Dari Redaksi Pengkinian data investor pasar mo­ dal Indonesia perlu dilakukan un­ tuk membentuk database nasa­bah yang lengkap dan akurat. Melalui pengembangan Static Data Investor, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian, nantinya dapat melakukan pengkini­ an data melalui sistem C-BEST. Ulasan mengenai The 15th ACG Cross Training Seminar kami rangkum pada artikel selanjutnya. Delegasi Indonesia yang hadir memperoleh banyak pengetahuan baru dari ajang internasional ini. Pengetahuan baru juga diperoleh delegasi KSEI yang berkunjung ke negeri gajah putih bersama Asosiasi Bank Kustodian In­ donesia untuk menyambangi pelaku bursa Efek Thailand. Sebagai bentuk apresasi kepada Emiten yang mencatatkan saham­ nya, KSEI kembali menggelar Seminar Emiten. Tema Pengungkap­an Laporan Keuangan dan Pena­nganan Perkara Pajak dibahas tuntas pada kegiatan ini. Memasuki tahun 2013, KSEI di­ pimpin oleh jajaran Direksi baru yang akan menjabat selama perio­ de 2013 - 2016. Sosok seperti apa yang kini menjadi nahkoda Lembaga Penyim­panan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia? Simak juga aktivitas dan data statistik terbaru KSEI periode Januari - Mei 2013. Selamat membaca! Redaksi Website KSEI www.ksei.co.id ������������� ������������� email �������������� �������������� [email protected] ��������������� Toll Free ��������������� ����������������� 0800 -1- 865734 ����������������� ������������������ Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855 Pengkinian Data Melalui Static Data Investor Modul Static Data Investor dikembangkan untuk menunjang pe­ngem­ bangan infrastruktur pasar modal serta meningkatkan efektivitas proses pengkinian data investor di pasar modal Indonesia. Dengan modul ini, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian dapat melakukan sendiri input data nasabah melalui C-BEST. I barat pepatah, tak kenal maka tak sa­ yang, Perusahaan Efek (PE) dan Bank Kus­ todian (BK) yang merupakan Pemegang Rekening PT Kustodian Sentral Efek Indone­ sia (KSEI) pun perlu mengenal nasabahnya dengan baik. Kenal dalam arti selalu melaku­ kan pengkinian data nasabah apabila ada perubahan, khususnya pada kartu identitas. Prinsip mengenal nasabah melalui pengkini­ an data nasabah diperlukan untuk mencip­ takan industri pasar modal yang sehat serta terlindungi dari penya­lahgunaan wewenang nasabah oleh oknum PE dan BK. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.V.D.10 tentang daftar isi 1 Pengkinian Data Melalui Static Data Investor 3 The 15th ACG Cross Training Seminar: 5 6 7 8 Hadirnya Era Keterbukaan Penyebaran Informasi Seminar Emiten 2013: Pengungkapan Laporan Keuangan dan Penanganan Perkara Pajak Wajah Baru Direksi KSEI Berbagi Pengetahuan Dari Negeri Gajah Putih aktivitas & Statistik 03 Edisi Tahun 2013 ������������� ���������� Edisi 03, 2013 Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penye­ dia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal yang diterbitkan tanggal 23 Desember 2009, PE dan BK yang telah memperoleh izin dari Bapepam-LK wajib melakukan pengkinian data terhadap nasabah yang sudah ada, sebelum peraturan tersebut ditetapkan. Pengkinian tersebut dilaku­ kan dengan menyesuaikan informasi dan dokumen pendukung, serta melakukan verifikasi terhadap informasi dan doku­ men nasabah. Berdasarkan latar belakang tersebut, serta adanya keperluan untuk menun­ jang pengembangan infrastruktur pasar modal yang merupakan proyek bersama Bapepam-LK bersama dengan Self Regulatory Organization (SRO), KSEI melengkapi sistem C-BEST (The Central Depository and Book Entry Settlement System) dengan modul Static Data Investor (SDI). Modul ini turut menunjang penerapan Straight Through Processing (STP) di pasar modal Indonesia, Pada umumnya nasabah akan mem­ berikan data kepada PE dan BK pada saat Fokuss 2 “Dengan SDI, input data nasabah lebih terintegrasi dan lebih efektif karena dapat dilakukan sendiri oleh PE dan BK melalui C-BEST.” mengajukan permohonan pembukaan Sub Rekening Efek. Sesuai Peraturan Ba­ pepam-LK No.V.D.3 