BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam
pasar menjadi sangat banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan dan
alternatif produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dan berhak memilih
sesuai yang konsumen inginkan. Dengan adanya persaingan yang terjadi, hal
tersebut menuntut para pelaku bisnis untuk mengeluarkan segala kemampuan yang
mereka miliki agar dapat bersaing di pasar.
Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan
terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi kepada
kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Perusahaan dalam
memberikan kepuasan kepada pelanggan, harus mempelajari terlebih dahulu
keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.
Persaingan bisnis di Indonesia semakin berkembang dengan pesat dan
tajam. Setiap perusahaan dituntut untuk terus mengembangkan usahanya dalam
menghadapi persaingan ini. Perusahaan harus memiliki strategi-strategi khusus
dalam memenangkan persaingan pasar. Salah satu industri yang berkembang saat
ini adalah industri makanan. Banyak produsen yang menawarkan berbagai jenis
makanan. Jenis makanan yang ditawarkan mempunyai keunikan dan citarasa
sendiri. Bentuk dan keunikan dari makanan yang ditawarkan menjadi salah satu
daya tarik dari makanan tersebut. Salah satu makanan yang dapat menjadi alternatif
1
2
pilihan pelanggan adalah roti. Roti merupakan makanan pokok yang sangat akrab
dikalangan masyarakat.
Di tengah perkembangan yang pesat di industri makanan khususnya roti,
persainganpun semakin ketat antar produsen roti tersebut. Persaingan yang kian
meningkat antar produsen harus pandai dalam menarik pelanggan. Di Indonesia
terdapat banyak toko roti yang bisa kita jumpai, toko roti yang menyajikan beberapa
jenis produknya membuat konsumen tertarik akan membeli produk tersebut.
Banyaknya toko roti yang berada di Indonesia menunjukkan kebutuhan konsumen
akan makanan (roti) sangat tinggi. Kebutuhan konsumen yang sangat tinggi tersebut
membuat bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang bergerak dalam bidang
cake and bakery. Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang
makanan (Food) mendorong lahirnya persaingan di dunia produksi dan
pemasaran produk perusahaan tersebut agar mampu bertahan atau bahkan
menguasainya. Segala usaha
di tempuh oleh perusahaan untuk mengahadapi
pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang di targetkan, juga mencapai
tujuan yang diinginkan . Perusaahan yang ingin memenangkan persaingan atau
tetap bertahan tentunya memerlukan strategi – strategi
untuk mengahadapi
pesaingnya.
Semarang adalah salah satu kota yang berada di Indonesia dalam
pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat. Persaingan bisnis dalam kota Semarang
cukup tinggi, terutama dalam bidang makanan (makanan ringan/ makanan berat).
Salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Semarang adalah roti. Roti
merupakan makanan yang mudah di jumpai di kota Semarang. Selain rasa yang
3
enak, roti juga siap dimakan dimana saja dan kapan saja. Sehingga roti sangat
digemari oleh masyarakat kota Semarang.
Dari kegemaran masyrakat kota Semarang terhadap makanan (roti), para
pengusaha yang berada di Semarang mendapatkan sebuah peluang bisnis. Peluang
tersebut sangat dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha. Pengusaha roti yang
berada di Semarang dari tahun ketahun yang semakin menigkat. Sehingga
menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan makanan (roti).
Berikut adalah Toko roti yang meramaikan persaingan di Kota Semarang yaitu
Swiss bakery, Virgin bakery, Wonder bakery, Diana bakery, Holland bakery, Jessy
bakery, Buana bakery, Sanitas bakery dan masih banyak yang lainnya.Semakin
banyak toko roti semakin banyak pilihan konsumen membeli kebutuhannya (roti).
Tentunya sangat menguntungkan bagi pihak konsumen, karena memiliki banyak
alternatif pilihannya. Akan tetapi bagi perusahaan hal tersebut merupakan ancaman,
karena semakin ketatnya persaingan dalam mendapatkan pelanggan yang setia pada
perusahaan. Mendapatkan pelanggan yang setia sangat tidak mudah di tambah
persaingan yang begitu ketat saat ini.
