Hikmah dari Australia Australia adalah sebuah negara baru bagiku

advertisement
Hikmah dari Australia
Australia adalah sebuah negara baru bagiku. Ini bukan kali pertama aku ke luar negeri, tapi
ini kali pertama aku keluar Asia Tenggara. Sudah pasti akan sangat banyak perbedaan antara
negaraku dengan Australia. Australia adalah negara yang memiliki batas yang begitu luas,
akan tetapi hanya memiliki sedikit jumlah penduduk. Sangat berbanding terbalik dengan
Indonesia. Jumlah penduduk Australia hanya sepersepuluh jumlah penduduk Indonesia. Ini
yang membuat Australia sangat cepat terlelap, dalam artian sunyi. Bahkan di tempat aku
tinggal di Coolum – Sunshine Coast – Queensland, pukul setengah delapan malam sudah
sunyi senyap bagai tengah malam.
Lupakan masalah perbedaan untuk membanding-bandingkan Australia dengan Indonesia.
Karena aku rasa setiap negara punya kelebihan dan kekurangan masing – masing. Berbicara
tentang pengalaman yang aku rasakan selama berada di Negeri Kangguru ini adalah
bagaimana aku melihat orang – orang di Australia dengan berbagai latar belakang agama,
suku, ras warna kulit dan budaya pastinya hidup berdampingan dengan damai. Tidak ada
yang namanya kaum mayoritas dan minoritas. Ini menjadi perhatian dan pembelajaran besar
bagiku. Kemudian bagaimana setiap orang di Australia saling merespek antara yang satu
dengan yang lain. Dalam hal merespek inilah sesungguhnya kita bisa menampakkan jati diri
kita kepada hostfam kita masing – masing ketika kita tinggal dalam satu atap dengan berbagai
macam perbedaan antara kita dengan mereka. Disinilah kita merefleksikan bahwasanya orang
muslim itu bersahabat, tidak radikal seperti yang mereka bayangkan selama ini. Muslim itu
sangat bisa hidup berdampingan dengan berbagai macam perbedaan serta dapat saling
menghormati dan menghargai. Inilah yang disebut dengan komunikasi dua arah, dimana dua
pihak yang memiliki perbedaan mencoba memberitahu perbedaan yang dimilikinya, sehingga
dapat saling mengetahui, menghargai dan menghormati.
Kemudian hal lain yang menjadi perhatian bagiku adalah bagaimana tata ruang kota sangat
memperhatikan akses untuk pejalan kaki. Hal ini membuat pejalan kaki itu merasa nyaman
ketika berjalan. Secara tidak langsung hal ini dapat mengatasi kemacetan karena mengurangi
jumlah pengguna kendaraan bermotor dan pastinya membentuk pola hidup sehat.
Kemudian hal yang paling penting adalah bagaimana penduduk Australia sangat menghargai
dan memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup. Bukan hanya untuk tumbuhan, akan
tetapi juga untuk hewan. Hal ini sudah mulai diajarkan oleh orang tua mereka masing –
masing ketika usia anak mereka masih dini. Sehingga jangan heran jika berkunjung ke
Australia, kita masih dapat melihat hewan yang sudah jarang kita jumpai di Indonesia seperti
berbagai jenis burung hidup bebas di sini.
Terlepas dari itu semua, jadikan semua pengalaman dan pembelajaran yang kita peroleh
selama berada di sini sebagai satu paket oleh – oleh yang kita bawa pulang ke daerah masing
– masing untuk dapat diambil hikmahnya. Jangan pernah menganggap hal yang kita lihat di
sini adalah sesuatu yang superior, karena itu akan membuat kita beranggapan bahwa apa yang
kita miliki di daerah sendiri adalah hal yang imperior. Ketika kita menganggap budaya kita
adalah sesuatu yang imperior maka kita akan bangga dengan budaya baru yang kita peroleh
dan kita bawa pulang ke daerah masing – masing.
Akan sangat indah rasanya jika apa yang kita peroleh di sini, kita bawa pulang dan kita coba
terapkan di daerah kita tanpa mengabaikan kearifan lokal yang telah kita miliki sejak dulu
serta nilai agama yang merupakan pondasi untuk semua hal. Agama, itu kunci semuanya.
Sangat terkesan dengan kata – kata bijak dari Buya Hamka “kalau hidup sekedar hidup, babi
di hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja”. Semoga aku menjadi
manusia yang dapat mengambil hikmah dari perjalanan ini. Amin.
M. Annies Kielda
Peserta Youth Leadership Camp (YLC) 2012
Download