pengaruh bimbingan dan konseling terhadap

advertisement
PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA
SMP BABUS SALAM CIMONE-TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
CICI INDRAYANTI
NIM: 206011000031
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
SMP BABUS SALAM CIMONE-TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
CICI INDRAYANTI
NIM. 206011000031
Di Bawah Bimbingan:
Drs. H. PAIMUN
NIP. 150 012 567
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ABSTRAK
Nama
Nim
Judul
: Cici Indrayanti
: 206011000031
: PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Bimbingan dan konseling dewasa ini telah menjadi salah satu pelayanan
pendidikan yang sangat dirasakan keperluan dan urgensinya di sekolah Indonesia
mulai tahun 1962-1963 telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
memasukkan program bimbingan konseling sebagai salah satu bidang penting
dalam program sekolah yang bertujuan membimbing untuk membantu siswa
menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan jurusan yang dipilih.
Ada tiga permasalahan yang menjadi kajian pokok penelitian ini, yang
pertama bagaimana motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang, yang kedua apa saja pelayanan bimbingan konseling yang diberikan
sekolah kepada siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang dan ketiga
seberapa besar pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap motivasi
belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang, jenis layanan bimbingan konseling yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang dan seberapa
besar pengaruh bimbingan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP
Babus Salam Cimone Tangerang.
Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang
sebanyak 303 orang, semetara sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
orang siswa dan 27 orang guru Babus Salam Cimone tangerang. Tehnik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling yaitu
dengan cara diacak dan undian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah observasi, wawancara dan angket.
Adapun pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa
yaitu berpengaruh positif dengan pemberian pelayanan BK yang meliputi layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
layanan konseling kelompok dan layanan konsultasi.
Dari hasil analisis data anket siswa dengan menggunakan rumus korelasi
product moment diperoleh ϒ kerja 0.639. Setelah dikonsultasikan dengan tabel
harga kritik pada n 30 dengan taraf signifikan 95% 0.361 dan 99% 0.463.
Kemudian dari hasil data angket guru diperoleh ϒ kerja 0.746. Setelah
dikonsultasikan dengan tabel harga kritik pada n 27 dengan taraf signifikan 95%
0.381 dan 99% 0.487 diperolah kesimpulan bahwa terdapat pengaruh bimbingan
dan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang tahun 2010/2011. Dengan taraf signifikan cukup.
i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Allah SWT pemilik jagad raya ini pengasih dan
penyayang yang maha kuat dan lagi maha perkasa, segala rasa syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang karena berkat taufiq, hidayah, dan rahmatNya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir dalam studi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berupa penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa”.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan penyelamat ummat dari
kebodohan dan kenistaan menuju keimanan dan keislaman.
Disamping itu tak lupa pula penulis haturkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut andil demi terselesainya penulisan skripsi ini, baik
berupa bimbingan, saran, kritik, motivasi maupun do’a. Terkhusus ucapan terima
kasih ini penulis haturkan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bpk. Drs. H. Paimun, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak-bapak dan ibu- ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik
penulis dengan rasa pengabdian yang tinggi. Semoga ilmu yang diberikan
dapat dijadikan bekal perjalanan selanjutnya.
5. Pimpinan dan karyawan/ti Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
ii
iii
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pinjaman buku-buku yang sangat penulis butuhkan dalam
penulisan skripsi ini.
6. Keluarga besar SMP Babus Salam Cimone Tangerang yang telah
memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Ayahanda (Huzaini) dan Ibunda (Sutia) yang telah membesarkan penulis
dengan penuh kasih sayang, memberikan motivasi dan bantuan baik moril
maupun materil. Terimakasih atas do’a dan pengorbanan yang telah
diberikan. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayangNya kepada mereka berdua. Amin.
8. Kekasih tersayang Robby Habibie yang senantiasa memberikan dorongan
dan semangat kepada penulis untuk terus menulis skripsi ini hingga dapat
terselesaikan, serta sahabatku tercinta Ika & Vina terimakasih atas do’a dan
support dari kalian. Chayyooo!!!
9. Seluruh keluarga besar penulis dan semua pihak yang telah membantu
penulis baik berupa nasehat maupun dorongan semangat yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu namanya, hanya doa kepada Allah yang
dapat penulis panjatkan semoga menjadi amal yang sholeh dan semoga
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saran dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Dengan tersusunnya skripsi ini semoga bermanfaat bagi kita semua serta
mendapat ridlo dari Allah SWT. Amin
Penulis
ci2
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah ................................3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................4
BAB II
KAJIAN TEORI ...................................................................................5
A. Motivasi Belajar ..............................................................................5
1. Pengertian Motivasi Belajar .......................................................5
2. Macam-macam Motivasi ............................................................6
3. Fungsi Motivasi ..........................................................................8
4. Perlunya Motivasi .......................................................................9
5. Cara Memotivasi Siswa ...........................................................10
B. Bimbingan dan Konseling .............................................................13
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ......................................13
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling ............................................16
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling ............................................18
4. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
dalam meningkatkan motivasi ..................................................19
5. Peran Bimbingan dan Konseling
dalam meningkatkan motivasi ..................................................23
C. Kerangka Bepikir dan Hipotesis ....................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................29
A. Variabel Penelitian ........................................................................29
B. Populasi dan Sampel ......................................................................29
iv
v
C. Metode Penelitian ..........................................................................31
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................31
E. Teknik Analisis Data .....................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................34
A. Gambaran Umum SMP Babus Salam Cimone Tangerang ............34
B. Deskripsi Data ...............................................................................43
C. Analisa Data ..................................................................................49
D. Interpretasi Data ............................................................................57
BAB V
PENUTUP ...........................................................................................59
A. Kesimpulan ....................................................................................59
B. Saran ..............................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Keadaan Siswa SMP Babus Salam Dalam Populasi dan Sampel
Tabel 2
Interpretasi Nilai Kritik
Tabel 3
Keadaan Guru SMP Babus Salam Menurut Ijazah dan Bidang
Tugasnya
Tabel 4
Keadaan Karyawan SMP Babus Salam Menurut Ijazah dan
Tugasnya
Tabel 5
Keadaan Siswa SMP Babus Salam menurut Kelas dan Jenis
Kelamin
Tabel 6
Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Babus SalamMenurut Jumlah
dan Kondisinya
Tabel 7
Hasil Angket Siswa Variabel X (Bimbingan Konseling)
Tabel 8
Hasil Angket Siswa Variabel Y (Motivasi Belajar)
Tabel 9
Hasil Angket Guru Variabel X (Bimbingan dan Konseling)
Tabel 10
Hasil Angket Guru Variabel Y (Motivasi Belajar)
Tabel 11
Korelasi Product Moment Angket Siswa Variabel X terhadap Y
Tabel 12
Harga Kritik dan Korelasi Product Moment Siswa
Tabel 13
Korelasi Product Moment Angket Guru Variabel X Terhadap Y
Tabel 14
Harga Kritik dan Korelasi Product Moment Guru
Tabel 15
Interpretasi Nilai Kritik
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling dewasa ini telah menjadi salah satu
pelayanan pendidikan yang sangat dirasakan keperluan dan urgensinya. Di
sekolah Indonesia mulai tahun 1962-1963 telah mengambil langkah-langkah
yang diperlukan untuk memasukkan program bimbingan konseling sebagai
salah satu bidang penting dalam program sekolah. Pekerjaan pelopor dalam
bidang ini dimulai di Amerika Serikat kira-kira 80 tahun yang lalu.1
Namun dalam hal ini penulis memfokuskan bimbingan konseling
dalam ruang lingkup sekolah, yang bertujuan membimbing untuk membantu
siswa menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan
jurusan yang dipilih. Dalam proses pendidikan, bimbingan dan konseling
sangatlah diperlukan karena bimbingan konseling membantu seseorang agar
mencapai prestasi, hasil dengan kemampuan yang dimiliki secara maksimal.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 “Pendidikan nasioanal berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, …”.2
1
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance &
Counseling), (Bandung: CV. Ilmu, 1975), h. 1
2
Depdiknas, Panduan Model Pengembangan Diri, h.8
1
2
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi tersebut
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Interaksi
dalam peristiwa pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar
hubungan guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini
bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan
penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.3
Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar siswa
adalah motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan
yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
siswa. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi
harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.4
Dengan melihat perkembangan motivasi belajar siswa di SMP Babus
Salam Cimone Tangerang yang berlandaskan pendidikan agama Islam,
tentunya perlu bimbingan yang memadai dan tenaga pembimbing atau
konselor yang profesional, baik dari segi kompetensi, sistem metode ataupun
hal-hal yang terkait dengan bimbingan demi terbentuknya kepribadian siswa
yang Islami. Dengan melihat fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk
meneliti “Pengaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Motivasi Belajar
Siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang”.
3
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1995), h. 4
4
Syaiful Bahri Djamrah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 118
3
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan
masalah di atas sebagai berikut:
a. Motivasi belajar siswa
b. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
c. Bimbingan konseling di SMP Babus Salam Cimone Tangerang.
d. Layanan bimbingan konseling belajar di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang.
e. Pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar.
2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang
dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan peneliti dalam hal
kemampuan dan pengetahuan, untuk itu peneliti bermaksud membatasi
masalah ini hanya pada:
a. Motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang.
b. Layanan bimbingan konseling di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang.
c. Pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar
siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang.
3. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut yaitu:
a.
Bagaimana motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang?
b.
Apa saja pelayanan bimbingan konseling yang diberikan sekolah
kepada siswa?
c.
Seberapa besar pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap
motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam
Cimone Tangerang.
b. Ingin mengetahui jenis layanan bimbingan konseling yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang.
c. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh bimbingan konseling
terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang.
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai masukan bagi para guru di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang untuk melakukan kegiatan bimbingan dan konseling dalam
rangka manumbuhkan motivasi belajar siswa.
b. Sebagai masukan bagi para siswa di SMP Babus Salam Cimone
Tangerang agar bisa memilih jenis layanan bimbingan konseling yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
c. Sebagai acuan bagi peneliti yang akan datang dalam melakukan
penelitian.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Kata “motif”, diartikan sebagai daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak
dari dalam dan di dalam subjek, untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai
suatu kondisi intern (kesiap siagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Menurut M. Alisuf Sabri motif adalah ”dorongan atau kekuatan dari
dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau
berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.1
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:
1
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-2, h. 128
5
6
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem yang ada pada organisme
manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun
motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi
memang
muncul
dari
dalam
diri
manusia,
tetapi
kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain,
dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.2
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang
yang sewaktu-waktu dapat muncul karena adanya kebutuhan untuk
mencapai tujuan yang sangat mendesak.
