IMPLEMENTASI FUNGSI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI GLOBAL ENTREPRENEURSHIP PROGRAM INDONESIA (GEPI) Mei Lani Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830, [email protected] Mei Lani, Bhernadetta Pravita Wahyuningtyas, S.Sos., M.Si. ABSTRACT Decision making holds an important role in an organization and determine the strategic direction of an organization. The decision making in an organization should be well-communicated within the organization because it gives impact to the stakeholder. The purpose of this study is to understand the implementation of organizational communication function to support decision making in Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI). The research method uses qualitative-descriptive method. Data collection was conducted through in-depth interviews and observation. The result of this study indicates that three out of four functions :informative, regulative, integrative functions have been running well especially regulative function which plays a dominant role in supporting the decision making process in GEPI. Keywords: implementation, organizational communication function, decision making ABSTRAK Pengambilan keputusan memegang peranan penting di dalam sebuah organisasi dan menentukan arah strategis perusahaan. Pengambilan keputusan harus bisa dikomunikasikan dengan baik dalam sebuah organisasi karena akan berdampak pada stakeholder perusahaan. Tujuan penelitian adalah untuk memahami implementasi fungsi komunikasi organisasi dalam mendukung pengambilan keputusan di Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI). Metode penelitian menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari empat fungsi: informatif, regulatif, integratif telah berjalan dengan baik khususnya fungsi regulatif yang berperan dominan dalam menduknng prsoes pengambilan keputusan di GEPI. Kata kunci: implementasi, fungsi komunikasi organisasi, pengambilan keputusan PENDAHULUAN Komunikasi pada hakekatnya merupakan kebutuhan utama setiap manusia sebagai makhluk sosial. Artinya, setiap manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lain. Manusia sebagai komunikator atau komunikan dapat dibedakan atas satu orang, banyak orang (kelompok kecil, kelompok besar, atau organisasi), dan massa. Menurut De Vito (2013), komunikasi dapat dikatakan sebagai sebuah transaksi yang artinya komunikasi merupakan sebuah proses dimana manusia di dalamnya merupakan komponen yang saling terkait. Setiap pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan. Artinya, ada ketergantungan antara komponen satu dengan komponen lain dan saling mengikat. Manusia membutuhkan manusia lain untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dan hidup berorganisasi satu sama lain. Di dalam sebuah organisasi, komunikasi memegang peranan sangat penting. Komunikasi organisasi berfungsi agar individu-individu di dalamnya dapat mencapai tujuan baik tujuan pribadi maupun organisasi, selain itu untuk merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, dan berperan dalam setiap kegiatan organisasi (Romli, 2014). Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2006). Perusahaan atau suatu organisasi merupakan sebuah wadah bagi manusia untuk mengkoordinasikan tindakannya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan dianggap bernilai (Jones, 2013). Organisasi memungkinkan manusia untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan komunikasi merupakan penghubung yang menentukan apakah masing-masing individu telah melakukan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu, demi tercapainya suatu tujuan bersama, keberhasilan komunikasi dalam suatu organisasi merupakan aset penting dan berharga bagi pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menurut Goodall, Goodall, & Schiefelbein (2010), gangguan besar dalam komunikasi organisasi terjadi ketika tim atau kelompok dalam organisasi harus mengambil langkah pemecahan masalah yang mempengaruhi lebih dari satu tim. Mungkin anggota tim mampu berkomunikasi dengan baik dalam satu tim, namun jika sesama tim tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka salah satu tim atau lebih dapat mengalami kegagalan khusunya komunikasi yang dilakukan dalam pengambilan keputusan. Apabila keputusan yang diambil kurang tepat maka akan berdampak pada aktivitas organisasi dan menurunkan produktivitas sebuah organisasi tersebut. Dengan menganalisis proses komunikasi organisasi yang terjadi, penelitian ini akan meneliti bagaimana bagaimana fungsi komunikasi organisasi dalam mendukung pengambilan keputusan. Menurut Miller (2012), salah satu aktivitas yang paling kritis dalam organisasi manapun adalah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan melibatkan arah strategis organisasi atau secara sederhana melibatkan aktivitas sehari-hari karyawan. Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) merupakan organisasi nirlaba berbadan hukum yang resmi didirikan pada Januari 2011 oleh 13 pemimpin bisnis terkemuka di Indonesia. GEPI juga merpakan bagian dari inisiatif program internasional Global Entrepreneurship Program (GEP), yang dimulai oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton. Sejak saat itu, program ini telah menjadi bagian inti dari Department Luar Negeri AS dengan tujuan mengembangkan entrepreneurship (kewirausahaan) sebagai pilar utama pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang. GEPI sendiri memiliki visi untuk meningkatkan kemajuan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan sosial melalui kewirausahaan serta misi untuk meningkatkan kesuksesan startup (pebisnis pemula) di Indonesia, melalui pengembangan startup pada tahap awal (Sumber: http://www.gepi.co/, diunduh pada Senin, 2 Februari 2015, Pk 20.00 WIB ). Dalam mengoperasikan organisasinya, GEPI memiliki tiga divisi utama, yaitu Ciputra GEPI Incubator (CGI), Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) dan Digital. Ketiga divisi ini bekerja sama di bawah naungan GEPI agar program-program di dalamnya dapat berjalan dengan baik. Dalam menjalankan fungsinya, setiap divisi perlu berkomunikasi satu sama lain agar masing-masing divisi dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Dalam hal ini penelitian akan membahas komunikasi organisasi yang terjadi dan kaitannya dalam mendukung pengambilan keputusan di GEPI. Pengambilan keputusan yang dimaksud penting untuk diteliti karena akan mempengaruhi arah organisasi dalam pencapaian tujuan yang dituangkan ke dalam dua program utama GEPI seperti yang telah dijelaskan di atas. Oleh karena itu, penelitian ini akan dilakukan dengan judul “Implementasi Fungsi Komunikasi Organisasi Dalam Mendukung Pengambilan Keputusan Di Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI)”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya yang terjadi di GEPI terkait implementasi fungsi komunikasi organisasinya dengan menekankan kualitas kedalaman data melalui pengumpulan data deskriptif. Menurut Moleong (2006), pendekatan kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam meneliti komunikasi organisasi yang terjadi antar divisi di GEPI, data yang dihasilkan berupa kata dan bukan angka karena data yang dikumpulkan berupa hasil deskripsi suatu fenomena, gejala, peristiwa yang terjadi dan pengumpulan data akan dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus dalam penelitiannya ini. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti (Moleong, 2006). Melalui metode penelitian yang akan diterapkan yakni metode studi kasus, peneliti dapat menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif mengenai segala yang berhubungan dengan subjek penelitian yaitu relawan dan calon relawan berdasarkan data yang didapatkan di lapangan sehingga mampu menjawab sekaligus mendeskripsikan atas apa yang menjadi pertanyaan penelitian secara lengkap dan mendalam. HASIL DAN BAHASAN Dalam melakukan pengambilan keputusan khususnya yang dilakukan pada saat rapat maupun diskusi mengikuti model rasional yang dikemukakan oleh Jones (2013), dimana dalam model tersebut terdapat tiga tahap. Tahap pertama dimulai dengan identifikasi masalah dimana executive director atau atasan akan bertanya terlebih dahulu mengenai permasalahan yang dihadapi dalam program ANGIN, CGI atau kendala yang dirasakan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan melalui KPI yang memang dibicarakan setiap minggu. Kemudian apabila masing-masing anggota telah menyampaikan laporan terhadap aktivitasnya serta masalah yang dihadapi maka selanjutnya akan lanjut kepada tahap ke dua yaitu memilih alternatif solusi. Jadi biasanya executive director atau atasan menetapkan peraturan mengenai prosedur penyampaian laporan atau presentasi pada saat rapat misalnya karyawan harus mempersiapkan laporan terhadap permasalahan yang dihadapi secara tertulis sebelumnya serta mencantumkan pro dan kontra dari masalah tersebut serta rekomendasi pribadi dari masing-masing anggota terhadap solusi sebelum dipresentasikan agar pada saat rapat, komunikasi dapat berjalan dengan efektif serta pemecahan masalah dapat dilakukan lebih efisien. Kemudian pada saat dipresentasikan kepada atasan, atasan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan dapat menentukan dan mengimplementasikan solusi yang terbaik yang merupakan tahap ke tiga dalam model rasional pengambilan keputusan. Dapat dilihat bahwa fungsi komunikasi organisasi yang terjadi di GEPI ada empat, yaitu fungsi informatif, regulatif, integratif dan persuasif. Dalam