BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam
masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam komunikasi. Komunikasi juga merupakan hal yang mengikat kesatuan
organisasi. Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan
individu dan juga organisasi merespon dan mengimplementasikan perubahan
organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi dan ikut memainkan peran dalam
hampir semua tindakan organisasi yang relevan. 1
Jika sebuah organisasi sampai pada titik dimana komunikasi dalam organisasi
tidak seefektif yang seharusnya, organisasi itu tidak akan berfungsi seefektif yang
seharusnya.
Proses komunikasi melibatkan lima unsur yaitu orang yang menyampaikan pesan,
pesan yang dikomunikasikan, media penyampaian, penerima pesan dan umpan balik.
1
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta : PT Grasindo, 2011, Hal. 6
1
2
Untuk mengetahui setiap elemen dalam proses tersebut, kita perlu mengetahui cara
terjadinya komunikasi. 2
Dalam organisasi komunikasi internal antara atasan dengan bawahan, maupun
pegawai dengan sesama pegawainya sangatlah penting. Jika komunikasi internal
terjalin dengan baik maka pesan atau komunikasi yang disampaikan antara atasan
dengan bawahan maupun pegawai dengan sesama pegawai akan lancar dan efektif.
Begitu pula dengan pertukaran pesan yang terjadi, maka pesan atau informasi akan
cepat direspon dan cepat dimengerti oleh si penerima pesan sehingga menghasilkan
komunikasi yang efektif.
Apabila suatu organisasi atau perusahaan, hal yang pertama yang kita temui dan
hadapi adalah budaya organisasi tersebut yaitu antara lain cara orang-orang
berpakaian, bagaimana cara mereka berkomunikasi satu sama lain dan juga
bagaimana kantor tersebut diatur. Suatu organisasi atau perusahaan berjalan dan
berkembang melalui suatu proses, dan proses perkembangan tersebut tidak lepas dari
pengaruh budaya yang terbentuk dalam organisasi tersebut. Setiap Organisasi
mempunyai budaya organisasi yang mempengaruhi semua aspek organisasi dan
perilaku anggotanya secara individual dan kelompok.3
2
Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi lengkap, Jakarta : PT Grasindo, 2011, Hal.9
3
Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi, Jakarta : Sakemba Empat, 2007, hal 7
3
Budaya organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota organiasi itu yang membedakan organisasi itu dari organisasiorganiasi lainnya (Robbin 1996).4
Berdasarkan wawancara kepala Humas dan pengamatan saat penulis melakukan
magang di Pemerintahan Kota Tangerang, Pemerintahan Kota Tangerang memiliki
budaya organisasi yang kental akan kekeluargaan kekeluargaan (Clan Culture) yang
dicirikan dengan yang beperilaku bersahabat ditempat bekerja orang saling berbagi
dan para pegawai bersikap layaknya keluarga besar. Budaya kekeluargaan yang
dimaksud seperti pegawai yang menjunjung tinggi aspek etika moralitas dan
profesional serta menjalin persaudaraan, silahturahmi dan saling mengingatkan
diantara sesama pegawai pegawai dalam berbagai aspek saat bekerja. Tidak adanya
batasan antara atasana dengan bawahan, yang sering kali dianggap menyulitkan
bawahan untuk memberikan pendapat, ide-ide atau gagasan yang mereka punya.
Atasan membebaskan bawahan memberikan pendapat dan
ide-ide mereka,
senantiasa membantu dalam penyelesaian masalah dan saling mengingatkan saat
bekerja. Ini dilakukan agar rasa kekeluargaan yang telah tercipta selalu terjaga, serta
semakin erat dan memotivasi pegawai untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi
komunikasi sangat penting dalam hal ini untuk saling mengingatkan dan memberikan
pendapat. Itu dalam segi manajemen atasan bawahan. Berkat adanya budaya
4
Ibid, Hal 8
4
organisasi kekeluargaan yang cukup kuat dapat menciptakan komunikasi internal
yang baik dan efektif.
Budaya organisasi yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat atau bahkan diubah,
memerlukan praktik yang dapat membantu menyatukan nilai budaya anggota dengan
nilai budaya organisasi. Praktik tersebut dapat dilakukan melalui sosialisasi yaitu
melalui proses transformasi budaya organisasi. Sosialisasi organisasi merupakan
serangkaian aktivitas yang secara substantif berdampak kepada penyesuaian aktivitas
individual dan keberhasilan organisasi antara lain komitmen, kepuasan dan kinerja5.
Budaya organisasi disosialisasikan dan diajarkan kepada setiap anggota organisasi. Isi
budaya organisasi diperkenalkan dan diajarkan serta diterapkan dalam kegiatan
organisasi.
6
Di Pemerintahan Kota Tangerang memberikan sosialisasi terhadap
budaya kekeluargaan yang telah tercipta, sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman lebih kepada para pegawai akan budaya organisasi yang telah tercipta
disana. Karena tidak semua pegawai yang memahami akan budaya organisasi yang
telah terbentuk dan juga para pegawai yang sulit untuk menerapkan budaya organisasi
yang sudah ada. .
Sosialisasi yang efektif akan menghasilkan rasa percaya diri pegawai akan
pekerjaannya dan menimbulkan motivasi kerja yang tinggi sehingga menghasilkan
juga kepuasan dalam kerja. Sosialisasi yang telah dilakukan oleh Pemerintahan Kota
5
Ibid. Hal 184
6
Ibid, Hal 10
5
Tangerang dapat mempertahankan budaya organisasi sehingga budaya tersebut
semakin kuat.