2. Macam-Macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang
aktif itu sangatlah bervariasi, diantaranya yaitu:
a. Motif dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motif-Motif Bawaan
Yang dimaksud dengan motif pembawaan adalah motif
yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.
Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk
2
Sardiman A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta Raja Grafindo
Persada, 1996), Cet. Ke-6, h. 74
7
minum, seksual, bergerak dan istirahat, dan lain sebagainya. Motifmotif yang diisyaratkan secara biologis.3
2) Motif-Motif Yang Dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam
masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif
yang diisyaratkan secara sosial.4
b. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
adanya paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan diri
sendiri.5 Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh
pengetahuan.
c. Motivasi Ektrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang anak mau belajar
karena disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di
kelasnya.
Dari berbagai macam motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi itu bisa timbul tanpa harus dipelajari. Dalam hal ini adalah
dorongan-dorongan yang bersifat fisik, seprti lapar, haus, seks, dan
sebagainya. Sedangkan motif yang dipelajari yaitu motif yang
diisyaratkan secara sosial atau dorongan-dorongan yang berhubungan
dengan orang lain, seperti dorongan ingin selalu berbuat baik, dan
sebagainya.
3
Abdul Rohman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2008), Cet. 3, h. 193-194
4
Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 89
5
Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 90
8
3. Fungsi Motivasi
Seorang pelajar akan giat belajar apabila akan menghadapi ujian.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang pelajar sebanarnya
dilatar belakangi oleh sesuatu atau yang secara umum dinamakan motivasi.
Mativasi inilah yang mendorong mengapa pelajar itu melakukan suatu
kegiatan belajar.
Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi
yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.
Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yaitu:6
a. Pengarah Perbuatan
Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,
sebab tidak serasi dengan tujuan.
b. Pendorong Perbuatan
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
c. Penggerak Perbuatan
Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
6
Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 85
9
4. Perlunya Motivasi
Motivasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Dengan
motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar, dan dengan motivasi
itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinan dapat
diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang
kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal ini dapat
dipahami karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa
serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan
belajar.
Dalam hal ini guru bertanggung jawab melaksanakan sistem
pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada
upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya. Menurut Oemar
Hamalik pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai
berikut:7
a. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan
belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan
secara optimal.
b. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada
diri siswa. Pembelajaran tersebut sesuai dengan tuntutan demokrasi
dalam pendidikan.
c. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinitas
guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi
belajar siswa. Guru hendaknya berupaya agar siswa memiliki motivasi
sendiri (self motivation) yang baik.
d. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan
motivasi
7
dalam
proses
pembelajaran
berkaitan
dengan
upaya
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algessindo,
2002), h. 109
10
pembinaan disiplin kelas. Masalah ketidakdisiplinan kelas dapat timbul
karena kegagalan dalam penggerak motivasi belajar.
e. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam
proses pembelajaran. Motivasi merupakan bagian yang integral
daripada prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi
salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif.
Alisuf Sabri mengemukakan peranan motivasi dalam belajar adalah
sebagai berikut:
a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai
motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang
hendak dicapai.8
5. Cara Memotivasi Siswa
Di dalam kegiatan pembelajaran peranan motivasi baik intrinsik
maupun ektrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat
mengembangkan
aktivitas
dan
inisiatif,
dapat
mengarahkan
dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara menumbuhkan
motivasi adalah bermacam-macam.
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar di sekolah, diantaranya adalah :
a. Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa belajar, yang justru untuk mencapai
angka/nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah
nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport.
Banyak murid belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu
berusaha dengan segenap tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan
8
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet.11, h. 86
11
motivasi yang kuat. Akan tetapi ada pula yang bekerja untuk naik kelas
saja. Angka itu harus benar-benar menggambarkan hasil belajar anak.9
b. Hadiah
Hadiah dapat membangkitkan motivasi apabila setiap orang
mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar, hadiah juga
dapat merusak oleh sebab menyimpangkan pikiran anak dari tujuan
belajar yang sebenarnya.10
c. Kompetisi
Kompetisi sering kali digunakan sebagai alat untuk mencapai
prestasi yang lebih tinggi di lapangan industri, perdagangan, dan juga
di sekolah. Kompetisi sering mempertinggi hasil belajar, baik
kompetisi individu maupun kompetisi antar kelompok, dalam hal ini
banyak sikap anak yang berlainan.11
d. Memberi Ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu
sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat
rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan
ulangan harus diberitahukan kepada siswa.12
e. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi
pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya
terus meningkat.13
9
Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1982), h. 81
Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan, h. 82
11
Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan., h. 83
12
Sardiman A.M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 93
13
Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 93
10
12
f. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi,
pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk
suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.14
g. Hasrat Untuk Belajar
Harat untuk belajar, berarti ada unsur kesenganjaan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan
segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar
berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,
sehingga sudah barang tentu hasil akan lebih baik.15
h. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat.
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tetaplah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.16
i. Pemberian Pelayanan BK
Apabila ada siswa yang tidak termotivasi atau malas dalam
belajar, maka perlu diberikan pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam prosesnya siswa diberikan nasehat-nasehat dan motivasi agar
lebih giat dalam belajar. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
14
Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan., h. 84
Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 94
16
Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 94
15
13
B. Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari
”Guidance” berasal dari kata kerja ”to guide” yang mempunyai arti
menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu. Sesuai
dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu bantuan atau tuntunan.17 Namun meskipun demikian, tidak berarti
semua bentuk bantuan atau tuntunan adalah bimbingan. Bantuan dalam
pengertian bimbingan menurut terminologi bimbingan dan konseling
haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana dikemukakan di
bawah ini.
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s
Book of Education 1955, yang menyatakan:
Guidance is a process of helping individual through their own
effort to discover and develop their potentialities both for personal
happiness and social usefulness
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui
usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya
agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.18
Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada
orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian, dan pemecahan
masalah.19
Para ahli memiliki pengertian yang beragam untuk memahami
pengertian bimbingan, namun peneliti hanya mengambil beberapa
diantaranya, DR. Moh, Surya (1986;6) mengemukakan definisi bimbingan
sebagai berikut:
…bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
17
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-1, h. 3
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, h. 3
19
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional), h. 65
18
14
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan
diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang
optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.20
Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan
merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman
diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian
diri secara maksimal kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah),
keluarga dan masyarakat.21
Sementara
Rohman
Natawidjaja
(1987:
37)
mengartikan
bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.22
Adapun pengertian konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan
karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-norma yang berlaku.23
Rogers (1942) mengemukakan pengertian konseling sebagai
berikut:
”Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan
individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan
tingkahlakunya.”24
20
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, h. 5
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada, 2007), h. 16-17
22
Syamsu Yusuf, L.N dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
(Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005), h. 6
23
Depdiknas, Panduan Model Pengembangan Diri, h.188
24
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, h. 10
21
15
Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang
terarah, kontinyu dan sistematis kepada setiap siswa agar dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dengan cara
menginternalisasikan kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan
diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Dalam hubungan ini hendaknya firman Allah berikut ini tetap
dijadikan
pegangan,
karena
mengandung
nilai optimisme
dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling.
" !
“… dan sesungguhnya kamu dapat memberikan petunjuk kepada
orang lain ke arah jalan yang benar” (QS. Assyura: 52)25
Dengan demikian bimbingan konseling mempunyai pengertian
sebagai suatu bantuan yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada
orang lain (klien) dengan harapan klien tersebut dapat memecahkan
masalahnya dan dapat memahami dirinya dan mengarahkan dirinya
sesuasi
dengan
kemampuan
dan
potensinya
sehingga
mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dari uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
bimbingan dan konseling sangat perlu diberikan kepada siswa agar
tercapainya
kemandirian
dalam
pemahaman
diri
serta
dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal sesuai dengan
bakat dan kemampuannya, dan untuk membantu peserta didik agar mampu
mencegah dan menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat
menghambat perkembangan dirinya serta mengatasi masalah yang
dialaminya.
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART,
2005), h. 490
16
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Dalam Buku W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah:
Tujuan bimbingan dapat dibedakan atas tujuan sementara dan
tujuan akhir. Tujuan sementara adalah: supaya orang bersikap dan
bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini, misalnya
melanjutkan atau memutuskan hubungan percintaan, mengambil sikap
dalam pergaulan, mendaftarkan diri pada fakultas perguruan tinggi
tertentu. Tujuan akhir ialah: supaya orang mampu mengatur kehidupannya
sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan sendiri dan
menanggung sendiri konsekuensi atau resiko dari tindakan-tindakannya.
Diharapkan supaya orang yang dibimbing sekarang ini akan berkembang
lanjut, sehingga semakin memiliki kemampuan berdiri sendiri.26
Adapun menurut Drs. Paimun tujuan umum dari bimbingan dan
konseling yaitu mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan,
yaitu tercapainya perkembangan kepribadian yang optimal dan harmonis
diantara unsur-unsurnya yang meliputi fisik, mental, emosional, sosial, dan
moral, bahkan spiritual (religius). Apabila kepribadian telah berkembang
secara optimal dan harmonis maka peserta didik dapat dikatakan telah
dewasa. Tujuan pendidikan adalah kedewasaan, sedangkan tujuan
bimbingan adalah kemandirian. Dalam ilmu pendidikan orang dewasa
adalah orang yang sudah mampu mandiri. Orang yang sudah mandiri
adalah orang yang sudah mampu bertanggung jawab.27
Tujuan bimbingan secara khusus yang merupakan penjabaran dari
tujuan umum telah banyak dirumuskan dalam definisi Bimbingan, antara
lain bimbingan dinyatakan sebagai bantuan yang diberikan kepada
individu agar individu tersebut:
a. Mengerti dirinya dan lingkungan. Mengerti diri meliputi pengenalan
kemampuan, bakat khusus, minat, cita-cita dan nilai-nilai hidup yang
dimilikinya untuk perkembangan dirinya. Mengerti lingkungan meliputi
pengenalan lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya.
b. Mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidupnya secara
bijaksana baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan sosial-pribadi.
26
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: PT Gramedia,
1987), Cet. Ke-1, h. 17.
27
Paimun, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2008), h. 19-20
17
Termasuk di dalamnya membantu individu untuk memilih bidang studi,
karier, dan pola hidup pribadinya.
c. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupannya secara maksimal.
d. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana. Bantuan ini
termasuk memberikan bantuan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan
buruk atau sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah.
e. Mengelola
aktivitas
kehidupannya,
mengembangkan
sudut
pandangannya, dan mengambil keputusan serta mempertanggung
jawabkannya.
f. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai
dengan tuntutan keadaan lingkungannya.28
Tujuan bimbingan di atas selaras dengan firman Allah SWT dalam
surat Al-Baqarah ayat 148 yang berbunyi:
"'() & $ % ####
”...maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan...”
(Qs. Al-Baqarah: 148)29
Dalam surat An-Nahl ayat 125 terdapat firman Allah SWT yang
berbunyi:
"'! & *+,
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula”.
