Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah (Ayi Chanja Wamala) 1 IMPLEMENTASI LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI THE IMPLEMENTATION OF SCHOOL-BASED STUDY LESSON TO IMPROVE THE RESULTS OF THE STUDY OF ACCOUNTING Oleh: Ayi Chanja Wamala Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Sukirno Staf Pengajar Jurusan P. Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi 2 SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 melalui Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah. Penelitian ini merupakan Penelitian Lesson Study yang dilaksanakan selama dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian, skor rata-rata hasil belajar kognitif siswa meningkat siklus I sebesar 74,31% menjadi 84,70% pada siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil pre test sebesar 50,67% meningkat menjadi 69,7% pada post test. Pada siklus II nilai rata-rata hasi pre test sebesar 65,4% meningkat menjadi 78,14% pada post test. Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat pada pre test siklus I sebesar 5,88% meningkat menjadi 58,85% pada post test. Ketuntasan hasil belajar pada pre test siklus II sebesar 29,41% meningkat menjadi 88,23% pada post test. Peningkatan hasil belajar ranah afektif kategori sikap pada siklus I sebesar 74,31% meningkat menjadi 88,23% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar psikomotorik pada siklus I sebesar 75,12% meningkat menjadi 88,03% pada siklus II. Kata Kunci: Hasil Belajar Akuntansi, Lesson Study Berbasis Sekolah Abstract This research aims to improve the learning results of accounting the students of class X Accounting 2 SMK YPKK 1 Sleman academic year 2015/2016 through the implementation of Schoolbased Study Lesson.This research is a Research Lesson Study which was carried out during two cycles. Based on the results of the research an average score of cognitive learning results students increased from 74.31% in cycle I to 84.70% in cycle II. On the cycle I, pre-test average value results 50.67% increase to 69.7% on post-test. In cycle II, the pre-test average value results 65.4% increase to 78.14% on post-test. The completeness results of student learning in pre-test cycle I of 5.88% increased to 58.85% on post-test. The completeness results of student learning in pre-test cycle II of 29.41% increased to 88.23% on post-test. Improvement of the learning outcome of the affective domain attitude categories on cycle I of 74.31% increase to 88.23% in cycle II. Improvement of the learning results of psychomotor on cycle I of 75.12% increase to 88.03% in cycle II. Keywords: Results of Studying Accounting, School-Based Study Lesson membentuk watak serta peradaban yang PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Sistem bermartabat dalam rangka mencerdaskan Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 : kehidupan Pendidikan berfungsi berkembangnya potensi peserta didik agar dan menjadi manusia yang beriman, bertaqwa mengembangkan Nasional kemampuan bangsa, tujuan untuk 2 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 6 Tahun 2016 kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak Oleh karena itu, hasil belajar peserta didik mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri berfungsi sebagai salah satu indikator dari dan menjadi warga Negara yang demokrasi keberhasilan dan bertanggungjawab. banyak aspek seperti tingkat keterampilan, Tujuan Pendidikan Nasional menurut pasal 3 undang-undang pendidikan yang meliputi sikap, budi pekerti, dan lain sebagainya. di atas, yaitu Benyamin Bloom membagi hasil belajar “…untuk berkembangnya potensi peserta menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, didik agar menjadi manusia yang beriman ranah afektif, dan ranah psikomotor (Nana dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, Sudjana, 2006: 22). berakhlak mulia, cakap, Setiap siswa mengalami pengalaman kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara belajar secara bersama di kelas, akan tetapi yang demokratis dan bertanggung jawab.” keberhasilan siswa dalam belajar