Dr. Ir. Bambang Dwi Argo, DEA: Manfaat Pemodelan Tersistem dalam Teknologi Pertanian Dikirim oleh prasetya1 pada 05 Februari 2005 | Komentar : 0 | Dilihat : 5605 Dr. Ir. Bambang Dwi Argo DEA Penanganan permasalahan dalam bentuk konsep pemecahan yang tersistem sudah saatnya dibudayakan, dan dapat direalisasikan bentuk-bentuk alternatif penyelesaiannya. Demikian antara lain orasi ilmiah Dr. Ir. Bambang Dwi Argo DEA, dosen Fakultas Teknologi Pertanian di depan Rapat Terbuka Senat Universitas Brawijaya, 5 Februari 2004 di Widyaloka yang bertajuk "Pemodelan Tersistem, Perkembangan dan Manfaatnya dalam Bidang Teknologi Pertanian". Permasalahan di masyarakat, menurut pengamatan menurut Bambang Dwi Argo, dapat dibedakan menjadi permasalahan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia mulai yang paling mendasar hingga mewah, dan yang berkaitan dengan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Disampaikan bahwa teknologi pertanian merupakan satu pohon ilmu yang di dalamnya penuh dengan kegiatan penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat. Berbagai permasalahan yang biasanya dibahas adalah berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia meliputi diversifikasi produk agrokompleks, perancangan dan pembangunan agro-estate, perancangan dan pembuatan alat dan mesin, inovasi atau penemuan bahan pangan atau minuman baru sampai pembuatan studi kelayakan, perencanaan pabrik dan proses fabrikasi. Guna menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, digunakan satu alternatif cara di antaranya dengan mengimplementasikan berbagai bentuk pemodelan. "Pemodelan tersistem adalah salah satu cara dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks yang membutuhkan penyelesaian dari berbagai disiplin ilmu", ungkapnya. Beberapa konsep pemodelan yang dipakai di bidang agrokompleks di antaranya adalah pemodelan konsep (model saprodi, model koperasi, model sistem distribusi pengairan, model konsep produksi tumpang sari, model produk inti plasma) serta beberapa model analogi meliputi pembuatan miniatur alat/mesin atau sarana bangunan pertanian, model analogi sistem distribusi air, model sistem jaringan listrik serta model sistem pengendalian otomatis, dll. Ditambahkan pula oleh pasangan Prapti Wilujeng ini, bahwa model matematika yang menggunakan notasi-notasi matematika juga sering dipakai dalam aplikasi Teknologi Pertanian. Beberapa pemodelan matematika tersebut adalah model program linier yang banyak digunakan dalam pembuatan formulasi produk baru, permasalahan transportasi dalam pendistribusian hasil produk pengolahan, optimasi penentuan luas tanam dari berbagai jenis komoditi pada lahan terbatas luasannya, dll. Jenis pemodelan matematik yang kedua adalah pemodelan program dinamis yang terbagi menjadi program dinamis deterministik dan program dinamis probabilistik. "Pemodelan Program Dinamik dalam bidang teknologi pertanian di antaranya digunakan untuk perencanaan kapasitas dan jenis masing-masing produk dalam industri agrokompleks, penentuan lintasan pemasaran produk-produk hasil industri, dll", papar pria kelahiran Probolinggo, 10 Juli 1961 ini. Bambang demikian namanya sering di panggil dikalangan mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana memberikan contoh proses pengeringan sebagai satu topik yang sering dibahas dalam bidang teknologi pertanian yang dalam penyelesaiannya mempertimbangkan permasalahan fisik, kimia dan biologis dalam skala ukuran elemen atau sel. Dikatakan alumni program master dan doktoral dalam bidang sistem dan teknik energi, INSA dari Toulouse, Perancis, ini bahwa untuk memahami proses pengeringan secara benar diperlukan perumusan berbagai disiplin ilmu meliputi pindah panas dan massa, termodinamika, transport phenomena, ilmu pengetahuan bahan, matematika, pemrograman komputer dan teknik pengendalian. Di samping itu juga harus mengetahui benar bagaimana perumusan kondisi system meliputi bentuk geometri sistem, sistem dalam kondisi mantap atau tidak mantap, serta pemahaman dalam penentuan variabel bebas dan tidak bebas yang dikuti dengan penentuan kondisi batas awal dan akhir. Hasil pemodelan pada skala elemen kemudian selalu dalam bentuk persamaan differensial yang harus diselesaikan baik secara pasti (exact) ataupun secara numerik (iterative). [nok]