peningkatan hasil belajar ips siswa pada pokok

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA PADA
POKOK BAHASAN MENERIMA KERAGAMAN
SUKU BANGSA DAN BUDAYA MELALUI METODE
ROLE PLAYING DI SD NU WANASARI KABUPATEN
INDRAMAYU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMAD FAQIHUDIN IKHFA
NIM. 809018300786
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1435 H/ 2014 M
ABSTRAK
Muhamad Faqihudin Ikhfa (2014), Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Pokok Bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya melalui
metode Role Playing di SD NU Wanasari Indramayu. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatulah Jakarta, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Januari 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar
IPS siswa pada pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya
melalui metode Role Playing (Bermain Peran) di SD NU Wanasari Kabupaten
Indramayu. Sebuah Sekolah Dasar swasta yang berdiri dibawah naungan yayasan
pondok pesantren. Artinya, Sekolah ini sangat berpotensi memiliki siswa yang
multikultural mengingat sebagian besar dari siswanya adalah santri yang datang
dari berbagai penjuru negeri.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dan kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi pembelajaran IPS
menggunakan metode bermain peran, lembar pengamatan harian siswa dan guru,
hasil wawancara terhadap guru dan siswa. Sedangkan data kuantitatif berupa nilai
tes hasil belajar siswa pada pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan
budaya melalui metode Role Playing (Bermain Peran). Seluruh data yang
diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kualitatif deskriptif dengan sumber
data dalam penelitian ini adalah siswa, guru IPS SD NU Wanasari (kolaborator),
dokumen KTSP sekolah dan peneliti.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada pokok
bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya dengan menggunakan
metode Role Playing di SD NU Wanasari Indramayu meningkat. Pada saat pree
test nilai rata-rata sebesar 52,6, sedangkan pada saat post test nilai rata-rata siswa
79,77, hal ini meningkat sebanyak 27.17 poin. Demikian pula pada siklus I ratarata diperoleh 63,5, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 70,61, hal
ini meningkat sebanyak 7,11 poin.
Pada pree test nilai minimal siswa 38 dan pada post test nilai minimal 60,
hal ini mengalami peningkatan sebanyak 22 poin. Demikian pula pada siklus I
nilai minimum yang diperoleh 50, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai
minimum 60, hal ini meningkat 10 poin.
Hasil belajar di atas membuktikan bahwa hasil penelitian pembelajaran IPS
pada pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya dengan
menggunakan tehnik bermain peran berpengaruh besar pada hasil belajar IPS
siswa. Oleh karena itu salah satu tehnik bermain peran dalam mengajar mampu
merangsang siswa lebih termotivasi, mudah danmenyenangkan dalam proses
pembelajaran. Dengan kata lain terbukti dengan penggunaan metode bermain
peran (Role Playing) mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada pokok
bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya.
Kata Kunci: Peningkatan, hasil belajar IPS siswa, keragaman suku bangsa dan
budaya, Role Playing (Bermain Peran).
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim.
Puji syukur yang tak terukur, puji kasih yang tak berpamrih senantiasa
penulis panjatkan kehadirat pemilik cosmo sejati, pemegang remot rotasi bumi
dan semesta galaksi; Allah SWT Ilahi Robi. Karena sungguh berkat hidayah,
ma’unah serta ‘inayah-Nya penulis mampu mengkatamkan skripsi ini. Tak luput
penulispun haturkan shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan
kehadirat Baginda Nabi Muhamad SAW sang Reformis sejati serta ikon uswatun
hasanah yang tak terganti. Berkat suri tauladan akhlak al-karimahnya kita semua
mampu berakhlak (berkarakter) baik. Termasuk mampu berikap toleran terhadap
segala pluralitas.
Kehadiran skripsi yang sangat sederhana ini mudah-mudahan menjadi
salah satu barometer bagi para guru, siswa dan masyarakat pada umumnya agar
senantiasa mampu menerima dan menghargai pluralitas (keragaman) suku bangsa
dan budaya di Indonesia mengingat kuantitas suku bangsa dan budaya di
Nusantara yang sangat berlimpah dan variatif.
Mempergunakan ganja merupakan sebuah budaya dan kearifan lokal yang
dilakukan oleh suku Aceh sejak dahulu kala bahkan sebelum lahirnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Mereka mengonsumsinya dengan berbagai cara
baik sebagai rempah-rempah pada bumbu masak, dijadikan adonan pada aneka
kue, diminum, dihisap, bahkan mereka senantiasa mempergunakannya sebagai
obat yang sangat mujarab dalam membunuh berbagai macam penyakit kronis.
Seiring bergulirnya waktu dengan segala kemunafikan dan arogansi
manusia, Value (nilai) dari budaya tersebut sedikit demi sedikit bergeser dalam
paradigma dan mindset manusia dikarenakan konspirasi dan propaganda politik
kapitalis yang dilakukan oleh USA pada awal abad ke-20 dalam menyudutkan
ganja. Alhasil, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) mengilegalkannya pada 1961.
Indonesia yang pada masa itu dipimpin oleh Soeharto sebagai anggota
aktif PBB telah meratifikasi kebijakan global tersebut dan turut serta
v
mengilegalkannya tanpa mempertimbangkan nasib penggunanya mengingat
bahwa mengganja adalah salah satu budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia.
Terlepas dari sebuah eksistensi akan pluralitas adat istiadat, ke’arifan lokal
dan budaya tersebut sesuai atau tidak sesuai dalam rasionalitas, halal atau haram
dalam perspektif agama, bahkan legal ataupun ilegal dalam perspektif hukum,
karena sejatinya sebuah budaya lahir dan berasal dari akal manusia. Akal manusia
yang diberikan oleh Tuhan YME mampu membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Maka sebagai warga Negara yang arif dan bijaksana sudah
seyogyanya kita mampu menerima dan menghargai pluralitas tersebut demi
menjaga kokohnya persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Selanjutnya, penulis takan khilaf mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah terkait baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan skripsi ini. Karenaitu, bingkisan untaian terimakasih patut
penulis persembahkan kepada:
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Nurlena Rifa’I, M.A Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Fauzan, M.A, Kepala Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah yang telah merelakan kesediaan waktunya untuk menyidang
penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.
4. Dra. Djunaidatul Munawwarah, M.A, Dosen pembimbing skripsi yang
tiada henti senantiasa mencurahkan segala pemikiran, arahan, argumen,
ilmu dan motivasi terhadap penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibunda tersayang; Hj. Juminah yang berkat isak tangis dalam setiap
untaian mutiara doanya penulis merasakan semangat yang sangat hangat
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Ayahanda tercinta; HM. Ikhwan Mus’id, S. Ag. Berkat dukungan moral,
spiritual, dan kapital yang senantiasa beliau salurkan kepada penulis demi
tuntasnya penyusunan Skripsi ini.
v
7. Kakanda (Farihatul Ummah S.Pd) dan adinda (Muhamad Fahmi Ikhfa)
tersayang yang senantiasa memberikan motivasi, arahan, dan inspirasi
kepada penulis untuk menggoreskan tinta-tinta penelitiannya.
8. Sahabat-sahabat
seperjuangan jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Dual Mode System (Abdul Azis, Ja’far Sodiq, Marwiyah, Heru
Dores, Nani Fitriyani, Dawud dan keluarga besar PGMI DMS Kelas S &
TPG-B) atas doa dan suportnya kepada penulis sehingga memotivasi
penulis agar segera menyelesaikan studi dan skripsi ini sesuai target.
9. Kanda Indrawan Syamsul Ma’arif yang telah memberikan info beasiswa
Departemen Agama Republik Indonesia program profesionalisasi guru MI
(PGMI DMS) periode 2010 s/d 2013 sehingga penulis mampu menimba
ilmu di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tercinta.
10. Indrawan dan indrawati Keluarga Besar Persatuan Mahasiswa Indramayu
(PERMAI AYU) DKI JKT yang telah bersedia bertukar fikiran dalam
forum diskusi terkait manfaat ganja, sejarah, politik dan budaya
penggunaannya.
11. Seluruh sugawan dan sugawati Keluarga Besar Keluarga Mahasiswa
Sunan Gunung Djati (KMSGD) JABODETABEK.
12. Keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia baik tingkat
cabang, komisariat maupun rayon di seluruh penjuru negeri. Wa bi alkhusus kepada sahabat Ahmad Fatah Yasin yang telah setia membantu
penulis baik dalam sharing ilmu pengetahuan maupun pengalaman.
13. Keluarga besar lingkar ganja nusantara (LGN), diantaranya; Dhira
Narayana, S. Psi, Peter Dantovsky, Irfan Hardiansyah, Dr.Inang Winarso,
Agus dan seluruh legalizer se-nusantara yang berkat ilmu, data, testimoni,
analisa, fakta, sejarah dan budaya pemanfaatan ganja yang penulis
dapatkan lewat diskusi dan sarasehan baik kasat mata maupun dunia maya.
Semoga apa yang telah diberikan selama ini kepada penulis segera
diganjar oleh Tuhan YME berupa termanifestasinya cita-cita agung LGN.
Amiin Yaa Mujiiba Al-saailiin.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ...................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG ............................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...........................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....,,,...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori ............................................................................................. 11
1. Hasil Belajar IPS
a. Hasil Belajar …………………………………………………..... 8
b. Hasil Belajar IPS …………………………………………….… 9
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS ………... 10
d. Macam-macam Hasil Belajar IPS …………………………….. 15
e. Instrumen Penilaian Hasil Belajar IPS ………………………... 17
f. Tujuan Pembelajaran IPS ……………………………………... 18
g. Karakteristik Pembelajaran IPS ………………………………. 19
h. Ruang Lingkup Pelajaran IPS di SD ………………………….. 20
i.
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Sebagai Materi Pada
vi
Mata Pelajaran IPS di SD ……...……………………………… 20
j.
Metode-metode dalam Pembelajaran IPS …………………….. 23
2. Metode Role Playing ………………………………………………. 24
a. Pengertian Role Playing ………………………………………. 24
b. Tujuan Penggunaan Metode Role Playing ……………………. 25
c. Penggunaan Metode Role Playing ……………..……………... 26
d. Kelebihan Metode Role Playing ……………………………… 26
e. Kekurangan Metode Role Playing ………………………………... 28
f. Langkah-langkah dan Persiapan Role Playing ………………... 29
g. Prasyarat optimalisasi pembelajaran Role Playing …………… 31
B. Penelitian Yang Relevan ……………………………………………….. 32
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan ……………………………. 32
D. Hipotesis Tindakan ……………………………………………………... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian …………………………………………... 34
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian …………………... 34
C. Subjek Penelitian ……………………………………………………….. 38
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian …………………………….. 39
E. Tahapan Intervensi Tindakan …………………………………………... 39
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan …………………………… 43
G. Data dan Sumber Data …………………………………………………. 44
H. Instrumen Pengumpulan data …………………………………………... 44
I. Tehnik Pengumpulan Data ……………………………………………... 45
J. Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan …………………………………... 46
K. Analisis dan Interpretasi Data ………………………………………….. 46
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ………………………………… 48
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ………………………………………………………….. 49
1. Sejarah Singkat SD NU Wanasari ………………………………….. 49
vi
2. Visi dan Misi SD NU Wanasari ……………………………………. 50
3. Data Siswa SD NU Wanasari ………………………………………. 90
4. Penelitian Pendahuluan …………………………………………….. 52
5. Tindakan Pembelajaran Siklus I ……………………………………. 54
a. Tahap Perencanaan ……………………………………………... 55
b. Tahap Pelaksanaan ……………………………………………... 55
c. Tahap Observasi dan Analisis ………………………………….. 58
d. Tahap Refleksi …………………………………………………. 56
6. Tindakan Pembelajaran Siklus II …………………………………... 66
a. Tahap Perencanaan ……………………………………………... 66
b. Tahap Pelaksanaan ……………………………………………... 67
c. Tahap Observasi dan Analisis ………………………………….. 69
B. Analisis Data …………………………………………………………… 77
C. Pembahasan …………………………………………………………….. 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 79
B. Saran ……………………………………………………………………. 79
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel I Rancangan Siklus Penelitian Maefalinda Fatra, dkk 2010 : 27 ………... 37
Tabel II Data Subjek Penelitian ………………………………………………... 38
Tabel III Tahap Pelaksanaan Siklus I ………………………………………….. 40
Tabel IV Tahap Pelaksanaan Siklus II …………………………………………. 42
Tabel V Klasifikasi Aktivitas Guru ……………………………………………. 47
Tabel VI Data Siswa Kelas IV SD NU Wanasari Tahun Pelajaran 2012-2013 .. 50
Tabel VII Distribusi Frekuensi Pree Test …………………………………………... 53
Tabel VIII Hasil Observasi Aktifitas Guru Selama Proses Pembelajaran Siklus I
………………………………………………………………………………...... 58
Tabel IX Hasil Observasi Aktifitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
………………………………………………………………………………...... 62
Tabel X Distribusi Frekuensi Siklus I ……………………………….………... 64
Tabel XI Hasil Observasi Aktifitas Guru Selama Proses Pembelajaran Siklus II
………………………………………………………………………………...... 69
Tabel XII Hasil Observasi Aktifitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II
………………………………………………………………………………….. 74
Tabel XIII Distribusi Frekuensi Siklus II ……………………………...…….... 75
Tabel XIV Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya …………………………………………. 76
vii
UNTAIAN FAKTA DAN FATWA
“Minyak biji ganja dapat menyembuhkan gas (rih) pada telinga dan dapat
menyembuhkan penyakit saraf dan minyak biji Ganja dapat membunuh sel-sel
tumor dan mampu menghilangkan tumor bahkan yang sudah mengeras “AlAwram Al-Syifa ” ”
(Ibn Al-Baytar, seorang ‘Ulama dan ahli Botani asal Andalusia, dalam
kitabnya Al-Mi’ Li-mufradat Al-adwiya Wa Al-Agdiya, Andalusia: 1291,
Abad ke-13).
“Ganja dapat mengobati panu (Ibriya) dan makula/ plak (Hazaz), bagian tubuh
yang terkena harus dicuci dengan jus daun ganja. Ganjapun mampu merangsang
pertumbuhan rambut””
(Al-Razi, dalam kitabnya Al-Hawi Fi Al-Tibb, Haydarabad: Da’irat AlMa’arif Al-’Utmaniyya, 1968).
“Ganja dideskripsikan sebagai obat yang lezat, menyerap cairan empedu, sebuah
pembangkit selera makan, dan penggunaannya secara tidak berlebihan
memperpanjang umur, dapat menghidupkan hayalan, memperdalam pemikiran
dan mempertajam pertimbangan”
(Makhsanul Adwiya, sebuah kumpulan resep obat-obatan herbal Arab).
“Anatolian Hemp/ Al-Qinab Al-Rumi ( rebusan daun ganja) dapat membunuh
cacing, parasit, kutu dan telur-telurnya yang tinggal dan berkembang biak di
dalam lubang telinga. Minyak dari daun ganja bila diteteskan pada lubang
telinga sampai penuh dapat mengeluarkan semua benda asing dan kotoran di
dalam telinga”
(Al-Antaki, abad ke-16).
Biji ganja/ salep ganja jika dioleskan pada perut akan membunuh ascaris/ cacing
kremi/ Habb Al-Qar . Ganjapun dapat mengobati Viltigo (Al-Bahaq/ semacam
panu) & Kusta (Al-Baras).
(Al-Firuzabadi, dalam kitabnya Al-Qamus Al-Muhit, Cairo: 1952).
“Ganja mengobati berbagai macam rasa sakit yang parah, khususnya sakit
kepala & migrain, mencegah keguguran, mengurangi sakit pada rahim &
menjaga rahim agar tetap berada dalam abnomen ibunya”
(Ibn Sahl).
“Biji ganja bila dimakan dalam jumlah yang besar dapat menambah produksi air
susu Ibu dan menyembuhkan sakit Amenorrhea”
(Ibn Wafid Al-Lajmi, Dokter Andalusia Sejak abad ke-11).
“Daun dan biji ganja dapat mengobati dan mengeluarkan gas (rih) dari perut”
(Ibn Sinna, dalam kitabnya Al-Qanun Fi Al-Tibb, Bulaq: abad ke-10).
“Daun ganja dapat menyembuhkan flatus (gas/ masuk angin pada perut),
beberapa orang menggiling bijinya dan memakan ekstraknya untuk sakit pada
telinga, saya juga percaya bahwa ganja dapat dipakai juga untuk rasa sakit
yang kronis”
(Al-Biruni, dalam kitabnya Al-Saydana, Karaci: 1973).
“Daun ganja dapat dipakai untuk mengeluarkan gas dari rahim, usus dan
lambung. Jus daun ganja yang dimasukkan ke dalam hidung mampu mengobati
epilepsi”
(Al-Masi, dalam kitabnya Kamil Al-Sinna Al-Tibbiya, Bulaq: 1877).
“Ganja dapat mengurangi kekentalan cairan dalam tubuh”
(Ishaq B. Sulayman, dalam kitabnya Al-Agdiya, Frankrut Ain Main: Institute
For The History Of Arabic Islamic Science, 1986).
“Daun ganja dapat dipakai untuk menghilangkan dahak dari perut”
(Al-Mayusi, Leaves Purportedly Used To Treat “Uterine Gases” Carminative,
1877).
“Biji ganja baik untuk mengeluarkan cairan empedu dan dahak”
(Ibnu Habal, dalam kitabnya Al-Mujtarat FI AL-Tibb, Haydarabad: Da’irat
Al-Ma;arif Al-’Utmaniyya, 1362).
“Ganja berfungsi dalam melancarkan buang air kecil”
(B. Imran & Ibn Al-Baytar, 1291).
“Ganja mampu menyembuhkan sakit kepala”
(Umar Ibnu Yusuf Ibn Rasul, Dokter kerajaan pada masa Raja Al-Zahir
Baybars, Abad ke-13).
“Jus Ganja dapat dipakai untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh
radang pada bola mata”
(Al-Qazwini, dalam kitabnya ‘A-ib Al-Majluqat,1849).
“Tumbukkan dari batang dan daun Ganja dapat mengobati wasir dan daunnya
yang dicampur dengan asafetida yang berasal dari rempah-rempah untuk
meredakan gejala emosi yang meledak-ledak atau hysteria”
(Tibbnamma, The Book Of Medicine, The Manuscript Of The Institute Of
Manuscript (Baku). Code: C331/ 1894, (Mediaval Azerbaijani), 1712).
“Minyak biji Ganja dapat mengobati tumor pada rahim” (Muhamad Riza
Ahirwani, abad ke-17).
“Dalam Herbarium Amboinence yang ditulis pada tahun 1095, Rumphius
mencatat bahwa pengikut Muhamad (orang-orang Arab) menggunakan ganja
untuk mengobati asma dan penyakit kencing bernanah. Ganja diklaim bisa
mengurangi pengeluaran cairan empedu dan diare serta mengurangi tekanan dari
penyempitan pembuluh darah akibat hernia”
(Copra & Chopra, 1957).
“Ganja adalah teman bagi kaum miskin, para darwis dan orang-orang
berpengetahuan, yaitu semua yang tidak merasa dikaruniai dengan kekayaan
dunia dan kekuatan sosial”
(Penyair Turki, Hamba Allah).
“Suku Pygmies yang masih mencari makanan dengan berburu dan
mengumpulkan, mengonsumsi ganja terlebih dahulu sebelum berburu, dengan
maksud untuk menghilangkan rasa bosan ketika nanti harus menunggu mangsa
buruan”
(Suku Pygmies adalah salah satu suku di Afrika).
“Kertas pertama di dunia berbahan dasar serat batang ganja”
(Tsai Lun, Pejabat Istana Kerajaan China, 300 M).
“Rebusan akar ganja digunakan oleh suku Aceh untuk mengobati diabetes”
(Suku Aceh, adalah salah satu suku di Indonesia).
“Tidak ada dalil pengharaman ganja di dalam Al-Quran”
(MUI Aceh Barat, 2013).
“Semua Ciptaan Allah Tidak ada yang sia-sia, termasuk ganja”
(Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M. A, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011).
“Ganja adalah tanaman ciptaan Allah SWT untuk manusia, ganja adalah obat
herbal mujarab, ganja adalah bahan pokok Industri, ganja adalah media
spiritual manusia dengan Tuhannya, ganja adalah sahabat manusia,
mempergunakan ganja adalah budaya, kriminalisasi ganja dan penggunanya
adalah kejahatan sistemik USA, memperjuangkan legalisasi ganja adalah ibadah
yang tak ternilai harganya”
(Penulis, 2014).
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan
merupakan kunci dari masa manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran.
Pendidikan memiliki peranan penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan hidup satu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Kemajuan iptek dan mengglobalnya dunia informasi dan komunikasi
sebenarnya membutuhkan pribadi-pribadi yang matang dan berwatak. Pendidikan
adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai
suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Aktifitas dalam mendidik yang merupakan
suatu pekerjaan memiliki tujuan dan ada suatu yang hendak dicapai dalam
pekerjaan tersebut, maka dalam pelaksanannya berada dalam suatu proses yang
berkesinambungan di setiap jenis dan jenjang pendidikan, semua berkaitan dalam
suatu sistem pendidikan yang integral.
Pada dasarnya pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan suatu
bangsa dalam rangka mencerdaskan sumber daya manusia guna menjamin
kelangsungan hidup bangsa tersebut. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan, bukan semata-mata menjadi tanggungjawab orang
tua atau siswa itu sendiri akan tetapi menjadi tanggungjawab bangsa secara
keseluruhan.
Penyelenggaraan pendidikan dilakukan melalui proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi edukatif antara peserta didik
atau siswa dan pendidik. Siswa adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai
pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkan. Sedangkan pendidik adalah
seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan
belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
1
2
Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.
Kemampuan
pendidik
sebagai
fasilitator
belajar
mengajar
sangat
mempengaruhi perubahan sikap yang terjadi. Setiap siswa mempunyai perubahan
yang berbeda, ada yang perubahannya baik dan ada juga yang kurang baik bahkan
tidak sedikit anak yang memiliki perubahan buruk.
Di
Indonesia
arti
pendidikan
dirumuskan
dalam
Undang-Undang
Pendidikan No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS),
dinyatakan dalam bab I ketentuan umum pasal I bahwa: Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.1
Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal dalam
mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun kemajuan teknologi
yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan proses belajar mengajar. Sebab
jika ditinjau dari UU sebagaimana tersebut di atas tugas guru tidak sekedar
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana
menyiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang terampil dan siap
mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta liberalisasi yang akan
terjadi di masa nanti.
Sikap-sikap profesional itu meliputi antara lain: keinginan untuk
memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka
penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu: menjungjung tinggi
1
Anwar arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang
SISDIKNAS, (Jakarta: Departemen Agama, 2003), cet. 3, h. 37.
3
pekerjaaan; menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan keinginan
untuk melayani masyarakat. Dalam kaitan dengan ini penting juga performance
(penampilan) seorang profesional: secara fisik, inetelektual, relasi sosial,
kepribadian, nialai-nilai dan kerohanian serta mampu menjadi motivator.
Singkatnya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang profesional, produktif
dan kolaburatif demi kemanusiaan secara utuh setiap peserta didik. Sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diamanatkan oleh UndangUndang Repulik Indonesia No.20 Th.2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Untuk menarik minat siswa dalam memahami konsep-konsep yang tercakup
dalam kurikulum secara keseluruhan tidaklah mudah. Guru dituntut mampu
menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana
pembelajaran dengan baik. Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar,
merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan
mengevaluasi pengajaran.
Disadari atau tidak, praktik pembelajaran di kelas dewasa ini lebih
menekankan terhadap aspek kognitif dan psikomotorik siswa. Padahal, ada aspek
yang juga dianggap begitu penting bahkan lebih penting daripada dua aspek
tersebut dalam membentuk karakter siswa agar berkepribadian baik, baik di dalam
kelas, keluarga dan sampai pada kesempatan berikutnya hidup bermasyarakat.
Aspek tersebut adalah aspek afektif. Afektif sebagai kompetensi inti berperan
penting dalam membentuk dan membina karakter siswa.