tidak sama. Potensi siswa tersebut dapat ditempuh Menurut Ngalim Purwanto (2007: 102-107) melalui kegiatan belajar baik di sekolah, perbedaan keberhasilan tersebut dipengaruhi lingkungan sosial, maupun keluarga. oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal Potensi sehat,berilmu, siswa setelah dan faktor eksternal. Faktor internal adalah melalui pengalaman belajar di sekolah faktor dari dalam diri individu sendiri dari melalui penilaian. Menurut Nana Sudjana ( faktor fisiologis yaitu kondisi fisik dan faktor 2006: 22), penilaian berfungsi sebagai alat psikologis yang meliputi motivasi, sikap, untuk mengetahui keberhasilan proses dan kemandirian, kebiasaan, dan sebagainya. hasil belajar siswa. Proses merupakan Faktor ekternal yaitu faktor yang berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik luar individu terdiri dari faktor lingkungan dalam pembelajaran, dan faktor instrumental. Faktor lingkungan merupakan berkaitan dengan alam dan sosial sedangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh faktor instrumental meliputi kurikulum, siswa setelah melalui pengalaman belajar. bahan Penilaian peserta didik digunakan juga untuk pembelajaran, mengetahui penguasaan kompetensi yang manajemen sekolah. mencapai sedangkan diajarkan hasil oleh diketahui tujuan belajar guru, kemajuan dan pelajaran, Faktor guru, dan sarana, media administrasi serta instrumental dengan perkembangan hasil belajar peserta didik berhubungan sesuai dengan potensi yan dimiliki, sekaligus diantaranya sebagai umpan balik kepada guru guna Hamalik (2011: 16) berpendapat bahwa, menyempurnakan perencanaan dan proses “Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran pembelajaran (Mimin Haryati, 2007: 13). yang harus ditempuh dan dipelajari oleh adalah hasil yang kurikulum. belajar Oemar Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah (Ayi Chanja Wamala) 3 siswa untuk memperoleh sejumlah Di SMK YPKK 1 Sleman forum guru pengetahuan.” Oleh karena itu, kurikulum akuntansi belum berjalan dengan efektif dan berperan sebagai rencana pembelajaran, kurang berkembang hal ini dikarenakan karena merupakan suatu program pendidikan kesibukan dari para guru itu sendiri ataupun yang disediakan untuk membelajarkan siswa. tidak adanya perhatian dari pihak sekolah Kurikulum terdiri dari beberapa komponen untuk melakukan supervise pada proses yang saling berkaitan meliputi tujuan, bahan pembelajaran ataupun mengajar guru. Oleh ajar, strategi atau model mengajar, media, karena itu diperlukan upaya lain yaitu dan evaluasi pengajaran (Nana Syaodih kegiatan pelatihan guru berbasis sekolah 2009: 102-112). Oleh karena itu keberhasilan yang dinamakan dengan lesson study. Lesson dalam pencapaian setiap komponen tersebut Study merupakan kolaboratif antara guru akan dalam menyusun rencana pembelajaran mempengaruhi pembelajaran. Hasil keberhasilan Belajar Akuntansi beserta research lesson nya, pelaksanaan merupakan hasil belajar yang telah dicapai KBM di kelas yang disertai observasi dan pada yang refleksi. Dengan Lesson Study para guru ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang dapat leluasa meningkatkan kinerja dan diberikan oleh guru akuntansi. Pentingnya keprofesionalannya yang akhirnya dapat mengetahui Hasil Belajar siswa disekolah meningkatkan adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan menghasilkan siswa yang berkualitas tinggi. dan pemahaman materi Akuntansi yang telah Konsep dan praktik Lesson Study pertama diajarkan oleh guru. Hasil belajar siswa baik dikembangkan oleh para guru pendidikan dapat menjadi indikator bahwa dirinya dasar mempunyai kemampuan dan keterampilan Jepangnya disebut dengan istilah kenkyu dalam bidang akuntansi sebaliknya hasil jugyo. Makoto Yoshida, orang yang di belajar siswa buruk dapat menjadi indikator anggap berjasa besar dalam mengembangkan bahwa dirinya belum mampu dan terampil kenkyu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam bidang akuntansi. Berdasarkan hasil mengembangkan Lesson Study tampaknya pengamatan yang telah dilakukan oleh mulai diikuti pula oleh