SISTEM PENGONTROLAN BEBAN DAYA LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 8535 Oleh : Asep Irfan Vauzy1, Didik Notosudjono2 , Waryani3. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberi kemudahan dalam kehidupan sehari hari terutama dalam sistem tenaga listrik. Salah satunya inovasi teknologi dalam sistem pembatas daya listrik yang semakin canggih. Pada umumnya sistem pembatas daya listrik konvensional hanya menggunakan MCB dimana penggunaannya hanya sebagai media pemutus arus jika terjadi kondisi beban lebih tanpa ada proses monitoring nilai daya yang terhubung. Oleh karena itu di butuhkan suatu sistem pembatas arus yang berfungsi tidak hanya sebagai pembatas arus semata, melainkan fungsinya juga sebagai monitoring. Dengan begitu kita dapat mengetahui nilai daya yang terhubung terhadap beban yang terpasang. Prinsip kerja dari sistem control ini adalah dengan membandingkan nilai setting point dengan beban yang digunakan, Sistem ini dirancang yaitu untuk mencegah terjadinya pemutusan listrik secara seketika ketika melewati batas maksimum. Sensor arus digunakan untuk mengukur arus yang mengalir. Sehingga arus yang didapatakan diolah dan diproses oleh system pengontrol untuk melakukan kerja sistem. Aksi dari system ini adalah bila arus yang mengalir melebihi daya maksimum, ≥ 500 watt maka buzzer akan berbunyi sebagai tanda bahwa beban yang digunakan telah melebihi batas maksimum. Kata kunci : Mikrokontroler, ATMega 8535, daya listrik 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iptek telah banyak membantu dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup manusia. Seiring dengan perkembangan tersebut, menghadirkan beberapa teknologi yang mampu diterapkan dalam kehidupan masyarakat luas untuk membantu dalam setiap aktifitas manusia. Salah satu sistemnya yaitu alat yang mampu untuk memonitoring dan mengontrol penggunaan energi listrik. Penggunaan energi listrik dapat dilakukan dengan melalui jalur stop kontak (power outlet). Sedangkan untuk membatasi penggunaan daya yang digunakan dalam suatu instalasi pada umumnya digunakan alat miniature circuit breaker (MCB). MCB yang digunakan dalam suatu instalasi mempunyai batas daya seperti 450 watt, 900 watt, atau 1300 watt. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang mampu memantau dan membatasi penggunaan daya agar dapat mencegah terjadinya pemutusan aliran listrik secara seketika. Selain dapat membatasi penggunaan jumlah daya, sistem jugaharusmampumemonitoringseberapabesarpengg unaan daya yang terpakai, sehingga pengguna bisamengawasiseberapabesarpenggunandaya agar tidak terjadinya biaya yang terlalu besar saat pembayaran tagihan listrik.Berdasarkan hal tersebut maka pada tugas akhir ini dirancang suatu sistem untuk mengontrol dan mengawasi penggunaan energi listrik.Sistem pengontrolan beban daya listrik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dirancang untuk membatasi penggunaan peralatan elektronik maupun peralatan listrik yang akan digunakan apabila penggunaan daya listrik melewati batas maksimum, dan juga pemantau penggunaan energi listrik yang terpakai. 1.2 Tujuan Tujuan dari perancangan system ini adalah sebagai sistem pemantau penggunaan energi listrik dan dapat membatasi penggunaannya yang memberikan peringatan jika energi listrik yang digunakan melebihi batas maksimum. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Daya Listrik Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 1 Daya merupakan banyaknya perubahan tenaga terhadap waktu dalam besaran tegangan dan arus. Satuan daya adalah watt. Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat adalah hasil kali jatuh tegangan sesaat diantara beban dalam volt dengan arus sesaat yang mengalir dalam beban tersebut dalam ampere (Hasan Basri, Ir,Sistem Distribusi Daya Listrik 1994 Hal:7) 2.1.1 Daya Aktif Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk meakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Adapun persamaan dalam daya aktif sebagai berikut : Untuk satu phasa P = V.I.Cos φ..............(2.4) Untuk tiga phasa P = √3.V.I.Cos φ........ (2.5) Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja. 2.1.2 Daya Reaktif Daya Reaktif adalah jumlah daya yang digunakan untuk membangkitkan medan/daya magnetik. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, dan lain-lain, dinyatakan dalam persamaan berikut: Untuk Satu phasa Q = V.I.Sin φ..............(2.6) Untuk Tiga phasa Q =√3.V.I.Sin φ .................(2.7) 2.1.3 Daya Semu Sistem AC ( Arus Bolak-Balik ) dimana tegangan dan arus berbentuk sinusoidal, perkalian antara keduanya akan menghasilkan daya tampak (apparent power), satuan volt-ampere (VA). Jika menggunakan listrik PLN, daya yang didistribusikan oleh PLN ke pelanggan adalah daya tampak/ dayan semu. Daya semu dapat dihitung menggunakan rumus, dinyatakan dalam persamaan (2.8): S = V.I.........................................................(2.8) Daya tampak (S) terdiri dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Antara S dan P dipisahkan oleh sudut , yang merupakan sudut yang sama dengan sudut antara tegangan dan arus. Rasio antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus dari sudut atau disebut dengan factor daya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1 Sumber:http://konversi.wordpress.com/2010/05/05/me mahami-faktor-daya/ Gambar 2.1 Segitiga Daya 2.2 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang didalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM/ROM) dan I/O, rangkaian tersebut terdapat dalam level chip atau biasa disebut single chip microcomputer. Pada mikrokontroler sudah terdapat komponenkomponen mikroprosesor dengan bus-bus internal yang saling berhubungan. Komponen–komponen tersebut adalah RAM, ROM, Timer, komponen I/O paralel dan serial, dan interrupt controller. Dengan harga yang terjangkau memungkinkan mikrokontroler digunakan pada berbagai sistem elektronis, seperti pada robot, sistem alarm, peralatan telekomunikasi, hinggasistem automasi industri. 2.2.1 Mikrokontroler AVR ATMega 8535 Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampirsama. Berikut ini adalah gambar 2.2 mikrokontroler AVR ATMega8535.(https://yusrizalandeslubs.wordpress .com/dasar-elektronika/) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 2 Sumber:(https://yusrizalandeslubs.wordpress.com/dasa r-elektronika/) Gambar 2.2 Mikrokontroler AVR ATMega 8535 Blok diagram fungsional ATMega 8535 dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini: Mikrokontroler AtMega 8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program, memori data dan memori EEPROM. Ketiga-tiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah. (http://argiargianto.blogspot.co.id/2011/02/atmega-8535-danfungsi-fungsinya.html). ATMega 8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATMega8535 dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain itu, ADC ATMega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri. 2.3 CodeVision AVR Sumber:(https://yusrizalandeslubs.wordpress.com/dasa r-elektronika/) CodeVisionAVR pada dasarnya merupakan perangkat lunak pemrograman microcontroller keluarga AVR berbasis bahasa C. Ada tiga komponen penting yang telah diintegrasikan dalam perangkat lunak ini: Compiler C, IDE dan Program generator.