Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MAPEL PKn TERHADAP SIKAP NASIONALISE SISWA SEKOLAH DASAR Farid Suhermanto1 dan Siska Pratiwi2 Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimental desain nonequivalent dan dilaksanakan di SDN Kraton 3 Bangkalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap sikap nasionalisme siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan Sampling Jenuh. Sampel penelitian sebanyak 2 kelas. Pengumpulan data menggunakan tes sikap nasionalisme dan angket respon siswa. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana dan uji t. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier dan uji t, dari hasil penghitungan regresi linier sederhana didapatkan persamaan Y= 11.079 + 0,991, Setelah diketahui persamaan regresi lalu diperoleh nilai korelasi (r) 0.991. jadi, hubungan antara sebelum penerapan dan sesudah penerapan model PBL menunjukkan pengaruh positif. Dengan kata lain model PBL diterapkan, maka sikap nasionalisme siswa dapat meningkat. Hasil penghitungan pada uji t, pengujian pretest dan posttest untuk eksperimen didapatkan bahwa hasil nilai sig. untuk pengujian perbandingan memiliki nilai sebesar 0,000 kurang dari taraf Sig. 0,05 yang digunakan yaitu (0,000 < 0,05). Maka didasarkan pada hipotesis yang ditentukan dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sikap nasionalisme kelas eksperimen sebelum dan sesudah hal tersebut berarti tolak H0. Keywords: Problem Based Learning, PKn, sikap nasionalisme pendidikan PENDAHULUAN Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang nasional dijabarkan dalam bentuk kurikulum, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai Nomor 20 Tahun 2003 tentang jenjang Sistem Pendidikan Nasional (UU Kurikulum Sisdiknas) untuk beberapa mata pelajaran yang telah potensi-potensi ditetapkan untuk dibelajarkan kepada adalah mengembangkan pendidikan tinggi. dijabarkan peserta didik agar menjadi manusia peserta yang beriman dan bertaqwa kepada pelajaran dalam kurikulum nasional Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, adalah mata pelajaran Pendidikan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Kewarganegaraan (PKn). menjadi warga negara yang didik. Salah dalam satu mata PKn merupakan salah satu mata demokratis dan bertanggung-jawab pelajaran (Depdiknas, Langkah semua jenjang pendidikan sebagai pemerintah untuk mencapai tujuan salah satu upaya untuk mewujudkan 2007:5). yang dibelajarkan pada Page | 118 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 tujuan pendidikan nasional. dilakukan kerjasama Ditegaskan bahwa PKn dimaksudkan temannya. Pembelajaran untuk bercirikan adanya membentuk peserta didik dengan yang penggunaan menjadi manusia yang memiliki rasa masalah kehidupan nyata sebagai kebangsaan dan cinta tanah air. sesuatu yang harus dipelajari siswa Tujuan dibelajarkannya PKn adalah untuk untuk membentuk peserta didik yang berfikir mampu mengenal jati dirinya sebagai masalah, bangsa Indonesia, berakhlak mulia, pengetahuan cerdas, demokratis, jujur, terampil, penting dan berdampak pada sikap. berani, Kelemahan dan melalui bertanggung-jawab, penanaman melatih dan keterampilan kritis dan memecahkan serta dan PBL mendapatkan konsep pada yang proses dan pembelajaran menuntut siswa untuk pembudayaan nilai yang bersumber berpikir tingkat tinggi, dan jika siswa dari nilai luhur bangsa Indonesia tidak Pasal 37 (2) UU Sisdiknas (dalam menjadi kurang bermakna. Dan ini Suparlan, 2014:10). Hal ini berarti dibutuhkan kreativitas tujuan dibelajarkannya PKn sangat untuk dapat membelajarkan dengan kompleks sekali, sebab PKn bukan baik sehingga siswa mendapatkan hanya pembelajaran diarahkan mengembangkan untuk pengetahuan bisa