tentang Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pe­ dagang Efek, pembukaan Sub Rekening Efek tersebut wajib diikuti dengan pem­ bukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) di bank atas nama nasabah tersebut, serta pemberian nomor Single Investor Identification (SID). Sebelumnya, PE dan BK harus me­ng­ ajukan permohonan tertulis untuk me­ lakukan proses pembukaan Sub Re­ke­ning Efek. Melalui modul SDI, input data na­ sabah untuk pengajuan pembukaan Sub Rekening Efek menjadi lebih terintegrasi dan lebih efektif karena dapat dilakukan sendiri oleh PE dan BK melalui C-BEST. Tak hanya permohonan pembuka­an rekening, PE dan BK juga dapat me­ng­ ajukan permohonan untuk pembe­kuan maupun pencabutan pembe­kuan Sub Rekening Efek hingga pe­ngajuan penu­ tupan Sub Rekening Efek. Apabila ter­ dapat perubahan data nasabah, PE dan BK juga dapat melakukan pengki­ni­an data nasabah yang telah ada di C-BEST saat ini. Penggunaan modul SDI menerapkan four-eyes principle (proses input data perlu diikuti proses persetujuan/approval dari internal PE dan BK) dan two-eyes principle (proses input data cukup dilakukan oleh 1 orang dan tidak memerlukan approval) pada setiap menu yang tersedia. Namun demikian, approval dari pihak KSEI masih dibutuhkan untuk pembukaan Sub Re­ kening Efek bagi beberapa tipe investor, kecuali investor individu dan domestik. Approval KSEI juga diperlukan untuk per­ mohonan pengkinian data nasabah, pem­ bekuan/pencabutan pembekuan, dan pe­ nutupan Sub Rekening Efek. Perintah yang di-input atau yang di­ unggah (upload) melalui modul SDI da­ pat dilakukan PE dan BK setiap hari kerja. Meski telah di-input, lampiran dokumen se­suai kebutuhan tetap harus disampai­ kan ke KSEI melalui email yang ditujukan pada Divisi Jasa Kustodian Sentral. Kemudian, permohonan beserta lam­­­ piran dokumen yang disampaikan akan diverifikasi dan diperiksa kembali oleh KSEI. Jika permohonan telah lengkap dan diterima sebelum jam 15.00 WIB, maka permohonan tersebut akan disetujui pada hari yang sama (khusus untuk proses pem­ bukaan Sub Rekening Efek). Apabila per­ mohonan PE dan BK baru diterima KSEI di atas jam 15.00 WIB, persetujuan akan dilaksanakan pada keesokan hari. Se­ dangkan untuk proses pengkinian data, pem­­bekuan/pencabutan pembekuan, dan penutupan Sub Rekening Efek me­­­ merlukan proses selambatnya satu hari kerja sejak permohonan diterima Apabila permohonan yang diberi­ kan tidak lengkap karena dokumen yang diterima KSEI tidak sesuai dengan data yang di-input di C-BEST, maka KSEI akan melakukan proses penolakan (reject) me­ lalui C-BEST. Dokumen pendukung akan dikembalikan selambatnya satu hari kerja setelah adanya pemberitahuan penolak­ an dari KSEI. PE dan BK harus melakukan input ulang dengan data yang benar dan terperinci di C-BEST, serta menyampaikan kembali dokumen sesuai dengan data yang diajukan nasabah. Selama proses pengembangan SDI tersebut, KSEI telah melakukan sosialisasi kepada PE dan BK yang diselenggarakan pada 7 Mei 2013 di Financial Club, Graha Niaga - Jakarta. Selain mengundang PE dan BK yang menjadi pengguna modul SDI, vendor pengembang sistem back office PE dan BK juga turut diundang un­ tuk ha­dir agar memahami penggunaan modul tersebut. Pengenalan modul SDI, akan dilanjut­ kan dengan pelatihan penggunaan mo­ dul secara hands on yang melibatkan PE dan BK dalam pengujian modul tersebut. KSEI menargetkan modul SDI sudah dapat digunakan oleh PE dan BK pada quarter keem­pat tahun 2013 ini. Melalui penerapan Static Data Investor, akan terbentuk basis data investor yang se­ makin lengkap berdasarkan jenis kelamin, wilayah, dan informasi lainnya. Diharapkan pengelolaan data investor yang semakin baik tersebut serta telah diimplementasi­ kannya SID, dapat mendukung data warehouse di pasar modal Indonesia. l [Yulia Purnama S] Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Novian Harry Wibowo, Susiyanti, Adisty Widyasari, Dimas Prayoga • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI The 15th ACG Cross Training Seminar Hadirnya Era Keterbukaan Penyebaran Informasi PFMI