Begitu pentingnya pendidikan karakter ini sehingga Negara mengaturnya
dalam Undang-Undang Dasar 1945 bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan
pasal 31 yang berbunyi sebagai berikut: “Negara mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang.”2
Berbicara pendidikan, sudah seharusnya mengikuti dan berpedoman kepada
kurikulum pendidikan. Boleh saja kurikulum senantiasa berubah-ubah setiap
2
Sekretariat Jenderal MPR RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, (Jakarta, Sekretariat Jenderal MPR RI 2013), h. 163 -164.
4
tahunnya, akan tetapi tidak boleh melenceng dari UU (undang-undang)
Pendidikan, dan UU Pendidikan sebagai implementasi daripada UUD (undangundang dasar) 1945 tidak dibenarkan keluar koridor ataupun melenceng daripada
UUD 1945 itu sendiri, begitupun UUD harus tetap berkiblat kepada Pancasila
sebagai falsafah negara. Artinya, praktik pembelajaran di kelas wajib
mengaplikasikan proses dan hasil belajar sesuai dengan yang diamanatkan oleh
UUD 1945 bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 31 tersebut yang
salah satu poin amanatnya adalah pendidikan karakter (akhlak mulia). Dalam hal
ini terdapat beberapa mata pelajaran yang dianggap mampu menopang pembinaan
karakter salah satunya adalah IPS.
IPS mengkaji bagaimana cara manusia bersosialisasi dengan kehidupan
sosial. lewat mata pelajaran ini siswa diharapkan mampu bertindak dan
berperilaku sesuai dengan norma sosial baik yang tertulis ataupun tidak termasuk
di dalamnya adalah diharapkan siswa mampu mengenal, memahami, menerima
dan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya.
Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dibutuhkan ketepatan dalam
pemilahan metode ajar. Artinya seorang guru harus tepat dalam memilih metode
agar materi yang diajarkan bisa sampai dan diterima oleh siswa.
Atas kesadaran akan permasalahan yang ada, dengan sedikit keberanian
berbekal ilmu pengetahuan dari para dosen budiman dan juga dosen pembimbing
skripsi yang sangat bijak maka peneliti tertarik untuk mengkaji masalah hasil
belajar IPS siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan
Budaya di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu. Dengan melihat seberapa
besar pengaruh yang dilakukan oleh guru dalam dalam menggunakan metode ajar
yang tepat terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa Pada Pokok Bahasan
Menerima Keragaman Suku Bangsa yang didapatkan siswa selama menjalani
proses belajar mengajar (PBM).
5
B.
Identifikasi Masalah
Melirik pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar IPS siswa pada
pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya melalui metode
“Role Playing”. diantaranya yaitu:
1.
Pendidikan dewasa ini masih lemah dalam membentuk karakter siswa
terutama karakter toleransi
2.
Tingkat intelegensi siswa yang yang rendah
3.
Kesehatan jasmani siswa yang kurang baik
4.
Motivasi belajar siswa yang rendah
5.
Disiplin siswa yang rendah
6.
Infrastrukstur yang belum lengkap
7.
Lingkungan keluarga yang kurang baik
8.
Tingkat pemahaman siswa terhadap keberagaman suku bangsa dan
budaya masih sangat minim
9.
C.
.
Kurang optimalnya pemilihan metode yang tepat yang dilakukan guru
Pembatasan Masalah Penelitian
Dari beragam permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas ternyata
banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan
menerima keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia baik faktor internal
maupun faktor eksternal karena keterbatasan penelitian dalam hal waktu, tenaga
dan biaya serta untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan fokus, maka
diperlukan adanya pembatasan masalah penelitian. Dengan demikian, maka
peneliti memutuskan bahwa penelitian ini dibatasi pada masalah “peningkatan
hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa
dan budaya melalui metode “Role Playing” di SD NU Wanasari Kabupaten
Indramayu”.
SK/KD yang akan dijadikan bahan ajar dalam tindakan penelitian adalah
Standar Kompetensi (SK): Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman
suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi dan Kompetensi Dasar
6
(KD): Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota,
provinsi).
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah metode Role Playing mampu meningkatkan hasil belajar IPS
siswa pada pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya
di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu?
2. Bagaimanakah hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima
keragaman suku bangsa dan budaya di SD NU Wanasari Kabupaten
Indramayu sebelum mengikuti pembelajaran dengan metode Role Playing?
3. Bagaimanakah hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima
keragaman suku bangsa dan budaya di SD NU Wanasari Kabupaten
Indramayu sesudah mengikuti pembelajaran dengan metode Role Playing?
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:
1.
Mengetahui faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat
hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima keragaman
suku bangsa dan budaya
2.
Seberapa efektif penerapan metode Role Playing (Bermain peran)
dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan
menerima keragaman suku bangsa dan budaya.
F.
Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
Pengembangan akademik pada umumnya, terutama peningkatan hasil
pembelajaran.
2.
Bagi para siswa, penelitian ini diharapkan mampu menjadikan siswa
7
Memiliki sebuah Mindset (pemahaman) yang matang tentang
mengenal, menerima, memahami dan menghargai keragaman suku
bangsa dan budaya yang dimiliki Indonesia.
3.
Bagi para Guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman
untuk menerapkan pembelajaran yang bersifat afektif.
4.
Sedangkan bagi peneliti sendiri, untuk menambah wawasan tentang
metode pembelajaran atau cara yang tepat untuk menunjang proses
pembelajaran yang bersifat afektif.
BAB II
KAJIAN TEORI, PENGAJUAN INTERVENSI TINDAKAN DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A.
Kajian Teori
1.
Hasil Belajar IPS
a. Hasil Belajar
Hasil belajar didefinisikan oleh banyak pakar pendidikan. Hasil
belajar sebagai suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses
pembelajarannya. 3
Menurut A. Tambrani Rusyan dalam bukunya pendekatan dalam
proses belajar mengajar berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil
yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar
mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru
pada suatu saat.4 Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya
merupakan akibat dari suatu proses belajar. 5
Berbeda lagi menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil
belajar adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan
memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan informasiinformasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses
penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang
diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama. 6
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli
maka intinya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang
3
Veitzal Rifai, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan
Peserta Diklat Spama Survei di DIKLATDEPKES, (Jurnal Pendidikikan dan
Kebudayaan No. 40, tahun ke-9, Jakarta: DEPDIKNAS, Januari 2003), h. 130.
4
Tabrani Rusyan, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2000), h. 65.
5
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Menagajar, (Bandung: PT. Sinar
Baru Algesindo, 2000), h. 28.
6
Dede Rosyada, Paradigma Pendidiikan Demokrasi (Jakarta: Prenada Media,
2004), h. 92.
8
9
melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam
dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu
dikatakan telah belajar.
Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar
memiliki ciri-ciri:
1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3. Perubahan bersifat positif dan aktif
4. Perubahan bukan bersifat sementara
5. Perubahan bertujuan dan terarah
6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku. 7
b. Hasil Belajar IPS
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan berbagai pendekatan mata
pelajaran IPS diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman
yang lebih luas dan mendalam dalam bidang IPS.
Kompetensi yang dikembangkan dalam mata pelajaran IPS
meliputi kemampuan pengembangan aspek
intelektualisme
serta
pengembangan keterampilan sosial yang dibutuhkan oleh siswa dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rumpun
mata pelajaran IPS adalah berupa keterampilan intelektual yang meliputi
keterampilan dasar sebagai kemampuan yang terendah, kemudian diikuti
dengan keterampilan melakukan proses, dan keterampilan tertinggi
berupa keterampilan investigasi. Keterampilan mencari, memilih,
mengolah, dan menggunakan informasi untuk memberdayakan diri serta
keterampilan bekerjasama dengan kelompok yang majemuk nampaknya
7
Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta 2003), h. 3-4.
10
merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik yang
kelak akan menjadi warga negara dewasa dan berpartisipasi aktif di era
globalisasi. Alasannya adalah, era globalisasi yang ditandai dengan
persaingan dan kerjasama yang sarat dengan kemajuan tehnologi serta
informasi di segala aspek kehidupan mempersyaratkan mereka memiliki
keterampilan-keterampilan tertentu. Kompetensi hasil belajar yang
dimaksud adalah sejumlah kemampuan yang dapat dipahami, dikuasai
dan ditunjukan oleh siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran IPS di
dalam kelas.
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar IPS merupakan
keseluruhan kemampuan yang mampu difahami, dikuasai dan ditunjukan
secara sadar dan berkesinambungan oleh siswa sebagai akibat dari proses
pembelajaran IPS di dalam kelas.
c.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS
Menurut Kartini Kartono kegiatan proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal
yang dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Internal), diantaranya
meliputi:
a) Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat
umum
untuk
memperoleh
sesuatu
kecakapan
yang
mengandung berbagai komponen
b) Bakat
Merupakan potensi atau kemampuan yang jika dikembangkan
melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata
c) Minat dan perhatian
Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat.
Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasa
cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya.
11
Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinue baik secara
sadar maupun secara tidak sadar pada objek tertentu biasanya akan
membangkitkan minat pada objek tersebut.
d) Kesehatan jasmani
Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Seseorang apabila
memiliki badan atau kondisi fisik yang sehat maka ia akan
mempunyai semangat dalam belajar. Namun sebaiknya
seseorang yang sedang dalam kondisi sakit maka akan sulit
untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar.
e) Cara belajar
Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar
yang efisien. Diantaranya yaitu: berkonsentrasi baik sebelum
belajar ataupun pada saat proses belajar mengajar (PBM)
berlangsung, mempelajari kembali materi pelajaran yang telah
diterima, membaca dengan teliti dan betul materinya, mencoba
menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi yang telah
diajarkan.8
2. Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu
lingkungan, lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan
bahawa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa
baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor
tersebut digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
a) Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan
pelajaran kesulitan bahan pelajaran,
beraratinya bahan
pengajaran, berat ringannya tugas dan suasana lingkungan
eksternal.
8
Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta:
CV.), h. 3-4.
12
b) Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih
resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil
belajar, bimbingan dalam belajar dan kondisi-kondisi intensif.
c) Faktor-faktor
individual,
mencakup
usia
kronologis,
perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas
mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani
dan motivasi. 9
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diasumsikan
oleh banyak peneliti disebabkan oleh 2 faktor yaitu internal dan
eksternal. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa); segala hal
yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi tingkat intelegensi siswa,
kesehatan jasmani, motivasi belajar siswa dan disiplin siswa. Sedangkan
faktor eksternal (yang berasal dari luar diri siswa); segala hal yang
bersumber dari luar diri siswa bisa berupa teman, guru, sarana dan
prasarana sekolah dan lingkungan keluarga.10
Intelegensi adalah salah satu hal yang berpengaruh di dalam hasil
belajar yang diperoleh siswa. Dimana biasanya individu yang meiliki
intelegensi yang tinggi dia akan memiliki hasil belajar yang baik yang
membanggakan di kelasnya, dan dengan hasil belajar yang baik yang
dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan. Intelegensi atau
tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap
keberhasilan belajar seseorang.11
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik
yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai
sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan
otak, panca indera, anggota tubuh. Kondisi fisik yang sehat dan segar
9
Abu Ahmadi, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 130-
138.
10
Indra, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dalam Jurnal
Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 10 juni tahun 2009, tersedia:http://educare.efkipunla. net. h. 1.
11
Fatkhul Muin, Intelegensi dan Emosi, Blog pada Wodpress.com diakses pada
15 februari 2013 pukul 05.00 WIB.
13
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. 12 Di dalam menjaga
kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
makan dan minum yang teratur, olah raga serta cukup tidur.
Siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik apabila ia
mempunyai motivasi (dorongan) belajar yang tinggi. Baik motivasi dari
dalam dirinya sendiri untuk terus belajar maupun dari luar yang akan
membantunya agar tetap berkeinginan untuk belajar dan berprestasi.
Tentunya hasilnya akan berbeda antara siswa yang mempunyai motivasi
tinggi dengan yang bermotivasi rendah untuk belajar. Motivasi siswa
terkadang naik dan turun, sehingga hasil yang diperolehpun naik dan
turun. Saat motivasi siswa mulai menurun, peran guru sebagai pendidik
sangat penting. Guru diharapkan dapat membangkitkan semangat siswa
untuk belajar.13
Disiplin siswa diharapkan dapat menciptakan pribadi siswa yang
bertanggungjawab. Sikap yang cakap untuk dapat memilih tindakan yang
akan dilakukan. Sehingga akhirnya akan memberikan hasil belajar yang
baik. Seperti peratuan-peraturan yang dibuat oleh setiap sekolah
mengenai kedisiplinan siswa dalam belajar. Namun peraturan yang ada
hanya dijadikan peraturan saja. Pada kenyataan masih banyak siswa yang
sering melanggar peraturan dan tata tertib yang ada. 14
Teman, adalah orang lain dari diri kita yang senantiasa tidak akan
meninggalkan kita disaat kita sangat membutuhkan pertolongan. Seorang
teman akan rela mengorbankan segalanya demi menolong seorang teman
(sahabat) nya. Memilih teman yang tepat untuk menunjang keberhasilan
prestasi akademik. Artinya, dalam hal ini jika tujuannya untuk
12
Muhamad Saufi, Upaya Meningkatkan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain
Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Blog pada Wordpress.com diakses pada
tanggal 5 maret 2013 pukul 17.00 WIB.
13
Uus Manzilatusifa, Pemberian Motivasi Guru dalam Pembelajaran, dalam
Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 6 Maret 2013, tersedia:http/educare.efkipunla.net. h.1.
14
Cucu Listinawati, Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Budi Pekerti di
Sekolah-sekolah, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 8 Maret 2013,
tersedia:http/educare.e-fkipunla.net. h.1.
14
meningkatkan prestasi akademik maka teman yang tepat untuk digauli
adalah teman yang memiliki kecerdasan pada mata pelajaran tersebut
agar bisa berdiskusi dan berbagi ilmu dengannya.
Guru, adalah orang tua kedua bagi siswa. Dimana seorang guru
harus mampu memahami berbagai masalah yang dialami siswa jika siswa
mengalami penurunan motivasi belajar. Disamping itu, Gurupun harus
mampu menrasfer ilmu-ilmu yang dimilikinya tepat kepada para siswa.
Artinya, tidak cukup seorang guru hanya mampu menguasai materi ajar
yang akan diajarkan kepada siswa. Akan tetapi seorang guru pun harus
cerdik menggunakan segala metode dan pendekatan dalam pembelajaran
agar ilmu yang akan diajarkan tepat kepada sasarannya yaitu siswa.
Sarana dan prasarana yang tersedia juga memberikan dampak
langsung terhadap hasil belajar siswa secara optimal. Setiap guru dan
siswa mengharapkan agar di sekolah tersedia infrastrukstur yang baik dan
lengkap karena dianggap mampu menimbulkan semangat dan kegairahan
siswa dalam belajar dan dapat mendukung terselenggaranya proses
belajar mengajar. Akan tetapi tidak semua sekolah dapat memenuhi
semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh guru dan siswa yang
diakibatkan karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh sekolah. 15
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan faktor
eksternal yang paling penting dan utama dalam menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya
perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan
anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.16
Sedangkan menurut Jhon M. Keller sebagaimana yang dikutip oleh
mulyono abdurrahman berpandangan bahwa belajar sangat dipengaruhi
dua macam masukan, yaitu kelompok masukan pribadi (Personal Inputs)
15
Raden Adelina Fauzie, Anggaran Pendidikan Untuk Masa Depan Bangsa
Yang Lebih Baik, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 3 Maret 2013,
tersedia: http://educare.efkipunla.net. h.1.
16
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya,
Edisi-1, tanggal 9 Maret 2013, tersedi: http://educare.e-fkipunla.net. h.1.
15
dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (Enviromental
Input)”.17
Pendapat lain yang diungkapkan Muslim dalam jurnal penelitian
bidang pendidikan menyebut faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
yaitu:
1. Strategi pembelajaran, salah satu strategi yang dapat meningkatkan
keterlibatn siswa dalam proses belajar adalah: pra pembelajaran,
penyajian informasi, peran serta siswa, evaluasi, dan tindak lanjut.
2. Gaya kognitif siswa, yaitu kebiasaan bertindak yang relatif tetap
dalam menerima, memikirkan, memecahkan masalah ataupun dalam
informasi. 18
Dari
berbagai
penjabaran
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi belajar dapat peneliti kelompokan menjadi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang timbul dari dalam diri anak didik tersebut sedangkan faktor
eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli eksternal terhadap siswa
sehingga siswa terpengaruh atau terkondisi oleh faktor eksternal tersebut.
d. Macam-Macam Hasil Belajar IPS
Hasil belajar menempatkan seorang dari tingkat abilitas yang satu
ke tingakat abilitas yang lain. Dalam sistem pendidikan nasional maupun
rumusan tujuan pndidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi 3 domain. Yakni kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
1. Domain kognitif,
Kognitif (cognitive) berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri
17
18
h. 155.
dari
6
aspek,
yakni;
Knowledge
(pengetahuan),
Mulyono Abdurrahman Psikologi Belajar, Op. Cit, h. 106.
Roestiah N. K, Masalah-masalah Keguruan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2000),
16
Comprehention
(pemahaman), application
(aplikasi), analysis
(analisis), Synthesis (sintesis), dan evaluation (evaluasi).
2. Domain Afektif,
Afektif (Affective) berhubungan dengan respon emosional yang
terdiri dari 5 aspek, yakni; Receiving (penerimaan; sikap menerima),
Resonding (jawaban atau respon), Value (menghargai, menilai),
Organization (pengorganisasian), dn Characterization (karakerisasi).
3. Domain Psikomotorik,
Psikomotorik (pshycomotoric) berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah
psikomotorik yakni; gerak reflek, gerak fundamental dasar,
kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerakan terlatih, dn
kemampuan nondiskusif. 19
Pendapat Bloom ini dikuatkan lagi oleh Akhmad Sudrajat dalam
bukunya hakikat belajar, beliau mengungkapkan bahwa hasil belajar
yang diperoleh oleh peserta didik dari proses belajar akan menciptakan
perubahan baik dalam aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap
dan nilai), dan aspek psikomotorik (keterampilan). Masalah hasil belajar
dalam pencapaian tentu tidak mudah seperti halnya membalikkan telapak
tangan. 20
Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari
kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil
belajar dari seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir,
maupun
keterampilan motorik.21
Hasil belajar akan menunjukan pengetahuan dan pengertian dalam
diri seorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa
19
Jhon W santrock, Psikologi Pendidikan, (jakatra: kencana, 2008), Ed. 2, cet 2,
h. 468-469.
20
Akhmad Sudrajat, Hakikat Belajar, Puncak Wordpress Blog Indonesia diakses
pada tanggal 12 Februari 2013 pukul 03.00 WIB.
21
Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2003), h. 102-103.
17
keterampilan dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya.
Orang yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang
mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat
menentukan arah hidupnya. 22
Bahar mengemukakan bahwa ada dua hal yang sangat penting
untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu
hasil belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap
sekolah.23
Dari beberapa macam hasil belajar diatas yang dikemukakan oleh
beberapa para ahli pendidikan, maka dapat disimpulkan esensi dari hasil
belajar yaitu perubahan peserta didik secara signifikan dari segi
pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.
Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru tidak
hanya menilai hasil usaha muridnya saja akan tetapi sekaligus juga
menilai hasil usahanya sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi
untuk dapat membantu guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu
mata pelajaran, mengetahui status siswa dalam kelas, membantu guru
dalam usaha memperbaiki metode belajar mengajar. Selain bagi seorang
guru kegunaan hasil belajar bagi seorang adminitrator adalah untuk
memberi laporan kemajuan siswa kepada orangtua siswa atau wali murid
dan memberi ikhtisar mengenai hasil usaha yang dilakukan oleh suatu
lembaga pendidikan”. 24
e. Instrument Penilian Hasil Belajar IPS
Instrumen
penilaian
hasil
belajar
merupakan
alat
untuk
mengumpulkan data yang digunakan untuk mngetahui informasi
keberhasilan belajar siswa. Setelah guru beserta siswa melakukan proses
22
Wawan Koester, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar
Siswa SLTPN di Jakarta (Bandung: Mimbar Pendidikan UPI, No. 2/XIX, 2002), h. 2.
23
Yusmidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media
Peta (Surabaya: Pelangi Pendidikan, volume 5, no. 1, 2002), h. 2.
24
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 299-302.
18
belajar mengajar, maka kemudian diadakan suatu penilian menganai
keefektifan proses tersebut.
Adapun dasar-dasar penyusunan tes hasil adalah sbb:
1. Tes hasil belajar dapat mengukur apa-apa yang telah dipelajari
dalam proeses belajar mengajar sesuai dengan tujuan intruksional
yang tercantum di dalam kurikulum yang berlaku.
2. Tes hasil belajar disusun sedemikian baik sehingga benar-benar
mewakili bahan yang harus dipelajari.
3. Pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspekaspek tingkat belajar yang diharapkan.
4. Tes hasil belajar disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes itu
sendiri.
5. Tes hasil belajar disesuaikan dengan pendekatan pengukuran yang
dianut apakah mengacu pada kelompok (norm reference/ standar
relatif) ataukah mengacu pada patokan tertentu (criterion
reference/ standar mutlak).
6. Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar.25
Dengan demikian penilian penilian hasil belajar IPS bukan hanya
sekedar untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar IPS. Namun juga penilaian hasil belajar ini digunakan
untuk mengetahui keefektifan penerapan sebuah strategi pembelajaran
IPS. Sehingga dengan penilaian tersebut dapat memperbaiki proses
belajar mengajar IPS berikutnya.
f. Tujuan Pelajaran IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
25
Wahidmurni, dkk, evaluasi pembelajaran kompetensi dan praktik,
(Yogyakarta: nuha litera, 2010), h. 29.
19
1. Mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
bekerjasama
dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
g. Karakteristik Pembelajaran IPS
Karakteristik mata pelajaran IPS adalah pada upaya untuk
mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. Warga
negara yang baik berarti yang dapat menjaga keharmonisan hubungan
diantara masyarakat sehingga terjalin persatuan dan keutuhan bangsa.
Hal ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk perasaan
yang menghargai terhadap segala perbedaaan. Baik itu perbedaan
pendapat, etnik, agama, kelompok, budaya dan sebagainya.
Bersikap terbuka dan senantiasa memberikan kesempatan yang
sama bagi setiap orang atau kelompok untuk dapat mengembangkan
dirinya. Karena dari bersikap terbuka akan membawa siswa kepada sikap
arif selanjutnya yakni toleransi, toleransi dapat diartikan sebagai sebuah
sikap yang menganggap dan mengakui adanya eksistensi hal lain yang
selain dari dalam dirinya. Dari sikap toleransi ini akan menggiring siswa
kepada sikap bijaksana berikutnya yakni pluralis. Sikap Pluralis dapat
diartikan sebagai suatu sikap yang tidak hanya mengakui eksistensi hal
lain selain dari dirinya tetapi juga mampu bekerjasama dengan hal yang
berbeda tersebut sehingga mencapai kesepakatan dalam keberagaman.
Oleh karena itu pembelajaran IPS diharuskan mampu melatih
siswa agar dapat membangun sikap yang demikian. Sehingga dapat
20
penulis simpulkan bahwa mata pelajaran IPS memiliki tanggung jawab
moral tersendiri dibandingkan mata pelajaran lainnya dalam membangun
dan melatih siswa agar berkepribadian dan berkarakter sesuai yang
diamanatkan UUD 1945.
h. Ruang Lingkup Pelajaran IPS di SD
Ruang lingkup mata pelajaran IPS ajar di tingkat SD meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
Pada jenjang Sekolah Dasar, penyajian IPS dilakukan secara
terpadu karena perspektif siswa pada usia SD lebih tendentif pada hal-hal
yang bersifat konkrit dan utuh. Barulah Pada jenjang pendidikan
berikutnya diperkenalkan cabang-cabang IPS yakni geografi, sejarah,
ekonomi, akuntansi, sosiologi, antropologi dan budaya.