Perusahaan
sebaiknya
harus
lebih
memperhatikan
pelanggannya,
memberikan sepenuhnya atas sumber daya yang dimiliki baik dari segi cita rasa,
pelayanan yang sangat baik memberikan harga yang terjangkaudan lain sebagainya
agar pelanggan merasa puas. Apabila pelanggan sudah merasa puas, maka
pelanggan akan melakukan pembelian ulang di produsen tersebut dan juga
sebaliknya. Berikut terdapat salah satu produsen yang berada di Semarang
4
mendapati sejumlah keluhan dari bulan ke bulan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1
Jumlah keluhan pelanggan
2015-2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Sumber: CV Sanitas, 2016
Tahun
2015
40
59
12
44
32
58
12
21
23
68
56
87
2016
68
87
87
76
66
89
45
63
78
-
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan masih tingginya tingkat keluhan
pada CV Sanitas Bakery. Dari bulan januari tahun 2015 sampai dengan bulan
september 2016 hampir setiap bulannya pelanggan tidak puas. Keluhan pelanggan
tersebut antara lain: ukuran yang relatif kecil, harga sedikit lebih mahal dari produk
yang dibeli, pelayanan yang kurang cepat dan tanggap. Apabila hal tersebut di
biarkan saja maka akan berdampak buruk bagi CV Sanitas Bakery untuk
keberlangsungan usahanya.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan. Diantaranya kualitas produk, kualitas layanan, harga dan lain
sebagainya.
Berdasarkan penelitian Resty Avita (2013) kualitas produk dan kualitas
pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan promosi tidak
5
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Christian Lasander (2013) citra merek,
kualitas produk dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Ferninda
Manoppo (2013) kualitas pelayanan dan servicescape berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan. Lily Harjati (2015) kualitas pelayanan dan harga berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan adalah sebagai evaluasi purna beli, dimana persepsi
terhadap kinerja alternatif produk/ pelayanan yang dipilih memenuhi atau melebihi
harapan sebelum pembelian. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak dapat
memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan (Husein Umar, 2003).
Kotler (2005) dalam Cristiani (2015), mengemukakan kualitas produk
adalah keseluruhan ciri dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat. Berdasarkan penelitian Resty
Avita (2013) kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan, sedangkan promosi tidak berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian Christian Lasander (2013)
citra merek, kualitas produk dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.
Kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang
diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Kualitas pelayanan dapat
diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan (Tjiptono,
2011).
6
Swasta (2007) dalam Cristiani (2015), mendefinisikan harga adalah jumlah
uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya. Berdasarkan penelitian Lily Harjati (2015) kualitas pelayanan
danharga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian tersebut didukung
penelitiannya Wilujeng Handayani (2015) Citra dan persepsi harga, berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, Citra tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap loyalitas dan persepsi harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas. Serta kepuasan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
Berdasarkan latar belakang dan dukungan jurnal di atas maka peneliti
mengambil judul penelitian: “Analisis Pengaruh Kualitas produk, Kualitas
layanan dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada
Pelanggan CV Sanitas Semarang)”.
1.2 Rumasan Masalah
Dari uraian tersebut diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah
adanya jumlah keluhan pelanggan yang hampir terjadi setiap bulannya pada CV
Sanitas Bakery. Hal tersebut tentunya buruk bagi perusahaan. Maka dari itu
rumusan masalahnya adalah bagaimana caramengurangi jumlah keluhan pelanggan
di CV Sanitas Bakery. Sehingga pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan CV
Sanitas Bakery Semarang?
7
2. Bagaimana pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelangganCV
Sanitas Bakery Semarang?
3. Bagaimana pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan di CV Sanitas
Bakery Semarang?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pendapat dan kondisi nyata pada obyek peneliti.
Namun, secara spesifik tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan
pelanggan di CV Sanitas Bakery Semarang
2. Untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan di CV Sanitas Bakery Semarang
3. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan di
CV Sanitas Bakery Semarang
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah
1. Manfaat teoritis, yaitu sebagai tambahan referensi dan wawasan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan bidang pemasaran khususnya
mengenai kualitas produk, kualitas layanan dan harga terhadapkepuasan
pelanggan.
8
2. Manfaat praktis, yaitu dijadikan masukan dan bahan pertimbangan
memilih strategi pemasaran khususnya dalam mengambil keputusan
bisnis pada umumnya bagi perusahaan.
1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
3.1.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2004) variabel penelitian adalah hal yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut.
3.1.1.1 Variabel Bebas atau Independen
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab
perubahannya
atau
timbulnya
variabel
terikat
atau
dependen
(Sugiyono,2004). Variabel bebas atau independen dalam penelitian ini adalah :
1. Kualitas produk
2. Kualitas layanan
3. Harga
3.1.1.2 Variabel Terikat atau Dependen
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004). Varibel terikat dalam
penelitian ini yaitu kepuasan pelanggan.
