eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Studi Kualitatif di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Hayatur Rahmi¹, Sukaesih², Nurmaya Prahatmaja³ Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author : [email protected] Abstract This study discussed the dynamic active records management personel agency in West Java Province. The purpose of this study was to find out how the creation, storage, recovery, maintenance and security, as well as depreciation records for active records management activities take place. The research was carried out on Archival Unit Personnel Agency of West Java Province. The method used in this study is a qualitative descriptive. Techniques of data collection by interview, observation and literature study. The results of this study indicate that the management of active records in the Archives Unit of the Regional Civil Service Agency of West Java Province has implemented the management of archives, but have not gone up, it is proved that the lack of archival facilities, lack of human resources (HR) that have a science background archives. Keywords: archives, records management dynamic active Pendahuluan Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali. Sedangkan warkat merupakan catatan tertulis atau bergambar atau rekaman sesuatu hal yang dibuat seseorang untuk suatu keperluan (Sedarmayanti, 2003: 10). Suatu kantor juga selalu membutuhkan bantuan data dan informasi untuk menyelesaikan pekerjaan dan mengefektifkan manajemennya untuk dapat mencapai tujuan-tujuan dengan baik. Salah satu cara yang dilakukan oleh kantor tersebut dalam menghadapi perkembangan teknologi adalah dengan memiliki suatu sistem informasi yang cukup baik, cepat dan teliti. Nilai informasi ditentukan oleh lima karakteristiknya, yaitu ketelitian, ketepatan waktu, kelengkapan, keringkasan dan kesesuaian, karena dengan hal ini akan membantu kelancaran pekerjaan dalam kantor tersebut. 1 Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2 Hayatur Rahmi - Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 1 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Arsip perlu dikelola menggunakan pengelolaan arsip yang baik dan benar, sehingga apabila ada pihak yang membutuhkan arsip tersebut akan dapat disajikan dengan cepat dan tepat. Banyak faktor yang memengaruhi agar kearsipan mempunyai citra yang positif antara lain adalah kerapihan penyimpanan, petugas yang terdidik dan terampil, kemudahan untuk menyimpan, menemukan kembali arsip, terjaminnya keamanan arsip dan sebagainya. Pada dasarnya pengelolaan arsip terdiri dari beberapa unsur pokok sebagaimana yang dikemukakan Amsyah (2003) bahwa pengelolaan arsip teridiri atas proses penciptaan arsip, penyimpanan, penemuan kembali, dan pemeliharaan arsip. Tetapi arsip tidak hanya sekedar untuk disimpan saja, arsip juga perlu perawatan supaya keberadaan arsip tersebut tetap baik khususnya keberadaan arsip dinamis aktif yang terdapat dalam kantor tersebut harus diperhatikan karena arsip ini termasuk arsip yang masih sering dipergunakan dalam kantor. Demikian pula pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, peranan dan pengelolaan arsip sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan instansi terutama yang menyangkut dengan kepegawaian. Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan sebuah instansi pemerintah yang merupakan salah satu lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Barat khususnya di bidang kepegawaian. Di mana pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan provinsi dan pelayanan kepada pegawai negeri sipil merupakan tantangan bagi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat untuk bisa meningkatkan kinerja aparat maupun kualitas aparatur pemerintah Jawa Barat. Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat unit kearsipan berada di bawah naungan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Setiap ada perubahan dari data pegawai harus melalui persetujuan BKN, termasuk pengangkatan pegawai negeri sipil harus ada persetujuan dari BKN. Sedangkan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, produk yang dihasilkan berupa surat keputusan seperti surat kenaikan pangkat bagi pegawai negeri sipil, surat keputusan pensiun, dan sebagainya. Oleh karena itu dituntut pula untuk dapat memberikan kontribusi sesuai dengan bidang tugasnya yaitu dapat membantu dalam hal pelayanan bagi seluruh pegawai Provinsi Jawa Barat yang akan berkepentingan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepegawaian. Demi mendukung kelancaran semua kegiatan yang menyangkut kepegawaian, peran arsip pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat penting. Oleh karena itu penulis mencoba untuk meneliti bagaimana pengelolaan arsip dinamis aktif yang baik dan benar pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul sebagai berikut : “PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS AKTIF PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT”. Rumusan dan Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah pada pendahuluan di atas, penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana pengelolaan arsip dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat?”