PERAN MANAJEMEN ASET DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

advertisement
PERAN MANAJEMEN ASET DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Aras Aira
UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Email: [email protected]
Abstract:
Regional assets is an important resource for local government, which contribute to increase
revenue and have a role in regional development. Regional development in the era of regional
autonomy has the goal: improving welfare of local people and all citizens of indonesia. Asset
management is one way to achieve regional developmnet objectives, asset management has the
following roles: provide transparency and accountability in the management, supervision and
control. Identifying regional economic, optimizing local revenue, fixing work organizations,
systems and procedures to improve public services, respond to changes and growth in the
perspective of regional autonomy regional and global, improving and creating a new image,
increase investment and boost economic growth area.
Keywords:
Regional Development, Asset Management, Revenue, Regional Autonomy
peningkatan kesejahteraan dan pelayanan
Pendahuluan
Berlakunya Undang-undang nomor 32
tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
umum kepada masyarakat.
Penyerahan
wewenang
kepada
dan Undang-undang nomor 33 tahun 2004
pemerintah daerah untuk mengatur dan
tentang
antara
bertanggung jawab pada bidang pekerjaan
pemerintah pusat dan daerah memberikan
umum, kesehatan, pendidikan, kebudayaan,
kesempatan yang terbuka bagi daerah agar
pertanian,
membangun dan mengembangkan daerah
perdagangan,
sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya
lingkungan hidup, pertanahan, koperasi
masing-masing. Di keluarkannya undang-
dan tenaga kerja merupakan implikasi dari
undang ini memberikan konsekuensi logis
kebijakan
bagi
untuk
daerah yang diatur dalam UU. 32 tahun
bertanggung jawab atas pengalokasian
2004, sedangkan dalam bidang pertahanan
dana yang dimiliki dengan cara yang
keamanan, peradilan, moneter, fiskal dan
efesien dan efektif, khususnya dalam
agama
perimbangan
masing-masing
keuangan
daerah
perhubungan,
penanaman
desentralisasi
masih
industri,
menjadi
dan
dan
modal,
otonomi
wewenang
pemerintah pusat.
21 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 Dalam era otonomi daerah tujuan
utama
pembangunan
daerah
adalah
antaranya:
adanya
akuntabilitas
tuntutan
akan
dan transparansi publik,
meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah
kesiapan dari SDM dan organisasi dalam
dan seluruh warga negara. Untuk mencapai
hal ini adalah kesiapan daerah dalam
kesejahteraan ini pemerintah daerah harus
melaksanakan
memenuhi 4 aspek agar daerah tumbuh
kesiapan dalam memahami konsekuensi
menjadi daerah yang berkesinambungan
dalam otonomi daerah, belum adanya
dan berfungsi, aspek-aspek yang dimaksud
perencanaan yang matang yang berkaitan
adalah
dengan potensi dan kekhasan daerah.
livable,
competitive,
good
governance and management, financially
sustainable.
otonomi
daerah
dan
Salah satu kunci dari keberhasilan
pengelolaan
ekonomi
daerah
adalah
Sejalan dengan tujuan pembangunan
manajemen aset. Pentingnya manajemen
daerah, Tujuan Undang-undang nomor 32
aset secara tepat dan berdayaguna, dengan
tahun 2004 adalah untuk meningkatkan
didasari prinsip pengelolaan yang efisien
kesejahteraan
selalu
dan efektif, diharapkan akan memberi
memperhatikan kepentingan dan aspirasi
kekuatan terhadap kemampuan pemerintah
masyarakat, memelihara keserasian dan
dalam membiayai pembangunan daerahnya
mencegah
rakyat
dengan
antar
daerah.
yang tercermin dalam Pendapatan Asli
ini
daerah
Daerah (PAD). Pemerintah daerah dapat
dihadapkan pada permasalahan, antara lain
menciptakan sumber pendapatan dengan
adalah masalah
keuangan daerah, di
cara melakukan langkah strategis untuk
antaranya: dana alokasi umum (DAU)
mengoptimalkan aset milik pemerintah
menjadi sumber penerimaan utama yang
daerah yang saat ini dikategorikan masih
penting bagi semua daerah, pendapatan
belum
daerah yang hanya memberikan kontribusi
ketidakefisienan
sebesar 40%, adanya gap dan hasil, dan
pemerintah daerah yang membutuhkan
adanya asset daerah yang belum optimal
biaya operasional dan pemeliharaan yang
dimanfaatkan oleh daerah sebagai alternatif
besar.
Dalam
sumber
ketimpangan
penerapan
UU.
keuangan
serta
mengevaluasi
yang
idle
milik
Selain
Aset daerah merupakan sumberdaya
daerah,
penting bagi pemerintah daerah sebagai
permasalahan lain yang muncul adalah
penopang utama pendapatan asli daerah.
masalah
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah
permasalahan
22 daerah.
optimal
keuanagan
pembangunan
daerah,
di
Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah daerah untuk dapat melakukan manajemen
yang ada tidak mampu dipergunakan
aset secara memadai. Dalam manajemen
dengan
aset,
pemerintah
menggunakan
sebaik
mungkin
untuk
daerah
harus
kesejahtreaan rakyat, dan bahkan mungkin
pertimbangan
aspek
jatuh
kepada
tangan
perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
bertanggung jawab.
pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan
Manajemen
yang
Aset
tidak
Daerah
adalah
penyaluran, penggunaan, penatausahaan,
melaksanakan pengelolaan aset/ Barang
pemanfaatan
Milik Daerah (BMD berdasarkan prinsip
atau
penggunaan,
pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
dasar-dasar
penghapusan,
aset/BMD dengan mengikuti landasan
pemindahtanganan,
manajemen
aset
terhadap
pembinaan, pengawasan dan pengendalian,
kebijakan
pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar
Undang-undang,
aset daerah mampu memberikan kontribusi
Keppres, Kepmen dan Surat Keputusan
optimal bagi pemerintah daerah yang
lainnya
bersangkutan sehingga arah pembangunan
pengaturan/
di Bidang Pengelolaan Aset Daerah dapat
(Budisusilo, 2005).
terintegrasi dan terprogram dengan baik.
