Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kajian Teori
a. Motivasi belajar
1) Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris “motivation“. Kata
asalnya ialah “motive” yang artinya tujuan. Thursan Hakim (2000 :
26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan
kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan
siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya
motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
Menurut Muzaqi (dalam Supartini, 2008) motivasi belajar berarti
keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa/peserta didik yang
dapat menimbulkan, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan
motivasi belajar, maka siswa/peserta didik dapat mempunyai intensitas
dan kesinambungan dalam proses pembelajaran/ pendidikan yang
diikuti. Dimyati dan Mudjiono (2006:80) mengutip pendapat Koeswara
mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental,
kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita
di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan,
8
menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku
individu dalam belajar.
Menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai
kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme
psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
(http://tkampus.blogspot.com/2012/01/motivasi-belajar.html)
2) Jenis-jenis motivasi
Menurut
Djamarah
(2011:149)
membedakan
motivasi
berdasarkan sifatnya menjadi dua, yaitu :
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh
atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk
dibacanya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya
seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan
harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan
hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
9
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa
yang dilakukannya itu.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi
siswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik
dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi
ekstirnsik dapat berubah menjadi intrinsik tanpa disuruh orang
lain.Ia termotivasi belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa
disuruh oleh orang lain (Monks, dalam Dimyati, 2006:91).
3) Ciri-ciri motivasi
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh sardiman (2006:83)
menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa memiliki ciriciri sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas.
b. Ulet menghadapi kesulitan.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
d. Lebih senang bekerja sendiri.
e. Tidak cpat bosan dengan tugas-tugas rutin.
f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri tersebut, berarti siswa
mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar
akan berhasil baik jika siswa memiliki minat untuk belajar, tekun
10
dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam
mengatasi kesulitan belajar.
4) Faktor-faktor motivasi belajar
Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan
sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan
memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.
Citacita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun
ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri.
b. Kemampuan Belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini
meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa.
Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di
dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berfikir
siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya
konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir secara
operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan
kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai
kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam
11
belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses
oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.
c. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi
kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan
dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru
lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan
gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya siswa yang
kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya
bergadang atau juga sakit.
d. Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari
luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan
individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi
lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat
dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola
kelas,
menciptakan
suasana
belajar
yang
menyenangkan,
menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa
termotivasi dalam belajar.
12
e. Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang
lemah dan bahkan hilang sama sekali.
f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya
yang
dimaksud
disini
adalah
bagaimana
guru
mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari
penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian
siswa.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui
motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan
meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar
dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk
melakukan kegiatan belajar.
5) Fungsi Motivasi
Menurut
Sutisna
Sanjaya
(2007)
fungsi
motivasi
dalam
pembelajaran diantaranya :
a)
Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
13
c)
Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan
tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Menurut Hamalik (2001:161) ada tiga fungsi motivasi, antara lain
adalah:
a)
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
b) Sebagai pengarah, artinya mengarahlkan perbuatan kepada
pencapaian tujuan yang diinginkan.
c)
Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjan.
Menurut Djamarah (2011:157) ada tiga fungsi motivasi, antara
lain:
a)
Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi
sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis
melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu
kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam
bentuk gerakan psikofisik.
14
c)
Motivasi
sebagai
pengarah perbuatan.
Anak didik
yang
mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang
harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka
siswa akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal.
6) Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa
Menurut Djamarah (2011:159) ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah,
antara lain:
a)
Memberi angka
Angka dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil akivitas
belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup
memberikan
rangsangan
kepada
anak
didik
untuk
mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar
di masa mendatang.
b) Hadiah
Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk memperoleh nilai
yang baik. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau guru
untuk memacu belajar siswa.
c)
Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan. Persaingan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Dengan saingan atau kompetisi dapat
digunakan sebagai alat untuk mendorong siswa belajar.
15
d) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Siswa akan belajar dengan
keras bisa jadi karena harga dirinya.
e)
Memberi ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Siswa akan menjadi
giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan. Siswa biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk
menghadapi
ulangan.Oleh
karena
itu,
memberi
ulangan
merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi siswa agar
lebih giat belajar juga merupakan sarana motivasi.
f)
Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan mendorong siswa
untuk giat belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang
meningkat, siswa termotivasi untuk belajar dengan harapan
hasilnya akan terus meningkat.
g) Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus motivasi
yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji
keberhasilan
siswa
dalam
mengerjakan
pekerjaan
16
sekolah Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana
menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
h) Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika dilakukan
dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik
dan efektif.
i)
Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berati ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang ada
dalam diri siswa. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan agar
hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar.
j)
Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang
berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.Proses
belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Minat
dapat dibangkitkan dengan :membandingkan adanya kebutuhan,
menghubungkan dengan persoalan penggalaman yang lampau,
memberi kesempatan untuk emndapatkan hasil yang baik,
menggunakan berbagai macam metode menggajar.
k) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa merupakan
17
alat motivasi yang cukup penting. Dengan memahami tujuan yang
hendak dicapai, akan timbul gairah ntuk belajar.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan
motivasi belajar dari penelitian ini adalah dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan (kegiatan belajar) dengan tujuan tertentu (tujuan belajar).