(http://xcontohmakalah.blogspot.co.id/2 014/02/pengertian-codevisionavr.html). Gambar 2.3 Blok Diagram ATMega 8535 2.2.2 Konfigurasi AVR ATMega 8535 Mikrokontroler AVR ATMega 8535 mempunyai 40 kaki, 32 kaki digunakan untuk keperluan port pararel. Setiap port teriri dari 8 pin, sehingga terdapat port yaitu Port A ( PA0..PA7 ), Port B ( PB0..PB7 ), Port C ( PC0..PC7 ), Port D ( PD0..P7 ). Dibawah ini adalah gambar 2.4 konfigurasi pin pada ATMega 8535. (http://muhammadsyarif.ilearning.me/2014/03/12/ port-dan-pin-pada-mikrokontroller-atmega8atmega8535/) Sumber:(http://muhammadsyarif.ilearning.me/2014/03 /12/port-dan-pin-pada-mikrokontroller-atmega8atmega8535/) Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ATMega 8535 2.2.3 Konstruksi ATMega 8535 CodeVisionAVR adalah suatu kompiler berbasis bahasa C, yang terintegrasi untuk memprogram dan sekaligus compiler aplikasi AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) terhadap mikrokontroler dengan sistem berbasis window. CodeVisionAVR ini dapat mengimplematasikan hampir semua interuksi bahasa C yang sesuai dengan arsitektur AVR, bahkan terdapat beberapa keunggulan tambahan untuk memenuhi keunggulan spesifikasi dari CodeVisionAVR yaitu hasil kompilasi studio debugger dari ATMEL. Berikut ini adalah gambar 2.5 alur pemrograman microcontroller AVR dengan menggunakan CodevisionAVR (http://xcontohmakalah.blogspot.co.id/2014/02/pe ngertian-codevisionavr.html): Sumber:http://xcontohmakalah.blogspot.co.id/2014/02/ pengertian-codevisionavr.html Gambar 2.5 :Alur Pemrograman Codevision AVR Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 3 Tampilan jendela CodeVision AVR dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Sumber:(http://www.innovativeelectronics.com) Gambar 2.7 Sensor Arus ACS712 2.6 Liquid Crystal Display ( LCD ) Gambar 2.6 Tampilan Jendela CodeVision AVR 2.4 Pemrograman Bahasa C Bahasa C atau C++ adalah suatu bahasa pemrograman. Bahasa C termasuk sebagai bahasa pemrograman tingkat menengah, maksudnya bahasa C bisadipelajari dengan lebih mudah karena mudah dimengerti tetapi mempunyai kemampuan yang tinggi. Bahasa C bisa digunakan untuk merekayasa program untuk segala kebutuhan, baik untuk aplikasi bisnis, matematis atau bahkan game.(http://berderet.blogspot.co.id/2013/03/pemr ograman-bahasa-c-untuk.html) Bahasa C luas digunakan untuk pemrograman berbagai jenis perangkat, termasuk mikrokontroler. Bahasa ini sudah merupakan bahasa pemrograman tingkat menengah dimana memudahkan programmer menuangkan algoritmanya 2.5 Sensor Arus ACS712 ACS712 adalah suatu modul sensor arus yang mengunakan IC sensor arus linier berbasis HallEffect ACS712 produksi Allegro. Sensor arus ini dapat digunakan untuk mengukur arus AC atau DC. Untuk modul DT-SENSE dengan tipe with OpAmp, telah ditambahkan rangkaian OpAmp sehingga sensitivitas arus dapat lebih ditingkatkan dan dapat mengukur perubahan arus yang lebih kecil. Sensor ini digunakan pada aplikasi-aplikasi di bidang industri, komersial, maupun komunikasi. Contoh aplikasinya antara lain untuk sensor kontrol motor, deteksi dan manajemen penggunaan daya, sensor untuk switch-mode power supply, sensor proteksi terhadap overcurrent,danlain sebagainya.(http://innovativeelectronics.com/innov ative_electronics/download_files/manual/Manual _DT-Sense_Current_Sensor.pdf) LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk. Karakter, huruf, angka, ataupun grafik. Dibawah ini adalah gambar 2.8 LCD 2 x 16 Sumber: (http://www.basicx.com) Gambar 2.8 LCD 2 x 16 2.7 Keypad Keypad (papan tombol) merupakan salah satu bagian HMI atau Human Machine Interface dan memainkan peranan yang sangat penting pada sebuah sistem terpadu dimana input/masukan dari manusia diperlukan di dalam sistem, misal: pintu elektronik, elevator, kalkulator, microwave, dan masih banyak lagi. Keypad merupakan tombol push button yang disusun sebagai baris dan kolom sehingga membentuk matriks.. Keypad Matrix memang sangat akrab digunakan dalam aplikasiaplikasi mikrokontroler karena aritekturnya yang sederhana dan mudah untuk