PERAN MANAJEMEN ASET DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Aras Aira UIN Sultan Syarif Kasim Riau Email: [email protected] Abstract: Regional assets is an important resource for local government, which contribute to increase revenue and have a role in regional development. Regional development in the era of regional autonomy has the goal: improving welfare of local people and all citizens of indonesia. Asset management is one way to achieve regional developmnet objectives, asset management has the following roles: provide transparency and accountability in the management, supervision and control. Identifying regional economic, optimizing local revenue, fixing work organizations, systems and procedures to improve public services, respond to changes and growth in the perspective of regional autonomy regional and global, improving and creating a new image, increase investment and boost economic growth area. Keywords: Regional Development, Asset Management, Revenue, Regional Autonomy peningkatan kesejahteraan dan pelayanan Pendahuluan Berlakunya Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah umum kepada masyarakat. Penyerahan wewenang kepada dan Undang-undang nomor 33 tahun 2004 pemerintah daerah untuk mengatur dan tentang antara bertanggung jawab pada bidang pekerjaan pemerintah pusat dan daerah memberikan umum, kesehatan, pendidikan, kebudayaan, kesempatan yang terbuka bagi daerah agar pertanian, membangun dan mengembangkan daerah perdagangan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya lingkungan hidup, pertanahan, koperasi masing-masing. Di keluarkannya undang- dan tenaga kerja merupakan implikasi dari undang ini memberikan konsekuensi logis kebijakan bagi untuk daerah yang diatur dalam UU. 32 tahun bertanggung jawab atas pengalokasian 2004, sedangkan dalam bidang pertahanan dana yang dimiliki dengan cara yang keamanan, peradilan, moneter, fiskal dan efesien dan efektif, khususnya dalam agama perimbangan masing-masing keuangan daerah perhubungan, penanaman desentralisasi masih industri, menjadi dan dan modal, otonomi wewenang pemerintah pusat. 21 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 Dalam era otonomi daerah tujuan utama pembangunan daerah adalah antaranya: adanya akuntabilitas tuntutan akan dan transparansi publik, meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah kesiapan dari SDM dan organisasi dalam dan seluruh warga negara. Untuk mencapai hal ini adalah kesiapan daerah dalam kesejahteraan ini pemerintah daerah harus melaksanakan memenuhi 4 aspek agar daerah tumbuh kesiapan dalam memahami konsekuensi menjadi daerah yang berkesinambungan dalam otonomi daerah, belum adanya dan berfungsi, aspek-aspek yang dimaksud perencanaan yang matang yang berkaitan adalah dengan potensi dan kekhasan daerah. livable, competitive, good governance and management, financially sustainable. otonomi daerah dan Salah satu kunci dari keberhasilan pengelolaan ekonomi daerah adalah Sejalan dengan tujuan pembangunan manajemen aset. Pentingnya manajemen daerah, Tujuan Undang-undang nomor 32 aset secara tepat dan berdayaguna, dengan tahun 2004 adalah untuk meningkatkan didasari prinsip pengelolaan yang efisien kesejahteraan selalu dan efektif, diharapkan akan memberi memperhatikan kepentingan dan aspirasi kekuatan terhadap kemampuan pemerintah masyarakat, memelihara keserasian dan dalam membiayai pembangunan daerahnya mencegah rakyat dengan antar daerah. yang tercermin dalam Pendapatan Asli ini daerah Daerah (PAD). Pemerintah daerah dapat dihadapkan pada permasalahan, antara lain menciptakan sumber pendapatan dengan adalah masalah keuangan daerah, di cara melakukan langkah strategis untuk antaranya: dana alokasi umum (DAU) mengoptimalkan aset milik pemerintah menjadi sumber penerimaan utama yang daerah yang saat ini dikategorikan masih penting bagi semua daerah, pendapatan belum daerah yang hanya memberikan kontribusi ketidakefisienan sebesar 40%, adanya gap dan hasil, dan pemerintah daerah yang membutuhkan adanya asset daerah yang belum optimal biaya operasional dan pemeliharaan yang dimanfaatkan oleh daerah sebagai alternatif besar. Dalam sumber ketimpangan penerapan UU. keuangan serta mengevaluasi yang idle milik Selain Aset daerah merupakan sumberdaya daerah, penting bagi pemerintah daerah sebagai permasalahan lain yang muncul adalah penopang utama pendapatan asli daerah. masalah Oleh karena itu, penting bagi pemerintah permasalahan 22 daerah. optimal keuanagan pembangunan daerah, di Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah daerah untuk dapat melakukan manajemen yang ada tidak mampu dipergunakan aset secara memadai. Dalam manajemen dengan aset, pemerintah menggunakan sebaik mungkin untuk daerah harus kesejahtreaan rakyat, dan bahkan mungkin pertimbangan aspek jatuh kepada