JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi HM. Pudjihardjo DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN TUNTUTAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA Siti Sunrowiyati ANALISA PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Sandi Eka Suprajang PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN Rony Ika Setiawan PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI POP MIE Aris Sunandes PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR Iwan Setya Putra PERANCANGAN SISTEM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENGENDALIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG EFEKTIF Tedy Asprino LAPORAN DAN ANALISIS RASIO KEUANGAN [Vol 2, No. 2] Hal. 84 - 161 Desember 2010 Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813779 Email : [email protected] [STIE KESUMA NEGARA BLITAR] ISSN 2088-6268 Vol.2, No. 2, Desember 2010 ISSN 2088-6268 JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Daftar Isi: HM. Pudjihardjo DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN TUNTUTAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA (Hal. 84 - 93) Siti Sunrowiyati ANALISA PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LAPORAN KEUANGAN (Hal. 94 - 106) Sandi Eka Suprajang PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN (Hal. 107 - 115) Rony Ika Setiawan PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI POP MIE (Hal. 116 - 125) Aris Sunandes PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR (HAL. 126 - 132) Iwan Setya Putra Tedy Asprino PERANCANGAN SISTEM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENGENDALIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG EFEKTIF (HAL. 133 - 148) LAPORAN DAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Hal. 149 - 161) iii ANALISA PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Siti Sunrowiyati ABSTRAKSI: Metode penyusutan yang dipakai oleh suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan,baik itu dalam Laporan Laba Rugi maupun Neraca. Metode yang dipakai berbeda akan menghasilkan laba rugi yang berbeda dan posisi keuangan yang berbeda pula. Seringkali perusahaan belum menerapkan penilaian aktiva tetap dengan benar, karena masih belum mengertinya cara-cara penyusutan dan metode-metode yang dipakai. Seperti yang terjadi pada UD “Sumber Alam” Blitar yang belum menerapkan penyusutan aktiva tetap, sehingga akibatnya laporan keuangannya tidak menunjukkan yang sebenarnya. Untuk itu penulis memberikan masukan tentang penerapan penggunaan metode penyusutan aktiva tetap terhadap laporan keuangan “ Sumber Alam “ Blitar dengan menggunakan metode – metode antara lain: Metode Garis Lurus, dan Metode Jumlah Hasil Produksi. Dari hasil pengamatan dan perhitungan data dapat disimpulkan bahwa Perusahaan “Sumber Alam” Blitar mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari: Modal bertambah besar, dilihat dari tahun yang mengalami peningkatan dan Laba UD “ Sumber Alam “ meningkat, dilihat dari laporan rugi laba yang makin besar. Sebagai langkah terakhir maka penulis memberikan kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan aktiva tetap sangat penting bagi kelancaran suatu usaha dan agar tidak mengalami kesulitan keuangan maka laporan keuangan diperhatikan dan diawasi dengan baik. Kata kunci : Metode penyusutan, aktiva tetap, laporan keuangan. I. PENDAHULUAN Perkembangan perusahaan tentunya tidak lepas dari sistem pengelolaan perusahaan dalam mencapai tujuan – tujuan perusahaan. Pada perusahaan yang belum tumbuh besar, pengelolaan perusahaan dapat dilakukan langsung oleh pemilik perusahaan, karena transaksi yang terjadi dalam perusahaan belum terlalu banyak dan masih sederhana sehingga