digabungkan dengan segala macam mikrokontroler. (http://puspitaasmara.blogspot.co.id/2010/12/lapor an-tugas-besar-praktikum.html). Gambar 2.9. memperlihatkan bentuk fisik keypad 4 x 4. Dibawah ini adalah gambar 2.7 sensor arus ACS712 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan Sumber:(http://www.geyosoft.com) Gambar 2.9Keypad 4x4 4 2.8 Buzzer Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm). (https://indraharja.wordpress.com/2012/01/07/pen gertian-buzzer/) 3 Sumber : Author Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem Pengawasan 3.2 Perancangan Hardware Dalam perancangan hardware ini mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AVR ATMega8535. Perancangan hardware ini terdiri dari perancangan rangkaian sistem minimum ATMega 8535, perancangan sensor arus, perancangan keypad, perancangan LCD, perancangan buzzer. Adapun gambar rangkaian keseluruhan sistem dapat dilihat pada gambar 3.3dibawah ini : PERANCANGAN ALAT 3.1 Blok Diagram Rangkaian Berikut ini adalah blok diagram sistem pengontrol beban daya listrik dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini : Sumber : Author Gambar 3.3 Rangkaian Keseluruhan Sistem Pengontrol Beban Daya Listrik 3.2.1 Sistem Minimum ATMega 8535 Sumber : Author Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Pengontrol Beban Daya Listrik Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa mikrokontroler sebagai pusat pengontrol pada sistem tersebut. Dimana mikrokontroler mendapat input dari sensor arus yang membaca arus pada beban,lcd berfungsi sebagai pemberi informasi berupa tampilan digital dari sistem tersebu,. keypad berfungsi sebagai pengatur batasdaya,buzzer berfungsi sebagai alarm. Dibawah ini gambar 3.2 adalah blok diagram sistem pengawasan. Sistem minimum (sismin) mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sismin ini kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu. Untuk membuat rangkaian sismin Atmel AVR 8535 diperlukan beberapa komponen yaitu: IC mikrokontroler ATmega8535 1 XTAL 4 MHz atau 8 MHz (XTAL1) 3 kapasitor kertas yaitu dua 22 pF (C2 dan C3) serta 100 nF (C4) 1 kapasitorelektrolit 4.7 uF (C12) 2 resistor yaitu 100 ohm (R1) dan 10 Kohm (R3) 1 tombol reset pushbutton (PB1) power suply yang bisa memberikan tegangan 5V DC. Kristal oscillator (XTAL) berfungsi sebagai referensi kecepatan akses mikrokontroller (kristal oscillator diperlukan jika menginginkan referensi clock yang tinggi, tapi tanpa kristal oscillator pun Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 5 mikrokontroler masih dapat bekerja, karena sudah memiliki referensi clock internal), referensi ADC (Analog to digital konverter), tombol reset, serta port-port I/O. Berikut gambar 3.4rangkaian sistem minimum mikrokontrolerATMega 8535 : Sumber : Author Gambar 3.4 Rangkaian Sistem Minimum ATMega 8535 input dalam aplikasi seperti input waktu, input batas, dan lain sebagainya. Keypad 4 x 4 ini mempunyai 8 buah pin dimana 4 buah pin kolom dan 4 buah pin baris. Pada sistem ini 4 buah pin kolom masing-masing dihubungkan dengan mikrokontrolerportC pada kolom 1 dihubungkan dengan pin 22, kolom 2 dihubungkan dengan pin 23, kolom 3 dihubungkan dengan pin 24, kolom 4 dihubungkan dengan pin 25. Dan pada 4 buah pin baris masing-masing dihubungkan ke mikrokontrolerportC, baris A dihubungkan dengan pin 26, baris B dihubungkan dengan pin 27, baris C dihubungkan dengan pin 28, baris D dihubungkan dengan pin 28. Dibawah ini adalah gambar 3.6 rangkaian keypad : 3.2.2 Perancangan Sensor Arus Dalam perancangan sistem ini mikrokontroler dihubungkan dengan sensor arus, sensor arus yang digunakan adalah jenis ACS712Sensor arus ini dapat digunakan untuk mengukur arus AC atau DC. Untuk modul DT-SENSE dengan tipe with OpAmp, telah ditambahkan rangkaian OpAmp