimana mungkin memakan sepotong roti dan mencicipi sedikit sari anggur dapat menghasilkan sesuatu bagi keselamatan kita? Bahkan sekalipun banyak dari antara kita yang telah sering mengikuti Perjamuan Kudus, tetapi kita mungkin belum terbiasa dengan segala rincian atau pengajaran dibalik sakramen ini. Kita berharap agar pelajaran ini akan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai Perjamuan Kudus dan manfaat rohaninya. Tercurahnya Hujan Akhir 95 Pemahaman Alkitab Sakramen Perjamuan Kudus A. Asal Mula dari Perjamuan Kudus a. Didirikan oleh Tuhan Yesus Kristus (Mat. 26:26-28) Sebelum Tuhan Yesus disalib, Ia duduk dan makan Paskah bersama murid-muridNya. Saat perjamuan itu, Yesus Kristus memberkati roti dan memberikannya kepada murid-murid-Nya sebagai tubuh-Nya. Lalu, Ia mengangkat cawan, mengucap syukur dan memberikannya sebagai darah-Nya atau “darah dari Perjanjian Baru, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat. 26:28). b. Perintah Tuhan Yesus (Luk. 22:19) Saat Perjamuan Malam, Yesus Kristus pun memerintahkan para murid untuk mengingat-Nya melalui perjamuan-perjamuan berikutnya. Ia berkata kepada mereka, ”Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” c. Teladan dari murid-murid Yesus Kristus (1 Kor. 11:17-26) Setelah kematian Yesus, para rasul terus melakukan dan mengajarkan Perjamuan Tuhan. Melalui surat Paulus kepada jemaat di Korintus, kita dapat melihat betapa pentingnya perjamuan ini dan betapa dengan seksama mereka melakukannya pada zaman gereja para rasul. B. Tujuan dari Perjamuan Kudus a. Mengenang kematian Kristus Paskah Perjanjian Lama diadakan untuk mengingatkan orang-orang Israel akan anugerah dan pimpinan Allah saat menuntun mereka keluar dari Mesir (Kel. 12:21-27). Demikian pula, Perjamuan Kudus dalam Perjanjian Baru mengingatkan kita akan anugerah dan keselamatan Allah. Itu membantu kita mengenang penderitaan dan kematian Yesus Kristus demi menanggung kita. Paulus menjelaskan, “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor. 11:26). b. Mengambil bagian di dalam Kristus Bahkan sebelum Perjamuan Malam, Yesus Kristus menubuatkan kematian-Nya dan berkata, “Sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yoh. 6:53). Hari ini, kita haruslah menerima roti dan anggur yang secara rohani adalah tubuh dan darah-Nya untuk mengambil bagian di dalam Kristus. 96 Tercurahnya Hujan Akhir C. Bahan-bahan yang Digunakan dalam Perjamuan Kudus a. Roti yang tidak beragi Ragi merupakan jamur yang dapat menyebabkan adonan terfermentasi dan mengembang sebelum dibakar menjadi roti. Roti yang tidak beragi pertama kali disebutkan dalam Alkitab adalah tepat sebelum Allah memimpin orang-orang Israel keluar dari Mesir. Mengingat suatu kekacauan saat keluar dari Mesir akan terjadi, Allah memerintahkan umat-Nya makan roti yang tidak beragi untuk memperingati penyelamatan-Nya (Kel. 12:17). Ragi melambangkan dosa dan makan roti yang tidak beragi merupakan tanda dipisahkan dan dipilih. Sebagai akibatnya, setiap orang yang makan sesuatu yang beragi selama tujuh hari Paskah akan “dilenyapkan dari antara jemaah Israel” (Kel. 12:19). Memang benar, orang-orang Israel keluar dari Mesir dengan tergesa-gesa, sehingga mereka “mengangkat adonannya, sebelum diragi, dengan tempat adonan mereka terbungkus dalam kainnya di atas bahunya” (Kel. 12:34). Dengan mengikuti kebiasaan Paskah, roti perjamuan kita sekarang merupakan roti yang tidak beragi, yang dibuat dari tepung dan air. Karena melambangkan tubuh Kristus yang murni dan yang kudus, maka tidak ditambahkan perasa apapun. Pula, hanya boleh menggunakan satu roti perjamuan, karena tubuh Kristus hanya satu. Sama seperti Paulus katakan, “Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu” (1 Kor. 10:17). b. Sari Anggur Pada saat Perjamuan Malam, Yesus Kristus menggunakan buah anggur untuk mewakilkan darah-Nya (Mat. 26:28-29). Untuk mengikuti teladan-Nya, kita menggunakan sari buah anggur sebagai minuman dari Perjamuan Kudus. Kita tidak menggunakan arak, karena arak difermentasi oleh ragi dan ragi melambangkan dosa, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (1 Kor. 5:6-8). D. Menjalankan Perjamuan Kudus a. Dimulai dengan nama Yesus Kristus Alkitab mencatatkan, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kol. 3:17). Yesus Kristus pun berjanji, “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat. 18:20). Oleh karena itu, kita memulai Perjamuan Kudus dalam nama Yesus Kristus. b. Memperingati kematian Kristus Karena salah satu tujuan dari Perjamuan Kudus adalah untuk “memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor. 11:26), maka seharusnya menjadi sebuah upacara yang berlangsung khidmat. Ketika mengulangi Perjamuan Malam, kita seharusnya mengenang kesedihan, penderitaan dan kematan yang Kristus alami demi kita. Kita seharusnya mengenang pula penderitaan-Nya di Taman Getsemani; kesakitan-Nya saat dicemooh dan dicambuk oleh para prajurit dan penderitaan rohani saat tergantung di kayu salib, menanggung akibat dari