tangan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, bertanggung jawab. pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan Manajemen yang Aset tidak Daerah adalah penyaluran, penggunaan, penatausahaan, melaksanakan pengelolaan aset/ Barang pemanfaatan Milik Daerah (BMD berdasarkan prinsip atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, dasar-dasar penghapusan, aset/BMD dengan mengikuti landasan pemindahtanganan, manajemen aset terhadap pembinaan, pengawasan dan pengendalian, kebijakan pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar Undang-undang, aset daerah mampu memberikan kontribusi Keppres, Kepmen dan Surat Keputusan optimal bagi pemerintah daerah yang lainnya bersangkutan sehingga arah pembangunan pengaturan/ di Bidang Pengelolaan Aset Daerah dapat (Budisusilo, 2005). terintegrasi dan terprogram dengan baik. Pengoptimalan dilakukan aset dengan (management daerah dapat pengelolaan aset asset), pentingnya yang diatur berdasarkan Peraturan yang Pemerintah, berhubungan pengelolaan dengan aset daerah. Pengelolaan aset daerah diatur dalam PP No.6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang ditindaklanjuti dengan kemudian Permendagri pengoptimalan aset ini juga diamini oleh No.17/2007 tentang Pedoman Pengelolaan Menteri dalam negeri Gamawan Fauzi Barang Milik Daerah. Lingkup pengelolaan yang aset dimaksud meliputi: (1) perencanaan menyatakan inventarisasi menteri juga aset bahwa dan ”pentingnya dokumentasi“, mengungkapkan bahwa kebutuhan dan pengadaan, (3) penganggaran, (2) penggunaan, (4) pengamanan dan penilaian, (7) banyak pelaporan penghibahan tanah tetapi pemanfaatan, tidak disertai dengan surat. Hal ini pemeliharaan, menunjukkan bahwa banyak aset daerah penghapusan, (8) pemindahtanganan, (9) yang belum mampu di inventarisasi dan penatausahaan, tidak didukung oleh bukti yang kuat. pengawasan, dan pengendalian. (5) (6) dan (10) pembinaan, Ketidakmampuan daerah dalam hal ini akan membuat daerah rugi karena aset 23 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 Aset the physical land and appurtenances A. Defenisi Aset affixed to the land, e.g., structure. Real Dalam Peraturan Pemerintah Nomor estate bersifat tidak bergerak (immobile) 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi dan berwujud (tangibel), yang termasuk Pemerintahan, yang dimaksud dengan aset dalam pengertian ini adalah tanah, semua atau property adalah sumber daya ekonomi benda yang secara alami sebagai bagian yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh dari tanah, seperti pepohonan dan barang pemerintah sebagai akibat dari peristiwa mineral dan juga segala sesuatu yang masa lalu dan dari manamanfaat ekonomi dibangun oleh manusia seperti bangunan, dan/atau social di masa depan diharapkan jaringan dan lain sebagainya. dapat diperoleh, baik oleh pemerintah Barang Milik Daerah berdasarkan maupun masyarakat, serta dapat diukur Permendagri No. 17 Tahun 2007 pasal 3 dalam satuan uang, termasuk sumber daya adalah: non keuangan yang diperlukan untuk 1. Barang milik daerah meliputi: a. Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD, dan b. Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah. 2. Barang sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis. b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak. c. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang, atau d. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Pengertian aset secara umum, menurut Siregar (2004: 178) adalah barang (thing) atau sesuatu mempunyai barang nilai (anything) ekonomi yang (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan). Istilah properti seringkali melekat dengan istilah lain untuk memberikan pengertian yang lebih jelas secara hukum, yaitu real estate dan real property di mana keduanya mempunyai makna yang berbeda meskipun ada juga yang menyebutnya sebagai sinonim dalam lingkup tertentu. Selanjutnya, Real estate is 24 Pengelolaan barang daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai (Pasal 4 ayat 1 Permendagri No. 17 Tahun 2007). Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah belanja barang & jasa. Pemda sering B. Sumber Aset Daerah Aset daerah diperoleh dari dua menerima aset dari pihak lain, seperti sumber, yakni dari APBD dan dari luar lembaga donor dan masyarakat. Saat ini, APBD. Secara singkat, berikut pengertian beberapa daerah menerima penambahan dan implikasi kedua sumber aset ini: aset yang cukup signifikan dari pihak 1. Aset yang Bersumber Dari Pelaksanaan APBD Merupakan output/outcome dari terealisasinya belanja modal dalam satu tahun anggaran. Namun, pengakuan besarnya nilai aset tidak sama dengan besaran anggaran Penafsiran belanja atas modal. Permendagri No.13/2006 memang memungkinkan kita menyataan bahwa besaran belanja modal sama dengan besaran