maka yang pembelajaran dari guru bermakna (Arends, 2007:44). kewarganegaraan siswa, melainkan Atas dasar kelebihan yang juga diarahkan untuk membentuk dimiliki model PBL, maka bukan moral tidak mungkin model pembelajaran dan kepribadian generasi bangsa. ini akan menjadi model yang efektif Dalam dihadapkan model PBL siswa untuk menumbuhkan nasionalisme dengan permasalahan siswa. Untuk mengetahui apakah yang membangkitkan rasa ingin tahu penerapan untuk meningkatkan melakukan penyelidikan, model sikap PBL dapat nasionalisme sehingga dapat menemukan sendiri siswa pada mata pelajaran PKn, jawabannya dan mengkomunikasikan peneliti melakukan penelitian dengan hasilnya kepada orang lain. Dalam judul “Pengaruh Penerapan Model melakukan Problem Based Learning pada Mata penyelidikan sering Page | 119 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 Pelajaran PKn Terhadap Sikap kontrol tidak dipilih secara random Nasionalisme Siswa Kelas V SDN (Sugiono, 2012:116). Desain ini Kraton 3 Bangkalan”. digunakan karena dalam penelitian ini peneliti menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. METODE PENELITIAN Penelitian pendekatan ini menggunakan kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Noor (2014:38) penelitian tertentu design dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 2.1 kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori Desain Nonequivalent control group dengan Perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen cara O1 meneliti hubungan antar variabel. Variable-variabel diukur yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan statistik. Arikunto menjelaskan eksperimen prosedur penelitian suatu cara dengan cara membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok perbandingan yang tidak menerima perlakuan. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental design, yakni dengan nonequivalent control group design. Dalam Nonequivalent Control Group Design terdapat kelompok eksperimen dan kelompok O4 O1 = Sikap nasionalisme siswa pada kelas eksperimen (sebelum diberikan perlakuan) O2 = Sikap nasionalisme siswa pada kelas penelitian yang mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat O2 Keterangan: (2002:27) bahwa adalah O3 dengan instrumen penelitian, sehingga data X eksperimen (setelah diberikan perlakuan) O3 = Sikap nasionalisme siswa pada kelas kontrol O4 = Sikap nasionalisme siswa pada kelas kontrol X = Pebelajaran enerapkan PKn dengan Proble Based Learning (perlakuan pada kelas eksperien) Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik Page | 120 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 yang dimiliki oleh populasi. Menurut menyatakan Arikunto siswa (2013: merupakan 174) sebagian sampel atau wakil sikap yang nasionalisme paling rendah. Berdasarkan desain penelitian yang populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan digunakan dalam penelitian ini yaitu yakni menggunakan Nonequivalent kelas VA sebagai kelas eksperimen Control Group Design, dalam dalam dengan jumlah 37 siswa dan kelas desain ini terdapat kelas eksperimen VB sebagai kelas kontrol dengan dan kelas kontrol. Untuk kelompok jumlah 37 siswa. Untuk sampel yang diberi perlakuan disebut kelas penelitian dilakukan secara Sampling eksperimen dan kelompok yang tidak Jenuh (Sugiono, 2012:124) adalah diberi teknik penentuan sampel bila semua kontrol. Kemudian untuk instrumen anggota populasi digunakan sebagai yang dibuat oleh peneliti adalah sampel. Untuk pembagian kelas VA instrumen tes sikap nasionalisme, sebagai kelas eksperimen dan kelas untuk VB sebagai kelas kontrol karena SD nasionalisme digunakan agar dapat tersebut mengontrol tidak memungkinkan dalam penelitian perlakuan disebut