Pengoptimalan
dilakukan
aset
dengan
(management
daerah
dapat
pengelolaan
aset
asset),
pentingnya
yang
diatur
berdasarkan
Peraturan
yang
Pemerintah,
berhubungan
pengelolaan
dengan
aset
daerah.
Pengelolaan aset daerah diatur dalam
PP No.6/2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik
Daerah,
yang
ditindaklanjuti
dengan
kemudian
Permendagri
pengoptimalan aset ini juga diamini oleh
No.17/2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Menteri dalam negeri Gamawan Fauzi
Barang Milik Daerah. Lingkup pengelolaan
yang
aset dimaksud meliputi: (1) perencanaan
menyatakan
inventarisasi
menteri
juga
aset
bahwa
dan
”pentingnya
dokumentasi“,
mengungkapkan
bahwa
kebutuhan
dan
pengadaan,
(3)
penganggaran,
(2)
penggunaan,
(4)
pengamanan
dan
penilaian,
(7)
banyak pelaporan penghibahan tanah tetapi
pemanfaatan,
tidak disertai dengan surat. Hal ini
pemeliharaan,
menunjukkan bahwa banyak aset daerah
penghapusan, (8) pemindahtanganan, (9)
yang belum mampu di inventarisasi dan
penatausahaan,
tidak didukung oleh bukti yang kuat.
pengawasan, dan pengendalian.
(5)
(6)
dan
(10)
pembinaan,
Ketidakmampuan daerah dalam hal ini
akan membuat daerah rugi karena aset
23 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 Aset
the physical land and appurtenances
A. Defenisi Aset
affixed to the land, e.g., structure. Real
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
estate bersifat tidak bergerak (immobile)
24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
dan berwujud (tangibel), yang termasuk
Pemerintahan, yang dimaksud dengan aset
dalam pengertian ini adalah tanah, semua
atau property adalah sumber daya ekonomi
benda yang secara alami sebagai bagian
yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
dari tanah, seperti pepohonan dan barang
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa
mineral dan juga segala sesuatu yang
masa lalu dan dari manamanfaat ekonomi
dibangun oleh manusia seperti bangunan,
dan/atau social di masa depan diharapkan
jaringan dan lain sebagainya.
dapat diperoleh, baik oleh pemerintah
Barang Milik Daerah berdasarkan
maupun masyarakat, serta dapat diukur
Permendagri No. 17 Tahun 2007 pasal 3
dalam satuan uang, termasuk sumber daya
adalah:
non keuangan yang diperlukan untuk
1. Barang milik daerah meliputi:
a. Barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBD, dan
b. Barang yang berasal dari perolehan
lainnya yang sah.
2. Barang sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. Barang yang diperoleh dari
hibah/sumbangan atau yang sejenis.
b. Barang yang diperoleh sebagai
pelaksanaan dari perjanjian/kontrak.
c. Barang yang diperoleh berdasarkan
ketentuan undang-undang, atau
d. Barang yang diperoleh berdasarkan
putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
penyediaan jasa bagi masyarakat umum
dan sumber-sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya.
Pengertian aset secara umum, menurut
Siregar (2004: 178) adalah barang (thing)
atau
sesuatu
mempunyai
barang
nilai
(anything)
ekonomi
yang
(economic
value), nilai komersial (commercial value)
atau nilai tukar (exchange value) yang
dimiliki oleh badan usaha, instansi atau
individu
(perorangan).
Istilah
properti
seringkali melekat dengan istilah lain untuk
memberikan pengertian yang lebih jelas
secara hukum, yaitu real estate dan real
property di mana keduanya mempunyai
makna yang berbeda meskipun ada juga
yang menyebutnya sebagai sinonim dalam
lingkup tertentu. Selanjutnya, Real estate is
24 Pengelolaan
barang
daerah
dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian
hukum,
transparansi
dan
keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas dan
kepastian nilai (Pasal 4 ayat 1 Permendagri
No. 17 Tahun 2007).
Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah belanja barang & jasa. Pemda sering
B. Sumber Aset Daerah
Aset
daerah
diperoleh
dari
dua
menerima aset dari pihak lain, seperti
sumber, yakni dari APBD dan dari luar
lembaga donor dan masyarakat. Saat ini,
APBD. Secara singkat, berikut pengertian
beberapa daerah menerima penambahan
dan implikasi kedua sumber aset ini:
aset yang cukup signifikan dari pihak
1. Aset yang Bersumber Dari Pelaksanaan
APBD
Merupakan
output/outcome
dari
terealisasinya belanja modal dalam satu
tahun anggaran. Namun, pengakuan
besarnya nilai aset tidak sama dengan
besaran
anggaran
Penafsiran
belanja
atas
modal.
Permendagri
No.13/2006 memang memungkinkan
kita menyataan bahwa besaran belanja
modal
sama
dengan
besaran
penambahan aset di neraca. Hal ini
kurang pas jika neraca dipandang dari
konsep
suatu
akuntansi,
aset
perolehannya
karena
haruslah
(konsep
penilaian
sebesar
nilai
full
cost).
Artinya, seluruh biaya yang dikeluarkan
sampai aset tersebut siap digunakan
(ready to use) haruslah dihitung sebagai
kos aset bersangkutan.
