Tubuh-Darah Kristus dan Hati Kudus Yesus

advertisement
M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I
M A Y
KEGIATAN
DI BULAN
JUNI

Misa Jumat II,
9 Juni 2013

Misa Minggu IV,
23 Juni 2013

2 0 1 3 / N O . 2 5 2
W W W . U K I . C A
Tubuh-Darah
Kristus dan
Hati Kudus Yesus
Misa Minggu V,
Youth Mass
30 Juni 2013
P
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd.
(Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Yusup Yusup
Novius Handy
Penasehat:
Rm. Aegi SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
[email protected]
ada bulan ini (tanggal bisa berubah berdasarkan kapan perayaan
Paska
dirayakan)
Gereja
merayakan dua hari raya yaitu
Tubuh-Darah Kristus dan Hati Kudus
Yesus. Pada tahun ini perayaan itu jatuh
pada tanggal 2 Juni 2013 sebagai perayaan Tubuh-Darah Kristus dan pada
hari Jumatnya (7 Juni 2013) sebagai perayaan Hati Kudus Yesus.
Pertanyaan refleksi: seberapa
pentingkah kedua perayaan ini bagi kita
yang hidup di jaman sekarang dan tinggal
di sebuah negara maju serta makmur ini?
Ada seorang yang bercerita
demikian: “Romo tahu tidak, bahwa hidup
di Toronto itu tidak mudah lagi dikemudian
hari kalau orang tidak mengimbangi dirinya
dengan trend yang berkembang saat ini.
Orang tidak bisa hanya mengandalkan
secarik sertifikat untuk bisa hidup layak.
Tingkat persaingannya sudah sedemikian
tingginya, maka orang harus sekolah yang
benar-benar dan mengembangkan segala
kemampuan serta talenta yang ada di
dalam dirinya. Sehingga ia tidak hanya
membekali diri dengan sertifikat yang
didapat di bangku sekolah, akan tetapi
juga melengkapinya dengan ketrampilan
tertentu yang ada di dalam dirinya. Begitu
tingginya tingkat persaingan ini sehingga
membawa dampak pada mentalitas orang,
yang secara perlahan akan tetapi pasti,
menjadi lebih egois dan individualis. Dampak lain yang akan muncul adalah semakin
meningkatnya jumlah orang yang mengalami depressi karena tidak bisa mengimbangi
laju trend dan perkembangan yang terus
Rm. Aegidius Warsito SCJ
Pamong UKI
Hampir
setiap bulan
Juni Gereja
mengajak
umatnya
untuk
merenungkan
Kasih Yesus
yang luar
biasa
kepada
umat
manusia.
bergerak cepat ini.”
Menurut saya, permenungan
terhadap
perayaan
Tubuh-Darah
Kristus dan Hati Kudus Yesus menjadi
sangat penting bagi kita dalam
menghadapi situasi dan kondisi yang
demikian itu. Kedua perayaan ini
mengajak kita untuk melihat kedalaman
Kasih Yesus yang begitu besar kepada
kita. Merenungkan akan kasih Yesus ini
tentunya akan mendorong kita untuk
sampai kepada penyerahan diri kepadaNya dan memiliki ketertundukkan
kepada-Nya. Tindakan Yesus yang menyerahkan tubuh dan darah-Nya untuk
kita sambut menunjukkan betapa kasihNya Dia kepada kita sampai Dia ingin
tinggal dan menemani serta membantu
perjuangan dan pergulatan hidup kita
setiap hari (1 Kor. 11:23-25). Tubuh
dan darah-Nya ibarat makanan dan
minuman yang kita butuhkan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Maka
dengan menyambut tubuh dan darahNya kita sungguh akan dikuatkan dan
dihidupkan baik secara spiritual maupun
jasmani. Inilah yang akan menjadi sumber kekuatan kita di dalam mengarungi
trend dan persaingan yang semakin sulit
dan penuh tantangan di jaman sekarang
ini.
Ada seorang yang berkata
kepada saya demikian: “Romo, bagi saya
Komuni Kudus adalah sumber kekuatan
untuk menjalani kehidupan saya yang
sulit, di mana saya harus bekerja, merawat suami yang lumpuh karena kecelakaan yang dialaminya, membesarkan
Bersambung ke halaman 8,
Pastor Pamong
Rm. Aegidius Warsito SCJ (416)879.5944
[email protected]
Deacon
Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Christine Budihardjo, (647) 895.7089
[email protected]
Wakil Koordinator
Albert Tee, (905) 824.1168
[email protected]
Sekretaris
Kiki Hermyana, (647) 928.7119
[email protected]
Bendahara
Janto Solichin, (416) 587.2362
[email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Nani Widjaja, (416) 890.0894
[email protected]
Seksi Liturgi
Jeffrey Susilo, (416) 388.6169
[email protected]
Seksi Bina Iman
Reza Aguswidjaya, (647) 863.0030
[email protected]
Seksi Sosial
Sofjan “Chopi” Suhadi, (416) 949.3900
[email protected]
Seksi Rumah Tangga
Selvie Widjaja, (647) 896.6121
[email protected]
Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246
[email protected]
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765
[email protected]
Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
[email protected]
Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475
[email protected]
Seksi Sosial
Lucas Noegroho, (416) 859.0222
[email protected]
Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081
[email protected]
Usher
Joyo Sudardi, (905) 785.6379
[email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha
[email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected]
Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected]
MAY
2013/NO.252
HALAMAN
Rapat
Dewan Pleno
UKI
abtu, 27 April 2013 bertempat di rumah
Wakil Koordinator UKI - Albert Tee,
Dewan Pengurus UKI mengadakan rapat
Dewan Pleno. Rapat pleno ini merupakan rapat
yang pertama
dengan Ketua Wilayah,
Bendahara dan para Ketua Seksi yang baru
untuk periode 2013-2016. Hadir dalam rapat
tersebut Romo Pamong UKI, Rm Aegidius
Warsito SCJ, Rm. Purwono SCJ, Deacon Val
Danukarjanto, Koordinator UKI Christine
Budihardjo, Wakil Koordinator Albert Tee,
Bendahara Janto Solichin, Sekretaris Kiki
Hermyana, Ketua Wilayah East Nani Widjaja,
Ketua Wilayah West Ben Dijong, serta seluruh
Ketua Seksi.