dirancang untuk memastikan infrastruktur pendukung pasar keuangan global yang kuat dan baik dapat menahan guncangan keuangan. PFMI dikeluarkan oleh Committee on Payment and Settlement Systems - International Organization of Securities Commissions (CPSS-IOSCO) pada April 2012. Saat ini, proses penerap­ an PFMI tengah dimasukkan ke dalam kerangka hukum pasar keuangan di selu­ ruh dunia untuk mendorong keamanan, efisiensi dan ketahanan infrastruktur pasar keuangan. Pada sesi berikutnya, dibahas tentang case study mengenai Governance, Straight Through Proccessing (STP) dan Cross Border Link terkait dengan prinsip-prinsip yang ada di dalam PFMI. Case study mengenai governance disampaikan oleh Soung Ha Lee dari Korea Securities Depository (KSD) dan Avinash Shere dari Central Depository Services Limited (CDSL), India. Dalam presentasinya, Lee menyampai­ kan hasil assesment terhadap PFMI. Hasil­ nya disimpulkan, bahwa KSD sebagai CSD, Securities Settlement Systems (SSS) dan CCP secara eksplisit mendukung stabili­ tas keuangan, dimana dasar hukum serta “PFMI dirancang untuk memastikan infrastruktur pendukung pasar keuangan global yang kuat dan baik.” 3 Fokuss S ekitar 100 delegasi menghadiri The 15th ACG Cross Training Seminar pada 13 - 16 Mei 2013 lalu. China Central Depository & Clearing Co. Ltd (CCDC) bertindak sebagai tuan ru­ mah acara tahunan ke-15 ini. Delegasi yang hadir merupakan perwakilan lem­ baga Kliring dan Kustodian Sentral dari ber­bagai negara di Asia Pasifik yang ter­ gabung dalam The Asia Pacific Central Depository Group (ACG), serta dele­gasi undangan dari Bangladesh. Seperti ta­ hun sebelumnya, perwakilan Indonesia diha­diri dua institusi, yaitu PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kli­ ring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Seminar hari pertama terbagi menjadi dua sesi, yang diawali dengan sesi perta­ ma mengenai pengenalan Principle for Financial Market Infrastructure (PFMI) yang disampaikan oleh Shen Bing dari China Secu­rities Depository and Clearing Corporat­ ion Limited (SD&C). Dalam pemaparannya, dijelaskan bahwa PFMI merupakan standar internasional untuk pembayaran, kliring dan sistem penyelesaian, termasuk Central Counterparty (CCP) dan Central Securities Depository (CSD). peraturan KSD juga memprioritaskan segi keamanan dan efisiensi. Sedangkan Shere memaparkan bahwa anggota Financial Market Infrastructure harus memiliki pe­ng­ aturan tata kelola yang jelas, transparan, mendukung keamanan dan efisiensi dari FMI serta mendukung stabilitas sistem keuangan yang lebih luas, namun tetap melihat adanya public interest dan tujuan dari berbagai pihak yang memiliki kepen­ tingan yang relevan. Case study selanjutnya mengenai STP disampaikan oleh Parag Joshi dari National Securities Depository Limited (NSDL), India. Dalam presentasinya, Joshi memaparkan keunggulan dari STP, yaitu mengurangi cycle time, single data entry dan efektivi­ tas biaya dalam jangka panjang. Salah satu contoh STP yang diimplementasikan oleh NSDL adalah SPEED-e yaitu eksekusi instruksi langsung oleh investor melalui internet dan mobile ke dalam sistem pe­ nyimpanan NSDL. Pada akhir sesi siang hari, dibahas case study mengenai Cross Border Link yang disampaikan Hossein Mohammadi dari Central Securitites Depository of Iran (CDSI). Edisi 03, 2013 Informasi seputar perkembangan penyebaran informasi oleh Central Securities Depository dari berbagai negara Asia Pasifik menjadi topik menarik dalam The 15th ACG Cross Training Seminar di Hangzhou, Cina. Dalam presentasinya disampaikan adanya dua dasar gagasan mengenai Cross Border Link yaitu diantaranya memberikan kesempatan investasi lebih besar. Bukan saja di dalam negeri, namun bisa di nega­ ra lain dan juga bisa mendiversifikasikan risiko sistematis. Namun tidak mudah un­ tuk mewujudkan cross border link ini. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, antara lain: perbedaan mata uang antar negara, kebijakan regulator, serta sistem kliring dan penyelesaian transaksi yang berbeda-beda di setiap negara. Sesi kedua dilanjutkan dengan pem­ bahasan mengenai penyediaan informasi di setiap lembaga Kliring dan Kustodian Sentral. Penyampaian informasi ini me­ liputi Corporate Information, semua ke­ giatan Corporate Action (Bond, Equity, dll), Bond Pricing dan Market Statistic. Pada sesi ini terdapat juga sesi sharing informasi yang disampaikan oleh perwakilan dari Cina, Pakistan, Jepang, Korea, Indonesia, Taiwan dan Vietnam yang secara bergan­ tian memberikan presentasinya. Pada kesempatan ini KSEI mempresentasikan mengenai penyebaran dan keterbukaan informasi kepada nasabah melalui Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas). Delegasi CCDC secara singkat men­ jelaskan bahwa informasi yang diberikan melalui website terdiri dari market statistic, dan query data yang diberikan secara gra­ tis. Informasi yang sifatnya berbayar akan dibebankan kepada customer me­reka, contohnya data yang bersifat confidential. Sedangkan Japan Securities Depository Center (JASDEC), menjelaskan bagaimana penyampaian Corporate Acti­on Information ke Issuer. Berbeda dengan Central Depository Company of Pakistan Limited yang mem­ berikan informasi kepada investor mela­ lui SMS atau dengan Toll Free Number. Informasi lainnya berbentuk e-Statement ber­­­isikan account balance yang akan di­ kirimkan melalui email, e-Alert untuk mem­berikan informasi ter-update secara real time serta website. Ditambahkan oleh perwakilan dari KSD bahwa penyediaan informasi ini di­ gunakan agar para investor dapat me­la­ kukan investasi yang tepat, yang dapat dilihat melalui SAFE +, Form of Database, Securities Information Portal-SEIBro. Seminar pada hari kedua, diawali de­ ngan pembahasan mengenai Comparison of Risk Management Measures against Fail-to deliver/Participant default. Nguyen Minh Thanh dari VSD membahas menge­ nai kriteria keanggotaan serta sanksi atas anggotanya jika terjadi pelanggaran serta prosedur jika terjadi gagal serah Efek maupun dana. Pada sesi kedua, pembahasan me­ma­ suki sesi yang cukup menarik ketika pa­ra delegasi memaparkan me­nge­nai perkem­ bangan penyebaran in­formasi ke­pada investor melalui penggunaaan teknologi mobile. Naryan Venkat delegasi dari NSDL, India, memaparkan tentang penggunaan Short Massages Service (SMS) alert agar investor dapat mengetahui segala aktivi­ tas yang terjadi di account-nya, termasuk aktivitas yang mencurigakan, sekaligus se­bagai mekanisme mitigasi risiko. Me­ nariknya, fasilitas SMS ini diberikan secara gratis untuk semua investor yang dikirim­ kan mulai jam 8 pagi. Penerapan teknologi SMS ini merupakan fasilitas yang paling sesu­ai diaplikasikan di India karena luas­ nya wilayah India serta belum terjangkau­ nya internet ke semua investor di India. Sementara Naveed Uddin dari Pakis­ tan menjelaskan fasilitas SMS yang dise­ diakan sejak tahun 2008, yang dapat memberikan informasi kepada investor Edisi 03, 2013 Undian Berhadiah Kartu AKSes Grand Prize Fokuss 4 “Pada kesempatan ini KSEI mempresentasikan mengenai penyebaran dan keterbukaan informasi kepada nasabah melalui Fasilitas AKSes.” tentang transaksi jual beli, aksi korporasi serta informasi umum lainnya. Namun di­ karenakan fasilitas SMS di Pakistan tidak gratis seperti di India, Pakistan masih memiliki beberapa kendala yang dihada­ pi misalnya cukup banyak investor yang tidak mau dikenai biaya bulanan. Ken­ dala lain yang dihadapi adalah pemilihan informasi yang akan dikirimkan melalui SMS berdasarkan pentingnya informasi tersebut, jumlah karakter SMS yang ter­ batas serta masih kurangnya edukasi dan kesadaran investor itu sendiri. Kini regula­ tor di Pakistan mewajibkan semua pemi­ lik account untuk memberikan email dan nomor telepon selulernya untuk mendu­ kung penggunaan fasilitas SMS service. Lain halnya dengan Hongkong Securities Clearing Company Limited (HKSCC), yang menawarkan jaringan fasilitas mobile tidak hanya melalui SMS, tetapi juga melalui telepon dan jaringan internet. Sistem telepon yang digunakan merupa­ kan sistem interaktif respon suara (Interactive Voice Response System) yang dapat berinteraksi dengan