dosa-dosa kita. Tercurahnya Hujan Akhir 97 c. Mengucap syukur sebelum menerima roti dan anggur Dengan mengikuti teladan Tuhan Yesus, kita mengucap syukur terlebih dahulu sebelum menerima roti dan anggur (Mat. 26:26-27). Kita pun bersyukur kepada Tuhan karena telah menukarkan nyawa-Nya demi keselamatan saat kita mengambil bagian dalam roti dan anggur. E. Larangan-Larangan dalam Perjamuan Kudus a. Sudah menerima baptisan air Dalam Perjanjian Lama, tidak ada orang asing yang boleh ikut makan Paskah (Kel. 12:43). Demikian pula, sekarang, orang-orang yang belum dibaptis di dalam nama Yesus Kristus, tidak dapat mengikuti Perjamuan Kudus. Karena tubuh Kristus adalah kudus, maka seseorang haruslah menerima baptisan yang benar untuk menghapus dosa-dosanya sebelum bergabung dalam Perjamuan Kudus. b. Bertobat dari dosa-dosanya Sebelum mengambil bagian dalam menerima roti dan anggur, kita haruslah mengintrospeksi diri terlebih dahulu. Bertobatlah dari dosa-dosa, sehingga kita tidak menjadi orang yang makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, sehingga mendatangkan hukuman atas diri sendiri (1 Kor. 11:29-31) Bila telah melakukan dosa yang membawa maut, kita pun jangan mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus (1 Yoh. 5:16-17). c. Satu Tempat Selama hari raya Paskah, tiap-tiap keluarga berkumpul dan tinggal bersama di rumah mereka (Kel. 12:46). Pada zaman para rasul, orang-orang percaya berkumpul bersama saat mereka membagikan roti perjamuan (1 Kor. 10:16-17). Demikian pula, kita harus menjalankan Perjamuan Kudus di satu tempat. Bila tempat itu adalah gereja, tidak ada alasan bahwa roti atau anggur boleh dibawa ke luar gereja. d. Roti yang tidak beragi dan anggur Mengikuti peraturan Paskah, tidak boleh ada makanan yang tersisa sampai keesokan harinya (Kel. 12:10). Pula, untuk menunjukkan rasa hormat kepada Kristus, kita harus bersikap khidmat, bahkan setelah selesai makan roti dan anggur. F. Rahasia dari Perjamuan Kudus a. Lebih daripada sekedar lambang Jelaslah, perjamuan roti dan anggur bukanlah secara fisik berubah menjadi daging dan darah Kristus. Bila tidak, kita semua akan menjadi kanibal. Sekalipun demikian, roti dan anggur bukanlah sekedar lambang dari tubuh dan darah Kristus. Yesus Kristus berkata, “Sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yoh. 6:53). Ia pun berkata, “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman” (Yoh. 6:55). Dari sini, kita dapat melihat bahwa mengambil bagian dalam perjamuan roti dan anggur memiliki hubungan langsung dengan keselamatan diri kita. 98 Tercurahnya Hujan Akhir b. Perubahan secara rohani Bagaimana cara kerja Perjamuan Kudus? Apakah yang menyebabkan roti dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus? Gereja kita percaya bahwa perubahan secara rohani terjadi saat kita mengucapkan syukur atas roti dan anggur. Yesus Kristus berkata, “Inilah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (Yoh. 6:58). Ia pun berkata, “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63). Sekalipun roti dan anggur secara fisik tetap sama, tetapi secara rohani telah berubah menjadi tubuh dan darah Kristus karena janji dan kuasa Allah. G. Tekad setelah Menerima Perjamuan Kudus a. Tekad menjalani hidup bagi Kristus Yesus Kristus telah “mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 Kor. 5:15). Jadi ketika menjalankan Perjamuan Kudus untuk memperingati kematian Tuhan, kita haruslah memperbarui tekad melakukan segala sesuatu untuk memuliakan Allah (1 Kor. 10:31). b. Tekad menjalani hidup yang kudus Setelah mengambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus yang tidak bercela, kita seharusnya berusaha untuk hidup kudus. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita harus memiliki tujuan untuk menjadi serupa dengan Kristus dan menjauhkan diri dari keinginan manusia (1 Pet. 4:1-2). c. Tekad untuk saling mengasihi Ketika mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, kita berbagi satu roti dan berlaku sebagai satu tubuh (1 Kor. 10:16-17). Karena kita semua adalah anggota-anggota dari tubuh yang sama, kita haruslah saling mengasihi dan saling membantu (1 Kor. 12:20-27). Seperti yang Alkitab beritahukan, “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, – yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih” (Ef. 4:16). d. Tekad bersiap menyambut kedatangan Kristus yang kedua kalinya Yesus Kristus berkata, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman” (Yoh. 6:54). Oleh karena itu, Perjamuan Kudus mengingatkan kita untuk menyimpan harta di surga, sekaligus mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Tercurahnya Hujan Akhir 99 Menguji Pemahaman 1. Mengapa Paskah diadakan dan bagaimana hubungannya dengan Perjamuan Kudus yang sekarang ini? 2. Beberapa gereja menggunakan arak dan bukan sari anggur yang murni. Mengapa kita tidak dapat menggunakan arak, bila itu adalah minuman yang dibuat dari buah anggur? 3. Bila kalian begitu marahnya terhadap seseorang, bolehkah mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus? Mengapa? 