sehingga sensitivitas arus dapat lebih ditingkatkan dan dapat mengukur perubahan arus yang lebih kecil. Pada sistem ini sensor arus berfungsi sebagai pendeteksi arus pada beban, sensor arus ini mempunya 4 buah pin diantaranya Vcc, Vout, filter dan ground. Dimana pin Vcc dihubungkan ke sumber tegangan 5v, Vout dihubungkan ke mikrokontrolerportA pin 40, filter tidak digunakan dan ground dihubungkan dengan sumber negative. Sedangkan untuk IP+ dan IP- dihubungkan dengan variasi beban lampu. Di bawah ini adalah gambar 3.5 rangkaian sensor arus ACS712 : Sumber : Author Gambar 3.6 Rangkaian Keypad 4 x 4 3.2.4 Perancangan LCD 16x2 Peraga LCD yang digunakan adalah tipe matrik 16 x 2 yang dapat menampilkan 16 karakter sebanyak 2 baris. LCD digunakan untuk menampilkan berapa besar penggunaan daya listrik yang digunakan. Pada LCD ini mempunyai beberapa pin diantaranya Rs, Rw, E, D0-D7, GND dan Vcc. Pin-pin tersebut dihubungkan langsung dengan mikrokontroler yang telah di program sebagai port untuk LCD.Dibawah ini adalah gambar 3.7 rangkaian LCD sistem pengontrol beban daya listrik : Sumber : Author Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Arus ACS712 3.2.3 Perancangan Keypad Keypad 4x4 merupakan suatu modul berukuran 4 kolom x 4 baris, Modul ini dapat difungsikan sebagai Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan Sumber : Author Gambar 3.7 Rangkaian LCD 16x 2 6 Transformator 2A Pada sistem ini menggunakan mode 4 bit, port yang digunakan dalam perancangan ini adalah port B. Oleh karena itu pin D0 sampai dengan D3 tidak digunakan, sehingga pin yang digunakan pada LCD adalah D4, D5, D6, D7. sedangkan pin VCC dihubungkan dengan sumber +5VDC, Pin VEE dihubungkan dengan ground. 220V AC GND + IC 7818 18 Vac DIODA BRIDGE 2A Vdc 1000µF 1000µF - Sumber : Author Gambar 3.9 Rangkaian Power Supply 3.2.5 Perancangan Buzzer 3.4 Perancangan Software Pada sistem pengontrol beban daya listrik ini buzzer berfungsi sebagai penanda (alarm) jika penggunaan energi listrik melebihi batas yang telah ditentukan. Port yang digunakan dalam rangkaian buzzer adalah port D yang terhubung dengan mikrokontroler pada pin 16. dibawah ini adalah gambar 3.8 rangkaian buzzer dapat dilihat dibawah ini : Dalam perancangan alatuntuk sistem sistempengontrol beban daya listrik berbasismikrokontroler, tidak hanya melakukan perancangan hardware adapun perancangan software yang dilakukan agar dalam perancangan alat ini berjalan sesuai yang dikehendaki. Dalam perancangan software digunakan software CodeVisionAVR yang berbasis bahasa C untuk membuat program alat ini kemudian selanjutnya untuk mengdownload program yang dibuat. Berikut ini tampilan jendela Codevision AVR dapat dilihat pada gambar 3.10 : Sumber : Author Gambar 3.8 Rangkaian Buzzer 3.3 Perancangan Power Supply Agar supply tegangan dapat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh unit kontrol, maka dilakukan perancangan unit power supply. Power supply atau catu daya adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Kebutuhan daya yang dibutuhkan dari keseluruhan rangkaian termasuk sensor dan modem adalah berkisar 9V - 12V. Dengan power supply yang dirancang ini maka kebutuhan terpenuhi, karena tegangan yang akan dihasilkan dari power supply ini adalah sebesar +12VDC. Prinsip kerja dari power supply ini adalah membuat tegangan +12VDC yang kemudian tegangan tersebut masuk ke regulator LM7818 akhirnya diperoleh tegangan output yang akan disupply ke semua komponen. Gambar rangkaian power supply dapat dilihat pada gambar 3.9 di bawah ini : Sumber : Author Gambar 3.10 Tampilan Jendela Codevision AVR 3.5 Flowchart Sistem Sumber: Author Gambar 3.22 Flowchart Sistem Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 7 Pada saat dimulai, sistem akan menginisiasisetingan awal