Dari
Luar
Aceh,
adanya
ALGAP
realisasi
anggaran daerah, baik anggaran belanja
modal maupun belana pegawai dan
dan
LGSP
memberikan sumbangan peralatan kerja
seperti
komputer
internet,
dan
pembangunan
jinjing,
printer.
jaringan
Belum
gedung
lagi
untuk
perkantoran dari NGO asing.
Manajemen Aset dalam Pembangunan
Daerah
A. Definisi Manajemen Aset
Manajemen
Aset
Daerah
adalah
melaksanakan pengelolaan aset/ Barang
Milik Daerah (BMD berdasarkan prinsip
dasar-dasar
manajemen
aset
terhadap
aset/BMD dengan mengikuti landasan
kebijakan
yang
Undang-undang,
diatur
Peraturan
berdasarkan
Pemerintah,
Keppres, Kepmen, dan Surat Keputusan
lainnya
yang
berhubungan
pengelolaan
aset
dengan
daerah.
Berikut ini adalah klasifikasi aset daerah
berdasarkan penggunaan
Dalam hal ini, pemerolehan aset
dikarenakan
Di
pengaturan/
2. Aset yang Bersumber
Pelaksanaan APBD
tidak
lain, seperti di Aceh, Sumut, dan DIY.
(Budisusilo,
2005):
1. Pemerintah
- Perkantoran Pemda
- Kantor Pemadam Kebakaran
- Kantor Polisi
25 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 - Rumah Sakit
2. Sosial
- Taman
- Rumah Dinas
3. Surplus dan Investasi
- Tanah
- Parkir
- Property Investasi
B. Ruang Lingkup Manajemen Aset
1. Inventarisasi Aset
2.
Pendekatan fisik dan legalitas
Labelisasi
Pengelompokan aset
Pengembangan pencatatan aset
C. Fungsi dan Peran Manajemen Aset
Public
1.
Memberikan
dan
pengawasan-pengendalian.
2.
Dasar atas identifikasi potensi
ekonomi
daerah
sehingga
memberikan strategi dan program
yang terintegrasi pengembangan
dan optimalisasi potensi ekonomi
daerah.
3. Dasar optimalisasi pendapatan asli
Optimalisasi Aset
darah (PAD).
- Review daftar aset potensial
- Analisa highest and best use
asset potensial
- Rekomendasi dan langkah lanjut
aset yang dapat dioptimalkan
pendayagunaannya
- Rekomendasi solusi asset yang
tidak dapat di optimalkan
4.
4. Pengembangan Sistem Informasi
5.
Dasar
dalam
memperbaiki
organisasi
kerja,
prosedur
guna
sistem
dan
peningkatan
pelayanan publik dan kemandirian
dan
pendanaan/
pembiayaan
pembangunan daerah.
Landasan
untuk
merespon
Manajemen
perubahan dan petumbuhan daerah
- Manual
- Komputerisasi
dalam perspektif otonomi daerah-
5. Pengawasan Dan Pengandalian
regional-global
dalam
suasana
persaingan pasar yang dinamis dan
global.
26 tranparansi
akuntabilitas dalam pengelolaan-
Penilaian Aset
- Review hasil inventarisasi aset
- Inspeksi
- Penetapan nilai sesuai kelompok
aset
- Catatan aset tidak dapat dinilai
dan aset potensial
3.
- Pengawasan dan pengendalian satu
atap
- Pengembangan
aturan
atau
kebijakan pengambilan keputusan
strategis
tentang
perolehan,
pemilikan dan disposisi pengaturan
asset
- Pengembangan
sumber
daya
manusia
Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah 6.
7.
Landasan
untuk
meningkatkan
Hasting (2010) berpendapat bahwa
dam menciptakan citra (image)
fungsi manajemen aset dipelukan untuk
baru dan pemasaran daerah di
memberikan
mata pasar terbuka.
kapasitas manajemen terkait dan kegiatan
Landasan untuk menggairahkan
pendukung keputusan dalam konteks bisnis
dan meningkatkan investasi dan
sebagai berikut: aset dan kemampuan aset
mendorong efek berantai dari
terkait dalam perencanaan dan perencanaan
investasi itu pada pertumbuhan
pembangunan, perencanaan keberlanjutan,
ekonomi daerah
dan pengelolaan fasilitas.
pengetahuan
aset
dan
Menurut Hambali (2010) ada lima
Menurut
Prawoto
(2011)
tujuan
tujuan manajemen aset, yaitu: kejelasan
manajemen aset adalah untuk menjaga agar
status
nilai
dan
kekayaan daerah dan masa pakai aset,
mempunyai usia hidup yang panjang
optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan
dengan menyediakan biaya operasi yang
untuk meningkatkan pendapatan di mana
memadai sehingga mampu menghasilkan
aset berstatus sebagai idle capacity dapat
output
efesien,
dimanfaatkan sesuai peruntukkan yang
memberikan kepuasan kepada pelanggan
ditetapkan, selain itu optimasisasi aset
namun dengan tetap mengindahkan aspek
dapat mengidentifikasikan dan mengetahui
peraturan perundangan yang berlaku dan
pemanfaatannya untuk apa, diperuntukkan
aspek keselamatan kerja dan memberikan
untuk siapa dan mendatangkan pendapatan
image yang baik kepada publik.
bagi pengelola aset jika mampu mengelola
aset
tersebut
yang
tetap
tinggi
tinggi
secara
kepemilikan
aset,
inventarisasi
Nemmer (2007) berpendapat bahwa
aset sesuai dengan aturan yang berlaku,
manajemen aset memiliki tujuan untuk
pengamanan asset, dan dasar penyusunan
meningkatkan
neraca.
proses
pengambilan
keputusan dan untuk mengalokasikan dana
aset
sebuah
pengembalian
diperoleh,
semua
instansi
investasi
manajemen
proses,
alat,
sehingga
yang
aset
dan
terbaik
mencakup
data
yang
dibutuhkan untuk mengelola aset secara
efektif untuk mencapai tujuan.