Akan tetapi walaupun cabang-cabang dari IPS tersebut telah
berdiri sendiri sebagai mata pelajaran, dalam pengkajiannya tetap saja
tidak memisahkan secara ketat Antara masing-masing mata pelajaran
tersebut, ini semua dikarenakan mata pelajaran IPS merupakan integrasi
dari berbagai cabang ilmu sosial yang saling berkaitan satu dengan
lainnya karena memang IPS dirumuskan berdasarkan realitas kehidupan.
i. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Sebagai Materi Pada Mata
Pelajaran IPS SD
Mata pelajaran IPS sebagai ilmu sosial yang erat sekali
hubungannya dengan kehidupan sosial merupakan wahana untuk
mengenal, menerima dan menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah sebuah negara
kesatuan yang memiliki padat penduduk, banyak pulau, beragam suku,
21
adat istiadat bahasa daerah yang berbeda satu sama lain. Keragaman
(Pluralitas) ini sangat rentan terjadi disintegrasi jika tidak ada pondasi
yang memersatukan keragaman tersebut. Karena itu muncullah Bhineka
Tunggal Ika sebagai semboyan Negara Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika mengandung arti yang sangat dalam. Bhina
yang berarti beda, Tunggal yang berarti satu dan Ika yang berarti itu.
Jadi, Bhineka Tunggal Ika bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu.
Kalimat Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan
empu Tantular.26
Dengan lahirnya semboyan ini diharapkan mampu dijadikan
Pedoman hidup warga Negara Republik Indonesia dalam menjaga
persatuan dan kesatuan Negara. Siswa diharapkan mampu mengenal,
menerima dan memahami beragam macam ras, suku bangsa, bahasa dan
budaya yang dimiliki oleh Indonesia demi terwujudnya persatuan bangsa.
Tercapainya pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang
pentingnya persatuan dan kesatuan Negara sangat bergantung kepada
aspek pendidikan. Pendidikan dianggap berperan penting dalam
membentuk karakter bangsa. Penanaman pemahaman tentang kekayaan
bangsa yang multikulral ini harus ditanam sedini mungkin kepada siswa.
Diharapkan peserta didik mampu memahami bahwa negara ini kaya.
Kaya akan suku bangsa, bahasa daerah, kearofan lokal, adat istiadat dan
budaya.
Berangkat dari pluralitas budaya dan pengandaian pendidikan
konstruktifisme (constructivism) maka dalam pengelolaan pendidikan
harus berangkat dari suatu keyakinan bahwa setiap warga masyarakat
memiliki konstruks mengenai identitas budaya yang mereka pilih.
Dengan demikian maka pendidikan harus membuka pengakuan dan
keterbukaan bagi masyarakat untuk mengekspresikan simbol dan
lambang-lambang
26
partikularitas
budaya
mereka.
Hanley
(2004)
Redaksi Bukuné, Undang-Undang Dasar 1945 & Perubahannya, (Jakarta:
Bukuné, 2010), h. 46.
22
menegaskan, bahwa pendidikan harus memberi sumbangan dalam
menumbuhkan kesadaran akan pluralisme budaya. 27
Sebagaimana terlampir di dalam Undang-Undang Dasar 1945
tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 32 ayat 1 disebutkan bahwa
Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya. 28
Pada level sekolah dasar siswa diberi ruang untuk menciptakan
struktur pengetahuan dan konstruks tentang identitas budaya mereka
sendiri. Perspektif ini mengimplikasikan keharusan menerima keragaman
konstruk siswa, karena memang siswa sekolah datang dari berbagai latar
belakang nilai, keyakinan, kultur, etnisitas, ideologi maupun agama. Oleh
karena itu pendidikan tidak bisa dikemas dengan cara monokultural,
melainkan tetap harus menyediakan ruang bagi siswa untuk bisa
memasuki
arus
transformasi
sosial
yang
menuntut
egalitarian,
demokratisasi, dan keadilan di tengah pluralitas budaya.
Dengan
demikian
yang
mendesak
dalam
pengembangan
pendidikan multikultural adalah penyadaran akan pentingnya nilai-nilai
yang menopang budaya plural. Nilai-nilai itu harus dikembangkan
menjadi bagian dari budaya sekolah. Artinya sekolah tidak bisa hanya
dikonsep
sebagai
institusi
untuk
menguasai
pengetahuan
dan
pengembangan potensi dalam perspektif monokultur. Institusi pendidikan
juga harus menjadi arena bagi siswa yang dikembangkan atas dasar
prinsip multikultur. Dalam institusi seperti itu pendidikan menjadi sebuah
media menumbuhkan seperangkat nilai pluralisme, seperti cara
memberikan penghargaan terhadap diri sendiri secara adil. Dari cara
menghargai diri sendiri yang proporsional, akan berdampak kepada cara
bersikap dan menghargai orang lain secara adil pula. Lebih jauh akan
27
Zainuddin Maliki, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2008), h. 252.
28
Sekretariat Jenderal MPR RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, (Jakarta, Sekretariat Jenderal MPR RI 2013), h. 164.
23
tumbuh kemudian sikap menghormati dan peduli atas hak-hak orang lain
yang memiliki berbagai perbedaan, baik dalam berpendapat, temperamen
maupun latar belakang.
Kendati demikian, di samping menumbuhkan kesadaran akan
perbedaan, penting pula untuk ditumbuhkan nilai-nilai (equality). Dengan
pandangan kesederajatan ini, dikembangkan pemahaman bahwa setiap
siswa memiliki hak-hak dasar (basic right) yang sama, tanpa
membedakan perbedaan ras, gender, usia, kapabilitas, keyakinan
keagamaan, afiliasi politik, kewarganegaraan, wilayah dan latar belakang
mereka. Pengakuan hak-hak dasar yang setara tanpa pandang bulu itu
akan terwujud jika ditanamkan nilai-nilai tanggung jawab bersama
sebagai anak bangsa. Nilai-nilai yang mampu mendorong sikap terbuka
bagi setiap siswa untuk turut berpartisipasi dalam proses sosial maupun
politik. Terbuka bagi partisipasi setiap siswa dalam memecahkan
masalah dan menciptakan kebaikan bersama. 29
j. Metode-Metode Dalam Pembelajaran IPS
Dalam menyampaikan pelajaran membutuhkan metode yang tepat
agar materi yang ditransfer oleh guru bisa diterima, difahami dan
diaplikasikan oleh peserta didik. Metode dalam pembelajaran IPS adalah
suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluasluasnya dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang efektif. 30
Secara garis besar metode pembelajaran yang dapat dikembangkan
dalam IPS meliputi: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan,
kerja kelompok, demonstrasi, Talking Stick, karya wisata, simulasi, sosio
drama, inquiri, Examples Non Examples dan Role Playing.
29
Zainuddin Maliki, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2008), h. 266-267.
30
Supriatna dkk, Pendidikan IPS di SD, (Bandung, UPI PRESS, cet-1 2007) h.
126.
24
2.
Metode Role Playing
a.
Pengertian Role Playing
Bermain peran (Role Playing) menurut Wina Sanjaya adalah
metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk
mengkreasikan peristiwa sejarah, mengkreasikan peristiwa-peristiwa
aktual, atau kejadian-kejadian yang muncul pada masa mendatang.
Sedangkan menurut Masitoh dan Laksmi Dewi bermain peran (Role
Playing) merupakan jenis model simulasi yaitu permainan dalam bentuk
dramatisasi, sekelompok siswa melaksanakan kegiatan tertentu yang
telah diarahkan oleh guru.
Adapun menurut Abu Ahmadi, dkk metode bermain peran (Role
Playing) disebut juga sosiodrama. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan
dalam menggambarkan, mengungkapkan, atau mengekspresikan suatu
sikap, tingkah laku, atau penghayatan sesuatu yang dipikirannya
dirasakan, atau diinginkannya seandainya ia menjadi tokoh yang sedang
diperankannya itu, semua sikap dan tingkah laku hendaknya diungkapkan
secara spontan. Itulah sebabnya para pelaku suatu peranan tidak
memerlukan teks kata-kata atau kalimat yang sudah disiapkan terlebih
dahulu. Mereka cukup memahami garis-garis besar apa yang akan
didramatisasikan. Bermain peran (Role Playing) merupakan bagian dari
metode
simulasi,
dalam
proses
pembelajarannaya
metode
ini
mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi.
Pada hakikatnya, metode ini diangkat dari situasi kehidupan,
khususnya sehari-hari. Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti
berpura-pura atau berbuat seolah-olah, atau simulation yang berarti tiruan
atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja. Dalam konteks ini, guru
dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menjalankan simulasi,
baik di dalam maupun di luar kelas. 31
31
Tim LPP-SDM, Ensiklopedi Pendidikan Islam, (Depok, CV: Bina Muda
Ciptakreasi, 2010), h. 124.
25
Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peranan
dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis. Bermain peran adalah
salah satu bentuk permainan pendidikan yang digunakan untuk
menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk
menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain.
Dari beberapa pengertian tentang metode bermain peran (Role
Playing) dapat ditarik kesimpulan bahwa metode bermain peran (Role
Playing) adalah bagian dari metode simulasi melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan serta pengkreasian peristiwa-peristiwa yang
diimajinasikan dengan cara memerankan tokoh hidup atau mati yang
bertujuan agar siswa dapat perilaku sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar
memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang
anggotanya teman-temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini
berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial. Melalui
bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah
hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya
didiskusikan dalam kelas.
Proses belajar dengan menggunakan metode bermain peran
diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki,
keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah
proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai
berkembang.
b. Tujuan Penggunaan Metode Role Playing
Tujuan penggunaan metode bermain peran (Role Playing) menurut
Abu Ahmadi yaitu:
a. Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan
siswa dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan
kejadian yang sebenarnya.
26
b. Untuk melatih siswaagar
menguasai keterampilan tertentu;
baik yang bersifat profesional maupun yang penting bagi
kehidupan sehari-hari.
c. Untuk pelatihan memecahkan masalah.
d. Untuk memberikan rangsangan kegairahan belajar siswa.
e. Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusiadan
situasi-situasi.
c.
Penggunaan Metode Role Playing
Adapun metode bermain peran dapat dilakukan ketika:
a.
secara lisan tidak dapat
menerangkan pengertian yang
dimaksud.
b.
Memberikan gambaran bagaimana orang bertingkah laku dalam
situasi sosial tertentu.
c.
Memberikan kesempatan untuk menilai atau memberikan
pandangan mengenai tingkah laku sosial menurut pandangan
masing-masing.
d.
Belajar menghayati sendiri keadaan “seandainya saya berada
dalam situasi sosial seperti yang dialami sekarang ini (yang
disosiodramakan)”.
e.
Memberikan
kesempatan
untuk
belajar
mengemukakan
penghayatan sendiri mengenai suatu sosial tertentu dengan
mendramatisasikannya
di
depan
penonton
dan
bukan
memberikan keterangan secara lisan.
f.
Memberikan
gambaran
mengenai
bagaimana
seharusnya
seseorang bertindak dalam situasi sosial tertentu.
d. Kelebihan Metode Bermain Peran Role Playing
Menurut Masitoh dan Laksmi Dewi ada beberapa kelebihan
metode bermain peran (Role Playing) diantaranya:
a.
Siswa dapat berinteraksi sosial dengan lingkugan.
27
b.
Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.
c.
Siswa dapat memahami permaslahan sosial.
d.
Membina hubungan personal yang positif.
e.
Membina hubungan personal yang komunikatif.
f.
Dapat membangkitkan imajinasi dan estetika siswa dan guru.
Menurut Abu Ahmadi, dkk beberapa kelebihan metode bermain
peran (Role Playing) diantaranya:
a.
Memperjelas sistuasi sosial yang dimaksud.
b.
Menambah pengalaman tentang situasi sosial tertentu.
c.
Mendapat pandangan mengenai suatu tindakan dalam suatu
situasi sosial dari berbagai sudut.
Beberapa kelebihan metode bermain peran (Role Playing) menurut
Sri Anitah W, dkk. Diantaranya:
a.
Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikatif dalam
kelompoknya.
b.
Aktifitas cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat
langsung dalam pembelajaran.
c.
Dapat membiasakan siswa dalam memahami permasalahan
sosial,
hal
ini
dapat
dikatakan
sebagai
implementasi
pembelajaran kontekstual.
d.
Melalui kegiatan kelompok dan simulasi dapat membina
hubungan personal yang positif.
e.
Dapat membangkitkan imajinasi.
f.
Membina hubungan komunikatif dan bekerjasama dalam
kelompok.
Adapun kelebihan metode bermain peran (Role Playing) menurut
tim LPP-SDM sebagai berikut:
a.
dapat memupuk daya cipta siswa.
b.
merangsang siswa menjadi terbiasa dan terampil dalam
menanggapi dan bertindak secara spontan.
28
c.
memperkaya pengetahuan, sikap, keterampilan, dan pengalaman
tidak langsung dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematik.
siswa belajar menghargai dan menerima pendapat orang lain. 32
d.
Dari beberapa kelebihan metode bermain peran dapat disimpulkan
metode bermain peran mempunyai kelebihan yaitu siswa mampu
beriteraksi
sosial
dengan
lingkungan,
terlibat
langsung
dalam
pembelajaran, selain itu juga imajinatif dan membina hubungan yang
komunikatif.
e.
Kekurangan Metode Role Playing
Menurut Masitoh dan Laksmi Dewi ada beberapa kelemahan
metode bermain Peran (Role Playing) diantaranya:
a.
Relatif memerlukan waktu yang banyak.
b.
Apabila siswa tidak memahami konsep simulasi, bermain peran
tidak akan efektif.
c.
Sangat bergantung pada aktifitas siswa.
d.
Pemanfaatan bantuan belajar sulit.
e.
Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang motivasi,
simulasi bermain peran kurang berhasil.
Menurut Abu Ahmadi, dkk beberapa kelemahan metode Bermain
Peran (Role Playing) diantaranya:
a.
Situasi sosial yang didaramatisasikan hanyalah tiruan.
b.
Situasi ini dalam kelas berbeda dengan situasi yang sebenarnya.
Beberapa kelemahan metode bermain peran (Role Playing)
menurut Sri Anitah W, dkk. Diantaranya:
a.
Relatif membutuhkan waktu yang cukup banyak.
b.
Sangat bergantung pada aktifitas siswa.
c.
Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar.
32
Ibid.
29
d.
Banyak siswa yang kurang menyukai simulasi / bermain peran
sehingga menjadi tidak efektif.
Adapun kelemahan metode bermain peran (Role Playing) menurut
tim LPP-SDM sebagai berikut:
a.
Pengalaman yang diperoleh dari simulasi tidak selalu tepat dan
sempurna.
b.
Pelaksanaan simulasi sering kali menjadi kaku dan tidak jarang
hanya dijadikan sebagai alat hiburan.
Menuntut hubungan yang akrab, fleksibel dan demokratis. 33
c.
Dari beberapa kelemahan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
metode bermain peran relatif membutuhkan waktu yang banyak,
bergantung pada aktifitas siswa dan jika siswa tidak memahami maka
bermain peran tidak akan efektif.
f.
Langkah-langkah dan Persiapan Role Playing
Berhasil atau tidaknya penerapan metode Role Playing yang
digunakan di dalam proses pembelajaran tergantung pada persepsi siswa
agar berperan sesuai dengan kondisi sebenarnya dengan sepenuh hati
tanpa rasa malu sedikitpun.
Hamzah B. Uno mengeneralisaikan prosedur langkah-langkah
dalam bermain peran atas 9 langkah, yaitu:
1. Pemanasan (warming up)
Langkah pertama pemanasan, yakni guru memperkenalkan kepada
siswa apa itu Role Playing
2. Pemilihan peran
Langkah kedua memilh peran, guru menentukan siapa yang akan
memainkan peran dan mengelompokannya sebagai kelompok
pemain drama. Kemudian guru membahas materi apa yang akan
diperankan setiap pemain.
3. Menyiapkan pengamatan (observation)
33
Ibid, h. 125.
30
Dalam hal ini guru memohon kepada guru pamong atau bisa juga
menunjuk siswa agar ikut serta melakukan pengamatan dan
mengelompokannya menjadi kelompok observer.
4. Menata panggung
Dalam hal ini guru mendiskusikan dengan siswa bagaimana peran
itu akan dimainkan dan apa saja kebutuhan yang akan diperlukan
dalam mempraktikan bermain peran.
5. Memainkan peran
Permainan peran dimulai. Permainan peran dilaksanakan secara
sungguh-sungguh. Usahakan berakting seakan-akan hal itu adalah
kejadian nyata.
6. Diskusi dan evaluasi
Guru
meminta
siswa
dalam
kelompok
observer
untuk
mendiskusikan pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai dengan
permainan peran yang sudah diperankan oleh siswa dari kelompok
pemain peran dan melakukan evaluasi dengan mempresentasikan
hasil diskusinya.
7. Memainkan ulang peran
Setelah diskusi dan evaluasi selasai, dilanjutkan ke langkah ketujuh
yakni memainkan ulang drama atau memainkan peran yg kedua.
Seharusnya, pada permainan peran yang kedua ini akan lebih baik.
8. Diskusi dan evaluasi kedua
Dalam diskusi dan evaluasi yang kedua ini harus lebih baik dari
Diskusi dan evaluasi yang pertama.
9. Berbagi pengalaman dan kesimpulan.
Siswa diajak berbagi pengalaman tentang tema permainan peran
yang telah dilakukan dan membuat kesimpulan. 34
Senada
dengan
pendapat
Uno,
Agar
proses
pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode bermain peran tidak mengalami
34
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakart: PT.bumi aksara, 2007), h. 25.
31
kaku, maka perlu adanya tahapan-tahapan yang harus dipahami terlebih
dahulu adalah sebagai berikut:
a.
Identifikasi masalah dengan cara memotivasi siswa.
b.
Memilih tema.
c.
Menyusun skenario pembelajaran.
d.
Pemeranan.
e.
Tahapan diskusi dan evaluasi.
f.
Melakukan pemeranan ulang, melakukan diskusi dan evaluasi.
g.
Membagi pengalaman dan menarik generalisasi. 35
Dari tahapan- tahapan pelaksanaan metode Role Playing diatas
diharapkan pelaksanan Role Playing berjalan dengan baik, sehingga
dengan berhasilnya pelaksanaan metode Role Playing di kelas, hasil
belajar yang diharapakanpun menjadi optimal.
g.
Prasyarat Optimalisasi Pembelajaran Role Playing
Untuk menunjang efektifitas pengguna metode bermain peran perlu
dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode
bermain peran diantaranya:
a.
Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan tehnik,
prosedur, dan peran yang akan dilakukan dalam bermain peran.
b.
Mampu memberikan ilustrasi.
c.
Mampu menguasi pesan yang dimaksud dalam bermain peran.
d.
Mampu mengamati secara proses yang dilakukan oleh siswa.
Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan
dalam penerapan metode bermain peran adalah:
a.
Kondisi minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bermain
peran.
b.
Pemahaman terhadap pesan yang akan dimainkan.
35
Tim LPP-SDM, Ensiklopedi Pendidikan Islam, (Depok, CV: Bina Muda
Ciptakreasi, 2010), h. 128.
32
c.
B.
Kemampuan dasar komunikasi dan berperan.
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini Antara lain:
a.
Peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan metode Problem
Solving pada siswa kelas VIII di MTs Al-Hidayah Rawadenok Bogor.
Dalam penelitian tersebut dan penelitian ini sama-sama meneliti
peningkatan hasil belajar IPS siswa. Perbedaannya dalam penelitian
tersebut menggunakan metode Problem Solving. Sedangkan dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode Role Playing.
b.
Perbandingan penggunaan Macromedia Flash dan Macromedia
Power Point. Dalam peningkatan hasil belajar IPS ekonomi siswa di
SMP Negeri 37 Jakarta.
Sama-sama meneliti peningkatan hasil belajar IPS siswa. Akan tetapi,
jika dalam penelitian tersebut peneliti mengomparasikan Antara
Macromedia flash dan Macromedia Power Point. Sedangkan dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode Role Playing.
c.
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan media gambar pada siswa kelas V di MI AlWathoniyah XI tahun pelajaran 2011-2012.
Kesamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti peningkatan hasil belajar IPS siswa. Perbedaan
Antara kedua penelitian ini adalah jika dalam penelitian tersebut
menggunakan media gambar sedangkan dalam penelitian ini peneliti
mrnggunakan metode Role Playing.
C.
Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
Dewasa ini sikap toleransi siswa baik dalam bersosialiasasi dengan teman
kelasnya, guruya, sekolah lain, maupun dengan masyarakat pada umumnya
kurang diperhatikan oleh pemerintah. Bagitupun dalam dunia pendidikan,
beberapa mata pelajaran memang secara teoritis menyajikan nilai-nilai karakter
33
toleransi. Akan tetapi lagi-lagi masalah ini dihadapkan kepada posisi seorang
guru.
Guru dalam menyajikan dan menyampaikan nilai karakter toleransi kepada
siswa tentang bagaimana cara menghargai keragaman terkadang masih tergolong
monoton ataupun pengggunaan metode yang kurang tepat. yaitu dengan metode
ceramah yang mengakibatkan siswa kurang mengerti makna dan tujuan dari
pembelajaran tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan sebuah metode yang lebih tepat
dalam mengoptimalkan pembelajaran yang menghasilkan nilai toleransi tersebut.
Solusi yang diambil adalah dengan penerapan metode bermain peran (Role
Playing) dalam pembelajaran IPS. Dengan penggunaan metode “Role Playing”
siswa akan lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran IPS. Setelah
penggunaan metode bermain peran (Role Playing) maka sikap toleransi dalam
keragamanpun akan meningkat.
E.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: penerapan metode bermain
peran (Role Playing) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dalam pokok
bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya studi kasus pembelajaran
IPS kelas IV SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakasanakan di SD NU Wanasari yang beralamat di Jalan
KH. Sanusi Raso, Desa Wanasari, Kec. Bangodua, Kab. Indramayu Kode Pos.
45272. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013
waktu pelaksanaannya dari tanggal 15 April sampai dengan tanggal 27 Mei 2013.
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Dalam metode ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif
oleh pelaku tindakan yang dilakukan semata-mata untuk meningkatkan
kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk
memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran dirasa belum mencapai tujuan
pembelajaran (T. Raka Joni, 1998).36
Pemilihan metode ini didasarkan pada pendapat ahli yang menyatakan
bahwa PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di
kelas secara berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar IPS yang
lebih baik.
Diharapkan dengan metode ini peneliti akan mengkaji dan
merefleksi
penerapan metode bermain peran (Role Playing) dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar IPS melalui pemahaman model dramatisasi. Untuk
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran di kelas dibutuhkan interaksi antara
guru dan siswa, siswa dengan siswa, keadaan kelas dan materi sehingga dalam
penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus. Siklus akan dihentikan ketika telah
mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang sangat baik.
36
M. Djunaidi Ghony Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 8.
34
35
Desain penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara bersiklus. Banyak
sedikitnya siklus penelitian tergantung pada tercapai tidaknya tujuan penelitian.
Selama tujuan belum tercapai, maka siklus penelitian tersebut dilaksanakan dan
berhenti jika tujuan telah tercapai. Dengan kata lain, banyaknya siklus ditentukan
oleh berhasil tidaknya tindakan yang dapat mengatasi permasalahan yang ingin
kita atasi. Siklus akan berulang apabila masih terdapat hal-hal yang belum
tercapai atau masih perlu diperbaiki.
Penelitian ini menekankan pada pembelajaran IPS dengan model bermain
peran sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dalam menerima
keragaman Suku Bangsa dan Budaya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa siklus yang didasarkan pada materi yang akan dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan sebagai proses
pengkajian berdaur (Cyclical) yang terdiri dari 4 tahap, sebagaimana pendapat
Kurt Lewin adanya empat frase dalam melaksanakan PTK yaitu:
1.
Merencanakan (Plan),
2.
Melakukan tindakan (Action),
3.
Mengamati (Observation),
4.
Merefleksi (Reflection).57
Penjabaran empat kegiatan utama yag ada pada siklus tersebut yaitu :
1.
Perencanaan (Planning)
Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama proses
belajar
mengajar
berlangsung.
Peneliti
menyiapkan
rencana
pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, lembar pengamatan dan
lembar penilaian siswa.
2.
Tindakan (Action)
Pada tahap tindakan ini peneliti melaksanakan apa yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan.