S
3
Data Base UKI. Pesan Fr.Clough masalah Sampah. Biaya operasional. Tax Receipt. Prosedur reimbursement.
Wajan UKI. Olah Raga. Camping. Family Day.
Acara Old & New. Tata tertib permintaan ujud
doa. Petugas Usher. Pembawa
persembahan. Funeral Service UKI. Funeral
Booklet. Pembagi text misa. Jadwal tahunan.
Anggota lektor. Anggota Choir. Petugas
Sakristan. Petugas pembagi hosti. Putra Altar.
Bina Iman Sunday School. Pengajar Sunday School.
Eucharist Ministry. Antar jemput
Senior. Pembimbing Mudika. Kunjungan
orang sakit. Acara Bulan Kitab Suci. Surat
Ijin Pembicara dari Luar Negeri. Urusan dapur, makanan di acara PASKA, Natal, Thanks Giving, Senior
Day. Bazaar UKI. Konsumsi di Retreat.
Sumbangan Makanan. Berita UKI. Ongkos Cetak. Perangko. Website UKI
Dan lain-lain…...dan lain-lain….
Rapat diawali
dengan kata pembukaan oleh
Christine Budihardjo dan
doa pembukaan oleh
Rm.
Aegidius
Warsito,
SCJ.
Pertemuan
tahunan
ini
diadakan
untuk
mengorganisir
segala
bentuk kegiatan di
U K I
agar terpadu satu sama
lain, menciptakan koordinasi
yang terbaik dan semaksimal
mungkin antar para pengurus.
Sebagai Koordinator UKI, Christine
Budihardjo kembali memperjelas kalender
dan program kerja tahun 2013 yang telah
disusun sebelumnya oleh Dewan Inti UKI.
Tidak dapat dipungkiri UKI dengan
jumlah umat sebanyak 600 kepala keluarga
maka setiap perencanaan, pengorganisasian
dan pelaksanaan kegiatan perlu di pikirkan
secara matang,
keterlibatan pengurus
terutama dalam hal komunikasi sangat
penting. Tertib administrasi juga sangat
diperlukan untuk mengelola dan menunjang
kelangsungan setiap usaha dan kegiatan
pelayanan di UKI. Pusat kegiatan utama UKI
adalah menyelenggarakan perayaan Ekaristi,
karena sebagai orang Katolik kita wajib untuk
menghadiri perayaan Ekaristi setiap minggu.
Sebagai warga Gereja kita merupakan sebuah
persekutuan orang-orang yang beriman akan
Yesus, yang secara rutin berkumpul untuk
memuji, memuliakan, berdoa dan
mendengarkan Firman-Nya.
Perpaduan dua kegiatan ini
membutuhkan segala bentuk pemikiran,
tenaga, energy, dukungan fisik, emosi dan
tentunya juga dukungan finansial. Banyak hal
yang dibicarakan, diutarakan, didiskusikan
lebih lanjut sesuai dengan berjalannya waktu,
dan hal-hal yang disepakati maupun
diputuskan dalam rapat pleno. Satu hal yang
patut dibanggakan adalah sikap kebersamaan
Bersambung ke halaman 8,
HALAMAN
4
Euthanasia
Euthanasia berasal dari bahasa Yunani
yaitu: eu yang artinya baik dan thanatos
yang artinya kematian, Jadi Euthanasia
dapat diartikan sebagai kematian yang
baik, terhormat atau tenang.
| Rudy SB Hartono |
D
alam perjalanan sejarah
terjadi
perubahan arti , yakni memberikan
bantuan untuk mati atau mengakhiri
hidup karena kasihan (mercy killing)
Bagaimana pandangan Gereja Katolik?
Evangelium Vitae 31 menyatakan bahwa : Dalam keadaan apapun hidup manusia tetap bernilai. Keadaan jasmani dan rohani bukan ukuran bernilai tidaknya hidup manusia. Kerusakan jasmani seseorang bukanlah dasar bagi
seseorang untuk menilai bahwa hidupnya tak
bermakna. Demikian juga kecantikan dan ketampanan fisik seseorang bukan dasar untuk
menilai bahwa hidupnya bermakna. Demikian
pula suka duka hidup bukan ukuran dasar dari
makna hidup manusia.
Nilai tinggi hidup manusia terletak pertamatama pada relasinya dengan Allah sendiri: Citra Allah, Anugerah Allah, Milik Allah, Kudus
seperti Allah. Selain itu, hidup fana manusia
juga memiliki nilai yang tinggi karena hidup
fana manusia mengandung benih keseluruhan
dan kepenuhan yang akan terpenuhi dalam
hidup ilahi abadi.
Paus Yohanes Paulus II mengukuhkan bahwa
Euthanasia itu pelanggaran berat hukum Allah,
karena berarti pembu-nuhan manusia yang
disengaja dan dari sudut moral tidak dapat
diterima” (Evangelium Vitae, No. 65). Beliau
juga menegaskan bahwa Euthanasia merupakan
tindakan belas kasihan yang keliru, belas kasihan yang semu: “Belas kasihan yang sejati
mendorong untuk ikut menanggung penderitaan sesama. Belas kasihan itu tidak membunuh orang, yang penderita-annya tidak dapat
kita tanggung” (Evangelium Vitae, No. 66).
