Pengkinian Data Melalui Static Data Investor

advertisement
Dari Redaksi
Pengkinian data investor pasar mo­
dal Indonesia perlu dilakukan un­
tuk membentuk database nasa­bah
yang lengkap dan akurat. Melalui
pengembangan Static Data Investor,
Perusahaan Efek dan Bank Kustodian,
nantinya dapat melakukan pengkini­
an data melalui sistem C-BEST.
Ulasan mengenai The 15th ACG
Cross Training Seminar kami rangkum
pada artikel selanjutnya. Delegasi
Indonesia yang hadir memperoleh
banyak pengetahuan baru dari ajang
internasional ini. Pengetahuan baru
juga diperoleh delegasi KSEI yang
berkunjung ke negeri gajah putih
bersama Asosiasi Bank Kustodian In­
donesia untuk menyambangi pelaku
bursa Efek Thailand.
Sebagai bentuk apresasi kepada
Emiten yang mencatatkan saham­
nya, KSEI kembali menggelar Seminar
Emiten. Tema Pengungkap­an Laporan
Keuangan dan Pena­nganan Perkara
Pajak dibahas tuntas pada kegiatan
ini.
Memasuki tahun 2013, KSEI di­
pimpin oleh jajaran Direksi baru
yang akan menjabat selama perio­
de 2013 - 2016. Sosok seperti apa
yang kini menjadi nahkoda Lembaga
Penyim­panan dan Penyelesaian di
pasar modal Indonesia? Simak juga
aktivitas dan data statistik terbaru
KSEI periode Januari - Mei 2013.
Selamat membaca!
Redaksi
Website KSEI
www.ksei.co.id
�������������
�������������
email
��������������
��������������
[email protected]
���������������
Toll Free
���������������
�����������������
0800 -1- 865734
�����������������
������������������
Call Center KSEI
������������������
021 - 515 2855
Pengkinian Data Melalui
Static Data Investor
Modul Static Data Investor dikembangkan untuk menunjang pe­ngem­
bangan infrastruktur pasar modal serta meningkatkan efektivitas proses
pengkinian data investor di pasar modal Indonesia. Dengan modul ini,
Perusahaan Efek dan Bank Kustodian dapat melakukan sendiri input data
nasabah melalui C-BEST.
I
barat pepatah, tak kenal maka tak sa­
yang, Perusahaan Efek (PE) dan Bank Kus­
todian (BK) yang merupakan Pemegang
Rekening PT Kustodian Sentral Efek Indone­
sia (KSEI) pun perlu mengenal nasabahnya
dengan baik. Kenal dalam arti selalu melaku­
kan pengkinian data nasabah apabila ada
perubahan, khususnya pada kartu identitas.
Prinsip mengenal nasabah melalui pengkini­
an data nasabah diperlukan untuk mencip­
takan industri pasar modal yang sehat serta
terlindungi dari penya­lahgunaan wewenang
nasabah oleh oknum PE dan BK.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) No.V.D.10 tentang
daftar isi
1
Pengkinian Data Melalui Static Data Investor
3
The 15th ACG Cross Training Seminar:
5
6
7
8
Hadirnya Era Keterbukaan Penyebaran Informasi
Seminar Emiten 2013:
Pengungkapan Laporan Keuangan dan
Penanganan Perkara Pajak
Wajah Baru Direksi KSEI
Berbagi Pengetahuan Dari Negeri Gajah Putih
aktivitas & Statistik
03
Edisi
Tahun 2013
�������������
����������
Edisi 03, 2013
Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penye­
dia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal
yang diterbitkan tanggal 23 Desember
2009, PE dan BK yang telah memperoleh
izin dari Bapepam-LK wajib melakukan
pengkinian data terhadap nasabah yang
sudah ada, sebelum peraturan tersebut
ditetapkan. Pengkinian tersebut dilaku­
kan dengan menyesuaikan informasi dan
dokumen pendukung, serta melakukan
verifikasi terhadap informasi dan doku­
men nasabah.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
serta adanya keperluan untuk menun­
jang pengembangan infrastruktur pasar
modal yang merupakan proyek bersama
Bapepam-LK bersama dengan Self Regulatory Organization (SRO), KSEI melengkapi
sistem C-BEST (The Central Depository and
Book Entry Settlement System) dengan
modul Static Data Investor (SDI). Modul
ini turut menunjang penerapan Straight
Through Processing (STP) di pasar modal
Indonesia,
Pada umumnya nasabah akan mem­
berikan data kepada PE dan BK pada saat
Fokuss
2
“Dengan SDI, input
data nasabah lebih
terintegrasi dan lebih
efektif karena dapat
dilakukan sendiri
oleh PE dan BK
melalui C-BEST.”
mengajukan permohonan pembukaan
Sub Rekening Efek. Sesuai Peraturan Ba­
pepam-LK No.V.D.3 tentang Pengendalian
Internal Perusahaan Efek yang Melakukan
Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pe­
dagang Efek, pembukaan Sub Rekening
Efek tersebut wajib diikuti dengan pem­
bukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) di
bank atas nama nasabah tersebut, serta
pemberian nomor Single Investor Identification (SID).