penambahan aset di neraca. Hal ini kurang pas jika neraca dipandang dari konsep suatu akuntansi, aset perolehannya karena haruslah (konsep penilaian sebesar nilai full cost). Artinya, seluruh biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan (ready to use) haruslah dihitung sebagai kos aset bersangkutan. Dari Luar Aceh, adanya ALGAP realisasi anggaran daerah, baik anggaran belanja modal maupun belana pegawai dan dan LGSP memberikan sumbangan peralatan kerja seperti komputer internet, dan pembangunan jinjing, printer. jaringan Belum gedung lagi untuk perkantoran dari NGO asing. Manajemen Aset dalam Pembangunan Daerah A. Definisi Manajemen Aset Manajemen Aset Daerah adalah melaksanakan pengelolaan aset/ Barang Milik Daerah (BMD berdasarkan prinsip dasar-dasar manajemen aset terhadap aset/BMD dengan mengikuti landasan kebijakan yang Undang-undang, diatur Peraturan berdasarkan Pemerintah, Keppres, Kepmen, dan Surat Keputusan lainnya yang berhubungan pengelolaan aset dengan daerah. Berikut ini adalah klasifikasi aset daerah berdasarkan penggunaan Dalam hal ini, pemerolehan aset dikarenakan Di pengaturan/ 2. Aset yang Bersumber Pelaksanaan APBD tidak lain, seperti di Aceh, Sumut, dan DIY. (Budisusilo, 2005): 1. Pemerintah - Perkantoran Pemda - Kantor Pemadam Kebakaran - Kantor Polisi 25 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 - Rumah Sakit 2. Sosial - Taman - Rumah Dinas 3. Surplus dan Investasi - Tanah - Parkir - Property Investasi B. Ruang Lingkup Manajemen Aset 1. Inventarisasi Aset 2. Pendekatan fisik dan legalitas Labelisasi Pengelompokan aset Pengembangan pencatatan aset C. Fungsi dan Peran Manajemen Aset Public 1. Memberikan dan pengawasan-pengendalian. 2. Dasar atas identifikasi potensi ekonomi daerah sehingga memberikan strategi dan program yang terintegrasi pengembangan dan optimalisasi potensi ekonomi daerah. 3. Dasar optimalisasi pendapatan asli Optimalisasi Aset darah (PAD). - Review daftar aset potensial - Analisa highest and best use asset potensial - Rekomendasi dan langkah lanjut aset yang dapat dioptimalkan pendayagunaannya - Rekomendasi solusi asset yang tidak dapat di optimalkan 4. 4. Pengembangan Sistem Informasi 5. Dasar dalam memperbaiki organisasi kerja, prosedur guna sistem dan peningkatan pelayanan publik dan kemandirian dan pendanaan/ pembiayaan pembangunan daerah. Landasan untuk merespon Manajemen perubahan dan petumbuhan daerah - Manual - Komputerisasi dalam perspektif otonomi daerah- 5. Pengawasan Dan Pengandalian regional-global dalam suasana persaingan pasar yang dinamis dan global. 26 tranparansi akuntabilitas dalam pengelolaan- Penilaian Aset - Review hasil inventarisasi aset - Inspeksi - Penetapan nilai sesuai kelompok aset - Catatan aset tidak dapat dinilai dan aset potensial 3. - Pengawasan dan pengendalian satu atap - Pengembangan aturan atau kebijakan pengambilan keputusan strategis tentang perolehan, pemilikan dan disposisi pengaturan asset - Pengembangan sumber daya manusia Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah 6. 7. Landasan untuk meningkatkan Hasting (2010) berpendapat bahwa dam menciptakan citra (image) fungsi manajemen aset dipelukan untuk baru dan pemasaran daerah di memberikan mata pasar terbuka. kapasitas manajemen terkait dan kegiatan Landasan untuk menggairahkan pendukung keputusan dalam konteks bisnis dan meningkatkan investasi dan sebagai berikut: aset dan kemampuan aset mendorong efek berantai dari terkait dalam perencanaan dan perencanaan investasi itu pada pertumbuhan pembangunan, perencanaan keberlanjutan, ekonomi daerah dan pengelolaan fasilitas. pengetahuan aset dan Menurut Hambali (2010) ada lima Menurut Prawoto (2011) tujuan tujuan manajemen aset, yaitu: kejelasan manajemen aset adalah untuk menjaga agar status nilai dan kekayaan daerah dan masa pakai aset, mempunyai usia hidup yang panjang optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan dengan menyediakan biaya operasi yang untuk meningkatkan pendapatan di mana memadai sehingga mampu menghasilkan aset berstatus sebagai idle capacity dapat output efesien, dimanfaatkan sesuai peruntukkan yang memberikan kepuasan kepada pelanggan ditetapkan, selain itu optimasisasi aset namun dengan tetap mengindahkan aspek dapat mengidentifikasikan dan mengetahui peraturan perundangan yang berlaku dan pemanfaatannya untuk apa, diperuntukkan aspek keselamatan kerja dan memberikan untuk siapa dan mendatangkan pendapatan image yang baik kepada publik. bagi pengelola aset jika mampu mengelola aset tersebut yang tetap tinggi tinggi secara kepemilikan aset, inventarisasi Nemmer (2007) berpendapat bahwa aset sesuai dengan aturan yang berlaku, manajemen aset memiliki tujuan untuk pengamanan asset, dan dasar penyusunan meningkatkan neraca. proses pengambilan keputusan dan untuk mengalokasikan dana aset