Gereja Katolik menolak tegas
BERITA
Euthanasia
U.K.I
Direk : suatu tindakan manusia yang memaksudkan adanya kematian terhadap seseorang
atau pengakhiran hidup seseorang baik aktif
maupun pasif. Euthanasia Direk Aktif, merupakan pematian seseorang dengan motif kasihan
atau ingin meringankan penderitaan. Berupa
tindakan medis/ pemberian obat kepada orang
yang sudah sakit dan menjelang kematian maupun orang jompo dan orang cacat yang mungkin dipandang tak berguna lagi.
Euthanasia Direk Pasif: Merupakan pematian
seseorang yang dimaksudkan sebelumnya
dengan jalan membiarkan pasien mati tanpa
menerima atau diberi perawatan yang mungkin
bisa menyelamatkan jiwa pasien itu. Ini biasanya terjadi pada orang sakit yang menurut
dokter tak tersembuhkan dan diambang kematian dan orang jompo menjelang kematian.
Euthanasia Inderek : Merupakan suatu tindakan atas seseorang dengan tujuan atau maksud
baik terhadap pasien namun memiliki akibat
sampingan kematian pasien. Euthanasia ini
diterima Gereja Katolik, asalkan memenuhi syarat syarat yaitu : a. Perbuatan itu harus dari dirinya sendiri baik., b. Akibat positif
keluar bersamaan dengan akibat negatif., c.
Maksud pelaku harus baik., dan d. Ada alasan
yang seimbang artinya tak ada jalan lain untuk
mencapai akibat yang positif kecuali akibat
positif yang dituju memiliki akibat yang negatif
juga.
Euthanasia Inderek Aktif : Tindakan terhadap
seseorang dengan tujuan atau maksud yang
baik yaitu dengan memberikan perawatan
kepada pasien yang tujuannya misalnya: untuk
mengurangi penderitaan namun perbuatan dan
maksud perbuatan yang baik itu mengandung
konsekuensi hal buruk pada pasien yakni kematian. Misal memberikan narkotik ( tapi harus dengan persetujuan pasien dan dosis yang
sesuai).
Euthanasia Inderek Pasif: Menghentikan/ mengurangi obat atau tindakan medis penunjang
hidup pada seseorang yang penyakitnya tak
dapat disembuhkan, sulit dan terlalu mahal
bagi yang bertanggung-jawab atau merupakan
tindakan yang luar biasa dan tidak wajib
menggunakannya. Namun keputusan demikian
itu harus diambil dengan jujur dan hati nurani
yang jernih.
Keputusan Moral butuh hati nurani yang jujur
Dalam usaha menentukan alasan yang seimbang atas tindakan eutanasia indirek sangat
mengandaikan nurani yang jernih dari pihak
medis (Dokter), orang-orang yang memiliki
“kuasa” atas pasien atau wali pasien dan pasien
sendiri. Artinya nurani yang jujur mempertimbangkan nilai hidup manusia, tindakan yang
dari dirinya sendiri baik, dan maksud yang
murni baik bagi pasien serta alasan yang seimbang dimana martabat hidup manusia dijunjung
tinggi.
Pelayanan Pastoral adalah bentuk pelayanan
kasih yang membantu pasien untuk tetap
memiliki semangat dan harapan untuk bertahan hidup atau sekurang kurangnya untuk
menghayati penderitaan sebagai bagian dari
kehidupannya. Juga mempersiapkan seseorang untuk dapat menghadap Tuhan dengan ketenangan dan kebersihan jiwa
Orang yang menderita penyakit yang tak
tersembuhkan biasanya sering mengingkari
kenyataan yang menyedihkan tersebut, untuk
itulah ia memerlukan pendampingan yang
penuh pengertian dan kesabaran. §
MAY
2013/NO.252
HALAMAN
5
Transpersonal
Hypnotherapist
Human is a Biocomputer
Our Spirit is our Programmer
Our Subconscious Mind acts as a hard drive
Our Body speaks our Subconscious mind
Our Perception creates the Feeling
Our Believes lead Our Life. | Lusia Kandani |
wo hours long seminar took place on
May 11, 2013 hosted by The Golden
at Loretto Abbey Secondary School,
North York. A warm and an exciting
ambiance right away ascending to the surface
whenever we have guest speaker in particular
coming from back home. Topic of the seminar was about Self Talk that can Change Our
Mind and Future.
The guest speaker is Lusia Kandani,
she is the founder and director of Baka Light
International. As a Centre dedicated to train
and develop people to their own potential for
success, happiness and well being through
hypnotherapy and for those who are interested in self healing techniques. Lusia is a Certified Hypnotherapist and also member of The
National Guild of Hypnotists (NGH) in the
USA, the oldest and one of the largest Hypnotherapy organizations in the US, with almost 9000 members from all over the world.
Throughout the session when she
explained the theory, the basic human template, condition , personality, thoughts, and
how we grow, it all relates to how God is
good, God is love, the grace of God is abundant and endless. Life is a cycle and it is our
responsibility to create better generation
regardless what we experience in the past.
Sin no more and forgive and to love as the
way to lead for a better life.
Lusia has a great experiences in
Training, Selling skill as a Sales & Marketing,
retired from Roche Indonesia Pharmaceutical
Company after 28 years in service, now she
follows her passion in doing healing. She
learned a lot about Medicine in Pharmacology, Pharmacodynamic, medical, treatment,
and medicine and the latest focus is in cancer
treatment in particular breast cancer and
colon cancer treatment. These experiences
and with high degree of knowledge inspires
T
her to find the comprehensive way in
Transpersonal Hypnotherapy by combining all
distinctive methods of hypnotherapy, spirit
releasement therapy, past life regression,
future progression, forgiveness therapy and
omega therapy (balancing therapy yin and
yang), and stress management technique.
Through these comprehensive knowledge she
then assist others being free from their emotional, physical problem. Create a balance,
harmony and peaceful atmosphere that could
help cancer patients in fighting the most profound illness.