Dalam makalah yang dipresentasikan
oleh Ir. Suryantoro Budisusilo, Msc,
MAPPI
Cert,
pentingnya
dikemukakan
aset
daerah
alasannya
dalam
pembangunan daerah, yaitu:
1. Pemerintah daerah wajib menyediakan
pelayanan dasar seperti, pendidikan
27 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 dasar,
kesehatan,
pemenuhan
kebutuhan hidup minmal dan prasarana
dasar.
pelaksanaan/pemanfaatan secara efesien
dan efektif dan sebagai pengawasan.
Dalam hal perencanaan, pemerintah
2. Untuk mampu bersaing, Pemda harus
dapat meningkatkan efesiensi dalam
menyediakan pelayanan public.
sejumlah pelayanan publik dengan
keterbatasan sumber daya keuangan.
4. Aset daerah (real properti) seringkali
memiliki nilai yang sangat penting
dengan
yang digunakan sebagai rujukan untuk
pengadaan aset daerah, pemerintah daerah
3. Pemda harus mampu meningkatkan
dibandingkan
daerah perlu merencanakan kebutuhan aset
anggaran
pendapatan atau pengeluaran biaya
tahunan.
akan
mengusulkan
pengadaannya, jika proses ini berjalan
sesuai aturan dan sesuai kebutuhan, maka
aset tersebut akan mampu memenuhi
kebutuhan
daerah,
pelayanan
dan
masyarakat
untuk
memberikan
kesejahteraan
daerah,
perencanaan
5. Pemda umumnya sudah jauh memiliki
anggaran
dengan
merupakan
kepada
demikian
tahap
yang
penting dalam manajemen aset.
kebebasan untuk memilih penanganan
atau
pengelolaan
aset
dan
Setelah
anggaran
disetujui,
maka
proses selanjutnya adalah pelaksanaan.
kewajibannya.
6. Optimalisasi pemanfaatan aset melalui
pengelolaan aset yang benar dan tepat,
jauh lebih kecil risikonya dari pada
Kekayaan daerah harus dikelola secara
efesien
dan
akuntabilitas.
memiliki
meningkatkan pajak dan retribusi.
melakukan
efektif,
transparansi
Masyarakat
peran
yang
dan
dan
DPRD
penting
dalam
pengawasan
dalam
Aset daerah merupakan sumber daya
pengoptimalan pemanfaatan aset daerah,
yang penting bagi daerah, untuk menopang
pengawasan ini dilakukan pada tahap
pendapatan
perencanaan dan tahap pelaksanaan.
asli
daerah,
sehingga
pemerintah daerah diharapkan mampu
Dalam era otonomi daerah, salah satu
baik,
secara
prinsip dalam pembangunan daerah adalah
aset
daerah
akuntabilitas. Hal ini sejalan dengan
memiliki fungsi sebagai berikut: adanya
pengelolaan aset yang harus memenuhi
perencanaan
prinsip akuntabilitas. Akuntabilitas publik
mengelola
aset
sederhana
pengelolaan
28 dengan
yang
yang
tepat,
Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah yang
harus
dipenuhi
adalah
sebagai
3. Akuntabilitas
kebijakan:
berkaitan
berikut:
dengan
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum:
pemerintah daerah terhadap DPRD dan
pertanggungjawaban
berkaitan dengan menghindari dari
tentunya
masyarakat
penyalahgunaan jabatan oleh pejabat
kebijakan
perencanaan,
dalam
pendistribusian, penggunaan ataupun
hal
penggunaan
dan
luas,
atas
pengadaan,
pemanfaatan aset daerah, sedangkan
pemanfaatan
akuntabilitas hukum berkaitan dengan
pemeliharaan serta sampai pada tahap
jaminan adanya kepatuhan hukum dan
menyalahgunakan kekayaan daerah.
kekayaan
daerah,
peraturan yang berlaku. Akuntabilitas
hukum dapat diartikan bahwa kekayaan
daerah harus memiliki status hukum
yang jelas agar pihak tertentu tidak
dapat
menyalahgunakan
atau
mengklaim kekayaan daerah tersebut.
2. Akuntabilitas proses: akuntabilitas ini
berkaitan dengan dipatuhinya prosedur
yang digunakan dalam melaksanakan
pengelolaan kekayaan daerah, termasuk
dilakukannya campulsary competitive
tendering
contract
langkah
antisipasi
(CCTC),
serta
kemungkinan
terjadinya mark up, ketika proses
penganggaran terhadap rencana atau
program pengadaan barang daerah.
Untuk itu diperlukan sistem informasi,
sistem
akuntansi,
administrasi
pengadaan
Dengan
yang
barang
tujuan
dan
prosedur
cukup
dalam
milik
daerah.
agar
prinsip
akuntabilitas dapat terpenuhi.
Dalam Pasal 3 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/ Daerah menyebutkan bahwa
pengelolaan barang milik negara/ daerah
meliputi
perencanaan
penganggaran,
pengadaan,
pemanfaatan,
pemeliharaan,
kebutuhan
penggunaan,
pengamanan
penilaian,
pemindahtanganan,
dan
dan
penghapusan,
penatausahaan,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang
Pedoman
Teknis
Pengelolaan
Barang Milik Daerah, pengelolaan barang
milik
daerah
meliputi;
perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran,
penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
penghapusan,
pemindahtanganan,
29 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 pembinaan, pengawasan dan pengendalian,
pembiayaan dan tuntutan ganti rugi.