7) Belajar
Menurut W.S. Winkel (2012 : 59) belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan,
yang
menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan
tersebut bersifat relatif konstan (tetap) dan berbekas. Belajar adalah
perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan
belajar dari penelitian ini adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dalam lingkungannya.
18
b. Hasil Belajar
1) Pengertian hasil belajar
Menurut Sugandi (2004:63) mengemukakan hasil belajar
merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan”Apa yang harus digali,
dipahami, dikerjakan siswa?” Hasil belajar ini merefleksikan
keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan
digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik
penilaian tertentu.
Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2000: 7), merupakan suatu
kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah
melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh
guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Menurut Nana Sudjana yang
dikutip oleh Rochmad Wahab (2009: 24) membagi lima kategori hasil
belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif,
sikap, dan motorik.
Menurut Anni (2004:4) hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar. Perolehan apek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung
pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.
Menurut penelitian Wasty (2003) pengenalan seseorang
terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena
dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan
lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga dengan
19
demikian peningkatan hasil belajar dapat lebih optimal karena siswa
tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang
telah diraih sebelumnya.
Menurut Darsono (2000:112) mengukur hasil belajar termasuk
dalam pengukuran psikologis. Dalam pengukuran psikologis ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut antara lain:
a)
Pengukuran psikologis bersifat tidak langsung (indirect) berarti
untuk mengukur gejala hasil belajar perlu diungkap dahulu
dengan alat yang disebut tes.
b) Hasil pengukuran psikologis dipengaruhi oleh jenis instrumennya
(tesnya). Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil ukur yang
obyektif diperlukan alat yang valid dan reliabel.
c)
Hasil pengukuran psikologis diwarnai oleh kondisi orang yang
diukur. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa pengukuran hasil
belajar itu perlu dilakukan dengan cermat, khususnya pada saat
pengukuran hasil belajar berlangsung.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan hasil
belajar dari penelitian ini adalah pencapaian tujuan belajar yang
ditunjukkan dengan perubahan perilakau siswa yang dapat diukur
dengan alat penilaian yang disebut dengan tes.
20
2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Untuk mencapai hasil belajar optimal, banyak faktor yang
mempengaruhinya.
Menurut
Slameto
(2010:54),
faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi 2, yaitu :
a)
Faktor Intern
(1) Faktor jasmani
-
Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan
cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk
jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada
gangguan-gangguan/
kelainan-kelainan
fungsi
alat
inderanya serta tubuhnya.
-
Faktor cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.
Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus
atau
diusahakan
alat
bantu
agar
dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
(2) Faktor psikologis
-
Inteligensi
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar.
Dalam
situasi
yang
sama,
siswa
yang
21
mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang
rendah.
-
Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia
tidak lagi suka belajar.
-
Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
-
Bakat
Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar
dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam
belajarnya itu.
-
Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik
22
atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan
memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan
kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.
-
Kematangan
Kematangan
adalah
suatu
tingakt/fase
dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah
siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajarnya
akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).
-
Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon
atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam
proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya
sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih
baik.
(3) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk
dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar siswa
dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan
sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga
perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
23
b) Faktor Ekstern
(1) Faktor keluarga
-
Cara orang tua mendidik
Cara
orang
tua
mendidik
anaknya
besar
pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan
dipertegas
oleh
Sutjipto
Wirowidjojo
dengan
pertanyaannya yang menyatakan bahwa: Keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Cara
orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh
terhadap belajarnya.
-
Relasi antar anggota keluarga
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak,
perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak
tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang
penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan
bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk
mensukseskan belajar anak sendiri.
-
Suasana rumah
Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah
diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Di
dalam suasana rumah yang tenang dan tenteram selain
anak kerasan/betah tinggal di rumah, anak juga dapat
belajar dengan baik.
24
-
Keadaan ekonomi keluaraga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya
dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain
harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan,
pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, alat
tulis, buku. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang.
-
Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang
tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan
tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami
lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian
dan
mendorongnya,
membantu
sedapat
mungkin
kesulitan yang dialami anak di sekolah.
-
Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam
keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu
kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik,
agar mendorong semangat anak untuk belajar.
(2) Faktor sekolah
-
Metode mengajar
-
Kurikulum
25
-
Relasi guru dengan siswa
-
Relasi siswa dengan siswa
-
Disiplin sekolah
-
Alat pelajaran
-
Waktu sekolah
-
Standar pelajran di atas ukuran
-
Keadaan gedung
-
Metode belajar
-
Tugas rumah
(3) Faktor masyarakat
-
Kegiatan siswa dalam masyarakat
-
Mass media
-
Teman bergaul
-
Bentuk kehidupan masyarakat
Dengan mmperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya
pembelajaran.