semua masih dapat dikuasainya, tetapi untuk perusahaan yang telah tumbuh besar dan transaksi yang terjadi menjadi lebih lebih kompleks, maka pemilik perusahaan tidak mampu lagi untuk menguasai jalannya perusahaan secara langsung, maka diperlukan pemisahan fungsi antara pemilik dan pengelola. Dengan adanya fungsi ini maka diperlukan suatu informasi tentang keadaan laporan keuangan. Laporan keuangan ini juga diperlukan oleh pihak pihak pengelola atau management dalam proses pengambilan keputusan dan pihak luar yang berkepentingan untuk mengetahui perkembangan dari perusahaan tersebut misalnya para pemegang saham, bank instansi pajak, dan sebagainya. Dalam pengelolaan dan penyajian informasi yang dibutuhkan tersebut, maka diperlukan peranan akuntansi. Laporan keuangan sebagai produk akhir dari proses akuntansi harus disajikan secara layak dalam arti sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan, hal ini berguna dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat. Salah satu komponen penting yang sering kurang tepat penyajiannya dalam Laporan Keuangan adalah mengenai aktiva tetap. Aktiva tetap mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil yang bergerak dalam bidang apapun karena diperlukan dalam menjalankan operasi perusahaan sehari – hari. Aktiva tetap biasanya juga menyangkut suatu dana yang penggunaannya relatif lama. Dengan demikian kesalahan atau ketidak – akuratan dalam memperlakukannya dalam laporan keuangan akan membawa dampak dan menyebabkan laporan keuangan yang disajikan menjadi tidak layak. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka aktiva tetap harus mendapat perlakuan yang memadai dari pihak managemen serta segala perlakuan akuntansi, sehingga aktiva tetap tersebut perhitungan dan penilaiannya sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan, yang merupakan dasar atau konsep yang menjadi pedoman dalam penilaian, mencatat, dan menyajikan harta, kewajiban, dan modal perusahaan dalam neraca serta menentukan biaya dan pendapatan dalam Laporan laba Rugi. 94 II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Aktiva Tetap Dalam pengertian sehari – hari, aktiva tetap diartikan sebagi harta yang dimiliki perusahaan. Sesungguhnya pengertian aktiva tetap tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi termasuk juga pegeluaran – pengeluaran yang belum dibebankan, biaya yang telah dikeluarkan akan tetapi manfaatnya baru akan dinikmati pada masa yang akan datang, juga merupakan kekayaan perusahaan yang tidak nampak wujudnya. Di dalam Standart Akuntansi Keuangan, aktiva tetap didefinisikan yaitu : “ Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan norml perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun“. ( PSAK,1995;16,2 ) Sedangkan Menurut Horngren, Harrison, Robison dan Secokusumo, 1997 ; 23 ” Aktiva Tetap yaitu aktiva yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan bentuk fisiknya memberikan kegunan dari aktiva tersebut “. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk dapat disebut dengan aktiva tetap, maka harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut: 1. Aktiva tersebut harus mempunyai wujud nyata yang tampak oleh mata. 2. Maksud perolehannya tidak untuk diperjual – belikan, melainkan untuk digunakan sebagaimana persediaan. Mungkin pada akhir ekonomisnya nanti atau secara tekhnis aktiva tersebut sudah tidak memenuhi syarat lagi, bisa saja aktiva tersebut dijual atau ditukar dengan aktiva yang baru, tetapi pendapatan dari hasil penjualan ini digolongkan sebagai penjualan lain – lain bukan penjualan produksi perusahaan. 