28
2
3.1.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian digunakan untuk memahami lebih
mendalam tentang variabel pada penelitian ini, maka lebih mudah dituangkan
dalam indikator-indikator sehingga variabel tersebut bisa diukur. Secara
keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta definisi operasional yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel
Definisi Variabel
1
Kotler (2005) dalam Cristiani (2015), 1. Rasanya yang
mengemukakan kualitas produk
enak
adalah keseluruhan ciri dari suatu 2. Keamanan
produk
atau
pelayanan
pada
dalam
kemampuan
untuk
memuaskan
mengkonsumsi
kebutuhan yang dinyatakan/tersirat.
3. Daya
Tahan
produk
Kualitas pelayanan sebagai ukuran 1. Kecepatan
seberapa bagus tingkat layanan yang 2. Keramahan
diberikan mampu sesuai dengan 3. Mengerti
ekspektasi
pelanggan.
Kualitas
terhadap
pelayanan dapat diwujudkan melalui
keluhan
pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan
serta
ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan (Tjiptono, 2011).
Ian
Antonius,
2013
Harga adalah pandangan atau persepsi 1. Keterjangkauan
mengenai harga bagaimana pelanggan
harga
memandang harga tertentu (tinggi, 2. Kesesuaian
rendah, wajar) (Simamora, 2002).
harga dengan
kualitasproduk
3. Kesesuaian
harga dengan
manfaat
Lily
Harjati,
2015
Kualitas
produk
(X1)
2
Kualitas
layanan
(X2)
3
Harga
(X3)
Indikator
Sumber
Aprih
Santoso
dan
Sri
Yuni
Widowati,
2011
3
4
Kepuasan
pelanggan
(Y)
Kepuasan pelanggan adalah sebagai 1. Terpenuhinya
evaluasi purna beli, dimana persepsi
harapan
terhadap kinerja alternatif produk/
konsumen
pelayanan yang dipilih memenuhi 2. Perasaan puas
atau melebihi harapan sebelum
menggunakan
pembelian. Apabila persepsi terhadap
produk
kinerja tidak dapat memenuhi 3. Kepuasan
harapan, maka yang terjadi adalah
terhadap
ketidakpuasan (Husein Umar, 2003).
fasilitas
4. Kepuasan
menyeluruh
Lukman,
2014
3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penentuan Sampel
3.2.1 Objek Penelitian
Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan pada
pelanggan CV Sanitas Semarang.
3.2.2 Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi (Sugiyono, 2004) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah pelanggan CV Sanitas Semarang.
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.
Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh
anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan yang disebut
sampel (Sugiyono, 2004). Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini
adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu yaitu
4
1. Responden adalah pelanggan CV Sanitas Semarang dengan pembelian
minimal 2x.
2. Responden berusia minimal 17 tahun.
Pada penelitian ini, populasi yang diambil dalam ukuran besar dan tidak
diketahui secara pasti. Dalam penentuan sampel, jika populasinya besar dan
jumlahnya tidak diketahui maka digunakan rumus (Sugiyono, 2004):
𝑛=
𝑍²
4(𝑚𝑜𝑒)²
Keterangan:
n
= Jumlah Sampel
Z
= Tingkat Kepercayaan 95% berarti Z = 1,96
Moe
= Margin Of Error maximum, yaitu tingkat kesalahan yang masih
dapat ditoleransi
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka sampel penelitian sebagai
berikut :
𝑛=
𝑛=
𝑍²
4(𝑚𝑜𝑒)²
1,96²
= 96,04
4(0,05)²
5
Berdasarkan perhitungan di atas, sampel yang diambil dalam penelitian
diperoleh sebesar 96,04 dibulatkan sebesar 96 orang.
3.3 Jenis Data dan Sumber Data
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data dari responden melalui wawancara dan alat bantu kuesioner
(Sugiyono, 2004).
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah bahan informasi yang dikemukakan oleh para ahli
dibidangnya, sehingga relevan dengan pembahasan penelitian. Data diperoleh
dengan cara membaca literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
yang sifatnya melengkapi atau mendukung data primer (Sugiyono, 2004).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang tepat, dengan mempertimbangkan
penggunaannya berdasarkan jenis data dan sumbernya. Data yang obyektif dan
relevan dengan pokok permasalahan penelitian merupakan indikator keberhasilan
suatu penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara pengisian
kuisioner memperoleh data primer, sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2004). Kuesioner yang disebarkan menggunakan skala
likert, yaitu cara pengukuran dengan menghadapkan seorang responden pertanyaan,
6
kemudian diminta untuk memberikan jawaban dan selanjutnya jawaban tersebut
diberi skor. Dalam penelitian ini, pengukuran variabel menggunakan skala likert
yang secara umum menggunakan peringkat lima angka penelitian, yaitu sebagai
berikut:
a. Sangat setuju, dengan skor
:5
b. Setuju, dengan skor
:4
c. Netral, dengan skor
:3
d. Tidak setuju, dengan skor
:2
e. Sangat tidak setuju, dengan skor
:1
Metode pencarian informasi dan buku-buku yang relevan dan sumber yang
lain yang membahas masalah dalam penelitian ini. Studi pustaka merupakansuatu
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian (Sugiyono, 2004).