3.
Pengamatan (Observation)
Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung dengan lembar observasi.
57
Ibid.
36
4.
Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang diperoleh
dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang direncanakan. Hasil ini kemudian dianalisis dan akan
digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Berikut adalah
rancangan siklus penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini:
37
Tabel I
Rancangan Siklus Penelitian
Maefalinda Fatra, dkk 2010:27
S
Permasalahan
Alternatif
Pemecahan
Pelaksanaan
Tindakan I
I
K
L
U
Refleksi I
Analisis Data
Observasi I
S
I
S
Belum
Terselesaikan
Alternatif
Pemecahan
(Rencana
tindakan)
Pelaksanaan
Tindakan II
I
K
L
U
Refleksi II
Analisis Data
Observasi II
S
II
Belum
Terselesaikan
Siklus Selanjutnya
38
C.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD NU Wanasari yang
berjumlah 36 orang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa
perempuan. Dibawah ini tercantum daftar sujek penelitian sebagai berikut:
Tabel II
Data Subjek Penelitian
No.
Nama
L/P
Tempat Tanggal Lahir
1.
Aina Komala
P
Indramayu, 9 Agustus 2002
2..
Akis Saefudin
L
Indramayu, 17 Januari 2002
3.
Ali Fazri
L
Subang, 30 September 2002
4.
Arya Prayoga
L
Kudus, 23 Agustus 2002
5.
Bagus Muhamad
L
Indramayu, 3 Juli 2002
6.
Dahliani Astuti
P
Muara Enim, 17 Maret 2002
7.
Dede Yuleni
P
Indramayu, 28 Mei 2002
8.
Dimas Mulyadi
L
Subang, 15 Juni 2002
9.
Endang Sri Wahyuni
P
Bekasi, 7 Februri 2003
10.
Fahri Husaini
L
Jakarta, 20 2002
11.
Fani Nurhanifah
P
Indramayu, 27 Mei 2002
12\.
Fatehah
P
Indramayu, 19 Desember 2002
13.
Fatmawati
P
Indramayu, 31 Juli 2002
14.
Fauzan Rusli
L
Indramayu, 19 Maret 2002
15.
Hizib Haikal
L
Meulaboh, 20 April 2003
16.
Jahari
L
Indramayu, 16 September 2002
17.
M. Albab Rizki
L
Jakarta, 15 Oktober 2002
18.
M. Bayhaqi
L
Subang, 1 Nopember 2002
19.
M. Muniruddin
L
Indramayu, 2 Oktober 2002
20.
Nada Pratiwi
P
Indramayu, 23 September 2002
21.
Ratna Amelia
P
Indramayu, 21April 2002
22.
Regina Putri
P
Indramayu, 12 Mei 2002
39
D.
23.
Rizkiyani
P
Tasikmalaya, 14 Agustus 2002
24.
Rohani Agustin
P
Indramayu, 6 Desember 2002
25.
Sairoh
P
Indramayu, 20 Juli 2002
26.
Sri Ayuni
P
Pekalongan, 11 Agustus 2001
27.
Sri Wulandari
P
Bantul, 4 Mei 2002
28.
Sukron
L
Nganjuk, 27 Februari 2002
29.
Tarlam
L
Cirebon, 25 Juni 2002
30.
Ummu Fadhilah
P
Indramayu, 6 Nopember 2001
31.
Wahyu Alfarisi
L
Serang, 23 Maret 2001
32.
Wijatanti
P
Indramayu, 31 Januari 2002
33.
Yunifah
P
Tegal, 12 Oktober 2002
34.
Zahra Ayu
P
Bandung, 6 Agustus 2002
35.
Zelda Safitri
P
Indramayu, 26 Mei 2003
36.
Ziyad Fahiron
L
Cimahi, 18 Juni 2002
Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana
kegiatan. Peneliti membuat perancanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
mengumpulkan dan menganalisis data. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh
seorang teman sejawat (guru kelas IV SD NU Wanasari) yang berperan sebagai
kolaborator dan observer yang bekerjasama dengan peneliti dalam hal menyusun
rancangan pembelajaran melalui Metode bermain peran, baik yang berhubungan
dengan kompetensi guru maupun yang berhubungan dengan kondisi siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
E.
Tahapan Intervensi Tindakan
Perencanaan tindakan ini diawali dengan identifikasi persoalan dikelas dan
direncanakan alternatif penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian dilaksanakan
pada siklus penelitian yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan/observasi, evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah
40
dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I maka peneliti akan melanjutkan pada
perencanaan dan tindakan siklus II jika data yang diperoleh memerlukan
penyempurnaan dan begitu selanjutnya, sampai hasil analisis di akhir tindakan
menunjukkan bahwa kriteria target atau tujuan penelitian yang telah ditetapkan
tercapai.
Secara lebih rinci, tahapan kegiatan pada setiap siklus dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel III
Tahapan Pelaksanaan Siklus I
No.
Tahap Perencanaan
1.
Menyiapkan kelas tempat penelitian.
2.
Membuat RPP dengan menggunakan metode
Bermain Peran (Role Playing).
3.
Mendiskusikan RPP dengan kolaborator.
4.
Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
dan menyiapkan naskah drama untuk setiap
pertemuan.
5.
I
Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru,
wawancara, catatan lapangan serta keperluan
observasi lainnya.
6.
Menyiapkan naskah drama untuk latihan peran
pada siklus I.
Tahap Pelaksanaan
1.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.
Guru melakukan appersepsi, motivasi, eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi terhadap siswa tentang
materi yang akan diajarkan
3.
Guru
menjelaskan
materi
bagaimana
cara
41
menerima keragaman suku bangsa dan budaya
kepada siswa dengan baik.
4.
Guru memberi contoh bagaimana cara bermain
peran yang baik pada seluruh siswa.
5.
Guru membagikan naskah drama kepada siswa.
6.
Siswa terbentuk menjadi beberapa kelompok
sesuai dengan kelompoknya.
7.
Siswa mencoba mementaskan drama sesuai peran
yang ditugaskan.
8.
Penutup kegiatan pembelajaran dan memberikan
motivasi untuk lebih giat belajar.
9.
Siswa mengerjakan tes akhir siklus I.
10.
Mewancarai siswa untuk mengetahui penilaian
mereka terhadap proses pembelajaran selama
siklus I
11.
Mendokumentasikan semua data yang diperoleh
pada setiap pembelajaran selama siklus I.
Tahap Observasi
Tahap
ini
berlangsung
bersamaan
dengan
pelaksanaan tindakan (pembelajaran) yang terdiri
dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat
semua
hal
yang
terjadi
selama
proses
pembelajaran sesuai instrument yang telah dibuat
atau mencatat kejadian-kejadian khusus yang
belum tercantum dalam instrument.
Tahap Refleksi
Melakukan analisis terhadap semua data yang
telah terkumpul dari hasil observasi, hasil tes dan
menentukan keberhasilan dan kelemahan atau
kekurangan pada siklus I yang akan dijadikan
42
dasar
perbaikan
pada
pelaksanaan
siklus
berikutnya.
Tabel IV
Tahap Pelaksanaan Siklus II
No.
Tahap Perencanaan
1.
Memperbaiki kesalahan-kesalahan pada siklus I.
2.
Membuat RPP dengan menggunakan Metode
Bermain Peran (Role Playing).
3.
Mendiskusikan RPP dengan kolaborator.
4.
Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
dan menyiapkan naskah drama untuk setiap
II
pertemuan.
5.
Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru,
wawancara, catatan lapangan serta keperluan
observasi lainnya.
6.
Menyiapkan naskah drama untuk latihan peran
pada siklus II.
Tahap Pelaksanaan
1.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.
Guru melakukan appersepsi, motivasi, eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi terhadap siswa tentang
materi yang akan diajarkan.
3.
Guru
menjelaskan
materi
bagaimana
cara
menerima keragaman suku bangsa dan budaya
kepada siswa dengan baik
4.
Guru membentuk kelompok untuk bermain peran.
5.
Guru membagikan naskah drama.
6.
Siswa berlatih memerankan naskah drama beserta
43
kelompoknya secara berurutan.
7.
Penutup kegiatan pembelajaran.
8.
Siswa mengerjakan tes akhir siklus II.
9.
Mewancarai siswa untuk mengetahui penilaian
mereka terhadap proses pembelajaran selama
siklus II.
10.
Mendokumentasikan semua data yang diperoleh
pada setiap pembelajaran selama siklus II.
Tahap Observasi
Tahap
ini
berlangsung
bersamaan
dengan
pelaksanaan tindakan (pembelajaran) yang terdiri
dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat
semua
hal
yang
terjadi
selama
proses
pembelajaran sesuai instrument yang telah dibuat
atau mencatat kejadian-kejadian khusus yang
belum tercantum dalam instrumen.
Tahap Refleksi
Melakukan analisis terhadap semua data yang
telah terkumpul selama tindakan pada siklus II
dan menentukan hasil tindakan siklus II.
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil pelaksanaan tindakan yang diharapkan adalah tercapaianya hasil
belajar IPS dengan indikator-indikator keberhasilan yaitu siswa dapat menjelaskan
pengertian Bhineka Tunggal Ika; Menjelaskan pentingnya persatuan dalam
keragaman budaya; Membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan
budaya setempat; Memberikan contoh cara menghargai keragaman yang ada di
masyarakat setempat; Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa dan
44
budaya di masyarakat; Menunjukkan keragaman budaya yang ada di daerahnya
melalui peta.
Target pencapaian hasil tindakan penelitian diasumsikan sebagai berikut :
1.
Untuk hasil mata pelajaran IPS dianggap berhasil pada siklus, jika
nilai rata-rata siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang telah ditetapkan sekolah yaitu sebesar 70.
2.
Untuk aktivitas belajar dianggap berhasil dalam siklus jika skor
pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan guru mencapai
katagori baik.
G.
Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
1.
Data Kualitatif berupa hasil observasi pembelajaran, hasil observasi
pembelajaran IPS menggunakan metode bermain peran, lembar
pengamatan harian siswa dan guru, hasil wawancara terhadap siswa.
2.
Data Kuantitatif berupa nilai tes hasil belajar siswa pada pokok
bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya dengan
menggunakan metode bermain peran.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru IPS SD NU Wanasari
(kolaborator), dokumen KTSP sekolah dan peneliti.
H.
Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen
antara lain:
1.
Lembar observasi PBM.
Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru
dan siswa selama proses pembelajaran IPS aspek menerima
keragaman suku budaya dan bangsa.
2.
Lembar observasi hasil belajar.
Lembar pengamatan dibuat untuk menilai pemeranan siswa. Adapun
analisis hasil belajar siswa terhadap pemeranan drama digunakan
45
patokan sistem rubrik dengan rentang skor yang digunakan dengan
batas maksimal 20 pada aspek-aspek berikut:
a.
Keberanian,
b.
Kelancaran,
c.
Kepekaan sosial dan
d.
Sikap
menerima
keragaman
suku
bangsa
dan
budaya
di dalam kelas.
3.
Lembar Wawancara
Wawacara dilakukan pada awal penelitian dan akhir siklus pada
penelitian. Wawancara terhadap siswa dengan menitikberatkan pada
tanggapan siswa dalam proses pembelajaran IPS tentang menerima
keragaman suku bangsa dan budaya dengan menggunakan metode
Role Playing.
I.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian melalui observasi langsung, yakni:
1.
Pengumpulan data melalui hasil nilai harian, kemudian dibuat catatan,
mengadakan diskusi dengan observer atau guru pendamping mengenai
permasalahan dalam menilai pembelajaran IPS pada bahasan sejarah
dan keanekaragaman budaya aspek mengungkapkan pikiran dan
perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain peran di SD NU
Wanasari.
2.
Nilai proses yang dikumpulkan melalui lembar pengamatan yang
dilakukan oleh subjek atau partisipan yang terlibat dalam penelitian
ini.
3.
Catatan lapangan yaitu catatan selama pelaksanaan dapat berupa
kekurangan, ada yang perlu ditambah atau dipertahankan.
46
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Pada penelitian ini, untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan
teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Adapun empat macam
triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyakit,
dan teori. Dalam hal ini, peneliti menggunakan triangulasi pemeriksaan data
dengan sumber lainnya.
Untuk memperoleh data yang objektif, sahih, handal dan validitasnya dapat
dipertanggungjawabkan, dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik
pemeriksaan kepercayaan studi, yaitu:
1.
Menggali data dari sumber yang sesuai dengan menggunakan cara
yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi
tenang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa dan
memeriksa catatan siswa.
2.
Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi
tentang hal yang sama. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa dilakukan dengan mengamati bermain peran siswa dan melihat
hasil observasi kolaborator.
3.
Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4.
K.
Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
Analisis dan Interpretasi Data
Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kualitatif
deskriptif. Analisis dilakukan pada berbagai kesempatan dari awal penelitian
sampai berakhirnya proses penelitian. Hasil dari analisis data ini berupa informasi
berbentuk kalimat-kalimat yang menggambarkan proses penelitian sebagai
berikut:
1.
Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang
ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan dilakukan dalam bentuk
47
interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Data
yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas guru
dan siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan memiliki nilai
ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan. Aktivitas yang dianalisis
adalah sebagai berikut:
a.
Aktivitas guru
Pengolahan untuk megakui tingkat keefektifan guru selama
pembelajaran
diolah
secara
kualitatif
langsung
melalui
pensekoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan akan
dibagi menjadi 4 katagori yaitu: kurang, cukup, baik, dan baik
sekali seperti pada table berikut ini:
Tabel V
Klasifikasi Aktivitas Guru
b.
Skor
Kategori
4
Sangat Baik
3
Baik
2
Cukup
1
Kurang
Aktivitas siswa
Pengolahan data untuk mengukur keefektifan siswa diolah
secara kualitatif dikonversi dalam bentuk pensekoran kuantitatif.
Pensekoran kuantitatif diklasifikasikan oleh jumlah persentase
(%) aktifitas siswa yang sesuai maupun yang tidak sesuai
dengan proses belajar mengajar (PBM). Data untuk mengukur
aktifitas siswa selama pembelajaran diolah setelah pengumpulan
data yang dilakukan melalui pedoman observasi aktifitas siswa.
sedangkan keaktifan siswa dinilai ketika melakukan praktik
48
toleransi terhadap keragaman suku bangsa dan budaya dihitung
berdasarkan pada kualitas performance/ penampilan.
L.
Pengembangan Perencanaan Tindakan
Penelitian diakhiri setelah hasil analisis data menunjukkan bahwa target
peningkatan hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima keragaman
suku bangsa dan budaya di kelas IV SD NU Wanasari dengan penggunaan
metode Role Playing telah tercapai. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa
penelitian ini menggunakan alur siklus, dimana hasil refleksi dari siklus I adalah
dasar bagi pelaksanaan siklus selanjutnya dan begitu seterusnya sampai target
yang ditetapkan tercapai. Atas dasar hal tersebut, maka peneliti meyakini bahwa
hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai landasan perencanaan pengembangan
penelitian dengan target yang lebih tinggi.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
1.
Sejarah Singkat SD NU Wanasari
Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama (SD NU) Wanasari didirikan pada
tanggal 15 Juni 2009 oleh pengurus MWC Ma’arif NU Kecamatan
Bangodua Kabupaten Indramayu Jawa Barat yang telah mendapat izin
Pendirian dan Penyelenggaraan (Izin Operasional) dari Dinas Pendidikan
Kab.
Indramayu
pada
tanggal 15
Juli 2009,
dengan
nomor:
421.2/Kep.92.A-Disdik/2009, dengan Kepala Sekolah Bpk. Mujahidin Aly
S. Pd.
Yayasan Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama (SD NU) Wanasari Kec.
Bangodua kab. Indramayu menginduk pada Yayasan Islam pondok
Pesantren Al-Fudhola yang beralamat di Jl. By Pass Ujungaris, Desa
Ujungaris Kec. Widasari Kab. Indramayu, dengan akta Pendirian Nomor :
19 tanggal 25 Februari 1999.
Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama (SD NU) Wanasari beralamat di Jl.
KH. Sanusi Desa Wanasari Blok Raso Rt.03/04 Kecamatan Bangodua
Kabupaten Indramayu bertujuan untuk membantu pemerintah dalam ikut
serta menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) 9 tahun.
Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama (SD NU) Wanasari dalam kegiatan
belajar mengajar menumpang pada Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA)
Miftahul Mubtadi’ien Raso, Desa Wanasari, Kec. Bangodua, Kab.
Indramayu. Baru pada tahun pelajaran 2010/2011 bisa membangun 2 ruang
kelas baru bantuan dana dari pemerintah pusat melalui Bpk. H. Dedi
Wahidi, S. Pd, selaku anggota DPR-RI Komisi X, asal Indramayu.
Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama (SD NU) Wanasari sampai dengan
tahun pelajaran 2012/2013 sudah sampai kelas IV, sedangkan ruang kelas
baru ada 2 ruang, sehingga untuk kegiatan belajar mengajar untuk yang 2
kelas terpaksa menumpang lagi pada Madrasah Diniyah Takmiliyah.
49
50
Awaliyah (DTA) Miftahul Mubtadi’ien Raso Desa Wanasari Kec.
Bangodua Kab. Indramayu.
2.
Visi dan Misi SD NU Wanasari
Visi:
“Membentuk anak didik yang cerdas, dinamis, agamis dan jujur yang
mementingkan musyawarah”.
Misi:
3.
1.
Keberhasilan proses belajar mengajar.
2.
Kedisiplinan dan kreatifitas.
3.
Kesadaran menjalankan syari’at Islam.
4.
Kejujuran, transparansi dan kerjasama.
5.
Prinsip musyawarah.
Data Siswa SD NU Wanasari
Data siswa kelas IV SD NU Wanasari dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel VI
Data Siswa Kelas IV SD NU Wanasari Tahun Pelajaran 2012/2013
No.
Nama Siswa
L/P
Nama Ayah/Wali
Nama Ibu/Wali
1.
Aina Komala
P
Tarjono
Sutiri
2.
Akis Saefudin
L
Caswadi
Rokayah
3.
Ali Fazri
L
Warno
Fitriyah
4.
Arya Prayoga
L
Ashadi
Sri Yanti
5.
Bagus Muhamad
L
Jahidin, S. Pd. I
Nurjanah
6.
Dahliani Astuti
P
Rais
Muniah
7.
Dede Yuleni
P
Kawita
Sumaenah
8.
Dimas Mulyadi
L
Ujang
M. Fitriyah
9.
Endang Sri
P
Marno
Warsinah
51
10.
Fahri Husaini
P
Sabar
Yeti
11.
Fani Nurhanifah
P
Wardani
Taryati
12.
Fauzan Rusli
L
M. Sama
Marwiyah
13.
Fatehah
P
Tasmin S. Fil
Santi
14.
Fatmawati
L
Nurita
Maemunah
15.
Hizib Haikal
L
Rosidin
Rumi'ah
16.
Jahari
L
Taryono
Miskem
17.
M. Albab Rizki
L
Mulyadi
Tati A. Md
18.
M. Bayhaqi
L
Tarjana
Sartem
19.
M. Muniruddin
L
Abdurrohman
Neli
20.
Nada Pratiwi
P
Sahroni
Sunerih
21.
Ratna Amelia
P
Kurdi
Juhaeriyah
22.
Regina Putri
L
Rusdi
Kanirah
23.
Rizkiyani Marsya
P
Samsuri
Wasniti
24.
Rohani Agustin
L
Abdul Hadi
Musafaroh
25.
Sairoh
L
Wartono
Sarmi
26.
Sri Ayuni
P
Warna
Sukinih
27.
Sri Wulandari
L
Abdul Hakim
Nurlaeli
28.
Sukron
P
Kasinih
Casmi
29.
Tarlam
P
Ashadi
Sri Yanti
30.
Ummu Fadilah
P
Tarjadi
Rasminah
31.
Wahyu Alfarisi
P
Wasja
Wasdem
32.
Wijatanti
P
Cecep S. E
Iis S. Pd
33.
Yunifah
P
Wasori
Kuni'ah
34.
Zahra Ayu
P
Toyib S. Sos
Juhriyah
35.
Zelda Nursafitri
P
Jumadi
Teti
36.
Ziyad Fahiron
L
Masrur
Ernawati
52
4. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada hari Senin 15 dan 22 Juni
2013 pukul 08.00 s/d 12.00, peneliti melakukan observasi (pengamatan)
terhadap poroses pembelajaran IPS di kelas IV SD NU Wanasari Kabupaten
Indramayu. Hasil pengamatan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a.
Guru berada di kelas ketika semua siswa sudah berada di kelas.
Pada saat pelajaran dimulai masih banyak siswa yang belum
siap untuk belajar, yaitu masih banyak siswa yang mengobrol
dan belum siap mendengarkan guru, tetapi ada juga sebagian
siswa
yang
mengintruksikan
sudah
siap
kepada
belajar.
siswa
Akhirnya
untuk
gurupun
bersiap-siap
dan
berkonsentrasi untuk belajar dan menyiapkan segala peralatan
belajar.
b.
Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah ekspositori,
ceramah dan penugasan.guru menjelaskan materi dengan
kondisi lebih banyak komunikasi sepihak (guru menjelaskan dan
siswa mendengarkan) dan pendekatan yang digunakan guru
selain buku pegangan dan LKS.
c.
Waktu
pembelajaran
lebih
banyak
dipergunakan
untuk
mengerjakan soal-soal latihan di LKS dengan bimbingan yang
sangat minim, siswa diminta mengerjakan soal di LKS
sementara guru hanya duduk santai di depan kelas. Sesekali ada
siswa yang bertanya tentang soal yang belum mereka pahami
baru guru mendekati dan memberikan penjelasan, begitu
seterusnya sehingga tidak terasa waktu pembelajaran pun telah
berakhir, padahal hasil kerja siswapun belum sempat diperiksa.
d.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang telah dibahas. Ada beberapa siswa yang
belum paham dengan materi tersebut dan guru kembali
menjelaskan.
53
e.
Ketika guru memulai pelajaran baru, masih terdapat siswa yang
tidak memperhatikan guru, masih ada yang mengobrol dan ada
yang diam saja. Proses pembelajaran tidak langsung aktif, ini
disebabkan
siswa
tidak
berperan
aktif
dalam
proses
pembelajaran berlangsung. Ketika guru memberikan soal kepada
siswa, banyak siswa yang keliru tentang jawaban, ada yang tidak
mengerti apa yang dipertanyakan guru, ada yang tahu
jawabannya tetapi msih malu untuk mengutaraknnya, namun
ada juga yang menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Hal
ini yang menyebabkan kurang interaktifnya guru dan siswa
dalam menjadikan kelas yang aktif.
f.
Hasil belajar yang masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai siswa
yang belum mencapai nilai 70 pada pelajaran IPS tentang
menerima keragaman suku bangsa dan budaya.
g.
Masih banyak siswa yang belum mengerti tentang materi
tersebut karena siswa malu dan tidak percaya diri yang
mengakibatkan siswa tidak semangat untuk belajar dan
mencobanya.
Berikut nilai mata pelajaran IPS pada pokok bahasan menerima
keragaman suku bangsa dan budaya dalam pembelajaran seharihari:
Tabel VII
Distribusi Frekuensi Pretest
No.
Kelas Interval
Frekuensi
Relatif
1.`
38-42
6
16,67%
2.
43-47
5
13,89%
3.
48-52
7
19,44%
4.
53-57
6
16,67%
5.
58-62
6
16,67%
54
6.
63-67
6
16,67%
Jumlah
36
100%
Dari hasil penelitian di atas, didapat bahwa hasil belajar IPS masih
rendah dengan rata-rata 52,6 median 53,5 modus 50,8, nilai minimum 38
dan nilai maksimum 67. Dari data tersebut maka nilai hasil belajar siswa
belum mencapai nilai KKM sekolah. Rendahnya hasil belajar siswa ini
disebabkan karena malu bertanya, kurangnya tehnik mengajar yang
disampaikan guru dalam pembelajaran IPS. Setelah berdialog langsung
dengan guru mata pelajaran IPS diperoleh kesepakatan bahwa peneliti akan
melakukan PTK dengan judul peningkatan hasil belajar IPS siswa pada
pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya melalui
metode “Role Playing” di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu. Dan
guru IPS bersedia menjadi kolabulatornya saat peneliti melakukan tindakan
pembelajaran.