What is Clinical Hypnotherapy &
Transpersonal Healing? Transpersonal hypnotherapy is an effective healing method that
involves healing the Body, Mind and Spirit.
The process done through bypassing the
Reticular Activating System (RAS) of the conscious mind into the power of our subconscious mind. Activates alpha, theta delta
waves at the same with beta waves but in
passive condition in order to help ourselves
to easily achieve our ideal situations and conditions. A complete healing could only be
obtained when this basic human trinity is
correctly balanced. Through transpersonal
hypnotherapy, we can establish a state of
ideal health and inner tranquility as well as
maintaining balance and harmony in all areas
of our life. A good Hypnotherapist will work
on achieving that goal of balance and harmony, raise the level of subconscious that store
the root cause of our problem and transform
the negative believes, the bad habits that
prevent us from achieving our dreams into
positive perception. Common perception of
hypnotherapy is to influence people to think
what the therapist want, as a matter of fact,
all hypnosis is actually self hypnosis. It can
only be performed when there is mutual
trust, an open mind, full, complete and
through cooperation between the client and
therapist. As an illustration, she explained that
Human is a Biocomputer, Our Spirit is our Programmer, Our Subconscious Mind acts as a hard
drive, Our Body speaks our Subconscious mind,
Our Perception creates the Feeling, Our Believes
lead Our Life.
How Self Talk can change our mind and future?
Often what we say is undermining, blocking
and some how self destructive. It’s all part of
the conditioned mind, the result of our life up
to the present. If we feel blocked, have negative perception, far away from positive thinking, WE have the power to change this. Our
subconscious mind, our biological computer
hard drive, learns through repetition. We can
change the way we think by changing our own
self-talk. Simply by talking to ourselves whenever we have the opportunity, whenever we
are alone can give us a tremendous result. For
example, we could forgive someone without
having to meet the person personally. Common incident, we get mad furiously to our kid
that hurt his/her feeling and create separation.
Our intention was probably good, to address
the discipline however the way we address the
issue was not proper. The best thing is to
apologize as soon as possible, if for some reason not able to resolve it right away, we can
find the time at night time, when the kid is
sleeping, recall the incident and connect to the
kid, do the self talk and apologize sincerely.
Your child’s subconscious mind could record
the moment when you do the dialogue. How
about with our feeling that hurt so much due
to someone else’s act and almost impossible
to forgive. Again do the self talk and make
peace to yourself, do not hold the grudges,
forgive the person without having to meet him
personally, move on with your life. If the person is not forgiving, it is not your problem.
You do your part, make peace to yourself.
Allow yourself to have a quite moBersambung ke halaman 10,
HALAMAN
6
Hari Gerakan-gerakan Katolik,
Komunitas-komunitas Katolik
baru, Asosiasi dan Yayasanyayasan Katolik.
Don Luigi Giussani
pendiri CL bersama Paus YP II)
Kesaksian don Carron:
“Kami datang kepada
Paus Fransiskus seperti
pengemis iman”
Menyambut Hari Gerakan awam, Komunitas
baru, Asosiasi dan Yayasan Katolik dari tanggal 18 - 19 Mei yang telah ditetapkan oleh
Konsili Kepausan untuk Evangelisasi Baru
dalam rangka Tahun Iman.
Berikut ini adalah artikel dari Julián Carrón,
Pemimpin Fraternitas Communion and Liberation yang berjudul: “Seperti Pengemis Iman”
dan diterbitkan oleh L’Osservatore Romano
yang memberikan kesaksian bahwa pertemuan
dengan Bapa Suci: “Adalah sebuah kesempatan untuk menemukan kembali pentingnya
Fakta yang kokoh ini dan ikatan kami dengan
P a u s
F r a n s i s k u s ” .
17 Mei 2013.
Oleh: Julián Carrón*
Pada tanggal 18 Mei Sri Paus mengumpulkan
semua gerakan dan komunitas Katolik untuk
BERITA
U.K.I
berdoa bersama memohon kepada Roh
Kristus karunia dari kehadiranNya yang menjembatani kebutuhan kita yang tak terbatas.
Kami adalah sebuah gerakan awam dan kami
ingin menjadi bagian dari Gereja ini yang dikumpulkan bersama oleh Paus Fransiskus.
Apakah arti dari panggilan ini bagi kita masing
-masing? Itu adalah sebuah kesempatan yang
sangat indah dan berharga untuk kembali
berkata bahwa Sri Paus adalah sangat penting
bagi kami, karena ia adalah titik bersejarah
yang diberikan Kristus kepada kita, yang kejahatan dan kebingungan tidak akan menang
atas-nya. Untuk itulah kami datang kepadanya
sebagai pengemis, agar didukung dan dikuatkan di dalam iman. Supaya peziarahan ini
bukan menjadi sebuah sikap formal, atau
hanya sikap “beragama” atau “devosi”, kita
harus memahami implikasinya bagi hidup kita.
Melihat kebingungan yang mendominasi di
mana-mana di sekeliling kita, kita bertanya:
mengapa di dalam diri kita kebingungan itu
tidak menang? Alasannya tidak terikat pada
fakta sebagai orang yang lebih hebat atau
lebih pandai atau lebih konsisten daripada
orang lain; bukan karena itulah kita tidak
merasa bingung, tetapi karena kita secara
terus menerus menemukan diri di hadapan
sebuah Fakta yang kokoh (Yesus), yang
senantiasa membebaskan kita dari disorentasi
u
m
u
m
.