Kerja dan Anggaran (RKA) dengan
memperhatikan ketersediaan barang milik
daerah yang sudah ada. Perencanaan ini
harus berpedoman pada standarisasi barang
Perencanaan Kebutuhan
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006
dan standarisasi kebutuhan barang/sarana
prasarana perkantoran.
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam
Pengadaan
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Berdasarkan
Peraturan
Presiden
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
Daerah, menjelaskan bahwa perencanaan
tentang
kebutuhan adalah kegiatan merumuskan
Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Pedoman
rincian kebutuhan barang milik daerah
Pelaksanaan
untuk menghubungkan pengadaan barang
Pemerintah, menjelaskan bahwa pengadaan
yang telah lalu dengan keadaan yang
barang/jasa pemerintah adalah kegiatan
sedang berjalan sebagai dasar dalam
pengadaan
melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan
dengan
yang akan datang. Perencanaan kebutuhan
dilaksanakan secara swakelola maupun
disusun
oleh
dalam
Rencana
Menurut
Perubahan
Atas
Keputusan
Pengadaan
barang/jasa
yang
APBN/APBD,
penyedia
Barang/Jasa
dibiayai
baik
barang/jasa.
yang
Peraturan
Mardiasmo (2004: 238) pemerintah daerah
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
perlu membuat perencanaan kebutuhan
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
aset
Barang Milik Daerah, menjelaskan bahwa
yang
akan
digunakan/dimiliki.
Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah
pengadaan
daerah kemudian mengusulkan anggaran
melakukan pemenuhan kebutuhan barang
pengadaannya. Dalam hal ini, masyarakat
daerah dan jasa. Pengadaan barang milik
dan Dewan Perwakilan Rakyat. Daerah
daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-
(DPRD) perlu melakukan pengawasan
prinsip efisien, efektif, transparan dan
(monitoring)
terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif
(kekayaan)
dimiliki
mengenai
yang
daerah
dibutuhkan daerah
apakah
direncanakan
tersebut
aset
untuk
benar-benar
adalah
kegiatan
untuk
dan akuntabel.
Mardiasmo
(2004)
menjelaskan
pengadaan barang atau kekayaan daerah
harus dilakukan berdasarkan sistem tender
30 Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah (compulsory
competitive
tendering
Siregar (2004) mengatakan legal audit
contract). Hal tersebut dilakukan supaya
merupakan suatu ruang lingkup untuk
pemerintah daerah dan masyarakat tidak
mengidentifikasi dan mencari solusi atas
dirugikan.
permasalahan legal mengenai prosedur
penguasaan atau pengalihan aset, seperti
status hak penguasaan yang lemah, aset
Pengamanan dan Pemeliharaan
Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri
yang dikuasai pihak lain, pemindahan aset
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
yang
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,
Mardiasmo (2004) menyatakan bahwa
menjelaskan bahwa pemeliharaan adalah
pengamanan aset daerah merupakan salah
kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar
satu sasaran strategis yang harus dicapai
semua barang milik daerah selalu dalam
daerah dalam kebijakan pengelolaan aset
keadaan baik dan siap untuk digunakan
daerah.
tidak
termonitor,
dan
lain-lain.
secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pengamanan adalah kegiatan tindakan
pengendalian dalam pengurusan barang
milik
daerah
Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006
administratif dan tindakan upaya hukum
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
dalam hal legal audit, merupakan suatu
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam
ruang lingkup untuk mengidentifikasi dan
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
mencari solusi atas permasalahan legal
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
mengenai
atau
Daerah, menjelaskan bahwa inventarisasi
hak
adalah
prosedur
aset
bentuk
Berdasarkan
fisik,
pengalihan
dalam
Inventarisasi
penguasaan
seperti
status
kegiatan
untuk
melakukan
penguasaan yang lemah, aset yang dikuasai
pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil
pihak lain, pemindahan aset yang tidak
pendataan barang milik daerah. Di mana
termonitor dan lain-lain. Oleh karena itu,
dalam inventarisasi aset terdiri dari dua
pemerintah
aspek,
daerah
dalam
melakukan
yaitu
inventarisasi
fisik
dan
pengamanan aset daerah merupakan salah
yuridis/legal. Aspek fisik terdiri dari
satu sasaran strategis yang harus dicapai
bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis,
daerah dalam kebijakan pengelolaan aset
alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek
daerah.
yuridis adalah status penguasaan, masalah
legal
yang
dimiliki,
batas
akhir
31 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 penguasaan. Proses kerjanya adalah dengan
negara secara periodik harus dilakukan
melakukan pendaftaran labeling, cluster,
penilaian baik oleh pengelola barang
secara
ataupun melibatkan penilai independen
administrasi
sesuai
dengan
manajemen aset.
sehingga dapat diketahui nilai barang milik
Menurut Siregar (2004) penilaian aset
merupakan
suatu
proses
melakukan
penilaian
kerja
untuk
aset
yang
atas
dikuasai. Untuk itu pemerintah daerah
dapat
melakukan
outsourcing
kepada
konsultan penilai yang profesional dan
negara secara tepat. Untuk penilaian
berupa
tanah
dan
atau
bangunan
menggunakan patokan Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP).
Tujuan
penilaian
asst/property
(Budisusilo, 2005) adalah sebagai berikut:
independen. Hasil dari nilai tersebut akan
dimanfaatkan
kekayaan
untuk
maupun
mengetahui
nilai
informasi
untuk
1. Dasar penilaian nilai pasar (jual beli,
sewa)
2. Dasar penilaian selain nilai pasar
penetapan bagi aset yang akan dijual.