Materi yang akan dijadikan bahan ajar dalam tindakan penelitian
adalah Standar Kompetensi (SK): Memahami sejarah, kenampakan alam
dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi dan
Kompetensi Dasar (KD): Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
setempat (kabupaten/kota, provinsi).
Pemilihan materi tersebut, selain dari usulan dari guru IPS
(kolabolator), juga hasil pretest yang ternyata seluruh siswa memiliki nilai
yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikarenakan
siswa masih malu dan gugup.
5.
Tindakan Pembelajaran Siklus I
Pada tindakan pembelajaran siklus I sub pokok bahasan pembelajaran
adalah drama pendek yang disampaikan dalam dua kali pertemuan (4 x 35
menit). Adapun indikator yang hendak dicapai adalah:
1.
Menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika
2.
Menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman budaya
55
3.
Membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan
budaya setempat
4.
Memberikan contoh cara menghargai keragaman yang ada di
masyarakat setempat
5.
Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa dan
budaya di
6.
masyarakat
Menunjukkan keragaman budaya yang ada di daerahnya melalui
peta
7.
Bermain peran sesuai dengan naskah drama
a.
Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyiapkan kelas
tempat
penelitian,
membuat
RPP
dengan
penggunaan Metode bermain peran (Role Playing), mendiskusikan
RPP dengan kolabolator, menyiapkan materi ajar untuk setiap
pertemuan, menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara,
catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya, dan menyiapkan
soal akhir siklus I. Naskah drama yang dibuat dan dijadikan sebagai
media utama dalam proses pembelajaran pada siklus I dibagikan
kepada setiap siswa.
b.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan alokasi
waktu 4x35 menit. Kegiatan dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan yaitu pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 29
April 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 6 Mei
2013. Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat
dilihat pada lampiran:
1.
Pertemuan Pertama (Senin, 29 April 2013)
Pertemuan pertama siklus I diaksanakan pada hari Senin
29 April. PBM dilaksanakan dari pukul 08.25 s.d 09.35 Wib.
Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah drama pendek.
56
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini sebanyak 36 orang
(semua hadir). Kegiatan diawali dengan membuka kegiatan
pembelajaran yang meliputi pengkondisian kelas, berdoa,
absensi, apersepsi dan pemberian motivasi.
Kegiatan
ini
diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran, penjelasan singkat tentang materi yang menjadi
pokok pembahasan, menjelaskan kegiatan pembelajaran dengan
bermain peran dan menjelaskan tentang sistem penilian secara
individu dan kelompok secara reward. Kemudian setiap
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
memerankan
perananannya sesuai dengan karakter dalam naskah drama.
Selama siswa belajar bersama dalam tim, guru memantau,
memberi arahan, bimbingan dan penjelasan khususnya kepada
siswa yang terlihat masih kesulitan dalam pembelajaran. Sekitar
10 menit sebelum pelajaran berakhir, guru bersama-sama
dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Dan sebagai
penutup pembelajaran guru memberikan pengarahan kepada
siswa untuk lebih memberanikan diri untuk berekspresi ketika
bermain peran karena akan diadakan tes kemampuan bermain
peran dan penilaian individu pada pertemuan yang akan datang,
kemudian memberikan naskah drama yang berbeda dengan yang
tadi dipelajari kepada siswa sesuai dengan kelompoknya.
Pada pertemuan pertama ini terlihat sebagian besar siswa
masih kurang memahami langkah-langkah pembelajaran yang
disampaikan, sehingga ketika mereka dipinta untuk bermain
peran masih banyak siswa yang nampak ragu, dan gugup ketika
bermain peran. pada saat belajar bersama kelompoknya masih
tampak dominasi dari siswa-siswa tertentu (siswa yang lebih
pintar) sehingga siswa yang kemampuannya dibawah rata-rata
menjadi kurang aktif. Namun demikian secara umum kondisi
57
pembelajaran pada pertemuan pertama ini relatif berjalan
dengan baik.
2.
Pertemuan Kedua ( Senin 6 Mei 2013)
Pada hari Senin tanggal 6 Mei 2013 dilaksanakan
pertemuan kedua siklus I, pelaksanaan PBM dimulai pada jam
08.25 s.d 09.35 WIB. Pada pertemuan ini seluruh siswa
berjumlah 36 orang yang hadir. Dan akan diadakan tes kepekaan
ketika bermain peran.
Kegiatan awal pertemuan kedua ini sama dengan pada
pertemuan kesatu dengan naskah drama yang sama hal ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa pada pertemuan
pertama. Setelah absensi, guru menanyakan kesiapan setiap
kelompok untuk memerankan sebuah naskah drama, kemudian
guru memanggil ketua kelompok untuk mengambil nomor
undian penampilan.
Untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa, dalam
pertemuan ini guru telah menyiapkan hadiah dan coklat yang
telah dibungkus dengan kertas kado dan diletakkan di depan
(diatas) meja guru. Kepada siswa dijelaskan bahwa, hadiah itu
tersebut akan diberikan kepada kelompok yang paling bagus
dalam pementasan drama pendek serta untuk kelompok
terlengkap propertinya.
Pada tahap akhir ini peneliti berbicara kepada siswa
diharapkan kepada seluruh siswa mampu dan memahami segala
materi yang telah diajarkan sehingga setiap siswa mampu
berbicara dengan bermain peran dengan baik dan benar
mencapai nilai yang telah ditentukan oleh sekolah. Pada menitmenit terakhir peneliti mengajak siswa menutup pembelajaran
dengan berdoa bersama-sama. Peneliti juga mengamati aktifitas
58
siswa yang dibantu oleh guru (observer) dalam menjalani tes
siswa.
c.
Tahap Observasi dan Analisis
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Guru IPS (observer/kolaborator) melakukan pengamatan
langsung
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
IPS
dengan
menggunakan metode bermain peran selama proses pembelajaran
berlangsung.
Hasil pengamatan ini terbagi menjadi dua, yaitu pengamatan
terhadap keterampilan guru (peneliti) dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode bermain peran dan pengamatan terhadap
aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
bermain peran.
Hasil pengamatan proses pembelajaran dapat dilihat dalam tabel
berikut:
1.
Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
Tabel VIII
Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama
Proses Pembelajaran Siklus I
No.
Aspek yang Dinilai
Nilai
1
1.
2
3
Keterangan
4
Kemampuan membuka
pelajaran
1. Menarik perhatian
siswa
2. Menimbulkan motivasi
3. Memberikan acuan
√
Cukup
√
Cukup
59
materi yang akan
disajikan
√
Baik
√
Baik
4. Memberi kaitan materi
yang akan disampaikan
2.
Sikap peneliti dalam proses
pembelajaran
√
1. Kejelasan suara
Sangat baik
2. Gerakan badan tidak
mengganggu perhatian
siswa
√
Cukup
3. Antusiasme
3.
penampilan/mimik
√
Baik
4. Mobilitas posisi tempat
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
Penguasaan materi
1. Materi disajikan sesuai
dengan langkahlangkah yang
direncanakan
2. Kejelasan dalam
menerangkan materi
3. Kejelasan dalam
memberikan contoh
4. Mencerminkan
keluasan wawasan
60
4.
Proses pembelajaran
1. Kesesuaian penggunaan
strategi/metode dengan
√
pokok bahasan
Baik
2. Penyajian materi
relevan dengan
indikator hasil belajar
√
Cukup
3. Antusiasme dalam
menanggapi dan
menggunakan respon
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
4. Kecermatan dalam
pemanfaatan waktu
5.
Penggunaan media
1. Memperhatikan prinsipprinsip penggunaan
jenis media
2. Ketepatan saat
penggunaan
3. Keterampilan saat
mengoperasionalkan
√
Cukup
4. Membantu
meningkatkan proses
pembelajaran
√
Baik
61
6.
Evaluasi
1. Menggunakan penilaian
tulisan relevan dengan
indikator hasil belajar
√
Baik
√
Baik
2. Menggunakan jenis
ragam penilaian relevan
dengan indikator hasil
belajar
3. Menggunakan penilaian
sesuai dengan yang
tertulis pada rencana
pembelajaran
7.
√
Cukup
√
Cukup
Kemampuan menutup pelajaran
1. Meninjau kembali
pokok bahasan
2. Memberikan
keterampilan bertanya
3. Mengucapkan salam
Ket : Kemampuan menutup pelajaran
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Kategori penilaian
≥ 80 %
= sangat baik (A)
60%-79,99%
= baik (B)
40%-59,99%
= cukup (C)
√
Baik
√
Baik
62
20%-39,99%
= kurang (D)
00%&-19,99%= sangat kurang (E)
Presentasi aktivitas guru = perolehan skor
= 74 %
= B. (baik)
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran pada
pertemuan I berada dalam kategori baik.
2.
Aktivitas siswa selama pembelajaran
Hasil pengolahan data aktifitas siswa pada pertemuan
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IX
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
Jumlah
banyak siswa
No.
Aspek yang dinilai
yang
JML
melakukan
Persentase
Keterangan
(%)
aktifitas
1.
Aktifitas siswa yang
sesuai dengan PBM
a. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
6
b. Siswa serius
mengerjakan tugas
yang diberikan
6
c. Siswa mampu
menggungkapkan
ide-idenya dengan
berani
3
15
41,7%
Kurang
63
2.
Aktifitas siswa yang
tidak sesuai dengan
PBM
a. Melamun
5
b. Mengobrol dengan
teman
9
c. Melakukan
pekerjaan lain
7
21
58,4%
Baik
Kategori penilaian : aktifitas siswa yang sesuai dengan PBM
≥ 86%
= sangat baik
71%-85%
= baik
60%-70%
= cukup
41%-59%
= kurang
≤ 40%
= sangat kurang
Kategori penilaian : aktifitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM
≥ 86%
= sangat kurang
71%-85%
= kurang
60%-70%
= cukup
41%-59%
= baik
≤ 40%
= sangat baik
Pada pertemuan siklus I, analisis nilai aktivitas siswa yang
sesuai dengan pelajaran adalah 41.7% dengan kategori “kurang”
sedangkan analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan
pembelajaran adalah 58.4% termasuk kategori “baik”.
Dari hasil pengamatan siswa, didapat siswa yang sudah siap dan
berkonsentrasi untuk menerima pelajaran. Untuk materi yang
diberikan guru, sebagian kecil memperhatikan guru dan selebihnya
masih asik dengan kesibukan masing-masing. Penerapan metode
bermain peran pada saat tes atau uji kemampuan yang diberikan oleh
guru (peneliti) membuat siswa merasa senang dan nyaman dengan
64
mata pelajaran IPS khususnya pada pokok bahasan menerima
keragaman suku bangsa dan budaya.
Hal ini terlihat dari perolehan hasil observasi siswa keterampilan
bermain peran. Penerapan metode ini sangat membantu siswa dalam
meningkatkan kepekaan dalam menerima dan menghargai perbedaan
suku dan budaya di kelasnya.
Adapun tabel distribusi pada tes uji kemampuan siklus I adalah
sebagai berikut:
Tabel X
Distribusi Frekuensi Siklus I
No.
Kelas Interval
Frekuensi
Relatif
1.
50-53
5
13,89%
2.
54-57
3
8,33%
3.
58-61
6
16,67%
4.
62-65
7
19,44%
5.
66-69
6
16,67%
6.
70-73
6
16,67%
7.
74-77
3
8,33%
Jumlah
36
100%
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I, didapat rata-rata hasil
belajar siswa rata-rata 63,3, median 62,modus 63,3 dan nilai minimum
50, nilai maksimum 77, varians 54,86 dari tes hasil siklus I dengan
hasil yang didapat pada tabel ini, maka siklus I selesai, dan berlanjut
pada siklus II. Pada siklus II siswa diharapkan mendapatkan nilai
lebih besar dari siklus I.
Setelah tes ini dilakukan, maka peneliti melakukan wawancara
kepada siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah sebanyak 5
orang. Dengan wawancara ini diharapkan peneliti mendapatkan
informasi tentang kualitas pembelajaran IPS pada pokok bahasan
65
menerima keragaman suku bangsa dan budaya dengan menggunakan
metode Role Playing (Bermain Peran).
d. Tahap Refleksi
Berdasar hasil jurnal harian, lembar observasi keterampilan
guru, lembar observasi aktivitas siswa, data dan masukan-masukan
dari kolaborator,maka seluruh refleksi tindakan siklus I dapat
dideskripsikan secara umum, keterampilan guru dalam proses
pembelajaran dengan metode bermain peran pada pertemuan ini relatif
baik walaupun masih banyak kekurangan yang disebabkan karena:
1.
Alokasi waktu pembelajaran yang kurang memadai.
2.
Jumlah siswa yang banyak, kelas yang terlalu besar dan guru
belum
terbiasa
menerapkan
metode
bermain
peran
menyebabkan guru tampak kesulitan dan seperti kurang terampil
dalam membimbing siswa mengaplikasikan teori pembelajaran.
3.
Beberapa siswa masih tampak kesulitan, masih malu-malu dan
gugup.
4.
Kemampuan bermain peran masih kurang maksimal.
5.
Sebagian siswa belum mampu memberikan tanggapan/komentar
terhadap kelompok yang bermain peran.
Menyikapi segenap kekurangan dan kelemahan tersebut diatas,
maka peneliti berupaya menyusun beberapa rencana untuk tindakan
pembelajaran pada siklus selanjutnya, diantaranya:
1.
Mengoptimalkan waktu pembelajaran.
2.
Menegaskan
langkah-langkah
pembelajaran
metode
bermain peran, menyiasati pembentukan kelompok tidak
didominasi oleh siswa tertentu.
3.
Guru berupaya untuk meningkatkan bimbingan kepada
siswa dalam belajar bersama kelompok.
4.
Guru mengoptimalkan distribusi pendapat siswa saat
diskusi dan bermain peran.
66
5.
Guru memperbaiki dalam memilih naskah drama supaya
lebih sesuai dengan aspek-aspek yang hendak diukur.
6.
Tindakan Pembelajaran Siklus II
a.
Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dillakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyiapkan RPP menyiapkan lembar petunjuk langkah-langkah
pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, naskah drama siklus II.
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka pada siklus II ini proses
pembelajaran
harus
lebih
diarahkan.
Peneliti
harus
mampu
mengoptimalkan waktu yang digunakan agar seluruh tahapan kegiatan
pembelajaran dengan metode bermain peran dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
optimal.
Materi yang menjadi pokok bahasan pada siklus II adalah materi
drama pendek. Adapun indikator yang hendak dicapai adalah agar
setelah pembelajaran siswa mampu:
1.
Menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika
2.
Menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman
budaya
3.
Membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa
dan budaya setempat
4.
Memberikan contoh cara menghargai keragaman yang ada
di masyarakat setempat
5.
Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa
dan budaya di masyarakat
6.
Menunjukkan keragaman budaya yang ada di daerahnya
melalui peta
7.
Bermain peran sesuai dengan naskah drama.
Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan sebanyak dua
kali pertemuan.
67
b.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan alokasi
waktu 4x35 menit. Kegiatan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan
yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 dan 20 Mei
2013. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat
pada lampiran.
1.
Pertemuan Pertama (Senin, 13 Mei 2013)
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari senin
tanggal 13 Mei 2013. PBM dimulai pukul 08.25 s.d 9.35 WIB.
Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah dram pendek.
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini sebanyak 36 orang
(semua hadir). Kegiatan diawali dengan membuka kegiatan
kelas yang meliputi pengkondisian kelas, berdoa, absensi,
appersepsi dan pemberian motivasi.
Kegiatan
ini
diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran, penjelasan singkat tentang materi yang menjadi
pokok pembahasan yaitu bagaimana cara memerankan tokoh
yang baik sesuai dengan lafal dan ekspresi, menjelaskan
kegiatan
pembelajaran
degan
metode
bermain
peran
menjelaskan tentang sistem penilaian secara individu dan
kelompok.
Kemudian guru
Selanjutnya,
siswa
membuat
diminta
untuk
kelompok belajar.
bergabung
dengan
kelompoknya, setelah tim (kelompok) terbentuk peneliti
meminta perwakilan kelompok untuk membacakan naskah
dramanya. Ketika satu kelompok selesai presentasi, maka
kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi atau
bertanya.
Selama siswa belajar bersama dalam tim, peneliti
berusaha
lebih
meningkatkan
pemantauan,
arahan
dan
bimbingan dengan harapan agar siswa yang mengalami
kesulitan pembelajaran bisa didramatisir. Sekitar 10 menit
68
sebelum pelajaran berakhir, guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan materi pembelajaran. Dan sebagai penutup
pembelajaran
guru
memberikan
arahan
untuk
lebih
mempersiapkan karena diadakan tes akhir pembelajaran.
Pada pertemuan pertama siklus II ini, terlihat sebagian
besar
siswa
relatif
lebih
memahami
langkah-langkah
pembelajaran yang disampaikan. Dominasi dari siswa-siswa
tertentu (siswa yang lebih pintar) pun sedikit berkurang, secara
keseluruhan siswa ikut aktif dalam kerjasama kelompok, dan
semakin berani di dalam memainkan peranannya ketika bermain
peran, walaupun masih ada beberapa orang yang masih terlihat
malu-malu saat bermain peran.
2.
Pertemuan Kedua (Senin, 20 Mei 2013)
Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua ini
dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2013, dimulai pada jam 08.25
s.d 09.35 wib. Pada pertemuan ini seluruh siswa (36) orang
hadir.
Kegiatan awal pertemuan kedua yang merupakan post test
ini sama dengan pada pertemuan kesatu, yaitu absensi,
appersepsi dan motivasi dengan cara sekilas bertanya tentang
materi dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
pertemuan sebelumnya. Selanjutnya menyampaikan tujuan
beserta langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dalam pertemuan ini pun sama dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya, guru memanggil ketua kelompok untuk mengambil
nomor undian penampilan. Untuk meningkatkan minat dan
motivasi siswa, dalam pertemuan ini guru telah menyiapkan
hadiah permen dan coklat yang telah dibungkus dengan kertas
kado dan diletakkan diatas meja guru. Selanjutnya guru
menjelaskan bahwa hadiah tersebut akan diberikan kepada
69
kelompok yang bagus dalam pementasan drama pendek serta
untuk kelompok terlengkap propertinya.
Pada tahap akhir ini peneliti berbicara kepada sisiwa
diharapkan kepada seluruh siswa mampu dan memahami segala
materi yang telah diajarkan sehingga setiap siswa mampu
memiliki sikap menerima keragaman suku bangsa dan budaya
dengan bermain peran dengan baik dan benar dan mencapai nilai
yang telah ditentukan sekolah. Peneliti juga mengamati aktifitas
siswa yang dibantu oleh guru (observer) dalam menjalani tes
siswa.
Kemudian pertemuan kedua
ini ditutup dengan
memberikan pengarahan kepada siswa karena akan diadakan tes
penilaian di akhir pertemuan.
c.
Tahap Observasi dan Analisis
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Guru Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) melakukan pengamatan
secara langsung dengan metode bermain peran selama proses
pembelajaran berlangsung.
Berikut hasil observasi kegiatan guru dan aktifitas siswa selama
proses pembelajaran siklus II. Berdasarkan tindakan dan observasi
pada pembelajaran pertemuan siklus II diperoleh hasil berikut:
Hasil pengamatan proses pembelajaran dapat dilihat dalam tabel
berikut:
1. Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
Tabel XI
Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama
Proses Pembelajaran Siklus II
No.
Aspek yang Dinilai
Nilai
1
2
3
Keterangan
4
70
1.
Kemampuan membuka
pelajaran
1. Menarik perhatian
siswa
√
Baik
2. Menimbulkan
√
motivasi
Sangat baik
3. Memberikan acuan
materi yang akan
disajikan
√
Baik
√
Baik
4. Memberi kaitan
materi yang akan
disampaikan
2.
Sikap peneliti dalam
proses pembelajaran
1. Kejelasan suara
√
Sangat baik
√
Sangat baik
2. Gerakan badan
tidak mengganggu
perhatian siswa
3. Antusiasme
penampilan/mimik
√
Baik
√
Baik
4. Mobilitas posisi
tempat
3.
Penguasaan materi
1. Materi disajikan
sesuai dengan
langkah-langkah
yang direncanakan
2. Kejelasan dalam
√
Sangat baik
71
menerangkan
√
materi
Sangat baik
3. Kejelasan dalam
memberikan
contoh
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
4. Mencerminkan
keluasan wawasan
4.
Proses pembelajaran
1. Kesesuaian
penggunaan
metode dengan
pokok bahasan
2. Penyajian materi
relevan dengan
indikator hasil
belajar
3. Antusiasme dalam
menanggapi dan
menggunakan
respon
4. Kecermatan dalam
pemanfaatan waktu
5.
Penggunaan media
1. Memperhatikan
prinsip-prinsip
penggunaan jenis
media
72
2. Ketepatan saat
penggunaan
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
√
Baik
3. Keterampilan saat
mengoprasionalkan
4. Membantu
meningkatkan
proses
pembelajaran
6.
Evaluasi
1. Menggunakan
penilaian tulisan
relevan dengan
indikator hasil
belajar
2. Menggunakan
jenis ragam
penilaian relevan
dengan indikator
hasil belajar
3. Menggunakan
penilaian sesuai
dengan yang
tertulis pada
rencana
pembelajaran
73
7.
Kemampuan menutup
pelajaran
1. Meninjau kembali
√
pokok bahasan
Baik
2. Memberikan
keterampilan
bertanya
√
Sangat baik
√
Sangat baik
3. Mengucapkan
salam
Ket
: kategori penilaian
4
= sangat baik
3
= baik
2
= cukup
1
= kurang
Kategori penilaian
≥ 80%
= sangat baik (A)
60%-70,99% = baik (B)
40%-5,99%
= cukup (C)
20%-39,99% = kurang (D)
00%-19,99% = sangat kurang (E)
Persentase aktivitas guru
= perolehan skor
= 85%
= A. (sangat baik)
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran
pada pertemuan siklus II berada dalam kategori “sangat baik”
2. Aktivitas siswa selama pembelajaran
Hasil pengolahan data aktifitas siswa pada pertemuan
siklus II dapat dilihat pada table berikut ini:
74
Tabel XII
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Jumlah
banyak siswa
No.
Aspek yang dinilai
yang
melakukan
JML
Keterangan
(%)
aktifitas
1.
Persentase
Aktifitas siswa yang
sesuai dengan PBM
d. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
14
e. Siswa serius
mengerjakan tugas
yang diberikan
14
f. Siswa mampu
menggungkapkan
ide-idenya dengan
berani
2.
5
33
91,7%
Sangat baik
3
8,4%
Sangat
Aktifitas siswa yang
tidak sesuai dengan
PBM
e. Melamun
0
f. Mengobrol dengan
teman
2
g. Melakukan
pekerjaan lain
1
kurang
75
Kategori penilaian : aktifitas siswa yang sesuai dengan PBM
≥ 86%
= sangat baik
71%-85%
= baik
60%-70%
= cukup
41%-59%
= kurang
≤ 40%
= sangat kurang
Kategori penilaian : aktifitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM
≥ 86%
= sangat kurang
71%-85%
= kurang
60%-70%
= cukup
41%-59%
= baik
≤ 40%
= sangat baik
Pada pertemuan siklus II, analisis nilai aktivitas siswa yang
sesuai dengan pelajaran adalah 91.7% dengan kategori “sangat baik”
sedangkan analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan
pembelajaran adalah 8.4% termasuk dalam kategori “sangat kurang”.
Setelah tes ini dilakukan maka peneliti melakukan wawancara
kepada siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah sebanyak 5
orang. Dengan wawancara ini diharapkan peneliti akan mendapatkan
informasi tentang kualitas pembelajaran IPS pada pokok bahasan
menerima keragaman suku bangsa dan budaya dengan menggunakan
metode Role Playing.
Adapun tabel distribusi pad tes uji kemampuan siklus II adalah
sebagai berikut:
Tabel XIII
Distribusi Frekuensi Siklus II
No.
Kelas Interval
Frekuensi
Relatif
1.
60-63
7
19,44%
2.
64-67
9
25%
76
3.