beberapa Negara lain, peneliti pada ulangan harian siswa, hasil termasuk di Amerika Serikat yang secara belajar akuntansi siswa kelas X AK 2 masih gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh rendah belum Catherine Lewis yang telah melakukan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal penelitian tentang Lesson Study di Jepang (KKM) yaitu 75. sejak tahun 1993. mata pelajaran karena 60% Akuntansi siswanya di mutu jepang, pembelajaran yang dalam dan bahasa 4 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 6 Tahun 2016 Menurut Makoto Yoshida, Lesson Sekolah untuk meningkatkan hasil belajar Study adalah proses pengembangan kegiatan akuntansi siswa kelas X AK2 di SMK YPKK inti 1 yang dipraktikkan guru secara berkelanjutan agar dapat memperbaiki mutu Sleman Yogyakarta Tahun ajaran 2015/2016.” pengalaman belajar siswa dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Slamet Mulyana (2007) METODE PENELITIAN memberikan Penelitian ini berupa merupakan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah penelitian satu model pembinaan profesi pendidik Dilaksanakan di kelas X Akuntansi 2 SMK melalui pengkajian pembelajaran secara YPKK 1 Sleman. Tahap yang dilakukan kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan meliputi pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual November - Desember 2015.Pelaksanaan learning untuk membangun komunitas. bulan Januari 2016. tahap Lesson jenis persiapan Study. pada bulan Terkait den penyelenggaraan Lesson Study, Subjek dalam penelitian ini adalah Slamet Mulyana mengetengahkan tentang seluruh siswa kelas X AK 2 SMK YPKK 1 dua tipe penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Sleman yang berjumlah 17 siswa sedangkan, Lesson Study Berbasis Sekolah dan Lesson yang menjadi Study Berbasis Study pelaksanaan pembelajaran akuntansi melalui Berbasis Sekolah dilaksanakan oleh semua Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah guru dari berbagai bidang studi dengan untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi kepala sekolah yang bersangkutan dengan siswa kelas X AK 2 SMK YPKK 1 Sleman. tujuan agar kualitas proses dan hasil Prosedur yang dilaksanakan selama pembelajaran dari semua mata pelajaran di siklus yang meliputi tahap perencanaan sekolah yang bersangkutan dapat lebih (Plan), Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See). ditingkatkan. Pengimplementasian Lesson Teknik pengumpulan data menggunakan Study diharapkan menjawab semua masalah teknik yang berkaitan dengan hal-hal yang telah observasi, dan catatan lapangan. MGMP. Lesson objek pengumpulan penelitian adalah data berupa dua tes, diuraikan di atas. Dengan Lesson Study Teknik analisis data ini menggunakan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar analisis data deskriptif. Dalam penelitian ini, siswa. data yang diperoleh dari tes, lembar Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas peneliti mencoba untuk melakukan penelitian “Implementasi Lesson observasi adalah data kuantitatif. a. Mengolah Nilai Hasil Belajar Kognitif, yang berjudul Skor Hasil Study Berbasis Psikomotor. Belajar Afektif dan Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah (Ayi Chanja Wamala) 5 1) Analisis Data Observasi Hasil Belajar Afektif dan Psikomotor. Diklat Produktif Akuntansi SMK Negeri 1 Depok tahun ajaran 2010/2011 mengalami 2) Analisis Tes Hasil Belajar Kognitif peningkatan, yaitu dari 72,20% pada Adapun rumus untuk menghitung observasi awal menjadi 86,51% di siklus I ketuntasan belajar adalah sebagai dan menjadi 88,45% di siklus II. Dalam berikut: penelitian tersebut memiliki persamaan π π₯ 100% ππ‘ πΎπ΅ = dengan penulis yaitu sama-sama meneliti menggunakan Di mana: Lesson Study Berbasis Sekolah sedangkan perbedaannya sekolah KB = ketuntasan belajar pada variabel Kemampuan Mengajar Guru T = jumlah siswa yang dan Hasil Belajar Akuntansi serta tempat memenuhi KKM (≥ 75,0) penelitian yang akan digunakan. Kedua, ππ‘ Fitriana (2011) dengan penelitian yang = jumlah siswa yang mengikuti tes (Trianto, 2011: 63-64) berjudul Implementasi Berbasis