Kami datang kepada Paus di dalam Tahun
Iman, dan memang keadaan ini yang mengatakan kepada kita apakah karakter dari iman
Katolik: keberadaan dari sebuah titik sejarah,
obyektif, bukan produk dari imaginasi kita,
sebuah titik yang nyata yang menyelamatkan
kita dari ajang penafsiran, dan oleh sebab itu
dari kebingungan. Seperti yang dikatakan don
Giussani (pendiri CL), tanpa titik sejarah ini
tidak da sebah pengalaman katolik:
“Kristianisme adalah sebuah pewartaan dari
sebuah Fakta, sebuah Fakta yang baik bagi
manusia, sebuah Injil: Kristus lahir, mati dan
bangkit. Itu bukan sebuah definisi yang abstrak, sebuah pemikiran yang dapat ditafsirkan. Firman Allah – Verbum – adalah sebuah
fakta yang terjadi di dalam kandungan seorang
wanita, Ia menjadi seorang bayi, Ia menjadi
manusia yang berkotbah di hadapan banyak
orang, yang telah makan dan minum bersama
orang lain, Ia telah dihukum mati dan
dibunuh. Rupa dari manusia itu ada saat ini
kebersamaan dari umat beriman, yang merupakan tanda jaman, atau – seperti kata Santo
Paulus – yang merupakan sang Tubuh, Tubuh
misterius, yang dinamakan juga “umat Allah”,
dibimbing seperti jaminan dari seorang
pribadi yang hidup, yaitu Uskup Roma” (Luigi
Giussani, Pemahaman Allah dan manusia modern)**.
Pergi ke Roma bagi kita masing-masng adalah
sebuah kesempatan untuk menemukan kembali pentingnya Fakta yang kokoh ini dan
ikatan kita dengan Paus Fransiskus. Kita dapat
menjalani sikap formalitas ini, lalu kekeringan,
padang guun mulai menang di dalam diri kita;
atau kita dapat menjalani sikap terimplikasi di
dalam kenyataan yang dimulai dari kehadiran
yang kokoh ini, lalu mulailah ketertarikan,
keingintahuan, rasa terkejut menang; hanya
ini yang membedakan. Sejak dari awal masa
kepausan-nya, Paus Fransiskus mengundang
kita untuk mengenali alasan mendalam mengapa kita telah dipilih melalui pembaptisan
dan mengapa kita telah menemukan sebuah
karisma, dengan mengajak kita “membuka
pintu-pintu hati kita, hidup kita, paroki-paroki
kita, (…) gerakan-gerakan awam, komunitaskomunitas, dan “keluar” bertemu dengan
sesama, mendekatkan diri kita untuk membawa cahaya dan kebahagiaan dari iman kita,
(…) mengetahui bahwa kita menempatkan
tangan kita, kaki kita, hati kita, tapi kemudian
justru Allah yang memimpin semua itu dan
menjadikan semua perbuatan kita berbuah” (Audiensi Umum, 27 Maret). Begitu
besar kebutuhan dari hati manusia saat ini, di
mana hanya satu jawaban yang sama kokohnya dapat mengimbangi situasi itu:
“Kebenaran kristen itu menarik dan meyakinkan karena menjawab kepada kebutuhan
mendalam dari keberadaan manusia, mewartakan dengan cara yang meyakinkan bahwa
Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat bagi
semua manusia dan semua orang. Pewartaan
ini tetap berlaku saat ini sebagaimana dengan
dulu pada awal kristianisme” (Audiensi
Umum, 15 Maret 2013).
Sri Paus mendorong kita untuk senantiasa
menghidupkan iman sebagai kesaksian:
“Orang tidak dapat mewartakan Injil Yesus
Bersambung ke halaman 8,
MAY
2013/NO.252
HALAMAN
7
Devosi
Hati Kudus
dan Jumat
Pertama
da hubungan yang erat antara Devosi
kepada Hati Kudus Yesus dengan Misa
Jumat Pertama, karena Misa Jumat
Pertama merupakan salah satu bentuk
Devosi kepada Hati Kudus Yesus. Berikut ini
sekilas tentang Devosi kepada Hati Kudus
Yesus dan Misa Jumat Pertama.
A
1. Sejarah Devosi kepada Hati Kudus
Yesus:
Devosi berfokus kepada Hati Yesus
yang maha kudus yang melambangkan kasih
Kristus yang menebus dosa manusia.
Walaupun tradisi mengatakan bahwa praktek
devosi ini telah dimulai sekitar tahun 1000,
atau pada jaman St. Anselmus dan St. Bernard
(1050-1150) dan juga telah dianjurkan oleh
banyak orang kudus di abad pertengahan,
seperti St. Albertus Agung, St. Catherine dari
Siena, St. Fransiskus dari Sales, dan juga para
Benediktin, Dominikan dan Carthusian;
namun Santa yang paling sering diasosiasikan
dengan devosi Hati Kudus Yesus adalah St.
Margaret Mary Alacoque (1647-1690).
St. Margaret memperoleh wahyu
pribadi dari Tuhan Yesus yang menghendaki
perayaan liturgis Hati Kudus Yesus dan
praktek mempersembahkan silih (reparation)
terhadap dosa- dosa yang dilakukan terhadap
Sakramen MahaKudus, pada setiap hari Jumat
pertama dalam setiap bulan.
Pada tahun 1856 Paus Pius IX
menetapkan Pesta (perayaan liturgis) Hati
Kudus Yesus. Pada tahun 1928 Paus Pius XI
mengeluarkan surat ensiklik Miserentissimus
Redemptor tentang silih kepada Hati Kudus
Yesus; sedangkan tahun 1956 Paus Pius XII
mengeluarkan surat ensiklik tentang Haurietis
aquas, tentang devosi kepada Hati Kudus
Yesus.
Devosi umumnya dilakukan
menjelang perayaan Pesta Hati Kudus Yesus
yang jatuh pada hari Minggu kedua setelah hari
raya Pentakosta. Kemudian, devosi kepada
Hati Kudus Yesus ini diadakan setiap bulan,
yaitu pada hari Jumat pertama.