(asuransi)
3. Penilaian untuk laporan keuangan
Penilaian
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah, penilaian adalah suatu proses
kegiatan
penelitian
yang
selektif
didasarkan pada data/fakta yang objektif
dan
relevan
dengan
menggunakan
metode/teknis tertentu untuk memperoleh
nilai barang milik daerah. Dalam rangka
menyusun
diketahui
neraca
berapa
pemerintah
jumlah
aset
perlu
negara
sekaligus nilai dari aset tersebut. Untuk
diketahui nilainya maka barang milik
32 4. Penilaian untuk jaminan pelunasan
utang dalam bentuk hak tanggungan
dan surat pengakuan utang, sedangkan
tujuan penilaian aset publik adalah
sebagai berikut:
a. Kepentingan laporan keuangan
b.
Kepentingan untuk asuransi
c. Kepentingan untuk jual/beli, tukar
guling, sewa-menyewa
d. Bangun operasikan transfer
e. Kepentingan
pengelolaan
aset
(manajemen aset)
f. Kepentingan informasi eksternal
g. Perbuatan hukum, pemindahan hak
h. Gugatan atas penguasaan property
i. Pajak
Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah a. Sewa, yaitu pemanfaatan barang milik
j. Konsultansi dan investasi
daerah oleh pihak lain dalam jangka
Sedangkan penilaian objek penilaian
aset publik adalah sebagai berikut:
waktu
tertentu
dengan
menerima
imbalan uang tunai.
1. Berdasarkan pada buku akuntansi yang
ada atau yang dimiliki masing-masing
b. Pinjam
Pakai,
yaitu
penyerahan
penggunaan barang antara Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah dan
unit
2. Dilakukan
review
pengelompokan
sesuai tujuan penelitian dan standar
antar Pemerintah Daerah dalam jangka
waktu tertentu tanpa menerima imbalan
dan setelah jangka waktu tersebut
akuntansi
3. Dilakukan review atas aspek legal,
berakhir diserahkan kembali kepada
pengelola.
penguasaan dan/atau kepemilikan.
c. Kerjasama
Pemanfaatan,
yaitu
pendayagunaan barang milik daerah
Pemanfaatan
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
oleh pihak lain dalam jangka waktu
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006
tertentu
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
penerimaan
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam
pajak/pendapatan daerah dan sumber
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
pembiayaan lainnya.
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
dalam rangka
daerah
peningkatan
bukan
d. Bangun Guna Serah, yaitu pemanfaatan
adalah
barang milik daerah berupa tanah oleh
pendayagunaan barang milik daerah yang
pihak lain dengan cara mendirikan
tidak dipergunakan sesuai dengan tugas
bangunan dan/ atau sarana berikut
pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
fasilitasnya, kemudian didayagunakan
Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa,
oleh pihak lain tersebut dalam jangka
pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan,
waktu tertentu yang telah disepakati,
bangun guna serah dan bangun serah guna
untuk selanjutnya diserahkan kembali
dengan
status
tanah beserta bangunan dan/atau sarana
kepemilikan. Bentuk-bentuk pemanfaatan
berikut fasilitasnya setelah berakhirnya
barang milik daerah adalah seperti berikut
jangka waktu.
Daerah,
ini.
pemanfaatan
tidak
mengubah
e. Bangun Serah Guna, yaitu pemanfaatan
barang milik daerah berupa tanah oleh
33 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 pihak lain dengan cara mendirikan
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
bangunan dan/ atau sarana berikut
Barang Milik Daerah, menjelaskan bahwa
fasilitasnya,
pengendalian
dan
pembangunan
setelah
selesai
diserahkan
untuk
kegiatan
untuk
didayagunakan oleh pihak lain dalam
mengarahkan
jangka waktu tertentu yang disepakati.
dilaksanakan
Sehubungan dengan pemanfaatan aset
merupakan
usaha
atau
menjamin
dan
pekerjaan
yang
agar
berjalan
sesuai
dengan
rencana yang telah ditetapkan sedangkan
daerah, khususnya berupa benda tidak
pengawasan
bergerak
kegiatan untuk mengetahui dan menilai
yang
berbentuk
tanah
atau
merupakan
bangunan/ gedung, terutama yang belum
kenyataan
didayagunakan secara optimal sehingga
pelaksanaan
dapat memberikan value added, value in
apakah
use dan mampu menaikkan nilai ekonomi
perundang-undangan.
aset
bersangkutan,
maka
yang
usaha
sebenarnya
tugas
atau
mengenai
dan/atau
kegiatan,
sesuai
peraturan
dilakukan
dapat
Siregar
dilaksanakan melalui penggunausahaan,
pengawasan
yaitu pendayagunaan aset daerah (tanah
pemanfaatan
dan atau bangunan) oleh pihak ketiga
merupakan suatu permasalahan yang sering
(perusahaan swasta) dalam bentuk BOT
terjadi pada pemerintah daerah saat ini.
(Build-Operate-Transfer),
Suatu
BTO
(Build-
(2004)
dan
pengendalian,
dalam
pengalihan
aset
dan
sarana
mengatakan
yang
efektif
dalam
Transfer-Operate), BT (Build-Transfer),
meningkatkan kinerja aspek ini adalah
KSO (Kerja Sama Operasi) dan bentuk
melalui pengembangan SIMA (Sistem
lainnya.
Informasi
Manajemen
Aset).
Melalui
sistem ini maka transparansi kerja dalam
pengelolaan aset sangat terjamin dan dapat
Pengawasan dan Pengendalian
Untuk
menjamin
kelancaran
diawasi dengan jelas, karena keempat
penyelenggaraan pengelolaan barang milik
aspek di atas diakomodir dalam suatu
daerah
dan
sistem yang termonitor dengan jelas seperti
berhasilguna, maka fungsi pembinaan,
sistem arus keuangan yang terjadi di
pengawasan,
perbankan,
secara
dan
berdayaguna
pengendalian
sangat
sehingga
penanganan
dan
penting untuk menjamin tertib administrasi
pertanggungjawaban dari tingkat pelaksana
pengelolaan barang milik daerah. Peraturan
hingga pimpinan mempunyai otoritas yang
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
jelas.