(Q. S. An-Nahl: 125)30
28
Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Prenhallindo,
2001), h. 41-42.
29
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 37
30
Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004), h. 399
18
Adapun tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa
yang dibimbing dapat membimbing dirinya sendiri (self-guidance).
Individu dipandang telah mampu membimbing dirinya sendiri apabila:
a. Telah mampu memahami diri (self understanding) baik memahami
kekuatan-kekuatannya ataupun kelemahan-kelemahannya.
b. Menerima dirinya (self acceptance) dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
c. Dapat mengarahkan diri (self direction) kepada tujuan mulia yang
bermanfaat bagi kehidupannya.
d. Mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya (self actualization, self
realization) dengan cara-cara yang terpuji tanpa ada pihak-pihak yang
dirugikan.
Apabila seseorang sudah berada dalam keadaan demikian maka
itulah yang dikatakan self-reliance, yaitu orang yang mampu berdiri diatas
kaki sendiri, orang yang mampu bertanggung jawab, orang yang sudah
mandiri (independence). Kemandirian memungkinkan tercapainya
kesejahteraan (welfare). Inilah tujuan akhir bimbingan dan konseling.31
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Adapun fungsi bimbingan dan konseling yaitu:
a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
b. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
c. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan
berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.32
Dilihat dari beberapa fungsi yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa bimbingan dan konseling sangat perlu
diberikan kepada siswa karena dalam kehidupan manusia selalu
dihadapkan pada masalah kehidupan. Oleh karena itu, bimbingan
konseling dibutuhkan untuk mencegah atau memberi solusi atas persoalan31
32
Paimun, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, h. 20-21
Depdiknas, Panduan Model Pengembangan Diri, h. 189
19
persoalan tersebut, dengan fungsi yang telah disebutkan di atas, maka
setiap individu dapat menikmati kehidupan secara normal dan bahagia.
4. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan
Motivasi
Adapun jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa yang akan penulis sampaikan yaitu
mencakup beberapa hal sebagai berikut:
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan yang dilakukan
untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap
lingkungan yang baru dimasukinya.33 Adapun pelayanan yang dapat
diberikan antara lain orientasi kehidupan di sekolah yang lebih tinggi,
misalnya kehidupan di sekolah menengah (struktur sekolah, peraturanperaturan sekolah, kewajiban-kewajiban siswa, mata-mata pelajaran,
penjurusan di SMA). Apabila siswa telah dikenalkan dengan pilihan
sekolah lanjutan maka siswa dapat mengetahui mana yang lebih cocok
dan mana yang tidak cocok dengan dirinya, kemudian dengan pilihan
sekolah lanjutan yang cocok dengan bakat dan minatnya maka akan
dapat menimbulkan motivasi.
Pelayanan ini sangat bermanfaat karena siswa memperoleh
pengalaman-pengalaman praktis sebelum mereka terjun ke lapangan
kerja atau masyarakat yang sebenarnya. Mereka yang telah melakukan
orientasi biasanyan tidak canggung lagi menghadapi situasi yang
sebenarnya yang akan mereka alami dan tidak belajar terlalu banyak
dalam situasi baru yang mereka masuki, karena dalam orientasi mereka
sudah belajar melakukan adjustment.34
33
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA, 2004), Cet. Ke-2, h. 255
34
Paimun, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2008), h. 39-40
20
b. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi seperti informasi belajar,
sosial, karir atau jabatan, dan pendidikan lanjutan. Layanan ini
bertujuan agar para siswa mengetahui cara-cara belajar yang efektif,
jenis-jenis
sekolah
untuk
melanjutkan
pendidikan,
jenis-jenis
jabatan/pekerjaan yang ada dalam masyarakat, serta jenis-jenis
organisasi atau lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat untuk
selanjutnya bagi mereka yang berpotensi, berbakat dan berminat dapat
merencanakan untuk memasukinya apabila telah selesai menempuh
pendidikan yang sekarang sedang berlangsung.
Manfaat pelayanan informasi sangat besar, terutama karena
pelayanan tersebut dapat mendorong motivasi untuk melanjutkan
pelajaran, menambah kemampuan dan keterampilan serta memilih
pekerjaan yang sesuai dengan cita-citanya, membantu menyalurkan
bakat dan cita-cita siswa, menunjang keberhasilan belajar, membantu
merencanakan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat,
latar belakang pendidikan dan kepribadiannya.35
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi,
program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler.36 Layanan ini
bertujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat,
minat dan segenap potensi lainnya.
Manfaat pelayanan penempatan dan penyaluran adalah
membantu
siswa
agar
dapat
berhasil
dalam
belajar,
dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, dapat mengembangkan potensi
dan bakat siswa serta menunjang tercapainya cita-cita. Siswa yang
35
36
Paimun, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, h. 39
Depdiknas, Panduan Model Pengembangan Diri, h.189
21
memperoleh pelayanan penempatan dan penyaluran yang tepat
memungkinkan dia meningkatkan motivasinya untuk belajar agar
dapat meneruskan pendidikannya dengan sukses dan dapat menduduki
jabatan (pekerjaan) secara professional yang akan mengantarkannya
kepada kesejahteraan dalam pekerjaannya.
d. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yaitu layanan yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau
kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah atau madrasah,
keluarga dan masyarakat.
Layanan ini memungkinan peserta didik mengembangkan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang
cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek
tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik
dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
e. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya. Layanan ini
memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka
(secara
perorangan)
untuk
mengentaskan
permasalahan
yang
dihadapinya dan yang menghambat perkembangan dirinya.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik
dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Pelayanan konseling
merupakan pelayanan dan sekaligus merupakan teknik bimbingan dan
konseling. Pelayanan konseling perorangan biasanya diberikan kepada
siswa yang memiliki permasalahan pribadi. Jadi apabila permasalahan
telah diatasi, maka siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya
sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru bimbingan dan
konseling selama proses konselimg berlangsung.
22
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir atau jabatan, dan pengambilan keputusan,
serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Layanan ini bertujuan agar peserta didik dapat memperoleh
bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang
pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika
kelompok. Kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik dalam
bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada
individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan
tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk
mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan
dapat dilakukan melalui kegaiatan kelompok. Dengan kegiatan ini
setiap anak mendapat kesempatan untuk meyumbangkan pikirannya,
juga dapat mengembangkan rasa tanggung jawab. Dengan adanya rasa
tanggung jawab maka dapat menimbulkan semangat dan motivasi
dalam belajar.
g. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi
melalui dinamika kelompok. Layanan ini memungkinkan peserta didik
(masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk
pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok misalnya
memberikan layanan konseling kepada sekelompok siswa yang
tawuran, menggunakan narkoba, dan sebagainya. Apabila masalah
tersebut telah teratasi dan siswa menyadari bahwa perlunya untuk
meninggalkan masalah tersebut maka timbul motivasi untuk belajar
lebih giat.
23
h. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik
dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan
cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau
masalah peserta didik. Bagi siswa yang mengalami masalah belajar
bisa konsultasi dengan guru BK, misalnya kesulitan dalam mengingat
pelajaran, kesulitan cara membagi waktu belajar, kesulitan dalam
menyusun jadwal kegiatan belajar. Dengan adanya layanan konsultasi
ini memungkinkan siswa diberikan motivasi atau solusi yang benar
sehingga dapat mengurangi masalah yang dialami para siswa.
5. Peran Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Motivasi
Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak
dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini
terlebih lagi disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa
banyak yang terletak di luar sekolah. Dalam kaitan itu, permasalahan
siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila misi sekolah adalah
menyediakan pelayanan yang luas untuk secara efektif membantu siswa
mencapai
tujuan-tujuan
permasalahannya,
maka
perkembangannya
segenap
kegiatan
dan
dan
mengatasi
kemudahan
yang
diselenggarakan sekolah perlu diarahkan ke sana. Di sinilah dirasakan
perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di samping kegiatan
pengajaran. Dalam tugas pelayanan yang luas, bimbingan dan konseling di
sekolah adalah pelayanan untuk semua murid yang mengacu pada
keseluruhan perkembangan mereka, yang meliputi keempat
dimensi
kemanusiaannya yaitu dimensi keindividualan (individualitas), kesosialan
(sosialitas), kesusilaan (moralitas), dan keberagamaan (religiusitas) dalam
rangka mewujudkan manusia seutuhnya.
Sebagaimana permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka
peran bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah membantu individu
dan kelompok individu anggota masayarakat untuk:
24
a. Mengurangi sampai seminimal mungkin dampak sumber-sumber
permasalahan
yang
dapat
menghambat
pengembangan
hakikat
kemanusiaan dengan keempat dimensi menuju manusia seutuhnya yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat
b. Mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh individu dan kelompok
individu
c. Memperkembangkan diri individu dan kelompok individu seoptimal
mungkin.37
Dikemukakan dalam Surat Keputusan Pendayagunaan Aparatur
Negara, Nomor 026 Tahun 1989 menyebutkan secara eksplisit pekerjaan
bimbingan dan penyuluhan (konseling) dan pekerjaan megajar yang satu
sama lain berkedudukan seimbang dan sejajar. Dalam Surat Keputusan
tersebut disebutkan bahwa seorang guru di sekolah dapat mengerjakan
kegiatan mengajar atau kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan.38
Keberadaan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah di pertegas
lagi oleh Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 (tentang Pendidikan
Dasar) dan No. 29 tahun 1990 (tentang Pendidikan Menengah). Dalam
kedua peraturan pemerintah itu disebutkan dalam Bab X, bahwa:
a. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan;
b. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing
Dalam penjelasannya Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990
menyebutkan bahwa:
1) Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa, dimaksudkan
untuk membantu siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang
ada pada dirinya;
37
38
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, h. 35
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, h. 30
25
2) Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksudkan
untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial, ekonomi, budaya serta alam yang ada;
3) Bimbingan
dalam
rangka
merencanakan
masa
depan,
mempersiapkan diri untuk langkah yang dipilihnya setelah tamat
belajar pada sekolah menengah serta karirnya di masa depan.39
Peraturan perundangan tersebut di atas memberikan legalisasi
yang cukup mantap tentang keberadaan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Boleh dikatakan pekerjaan bimbingan dan
konseling tidak dapat diganggu gugat lagi keberadaannya.
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima dan
menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya jelas. Jadi,
dalam memenuhi misinya itu sekolah perlu menyelenggarakan kegiatan
pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya agar dapat menciptakan
suasana pengajaran dan suasana kelas yang menyejukkan, bersemangat,
luwes dan subur. Isi pengajaran dalam arti yang luas itu secara langsung
mengait materi-materi yang relevan dengan keempat dimensi dan
pengembangan manusia yang seutuhnya.