. Dari rumusan masalah tersebut penulis kemudian dapat mengidentifikasi empat (4) masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana proses penciptaan arsip pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat?; kemudian (2)Bagaimana penyimpanan arsip Hayatur Rahmi - Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat?; selanjutnya Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 2 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) (3) Bagaimana penemuan kembali arsip dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat?; terakhir (4) Bagaimana pemeliharaan arsip dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga (3) hal, yakni: (1) Untuk mengetahui proses penciptaan arsip pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat; (2) Untuk mengetahui sistem penyimpanan arsip dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat; (3) Untuk mengetahui penemuan kembali arsip dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat; (4) Untuk mengetahui pemeliharaan arsip dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Kerangka Pemikiran Pengertian arsip dikalangan masyarakat Indonesia masih sangat beragam. Pada umumnya pemahaman mereka sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman masing-masing. Pengertian arsip menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah simpanan surat-surat penting. Menurut pengertian tersebut, tidak semua surat dikatakan arsip. Surat dapat dikatakan arsip apabila memenuhi persyaratan berikut ini : 1. Surat tersebut masih mempunyai kepentingan (bagi lembaga, organisasi, instansi, perseorangan) baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. 2. Surat tersebut masih mempunyai nilai kegunaan dan disimpan dengan mempergunakan suatu sistem tertentu sehingga dengan mudah dan cepat ditemukan apabila sewaktu-waktu diperlukan kembali. Pengertian arsip di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1971 tentang “Ketentuan Pokok Kearsipan” pada Bab I pasal 1 berbunyi sebagai berikut : 1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara dan Badan-Badan Pemerintahan dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pemerintah. 2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-Badan Swasta dan/atau perorangan dalam bentuk corak ataupun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan. Arsip adalah warkat atau catatan mengenai peristiwa atau hal. Dalam pengertian ini menurut Surojo (2006: 37) dapat dipahami bahwa arsip terdapat data ataupun informasi yang dibutuhkan oleh setiap orang atau pun sekelompok pejabat atau pegawai untuk keperluan pelaksanaan tugas, fungsi, dan pekerjaan di dalam organisasi dan kebutuhan individual. Dari defenisi diatas jelaslah bahwa arsip merupakan sumber informasi dan pusat ingatan bagi seluruh kegiatan organisasi, di mana surat atau warkat yang diproses berdasarkan pengklasifikasian atau penggolongan yang disusun, disimpan, dan dipelihara sedemikian rupa selama masih diperlukan. Menurut Mykland (1992:21) dunia tanpa arsip adalah dunia tanpa memori, tanpa kepastian hukum, tanpa sejarah, tanpa kebudayaan, tanpa ilmu pengetahuan dan tanpa identitas kolektif. Sebagai salah satu sumber informasi penting arsip memiliki banyak fungsi yang signifikan untuk menunjang proses kegiatan administratif dan fungsi-fungsi manajemen birokrasi di samping sebagai sumber primer bagi peneliti maupun akademisi. Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu organisasi, para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif. Tanpa tersedianya informasi pun para manajer tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat dan mencapai tujuan dengan efektif Hayatur Rahmi Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif dan -efisien. Sehingga bisa dikatakan bahwa informasi merupakan sebuah keterangan yang Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 3 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) bermanfaat untuk para pengambil keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menurut Krismiaji (2005:15) menjelaskan bahwa informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat. Di samping itu Gordon B. Davis (1984:200) juga menyatakan bahwa, "Information is data that has been processed into a form that is meaningful to the recipient and is of real or perceived value in current or prospective actions or decisions" di definisi kan sebagai informasi merupakan data yang telah diproses atau diolah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya. Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Dengan memberikan informasi kepada orang lain akan sama halnya dengan melakukan komunikasi. Sebagaimana yang dikatakan Suprapto (2006: 2): “Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu”. Pawito dan C Sardjono (1994: 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver). Sementara Riswandi menyimpulkan beberapa karakteristik komunikasi berdasar berbagai definisi yang dikemukakan para ahli, antara lain: 1. Komunikasi adalah suatu proses, artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. 2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. 4. Komunikasi bersifat simbolis karena dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. 5. Komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Maksudnya bahwa para pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lainlain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi (Riswandi, Hayatur Rahmi 2006). - Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 4 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Jika dilihat sekilas dari ulasan di atas, kiranya dapat ditarik benang merah bahwa tiap ahli bisa memiliki pandangan beragam dalam mendefinisikan komunikasi. Komunikasi terlihat sebagai kata yang abstrak sehingga memiliki banyak arti. Kenyataannya untuk menetapkan satu definisi tunggal terbukti sulit dan tidak mungkin terutama jika melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam istilah itu. Dalam dunia kearsipan, komunikasi berperan penting untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya komunikasi pada suatu organisasi dapat menghasilkan informasi serta dikelola sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan organisasi. Dalam organisasi pun akan tercipta arsip untuk pelaksanaan kegiatan agar berjalan dengan baik. Arsip bukan hanya sekedar hasil sampingan dari kegiatan suatu organisasi, arsip diterima dan diciptakan oleh organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan disimpan sebagai bukti kebijakan dan aktivitasnya (Kennedy and Schauder, 1998:1). Arsip tercipta sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan organisasi. Dengan kata lain bahan arsip tercipta seiring dengan pelaksanaan kegiatan yang akan dicapai. Pengelolaan sebagai proses mengkoordinir kegiatan-kegiatan pekerjaan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Menurut Syamsi pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi/proses yang memberikan pengawasan pada suatu hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan (Ibnu Syamsi, 1994:8). Di samping itu, pengelolaan arsip meliputi penataan, klasifikasi, pelayanan arsip baik secara manual maupun elektronik dengan bantuan computer (Hamalik, 1993: 78). Hasil dari pengolahan tersebut perlu dianalisis dan dievaluasi secara teliti agar dapat memperoleh informasi yang akurat, tepat guna, dan berdaya guna bagi organisasi maupun perusahaan. Untuk itu dalam pengelolaan arsip harus dilakukan sebaik mungkin. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Kartono (1951: 28): “Agar arsip benar-benar akan menjadi pusat ingatan suatu perusahaan atau organisasi, maupun sebagai sumber informasi, sudah tentu harus dikelola dengan sebaik-baiknya, artinya arsip harus ditata dengan baik dan dapat ditemukan dengan cepat tanpa harus membuang waktu banyak sehingga siap segera dipergunakan untuk membantu pemecahan masalah dibidang aktivitas organisasi yang timbul atau yang akan timbul”. Pengelolaan arsip dinamis juga mempermudah pengguna arsip menemukan kembali informasi yang diperlukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Selain itu, pengelolaan arsip dinamis juga memungkinkan upaya pemeliharaan penyimpanan arsip dalam format yang dapat digunakan selama masih diperlukan. Manajemen arsip aktif adalah suatu pengelolaan arsip yang diciptakan dan dipergunakan oleh suatu organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan teknis/substantif dan administrasi/fasilitatif. Dalam mewujudkan suatu manajemen arsip aktif yang efektif, sejumlah keputusan yang harus dibuat mengenai (Kennedy, 1998): a) Lokasi penempatan arsip, baik secara sentralisasi, desentralisasi, atau gabungan/kombinasi b) Prosedur registrasi, metode klasifikasi dan pengindeksan c) Prioritas penanganan arsip d) Prosedur pengorganisasian dan pemeliharaan file e) Pemilihan peralatan kearsipan f) Implementasi sitem penelusuran file g) Lamanya arsip disimpan dalam suatu system (jadwal retensi arsip) dari penilaian arsip h) Teknologi yang digunakan untuk mendisain dan mengoperasikan system penyimpanan arsip. Dalam pengelolaan arsip harus didasarkan pada nilai dan kegunaan arsip sesuai dengan fungsinya. Seperti dijelaskan pada Undang-undang No. 43 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan kearsipan Pasal 1 bahwa arsip menurut fungsi dibedakan menjadi dua yaitu: Hayatur Rahmi - Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 5 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) a. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu; b. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan. Arsip dinamis harus dikelola agar bermanfaat bagi pencipta, penerima dan pemakainya. Untuk sampai ke pemakai arsip dinamisnharus dikelola dengan sebaik-baiknya dan harus tersedia bila diperlukan. Pengelolaan arsip dinamis dinamakan record management. Cara untuk menguraikan pengelolaan arsip dinamis menggunakan siklus hidup. Menurut Amsyah (2003: 32) siklus hidup arsip dinamis meliputi tahap penciptaan dan penerimaan, tahap penyebaran, tahap pengguna, tahap penyimpanan berkas dan temu balik, tahap penempatan, penyimpanan, pemusnahan. Dapat dilihat pada bagan 1.1 siklus hidup arsip di bawah ini. Kegiatan arsip mengalami lima fase utama yaitu pembuatan, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan aktivitas. Dalam setiap fase terdapat berbagai elemen-elemen dan kegiatan. Pada akhir fase kelima arsip dinamis mengalami dua pilihan yaitu pemusnahan atau penyimpanan permanen. Bagan 1.1 Siklus Hidup Arsip Penciptaan dan Penerimaan Penempatan Penyimpanan Pemusnahan Penyebaran Internal Eksternal Penyimpanan Berkas Temubalik Transfer Penggunaan Pengambilan Keputusan Dokumentasi Respon Rujukan Persyaratan Hukum Sumber: Sulistyo Basuki, 2003 Siklus hidup arsip dinamis pada tahap pertama merupakan informasi terekam baik yang diciptakan atau penerimaan. Pada saat ini informasi terekam merupakan rekaman (arsip dinamis, records) kemudian diklasifikasikan, disimpan, dan temu balik. Sampai pada tahap penyimpanan informasi terekam masih merupakan masih merupakan arsip dinamis yang aktif yang kemudian dilakukan tahap penyusutan. Pada tahap penyusutan menjadi arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis tersebut tetap disimpan kemudian dibuatkan jadwal retensi arsip. terdapat dua kemungkinan yang pertama arsip dinamis inaktif dimusnahkan sedangkan kemungkinan kedua arsip dinamis inaktif disimpan permanen dan berubah menjadi arsip atau Hayatur Rahmi Dinamis Aktifyang disimpan permanen transfer ke depo arsip dan berubah arsip- Pengelolaan statis. ArsipArsip dinamis inaktif Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 6 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) menjadi arsip statis. Arsip statis ini merupakan informasi yang dapat menghasilkan informasi baru yang dituangkan dalam bentuk arsip dinamis yang berada pada penciptaan dan penerimaan, demikian seterusnya. Konsep siklus arsip dinamis menyediakan dasar dalam mengembangkan program manajemen arsip dinamis dengan menggunakan pendekatan model kontinum arsip dinamis. Konsep ini terfokus pada manajemen arsip dinamis sebagai suatu proses berkelanjutan, termasuk di dalamnya adalah proses penciptaan arsip. nantinya akan ditentukan arsip dinamis apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam system arsip dalam rangka menyediakan bukti dari sebuah kegiatan. Juga akan ditentukan berapa lama arsip ditahan untuk keperluan bisnis dan keperluan lain, berapa lama disimpan, dan siapa yang berhak mengakses arsip tersebut (Kennedy, 1998). Objek dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah (Husein Umar, 1999: 81). Penelitian deskriptif adalah akumulasi dari data dasar dalam cara deskriptif yang tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau membuat makna implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat juga merupakan metode-metode deskriptif (Suryabrata, 1983: 21). Penelitian deskriptif digunakan untuk mengumpulkan, merangkum serta menginterpretasikan data-data yang diperoleh, yang selanjutnya diolah kembali sehingga dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek penelitian. Maka dalam penelitian deskriptif ini penulis akan memperolah data-data dengan mudah dan akan mengambil suatu kesimpulan dengan sempurna. Penelitian ini dilakukan di Unit Kearsipan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan tiga (3) orang narasumber, observasi, dan studi kepustakaan. Untuk menjaga kualitas hasil dan pembahasan yang baik perlu dilakukan pengujian keabsahan data-data yang diperoleh dari wawancara dengan sejumlah informan. Pengujian kesahihan ini dilakukan dengan pendekatan triangulasi, yakni dengan melakukan perbandingan antara transkrip dari satu informan dengan transkrip dari informan yang lainnya, apakah jawaban-jawaban mereka menggambarkan pola tertentu, membuktikan hal tertentu atau penyangkalan. Di samping itu, triangulasi juga dilakukan dengan mengkonfirmasi jawaban-jawaban informan dengan keterangan-keterangan yang didapat lewat perbincangan dengan pihak-pihak lain yang terkait seperti arsiparis, akademis kearsipan, pakar kearsipan, dan lain-lain. Triangulasi ini sebagai teknik pemeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding terhadap data dari hasil penelitian tersebut. Penulis melakukan triangulasi bersama Ibu Dra. H. Kokom Komariah, M. Si., yakni Arsiparis di Badan Perpustakaan Arsip dan Daerah (BAPUSIPDA) sekaligus Dosen di FISIP Universitas Padjadjaran. Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut, maka dapat diketahui data yang diperoleh dari narasumber berbeda dengan memberikan data yang sama. Hayatur Rahmi - Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 7 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Hasil Penelitian, Analisa dan Pembahasan Berdasarkan riset yang penulis lakukan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, arsip dinamis aktif yang dikelola adalah arsip personil pegawai negeri sipil se-provinsi Jawa Barat. Pengelolaan arsip dinamis aktif yang dilakukan melalui empat (4) tahapan, yakni penciptaan arsip, penyimpanan arsip dinamis aktif, penemuan kembali arsip dinamis aktif, dan pemeliharaan arsip dinamis aktif. Dalam penciptaan arsip, arsip yang diciptakan haruslah arsip aktif. lahir karena ada aktivitas pembuatan arsip baik tertulis, gambar ataupun rekaman mengenai beberapa hal yang menyangkut organisasi, manajemen, informasi, komunikasi, orang, uang, barang, relasi publik dan operasional organisasi lainnya. Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, penciptaan arsip dinamis aktif dimulai dari unit pencipta pada subbagian masing-masing. Penciptaan arsip dinamis ini dilakukaan subbagian sesuai dengan tupoksi masing-masing. Adapun penciptaan arsip dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat melalui dua tahapan, yaitu pada unit pencipta dan unit kearsipan. Unit pencipta merupakan subbagian yang akan membuat surat kepegawaian berupa surat-surat keputusan atau yang disebut dengan naskah dinas. Penciptaan naskah dinas ini sesuai dengan tupoksi masing-masing subbagian. Oleh karenanya pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat dibagi atas beberapa bidang jabatan yang disesuaikan dengan kebutuhan administrasi kepegawaian. Jika ada pegawai yang ingin mutasi kerja, maka pengurusan surat dilakukan pada bidang mutasi dan administrasi kepegawaian. Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, penciptaan arsip dinamakan dengan penciptaan naskah dinas. Penciptaan naskah dinas yaitu proses kegiatan sejak pembuatan draft atau konsep, pengetikan, penandatangan, penomoran sampai naskah tersebut digunakan. Pada naskah dinas perlu nomor surat di mana nomor ini akan berfungsi dalam pengurusan arsip dan dapat mengetahui jumlah surat yang sudah dihasilkan. Unit pencipta meminta nomor surat pada unit kearsipan, yaitu di sentral arsip Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Penciptaan naskah dinas mengacu kepada peraturan perundangundangan yang mengatur naskah dinas. Dalam hal ini, telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Setelah dilakukan penciptaan arsip, perlu dilakukan penyimpanan arsip yang sistematis agar apabila sewaktu-waktu arsip dibutuhkan dapat ditemukan dengan cepat. Penyimpanan arsip dinamis aktif yang dilakukan dengan mengklasifikasikan arsip dinamis aktif secara numerik. Dengan sistem pengklasifikasian berdasarkan numerik ini dianggap lebih efektif untuk mengelola arsip kepegawaian, khususnya arsip dinamis aktif di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Pengelompokkan arsip dinamis aktif dilihat dari Nomor Induk Pegawai, yang diurut berdasarkan tahun kelahiran pegawai, kemudian bulan, dan tanggal. Dengan demikian tidak akan terjadi duplikasi tempat penyimpanan arsip karena NIP akan berbeda pada setiap personil. Sistem penyimpanan yang dilakukan pada Unit Kearsipan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat sudah benar. Hal ini terlihat dari ketepatan waktu sewaktu menelusuri arsip saat diperlukan dan dapat ditemukan dengan mudah, serta untuk mengembalikan arsip tersebut kembali pada tempatnya dapat dengan cepat dikembalikan di tempat semula. Pada sistem temu kembali arsip diperlukan angka kecermatan arsip. Angka kecermatan adalah angka perbandingan antara jumlah arsip yang tidak ditemukan pada waktu diperlukan dengan arsip yang ditemukan yang dinyatakan dengan prosentase. Apabila Angka Kecermatan =3%, berarti penyelenggaraan penyimpanan dan penemuan kembali arsip berada pada titik batas. Apabila Angka Kecermatan > 3%, berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang digunakan perlu ditinjau kembali untuk diadakan penyempurnaan lebih Hayatur Rahmi - Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif < 3%, berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali lanjut. Apabila Angka Kecermatan Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 8 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) arsip yang digunakan oleh organisasi yang bersangkutan masih cukup baik. Apabila angka kecermatan arsip menunjukan prosentase yang semakin tinggi, berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip kurang baik. Sebaliknya jika angka kecermatan menunjukan prosentase yang semakin rendah, berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip sudah cukup baik. Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat sebaiknya menggunakan angka kecermatan sehingga dapat dinilai sejauh mana tingkat keberhasilan dari pengelolaan arsip dinamis aktif. Untuk menjaga nilai informasi yang terkandung dalam arsip, perlu dilakukan pemeliharaan arsip. Pemeliharaan arsip merupakan upaya untuk melindungi, mengatasi, mencegah dan mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip beserta informasi yang terkandung di dalamnya. Pemeliharaan tersebut bisa dilakukan dengan pengaturan ruangan, tempat penyimpanan arsip, penggunaan bahan pencegah rusaknya arsip dan menjaga kebersihan arsip, melakukan fumigasi, dan pemberian kapur barus. Pemeliharaan arsip dinamis aktif harus memerhatikan dua faktor okok yang dapat menyebabkan kerusakan pada fisik arsip, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk memelihara, menjaga dan mengamankan terhadap perusak kertas secara langsung. Kedua faktor ekstern dari lingkungan di mana arsip tersimpan, yang merusak arsip secara tidak langsung. Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat sendiri menjaga arsip selalu berada dalam kondisi baik, perlu dilakukan pengaturan tentang penyimpanan serta perawatan secara terus menerus. Pemeliharaan arsip dinamis aktif yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat masih dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu pegawai pengelola arsip sekali-kali memeriksa arsip yang berada dalam almari arsip dan membersihkan almari beserta arsip yang ada di dalamnya dari debu. Seharusnya Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat khususnya pada bagian unit kearsipan melakukan fumigasi terhadap arsip dinamis aktif dan jika terdapat kendala dengan biaya dan tenaga ahli yang dilakukan, hal ini dapat diatasi dengan pemberian kapur barus pada tempat penyimpanan arsip agar arsip dinamis aktif dapat dipelihara dengan baik. Kesimpulan Penciptaan arsip dilakukan oleh unit pencipta pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, yaitu dengan penciptaan naskah dinas. Penciptaan arsip harus melalui unit kearsipan untuk mendapatkan nomor surat. Sedangkan untuk pengendalian naskah dinas, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat menggunakan kartu kendali dan kartu tunjuk silang. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 40 Tahun 2008 Mengenai Tata Kearsipan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sistem penyimpanan arsip dinamis aktif yang digunakan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan sistem numerik. Setiap arsip kepegawaian diklasifikasikan berdasarkan Nomor Induk Pegawai dalam ruangan khusus penyimpanan arsip. Sistem penyimpanan arsip dinamis aktif yang dilakukan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat telah sesuai dengan teori kearsipan, hal ini terlihat pada saat arsip dibutuhkan dapat ditemukan dengan cepat dan mudah. Di sisi lain sistem temu kembali arsip sudah berjalan dengan baik, namun di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat belum menggunakan angka kecermatan. Perlu adanya angka kecermatan untuk menilai sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pengelolaan arsip dinamis aktif. Kegiatan pemeliharaan arsip dinamis aktif pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu dengan membersihkan debu pada arsip dengan lap debu. Hal ini jelas tidak sesuai dengan ketentuan kearsipan yang semestinya, seperti yang diungkapkan para ahli dan Peraturan Gubernur No. 40 Tahun 2008 tentang Tata Kearsipan Pemerintah Provinsi Jawa Hayatur Rahmi - Pengelolaan Arsipada Dinamis Aktif khusus dalam memelihara arsip dinamis aktif dengan Barat. Seharusnya perhatian Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 9 of 10 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) melakukan fumigasi dan memberikan kapur barus agar informasi yang terkandung dalam arsip dapat terjaga dengan baik. Daftar Pustaka Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kennedy, Jay and Cherryl Schauder, Records Management, A Guide to Corporate Record Keeping Melbourne: Longman, 1998. Krismiaji, 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Mykland. 1992. Liv Protection and identity: The Archivist’s Identity and Professionalism, Montreal:ICA, XIIth. Pawito, dan C. Sardjono. 1994. Teori-teori Komunikasi. Buku Pegangan Fisipol Komunikasi S1 Semester IV. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Massa Riswandi. 2006. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu. Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo. Surojo, Yohannes. 2006. Manajemen Kearsipan. Cetakan I. Malang: Dioma Malang. Syamsi, Ibnu. 1994. Sistem dan Prosedur Kerja. Jakarta: Bumi Aksara. Hayatur Rahmi - Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 10 of 10