Sebelumnya, PE dan BK harus me­ng­
ajukan permohonan tertulis untuk me­
lakukan proses pembukaan Sub Re­ke­ning
Efek. Melalui modul SDI, input data na­
sabah untuk pengajuan pembukaan Sub
Rekening Efek menjadi lebih terintegrasi
dan lebih efektif karena dapat dilakukan
sendiri oleh PE dan BK melalui C-BEST.
Tak hanya permohonan pembuka­an
rekening, PE dan BK juga dapat me­ng­
ajukan permohonan untuk pembe­kuan
maupun pencabutan pembe­kuan Sub
Rekening Efek hingga pe­ngajuan penu­
tupan Sub Rekening Efek. Apabila ter­
dapat perubahan data nasabah, PE dan BK
juga dapat melakukan pengki­ni­an data
nasabah yang telah ada di C-BEST saat ini.
Penggunaan modul SDI menerapkan
four-eyes principle (proses input data perlu
diikuti proses persetujuan/approval dari
internal PE dan BK) dan two-eyes principle
(proses input data cukup dilakukan oleh
1 orang dan tidak memerlukan approval)
pada setiap menu yang tersedia. Namun
demikian, approval dari pihak KSEI masih
dibutuhkan untuk pembukaan Sub Re­
kening Efek bagi beberapa tipe investor,
kecuali investor individu dan domestik.
Approval KSEI juga diperlukan untuk per­
mohonan pengkinian data nasabah, pem­
bekuan/pencabutan pembekuan, dan pe­
nutupan Sub Rekening Efek.
Perintah yang di-input atau yang di­
unggah (upload) melalui modul SDI da­
pat dilakukan PE dan BK setiap hari kerja.
Meski telah di-input, lampiran dokumen
se­suai kebutuhan tetap harus disampai­
kan ke KSEI melalui email yang ditujukan
pada Divisi Jasa Kustodian Sentral.
Kemudian, permohonan beserta lam­­­
piran dokumen yang disampaikan akan
diverifikasi dan diperiksa kembali oleh
KSEI. Jika permohonan telah lengkap dan
diterima sebelum jam 15.00 WIB, maka
permohonan tersebut akan disetujui pada
hari yang sama (khusus untuk proses pem­
bukaan Sub Rekening Efek). Apabila per­
mohonan PE dan BK baru diterima KSEI
di atas jam 15.00 WIB, persetujuan akan
dilaksanakan pada keesokan hari. Se­
dangkan untuk proses pengkinian data,
pem­­bekuan/pencabutan pembekuan,
dan penutupan Sub Rekening Efek me­­­
merlukan proses selambatnya satu hari
kerja sejak permohonan diterima
Apabila permohonan yang diberi­
kan tidak lengkap karena dokumen yang
diterima KSEI tidak sesuai dengan data
yang di-input di C-BEST, maka KSEI akan
melakukan proses penolakan (reject) me­
lalui C-BEST. Dokumen pendukung akan
dikembalikan selambatnya satu hari kerja
setelah adanya pemberitahuan penolak­
an dari KSEI. PE dan BK harus melakukan
input ulang dengan data yang benar dan
terperinci di C-BEST, serta menyampaikan
kembali dokumen sesuai dengan data
yang diajukan nasabah.
Selama proses pengembangan SDI
tersebut, KSEI telah melakukan sosialisasi
kepada PE dan BK yang diselenggarakan
pada 7 Mei 2013 di Financial Club, Graha
Niaga - Jakarta. Selain mengundang PE
dan BK yang menjadi pengguna modul
SDI, vendor pengembang sistem back
office PE dan BK juga turut diundang un­
tuk ha­dir agar memahami penggunaan
modul tersebut.
Pengenalan modul SDI, akan dilanjut­
kan dengan pelatihan penggunaan mo­
dul secara hands on yang melibatkan PE
dan BK dalam pengujian modul tersebut.
KSEI menargetkan modul SDI sudah dapat
digunakan oleh PE dan BK pada quarter
keem­pat tahun 2013 ini.
Melalui penerapan Static Data Investor,
akan terbentuk basis data investor yang se­
makin lengkap berdasarkan jenis kelamin,
wilayah, dan informasi lainnya. Diharapkan
pengelolaan data investor yang semakin
baik tersebut serta telah diimplementasi­
kannya SID, dapat mendukung data warehouse di pasar modal Indonesia. l
[Yulia Purnama S]
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi:
Zylvia Thirda, Novian Harry Wibowo, Susiyanti, Adisty Widyasari, Dimas Prayoga • Penanggung
Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia,
Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi:
Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
The 15th ACG Cross Training Seminar
Hadirnya Era Keterbukaan
Penyebaran Informasi
PFMI dirancang untuk memastikan
infrastruktur pendukung pasar keuangan
global yang kuat dan baik dapat menahan
guncangan keuangan. PFMI dikeluarkan
oleh Committee on Payment and Settlement Systems - International Organization
of Securities Commissions (CPSS-IOSCO)
pada April 2012. Saat ini, proses penerap­
an PFMI tengah dimasukkan ke dalam
kerangka hukum pasar keuangan di selu­
ruh dunia untuk mendorong keamanan,
efisiensi dan ketahanan infrastruktur pasar
keuangan.