3. Digunakan dalam rangka operasi perusahaan yang normal artinya aktiva tersebut digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya sehari – hari. 4. Mempunyai manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu periode akuntansi, artinya umur aktiva tersebut secara tekhnis dan ekonomis umurnya lebih dari satu tahun atau lebih dari satu periode akuntansi sehingga dikenakan beban penyusutan untuk mengalokasikan dana yang terserap di dalamnya. 5. Merupakan pengeluaran perusahaan dalam jumlah yang besar artinya untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut diperlukan pengorbanan yang cukup besar. B. Penyusutan Aktiva Tetap Proses untuk mengalokasikan harga perolehan dari tetap menjadi beban pada suatu periode dinamakan PENYUSUTAN. Proses ini ditujukan untuk memadukan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama jangka waktu pemakaian aktiva tetap tersebut. Tujuan utama dari akuntansi penyusutan adalah untuk menentukan berapa keuangan yang diperolehan perusahaan, sedangkan kegunaan lainnya untuk memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaiannya. Menurut Standart Akuntansi Keuangan,(2002;102) “ Penyusutan aktiva tetap yaitu alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi, penyusutan untuk periode langsung “. Sedangkan penyusutan menurut Zaki Baridwan edisi7 ,(2000 : 307) “ Penyusutan aktiva tetap adalah harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi “. Aktiva tetap yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai umur penggunaan yang terbatas dan harus disusutkan selama umur penggunaannya. Manfaat dari penggunaan aktiva tetap tersebut diterima secara bertahap pula. Tujuan diadakannya penyusutan ini adalah untuk mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap ke masing – masing periode akuntansi yang bersangkutan, dimana manfaat penggunaan aktiva tetap tersebut dirasakan. Perbandingan akuntansi penyusutan dengan apa yang bukan merupakan akuntansi penyusutan : 1. Penyusutan bukan merupakan proses penilaian. Perusahaan tidak mencatat penyusutan berdasarkan hasil penilaian kembali dari aktiva yang dimilikinya pada setiap akhir periode. Sebaliknya, perusahaan mengalokasi harga 95 perolehan aktiva tersebut selama masa kegunaannya berdasarkan suatu metode penyusutan tertentu. 2. Penyusutan tidak berarti perusahaan menyisihkan sejumlah kas menggantikan aktiva yang dipunyainya apabila aktiva tetap tersebut telah sepenuhnya disusutkan, menyisihkan dana kas untuk keperluan tersebut sepenuhnya tidak berhubungan dengan penyusutan. Akumulasi penyusutan adalah bagian nilai perolehan dari aktiva tetap yang telah dibebankan sebagai beban usaha. Akumulasi penyusutan tidak mencerminkan adanya pertumbuhan dalam uang kas perusahaan. C. Pengukuran Penyusutan Aktiva Tetap Untuk mengukur penyusutan dari suatu aktiva tetap, kita harus mengetahui: 1. Harga perolehan Adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli aktiva tersebut sampai aktiva itu dapat digunakan oleh perusahaan. 2. Perkiraan umur kegunaan Adalah periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tetap tersebut. Umur krgunaan biasanya ditetapkan dalam jumlah tahun, jumlah unit produksi dan ukuran – ukuran yang lain. 3. Perkiraaan nilai sisa ( Residu ) Adalah nilai kas yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut pada akhir masa kegunaannya. D. Metode – Metode Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagi metode yang dapat dikelompokkan menurut criteria sebagai berikut: 1. Berdasarkan waktu : a. Metode Garis Lurus ( straight – line method ) Metode ini adalah merupakan metode depresiasi yang paling sederhan dan banyak digunakan. Beban depresiasi untuk tiap periode jumlahnya selalu sama ( kecuali kalau ada penyesuaian ). Dalam metode ini perusahaan akan mencatat bahan penyusutan yang sama jumlahnya untuk setiap