Indonesian Journal of Curriculum and Educational

advertisement
IJCETS 2 (1) (2013)
Indonesian Journal of Curriculum and
Educational Technology Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp
KEEFEKTIFAN
ANTARA
MEDIA
ANIMASI
FLASH
DENGAN
POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII DI SMP
NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013
Slamet Rahayu , Wardi, Suripto
Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
Sejarah Artikel:
Diterima September 2013
Disetujui Agustus 2013
Dipublikasikan Oktober
2013
Berdasarkan hasil observasi awal pada mata pelajaran biologi kelas VII di SMP Negeri 1 semarang terlihat kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada
guru (teacher centered). Guru masih menggunakan metode ceramah dan hanya beberapa guru saja yang memanfaatkan media berbasis komputer. Padahal
hampir seluruh ruang kelas sudah dilengkapi proyektor. Beberapa guru yang sudah mulai memanfaatkan media diantaranya media powerpoint yang di akui di
dapat dari internet yang belum bisa di pertanggung jawabkan kebenarannya. Media yang di dapat masih berupa penjelasan dan gambar-gambar diam yang
dianggap kurang menarik dan kurang jelas. Proses pembutannya juga belum jelas apakah sesuai dengan langkah-langkah pembuatan media yang diungkapkan
oleh Arief sadiman,dkk atau teori para ilmuan lainnya.
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian Research and Development. Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi : identifikasi masalah dan potensi,
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji keefektifan, sehingga diketahui apakah hasil media flash lebih efektif dari media
powerpoint. Uji keefektifan produk menggunakan metode eksperimen dengan membandingkan antara kelas kontrol (menggunakan powerpoint) dengan kelas
eksperimen (menggunakan animasi flash). Metode ini bertujuan untuk mengetahu keefektifan animasi flash dengan powerpoint dalam pembelajaran biologi
kelas VII di SMP Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2012/2013.
Hasil penelitian menunjukan perbandingan nilai rata-rata kelompok kontrol (menggunakan powerpoint) sebesar 76,88 dan nilai rata-rata kelompok eksperimen
(menggunakan animasi flash) sebesar 82,81. Terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan media animasi flash dibandingkan
dengan media powerpoint. Maka media pembelajaran animasi flash lebih efektif jika diterapkan pada mata pelajaran Biologi khususnya pokok bahasan
pencemaran udara pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Semarang Tahun 2012/2013.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dengan macromedia flash berbasis animasi, sesuai dan efektif
diterapkan pada mata pelajaran Biologi pokok bahasan pencemaran udara kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Semarang. Berdasarkan simpulan di atas, maka
disarankan bahwa guru dalam menyampaikan materi sebaiknya menggunakan media animasi flash fasilitas proyektor yang tersedia dapat bermanfaat secara
efektif. Selain itu proses pembelajaran juga akan lebih menarik,efektif dan efesien.
________________
Keywords:
effectiveness between flas
animation media with
powerpoint , biology lesson
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
Based on initial observations on the subjects of biology class VII in SMP Negeri 1 Semarang visible teaching and learning activities are still centered on the teacher ( teacher
centered ) . Teachers still use the lecture method and only a few teachers are utilizing computer -based media . Though almost all classrooms are equipped with a projector . Some
teachers who are using the media such as media powerpoint that can be recognized in from the internet that can not be accounted in the truth . Media that can still be an
explanation and still images are considered to be less attractive and less obvious . Pembutannya process is also not clear whether in accordance with the steps to create media that
expressed by Arief Sadiman , colleagues or other scientists theories .
This study uses the research procedures Research and Development . The steps in this research include : identification of problems and potential , data collection , product design ,
design validation , design revisions , test effectiveness , making it known whether the results of the flash media is more effective than media powerpoint . Test the effectiveness of the
product using the experimental method by comparing the control class ( using powerpoint ) with the experimental class ( using flash animation ) . The aim of this method
determines the effectiveness of a flash animation with powerpoint in biology learning class VII SMP Negeri 1 Semarang in the academic year 2012/2013 .
The results showed the average value comparison control group ( using powerpoint ) at 76.88 and the average value of the experimental group ( using flash animation ) of 82.81 .
There is a difference between learning learning outcomes using flash animation media compared to media powerpoint . So learning media flash animation more effective if
applied to subjects especially Biology subject of air pollution in the 2nd half of class VII students of SMP Negeri 1 Semarang Year 2012/2013 .