sebuah pengembalian diperoleh, semua instansi investasi manajemen proses, alat, sehingga yang aset dan terbaik mencakup data yang dibutuhkan untuk mengelola aset secara efektif untuk mencapai tujuan. Dalam makalah yang dipresentasikan oleh Ir. Suryantoro Budisusilo, Msc, MAPPI Cert, pentingnya dikemukakan aset daerah alasannya dalam pembangunan daerah, yaitu: 1. Pemerintah daerah wajib menyediakan pelayanan dasar seperti, pendidikan 27 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 dasar, kesehatan, pemenuhan kebutuhan hidup minmal dan prasarana dasar. pelaksanaan/pemanfaatan secara efesien dan efektif dan sebagai pengawasan. Dalam hal perencanaan, pemerintah 2. Untuk mampu bersaing, Pemda harus dapat meningkatkan efesiensi dalam menyediakan pelayanan public. sejumlah pelayanan publik dengan keterbatasan sumber daya keuangan. 4. Aset daerah (real properti) seringkali memiliki nilai yang sangat penting dengan yang digunakan sebagai rujukan untuk pengadaan aset daerah, pemerintah daerah 3. Pemda harus mampu meningkatkan dibandingkan daerah perlu merencanakan kebutuhan aset anggaran pendapatan atau pengeluaran biaya tahunan. akan mengusulkan pengadaannya, jika proses ini berjalan sesuai aturan dan sesuai kebutuhan, maka aset tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan daerah, pelayanan dan masyarakat untuk memberikan kesejahteraan daerah, perencanaan 5. Pemda umumnya sudah jauh memiliki anggaran dengan merupakan kepada demikian tahap yang penting dalam manajemen aset. kebebasan untuk memilih penanganan atau pengelolaan aset dan Setelah anggaran disetujui, maka proses selanjutnya adalah pelaksanaan. kewajibannya. 6. Optimalisasi pemanfaatan aset melalui pengelolaan aset yang benar dan tepat, jauh lebih kecil risikonya dari pada Kekayaan daerah harus dikelola secara efesien dan akuntabilitas. memiliki meningkatkan pajak dan retribusi. melakukan efektif, transparansi Masyarakat peran yang dan dan DPRD penting dalam pengawasan dalam Aset daerah merupakan sumber daya pengoptimalan pemanfaatan aset daerah, yang penting bagi daerah, untuk menopang pengawasan ini dilakukan pada tahap pendapatan perencanaan dan tahap pelaksanaan. asli daerah, sehingga pemerintah daerah diharapkan mampu Dalam era otonomi daerah, salah satu baik, secara prinsip dalam pembangunan daerah adalah aset daerah akuntabilitas. Hal ini sejalan dengan memiliki fungsi sebagai berikut: adanya pengelolaan aset yang harus memenuhi perencanaan prinsip akuntabilitas. Akuntabilitas publik mengelola aset sederhana pengelolaan 28 dengan yang yang tepat, Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah yang harus dipenuhi adalah sebagai 3. Akuntabilitas kebijakan: berkaitan berikut: dengan 1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum: pemerintah daerah terhadap DPRD dan pertanggungjawaban berkaitan dengan menghindari dari tentunya masyarakat penyalahgunaan jabatan oleh pejabat kebijakan perencanaan, dalam pendistribusian, penggunaan ataupun hal penggunaan dan luas, atas pengadaan, pemanfaatan aset daerah, sedangkan pemanfaatan akuntabilitas hukum berkaitan dengan pemeliharaan serta sampai pada tahap jaminan adanya kepatuhan hukum dan menyalahgunakan kekayaan daerah. kekayaan daerah, peraturan yang berlaku. Akuntabilitas hukum dapat diartikan bahwa kekayaan daerah harus memiliki status hukum yang jelas agar pihak tertentu tidak dapat menyalahgunakan atau mengklaim kekayaan daerah tersebut. 2. Akuntabilitas proses: akuntabilitas ini berkaitan dengan dipatuhinya prosedur yang digunakan dalam melaksanakan pengelolaan kekayaan daerah, termasuk dilakukannya campulsary competitive tendering contract langkah antisipasi (CCTC), serta kemungkinan terjadinya mark up, ketika proses penganggaran terhadap rencana atau program pengadaan barang daerah. Untuk itu diperlukan sistem informasi, sistem akuntansi, administrasi pengadaan Dengan yang barang tujuan dan prosedur cukup dalam milik daerah. agar prinsip akuntabilitas dapat terpenuhi. Dalam Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah menyebutkan bahwa pengelolaan barang milik negara/ daerah meliputi perencanaan penganggaran, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, kebutuhan penggunaan, pengamanan penilaian, pemindahtanganan, dan dan penghapusan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pengelolaan barang milik daerah meliputi; perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, 29 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi. Kerja dan Anggaran (RKA) dengan memperhatikan ketersediaan barang milik daerah yang sudah ada. Perencanaan ini harus berpedoman pada standarisasi barang Perencanaan Kebutuhan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 dan standarisasi kebutuhan barang/sarana prasarana