Page | 118 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MAPEL PKn
TERHADAP SIKAP NASIONALISE SISWA SEKOLAH DASAR
Farid Suhermanto1 dan Siska Pratiwi2
Universitas Negeri Surabaya
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimental desain
nonequivalent dan dilaksanakan di SDN Kraton 3 Bangkalan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap sikap nasionalisme
siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan Sampling Jenuh. Sampel penelitian sebanyak 2
kelas. Pengumpulan data menggunakan tes sikap nasionalisme dan angket respon siswa. Teknik
analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana dan uji t. Pengujian hipotesis menggunakan
regresi linier dan uji t, dari hasil penghitungan regresi linier sederhana didapatkan persamaan Y=
11.079 + 0,991, Setelah diketahui persamaan regresi lalu diperoleh nilai korelasi (r) 0.991. jadi,
hubungan antara sebelum penerapan dan sesudah penerapan model PBL menunjukkan pengaruh
positif. Dengan kata lain model PBL diterapkan, maka sikap nasionalisme siswa dapat meningkat.
Hasil penghitungan pada uji t, pengujian pretest dan posttest untuk eksperimen didapatkan bahwa
hasil nilai sig. untuk pengujian perbandingan memiliki nilai sebesar 0,000 kurang dari taraf Sig.
0,05 yang digunakan yaitu (0,000 < 0,05). Maka didasarkan pada hipotesis yang ditentukan dan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sikap nasionalisme kelas eksperimen
sebelum dan sesudah hal tersebut berarti tolak H0.
Keywords: Problem Based Learning, PKn, sikap nasionalisme
pendidikan
PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan nasional yang
tertuang
dalam
Undang-undang
nasional
dijabarkan
dalam bentuk kurikulum, mulai dari
jenjang pendidikan dasar sampai
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
jenjang
Sistem Pendidikan Nasional (UU
Kurikulum
Sisdiknas)
untuk
beberapa mata pelajaran yang telah
potensi-potensi
ditetapkan untuk dibelajarkan kepada
adalah
mengembangkan
pendidikan
tinggi.
dijabarkan
peserta didik agar menjadi manusia
peserta
yang beriman dan bertaqwa kepada
pelajaran dalam kurikulum nasional
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
adalah mata pelajaran Pendidikan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Kewarganegaraan (PKn).
menjadi
warga
negara
yang
didik.
Salah
dalam
satu
mata
PKn merupakan salah satu mata
demokratis dan bertanggung-jawab
pelajaran
(Depdiknas,
Langkah
semua jenjang pendidikan sebagai
pemerintah untuk mencapai tujuan
salah satu upaya untuk mewujudkan
2007:5).
yang dibelajarkan pada
Page | 118
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
tujuan
pendidikan
nasional.
dilakukan
kerjasama
Ditegaskan bahwa PKn dimaksudkan
temannya.
Pembelajaran
untuk
bercirikan
adanya
membentuk
peserta
didik
dengan
yang
penggunaan
menjadi manusia yang memiliki rasa
masalah kehidupan nyata sebagai
kebangsaan dan cinta tanah air.
sesuatu yang harus dipelajari siswa
Tujuan dibelajarkannya PKn adalah
untuk
untuk membentuk peserta didik yang
berfikir
mampu mengenal jati dirinya sebagai
masalah,
bangsa Indonesia, berakhlak mulia,
pengetahuan
cerdas, demokratis, jujur, terampil,
penting dan berdampak pada sikap.
