M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h BERITA U.K.I M A Y KEGIATAN DI BULAN JUNI Misa Jumat II, 9 Juni 2013 Misa Minggu IV, 23 Juni 2013 2 0 1 3 / N O . 2 5 2 W W W . U K I . C A Tubuh-Darah Kristus dan Hati Kudus Yesus Misa Minggu V, Youth Mass 30 Juni 2013 P GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Yusup Yusup Novius Handy Penasehat: Rm. Aegi SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email: [email protected] ada bulan ini (tanggal bisa berubah berdasarkan kapan perayaan Paska dirayakan) Gereja merayakan dua hari raya yaitu Tubuh-Darah Kristus dan Hati Kudus Yesus. Pada tahun ini perayaan itu jatuh pada tanggal 2 Juni 2013 sebagai perayaan Tubuh-Darah Kristus dan pada hari Jumatnya (7 Juni 2013) sebagai perayaan Hati Kudus Yesus. Pertanyaan refleksi: seberapa pentingkah kedua perayaan ini bagi kita yang hidup di jaman sekarang dan tinggal di sebuah negara maju serta makmur ini? Ada seorang yang bercerita demikian: “Romo tahu tidak, bahwa hidup di Toronto itu tidak mudah lagi dikemudian hari kalau orang tidak mengimbangi dirinya dengan trend yang berkembang saat ini. Orang tidak bisa hanya mengandalkan secarik sertifikat untuk bisa hidup layak. Tingkat persaingannya sudah sedemikian tingginya, maka orang harus sekolah yang benar-benar dan mengembangkan segala kemampuan serta talenta yang ada di dalam dirinya. Sehingga ia tidak hanya membekali diri dengan sertifikat yang didapat di bangku sekolah, akan tetapi juga melengkapinya dengan ketrampilan tertentu yang ada di dalam dirinya. Begitu tingginya tingkat persaingan ini sehingga membawa dampak pada mentalitas orang, yang secara perlahan akan tetapi pasti, menjadi lebih egois dan individualis. Dampak lain yang akan muncul adalah semakin meningkatnya jumlah orang yang mengalami depressi karena tidak bisa mengimbangi laju trend dan perkembangan yang terus Rm. Aegidius Warsito SCJ Pamong UKI Hampir setiap bulan Juni Gereja mengajak umatnya untuk merenungkan Kasih Yesus yang luar biasa kepada umat manusia. bergerak cepat ini.” Menurut saya, permenungan terhadap perayaan Tubuh-Darah Kristus dan Hati Kudus Yesus menjadi sangat penting bagi kita dalam menghadapi situasi dan kondisi yang demikian itu. Kedua perayaan ini mengajak kita untuk melihat kedalaman Kasih Yesus yang begitu besar kepada kita. Merenungkan akan kasih Yesus ini tentunya akan mendorong kita untuk sampai kepada penyerahan diri kepadaNya dan memiliki ketertundukkan kepada-Nya. Tindakan Yesus yang menyerahkan tubuh dan darah-Nya untuk kita sambut menunjukkan betapa kasihNya Dia kepada kita sampai Dia ingin tinggal dan menemani serta membantu perjuangan dan pergulatan hidup kita setiap hari (1 Kor. 11:23-25). Tubuh dan darah-Nya ibarat makanan dan minuman yang kita butuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka dengan menyambut tubuh dan darahNya kita sungguh akan dikuatkan dan dihidupkan baik secara spiritual maupun jasmani. Inilah yang akan menjadi sumber kekuatan kita di dalam mengarungi trend dan persaingan yang semakin sulit dan penuh tantangan di jaman sekarang ini. Ada seorang yang berkata kepada saya demikian: “Romo, bagi saya Komuni Kudus adalah sumber kekuatan untuk menjalani kehidupan saya yang sulit, di mana saya harus bekerja, merawat suami yang lumpuh karena kecelakaan yang dialaminya, membesarkan Bersambung ke halaman 8, Pastor Pamong Rm. Aegidius Warsito SCJ (416)879.5944 [email protected] Deacon Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274 [email protected] DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA Koordinator Christine Budihardjo, (647) 895.7089 [email protected] Wakil Koordinator Albert Tee, (905) 824.1168 [email protected] Sekretaris Kiki Hermyana, (647) 928.7119 [email protected] Bendahara Janto Solichin, (416) 587.2362 [email protected] WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah Nani Widjaja, (416) 890.0894 [email protected] Seksi Liturgi Jeffrey Susilo, (416) 388.6169 [email protected] Seksi Bina Iman Reza Aguswidjaya, (647) 863.0030 [email protected] Seksi Sosial Sofjan “Chopi” Suhadi, (416) 949.3900 [email protected] Seksi Rumah Tangga Selvie Widjaja, (647) 896.6121 [email protected] Usher Harty Doyle, (647) 533.6246 [email protected] WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Ben Dijong, (905) 997.5765 [email protected] Seksi Liturgi Raymond Wirahardja, (905) 812.9491 [email protected] Seksi Bina Iman Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected] Seksi Sosial Lucas Noegroho, (416) 859.0222 [email protected] Seksi Rumah Tangga Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected] Usher Joyo Sudardi, (905) 785.6379 [email protected] BIDANG KHUSUS Mudika, Yoanitha [email protected] PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546 [email protected] Ketua Sakristi Hendry Wijaya, (416) 450.6536 [email protected] MAY 2013/NO.252 HALAMAN Rapat Dewan Pleno UKI abtu, 27 April 2013 bertempat di rumah Wakil Koordinator UKI - Albert Tee, Dewan Pengurus UKI mengadakan rapat Dewan Pleno. Rapat pleno ini merupakan rapat yang pertama