Sekolah Lesson untuk Study meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru dan Hasil 3) Menarik Kesimpulan Belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ajaran 2010/2011. menunjukkan bahwa Penelitian persentase ini skor Penelitian yang telah dilakukan telah ketuntasan Keterampilan Mengajar Guru membuktikan bahwa Implementasi Lesson Program Keahlian Akuntansi kelas X SMK Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun ajaran Akuntansi siswa dapat meningkatkan hasil 2010/2011 mengalami peningkatan yaitu dari belajar siswa. Hal ini sejalan dengan 53,67% pada observasi awal menjadi 70,66% penelitian-penelitian yang sudah dilakukan pada siklus I dan menjadi 84,15% pada siklus oleh Wiati Retno Setyoningtyas (2010) II. Hasil Belajar akuntansi siswa juga Implementasi Lesson Study Berbasis sekolah mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai untuk peningkatan Kompetensi Pedagogik rata-rata siswa adalah 7,01 dan siswa yang Guru Mata Diklat produktif Akuntansi di memperoleh nilai kurang dari 7,00 sebanyak SMK Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 19 siswa (70,37%). Pada siklus II nilai rata- 2010/2011. Dari hasil penelitian tersebut rata tes adalah 7,65 dan siswa yang menunjukkan skor memperoleh nilai kurang dari 7,00 sebanyak kelulusan Kompetensi Pedagogik guru Mata sebanyak 22 siswa (91,67%). Penelitian ini bahwa persentase 6 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 6 Tahun 2016 memiliki kesamaan pada model lesson study Berbasis Sekolah sedangkan perbedaannya adalah hasil belajar yang diteliti pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sedangkan di penelitian ini tidak dijelaskan hasil belajar pada ranah apa yang akan ditingkatkan. Ketiga, Vita Putri Aji (2013) dengan judul Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah N > 1 5,8 10 58, 75 8 82 N < 16 94, 7 41, 75 11 17 Juml 17 100 17 100 ah ,00 ,00 Rata -rata 50,67 69,70 Kela s Sumber: Data Primer yang Diolah 37,55 Belajar Maka dapat disimpulkan bahwa rata- Akuntansi Siswa Kelas X AK 4 SMK rata nilai siswa pada siklus I meningkat dari Muhammadiyah Wonosari Tahun Ajaran rata-rata pre testsebesar 50,67% menjadi 2012/2013. Penelitian ini menunjukkan 69,70% pada post test atau meningkat adanya peningkatan untuk skor aktivitas sebesar 19,03 (37,55%). Jika digunakan Belajar akuntansi siswa pada siklus I 68,92% dalam bentuk diagram, maka nilai rata-rata dan pada siklus II sebesar 85,69% , sehingga hasik belajar siswa siklus I adalah: untuk Meningkatkan Aktivitas Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus 1 terjadi peningkatan skor rata-rata aktivitas Belajar Akuntansi siswa untuk aktifitas kelas 80 sebesar 16,77% . skor rata-rata Aktivitas 60 Belajar Akuntansi Siswa untuk aktifitas per 40 individu pada siklus I sebesar 68,89% dan 20 pada siklus II sebesar 85,70% . penelitian ini memiliki kesamaan pada model Lesson Study 69,7 50,67 Nilai Ratarata 0 pre test post test Berbasis sekolah, perbedaanya adalah pada Gambar 1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I variable pengukurannnya yaitu aktivitas Selain itu, ketuntasan belajar siswa belajar akuntansi siswa. pada pre test dan post test siklus I dapat Hasil belajar ranah kognitif dapat dilihat dari nilai pre test dan post test siklus I dan siklus II. Hasil belajar kognitif siklus I. Tabel 1. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I Kate Pre Test gori Frek % Nilai uensi Post Test Frek % uensi Pening katan Ratarata Kelas dihitung sebagai berikut: Ketuntasan Belajar = π½π’πππβ π ππ π€π π¦πππ ππππππ’βπ πΎπΎπ π½π’πππβ π ππ π€π π¦πππ πππππππ’π‘π π‘ππ × 100 1 Ketuntasan Belajar Pre Test = 17 x 100% = 5,88% 1π Ketuntasan Belajar Post Test= 17 x 100% = 58,82% Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah (Ayi Chanja Wamala) 7 Ketuntasan belajar pre test siklus I Sumber: Data Primer yang Diolah menunjukkan menunjukkan bahwa ada 1 Maka dapat disimpulkan bahwa rata- siswa (5,88%) yang telah mencapai KKM. Sedangkan ketuntasan belajar post test siklus I terjadi peningkatan siswa yang telah mencapai KKM yaitu menjadi 10 orang (58,82%). Hal ini menunjukkan belum ada rata nilai siswa pada siklus II meningkat dari nilai rata-rata pre test sebesar 65,40% menjadi 78,14 pada post test atau meningkat sebesar 12,74 (19,50%). Jika minimal 75% dari jumlah siswa yang telah mencapai KKM. Jika digambarkan dengan bentuk diagram, maka ketuntasan hasil digambarkan dengan menggunakan diagram, maka nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus II adalah: belajar siswa siklus I adalah: Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus II 80 75 70 65 60 55 78,14 Nilai Ratarata 65,4 pre test post test Gambar 3. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II Gambar 2. Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I Hasil Belajar Kognitif siklus II dapat Tabel 2. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II N > 75 N < 75 Juml ah Rata -rata Kela s 5 Post Test Frek % uensi 29, 15 41 12 70, 2 58 17 100 17 ,00 65,40 78,14 pada pre test dan post test siklus II dapat dihitung sebagai berikut: ditampilkan pada tabel berikut: Kate Pre Test gori Frek % Nilai uensi Selain itu, ketuntasan belajar siswa Pening katan Ratarata Kelas 88, 23 11, 77 100 ,00 Ketuntasan Belajar π½π’πππβ π ππ π€π π¦πππ ππππππ’βπ πΎπΎπ π½π’πππβ π ππ π€π π¦πππ πππππππ’π‘π π‘ππ Ketuntasan Belajar Pre Test = = × 100 5 17 x 100% = 29,41% Ketuntasan Belajar Post Test= 15 17 x 100% = 88,23% Ketuntasan belajar pre test siklus II menunjukkan menunjukkan bahwa ada 5 siswa (29,41%) yang telah mencapai KKM. 19,50 % Sedangkan ketuntasan belajar post test siklus II terjadi peningkatan siswa yang telah 8 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 6 Tahun 2016 mencapai KKM yaitu menjadi 15 orang (88,23%). Hal ini menunjukkan bahwa ada Skor Rata-rata Aspek Afektif Siswa 74,31 minimal 75% dari jumlah siswa yang telah mencapai KKM dari jumlah siswa yang telah Tabel 4. Skor Aspek Psikomotor Siswa Siklus I Per Indikator mencapai KKM. Jika digambarkan dengan bentuk diagram, maka ketuntasan hasil belajar siswa siklus II adalah: Gambar 4. Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II Hasil Belajar Ranah afektif dan psikomotor pada siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3. Skor Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Kategori Sikap siswa Siklus I Per Indikator No. 1 2 3 4 5 Indikator Aspek Afektif (sikap) Siswa disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Siswa bersedia mengikuti pelajaran akuntansi dengan tekun Siswa menunjukkan sikap menghormati dan menghargai siswa dan guru Siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok Siswa mengerjakan tugas individu secara mandiri Skor Aspek Afektif 83,33% 58,82% 77,45% 75,49% 76,47% Indikator Aspek Psikomotor 1 Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan (mengemukakan pendapat atau mengajukan pertanyaan) 2 Kemampuan siswa berinteraksi dan berpartisipasi dalam berdiskusi 3 Kecepatan siswa dalam mengerjakan kuis yang diberikan guru 4 Kerapian hasil kuis sisea yang diberikan oleh guru 5 Kemampuan siswa menganalisis dan menyusun urutan penugasan yang diberikan oleh guru Skor Rata-Rata Aspek Psikomotor Siswa No. Skor Aspek Psikomotor 66,66% 77,45% 74,51% 79,41% 77,6% 75,12% Tabel 5. Skor Hasil Belajar Aspek Afektif Kategori Sikap Siklus II Per Indikator No Indikator Aspek Afektif (Sikap) 1 Siswa disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 2 Siswa bersedia mengikuti pelajaran akuntansi dengan tekun Skor Aspek Afektif 89,22% 85,29% Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah (Ayi Chanja Wamala) 9 Siswa menunjukkan sikap menghormati dan menghargai siswa dan guru 4 Siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok 5 Siswa mengerjakan tugas individu secara mandiri Skor Rata-Rata Aspek Afektif Siswa Untuk lebih jelasnya berikut ini 3 81,37 pada siklus I dan II. 86,27% No. Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan (mengemukakan pendapat atau mengajukan pertanyaan) 2 Kemampuan siswa berinteraksi dan berpartisipasi dalam berdiskusi 3 Kecepatan siswa dalam mengerjakan kuis yang diberikan guru 4 Kerapian hasil kuis sisea yang diberikan oleh guru 5 Kemampuan siswa menganalisis dan menyusun urutan penugasan yang diberikan oleh guru Skor Rata-Rata Aspek Psikomotor Siswa Tabel 7. Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Siklus I dan II 81,37% 84,70% Tabel 6. Skor Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotor Siswa Siklus II Per Indikator Indikator Aspek Psikomotor disajikan data Hasil Belajar Kognitif siswa Skor Aspek Psikomotor 1 Siklus ke- I II Nilai RataPeningkatan Rata Pre Post Test Test 50,67% 68,70% 18,03% 65,40% 78,14% 12,74% Peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa antara siklus I dan siklus II juga dapat dilihat pada diagram berikut ini: Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II 87,25% 100,00% 68,70% 50,67% 78,14% 65,40% 50,00% 89,22% 0,00% Siklus I Pre test 88,23% Siklus II Post test Gambar 5. Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siklus I dan II. Dari hasil data di atas, dapat diketahui 88,23% bahwa terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkannya Lesson 89,22% Study. Rata-rata hasil belajar siswa pada pre test siklus I sebesar 50,67% meningkat menjadi 68,70% pada post test . Pada siklus 88,03% II Rata-rata hasil belajar siswa pada pre test sebesar 65,40% meningkat menjadi 78,14% pada post test. Apabila kedua siklus dibandingkan maka peningkatan terbesar 10 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 6 Tahun 2016 pada siklus I. Perbandingan hasil belajar aspek afektif pada siklus I dan II dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 8. Perbandingan Skor Indikator Hasil Belajar Afektif Kategori Sikap Pada Siklus I dan II Indikator Siswa disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Siswa bersedia mengikuti pelajaran akuntansi dengan tekun Siswa menunjukkan sikap menghormati dan menghargai siswa dan guru Siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok Siswa mengerjakan tugas individu secara mandiri Skor Aspek Afektif Silus I 89,22% Siklus II 87,25% 85,29% 89,22% 81,37 88,23% Gambar 6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif kategori Sikap siklus I dan Siklus II. Gambar 7. Peningkatan Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus I dan Siklus II 86,27% 88,23% 81,37% 88,22% Perbandingan jika Tabel 9. Perbandingan Skor Indikator Hasil Belajar Aspek Psikomotor Pada Siklus I dan II Indikator Aspek Psikomotor ditampilkan dengan bentuk diagram sebagai berikut: Kemampuan siswa dalam mengkomunikasika n (mengemukakan pendapat atau mengajukan pertanyaan) Kemampuan siswa berinteraksi dan berpartisipasi dalam berdiskusi Skor Aspek Psikomoto r Siklus I Siklus II 66,66% 87,25 % 77,45% 89,22 % Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah (Ayi Chanja Wamala) 11 Kecepatan siswa 74,51% dalam mengerjakan kuis yang diberikan guru Kerapian hasil kuis 79,41% sisea yang diberikan oleh guru Kemampuan siswa 77,6% menganalisis dan menyusun urutan penugasan yang diberikan oleh guru 88,23 % observer. Berikut adalah dampak positif bagi guru dengan adanya Implementasi Lesson Study yang tampak dalam penelitian ini: 88,23 % a) Guru lebih termotivasi untuk melakukan persiapan mengajar dengan baik melalui 89,22 % perencanaan pembelajaran yang matang. b) Guru memikirkan dan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif dan bervariasi. Data tersebut telah membuktikan bahwa Implementasi Lesson Study dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Dengan adanya peningkatan hasil belajar melalu Implementasi Lesson Study, maka hipotesis tindakan dinyatakan telah terjawab. Instrumen tes pada siklus I dan siklus II dari segi konstruksi soal sudah menunjukkan kesetaraan yang seimbang antara kelompok pengetahuan (CI), Pemahaman (C2), dan Penerapan (C3). Selain itu, karakteristik dari Lesson Study yang mempunyai fokus utama c) Lesson Study memberikan peluang bagi guru untuk merefleksi dan membuat suatu inovatif dalam pembelajaran yang akan datang. d) Keterampilan guru dengan adanya Lesson Study semakin meningkat karena sesama guru akan sama-sama belajar dari proses suatu pembelajaran. e) Guru