investor melalui keypad telepon. Sedangkan layanan melalui internet dapat digunakan dengan meng­ akses situs web yang disediakan, tetapi untuk melakukan hal ini tetap membu­ tuhkan phone ID dan password. Seper­ti In­ dia dan Pakistan, Hongkong juga menye­ diakan layanan SMS service oleh HKSCC, informasi yang diberikan kepada investor berupa data instruksi settlement investor dan berbagai event corporate action. Fa­ silitas SMS dari HKSCC sudah lebih maju dibandingkan dengan India dan Pakistan karena fasilitas yang disediakan dalam beberapa bahasa. Di akhir sesi acara di­ ulas secara singkat me­ngenai perkem­ bangan tugas hukum (legal task force) di tahun 2013 yang memprioritaskan me­ ngenai perjanjian transfer jaminan dalam pasar saham. Dari paparan dan presentasi yang di­ sampaikan oleh masing-masing delegasi secara umum dapat dikatakan bahwa saat ini industri pasar modal khususnya di negara Asia Pasifik telah sampai pada era keterbukaan penyebaran informasi. Seminar diakhiri dengan jamuan farewell dinner dan ditutup dengan penyam­ paian kesan dari peserta seminar. Secara keseluruhan seminar berjalan dengan sangat baik, peserta juga dapat me­ nikmati pemandangan indah kota Hang­ zhou dengan icon-nya yang terkenal West Lake. l [Tim Delegasi] Seminar Emiten 2013: Pengungkapan Laporan Keuangan dan Penanganan Perkara Pajak surat permohonan pencabut­an secara ter­ tulis dalam bahasa Indonesia disertai ala­ san pencabutan yang ditandatangani oleh waji­b pajak. Apabila surat pencabut­an ti­ dak ditandatangani oleh wajib pajak, ma­ka harus melampirkan surat kuasa khusus, ke Kantor Pela­yanan Pajak terdaftar dengan tembusan kepada Direktorat Jendral Pajak (Dirjen Pajak) dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak selaku atasan Ke­ pala KPP. Surat Keputusan (SK) keberatan akan diproses dalam waktu 12 bulan dari tang­ gal diterimanya surat keberatan. Penerbit­ an SK keberatan didasarkan atas laporan penelitian keberatan. Apabila Dirjen Pajak tidak memberi keputusan dalam jangka waktu 12 bulan, maka keberatan yang di­ ajukan wajib pajak dianggap dikabulkan. Pada sesi kedua, dibahas tentang La­ por­an Keuangan Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 yang disampaikan Djustini Septiana, Komite Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), de­ ngan moderator Gusrinaldi Akhyar, Kepala Divisi Jasa Kustodian Sentral KSEI dan Susi Elita Bangun, Kepala Unit Akuntansi dan Perpajakan KSEI. Dalam sesi ini dijelaskan mengenai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diadopsi dari Per­ aturan Bapepam-LK No.VIII.G.7 yang efek­ tif pada tahun 2011 terdapat 17 PSAK. Se­ dangkan tahun 2012 berjumlah 18 PSAK. Dari beberapa PSAK, yang berpe­ ngaruh signifikan terhadap Peraturan Ba­ [AM. Anggita Maharani] “Kegiatan Seminar Emiten diselenggarakan sebagai wujud apresiasi terhadap Emiten yang telah mencatatkan Efeknya di KSEI.” 5 Fokuss P T Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengangkat tema “Penya­ jian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten & Penanganan Perkara Perpajakan Melalui Proses Keberatan” un­ tuk Se­minar Emiten pada tanggal 14 Mei lalu di Hotel Mulia, Jakarta. Kegiatan rutin ini diselenggarakan sebagai wujud apre­ siasi KSEI terhadap Emiten yang telah mencatatkan Efeknya di KSEI. Acara di­ awali dengan pemberian keynote speech oleh Sulistyo Budi, Direktur KSEI. Usai pemaparan oleh keynote spea­­ ker, dihadirkan dua narasumber yaitu Ach­ mad Hartono dan Imam Nashirudin dari Direktorat Jenderal Pajak yang membahas Penanganan Perkara Perpajakan melalui proses Keberatan sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 9/PMK.03/2013. Didam­ pingi mode­rator Indra Gunawan, Kepala Unit Satuan Pemeriksaan dan Pengelolaan Re­kening KSEI, para pembicara menyam­ paikan empat tata cara Penanganan Per­ kara Perpa­jakan Melalui Proses Keberatan yang terdiri dari: Peng­ajuan Keberatan, Pencabutan Pengajuan Keberatan, Penye­ lesaian Kebe­ratan, Sanksi Administrasi dan Ketentuan Lain-Lain. Para narasumber menjelaskan ada­ nya perbedaan dalam