Based on the results of this study concluded that media -based learning with macromedia flash animation , appropriate and effectively applied to the subjects of Biology subject of
air pollution class 2 semesters VII SMP Negeri 1 Semarang . Based on the above conclusions , it is recommended that teachers should present material using flash animation
media projectors available facilities can benefit effectively . In addition , the learning process will also be more attractive , effective and efficient .
© 2013 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: [email protected]
ISSN 2252-6447
1
Slamet Rahayu dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1)
(2012)
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi,
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru (Azhar Arsyad, 2011:15)
Inti dari penggunaan sebuah media adalah
sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan
informasi atau pesan antara pemeberi dan penerima.
Dengan penggunaan atau pemilihan media yang
tepat, maka informasi maupun pesan yang
disampaikan oleh pemberi pesan dapat mudah
diterima oleh penerima pesan. Begitu pula ketika
proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan
menggunakan media, maka informasi yang
disampaikan oleh guru sebagai penyampai pesan di
kelas, dapat diterima dengan jelas oleh siswa sebagai
pesan di kelas.
Pemanfaatan media yang baik dan memadai,
diharapkan dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat peserta didik sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
bersemangat. Tanpa adanya media, dimungkinkan
akan sering terjadinya verbalisme. Namun dengan
adanya media kemungkinan terjadinya verbalisme
dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Dengan
berkurang atau hilangnya unsur verbalisme
diharapkan siswa akan diberikan pengertian dan
konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti,
serta memberi pengalaman menyeluruh yang
akhirnya akan memberikan pengertian yang konkret.
Pemanfaatan media dalam pendidikan sudah
sejak lama diterapkan, namun dengan seiring
perkembangan
ilmu
dan
teknologi,
media
pemebelajaran juga mengalami perkembangan.
Penyebab terjadinya perkembangan itu karena setiap
media pembelajaran pasti memiliki kelemahan.
Kelemahan tersebut mendorong pemikiran tentang
pentingnya penemuan dan pemanfaatan media baru
guna menyempurnakan media sebelumnya dan juga
untuk menunjang proses pembelajaran dimasa kini
dan yang akan datang.
Salah satu contoh dari pesatnya perkembangan
teknologi sekarang ini adalah semakin meningkatnya
perkembangan komputer yang semakin murah dan
semakin canggih. Berbagai disiplin ilmu telah banyak
memanfaatkan teknologi komputer sebagai media
termasuk pula dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran. Berbagai macam program komputer
yang ditawarkan sebagai sarana media, diantaranya
PowerPoint, Authoware, Flash dan sebagainya.
Salah satu penyebab siswa sulit memahami
mata pelajaran biologi adalah proses belajar di
sekolah yang kurang efektif dari guru, sebab guru
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang mendasar dalam
dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk
meningkatkan proses belajar sehingga memperoleh
hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak hanya
dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi
makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja.
Pendidikan sebagai salah satu instrument utama
pengembangan sumber daya manusia dengan multi
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh
karena itu penyelenggaraan pendidikan menghendaki
perencanaan dan pelaksanaan yang matang agar hasil
yang diharapkan tercapai dengan maksimal.
Kualitas dan mutu pendidikan dasar selalu
dituntut untuk menjadi lebih baik karena perubahan
zaman yang terjadi baik secara nasional maupun
global. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan
dalam
pemanfaatan
hasil-hasil
teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat-alatyang dapat
disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup
kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman (Azhar Arsyad,
2011:2)
Adanya sebuah paradigma yang berkembang
di masyarakat bahwa proses belajar itu identik dengan
buku dan menulis, secara tidak langsung telah
mematikan kreatifitas tenaga pendidik kita selama ini
untuk mengeksplorasikan system pembelajaran yang
dinamis dan efektif. Sehingga banyak keluhan yang
disampaikan berbagai pihak bahwa sistem pengajaran
di sekolah menengah lebih menekankan sistem
komunikasi satu arah (ceramah) dalam kelas adalah
sistem pengajaran yang terlalu membosankan dan
monoton. Salah satu penyeabab kurangnya kiat guru
untuk membangun sebuah hubungan interaktif dalam
proses belajar mengajar adalah karena kurangnya
pengetahuan guru tentang pengembangan dan
kegunaan media pembelajaran alternatif.