34 Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah Mardiasmo (2004) menjelaskan bahwa
bermanfaat
untuk
dasar
pengambilan
pengawasan yang ketat perlu dilakukan
keputusan mengenai kebutuhan pengadaan
sejak
hingga
barang dan estimasi kebutuhan belanja
penghapusan aset. Dalam hal ini peran
pembangunan (modal) dalam penyusunan
masyarakat
APBD.
tahap
internal
perencanaan
dan
DPRD
sangat
serta
penting.
diperlukan
auditor
Pengawasan
untuk
menghindari
penyimpangan dalam perencanaan maupun
pengelolaan aset yang dimiliki daerah.
Penghapusan
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam
Sistem Informasi Data
Untuk mencapai tujuan pengelolaan
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
aset secara terencana, terintegrasi, dan
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
sanggup menyediakan data dan informasi
Daerah,
yang dikehendaki dalam tempo yang
menghapus barang milik daerah dari daftar
singkat, diperlukan suatu sistem informasi
barang
pendukung pengambilan keputusan atas
keputusan dari pejabat yang berwenang
aset (decision supporting system), yang
untuk membebaskan pengguna dan/atau
disebut sebagai sistem. yang disebut
kuasa pengguna dan/atau pengelola dari
sebagai Sistem Informasi Manajemen Aset
tanggung jawab administrasi dan fisik atas
(Siregar,
(2004)
barang yang berada dalam penguasaannya.
menjelaskan untuk pengelolaan aset daerah
Oleh karena itu, penghapusan aset daerah
secara
serta
merupakan salah satu sasaran strategis
kebijakan
yang harus dicapai daerah dalam kebijakan
pengelolaan aset daerah, maka pemerintah
pengelolaan aset daerah guna mewujudkan
daerah
atau
ketertiban administrasi mengenai kekayaan
informasi
daerah. Mardiasmo (2004) menyatakan
2004).
efesien
menciptakan
Mardiasmo
dan
efektif
transparansi
perlu
mengembangkan
memiliki
sistem
Penghapusan
dengan
adalah
menerbitkan
tindakan
surat
manajemen yang komprehensif dan handal
bahwa
sebagai
alat
merupakan salah satu sasaran strategis
Sistem
tersebut
pengambilan
bermanfaat
menghasilkan
pertanggungjawaban,
keputusan.
selain
penghapusan
aset
daerah
untuk
yang harus dicapai daerah dalam kebijakan
laporan
pengelolaan aset daerah guna mewujudkan
itu
juga
35 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 ketertiban administrasi mengenai kekayaan
daerah.
McFarland (2010), berpendapat bahwa
profesional
manajemen
harus
dapat
mengelola semua aspek dari siklus hidup
aset untuk memastikan perusahaan mereka
Siklus Hidup Aset
Pentingnya
siklus
diungkapkan
oleh
Specifation
(PAS),
manajemen
aset
hidup
asset
mencapai hasil maksimal atas modal yang
Available
diinvestasikan, menerapkan efesien dan
mendefinisikan
proses yang efektif, dan memberikan
Publicly
sebagai
kegiatan
tingkat pengendalian untuk mendukung
sistematis dan terkoordinasi dan praktik
kerja serta menghilangkan proses yang
melalui
tidak
optimasi
organisasi
dan
berkelanjutan mengelola aset dan sistem
aset, kinerja yang terkait, risiko dan
memberikan
nilai
tambah
dan
menghabiskan sumber daya dan biaya.
Sedangkan
Prawoto
(2011)
pengeluaran selama siklus hidup aset untuk
mengemukakan bahwa dalam mengelola
tujuan
aset, hal yang tidak bisa dilepaskan dari
mencapai
rencana
strategis
organisasi.
Menurut
manajemen aset, yaitu suatu alat yang
Hastings
(2010)
tahapan
utama dalam siklus aset adalah:
1. Identifikasi
peluang
untuk
mengkuantifikasi
bisnis
atau
kebutuhan
penundaan
melakukan
dan
identifikasi,
memprioritaskan
pemeliharaan
pada
suatu
fasilitas, dan mengembangkan rencana
2. Kemampuan analisis gap dan analisis
kebutuhan aset
reduksi penundaan pemeliharaan secara
rinci untuk mengokomodasikan tersedianya
3. Analisis pra studi kelayakan, fisik, dan
keuangan
pendanaan.
Alur Manajemen Aset
4. Perencanaan
kelayakan,
fisik,
dan
keuangan
Sugiama (2012) tahapan-tahapan dalam
mangemen aset aadalah sebagai berikut:
5. Akuisisi,
pengembangan,
dan
implementasi
6. Operasi,
praktis
dukungan
pemeliharaan
1. Pengadaan aset: kegiatan pengadaan
adalah serangkaian kegiatan untuk
logistik,
dan
memperoleh atau mendapatkan aset
atau barang maupun jasa yang dibiayai
7. Memantau dan review
oleh sendiri maupun yang dibiyai oleh
8. Pembuangan
pihak lain.
36 Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah 2. Inventarisasi aset: rangkaian kegiatan
mengidentifikasikan
kualitas
6. Penghapusan
dan
lain
fisik dan secara yuridis
kepemilikan
atau legal
kodefikasi
dan
mendokumentasikannya
kepentingan
aset
dalam
memindahkan
atau
hak
memusnahkan
dari aset yang dimiliki.