4. Bagaimana sikap kita ketika mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus? Tekad apa sajakah yang kita harus buat setelah mengikuti Perjamuan Kudus? Penerapan Kehidupan Studi Kasus – “Berhenti Memukuli-Nya” Mintalah seorang sukarelawan untuk membacakan kasus ini. (Kesaksian berikut menggambarkan pengalaman pribadi saat seseorang menerima Perjamuan Kudus untuk pertama kalinya setelah ia dibaptis.) “Saya menerima Roh Kudus saat doa terakhir pada suatu Kebaktian Kebangunan Rohani, setelah mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus untuk pertama kalinya. Sepanjang Perjamuan Kudus, air mata mengalir di pipi. Pada mulanya, saya berusaha untuk menyembunyikannya, karena sebagai seorang pria dewasa tidaklah seharusnya menangis. Tetapi akhirnya, saya tidak dapat menahannya. Saya bertanya kepada diri sendiri, “Apakah Tuhan Yesus mengalami penderitaan yang begitu beratnya hanya demi diri saya? Apakah saya yang menyebabkan Tuhan Yesus begitu menderita? Apakah saya cukup penting bagiNya, sehingga Dia disiksa, direndahkan dan disalibkan?” Saat berlutut dan berdoa, saya beroleh suatu penglihatan. Saya melihat dua orang. Salah seorang dari antara mereka sedang memukul yang lain. Dia sedang memukul dan menendangnya ke lantai, tetapi orang itu tidak membalasnya. Setiap kali dipukul, dia terjatuh ke lantai. Lalu, dia akan bangun hanya untuk dipukul jatuh kembali. Dalam penglihatan itu, saya dibawa ke dekat orang yang sedang memukul dan segera menyadari bahwa orang itu adalah diri saya pribadi! Tidak perlu waktu lama untuk menyadari bahwa orang yang terpukul dan terjatuh itu adalah Yesus Kristus. Saya memandang mata-Nya dan di dalamnya terpancar rasa sakit dan penderitaan-Nya. Saya bertanya kepada diri sendiri, “Apakah saya sedang memukuli Tuhan Yesus? Apakah saya sama seperti prajurit Romawi yang mencambuk, memukuli dan menghina Tuhan Yesus? Dalam penglihatan itu, saya memohon, “Berhentilah memukuli-Nya!” dan “Mengapa Engkau tidak tinggal terjatuh saja? 100 Tercurahnya Hujan Akhir Janganlah bangun!” Tetapi, saya melihat diri saya sedang memukuli-Nya tiada henti-hentinya. Saya terus memohon. Akhirnya, saya berlutut, menutup mata dan menangis dengan suara yang keras. Saya menyadari bahwa sayalah yang melukai Dia; sayalah yang menyebabkan kesakitan-Nya. Setiap kali saya mengesampingkan atau tidak taat kepada-Nya, itu sama seperti sebuah pukulan dan tendangan bagiNya. Sambil menangis, saya merasakan dua buah tangan melingkari tubuh saya, sedang memeluk saya. Saya diliputi oleh perasaan hangat, seolah-olah menemukan rumah saya. Saat itu, tiba-tiba lidah terasa mulai berputar, sama seperti bendungan yang meledak dan mulai merasakan kasih dan kuasa Roh Kudus mengalir di seluruh bagian tubuh saya. Yang ingin Yesus Kristus lakukan adalah menunjukkan tempat yang saya miliki. Saya sekarang memahami bahwa melalui kasih dan kemurahan Tuhan Yesus, saya dipilih. Saya mengetahui bahwa diri saya tidak pernah ingin mengesampingkan-Nya lagi dan tidak pernah ingin melakukan sesuatu yang melukai diri-Nya lagi. Saya tidak pernah mengira bahwa diri ini ternyata layak untuk menerima kasih dan kemurahan Allah. Tetapi, saya mengetahui bahwa kasih dan kemurahan-Nya tidaklah terhalang. Baik hidup ataupun mati, Yesus Kristus akan menjadi Tuhan dan Gembalaku.” Bagikan beberapa lembar kertas kosong kepada murid-murid. Pergunakan waktu lima menit lamanya dan biarkan murid-murid menemukan berbagai cara dalam kehidupan mereka yang telah melukai Yesus Kristus, entah secara sengaja ataupun tidak sengaja. Mintalah murid-murid untuk menceritakan beberapa dari apa yang mereka tuliskan, sementara Anda menuliskannya di papan tulis atau poster. Diskusikanlah beberapa hal yang mereka dapat lakukan, agar berhenti dari melukai Yesus Kristus. Sebagai penutup, mintalah setiap murid untuk menuliskan sebuah paragraf singkat mengenai bagaimana mereka dapat membuat kehidupan pribadi menjadi lebih layak untuk mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Renungan dan Doa Ibrani 6:6 memberitahukan bahwa orang-orang Kristen yang tidak bertobat dan selalu berbuat dosa “meyalibkan kembali Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.” Ini berarti bahwa setiap kali membiarkan perkataan kotor terucapkan, setiap kali berbuat dosa, setiap kali melakukan sesuatu yang telah diketahui adalah keliru, sesungguhnya, kita menyebabkan Tuhan Yesus menderita kembali. Cukuplah sudah satu kali bagi Tuhan dan Juruselamat kita untuk menderita. Marilah kita bertekad menjaga diri tetap murni dan kudus hanya untuk membalas sedikit saja dari kasih-Nya yang mulia. Tercurahnya Hujan Akhir 101 Halaman Kosong 102 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran Doktrin Basuh Kaki 12 Bacaan Kitab Yoh. 13:1-20 Sasaran Pelajaran 1. Menekankan pentingnya basuh kaki sebagai sebuah sakramen 2. Mengulas pengajaran-pengajaran di balik sakramen basuh kaki Ayat Alkitab “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh. 