berani,
Kelemahan
dan
melalui
bertanggung-jawab,
penanaman
melatih
dan
keterampilan
kritis
dan
memecahkan
serta
dan
PBL
mendapatkan
konsep
pada
yang
proses
dan
pembelajaran menuntut siswa untuk
pembudayaan nilai yang bersumber
berpikir tingkat tinggi, dan jika siswa
dari nilai luhur bangsa Indonesia
tidak
Pasal 37 (2) UU Sisdiknas (dalam
menjadi kurang bermakna. Dan ini
Suparlan, 2014:10). Hal ini berarti
dibutuhkan kreativitas
tujuan dibelajarkannya PKn sangat
untuk dapat membelajarkan dengan
kompleks sekali, sebab PKn bukan
baik sehingga siswa mendapatkan
hanya
pembelajaran
diarahkan
mengembangkan
untuk
pengetahuan
bisa
maka
yang
pembelajaran
dari
guru
bermakna
(Arends, 2007:44).
kewarganegaraan siswa, melainkan
Atas dasar kelebihan yang
juga diarahkan untuk membentuk
dimiliki model PBL, maka bukan
moral
tidak mungkin model pembelajaran
dan
kepribadian
generasi
bangsa.
ini akan menjadi model yang efektif
Dalam
dihadapkan
model
PBL
siswa
untuk menumbuhkan nasionalisme
dengan
permasalahan
siswa. Untuk mengetahui apakah
yang membangkitkan rasa ingin tahu
penerapan
untuk
meningkatkan
melakukan
penyelidikan,
model
sikap
PBL
dapat
nasionalisme
sehingga dapat menemukan sendiri
siswa pada mata pelajaran PKn,
jawabannya dan mengkomunikasikan
peneliti melakukan penelitian dengan
hasilnya kepada orang lain. Dalam
judul “Pengaruh Penerapan Model
melakukan
Problem Based Learning pada Mata
penyelidikan
sering
Page | 119
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
Pelajaran
PKn
Terhadap
Sikap
kontrol tidak dipilih secara random
Nasionalisme Siswa Kelas V SDN
(Sugiono, 2012:116). Desain ini
Kraton 3 Bangkalan”.
digunakan karena dalam penelitian
ini peneliti menentukan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
METODE PENELITIAN
Penelitian
pendekatan
ini
menggunakan
kuantitatif
dengan
metode eksperimen. Menurut Noor
(2014:38)
penelitian
tertentu
design dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.1
kuantitatif
merupakan metode untuk menguji
teori-teori
Desain Nonequivalent control group
dengan
Perlakuan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen
cara
O1
meneliti hubungan antar variabel.
Variable-variabel
diukur
yang terdiri dari angka-angka dapat
dianalisis
berdasarkan
statistik.
Arikunto
menjelaskan
eksperimen
prosedur
penelitian
suatu
cara
dengan cara membandingkan satu
atau lebih kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan dengan satu
atau lebih kelompok perbandingan
yang tidak menerima perlakuan.
Penelitian
ini
menggunakan
desain quasi experimental design,
yakni dengan nonequivalent control
group design. Dalam Nonequivalent
Control
Group
Design
terdapat
kelompok eksperimen dan kelompok
O4
O1 = Sikap nasionalisme siswa pada
kelas
eksperimen
(sebelum
diberikan perlakuan)
O2 = Sikap nasionalisme siswa pada
kelas
penelitian yang mencoba meneliti
ada tidaknya hubungan sebab akibat
O2
Keterangan:
(2002:27)
bahwa
adalah
O3
dengan
instrumen penelitian, sehingga data
X
eksperimen
(setelah
diberikan perlakuan)
O3 = Sikap nasionalisme siswa pada
kelas kontrol
O4 = Sikap nasionalisme siswa pada
kelas kontrol
X
=
Pebelajaran
enerapkan
PKn
dengan
Proble
Based
Learning (perlakuan pada kelas
eksperien)
Sampel merupakan bagian dari
populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik
Page | 120
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
yang dimiliki oleh populasi. Menurut
menyatakan
Arikunto
siswa
(2013:
merupakan
174)
sebagian
sampel
atau
wakil
sikap
yang
nasionalisme
paling
rendah.
