BAB V IMPLIKASI, SIMPULAN, DAN SARAN 5.1 Diskusi dan Implikasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konteks profesional mempengaruhi deliberative moral reasoning mahasiswa akuntansi. Pengaruh tersebut dibuktikan dengan cara membandingkan level deliberative moral reasoning mahasiswa akuntansi ketika dihadapkan pada kasus dilema etika di bidang audit dengan level deliberative moral reasoning mahasiswa akuntansi ketika dihadapkan pada kasus dilema etika di bidang akuntansi perusahaan. Level deliberative moral reasoning digambarkan melalui skor DMR yang didapat oleh setiap partisipan setelah menyelesaikan instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor DMR berbeda secara signifikan antara kasus audit dengan kasus akuntansi perusahaan dan skor DMR pada kasus audit lebih tinggi dibandingkan kasus akuntansi perusahaan. Hasil penelitian mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Flemming dkk. (2009) yang menunjukkan hasil yang sama. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa akuntansi kesulitan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ketika dihadapkan pada permasalahan yang lebih kompleks (kasus dilema etika di bidang akuntansi perusahaan). Selama ini mahasiswa akuntansi lebih familiar dengan kasus-kasus dilema etika di bidang audit ketika mereka berperan sebagai auditor karena kasus- 47 kasus tersebut sering dibahas ketika mahasiswa mengikuti kelas audit. Akan tetapi, kelas-kelas yang menyangkut akuntansi dasar jarang membahas kasus-kasus seperti itu sehingga mahasiswa menjadi tidak familiar dan kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuannya. Selain meneliti mengenai level deliberative moral reasoning mahasiswa akuntansi, penelitian ini juga bertujuan menguji apakah pendidikan etika berpengaruh positif terhadap level deliberative moral reasoning mahasiswa akuntansi. Penelitian dilakukan dengan membandingkan skor DMR antara mahasiswa yang sudah mendapatkan mata kuliah etika bisnis dengan mahasiswa yang tidak mendapatkan mata kuliah etika. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara pendidikan etika dengan level deliberative moral reasoning mahasiswa akuntansi. Mahasiswa yang sudah mendapatkan mata kuliah etika bisnis memang mempunyai rata-rata skor DMR yang lebih tinggi akan tetapi perbedaannya tidak signifikan dengan rata-rata skor DMR mahasiswa yang tidak mendapat mata kuliah etika bisnis. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Buell (2009); Ellis (2010); Flemming dkk. (2009); dan Galla (2006). Penyebab tidak signifikannya perbedaan skor DMR antara mahasiswa yang mendapatkan mata kuliah etika bisnis dengan yang tidak bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti pendidikan sebelumnya, religiusitas, keluarga, maupun budaya (Jewe, 2008). Penyebab lainnya juga bisa karena cara mengajar yang mungkin kurang sesuai sehingga akhirnya mata kuliah etika bisnis kurang berpengaruh dalam perkembangan 48 moral reasoning mahasiswa (Duska, 1991; Williams & Elson, 2010). Jewe juga menyatakan bahwa hasil perhitungan yang tidak signifikan bukan berarti bahwa pendidikan etika sepenuhnya tidak berpengaruh terhadap perkembangan moral reasoning mahasiswa akan tetapi bisa saja karena pendidikan etika hanya mempunyai nilai yang terbatas dalam mempengaruhi perilaku etis mahasiswa. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Buell (2009) dan Galla (2006), penelitian ini juga tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan level moral reasoning yang dimiliki. Skor DMR mahasiswa yang bersekolah di universitas terakreditasi AACSB ternyata juga tidak berbeda secara signifikan dengan skor DMR mahasiswa yang bersekolah di universitas tidak berakreditasi AACSB. Implikasi dari penelitian ini terutama berupa saran bagi para praktisi pendidikan khususnya dalam memberikan mata kuliah etika bisnis. Peneliti percaya bahwa sebenarnya mata kuliah etika bisnis tetap mempunyai pengaruh terhadap sikap individu akan tetapi mungkin saja pengaruh itu hanya terbatas seperti yang dikatakan oleh Jewe (2008). Oleh karena itu, agar pengaruh ini menjadi semakin efektif para praktisi bisa mempertimbangkan untuk menerapkan metode pengajaran yang lebih melibatkan diskusi dan pembahasan keyakinan mengenai hal yang dianggap etis secara lebih mendalam seperti yang disampaikan oleh Duska (1991) dan Williams & Elson (2010). 49 5.2 Simpulan Berdasarkan eksperimen yang melibatkan 136 mahasiswa akuntansi strata satu, dapat ditarik 2 kesimpulan yaitu: a. Terdapat perbedaan signifikan antara skor deliberative moral reasoning (DMR) mahasiswa yang menyelesaikan kasus dilema etika di bidang audit dengan skor DMR mahasiswa yang menyelesaikan kasus dilema etika di bidang akuntansi perusahaan. Mahasiswa yang menyelesaikan kasus audit juga mempunyai skor DMR yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang menyelesaikan kasus akuntansi perusahaan. b. Pendidikan etika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan moral reasoning mahasiswa akuntansi. 5.3 Keterbatasan dan Saran Penelitian ini tentunya tidak terlepas dari berbagai keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini ialah: a. Sampel dalam penelitian ini ialah mahasiswa yang walaupun telah diinstruksikan untuk menjawab secara realistis kemungkinan besar masih ada yang menjawab pertanyaan secara idealis karena gengsi ataupun kurangnya pengalaman dalam dunia kerja yang sebenarnya. 50 b. Pemilihan universitas yang dijadikan subjek penelitian tidak dapat dipilih secara acak karena keterbatasan akses sehingga universitas dipilih berdasarkan akses terhadap partisipan yang paling memungkinkan. c. Penelitian yang melibatkan mahasiswa hanya dari 3 universitas mungkin belum bisa dijadikan generalisasi dalam menggambarkan karakter mahasiswa akuntansi di Indonesia. Berdasarkan beberapa keterbatasan tersebut peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat diterapkan oleh peneliti selanjutnya untuk membuat penelitian ini menjadi lebih baik. Penelitian selanjutnya sebaiknya melibatkan lebih banyak universitas dan melibatkan tidak hanya universitas yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan generalisasi hasil penelitian. Untuk mengetahui secara lebih pasti pengaruh etika terhadap moral reasoning mahasiswa akuntansi, penelitian bisa dilakukan dengan membandingkan skor moral reasoning mahasiswa di awal semester dengan skor moral reasoning mahasiswa di akhir semester pada mahasiswa yang mendapatkan mata kuliah etika bisnis maupun mahasiswa yang tidak mendapatkan mata kuliah etika bisnis. Walaupun penelitian menggunakan mahasiswa di tahun ketiga sebagai subjek penelitian untuk lebih menggambarkan level moral reasoning para profesional di bidang akuntansi akan tetapi penggunaan para profesional yang sebenarnya di bidang akuntansi perusahaan dan audit sebagai subjek penelitian akan meningkatkan validitas penelitian. 51