perkantoran. tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Pengadaan Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Berdasarkan Peraturan Presiden Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Daerah, menjelaskan bahwa perencanaan tentang kebutuhan adalah kegiatan merumuskan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Pedoman rincian kebutuhan barang milik daerah Pelaksanaan untuk menghubungkan pengadaan barang Pemerintah, menjelaskan bahwa pengadaan yang telah lalu dengan keadaan yang barang/jasa pemerintah adalah kegiatan sedang berjalan sebagai dasar dalam pengadaan melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan dengan yang akan datang. Perencanaan kebutuhan dilaksanakan secara swakelola maupun disusun oleh dalam Rencana Menurut Perubahan Atas Keputusan Pengadaan barang/jasa yang APBN/APBD, penyedia Barang/Jasa dibiayai baik barang/jasa. yang Peraturan Mardiasmo (2004: 238) pemerintah daerah Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun perlu membuat perencanaan kebutuhan 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan aset Barang Milik Daerah, menjelaskan bahwa yang akan digunakan/dimiliki. Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah pengadaan daerah kemudian mengusulkan anggaran melakukan pemenuhan kebutuhan barang pengadaannya. Dalam hal ini, masyarakat daerah dan jasa. Pengadaan barang milik dan Dewan Perwakilan Rakyat. Daerah daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip- (DPRD) perlu melakukan pengawasan prinsip efisien, efektif, transparan dan (monitoring) terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif (kekayaan) dimiliki mengenai yang daerah dibutuhkan daerah apakah direncanakan tersebut aset untuk benar-benar adalah kegiatan untuk dan akuntabel. Mardiasmo (2004) menjelaskan pengadaan barang atau kekayaan daerah harus dilakukan berdasarkan sistem tender 30 Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah (compulsory competitive tendering Siregar (2004) mengatakan legal audit contract). Hal tersebut dilakukan supaya merupakan suatu ruang lingkup untuk pemerintah daerah dan masyarakat tidak mengidentifikasi dan mencari solusi atas dirugikan. permasalahan legal mengenai prosedur penguasaan atau pengalihan aset, seperti status hak penguasaan yang lemah, aset Pengamanan dan Pemeliharaan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang dikuasai pihak lain, pemindahan aset Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman yang Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, Mardiasmo (2004) menyatakan bahwa menjelaskan bahwa pemeliharaan adalah pengamanan aset daerah merupakan salah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar satu sasaran strategis yang harus dicapai semua barang milik daerah selalu dalam daerah dalam kebijakan pengelolaan aset keadaan baik dan siap untuk digunakan daerah. tidak termonitor, dan lain-lain. secara berdaya guna dan berhasil guna. Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 administratif dan tindakan upaya hukum tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ dalam hal legal audit, merupakan suatu Daerah dan Peraturan Menteri Dalam ruang lingkup untuk mengidentifikasi dan Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang mencari solusi atas permasalahan legal Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik mengenai atau Daerah, menjelaskan bahwa inventarisasi hak adalah prosedur aset bentuk Berdasarkan fisik, pengalihan dalam Inventarisasi penguasaan seperti status kegiatan untuk melakukan penguasaan yang lemah, aset yang dikuasai pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pihak lain, pemindahan aset yang tidak pendataan barang milik daerah. Di mana termonitor dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam inventarisasi aset terdiri dari dua pemerintah aspek, daerah dalam melakukan yaitu inventarisasi fisik dan pengamanan aset daerah merupakan salah yuridis/legal. Aspek fisik terdiri dari satu sasaran strategis yang harus dicapai bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, daerah dalam kebijakan pengelolaan aset alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek daerah. yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir 31 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 penguasaan. Proses kerjanya adalah dengan negara secara periodik harus dilakukan melakukan pendaftaran labeling, cluster, penilaian baik oleh pengelola barang secara ataupun melibatkan penilai independen administrasi sesuai dengan manajemen aset. sehingga dapat diketahui nilai barang milik Menurut Siregar (2004) penilaian aset merupakan suatu proses melakukan penilaian kerja untuk aset yang atas dikuasai. Untuk itu pemerintah daerah dapat melakukan outsourcing kepada konsultan penilai yang profesional dan negara secara tepat. Untuk penilaian berupa tanah dan atau