BAB III ANALISA IMPLEMENTASI BPMS DAN PENGEMBANGANNYA Bab ini akan membahas analisa terhadap tinjuan terintegrasi tentang sistem informasi peduli proses, implementasi BPMS yang tersedia saat ini untuk menemukan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh implementasi tersebut dan beberapa kemungkinan pengembangan. III.1 Tinjauan Terintegrasi Sistem Informasi Peduli Proses Apabila dilakukan tinjauan terintegrasi terhadap sistem informasi peduli proses, maka dapat komponen-komponen yang terdapat dalam sistem informasi peduli proses dapat digambarkan seperti pada gambar III-1. :: Struktur Organisasi Enterprise Divisi A Divisi B Divisi C :: Struktur Data Table B Table D Table A Table C :: Proses Bisnis Task 1 Task 2 Task 3 :: Aplikasi Yang Sudah Ada dan Aplikasi Khusus App Server 3 App Server 1 App Server 4 App Server 2 Gambar III-1. Tinjauan terintegrasi terhadap sistem informasi peduli proses 21 Dari gambar III-1, terlihat bahwa ada 4 lapisan utama dalam sistem informasi peduli proses. Lapisan-lapisan tersebut adalah : 1. Struktur Organisasi Lapisan struktur organisasi menggambarkan bagaimana staf dibagi menjadi unit-unit yang bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugas yang tercantum dalam deskripsi kerja unit tersebut. Struktur organisasi juga menggambarkan hubungan hierarki satu unit dengan unit yang lain. 2. Struktur Data Lapisan struktur data menggambarkan data-data yang dimiliki oleh perusahaan dan hubungan antara data satu dengan data yang lainnya. Datadata tersebut adalah data yang dipakai oleh unit-unit perusahaan dalam melaksanakan tugas-tugas unit. Selama pelaksanaan proses, data-data tersebut akan dialirkan dari satu tugas suatu unit kerja ke tugas unit kerja yang lain. 3. Proses Bisnis Lapisan proses bisnis menggambarkan urut-urutan pelaksanaan tugas unit kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. 4. Aplikasi yang Sudah Ada dan Aplikasi Khusus Lapisan yang menggambarkan aplikasi-aplikasi yang sudah sudah dimiliki oleh perusahaan dan aplikasi-aplikasi khusus untuk mengolah data-data perusahaan yang memiliki karakteristik tertentu. Lapisan ini belum tentu ada dalam sebuah sistem informasi perusahaan, tetapi dengan semakin besar dan kompleksnya proses bisnis yang dimiliki oleh sistem informasi perusahaan, kemungkinan lapisan ini muncul semakin besar. Hubungan antara lapisan-lapisan diatas adalah sebagai berikut : 1. Struktur Organisasi – Struktur Data Hubungan antara struktur organisasi dengan struktur data terletak pada tugas unit kerja organisasi yang mempergunakan satu atau lebih data yang dimiliki oleh perusahaan. 22 2. Struktur Organisasi – Proses Bisnis Hubungan antara struktur organisasi dengan proses bisnis terletak pada tugas unit kerja organisasi yang akan ditentukan urut-urutan pelaksanaannya oleh proses bisnis. Hubungan struktur organisasi dan proses bisnis juga terdapat pada penentuan jalur eskalasi apabila suatu tugas perlu di serahkan ke staf yang mempunyai kewenangan lebih tinggi. 3. Proses Bisnis – Struktur Data Hubungan proses bisnis dengan struktur data terletak pada aliran uruturutan tugas dalam proses bisnis akan mengalirkan data-data yang berhubungan dengan pelaksanaan instan proses yang sedang dilakukan. 