Pada proses belajar mengajar, dua unsur yang
sangat penting adalah metode mengajar dan media
pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan
sehingga pemilihan salah satu metode mengajar
tertentu
akan
mempengaruhi
jenis
media
pembelajaran yang dianggap sesuai. Selain itu masih
banyak aspek yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain yaitu tujuan pengajaran, jenis
tugas, dan respon yang diharapkan dapat dikuasai
siswa setelah pengajaran berlangsung. Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi
2
Slamet Rahayu dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1)
(2012)
guru dalam memberikan pembelajaran menggunakan
media yang paspasan sebagai sarana untuk
memperjelas proses pembelajaran. Adapun media
yang biasa dipakai hanyalah PowerPoint yang masih
dianggap kurang menarik karena sebagian besar
hanya berisikan tulisan dan gambar.
Sebagai alasan para guru memberikan mata
pelajaran biologi secara cepat dan tidak menggunakan
media adalah dikarenakan sedikitnya alokasi waktu
yang tersedia. Jika dibandingkan dengan mata
pelajaran lain seperti bahasa inggris, mate-matika dan
lain-lain, akibatnya guru mengajar dengan lebih cepat
agar target dalam program semester dapat terpenuhi.
Kondisi seperti ini akan mengakibatkan nilai mata
pelajaran biologi akan lebih rendah dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lainnya.
Media interaktif adalah salah satu media yang
menarik siswa dan dapat digunakan sebagai media
yang membantu proses pembelajaran biologi dengan
atau tanpa adanya seorang guru. Jadi dengan media
interaktif, maka siswa dapat lebih banyak belajar saat
berada dirumah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
jam sekolah yang selama ini masih dianggap kurang.
Salah satu aplikasi pembuat media interaktif adalah
program animasi Flash. Program animasi Flash
merupakan sebuah program aplikasi pembuat animasi
yang dapat dikombinasikan dengan file-file berformat
MP3, MPEG, GIF dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
penulis terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1
Semarang selama melakukan kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL), ditemukan bahwa
media pembelajaran masih kurang di manfaatkan
secara optimal. Padahal media pembelajaran dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan isi
materi pelajaran agar lebih jelas dan mudah
dipahami siswa. Sehingga guru tidak perlu lagi
menyampaikan seluruh materi pelajaran melalui
ceramah,
tetapi guru bertugas sebagai fasilitator
dalam memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa. Guru perlu meningkatkan
penggunaan media pembelajaran sehingga akan
berpengaruh pada tercapainya tujuan pembelajaran.
Apabila melihat kondisi seperti ini, maka
pengembangan media
pembelajaran berbasis
Animasi Flash pada mata pelajaran biologi pokok
bahasan pencemaran udara kelas VII SMP Negeri 1
Semarang ini merupakan salah satu alternatif
pemecahan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Media yang berbasis Animasi Flash berupa
animasi proses pencemaran udara yang berupa proses
hujan asam, pemanasan global yang dikemas dengan
baik dapat menarik perhatian siswa dan diusahakan
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan
baik.
Dengan
adanya
media
pembelajaran
pencemaran udara berbasis Animasi Flash diharapkan
dapat membuat siswa lebih senang, tertarik terhadap
pelajaran Biologi.
Berdasarkan kajian latar belakang di atas maka
penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan
judul “Keefektifan Antara Media Animasi Flash
dengan Powerpoint dalam Pembelajaran Biologi Kelas
VII di SMP Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran
2012/2013”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1
Semarang, dan dilaksanakan mulai tanggal 14 s.d 25
Mei 2013. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas
VII H sebagai kelas kontrol dan kelas VII G sebagai
kelas eksperimen yang masing-masing kelas terdiri
atas 32 siswa. Penelitian menggunakan desain
eksperimen dengan rancangan post-test-only control
group. Variable penelitian dalam penelitian ini
mencakup keefektifan antara media animasi flash dan
powerpoint yang mencakup 2 aspek, yaitu tingkat
minat dan kemandirian belajar siswa), serta hasil
belajar kognitif.