dengan Ketua Wilayah, Bendahara dan para Ketua Seksi yang baru untuk periode 2013-2016. Hadir dalam rapat tersebut Romo Pamong UKI, Rm Aegidius Warsito SCJ, Rm. Purwono SCJ, Deacon Val Danukarjanto, Koordinator UKI Christine Budihardjo, Wakil Koordinator Albert Tee, Bendahara Janto Solichin, Sekretaris Kiki Hermyana, Ketua Wilayah East Nani Widjaja, Ketua Wilayah West Ben Dijong, serta seluruh Ketua Seksi. S 3 Data Base UKI. Pesan Fr.Clough masalah Sampah. Biaya operasional. Tax Receipt. Prosedur reimbursement. Wajan UKI. Olah Raga. Camping. Family Day. Acara Old & New. Tata tertib permintaan ujud doa. Petugas Usher. Pembawa persembahan. Funeral Service UKI. Funeral Booklet. Pembagi text misa. Jadwal tahunan. Anggota lektor. Anggota Choir. Petugas Sakristan. Petugas pembagi hosti. Putra Altar. Bina Iman Sunday School. Pengajar Sunday School. Eucharist Ministry. Antar jemput Senior. Pembimbing Mudika. Kunjungan orang sakit. Acara Bulan Kitab Suci. Surat Ijin Pembicara dari Luar Negeri. Urusan dapur, makanan di acara PASKA, Natal, Thanks Giving, Senior Day. Bazaar UKI. Konsumsi di Retreat. Sumbangan Makanan. Berita UKI. Ongkos Cetak. Perangko. Website UKI Dan lain-lain…...dan lain-lain…. Rapat diawali dengan kata pembukaan oleh Christine Budihardjo dan doa pembukaan oleh Rm. Aegidius Warsito, SCJ. Pertemuan tahunan ini diadakan untuk mengorganisir segala bentuk kegiatan di U K I agar terpadu satu sama lain, menciptakan koordinasi yang terbaik dan semaksimal mungkin antar para pengurus. Sebagai Koordinator UKI, Christine Budihardjo kembali memperjelas kalender dan program kerja tahun 2013 yang telah disusun sebelumnya oleh Dewan Inti UKI. Tidak dapat dipungkiri UKI dengan jumlah umat sebanyak 600 kepala keluarga maka setiap perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan perlu di pikirkan secara matang, keterlibatan pengurus terutama dalam hal komunikasi sangat penting. Tertib administrasi juga sangat diperlukan untuk mengelola dan menunjang kelangsungan setiap usaha dan kegiatan pelayanan di UKI. Pusat kegiatan utama UKI adalah menyelenggarakan perayaan Ekaristi, karena sebagai orang Katolik kita wajib untuk menghadiri perayaan Ekaristi setiap minggu. Sebagai warga Gereja kita merupakan sebuah persekutuan orang-orang yang beriman akan Yesus, yang secara rutin berkumpul untuk memuji, memuliakan, berdoa dan mendengarkan Firman-Nya. Perpaduan dua kegiatan ini membutuhkan segala bentuk pemikiran, tenaga, energy, dukungan fisik, emosi dan tentunya juga dukungan finansial. Banyak hal yang dibicarakan, diutarakan, didiskusikan lebih lanjut sesuai dengan berjalannya waktu, dan hal-hal yang disepakati maupun diputuskan dalam rapat pleno. Satu hal yang patut dibanggakan adalah sikap kebersamaan Bersambung ke halaman 8, HALAMAN 4 Euthanasia Euthanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu: eu yang artinya baik dan thanatos yang artinya kematian, Jadi Euthanasia dapat diartikan sebagai kematian yang baik, terhormat atau tenang. | Rudy SB Hartono | D alam perjalanan sejarah terjadi perubahan arti , yakni memberikan bantuan untuk mati atau mengakhiri hidup karena kasihan (mercy killing) Bagaimana pandangan Gereja Katolik? Evangelium Vitae 31 menyatakan bahwa : Dalam keadaan apapun hidup manusia tetap bernilai. Keadaan jasmani dan rohani bukan ukuran bernilai tidaknya hidup manusia. Kerusakan jasmani seseorang bukanlah dasar bagi seseorang untuk menilai bahwa hidupnya tak bermakna. Demikian juga kecantikan dan ketampanan fisik seseorang bukan dasar untuk menilai bahwa hidupnya bermakna. Demikian pula suka duka hidup bukan ukuran dasar dari makna hidup manusia. Nilai tinggi hidup manusia terletak pertamatama pada relasinya dengan Allah sendiri: Citra Allah, Anugerah Allah, Milik Allah, Kudus seperti Allah. Selain itu, hidup fana manusia juga memiliki nilai yang tinggi karena hidup fana manusia mengandung benih keseluruhan dan kepenuhan yang akan terpenuhi dalam hidup ilahi abadi. Paus Yohanes Paulus II mengukuhkan bahwa Euthanasia itu pelanggaran berat hukum Allah, karena berarti pembu-nuhan manusia yang disengaja dan dari sudut moral tidak dapat diterima” (Evangelium Vitae, No. 65). Beliau juga menegaskan bahwa Euthanasia merupakan tindakan belas kasihan yang keliru, belas kasihan yang semu: “Belas kasihan yang sejati mendorong untuk ikut menanggung penderitaan sesama. Belas kasihan itu tidak membunuh orang, yang penderita-annya tidak dapat kita tanggung” (Evangelium Vitae, No. 66). Gereja Katolik menolak tegas BERITA Euthanasia U.K.I Direk : suatu tindakan manusia yang memaksudkan adanya kematian terhadap seseorang atau pengakhiran hidup seseorang baik aktif maupun pasif. Euthanasia Direk Aktif, merupakan pematian seseorang dengan motif kasihan atau ingin meringankan penderitaan. Berupa tindakan medis/ pemberian obat kepada orang yang sudah sakit dan menjelang kematian maupun orang jompo dan orang cacat yang mungkin dipandang tak berguna lagi. Euthanasia Direk Pasif: Merupakan pematian seseorang yang dimaksudkan sebelumnya dengan jalan membiarkan pasien mati tanpa menerima atau