Pada sesi berikutnya, dibahas tentang
case study mengenai Governance, Straight
Through Proccessing (STP) dan Cross Border
Link terkait dengan prinsip-prinsip yang
ada di dalam PFMI. Case study mengenai
governance disampaikan oleh Soung Ha
Lee dari Korea Securities Depository (KSD)
dan Avinash Shere dari Central Depository
Services Limited (CDSL), India.
Dalam presentasinya, Lee menyampai­
kan hasil assesment terhadap PFMI. Hasil­
nya disimpulkan, bahwa KSD sebagai CSD,
Securities Settlement Systems (SSS) dan
CCP secara eksplisit mendukung stabili­
tas keuangan, dimana dasar hukum serta
“PFMI dirancang
untuk memastikan
infrastruktur pendukung
pasar keuangan global
yang kuat dan baik.”
3
Fokuss
S
ekitar 100 delegasi menghadiri
The 15th ACG Cross Training Seminar pada 13 - 16 Mei 2013 lalu.
China Central Depository & Clearing Co.
Ltd (CCDC) bertindak sebagai tuan ru­
mah acara tahunan ke-15 ini. Delegasi
yang hadir merupakan perwakilan lem­
baga Kliring dan Kustodian Sentral dari
ber­bagai negara di Asia Pasifik yang ter­
gabung dalam The Asia Pacific Central
Depository Group (ACG), serta dele­gasi
undangan dari Bangladesh. Seperti ta­
hun sebelumnya, perwakilan Indonesia
diha­diri dua institusi, yaitu PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kli­
ring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
Seminar hari pertama terbagi menjadi
dua sesi, yang diawali dengan sesi perta­
ma mengenai pengenalan Principle for
Financial Market Infrastructure (PFMI) yang
disampaikan oleh Shen Bing dari China
Secu­rities Depository and Clearing Corporat­
ion Limited (SD&C). Dalam pemaparannya,
dijelaskan bahwa PFMI merupakan standar
internasional untuk pembayaran, kliring
dan sistem penyelesaian, termasuk Central
Counterparty (CCP) dan Central Securities
Depository (CSD).
peraturan KSD juga memprioritaskan segi
keamanan dan efisiensi. Sedangkan Shere
memaparkan bahwa anggota Financial
Market Infrastructure harus memiliki pe­ng­
aturan tata kelola yang jelas, transparan,
mendukung keamanan dan efisiensi dari
FMI serta mendukung stabilitas sistem
keuangan yang lebih luas, namun tetap
melihat adanya public interest dan tujuan
dari berbagai pihak yang memiliki kepen­
tingan yang relevan.
Case study selanjutnya mengenai STP
disampaikan oleh Parag Joshi dari National
Securities Depository Limited (NSDL), India.
Dalam presentasinya, Joshi memaparkan
keunggulan dari STP, yaitu mengurangi
cycle time, single data entry dan efektivi­
tas biaya dalam jangka panjang. Salah
satu contoh STP yang diimplementasikan
oleh NSDL adalah SPEED-e yaitu eksekusi
instruksi langsung oleh investor melalui
internet dan mobile ke dalam sistem pe­
nyimpanan NSDL.
Pada akhir sesi siang hari, dibahas case
study mengenai Cross Border Link yang
disampaikan Hossein Mohammadi dari
Central Securitites Depository of Iran (CDSI).
Edisi 03, 2013
Informasi seputar perkembangan penyebaran informasi oleh Central Securities
Depository dari berbagai negara Asia Pasifik menjadi topik menarik dalam The 15th
ACG Cross Training Seminar di Hangzhou, Cina.
Dalam presentasinya disampaikan adanya
dua dasar gagasan mengenai Cross Border Link yaitu diantaranya memberikan
kesempatan investasi lebih besar. Bukan
saja di dalam negeri, namun bisa di nega­
ra lain dan juga bisa mendiversifikasikan
risiko sistematis. Namun tidak mudah un­
tuk mewujudkan cross border link ini. Ada
beberapa tantangan yang harus dihadapi,
antara lain: perbedaan mata uang antar
negara, kebijakan regulator, serta sistem
kliring dan penyelesaian transaksi yang
berbeda-beda di setiap negara.