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini pada prinsipnya merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah untuk
dipahami. Penulis ingin mengetahui profil secara umum dari responden.
3.5.2 Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah suatu pengukuran yang digunkan dalam
suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan
dalam angka-angka. Analisis ini meliputi pengolahan data, pengorganisasian data,
7
dan penemuan hasil (Supranto, 2000). Analisis data kuantitatif yang digunakan
adalah metode analisis linier berganda. Adapun persiapan data sebelum dianalisis
adalah:
 Editing (Pengeditan)
Yaitu memilih dan mengambil data yang diperlukan serta membuang data
yang dianggap tidak diperlukan untuk memudahkan perhitungan dalam
penyajian hipotesis.
 Coding (Pemberian Kode)
Yaitu kegiatan memberikan tanda berupa angka pada jawaban responden
yang diterima.Tujuannnya untuk menyederhanakan jawaban.
 Tabulating (Tabulasi)
Yaitu suatu kegiatan pengelompokkan atas jawaban-jawaban secara teliti
dan teratur, kemudian data tersebut dihitumg dan dijumlahkan sampai
terwujud dalam bentuk tabel yang bermanfaat, dan bedasarkan tabel ini pula
yang akan dipakai untuk mendapatkan hubungan atas variabel yang ada.
3.5.3 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali,
2012). Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang
sudah kita buat betul- betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.Secara
statistik, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan antara r hitung dengan
r tabel. Jika r hitung > r tabel maka indikator dinyatakan valid. Untuk
8
mempermudah analisis data, uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program
SPSS ( Statistical Program For Science).
3.5.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliebel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Suatu data dikatakan reliabel adalah variabel memiliki nilai
Cronbach Alpha> 0,6 atau tidak reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha<
0,6 (Imam Ghozali, 2009).
3.5.5 Asumsi Klasik
Dalam pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan pengujian yaitu:
3.5.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua
variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya
mendekati normal (Imam Ghozali, 2012). Analisis statistik digunakan mendeteksi
normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik. Test statistik
sederhana yang dapat dilakukan berdasarkan p plot dan nilai Kolmogorov Smirnov
dengan menggunakan fasilitas SPSS versi 16,0 (Statistical Product Service
Solution). Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, maka dapat
dilihat dengan Kolmogorov Smirnov Test. Adapun kriterianya adalah:Angka
signifikansi (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal.
9
3.5.5.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas Yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas dan model yang baik seharusnya
tidak terjadi multikolonieritas. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variable independen
dalam model regresi. Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model
regresi (Imam Ghozali, 2012).
3.5.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika ada
titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur seperti (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola
tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2012). Selain itu
dapat menggunakan Uji Glejser. Dasar Pengambilan Keputusan

Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai
signifikansi lebih besar
dari 0,05.

Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3.5.6 Regresi Linear Berganda
10
Analisis regresi adalah mengukur kekuatan dan menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Imam Ghozali,
2012):
Y = β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan :
Y
= Kepuasan pelanggan
β₁, β₂, β₃
= Koefisien variabel independen
X₁
= Kualitas produk
X₂
= Kualitas layanan
X₃
= Harga
e
= Kesalahan pengganggu (disturbance’s error)
3.5.7 Pengujian Hipotesis
Uji t digunakan untuk menguji siignifikansi hubungan antara variabel X dan
Y, apakah variabel X1, X2, dan X3 (Kualitas produk, kualitas layanan dan Harga)
benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Kepuasan pelanggan) secara terpisah
atau parsial (Imam Ghozali, 2012). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini
adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas (Kualitas produk, kualitas layanan dan Harga) tidak
mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat (Kepuasan pelanggan).
Ha : Variabel-variabel bebas (Kualitas produk, kualitas layanan dan Harga)
mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel terikat (Kepuasan
pelanggan).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2012) adalah:
11
a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel (Imam Ghozali, 2012).
a. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.5.8 KoefisienDeterminasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Secara
umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data
runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang
tinggi (Imam Ghozali, 2012).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukan kedalam model. Setiap satu tambahan
variabel bebas, maka R2 meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
12
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R 2, Nilai Adjusted
R2dapat naik atau turun apabila satu variabel indpenden ditambahkan ke dalam
model (Ghozali, 2012).
Download