Untitled - JDIH Jakarta

advertisement
9. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 95 Tahun 2007;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007;
11. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Keputusan Gubernur Nomor 108 Tahun 2003 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2007.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENTAHAPAN DAN PROSES
KEGIATAN TAHUN JAMAK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
4. Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
6. Badan Perencanaan Daerah yang selanjutnya disingkat Bapeda
adalah Badan Perencanaan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
7. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat
DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kota Administrasi/
Kabupaten Administratif, Kecamatan dan Kelurahan.
8. Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPKD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah
selaku
Pengguna
Anggaran/Pengguna
Barang
yang
juga
melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah.
9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang.
10. Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau
beberapa program.
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat
APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD,
dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
12. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah
yang selanjutnya disingkat dengan Kepala SKPKD yang mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai
bendahara umum Daerah.
13. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur.
14. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personal
(sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
15. Kegiatan tahun jamak adalah kegiatan yang waktu pelaksanaan dan
dana anggarannya mengikat untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun.
16. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5
(lima) tahun.
17. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen
perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
18. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKASKPD adalah dokumen perencanaan penganggaran yang berisi
program dan kegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan untuk
melaksanakannya.
19. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD
adalah Tim yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur dan dipimpin
oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta
melaksanakan Kebijakan Gubernur dalam rangka penyusunan APBD
yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana Daerah, PPKD dan
pejabat lain sesuai dengan kebutuhan.
20. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya periode 1 (satu) tahun.
2 1 . Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat
PPAS merupakan program prioritas dan patokan batas maksimum
anggaran yang diberikan kepada SKPD/Unit Kerja untuk setiap
program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD/Unit Kerja.
22. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD/Unit Kerja yang selanjutnya
disingkat DPA-SKPD/Unit Kerja merupakan dokumen yang memuat
pendapatan dan belanja setiap SKPD/Unit Kerja yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.
BAB II
LINGKUP KEGIATAN
Pasal 2
(1) Kegiatan Tahun Jamak merupakan kegiatan yang ditetapkan untuk
memastikan agar keluarannya dapat berfungsi secara utuh sesuai
kinerja yang ditentukan.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat merupakan
kegiatan baru, maupun kegiatan pemeliharaan yang ditetapkan sejak
awal tahun anggaran.
(3) Kontrak tahun jamak dilakukan dalam rangka efisiensi sumberdaya
pada pelaksanaan kegiatan yang administrasi dan pengelolaan
keuangannya melebihi satu tahun anggaran.
BAB III'
TAHAPAN KEGIATAN TAHUN JAMAK
Pasal 3
(1) Tahapan kegiatan tahun jamak terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
pengusulan;
pengkajian dan penelitian;
pembahasan dan penetapan;
penganggaran; dan
pelaksanaan.
BAB IV
PENGUSULAN KEGIATAN TAHUN JAMAK
PASAL 4
(1) SKPD mengusulkan kegiatan tahun jamak kepada Bapeda pada akhir
triwulan pertama dan ditembuskan Kepada Asisten Sekretaris Daerah
yang terkait, Bawasda, Biro Keuangan, dan Biro Administrasi terkait.
(2) Usulan tersebut dilampiri TOR/KAK kegiatan tahun jamak.
(3) TOR/KAK kegiatan tahun jamak berisi:
a.
latar belakang;
b.
maksud dan tujuan;
c.
lingkup dan spesifikasi pekerjaan;
d.
perkiraan biaya;
e.
pentahapan anggaran dan waktu;
f.
alasan pengajuan yang berisi analisis mengenai manfaat yang
akan diterima oleh masyarakat/pemerintah jika kegiatan
dimaksud merupakan kegiatan tahun jamak; dan
g.
data-data pendukung antara lain : Feasibility Study, Detail
Engineering Design, Amdal, ketersediaan lahan, peruntukan
lahan, aspek legal dan administrasi lainnya yang telah
dilaksanakan sebelumnya.
(4) Kegiatan tahun jamak:
a.
merupakan pekerjaan baru;
b.
merupakan kegiatan jasa konstruksi atau jasa lainnya;
c.
sudah memiliki perencanaan yang komprehensif, baik kelayakan
ekonomis, teknis dan rencana pentahapan penganggaran
maupun pelaksanaannya;
d.
sudah mendapatkan rekomendasi Pimpinan Daerah dengan
memenuhi ayat 3 huruf g di atas, sehingga dapat dipertanggung­
jawabkan;
e.
teknis, konstruksi dan metode pelaksanaan tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan dalam waktu satu tahun; dan
f.
kegiatan tahun jamak yang dikerjasamakan, harus memiliki
kejelasan rencana Operasi dan Pemeliharaan (pemerintah,
swasta atau masyarakat).