Sesi kedua dilanjutkan dengan pem­
bahasan mengenai penyediaan informasi
di setiap lembaga Kliring dan Kustodian
Sentral. Penyampaian informasi ini me­
liputi Corporate Information, semua ke­
giatan Corporate Action (Bond, Equity, dll),
Bond Pricing dan Market Statistic. Pada sesi
ini terdapat juga sesi sharing informasi
yang disampaikan oleh perwakilan dari
Cina, Pakistan, Jepang, Korea, Indonesia,
Taiwan dan Vietnam yang secara bergan­
tian memberikan presentasinya. Pada
kesempatan ini KSEI mempresentasikan
mengenai penyebaran dan keterbukaan
informasi kepada nasabah melalui Fasilitas
AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas).
Delegasi CCDC secara singkat men­
jelaskan bahwa informasi yang diberikan
melalui website terdiri dari market statistic,
dan query data yang diberikan secara gra­
tis. Informasi yang sifatnya berbayar akan
dibebankan kepada customer me­reka,
contohnya data yang bersifat confidential.
Sedangkan Japan Securities Depository
Center (JASDEC), menjelaskan bagaimana
penyampaian Corporate Acti­on Information ke Issuer.
Berbeda dengan Central Depository
Company of Pakistan Limited yang mem­
berikan informasi kepada investor mela­
lui SMS atau dengan Toll Free Number.
Informasi lainnya berbentuk e-Statement
ber­­­isikan account balance yang akan di­
kirimkan melalui email, e-Alert untuk
mem­berikan informasi ter-update secara
real time serta website.
Ditambahkan oleh perwakilan dari
KSD bahwa penyediaan informasi ini di­
gunakan agar para investor dapat me­la­
kukan investasi yang tepat, yang dapat
dilihat melalui SAFE +, Form of Database,
Securities Information Portal-SEIBro.
Seminar pada hari kedua, diawali de­
ngan pembahasan mengenai Comparison of Risk Management Measures against
Fail-to deliver/Participant default. Nguyen
Minh Thanh dari VSD membahas menge­
nai kriteria keanggotaan serta sanksi atas
anggotanya jika terjadi pelanggaran serta
prosedur jika terjadi gagal serah Efek
maupun dana. Pada sesi kedua, pembahasan me­ma­
suki sesi yang cukup menarik ketika pa­ra
delegasi memaparkan me­nge­nai perkem­
bangan penyebaran in­formasi ke­pada
investor melalui penggunaaan teknologi
mobile. Naryan Venkat delegasi dari NSDL,
India, memaparkan tentang penggunaan
Short Massages Service (SMS) alert agar
investor dapat mengetahui segala aktivi­
tas yang terjadi di account-nya, termasuk
aktivitas yang mencurigakan, sekaligus
se­bagai mekanisme mitigasi risiko. Me­
nariknya, fasilitas SMS ini diberikan secara
gratis untuk semua investor yang dikirim­
kan mulai jam 8 pagi. Penerapan teknologi
SMS ini merupakan fasilitas yang paling
sesu­ai diaplikasikan di India karena luas­
nya wilayah India serta belum terjangkau­
nya internet ke semua investor di India.
Sementara Naveed Uddin dari Pakis­
tan menjelaskan fasilitas SMS yang dise­
diakan sejak tahun 2008, yang dapat
memberikan informasi kepada investor
Edisi 03, 2013
Undian Berhadiah
Kartu AKSes Grand Prize
Fokuss
4
“Pada kesempatan ini
KSEI mempresentasikan
mengenai penyebaran
dan keterbukaan
informasi kepada
nasabah melalui
Fasilitas AKSes.”
tentang transaksi jual beli, aksi korporasi
serta informasi umum lainnya. Namun di­
karenakan fasilitas SMS di Pakistan tidak
gratis seperti di India, Pakistan masih
memiliki beberapa kendala yang dihada­
pi misalnya cukup banyak investor yang
tidak mau dikenai biaya bulanan. Ken­
dala lain yang dihadapi adalah pemilihan
informasi yang akan dikirimkan melalui
SMS berdasarkan pentingnya informasi
tersebut, jumlah karakter SMS yang ter­
batas serta masih kurangnya edukasi dan
kesadaran investor itu sendiri. Kini regula­
tor di Pakistan mewajibkan semua pemi­
lik account untuk memberikan email dan
nomor telepon selulernya untuk mendu­
kung penggunaan fasilitas SMS service.
Lain halnya dengan Hongkong Securities Clearing Company Limited (HKSCC),
yang menawarkan jaringan fasilitas mobile tidak hanya melalui SMS, tetapi juga
melalui telepon dan jaringan internet.
Sistem telepon yang digunakan merupa­
kan sistem interaktif respon suara (Interactive Voice Response System) yang dapat
berinteraksi dengan investor melalui keypad telepon. Sedangkan layanan melalui
internet dapat digunakan dengan meng­
akses situs web yang disediakan, tetapi
untuk melakukan hal ini tetap membu­
tuhkan phone ID dan password. Seper­ti In­
dia dan Pakistan, Hongkong juga menye­
diakan layanan SMS service oleh HKSCC,
informasi yang diberikan kepada investor
berupa data instruksi settlement investor
dan berbagai event corporate action. Fa­
silitas SMS dari HKSCC sudah lebih maju
dibandingkan dengan India dan Pakistan
karena fasilitas yang disediakan dalam
beberapa bahasa. Di akhir sesi acara di­
ulas secara singkat me­ngenai perkem­
bangan tugas hukum (legal task force) di
tahun 2013 yang memprioritaskan me­
ngenai perjanjian transfer jaminan dalam
pasar saham.