periode. Beban penyusutan setiap periode didapat dengan membagi harga perolehan yang dapat disusutkan dengan umur kegunaan dari aktiva tetap tersebut. Rumus: Depresiasi = HP - NS N Keterangan : HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa n = Taksiran umur kegunaan b. Metode Pembebanan yang menurun: 1) Metode Jumlah Angka Tahun ( sum-of-the-years-digit-method ) Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurangan ( reducing fraction ) yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi dengan nilai residu. Bagian pengurang ini dapat dihitung sebagai berikut: Pembilang : Bobot untuk tahun bersangkutan. Penyebut : Jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah angka bobot. Jika aktiva yang umur ekonomisnya terlalu panjang, maka penyebut (jumlah angka tahun ) bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut: Jumlah angka tahun = n ( (n + 1) 2 ) 96 Keterangan : n = umur ekonomis Sedangkan untuk menghitung penyusutan dengan rumus sebagai berikut: Rumus: Penyusutan jumlah angka tahun per tahun = Digit tahun terbesar pertama ( Harga perolehan – nilai sisa ) X jumlah digit tahun 2) Metode Saldo Menurun Ganda (declining / double-declining balancemethod ). Dalam metode ini, beban depresiasi periodik dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva. Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun. Tariff ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : T=1- n NS HP Keterangan : T = Tarif n = Umur ekonomis NS = Nilai residu HP = Harga perolehan 25 2. Berdasarkan penggunaan : a. Metode Jam – jasa ( service – hours method ) Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin – mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya ( full time ) dibandingkan dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya ( part time ). Dalam metode ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai ( digunakan ). Rumus : HP - NS Depresiasi per jam = n Keterangan : HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa n = Taksiran jam jasa b. Metode Jumlah Unit Produksi ( productive – output method ) Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi dalam hasil produsi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dihasilkan. Rumus: Depresiasi per unit HP - NS = n Keterangan : HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa n = Taksiran hasil produksi 97 3. Berdasarkan kriteria lainnya: a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok ( grup and composite method ) 1) Metode kelompok 2) Merupakan metode penyusutan dengan garis lurus yang ditetapkan terhadap sekelompok aktiva. Dengan anggapan bahwa aktiva tersebut dibeli dalam waktu yang sama dan mempunyai umur penggunaan yang sama pula 3) Metode penyusutan gabungan Hal ini terjadi apabila aktiva dibeli pada waktu yang sama tetapi tidak mempunyai umur penggunaan yang sama. b. Metode Anuitas Yaitu perhitungan penyusutan yang di dalamnya diperhitungkan bunga. Pendekatan yang dipakai yaitu : Depresiasi = c. HP- NS + Bunga Umur Sistem Persediaan Untuk menentukan besarnya depresiasi periodik yang dibebankan sebagai biaya dalam periode berjalan dilakukan dengan menilai aktiva tetap yang ada pada akhir periode. Kemudian dikurangi dengan harga perolehan yang ada sejak awal sampai akhir periode. Jumlah awal + Pembelian – Penjualan Sedangkan Metode dan tariff penyusutannya adalah sebagai berikut : 1) Untuk aktiva tetap golongan 1, 2, dan 3 perhitungan penyusutan menggunakan metode presentasi tetap dari nilai buku (Declining Balance ) Tarif penyusutannya adalah sebagai berikut : a) Untuk golongan 1 tarif penyusutannya 50 % b) Untuk golongan 2 tarif penyusutannya 25 % c) Untuk golongan 3 tarif penyusutannya 10 % 2) Untuk aktiva tetap golongan bangunan, penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Persentase penyusutan pertahun sebesar 5 %. Dasar penyusutan adalah harga perolehan. E. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi dan merupakan sumber informasi bagi pihak – pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan untuk mengetahui kondisi perusahaan, baik kekayaan, utang, permodalan, aktivitas dan perkembangan hasil operasinya. Standart akuntansi keuangan ( 2002 : 2 ) menyebutkan bahwa :“ laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : Neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”. Menurut Al. Haryono Yusuf ( 2001 : 21 ) “ Laporan keuangan yaitu laporan yang dihasilkan oleh proses akuntansi ipada periode tertentu dan laporan laba rugi yang menggambarkan usaha yang telah dicapai pada periode terentu. Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa laporan keuangan adalah daftar yang memuat ringkasan secara kuantitatif dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam satu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal serta Laporan Arus kas. 98 F. PEMBAHASAN Dalam operasinya UD Sumber Alam menngunakan berbagai macam aktiva tetap antara lain: 1. Tanah 2. Bangunan 3. Kendaraan 4. Investaris Kantor 5. Mesin dan Peralatan. a. Pengujian Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhatap Laporan Keuangan : 1. Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap a) Bangunan Aktiva bangunan perusahaan diperoleh dengan cara membangun sendiri dengan harga perolehan sebesar Rp 351.562.500,- sedangkan untuk sisa dari bangunan tersebut perusahaan menentukan kebijaksanan sebesar Rp 35.156.250,- dan umur ekonomisnya 10 tahun, bangunan tersebut dimulai digunakan tahun 1999 untuk depresiasinya tiap tahun dapat dihitung sebagi berikut : Depresiasi = = = Harga perolehan – nilai sisa Tafsiran umur ekonomis 351.562.500 - 35.156.250 10 31.640.625 Jika disusun dalam bentuk tabel maka perhitungan depresiasinya dan akumulasi depresiasinya dari bangunan di atas adalah sebagai berikut : Tabel 4 . 2 Perhitungan depresiasi bangunan Akhir tahun ke 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Depresiasi Akumulasi Depresiasi 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 31.640.625 Total Akumulasi Depresiasi 31.640.625 63.281.250 94.921.875 126.562.500 158.203.125 189.843.750 221.484.375 251.125.000 284.765.625 316.406.250 Nilai Buku 351.562.500 319.921.875 288.281.250 256.640.625 225.000.000 193.359.375 161.718.750 130.078.125 98.437.500 66.796.875 35.156.250 316.406.250 316.406.250 Sumber : Data Primer (diolah sendiri) b) Kendaraan Pada tahun 2004 perusahaan membeli kendaraan dengan harga perolehan sebesar Rp. 307.500.000,- dengan tafsiran umur ekonomisnya 5 tahun, sedangkan nilai sisa dari kendaraan tersebut perusahaan menetapkan kebijakan sebesar Rp. 50.000.000,- maka depresiasi tiap tahun dapat dihitung sebagai berikut : Harga perolehan – nilai sisa Depresiasi = Tafsiran umur ekonomis 99 = = 307.000.000 – 50.000.000 51.500.000 5 Jika disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan depresiasinya dan akumulasi depresiasinya dari kendaraaan di atas adalah sebagai berikut : Tabel 4 . 3 Perhitungan depresiasi kendaraan Akhir tahun Ke 2004 2005 2006 2007 2008 Depresiasi Akumulasi Depresiasi 51.500.000 51.500.000 51.500.000 51.500.000 51.500.000 51.500.000 51.500.000 51.500.000 51.500.000 51.500.000 257.500.000 257.500.000 Sumber : Data Primer (diolah sendiri) Total Akumulasi Depresiasi 51.500.000 103.000.000 154.500.000 206.500.000 257.500.000 Nilai Buku 307.500.000 256.000.000 204.500.000 153.000.000 101.000.000 50.000.000 c) Inventaris kantor Pada tahun perusahaan 1998 perusahaan membeli kendaraan dengan harga perolehan sebesar Rp. 20.000.000,- dengan taksiran umur ekonomisnya 10 tahun, sedangkan nilai sisa dari kendaraan tersebut perusahaan menetapkan kebijakan sebesar Rp. 8.000.000,-, maka depresiasinya tiap tahun dapat dihitung sebagai berikut : Harga perolehan – nilai sisa Depresiasi = Tafsiran umur ekonomis = = 20.000.000 – 8.000.000 1.200.000 10 Jika disusun dalam bentuk tabel,maka perhitungan depresiasinya dan akumulasi depresiasinya dari inventaris kantor di atas adalah sebagai berikut: Tabel 4 . 