26
2.1 Penelitian Yang Terdahulu
Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil
dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan Deny Khristiyanto pada tahun 2011.
Judul
: Hubungan Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar
dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV, V, VI SD Negeri
Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
Tahun 2010/2011.
Hasil penelitian : Dari
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar tergolong tinggi dengan rata-rata 61,32
dan disiplin belajar tergolong tinggi dengan rata-rata
61,22. Hasil analisis menunjukkan variable motivasi
belajar dan disiplin belajar berhubungan signifikan
terhadap variabel hasil belajar, dengan hasil perhitungan
untuk korelasi antara X1 dengan Y sebesar 0,426 korelasi
tinggi dan signifikan sebesar 0,004 signifikan karena
0,004 < 0,05. Korelasi antara X2 dengan Y sebesar 0,493
korelasi tinggi, dapat dikatan hubungnnya kuat dan
signifikan sebesar 0,004 signifikan karena 0,004 < 0,05.
Saran
: - Bagi Kepala Sekolah dan guru
Agar memperhatikan motivasi dan disiplin belajar
siswa.
27
- Bagi siswa
Agar mempertahankan motivasi dan disiplin belajar
yang sudah dalam keadaan baik.
- Bagi orang tua
Agar memperhatikan motivasi dan disiplin beajar
anak.
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat variabel
independen
yaitu
motivasi belajar diberi inotasi (X) dan variabel
dependen yaitu prestasi belajar siswa yang diberi notasi (Y). Oleh karena
itu dimungkinkan dengan adanya motivasi belajar pada siswa maka
prestasi belajar akan lebih baik dibandingkan degan anak yang tidak
mempunyai motivasi belajar yang baik. Adapun model hipotetis adalah
seagai berikut :
-
X
Motivasi Belajar
Cita-cita atau aspirasi
siswa
Kemampuan belajar
Kondisi jasmani dan
rohani siswa
Kondisi lingkungan
kelas
Unsur-unsur dinamis
belajar
Upaya guru
Y
Hasil Belajar
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
28
Keterangan :
X
: Motivasi Belajar
Y
: Hasil Belajar
: Menggambarkan hubungan asosiatif
a.
Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini digunakan untuk
menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Motivasi belajar (X1)
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang
dalam hal ini adalah dorongan keinginan belajar siswa yang dapat
dikategorikan menjadi 3 yaitu:
Tinggi : motivasi belajar tinggi bila dorongan dan keinginan yang
timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk
belajar tinggi, dengan persentase sebesar 100%.
Sedang : motivasi belajar sedang bila dorongan dan keinginan
yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk
belajar sedang, dengan persentase sebesar 66,66%.
Rendah : motivasi belajar rendah bila dorongan dan keinginan
yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk
belajar rendah, dengan persentase sebesar 33,33%.
29
Dengan perhitungan skor minatbelajar adalah sebagai berikut:
Tinggi
=
Sedang
=
Rendah
=
Skala pengukuran variabel motivasi belajar diukur dengan
menggunakan skala pengukuran ordinal. Menurut Riduwan
(2003:34)
skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada
ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai
jenjang terendah atau sebaliknya.
2)
Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar adalah pencapaian tujuan belajar yang ditunjukkan
dengan perubahan perilakau siswa yang dapat diukur dengan alat
penilaian yang disebut dengan tes. Motifasi dapat memdorong siswa
untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Sehingga hasil belajar dapat
dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran
sebagai berikut:
-
Hasil belajar tinggi, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh
nilai KKM ekonomi tinggi ( > 70), maka diberi skor 3
-
Hasil belajar sedang, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh
sama dengan nilai KKM ekonomi ( = 70), maka diberi skor 2
-
Hasil belajar rendah, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh
nilai KKM ekonomi rendah ( < 70), maka diberi skor 1
30
Skala pengukuran variabel hasil belajar mata pelajaran ekonomi
diukur dengan menggunakan skala pengukuran interval.
Tabel 2 .1
Tabel Skala pengukuran
Skala pengukuran
No
Variabal
Notasi
Nominal
1.
Ordinal
Interval
Ratio
Motivasi belajar
X

siswa
2.
Hasil belajar
Y

2.4 Hipotetis
Menurut Sugiyon (2012: 96) “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana penelitian masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Berdasarkan persoalan pada penelitian ini hipotesis sebagai berikut ;
- Hipotesis kerja 1:
Motivasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Kristen
1 Salatiga sedang atau = 0,66%. Artinya, motivasi belajar mata
pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga tidak
begitu tinggi atau sedang.
- Hipotesis statistik 1
H0 : µ = 0,66
H1: µ ≠ 0,66
31
- Hipotesis kerja 2 :
Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil
belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Kristen 1 Salatiga.
Artinya semakin besar motivasi semakin besar hasil belajar.
- Hipotesis statistik 2:
H0 : ρx.1.y = 0
H1 : ρx.1.y > 0
32
Download