68-71
6
16,67%
4.
72-75
4
11,11%
5.
76-79
3
8,33%
6.
80-83
5
13,89%
7.
84-87
2
5,55%
Jumlah
36
100%
Berdasarkan hasil tes akhir siklus II, didapat hasil belajar siswa
rata-rata 70,61 median 68,5 dan nilai minimum 60 nilai maksimum
85, varians 58,15 standar deviasi 7,62. Dari tes akhir siklus II siswa
sudah mencapai nilai > 60 dengan hasil ini maka siklus selesai.
Pada tanggal 27 Mei 2013 peneliti dibantu oleh observer
melakukan post test pada siklus II yaitu kembali memeragakan
kemampuan bermain peran untuk meningkatkan hasil belajar pada
pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya. Tes ini
dihadiri oleh 36 orang.
Berikut rekapitulasi hasil belajar kepekaan dalam bertoleransi
terhadap pluralitas suku bangsa dan budaya lengkap beserta post test:
Tabel XIV
Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan
Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
Statistik
Pree test
Siklus I
Sikus II
Post Test
N
36
36
36
36
Minimum
38
50
60
60
Maksimum 67
77
85
90
Mean
52,6
63,5
70,61
79,77
Modus
50,83
63,5
63,1
81,5
77
B.
Analisis Data
Berikut hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima
keragaman suku bangsa dan budaya melalui tehnik bermain peran:
1.
Siklus I
Pada siklus ini materi-materi yang diberikan yaitu tentang
bagaimana cara menerima keragaman suku bangsa dan budaya dan
memerankan naskah drama yang disiapkan oleh guru, berdasarkan
hasil observasi didapat aktivitas siswa masuk pada kategori kurang.
Adapun hasil test pada siklus I terlihat sebanyak 13,89% siswa
mendapat nilai terendah 50-53 dan nilai tertinggi 74-77 nilai tertinggi
sebanyak 5,26% walaupun dengan hasil ini siswa telah mampu
mencapai KKM yaitu 70 akan tetapi, peneliti merasa belum
terpuaskan dengan hasil ini. Peneliti dan observer sepakat bahwa hasil
belajar siswa dirasa perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.
2.
Siklus II
Pada siklus ini, materi yang diberikan adalah langkah-langkah
dalam bermain peran, dan siswa beserta kelompoknya memerankan
naskah drama yang telah dipersiapkan guru, berdasarkan hasil
observasi aktivitas siswa masuk pada kategori sangat baik. Untuk hasil
tes pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil
presentase sebanyak 5,55% untuk nilai tertinggi 84-87 dan nilai
terendah 60-63 sebanyak 19,44%. Oleh karena itu hasil belajar pada
siklus II telah melampaui KKM sekolah yaitu 70. Maka penelitianpun
dihentikan.
C.
Pembahasan
Dapat diketahui dari beberapa data di atas bahwa hasil belajar IPS
siswa pada pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya
dengan menggunakan metode Role Playing di SD NU Wanasari Indramayu
meningkat. Pada saat pree test nilai rata-rata sebesar 52,6 sedangkan pada
78
saat post test nilai rata-rata siswa 79,77 hal ini meningkat sebanyak 27.17
poin. Demikian pula pada siklus I rata-rata diperoleh 63,5 sedangkan pada
siklus II diperoleh rata-rata sebesar 70,61 hal ini meningkat sebanyak 7,11
poin.
Pada preetest nilai minimal 38 dan pada post test nilai minimal 60, hal
ini mengalami peningkatan sebanyak 22 poin demikian pula pada halnya
pada siklus I nilai minimum yang diperoleh 50 sedangkan pada siklus II
diperoleh nilai minimum 60 hal ini meningkat 10 poin.
Hasil belajar di atas membuktikan bahwa hasil penelitian hasil belajar
IPS siswa pada pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan
budaya dengan tehnik bermain peran berpengaruh besar pada siswa. Oleh
karena itu salah satu tehnik bermain peran dalam mengajar mampu
merangsang siswa lebih termotivasi, mudah dan menyenangkan dalam
proses pembelajaran. dengan kata lain terbukti dengan penggunaan metode
bermain peran (Role Playing) pada pembelajaran IPS mampu meningkatkan
hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima keragaman suku
bangsa dan budaya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan deskripsi data yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode bermain peran
(Role Playing) dalam peningkatan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya di SD NU
Wanasari Kabupaten Indramayu telah terlaksana dengan baik, hal itu
bias dilihat dari:
a.
Adanya konsistensi kegiatan belajar mengajar dalam kurikulum
yang ditandai dengan adanya kesesuaian tujuan pengajaran,
bahan pengajaran yang diberikan, jenis kegiatan yang dilakukan.
b.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan
sesuai dengan harapan, hal itu tampak terlihat dari dipahami dan
diikutinya petunjuk-petunjuk pembelajaran dari guru, terlibatnya
semua siswa dalam melaksanakan tugas belajar dan pemecahan
masalah, mulculnya keberanian untuk bertanya kepada sesama
siswa atau guru.
c.
Penggunaaan metode bermain peran (Role Playing) dapat
menigkatkan Keberanian, Kelancaran, Kepekaan sosial dan
Sikap siswa belajar menerima keragaman suku bangsa dan
budaya.
2.
Hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan menerima keragaman
suku bangsa dan budaya di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu
dengan penggunaan metode Role Playing (Bermain Peran) meningkat.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
79
80
1.
Bagi Sekolah
a.
Mengadakan pelatihan bagi guru tentang menggunakan metode
mengajar dengan baik yang memugkinkan berkembangnya
potensi siswa. Metode mengajar yang baik tidak saja
menciptakan situasi kelas yang hidup, tetapi juga mempermudah
siswa dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.
b.
Pengadaan pementasan seni bermain peran khususnya dalam
mata pelajaran IPS dan mata pelajaran yang lain pada umumnya
pada kelas IV SD/MI. Sehingga lebih menunjang dalam
penanaman konsep-konsep IPS secara lebih nyata sekaligus
meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Bagi Guru
a.
Mempersiapkan
secara
cermat
perangkat
pendukung
pembelajaran dan fasilitas belajar yang di perluakan karena
sangat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pembelajaran
yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa
khususnya pada pokok bahasan menerima keragaman suku
bangsa dan budaya.
b.
Guru hendaknya mampu menjadi motivator sekaligus menjadi
fasilitator bagi siswanya. Hal ini akan merangsang identifikasi
pada diri siswa yang sekaligus dapat menemukan jatidiri siswa
yang pada akhirnya dapat mempercepat pemahaman dalam
belajar dan berkomuikasi.
c.
Kelas harus dikelola secara baik dan ketersediaan waktu harus
benar-benar diperhatikan.
1.
Bagi siswa
a.
Suatu keberhasilan dalam menentukan prestasi belajar tidak
bergantung pada orang lain tetapi lebih banyak ditentukan oleh
diri sendiri. Kemauan yang tinggi akan sangat berperan dalam
81
meningkatkan
prestasi.
Untuk
itu
pembiasaan
dalam
mengunakan metode Role Playing (Bermain Peran) dalam
mengikuti proses belajar mengajar akan dapat mengantarkan
siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi.
b.
Hendaknya siswa terlibat secara penuh baik secara fisik maupun
mental
dalam
proses
belajar
mengajar,
hal
ini
akan
mempermudah tercapainya tujuan belajar.
c.
Siswa hendaknya terlibat secara aktif di dalam kelas, karena
paradigma yang berkembang saat ini adalah control belajar
sepenuhnya ada pada diri siswa.
d.
Siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan menigkatkan
usaha belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar optimal.
2.
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik
Dalam pembelajaran IPS khususnya. Agar hasil belajar IPS siswa
pada pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya
hendaknya pendidik dan calon pendidik menggunakan pembelajaran dengan
teknik bermain peran. Teknik bermain peran sangat cocok untuk
pembelajaran IPS terutama untuk peningkatan hasil belajar siswa pada
pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya.
DAFTAR PUSATAKA
Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam
Undang-Undang SISDIKNAS, Jakarta: Departemen Agama, 2003.
MPR RI, Sekretariat Jenderal. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI 2013.
Rifai, Veitzal. Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta
Diiklat Spama Survei di DIKLATDEPKES, Jurnal Pendidikikan dan
Kebudayaan No. 40, tahun ke-9, Jakarta: DEPDIKNAS, Januari 2003.
Rusyan, Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2000.
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru
Algesindo, 2000.
Rosyada, Dede. Paradigma Pendidiikan Demokrasi Jakarta: Prenada Media,
2004.
Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka
Cipta 2003.
Kartono, Kartini. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV.
Rajawali.
Ahmadi, Abu. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.
Indra, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dalam Jurnal Pendidikan
dan Budaya, Edisi-1, tanggal 10 juni tahun 2009, tersedia:http://educare.efkipunla.net
82
83
Muin, Fatkhul. Intelegensi dan Emosi, Blog pada http:www.wodpress.com
diakses pada 15 februari 2013.
Saufi, Muhamad. Upaya Meningkatkan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain
Dalam
Pembelajaran
Pendidikan
Jasmani,
Blog
pada
http:www.wodpress.com diakses pada tanggal 5 maret 2013.
Manzilatusifa, Uus. Pemberian Motivasi Guru dalam Pembelajaran, dalam Jurnal
Pendidikan dan Budaya,
Edisi-1,
tanggal
6 Maret
tahun 2013,
tersedia:http/educare.e-fkipunla.net.
Listinawati, Cucu. Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Budi Pekerti di
Sekolah-sekolah, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 8
Maret tahun 2013, tersedia:http/educare.e-fkipunla.net.
Fauzie, Raden Adelina. Anggaran Pendidikan Untuk Masa Depan Bangsa Yang
Lebih Baik, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 3 Maret
2013, tersedia: http://educare.efkipunla.net.
Hakim, Thursan. Belajar Secara Efektif, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya,
Edisi-1, tanggal 9 Maret tahun 2013, tersedia: http://educare.e-fkipunla.net.
Abdurrahman, Mulyono. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003
K, Roestiah N. Masalah-masalah Keguruan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 2000.
Santrock. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.
Sudrajat, Akhmad. Hakikat Belajar, Puncak Wordpress Blog Indonesia diakses
pada tanggal 12 Februari 2013.
Sukmadinata, Nana Saudih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2003.
Koester, Wawan. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa
SLTPN di Jakarta, Bandung: Mimbar Pendidikan UPI, No. 2/XIX, 2002.
84
Yusmidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta,
Surabaya: Pelangi Pendidikan, volume 5, no. 1, 2002.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002.
Murniwahid, dkk. Evaluasi Pembelajaran dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Litera,
2010.
Bukuné, Redaksi. Undang-Undang Dasar 1945 & Perubahannya, Jakarta:
Bukuné, 2010.
Maliki, Zainuddin. Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2008.
Supriatna, dkk. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI Press, 2007.
LPP-SDM, Tim. Ensiklopedi Pendidikan Islam, Depok, CV: Bina Muda
Ciptakreasi, 2010.
Hamzah B, Uno. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.
Sudrajat, Akhmad. Hakikat Belajar, Puncak Wordpress Blog Indonesia diakses
pada tanggal 12 Februari 2013.
Indra, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dalam Jurnal Pendidikan
dan Budaya, Edisi-1, tanggal 10 juni tahun 2009, tersedia:http://educare.efkipunla.net
Muin, Fatkhul. Intelegensi dan Emosi, Blog pada http:www.wodpress.com
diakses pada 15 februari 2013.
Saufi, Muhamad. Upaya Meningkatkan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain
Dalam
Pembelajaran
Pendidikan
Jasmani,
http:www.wodpress.com diakses pada tanggal 5 maret 2013.
Blog
pada
85
Manzilatusifa, Uus. Pemberian Motivasi Guru dalam Pembelajaran, dalam Jurnal
Pendidikan dan Budaya,
Edisi-1,
tanggal
6 Maret
tahun 2013,
tersedia:http/educare.e-fkipunla.net.
Listinawati, Cucu. Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Budi Pekerti di
Sekolah-sekolah, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 8
Maret tahun 2013, tersedia:http/educare.e-fkipunla.net.
Fauzie, Raden Adelina. Anggaran Pendidikan Untuk Masa Depan Bangsa Yang
Lebih Baik, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 3 Maret
2013, tersedia: http://educare.efkipunla.net.
Hakim, Thursan. Belajar Secara Efektif, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya,
Edisi-1, tanggal 9 Maret tahun 2013, tersedia: http://educare.e-fkipunla.net.
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2003.
K, Roestiah N. Masalah-masalah Keguruan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 2000.
Ghony, M. Djunaidi. Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN-Malang Press,
2008.
DENAH SEKOLAH SD NU WANASARI
RUANG
IPNU/ IPPNU
(OSIS)
KANTOR
MWC NU
KEC. BANGODUA
RUANG
KELAS IX. A
RUANG
RUANG
KELAS MDA
IX. B
KELAS
RUANG
KOMPUTER &
PERPUSTAKAAN
RUANG :
207
KANTIN
SMP NU
WANASARI
KANTOR
SMP NU
WANASARI
WC GURU &/
MURID
RUANG
KELAS DTA
HALAMAN SEKOLAH (DEPAN)
ASRAMA
SANTRI
PUTRI
ASRAMA
SANTRI
PUTRA
RUANG
KELAS DTA
RUANG
KANTOR DTA
ASRAMA
SANTRI PUTRA
RUANG
KELAS VII. A
RUANG :
RUANG
208
KELAS VII. B
HALAMAN SEKOLAH
(BELAKANG)
RUANG :
209
MUSHOLLA
SMP NU
WANASARI,
SD NU WANASARI
& PONPES
MIFTAHUL
MUBTADI’IEN
RASO
HALAMAN SEKOLAH
(BELAKANG)
RUANG
KELAS VIII. A
S
RUANG :
209
RUANG
KELAS VIII. B
RUANG :
209
KANTOR
SD NU WANASARI
T
B
U
RUANG KELAS
SD NU WANASARI
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SD NU WANASARI
KEPALA SEKOLAH
JAHIDIN, S. Pd. I
KOMITE SEKOLAH
ROSIDI
TATA USAHA
ZAIDUN
GURU
INTAN PERMATASARI
GURU KELAS I
NURJANAH
GURU KELAS IV
AHMAD SYAHID, S. Pd. I
GURU KELAS II
M. ARIFIN
GURU AGAMA
VENY UKATARA
KANITA, S. Pd. I
SISWA
MASYARAKAT
GURU KELAS III
ANIS MARATUS.
SOLEHAH
GURU OLAH RAGA
MUSTAIN
Profil SD NU
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU KEC. BANGODUA
SEKOLAH DASAR NAHDLATUL ’ULAMA
SD NU WANASARI
Alamat : Jln. KH. Sanusi Raso, Ds. Wanasari, Kec. Bangodua, Kab. Indramayu Kode Pos. 45272
PROFIL SEKOLAH
Nama Sekolah
Alamat
Kecamatan/Kab/Kota
No. Tlp / HP
1. Nama Yayasan (bagi swasta)
Alamat Yayasan
2 Jenjang Akreditasi
3 Tahun Didirikan
4 Tahun Beroperasi / Izin Operasional
5 Kepemilikan Tanah
6
7
8
9
: SD NU WANASARI
: KH. Sanusi Raso Desa Wanasari Blok Raso
: Bangodua - Indramayu
: 087828984522
: AL FUDHOLA
: Jalan By Pass Pantura Widasari Indramayu
': 2009
: 2009 / No. 421.2/KEP.92,A-Disdik, 1 Juli 2009
: Organisasi (MWC NU Kec. Bangodua)
:
Wakaf
: 3.000 m2
: Pemerintah dan menumpang
: 144 m2 (Pemerintah) & 94 m2 (Menumpang)
a. Status Tanah
b. Luas Tanah
Status Bangunan Milik
Luas Seluruh Bangunan
Data siswa dalam 4 (Empat) tahun terakhir
Kelas I
Kelas II
Tahun
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Pelajaran
Siswa
Rbml Siswa Rbml
2009/2010
9 Org.
1
2010/2011
16 Org.
1
2011/2012
20 Org.
1
2012/2013
17 Org
1
9 Org.
16
Org.
20
Org.
Kelas III
Jml.
Jml.
Siswa
Rbml
Kelas IV
Jml.
Jml.
Siswa
Rbml
1
1
1
9 Org.
16
Org.
1
1
36 Org.
1
Jumlah
total
Siswa Rmbl.
9 Org.
25
Org.
45
Org.
89
Org.
1
2
3
4
a) Data Ruang Kelas
Ukuran
>63 m2
(a)
Ruang
2
Kelas
b) Data Ruang
Lain
Jenis Ruangan
1. Perpustakaan
2. Lab. IPA
3. Ketrampilan
Jumlah
<63 m2
(b)
Jumlah
(d)
=(a+b)
Jumlah ruang
lainnya yg
digunakan
untuk ruang
kls.(e)
Menumpang
pd
DTA Miftahul
Mubtadiin
-
2
2 ruang
Ukuran
(m2)
…..x…..
…..x…..
…..x…..
Jenis Ruangan
4. Lab. Bahasa
5. Lab. Komputer
6. Kantor
Jumlah
(buah)
-
Jumlah ruang
yg digunakan
untuk
ruang
kls.(f)=(d+e)
4
Ukuran
(m2)
…..x…..
…..x…..
…..x…..
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah
: SD NU Wanasari
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: IV/I
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Pertemuan Minggu ke-10 sampai 14 (siklus I & II)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota,
provinsi)
III. Tujuan Pembelajaran**
 Siswa dapat Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence ) ,
Jujur ( fairnes ), Ketelitian ( carefulness)
dan Toleransi (Tolerance)
IV. Materi Pokok
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya
V. Metode Pembelajaran
Role Playing (Bermain Peran)
VI. Kegiatan Pembelajaran
 Kegiatan awal
-
Tanya jawab tentang pengertian “Bhineka Tunggal Ika”
-
Siswa diajak menyanyi lagu ”Garuda Pancasila”
 Kegiatan inti

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menjelaskan pengertian “Bhineka Tunggal Ika”
 Menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman budaya
 melibatkan peserta
didik
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi
peserta
didik
berkompetisi
secara
sehat
untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik;
 memfasilitasi Siswa untuk memerankan karakter sesuai dengan naskah
drama (Role Playing).

Langkah-langkah dalam Elaburasi
 Guru menjelaskan materi bagaimana cara menerima
keragaman suku bangsa dan budaya kepada siswa dengan
baik.
 Guru memberi contoh bagaimana cara bermain peran yang
baik pada seluruh siswa.
 Guru membagikan naskah drama kepada siswa.
 Siswa terbentuk menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
kelompoknya.
 Siswa mencoba mementaskan drama sesuai peran yang
ditugaskan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Menunjukkan letak tulisan dalam burung garuda Pancasila
Pertemuan 2
 Kegiatan awal
-
Tanya jawab tentang keragaman adat istiadat dan budaya yang ada di
Iingkungannya
 Kegiatan inti

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan budaya
setempat
 Memberikan contoh cara menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya setempat
 melibatkan peserta
didik
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi
peserta
didik
meningkatkan prestasi belajar;
berkompetisi
secara
sehat
untuk
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik;
 memfasilitasi Siswa untuk memerankan karakter sesuai dengan naskah
drama (Role Playing).

Langkah-langkah dalam Elaburasi
 Guru menjelaskan materi bagaimana cara menerima
keragaman suku bangsa dan budaya kepada siswa dengan
baik.
 Guru memberi contoh bagaimana cara bermain peran yang
baik pada seluruh siswa.
 Guru membagikan naskah drama kepada siswa.
 Siswa terbentuk menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
kelompoknya.
 Siswa mencoba mementaskan drama sesuai peran yang
ditugaskan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Mencatat rangkuman tentang materi yang diajarkan
 Menyimpulkan hasil diskusi
Pertemuan 3
 Kegiatan awal
-
Siswa diajak menyanyi lagu yang relevan dengan pembahasan
 Kegiatan inti

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa di masyarakat
 Menunjukkan keragaman budaya di daerahnya melalui peta
 melibatkan peserta
didik
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi
peserta
didik
berkompetisi
secara
sehat
untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik;
 memfasilitasi Siswa untuk memerankan karakter sesuai dengan naskah
drama (Role Playing).

Langkah-langkah dalam Elaburasi
 Guru menjelaskan materi bagaimana cara menerima
keragaman suku bangsa dan budaya kepada siswa dengan
baik.
 Guru memberi contoh bagaimana cara bermain peran yang
baik pada seluruh siswa.
 Guru membagikan naskah drama kepada siswa.
 Siswa terbentuk menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
kelompoknya.
 Siswa mencoba mementaskan drama sesuai peran yang
ditugaskan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Mengamati peta dan menunjukkannya
Pertemuan 4
 Kegiatan awal
-
Siswa diajak menonton sebuah film dokumenter yang berkaitan dengan
persatuan
 Kegiatan inti

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa di masyarakat
(Indonesia maupun dunia)
 Menunjukkan keragaman budaya di daerah melalui peta
 melibatkan peserta
didik
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi
peserta
didik
berkompetisi
secara
sehat
untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik;
 memfasilitasi Siswa untuk memerankan karakter sesuai dengan naskah
drama (Role Playing).

Langkah-langkah dalam Elaburasi
 Guru menjelaskan materi bagaimana cara menerima
keragaman suku bangsa dan budaya kepada siswa dengan
baik.
 Guru memberi contoh bagaimana cara bermain peran yang
baik pada seluruh siswa.
 Guru membagikan naskah drama kepada siswa.
 Siswa terbentuk menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
kelompoknya.
 Siswa mencoba mementaskan drama sesuai peran yang
ditugaskan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Mengamati peta dan menunjukkannya
VII.

Alat dan Sumber Bahan
Alat Peraga
: Gambar-gambar aneka suku bangsa dan budaya, kostum dan
properti naskah drama

Sumber
: Buku IPS kelas IV
Buku pendamping yang relevan
VIII. Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi
 Menjelaskan pengertian
Bhineka Tunggal Ika
Penilaian
- Tes Tulis
dan
pemeranan
drama
Instrumen
- Uraian
- Jelaskan pengertian Bhineka
Tunggal Ika
- Bhinneka Tungga lka
berasal dari bahasa ....
- Bhinneka Tunggal Ika
artinya walau berbeda-beda
tetapi tetap ....
 Menjelaskan pentingnya
persatuan dalam
- Untuk mengikat rasa
persatuan dan kesatuan
keragaman budaya
maka perlu mengamalkan
lambang negara kita....
- Patih Gajah Mada berusaha
keras mempersatukan
wilayah ....
 Membandingkan bentuk-
- Suku Gayo terdapat di
bentuk keragaman suku
wilayah Provinsi ….
bangsa dan budaya
setempat
 Memberikan contoh cara
- Nadran adalah sebuah ritual
kebudayaan asal ...
- Saat diundang untuk
menghargai keragaman
mengikuti sebuah ritual
yang ada di masyarakat
kebudayaan di daerah kita
setempat
yang tidak sesuai dengan
keyakinan kita maka kita
harus ...
 Menunjukkan sikap
- Mbasuh jimat adalah sebuah
menerima keragaman suku
ritual kebudayaan yang
bangsa dan budaya di
dilakukan oleh keluarga ...
masyarakat
- Mengganja adalah sebuah
budaya dan kearifan lokal
masyarakat suku ...
 Menunjukkan keragaman
- Hutauruk berasal dari suku
budaya yang ada di
Batak, Ujang dari Jawa
daerahnya melalui peta
Barat, Jiung dari suku
Betawi, Joko berasal dari
suku Jawa, dan I Ketut dari
Bali. Boleh berbeda suku
tetapi harus tetap ....
- Sumpah Palapa dicetuskan
oleh ....
Format Kriteria Penilaian
 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No.
1.
Aspek
Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
 PERFORMANSI
No.
1.
2.