4 Perhitungan depresiasi Imvestansi Kantor Akhir tahun ke 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Depresiasi Akumulasi Depresiasi 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Total Akumulasi Depresiasi 1.200.000 2.400.000 3.600.000 4.800.000 6.000.000 7.200.000 8.400.000 9.600.000 10.600.000 12.000.000 Nilai Buku 20.000.000 18.800.000 17.600.000 16.400.000 15.200.000 14.000.000 12.800.000 11.600.000 10.400.000 9.200.000 8.000.000 12.000.000 12.000.000 Sumber : Data Primer (diolah sendiri) 100 d) Mesin dan Peralatan Pada tahun 1998 perusahaan membeli mesin dan peralatan dengan perolehan sebesar Rp. 468.200.000,- dengan taksiran umur ekonomisnya 10 tahun, sedangkan nilai sisa dari kendaraan tersebut perusahaan menetapkan kebijakan sebesar Rp. 150.000.000,- maka depresiasinya tiap tahun dapat dihitung sebagai berikut: (1) Metode Garis Lurus Harga Perolehan - Nilai Sisa Depresiasi = Tafsiran Umur Ekonomi 468.200.000 – 150.000.000 = 10 = 31.820.000 Jika disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan depresiasinya dan akumulasi depresiasinya dari mesin dan peralatan dengan Metode Garis Lurus di atas adalah sebagai berikut : Tabel 4 . 5 Perhitungan depresiasi mesin dan peralatan Metode Garis Lurus Akhir tahun ke 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Depresiasi Akumulasi Depresiasi 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 31.820.000 Total Akumulasi Depresiasi 31.820.000 63.640.000 95.460.000 127.280.000 159.100.000 190.920.000 222.740.000 254.560.000 286.380.000 318.200.000 Nilai Buku 468.200.000 436.380.000 404.560.000 372.740.000 340.920.000 309.100.000 277.280.000 245.460.000 213.000.000 181.820.000 150.000.000 318.200.000 318.200.000 Sumber : Data Primer (diolah sendiri) (2) Metode Jumlah Hasil Produksi Harga Perolehan - Nilai Sisa Depresiasi = Tafsiran Hasil Produksi = = 468.200.000 – 150.000.000 325.000 318.200.000 = 0.797 325.000 Apabila dalam tahun pertama mesin dan peralatan tersebut mengahasilkan 55.000 unit produksi, maka beban dpresiasi untuk tahun itu sebesar 55.000 X 0.979 = 53.849.000. Jika disusun dalam bentuk tabel maka perhitungan 101 depresiasinya dan akumulasi depresiasinya dari mesin dan peralatan dengan Metode Jumlah Hasil Produksi di atas adalah sebagai berikut : Tabel 4 . 6 Perhitungan depresiasi mesin dan peralatan Metde Jumlah Hasil Produksi Akhir tahun ke 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Hasil produksi 55.000 50.000 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 325.000 Debit Akumulasi Depresiasi 53.849.000 48.950.000 44.055.000 39.160.000 34.265.000 29.370.000 24.475.000 19.580.000 14.685.000 9.790.000 318.179.000 Kredit Akumulasi Depresiasi 53.849.000 48.950.000 44.055.000 39.160.000 34.265.000 29.370.000 24.475.000 19.580.000 14.685.000 9.790.000 318.179.000 Total Akumulasi Depresiasi 53.849.000 102.799.000 146.854.000 186.014.000 220.279.000 249.279.000 274.124.000 293.704.000 308.389.000 318.179.000 Nilai Buku 468.200.000 414.351.000 365.401.000 321.346.000 282.186.000 247.921.000 218.551.000 194.076.000 174.496.000 159.811.000 150.021.000 Sumber : Data Primer (diolah sendiri) b. Laporan keuangan UD SUMBER ALAM LAPORAN RUGI LABA