Berdasarkan desain penelitian yang
populasi yang diteliti. Sampel yang
digunakan
digunakan dalam penelitian ini yaitu
yakni menggunakan Nonequivalent
kelas VA sebagai kelas eksperimen
Control Group Design, dalam dalam
dengan jumlah 37 siswa dan kelas
desain ini terdapat kelas eksperimen
VB sebagai kelas kontrol dengan
dan kelas kontrol. Untuk kelompok
jumlah 37 siswa. Untuk sampel
yang diberi perlakuan disebut kelas
penelitian dilakukan secara Sampling
eksperimen dan kelompok yang tidak
Jenuh (Sugiono, 2012:124) adalah
diberi
teknik penentuan sampel bila semua
kontrol. Kemudian untuk instrumen
anggota populasi digunakan sebagai
yang dibuat oleh peneliti adalah
sampel. Untuk pembagian kelas VA
instrumen tes sikap nasionalisme,
sebagai kelas eksperimen dan kelas
untuk
VB sebagai kelas kontrol karena SD
nasionalisme digunakan agar dapat
tersebut
mengontrol
tidak
memungkinkan
dalam
penelitian
perlakuan
disebut
instrumen
tes
variable
x
ini,
kelas
sikap
lainnya
melakukan random, sehingga dapat
berkaitan dengan sikap nasionalisme
mengganggu pembelajaran.
siswa pada saat pretest dan posttest
pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol, maka instrumen tes sikap
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini
menggunakan
nasionalisme siswa disusun menjadi
instrumen yang berupa tes sikap
2
nasionalisme,
yang
instrumen Tipe A dan instrumen
mengunakan
menggunakan
Likert
dengan
disusun
option
skala
(pilihan)
(dua)
Jumlah
masing
Pilihan
sebanyak
4
menyatakan
instrumen
yakni
Tipe B.
jawaban yang bergerak dari skor 4-1.
jawaban
tipe
butir
tipe
untuk
masing-
instrumen
25
adalah
butir
merupakan pernyataan sikap yang
pertanyaan/pernyataan yang disusun
menunjukkan
serupa tetapi tidak sama. Kesetaraan
sikap
siswa
nasionalisme siswa paling tinggi,
sedangkan
pilihan
jawaban
kedua
tipe
instrumen
disusun
1
Page | 121
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
berdasarkan kisi-kisi instrumen tes
hasil observasi dapat terlihat pada
sikap nasionalisme sebagai berikut.
Tabel 4.27 sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Sikap Nasionalisme
Tipe
No
Soal
SubVariabe
Indik
mor
variab
Ti Ti
l
ator
But
el
pe pe
ir
A B
Nasion1. Kesat
1.1
2
2
1,2
alisme
uan
1.2
2
2
3,4
2. Kebeb
2.1
3
3 5,6,
asan
7
dari
penjaj
ahan
3. Kesa
3.1
3
3 8,9,
maan
10
3.2
2
2
11,
12
4. Kepri
4.1
3
3
13,
badian
14,
15
4.2
3
3
16,
17,
18
5. Seman
5.1
3
3
19,
gat
20,
perjua
21
ngan
5.2
2
2
22,
23
5.3
2
2
24,
25
Jumlah
10
25 25
Tabel 3.2
Hasil Observasi Guru
Rata-rata
Rata-rata Presentase
Presentase
(Observer Teman
Keaktifan
Sejawat)
(Observer Guru)
91%
89%
No.
Presen
tase
Ketera
ngan
Sangat Baik (A)
Berdasarkan
Tabel
Sangat Baik (A)
3.2
dapat
terlihat prosentase keaktifan guru
dari
observer
guru
didapatkan
presentase yang mencapai nilai 91 %
yang
berarti
sangat
aktif
dan
prosentase guru dari observer teman
sejawat yang mencapai nilai 89%
yang berarti juga sangat aktif. Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
penerapan pembelajaran PKn dengan
model PBL yang dilakukan guru
termasuk sangat baik.
Lembar observasi dijadikan data
penunjang,
peneliti
juga
menganalisis mengenai guru selama
proses
pembelajaran
pada
kelas
eksperimen.