13:14) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) 1 Korintus 13-16 Catatan untuk guru: Pelajaran-pelajaran dalam kwartal ini tidak memiliki bagian Latar Belakang Alkitab, karena lebih menekankan pada sejarah gereja kita. Pemanasan Bila basuh kaki begitu penting, mengapa hanya dicatatkan di dalam salah satu pasal dari keempat kitab Injil? Mengapa gereja kita menaruh penekanan yang begitu penting pada basuh kaki, sementara beberapa denominasi kekristenan memandangnya sebagai suatu lambang saja? Tercurahnya Hujan Akhir 103 Pemahaman Alkitab Doktrin Basuh Kaki A. Mengapa Basuh Kaki merupakan Sebuah Sakramen a. Merupakan teladan yang ditetapkan oleh Yesus Kristus Basuh Kaki (pedilavium) lebih daripada sekedar sebuah ritual. Basuh Kaki merupakan sebuah sakramen yang ditetapkan oleh Yesus Kristus dan sesuatu yang kita harus lakukan untuk mengambil bagian di dalam Kristus. Menurut adat istiadat orang Yahudi, para hamba membasuh kaki para tuan mereka atau kaki para tamu (Kej. 18:4). Karena para tamu menggunakan kasut dan berjalan di jalan yang berdebu, maka hamba atau istri dari sang tuan akan membasuh kaki para tamu sebagai suatu tindakan yang ramah. Bagaimanapun, sebagai guru dan tuan rumah, Yesus Kristus, “bangun dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yng terikat pada pinggang-Nya itu” (Yoh. 13:4-5). Dengan mematahkan tradisi dan membasuh kaki para muridNya, Yesus Kristus memberikan suatu teladan baru yang kita harus ikuti. b. Merupakan perinah Yesus Kristus kepada para murid-Nya Setelah Yesus Kristus membasuh kaki para murid-Nya, Ia memerintahkan mereka, “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya” (Yoh. 13:15-17). Perintah ini datang dengan disertai berkat menunjukkan betapa pentingnya itu. B. Makna Rohani dari Basuh Kaki a. Mengambil bagian di dalam Kristus Pada mulanya, Petrus menolak membiarkan Yesus Kristus membasuh kakinya. Tetapi saat Tuhan Yesus berkata, “Jika Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku” (Yoh. 13:8b), Petruspun berubah pikiran, meminta agar Yesus Kristus pun mmebasuh kepala dan tangannya. Melalui reaksi Petrus, kita dapat melihat betapa pentingnya mengambil bagian di dalam Kristus. Mengambil bagian di dalam Kristus berarti memiliki bagian di dalam anugerah Allah, janji dan warisan surgawi-Nya. Oleh karena itu, orang-orang yang dibaptis haruslah menerima basuh kaki untuk menerima bagian di dalam Kristus. b. Pengudusan setiap hari Basuh kaki mengingatkan akan ketidaklayakan diri kita dan perlunya pengembangan rohani yang berkelanjutan. Bahkan setelah dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus, kita masih sering saja berbuat dosa di dalam kehidupan 104 Tercurahnya Hujan Akhir sehari-hari. Satu-satunya cara agar dapat menjadi kudus adalah dengan sering membasuh diri kita dengan firman (Ef. 5:26). C. Pengajaran di Balik Basuh Kaki a. Kasih dan pengampunan Dengan membungkuk untuk membasuh kaki para murid-Nya, Yesus Kristus menunjukkan betapa “Ia senantiasa mengasihi murd-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka smpai kepada kesudahannya” (Yoh. 13:1). Hari ini, kita pun dikasihi sebagai murid-murid Kristus. Oleh karena itu, sebagai orang yang menerima kasih Allah, kita seharusnya saling melayani dan saling mengasihi (Yoh. 13:34). Yesus Kristus memberitahukan, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh. 15:12). Yesus Kristus menunjukkan pengampunan dengan membasuh kaki Yudas Iskariot. Sekalipun Tuhan Yesus mengetahui bahwa Yudaslah yang akan mengkhianati-Nya, tetapi Ia tetap melayani Yudas dan membasuh kakinya, bahkan memberinya kesempatan untuk bertobat. Dengan cara yang sama, kita haruslah belajar untuk mengasihi musuh kita, berbuat baik kepada orang-orang yang membenci kamu dan “berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:44). b. Kerendahan hati dan pelayanan Yesus Kristus memiliki amanat yang jelas saat Ia datang ke dunia. Ia mengetahui, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10:45). Ia pun memahami bahwa diri-Nya “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:6-8). Melalui basuh kaki, Yesus Kristus tidak hanya mengingatkan kepada para murid mengenai amanat-Nya, tetapi mengajarkan pula agar mereka mengikuti teladanNya mengenai pelayanan dan kerendahan hati. Ia berkata, “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu” (Yoh. 13:14). Dengan cara yang sama, kita harus mengikuti teladan Yesus Kristus dan melayani orang-orang yang ada di sekitar dengan kasih dan kerendahan hati. D. Kriteria untuk Basuh Kaki a. Para penerima basuh kaki: 1. Haruslah dibaptis dengan baptisan air yang sesuai Alkitab 2. Hanya boleh menerima sakramen basuh kaki sekali 3. Haruslah bertekad untuk mengikuti pengajaran-pengajaran yang berkaitan dengan sakramen ini, seperti bertekad untuk hidup kudus dan rendah hati. Tercurahnya Hujan Akhir 105 b. Yang membasuh kaki orang lain: 1. Haruslah melakukan basuh kaki di dalam nama Yesus Kristus. 