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
Minat belajar berbeda dengan kesenangan atau minat terhadap halhal yang sifatnya sementara, dimana hal tersebut bukan dalam kekuatan
atau motivasi tindakan, melainkan dalam ketetapan. Rasa bosan adalah
lawan dari minat. Minat siswa memegang peranan penting dalam
kehidupan siswa sebagai sumber motivasi untuk belajar, sumber aspirasi,
kegembiraan dan prestasi.
Anak yang merasa bosan atau sesungguhnya tidak suka belajar,
menunjukkan dengan prilaku yang menjengkelkan para guru dan teman
39
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah, h. 43
26
sekelasnya yang akan meningkatkan rasa tidak suka mereka akan belajar.
Rasa bosan ini sangat berpengaruh pada minat belajar anak di sekolah,
oleh karena itu seorang guru dituntut harus pandai mengatur kondisi dan
situasi agar anak didiknya tidak merasa bosan.
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting
bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa
motivasi untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama di sekolah
adalah bukan waktunya yang tepat. Untuk mengganggu teman atau
membuat keributan adalah suatu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang
terpelajar seperti anak didik. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan
untuk itu semua, tetapi untuk belajar demi masa depannya kelak di
kemudian hari.
Setiap proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar.
Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil)
belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan
proses belajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkat
keberhasilan belajar tersebut adalah sebagai berikut:
a. Istimewa (maksimal): apabila seluruh bahan pelajaran yang dipelajari
siswa dapat dikuasai olehnya.
b. Baik sekali (optimal): apabila sebagian besar (76%-99%) bahan
pelajaran yang dipelajari siswa dapat dikuasainya.
c. Baik (minimal): apabila bahan pelajaran yang dipelajari siswa hanya
60%-75% saja yang dikuasainya
d. Kurang: apabila bahan pelajaran yang dipelajari oleh siswa 60%
dikuasainya.40
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa
dalam pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional khusus tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses
belajar siswa yang telah dilakukannya.
40
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 118
27
Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode
yang sesuai. Untuk mencapai satu tujuan tidak mesti menggunakan satu
metode, tetapi bisa juga menggunakan lebih dari satu metode. Apalagi bila
rumusan tujuan itu lebih dari dua rumusan tujuan. Dalam hal ini
diperlukan penggabungan penggunaan metode mengajar. Dengan begitu
kekurangan metode yang satu dapat ditutupi oleh kelebihan metode yang
lain. Strategi metode mengajar yang saling melengkapi ini akan
mengahasilkan hasil belajar siswa yang lebih baik dari pada penggunaan
satu metode.
Penggunaan metode yang bervariasi akan memicu keberhasilan
belajar siswa. Dalam kaitannya dengan hal ini, maka pelayanan bimbingan
dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa akan sangat
dominan. Karena bagaimanapun juga belajar tanpa motivasi yang kuat dari
diri siswa itu sendiri tidak akan bisa mencapai tujuan keberhasilan belajar
siswa itu sendiri. Disamping itu sejalan dengan inti tujuan pendidikan
yaitu terwujudnya kepribadian yang optimal dari setiap peserta didik.
Tujuan ini pulalah yang ingin dicapai oleh layanan bimbingan dan
konseling. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap kegiatan pendidikan
hendaknya diarahkan untuk tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang
optimal sesuai potensi dan karakteristiknya masing-masing. Guna
mewujudkan pribadi yang berkembang optimal, kegiatan pendidikan
hendaknya bersifat menyeluruh dan tidak hanya bersifat instruksional
belaka, tetapi yang meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap peserta
didik secara pribadi memperoleh layanan
sehingga akhirnya dapat
berkembang secara optimal. Dalam kaitan ini, bimbingan dan konseling
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan, yaitu
membantu setiap pribadi peserta didik agar berkembang secara optimal.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling
yang diterima oleh seorang siswa dari guru bimbingan konseling dapat
menumbuhkan minat belajar siswa, keberhasilan siswa dalam belajar,
hingga mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama. Dengan demikian
28
berarti bimbingan konseling yang pernah diterima oleh siswa dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa tersebut.
2. Hipotesis
Ho
: tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara bimbingan
konseling dengan motivasi belajar siswa.
Ha
: terdapat pengaruh positif yang signifikan antara bimbingan
konseling dengan motivasi belajar siswa.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang peneliti maksud adalah variabel bebas (X)
ialah bimbingan konseling dan variabel terikat (Y) ialah motivasi belajar.
Adapun variabel bebas (X) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel
terikat (Y), sedangkan variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas (X).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan wilayah secara umum yang terdiri atas
objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil
kesimpulannya.1
Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa siswi SMP
Babus Salam Cimone Tangerang tahun ajaran 2010 yang terdiri dari kelas
I, kelas II, dan kelas III yang berjumlah 303 orang.
1
Sugiono, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 1999) h. 7
29
30
2. Sampel
Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”2
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random
sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak. Teknik ini dapat
digunakan karena dilakukan secara acak, yaitu sampel yang diambil dari
siswa-siswi di SMP Babus Salam Cimone Tangerang yang terdiri dari 3
kelas, yang masing-masing kelasnya diambil sampel 10 orang yaitu dengan
cara undian, dan langkah-langkahnya antara lain sebagai berikut:
a. Membuat daftar nama semua subjek atau individu di kertas kecil
b. Menggulung kertas itu baik-baik
c. Memasukkan gulungan kertas tersebut ke dalam tempolong
d. Mengambil kertas gulungan satu-persatu sampai jumlah yang penulis
perlukan tercapai.
Sampel ini digunakan untuk menentukan siswa-siswi SMP Babus
Salam Cimone Tangerang yang akan menjadi responden, sehingga 30
orang tersebut terpilih sebagai sampel dan ditambah 27 orang guru yang
akan menjadi sampel. Adapun perincianya terdapat pada tabel berikut.
TABEL 1
KEADAAN SISWA SMP BABUS SALAM
DALAM POPULASI DAN SAMPEL
2
NO
KELAS
POPULASI
SAMPEL
1
I
95
10
2
II
85
10
3
III
123
10
JUMLAH
303
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bina Aksara,1998) h. 131
31
C. Metode Penelitian
1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi
dengan cara membaca buku-buku , majalah, naskah, makalah-makalah dan
sumber lain yang berkaitan dengan judul skripsi.
2. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data dari lokasi penelitian
yang tujuan utamanya mencari jawaban dari pertanyaan dalam perumusan
masalah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka peneliti
mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan pada objek yang diselidiki secara seksama serta
melakukan pencatatan secara sistematis. Dalam melakukan observasi,
peneliti melakukannya dengan cara mengamati lingkungan sekolah dan
mencatat apabila ada hal-hal yang dianggap penting dalam melakukan
penelitian ini.
Dalam penelitian ini teknik observasi penulis gunakan untuk:
a. Mengamati lokasi penelitian secara langsung
b. Mengamati kondisi siswa dan para guru
c. Mengamati sarana dan prasarana.
2. Interview atau Wawancara
Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwancara3. Target yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data akurat,
jujur dan dapat dipertanggung jawabkan tentang pengaruh bimbingan dan
3
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda karya, 2002) h.135
32
konseling terhadap motivasi belajar siswa. Untuk keperluan itu maka
peneliti akan menggunakan petunjuk umum wawancara dimana peneliti
harus membuat kerangka dan garis besar pokok pertanyaan4. Peneliti
melakukan wawancara khususnya kepada guru bimbingan konseling
seputar pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Babus Salam
Cimone Tangerang.
3. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang motivasi belajar dan
pelayanan bimbingan dan konseling yang diperlukan.
Dalam hal ini, penulis menyebarkan angket (daftar pertanyaan)
kepada seluruh responden yang berisikan pertanyaan tentang masalah yang
akan diteliti dan responden hanya memilih satu jawaban yang paling tepat
sesuai keadaan sebenarnya.
E. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan peneliti akan
mempergunakan analisa data yang sesuai dengan jenis data dalam penelitian
ini. Sedangkan rumus yang akan di pergunakan adalah rumus korelasi product
moment.
r
XY =
xy
(
4
x2 ) (
y2 )
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.136
33
Keterangan :
r
XY = Koefisien korelasi antara gejala x dan gejala y
xy
= Jumlah product dari x dan y
x² = jumlah gejala x kecil kuadrat
y² = jumlah gejala y kecil kuadrat
TABEL 2
INTERPRETASI NILAI KRITIK
Besar Nilai r
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Interpretasi
Tinggi
0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah
(Tidak berkorelasi)5
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bina Aksara,1998) h. 276
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Babus Salam Cimone Tangerang
1. Sejarah Berdirinya SMP Babus Salam Cimone Tangerang
SMP Babus Salam adalah Sekolah Menengah Pertama yang berada
di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam sebagai
salah satu Lembaga Pendidikan Islam tua, bertujuan untuk
membentuk pribadi muslim yang bertaqwa dengan kualitas Iman,
Ilmu dan Amal serta memenuhi harapan Agama, Nusa dan Bangsa.
Jauh sebelum tahun kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945,
KH. Arsyad telah merintis Yayasan Pendidikan Islam. Sekian tahun
lamanya Kyai Arsyad mengajarkan berbagai ilmu kepada para muridnya
yang datang dari berbagai pelosok daerah. Namun kemudian, pada tahuntahun dimana terjadi agresi Belanda terhadap Indonesia dan keadaan
negara yang terus bergolak di bawah pemerintah Hindia Belanda,
berbagai aktifitas dan kegiatan selalu berada dibawah tekanan pihak
penjajah, sampai-sampai ibadah pun adakalanya mendapat tekanan.
Pendidikan Islam ini pun mengalami gangguan besar karena tekanantekanan dari sana-sini yang akhirnya Kyai Arsyad terpaksa menghentikan
sementara pendidikan Islam ini dan meninggalkan yayasan pendidikan
Islam ini untuk bergerilya memanggul senjata bersama pejuang lainnya
34
35
karena tak rela martabat Indonesia terus diinjak-injak, yang pada akhirnya
beliau gugur sebagai syahid.
Namun 16 tahun kemudian lamanya tanpa kegiatan belajar mengajar,
Kyai Rifa’I yang mana beliau adalah menantu dari Kyai Arsyad harus
memulai semuanya dari awal lagi dengan mengajar murid pertama beliau
bernama H. Said yang telah berkeluarga dan juga telah memiliki Yayasan
pendidikan sendiri. Namun pada akhirnya murid-muridnya terus
bertambah sampai mencapai 60 orang.
Tahun 1992, beliau mengangkat menantu bernama Anwar Wahdi
Hasi yang menikah dengan putri ke-4 beliau, yang pada akhirnya
melanjutkan estafet kepemimpinan Yayasan Pendidikan Islam ini mulai
dari tahun 1993. Atas ide Kyai Rifa’i sendiri nama Yayasan Pendidikan
Islam ini dirubah menjadi
Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam.