diberi perawatan yang mungkin bisa menyelamatkan jiwa pasien itu. Ini biasanya terjadi pada orang sakit yang menurut dokter tak tersembuhkan dan diambang kematian dan orang jompo menjelang kematian. Euthanasia Inderek : Merupakan suatu tindakan atas seseorang dengan tujuan atau maksud baik terhadap pasien namun memiliki akibat sampingan kematian pasien. Euthanasia ini diterima Gereja Katolik, asalkan memenuhi syarat syarat yaitu : a. Perbuatan itu harus dari dirinya sendiri baik., b. Akibat positif keluar bersamaan dengan akibat negatif., c. Maksud pelaku harus baik., dan d. Ada alasan yang seimbang artinya tak ada jalan lain untuk mencapai akibat yang positif kecuali akibat positif yang dituju memiliki akibat yang negatif juga. Euthanasia Inderek Aktif : Tindakan terhadap seseorang dengan tujuan atau maksud yang baik yaitu dengan memberikan perawatan kepada pasien yang tujuannya misalnya: untuk mengurangi penderitaan namun perbuatan dan maksud perbuatan yang baik itu mengandung konsekuensi hal buruk pada pasien yakni kematian. Misal memberikan narkotik ( tapi harus dengan persetujuan pasien dan dosis yang sesuai). Euthanasia Inderek Pasif: Menghentikan/ mengurangi obat atau tindakan medis penunjang hidup pada seseorang yang penyakitnya tak dapat disembuhkan, sulit dan terlalu mahal bagi yang bertanggung-jawab atau merupakan tindakan yang luar biasa dan tidak wajib menggunakannya. Namun keputusan demikian itu harus diambil dengan jujur dan hati nurani yang jernih. Keputusan Moral butuh hati nurani yang jujur Dalam usaha menentukan alasan yang seimbang atas tindakan eutanasia indirek sangat mengandaikan nurani yang jernih dari pihak medis (Dokter), orang-orang yang memiliki “kuasa” atas pasien atau wali pasien dan pasien sendiri. Artinya nurani yang jujur mempertimbangkan nilai hidup manusia, tindakan yang dari dirinya sendiri baik, dan maksud yang murni baik bagi pasien serta alasan yang seimbang dimana martabat hidup manusia dijunjung tinggi. Pelayanan Pastoral adalah bentuk pelayanan kasih yang membantu pasien untuk tetap memiliki semangat dan harapan untuk bertahan hidup atau sekurang kurangnya untuk menghayati penderitaan sebagai bagian dari kehidupannya. Juga mempersiapkan seseorang untuk dapat menghadap Tuhan dengan ketenangan dan kebersihan jiwa Orang yang menderita penyakit yang tak tersembuhkan biasanya sering mengingkari kenyataan yang menyedihkan tersebut, untuk itulah ia memerlukan pendampingan yang penuh pengertian dan kesabaran. § MAY 2013/NO.252 HALAMAN 5 Transpersonal Hypnotherapist Human is a Biocomputer Our Spirit is our Programmer Our Subconscious Mind acts as a hard drive Our Body speaks our Subconscious mind Our Perception creates the Feeling Our Believes lead Our Life. | Lusia Kandani | wo hours long seminar took place on May 11, 2013 hosted by The Golden at Loretto Abbey Secondary School, North York. A warm and an exciting ambiance right away ascending to the surface whenever we have guest speaker in particular coming from back home. Topic of the seminar was about Self Talk that can Change Our Mind and Future. The guest speaker is Lusia Kandani, she is the founder and director of Baka Light International. As a Centre dedicated to train and develop people to their own potential for success, happiness and well being through hypnotherapy and for those who are interested in self healing techniques. Lusia is a Certified Hypnotherapist and also member of The National Guild of Hypnotists (NGH) in the USA, the oldest and one of the largest Hypnotherapy organizations in the US, with almost 9000 members from all over the world. Throughout the session when she explained the theory, the basic human template, condition , personality, thoughts, and how we grow, it all relates to how God is good, God is love, the grace of God is abundant and endless. Life is a cycle and it is our responsibility to create better generation regardless what we experience in the past. Sin no more and forgive and to love as the way to lead for a better life. Lusia has a great experiences in Training, Selling skill as a Sales & Marketing, retired from Roche Indonesia Pharmaceutical Company after 28 years in service, now she follows her passion in doing healing. She learned a lot about Medicine in Pharmacology, Pharmacodynamic, medical, treatment, and medicine and the latest focus is in cancer treatment in particular breast cancer and colon cancer treatment. These experiences and with high degree of knowledge inspires T her to find the comprehensive way in Transpersonal Hypnotherapy by combining all distinctive methods of hypnotherapy, spirit releasement therapy, past life regression, future progression, forgiveness therapy and omega therapy (balancing therapy yin and yang), and stress management technique. Through these comprehensive knowledge she then assist others being free from their emotional, physical problem. Create a balance, harmony and peaceful atmosphere that could help cancer patients in fighting the most profound illness. What is Clinical Hypnotherapy & Transpersonal Healing? Transpersonal