IJCETS 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp KEEFEKTIFAN ANTARA MEDIA ANIMASI FLASH DENGAN POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Slamet Rahayu , Wardi, Suripto Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Diterima September 2013 Disetujui Agustus 2013 Dipublikasikan Oktober 2013 Berdasarkan hasil observasi awal pada mata pelajaran biologi kelas VII di SMP Negeri 1 semarang terlihat kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru masih menggunakan metode ceramah dan hanya beberapa guru saja yang memanfaatkan media berbasis komputer. Padahal hampir seluruh ruang kelas sudah dilengkapi proyektor. Beberapa guru yang sudah mulai memanfaatkan media diantaranya media powerpoint yang di akui di dapat dari internet yang belum bisa di pertanggung jawabkan kebenarannya. Media yang di dapat masih berupa penjelasan dan gambar-gambar diam yang dianggap kurang menarik dan kurang jelas. Proses pembutannya juga belum jelas apakah sesuai dengan langkah-langkah pembuatan media yang diungkapkan oleh Arief sadiman,dkk atau teori para ilmuan lainnya. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian Research and Development. Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi : identifikasi masalah dan potensi, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji keefektifan, sehingga diketahui apakah hasil media flash lebih efektif dari media powerpoint. Uji keefektifan produk menggunakan metode eksperimen dengan membandingkan antara kelas kontrol (menggunakan powerpoint) dengan kelas eksperimen (menggunakan animasi flash). Metode ini bertujuan untuk mengetahu keefektifan animasi flash dengan powerpoint dalam pembelajaran biologi kelas VII di SMP Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukan perbandingan nilai rata-rata kelompok kontrol (menggunakan powerpoint) sebesar 76,88 dan nilai rata-rata kelompok eksperimen (menggunakan animasi flash) sebesar 82,81. Terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan media animasi flash dibandingkan dengan media powerpoint. Maka media pembelajaran animasi flash lebih efektif jika diterapkan pada mata pelajaran Biologi khususnya pokok bahasan pencemaran udara pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Semarang Tahun 2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dengan macromedia flash berbasis animasi, sesuai dan efektif diterapkan pada mata pelajaran Biologi pokok bahasan pencemaran udara kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Semarang. Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan bahwa guru dalam menyampaikan materi sebaiknya menggunakan media animasi flash fasilitas proyektor yang tersedia dapat bermanfaat secara efektif. Selain itu proses pembelajaran juga akan lebih menarik,efektif dan efesien. ________________ Keywords: effectiveness between flas animation media with powerpoint , biology lesson ____________________ Abstract ___________________________________________________________________ Based on initial observations on the subjects of biology class VII in SMP Negeri 1 Semarang visible teaching and learning activities are still centered on the teacher ( teacher centered ) . Teachers still use the lecture method and only a few teachers are utilizing computer -based media . Though almost all classrooms are equipped with a projector . Some teachers who are using the media such as media powerpoint that can be recognized in from the internet that can not be accounted in the truth . Media that can still be an explanation and still images are considered to be less attractive and less obvious . Pembutannya process is also not clear whether in accordance with the steps to create media that expressed by Arief Sadiman , colleagues or other scientists theories . This study uses the research procedures Research and Development . The steps in this research include : identification of problems and potential , data collection , product design , design validation , design revisions , test effectiveness , making it known whether the results of the flash media is more effective than media powerpoint . Test the effectiveness of the product using the experimental method by comparing the control class ( using powerpoint ) with the experimental class ( using flash animation ) . The aim of this method determines the effectiveness of a flash animation with powerpoint in biology learning class VII SMP Negeri 1 Semarang in the academic year 2012/2013 . The results showed the average value comparison control group ( using powerpoint ) at 76.88 and the average value of the experimental group ( using flash animation ) of 82.81 . There is a difference between learning learning outcomes using flash animation media compared to media powerpoint . So learning media flash animation more effective if applied to subjects especially Biology subject of air pollution in the 2nd half of class VII students of SMP Negeri 1 Semarang Year 2012/2013 . Based on the results of this study concluded that media -based learning with macromedia flash animation , appropriate and effectively applied to the subjects of Biology subject of air pollution class 2 semesters VII SMP Negeri 1 Semarang . Based on the above conclusions , it is recommended that teachers should present material