Secara rinci hasil observasi dari
kegiatan pembelajaran dapat terlihat
melalui lembar observasi Merupakan
rata-rata hasil observasi dari observer
(guru lain dan sejawat). Kesimpulam
Lembar observasi siswa
Lembar observasi dijadikan data
penunjang,
menganalisis
peneliti
juga
mengenai
aktivitas
siswa selama proses pembelajaran
pada kelas eksperimen.
Secara rinci hasil observasi dari
kegiatan pembelajaran dapat terlihat
melalui
lembar
observasi.
Kesimpulam hasil observasi dapat
Page | 122
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
terlihat pada Tabel 4.28 sebagai
memberikan tes sikap nasionalaisme
berikut:
yang berbeda tetapi setara pada saat
Tabel 3.3
Hasil Observasi Siswa
Rata-rata Presentase Keaktifan
Presentase
Keterangan
88 %
tabel
3.3
dapat
terlihat presentase keaktifan siswa
yang mencapai
nilai 88 % yang
berarti sangat baik. Hal tersebut
menunjukkan
sikap nasionalisme siswa pada saat
pretest kelas eksperimen dan kelas
Sangat Baik (A)
Berdasarkan
pretest dan posttest. Adapun hasil tes
bahwa
kegiatan
pembelajaran PKn dengan model
control
maupun
eksperimen
dan
posttest
kelas
kelas
kontrol
perbedaan perolehan kategori sikap
nasionalisme dan perbandingan ratarata dapat dilihat pada gambar
berikut.
PBL dapat membuat siswa lebih
tertarik dalam kegiatan pembelajaran
25
20
10
Sangat
Baik
Baik
5
Cukup
15
serta siswa lebih aktif.
Penelitian ini mengukur pengaruh
0
Pretest
Eksperimen
PBL terhadap sikap Nasionalisme
Posttest
Eksperimen
siswa kelas V yang masing-masing
kelas eksperimen dan kelas kontrol
di berikan soal pretest sebelum
pembelajaran, dan diberikan posttest
di
akhir
pembelajaran.
Gambar 1. Perolehan Kategori Sikap
Nasionalisme
60
Butir
55
pernyataan berbentuk skala sikap.
Pada saat pretest diberi instrument
50
Tipe A pada kelas Eksperimen
45
Pretest
maupun kelas kontrol. Sedangkan
pada
saat
posttest
diberikan
instrumen Tipe B. Tujuannya adalah
untuk
dapat
postest
Gambar 2. Perbandingan Rata-Rata Tes
Sikap Nasionalisme
sikap
Berdasarkan hasil pretest pada
akhir
kelas eksperimen terdapat terdapat 1
dengan
orang siswa yang di kategorikan
sedapat mungkin menghindari butir
“kurang” (interval 28-37), 11 orang
pernyataan
siswa
nasionalisme
pembelajaran
merekam
Ekperim
en
siswa
di
posttest
yang
bias
dengan
dikategorikan
“Cukup”
Page | 123
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
(interval nilai 38-47), 19 orang siswa
sikap
dikategorikan “Baik” (interval nilai
Presentase sikap nasionalisme 87,60
48-57), 6 orang siswa dikategorikan
%, sedangkan pada kelas kontrol
“Sangat Baik” (interval nilai 58-68).
diatas terdapat 1 orang siswa yang di
Presentase sikap nasionalisme 76,94
kategorikan “kurang” (interval 28-
% terdapat 2 orang siswa yang di
37), 7 orang siswa dikategorikan
kategorikan “kurang” (interval 28-
“Cukup” (interval nilai 38-47), 17
37), 8 orang siswa dikategorikan
orang siswa dikategorikan “Baik”
“Cukup” (interval nilai 38-47), 20
(interval nilai 48-57), 12 orang siswa
orang siswa dikategorikan “Baik”
dikategorikan
(interval nilai 48-57), 7 orang siswa
(interval nilai 58-68). Presentase
dikategorikan
sikap nasionalisme 77,15 %.