4. Proses Bisnis – Aplikasi Khusus Hubungan proses bisnis dengan aplikasi khusus terletak pada tugas dalam proses bisnis yang mungkin memerlukan fungsi-fungsi tertentu yang disediakan oleh aplikasi khusus. Dalam proses pembangunan sistem informasi peduli proses, lapisan-lapisan diatas dianalisa dan dirancang untuk dijadikan dasar dalam pengimplementasian oleh divisi teknologi informasi. III.2 Analisa Implementasi BPMS Saat Ini Saat ini banyak penyedia perangkat lunak yang mengimplementasikan BPMS. Dari sekian banyak implementasi tersebut, banyak kemiripan antara satu implementasi dengan implementasi yang lain. Analisa berikut ini adalah analisa terhadap beberapa implementasi dari penyedia perangkat lunak yang memiliki pangsa pasar relatif besar. Implementasi yang masuk dalam analisa dalam thesis ini adalah implementasi komersial Lombardi Blueprint [9] dan implementasi opensource Intalio BPM 2.0 [10]. III.2.1 Langkah Pembangunan Perangkat Lunak Menggunakan BPMS Langkah pembangunan perangkat lunak proses bisnis menggunakan BPMS dapat digambarkan seperti pada gambar III-2. 23 Gambar III-2. Langkah pembangunan perangkat lunak dengan BPMS Proses pembangunan perangkat lunak proses bisnis mempergunakan BPMS dimulai dari desainer proses yang akan mendesain proses dengan mempergunakan perangkat lunak pendesain proses yang disediakan BPMS. Desain proses dilakukan dengan mempergunakan diagram proses yang akan terus dimanfaatkan dalam tahapan pembangunan perangkat lunak selanjutnya. Desainer proses pada tahap ini juga dapat melakukan simulasi pelaksanaan proses untuk menentukan jalur proses dan jumlah staf yang diperlukan tiap tugas yang paling efektif. Hasil dari desain proses kemudian akan dipergunakan oleh developer untuk mengkostumisasi BPMS berdasarkan diagram proses yang telah dibangun oleh desainer proses. Kostumisasi meliputi pembuatan form-form tugas untuk setiap tahap proses, penentuan data-data yang dialirkan dan pembuatan kode-kode skrip untuk operasi-operasi khusus. Proses kostumisasi ini dilakukan melalui perangkat lunak bantu kostumisasi yang disediakan BPMS. Hasil kostumisasi oleh developer kemudian dipergunakan oleh staf untuk melaksanakan proses. Pelaksanaan proses oleh staf ini dibantu oleh perangkat lunak antarmuka staf dan workflow engine yang disediakan BPMS. Urut-urutan 24 pelaksanaan tugas ditentukan oleh workflow engine sesuai dengan interpretasi diagram proses yang dibuat oleh desainer proses. Selama perlaksanaan proses oleh staf, manajer akan melakukan pengawasan terhadap performansi pelaksanaan proses. Hasil analisa terhadap pengawasan tersebut dapat diserahkan ke desainer proses untuk dijadikan dasar penyempurnaan proses. Dari penjelasan cara kerja BPMS diatas, terlihat bahwa penggunaan diagram proses yang dapat diinterpretasikan langsung oleh beberapa subsistem BPMS menjadi inti pengimplementasian perangkat lunak proses bisnis mempergunakan BPMS. III.2.2 Diagram Pemodelan Proses BMPS Saat Ini Seperti metode pembangunan sistem informasi peduli proses yang konvensional, pembangunan perangkat lunak proses bisnis mempergunakan BPMS juga akan menganalisa dan mendesain 4 lapisan utama yaitu lapisan struktur organisasi, struktur data, proses bisnis dan aplikasi khusus. Akan tetapi, dengan karakteristik diagram proses BPMS saat ini seperti yang terlihat pada gambar III-3, maka pemodelan yang dapat dilakukan dengan mempergunakan lingkungan yang disediakan BPMS hanya terbatas pada pemodelan proses bisnis dan pemodelan struktur organisasi sederhana. Sedangkan pemodelan struktur data, hubungan perangkat lunak yang dibangun dengan perangkat lunak lain dan pemodelan struktur organisasi yang lebih kompleks memerlukan perangkat lunak bantu lain. 25 Gambar III-3. Pembagian area diagram proses BPMS Penggunaan perangkat lunak bantu lain untuk menganalisa dan mendesain bagianbagian sistem informasi yang seharusnya terintegrasi tentu saja akan membawa konsekuensi seperti sulitnya untuk memandang sistem informasi peduli proses yang dibangun menjadi satu kesatuan yang terintegrasi oleh desainer proses dan developer yang mengimplementasikan sistem informasi tersebut. Konsekuensi lainnya adalah model yang dibangun mempergunakan perangkat bantu lain tentu saja tidak dapat langsung diinterpretasikan oleh subsistem-subsistem BPMS sehingga memerlukan banyak kostumisasi manual berupa penulisan kode-kode skrip oleh developer. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi jangka waktu dan biaya pembangunan perangkat lunak proses bisnis mempergunakan BPMS. Hubungan cara kerja BPMS dengan perangkat lunak bantu yang dipergunakan dapat digambarkan seperti pada gambar III-4. 26 Gambar III-4. Langkah pembangunan perangkat lunak dengan BPMS dan perangkat bantu yang dipergunakan III.2.3 Arsitektur Sistem BPMS Saat Ini Arsitektur BPMS yang diimplementasikan saat ini sebagian besar berkiblat pada model arsitektur BPMS yang dikeluarkan oleh Workflow Management Coalition (WfMC), yaitu sebuah organisasi nirlaba yang berkutat pada penstandaran terminologi dan teknologi yang berhubungan dengan manajemen proses bisnis. Model referensi arsitektur BPMS yang dikeluarkan oleh WfMC terlihat seperti pada gambar III-5 [2]. Model referensi ini dipengaruhi oleh karakteristik diagram proses yang dipergunakan BPMS saat ini. Gambar III-5. Arsitektur umum BPMS saat ini 27 Seperti yang terlihat pada gambar III-5, sistem BPMS terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut adalah : 1. Process Definition Tools Komponen ini berguna untuk membantu desainer proses untuk menggambar diagram model proses bisnis yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan implementasi proses bisnis. 2. Workflow Engine Workflow engine bertugas untuk menciptakan instan proses baru setelah kejadian yang dapat menginisialisasi instan proses dan bertanggung jawab terhadap pengontrolan aliran urut-urutan tugas selama instan proses berjalan. Pengontrolan urut-urutan tugas dilakukan berdasarkan interpretasi terhadap diagram proses yang telah dibuat oleh desainer proses. 3. Workflow Client Application Komponen ini berguna untuk memberikan antarmuka ke staf yang berkepentingan dengan pelaksanaan proses bisnis. Komponen ini mendaftar proses-proses yang dapat dimulai oleh staf tersebut dan mendaftar tugas yang telah ditugaskan ke staf tersebut sesuai dengan perannya dalam pelaksanaan proses bisnis. 4. Invoked application Komponen ini adalah aplikasi-aplikasi lain yang dipergunakan oleh BPMS selama pelaksanaan proses. 5. Workflow Interoperability Komponen ini adalah sistem BPMS lain yang dapat dihubungi oleh sistem BPMS untuk tujuan peningkatan skalabilitas. 28 6. Administration and Monitoring Komponen menyediakan fasilitas untuk memasukkan nilai-nilai parameter yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses dan fasilitas untuk mengawasi pelaksanaan proses. Terlihat dari gambar arsitektur BPMS saat ini seperti yang terlihat pada gambar III-5, sistem hanya mengakomodasi interpretasi diagram proses yang hanya memodelkan proses bisnis. Bila dipetakan antara arsitektur BPMS saat ini dengan tinjauan terintegrasi terhadap sistem informasi peduli proses, BPMS saat ini hanya beroperasi pada lapisan proses bisnis. Sedangkan hubungan dengan lapisanlapisan lain seperti struktur data, struktur organisasi dan hubungan dengan aplikasi khusus dilakukan dengan penulisan kode secara manual dengan mengunakan Application Programming Interface (API) yang disediakan. Metode hubungan ini bukan sebuah metode yang efektif untuk menghadapi dinamika proses bisnis yang sering berubah secara cepat. III.3 Analisa Pengembangan BPMS Tujuan dari tesis ini adalah untuk membangun BPMS yang memiliki proses pembangunan perangkat lunak dengan abstraksi lengkap untuk hubungan antara struktur organisasi, struktur data, proses bisnis dan aplikasi khusus. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka dilakukan pengembangan terhadap cara kerja, diagram model proses dan arsitektur sistem BPMS. III.3.1 Pengembangan Langkah Pembangunan Perangkat Lunak Mempergunakan BPMS Langkah pembangunan perangkat lunak menggunakan BPMS yang dikembangkan didasarkan pada langkah pembangunan menggunakan BPMS yang ada saat ini. Perbedaan antara langkah pembangunan yang ada saat ini dengan langkah pembangunan perangkat lunak dengan BPMS yang telah dikembangkan adalah keseluruhan langkah pembangunan akan mempergunakan perangkat lunak bantu yang disediakan oleh BPMS. Hal ini disebabkan diagram proses yang 29 dipergunakan akan memodelkan lapisan struktur data, struktur organisasi, proses bisnis dan hubungan dengan aplikasi khusus secara lengkap. Langkah pembangunan perangkat lunak dengan BPMS yang dikembangkan dan perangkat bantu yang dipergunakan dapat dilihat pada gambar III-6. Gambar III-6. Pengembangan langkah pembangunan perakat lunak dengan BPMS III.3.2 Pengembangan Diagram Pemodelan Proses Pengembangan BPMS dalam tesis ini berpusat pada pengembangan diagram proses yang akan dipergunakan. Hal ini disebabkan pelaksanaan pembangunan dan implementasi perangkat lunak menggunakan BPMS berpusat pada penggunaan diagram proses yang dapat diinterpretasi langsung oleh subsistemsubsistem BPMS. Pengembangan pertama yang dilakukan adalah penambahan area pemodelan dalam diagram model proses sehingga diagram proses mampu memodelkan abstraksi hubungan lapisan-lapisan yang terdapat sistem informasi peduli proses secara lengkap. Jika di diagram proses BPMS saat ini hanya terdapat area untuk 30 pemodelan proses, maka dalam diagram pengembangan akan ada area untuk pemodelan struktur organisasi, struktur data, proses bisnis dan hubungan dengan aplikasi khusus. Pembagian area diagram proses bisnis yang telah dikembangkan terlihat seperti pada gambar III-7. Gambar III-7. Diagram model proses pengembangan Pertimbangan urut-urutan penempatan area model adalah urutan pelaksanaan pemodelan yang dilakukan secara konvesional. Pelaksanaan pemodelan secara konvensional dimulai dari pemodelan struktur organisasi beserta deskripsi kerja dan staf tiap unit. Langkah selanjutnya adalah pemodelan data yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tiap unit. Langkah selanjutnya adalah penginventarisasian aplikasi-aplikasi yang sudah dimiliki dan aplikasi-aplikasi khusus yang diperlukan untuk mengolah data-data tertentu. Dan pada akhir langkah pemodelan baru ditentukan urut-urutan pelaksanaan tugas menjadi proses bisnis yang lengkap. Pemodelan struktur organisasi dilakukan dengan menggunakan penggambaran struktur organisasi hierarki yang bentuknya menyerupai pohon. Penggunaan 31 struktur organisasi hierarki ini disebabkan sebagian besar organisasi membagi divisi-divisi kerjanya mempergunakan struktur organisasi hierarki. Pembagian organisasi menjadi unit-unit organisasi membagi area diagram menjadi kolom-kolom dimana satu kolom menjadi area untuk memodelkan tugastugas untuk satu unit pada area pemodelan proses bisnis. Oleh karena itu, penggambaran struktur organisasi tidak boleh menyebabkan area yang tumpang tindih antara satu unit dengan unit yang lain. Contoh penggambaran struktur organisasi dan hubungannya dengan area pemodelan proses bisnis bisa dilihat di gambar III-8. :: Struktur Organisasi Enterprise Area Model Struktur Organisasi Divisi A Divisi B Divisi C :: Struktur Data :: Aplikasi Khusus :: Proses Bisnis Area Tugas Divisi A Area Tugas Divisi B Area Tugas Enterprise Area Tugas Divisi C Area Model Proses Bisnis Gambar III-8. Penggambaran struktur data dan pembagian kolom diagram Satu unit di struktur organisasi di wakilkan dengan notasi berupa kotak. Didalam kotak terdapat nama unit sebagai identifikasi unit, daftar tugas unit, daftar form tugas dan daftar staf. Penggambaran notasi unit dapat dilihat di gambar III-9. Nama Unit [Daftar Tugas] [Daftar Form Tugas] [Daftar Staff] Gambar III-9. Penggambaran unit 32 Pemodelan data dilakukan dengan