Begitu juga dengan metode belajar mengajar pun telah dikembangkan
Tahun 1993, Anwar Wahdi Hasi melanjutkan proses belajar
mengajar di Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam. Dengan berbagai
pengalaman akademik yang beliau punya dengan mencoba terus
mengembangkan Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam dengan
menerapkan sistem baru. Awalnya jumlah murid Yayasan Pondok
Pesantren Babus Salam masih 5 orang. Namun kepercayaan masyarakat
pun kian bertambah dan sampailah murid berjumlah 78 orang. Pada saat
itulah Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam mencoba untuk
memadukan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum pemerintah
yang akhirnya memakai kurikulum DIKNAS (Pendidikan Nasional), ini
semua bertahan sampai saat ini.
Dengan status yang sudah berubah, dan bangunan yang sudah
semakin berkembang dan memadai dari sebelumnya, tentunya Yayasan
Pondok Pesantren Babus Salam semakin dipercaya oleh masyarakat untuk
memasukkan putra-putri mereka ke Yayasan Pondok Pesantren Babus
Salam. Dengan melihat data perkembangan siswa tersebut, maka Yayasan
Pondok Pesantren Babus Salam menambah jenjang pendidikan formalnya
36
ke jenjang yang lebih tinggi, mengingat kepercayaan masyarakat semakin
besar untuk menitipkan putra-putrinya di Yayasan Pondok Pesantren
Babus Salam, maka didirikanlah satu jenjang lagi yaitu SMP Babus Salam,
tepatnya pada bulan Juli tahun 1995 Yayasan Pondok Pesantren Babus
Salam menunjuk Bapak Faizuddin Said sebagai Kepala SMP. Namun
karena kesibukan beliau dan ingin lebih berkonsentrasi di tempat lain,
maka pada Tahun Pelajaran 2003 Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam
kembali menunjuk Amin Mustakim, S. Sos. I sebagai Kepala Sekolah
berikutnya. Hal tersebut berlanjut sampai tahun 2008 yang kemudian Unit
SMP ini di pimpin oleh Achmad Rhojali Syahri, S. Ag.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat : 1) filosofis, 2)
khas, 3) syarat makna. Adapun visi yang dirumuskan oleh SMP Babus
Salam Cimone Tangerang ialah:
“Mempersiapkan insan-insan didik berkualitas, dengan keshalihan
dunia dan akhirat, yang memungkinkan mereka menjadi insan-insan
berprestasi dan berakhlak mulia”.
SMP Babus Salam memilih visi ini untuk tujuan jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek. Visi ini menjiwai warga SMP
Babus
Salam
untuk
selalu
mewujudkannya
setiap
saat
dan
berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang :
a. Berorientasi ke depan
b. Berpegang pada prinsip pengembangan potensi secara inovatif
dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
c. Mendorong profesionalisme dengan tetap mengusung semangat
egalitarianisme.
d. Mendorong terbangunnya komitmen seluruh warga sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan
e. Mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah/madrasah.
37
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan
misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.
b. Misi
Adapaun misi SMP Babus Salam Cimone Tangerang adalah
sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam)
kepada seluruh warga sekolah.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.
4. Menumbuhkan dan mendorong terbentuknya kepribadian yang
sesuai dengan prinsip akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari
5. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia,
dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
Berikut ini merupakan jabaran tujuan yang diuraikan dari visi
dan misi SMP Babus Salam Cimone Tangerang agar komunikatif dan
bisa diukur sebagai berikut:
1. Menciptakan dan menyelenggarakan proses pendidikan yang
berorientasi pada target pencapaian efektivitas proses pendidikan
dan pembelajaran berdasarkan konsep Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
2. Mewujudkan
sistem
kepemimpinan
yang
kuat
dalam
mengakomodasi, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber
daya pendidikan yang tersedia
3. Mengelola tenaga pendidik dan kependidikan secara efektif
berdasarkan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan,
evaluasi kerja, hubungan kerja, imbal jasa yang memadai
38
4. Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga pendidikan yang di
dasarkan pada keterampilan atau skill dan profesionalisme
5. Menciptakan sistem kebersamaan melalui team work yang kompak,
cerdas dan dinamis dalam rangka menghasilkan output pendidikan
yang berkualitas dan berakhlak mulia
6. Menciptakan sikap kemandirian secara kelembagaan melalui
peningkatan sumbar daya yang memadai
7. Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh stake
holders pendidikan dengan dilandasi sikap tanggung jawab dan
dedikasi
8. Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang
transparan dalam pengambilan keputusan
9. Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output santri dalam
bidang akademik maupun non akademik secara berkelanjutan
(sustainabilitas)
10. Memprioritaskan pelayanan pendidikan kepada seluruh santri dalam
rangka meminimalisasi angka drop out
11. Memberi rasa kepuasan bagi seluruh warga pendidikan sesuai
dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya.
3. Keadaan Guru dan Karyawan
a.
Guru
Guru atau Pendidik merupakan salah satu bagian integral dalam
keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik merupakan salah satu
komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
tersedianya para pendidik maka proses pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik.
Di SMP Babus Salam Cimone Tangerang jumlah keseluruhan
tenaga pendidik adalah 27 orang guru yang terdiri dari 20 orang guru
laki-laki dan 7 orang guru perempuan yang sebagian besar merupakan
lulusan sarjana (S1). Untuk lebih jelasnya tentang keadaan
39
guru/pendidik di SMP Babus Salam Cimone Tangerang dapat dilihat
pada tabel berikut.
TABEL 3
KEADAAN GURU SMP BABUS SALAM
MENURUT IJAZAH DAN BIDANG TUGASNYA
TAHUN 2010/20111
Pendidikan
No
Nama
L/P
1
Achmad Rhojali Syahri, S.Ag
L
S1
TIK
2
H. Ahmad. Zaenuri, S.Pd.I
L
S1
PAI
3
Abdurrachman, S.Pd.I
L
S1
PAI
4
Muh. Eman, S.Pd.I
L
S1
PAI
5
Luki Lukmansyah
L
D3
PKN
6
Zaenal Arifin, S.Pd.I
L
S1
Bhs. Indonesia
7
Fathurrahman Hasi, S.Sos.I
L
S1
Bhs. Indonesia
8
Alfan Wahyuddin, SS
L
S1
Bhs. Indonesia
9
M. R. Budiman, S.Pd.I
L
S1
Bhs. Inggris
10
Sutisna
L
D3
Bhs. Inggris
11
Syarifah Alawiyah
P
D3
Bhs. Inggris
12
Riyanto, S.Ag
L
S1
Matematika
13
Roihanatus Sh, SP
P
S1
Matematika
14
Ahmad Saefi, SPd.I
L
S1
Matematika
15
Yuni Sakbania, SP
P
S1
IPA
16
Nurrohmah, S.Pd
P
S1
IPA
1
Terakhir
Guru Bid. Studi
Dokumen SMP Babus Salam Cimone, (Tangerang: Tahun Ajaran 2010/ 2011)
40
17
Lukman Hidayat, S.Tk
L
S1
IPA
18
Irma Afriyanti, S.Pd
P
S1
IPS
19
Muh. Yusuf, S.Pd.I
L
S1
IPS
20
Amin Mustakim, S.Sos.I
L
S1
IPS
21
Syifa Fauziyah
P
-
Seni dan Budaya
22
Zein Alaydrus, S.Pd.I
L
S1
Penjaskes
23
Muh. Epan, S.Kom
L
S1
TIK
24
Hj. Yayah Fauziah
P
-
Peng. Diri
25
Ahmad Sya'roni, S.Pd.I
L
S1
Bhs. Arab
26
Sarjana Syarifi
L
-
Bhs. Arab
27
Abdul Haris, S.Pd.I
L
S1
Bhs. Arab
b. Karyawan
Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan
oleh peran serta karyawan yang baik, teratur, serta terencana. Yang
dimaksud karyawan disini adalah kepala perpustakaan, kepala Lab.
IPA, kepala Lab. IPS, staff tata usaha, staff kebersihan, dan satpam.
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan karyawan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
TABEL 4
KEADAAN KARYAWAN SMP BABUS SALAM
MENURUT IJAZAH DAN TUGASNYA
TAHUN 2010/2011
No
Nama
L/P
Lulusan
Jabatan
1
Siti Muniroh
P
Administrasi/ D3
Staf TU
41
2
Siti Juhanah
P
Administrasi/ SMK
Staf TU
3
Ammatul Azizah
P
SLTA
K. perpustakaan
4
Ahmad Afandi
L
SLTA
K. Lab. IPA
5
Badrul Ulum
L
SLTA
K. Lab. Komp
6
Rifki Fitra Hadi
L
SLTA
Penjaga Sekolah
7
Khoirul Rozikin
L
SLTA
Office Boy
4. Keadaan Siswa
Adapun keadaan siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang
yaitu terdiri dari kelas I, II, dan III yang mana jumlah keseluruhannya
adalah 303 orang siswa yakni 142 orang laki-laki dan 161 orang
perempuan. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa SMP Babus Salam
Cimone Tangerang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 5
KEADAAN SISWA SMP BABUS SALAM
MENURUT KELAS DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2010/2011
No
Kelas
1
Jenis Kelamin
Jumlah
L
P
I
43
52
95
2
II
40
45
85
3
III
59
64
123
142
161
303
Jumlah
42
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan, saat ini SMP Babus
Salam Cimone Tangerang telah memiliki berbagai sarana dan prasarana
dalam memudahkan proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya keadaan
sarana dan prasarana di SMP Babus Salam Cimone Tangerang dapat
dilihat pada tabel berikut.
TABEL 6
KEADAAN SARANA DAN PRASARANA SMP BABUS SALAM
MENURUT JUMLAH DAN KONDISINYA
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
Kondisi
1
Luas Tanah
1070 m2
Baik
2
Luas Bangunan
750 m2
Baik
3
Keadaan Status Tanah
Milik Yayasan
Baik
4
Ruang Kelas
16
Baik
5
Ruang Perpustakaan
1
Baik
6
Ruang Lab. Biologi
1
Baik
7
Ruang Lab. Kimia
1
Baik
8
Ruang Lab. Fisika
1
Baik
9
Ruang Lab. Komputer
1
Baik
10
Ruang Lab. Bahasa
0
-
11
Ruang Pimpinan
1
Baik
12
Ruang Guru
1
Baik
43
13
Ruang Tata Usaha
1
Baik
14
Tempat Beribadah
1
Baik
15
Ruang Konseling
1
Baik
16
Ruang UKS
1
Cukup Baik
17
Ruang Osis
2
Baik
18
WC Siswa
8
CukupBaik
19
WC Guru
4
Baik
20
Gudang
1
CukupBaik
21
Ruang Tamu
1
Baik
22
Tempat Bermain/Olahraga
2
Baik
23
Koperasi
1
Baik
24
Kantin
1
Cukup Baik
B. Deskripsi Data
Setelah penulis mengadakan penelitian pada lokasi yang telah penulis
tentukan yakni SMP Babus Salam Cimone Tangerang, maka dapatlah penulis
mengumpulkan data dari lokasi yang penulis teliti tersebut, baik yang
diperoleh dari penyebaran angket, wawancara, maupun dari pengamatan
langsung melalui indera (observasi).
