1 JURNAL MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TENTANG GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS IV SDN 24 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO Oleh DEWI A. RAUF Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.HI Abstrak Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tentang Globalisasi Melalui Model Pembelajara Kooperatif Tipe Snowball Throwing Di Kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo”. Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd, Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd, M.HI. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo akan meningkat?” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan/observasi dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi. Penetapan indikator kinerja pada penelitian adalah 75% siswa yang dikenai tindakan mendapat nilai 70. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai minat belajar siswa tentang globalisasi pada siklus 1, dari 22 siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 13 orang dengan persentase 59% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah berjumlah 9 2 orang dengan persentase 41%. Pada pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 19 orang atau 86% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah 3 orang atau 14 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo meningkat. Kata Kunci: Minat Belajar, Globalisasi, Model Snowball Throwing Pendahuluan Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan intelektual yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat di capai. Salah satu kemampuan yang harus di miliki seorang guru dalam meningkatkan kompotensi profesinya adalah kemampuan mengembangkan model pembelajaran (dalam Widyarti dan Suranto, 2009:36) Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang di pilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar harus proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan Warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil dan berkarakter yang di amanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn juga merupakan pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultur, bahasa, usia, suku bangsa (Ruminiati, 2007: 1-25). Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini pembelajaran kurang efektif karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 1. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn. 3 Adanya faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal siswa itu diantaranya: a) minat belajar; b) motivasi belajar; c) intelegensi; d) kebiasaan; e) rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat dari guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang tepat seperti pembelajaran kooperatif, saran dan prasarana, kurikulum dan lingkungan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Sesuai dengan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo pada mata pelajaran Pkn dari 22 orang siswa tedapat 8 orang (36%) yang mendapatkan nilai belajar baik, namun masih ada 14 orang (64%) yang belum tuntas. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa menguasai materi mata pelajaran secara mendalam melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Dari uraian-uraian diatas, maka peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengangkat judul: Meningkatkan minat belajar siswa tentang Globalisasi melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas 1V SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Kajian Teori defenisi tentang minat yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain; (a) Tidjan (dalam Hariyanto, 2010:1. Online) mengatakan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek. (b) Drs. 4 Dyimyati Mahmud (2005) minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas. (c) Hilfard (dalam belajarpisikologi. Online) memberi rumusan tentang minat yaitu interes is persisting tendency to pay attention to and enjoy same activity or content. Minat adalah kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. (d) Witherington (2005 :100) minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya. Menurut Slameto ( 2010:180 ) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat juga pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Sumadi Suryabrata (2007:109) berpendapat minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Menurut Crow and Crow minat juga merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu individu itu sendiri yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian belajar tersebut. Menurut Crow and Crow juga ada 3 faktor yang menimbulkan minat yaitu: Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif social, faktor emosional. Dari beberapa definisi di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang terdiri dari perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan, adanya motif dan tujuan dalam mencapai satu tujuan. Maka dapat di pahami pula bahwa dalam minat terdapat unsur perasaan senang, perhatian, kesungguhan dan adanya motif dan tujuan.Dan minat sangat mempengaruhi perasaan tingkah laku individu dalam menentukan tujuan, 5 sehingga pengaruh minat sangat besar dalam kehidupan, dan sebuah kecenderungan siswa merupakan pengaruh dari minat individu. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Menurut Purwodarminto (dalam Murniasih, Shopian 2010:4) belajar adalah berusaha supaya memperoleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) Good dan Brophy (dalam Purwanto 2007:85) mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu Learning is the develovment of new Associations as a result of experience. Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu proses yang benar-benar bersifat internal yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurutnya bukan tingkah laku yang Nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal didalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru (new associations). Menurut Loekmono (dalam Sarjanaku, 2012:1. Online) minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Selanjutnya Loekmono juga mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu: 1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran. 2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi. 3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman 5. Gambaran diri di masa depan mendorong untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu. 6 Minat belajar dapat diingatkan melalui konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktifitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar disekolah. Slameto (2005) http://www.referensimakalah.com//2012/09/pengertianminat-belajar.html mengatakan factor-faktor yang mempengaruhi minat belajar disekolah bisa diatasi guru dengan cara: 1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseri 2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan 3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur 4. Meningkatkan kondisi fisik siswa 5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa 6. Menyediakan sarana penunjang yang mandiri Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu metode kooperatif learning. Menurut Saminanto (2010:37) Model Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran gelundungan bola salju. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik. Akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya. Model Pembelajaran Snowball Throwing adalah merupakan suatu tipe model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan murid dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Komalasari, 2010). 