hypnotherapy is an effective healing method that involves healing the Body, Mind and Spirit. The process done through bypassing the Reticular Activating System (RAS) of the conscious mind into the power of our subconscious mind. Activates alpha, theta delta waves at the same with beta waves but in passive condition in order to help ourselves to easily achieve our ideal situations and conditions. A complete healing could only be obtained when this basic human trinity is correctly balanced. Through transpersonal hypnotherapy, we can establish a state of ideal health and inner tranquility as well as maintaining balance and harmony in all areas of our life. A good Hypnotherapist will work on achieving that goal of balance and harmony, raise the level of subconscious that store the root cause of our problem and transform the negative believes, the bad habits that prevent us from achieving our dreams into positive perception. Common perception of hypnotherapy is to influence people to think what the therapist want, as a matter of fact, all hypnosis is actually self hypnosis. It can only be performed when there is mutual trust, an open mind, full, complete and through cooperation between the client and therapist. As an illustration, she explained that Human is a Biocomputer, Our Spirit is our Programmer, Our Subconscious Mind acts as a hard drive, Our Body speaks our Subconscious mind, Our Perception creates the Feeling, Our Believes lead Our Life. How Self Talk can change our mind and future? Often what we say is undermining, blocking and some how self destructive. It’s all part of the conditioned mind, the result of our life up to the present. If we feel blocked, have negative perception, far away from positive thinking, WE have the power to change this. Our subconscious mind, our biological computer hard drive, learns through repetition. We can change the way we think by changing our own self-talk. Simply by talking to ourselves whenever we have the opportunity, whenever we are alone can give us a tremendous result. For example, we could forgive someone without having to meet the person personally. Common incident, we get mad furiously to our kid that hurt his/her feeling and create separation. Our intention was probably good, to address the discipline however the way we address the issue was not proper. The best thing is to apologize as soon as possible, if for some reason not able to resolve it right away, we can find the time at night time, when the kid is sleeping, recall the incident and connect to the kid, do the self talk and apologize sincerely. Your child’s subconscious mind could record the moment when you do the dialogue. How about with our feeling that hurt so much due to someone else’s act and almost impossible to forgive. Again do the self talk and make peace to yourself, do not hold the grudges, forgive the person without having to meet him personally, move on with your life. If the person is not forgiving, it is not your problem. You do your part, make peace to yourself. Allow yourself to have a quite moBersambung ke halaman 10, HALAMAN 6 Hari Gerakan-gerakan Katolik, Komunitas-komunitas Katolik baru, Asosiasi dan Yayasanyayasan Katolik. Don Luigi Giussani pendiri CL bersama Paus YP II) Kesaksian don Carron: “Kami datang kepada Paus Fransiskus seperti pengemis iman” Menyambut Hari Gerakan awam, Komunitas baru, Asosiasi dan Yayasan Katolik dari tanggal 18 - 19 Mei yang telah ditetapkan oleh Konsili Kepausan untuk Evangelisasi Baru dalam rangka Tahun Iman. Berikut ini adalah artikel dari Julián Carrón, Pemimpin Fraternitas Communion and Liberation yang berjudul: “Seperti Pengemis Iman” dan diterbitkan oleh L’Osservatore Romano yang memberikan kesaksian bahwa pertemuan dengan Bapa Suci: “Adalah sebuah kesempatan untuk menemukan kembali pentingnya Fakta yang kokoh ini dan ikatan kami dengan P a u s F r a n s i s k u s ” . 17 Mei 2013. Oleh: Julián Carrón* Pada tanggal 18 Mei Sri Paus mengumpulkan semua gerakan dan komunitas Katolik untuk BERITA U.K.I berdoa bersama memohon kepada Roh Kristus karunia dari kehadiranNya yang menjembatani kebutuhan kita yang tak terbatas. Kami adalah sebuah gerakan awam dan kami ingin menjadi bagian dari Gereja ini yang dikumpulkan bersama oleh Paus Fransiskus. Apakah arti dari panggilan ini bagi kita masing -masing? Itu adalah sebuah kesempatan yang sangat indah dan berharga untuk kembali berkata bahwa Sri Paus adalah sangat penting bagi kami, karena ia adalah titik bersejarah yang diberikan Kristus kepada kita, yang kejahatan dan kebingungan tidak akan menang atas-nya. Untuk itulah kami datang kepadanya sebagai pengemis, agar didukung dan dikuatkan di dalam iman. Supaya peziarahan ini bukan menjadi sebuah sikap formal, atau hanya sikap “beragama” atau “devosi”, kita harus memahami implikasinya bagi hidup kita. Melihat kebingungan yang mendominasi di mana-mana di sekeliling kita, kita bertanya: mengapa di dalam diri kita kebingungan itu tidak menang? Alasannya tidak terikat pada fakta sebagai orang yang lebih hebat atau lebih pandai atau