2. Mewakili Tuhan Yesus Kristus selama basuh kaki. Oleh karena itu, para pembasuh haruslah memiliki kerendahan hati ketika ia menuangkan air ke dalam baskom, membasuh kaki orang-orang percaya dan menyekanya dengan handuk. 3. Haruslah berusaha membasuh kaki orang dari jenis kelamin yang sama (untuk kekudusan). E. Setelah Basuh Kaki Setelah kaki dibersihkan, kita harus berusaha memisahkan diri dari berbagai cara hidup yang lama dan bertekad menjaga ‘kaki’ kita sebersih mungkin. Salah satu cara untuk membuat ‘kaki’ kita bersih adalah memilih jalan atau gaya hidup yang benar. Untuk itu, kita harus memiliki penerangan yang baik. Karena jalan hidup kita seringkali berkabur dan tidak jelas, sehingga memerlukan terang yang benar untuk membantu menemukan jalan yang benar. Alkitab memberitahukan bahwa firman Allah merupakan “pelita bagi kaki (kita) dan terang bagi jalan (kita)” (Mzm. 119:105). Bila memahami firman Allah dan memilih jalan yang sesuai denganNya, kita akan dapat menghindari jalan yang lebar dan menempuh jalan yang sempit menuju surga. Cara lain untuk menjaga ‘kaki’ kita bersih adalah dengan memeliharanya di gereja, sehingga dapat bersekutu dengan orang-orang percaya lainnya. Kadang, ketika ‘kaki’ terasa lelah atau goyah, kita mudah kehilangan fokus dan mengembara ke jalan yang berbahaya atau jalan memutar yang tidak perlu. Ketika itu terjadi, saudarasaudari di dalam Kristus mungkin dapat mengirimkan ‘pelita’ untuk membawa kita kembali ke jalan yang benar. Seperti Alkitab berkata, “Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yak. 5:16). Terakhir, kita dapat menjaga ‘kaki’ kita bersih dengan berjalan di dalam kasih Kristus. Berjalan di dalam kasih Kristus, sama seperti berjalan dengan sepasang sepatu yang layak. Sama seperti sepatu yang bagus, yang melindungi kaki kita dari debu dan kerikil, begitu pula dengan kasih Kristus yang menjaga ‘kaki’ kita dari noda dan bahaya. Dengan demikian dapat menolong kita mengasihi orang lain dengan membantu orang-orang yang membutuhkan, mendoakan mereka yang lemah dan membagikan Injil kepada mereka yang belum menerimanya. Dengan berjalan di dalam kasih Allah, kita dapat meninggalkan jejak yang nyata dengan menunjukkan tanda kemuliaan dari Pencipta kita! F. Referensi Tambahan Yang menjalankan Basuh Kaki bukanlah Gereja Yesus Sejati saja. Kamis Putih atau hari Kamis dalam Minggu Suci sebelum Paskah, mula-mula muncul di Spanyol dalam suatu liturgi (ritual) pada abad ke-7. Pada masa itu, para pemimpin Gereja Katolik Roma masih mengingat kerendahan hati dan kasih Kristus dengan menunjukkan basuh kaki. Sebagai hasilnya, banyak kerajaan Eropa memberikan hadiah kepada orang miskin dan membasuh kaki mereka pada Kamis Putih. Upacara ini dilakukan di Inggris hingga tahun 1754, saat Gereja Inggris dibentuk. Hari ini, Kamis Putih masih diadakan di Gereja Katolik Roma. Sekalipun pada Kamis Putih sekarang ini mungkin tidak lagi menjalankan basuh kaki sesuai dengan makna rohaninya, tetapi kita masih dapat belajar dari 106 Tercurahnya Hujan Akhir pengajarannya mengenai kerendahan hati dan pelayanan. Itu mengingatkan kita untuk melayani sesama yang lebih lemah atau kurang beruntung daripada kita. Yesus Kristus memberitahukan, “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya” (Mat. 10:42). Untuk orang-o, ‘memberikan secangkir air sejuk’ dapat berarti membantu saudara-saudari yang lebih kecil membersihkan kelas mereka, membantu jemaat yang lebih tua duduk atau secara sukarela mencuci piring setelah kebaktian. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk melayani orang lain dengan rendah hati. Kuncinya adalah peka terhadap orang yang membutuhkan dan mengasihi saudara-saudari kita di dalam Kristus. Menguji Pemahaman 1. Di manakah perintah mengenai basuh kaki dicatatkan di dalam Alkitab? 2. Apakah makna rohani dari basuh kaki? 3. Mengapa basuh kaki dipandang sebagai doktrin yang penting, sekalipun hanya dicatatkan dalam satu kitab Injil? 4. Kriteria apa sajakah yang diperlukan bagi orang-orang yang melakukan dan yang menerima basuh kaki? Penerapan Kehidupan Upacara Penghargaan di Surga Mintalah seorang sukarelawan untuk membacakan pendahuluan berikut: Bayangkan bahwa kita telah menempuh perjalanan iman dan telah sampai di pintu gerbang surga. Seorang malaikat sedang berdiri di pintu gerbang itu dengan memegang sebuah daftar. ”Baptisan Air?” Sudah “Roh Kudus?” Sudah. “Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan?” Sudah. “Mengasihi sesama seperti diri sendiri?” Sudah. Kitapun masuk ke pintu gerbang surga dan menanti untuk bertemu dengan Tuhan. Ia sedang bersiap untuk memberikan upah kepada kita. Kita dipenuhi dengan perasaan sukacita yang tidak terlukiskan dan tidak merasa takut. Dengan suara yang ramah, Tuhan membacakan apa yang ada di dalam perkamen... Bagikan beberapa sertifikat penghargaan kosong (dapat dibeli di banyak toko perlengkapan kantor) dan mintalah murid-murid untuk menuliskan apa yang mereka ingin dengar dari Allah. Mintalah pula untuk membagikan apa yang mereka tuliskan