Dari paparan dan presentasi yang di­
sampaikan oleh masing-masing delegasi
secara umum dapat dikatakan bahwa
saat ini industri pasar modal khususnya di
negara Asia Pasifik telah sampai pada era
keterbukaan penyebaran informasi.
Seminar diakhiri dengan jamuan farewell dinner dan ditutup dengan penyam­
paian kesan dari peserta seminar. Secara
keseluruhan seminar berjalan dengan
sangat baik, peserta juga dapat me­
nikmati pemandangan indah kota Hang­
zhou dengan icon-nya yang terkenal West
Lake. l
[Tim Delegasi]
Seminar Emiten 2013:
Pengungkapan Laporan Keuangan
dan Penanganan Perkara Pajak
surat permohonan pencabut­an secara ter­
tulis dalam bahasa Indonesia disertai ala­
san pencabutan yang ditandatangani oleh
waji­b pajak. Apabila surat pencabut­an ti­
dak ditandatangani oleh wajib pajak, ma­ka
harus melampirkan surat kuasa khusus, ke
Kantor Pela­yanan Pajak terdaftar dengan
tembusan kepada Direktorat Jendral Pajak
(Dirjen Pajak) dan Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jendral Pajak selaku atasan Ke­
pala KPP.
Surat Keputusan (SK) keberatan akan
diproses dalam waktu 12 bulan dari tang­
gal diterimanya surat keberatan. Penerbit­
an SK keberatan didasarkan atas laporan
penelitian keberatan. Apabila Dirjen Pajak
tidak memberi keputusan dalam jangka
waktu 12 bulan, maka keberatan yang di­
ajukan wajib pajak dianggap dikabulkan.
Pada sesi kedua, dibahas tentang La­
por­an Keuangan Berdasarkan Peraturan
Bapepam-LK No. VIII.G.7 yang disampaikan
Djustini Septiana, Komite Eksekutif Pasar
Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), de­
ngan moderator Gusrinaldi Akhyar, Kepala
Divisi Jasa Kustodian Sentral KSEI dan Susi
Elita Bangun, Kepala Unit Akuntansi dan
Perpajakan KSEI. Dalam sesi ini dijelaskan
mengenai Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang diadopsi dari Per­
aturan Bapepam-LK No.VIII.G.7 yang efek­
tif pada tahun 2011 terdapat 17 PSAK. Se­
dangkan tahun 2012 berjumlah 18 PSAK.
Dari beberapa PSAK, yang berpe­
ngaruh signifikan terhadap Peraturan Ba­
[AM. Anggita Maharani]
“Kegiatan Seminar Emiten
diselenggarakan sebagai
wujud apresiasi terhadap
Emiten yang telah
mencatatkan Efeknya
di KSEI.”
5
Fokuss
P
T Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) mengangkat tema “Penya­
jian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten & Penanganan Perkara
Perpajakan Melalui Proses Keberatan” un­
tuk Se­minar Emiten pada tanggal 14 Mei
lalu di Hotel Mulia, Jakarta. Kegiatan rutin
ini diselenggarakan sebagai wujud apre­
siasi KSEI terhadap Emiten yang telah
mencatatkan Efeknya di KSEI. Acara di­
awali dengan pemberian keynote speech
oleh Sulistyo Budi, Direktur KSEI.
Usai pemaparan oleh keynote spea­­
ker, dihadirkan dua narasumber yaitu Ach­
mad Hartono dan Imam Nashirudin dari
Direktorat Jenderal Pajak yang membahas
Penanganan Perkara Perpajakan melalui
proses Keberatan sesuai Peraturan Menteri
Keuangan nomor 9/PMK.03/2013. Didam­
pingi mode­rator Indra Gunawan, Kepala
Unit Satuan Pemeriksaan dan Pengelolaan
Re­kening KSEI, para pembicara menyam­
paikan empat tata cara Penanganan Per­
kara Perpa­jakan Melalui Proses Keberatan
yang terdiri dari: Peng­ajuan Keberatan,
Pencabutan Pengajuan Keberatan, Penye­
lesaian Kebe­ratan, Sanksi Administrasi dan
Ketentuan Lain-Lain.
Para narasumber menjelaskan ada­
nya perbedaan dalam syarat pengajuan
keberatan antara tahun 2007 dan sebe­
lumnya, dengan syarat yang berlaku pada
tahun 2008 dan sesudahnya. Selanjutnya,
dalam melakukan pencabutan pengajuan
keberatan, wajib pajak harus membuat
pepam-LK No. VIII.G.7 sebanyak 29 PSAK.