syarat pengajuan keberatan antara tahun 2007 dan sebe­ lumnya, dengan syarat yang berlaku pada tahun 2008 dan sesudahnya. Selanjutnya, dalam melakukan pencabutan pengajuan keberatan, wajib pajak harus membuat pepam-LK No. VIII.G.7 sebanyak 29 PSAK. Sementara PSAK yang tidak diadopsi dari Peraturan Bapepam-LK No.VIII.G.7 antara lain; PSAK 62 (Kontrak Asuransi), PSAK 64 (Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mi­ neral), PSAK 33 (Kontrak Konstruksi), dan PSAK 18 (Akuntansi dan Pelaporan Pro­ gram Manfaat Purnakarya). Informasi yang wajib disajikan pada setiap halaman laporan keuangan terdiri dari: Nama Emiten/perusahaan publik, Cakupan laporan keuangan (konsolidasi/ entitas tunggal), Tanggal akhir periode/ periode yang dicakup, Mata uang penya­ jian, dan Satuan angka penyajian. Infor­ masi ukuran dan sifat, kelalaian mencan­ tumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan dapat dilakukan secara komparatif atau tersendiri. Melalui penyelenggaraan Seminar Emi­ten yang rutin diselenggarakan ini, di­ha­rapkan dapat memberikan manfaat ba­gi peserta dan pengembangan industri pasar modal khususnya, serta dapat me­ ningkatkan hubungan baik antara KSEI de­ ngan para Emiten. l Edisi 03, 2013 Penanganan perkara perpajakan dan penyajian serta pengungkapan laporan keuangan Emiten menjadi topik bahasan seminar Emiten kali ini. Wajah Baru Direksi KSEI Edisi 03, 2013 Berdasarkan suara bulat para pemegang saham KSEI di RUPST 2013, Heri Sunaryadi resmi menjabat sebagai Direktur Utama KSEI periode 2013 - 2016. Sedangkan Sulistyo Budi dan Margeret M. Tang kembali menjabat sebagai Direktur. Fokuss 6 Direksi dan Komisaris KSEI dari kiri ke kanan: Margeret M. Tang (Direktur), Sulistyo Budi (Direktur), Heri Sunaryadi (Direktur Utama), Erry Firmansyah (Komisaris Utama), Rudy Tandjung (Komisaris) dan Wiwit Gusnawan (Komisaris). S uasana Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Kustodian Sen­ tral Efek Indonesia (KSEI) yang di­ gelar 4 Juni 2013 lalu berlangsung lancar dan tertib. Salah satu keputusan strategis yang diambil para pemegang sa­ ham yang hadir adalah penentuan jajaran Direksi KSEI periode 2013 - 2016. “Berbagai pengalaman dan latar belakang yang dimiliki jajaran Direksi baru KSEI diharapkan dapat meneruskan program yang telah dicanangkan sebelumnya.” Acara yang diadakan di The Dhar­ mawangsa Hotel ini dihadiri 5.190 jum­lah saham yang memiliki hak suara atau 86,5% dari total pemegang saham perseroan yang memiliki hak suara. Ha­sil­­nya, Heri Sunaryadi terpilih sebagai Di­rektur Utama KSEI menggantikan po­­sisi Ananta Wiyogo. Sementara itu, dua jabatan Direktur ma­ sih diduduki Sulistyo Budi (Direktur I) dan Margeret M. Tang (Direktur II). Tiga figur yang sudah mengetahui seluk beluk dunia pasar modal Indonesia ini, akan memegang komando KSEI untuk tiga tahun ke depan. Heri Sunaryadi merupakan sosok yang tidak asing di KSEI karena sebe­ lumnya beliau pernah menjabat sebagai Komisaris pada periode 2009 - 2012. Berbagai pe­ngalaman juga telah dimiliki Heri di dunia pasar modal Indonesia. Mantan karyawan PT Astra Internasional ini sudah menggeluti bidang pasar modal selama 15 tahun. Heri terjun ke bidang pasar modal pada tahun 1997 ketika bekerja pada PT Astra Securities. Dua tahun kemudian dia hijrah ke PT Bahana Securities dan menduduki beberapa posisi penting. Pria kelahiran Jember, 26 Juni 1965 tersebut kemudian menjabat sebagai Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indo­ nesia sejak 2009. Kehadiran Heri Sunar­ yadi diharapkan dapat meningkatkan kinerja KSEI sebagai Lembaga Pe­nyim­ panan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia. Posisi Direktur I kembali dipercayakan kepada Sulistyo Budi. Pria kelahiran Yogyakarta, 30 Agustus 1965 ini meraih gelar Magister Ilmu Komputer (Teknologi Informasi) dari Universitas Indonesia pada tahun 1999, setelah sebelumnya meraih gelar sarjana dari Institut Teknologi Ban­ dung Jurusan Teknik Elektro tahun 1990. Pria yang akrab disapa Sulis ini telah meniti karier di KSEI sebagai Kepala Di­ visi Teknologi