Untuk mengetahui pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap
motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang maka penulis
mengadakan penelitian dengan cara penyebaran angket pada 27 orang guru
44
dan 30 orang siswa dari 3 kelas sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
Berangkat dari hal diatas, maka penyajian data yang akan penulis
lakukan pada bab ini yaitu dengan cara mentabulasi sebelum penulis
menganaliasanya.
Sebagai
gambaran
selengkapnya
dapatlah
penulis
mentabulasi sebagai berikut:
TABEL 7
HASIL ANGKET SISWA VARIABEL X
(BIMBINGAN KONSELING)
NOMOR ANGKET VARIABEL X
NO
SKOR
RES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
49
2
4
4
4
3
3
3
3
2
4
3
4
4
4
45
3
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
49
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
49
5
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
45
6
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
44
7
4
4
3
4
2
3
4
3
3
4
4
4
4
46
8
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
49
9
4
3
4
4
3
3
3
2
2
4
4
3
4
43
10
3
4
3
4
2
3
4
2
4
4
4
4
4
45
11
4
4
3
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
47
12
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
47
13
4
4
3
4
4
3
4
3
4
2
2
4
4
45
14
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
48
15
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
2
3
4
44
45
16
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
45
17
4
3
4
2
4
3
4
4
3
4
3
4
4
46
18
3
4
4
4
4
3
4
4
2
4
3
4
4
47
19
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
45
20
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
49
21
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
45
22
4
4
4
4
3
2
4
4
3
3
3
4
4
46
23
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
47
24
4
4
3
4
4
2
4
3
4
4
4
4
4
48
25
3
4
4
4
3
3
4
4
3
2
3
4
4
45
26
3
4
4
4
2
3
4
3
3
4
3
4
4
45
27
4
4
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
47
28
4
4
4
4
3
3
4
4
4
2
4
4
4
48
29
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
49
30
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
49
TABEL 8
HASIL ANGKET SISWA VARIABEL Y
(MOTIVASI BELAJAR)
NOMOR ANGKET VARIABEL Y
NO
SKOR
RES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
3
4
2
4
3
4
4
3
4
2
4
4
4
45
2
2
2
3
3
2
4
4
2
2
2
2
2
2
32
3
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
49
4
3
4
4
4
3
4
4
3
2
4
4
4
4
47
5
3
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
2
2
32
46
6
2
2
3
2
2
4
4
2
3
2
2
2
4
34
7
4
2
2
2
4
4
4
2
2
2
2
2
4
36
8
3
3
4
3
2
4
4
4
3
4
4
4
4
46
9
2
2
3
2
2
4
4
3
2
2
3
4
4
37
10
4
4
2
2
3
4
4
2
2
3
4
4
3
41
11
4
4
4
4
3
4
2
4
3
4
4
3
4
47
12
4
2
4
2
3
3
4
3
4
3
4
4
3
43
13
2
3
4
4
3
4
3
3
2
3
4
4
4
43
14
3
2
2
2
2
4
2
2
2
4
2
3
4
34
15
2
2
4
4
3
3
4
2
2
3
3
4
4
40
16
3
3
4
2
2
3
4
2
3
3
2
4
2
37
17
4
4
2
2
2
4
4
3
2
2
4
4
4
41
18
2
3
2
2
3
2
4
4
3
2
2
3
4
36
19
2
2
3
2
2
3
3
2
2
4
4
2
3
34
20
4
3
3
4
2
3
4
4
4
3
3
4
4
45
21
2
4
4
3
2
4
4
3
2
3
4
4
4
43
22
2
4
4
4
2
3
4
3
3
4
4
2
4
43
23
4
2
2
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
45
24
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
47
25
3
2
4
4
4
3
2
3
4
4
4
4
4
45
26
3
4
2
2
3
4
3
3
4
4
4
3
3
42
27
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
49
28
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
49
29
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
49
30
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
48
47
TABEL 9
HASIL ANGKET GURU VARIABEL X
(BIMBINGAN KONSELING)
NOMOR ANGKET VARIABEL X
NO
SKOR
RES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
4
3
3
4
2
3
4
2
3
4
4
4
4
44
2
4
3
3
4
2
4
2
4
3
3
4
4
4
44
3
3
3
3
2
3
4
3
2
2
3
4
4
4
40
4
3
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
44
5
4
2
2
2
2
4
3
4
3
3
4
4
4
41
6
3
3
3
3
2
4
3
4
4
4
4
3
3
43
7
4
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
45
8
3
4
2
4
3
4
3
3
2
4
4
3
4
43
9
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
45
10
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
2
44
11
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
45
12
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
45
13
4
3
4
3
2
3
2
3
4
4
4
4
4
44
14
3
2
3
3
3
3
4
4
2
4
4
4
4
43
15
3
4
4
2
2
3
3
4
4
2
4
4
4
43
16
4
3
3
4
2
3
3
2
4
2
4
3
4
41
17
4
3
4
4
1
3
2
3
3
3
4
3
3
40
18
4
4
4
4
1
3
3
4
4
4
4
3
3
45
19
3
3
3
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
45
20
4
4
4
4
2
2
3
3
3
4
4
4
2
43
21
3
4
4
4
2
2
3
4
4
3
4
4
4
45
22
4
3
4
4
2
2
4
4
3
2
4
3
2
41
48
23
3
3
4
4
2
2
3
4
4
4
4
3
3
43
24
4
3
3
4
2
3
4
4
4
2
4
4
2
43
25
3
3
4
2
2
3
4
4
3
3
4
4
4
43
26
3
3
3
4
2
3
3
3
4
3
4
3
3
41
27
3
4
4
4
2
3
2
4
2
3
4
4
4
43
TABEL 10
HASIL ANGKET GURU VARIABEL Y
(MOTIVASI BELAJAR)
NOMOR ANGKET VARIABEL Y
NO
SKOR
RES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
3
4
4
2
4
4
3
2
2
4
4
4
4
44
2
2
3
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
45
3
4
3
4
2
4
4
2
2
2
2
2
4
4
39
4
3
4
3
4
4
4
3
2
2
3
4
4
4
44
5
4
3
3
2
4
4
2
2
2
2
4
4
4
40
6
3
4
3
3
2
2
3
3
3
4
3
4
4
41
7
3
3
4
3
4
4
2
3
2
4
4
4
4
44
8
4
3
3
3
4
4
3
2
2
2
4
4
4
42
9
3
3
3
3
4
4
3
2
3
4
4
4
4
44
10
4
2
3
4
4
4
2
4
2
3
4
4
4
44
11
3
4
2
4
4
4
3
3
3
2
3
4
4
43
12
4
2
3
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
45
13
3
4
3
2
3
4
2
2
3
3
4
4
4
41
14
3
3
2
3
3
4
3
3
2
4
4
4
4
42
15
4
3
2
3
4
4
3
4
2
4
4
4
4
45
49
16
3
3
3
2
3
4
2
2
2
3
4
4
4
39
17
3
2
3
2
3
4
4
2
3
2
4
4
4
40
18
4
3
2
3
4
4
3
3
2
3
4
4
4
43
19
4
2
2
4
4
4
3
3
2
4
4
4
4
44
20
4
3
2
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
45
21
3
3
3
2
4
4
2
4
4
3
4
4
4
44
22
3
2
2
2
4
4
2
2
3
3
4
4
4
39
23
4
3
4
3
4
4
2
3
2
3
4
4
4
44
24
4
2
4
3
4
4
3
3
2
4
4
4
4
45
25
3
3
4
2
4
4
2
3
4
3
4
4
4
44
26
3
2
3
2
4
4
2
4
2
2
4
4
4
40
27
3
4
2
2
3
4
2
3
4
3
2
4
4
40
C. Analisa Data
Pada pembahasan sebelumnya telah penulis paparkan data penelitian
yang telah penulis peroleh dari responden yang terdiri dari 30 orang siswa
dan 27 orang guru. Namun data tersebut belum dapat membuktikan
kebenaran hipotesis yang disajikan pada bab II bagian C, tentang pengaruh
bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus
Salam Cimone Tangerang.
Maka untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut, data yang
telah penulis sajikan sebelumnya perlu pengolahan dan analisa lebih lanjut.
Pada pembahasan ini penulis mencoba melakukan analisa hasil penelitian
secara kuantitatif.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan dan konseling
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone
Tangerang, penulis menggunakan tehnik analisa statistik product moment
dengan rumus sebagai berikut :
50
xy
ϒ
XY =
( x² ) ( y² )
Keterangan
ϒ
XY
:
: Koefesien korelasi antara gejala x dan gejala y
xy
: Jumlah product dari x dan y
x²
: Deviasi dari nilai pada variabel X di kuadratkan
y²
: Deviasi dari nilai pada variabel Y di kuadratkan
Tahap awal perlu dicari koefisien pengaruh antara variabel X
(bimbingan dan konseling) terhadap variabel Y (motivasi belajar) melalui
pengoreksian dan penganalisaan angket variabel X dan variabel Y dengan
ketentuan apabila menjawab a = 4, b = 3, c = 2, d = 1 kemudian hasil
pengoreksian dimasukkan dalam tabel 7 dan 8 (variabel X dan Y) untuk
hasil angket siswa dan tabel 9 dan 10 (variabel X dan Y) untuk hasil
angket guru, langkah ini dilalukan untuk mengetahui jumlah skor tiap
responden, dengan menjumlahkan variabel X menjadi X dan variabel Y
menjadi Y.
Kemudian menjumlah atau memasukkan X dan Y kedalam tabel
korelasi product moment antara variabel X terhadap variabel Y dengan
langkah sebagai berikut :
1.
a. Menghitung x dengan rumus X
N
b. Menghitung y dengan rumus Y
N
2.
a. Mencari deviasi x dengan rumus X - x
b. Mencari deviasi y dengan rumus Y - y
51
3.
a. Mengkuadratkan deviasi x menjadi x² dan menjumlahkannya
menjadi x²
b. Mengkuadratkan deviasi y menjadi y² dan menjumlahkannya
menjadi y²
4.
Mengkalikan x dan y menjadi xy dan menjumlahkannya menjadi xy
5.
Memasukkan kedalam rumus product moment angka simpangan
6.
Mengkonsultasikan hitungan tabel product moment
7.
Menguji hipotesa.
Langkah-langkah tersebut diatas dapat dilihat secara berturut-turut
pada tabel berikut sehingga akan diperoleh hasil sebagai berikut.