bangunan menggunakan patokan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Tujuan penilaian asst/property (Budisusilo, 2005) adalah sebagai berikut: independen. Hasil dari nilai tersebut akan dimanfaatkan kekayaan untuk maupun mengetahui nilai informasi untuk 1. Dasar penilaian nilai pasar (jual beli, sewa) 2. Dasar penilaian selain nilai pasar penetapan bagi aset yang akan dijual. (asuransi) 3. Penilaian untuk laporan keuangan Penilaian Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah. Dalam rangka menyusun diketahui neraca berapa pemerintah jumlah aset perlu negara sekaligus nilai dari aset tersebut. Untuk diketahui nilainya maka barang milik 32 4. Penilaian untuk jaminan pelunasan utang dalam bentuk hak tanggungan dan surat pengakuan utang, sedangkan tujuan penilaian aset publik adalah sebagai berikut: a. Kepentingan laporan keuangan b. Kepentingan untuk asuransi c. Kepentingan untuk jual/beli, tukar guling, sewa-menyewa d. Bangun operasikan transfer e. Kepentingan pengelolaan aset (manajemen aset) f. Kepentingan informasi eksternal g. Perbuatan hukum, pemindahan hak h. Gugatan atas penguasaan property i. Pajak Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah a. Sewa, yaitu pemanfaatan barang milik j. Konsultansi dan investasi daerah oleh pihak lain dalam jangka Sedangkan penilaian objek penilaian aset publik adalah sebagai berikut: waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai. 1. Berdasarkan pada buku akuntansi yang ada atau yang dimiliki masing-masing b. Pinjam Pakai, yaitu penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan unit 2. Dilakukan review pengelompokan sesuai tujuan penelitian dan standar antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut akuntansi 3. Dilakukan review atas aspek legal, berakhir diserahkan kembali kepada pengelola. penguasaan dan/atau kepemilikan. c. Kerjasama Pemanfaatan, yaitu pendayagunaan barang milik daerah Pemanfaatan Berdasarkan Peraturan Pemerintah oleh pihak lain dalam jangka waktu Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tertentu tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ penerimaan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam pajak/pendapatan daerah dan sumber Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang pembiayaan lainnya. Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik dalam rangka daerah peningkatan bukan d. Bangun Guna Serah, yaitu pemanfaatan adalah barang milik daerah berupa tanah oleh pendayagunaan barang milik daerah yang pihak lain dengan cara mendirikan tidak dipergunakan sesuai dengan tugas bangunan dan/ atau sarana berikut pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat fasilitasnya, kemudian didayagunakan Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, oleh pihak lain tersebut dalam jangka pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, waktu tertentu yang telah disepakati, bangun guna serah dan bangun serah guna untuk selanjutnya diserahkan kembali dengan status tanah beserta bangunan dan/atau sarana kepemilikan. Bentuk-bentuk pemanfaatan berikut fasilitasnya setelah berakhirnya barang milik daerah adalah seperti berikut jangka waktu. Daerah, ini. pemanfaatan tidak mengubah e. Bangun Serah Guna, yaitu pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh 33 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 pihak lain dengan cara mendirikan 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan bangunan dan/ atau sarana berikut Barang Milik Daerah, menjelaskan bahwa fasilitasnya, pengendalian dan pembangunan setelah selesai diserahkan untuk kegiatan untuk didayagunakan oleh pihak lain dalam mengarahkan jangka waktu tertentu yang disepakati. dilaksanakan Sehubungan dengan pemanfaatan aset merupakan usaha atau menjamin dan pekerjaan yang agar berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sedangkan daerah, khususnya berupa benda tidak pengawasan bergerak kegiatan untuk mengetahui dan menilai yang berbentuk tanah atau merupakan bangunan/ gedung, terutama yang belum kenyataan didayagunakan secara optimal sehingga pelaksanaan dapat memberikan value added, value in apakah use dan mampu menaikkan nilai ekonomi perundang-undangan. aset bersangkutan, maka yang usaha sebenarnya tugas atau mengenai dan/atau kegiatan, sesuai peraturan dilakukan dapat Siregar dilaksanakan melalui penggunausahaan, pengawasan yaitu pendayagunaan aset daerah (tanah pemanfaatan dan atau bangunan) oleh pihak ketiga merupakan suatu permasalahan yang sering (perusahaan swasta) dalam bentuk BOT terjadi pada pemerintah daerah saat ini. (Build-Operate-Transfer), Suatu BTO (Build- (2004) dan pengendalian, dalam pengalihan aset dan sarana mengatakan yang efektif dalam Transfer-Operate), BT (Build-Transfer), meningkatkan kinerja aspek ini adalah KSO (Kerja Sama Operasi) dan bentuk