lebih konsisten daripada orang lain; bukan karena itulah kita tidak merasa bingung, tetapi karena kita secara terus menerus menemukan diri di hadapan sebuah Fakta yang kokoh (Yesus), yang senantiasa membebaskan kita dari disorentasi u m u m . Kami datang kepada Paus di dalam Tahun Iman, dan memang keadaan ini yang mengatakan kepada kita apakah karakter dari iman Katolik: keberadaan dari sebuah titik sejarah, obyektif, bukan produk dari imaginasi kita, sebuah titik yang nyata yang menyelamatkan kita dari ajang penafsiran, dan oleh sebab itu dari kebingungan. Seperti yang dikatakan don Giussani (pendiri CL), tanpa titik sejarah ini tidak da sebah pengalaman katolik: “Kristianisme adalah sebuah pewartaan dari sebuah Fakta, sebuah Fakta yang baik bagi manusia, sebuah Injil: Kristus lahir, mati dan bangkit. Itu bukan sebuah definisi yang abstrak, sebuah pemikiran yang dapat ditafsirkan. Firman Allah – Verbum – adalah sebuah fakta yang terjadi di dalam kandungan seorang wanita, Ia menjadi seorang bayi, Ia menjadi manusia yang berkotbah di hadapan banyak orang, yang telah makan dan minum bersama orang lain, Ia telah dihukum mati dan dibunuh. Rupa dari manusia itu ada saat ini kebersamaan dari umat beriman, yang merupakan tanda jaman, atau – seperti kata Santo Paulus – yang merupakan sang Tubuh, Tubuh misterius, yang dinamakan juga “umat Allah”, dibimbing seperti jaminan dari seorang pribadi yang hidup, yaitu Uskup Roma” (Luigi Giussani, Pemahaman Allah dan manusia modern)**. Pergi ke Roma bagi kita masing-masng adalah sebuah kesempatan untuk menemukan kembali pentingnya Fakta yang kokoh ini dan ikatan kita dengan Paus Fransiskus. Kita dapat menjalani sikap formalitas ini, lalu kekeringan, padang guun mulai menang di dalam diri kita; atau kita dapat menjalani sikap terimplikasi di dalam kenyataan yang dimulai dari kehadiran yang kokoh ini, lalu mulailah ketertarikan, keingintahuan, rasa terkejut menang; hanya ini yang membedakan. Sejak dari awal masa kepausan-nya, Paus Fransiskus mengundang kita untuk mengenali alasan mendalam mengapa kita telah dipilih melalui pembaptisan dan mengapa kita telah menemukan sebuah karisma, dengan mengajak kita “membuka pintu-pintu hati kita, hidup kita, paroki-paroki kita, (…) gerakan-gerakan awam, komunitaskomunitas, dan “keluar” bertemu dengan sesama, mendekatkan diri kita untuk membawa cahaya dan kebahagiaan dari iman kita, (…) mengetahui bahwa kita menempatkan tangan kita, kaki kita, hati kita, tapi kemudian justru Allah yang memimpin semua itu dan menjadikan semua perbuatan kita berbuah” (Audiensi Umum, 27 Maret). Begitu besar kebutuhan dari hati manusia saat ini, di mana hanya satu jawaban yang sama kokohnya dapat mengimbangi situasi itu: “Kebenaran kristen itu menarik dan meyakinkan karena menjawab kepada kebutuhan mendalam dari keberadaan manusia, mewartakan dengan cara yang meyakinkan bahwa Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat bagi semua manusia dan semua orang. Pewartaan ini tetap berlaku saat ini sebagaimana dengan dulu pada awal kristianisme” (Audiensi Umum, 15 Maret 2013). Sri Paus mendorong kita untuk senantiasa menghidupkan iman sebagai kesaksian: “Orang tidak dapat mewartakan Injil Yesus Bersambung ke halaman 8, MAY 2013/NO.252 HALAMAN 7 Devosi Hati Kudus dan Jumat Pertama da hubungan yang erat antara Devosi kepada Hati Kudus Yesus dengan Misa Jumat Pertama, karena Misa Jumat Pertama merupakan salah satu bentuk Devosi kepada Hati Kudus Yesus. Berikut ini sekilas tentang Devosi kepada Hati Kudus Yesus dan Misa Jumat Pertama. A 1. Sejarah Devosi kepada Hati Kudus Yesus: Devosi berfokus kepada Hati Yesus yang maha kudus yang melambangkan kasih Kristus yang menebus dosa manusia. Walaupun tradisi mengatakan bahwa praktek devosi ini telah dimulai sekitar tahun 1000, atau pada jaman St. Anselmus dan St. Bernard (1050-1150) dan juga telah dianjurkan oleh banyak orang kudus di abad pertengahan, seperti St. Albertus Agung, St. Catherine dari Siena, St. Fransiskus dari Sales, dan juga para Benediktin, Dominikan dan Carthusian; namun Santa yang paling sering diasosiasikan dengan devosi Hati Kudus Yesus adalah St. Margaret Mary Alacoque (1647-1690). St. Margaret memperoleh wahyu pribadi dari Tuhan Yesus yang menghendaki perayaan liturgis Hati Kudus Yesus dan praktek mempersembahkan silih (reparation) terhadap dosa- dosa yang dilakukan terhadap Sakramen MahaKudus, pada setiap hari Jumat pertama dalam setiap bulan. Pada tahun 1856 Paus Pius IX menetapkan Pesta (perayaan liturgis) Hati Kudus Yesus. Pada tahun 1928 Paus Pius XI mengeluarkan surat ensiklik Miserentissimus Redemptor tentang silih kepada Hati Kudus Yesus; sedangkan tahun 1956 Paus Pius XII mengeluarkan surat ensiklik tentang Haurietis aquas, tentang devosi kepada Hati Kudus Yesus. Devosi umumnya dilakukan menjelang perayaan Pesta Hati Kudus Yesus yang jatuh pada hari Minggu kedua setelah hari raya Pentakosta. Kemudian, devosi kepada Hati Kudus Yesus ini diadakan setiap bulan, yaitu pada hari Jumat pertama. 