Dalam organisasi Humas atau Public Relations (PR) memiliki peran yang sangat
penting. PR adalah fungsi manajemen yaitu mengidentifikasi, memantapkan serta
membina hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publiknya
baik dalam keadaan sukses maupun gagal. Kemudian definisi PR lain adalah fungsi
komunikasi melalui adaptasi organisasi, mengubah atau membina hubungan dengan
lingkungan dengan tujuan bersama-sama mencapai tujuan dari organisasi.
Kegiatan Public Relations adalah menyampaikan komunikasi dua arah secara
timbal baik (reciprocal two way traffic communication). Dan salah satu tugas PR
ialah bertindak sebagai narasumber informasi dan saluran informasi. Dalam
menyampaikan informasi kepada publik intern dan intern harus muncul timbal balik
(feed back). Bila tidak adanya feed back maka komunikasi yang terjalin tidak akan
efektif dan tidak berjalan dengan baik. Bahkan akan menimbulkan kesalahpahaman
dalam berkomunikasi (miss understanding).7 Dengan kata lain, Humas Pemerintah
adalah memberikan infomasi mengenai kebijakan-kebijakan yang dilakukan
Pemerintah serta menumbuhkan hubungan yang harmonis internal antara pegawai
dengan sesama pegawai dan hubungan yang harmonis dengan eksternal antara
Pemerintah dengan publiknya. 8
7
Rosady, Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2000, Hal 15
8
Liliweri, Alo. Strategi Komunikasi Masyarakat, Yokyakarta : LKIS, 2010, hal 233
6
Alasan Penulis memilih di Pemerintahan Kota Tangerang adalah karena
Pemerintahan Kota Tangerang adalah lembaga non profit atau organisasi
pemerintahan. Pemerintahan Kota Tangerang memiliki budaya yang kental akan
budaya
kekeluargaannya
dan
memiliki
motivasi
untuk
mencapai
tujuan
organisasinya. Dimana pegawai pemerintahan Kota Tangerang harus memahami
budaya yang telah terbentuk.
Alasan penulis memilih budaya organisasi karena budaya organisasi sangat
penting didalam suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Wirawan (2007) budaya
organisasi sebagai norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan dan kebiasaan yang
dikembangkan dalam waktu yang lama yang disosialisasikan dan diajarkan kepada
anggota-anggota organisasi serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga
mempengaruhi pola pikir, sikap serta perilaku anggota organisasi untuk mencapai
tujuan.
9
Budaya dapat mengacu kesuatu makna bersama yang dianut oleh anggota-
anggota karyawan atau pegawainya yang membedakan organisasi itu berbeda dengan
organisasi-organisasi lainnya.
Pemerintahan
Kota
Tangerang
memiliki
budaya
yang
kekeluargaannya. Dalam segi manajemen atasan bawahan atau
kental
akan
pegawai dengan
pegawai memiliki komunikasi internal yang cukup baik sehingga membuat
komunikasi berjalan lancar dan efektif. Namun tidak semua pegawai dapat
memahami budaya yang telah terbentuk dan sulit menerapkan budaya yang sudah ada
9
Wirawan. Budaya dan Iklim Organisasi, Jakarta : Salemba Empat, 2007 Hal 10
7
serta masih terdapat peraturan yang dilanggar oleh pegawai. Maka dari itu,
Pemerintahan Kota Tangerang harusnya lebih mensosialisasikan budaya organisasi
yang telah terbentuk agar pegawai lebih memahami budaya organisasi tersebut.
Sosialisasi diberikan melalui budaya apel yang dilakukan setiap pagi hari. Budaya
apel pagi juga merupakan salah satu dimensi dari budaya organisasi menurut
Wirawan. Budaya apel pagi adalah kegiatan yang rutin setiap pagi hari dilakukan
oleh seluruh pegawai Pemerintahan Kota Tangerang yang dimulai dari pukul 07.00
WIB. Didalam apel pagi tersebut juga Pemerintahan Kota Tangerang dapat
memberikan apresiasinya kepada pegawai yang berprestasi dalam pekerjaannya.
Apresiasi tersebut dapat berupa penghargaan berupa pengangkatan pangkat dan
hadiah seperti umroh gratis kepada pegawai yang berprestasi. Apresiasi yang
diberikan bertujuan agar pegawai termotivasi dan menghasilkan prestasi dalam
bekerja.
Jadi budaya organisasi mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi kerja dan
berpengaruh penting untuk organisasi. Budaya organisasi berfungsi sebagai kekuatan
yang tidak terlihat namun dapat dirasakan oleh para anggota-anggota organisasi. Serta
merupakan energi sosial yang membuat anggota organisasi untuk bertindak dan
memberikan motivasi kepada pegawai atau karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi bersama dan menghasilkan prestasi dalam bekerja. 10 Kemudian budaya
organisasi yang kondusif menciptakan, meningkatkan dan mempertahankan kepuasan
10
Ibid, Hal 36
8
kerja dan kinerja yang tinggi dalam bekerja. semua faktor tersebut merupakan
indikator terciptanya motivasi kerja pegawai yang akan menghasilkan kinerja kerja
yang tinggi.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti penelitian ini dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi
Kerja di Pemerintahan Kota Tangerang.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi
permasalah yang menjadi objek penelitian adalah :
“Sejauhmana
pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di
Pemerintahan Kota Tangerang ?”.
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di Pemerintah Kota
Tangerang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis :
9
1.4.1 Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata
tentang perkembangan Ilmu Komunikasi terutama di bidang Public Relations
mengenai pengaruh pemahaman pada budaya organisasi terhadap motivasi kerja
pegawai.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat bagi Pemerintahan Kota Tangerang
sebagai masukan dan saran dalam mengelola budaya organisasi di lingkungan
pemerintah dan praktisi komunikasi pada umumnya.
Download