pada mikrokontroler kemudian mikrokontroler akan memeriksa berapa besar penggunaan arus yang di deteksi oleh sensor arus. Setelah arus yang digunakan diketahui berapa jumlahnya, maka mikrokontroler akan membandingkannya dengan setting point. Dari perbandingan itu akan dianalisa berapa besar jumlah arus dari 8 buah variasi lampu tersebut. Perbandingan dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah beban yang digunakan berlebih atau tidak. Apabila jumlah ke 8 buah lampu kurang atau sama dengan setting point, maka buzzer tidak akan berbunyi. Dan apabila jumlahnya melebihi setting point, maka mikrokontroler akan memberikan intruksi untuk menghidupkan buzzer (alarm) sebagai tanda bahwa arus yang digunakan melebihi batas. 4 PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Rangkaian Power Supply Pengujian dilakukan dengan mengukur daya masuk dari masukan sumber tegangan AC 220 V sampetegangankeluarantegangan DC yang diperlukan untuk menyuplai rangkaian beban DC. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur AVO meter. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur AVO meter dan alat ukur oscilloscope untuk mengetahui keakuratan pengukuran. Pada pengukuran dengan oscilloscope dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini. Gambar 4.1 Power Supply dengan Oscilloscope Pengukuran dengan oscilloscope dilakukan hanya pada sisi tegangan AC pada sisi sekunder trafo penurun tegangan, Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tegangan puncak (teganganpeak) pada trafo penurun tegangan sebelum masuk rangkaian penyearah. Rangkaian power supply pada gambar 4.2 di bawah ini : Transformator 1A GND + IC 7812 15 Vac DIODA BRIDGE 2A Pengukuran dilakukan untuk mengetahui teganganpuncak (tegangan peak) pada trafo penurun tegangan sebelum masuk rangkaian penyearah. Berikut dibawah ini tabel 4.1 hasil pengukuran rangkaian catudaya dengan menggunakan AVO meter dan oscilloscope. Tabel 4.1 Pengukuran Power Supply Dengan Oscilloscope Rangkaian memakai trafo penurun tegangan 200 V 15 V AC dengan arus maksimal 1A, rangkaian penyearah diode yang dipakai adalah rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitas arus dioda 2A. Dengan 2 kapasitorsebagai filter, 1000µF 25V.rangkaian ini juga memakai IC 7812 untuk menstabilkan tegangan DC pada tegangan 12V. Berikut di bawah ini analisa perhitungan rangkaian power supply, dengan menggunakan persamaan (2.21) maka dapat dihitung nilai tegangan puncaknya. Nilai tegangan puncak (Vp) : 𝑉𝑝 = √2 × 𝑉𝑎𝑐 = √2 × 15 = 21,21 𝑉𝑎𝑐 Dari hasil perhitungan rangkaian power suply, tegangan AC pada sisi sekunder trafo penurun tegangan, teganganpuncak (Vp) di dapat 21,21 V sedangkan hasil dari pengukuran alat ukur oscilloscope adalah 22,6 V Maka presentase perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil alat ukur oscilloscope adalah sebagai berikut : Presentase = = Presentase = 1000µF - Gambar 4.2 Rangkaian Power Supply 21,21 x 100% x 100% = 106% Sedangkan hasil pengukuran tegangan AC pada sisi sekunder dengan menggunakan alat ukur AVO meter adalah 14,75 V, Sehingga presentasi perbandingan dengan hasil perhitungannya adalah : Vdc 1000µF 𝑉 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑉 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 22,6 14,75 21,21 x 100% = 69% NilaiVrms : Vrms = 0,707 x Vmak = 0,707 x 21,21 = 14,75Vrms Untuk perhitungan Vrms pada rangkaian power suply di dapat 14,75V rms sedangkan hasil dari Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 8 pengukuran alat ukur oscilloscope adalah 16,59Vrms. Maka presentase perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil alat ukur oscilloscope adalah sebagai berikut : Presentase = 𝑉 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑉 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 