instrumen tes variable x ini, kelas sikap lainnya melakukan random, sehingga dapat berkaitan dengan sikap nasionalisme mengganggu pembelajaran. siswa pada saat pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, maka instrumen tes sikap HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan nasionalisme siswa disusun menjadi instrumen yang berupa tes sikap 2 nasionalisme, yang instrumen Tipe A dan instrumen mengunakan menggunakan Likert dengan disusun option skala (pilihan) (dua) Jumlah masing Pilihan sebanyak 4 menyatakan instrumen yakni Tipe B. jawaban yang bergerak dari skor 4-1. jawaban tipe butir tipe untuk masing- instrumen 25 adalah butir merupakan pernyataan sikap yang pertanyaan/pernyataan yang disusun menunjukkan serupa tetapi tidak sama. Kesetaraan sikap siswa nasionalisme siswa paling tinggi, sedangkan pilihan jawaban kedua tipe instrumen disusun 1 Page | 121 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil observasi dapat terlihat pada sikap nasionalisme sebagai berikut. Tabel 4.27 sebagai berikut. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Sikap Nasionalisme Tipe No Soal SubVariabe Indik mor variab Ti Ti l ator But el pe pe ir A B Nasion1. Kesat 1.1 2 2 1,2 alisme uan 1.2 2 2 3,4 2. Kebeb 2.1 3 3 5,6, asan 7 dari penjaj ahan 3. Kesa 3.1 3 3 8,9, maan 10 3.2 2 2 11, 12 4. Kepri 4.1 3 3 13, badian 14, 15 4.2 3 3 16, 17, 18 5. Seman 5.1 3 3 19, gat 20, perjua 21 ngan 5.2 2 2 22, 23 5.3 2 2 24, 25 Jumlah 10 25 25 Tabel 3.2 Hasil Observasi Guru Rata-rata Rata-rata Presentase Presentase (Observer Teman Keaktifan Sejawat) (Observer Guru) 91% 89% No. Presen tase Ketera ngan Sangat Baik (A) Berdasarkan Tabel Sangat Baik (A) 3.2 dapat terlihat prosentase keaktifan guru dari observer guru didapatkan presentase yang mencapai nilai 91 % yang berarti sangat aktif dan prosentase guru dari observer teman sejawat yang mencapai nilai 89% yang berarti juga sangat aktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran PKn dengan model PBL yang dilakukan guru termasuk sangat baik. Lembar observasi dijadikan data penunjang, peneliti juga menganalisis mengenai guru selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen. Secara rinci hasil observasi dari kegiatan pembelajaran dapat terlihat melalui lembar observasi Merupakan rata-rata hasil observasi dari observer (guru lain dan sejawat). Kesimpulam Lembar observasi siswa Lembar observasi dijadikan data penunjang, menganalisis peneliti juga mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen. Secara rinci hasil observasi dari kegiatan pembelajaran dapat terlihat melalui lembar observasi. Kesimpulam hasil observasi dapat Page | 122 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 terlihat pada Tabel 4.28 sebagai memberikan tes sikap nasionalaisme berikut: yang berbeda tetapi setara pada saat Tabel 3.3 Hasil Observasi Siswa Rata-rata Presentase Keaktifan Presentase Keterangan 88 % tabel 3.3 dapat terlihat presentase keaktifan siswa yang mencapai nilai 88 % yang berarti sangat baik. Hal tersebut menunjukkan sikap nasionalisme siswa pada saat pretest kelas eksperimen dan kelas Sangat Baik (A) Berdasarkan pretest dan posttest. Adapun hasil tes bahwa kegiatan pembelajaran PKn dengan model control maupun eksperimen dan posttest kelas kelas kontrol perbedaan perolehan kategori sikap nasionalisme dan perbandingan ratarata dapat dilihat pada gambar berikut. PBL dapat membuat siswa lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran 25 20 10 Sangat Baik Baik 5 Cukup 15 serta siswa lebih aktif. Penelitian ini mengukur pengaruh 0 Pretest Eksperimen PBL terhadap sikap Nasionalisme Posttest Eksperimen siswa kelas V yang masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol di berikan soal pretest sebelum pembelajaran, dan diberikan posttest di akhir pembelajaran. Gambar 1. Perolehan Kategori Sikap Nasionalisme 60 Butir 55 pernyataan berbentuk skala sikap. Pada saat pretest diberi instrument 50 Tipe A pada kelas Eksperimen 45 Pretest maupun kelas kontrol. Sedangkan pada saat posttest diberikan instrumen Tipe B. Tujuannya adalah untuk dapat postest Gambar 2. Perbandingan Rata-Rata Tes Sikap Nasionalisme sikap Berdasarkan hasil pretest pada akhir kelas eksperimen terdapat terdapat 1 dengan orang siswa yang di kategorikan sedapat mungkin menghindari butir “kurang” (interval 28-37), 11 orang pernyataan siswa nasionalisme pembelajaran merekam Ekperim en siswa di posttest yang bias dengan dikategorikan “Cukup” Page | 123 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 (interval nilai 38-47), 19 orang siswa sikap dikategorikan “Baik” (interval nilai Presentase sikap nasionalisme 87,60 48-57), 6 orang siswa dikategorikan %, sedangkan pada kelas kontrol “Sangat Baik” (interval nilai 58-68). diatas terdapat 1 orang siswa yang di Presentase sikap nasionalisme 76,94 kategorikan “kurang” (interval 28- % terdapat 2 orang siswa yang di 37), 7 orang siswa dikategorikan kategorikan “kurang” (interval 28- “Cukup” (interval nilai 38-47), 17 37), 8 orang siswa dikategorikan orang siswa dikategorikan “Baik” “Cukup” (interval nilai 38-47), 20 (interval nilai 48-57), 12 orang siswa orang siswa dikategorikan “Baik” dikategorikan (interval nilai 48-57), 7 orang siswa (interval nilai 58-68). Presentase dikategorikan sikap nasionalisme 77,15 %. “Sangat Baik” (interval nilai 58-68). Presentase sikap nasionalisme 73,69 %. Perolehan nilai tes nasionalisme Perolehan 87,60 “Sangat nilai %. Baik” tes sikap nasionalisme Tipe B pretest pada sikap gambar diatas menunjukkan bahwa nasionalisme Tipe A pretest pada kedua kelompok kelas mempunyai Gambar diatas menunjukkan bahwa rata-rata selisih yang tidah terlalu kedua kelompok kelas mempunyai jauh berbeda. Dimana pada kelas rata-rata selisih yang tidah terlalu eksperimen diperoleh rata-rata kelas jauh berbeda. Dimana pada kelas sebesar 59,57 dengan presentase 88 eksperimen diperoleh rata-rata kelas %, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 50,92 dengan presentase 75 diperoleh rata-rata kelas sebesar %, sedangkan pada kelas eksperimen 53,70 dengan presentase 79 %. diperoleh rata-rata kelas sebesar 50,11 dengan presentase 74 %. Respon pembelajaran Berdasarkan hasil postet pada kela siswa terhadap berbasis masalah dilakukan untuk terdapat 2 orang siswa dikategorikan bagaimana ketertarikan “Cukup” (interval nilai 38-47), 13 terhadap pembelajaran yang telah orang siswa dikategorikan “Baik” dilakukan. (interval nilai 48-57), 22 orang siswa digunakan untuk memperoleh data dikategorikan respon siswa adalah angket respon “Sangat Baik” (interval nilai 58-68). Presentase siswa yang mengetahui Instrument diberikan siswa yang setelah Page | 124 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 kegiatan pembelajaran selesai pada telah dilakukan dapat disimpulkan kelas eksperimen. Adapaun respon sebagai berikut. siswa terdiri dai 4 (empat) aspek Hasil penghitungan regresi linier yaitu: (1) mendorong siswa, (2) cara sederhana didapatkan persamaan Y= belajar, dalam 11.079 + 0,991, Setelah diketahui penyelesaian persamaan regresi lalu diperoleh nilai masalah-masalah di dunia nyata. korelasi (r) 0.991. jadi, hubungan Keempat indicator antara dijabarkan menjadi (3) kelompok, bekerjasama dan (4) tersebut 9 butir sebelum sesudah penerapan penerapan model dan PBL pernyataan. Adapun hasil respon menunjukkan pengaruh siswa diperoleh presentase respon Dengan lain siswa yang mencapai nilai 84% yang diterapkan, maka