melalui pengembangan SIMA (Sistem lainnya. Informasi Manajemen Aset). Melalui sistem ini maka transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin dan dapat Pengawasan dan Pengendalian Untuk menjamin kelancaran diawasi dengan jelas, karena keempat penyelenggaraan pengelolaan barang milik aspek di atas diakomodir dalam suatu daerah dan sistem yang termonitor dengan jelas seperti berhasilguna, maka fungsi pembinaan, sistem arus keuangan yang terjadi di pengawasan, perbankan, secara dan berdayaguna pengendalian sangat sehingga penanganan dan penting untuk menjamin tertib administrasi pertanggungjawaban dari tingkat pelaksana pengelolaan barang milik daerah. Peraturan hingga pimpinan mempunyai otoritas yang Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun jelas. 34 Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah Mardiasmo (2004) menjelaskan bahwa bermanfaat untuk dasar pengambilan pengawasan yang ketat perlu dilakukan keputusan mengenai kebutuhan pengadaan sejak hingga barang dan estimasi kebutuhan belanja penghapusan aset. Dalam hal ini peran pembangunan (modal) dalam penyusunan masyarakat APBD. tahap internal perencanaan dan DPRD sangat serta penting. diperlukan auditor Pengawasan untuk menghindari penyimpangan dalam perencanaan maupun pengelolaan aset yang dimiliki daerah. Penghapusan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Sistem Informasi Data Untuk mencapai tujuan pengelolaan Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang aset secara terencana, terintegrasi, dan Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik sanggup menyediakan data dan informasi Daerah, yang dikehendaki dalam tempo yang menghapus barang milik daerah dari daftar singkat, diperlukan suatu sistem informasi barang pendukung pengambilan keputusan atas keputusan dari pejabat yang berwenang aset (decision supporting system), yang untuk membebaskan pengguna dan/atau disebut sebagai sistem. yang disebut kuasa pengguna dan/atau pengelola dari sebagai Sistem Informasi Manajemen Aset tanggung jawab administrasi dan fisik atas (Siregar, (2004) barang yang berada dalam penguasaannya. menjelaskan untuk pengelolaan aset daerah Oleh karena itu, penghapusan aset daerah secara serta merupakan salah satu sasaran strategis kebijakan yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan aset daerah, maka pemerintah pengelolaan aset daerah guna mewujudkan daerah atau ketertiban administrasi mengenai kekayaan informasi daerah. Mardiasmo (2004) menyatakan 2004). efesien menciptakan Mardiasmo dan efektif transparansi perlu mengembangkan memiliki sistem Penghapusan dengan adalah menerbitkan tindakan surat manajemen yang komprehensif dan handal bahwa sebagai alat merupakan salah satu sasaran strategis Sistem tersebut pengambilan bermanfaat menghasilkan pertanggungjawaban, keputusan. selain penghapusan aset daerah untuk yang harus dicapai daerah dalam kebijakan laporan pengelolaan aset daerah guna mewujudkan itu juga 35 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 ketertiban administrasi mengenai kekayaan daerah. McFarland (2010), berpendapat bahwa profesional manajemen harus dapat mengelola semua aspek dari siklus hidup aset untuk memastikan perusahaan mereka Siklus Hidup Aset Pentingnya siklus diungkapkan oleh Specifation (PAS), manajemen aset hidup asset mencapai hasil maksimal atas modal yang Available diinvestasikan, menerapkan efesien dan mendefinisikan proses yang efektif, dan memberikan Publicly sebagai kegiatan tingkat pengendalian untuk mendukung sistematis dan terkoordinasi dan praktik kerja serta menghilangkan proses yang melalui tidak optimasi organisasi dan berkelanjutan mengelola aset dan sistem aset, kinerja yang terkait, risiko dan memberikan nilai tambah dan menghabiskan sumber daya dan biaya. Sedangkan Prawoto (2011) pengeluaran selama siklus hidup aset untuk mengemukakan bahwa dalam mengelola tujuan aset, hal yang tidak bisa dilepaskan dari mencapai rencana strategis organisasi. Menurut manajemen aset, yaitu suatu alat yang Hastings (2010) tahapan utama dalam siklus aset adalah: 1. Identifikasi peluang untuk mengkuantifikasi bisnis atau kebutuhan penundaan melakukan dan identifikasi, memprioritaskan pemeliharaan pada suatu fasilitas, dan mengembangkan rencana 2. Kemampuan analisis gap dan analisis kebutuhan aset reduksi penundaan pemeliharaan secara rinci untuk mengokomodasikan tersedianya 3. Analisis pra studi kelayakan, fisik, dan keuangan pendanaan. Alur Manajemen Aset 4. Perencanaan kelayakan, fisik, dan keuangan Sugiama (2012) tahapan-tahapan dalam mangemen aset aadalah sebagai berikut: 5. Akuisisi, pengembangan, dan implementasi 6. Operasi, praktis dukungan pemeliharaan 1. Pengadaan aset: kegiatan pengadaan adalah serangkaian kegiatan untuk logistik, dan memperoleh atau mendapatkan aset atau barang maupun jasa yang dibiayai 7. Memantau dan review oleh sendiri maupun yang dibiyai oleh 8. Pembuangan pihak lain. 36 Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah 2. Inventarisasi aset: rangkaian kegiatan mengidentifikasikan kualitas 6. Penghapusan dan lain fisik dan secara yuridis kepemilikan atau legal kodefikasi dan mendokumentasikannya kepentingan aset dalam memindahkan atau hak memusnahkan dari aset yang dimiliki. 