“Sangat
Baik”
(interval nilai 58-68). Presentase
sikap nasionalisme 73,69 %.
Perolehan
nilai
tes
nasionalisme
Perolehan
87,60
“Sangat
nilai
%.
Baik”
tes
sikap
nasionalisme Tipe B pretest pada
sikap
gambar diatas menunjukkan bahwa
nasionalisme Tipe A pretest pada
kedua kelompok kelas mempunyai
Gambar diatas menunjukkan bahwa
rata-rata selisih yang tidah terlalu
kedua kelompok kelas mempunyai
jauh berbeda. Dimana pada kelas
rata-rata selisih yang tidah terlalu
eksperimen diperoleh rata-rata kelas
jauh berbeda. Dimana pada kelas
sebesar 59,57 dengan presentase 88
eksperimen diperoleh rata-rata kelas
%, sedangkan pada kelas eksperimen
sebesar 50,92 dengan presentase 75
diperoleh rata-rata kelas sebesar
%, sedangkan pada kelas eksperimen
53,70 dengan presentase 79 %.
diperoleh rata-rata kelas sebesar
50,11 dengan presentase 74 %.
Respon
pembelajaran
Berdasarkan hasil postet pada kela
siswa
terhadap
berbasis
masalah
dilakukan
untuk
terdapat 2 orang siswa dikategorikan
bagaimana
ketertarikan
“Cukup” (interval nilai 38-47), 13
terhadap pembelajaran yang telah
orang siswa dikategorikan “Baik”
dilakukan.
(interval nilai 48-57), 22 orang siswa
digunakan untuk memperoleh data
dikategorikan
respon siswa adalah angket respon
“Sangat
Baik”
(interval nilai 58-68). Presentase
siswa
yang
mengetahui
Instrument
diberikan
siswa
yang
setelah
Page | 124
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
kegiatan pembelajaran selesai pada
telah dilakukan dapat disimpulkan
kelas eksperimen. Adapaun respon
sebagai berikut.
siswa terdiri dai 4 (empat) aspek
Hasil penghitungan regresi linier
yaitu: (1) mendorong siswa, (2) cara
sederhana didapatkan persamaan Y=
belajar,
dalam
11.079 + 0,991, Setelah diketahui
penyelesaian
persamaan regresi lalu diperoleh nilai
masalah-masalah di dunia nyata.
korelasi (r) 0.991. jadi, hubungan
Keempat
indicator
antara
dijabarkan
menjadi
(3)
kelompok,
bekerjasama
dan
(4)
tersebut
9
butir
sebelum
sesudah
penerapan
penerapan
model
dan
PBL
pernyataan. Adapun hasil respon
menunjukkan
pengaruh
siswa diperoleh presentase respon
Dengan
lain
siswa yang mencapai nilai 84% yang
diterapkan, maka sikap nasionalisme
berarti
siswa
respon
siswa
terhadap
kata
dapat
positif.
model
meningkat.
PBL
Hasil
pembelajaran menggunakan model
penghitungan pada uji t, pengujian
PBL sangat baik, sesuai dengan kisi-
pretest
kisi,
eksperimen didapatkan bahwa hasil
pembelajaran
model
PBL
menggunakan
berdasarkan
respon
nilai
dan
sig.
posttest
untuk
untuk
pengujian
siswa, mampu mendorong, diterima
perbandingan memiliki nilai sebesar
baik dalam pembelajaran baik cara
0,000 kurang dari taraf Sig. 0,05
belajar,
dalam
yang digunakan yaitu (0,000 < 0,05).
kelompok, dan penyelesaian masalah
Maka didasarkan pada hipotesis yang
di dunia nyata (autentik).
ditentukan dan dapat disimpulkan
bekerja
sama
bahwa
dilakukan
dengan
eksperimen sebelum dan sesudah hal
desain
tersebut berarti tolak H0 sehingga
menggunakan
oleh
eksperimen
dengan
peneliti
yang
kelas
pembelajaran
yang
penelitian
eksperimen yang menerapkan model
PBL
pengaruh
signifikan sikap nasionalisme kelas
KESIMPULAN
Setelah
terdapat
pada
kelas
dibandingkan
kontrol
konvensional
dengan
oleh
guru, maka berdasarkan analisis yang
terima Ha.