2. Pengantar kepada devosi Hati Kudus Yesus Kasih kepada Yesus Kristuslah yang seharusnya menjadi dasar devosi dari umat Katolik. Kurangnya devosi kepada Hati Kudus Yesus menjadi sebab bagi jatuhnya seseorang kepada dosa yang serius, sebab ia tidak memberikan perhatian yang cukup dan tidak cukup terdorong untuk mempunyai kasih kepada Kristus, padahal kasih inilah yang mempersatukan jiwa manusia dengan Tuhan…. Kita tidak akan sungguh dibentuk menjadi gambaran Tuhan, atau bahkan menginginkan untuk dibentuk menjadi serupa dengan-Nya, jika kita tidak merenungkan kasih yang telah ditunjukkan oleh Kristus. Untuk maksud inilah maka Tuhan Yesus menyatakan kehendak-Nya kepada St. Margaret Mary Alacoque, agar devosi dan perayaan Hati Kudus Yesus diadakan dan disebarluaskan di Gereja. Melalui devosi ini yaitu melalui adorasi dan doa, umat beriman membuat silih bagi segala luka yang diterima oleh Hati Kudus Yesus karena umat manusia yang tidak berterimakasih dan menghina Sakramen Maha Kudus. “Lihatlah Hati itu”, seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada St. Margaret, “yang telah mengasihi umat manusia dan memberikan segala- galanya kepada mereka, bahkan menyerahkan dirinya sediri sebagai jaminan kasih-Nya, tetapi menerima dari sebagian besar umat manusia, bukan balasan kasih, melainkan rasa tidak berterimakasih, dan penghinaan kepada Sakramen Kasih.” Maka devosi Hati Kudus tidak lain adalah ekspresi kasih kepada Penyelamat kita. Obyek dari devosi ini adalah Hati Yesus yang menyala oleh karena kasih kepada semua umat manusia. 3. Hari Jumat Pertama Adalah menjadi kerinduan Tuhan Yesus, seperti yang dinyatakan kepada St. Margaret, bahwa setiap hari Jumat pertama setiap bulan dikhususkan untuk devosi dan adorasi kepada Hati Kudus Yesus. Untuk mempersiapkannya, adalah baik jika pada malam sebelumnya kita membaca tentang devosi ini, atau Jalan Salib/Kisah sengsara Tuhan Yesus dan untuk mengunjungi Sakramen Maha Kudus. Pada hari Jumat tersebut, begitu bangun tidur, kita mempersembahkan diri kita dan mengkonsekrasikan, seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan kita kepada Tuhan Yesus, agar Hati Kudus-Nya dapat dihormati dan Bersambung ke halaman 8, HALAMAN 8 Sambungan dari halaman 1, kedua anak saya yang mulai tumbuh dewasa. Hidup ini sungguh sulit Romo, akan tetapi saya tidak kehilangan damai dan sukacita karena Komuni yang saya terima setiap hari di dalam perayaan Ekaristi.” Hal yang sama juga akan kita alami, kalau kita sungguh mampu menghayati apa yang tersirat di dalam tubuh dan darah Kristus, yang bahkan setiap hari bisa kita terima di dalam perayaan Ekaristi. Merenungkan kasih Yesus juga akan membawa kita sampai kepada kesadaran dan kerinduan untuk peduli terhadap orang lain atau orang-orang yang setiap hari kita jumpai. Hal ini merupakan suatu konsekuensi yang logis dan simple. Kita telah menerima begitu banyak kasih dari-Nya. Dia juga tidak hanya mengasihi kita saja, akan tetapi setiap orang Dia kasihi. Maka sekecil apapun tindakan kasih yang kita lakukan untuk orang lain, sebenarnya itu kita lakukan untuk mengungkapkan rasa kasih dan syukur kita kepada Yesus yang amat mengasihi kita. Kita tentunya masih ingat apa yang Yesus katakan ini:”Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum …………….. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”(Mat.25:35-40). Dengan pernyataan Yesus ini, kita semakin disadarkan bahwa membalas kasih Yesus dengan kasih yang sama merupakan tindakan yang semestinya kita lakukan. Semoga melalui kedua perayaan ini, Tubuh dan Darah Kristus dan Hati Kudus Yesus, kita bisa menemukan sumber kekuatan kita, sebagai seorang yang beriman, di dalam mengarungi kehidupan yang Tuhan percayakan kepada kita serta kita juga berkembang menjadi manusia-manusia yang seperti Yesus harapkan di jaman sekarang ini.§ Sambungan dari halaman 3, dari setiap pengurus UKI, rasa saling mendukung, saling membangun, dedikasi dan komitmen yang tinggi dari setiap pengurus yang telah terpilih untuk melayani dan menerapkan ajaran Tuhan Yesus seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 12:12-28. “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masingmasing adalah anggotanya, Allah telah memberikan kepada masing-masing anggota secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakiNya”. Allah telah menyusun UKI (tubuh kita) begitu rupa yang merangkum semua anggota dengan berbagai fungsi dan talenta. Segala hal yang dilakukan dengan hati tulus untuk memuliakan Tuhan, sekecil apapun BERITA U.K.I sungguh patut dihargai. Demikian pula kepada seluruh warga UKI, anda adalah bagian dari tubuh, tidak ada bagian dari tubuh yang sangat penting atau tidak penting, semua mempunyai fungsi yang sama. Bila kita menyadari hal ini maka kita akan tergerak untuk selalu ikut aktif berpartisipasi, membantu sesuai dengan kemampuan dan talenta kita masing-masing untuk mengembangkan Gereja UKI. Contoh kecil bagaimana anda dapat terlibat dan membantu. Mulai saat ini Sekretaris selalu mengingatkan melalui milist, melalui kegiatan kelompok untuk menyampaikan ujud misa satu minggu sebelumnya sehingga tujuan kami untuk tertib administrasi teks misa dapat terwujud dan memudahkan semua yang bertugas terutama Romo dan Lektor. Masalah sampah adalah kesadaran, bantuan dan partisipasi dari setiap individu, apakah kita telah membuang sampah pada tempatnya? Selamat bertugas dan melayani dengan kasih kepada para pengurus UKI. Kepada warga UKI mari kita saling memperhatikan, saling membantu.