7 Menurut (Farhan, 2012) Snowball Throwing merupakan pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman lainnya disatu kelompok serta menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan kepada siswa lain. Kemudian siswa yang mendapat kertas menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Diyan Tunggal Safitri (2011) kelebihan dari model pembelajaran Snowball Throwing adalah: a) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan. b) Siswa lebih memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang dipelajari. c) Membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. d) Melatih siswa menjawab pertanyaan. e) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan. f) Mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya. g) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. h) Siswa akan memahami makna tanggung jawab. i) Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Sedangkan kekurangannya adalah: a) Tercipta suasana kelas yang kurang kondusif. b) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain. c) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan siswa. Hipotesis tindakan pada penelitian adalah ”Jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, maka minat belajar siswa pada materi Globalisasi akan meningkat. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dikelas 1V SDN 24 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Alasan tempat penelitian ini dipilih karena peneliti sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut di atas. Sehingga mempermudah peneliti menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini sesuai dengan kurikulum yang ada dan dapat dilaksanakan secara efektif. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai pada bulan April sampai dengan Juni 2013. Jumlah murid yang terdaftar di kelas 1V DSN 24 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo adalah 22 orang siswa. Terdiri dari 8 orang lakilaki dan 14 orang perempuan dengan usia rata-rata 9-10 Tahun. 8 Variabel output dalam penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah pembelarajan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I Pengamatan Penilaian Minat Belajar Siswa pada Siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 NAMA SISWA Adrianto Mahmud Ibrahim Madiko Ismail Kuasina Kadir Puhi Kadir Suleman Rahman Umar Wandri Umar Yunus Puhi Adinda Suleman Amina Malapo Ehan Hanio Fatma Pendi Indriani Harun Isnawati P. Rais Maimuna Suleman Rina Setiadewi Tahir Rini Setiawati Tahir Sintiawati Hasan Sri Selvila Riska Salma Puhi Winda Suleman Yusni Abdulah Jumlah Persentase Aspek Yang dinilai Perhatian Kepuasan Relevansi 14 64% Percaya diri 9 40% 14 64% 11 50% Berdasarkan pengamatan penilaian minat belajar siswa pada siklus I yang terdapat pada 4 aspek penilaian, yaitu: perhatian, kepuasan, relevansi, dan percaya diri. Dimana pada 22 orang siswa terbagi dalam 4 aspek yaitu aspek perhatian ada 14 orang atau 64%, aspek kepuasan ada 9 orang atau 40 %, aspek relevansi ada 14 9 orang atau 64%, dan aspek percaya diri ada 11 orang atau 50%. Sesuai capaian hasil peneliti dalam meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa model snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan dengan observasi awal. Akan tetapi hasil ini belum mencapai indikator kinerja sehingga perlu dilanjutkan tindakan pada siklus II. Siklus II Pengamatan Penilaian Minat Belajar Siswa pada Siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 NAMA SISWA Adrianto Mahmud Ibrahim Madiko Ismail Kuasina Kadir Puhi Kadir Suleman Rahman Umar Wandri Umar Yunus Puhi Adinda Suleman Amina Malapo Ehan Hanio Fatma Pendi Indriani Harun Isnawati P. Rais Maimuna Suleman Rina Setiadewi Tahir Rini Setiawati Tahir Sintiawati Hasan Sri Selvila Riska Salma Puhi Winda Suleman Yusni Abdulah Jumlah Persentase Aspek Yang dinilai Perhatian Kepuasan 22 100% 22 100% Relevansi 19 86% Percaya diri 18 82% Berdasarkan pengamatan penilaian minat belajar siswa pada siklus II yang terdapat pada 4 aspek penilaian, yaitu: perhatian, kepuasan, relevansi, dan percaya diri. Dari 22 orang siswa sudah mencapai 100% pada aspek perhatian, 100% pada 10 aspek kepuasan, dan pada aspek relevansi sudah mencapai 86 % atau 19 orang, serta pada aspek percaya diri mencapai 82 % atau 18 orang. Hal ini menunjukkan bahwa keempat aspek yang telah digunakan sudah mencapai keberhasilan melebihi indikator kinerja yang ditetapkan. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing di kelas IV peneliti laksanakan yakni Berdasarkan data yang diperoleh mengenai minat belajar siswa tentang globalisasi pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah13 orang dengan persentase 59% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah berjumlah 9 orang atau 41% dan Pada pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 19 orang atau 86% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah 3 orang atau 14 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo meningkat. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, peneliti memberikan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada guru kelas yang mengajarkan materi globalisasi menggunakan model snowball throwing sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa yang diajarkan. 43 11 2. Diharapkan guru untuk mengajar model pembelajaran ini sebagai variasi dalam proses belajar mengajar untuk menghindarkan kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga kualitas pelajaran dapat meningkat. 3. Sebelum menggunakan model pembelajaran snowball ini, guru harus mampu menguasai langkah-langkah model pembelajaran, sehingga dengan mudah guru menyampaikan serta siswa pun cepat tanggap menggunakan model pembelajaran ini, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. 4. Diharapkan kepada pihak-pihak terkait dapat memberikan dukungan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh setiap guru dalam meningkatkan minat belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli dkk.2007. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional. Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Murniasih, Eri dan Shopian, Irpan. 2010. 101 Tips Belajar Efektif dan Menyenangkan. Semarang: PT Sindur Press. Purwanto.2007.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Qodratilah, Meity Taqdir. 2011. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraaan SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi : Departemen Pendidikan Nasional. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. 12 Uno, Hamzah B. dan Masri Kudrat Umar. Belajar Cepat Menjadi Peneliti. Badan Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi Universitas Negeri Gorontalo. Wardhani, Igak dan Wihardit, Kuswaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Widyarti dan Suranto, 2009. Konsep Mutu Dalam Manajemen Pendidikan Vokasi. Semarang: PT Sindur Press. Sumber dari Online : Hariyanto. 2010. Pengertian Minat Belajar. Http://belajarpsikologi.com/penger tian- minat/, diakses 09 April 2013 Loekmono.2005. http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-belajarsiswa-menurut.html. (online). diakses 09 April 2013. Slameto.2005. http://www.referensimakalah.com//2012/09/pengertian-minatbela jar.html (Online). diakses 09 April 2013. Suryabrata, Sumadi. http://Pinarac.wordpress.com/2012/04/06/pengertian-minatbelajar. (online). Diakses 09 April 2013. Witherington. 2005. Diakses 09 April 2013. Http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/ (Online).