Untuk periode 31 Desember 2004 Penjualan - Tunai - Kredit Total penjualan Harga Pokok Penjualan: Biaya Tenaga kerja Biaya Telpon,Air dan Listrik Biaya Penyusutan Bahan Baku 700.000.000 650.000.000 1.350.000.000 112.500.000 20.312.000 1.020.298.000 1.153.110.000 (187.000.000) 966.110.000 156.250.000 Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Laba / Rugi Kotor Biaya Operasi: Biaya Pemasaran 9.375.000 Biaya administrasi dan Umum 15.625.000 Total Biaya Operasi Laba / Rugi Operasi Pendapatan Diluar Usaha: Pendapatan Bunga 8.500.000 Biaya lain – lain 6.300.0000 Total Pendapatan Diluar usaha Laba / Rugi Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba / Rugi Setelah Pajak (1.122.360.000) 227.640.000 (25.000.000) 202.640.000 14.800.000 187.740.000 (16.675.225) 171.164.775 102 UD SUMBER ALAM LAPORAN RUGI LABA Untuk periode 31 Desember 2005 Penjualan - Tunai - Kredit Total penjualan Harga Pokok Penjualan: Biaya Tenaga kerja Biaya Telpon,Air dan Listrik Biaya Penyusutan Bahan Baku 720.000.000 660.000.000 117.500.000 22.500.000 943.200.625 1.083.200.625 (210.937.500) 872.263.125 175.781.250 Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Laba / Rugi Kotor Biaya Operasi: Biaya Pemasaran 10.500.000 Biaya administrasi dan Umum 16.100.000 Total Biaya Operasi Laba / Rugi Operasi Pendapatan Diluar Usaha: Pendapatan Bunga 9.200.000 Biaya lain – lain 7.100.0000 Total Pendapatan Diluar usaha Laba / Rugi Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba / Rugi Setelah Pajak 1.380.000.000 (1.048.044.375) 331.955.625 (26.600.000) 305.355.625 16.300.000 289.055.000 (18.700.000) 270.355.625 UD SUMBER ALAM LAPORAN RUGI LABA Untuk periode 31 Desember 2006 Penjualan - Tunai - Kredit Total penjualan Harga Pokok Penjualan: Biaya Tenaga kerja Biaya Telpon,Air dan Listrik Biaya Penyusutan Bahan Baku 740.000.000 670.000.000 122.500.000 24.688.000 866.102.500 1.013.290.500 (234.375.000) 778.915.500 195.312.500 Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Laba / Rugi Kotor Biaya Operasi: Biaya Pemasaran 11.625.000 Biaya administrasi dan Umum 16.575.000 Total Biaya Operasi Laba / Rugi Operasi Pendapatan Diluar Usaha: Pendapatan Bunga Biaya lain – lain Total Pendapatan Diluar usaha Laba / Rugi Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba / Rugi Setelah Pajak 9.900.000 7.388.000 1.410.000.000 (974.228.000) 435.772.000 (28.200.000) 407.572.000 (17.288.000) 390.284.000 (20.724.775) 366.559.225 103 UD SUMBER ALAM LAPORAN RUGI LABA Untuk periode 31 Desember 2007 Penjualan - Tunai - Kredit Total penjualan Harga Pokok Penjualan: Biaya Tenaga kerja Biaya Telpon,Air dan Listrik Biaya Penyusutan Bahan Baku Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Laba / Rugi Kotor 760.000.000 680.000.000 127.500.000 26.876.000 789.004.375 943.380.375 (257.812.500) 685.567.875 214.843.750 Biaya Operasi: Biaya Pemasaran 12.600.000 Biaya administrasi dan Umum 17.000.000 Total Biaya Operasi Laba / Rugi Operasi Pendapatan Diluar Usaha: Pendapatan Bunga 10.600.000 Biaya lain – lain 7.900.000 Total Pendapatan Diluar usaha Laba / Rugi Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba / Rugi Setelah Pajak 1.440.000.000 (900.411.625) 539.588.375 (29.600.000) 509.988.375 (18.500.000) 491.488.375 (23.800.000) 467.688.375 UD SUMBER ALAM LAPORAN RUGI LABA Untuk periode 31 Desember 2008 Penjualan - Tunai - Kredit Total penjualan Harga Pokok Penjualan: Biaya Tenaga kerja Biaya Telpon,Air dan Listrik Biaya Penyusutan Bahan Baku 800.000.000 700.000.000 13.500.000 29.000.000 711.906.250 873.406.250 (281.250.000) 592.156.250 234.375.000 Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Laba / Rugi Kotor Biaya Operasi: Biaya Pemasaran 14.000.000 Biaya administrasi dan