Aspek
Kriteria
Pengetahuan
Sikap
Skor
* Pengetahuan
4
* kadang-kadang Pengetahuan
2
* tidak Pengetahuan
1
* Sikap
4
* kadang-kadang Sikap
2
* tidak Sikap
1
Lembar Penilaian
Performan
No
Nama Siswa
Produk
Pengetahuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jumlah
Sikap
Nilai
Skor
PHOTO-PHOTO PROSES BELAJAR MENGAJAR (PBM) DI KELAS
Data Pree Test Hasil Belajar IPS Siswa Pokok Bahasan Menerima
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Bermain Peran Role
Playing Kelas IV SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu
No.
Nama
Aspek yang Dinilai
Jumlah
1
2
3
4
5
Skor
1.
Aina Komala
8
7
7
7
9
38
2.
Akis saefudin
8
7
7
7
10
39
3.
Ali Fazri
9
8
8
7
8
40
4.
Arya Prayoga
9
8
8
8
8
41
5.
Bagoes Muhammad
8
8
8
8
9
41
6.
Dahliani Astuti
8
8
8
9
9
42
7.
Dede Yuleni
9
9
9
9
8
43
8.
Dimas Mulyadi
9
9
8
9
9
44
9.
Endang Sri
4
4
4
4
4
45
10.
Fahri Husaini
10
9
9
9
9
46
11.
Fauzan Rusli
10
10
9
9
9
47
12.
Fani Nurhanifah
10
10
10
10
9
49
13.
Fatehah
10
10
10
10
10
50
14.
Fatmawati
10
10
10
10
10
50
15.
Hizib Haikal
12
11
9
9
10
51
16.
Jahari
12
12
12
8
7
51
17.
M. Albab Rizki
9
8
8
10
17
52
18.
M. Bayhaqi
12
12
13
8
7
52
19.
M. Muniruddin
9
7
15
15
7
53
20.
Nada Pratiwi
8
8
7
15
15
53
21.
Ratna Amelia
15
15
8
8
8
54
22.
Regina Putri
15
10
10
10
10
55
23.
Rizkiyani
9
10
15
11
11
56
24.
Rohani Agustin
15
15
10
10
7
57
1
2
25.
Sairoh
8
10
15
15
10
58
26.
Sri Ayuni
10
10
9
15
15
59
27.
Sri Wulandari
15
9
9
10
17
60
28.
Sukron
20
10
10
10
11
61
29.
Tarlam
15
12
12
12
11
62
30.
Ummu Fadilah
14
14
14
10
10
62
31.
Wahyu Alfarisi
15
14
14
10
10
63
32.
Wijatanti
10
10
15
15
14
64
33.
Yunifah
10
10
15
15
15
65
34.
Zahra Ayu
9
12
12
20
13
66
35.
Zelda Safitri
20
13
12
12
10
67
36.
Ziyad Fahiron
10
12
12
13
20
67
Keterangan aspek yang dinilai :
a.
Keberanian,
b.
Kelancaran,
c.
Kepekaan sosial dan
d.
Sikap
menerima
keragaman
suku
bangsa
dan
budaya
di dalam kelas.
Skor maksimal pada setiap kategori adalah 20 Jadi 5 x 20 = 100
Data Test Siklus I Hasil Belajar IPS Siswa Pokok Bahasan Menerima
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Bermain Peran Role
Playing Kelas IV SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu
No.
Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah
1
2
3
4
5
Skor
1.
Aina Komala
10
10
10
10
10
50
2.
Akis Saefudin
10
10
10
10
10
50
3.
Ali Fazri
10
10
10
10
10
50
3
4.
Arya Prayoga
10
10
10
13
10
53
5.
Bagoes Muhammad
13
10
10
10
10
53
6.
Dahliani Astuti
10
10
12
10
12
54
7.
Dede Yuleni
10
10
10
15
9
54
8.
Dimas Mulyadi
12
12
10
10
10
54
9.
Endang Sri
15
5
10
15
13
58
10. Fahri Husaini
10
10
10
15
13
58
11. Fauzan Rusli
10
10
15
10
13
58
12. Fani Nurhanifah
10
10
15
10
15
60
13. Fatehah
10
15
10
15
10
60
14. Fatmawati
15
15
10
10
10
60
15. Hizib Haikal
15
15
10
10
12
62
16. Jahari
10
10
15
15
12
62
17. M. Albab Rizki
15
15
10
20
5
65
18. M. Bayhaqi
10
10
20
10
15
65
19. M. Muniruddin
10
15
15
10
15
65
20. Nada Pratiwi
15
15
15
15
15
65
21. Ratna Amelia
20
20
10
10
17
67
22. Regina Putri
15
10
20
10
12
67
23. Rizkiyani
10
10
15
15
18
68
24. Rohani Agustin
15
15
10
10
18
68
25. Sairoh
15
10
10
18
15
68
26. Sri Ayuni
15
15
18
10
10
68
27. Sri Wulandari
10
10
19
15
15
69
28. Sukron
10
10
15
15
20
70
29. Tarlam
15
20
15
10
10
70
30. Ummu Fadilah
10
10
20
10
20
70
31. Wahyu Alfarisi
20
20
10
10
10
70
32. Wijatanti
15
15
15
12
15
72
33. Yunifah
10
10
15
20
20
75
4
34. Zahra Ayu
15
15
15
10
10
75
35. Zelda Safitri
15
10
20
15
15
75
36. Ziyad Fahiron
20
10
15
15
15
75
Keterangan aspek yang dinilai
a. Keberanian,
b. Kelancaran,
c. Kepekaan sosial dan
d. Sikap
menerima
keragaman
suku
bangsa
dan
budaya
di dalam kelas.
Skor maksimal pada setiap kategori adalah 20
Jadi 5 x 20 = 100
Data Test Siklus II Hasil Belajar IPS Siswa Pokok Bahasan Menerima
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Bermain Peran Role
Playing Kelas IV SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu
No.
Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah
1
2
3
4
5
Skor
1.
Aina Komala
15
5
10
15
13
58
2.
Akis Saefudin
10
10
10
15
13
58
3.
Ali Fazri
10
15
10
15
10
60
4.
Arya Prayoga
15
15
10
10
10
60
5.
Bagoes Muhamad
10
10
15
15
12
62
6.
Dahliani Astuti
13
10
15
15
10
63
7.
Dede Yuleni
10
12
12
15
15
64
8.
Dimas Mulyadi
15
15
14
10
10
64
9.
Endang Sri
10
15
15
10
15
65
5
10. Fahri Husaini
15
15
15
15
15
65
11. Fauzan Rusli
10
15
15
11
15
66
12. Fani Nurhanifah
15
15
15
15
16
67
13. Fatehah
15
15
18
10
10
68
14. Fatmawati
10
10
15
15
18
68
15. Hizib Haikal
15
20
15
10
10
70
16. Jahari
10
10
20
10
20
70
17. M. Albab Rizki
15
20
15
12
10
72
18. M. Bayhaqi
10
12
20
10
20
72
19. M. Muniruddin
15
20
15
10
13
73
20. Nada Pratiwi
10
13
20
10
20
73
21. Ratna Amelia
15
20
15
14
10
74
22. Regina Putri
10
10
20
15
20
75
23. Rizkiyani
15
20
15
14
13
77
24. Rohani Agustin
14
14
20
10
20
78
25. Sairoh
14
15
20
10
20
79
26. Sri Ayuni
15
14
20
10
20
79
27. Sri Wulandari
14
14
20
11
20
79
28. Sukron
20
10
20
15
15
80
29. Tarlam
20
10
20
15
15
80
30. Ummu Fadilah
20
10
20
15
15
80
31. Wahyu Alfarisi
20
11
20
15
15
81
32. Wijatanti
20
12
20
15
15
82
33. Yunifah
20
13
20
15
15
83
34. Zahra Ayu
15
20
20
15
15
85
35. Zelda Safitri
20
20
20
10
15
85
36. Ziyad Fahiron
20
20
20
10
15
85
Keterangan aspek yang dinilai
a. Keberanian,
6
b. Kelancaran,
c. Kepekaan sosial dan
d. Sikap
menerima
keragaman
suku
bangsa
dan
budaya
di dalam kelas.
Skor maksimal pada setiap kategori adalah 20
Jadi, 5 x 20 = 100
Data Post Test Hasil Belajar IPS Siswa Pokok Bahasan Menerima
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Bermain Peran Role
Playing Kelas IV SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu
No.
Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah
1
2
3
4
5
Skor
1.
Aina Komala
10
15
10
15
10
60
2.
akis Saefudin
15
15
10
10
10
60
3.
Ali Fazri
10
15
15
10
15
65
4.
Arya Prayoga
15
15
15
15
15
65
5.
Bagoes Muhamad
10
15
15
11
15
66
6.
Dahliani Astuti
10
10
15
15
20
70
7.
Dede Yuleni
15
20
15
10
10
70
8.
Dimas Mulyadi
10
10
20
10
20
70
9.
Endang Sri
20
20
10
10
10
70
10. Fahri Husaini
10
10
15
20
20
75
11. Fauzan Rusli
15
15
15
10
10
75
12. Fani Nurhanifah
15
10
20
15
15
75
13. Fatehah
20
10
15
15
15
75
14. Fatmawati
15
15
15
10
10
75
15. Hizib Haikal
20
11
15
15
15
76
7
16. Jahari
15
15
15
12
10
75
17. M. Albab Rizki
20
10
20
15
15
80
18. M. Bayhaqi
20
10
20
15
15
80
19. M. Muniruddin
20
10
20
15
15
80
20. Nada Pratiwi
15
15
20
10
20
80
21. Ratna Amelia
20
10
20
15
15
80
22. Regina Putri
20
12
20
15
15
82
23. Rizkiyani
15
15
20
20
12
82
24. Rohani Agustin
20
13
20
15
15
83
25. Sairoh
20
15
20
13
15
83
26. Sri Ayuni
15
20
20
15
15
85
27. Sri Wulandari
20
20
20
10
15
85
28. Sukron
20
20
20
10
15
85
29. Tarlam
20
20
20
10
15
85
30. Ummu Fadilah
20
20
20
10
15
85
31. Wahyu Alfarisi
20
20
20
10
16
86
32. Wijatanti
20
20
20
15
15
90
33. Yunifah
20
15
20
20
20
90
34. Zahra Ayu
20
20
20
15
15
90
35. Zelda Safitri
20
20
15
20
15
90
36. Ziyad Fahiron
20
20
15
15
20
90
Keterangan aspek yang dinilai:
a. Keberanian,
b. Kelancaran,
c. Kepekaan sosial dan
d. Sikap
menerima
keragaman
suku
di dalam kelas.
Skor maksimal pada setiap kategori adalah 20
Jadi 5 x 20 = 100
bangsa
dan
budaya
8
Siklus I
1.
50, 50, 50, 53, 53, 54, 54, 54, 58, 58, 58, 60, 60, 60, 62, 62 ,65 ,65, 65,
65, 67, 67, 68, 68, 69, 70, 70, 70, 70, 70, 72, 75, 75, 75.
Langkah-langkah yang di perlukan dalam distribusi frekuensi adalah:
a.
Menghitung rentang kelas (R) = Nilai terbesar –Nilai terkecil
75-50 = 25
b.
Menghitung kelas interval (K) = 1+3,3 log n
1+3,3 log 36 =6,13. Jumlah kelas dapat dipilih 6 atau 7, dan
pilihan kelas 7
c.
Menghitung panjang kelas (P) = RK = 25/7 = 3,57
Panjang Kelas yang dapat di pilih 4
d.
Kelas
F1 Fkb
Interval
Table distribusi frekuensi
Nilai
F1,XI
F1,XI2
XI,X
(XI,X) (XI,X)2 (F1.X1X)2
Tengah
50-53
5
5
51,5
257,5 4652,25 13261,25
-12
144
720
54-57
3
8
55,5
166,5 3080,25
9240,75
-8
64
192
58-61
6
14
59,5
21241,5
-4
16
96
62-65
7
21
63,5
444,5 4032,25 28225,75
0
0
0
66-69
6
27
67,5
405
4556,25
27337,5
4
16
96
70-73
6
33
71,5
429
5112,25
30673,5
8
64
192
74-77
3
36
75,5
226,5 5700,25 17100,75
12
144
720
Jumlah
36
357
3540,25
2286
e.
f.
147081
∑
Menentukan nilai rataan X ∑ =
Menentukan Modus (Mo)
Modus (Mo) = 1+[
+
]xi
2286
36
448
= 63,5
9
g.
Variantasi (Var)
1
61,5 + [1+1 ] x 4 = 63,5
Variantasi (Var) = n∑f1X2– (∑f1X12) /n (n-1)
=
=
=
36 (147081)−(2286)
36 (35)
5294916−5225796
1260
69120
1260
= 54,86
h.
Standar Deviasi SD
= √54,86 = 7,40
Siklus II
1.
55,58,60,60,62,63,64,65,65,65,65,66,67,68,70,70,72,72,73,73,75,77,7
8,79,80,80,
81,81,82,83,85,85,85
Langkah-langkah yang diperlukan dalam distribusi frekuensi adalah:
a.
Menghitung rentang kelas (R) = Nilai terbesar – Nilai terkecil
85-55 = 30
b.
Menghitung kelas interval (K) = 1+3,3 log n
1+3,3 log 36 =6,13, Jumlah kelas dapat dipilih 6 atau
7, dan pilihan kelas 7
c.
Menghitung panjang kelas (P) =RK=30/7=4,28
Panjang kelas yang dapat dipilih 5
d.
Table Distribusi Frekuensi
Kelas
F1 Fkb
Interval
Nilai
F1,XI XI,X
F1,XI2
(XI,X) (XI,X)2 (F1.X1X)2
Tengah
55-59
2
2
57
114
3249
6489
-15,5
240,25
480.5
60-64
6
8
62
372
3844
23064
-10,5
110.25
661.5
10
65-69
6
14
67
402
4489
26934
-0,5
30.25
181.5
70-74
7
21
72
504
5184
31104
0,25
0.25
1.75
75-79
6
28
77
462
5929
35574
20,25
20.25
121.5
80-84
6
34
82
492
6724
40344
90,25
90.25
541,5
85-89
3
32
87
261
7564 151138 210,25
210,25
630,75
Jumlah
36
2607
e.
f.
191225
Menentukan Modus (Mo)
Modus (Mo) = 1+[
g.
∑
Menentukan nilai rataan X ∑ =
Variantasi (Var)
+
22607
36
701,25
= 72,41
]xi
1
69,5 + [1+1 ] x 5 = 72
Variantasi (Var) = n∑f1X2– (∑f1X12) /n (n-1)
=
=
=
36 (191225)−(2607)
36 (35)
6884100−6796449
1260
87651
1260
= 59,56
h.
Standar deviasi SD
= √69,56 = 8,3
Post Test
2.
60,.60,65,65,70,70,70,70,75,75,75,75,75,76,77,80,80,80,80,80,82,82,8
3,83,85,85,86,90,90,90,90,90
Langkah-langkah yang diperlukan dalam distribusi frekuensi adalah:
a.
Menghitung rentang kelas (R) = Nilai terbesar – Nilai terkecil
90-60 = 30
b.
Menghitung kelas interval (K) = 1+3,3 log n
1+3,3 log 36 =6,13, Jumlah kelas dapat dipilih 6 atau
11
7, dan pilihan kelas 7.
c.
Menghitung panjang kelas (P) =RK=30/7=5
Panjang kelas yang dapat dipilih 4
d.
Kelas
F1
Table distribusi frekuensi
Fkb
Interval
60-64
Nilai
F1,XI
XI,X
F1,XI2
(XI,X)
(XI,X)2
(F1.X1X)2
124
3844
7688
-17,77
315,72
631,5458
Tengah
2
2
62
29
65-69
3
5
67
201
4489
13467
-12,77
163,07
489,2187
29
70-74
4
9
72
288
5184
20736
-7,77
60,372
241,4491
9
75-79
7
16
77
539
5929
41503
-2,77
7,6729
53,7103
80-84
9
25
82
738
6724
60516
2,23
4,9729
44,7561
85-89
6
31
87
522
7569
45414
7,23
532,72
3.136,374
9
90-94
5
36
92
460
8486
42320
12,23
149,57
29
Jumlah
36
2872
231644
1231,8
393
e.
f.
Menentukan Modus (Mo)
Modus (Mo) = 1+[
g.
∑
Menentukan nilai rataaan X ∑ =
Variantasi (Var)
+
2872
36
= 79,77
]xi
2
79,5 + [2+3 ] x 4 = 81,5
Variantasi (Var) = n∑f1X2– (∑f1X12) /n (n-1)
747,8645
12
=
=
=
h.
90800
1260
36 (23181644)−(2872)
36 (35)
8339184−8248384
1260
= 72,06
Standar deviasi SD
= √72,06 = 8,48
13
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
: Bagus Muhammad
Jenis kelamin responden
: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir responden
: Indramayu, 3 Juli 2002
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Jawa.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu anda?
Jelaskan!
Jawaban:
Tahlilan. Tahlilan adalah sebuah ritual yang dilakukan umat Islam jika ada
seseorang yang meninggal dunia. Kemudian keluarga si mayit mengundang
sanak saudara dan tetangga terdekat untuk berkumpul dan membacakan tahlil
yang bertujuan untuk mendoakan si mayit agar dosa si mayit diampuni oleh Allah
SWT pak.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
Yaaa, inilah Indonesia Pak.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
14
Jawaban:
Tidak ada masalah sih pak.
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Iya, karena IPS membahas tentang kehidupan manusia.
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Iya, saya sangat menyukainya, karena bermain peran itu seolah-olah saya
menjadi artis.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Iya pak, saya akan sangat menghargainya.
10. Apakah anda yakin bahwa semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu mempererat
tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Iya Pak, saya sangat yakin semboyan Bhineka Tunggal Ika akan mampu menjadi
pedoman bagi warga Indonesia untuk bersatu demi terwujudnya persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercinta.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 .......................... ................................
15
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
Tempat Tanggal Lahir responden
: Dimas Mulyadi
:L
: Subang, 15 Juni 2002
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Sunda.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Sunda.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Sisingaan. Sisingaan yaitu sebuah kesenian yang ditampilkan dengan cara
menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang ditunggangi oleh anak
kecil dan digotong oleh empat orang serta diiringi oleh tabuhan gendang dan
terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara peringatan hari-hari
bersejarah pak.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
Harus menerima kenyataan ini pak, kata bapak kan Indonesia memang memiliki
banyak budaya dan adat istiadat.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
Setuju.
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Iya, saya sangat menyukai mata pelajaran IPS, karena dengan belajar IPS kita
belajar bagaimana menghargai perbedaan.
16
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Saya sangat menyukai bermain drama seperti ini, karena kita diajak untuk
belajar akting. Kitapun dituntut memerankan watak yang sebenarnya bukan
watak asli kita.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Bermain peran sangat menggugah hati saya untuk bagaimana caranya
menghargai budaya teman teman kita yang berbeda dengan kita.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
saya sangat yakin dengan adanya Bhineka Tunggal Ika kita akan mampu
menghargai perbedaan. Dengan menghargai perbedaan tersebut kita akan
merasa lebih bersahabat dengan orang lain.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
17
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
Tempat tanggal lahir responden
: Sri Ayuni
:P
: Pekalongan, 11 Agustus 2001
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Madura.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Jawa.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Balangan Gantal/Sirih. Balangan Sirih dilakukan pada prosesi pernikahan Yaitu
mempelai putri dan mempelai putra dibimbing menuju “titik panggih” (titik
bertemu). Pada jarak lebih kurang lima langkah, masing-masing mempelai saling
melontarkan sirih atau gantal yang telah disiapkan. Arah lemparan mempelai
putra diarahkan ke dada mempelai putri, sedangkan mempelai putri
mengarahkannya ke paha mempelai putra. Ini sebagai lambang cinta kasih suami
terhadap istrinya, dan si istri pun menunjukan baktinya kepada sang suami.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
Yaa,, mau tidak mau kita harus menerima kenyataan ini pak.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
Kurang setuju pak.
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Biasa saja.
18
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Lumayan, ada hal baru saja dalam pembelajaran IPS. Tidak seperti biasanya
yang sangat membosankan harus mendengarkan cerita.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Ada, sedikit.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Tergantung orangnya pak.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
19
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
Tempat tanggal lahir responden
: Wahyu Alfarisi
:L
: Serang, 23 Maret 2001
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Sunda.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Sunda.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Wayang Golek Wayang Golek yaitu kesenian yang menampilkan dan
membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini
menampilkan golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang
memerankan tokoh tertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh
seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional khas
sunda yang disebut dengan degung.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
Mau bagaimana lagi pak? Kenyataannya seperti ini.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
Saya tidak setuju.
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Tidak suka. Guru biasanya selalu ceramah mulu. Bikin BT/jenuh.
20
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Biasa saja. Saya kurang tertarik dengan bersandiwara. kesannya hanya berpurapura.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Tergantung pak, jika mereka menghargai saya maka saya akan menghargai
mereka.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Saya kurang yakin.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
21
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
Tempat tanggal lahir responden
: Yunifah
:P
: Tegal, 12 Oktober 2002
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Jawa.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Wijik. Yaitu sebuah ritual dimana Mempelai putra menginjak telur ayam hingga
pecah. Lalu mempelai putri membasuh kaki mempelai putra dengan air kembang
setaman, yang kemudian dikeringkan dengan handuk. Prosesi ini malambangkan
kesetiaan istri kepada suami. Yakni, istri selalu berbakti dengan sengan hati dan
setulus jiwa dan bisa memaafkan segala kekhilafan dan segala hal yang kurang
baik yang dilakukan suami terhadap istri.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
Mau tidak mau kita harus menerimanya.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
Sangat tidak setuju.
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Sangat membosankan. Karena Guru selalu memberikan ulangan harian dan PR.
22
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Saya tidak menyukai seni peran pak, sangat ribet.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Tergantung pak, jika mereka menghargai saya maka saya pun akan menghargai
mereka.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Saya kurang yakin Bhineka Tunggal Ika mampu menyatukan perbedaan. Buktinya
saya selalu jadi ejekan teman teman.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
23
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
Tempat tanggal lahir responden
: Hizib Haikal
:L
: Meulaboh, 20 April 2003
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Aceh.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Aceh.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Aceh.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Tari Saman. Yaitu sebuah seni tari khas Aceh yang dilakukan dalam posisi duduk
berbanjar yang dilakukan oleh tiga belas laki-laki/perempuan seperti duduk
diantara dua sujud ketika melaksanakan shalat dengan gerakan kepala yang
digelengkan ke kiri dan kekanan. Mereka menepuk-nepuk tangan dan dada, juga
menepuk tangan dan paha. Tarian ini merupakan salah satu media untuk
pencapaian dakwah. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan
santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.. Suatu tari dengan syair
penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
Melihat kenyataan bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar yang
memiliki beragam suku, bahasa dan budaya maka sebagai warga Negara yang
baik kita harus menghargai keragaman tesebut agar terciptanya kerukunan dan
persatuan Indonesia.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
24
Saya sangat setuju di dalam kelas ini teradapat beragam kebudayaan. Supaya
kita bisa mengenal perbedaan budaya satu sama lain.
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Sejak kelas III saya sudah tertarik dengan mata pelajaran IPS. IPS mengajarkan
kepada kita bagaimana cara berkomunikasi dengan sesama manusia.
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Sebenarnya proses pembelajaran IPS dengan cara bermain peran merupakan hal
baru bagi saya. Dan saya sangat menyukai hal baru seperti ini pak.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Iya pak, saya berjanji setelah bapak mengajarkan kepada kami dengan cara
bermain peran saya akan sangat menghargai perbedaan diantara manusia.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Tentu pak. Saya sangat yakin dengan adanya semboyan ini maka warga
Indonesia akan mampu menghargai perbedaan. Karena dengan adanya jiwa
toleransi maka akan terwujud persaudaraan yang erat dan tentunya persatuan
dan kesatuan Negara Indonesia.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
25
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
: Sri Wulandari
:P
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa..
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Jawa.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Mbasuh Keris/ Jimat. Budaya ini biasa dilakukan oleh orang jawa keluarga
keraton dengan membasuh/ memandikan pusaka-pusaka warisan turun temurun
dari jaman dahulu pada bulan Syura (Muharram) dan mauled. Dengan maksud
menghormati leluhur serta mengharapkan mendapatkan barokah serta
keutamaan daripada bulan-bulan suci tersebut
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
kita memang harus mengormati keragaman tersebut pak. Bukannya seperti itu
yang Bapak katakan kepada kami minggu kemarin? hehe
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
Setuju! Karena dengan latarbelakang yang berbeda-beda akan menjadikan
suasana di kelas semakin indah dan beragam. Ada suku Jawa, Sunda bahkan
Aceh.