x 100% = 16,59 14,75 Untuk mengaktifkan semuaport yang adapadamikrokontroler ATMega8535, makadibuat program sepertidibawahini: #include <mega8535,h> PORTA=0x00; DDRA=0Xff; PORTB=0x00; DDRB=0Xff; PORTC=0x00; DDRC=0Xff; PORTD=0x00;DDRD=0xFF; x 100% = 112% Nilai tegangan DC dari input AC : Vdc = √2𝑥2 𝜋 = Vmax √2𝑥2 3,14 21,21 = 19,1Vdc Sedangkan untuk hasil perhitunganVdc yang di dapatdari rangkaian power suply adalah 19,1 V, dan hasil dari pengukuran dengan alat ukur AVO meter adalah 17,83 V. Maka presentase perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil pengukuran dengan AVO meter adalah : Presentase = 𝑉 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑉 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 x 100% = 17,83 19,1 Pengukuran pada bagian modul mikrokontroler dilakukan untuk mengetahui besarnya tegangan keluaran mikrokontroler, hal ini dapat dilihat padatabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Pengukuran Mikrokontroler ATMega 8535 x 100% = 93% Dari hasil pengukuran dan perhitungan terdapat hasil yang berbeda antara perhitungan dengan pengukuran AVO meter dan oscilloscope. Dimana Pengukuran dengan AVO meter adalah tegangan efektif bukan tegangan puncak sebenarnya, . Perbedaan ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi seperti pengaruh suhu panas, toleransi nilai resistor yang terdapat pada alat,tegangan listrik PLN atau sumber tegangan selalu mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten. Dan didapat hasil presentase perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran yang cukup berbeda jauh. Dari hasil yang diperoleh, semua port menghasilkan tegangan sebesar 4,89Vdc, sehingga bisa dipastikan sistem minimum dapat bekerja dengan baik. Karena keluaran tegangan kerja mikrokontroler 5 Vdc dengan toleransi sebesar 10 %. 4.3 Pengujian Sensor Arus ACS712 Pengujian ini dilakukan untuk menguji ketepatan pembacaan arus dari alat dengan aktualnya, sehingga diharapkan pembacaannya akurat. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Pengukuran Sensor Arus ACS712 4.2 Pengujian Mikrokontroler ATMega 8535 Pengujian pada Rangkaian Mikrokontroler, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sistem minimum bekerja dengan baik, maka diadakan pengetesan pada jalur-jalur port yang dimiliki oleh mikrokontroler ATMega8535. Prosedur pengetesan 1. Mempersiapkan volt meter untuk mengukur level tegangan output tiap port dari mikrokontroler. 2. Membuka program yang akan di test, danmengcompile-nya. 3. Men-download program kedalam mikrokontroler ATMega8535 dengan menggunakan ISPdownloader. Dari tabel 4.3 diatas hasil pengukuran sensor arus ACS 712 adalah 4,9Vdc. Jadi dari hasil pengukuran menunjukan hasil yang baik untuk digunakan sebagai sumber tegangan pada sensor arus karena tegangan masuk sensor arus berkisar 5 Vdc dengan toleransi sebesar 10 %. 4.4 Pengujian Sistem Daya Listrik Pengontrolan Beban Sistem dikontrol secara otomatis yaitu dengan membandingkan nilai set point dan beban. Apabilabeban melebihi dari nilai set point pada Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 9 mikrokontroler, maka buzzer akan berbunyi sebagai tanda bahwa beban melebihi batas maksimum. Saat sistem diaktifkan display LCD akan menampilkan berapa penggunaan daya dan arus yang digunakan, dan dalam keadaan tidak ada beban yang aktif, maka display akan menampilkan angka 0W dan 0.00A. Adapun ketika ada salah satu beban ataupun semua beban aktif, display akan menunjukan besar nilai beban dan arus yang digunakan.Untuk pengujian pada sistem pengontrol beban daya listrik dilakukan dengan menggunakan 8 buah lampu pijar sebagai beban. Hal ini dapat dilihat pad atabel 4.4 dibawah ini. Berikut ini adalah contoh hasil perhitungannya : (2.1) P = V.I = 