Sementara PSAK yang tidak diadopsi dari
Peraturan Bapepam-LK No.VIII.G.7 antara
lain; PSAK 62 (Kontrak Asuransi), PSAK 64
(Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mi­
neral), PSAK 33 (Kontrak Konstruksi), dan
PSAK 18 (Akuntansi dan Pelaporan Pro­
gram Manfaat Purnakarya).
Informasi yang wajib disajikan pada
setiap halaman laporan keuangan terdiri
dari: Nama Emiten/perusahaan publik,
Cakupan laporan keuangan (konsolidasi/
entitas tunggal), Tanggal akhir periode/
periode yang dicakup, Mata uang penya­
jian, dan Satuan angka penyajian. Infor­
masi ukuran dan sifat, kelalaian mencan­
tumkan atau kesalahan dalam mencatat
pos-pos laporan keuangan baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna laporan keuangan. Penyajian
laporan keuangan dapat dilakukan secara
komparatif atau tersendiri.
Melalui penyelenggaraan Seminar
Emi­ten yang rutin diselenggarakan ini,
di­ha­rapkan dapat memberikan manfaat
ba­gi peserta dan pengembangan industri
pasar modal khususnya, serta dapat me­
ningkatkan hubungan baik antara KSEI de­
ngan para Emiten. l
Edisi 03, 2013
Penanganan perkara perpajakan dan penyajian serta pengungkapan laporan
keuangan Emiten menjadi topik bahasan seminar Emiten kali ini.
Wajah Baru Direksi KSEI
Edisi 03, 2013
Berdasarkan suara bulat para pemegang saham KSEI
di RUPST 2013, Heri Sunaryadi resmi menjabat sebagai
Direktur Utama KSEI periode 2013 - 2016. Sedangkan
Sulistyo Budi dan Margeret M. Tang kembali menjabat
sebagai Direktur.
Fokuss
6
Direksi dan Komisaris KSEI dari kiri ke kanan: Margeret M. Tang (Direktur), Sulistyo Budi (Direktur), Heri
Sunaryadi (Direktur Utama), Erry Firmansyah (Komisaris Utama), Rudy Tandjung (Komisaris) dan Wiwit
Gusnawan (Komisaris).
S
uasana Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) PT Kustodian Sen­
tral Efek Indonesia (KSEI) yang di­
gelar 4 Juni 2013 lalu berlangsung
lancar dan tertib. Salah satu keputusan
strategis yang diambil para pemegang sa­
ham yang hadir adalah penentuan jajaran
Direksi KSEI periode 2013 - 2016.
“Berbagai pengalaman
dan latar belakang yang
dimiliki jajaran Direksi baru
KSEI diharapkan dapat
meneruskan program yang
telah dicanangkan
sebelumnya.”
Acara yang diadakan di The Dhar­
mawangsa Hotel ini dihadiri 5.190 jum­lah
saham yang memiliki hak suara atau 86,5%
dari total pemegang saham perseroan
yang memiliki hak suara. Ha­sil­­nya, Heri
Sunaryadi terpilih sebagai Di­rektur Utama
KSEI menggantikan po­­sisi Ananta Wiyogo.
Sementara itu, dua jabatan Direktur ma­
sih diduduki Sulistyo Budi (Direktur I)
dan Margeret M. Tang (Direktur II). Tiga
figur yang sudah mengetahui seluk beluk
dunia pasar modal Indonesia ini, akan
memegang komando KSEI untuk tiga
tahun ke depan.
Heri Sunaryadi merupakan sosok
yang tidak asing di KSEI karena sebe­
lumnya beliau pernah menjabat sebagai
Komisaris pada periode 2009 - 2012.
Berbagai pe­ngalaman juga telah dimiliki
Heri di dunia pasar modal Indonesia.
Mantan karyawan PT Astra Internasional
ini sudah menggeluti bidang pasar modal
selama 15 tahun.
Heri terjun ke bidang pasar modal
pada tahun 1997 ketika bekerja pada
PT Astra Securities. Dua tahun kemudian
dia hijrah ke PT Bahana Securities dan
menduduki beberapa posisi penting. Pria
kelahiran Jember, 26 Juni 1965 tersebut
kemudian menjabat sebagai Direktur
Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indo­
nesia sejak 2009. Kehadiran Heri Sunar­
yadi diharapkan dapat meningkatkan
kinerja KSEI sebagai Lembaga Pe­nyim­
panan dan Penyelesaian di pasar modal
Indonesia.
Posisi Direktur I kembali dipercayakan
kepada Sulistyo Budi. Pria kelahiran
Yogyakarta, 30 Agustus 1965 ini meraih
gelar Magister Ilmu Komputer (Teknologi
Informasi) dari Universitas Indonesia pada
tahun 1999, setelah sebelumnya meraih
gelar sarjana dari Institut Teknologi Ban­
dung Jurusan Teknik Elektro tahun 1990.