itu. Balikkanlah halaman sertifikat itu dan mintalah sekali lagi untuk menuliskan apa yang mereka akan dengar, bila melihat Allah pada hari ini. Tercurahnya Hujan Akhir 107 Bagikan lembaran kertas kosong. Mintalah murid-murid untuk menggambar dua jejak kaki di atas lembar kertas itu. Dalam gambar jejak kaki, tuliskan tekad yang akan membantu mereka untuk beralih dari bagian belakang ke bagian depan dari sertifikat itu. Berikan tiap-tiap murid waktu dua menit untuk menceritakan apa yang mereka tuliskan. Renungan dan Doa “Tuhan, terima kasih karena kerendahan hati-Mu untuk mengambil rupa sebagai seorang manusia demi untuk menyelamatkan kami. Terima kasih, karena telah memberikan teladan kerendahan hati dan pelayanan. Ketika meninggalkan ruang kelas ini dan berjalan di lingkungan sekolah, tempat kerja dan aktivitas nyata lainnya, biarlah kami boleh mengingat setiap pengajaran-Mu. Jauhkan kami dari jalan-jalan pencobaan yang gelap dan yang berlumpur, tetapi janganlah jauhkan kami dari suara-Mu. Biarlah kami saling melayani dan saling mengasihi seperti Engkau mengasihi kami. Tuhanku, peliharalah domba-domba-Mu! Tolonglah kami untuk tetap berada di jalan yang menuju surga, agar dapat memandang wajah-Mu muka dengan muka. Amin.” 108 Tercurahnya Hujan Akhir pelajaran Ulasan 13 Sasaran Pelajaran 1. Memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai doktrin-doktrin Gereja Yesus Sejati dan bagaimana membandingkannya dengan pandangan-pandangan dunia. 2. Memungkinkan murid-murid mengetahui bahwa mereka menyembah Allah yang benar dan bahwa gereja memberitakan Injil yang benar pula. 3. Untuk mengulang kembali dua belas pelajaran sebelumnya secara umum Ulasan Tujuan dari pelajaran ini adalah untuk memberikan suatu kesan yang lebih mendalam mengenai dua belas pelajaran sebelumnya kepada murid-murid. Sekalipun ini merupakan sebuah ujian yang bernilai 100; 50 poin pertama (dari mencocokkan dan pilihan berganda) dapat digunakan sebagai sarana untuk mengulas pelajaran yang lalu, sementara 50 poin berikutnya (dari jawaban singkat dan esai) dapat digunakan sebagai ujian akhir. Disarankan agar guru mempelajari benar-benar lima puluh pertanyaan pertama bersama murid-murid, agar memiliki pandangan yang lebih menyeluruh mengenai seluruh bahan kuartal ini. Pertanyaan Bagian 1 – Mencocokkan ayat Alkitab dengan pelajaran (nilai 12 poin) A. “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Tim. 4:2) B. “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Mat. 24:27) Tercurahnya Hujan Akhir 109 C. “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.” (Kis. 8:16-17) D. “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” (Ef. 5:18) E. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh. 13:14) F. “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu dan Filipus membaptis dia.” (Kis. 8:38) G. “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (Tit. 3:5) H. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh. 6:56) I. Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” (Yoh. 6:53) J. “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.” (2 Kor. 4:5) K. “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.” (1 Kor. 7:19) L. “Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” (Kej. 2:3) Jawaban: Pelajaran 1 (Sejarah Gereja Yesus Sejati: Pendirian Gereja) J Pelajaran 2 (Sejarah Gereja Yesus Sejati: Keluar dari China) A Pelajaran 3 (Sejarah Gereja Yesus Sejati: Dari Timur ke Barat) B Pelajaran 4 (Doktrin Baptisan Air 1) F Pelajaran 5 (Doktrin Baptisan Air 2) G Pelajaran 6 (Doktrin Roh Kudus 1) C Pelajaran 7 (Doktrin Roh Kudus 2) D 110 Tercurahnya Hujan Akhir Pelajaran 8 (Doktrin Sabat 1) K Pelajaran 9 (Doktrin Sabat 2) L Pelajaran10 (Doktrin Perjamuan Kudus 1) I Pelajaran11 (Doktrin Perjamuan Kudus 2) H Pelajaran12 (Doktrin Basuh Kaki) E Bagian 2 – Mencocokkan setiap pernyataan dengan ayat Alkitab yang diberikan pada bagian 1 (nilai 8 poin) 1. _____ Dengan berasal dari China, Gereja Yesus Sejati menggenapi nubuatan Alkitab. (B) 2. _____ Adalah penting bahwa kita secara aktif memberitakan Injil sampai ke seluruh dunia. (A) 3. _____ Cara baptisan air yang benar adalah baptisan selam. (F) 4. _____ Ketika menjalankan Perjamuan Kudus, kita sedang bersekutu dengan Kristus. (H) 5. _____ Allah mengajarkan kita bagaimana memberitakan Injil, bahkan ketika belum mengetahui bagaimana mengawalinya. (J) 6. _____ Hari Sabtu dan bukannya hari Minggu, yang dikhususkan sebagai hari kudus oleh Allah. (L) 7. _____ Kaki kita harus dibasuh untuk mengambil bagian di dalam Kristus. (E) 8. _____ Roh Kudus adalah sesuatu yang dapat didengar dan dilihat. (C) Bagian 3 – Pilihan Berganda (nilai 30 poin) 1. Di mana dan kapankah Gereja Yesus Sejati didirikan? (c) a. Taipei, Taiwan, 1915 b. Shanghai, China, 1917 c. Beijing, China, 1917 d. Los Angeles, California, 1906 2. Gerakan kekristenan apakah yang secara langsung mendahului munculnya kebutuhan Gereja Yesus Sejati? (d) a. Gerakan Kekudusan b. Gerakan Metodis c. Gerakan Apostolik