TABEL 11
KORELASI PRODUCT MOMENT ANGKET SISWA
VARIABEL X TERHADAP Y
TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA
NO
X
Y
x
y
x²
y²
xy
1
49
45
2.47
3.03
6.10
9.18
7.48
2
45
32
-1.53
-9.97
2.34
99.40
15.25
3
49
49
2.47
7.03
6.10
49.42
17.36
4
49
47
2.47
5.03
6.10
25.30
12.42
5
45
32
-1.53
-9.97
2.34
99.40
15.25
6
44
34
-2.53
-7.97
6.40
63.52
20.16
7
46
36
-0.53
-5.97
0.28
35.64
3.16
8
49
46
2.47
4.03
6.10
16.24
9.95
9
43
37
-3.53
-4.97
12.46
24.70
17.54
10
45
41
-1.53
-0.97
2.34
0.94
1.48
52
11
47
47
0.47
5.03
0.22
25.30
2.36
12
47
43
0.47
1.03
0.22
1.06
0.48
13
45
43
-1.53
1.03
2.34
1.06
-1.58
14
48
34
1.47
-7.97
2.16
63.52
-11.72
15
44
40
-2.53
-1.97
6.40
3.88
4.98
16
45
37
-1.53
-4.97
2.34
24.70
7.60
17
46
41
-0.53
-0.97
0.28
0.94
0.51
18
47
36
0.47
-5.97
0.22
35.64
-2.81
19
45
34
-1.53
-7.97
2.34
63.52
12.19
20
49
45
2.47
3.03
6.10
9.18
7.48
21
45
43
-1.53
1.03
2.34
1.06
-1.58
22
46
43
-0.53
1.03
0.28
1.06
-0.55
23
47
45
0.47
3.03
0.22
9.18
1.42
24
48
47
1.47
5.03
2.16
25.30
7.39
25
45
45
-1.53
3.03
2.34
9.18
-4.64
26
45
42
-1.53
0.03
2.34
0.00
-0.05
27
47
49
0.47
7.03
0.22
49.42
3.30
28
48
49
1.47
7.03
2.16
49.42
10.33
29
49
49
2.47
7.03
6.10
49.42
17.36
30
49
48
2.47
6.03
6.10
36.36
14.89
JML
1396
1259
97.47
882.97
187.53
Kemudian setelah penulis kerjakan koefisien korelasi dengan statistik
product moment, maka selanjutnya dimasukkan kedalam rumus dengan
keterangan sebagai berikut :
53
a.
X
= 1396
Y
= 1259
x
b.
MX
1396
= ---------- = --------------- = 46.53
N
30
y
1259
c.
MY
= ----------- = -------------- = 41.97
d.
X
2
= 97.47
e.
Y
2
= 882.97
f.
XY = 187.53
N
30
Kemudian dari hasil di atas dirumuskan ke dalam rumus
korelasi product moment sebagai berikut :
rxy
=
xy
2
( x ) ( y2 )
=
187.53
(97.47) (882.97)
=
187.53
86063.09
=
187.53
293.37
=
0.639
Dengan memperhatikan tabel harga kritik dari
ϒ
product moment
dengan n = 30 siswa maka taraf signifikan 5% = 0.361 dan taraf signifikan
1% = 0.463 sebagaimana terlampir.
54
TABEL 12
HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT
Interpretasi Kepercayaan
N
30
95%
99%
0.361
0.463
Dari harga kritik di atas dapat diketahui bahwa hasil
ϒ
product
moment pengaruh variabel X terhadap Y (0.639) lebih besar dari pada nilai
signifikan 5% dan 1%. Dengan demikian maka terbukti bahwa hipotesis
kerja (Ha) yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh bimbingan dan
konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone
Tangerang” diterima.
Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh
bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus
Salam Cimone Tangerang dinyatakan ditolak.
Kemudian setelah penulis menganalisa hasil angket siswa, agar
penelitian ini lebih akurat dan dapat dipercaya penulis juga menganalisa
hasil angket guru dengan cara atau rumus yang sama. Sebagai gambaran
selengkapnya dapatlah dilihat pada tabel berikut dan akan diperoleh hasil
sebagai berikut:
TABEL 13
KORELASI PRODUCT MOMENT ANGKET GURU
VARIABEL X TERHADAP Y
TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
NO
X
Y
x
y
x²
y²
xy
1
44
44
0.81
1.41
0.66
1.99
1.14
55
2
44
45
0.81
2.41
0.66
5.81
1.95
3
40
39
-3.19
-3.59
10.18
12.89
11.45
4
44
44
0.81
1.41
0.66
1.99
1.14
5
41
40
-2.19
-2.59
4.80
6.71
5.67
6
43
41
-0.19
-1.59
0.04
2.53
0.30
7
45
44
1.81
1.41
3.28
1.99
2.55
8
43
42
-0.19
-0.59
0.04
0.35
0.11
9
45
44
1.81
1.41
3.28
1.99
2.55
10
44
44
0.81
1.41
0.66
1.99
1.14
11
45
43
1.81
0.41
3.28
0.17
0.74
12
45
45
1.81
2.41
3.28
5.81
4.36
13
44
41
0.81
-1.59
0.66
2.53
-1.29
14
43
42
-0.19
-0.59
0.04
0.35
0.11
15
43
45
-0.19
2.41
0.04
5.81
-0.46
16
41
39
-2.19
-3.59
4.80
12.89
7.86
17
40
40
-3.19
-2.59
10.18
6.71
8.26
18
45
43
1.81
0.41
3.28
0.17
0.74
19
45
44
1.81
1.41
3.28
1.99
2.55
20
43
45
-0.19
2.41
0.04
5.81
-0.46
21
45
44
1.81
1.41
3.28
1.99
2.55
22
41
39
-2.19
-3.59
4.80
12.89
7.86
23
43
44
-0.19
1.41
0.04
1.99
-0.27
24
43
45
-0.19
2.41
0.04
5.81
-0.46
25
43
44
-0.19
1.41
0.04
1.99
-0.27
56
26
41
40
-2.19
-2.59
4.80
6.71
5.67
27
43
40
-0.19
-2.59
0.04
6.71
0.49
JML
1166
1150
66.07
118.52
66.04
Kemudian setelah penulis kerjakan koefisien korelasi dengan statistik
product moment, maka selanjutnya dimasukkan kedalam rumus dengan
keterangan sebagai berikut :
a.
X = 1166
Y = 1150
x
b.
1166
MX = ---------- = --------------- = 43.19
N
27
y
c.
1150
MY = ----------- = -------------- = 42.59
N
27
d.
X2 = 66.07
e.
Y2 = 118.52
f.
XY = 66.04
Kemudian dari hasil di atas dirumuskan ke dalam rumus
korelasi product moment sebagai berikut :
rxy
=
xy
( x2 ) ( y2 )
=
66.04
(66.07) (118.52)
=
66.04
7831.09
=
66.04
88.49
=
0.746
57
Dengan memperhatikan tabel harga kritik dari r product moment
dengan n = 27 orang guru maka taraf signifikan 5% = 0,381 dan taraf
signifikan 1% = 0,487 sebagaimana terlampir.
TABEL 14
HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT
Interpretasi Kepercayaan
N
27
95%
99%
0,381
0,487
Dari harga kritik di atas dapat diketahui bahwa hasil
ϒ
product
moment pengaruh variabel X terhadap Y (0.746) lebih besar dari pada nilai
signifikan 5% dan 1%. Dengan demikian maka berarti terbukti hipotesis
kerja (Ha) yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh bimbingan dan
konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone
Tangerang” diterima.
Dan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh
bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus
Salam Cimone Tangerang dinyatakan ditolak.
D. Interpretasi Data
Setelah melakukan perhitungan melalui analisa ϒ product moment,
selanjutnya penulis melakukan interpretasi data. Berdasarkan data-data yang
telah penulis analisa mengenai pengaruh bimbingan dan konseling terhadap
motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang, maka penulis
menginterpretasikan bahwa bimbingan dan konseling cukup berpengaruh
58
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone
Tangerang. Sebagaimana data responden (lihat tabel 7-10).
Dengan mengkonsultasikan nilai ϒ product moment yang di peroleh
dari hasil analisa angket siswa (0.639) dan hasil analisa angket guru (0.746)
kedalam tabel ϒ product moment lampiran II atau tabel interpretasi nilai ϒ
sebagaimana tabel berikut:
TABEL 15
TABEL INTERPRETASI NILAI KRITIK
Interprestasi
Besar Nilai ϒ
Antara 0,800
sampai dengan
1,00
Tinggi
0,600
sampai dengan
0,800
Cukup
0,400
sampai dengan
0,600
Agak rendah
0,200
sampai dengan
0,400
Rendah
0,000
sampai dengan
0,200
Sangat rendah
(Tidak berkorelasi)2
Dengan ini maka berarti pengaruh bimbingan dan konseling terhadap
motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang berada pada
interval 0,600 sampai dengan 0,800 yang berarti termasuk pada kategori
Cukup.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 276
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan
terhadap penelitian ini diantaranya:
1.
Setelah peneliti menganalisa hasil angket siswa dan guru di SMP Babus
Salam Cimone Tangerang, penulis menemukan pengaruh yang dihasilkan
dari kegiatan bimbingan dan konseling (BK) cukup memberikan
pengaruh yang positif yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
Dalam hal ini terdapat sinkronisasi antara analisa penulis dengan hasil
wawancara guru bimbingan dan konseling (BK) SMP Babus Salam
Cimone Tangerang.
2.
Bimbingan dan Konseling di SMP Babus Salam Cimone Tangerang
memberikan pelayanan BK berupa layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penyaluran dan penempatan, layanan konseling perorangan,
layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan layanan
konsultasi. Dari berbagai jenis layanan tersebut dapat diketahui program
layanan bimbingan dan konseling dapat membantu dalam memotivasi
belajar siswa.
3.
Setelah hasil analisa angket siswa ϒ product moment variabel X terhadap
Y dikonsultasikan dengan tabel harga kritik taraf signifikan 5% = 0.361
59
60
dan 1% = 0.463, dan hasil analisa angket guru ϒ product moment
variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel harga kritik taraf
signifikan 5% = 0.381 dan 1% = 0.487, maka penulis simpulkan
pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa
memiliki pengaruh positif dan signifikan.
4.
Setelah hasil analisa ϒ product moment variabel X terhadap Y
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi ϒ, maka penulis dapat
menyimpulkan hasil analisa tersebut berada pada interval 0,600 sampai
dengan 0,800. Dengan demikian terbukti tingkat pengaruh bimbingan
dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam
Cimone Tangerang termasuk dalam kategori Cukup.