§ [Angie Hanapie ] Sambungan dari halaman 6, tanpa kesaksian yang nyata dalam hidup”. Namun mengingatkan kita bahwa hal itu dimungkinkan hanya “jika kita mengenal Yesus Kristus, karena Ia yang telah memanggil kita, mengundang kita untuk melangkah di jalanNya, memilih kita. Mewartakan dan bersaksi memungkinkan hanya jika kita dekat dengan Dia, seperti Petrus, Yohanes dan murid-murid lain” (Homili di Basilika Santo Paulus diluar Tembok, 14 April 2013). Mengherankan saya bahwa tidak ada hari di mana Paus Fransiskus tidak mengingatkan kita untuk hidup seperti Yesus: “Menjadi umat kristen bukan hanya hidup mengikuti perintah-perintah, tetapi berarti berada di dalam Kristus, berpikir seperti Dia, bertindak seperti Dia, mengasihi seperti Dia; yaitu membiarkan Dia memiliki hidup kita dan mengubahnya, merubahnya, membebaskannya dari kegelapan kejahatan dan dosa” (Audiensi Umum, 10 April 2013). Pergi ke Roma untuk mengemis Roh Kristus, sehingga kita mampu mengakui dengan kesederhanaan hati: “Engkau dulu dan sekarang adalah segalanya bagiku” (Ada Negri)***; bukan hanya: “Engkau dulu”, sebagai sebuah relikwi dari masa lampau, tetapi “Engkau sekarang”, di sini dan sekarang, sebagai sebuah Kehadiran yang membawa kita ke dalam pusaran hidup. § *Pemimpin Fraternitas Communion and Liberation ** Luigi Giussani, Il senso di Dio e l’uomo moderno ***Ada Negri, Tutto per me Tu fosti e sei (Diterjemahkan oleh: Shirley Hadisandjaja / dari Sumber: L’Osservatore Romano) Sambungan dari halaman 7, dimuliakan. Kita mengunjungi gereja, berlutut di hadapan-Nya yang hadir di tabernakel, agar kita dapat membangkitkan di dalam jiwa kita rasa duka cita (deep sorrow) atas begitu banyaknya penghinaan/perlawanan yang ditujukan kepada Hati Kudus-Nya di dalam Sakramen Maha Kudus, [dan kemudian mengikuti Misa Kudus]. Tidaklah sulit untuk melakukan hal ini jika kita memiliki sedikit saja kasih kepada Kristus. Jika kita menjadi suam-suam kuku, mari mengingat kembali begitu banyaknya alasan yang kita miliki untuk memberikan hati kita kepada Kristus. Setelah itu, kita harus mengakui segala kesalahan kita atas kekurangan hormat kita di dalam hadirat Allah dalam Sakramen Maha Kudus, atau melalui kelalaian kita untuk mengunjungi dan menerima Dia di dalam Komuni kudus. Komuni pada hari itu dipersembahkan untuk membuat silih terhadap segala bentuk penghinaan yang diterima Kristus dalam Sakramen Maha Kudus, dan semangat kasih yang sama harus menghidupkan segala tindakan kita sepanjang hari. Meskipun devosi ini diadakan sekali sebulan (pada hari Jumat Pertama) namun latihan- latihan rohani ini tidak terbatas hanya sebulan sekali pada hari itu. Yesus layak dihormati setiap saat. Dengan demikian mereka yang terhalang untuk merayakan devosi Hati Kudus Yesus pada hari Jumat pertama, dapat melakukannya pada hari-hari lainnya pada bulan itu.§ Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay (Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat) MAY 2013/NO.252 HALAMAN Silent Years The Silence does not mean you have been forsaken by God. It simply means that God has spoken, and now is the time to allow the word that He spoke to germinate and come to pass. Silence is not the same as peace. Silence is the absence of noise, but peace is the presence of God! While you are going through "silent years," you should focus on inner peace. Inner peace produces outward confidence in the face of negative circumstances so that we can go forward in the assurance that even though tribulation is coming against us, we are more than conquerors over it! The Greek word for peace actually describes a spiritual equilibrium no matter whatever may seek to upset us. The biblical meaning of peace never denotes the absence of trouble. Peace is not the absence of negatives but the presence of positives. God's peace is inward and spiritual and never predicated by contrary circumstances or negative events. Poverty, sickness, death nor debt can override internal peace! Silent years should indicate a time of reflection, introspection and listening. The quieter we become, the more we hear. However, we cannot rush the silent years. Silent years are times of transition. Transition is always uncomfortable and appears to last forever. We must ENDURE the silent years! Whenever you see the word endure, it means that there is no short cut through it. It must be endured. You cannot circumvent what must be endured. We are told to ENDURE unto the end. (Matt. 24:13) We are told to ENDURE persecution and tribulation. (II Th. 1:4-10) We are told to ENDURE hardness. (II Tim. 2:13) We are told to ENDURE affliction. (II Tim. 4:5) We are told to ENDURE chastening. (Heb. 12:7) The key to being able to ENDURE is to see the END (ENDure). Now, here