observer dengan adanya Lesson Study mendapatkan banyak pengetahuan dengan adanya materi yang diperoleh dari guru model. dalam pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa menjadi proses pembelajaran yang di rancang dengan cermat termasuk hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa, dengan adanya proses pembelajaran yang optimal maka dalam hasil belajar siswa pun akan optimal juga. Selain terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, implementasi Lesson Study dalam penelitian ini pada dasarnya memberikan dampak positif secara langsung bagi guru baik guru model maupun guru SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di bab IV, disimpulkan bahwa Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah dapat Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK 2 SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 yang dibuktikan dengan: a. Peningkatan hasil rata-rata hasil belajar kognitif melalui pre test dan post test. Pada siklus I nilai pre test sebesar 50,67 12 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 6 Tahun 2016 meningkat menjadi 69,7 pada post test yang diberikan atau meningkat sebesar 19,03 (37,55%). berkualitas. benar-benar Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar 4) Dalam pelaksanaan pembelajaran dan pada pre test sebesar 65,4 meningkat hasil siswa tidak sesuai dengan yang menjadi 78,14 pada post test atau ingin dicapai sebaiknya guru lebih meningkat meningkatkan cara menyampaikan sebesar 12,74 (19,50%). Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat materi pada pre test siklus I sebesar 5,88% memahami menjadi dipelajari 58,85% pada post test. agar siswa materi lebih yang sehingga bisa sedang proses Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat pembelajaran dan hasil belajar siswa pada pre test siklus II sebesar 29,41 % akan menjadi 88,23% pada post test. memusatkan perhatian lebih kepada lebih baik lagi, guru b. Peningkatan hasil belajar afektif kategori siswa yang membutuhkan perhatian sikap siswa mempunyai nilai rata-rata agar siswa tersebut lebih termotivasi pada siklus I sebesar 74,31% meningkat untuk belajar lebih baik lagi. menjadi 84,70% pada siklus II. b. Bagi Siswa c. Peningkatan hasil belajar psikomotor 1) Siswa diharapkan dapat memulai siswa pada siklus I sebesar 75.12% untuk menumbuhkan minat dan meningkat pada siklus II menjadi 88,03%. sikapnya dalam belajar akuntansi dan tidak menggantungkan kepada siswa lain. Saran a. Bagi Guru 2) Siswa 1) Guru dapat menerapkan Lesson Study diharapkan menumbuhkan pada dapat dalam diri dalam proses pembelajaran kedepan, masing-masing agar lebih aktif dalam agar kedepan tidak hanya saat mengajukan penelitian saja tetapi bisa diterapkan mengemukaan untuk guru yang lain. sedang berdiskusi. 2) Guru lebih inovatif dalam pertanyaan, pendapat ketika c. Bagi Peneliti Lain menggunakan metode pembelajaran 1) Hasil penelitian ini berfokus pada agar siswa tidak cepat merasa bosan. kondisi kelas dan tidak untuk masing- 3) Guru sebaiknya melakukan uji masing siswa di dalam kelas. Oleh kualitas tes terlebih dahulu sebelum karena itu untuk penelitian yang diberikan oleh siswa sehingga tes selanjutnya diharapkan dapat mewakilkan tidak hanya kondisi Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah (Ayi Chanja Wamala) 13 kelas saja akan tetapi individuindividu di dalam kelas. 2) Peneliti lain sebaiknya menggunakan tidak hanya pengumpulan data observasi saja untuk mengukur hasil belajar aspek afketif dan psikomotor sebaiknya juga disertakan aspek minat siswa, agar lebih bisa mengetahui banyaknya minat siswa terhadap pelajaran tersebut. DAFTAR PUSTAKA Mimin Haryati. (2007). Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.. Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. (2009). Pengembangan Kurikulum.: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. . (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara . (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Kelas (Classroom Action Research): Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.