B. Saran
Pada akhir penulisan skripsi ini, berdasarkan hasil penelitian selama di
lokasi dan demi kemajuan, perkembangan pendidikan nasional pada
umumnya serta peningkatan perkembangan pendidikaan khususnya di
lembaga tersebut untuk masa mendatang maka penulis sampaikan saran-saran
sebagai berikut kepada:
1. Pihak Sekolah
Pihak sekolah hendaknya memperhatikan adanya kegiatan BK,
karenan BK merupakan bagian integral dari pendidikan agar seluruh
kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi secara maksimal.
2. Guru
Guru hendaknya dapat mendukung dan membantu kegiatan BK agar
program pelayanan bimbingan konseling ini dapat berjalan dengan lancar.
3. Guru BK
Guru BK diharapkan agar tetap bekerja sama dengan baik antara
pihak-pihak yang terlibat dengan kegiatan pelayanan BK agar program
layanan BK tersebut dapat berjalan secara efektif.
61
4. Siswa
Siswa hendaknya berkonsultasi kepada guru BK jika mempunyai
masalah
yang
dapat
menyebabkan
penurunan
motivasi
dalam
pembelajaran dan siswa diharapkan dapat mengikuti setiap layanan yang
diberikan oleh guru BK agar dapat meningkatkan motivasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
A, M, Sardiman., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996.
Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara,1998.
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit JART, 2005.
Depdiknas., Panduan Model Pengembangan Diri
Djamrah, Bahri, Syaiful., Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Djumhur., dan Surya, Moh., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance &
Counseling), Bandung: C.V ilmu, 1975.
Gunawan, Yusuf., Pengantar
Prenhallindo, 2001.
Bimbingan
dan
Konseling,
Jakarta:
PT
Hallen., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Hamalik, Oemar., Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algessindo,2002.
L.N, Yusuf, Syamsu., dan Nurihsan, Juntika, A., Landasan Bimbingan dan
Konseling, Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005.
Mahmud Yunus., Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004.
Moleong, J, Lexy., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda karya,
2002.
Nasution, Noehi., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1982.
Paimun., Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2008.
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah.
Prayitno.,dan Amti, Erman., Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA, 2004.
Sabri, Alisuf, M., Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
_____, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Shaleh, Rohman, Abdul., Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Kencana, 2008.
Sugiono., Metodologi Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 1999.
Sukardi, Ketut, Dewa., Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah,
Surabaya: Usaha Nasional
Tohirin., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada, 2007.
Usman, Uzer, Moh., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995.
Winkel, W.S., Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT
Gramedia, 1987.
BERITA WAWANCARA
PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SMP BABUS SALAM CIMONE TANGERANG
TAHUN 2010 / 2011
Interview
: Fathurrahman, S.Sos.I
Jabatan
: Koordinator BK
Hari/ Tanggal
: Rabu, 16 Februari 2011
Tempat
: SMP Babus Salam Cimone Tangerang
PERTANYAAN
1. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru BK dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa?
2. Layanan atau kegiatan seperti apa yang biasa diberikan oleh guru BK
kepada siswa?
3. Bagaimana tindakan/upaya guru BK terhadap siswa yang tidak
memiliki motivasi dalam belajar?
4. Bagaimana pengaruh yang dihasilkan dari pelayanan bimbingan
konseling yang diberikan oleh guru BK terhadap motivasi belajar
siswa?
5. Kesulitan atau kendala apa yang sering dihadapi ketika memberikan
pelayanan bimbingan konseling?
JAWABAN
1. Usaha yang kami lakukan ialah dengan mencari tahu karakteristik siswa
tersebut dalam berbagai aspek, misalnya mengetahui bakat dan minat
siswa tersebut. Dengan mengetahui bakat dan minatnya, kami dapat
membimbingnya dan menyalurkannya dalam berbagai perlombaan.
2. Layanan yang biasa kami berikan yaitu sangat bervariasi, diantaranya:
layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan
penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan,
layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok dan layanan
konsultasi. Layanan-layanan ini diberikan sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan siswa.
3. Bagi siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar, kami
memberikan perhatian khusus. Dalam hal ini, kami biasanya
mendatangi rumahnya dan meminta kerja sama dengan orang tuanya
dalam rangka menigkatkan motivasi belajar siswa.
4. Pengaruh yang dihasilkan dari kegiatan BK sampai saat ini cukup
memberikan hasil yang positif, dapat membangkitkan motivasi belajar
siswa.
5. Sampai saat ini belum ada kesulitan ketika memberikan pelayanan BK
karena kami dapat mengawasi secara langsung bagaimana sikap peserta
didik selama disekolah.
Interviewed
Interviewer
Koordinator BK
SMP Babus Salam Cimone Tangerang
Fathurrahman, S.Sos.I
Cici Indrayanti
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SMP BABUS SALAM CIMONE TANGERANG
TAHUN 2010 / 2011
A. DATA RESPONDENT/SISWA
No. Angket
Nama
Kelas
: ………………………………….
: ………………………………….
: ………………………………….
B. PETUNJUK
1. Isilah Biodata Anda dengan lengkap!
2. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti!
3. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c dengan memberi tanda silang (X)
seseuai dengan keadaan yang sebenarnya!
C. PERTANYAAN
1. Apakah pada setiap semester anda diminta oleh sekolah anda untuk
mengisi data tentang diri anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
2. Apakah anda selalu memenuhi permintaan tersebut?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3. Apakah anda diberi tugas rumah (PR) secara perorangan oleh guru anda
dalam mata pelajaran tertentu?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
4. Apakah tugas tersebut dikerjakan selesai tepat waktu?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
5. Apakah anda pernah diberikan tugas secara berkelompok oleh guru anda
dalam mata pelajaran tertentu?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
6. Apakah setiap tugas kelompok tersebut selalu dapat menambah semangat
belajar anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
7. Apakah anda pernah diberikan tugas diskusi oleh guru anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
8. Apakah dengan adanya tugas diskusi tersebut anda selalu terdorong untuk
ikut berpendapat?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
9. Apakah anda pernah disuruh oleh guru anda mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
10. Apakah dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tersebut membuat anda
selalu lebih aktif dalam berlatih/belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
11. Apakah anda pernah diminta untuk praktek oleh guru anda dalam mata
pelajaran tertentu?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
12. Apakah setiap kegiatan praktek tersebut selalu membuat anda tambah
tertarik untuk belajar lebih giat?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
13. Apakah anda pernah diberi kesempatan untuk mengikuti lomba oleh guru
anda dalam bidang tertentu?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
14. Apakah dengan mengikuti lomba selalu membuat anda tambah rajin
belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
15. Apakah anda pernah diajar oleh teman anda yang lebih pandai dalam
bidang tertentu (misalnya membaca Al-Qur’an)?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
16. Apakah dengan diajar oleh teman anda yang lebih pandai tersebut dapat
membuat anda selalu lebih giat dalam belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
17. Apakah anda pernah disuruh mengikuti pelajaran untuk memperbaiki nilai
hasil belajar anda (remedial)?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
18. Apakah dengan mengikuti remedial tersebut membuat anda selalu lebih
terdorong untuk rajin belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
19. Apakah anda diberi informasi bagaimana cara membuat jadwal belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
20. Apakah dengan mendapat informasi cara membuat jadwal belajar tersebut
dapat membuat anda untuk selalu disiplin dalam belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
21. Apakah anda diberi informasi cara mengatur waktu belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
22. Apakah dengan mengetahui cara mengatur waktu belajar tersebut selalu
dapat menambah semangat anda dalam belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
23. Apakah guru anda menginformasikan cara belajar yang baik?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
24. Apakah dengan mengetahui cara belajar yang baik dapat mendorong anda
untuk selalu rajin belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
25. Apakah anda diberikan penerangan/sarana yang cukup memadai untuk
belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
26. Apakah dengan penerangan/sarana yang memadai tersebut selalu membuat
anda ingin belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SMP BABUS SALAM CIMONE TANGERANG
TAHUN 2010 / 2011
A. DATA RESPONDENT/GURU
No. Angket
Nama
Guru Bid. Studi
: ………………………………….
: ………………………………….
: ………………………………….
B. PETUNJUK
1. Isilah Biodata Anda dengan lengkap!
2. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti!
3. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c dengan memberi tanda silang (X)
seseuai dengan keadaan yang sebenarnya!
C. PERTANYAAN
1. Apakah anda memberikan tugas rumah (PR) secara individual kepada
murid anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
2. Apakah tugas tersebut dikerjakan selesai tepat waktu oleh murid anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3. Apakah anda pernah memberikan tugas secara berkelompok kepada siswa
anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
4. Apakah tugas kelompok tersebut selalu dapat menambah semangat belajar
siswa anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
5. Apakah anda pernah memberikan tugas diskusi kepada siswa anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
6. Apakah dengan adanya tugas diskusi tersebut murid anda selalu terdorong
untuk ikut berpendapat?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
7. Apakah anda pernah menyuruh siswa anda mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
8. Apakah kegiatan ekstrakulikuler tersebut dapat membuat murid anda
untuk selalu lebih aktif dalam berlatih/belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
9. Apakah anda pernah meminta siswa anda untuk praktek dalam mata
pelajaran anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
10. Apakah kegiatan praktek tersebut dapat membuat murid anda tambah
tertarik untuk belajar lebih giat?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
11. Apakah anda pernah memberikan kesempatan kepada siswa anda untuk
mengikuti lomba dalam bidang tertentu?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
12. Apakah dengan mengikuti lomba selalu dapat membuat murid anda
tambah rajin belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
13. Apakah anda pernah menyuruh murid anda mengikuti pelajaran untuk
memperbaiki nilai hasil belajarnya (remedial)?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
14. Apakah dengan mengikuti remedial tersebut dapat membuat murid anda
lebih terdorong untuk selalu rajin belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
15. Apakah anda menginformasikan kepada murid anda bagaimana cara
membuat jadwal belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
16. Apakah dengan informasi cara membuat jadwal belajar tersebut dapat
membuat murid anda selalu disiplin dalam belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
17. Apakah anda menginformasikan kepada murid anda cara mengatur waktu
belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
18. Apakah dengan informasi cara mengatur waktu belajar tersebut dapat
menambah semangat murid anda dalam belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
19. Apakah anda menginformasikan cara belajar yang baik kepada murid
anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
20. Apakah dengan mengetahui cara belajar yang baik dapat mendorong murid
anda untuk selalu rajin belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
21. Pernahkah anda memotivasi atau mendorong murid anda untuk selalu giat
belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
22. Apakah motivasi tersebut selalu dapat membuat murid anda rajin belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
23. Apakah anda pernah memberikan pujian kepada murid anda yang
berprestasi?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
24. Apakah dengan pujian tersebut dapat membuat murid anda untuk selalu
giat belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
25. Apakah anda pernah memberikan hadiah atas keberhasilan yang dicapai
oleh murid anda?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
26. Apakah dengan adanya hadiah tersebut siswa selalu giat dalam belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Download