pengambilan keputusan, fungsi informatif berjalan dengan baik yaitu GEPI cukup terbuka dengan setiap informasi yang perlu diketahui karyawan kemudian juga pimpinan terbuka dalam menyampaikan informasi kepada karyawan dan sebaliknya melalui group chat dan email. Kemudian fungsi regulatif yang merupakan fungsi yang paling menonjol selama proses pengambilan keputusan dimana di GEPI, fungsi regulatif dilakukan atasan dengan memberikan peraturan-peraturan yang jelas termasuk SOP ataupun peraturan tidak tertulis yang harus ditaati karyawan khususnya dalam menyampaikan presentasi atau laporan pada saat rapat agar kondisi rapat dapat berjalan dengan efisien dan mengikuti agenda yang ada. Peraturan seperti apa apa saja yang perlu dipersiapkan ketika presentasi serta prosedur penyampaian laporan kerja pada saat meeting baik mingguan atau bulanan juga telah diberitahukan sebelumnya sehingga karyawan dapat mengikuti peraturan-peraturan yang ada dan apabila peraturan tersebut dilanggar maka atasan tidak akan merespon terhadap permasalahan sampai prosedur persiapan presentasi atau laporan telah dikerjakan dengan baik. Hal ini juga sesuai dengan asumsi teori Strukturasi Adaptif yang dikemukakan oleh Gidden (West & Turner, 2008) dimana dalam asumsinya yang pertama dan kedua menyatakan bahwa setiap organisasi di produksi dan direproduksi melalui penggunaan tata aturan dan aturan tersebut merupakan medium serta hasil dari interaksi. Dapat dilihat pula bahwa setiap karyawan yang masuk akan diberikan guideline yang berisi mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan yang tentunya akan berguna juga saat pengambilan keputusan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan organisasi. Apabila peraturan dirasa sudah kurang efektif, maka atasan dan karyawan akan berdiskusi dalam rapat agar kemudian peraturan yang lama dapat dihapuskan serta digantikan dengan peraturan baru yang lebih relevan. Kemudian asumsinya yang ketiga menyatakan bahwa Struktur power memegang peranan penting dan dalam hal ini struktur power atau kekuasaan menurut Gidden adalah pengaruh kekuatan dalam pengambilan keputusan di organisasi dan kekuasaan yang lebih besar dipegang oleh executive director GEPI yang merupakan pemegang keputusan terakhir. Selanjutnya fungsi integratif di GEPI juga telah berjalan dengan baik dimana GEPI menyediakan saluran komunikasi formal dan informal dalam mendukung pengambilan keputusan. Saluran formal dilakukan melalui face to face, group chat, meeting selanjutnya saluran informal dilakukan ketika jam makan siang dan aktivitas di luar kantor. Dari ke empat fungsi komunikasi yang telah dijelaskan sebelumnya ada satu fungsi yang kurang menonjol, yaitu fungsi persuasif. Fungsi persuasif dapat terlihat melalui cara bicara pimpinan yang menyampaikan pesannya secara persuasif kepada bawahan agar bawahan dapat melakukan secara sukarela tanpa menganggapnya sebagai sebuah perintah. Hal ini dapat terlihat dari kurangnya usaha atasan untuk melakukan persuasi kepada karyawannya sehingga karyawan kurang termotivasi dalam bekerja khususnya berdasarkan pengamatan saat rapat, tidak semua karyawan aktif memberikan feedback dan ikut terlibat dalam mengutarakan pendapatnya. Berdasarkan hasil wawancara juga dapat terlihat bahwa karyawan memotivasi diri sendiri dan rekan sekerja agar dapat bekerja dengan baik, namun motivasi yang timbul diciptakan dari dalam diri sendiri bukan berasal dari luar atau atasan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana fungsi komunikasi organisasi dalam pengambilan keputusan di GEPI, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi fungsi komunikasi organisasi di Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) dalam mendukung pengambilan keputusan telah berjalan cukup baik dimana ketika melakukan pengambilan keputusan saat rapat, pimpinan mengikuti model rasional dimana pengambilan keputusan dilakukan dengan memaparkan permasalahan yang ada kemudian menyiapkan alternatif solusi serta saran yang kemudian keputusan terakhir dipegang oleh atasan yang akan memilih solusi terbaik dan mengimplementasikannya. Berikut fungsi komunikasi yang mendukung dalam pengambilan keputusan: 1. Fungsi informatif berjalan dengan baik terlihat dari kemudahan karyawan mendapatkan informasi dari pimpinan dan keterbukaan informasi dari atas ke bawah yang diumumkan melalui group chat maupun email. 2. Fungsi regulatif terlihat paling menonjol dalam pengambilan keputusan pada saat rapat di GEPI. Sebelum rapat, seluruh anggota akan mengikuti peraturan yang diberikan atasan seperti membaca guideline, SOP serta mengikuti peraturan atasan yang mengharuskan memersiapkan laporan tertulis yang berisi permasalahan, pro dan kontra serta rekomendasi solusi pemecahan masalah sebelum dipresentasikan pada saat rapat. 