d. Gerakan Pentakosta Tercurahnya Hujan Akhir 111 3. Glossolalia adalah kata lain untuk: (a) a. berbahasa lidah; ‘glossa’ yang berarti lidah b. penafsiran; ‘glossa’ yang berarti perkataan c. berkhotbah; ‘glossa’ yang berati menyempurnakan d. tertawa rohani; ‘glossa’ yang berarti sukacita 4. Kapan dan di manakah hujan akhir dari Roh Kudus mulai dicurahkan secara besar-besaran? (b) a. Topeka, Kansas, 1901 b. Los Angeles, California, 1906 c. Azusa, California, 1906 d. Beijing, China, 1917 5. Dua dari tempat yang mula-mula menerima Kebenaran di luar China adalah: (b) a. Taiwan dan Amerika b. Indonesia dan Sabah c. Jepang dan India d. Korea dan Australia 6. Gereja Yesus Sejati di kebanyakan negara barat dimulai dari: (a) a. kebaktian rumah tangga b. perjalanan misionaris c. Kebaktian Kebangunan Rohani d. Seminar para pekerja kudus 7. Affusion berarti: (d) a. membasuh b. memercik c. menyelam d. menuang 8. Aspersion berarti: (b) a. membasuh b. memercik c. menyelam d. menuang 9. Cara baptisan yang benar adalah melalui: (c) a. aspersion b. affusion c. selam d. timbul 10. Kehadiran __________ membuat baptisan air menjadi efektif: (c) a. darah kambing b. darah merpati c. Roh Kudus d. Doa 112 Tercurahnya Hujan Akhir 11. Sakramen adalah: (a) a. sesuatu yang kita harus ambil bagian di dalam Kristus b. sesuatu yang sangat kudus c. sesuatu yang hanya dapat dilakukan secara sembunyi d. sesuatu yang harus kita lakukan atau kita akan binasa 12. Ekaristi adalah istilah lain untuk: (b) a. Natal b. Perjamuan Kudus c. Baptisan d. Pentakosta 13. Dua pengajaran penting di balik basuh kaki: (c) a. kasih dan beristirahat b. percaya dan taat c. kerendahan hati dan kasih d. ketaatan dan relaksasi 14. ‘Perhentian Sabat’ adalah: (d) a. setiap hari Sabtu atau hari ketujuh b. saat semua orang beristirahat c. hari libur selain hari Sabat yang rutin d. dimasukkan sebagai perintah keempat 15. Banyak gereja memegang hari Minggu daripada hari Sabat, karena mereka percaya: (c) a. Hari Minggu lebih nyaman b. Hari Sabtu hanya untuk orang Yahudi c. Hari Minggu adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus d. b dan c Bagian 4 – Jawaban singkat (nilai 36 poin) (masing-masing bernilai 3 poin – Tulislah tidak lebih dari lima kalimat) 1. Gambar dan jelaskan hubungan antara Gerakan Kekudusan, Gerakan Pentakosta dan Gereja Yesus Sejati. (Gerakan Kekudusan adalah gerakan reformasi pada pertengahan hingga akhir abad ke-19. Gerakan Kekudusan mengawali dimulainya Gerakan Pentakosta pada abad ke-20, karena kekudusan membangkitkan kelompok-kelompok doa bahasa roh di dalam Kisah Para Rasul 2 sebagai bukti dari adanya Roh Kudus. Orang-orang percaya dari Gereja Yesus Sejati mula-mula bertobat dari gereja-gereja Kekudusan dan Pentakosta di China) 2. Bagaimana usaha-usaha pemberitaan Injil, perpindahan penduduk, pelayanan literatur dan pendudukan Jepang membantu penyebaran Injil di Asia sampai dengan akhir Perang Dunia II? (Gereja mula-mula di luar China didirikan melalui pekerjaan aktif penginjilan pada tahun 1920 (Singapura dan Taiwan). Lalu, perpindahan penduduk dan pelayanan pamflet-pamflet literatur menyebarkan Injil ke beberapa negara di Asia Tenggara lainnya (Sabah, Indonesia) dan Hawaii. Pendudukan Jepang menghubungkan Taiwan, Tercurahnya Hujan Akhir 113 Jepang dan Korea melalui bahasa sehari-hari dan transportasi pelayaran yang mudah. Oleh karena itu, Injil tersebar tanpa banyak mengalami rintangan bahasa. 3. Bagaimana perpindahan penduduk memainkan peranan dalam penyebaran Injil dari tahun 1960-an? (Para jemaat gereja yang berpindah dari Asia ke Eropa dan ke Amerika membawa benih-benih Injil bersamaan dengan mereka dari tahun 1960 hingga sekarang. Kebaktian-kebaktian rumah tangga dan bantuan dari gereja-gereja Taiwan dan Hongkong seringkali menghasilkan pendirian gereja-gereja setempat.) 4. Mengapa kita perlu dibaptis? Perubahan apakah yang terjadi ketika kita dibaptis? (Kita harus dibaptis untuk penghapusan dosa, pembaruan hidup dan mengambil bagian di dalam Kristus dan keselamatan. Ketika dibaptis, kehidupan kita yang lama mati, dikuburkan dan dibangkitkan di dalam Kristus (Rm. 6:3-5). 5. Bagaimana cara melakukan baptisan air yang benar? (Baptisan air haruslah dilakukan di sumber air yang hidup, dalam nama Yesus Kristus, wajah menunduk dan tubuh diselamkan ke dalam air.) 6. Sebutkan tiga alasan mengapa kita memerlukan Roh Kudus. (Kita perlu menerima Roh Kudus, karena membenarkan, memberikan pengertian, menguduskan dan menjamin warisan kita di surga.) 7. Sebutkan tiga alasan mengapa kita perlu memiliki kepenuhan Roh Kudus. (Kepenuhan Roh Kudus memberikan kita keberhasilan dalam pekerjaan kudus – keberanian, kuasa, kekuatan –, membantu kita untuk bertahan atas pencobaan dosa dan membantu kita untuk menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23).) 8. Apa tiga alasan untuk memegang hari Sabat? (Hari Sabat memperingati penciptaan Allah, yang merupakan bagian dari Sepuluh Perintah-Nya, sekaligus merupakan anugerah perhentian rohani bagi manusia (Mrk. 2:27).) 