2. Pengantar kepada devosi Hati Kudus
Yesus
Kasih kepada Yesus Kristuslah yang
seharusnya menjadi dasar devosi dari umat
Katolik. Kurangnya devosi kepada Hati Kudus
Yesus menjadi sebab bagi jatuhnya seseorang
kepada dosa yang serius, sebab ia tidak
memberikan perhatian yang cukup dan tidak
cukup terdorong untuk mempunyai kasih
kepada Kristus, padahal kasih inilah yang
mempersatukan jiwa manusia dengan
Tuhan…. Kita tidak akan sungguh dibentuk
menjadi gambaran Tuhan, atau bahkan
menginginkan untuk dibentuk menjadi serupa
dengan-Nya, jika kita tidak merenungkan kasih
yang telah ditunjukkan oleh Kristus.
Untuk maksud inilah maka Tuhan
Yesus menyatakan kehendak-Nya kepada St.
Margaret Mary Alacoque, agar devosi dan
perayaan Hati Kudus Yesus diadakan dan
disebarluaskan di Gereja. Melalui devosi ini
yaitu melalui adorasi dan doa, umat beriman
membuat silih bagi segala luka yang diterima
oleh Hati Kudus Yesus karena umat manusia
yang tidak berterimakasih dan menghina
Sakramen Maha Kudus.
“Lihatlah Hati itu”, seperti yang
dikatakan oleh Yesus kepada St. Margaret,
“yang telah mengasihi umat manusia dan
memberikan segala- galanya kepada mereka,
bahkan menyerahkan dirinya sediri sebagai
jaminan kasih-Nya, tetapi menerima dari
sebagian besar umat manusia, bukan balasan
kasih, melainkan rasa tidak berterimakasih, dan
penghinaan kepada Sakramen Kasih.” Maka
devosi Hati Kudus tidak lain adalah ekspresi
kasih kepada Penyelamat kita. Obyek dari
devosi ini adalah Hati Yesus yang menyala oleh
karena kasih kepada semua umat manusia.
3. Hari Jumat Pertama
Adalah menjadi kerinduan Tuhan
Yesus, seperti yang dinyatakan kepada St.
Margaret, bahwa setiap hari Jumat pertama
setiap bulan dikhususkan untuk devosi dan
adorasi kepada Hati Kudus Yesus. Untuk
mempersiapkannya, adalah baik jika pada malam
sebelumnya kita membaca tentang devosi ini,
atau Jalan Salib/Kisah sengsara Tuhan Yesus dan
untuk mengunjungi Sakramen Maha Kudus.
Pada hari Jumat tersebut, begitu bangun tidur,
kita mempersembahkan diri kita dan
mengkonsekrasikan, seluruh pikiran, perkataan
dan perbuatan kita kepada Tuhan Yesus, agar
Hati Kudus-Nya dapat dihormati dan
Bersambung ke halaman 8,
HALAMAN
8
Sambungan dari halaman 1,
kedua anak saya yang mulai tumbuh dewasa.
Hidup ini sungguh sulit Romo, akan tetapi saya
tidak kehilangan damai dan sukacita karena
Komuni yang saya terima setiap hari di dalam
perayaan Ekaristi.” Hal yang sama juga akan
kita alami, kalau kita sungguh mampu menghayati apa yang tersirat di dalam tubuh dan
darah Kristus, yang bahkan setiap hari bisa
kita terima di dalam perayaan Ekaristi.
Merenungkan kasih Yesus juga akan
membawa kita sampai kepada kesadaran dan
kerinduan untuk peduli terhadap orang lain
atau orang-orang yang setiap hari kita jumpai.
Hal ini merupakan suatu konsekuensi yang
logis dan simple. Kita telah menerima begitu
banyak kasih dari-Nya. Dia juga tidak hanya
mengasihi kita saja, akan tetapi setiap orang
Dia kasihi. Maka sekecil apapun tindakan kasih
yang kita lakukan untuk orang lain, sebenarnya
itu kita lakukan untuk mengungkapkan rasa
kasih dan syukur kita kepada Yesus yang amat
mengasihi kita. Kita tentunya masih ingat apa
yang Yesus katakan ini:”Sebab ketika Aku lapar,
kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus,
kamu memberi Aku minum …………….. Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.”(Mat.25:35-40).
Dengan pernyataan Yesus ini, kita semakin
disadarkan bahwa membalas kasih Yesus
dengan kasih yang sama merupakan tindakan
yang semestinya kita lakukan.
Semoga melalui kedua perayaan ini,
Tubuh dan Darah Kristus dan Hati Kudus
Yesus, kita bisa menemukan sumber kekuatan
kita, sebagai seorang yang beriman, di dalam
mengarungi kehidupan yang Tuhan percayakan
kepada kita serta kita juga berkembang menjadi manusia-manusia yang seperti Yesus
harapkan di jaman sekarang ini.§
Sambungan dari halaman 3,
dari setiap pengurus UKI, rasa saling
mendukung, saling membangun, dedikasi dan
komitmen yang tinggi dari setiap pengurus
yang telah terpilih untuk melayani dan
menerapkan ajaran Tuhan Yesus seperti yang
tertulis dalam 1 Korintus 12:12-28. “Kamu
semua adalah tubuh Kristus dan kamu masingmasing adalah anggotanya, Allah telah
memberikan kepada masing-masing anggota
secara khusus, suatu tempat pada tubuh,
seperti yang dikehendakiNya”.
Allah telah menyusun UKI (tubuh
kita) begitu rupa yang merangkum semua
anggota dengan berbagai fungsi dan talenta.
Segala hal yang dilakukan dengan hati tulus
untuk memuliakan Tuhan, sekecil apapun
BERITA
U.K.I
sungguh patut dihargai.