menggambarkan tabel-tabel data yang terlibat dalam pelaksanaan proses beserta hubungan antara satu tabel dengan tabel yang lain. Satu tabel digambarkan dengan notasi berupa kotak. Didalam kotak terdapat nama tabel sebagai identifikasi tabel dan daftar field dari tabel tersebut. Field yang menjadi key dari tabel tercetak dalam huruf tebal. Contoh penggambaran tabel terlihat pada gambar III-10. Gambar III-10. Penggambaran tabel Hubungan antar tabel yang digambarkan adalah hubungan referensi dari field satu tabel ke field table lainnya. Contoh penggambaran hubungan antar tabel terlihat pada gambar III-11. Gambar III-11. Penggambaran hubungan relasional tabel Untuk area proses bisnis, notasi yang dapat dipergunakan terlihat pada tabel III-1. Jumlah notasi proses bisnis relatif sedikit dan mempergunakan simbol gambar atau icon. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengguna BPMS untuk mempelajari dan membaca diagram proses. Walaupun jumlah notasi yang disediakan sedikit, tetapi notasi-notasi ini mampu untuk memodelkan proses bisnis kompleks. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar notasi-notasi kompleks dapat dimodelkan mempergunakan notasi-notasi dasar yang ada dalam tabel berikut ini. 33 Tabel III-1. Notasi Diagram Proses Pengembangan Notasi Nama Deskripsi Mulai Titik awal pelaksanaan proses, berjumlah satu Selesai Titik akhir pelaksanaan proses, bisa berjumlah lebih dari satu Tugas Staf Tugas yang melibatkan proses interaktif dengan staf Pilihan Pilihan berdasarkan kondisi yang dimiliki proses Pemanggilan Pemanggilan terhadap fungsi yang Fungsi disediakan oleh aplikasi khusus Delay Menunda pelaksanaan proses sampai waktu tertentu Pemecahan Percabangan Paralel terciptanya yang sub menyebabkan proses yang dilaksanakan secara paralel Penggabungan Penggabungan sub proses dengan Paralel proses proses utamanya Mengirirm Mengirim email ke alamat email Email tertentu Mengirim Mengirim sms ke nomer telepon SMS selular tertentu Koneksi Menggambarkan urutan tugas yang akan dilakukan selanjutnya Penggambaran antar area terlihat seperti pada gambar III-12. Hubungan antara area struktur organisasi dengan struktur data digambarkan dengan menggunakan 34 garis dari unit organisasi ke tabel-tabel yang dipergunakannya. Hubungan antara unit tabel tercipta melalui form tugas yang dimiliki unit yang mempergunakan tabel data. Hubungan antara area struktur data dan area proses bisnis digambarkan melalui perpanjangan kolom yang mewakilkan area dari satu unit. Penempatan satu notasi tugas interaktif staf di satu kolom unit tertentu menunjukkan bahwa tugas interaktif tersebut akan dilaksanakan oleh staf dari unit pada kolom tersebut. Sedangkan penempatan notasi-notasi lain pada area proses bisnis tidak berhubungan dengan pembagian unit. :: Struktur Organisasi Divisi A Enterprise Divisi B Divisi C :: Struktur Data table1 tableRef - KeyField : type - outRefField : type - otherField2 : type - KeyField : type - otherField1 : type - otherField2 : type :: Aplikasi Khusus AppServer1 AppServer2 :: Proses Bisnis Start Task 1 From Div B Call AppServer 2 Stop Gambar III-12. Penggambaran hubungan antar area diagram 35 Hubungan antara area proses bisnis dengan area struktur data digambarkan dengan mempergunakan garis dari tugas interaktif staf ke tabel yang dipergunakan. Hubungan ini tercipta dari tugas interaktif yang akan dilakukan akan mempergunakan form tugas tertentu yang selanjutnya akan mempergunakan data dari tabel. Hubungan antara area proses bisnis dengan area aplikasi khusus digambarkan dengan garis yang menghubungkan notasi pemanggilan fungsi di area proses bisnis ke notasi server yang dimaksud. III.3.3 Arsitektur Sistem Pengembangan Penambahan beberapa fitur pada diagram proses membawa konsekuensi perubahan