220 x 0,36 = 79 Watt Hasil perhitungan diatas adalah hasil yang terukur pada sistem yang dibuat.Sedangkan untuk menghitung error nya yaitu dengan perhitungan seperti di bawah ini: P V = 75 220 = 0,34A (nilai arus sebenarnya) Setelah nilai arusnyadiketahui, maka nilai arus yang terbaca pada sistem dikurangi dengan nilai arus yang sebenarnya, seperti dibawah ini : 0,36 - 0,34 = 0,02 A Dari hasil perhitungan nilai selisih error nyaadalah 0,02 A. Tabel 4.4 PengujianAlat Sistem Pengontrolan Beban Daya Listrik pada sensor arus, Dari pengujian 8 buah lampu, sistem ini telah berfungsi dengan baik dengan selisiherror rata-rata sebesar 0,03 A. 5. KESIMPULAN Berdasarkan pengujian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengukuran power supply, dapat diketahui persentase perbandingan perhitungan dengan alat ukur. Untuk persentase nilai tegangan AC dari sisi transformator dengan oscilloscope diperoleh persentase sebesar 106%, sedangkan dengan AVO meter diperoleh persentase sebesar 69%. Untuk nilai Vrms dengan oscilloscope sebesar 112%, dan nilai tegangan DC output penyearah 93%. Perbedaan ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi seperti pengaruh suhu panas, toleransi nilai resistor yang terdapat pada alat, tegangan listrik yang tidak teratur sehingga menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten. 2. Pada Pengujian dengan 6 buah beban lampu diaktifkan maka sistem tidak akan mengaktifkan buzzer karena beban yang digunakan ≤ 500 watt ,tidak melebihisetting pointnyayaitu 500 watt. 3. Pada saat beban ditambah dengan mengaktifkan lampu 7 dan 8 maka beban akan menjadi lebih besar ≥500 watt, maka dari itu sistem akan mengaktifkan buzzer (alarm) sebagai tanda bahwa beban melebihisetting point nyayaitu 500 watt. 4. Dari pengujian 8 buah lampu, sistem ini telah berfungsi dengan baik dengan selisiherror ratarata sebesar 0,03 A. DAFTAR PUSTAKA Pada tabel 4.4 diatas pengujian 6 buah beban lampu diaktifkan maka sistem tidak akan mengaktifkan buzzer karena beban yang digunakan tidak melebihi setting point nya yaitu 500 watt. Dan pada saat beban ditambah dengan mengaktifkan lampu 7 dan 8 maka beban akan menjadi lebih besar ≥500 watt, maka dari itu sistem akan mengaktifkan buzzer (alarm) sebagai tanda bahwa beban melebihi setting point dan sebagai peringatan kepada si pengguna untuk kembali mematikan beban tersebut. Hasil pengujian diatas ternyata pembacaan watt nya tidak sesuai dengan watt lampu yang digunakan, lampu yang digunakan adalah lampu pijar 75 watt. Terjadinya perbedaan watt ini dikarenakan error 1. Basri, Hasan, Ir. 1994,Sistem Distribusi Daya Listrik 1994, ISTN Jakarta Selatan 2. http://konversi.wordpress.com/2010/05/05/ memahami-faktor-daya/ 3. https://yusrizalandeslubs.wordpress.com/da sar-elektronika/ 4. http://muhammadsyarif.ilearning.me/2014/0 3/12/port-dan-pin-pada-mikrokontrolleratmega8-atmega8535/ 5. http://argiargianto.blogspot.co.id/2011/02 /atmega-8535-dan-fungsi-fungsinya.html 6. http://xcontohmakalah.blogspot.co.id/2014/ 02/pengertian-codevisionavr.html Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 10 7. http://innovativeelectronics.com/innovative_ electronics/download_files/manual/Manual_ DT8. http://elektronika-dasar.web.id/lcd-liquidcristal-display/ 9. http://baskarapunya.blogspot.co.id/2013/01/ liquid-crystal-display-lcd-16-x-2.html 10. http://elektronika-dasar.web.id/lcd-liquidcristal-display/ PENULIS : 1) Asep Irvan Vauzi, ST., Alumni (2016) Program Studi Teknik Elektro FT-UNPAK. 2) Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono., M.Sc Guru Besar /Pembimbing I Program Studi Teknik Elektro FTUNPAK. 3) Ir. Waryani., MT., Pembimbing II/Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro FT-UNPAK. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 11