7. Rejuvinasi bersangkutan. aset/review: upaya peremajaan aset dengan tujuan aset 3. Legal audit aset: kegiatan pengauditan dapat didayagunakan kembali sebelum tentang status aset, sistem dan prosedur pengadaan, untuk seluruh/sebuah unit atau unsur terkecil untuk pengelolaan kegiatan menjual, menghibahkan atau bentuk kuantitas aset secara fisik maupun non melakukan aset: sistem pengidentifikasian permasalahan dan prosedur adanya legalitas, umur ekonomis habis. 8. Pengalihan aset: upaya memindahkan indikasi hak pencarian dan atau wewenang, tanggung kewajiban jawab, penggunaan, solusi untuk memecahkan masalah pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke legalitas yang terjadi atau terkait unit yang lainnya di lingkungan sendiri. dengan penguasaan dan pengalihan aset. Kesimpulan 4. Penilaian aset: sebuah proses kerja Pembangunan daerah dalam era untuk menentukan nilai aset yang otonomi daerah memiliki tujuan untuk dimiliki, meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah secara sehingga jelas nilai dapat diketahui kekayaan yang dan seluruh warganegara Indonesia. dimiliki atau yang akan dialihkan Manajemen aset merupakan salah satu cara maupun yang akan dihapuskan. agar tujuan pembangunan daerah dapat 5. Operasi dan kegiatan pemeliharaan menggunakan aset: tercapai. Manajemen aset memiliki peran atau sebagai: memberikan transparansi dan memanfaatkan aset dalam menjalankan akuntabilitas tugas dan pekerjaan untuk mencapai pengawasan, tujuan. Sedangkan pemeliharaan aset mengidentifikasi potensi ekonomi daerah adalah sehingga memberikan strategi dan program kegiatan memelihara, menjaga memperbaiki dan seluruh yang dalam pengelolaan, pengendalian, terintegrasi pengembangan dan bentuk aset agar dapat dioperasikan dan optimalisasi berfungsi sesuai harapan. sebagai dasar optimalisasi pendapatan asli potensi ekonomi daerah, 37 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 darah (PAD), dasar dalam memperbaiki organisasi kerja, sistem dan prosedur guna peningkatan pelayanan publik dan kemandirian dan pendanaan/ pembiayaan pembangunan merespon daerah, perubahan landasan dan untuk petumbuhan daerah dalam perspektif otonomi daerahregional-global dalam suasana persaingan pasar yang dinamis dan global, landasan untuk meningkatkan dam menciptakan citra (image) baru dan pemasaran daerah di mata pasar terbuka, dan landasan untuk menggairahkan dan meningkatkan investasi dan mendorong efek berantai dari investasi itu pada pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam pengelolaan aset daerah, pemerintah harus mempertimbangkan hal hal berikut: perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, Doli D. Siregar. (2004). Management Aset Strategi Penataan Konsep Pembangunan Berkelanjutan secara Nasional dalam Konteks Kepala Daerah sebagai CEO’s pada Era Globalisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hambali. (2010). Inventarisasi Barang Milik Negara. Bandung: Politeknik Negeri. Hasting, Nicholas A. Jhon. (2010). Psysical Asset Management. Himpunan Peraturan-Peraturan tentang Inventaris Kekayaan Negara Departemen Keuangan RI, Badan Akuntansi Keuangan Negara, 1995; Mardiasmo. (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Good Governence Democratization, Local Government Financial Management, Public Policy, Reinventing Government, Accountability Probity,Value for Money, Participatory Development, Serial Otonomi Daerah. Yogyakarta: Andi. Maslani. (2002). "Meningkatkan Akuntanbilitas Public Melalui Optimalisasi Asset Daerah". Skripsi. Tidak Dipublikasikan. pemindahtanganan. Mcfarland. (2010). Property And Asset Management. The National Property Management Association’s Journal. Daftar Kepustakaan Mukhtar. (2000). Konstruksi Menuju Penelitian Deskriptif Kualitatif. Yogyakarta: BPFE. A. Gama Sugiama. (2012). "Handout Penilaian Asset". Bandung: Polban. Agus Prawoto. (2011). Lifecycle Sustainability Asset Management. Budisusilo & Suryantoro. (2005). "Penilaian Dan Pengelolaan Asset". Makalah.Yogyakarta. 38 Nemmer. (2007). management Asset-Texas Style. PAS 55-1 dan PAS 55-2, 2008, Assets Managements, Journal British Standard Institution. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Bengkayang. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. www.google.com Sutaryo. (2000). "Manajemen Aset Daerah". Dalam Jurnal Fakultas Ekonomi UNS. Tidak dipublikasikan. 39