BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajar 1) Pengertian Motivasi Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris “motivation“. Kata asalnya ialah “motive” yang artinya tujuan. Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut. Menurut Muzaqi (dalam Supartini, 2008) motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa/peserta didik yang dapat menimbulkan, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar, maka siswa/peserta didik dapat mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran/ pendidikan yang diikuti. Dimyati dan Mudjiono (2006:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, 8 menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar. Menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. (http://tkampus.blogspot.com/2012/01/motivasi-belajar.html) 2) Jenis-jenis motivasi Menurut Djamarah (2011:149) membedakan motivasi berdasarkan sifatnya menjadi dua, yaitu : a. Motivasi Instrinsik Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang 9 dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi siswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi ekstirnsik dapat berubah menjadi intrinsik tanpa disuruh orang lain.Ia termotivasi belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh orang lain (Monks, dalam Dimyati, 2006:91). 3) Ciri-ciri motivasi Menurut pendapat yang dikemukakan oleh sardiman (2006:83) menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa memiliki ciriciri sebagai berikut : a. Tekun menghadapi tugas. b. Ulet menghadapi kesulitan. c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja sendiri. e. Tidak cpat bosan dengan tugas-tugas rutin. f. Dapat mempertahankan pendapatnya. g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri tersebut, berarti siswa mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik jika siswa memiliki minat untuk belajar, tekun 10 dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi kesulitan belajar. 4) Faktor-faktor motivasi belajar Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: a. Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Citacita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. b. Kemampuan Belajar Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir secara operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam 11 belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya. c. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya bergadang atau juga sakit. d. Kondisi Lingkungan Kelas Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar. 12 e. Unsur-unsur Dinamis Belajar Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar. 5) Fungsi Motivasi Menurut Sutisna Sanjaya (2007) fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya : a) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 13 c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Menurut Hamalik (2001:161) ada tiga fungsi motivasi, antara lain adalah: a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. b) Sebagai pengarah, artinya mengarahlkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. c) Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjan. Menurut Djamarah (2011:157) ada tiga fungsi motivasi, antara lain: a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar. b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. 14 c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka siswa akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal. 6) Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa Menurut Djamarah (2011:159) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain: a) Memberi angka Angka dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil akivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang. b) Hadiah Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau guru untuk memacu belajar siswa. c) Kompetisi Kompetisi adalah persaingan. Persaingan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong siswa belajar. 15 d) Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. e) Memberi ulangan Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan. Siswa biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan.Oleh karena itu, memberi ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar juga merupakan sarana motivasi. f) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan mendorong siswa untuk giat belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang meningkat, siswa termotivasi untuk belajar dengan harapan hasilnya akan terus meningkat. g) Pujian Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan siswa dalam mengerjakan pekerjaan 16 sekolah Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana menyenangkan, mempertinggi gairah belajar. h) Hukuman Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif. i) Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berati ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang ada dalam diri siswa. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan agar hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar. j) Minat Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.Proses belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Minat dapat dibangkitkan dengan :membandingkan adanya kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan penggalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk emndapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai macam metode menggajar. k) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa merupakan 17 alat motivasi yang cukup penting. Dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, akan timbul gairah ntuk belajar. Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan motivasi belajar dari penelitian ini adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan (kegiatan belajar) dengan tujuan tertentu (tujuan belajar). 7) Belajar Menurut W.S. Winkel (2012 : 59) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan (tetap) dan berbekas. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan belajar dari penelitian ini adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. 18 b. Hasil Belajar 1) Pengertian hasil belajar Menurut Sugandi (2004:63) mengemukakan hasil belajar merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan”Apa yang harus digali, dipahami, dikerjakan siswa?” Hasil belajar ini merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2000: 7), merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Rochmad Wahab (2009: 24) membagi lima kategori hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif, sikap, dan motorik. Menurut Anni (2004:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan apek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Menurut penelitian Wasty (2003) pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga dengan 19 demikian peningkatan hasil belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang telah diraih sebelumnya. Menurut Darsono (2000:112) mengukur hasil belajar termasuk dalam pengukuran psikologis. Dalam pengukuran psikologis ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut antara lain: a) Pengukuran psikologis bersifat tidak langsung (indirect) berarti untuk mengukur gejala hasil belajar perlu diungkap dahulu dengan alat yang disebut tes. b) Hasil pengukuran psikologis dipengaruhi oleh jenis instrumennya (tesnya). Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil ukur yang obyektif diperlukan alat yang valid dan reliabel. c) Hasil pengukuran psikologis diwarnai oleh kondisi orang yang diukur. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa pengukuran hasil belajar itu perlu dilakukan dengan cermat, khususnya pada saat pengukuran hasil belajar berlangsung. Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan hasil belajar dari penelitian ini adalah pencapaian tujuan belajar yang ditunjukkan dengan perubahan perilakau siswa yang dapat diukur dengan alat penilaian yang disebut dengan tes. 20 2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Untuk mencapai hasil belajar optimal, banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (2010:54), faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi 2, yaitu : a) Faktor Intern (1) Faktor jasmani - Faktor kesehatan Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. - Faktor cacat tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. (2) Faktor psikologis - Inteligensi Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang 21 mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. - Perhatian Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. - Minat Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. - Bakat Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. - Motif Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik 22 atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar. - Kematangan Kematangan adalah suatu tingakt/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). - Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. (3) Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. 23 b) Faktor Ekstern (1) Faktor keluarga - Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. - Relasi antar anggota keluarga Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri. - Suasana rumah Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tenteram selain anak kerasan/betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik. 24 - Keadaan ekonomi keluaraga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, alat tulis, buku. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. - Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. - Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. (2) Faktor sekolah - Metode mengajar - Kurikulum 25 - Relasi guru dengan siswa - Relasi siswa dengan siswa - Disiplin sekolah - Alat pelajaran - Waktu sekolah - Standar pelajran di atas ukuran - Keadaan gedung - Metode belajar - Tugas rumah (3) Faktor masyarakat - Kegiatan siswa dalam masyarakat - Mass media - Teman bergaul - Bentuk kehidupan masyarakat Dengan mmperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran. 26 2.1 Penelitian Yang Terdahulu Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Deny Khristiyanto pada tahun 2011. Judul : Hubungan Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV, V, VI SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011. Hasil penelitian : Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar tergolong tinggi dengan rata-rata 61,32 dan disiplin belajar tergolong tinggi dengan rata-rata 61,22. Hasil analisis menunjukkan variable motivasi belajar dan disiplin belajar berhubungan signifikan terhadap variabel hasil belajar, dengan hasil perhitungan untuk korelasi antara X1 dengan Y sebesar 0,426 korelasi tinggi dan signifikan sebesar 0,004 signifikan karena 0,004 < 0,05. Korelasi antara X2 dengan Y sebesar 0,493 korelasi tinggi, dapat dikatan hubungnnya kuat dan signifikan sebesar 0,004 signifikan karena 0,004 < 0,05. Saran : - Bagi Kepala Sekolah dan guru Agar memperhatikan motivasi dan disiplin belajar siswa. 27 - Bagi siswa Agar mempertahankan motivasi dan disiplin belajar yang sudah dalam keadaan baik. - Bagi orang tua Agar memperhatikan motivasi dan disiplin beajar anak. 2.3 Kerangka Berfikir Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat variabel independen yaitu motivasi belajar diberi inotasi (X) dan variabel dependen yaitu prestasi belajar siswa yang diberi notasi (Y). Oleh karena itu dimungkinkan dengan adanya motivasi belajar pada siswa maka prestasi belajar akan lebih baik dibandingkan degan anak yang tidak mempunyai motivasi belajar yang baik. Adapun model hipotetis adalah seagai berikut : - X Motivasi Belajar Cita-cita atau aspirasi siswa Kemampuan belajar Kondisi jasmani dan rohani siswa Kondisi lingkungan kelas Unsur-unsur dinamis belajar Upaya guru Y Hasil Belajar Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat 28 Keterangan : X : Motivasi Belajar Y : Hasil Belajar : Menggambarkan hubungan asosiatif a. Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Motivasi belajar (X1) Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang dalam hal ini adalah dorongan keinginan belajar siswa yang dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: Tinggi : motivasi belajar tinggi bila dorongan dan keinginan yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar tinggi, dengan persentase sebesar 100%. Sedang : motivasi belajar sedang bila dorongan dan keinginan yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar sedang, dengan persentase sebesar 66,66%. Rendah : motivasi belajar rendah bila dorongan dan keinginan yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar rendah, dengan persentase sebesar 33,33%. 29 Dengan perhitungan skor minatbelajar adalah sebagai berikut: Tinggi = Sedang = Rendah = Skala pengukuran variabel motivasi belajar diukur dengan menggunakan skala pengukuran ordinal. Menurut Riduwan (2003:34) skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. 2) Hasil Belajar (Y) Hasil belajar adalah pencapaian tujuan belajar yang ditunjukkan dengan perubahan perilakau siswa yang dapat diukur dengan alat penilaian yang disebut dengan tes. Motifasi dapat memdorong siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Sehingga hasil belajar dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut: - Hasil belajar tinggi, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh nilai KKM ekonomi tinggi ( > 70), maka diberi skor 3 - Hasil belajar sedang, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh sama dengan nilai KKM ekonomi ( = 70), maka diberi skor 2 - Hasil belajar rendah, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh nilai KKM ekonomi rendah ( < 70), maka diberi skor 1 30 Skala pengukuran variabel hasil belajar mata pelajaran ekonomi diukur dengan menggunakan skala pengukuran interval. Tabel 2 .1 Tabel Skala pengukuran Skala pengukuran No Variabal Notasi Nominal 1. Ordinal Interval Ratio Motivasi belajar X siswa 2. Hasil belajar Y 2.4 Hipotetis Menurut Sugiyon (2012: 96) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana penelitian masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan persoalan pada penelitian ini hipotesis sebagai berikut ; - Hipotesis kerja 1: Motivasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga sedang atau = 0,66%. Artinya, motivasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga tidak begitu tinggi atau sedang. - Hipotesis statistik 1 H0 : µ = 0,66 H1: µ ≠ 0,66 31 - Hipotesis kerja 2 : Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Kristen 1 Salatiga. Artinya semakin besar motivasi semakin besar hasil belajar. - Hipotesis statistik 2: H0 : ρx.1.y = 0 H1 : ρx.1.y > 0 32