sikap nasionalisme berarti siswa respon siswa terhadap kata dapat positif. model meningkat. PBL Hasil pembelajaran menggunakan model penghitungan pada uji t, pengujian PBL sangat baik, sesuai dengan kisi- pretest kisi, eksperimen didapatkan bahwa hasil pembelajaran model PBL menggunakan berdasarkan respon nilai dan sig. posttest untuk untuk pengujian siswa, mampu mendorong, diterima perbandingan memiliki nilai sebesar baik dalam pembelajaran baik cara 0,000 kurang dari taraf Sig. 0,05 belajar, dalam yang digunakan yaitu (0,000 < 0,05). kelompok, dan penyelesaian masalah Maka didasarkan pada hipotesis yang di dunia nyata (autentik). ditentukan dan dapat disimpulkan bekerja sama bahwa dilakukan dengan eksperimen sebelum dan sesudah hal desain tersebut berarti tolak H0 sehingga menggunakan oleh eksperimen dengan peneliti yang kelas pembelajaran yang penelitian eksperimen yang menerapkan model PBL pengaruh signifikan sikap nasionalisme kelas KESIMPULAN Setelah terdapat pada kelas dibandingkan kontrol konvensional dengan oleh guru, maka berdasarkan analisis yang terima Ha. Hasil respon siswa terhadap Model Problem Based Learning pada mata pelajaran PKn dapat terlihat presentase respon siswa yang mencapai nilai 83,56 % yang berarti Page | 125 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 respon siswa terhadap pembelajaran Konteks menggunakan model PBL kategori Madani. sangat baik. Indonesia. Malang: Harun dan Mansyur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Cipta. DAFTAR PUSTAKA Amir, Taufiq. Pendidikan Based 2010. Inovasi Melalui Problem Pembelajaran Jakarta: Masalah. Surabaya:UNESA. Learning. Ibrahim, Muslimin. 2012. Berdasarkan Kencana. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Penelitian, Disertasi Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian suatu Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Basyir, Juliansyah, Noor. 2014. Metode Kunawi. Education. Tesis, Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Mujtahidin. 2013. Teori Belajar dan 2011. Civic Pembelajaran. Surabaya: IAIN Bangkalan:Universitas Sunan Ampel. Damayanti, & Skripsi, Trunojoyo Madura. Happy (2007) yang Ramansyah, Wanda. 2012. Strategi berjudul penggaruh penggunaan Pembelajaran. metode Universitas Trunojoyo Madura. pembelajaran berdasarkan materi nasional masalah sejarah pada pergerakan terhadap sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Semarang Sekaran tahun Gunungpati ajaran Riduwan dan Bangkalan: Sunarto. 2013. Pengantar Statistika. Bandung: Alfa Beta. Retnani, Zulfaeda (2013) Tentang Pengaruh Penerapan Sosiodrama Metode Terhadap Sikap 2006/2007. Skripsi. Universitas Nasionalisme Siswa Kelas VIIIi Negeri Semarang. SMP N 2 Magelang Tahun Hakim, Suparlan. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Ajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Page | 126 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 Rusmono. 2014. Strategi Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran dengan Problem Pembelajaran. Based Learning. Bogor: Ghalia Pustaka Pelajar. Indonesia. Winarno. Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik Itu Mudah. Yogyakarta: Andi Yogyakarta: 2013. Pendidikan Pembelajaran Kewarganegaraan. Jakarta:Bumi Aksara. Yogyakarta. Siregar, Syofian. Parametrik 2014. Untuk Statistik Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Smith, Anthony. 2003. Nasionalisme, Teori, Ideologi, dan Sejarah. Surabaya: Erlangga. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta: Prima Ufuk Semesta. Susetyo, Budi. 2010. Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama. Widoyoko, Eko Evaluasi Pembelajaran. Putro. 2011. Program Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Page | 127