Demikian pula kepada seluruh
warga UKI, anda adalah bagian dari tubuh,
tidak ada bagian dari tubuh yang sangat
penting atau tidak penting, semua
mempunyai fungsi yang sama. Bila kita
menyadari hal ini maka kita akan tergerak
untuk selalu ikut aktif berpartisipasi,
membantu sesuai dengan kemampuan dan
talenta kita masing-masing untuk
mengembangkan Gereja UKI. Contoh kecil
bagaimana anda dapat terlibat dan
membantu. Mulai saat ini Sekretaris selalu
mengingatkan melalui milist, melalui kegiatan
kelompok untuk menyampaikan ujud misa
satu minggu sebelumnya sehingga tujuan
kami untuk tertib administrasi teks misa
dapat terwujud dan memudahkan semua
yang bertugas terutama Romo dan Lektor.
Masalah sampah adalah kesadaran, bantuan
dan partisipasi dari setiap individu, apakah
kita telah membuang sampah pada
tempatnya?
Selamat bertugas dan melayani
dengan kasih kepada para pengurus UKI.
Kepada warga UKI mari kita saling
memperhatikan, saling membantu.§
[Angie Hanapie ]
Sambungan dari halaman 6,
tanpa kesaksian yang nyata dalam hidup”.
Namun mengingatkan kita bahwa hal itu
dimungkinkan hanya “jika kita mengenal
Yesus Kristus, karena Ia yang telah memanggil kita, mengundang kita untuk melangkah di jalanNya, memilih kita. Mewartakan dan bersaksi memungkinkan hanya jika
kita dekat dengan Dia, seperti Petrus, Yohanes dan murid-murid lain” (Homili di
Basilika Santo Paulus diluar Tembok, 14
April 2013). Mengherankan saya bahwa tidak
ada hari di mana Paus Fransiskus tidak mengingatkan kita untuk hidup seperti Yesus:
“Menjadi umat kristen bukan hanya hidup
mengikuti perintah-perintah, tetapi berarti
berada di dalam Kristus, berpikir seperti
Dia, bertindak seperti Dia, mengasihi seperti
Dia; yaitu membiarkan Dia memiliki hidup
kita dan mengubahnya, merubahnya, membebaskannya dari kegelapan kejahatan dan
dosa” (Audiensi Umum, 10 April 2013).
Pergi ke Roma untuk mengemis Roh Kristus,
sehingga kita mampu mengakui dengan
kesederhanaan hati: “Engkau dulu dan
sekarang adalah segalanya bagiku” (Ada
Negri)***; bukan hanya: “Engkau dulu”, sebagai sebuah relikwi dari masa lampau, tetapi
“Engkau sekarang”, di sini dan sekarang,
sebagai sebuah Kehadiran yang membawa
kita ke dalam pusaran hidup. §
*Pemimpin Fraternitas Communion and Liberation
** Luigi Giussani, Il senso di Dio e l’uomo moderno
***Ada Negri, Tutto per me Tu fosti e sei
(Diterjemahkan oleh: Shirley Hadisandjaja / dari
Sumber: L’Osservatore Romano)
Sambungan dari halaman 7,
dimuliakan. Kita mengunjungi gereja, berlutut
di hadapan-Nya yang hadir di tabernakel, agar
kita dapat membangkitkan di dalam jiwa kita
rasa duka cita (deep sorrow) atas begitu
banyaknya penghinaan/perlawanan yang
ditujukan kepada Hati Kudus-Nya di dalam
Sakramen Maha Kudus, [dan kemudian
mengikuti Misa Kudus]. Tidaklah sulit untuk
melakukan hal ini jika kita memiliki sedikit
saja kasih kepada Kristus. Jika kita menjadi
suam-suam kuku, mari mengingat kembali
begitu banyaknya alasan yang kita miliki untuk
memberikan hati kita kepada Kristus. Setelah
itu, kita harus mengakui segala kesalahan kita
atas kekurangan hormat kita di dalam hadirat
Allah dalam Sakramen Maha Kudus, atau
melalui kelalaian kita untuk mengunjungi dan
menerima Dia di dalam Komuni kudus.
Komuni
pada
hari
itu
dipersembahkan untuk membuat silih
terhadap segala bentuk penghinaan yang
diterima Kristus dalam Sakramen Maha
Kudus, dan semangat kasih yang sama harus
menghidupkan segala tindakan kita sepanjang
hari.
Meskipun devosi ini diadakan sekali
sebulan (pada hari Jumat Pertama) namun
latihan- latihan rohani ini tidak terbatas hanya
sebulan sekali pada hari itu. Yesus layak
dihormati setiap saat. Dengan demikian
mereka yang terhalang untuk merayakan
devosi Hati Kudus Yesus pada hari Jumat
pertama, dapat melakukannya pada hari-hari
lainnya pada bulan itu.§
Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay
(Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS
adalah pasangan suami istri awam dan telah
menyelesaikan program studi S2 di bidang
teologi di Universitas Ave Maria - Institute
for Pastoral Theology, Amerika Serikat)
MAY
2013/NO.252
HALAMAN
Silent Years
The
Silence does not mean you have been forsaken
by God. It simply means that God has spoken,
and now is the time to allow the word that He
spoke to germinate and come to pass.
Silence is not the same as peace. Silence is the
absence of noise, but peace is the presence of
God! While you are going through "silent
years," you should focus on inner peace.
Inner peace produces outward confidence in
the face of negative circumstances so that we
can go forward in the assurance that even
though tribulation is coming against us, we are
more than conquerors over it!
The Greek word for peace actually describes a
spiritual equilibrium no matter whatever may
seek to upset us. The biblical meaning of peace
never denotes the absence of trouble.
Peace is not the absence of negatives but the
presence of positives. God's peace is inward
and spiritual and never predicated by contrary
circumstances or negative events.
Poverty, sickness, death nor debt can override
internal peace!