using flash animation media projectors available facilities can benefit effectively . In addition , the learning process will also be more attractive , effective and efficient . © 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] ISSN 2252-6447 1 Slamet Rahayu dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2012) utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2011:15) Inti dari penggunaan sebuah media adalah sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan informasi atau pesan antara pemeberi dan penerima. Dengan penggunaan atau pemilihan media yang tepat, maka informasi maupun pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan dapat mudah diterima oleh penerima pesan. Begitu pula ketika proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan media, maka informasi yang disampaikan oleh guru sebagai penyampai pesan di kelas, dapat diterima dengan jelas oleh siswa sebagai pesan di kelas. Pemanfaatan media yang baik dan memadai, diharapkan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan bersemangat. Tanpa adanya media, dimungkinkan akan sering terjadinya verbalisme. Namun dengan adanya media kemungkinan terjadinya verbalisme dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Dengan berkurang atau hilangnya unsur verbalisme diharapkan siswa akan diberikan pengertian dan konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti, serta memberi pengalaman menyeluruh yang akhirnya akan memberikan pengertian yang konkret. Pemanfaatan media dalam pendidikan sudah sejak lama diterapkan, namun dengan seiring perkembangan ilmu dan teknologi, media pemebelajaran juga mengalami perkembangan. Penyebab terjadinya perkembangan itu karena setiap media pembelajaran pasti memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut mendorong pemikiran tentang pentingnya penemuan dan pemanfaatan media baru guna menyempurnakan media sebelumnya dan juga untuk menunjang proses pembelajaran dimasa kini dan yang akan datang. Salah satu contoh dari pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini adalah semakin meningkatnya perkembangan komputer yang semakin murah dan semakin canggih. Berbagai disiplin ilmu telah banyak memanfaatkan teknologi komputer sebagai media termasuk pula dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Berbagai macam program komputer yang ditawarkan sebagai sarana media, diantaranya PowerPoint, Authoware, Flash dan sebagainya. Salah satu penyebab siswa sulit memahami mata pelajaran biologi adalah proses belajar di sekolah yang kurang efektif dari guru, sebab guru PENDAHULUAN Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja. Pendidikan sebagai salah satu instrument utama pengembangan sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan menghendaki perencanaan dan pelaksanaan yang matang agar hasil yang diharapkan tercapai dengan maksimal. Kualitas dan mutu pendidikan dasar selalu dituntut untuk menjadi lebih baik karena perubahan zaman yang terjadi baik secara nasional maupun global. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alatyang dapat disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman (Azhar Arsyad, 2011:2) Adanya sebuah paradigma yang berkembang di masyarakat bahwa proses belajar itu identik dengan buku dan menulis, secara tidak langsung telah mematikan kreatifitas tenaga pendidik kita selama ini untuk mengeksplorasikan system pembelajaran yang dinamis dan efektif. Sehingga banyak keluhan yang disampaikan berbagai pihak bahwa sistem pengajaran di sekolah menengah lebih menekankan sistem komunikasi satu arah (ceramah) dalam kelas adalah sistem pengajaran yang terlalu membosankan dan monoton. Salah satu penyeabab kurangnya kiat guru untuk membangun sebuah hubungan interaktif dalam proses belajar mengajar adalah karena kurangnya pengetahuan guru tentang pengembangan dan kegunaan media pembelajaran alternatif. Pada proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan sehingga pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang dianggap sesuai. Selain itu masih banyak aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain yaitu tujuan pengajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah pengajaran berlangsung. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi 2 Slamet Rahayu dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2012) guru dalam memberikan pembelajaran menggunakan media yang paspasan sebagai sarana untuk memperjelas proses pembelajaran. Adapun media yang biasa dipakai hanyalah PowerPoint yang masih dianggap kurang menarik karena sebagian besar hanya berisikan tulisan dan gambar. Sebagai alasan para guru memberikan mata pelajaran biologi secara cepat dan tidak menggunakan media adalah dikarenakan sedikitnya alokasi waktu yang tersedia. Jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain seperti bahasa inggris, mate-matika dan lain-lain, akibatnya guru mengajar dengan lebih cepat agar target dalam program semester dapat terpenuhi. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan nilai mata pelajaran biologi akan lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Media interaktif adalah salah satu media yang menarik siswa dan dapat digunakan sebagai media yang membantu proses pembelajaran biologi dengan atau tanpa adanya seorang guru. Jadi dengan media interaktif, maka siswa dapat lebih banyak belajar saat berada dirumah sehingga dapat memenuhi kebutuhan jam sekolah yang selama ini masih dianggap kurang. Salah satu aplikasi pembuat media interaktif adalah program animasi Flash. Program animasi Flash merupakan sebuah program aplikasi pembuat animasi yang dapat dikombinasikan dengan file-file berformat MP3, MPEG, GIF dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Semarang selama melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), ditemukan bahwa media pembelajaran masih kurang di manfaatkan secara optimal. Padahal media pembelajaran dapat mempermudah guru dalam menyampaikan isi materi pelajaran agar lebih jelas dan mudah dipahami siswa. Sehingga guru tidak perlu lagi menyampaikan seluruh materi pelajaran melalui ceramah, tetapi guru bertugas sebagai fasilitator dalam memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Guru perlu meningkatkan penggunaan media pembelajaran sehingga akan berpengaruh pada tercapainya tujuan pembelajaran. Apabila melihat kondisi seperti ini, maka pengembangan media pembelajaran berbasis Animasi Flash pada mata pelajaran biologi pokok bahasan pencemaran udara kelas VII SMP Negeri 1 Semarang ini merupakan salah satu alternatif pemecahan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Media yang berbasis Animasi Flash berupa animasi proses pencemaran udara yang berupa proses hujan asam, pemanasan global yang dikemas dengan baik dapat menarik perhatian siswa dan diusahakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik. Dengan adanya media pembelajaran pencemaran udara berbasis Animasi Flash diharapkan dapat membuat siswa lebih senang, tertarik terhadap pelajaran Biologi. Berdasarkan kajian latar belakang di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Keefektifan Antara Media Animasi Flash dengan Powerpoint dalam Pembelajaran Biologi Kelas VII di SMP Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Semarang, dan dilaksanakan mulai tanggal 14 s.d 25 Mei 2013. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan kelas VII G sebagai kelas eksperimen yang masing-masing kelas terdiri atas 32 siswa. Penelitian menggunakan desain eksperimen dengan rancangan post-test-only control group. Variable penelitian dalam penelitian ini mencakup keefektifan antara media animasi flash dan powerpoint yang mencakup 2 aspek, yaitu tingkat minat dan kemandirian belajar siswa), serta hasil belajar kognitif. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian Research and Development. Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi : identifikasi masalah dan potensi, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji keefektifan, sehingga diketahui apakah hasil media flash lebih efektif dari powerpoint. media Uji keefektifan produk menggunakan metode eksperimen dengan membandingkan antara kelas kontrol (menggunakan powerpoint) dengan kelas eksperimen (menggunakan animasi flash). Metode ini bertujuan untuk mengetahu keefektifan animasi flash dengan powerpoint dalam pembelajaran biologi kelas VII di SMP Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2012/2013. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini akan dibahas sebagai berikut: Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel4.3. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 3 Slamet Rahayu dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2012) Tabel 1 Deskripsi data hasil belajar setelah pembelajaran N Kelas Eksperimen 32 Kelas Kontrol 32 Rata-rata 82.81 76,88 Varians Standar deviasi Maksimal Minimal 62,80 7,92 95 65 101,21 10,06 90 55 Sumber Variasi tersebut pada indikator siswa bertanggung jawab dalam bersikap dan kontinyu dalam belajar. Indikator kemandirian belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah bertanggung jawab dalam bersikap, aktif dalam belajar, mampu memecahkan masalah, dan kontinyu dalam belajar. Untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan juga disiplin, media animasiflash memuat tugas berupa soal objektif yang dapat dilakukan secara berulangulang sebagai evalusi. Berdasarkan analisis data hasil belajar kognitif siswa, penerapan pembelajaran dengan menggunakan media animasiflash dapat meningkatan hasil belajar kognitif siswa. Hal ini dapat dilihat pada tingginya hasil skor posttest pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas control seperti disajikan pada tabel 4.4. Pada kegiatan pembelajaran melalui penerapan media animasi flas yang lebih mudah di akses secara online dan powerpoint sedikit mengalami kendala dalam hal ini. Bahan ajar disajikan samasama dengan media komputer sehingga kegiatan proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan dapat diakses berulang-ulang. Hal tersebut akan membuat pengetahuan dan pemahaman siswa meningkat. Kegiatan pembelajaran di rumah juga menerapkan pembelajaran secara mandiri sehingga meski tidak adanya guru tapi siswa tetap dapat belajar secara interaktif. Kegiatan belajar secara interaktifakan aktivitas menciptakan yang berguna untuk membangkitkan respon. Pada table 4.4 dapat dilihat hasil belajar post test pada kelas eksperimen mendapat nilai tertinggi 95 dan terendah 65 dengaan nilai rata-rata kelas 82,81. Sedangkan pada kelas kontrol nilai siswa tertinggi 90 dan terendah 55 dengan rata-rata kelas 76.88. Kedua kelas telah memenuhi batas kelulusan sesuai dengan uraian pada table 4.7. Setelah diuji normalitas, data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t-satu pihak yaitu uji t pihak kanan. Uji t pihak kanan dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih baik dari ratarata hasil belajar kognitif kelas kontrol. Dari hasil analisis Tabel 4.5 , diperoleh bahwa thitung sebesar 1,68 dan ttabel sebesar 2,5. Dari uji t tersebut, diketahui bahwa thitung> ttabel, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar kognitif kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan media animasiflash lebih baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran dengan media powerpoint. Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dari 32 siswa kelompok eksperimen rata-rata hasil belajar setelah pembelajaran mencapai 82,81 sedangkan dari kelompok kontrol mencapai 76,88. Hasil belajar tertinggi kelompok eksperimen dapat mencapai 95 dan terendah 65. Sedangkan pada kelompok kontrol, nilai tertinggi 90 dan terendah 55. Hasil angket minat menunjukkan bahwa perkembangan minat belajar siswa terkategori cukup. Kategori cukup ini dikarenakan penarapan media pembelajaran ini masih relative singkat yaitu hanya 2 kali pertemuan..Untuk menumbuhkan minat belajar yang lebih tinggi perlu banyak waktu sehingga minat belajar siswa tumbuh dari dalam dirinya.Meski kedua kelas terbilang berkategori cukup namun disini kelas eksperimen terlihat sedikit lebih unggul dengan prosentase 77% untuk kelas eksperimen dan 70% kelas kontrol.Masih banyak siswa menganggap biologiadalah mata pelajaran yang sulit dipahami karena selalu menggunakan kemampuan hafalan serta tidak semua proses alam bisa dilihat dengan kasat mata.Anggapan tersebut membuat mereka cenderung enggan untuk belajar biologi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali (2009) bahwa seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu ia akan merasakan senang untuk melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan sesuatu yang menarik minatnya, namun sebaliknya seseorang yang tidak memiliki minat terhadap sesuatu ia cenderung menghindari. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran menggunakan media animasi flash dapat mengembangkan kemandirian belajar siswa. Hasil perkembangan tersebut terlihat lebih signifikan pada kelas eksperimen yang menggunakan media animasi flash dibandingan dengan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil angket kemandirian belajar siswa pada tabel 4.3 dan grafik kemanrian siswa diagram 4.2 yang menunjukkan 75% pada kelas eksperimen dan 63% kelas kontrol. Rendahnya kemandirian 4 Slamet Rahayu dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2012) menunjukan bahwa nilai rata-rata kelompok kontrol (menggunakan powerpoint) sebesar 76,88 dan nilai rata-rata kelompok eksperimen (menggunakan animasi flash) sebesar 82,81. Terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan media animasi flash di bandingkan dengan media powerpoint, jadi media pembelajaran animasi flash llebih efektif jika di terapkan pada mata pelajaran biologi khususnya pokok bahasan pencemaran udara pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Semarang Tahun 2012/2013. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan terhadap proses pembuatan media dan keefektifan dua jenis media yang di gunakan dalam pembelajaran biologi pokok bahasan Pencemaran udara pada kelas VII di SMP Negeri 1 Semarang maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam proses pembuatan garis besar pengembangan media harus melalui beberapa tahap seperti yang dikemukakan arief sadiman dkk. Agar dapat menyusun GBPM yang tepat sasaran maka peneliti mencari informasi dengan angket kebutuhan guru dan pengamatan secara langsung sehingga GBPM yang di buat dapat sesuai dengan kebutuhan dan harapannya media akan dapat di manfaatkan seefektif mungkin. b. Setelah GBPM tersusun dengan lengkap dan jelas, barulah media dapat mulai di produksi. Dengan adanya animasi flash pada pelajaran biologi pokok bahasan pencemaran udara di kelas VII SMP Negeri 1 Semarang siswa dapat lebih memahami prosesproses pencemaran udara yang tidak mungkin di lihat secara kasat mata pada kejadian sebenarnya di alam sehingga sangat membantu dalam memahami materi pencemaran udara. c. Dalam penerapannya pada kelas eksperimen terlihat media animasi flash lebih unggul di bandingkan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoin. Meski hasilnya tidak terlalu jauh namun animasi flash memiliki beberapa keunggulan diantaranya ukurannya lebih kecil, mudah mengaksesnya dan mendapatkannya, dan gambar animasi lebih mudah dipahami. Dari beberapa kelebihan tersebut terlihat hasil penelitian DAFTAR PUSTAKA Ali, S. 2009. Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Al-Mas’udiyah Bandung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Akuntansi, 3(1): 69-84 Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Sudjana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Meretas Masa depan, 2011, Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran (http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/la ngkah-langkah-pengembangan-media.html, diakses pada 26 januari 2013 ) 5