7. Rejuvinasi
bersangkutan.
aset/review:
upaya
peremajaan aset dengan tujuan aset
3. Legal audit aset: kegiatan pengauditan
dapat didayagunakan kembali sebelum
tentang status aset, sistem dan prosedur
pengadaan,
untuk
seluruh/sebuah unit atau unsur terkecil
untuk
pengelolaan
kegiatan
menjual, menghibahkan atau bentuk
kuantitas aset secara fisik maupun non
melakukan
aset:
sistem
pengidentifikasian
permasalahan
dan
prosedur
adanya
legalitas,
umur ekonomis habis.
8. Pengalihan aset: upaya memindahkan
indikasi
hak
pencarian
dan
atau
wewenang,
tanggung
kewajiban
jawab,
penggunaan,
solusi untuk memecahkan masalah
pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke
legalitas yang terjadi atau terkait
unit yang lainnya di lingkungan sendiri.
dengan penguasaan dan pengalihan
aset.
Kesimpulan
4. Penilaian aset:
sebuah proses kerja
Pembangunan
daerah
dalam
era
untuk menentukan nilai aset yang
otonomi daerah memiliki tujuan untuk
dimiliki,
meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah
secara
sehingga
jelas
nilai
dapat
diketahui
kekayaan
yang
dan
seluruh
warganegara
Indonesia.
dimiliki atau yang akan dialihkan
Manajemen aset merupakan salah satu cara
maupun yang akan dihapuskan.
agar tujuan pembangunan daerah dapat
5. Operasi
dan
kegiatan
pemeliharaan
menggunakan
aset:
tercapai. Manajemen aset memiliki peran
atau
sebagai: memberikan transparansi dan
memanfaatkan aset dalam menjalankan
akuntabilitas
tugas dan pekerjaan untuk mencapai
pengawasan,
tujuan. Sedangkan pemeliharaan aset
mengidentifikasi potensi ekonomi daerah
adalah
sehingga memberikan strategi dan program
kegiatan
memelihara,
menjaga
memperbaiki
dan
seluruh
yang
dalam
pengelolaan,
pengendalian,
terintegrasi
pengembangan
dan
bentuk aset agar dapat dioperasikan dan
optimalisasi
berfungsi sesuai harapan.
sebagai dasar optimalisasi pendapatan asli
potensi
ekonomi
daerah,
37 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian social keagamaan, Vol.17 Januari-Juni 2014 darah (PAD), dasar dalam memperbaiki
organisasi kerja, sistem dan prosedur guna
peningkatan
pelayanan
publik
dan
kemandirian dan pendanaan/ pembiayaan
pembangunan
merespon
daerah,
perubahan
landasan
dan
untuk
petumbuhan
daerah dalam perspektif otonomi daerahregional-global dalam suasana persaingan
pasar yang dinamis dan global, landasan
untuk meningkatkan dam menciptakan
citra (image) baru dan pemasaran daerah di
mata pasar terbuka, dan landasan untuk
menggairahkan
dan
meningkatkan
investasi dan mendorong efek berantai dari
investasi itu pada pertumbuhan ekonomi
daerah. Dalam pengelolaan aset daerah,
pemerintah harus mempertimbangkan hal
hal berikut: perencanaan kebutuhan dan
penganggaran,
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,
penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan
dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
Doli D. Siregar. (2004). Management Aset
Strategi
Penataan
Konsep
Pembangunan Berkelanjutan secara
Nasional dalam Konteks Kepala
Daerah sebagai CEO’s pada Era
Globalisasi dan Otonomi Daerah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hambali. (2010). Inventarisasi Barang
Milik Negara. Bandung: Politeknik
Negeri.
Hasting, Nicholas
A. Jhon. (2010).
Psysical Asset Management.
Himpunan Peraturan-Peraturan tentang
Inventaris
Kekayaan
Negara
Departemen Keuangan RI, Badan
Akuntansi Keuangan Negara, 1995;
Mardiasmo.
(2004).
Otonomi
dan
Manajemen Keuangan Daerah, Good
Governence Democratization, Local
Government Financial Management,
Public
Policy,
Reinventing
Government,
Accountability
Probity,Value
for
Money,
Participatory Development, Serial
Otonomi Daerah. Yogyakarta: Andi.
Maslani.
(2002).
"Meningkatkan
Akuntanbilitas
Public
Melalui
Optimalisasi Asset Daerah". Skripsi.
Tidak Dipublikasikan.
pemindahtanganan.
Mcfarland. (2010). Property And Asset
Management. The National Property
Management Association’s Journal.
Daftar Kepustakaan
Mukhtar. (2000). Konstruksi Menuju
Penelitian
Deskriptif
Kualitatif.
Yogyakarta: BPFE.
A. Gama Sugiama. (2012). "Handout
Penilaian Asset". Bandung: Polban.
Agus
Prawoto.
(2011).
Lifecycle
Sustainability Asset Management.
Budisusilo
&
Suryantoro.
(2005).
"Penilaian Dan Pengelolaan Asset".
Makalah.Yogyakarta.
38 Nemmer. (2007). management Asset-Texas
Style.
PAS 55-1 dan PAS 55-2, 2008, Assets
Managements,
Journal
British
Standard Institution.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah;
Aras Aira : Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006
tentang Perubahan Keempat Atas
Keputusan Presiden Nomor 80 tahun
2003
Pedoman
Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999
tentang Pembentukan Daerah Tingkat
II Bengkayang.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
diubah
dengan
Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
www.google.com
Sutaryo. (2000). "Manajemen Aset
Daerah". Dalam
Jurnal Fakultas
Ekonomi UNS. Tidak dipublikasikan.
39 
Download