Pria yang akrab disapa Sulis ini telah
meniti karier di KSEI sebagai Kepala Di­
visi Teknologi Informasi (2000 - 2010) dan
menjalankan amanah sebagai Komisa­
ris PT Penilai Harga Efek Indonesia yang
menjalankan usaha di bidang penge­
lolaan dan penyediaan data Efek serta
usaha di bidang penilai harga Efek.
Sepertinya halnya Sulistyo Budi yang
kembali menjabat sebagai Direktur I,
Margeret M. Tang pun kembali dipercaya
untuk menduduki posisi Direktur II. Wa­
ni­ta yang ramah dan murah senyum ini
merupakan lulusan Bachelor of Science
Jurusan Matematika University of
Ore­­­­­gon, USA (1984). Sebelum di KSEI,
wanita kelahiran Jakarta, 27 Juni 1960
ini adalah Direktur Securities Country
Manager Citibank N.A - Indonesia yang
dijabat sejak Oktober 2005. Pe­­ngalaman
di bidang pasar modal dan per­bankan
akan sangat mendukung amanah yang
diberikan Pemegang Saham KSEI.
Dengan berbagai pengalaman dan
latar belakang yang dimiliki jajaran Di­
reksi KSEI baru ini diharapkan dapat me­
neruskan program-program KSEI yang
telah dicanangkan sebelumnya. Pengem­
bangan layanan jasa dan teknologi secara
berkesinambungan masih menjadi fokus
utama yang akan dijalankan. Selain itu,
program sosialisasi Fasilitas AKSes juga
akan terus berlanjut. Direksi baru yang
sarat dengan pengalaman ini diharapkan
semakin memperkuat posisi KSEI di indus­
tri pasar modal dan memberikan layanan
jasa dan produk yang terbaik serta dapat
menjaga amanat yang diberikan. l
[Redaksi]
Berbagi Pengetahuan dari
Negeri Gajah Putih
Proses perdagangan dan penyelesai­
an yang dijalankan oleh SET tidak terlalu
berbeda dengan yang telah diterapkan di
Indonesia. Pihak pembeli dan penjual (na­
sabah, Perusahaan Efek maupun Anggota
Kliring) akan melakukan transaksi Efek
melalui Bursa (Stock Exhange) dan proses
penyelesaian transaksi melalui TCH seba­
gai Clearing House. Namun, penyelesaian­
nya masih dilakukan di level Perusahaan
Efek melalui mekanisme Novasi (pemba­
ruan utang). Waktu penyelesaian trans­
aksi Bursa atas Efek bersifat Ekuitas saat
ini membutuhkan waktu tiga hari setelah
tanggal perdagangan (T+3). Sedangkan
transaksi surat utang dilakukan pada T+2
dan trans­aksi Derivatif dilakukan penyele­
saiannya pada T+1.
Sedangkan fungsi Kustodian Sentral
di Thailand dilakukan oleh TSD yang men­
catatkan Efek dari total 601 Perseroan. Pe­
makai jasa TSD terdiri dari Perusahaan Efek
(37 perusahaan) dan Bank (35 perusahaan)
dengan jenis rekening berupa rekening
portofolio dan rekening nasabah (dalam
bentuk omnibus).
Bank dan Perusahaan Efek akan men­
catatkan nama dan aset nasabahnya pada
database masing-masing. Bank dan Pe­
rusahaan Efek akan memberikan rincian
nasabahnya dan posisi sahamnya kepada
TSD untuk dilakukan perhitungan hak atas
Corporate Action.
Secara umum, fungsi utama TSD me­
liputi Securities Deposit, Securities Withdrawal, Securities Transfer dan Corporate
Action. Layanan tambahan yang mereka
sampaikan kepada pihak Partisipan adalah
melakukan create issuer account, create
atau redemption ETF, Securities Lending &
Borrowing serta Create ISIN Code.
Selain memberikan pemaparan, nara­
sumber Thailand dan delegasi dari Indo­
nesia juga berbagi informasi dan melaku­
kan pembahasan untuk kemajuan negara
masing-masing. KSEI juga mengundang
SET dan pelaku pasar modal Thailand lain­
nya untuk berkunjung ke Indonesia agar
pertukaran informasi dapat terus terjalin
dan berjalan dengan baik. l
[Gusrinaldi Akhyar & Fitriyah]
“Berbeda dengan Indonesia,
fungsi Kliring dan Kustodian
Sentral di pasar modal
Thailand telah bernaung di
bawah Bursa Efeknya.”
7
Fokuss
D
alam rangka meningkatkan hu­
bungan kerja sama dengan
sesama pelaku pasar modal dari
negara lain, PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) bersama Asosiasi Bank
Kustodian Indonesia (ABKI) mengadakan
kunjungan ke pelaku pasar modal Thai­
land pada tanggal 23 Mei 2013. Berbagai
pengetahuan baru seputar pasar modal
Thailand diberikan oleh Stock Exchange of
Thailand (SET), Thailand Clearing House Co.