Informasi (2000 - 2010) dan menjalankan amanah sebagai Komisa­ ris PT Penilai Harga Efek Indonesia yang menjalankan usaha di bidang penge­ lolaan dan penyediaan data Efek serta usaha di bidang penilai harga Efek. Sepertinya halnya Sulistyo Budi yang kembali menjabat sebagai Direktur I, Margeret M. Tang pun kembali dipercaya untuk menduduki posisi Direktur II. Wa­ ni­ta yang ramah dan murah senyum ini merupakan lulusan Bachelor of Science Jurusan Matematika University of Ore­­­­­gon, USA (1984). Sebelum di KSEI, wanita kelahiran Jakarta, 27 Juni 1960 ini adalah Direktur Securities Country Manager Citibank N.A - Indonesia yang dijabat sejak Oktober 2005. Pe­­ngalaman di bidang pasar modal dan per­bankan akan sangat mendukung amanah yang diberikan Pemegang Saham KSEI. Dengan berbagai pengalaman dan latar belakang yang dimiliki jajaran Di­ reksi KSEI baru ini diharapkan dapat me­ neruskan program-program KSEI yang telah dicanangkan sebelumnya. Pengem­ bangan layanan jasa dan teknologi secara berkesinambungan masih menjadi fokus utama yang akan dijalankan. Selain itu, program sosialisasi Fasilitas AKSes juga akan terus berlanjut. Direksi baru yang sarat dengan pengalaman ini diharapkan semakin memperkuat posisi KSEI di indus­ tri pasar modal dan memberikan layanan jasa dan produk yang terbaik serta dapat menjaga amanat yang diberikan. l [Redaksi] Berbagi Pengetahuan dari Negeri Gajah Putih Proses perdagangan dan penyelesai­ an yang dijalankan oleh SET tidak terlalu berbeda dengan yang telah diterapkan di Indonesia. Pihak pembeli dan penjual (na­ sabah, Perusahaan Efek maupun Anggota Kliring) akan melakukan transaksi Efek melalui Bursa (Stock Exhange) dan proses penyelesaian transaksi melalui TCH seba­ gai Clearing House. Namun, penyelesaian­ nya masih dilakukan di level Perusahaan Efek melalui mekanisme Novasi (pemba­ ruan utang). Waktu penyelesaian trans­ aksi Bursa atas Efek bersifat Ekuitas saat ini membutuhkan waktu tiga hari setelah tanggal perdagangan (T+3). Sedangkan transaksi surat utang dilakukan pada T+2 dan trans­aksi Derivatif dilakukan penyele­ saiannya pada T+1. Sedangkan fungsi Kustodian Sentral di Thailand dilakukan oleh TSD yang men­ catatkan Efek dari total 601 Perseroan. Pe­ makai jasa TSD terdiri dari Perusahaan Efek (37 perusahaan) dan Bank (35 perusahaan) dengan jenis rekening berupa rekening portofolio dan rekening nasabah (dalam bentuk omnibus). Bank dan Perusahaan Efek akan men­ catatkan nama dan aset nasabahnya pada database masing-masing. Bank dan Pe­ rusahaan Efek akan memberikan rincian nasabahnya dan posisi sahamnya kepada TSD untuk dilakukan perhitungan hak atas Corporate Action. Secara umum, fungsi utama TSD me­ liputi Securities Deposit, Securities Withdrawal, Securities Transfer dan Corporate Action. Layanan tambahan yang mereka sampaikan kepada pihak Partisipan adalah melakukan create issuer account, create atau redemption ETF, Securities Lending & Borrowing serta Create ISIN Code. Selain memberikan pemaparan, nara­ sumber Thailand dan delegasi dari Indo­ nesia juga berbagi informasi dan melaku­ kan pembahasan untuk kemajuan negara masing-masing. KSEI juga mengundang SET dan pelaku pasar modal Thailand lain­ nya untuk berkunjung ke Indonesia agar pertukaran informasi dapat terus terjalin dan berjalan dengan baik. l [Gusrinaldi Akhyar & Fitriyah] “Berbeda dengan Indonesia, fungsi Kliring dan Kustodian Sentral di pasar modal Thailand telah bernaung di bawah Bursa Efeknya.” 