Penelitian
ini
menggunakan
prosedur
penelitian Research and Development. Langkah-langkah
dalam penelitian ini meliputi : identifikasi masalah
dan potensi, pengumpulan data, desain produk,
validasi desain, revisi desain, uji keefektifan, sehingga
diketahui apakah hasil media flash lebih efektif dari
powerpoint.
media
Uji
keefektifan
produk
menggunakan
metode
eksperimen
dengan
membandingkan antara kelas kontrol (menggunakan
powerpoint) dengan kelas eksperimen (menggunakan
animasi flash). Metode ini bertujuan untuk mengetahu
keefektifan animasi flash dengan powerpoint dalam
pembelajaran biologi kelas VII di SMP Negeri 1
Semarang tahun ajaran 2012/2013.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini akan dibahas sebagai
berikut:
Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas
kontrol dapat dilihat pada Tabel4.3. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3
Slamet Rahayu dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1)
(2012)
Tabel 1 Deskripsi data hasil belajar setelah pembelajaran
N
Kelas
Eksperimen
32
Kelas
Kontrol
32
Rata-rata
82.81
76,88
Varians
Standar deviasi
Maksimal
Minimal
62,80
7,92
95
65
101,21
10,06
90
55
Sumber Variasi
tersebut pada indikator siswa bertanggung jawab
dalam bersikap dan kontinyu dalam belajar.
Indikator kemandirian belajar yang diamati
dalam penelitian ini adalah bertanggung jawab dalam
bersikap, aktif dalam belajar, mampu memecahkan
masalah, dan kontinyu dalam belajar. Untuk
menumbuhkan sikap tanggung jawab dan juga
disiplin, media animasiflash memuat tugas berupa
soal objektif yang dapat dilakukan secara berulangulang sebagai evalusi.
Berdasarkan analisis data hasil belajar kognitif
siswa, penerapan pembelajaran dengan menggunakan
media animasiflash dapat meningkatan hasil belajar
kognitif siswa. Hal ini dapat dilihat pada tingginya
hasil
skor posttest pada kelas eksperimen
dibandingkan dengan kelas control seperti disajikan
pada tabel 4.4. Pada kegiatan pembelajaran melalui
penerapan media animasi flas yang lebih mudah di
akses secara online dan powerpoint sedikit mengalami
kendala dalam hal ini. Bahan ajar disajikan samasama dengan media komputer sehingga kegiatan
proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan
dapat diakses berulang-ulang. Hal tersebut akan
membuat pengetahuan dan pemahaman siswa
meningkat. Kegiatan pembelajaran di rumah juga
menerapkan pembelajaran secara mandiri sehingga
meski tidak adanya guru tapi siswa tetap dapat belajar
secara interaktif. Kegiatan belajar secara interaktifakan
aktivitas
menciptakan
yang
berguna
untuk
membangkitkan respon.
Pada table 4.4 dapat dilihat hasil belajar post
test pada kelas eksperimen mendapat nilai tertinggi 95
dan terendah 65 dengaan nilai rata-rata kelas 82,81.
Sedangkan pada kelas kontrol nilai siswa tertinggi 90
dan terendah 55 dengan rata-rata kelas 76.88. Kedua
kelas telah memenuhi batas kelulusan sesuai dengan
uraian pada table 4.7. Setelah diuji normalitas, data
tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t-satu
pihak yaitu uji t pihak kanan. Uji t pihak kanan
dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil
belajar kognitif kelas eksperimen lebih baik dari ratarata hasil belajar kognitif kelas kontrol. Dari hasil
analisis Tabel 4.5 , diperoleh bahwa thitung sebesar 1,68
dan ttabel sebesar 2,5. Dari uji t tersebut, diketahui
bahwa thitung> ttabel, maka Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kognitif
kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil
belajar kognitif kelas kontrol. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
mendapat pembelajaran dengan media animasiflash
lebih baik dari pada siswa yang mendapat
pembelajaran dengan media powerpoint.
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dari 32 siswa
kelompok eksperimen rata-rata hasil belajar setelah
pembelajaran mencapai 82,81 sedangkan dari
kelompok kontrol mencapai 76,88. Hasil belajar
tertinggi kelompok eksperimen dapat mencapai 95
dan terendah 65. Sedangkan pada kelompok kontrol,
nilai tertinggi 90 dan terendah 55.
Hasil angket minat menunjukkan bahwa
perkembangan minat belajar siswa terkategori cukup.