Umum 18.100.000 Total Biaya Operasi Laba / Rugi Operasi Pendapatan Diluar Usaha: Pendapatan Bunga 12.100.000 Biaya lain – lain 8.500.000 Total Pendapatan Diluar usaha Laba / Rugi Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba / Rugi Setelah Pajak 1.500.000.000 (826.531.250) 673.468.750 (32.100..000) 641.368.750 (20.600.000) 620.768.750 (25.700.000) 595.068.750 104 Dari hasil perhitungan penyusutan yang dilakukan penulis.maka dapat dijelaskan dan dibandingkan antara dua metode penyusutan aktiva tertap diatas sebagai berikut : 1. Besarnya penyusutan aktiva tetap per 31 desember 2004 adalah Rp1.020.298.000,- tahun 2005 sebesar Rp 943.200.625,- tahun 2006 sebesar Rp 866.102.000,- tahun 2007 sebesar Rp 789.004.375,- sedangkan tahun 2008 sebesar Rp 711.906.250,2. Laba perusahaan per 31 Desember 2004 adalah Rp 171.164.775,- tahun 2005 naik sebesar Rp 270.355.625,- tahun 2006 naik sebesar Rp 366.559.225,tahun 2007 menurun sebesar Rp 467.688.375,- sedangkan pada tahun 2008 naik menjadi sebesar Rp 595.068.750,Setelah mengetahui selisih perbandingan dari beberapa metode penyusutan aktiva tetap antara metode penyusutan Garis Lurus dan Metode Jumlah hasil Produksi maka dapat dilakukan pemilihan dari beberapa metode penyusutan tersebut yang terbaik untuk macam – macam aktiva tetap bangunan, kendaraan, investasi kantor, untuk perhitungan depresiasinya menggunakan Metode Garis Lurus sedangkan untuk aktiva tetap Mesin dan Peralatan untuk perhitungan depresiasiny menggunakan Metode Jumlah Hasil Produksi. IV. PENUTUP 1. Di dalam pelaksanaan kebijakan ternyata perusahaan menhadapi sedikit kendala yakni selama ini UD. Sumber Alam belum menggunakan metode penyusutan aktiva tetap yang tepat, sehingga pendapatan yang diterima perusahaan kecil dan laba yang diperoleh juga kecil. 2. Adapun sebab – sebab yang menimbulkan adalah bahwa aktiva tetap yang dimiliki UD. Sumber Alam tiap tahunnya tidak dilakukan penyusutan sehingga sangat berpengaruh terhadap perhitungan laporan keuangan perusahaan. Sifat dari penyusutan dalam laporan keuangan adalah sebagai biaya sehingga penyusutan dapat mengurangi pendapatan bersih yang akan diterima perusahaan. 3. Perbedaan penggunaan metode penyusutan aktiva tetap mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap pencapaian laba perusahaan. 105 DAFTAR PUSTAKA Astuti, Dewi Dra. Indonesia 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Ghalia Darsono, Drs. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Andi Offret Asri, Marwan SW. , dan Suprianto John. 1986. Manajemen Perusahaan. Yogyakarta. BPFE. Wasana,Jaka. , dan Kirbrandaka. 1988. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. Erlangga. Zaki Baridwan. 1992. Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh,Yogyakarta. Penerbit BPFE Indrio Gito Sudarmo. 1992. Manajemen Keuangan, edisi ketiga. Yogyakarta. Penerbit BPFE. Lukman Syamsudin. 1992. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi baru. Jakarta. Penerbit CV. Rajawali Jaka Wasono ( Trans), J. Fred Wiston. 1990. Manajemen Keuangan, jilid I Edisi Ke delapan cetakan keempat. Jakarta. Penerbit Erlangga. Barlian, Ridwan S, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, Cetakan Kedua, Penerbit Literata Lintas Media. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Tampubolon, Manahan. 2005. Manajemen Keuangan ( Finance Management ), cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Weston, Fred, J, 1995. Manajamen Keuangan, edisi Kesembilan. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, 2004, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Cetakan Kedua. Yogyakarta. Penerbit: Akademi Manajemen dan Percetakan. Bangun, Darwin. 1989. Manajemen Perusahaan. Jakarta. P2LPTK. 106