3. Fungsi integratif terlihat dari saluran komunikasi formal yang tersedia baik melalui face to face, group chat, meeting berjalan baik serta saluran informal melalui aktivitas seperti nonton bioskop dan makan siang. 4. Fungsi persuasif kurang terlihat karena gaya bicara pimpinan kurang bersifat persuasif dan tidak memiliki sistem reward agar karyawan lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaan. Saran Akademis 1. Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai acuan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian serupa maupun melakukan penelitian lanjutan atas topik yang sama. Untuk penelitian selanjutnya terkait dengan implementasi fungsi komunikasi organisasi disarankan untuk menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menaruh fokus penelitian pada pengaruh fungsi komunikasi organisasi terhadap kepuasan karyawan. 2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam ilmu komunikasi khususnya di bidang komunikasi organisasi serta menambah pengetahuan bagi praktisi PR dalam mengelola komunikasi pada sebuah organisasi atau perusahaan. Saran Praktis 1. Disarankan agar komunikasi yang terjadi di GEPI terus dikelola sesuai fungsinya, khususnya fungsi persuasif agar pimpinan di GEPI dapat meningkatkan partisipasi karyawan dalam memberikan feedback saat rapat atau diskusi dengan melakukan pendekatan persuasif dalam berkomunikasi misalnya dengan memberikan reward agar karyawan lebih termotivasi untuk lebih aktif dan terlibat. 2. Disarankan agar fungsi komunikasi di GEPI bisa terus dimaksimalkan penerapannya dalam mendukung pengambilan keputusan agar pengambilan keputusan yang terjadi dapat dilakukan lebih efektif. Saran Umum 1. Diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan memahami fungsi komunikasi organisasi di suatu perusahaan serta menerapkannya di dunia profesional. 2. Diharapkan dengan menerapkan fungsi komunikasi organisasi, masyarakat dapat berkomunikasi dengan lebih efektif pada saat melakukan pengambilan keputusan dalam organisasi. REFRENSI Ahmadi, R. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Amarullah, A. (2014, October 28). Bisnis. Retrieved March 10, 2015, from Techno Okezone Web site: http://techno.okezone.com/read/2014/10/27/207/1057580/startup-lokal-harapanindonesia-di-masa-depan Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. DeVito, J. A. (2013). The Interpersonal Communication Book. Pearson Education, Inc. Gamble, T., & Gamble, M. (2012). Communication Works 11th edition. New York: McGraw-Hill. Goodall, H., Goodall, S., & Schiefelbein, J. (2010). Business and Professional Communication in the Global Workplace. Wadsworth: Cengage Learning. Harris, T. E., & Nelson, M. D. (2008). Applied Organizational Communication: Theory and Practice in a Global Environment. New York: Taylor & Francis Group, LLC. Jones, G. R. (2013). Organizational Theory, Design, and Change seventh edition. Essex: Pearson Education, Inc. Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Lukman, E. (2014, December 5). Media Sosial. Retrieved March 10, 2015, from Tech in Asia Web site: http://id.techinasia.com/infografis-adways-indonesia-netizen-indonesia-2014/ Marikxon. (2014, April 6). maxmanroe.com. Retrieved March 10, 2015, from Startup: https://www.maxmanroe.com/apa-itu-startup-bgmn-perkembangan-dunia-bisnis-startup-diindonesia.html Miller, K. (2012). Organizational Communication: Approaches and Processes, Sixth Edition. Wadsworth: Cengage Learning. Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Morreale, S. P., & Pearson, J. C. (2008). Why Communication Education is Important: The Centrality of the Discipline in the 21st Century. Pace, W. R., & Faules, D. F. (2010). Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Pujileksono, S. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans Publishing. Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis: Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Rohim, S. (2009). Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Romli, K. (2014). Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Grasindo. Ruslan, R. (2010). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT Grafindo Persada. Saunders, M., Lewis, P., & Thornhill, A. (2009). Research Methods for Business Students fifth edition. Harlow: Pearson Education. Suryanto. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: CV Pustaka Setia. West, R., & Turner, L. H. (2010). Introducing Communication Theory, Fourth Edition. New York: McGraw-Hill. Wiryanto. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo. RIWAYAT PENULIS Mei Lani lahir di Jakarta pada 16 Mei 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Public Relations pada tahun 2015.