Kategori cukup ini dikarenakan penarapan media
pembelajaran ini masih relative singkat yaitu hanya 2
kali pertemuan..Untuk menumbuhkan minat belajar
yang lebih tinggi perlu banyak waktu sehingga minat
belajar siswa tumbuh dari dalam dirinya.Meski kedua
kelas terbilang berkategori cukup namun disini kelas
eksperimen terlihat sedikit lebih unggul dengan
prosentase 77% untuk kelas eksperimen dan 70%
kelas kontrol.Masih banyak siswa menganggap
biologiadalah mata pelajaran yang sulit dipahami
karena selalu menggunakan kemampuan hafalan serta
tidak semua proses alam bisa dilihat dengan kasat
mata.Anggapan tersebut membuat mereka cenderung
enggan untuk belajar biologi. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ali (2009) bahwa seseorang yang
memiliki minat terhadap sesuatu ia akan merasakan
senang untuk melakukan tindakan-tindakan yang
berhubungan dengan sesuatu yang menarik minatnya,
namun sebaliknya seseorang yang tidak memiliki
minat terhadap sesuatu ia cenderung menghindari.
Berdasarkan
hasil
penelitian,
kegiatan
pembelajaran menggunakan media animasi flash
dapat mengembangkan kemandirian belajar siswa.
Hasil perkembangan tersebut terlihat lebih signifikan
pada kelas eksperimen yang menggunakan media
animasi flash dibandingan dengan kelas kontrol yang
menggunakan media powerpoint. Hal tersebut dapat
dilihat pada hasil angket kemandirian belajar siswa
pada tabel 4.3 dan grafik kemanrian siswa diagram
4.2 yang menunjukkan 75% pada kelas eksperimen
dan 63% kelas kontrol. Rendahnya kemandirian
4
Slamet Rahayu dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1)
(2012)
menunjukan bahwa nilai rata-rata kelompok kontrol
(menggunakan powerpoint) sebesar 76,88 dan nilai
rata-rata kelompok eksperimen (menggunakan
animasi flash) sebesar 82,81. Terdapat perbedaan hasil
belajar antara pembelajaran yang menggunakan
media animasi flash di bandingkan dengan media
powerpoint, jadi media pembelajaran animasi flash
llebih efektif jika di terapkan pada mata pelajaran
biologi khususnya pokok bahasan pencemaran udara
pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1
Semarang Tahun 2012/2013.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di
lakukan terhadap proses pembuatan media dan
keefektifan dua jenis media yang di gunakan dalam
pembelajaran biologi pokok bahasan Pencemaran
udara pada kelas VII di SMP Negeri 1 Semarang
maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
a.
Dalam proses pembuatan garis besar
pengembangan media harus melalui beberapa tahap
seperti yang dikemukakan arief sadiman dkk. Agar
dapat menyusun GBPM yang tepat sasaran maka
peneliti mencari informasi dengan angket kebutuhan
guru dan pengamatan secara langsung sehingga
GBPM yang di buat dapat sesuai dengan kebutuhan
dan harapannya media akan dapat di manfaatkan
seefektif mungkin.
b. Setelah GBPM tersusun dengan lengkap dan
jelas, barulah media dapat mulai di produksi. Dengan
adanya animasi flash pada pelajaran biologi pokok
bahasan pencemaran udara di kelas VII SMP Negeri
1 Semarang siswa dapat lebih memahami prosesproses pencemaran udara yang tidak mungkin di lihat
secara kasat mata pada kejadian sebenarnya di alam
sehingga sangat membantu dalam memahami materi
pencemaran udara.
c.
Dalam penerapannya pada kelas
eksperimen terlihat media animasi flash lebih unggul
di bandingkan kelas kontrol yang menggunakan
media powerpoin. Meski hasilnya tidak terlalu jauh
namun animasi flash memiliki beberapa keunggulan
diantaranya
ukurannya
lebih
kecil,
mudah
mengaksesnya dan mendapatkannya, dan gambar
animasi lebih mudah dipahami. Dari beberapa
kelebihan
tersebut
terlihat
hasil
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S. 2009. Upaya Guru dalam Meningkatkan
Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Akuntansi di SMA Al-Mas’udiyah Bandung.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Akuntansi,
3(1): 69-84
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang
mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito
Sudjana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Meretas Masa depan, 2011, Langkah-langkah
Pengembangan Media Pembelajaran
(http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/la
ngkah-langkah-pengembangan-media.html,
diakses pada 26 januari 2013 )
5
Download