Ltd (TCH), Thailand Securities Depository Co.
Ltd (TSD), serta Asosiasi Bank Kustodian
Thailand (Thailand Custody Club).
Narasumber dari SET memberikan
pemaparan mengenai fungsi dan insti­­tusi
yang terlibat pada proses perdagangan
Efek di Bursa Thailand. Berbeda dengan
Indonesia, fungsi Kliring dan Kustodian
Sentral di pasar modal Thailand telah
bernaung di bawah SET. Perkembangan
pasar modal di Thailand sebenarnya telah
berlangsung sejak tahun 1975, namun SET
baru memperoleh izin operasional sampai
dengan tahun 2012.
SET juga menjelaskan mengenai Efek
yang dapat ditansaksikan di Bursa, berupa
Efek bersifat Ekuitas dan Derivatif yang
cukup banyak jenisnya, yaitu: Stock Index
Futures, Single Stock Futures, Gold/Silver
futures, Derivative Warrant, Interest rate Future, Oil Future, Currency Future, Sector Index
Future. Terdapat juga Fixed Incomes berupa
Government Bond dan Corporate Bond.
Edisi 03, 2013
Pertukaran informasi dengan bursa negara tetangga terus diupayakan. Belum
lama ini delegasi KSEI dan ABKI mengunjungi Bursa Thailand. Kegiatan seperti ini
diharapkan membantu proses penguatan bursa masing-masing negara.
aktivitas
Pisah Sambut Direksi KSEI
Selepas terpilihnya Direksi Baru melalui Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan 2013, pada tanggal 4 Juni
2013, KSEI menyelenggarakan acara Pisah Sambut Di­
reksi periode 2013 - 2016 di XXI Lounge, Jakarta. Dihadiri
oleh seluruh karyawan dan Komisaris KSEI, Heri Sunaryadi
selaku Direktur Utama KSEI menyatakan kegembiraan
dan kesiapannya mengemban tugas sebagai pemimpin
baru KSEI. Sementara itu, Ananta Wiyogo yang sebe­
lumnya menjabat sebagai Direktur Utama KSEI sangat
berterimakasih atas dukungan seluruh karyawan KSEI se­
lama masa jabatan yang diembannya. Ananta berha­rap,
dengan kepemimpinan baru, KSEI tetap bisa memberi­
kan layanan di pasar modal Indonesia secara maksimal.
Acara ditutup dengan ramah tamah dan acara makan
malam bersama. l
Penandatanganan Perjanjian KSEI - BSM
Sosialisasi Kebijakan SMKI
Edisi 03, 2013
Dalam rangka mendukung implementasi ISO 27001
(International Information Security Standard), pada tanggal
26 Juni 2013 KSEI mengadakan Workshop Kesepahaman
Implementasi Kebijakan Sistem Manajemen Keamanan
Informasi dan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi
kepada Kepala Divisi dan Kepala Unit. Adapun tujuan
Workshop ini adalah untuk menyusun target butir-butir
implementasi Kebijakan Sistem Manajemen Keamanan
Informasi dan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi di
KSEI. Sedangkan sosialisasi Kebijakan Sistem Mana­je­men
Keamanan Informasi dan Kebijakan Tata Kelola Teknologi
Informasi kepada seluruh karyawan KSEI telah dilaksanakan
pada tanggal 9 Februari 2013. l
Fokuss
8
KSEI melakukan penandatanganan perjanjian Administrasi Pe­mi­
sahan RDN Syariah dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) pada
tanggal 18 Juni 2013. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur
Utama KSEI Heri Sunaryadi dan Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi.
Turut hadir menyaksikan penandatanganan perjanjian tersebut,
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, M. Noor Rachman,
Direksi BEI, Direksi KPEI, Dewan Syariah Nasional, Dewan Pengawas
Syariah, Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia, Asosiasi Bank Kustodian
Indonesia dan Masyarakat Ekonomi Syariah. Penandatanganan
tersebut menjadikan BSM resmi sebagai bank yang dapat memberikan
layanan jasa administrasi RDN yang juga melengkapi implementasi
RDN yang telah dilaksanakan KSEI sejak 1 Februari 2012. l
statistik
������������������������������������������������������������������
����������������������������
Total Distribusi Corporate Action
(Periode Januari - Mei 2013)
Januari - Mei 2013
Dana
Rp (triliun)
USD (juta)
8,95
2,26
Debt (Bunga/Pokok)
22,97
7,97
Total Dana
31,92
10,23
Equity (Dividen/Exercise)
Efek
(Jumlah Unit/Efek)
Saham
13.909.944.911
Waran
2.816.750.610
HMETD
18.699.060.408
���
�������
���
�������
���
�������
���
�������
���
�������
�������
����������������������������������
����������������������������
�����������������������������������������������
����������������������������
����������������������
�������
��������
��������
�������
��������
�������
�������
��������
�������
��������
�������
���
���
���
���
���
�������
���
���
���
���
���
Download