(5) Perkiraan besaran anggaran dan jumlah pentahapannya,
memperhitungkan semua aspek pelaksanaan kegiatan.
sudah
(6) Urutan prioritas kegiatan disusun menggunakan analisa biaya
manfaat/analisa biaya efektivitas dan bila diperlukan dilaksanakan
oleh lembaga yang mempunyai kemampuan kewenangan untuk
melakukan analisa tersebut.
BAB V
PENGKAJIAN/PENELITIAN
Pasal 5
Pengkajian TOR/KAK kegiatan tahun jamak dilaksanakan oleh Bapeda
bersama unit terkait selama 4 minggu setelah usulan diterima.
Pasal 6
(1) Hasil kajian/penelitian disampaikan kepada Kepala Bapeda.
(2) Kriteria pengkajian/penelitian TOR/KAK kegiatan tahun jamak :
a. kesesuaian usulan dengan kriteria kegiatan tahun jamak.
b. kesesuaian antara kegiatan dengan acuan perencanaan yang ada,
baik RPJM, RPJP, maupun RTRW.
c. relevansi dengan kondisi dan permasalahan yang ada.
d. besarnya manfaat yang akan dihasilkan.
e. urgensi dari pekerjaan yang diusulkan.
(3) Dalam melakukan pengkajian/penelitian Bapeda dapat meminta
pendapat dan membentuk tim dan/atau menunjuk pihak ketiga yang
kompeten.
(4) Kepala Bapeda mengajukan rekomendasi Gubernur.
(5) Berdasarkan pengkajian/penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Ketua TAPD menyiapkan surat Gubernur kepada pimpinan DPRD
untuk persetujuan tahun jamak.
(6) Surat Gubernur sebagaimana
lampiran berupa:
dimaksud
pada
ayat
(5)
disertai
a. TOR/KAK;
b. hasil pengkajian/penelitian;
c. rencana, penganggaran dan peruahapan kegiatan.
(7) Penyampaian surat Gubernur kepada DPRD sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dilakukan 2 kali setahun pada awal dan akhir tahun.
BAB VI
PEMBAHASAN DAN PENETAPAN
Pasal 7
(1)
Untuk kegiatan baru, pembahasan dilakukan antara Eksekutif dengan
panitia khusus DPRD untuk selanjutnya dilakukan penetapan Kegiatan
Tahun Jamak.
(2)
Untuk kegiatan pemeliharaan persetujuan tanpa melalui mekanisme
pembahasan oleh panitia khusus, namun dengan penetapan APBD
pada setiap Tahun Anggaran.
BAB VII
PENGANGGARAN
Pasal 8
(1)
Berdasarkan surat penetapan DPRD, dibuat keputusan Gubernur
tentang Penetapan Anggaran dan Tahapan Kegiatan yang disiapkan
oleh TAP D.
(2) Dalam pembahasan APBD, kegiatan tahun jamak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib dimasukkan ke dalam Renja, KUA,
PPAS serta RAPBD untuk menjadi prioritas dalam penganggarannya.
(3) Berdasarkan keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kepala SKPD menandatangani komitmen penyelesaian sesuai
waktu dan biaya untuk disampaikan kepada Sekretaris Daerah setelah
Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
disyahkan.
BAB VIII
PELAKSANAAN
Pasal S
Berdasarkan Surat Penetapan DPRD tentang persetujuan kegiatan tahun
jamak dan Keputusan Gubernur, SKPD melaksanakan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan tahun jamak untuk monitoring dan evaluasi
berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 10
(1) Semua ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan tahun jamak
sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan Peraturan
Gubernur ini dinyatakan masih berlaku.
(2) Semua kegiatan tahun jamak yang telah ditetapkan sebelum terbitnya
keputusan ini, tetap berstatus sebagai kegiatan tahun jamak sampai
jangka waktu penyelesaian yang direncanakan.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 A p r i l 2008
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA,
FAUZI EJgwo
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal
30 A p r i l
2008
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
MUHAYAT
NIP 050012362
BERITA DAERAH POVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
TAHUN 2008 NOMOR 3 7 .
Download