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
26
Dulu saya kurang menyukai mata pelajaran ini, Tapi karena ada seni drama
seperti yang Bapak ajarkan kepada kami maka saya menjadi menyukai IPS.
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Oh jelas ia dong pak. Dengan metode seni peran dalam pembelajaran IPS
menjadikan mata pelajaran ini menjadi menyenangkan.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Iya Pak! Saya berjanji akan belajar menerima perbedaan yang ada.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Saya yakin dengan adanya semboyan suci tersebut masyarakat Indonesia akan
mampu bersatu di atas segala perbedaan yang ada diantara mereka.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
27
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
Tempat tanggal lahir responden
: Dahliani Astuti
:P
: Muara Enim, 17 Maret 2002
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Tidak Tahu.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Tari tanggai. Tari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi
atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang
dengan memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending,
kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang
goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari
ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai busana khas daerah para
penari kelihatan anggun dengan busana khas daerah. Tarian ini menggambarkan
masyarakat palembang yang ramah dan menghormati setiap tamu yang datang.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
Kita harus bersukur.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
Setuju. Karena kita warga Indonesia.
28
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Iya. Karena Pelajaran IPS menceritakan tentang kebudayaan kita.
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Sangat Suka. Karena selain kita bisa menghargai orang lain kita pun belajar
akting.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Saya akan belajar lebih menghargai perbedaan budaya di dalam kehidupan
sehari-hari.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Saya yakin pak.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
29
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
Tempat tanggal lahir responden
: M. Albab Rizki
:L
: Jakarta Timur, 15 Oktober 2002
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Betawi.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Betawi.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Ondel-ondel. Adalah sebuah boneka kayu yang dihias sedemikian rupa yang
bertujuan sebagai penolak bala dan roh halus. Ondel-ondel biasa dipertontonkan
pada setiap acara-acara penting seperti tahun baru, pernikahan, khitanan dsb.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
ya kudu disyukuri atas ape yang telah Allah SWT limpahkan kepade Negeri kite
Ytc ene.
dan harus saling menghargai.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
Kenapa tidak?
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Saya suka pak. Karena enak aja gituh bisa tahu sejarah.
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
30
Jawaban:
oh,, saya sangat suka, karena asik aja gituh pak, udah kaya artis di tivi-tivi..hehe
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Insya Allah.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Saya yakin sih pak, tapi ya lagi-lagi tergantung kepada manusianya...
mau apa tidak untuk bersatu?
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
31
LEMBAR WAWANCARA
Nama responden terpilih
Jenis kelamin responden
Tempat tanggal lahir responden
: Wijatanti
:P
: Indramayu, 31 Januari 2002
1. Ayah anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
2. Ibu anda termasuk dari suku apa?
Jawaban:
Jawa.
3. Jika harus memilih, anda akan memilih suku mana?
Jawaban:
Jawa.
4. Coba anda sebutkan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh ayah &/ ibu kamu?
Jelaskan!
Jawaban:
Nadran, yaitu menenggelamkan kepala kerbau ke dasar laut sebagai ungkapan
rasa rasa syukur kepada Allah akan hasil tangkapan ikan dan mengharapkan
akan peningkatan hasil ditahun mendatang serta dijatuhkan dari bencana dan
marabahaya dalam mencari nafkah di laut. Umumnya upacara adat nadran ini
diselenggarakan antara bulan Oktober sampai Desember yang bertempat di
Pantai Eretan, Dadap, Karangong, Limbangan Glayem, Bugel dan Ujung
Gebang.
5. Bagaimana anda menyikapi keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di
Indonesia?
Jawaban:
Sebagai Warga negaras yang baik kita harus saling menghargai.
6. Apakah anda setuju jika di dalam kelas ini terdapat banyak suku bangsa dan
budaya yang berbeda-beda satu sama lain?
Jawaban:
Setuju. Supaya saling mengenal satu sama lain.
7. Apakah anda menyukai mata pelajaran IPS? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Saya suka mata pelajaran IPS. Karena bisa belajar menghargai satu sama lain.
32
8. Apakah anda menyukai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama)? Sebutkan alasannya!
Jawaban:
Suka, saya sangat suka pak. Bisa belajar drama.
9. Setelah anda mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
seni peran (drama) apakah anda akan menghargai orang lain yang berbeda suku
dan budaya dengan anda?
Jawaban:
Mudah-mudahan sih begitu.
10. Apakah anda yakin dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika mampu
mempererat tali persaudaraan dan persatuan Indonesia?
Jawaban:
Saya yakin koq pak Bhineka Tunggal Ika mampu.
Ttd responden
Ttd peneliti
(…………….)
(……………….)
Terimakasih atas jawaban yang telah diberikan. Kejujuran anda sungguh telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian. Semoga setelah
dilaksanakannya penelitian ini kita semua mampu menghargai perbedaan yang ada.
Karena bersama tidak harus sama. Sekali lagi peneliti haturkan terimakasih banyak.
......................................................... 420 ...........................................................
33
NASKAH DRAMA I
JUDUL DRAMA “GELAR BUDAYA”
Tidak seperti biasanya, pagi itu Mutiara bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah
menunaikan ibadah solat subuh, Mutiara keluar dari kamarnya untuk menuju
dapur. Di dapur ia bertemu dengan ayahnya sedang menyiapkan minuman
(kopi).
Mutiara : “selamat pagi Ayahku sayang.” Sambil tersenyum, Mutiara
menghampiri ayahnya dan mencium tangan ayahnya.
Ayah
: Selamat pagi Mutiara anak ayah yang cantik. Pagi sekali
bangunnya nak? Oia,Kata ibu, hari ini Mutiara akan berdandan
mengenakan pakaian daerah, Benarkah?” Tanya Ibu.
Mutiara
:
“Hehe, Mutiara kan pengen jadi anak sholeh yah. Iya, Ayah.
Mutiara mau mengikuti lomba mengenakan pakaian daerah di
sekolah. Acara dimulai pukul 07.00 pagi. Nanati Ibu yang
membantu Mutiara memakai pakaian daerah itu. Mutiara mandi
dulu
ya,
Yah.”
Sambil
berlalu
Mutiara
meninggalkan
senyuman manisnya.
Ayah
:
“Iya, mandi yang bersih ya nak,” jawab ayah sambil membalas
senyuman anaknya.
Selesai mandi, Mutiara menghampiri Ibunya dan mencium tangan Ibunya.
Mutiara
:
“Selamat pagi, Ibuku sayang.” Mutiara menghampiri Ibunya dan
mencium tangan Ibunya.
Ibu
: “Selamat pagi Mutiara, Wah, sudah mandi ya, harum dan bersih
sekali putri cantik ibu ini ya. Pasti sudah siap berdandan. Mari Ibu
bantu mengenakan pakaian daerahnya.” Tegur Ibu.
Mutiara
: “Iya dong anaknya siapa dulu? Hehe. Makasih ya bu sudah bantuin
Mutiara memakai baju tradisional sunda ini” Sahut Mutiara.
Ibu
:
“haha bisa saja kamu ini Mut. Ya sudah cepat berangkat sana.
Ayah sudah menunggumu di depan teras rumah”. Tegur Ibu.
34
Setelah mutiara sudah siap untuk berangkat ke sekolah dengan baju adat
sunda(daerah asal ibunya) akhirnya mutiara diantarkan oleh ayahnya berangkat
ke sekolah memakai sepeda motor.
Sesampainya di gerbang sekolah. Tampak dari kejauhan berlari seorang anak
kecil menghapiri mutiara. Tak lain sahabat mutiara yakni shoimah dengan
pakaian lengkap tradisional jawa.
Shoimah :
“mut, mutiara! cepat masuk kelas yuk. Semuanya sudah berkumpul
dengan pakaian tradisional masing-masing. Bagus-bagus loh mut.”
Tegur shoimah
Mutiara
:
“ayah, Mutiara masuk kelas dulu ya, mutiara pamit ya yah,
assalamu’alaikum” sambil mencium tangan ayahnya ia pun
bergegas masuk ke sekolah dengan penuh rasa penasaran.
Ayah
:
“ iya anakku, wa’alaikum salam. Ayah juga berangkat kerja dulu
ya nak, nanti sekitar jam 12.00 Wib ayah jemput kamu di gerbang
ini ya” sambil menyalakan motor ayahnya pun berlalu ke tempat
kerjanya
Sesampainya di kelas. merekapun mengikuti serangkaian acara yang diadakan
oleh guru IPSnya.
Pak guru : “Nah, anak-anakku yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Inilah
bukti keanekaragaman suku dan budaya yang ada di Negara kita.
Sudah sepantasnya kita saling menghormati dan menghargai satu
sama lain. walaupun kita tampak
berbeda akan tetapi pada
hakikatnya kita tetap satu juga. Warga Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bisa dimengerti?” pak Guru menyimpulkan pada
akhir-akhir acara.
Siswa :
“iya paaak!” siswapun menjawab dengan kompaknya.
35
NASKAH DRAMA II
“KISAH ANAK ACEH”
Suatu pagi di hari Rabu pada awal semester kedua, SD NU Wanasari kedatangan
murid pindahan dari MIN Meulaboh (Aceh Barat). Seperti biasanya, setiap hari
rabu dan kamis para siswa diwajibkan memakai seragam batik yang sudah
ditentukan oleh pihak sekolah.
Pak Guru
: “Assalamu’alaikum Wr. Wb anak-anak, apa kabar kalian hari ini?
Semoga tetap dalam lindungan Tuhan YME dan senantiasa
diberikan semangat untuk belajar” seperti biasa pak guru
membuka kelas dengan sapaan dan motivasi setelah 5 menit
sebelumnya siswa membaca Al-quran bersama-sama.
Siswa
: “Wa’alaikum salam Wr.Wb pak guru, sehat pak! Amin” siswapun
menjawab
Pak Guru
: “Di pagi yang berbahagia ini, sebelum kita memulai pelajaran,
Bapak ingin memberikan kejutan spesial”. Pak Guru melakukan
Apersepsi.
Siswa
: “Waduh, kejutan apa lagi ya kira-kira?” siswapun saling berbisik
dengan teman sebangkunya.
Roni
: “Kejutan apa pak?! Yang jelas pak guru bukan menikah lagi toh?
Roni siswa jahil menyahut.
Siswa
: “Hahahahaha…..” siswapun tertawa terbahak-bahak bersama.
Pak Guru
: “Ah, kamu ini Ron! Kebiasaan deh,ya bukan lah! Hari ini kita
kedatangan tamu special yakni murid pindahan dari tanah
seberang” pak guru memancing siswa agar penasaran.
Putri
: “Memangnya siswa pindahan dari mana pak? Ah bapak juga
kebiasaan deh, suka buat kita penasaran! wuuuu”. Sahut Siswa
Pak Guru
: “Hehe santai, santai… langsung saja kita panggil siswa pindahan
dari Meulaboh Aceh Barat. Silahkan masuk nak, dan perkenalkan
dirimu di depan teman-teman barumu!”
Siswa
: “Waduh! Aceh? Bukannya aceh itu yang ganja-ganja itu ya?”
siswa saling berbisik
36
Banta
: “Assalamu’alaikum Wr. Wb. Peu Haba teman-teman (dalam
bahasa Aceh) Perkenalkan nama saya Banta, saya dari Meulaboh
Aceh Barat. Senang berteman dengan kalian” Tegur Banta
Roni
: “Namanya aja Banta, brarti suka membantah dong?” Sahut Roni.
Siswa
: “Hahaha”
Banta
: “Memang nama saya Banta sob, itu nama pemberian Ibu saya”
sahut Banta.
Pak Guru
: “Hai Roni, kamu ini nakal sekali dengarkan Banta dulu!” Tegur
Pak Guru.
Pak Guru
: “Silahkan Banta lanjutkan perkenalanmu!” Tegur Pak Guru.
Banta
: “Saya pindahan dari MIN Meulaboh, disini saya tinggal dengan
Paman dan Bibi saya” Tegur Banta.
Roni
: “Perasaan gak ada yang nanya deh?” Sahut Roni.
Siswa
: “Hahahaha”
Banta
: “Semoga kita bisa berteman baik ya ron.” Pinta banta
Roni
: “Hu !!” sambil memalingkan muka
Pak Guru
: “Roni kamu ini, sekali lagi kamu menyela takan segan bapak
menjewer kamu!” Ancam pak Guru.
Roni
: “Loh, bapak kok jadi belain dia sih, dia kan anak Aceh pak. Dia
pasti penghisap ganja. Bukannya ganja itu narkoba, pasti bahaya
pak! nanti kita semua diajarin ngeganja lagi. Ia gak teman-teman?”
Tegur Roni.
Siswa
: “Iya betul kata Roni pak!! Iiiii,….” Sahut Siswa.
Roni
: “Pak Guru lihat saja bajunya batik ganja seperti itu. Kita tidak mau
punya teman kriminal pak!” Sahut Roni.
Pak Guru
: “Sudah..sudah! tenang .. tenaang!” pak guru mencoba mencairkan
suasana
Pak Guru
: “Banta memakai batik sekolah lamanya ini karena dia belum
menerima batik dari sekolah kita” sahut pak guru.
Banta
: “Loh memangnya kenapa dengan ganja, Suku kami sudah terbiasa
dengan ganja. Kami biasa makan sayur, sambal, dodol, bahkan
37
permen ganja”. Sahut Banta.
Roni
: “Tuh kan pak, apa saya bilang! Dia udah kaya Raffi Ahmad gitu!”
Sahut Roni
Siswa
: “Iiiiih,, jangan temani diateman-teman!” siswa saling berbisik
Pak Guru
: “Banta, benarkah yang kamu katakan nak?” Tanya Pak Guru.
Banta
: “Memang sih ganja itu kan dilarang oleh pemerintah. Tapi nenek
moyang kami sudah menggunakannya sejak dahulu teman-teman.
Tidak hanya untuk makanan tapi kami juga menggunakan ganja
untuk pengobatan”. Jawab Banta
Roni
: “Apa? Untuk pengobatan? Haha bohong banget. Bilang aja biar
ngelflay setiap hari. Mati baru tahu rasa kamu! Sahut Roni.
Banta
: Saya menderita kanker otak stadium III. Semua proses pengobatan
sudah saya jalani, baik yang medis dari kemotherapy, opname
ataupun non medis seperti akunpuntur, orang pintar hingga
pengobatan-pengobatan alternatif lainnya akan tetapi hasilnya nihil.
Sejak setahun yang lalu ibuku memberiku jus ganja, sejak saat itu
pula keadaanku berangsur pulih. Sampai-sampai dokter pribadiku
kaget melihat kenyataan bahwa tingkat stadium kanker di otakku
relatif turun dari stadium III menjadi stadium II, dari stadium II
turun menjadi stadium I hingga akhirnya saya sembuh total. Dan
yang paling saya sukai dari tanaman ini adalah hatiku menjadi
gembira ria, rileks tanpa beban fikiran saat saya
mengonsumsinya.”Banta Mencoba Menjelaskan
Roni
: “Alaaaah itu mah akal-akalan kamu saja biar kami menerimamu
sebagai teman!” Sahut Roni.
Pak Guru
: “Sudah tenang.. kita dengarkan dulu penjelasan Banta.” Sela pak
Guru.
Pak Guru
: “Banta! Benarkah yang kamu katakan nak?” Tanya Pak Guru.
Banta
: “Demi Allah! saya tidak berbohong pak. Oia pak, saya dikasih
brosur oleh paman saya yang kuliah di Jakarta saat liburan
kemarin.” Jawab Banta.
38
Lantas Banta memberikan Brosur tersebut kepada pak Guru.
Pak Guru
: “Brosur apa ini nak? Apa! Legalisasiganja?” Pak Guru terkejut.
Setelah beberapa menit Pak Guru membaca brosur tersebut dengan seksama
sampai tuntas, lantas pak guru mempersilahkan Banta untuk duduk
Pak Guru
: “Banta, sekarang kamu boleh duduk dengan fahmi. Fahmi, Tolong
kasih banta bangku” Perintah Pak Guru.
Fahmi
: “Iya pak. Banta kesini” dengan penuh senyum fahmi mengajak
Banta
Banta
: “Iya pak, terimakasih pak” sahut Banta
Setelah semuanya kondusif. Lantas Pak Guru yang masih diselimuti tanda Tanya
besar itu memulai mata pelajaran IPS dengan materi Bhineka Tunggal Ika.
Pak Guru
: “Anak-anakku yang bapak sayangi, kita sebagai warga Negara
Indonesia yang arif dan bijaksana sudah seharusnya kita
menghargai perbedaan yang ada diantara kita, bukankah Al-Quran
telah melarang kita untuk saling menghina satu sama lain, belum
tentu kita lebih baik dari yang orang kita hina. Ganja memang
tumbuh subur di Aceh sana, mengganja telah menjadi budaya
tersendiri bagi suku Aceh. Terlepas dari bagaimana sanksi hukum
mempergunakannya, yang jelas semua hal yang diciptakan Allah
SWT tidak ada yang sia-sia, semuanya pasti memiliki nilai positif
dan negatif. karenanya agar persatuan dan kesatuan Negara tetap
terjaga kita harus belajar menghargai dan berbesar hati menerima
perbedaan budayadiantara kita. Itulah makna yang diajarkan
Bhineka Tunggal Ika”. Dengan Arif dan bijaksana pak guru
menjelaskan.
Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir pak guru mendiskusikan brosur
tersebut dengan kepala sekolah dan segenap guru.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
NIM
Tempat, tanggal lahir
Program Studi
Jurusan
Fakultas
Universitas
Tahun Masuk
Tahun Lulus
IPK
Yudisium
: Muhamad Faqihudin Ikhfa
: 809018300786
: Indramayu, 20 Agustus 1990
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
: Kependidikan Islam
: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
: 2010
: 2014
: 3.05
: Amat Baik
Riwayat Pendidikan Formal
Penulis memulai pendidikan formalnya di Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi Desa
Wanasari Kec. Widasari Kab. Indramayu dan lulus pada tahun 1995. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasarnya di SDN Sukamaju Desa Terisi Blok
Rajasinga Kec. Cikedung Kab. Indramayu pada tahun ajaran 2001-2002 dengan
nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) tertinggi se-sekolah yakni 35.00. lantas penulis
melanjutkan studinya di MTsN Widasari Desa. Kongsijaya Kec. Widasari Kab.
Indramayu dan lulus pada tahun ajaran 2004-2005 dengan nilai Ujian Nasional
(UN) tertinggi se-sekolah yakni 42.30. prestasi ini tidak membuat penulis congkak
dan sombong, penulis merelakan dirinya untuk melanjutkan studi di SMA Swasta
dibawah naungan Nahdlatul ‘Ulama yakni SMA NU Widasari yang bertempat di
Desa Kongsijaya Kec. Widasari Kab. Indramayu, hal ini dilatarbelakangi atas
dasar ikut serta memperjuangkan perjuangan organisasi Nahdlatul ‘Ulama.
Penulis mengkhatamkan studi tingkat atasnya ini pada 2007-2008 lagi-lagi dengan
predikat nilai tertinggi UN se-sekolah yakni 48.90. Tahun pertama pasca
kelulusannya beliau tidak langsung melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan
tetapi beliau mengabdikan diri menjadi Pustakawan di SMP NU Wanasari yang
beralamat di Desa Wanasari Blok Raso Kec. Bangodua Kab. Indramayu. Barulah
pada tahun kedua pasca kelulusannya (2009) beliau melanjutkan studi di Institut
Tehnik dan Bisnis Kalbe (ITBK) Jakarta dengan meraih beasiswa penuh pada
program studi Tehnik Informastika. Akan tetapi tidak bertahan lama dikarenakan
berbanding terbalik dengan latarbelakang jurusannya pada SMA yakni IPS. Pada
Tahun yang sama beliau mendapatkan beasiswa Full Semester dana talangan dari
Sampoerna School Of Education (SSE) Prodi Bahasa English. Dikarenakan
besiswa ini bersifat talangan akhirnya penulis memutuskan besiswa tersebut. Pada
Tahun berikutnya penulis lulus Ujian Seleksi Masuk Universitas Indonesia
(SIMAK UI) pada Prodi Tehnik Informatika Fakultas Tehnik Universitas
Indonesia (FT UI), akan tetapi dikarenakan latarbelakang keluarga yang
menengah ke bawah dan tidak mendapatkan beasiswa pada prodi tersebut maka
penulis memutuskan untuk tidak mendaftarkan ulang. Masih pada tahun yang
sama (2010) penulis meraih beasiswa Program “Profesionalisasi Guru” dari
Departemen Agama Republlik Indonesia dan mendapat kesempatan kuliah dengan
meraih beasiswa “Full Semester+Living Cost” di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Masih pada tahun yang sama beliau meraih besiswa dari
yayasan Chinkung Budha Amithaba dan berkesempatan untuk kuliah pada
Jurusan Akidah Filsafat Fakultas Ushuludin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Akhirnya penulis melaksanakan Program “Double Degree” yakni studi
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Ushuldin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada akhirnya penulis mengkhatamkan studinya pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan lulus dengan predikat “Amat Baik”
pada tahun 2014.
Riwayat Pendidikan Nonformal
Dari kecil Penulis telah dididik berdasarkan nafas-nafas Islami, beliau
menyelesaikan pendidikan madrasah Diniyah Awaliyah di Madrasah Miftahul
Mubtadi’ien Blok Raso Desa Wanasari Kec. Widasari Kab. Indramayu pada tahun
ajaran 1999-2000. Berikutnya penulis melanjutkan menimba ilmu di Pondok
Pesantren Miftahul ‘Ulum “Islamic Boarding School” Rajasinga, Cikedung,
Indramayu selama 2 tahun sembari meluluskan Sekolah Dasar. Pada masa Studi
MTsnya beliau sembari menimba ilmu di pondok pesantren Al-Ma’syumi dan
mengkhatamkan Madrasah Wustho di Madrasah Tarbiyah Wa Al-Ta’lim Widasari
Indramayu. Pada Tahun 2007 beliau melanjutkan Studi Pesantrennya dengan
menghafalkan AL-Qur’an di Pondok Pesantren Gintung Lor Kec. Susukan Kab.
Cirebon. Pada tahun 2008 beliau meluncur ke timur jawa untuk mempelajari
bahasa-bahasa dunia dengan metode riyadlah “‘Ilm Al-Laduni” di Ponpes. Nur
Al-Riyadlah Desa Alas Tengah Kec. Paiton Kab. Probolinggo.
Pengalaman Organisasi
Dari Sekolah dasar penulis selalu menjadi Ketua Kelas. Pada masa MTs beliau
menjadi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Pada masa SMA beliau
menjadi Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama (IPNU). Pada Tahun 2010-2012
beliau menjabat sebagai Ketua Bidang Infrastruktur asrama Keluarga Mahasiswa
Sunan Gunung Djati (KMSGD JABODETABEK), anggota Divisi Olahraga, seni
dan budaya (ORSENBUD KMSGD JABODETABEK) dan Pemberdayaan daerah
(PBD) Persatuan Mahasiswa Indramayu (PERMAI-AYU DKI JAKARTA). Pada
masa Bhakti 2009-2010 beliau menjabat sebagai anggota Kajian Penelitian
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Ushuluddin dan
Perguruan Tinggi Umum (PMII KOMFUSPERTUM). Pada 2012-2013 beliau
menjabat sebagai Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Ciputat (PC. PMII Ciputat) yakni anggota Bidang II Depatemen Politik
Mahasiswa (POLMAS). Sedari 2012 sampai sekarang dan seterusnya (sampai
ganja legal) beliau mengabdikan diri sebagai relawan (Valunteer) di Lingkar
Ganja Nusantara (LGN) demi sebuah misi kemanusiaan (Habl Min Al-Nas) dan
kelestarian alam (Hab Min Al-‘Alam) berbingkis sebuah ittikad “Demi Kebaikan
Bangsa Indonesia dan Kemaslahatan Umat Manusia”.
Download