9. Sebutkan dua argumen penting untuk lebih beribadah pada hari Minggu daripada hari Sabtu. Mengapa mereka tidak sah? (Orang-orang Kristen umumnya percaya bahwa ibadah seharusnya dijalankan pada hari Minggu, karena kitab Wahyu memberitahukan kita untuk mengingat hari Tuhan, karena Yesus Kristus bangkit pada hari Minggu dan hari Sabat adalah bagi Perjanjian Lama (Yesus Kristus melanggar hari Sabat dengan menyembuhkan penyakit seseorang dan para rasul memecah-mecahkan roti pada hari Minggu di dalam kitab Kisah Para Rasul). Tetapi, hari Tuhan di dalam kitab Wahyu bukanlah merujuk pada hari Minggu, tetapi hari Tuhan pada masa yang akan datang (lihatlah dalam Pelajaran 8); Yesus Kristus memberitahukan kita untuk memperingati kematian-Nya dan bukanlah hari kebangkitan-Nya; Ia sendiripun dan para rasul memegang pula hari Sabat.) 10. Apakah doktrin dari Luther, Zwingli dan Calvin mengenai Perjamuan Kudus? Pandangan manakah yang diterima gereja kita sekarang? (Luther percaya pada transubstansiasi (hakikat dari roti dan anggur secara fisik berubah menjadi daging dan darah Kristus melalui pengucapan berkat); Zwingli percaya pada perlambangan (tidak ada hadirat nyata Tuhan); dan Calvin percaya 114 Tercurahnya Hujan Akhir bahwa para perubahan rohani dari roti dan anggur menjadi daging dan darah Kristus. Gereja Yesus Sejati pun percaya adanya perubahan secara rohani dari bagian-bagian Perjamuan Kudus menjadi tubuh dan darah Kristus.) 11. Apakah tujuan dari Perjamuan Kudus? Apakah yang kita lakukan ketika mengambil roti dan anggur? (Tujuan dari Perjamuan Kudus adalah untuk memperingati kematian Kristus, memiliki kehidupan yang kekal dan mengambil bagian di dalam Kristus. Setelah diberkati, roti dan anggur secara rohani berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Oleh karena itu, ketika mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, kita mengambil bagian di dalam Kristus.) 12. Mengapa kita memandang basuh kaki sebagai sakramen? Bagaimana basuh kaki di gereja kita berbeda dengan pedilavium (basuh kaki) dari Gereja Katolik Roma pada Kamis Putih? (Basuh kaki adalah sebuah sakramen, karena Tuhan Yesus secara pribadi menetapkannya sebagai teladan, sekaligus memerintahkan para murid-Nya untuk menjalankannya. Gereja Katolik Roma tidak memandang basuh kaki sebagai sebuah sakramen. Sebaliknya, hanyalah suatu perlambangan untuk menunjukkan kasih dan kerendahan hati. Pada masa yang lalu, para penguasa Eropa, bahkan tidak mengunakan basuh kaki pada Kamis Putih sebagai tindakan politik saja.) Bagian 5 – Esai (nilai 14 poin) Pilihlah dua topik esai berikut dan pertahankan pandangan gereja kita dengan ayat-ayat Alkitab yang relevan atau sejarah gereja. Jangan tuliskan lebih daripada satu halaman. 1. “Setelah didirikan oleh Roh Kudus, Gereja Yesus Sejati tersebar melalui perpindahan penduduk dari jemaatnya.” Apakah itu benar atau salah? 2. “Bahasa membuka jendela peluang.” Bahaslah pernyataan ini dalam istilah sejarah gereja. 3. “Baptisan air sama seperti sunat pada Perjanjian Lama.” Karena merupakan tanda luar, kita tidak perlu menjalankan baptisan air untuk diselamatkan. Apakah kalian setuu atau tidak setuju? Mengapa? 4. Bahaslah pernyataan, “Berbahasa roh hanyalah salah satu dari karunia Roh Kudus.” 5. “Hari Sabat dihapuskan saat Yesus Kristus dipakukan di kayu salib.” Pertahankan pandangan gereja kita. 6. “Ekaristi hanyalah lambang dari hadirat Tuhan.” Apakah pandangan ini berkaitan dengan pandangan dari Gereja Yesus Sejati? Mengapa? 7. “Pedilavium (basuh kaki) bukanlah apa-apa, tetapi hanyalah merupakan tanda dari kerendahan hati seseorang.” Bahaslah pernyataan ini. Apakah kalian setuju atau tidak setuju? Tercurahnya Hujan Akhir 115 Renungan dan Doa Terima kasih Tuhan, karena membimbing kami Melalui silabus dari kwartal ini Ketika meninggalkan pelajaran Biarlah kami menyimpannya di dalam pikiran. Tolonglah kami memegang hari Kudus-Mu Dan pergunakan perhentian Sabat untuk berdoa Mengingatkan kami akan anugerah kasih-Mu Ketika kami bersekutu di dalam pelukan-Mu. Kiranya Roh-Mu memenuhi kami Agar dapat hidup baik dan benar. Buanglah segala dosa dan yang memalukan dari diri kami Kiranya kami dapat memuliakan nama-Mu. Ajarkan kami bagaimana memberitakan firman Bagi semua orang yang belum mendengarnya Berikan keberanian, hikmat dan kekuatan Agar kami dapat berlari sejauh mungkin. 116 Tercurahnya Hujan Akhir Halaman Kosong llllllllllllllllll “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23) Kalian akan temukan ketika melihat ke belakang dari kehidupan, bahwa saat-saat bersungguhsungguh di dalam hidup, itulah saat-saat yang kalian telah lakukan bagi segalanya di dalam semangat kasih. (Henry Drummond) “Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.” (Titus 2:7) Pendidikan Agama REMAJA Tahun 2 Buku 1 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16) True Jesus Church General Assembly, USA (Buku ini hanya dipergunakan di dalam Gereja Yesus Sejati) Edisi Revisi 1, 2012