Hasil
respon
siswa
terhadap
Model Problem Based Learning pada
mata pelajaran PKn dapat terlihat
presentase
respon
siswa
yang
mencapai nilai 83,56 % yang berarti
Page | 125
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
respon siswa terhadap pembelajaran
Konteks
menggunakan model PBL kategori
Madani.
sangat baik.
Indonesia.
Malang:
Harun dan Mansyur. 2007. Penilaian
Hasil Belajar. Bandung: CV
Wacana Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Amir,
Taufiq.
Pendidikan
Based
2010.
Inovasi
Melalui
Problem
Pembelajaran
Jakarta:
Masalah. Surabaya:UNESA.
Learning.
Ibrahim,
Muslimin.
2012.
Berdasarkan
Kencana.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian.
Jakarta:
Rineka
Cipta.
Penelitian,
Disertasi
Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur
Penelitian
suatu
Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta.
Basyir,
Juliansyah, Noor. 2014. Metode
Kunawi.
Education.
Tesis,
Karya
Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Mujtahidin. 2013. Teori Belajar dan
2011.
Civic
Pembelajaran.
Surabaya:
IAIN
Bangkalan:Universitas
Sunan Ampel.
Damayanti,
&
Skripsi,
Trunojoyo Madura.
Happy
(2007)
yang
Ramansyah, Wanda. 2012. Strategi
berjudul penggaruh penggunaan
Pembelajaran.
metode
Universitas Trunojoyo Madura.
pembelajaran
berdasarkan
materi
nasional
masalah
sejarah
pada
pergerakan
terhadap
sikap
nasionalisme siswa kelas V SD
Negeri
Semarang
Sekaran
tahun
Gunungpati
ajaran
Riduwan
dan
Bangkalan:
Sunarto.
2013.
Pengantar Statistika. Bandung:
Alfa Beta.
Retnani, Zulfaeda (2013) Tentang
Pengaruh
Penerapan
Sosiodrama
Metode
Terhadap
Sikap
2006/2007. Skripsi. Universitas
Nasionalisme Siswa Kelas VIIIi
Negeri Semarang.
SMP N 2 Magelang Tahun
Hakim, Suparlan. 2014. Pendidikan
Kewarganegaraan
dalam
Ajaran
2012/2013.
Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Page | 126
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
Rusmono.
2014.
Strategi
Widoyoko. 2009. Evaluasi Program
Pembelajaran dengan Problem
Pembelajaran.
Based Learning. Bogor: Ghalia
Pustaka Pelajar.
Indonesia.
Winarno.
Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik
Itu Mudah. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta:
2013.
Pendidikan
Pembelajaran
Kewarganegaraan.
Jakarta:Bumi Aksara.
Yogyakarta.
Siregar,
Syofian.
Parametrik
2014.
Untuk
Statistik
Penelitian
Kuantitatif. Jakarta:
Bumi
Aksara.
Smith,
Anthony.
2003.
Nasionalisme, Teori, Ideologi,
dan
Sejarah.
Surabaya:
Erlangga.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sundayana, Rostina. 2014. Statistika
Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Supardi. 2013. Aplikasi Statistika
dalam Penelitian. Jakarta: Prima
Ufuk Semesta.
Susetyo, Budi. 2010. Statistika untuk
Analisis
Data
Penelitian.
Bandung: Refika Aditama.
Widoyoko,
Eko
Evaluasi
Pembelajaran.
Putro.
2011.
Program
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Page | 127
Download