are some things for you to question during the silent years: Is my life really submitted to God? Am I submitted at home, work, church and to the government? Have I learned my lesson? What is God trying to teach me? Am I humble enough to be teachable? Has the fruit of patience been sufficiently developed in me? Do I still have an appetite for the world in me? Did I properly respond to the last thing God told me to do? Have I attained a deeper faith? Is my attitude right toward God and others? Am I harboring unforgiveness? What am I becoming? Have I sufficiently developed and matured as a person? Have I taken the time to minister to the Lord? (Acts 13:2) There are times when God will speak to you and then be silent for an extended period of time. 1. Practice and develop your gifts. Study. 2. Clarify. Define goals. Reorder priorities. 3. Serve (even while you are hurting). 4. Trust God. 5. Pray Your silent years should change your life! You should come out as a new person! When you come out, you should have a new level of: 1. Knowledge 2. Responsibility 3. Authority/Power 4. Faith 5. Trust Remember, problems never come to last, they only come to pass! ~by Bishop Dale C. Bronner During your silent years you should: R . E . t . R . e. a . T U . K . I Pembicara: Pastor Robby Wowor OFM 6-7 Juli 2013 9 Pastor Robby Wowor OFM akan kembali menjumpai kita dalam acara retreat UKI pada tanggal 6 & 7 Juli 2013. Bertempat di Loretto Abbey Secondary School, North York. Tema retreat akan diberitakan lebih lanjut. HALAMAN 10 James 4: 8 – Come near to God and He will come near to you. Kasih Tuhan tak pernah berakhir Devotional Readings by Njoo Tik Poen What do you do when you can’t find God? Some people tried to search for God when they are desperate, and what do they find? A door slammed in their face and sound of bolting and double-bolting on the inside. After that, silence. You may as well turn away. Many believers have searched for God without being able to find him. David, who wrote the wonderful comfort of God in Psalm 23, also cried out in Psalm 22: 1. “My God, my God, why have you forsaken me”. Jesus said those same words on the cross (see Matthew 27:46). If, for some reason you can’t seem to find God, let him know you can’t find him – and then, listen. God is right where he always is. Accept God’s invitation: ”Come near to God and he will come near to you.” Come as you are, empty handed and with a simple prayer. God is where we are. Says Jesus in John 6: 37, “Whoever comes to me, I will never drive away.” Let us pray: Lord, our God, show us your presence in our lives. Help us to trust that you will never go of us. Nasihat bijak “Tuhan tidak tidur” yang disampaikan kepada orang yang sedang mengalami persoalan berat dalam hidupnya, mau menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan atau meninggalkan umat-Nya sendirian dalam pergulatan mengatasi persoalannya itu. Kata-kata bijak itu muncul karena tidak jarang orang mengalami keputusasaan ketika menghadapi persoalan yang berat, dan bahkan kemudian mempertanyakan dimana Allah? Mengapa Allah diam saja? [Christine Budihardjo] Sambungan dari halaman 5, “Every Precious Gift Comes From Above” (James 1:17) Andrew Theodore Katopo Allison Tee February 9, 2013 03:25 am, 3.19 kg Mississauga April 24, 2013 11:21 pm, 6lbs 2oz Sunnybrook Hospital Born to Reny & Herman Katopo Born to Joanne & David Tee Raphael Mustamil Sunjoto Charlotte Rose Sulaiman Arpil 18, 2013 10:16 am, 3.63 kg McKenzie Health May 16, 2013 10:35 am Jakarta, Indonesia Born to Ira Kristanti & Eko Budi Januar Born to Inessa & Stephen Sulaiman Rejoicing with all new parent on the arrival of your precious baby “Umat Katolik Indonesia” ment daily with prayers for your own spiritual growth and development, as short as ten minutes, meditates can empowered to overcome many unwelcome feelings and behaviours. Our actions are inspired by our thoughts. If we can change the way we think, we can begin to change the actions we take. Jesus taught us with the prayer of Our Father who art in heaven, in particular He mentioned “forgive our sins, for we also forgive everyone that is indebted to us. And lead us not into temptation but deliver us from evil.” (Luke 11:4). Being wise toward ourselves is not an easy task, however it certainly doable should we wish to change. All that happen in our lives is a choice of what we make and decide. Therefore, the only person who can help to change is the person itself in their own hand. Please keep in our mind that Everybody can do it. Many thanks to Lusia Kandani for your time and effort to share your knowledge, spreading the message that we are all responsible to make a better generation. Your seminar was very valuable and informative, we hope that you will be able to come back and we could prepare with better information that your talk is widely for everyone, the young, the middle age, and the seniors. May God Bless you.§ [ Angie Hanapie., Baka Light International Blog ] WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA TELEPHONE # 905-695-1745