arsitektur sistem BPMS yang mengimplementasikan diagram proses tersebut. Arsitektur yang dikembangkan untuk pengimplementasian diagram proses dengan abstaksi hubungan lengkap antara struktur organisasi, struktur data, proses bisnis dengan aplikasi khusus dapat dilihat pada gambar III-13. Gambar III-13. Arsitektur sistem BPMS pengembangan 36 Komponen, tugas dan interaksi masing-masing komponen yang terdapat dalam arsiterktur pengembangan ini adalah sebagai berikut : 1. Workflow Engine Sama seperti arsitektur BPMS saat ini, workflow engine bertugas menciptakan instan proses, menggerakkan instan dari satu state ke state berikutnya dan menyimpan data internal proses. Komponen ini mengalami pengembangan dengan tujuan untuk menambahkan kemampuan menginterpretasikan diagram proses yang memiliki pemodelan lengkap struktur organisasi, struktur data, proses bisnis dan aplikasi khusus. 2. Unit Server Komponen ini adalah representasi satu divisi dari organisasi. Pada komponen ini disimpan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh divisi tersebut, form tugas yang berkaitan dengan pengerjaan tugas dan daftar staf dari divisi tersebut. Komponen ini bertugas untuk melakukan penunjukan staf yang akan melaksanakan suatu tugas saat workflow engine menerbitkan suatu tugas baru bagi divisi tersebut. 3. Process Modeling Tool & Form Builder Sama seperti arsitektur BPMS saat ini, komponen ini berguna untuk membuat diagram spesifiksi proses. Akan tetapi diagram yang dipergunakan adalah diagram dengan pemodelan struktur organisasi, struktur data, proses bisnis dan aplikasi khusus yang lengkap. Komponen ini juga dilengkapi kemampuan untuk membangun form tugas bagi tugas unit tertentu. 4. Administration & Monitoring Tool Komponen ini berguna untuk memasukkan parameter-parameter yang diperlukan oleh workflow engine dan unit server dan menentukan daftar staf dari suatu divisi. Komponen ini juga menyediakan fasilitas untuk memonitor performansi pelaksanaan proses bisnis. 37 5. Workflow Client Application Komponen ini berfungsi untuk mendaftarkan proses yang dapat diinstanisasi oleh staff. Komponen ini juga mendaftarkan tugas-tugas yang telah ditugaskan ke staf yang sedang membuka komponen ini dan menjalankan form untuk tugas-tugas tersebut. 6. Internal & External Database Komponen ini adalah server basis data yang terintegrasi dengan sistem BPMS. Koneksi dan proses pembacaan dan penulisan data secara otomatis dilakukan oleh sistem BPMS. 7. Remote API Function Berupa kumpulan fungsi yang dapat dipanggil secara remot oleh subsistemsubsistem internal BPMS. Fungsi-fungsi yang disediakan berada pada domain fungsi untuk pembuatan dan pelaksanaan proses bisnis. 8. Unit Remote Function Komponen yang berupa kumpulan fungsi untuk menghubungin server-server unit yang dapat tersebar di tempat yang terpisah atau bahkan pada organisasi yang berbeda. 9. Database Driver Komponen ini adalah kumpulan fungsi untuk menghubungi database. Driver yang dimiliki BPMS data ditambahkan sesuai dengan jumlah jenis database yang ingin diintegrasikan kedalam sistem BPMS. 10. Application Driver Komponen ini adalah kumpulan fungsi untuk menghubungi aplikasi lain diluar sistem BPMS. Fungsi-fungsi yang terdapat di komponen ini dapat ditambahkan sesuai dengan jumlah protokol aplikasi yang ingin diintegrasikan di sistem BPMS. 38 11. Invoked External Application Komponen ini adalah aplikasi eksternal yang dipanggil oleh workflow engine. 12. Other BPMS Komponen ini adalah sistem BPMS lain yang dapat mempergunakan unit server secara bersama-sama. Dengan menggunakan fitur ini juga maka skalabilitas sistem menjadi semakin tinggi sebab memungkinkan pendistribusian beban ke beberapa server yang berbeda lokasi atau pemanggilan fungsi dari sistem di organisasi lain. 39