7 Fokuss D alam rangka meningkatkan hu­ bungan kerja sama dengan sesama pelaku pasar modal dari negara lain, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI) mengadakan kunjungan ke pelaku pasar modal Thai­ land pada tanggal 23 Mei 2013. Berbagai pengetahuan baru seputar pasar modal Thailand diberikan oleh Stock Exchange of Thailand (SET), Thailand Clearing House Co. Ltd (TCH), Thailand Securities Depository Co. Ltd (TSD), serta Asosiasi Bank Kustodian Thailand (Thailand Custody Club). Narasumber dari SET memberikan pemaparan mengenai fungsi dan insti­­tusi yang terlibat pada proses perdagangan Efek di Bursa Thailand. Berbeda dengan Indonesia, fungsi Kliring dan Kustodian Sentral di pasar modal Thailand telah bernaung di bawah SET. Perkembangan pasar modal di Thailand sebenarnya telah berlangsung sejak tahun 1975, namun SET baru memperoleh izin operasional sampai dengan tahun 2012. SET juga menjelaskan mengenai Efek yang dapat ditansaksikan di Bursa, berupa Efek bersifat Ekuitas dan Derivatif yang cukup banyak jenisnya, yaitu: Stock Index Futures, Single Stock Futures, Gold/Silver futures, Derivative Warrant, Interest rate Future, Oil Future, Currency Future, Sector Index Future. Terdapat juga Fixed Incomes berupa Government Bond dan Corporate Bond. Edisi 03, 2013 Pertukaran informasi dengan bursa negara tetangga terus diupayakan. Belum lama ini delegasi KSEI dan ABKI mengunjungi Bursa Thailand. Kegiatan seperti ini diharapkan membantu proses penguatan bursa masing-masing negara. aktivitas Pisah Sambut Direksi KSEI Selepas terpilihnya Direksi Baru melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2013, pada tanggal 4 Juni 2013, KSEI menyelenggarakan acara Pisah Sambut Di­ reksi periode 2013 - 2016 di XXI Lounge, Jakarta. Dihadiri oleh seluruh karyawan dan Komisaris KSEI, Heri Sunaryadi selaku Direktur Utama KSEI menyatakan kegembiraan dan kesiapannya mengemban tugas sebagai pemimpin baru KSEI. Sementara itu, Ananta Wiyogo yang sebe­ lumnya menjabat sebagai Direktur Utama KSEI sangat berterimakasih atas dukungan seluruh karyawan KSEI se­ lama masa jabatan yang diembannya. Ananta berha­rap, dengan kepemimpinan baru, KSEI tetap bisa memberi­ kan layanan di pasar modal Indonesia secara maksimal. Acara ditutup dengan ramah tamah dan acara makan malam bersama. l Penandatanganan Perjanjian KSEI - BSM Sosialisasi Kebijakan SMKI Edisi 03, 2013 Dalam rangka mendukung implementasi ISO 27001 (International Information Security Standard), pada tanggal 26 Juni 2013 KSEI mengadakan Workshop Kesepahaman Implementasi Kebijakan Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi kepada Kepala Divisi dan Kepala Unit. Adapun tujuan Workshop ini adalah untuk menyusun target butir-butir implementasi Kebijakan Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi di KSEI. Sedangkan sosialisasi Kebijakan Sistem Mana­je­men Keamanan Informasi dan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi kepada seluruh karyawan KSEI telah dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2013. l Fokuss 8 KSEI melakukan penandatanganan perjanjian Administrasi Pe­mi­ sahan RDN Syariah dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tanggal 18 Juni 2013. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama KSEI Heri Sunaryadi dan Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi. Turut hadir menyaksikan penandatanganan perjanjian tersebut, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, M. Noor Rachman, Direksi BEI, Direksi KPEI, Dewan Syariah Nasional, Dewan Pengawas Syariah, Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia, Asosiasi Bank Kustodian Indonesia dan Masyarakat Ekonomi Syariah. Penandatanganan tersebut menjadikan BSM resmi sebagai bank yang dapat memberikan layanan jasa administrasi RDN yang juga melengkapi implementasi RDN yang telah dilaksanakan KSEI sejak 1 Februari 2012. l statistik ������������������������������������������������������������������ ���������������������������� Total Distribusi Corporate Action (Periode Januari - Mei 2013) Januari - Mei 2013 Dana Rp (triliun) USD (juta) 8,95 2,26 Debt (Bunga/Pokok) 22,97 7,97 Total Dana 31,92 10,23 Equity (Dividen/Exercise) Efek (Jumlah Unit/Efek) Saham 13.909.944.911 Waran 2.816.750.610 HMETD 18.699.060.408 ��� ������� ��� ������� ��� ������� ��� ������� ��� ������� ������� ���������������������������������� ���������������������������� ����������������������������������������������� ���������������������������� ���������������������� ������� �������� �������� ������� �������� ������� ������� �������� ������� �������� ������� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ��� ��� ��� ��� ���