Silent years should indicate a time of reflection,
introspection and listening. The quieter we
become, the more we hear. However, we cannot rush the silent years.
Silent years are times of transition. Transition is
always uncomfortable and appears to last forever. We must ENDURE the silent years! Whenever you see the word endure, it means that
there is no short cut through it. It must be
endured. You cannot circumvent what must be
endured.
We are told to ENDURE unto the end. (Matt.
24:13)
We are told to ENDURE persecution and tribulation. (II Th. 1:4-10)
We are told to ENDURE hardness. (II Tim. 2:13)
We are told to ENDURE affliction. (II Tim. 4:5)
We are told to ENDURE chastening. (Heb.
12:7)
The key to being able to ENDURE is to see the
END (ENDure).
Now, here are some things for you to question
during the silent
years:
Is my life really submitted to God?
Am I submitted at home, work, church and to
the government?
Have I learned my lesson?
What is God trying to teach me?
Am I humble enough to be teachable?
Has the fruit of patience been sufficiently developed in me?
Do I still have an appetite for the world in me?
Did I properly respond to the last thing God
told me to do?
Have I attained a deeper faith?
Is my attitude right toward God and others?
Am I harboring unforgiveness?
What am I becoming?
Have I sufficiently developed and matured as a
person?
Have I taken the time to minister to the Lord?
(Acts 13:2)
There are
times when
God will
speak to you
and then be
silent for an
extended
period of
time.
1. Practice and develop your gifts. Study.
2. Clarify. Define goals. Reorder priorities.
3. Serve (even while you are hurting).
4. Trust God.
5. Pray
Your silent years should change your life!
You should come out
as a new person! When you come out,
you should have a new level
of:
1. Knowledge
2. Responsibility
3. Authority/Power
4. Faith
5. Trust
Remember, problems never come to last,
they only come to pass!
~by Bishop Dale C. Bronner
During your silent years you should:
R . E . t . R . e. a . T U . K . I
Pembicara: Pastor Robby Wowor OFM
6-7 Juli 2013
9
Pastor Robby Wowor OFM akan kembali menjumpai
kita dalam acara retreat UKI pada tanggal 6 & 7 Juli
2013. Bertempat di Loretto Abbey Secondary School,
North York. Tema retreat akan diberitakan lebih lanjut.
HALAMAN
10
James 4: 8 – Come near to God and
He will come near to you.
Kasih Tuhan
tak pernah berakhir
Devotional
Readings
by Njoo Tik Poen
What do you do when you
can’t find God? Some people
tried to search for God
when they are desperate,
and what do they find? A
door slammed in their face
and sound of bolting and
double-bolting on the inside.
After that, silence. You may
as well turn away.
Many
believers
have
searched for God without
being able to find him. David, who wrote the wonderful comfort of God in Psalm
23, also cried out in Psalm
22: 1. “My God, my God,
why have you forsaken me”.
Jesus said those same words
on the cross (see Matthew
27:46). If, for some reason
you can’t seem to find God,
let him know you can’t find
him – and then, listen. God
is right where he always is.
Accept God’s invitation:
”Come near to God and he
will come near to you.”
Come as you are, empty
handed and with a simple
prayer. God is where we
are. Says Jesus in John 6: 37,
“Whoever comes to me, I
will never drive away.”
Let us pray: Lord, our God,
show us your presence in
our lives. Help us to trust
that you will never go of us.
Nasihat bijak “Tuhan tidak tidur”
yang disampaikan kepada orang
yang sedang mengalami persoalan berat dalam hidupnya, mau
menegaskan bahwa Tuhan tidak
pernah
membiarkan
atau
meninggalkan umat-Nya sendirian dalam pergulatan mengatasi
persoalannya itu.
Kata-kata
bijak itu muncul karena tidak
jarang orang mengalami keputusasaan ketika menghadapi
persoalan yang berat, dan
bahkan kemudian mempertanyakan dimana Allah? Mengapa
Allah diam saja? [Christine Budihardjo]
Sambungan dari halaman 5,
“Every Precious Gift Comes From Above” (James 1:17)
Andrew Theodore Katopo
Allison Tee
February 9, 2013
03:25 am, 3.19 kg
Mississauga
April 24, 2013
11:21 pm, 6lbs 2oz
Sunnybrook Hospital
Born to Reny & Herman Katopo
Born to Joanne & David Tee
Raphael Mustamil Sunjoto
Charlotte Rose Sulaiman
Arpil 18, 2013
10:16 am, 3.63 kg
McKenzie Health
May 16, 2013
10:35 am
Jakarta, Indonesia
Born to Ira Kristanti & Eko Budi
Januar
Born to Inessa & Stephen Sulaiman
Rejoicing with all new parent on the arrival of your precious baby
“Umat Katolik Indonesia”
ment daily with prayers for your own spiritual
growth and development, as short as ten minutes,
meditates can empowered to overcome many
unwelcome feelings and behaviours. Our actions
are inspired by our thoughts. If we can change the
way we think, we can begin to change the actions
we take. Jesus taught us with the prayer of Our
Father who art in heaven, in particular He mentioned “forgive our sins, for we also forgive everyone that is indebted to us. And lead us not into
temptation but deliver us from evil.” (Luke 11:4).
Being wise toward ourselves is not an
easy task, however it certainly doable should we
wish to change. All that happen in our lives is a
choice of what we make and decide. Therefore,
the only person who can help to change is the
person itself in their own hand. Please keep in
our mind that Everybody can do it.
Many thanks to Lusia Kandani for your
time and effort to share your knowledge, spreading the message that we are all responsible to
make a better generation. Your seminar was very
valuable and informative, we hope that you will be
able to come back and we could prepare with
better information that your talk is widely for
everyone, the young, the middle age, and the seniors. May God Bless you.§ [ Angie Hanapie., Baka
Light International Blog ]
WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA
TELEPHONE # 905-695-1745
Download