VITAMIN DAN MINERAL

advertisement
VITAMIN DAN MINERAL
Oleh:
Isnaini
Sasaran Belajar:
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan
mampu:
•menjelaskan klasifikasi vitamin
•menjelaskan fungsi, kebutuhan harian, dan akibat
kekurangan atau kelebihan vitamin yang larut air, yaitu
vitamin B dan C
•menjelaskan fungsi, kebutuhan harian, dan akibat
kekurangan atau kelebihan berbagai vitamin yang larut
lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K
•menjelaskan fungsi, dan akibat kekurangan atau kelebihan
beberapa mineral, yaitu Fe, Ca, I, Zn
VITAMIN
Vitamin dibagi menjadi 2 golongan:
• Larut lemak : vit A, D, E dan K
• Larut air
: vit B kompleks dan vit C
Tiamin (vitamin B1)
Defisiensi
•
penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada
sistem saraf dan kardiovaskuler.
•
Pada sistem saraf :neuritis
•
Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.
•
Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan
berkurang.
Kebutuhan sehari
•
Kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan
AKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0
mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita
hamil.
Farmakokinetik
•
Pada pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan
sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hari yang
dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu
hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan
tubuh.
Efek samping
• Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah
pemberian IV dosis besar.
Sediaan
• Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk
tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg untuk
penggunaan parenteral, dan eliksir 2-25 mg/ml.
• dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali
sehari (pengobatan)
Indikasi
• Wanita hamil yang kurang gizi
• Penderita emesis gravidarum
Riboflavin (vitamin B2)
Defisiensi
•
Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut
(stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna
merah dan licin.
Kebutuhan sehari
•
Minimum 0,3 mg/1000 kcal.
Farmakokinetik
•
Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi
dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan.
Indikasi
•
Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2
yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin
B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan
bersama vitamin lainnya.
•
Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.
Asam Nikotinat (Niasin)
Defisiensi
•
Pellagra adalah penyakit defisiensi niasin dengan kelainan
pada kulit, saluran cerna, dan SSP.
Kebutuhan sehari
•
Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pellagra
rata-rata 4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13
mg.
Farmakokinetik
•
Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya melalui
urin, sebagian kecil dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya
dalam bentuk berbagai metabolitnya.
Sediaan dan posologi
•
Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi
mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet niasinamid 501000 mg, dan larutan untuk injeksi mengandung 100 mg/ml.
•
Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut dianjurkan
dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg
niasin 2-3 kali sehari secara intravena.
Piridoksin (vitamin B6)
Defisiensi
–
Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada
selaput lendir, mulut dan lidah
–
Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang
–
Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik
Kebutuhan sehari
•
Kira-kira 2 mg/100 mg protein.
Farmakokinetik
•
Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui saluran
cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat
dan piridoksal.
Efek samping
•
Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam
dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.
Sediaan dan indikasi
•
Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml
piridoksin HCl untuk injeksi.
•
Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama
vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan
pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi lain untuk mencegah
atau mengobati neuritis perifer oleh obat, misalnya setelah pemberian
obat isoniazid.
Asam pantotenat
Kebutuhan sehari
•
Kebutuhan sehari 5-10 mg.
Farmakokinetik
•
Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan
distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 2-45
mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70% melalui urin
dan 30% melalui tinja.
Sediaan
•
Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dan
dalam bentuk larutan steril untuk injeksi dengan kadar
50 mg/ml.
Biotin
•
•
•
Gejala defisiensi biotin :dermatitis, sakit
otot, rasa lemah, anoreksia, anemia
ringan.
Berfungsi sebagai koenzim pada
berbagai reaksi karboksilasi.
Jumlah biotin yang diperlukan sehari
berkisar antara 150-300 µg.
Kolin
Fungsinya:
•
Sebagai prekursor asetilkolin.
•
Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat lipotropik
(dapat menurunkan kadar lemak dalam hati) dalam
pengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis,
hepatitis.
•
Dalam metabolisme intermedier, sebagai donor metil
dalam pembentukan berbagai asam amino esensial.
Kebutuhan
•
Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat ditentukan,
tetapi dalam makanan sehari-hari rata-rata terdapat
500-900 mg.
•
Penggunaan per oral cukup aman dengan LD50 200400 g.
Inositol
•
•
Sudah sejak lama diketahui bahwa penderita
diabetes mengekskresi inositol dalam urine
dengan kadar tinggi. Inositol merupakan
isomer glukosa dan dalam badan mudah
berubah menjadi inositol.
Gejala defisiensi inositol yang terlihat pada
hewan coba adalah gangguan pertumbuhan,
alopesia dan gangguan laktasi.
VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
Defisiensi
• Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.
• Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan.
• Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis
folikel rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada
leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak
mengandung vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit
menahun sangat peka terhadap timbulnya skorbut.
Farmakokinetik
• Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan
bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4
mg%.
Kebutuhan sehari
• AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada dewasa.
Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, tuberkulosis, tukak
peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan dan
laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari.
Efek samping
• Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya
terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai
oksalat.
Sediaan dan indikasi
• Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik mengandung
vitamin C 100-500 mg.
• Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut.
VITAMIN A
Sumber
• berasal dari karoten (provitamin A)
• terdapat pada mentega, telur, hati dan daging
• terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan 3dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin) merupakan hasil
oksidasi group alkohol dari retinol.
Farmakodinamik
• untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
• Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan
struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi sel dan proliferasi
epitel.
• Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan
perkembangan embrio.
Defisiensi
• Terjadi bila :
1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis hati)
2. terdapat defisiensi protein (transport)
3. absorpsi di usus terganggu
4. asupan vitamin A yang kurang.
• Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat menyebabkan
gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya bercak Bitot,
keratomalasia, dan akhirnya kebutaan.
Hipervitaminosis A
• terjadi akibat penggunaan vitamin A lebih
dari 700-3000 IU/kg/hari untuk beberapa
bulan sampai beberapa tahun.
• kerusakan hati pada anak dapat timbul
karena penggunaan vitamin A dengan
dosis yang sesuai AKG untuk orang
dewasa selama beberapa tahun dan
dengan dosis 5 kali AKG selama 7-10
tahun pada orang dewasa.
Lanjutan Vitamin A:
Kebutuhan manusia
• wanita 500 RE dan pria 600 RE.
• Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih 2 kali dosis
vitamin A.
Farmakokinetik
• diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan kadar
puncak dalam plasma setelah 4 jam
• Absorpsi berkurang bila diet kurang mengandung
protein, atau pada penyakit infeksi tertentu, dan pada
penyakit hati seperti hepatitis, sirosis hati atau obstruksi
biliaris.
• disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam jumlah
kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal, paru, lemak
intraperitoneal dan retina.
Lanjutan Vitamin A:
Indikasi
• untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.
• tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2
bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan yang
baik dapat menimbulkan gejala keracunan.
• Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara
suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali
pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral.
Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat
dianjurkan.
• Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat
meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau
mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A.
• Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit
kulit tertentu seperti akne, psoriasis, dan iktiosis.
Lanjutan Vitamin A:
Posologi
• tersedia secara oral, suntikan dan topikal.
• Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.00050.000 IU) per kapsul.
• Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orang
dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun: 50.000100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000
IU/hari untuk 2 minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan
dosis 5.000-15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.00010.000 IU/hari untuk 10 hari.
• Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8
tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan
50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan
10.000-20.000 IU/hari untuk 2 bulan.
VITAMIN D
• Berguna untuk mencegah dan mengobati
rakitis (dicegah ataupun diobati dengan
minyak ikan atau dengan sinar matahari
yang cukup).
Farmakodinamik
• Pengatur homeostatik kalsium plasma.
• Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat
melalui usus halus.
• Pengaturan kadar kalsium plasma
dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid
(HPT) dan kalsitonin.
Lanjutan vitamin D
Defisiensi
• Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya
merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya
reabsorpsi tulang.
• Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).
• Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas
tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada dada,
kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu
varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat
berjalan.
Lanjutan vitamin D
Hipervitaminosis D
• Gejalanya berupa hiperkalsemia,
kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak
(ginjal, pembuluh darah, jantung dan
paru), anoreksia, mual, diare, sakit kepala,
hipertensi dan hiperkolesterolemia.
Kebutuhan sehari
• 400 unit/hari.
Lanjutan vitamin D
Farmakokinetik
• Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik.
Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan sempurna.
Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan
saluran cerna seperti steatore akan
mengganggu absorpsi vitamin D.
• Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh,
untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme
lebih dahulu melalui serangkaian proses
hidroksilasi di ginjal dan hati.
• Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil
ditemukan dalam urine.
Lanjutan vitamin D
Sediaan dan indikasi
• Tersedia dalam beberapa macam bentuk
sediaan
• Selain untuk pencegahan dan pengobatan
rakitis, vitamin D antara lain digunakan
untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme
dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain
dengan alasan penggunaan yang belum
atau tidak diketahui misalnya pada
psoriasis, artritis, dan hay fever.
Lanjutan vitamin D
• Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan
kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah
±10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan
menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.
• Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit
(dosis penunjang).
• Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil,
laktasi dan pada orang tua agar asupan vitamin D per
hari 400 IU.
• Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam
jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan
400 IU/hari.
• Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis
(sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami
defisiensi vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari.
VITAMIN E
• Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan,
kacang-kacangan dan sayur-sayuran, misalnya selada
dan bayam.
Farmakodinamik
• Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang
penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang
toksik (hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh).
• Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh
gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris
dan penyakit pankreas.
• Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak
tidak jenuh ganda dan kurang vitamin E akan mengalami
lesi kulit, anemia hemolitik dan udem.
Larutan Vitamin E
Kebutuhan sehari
• Asupan 10-30 mg cukup untuk
mempertahankan kadar normal di dalam darah.
Farmakokinetik
• Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam
darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein
dan didistribusi ke semua jaringan.
• Kebanyakan diekskresi secara lambat ke dalam
empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui
urine sebagai glukuronida dari asam tokoferonat
atau metabolit lain.
Larutan Vitamin E
Sediaan dan indikasi
• Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I
isomer dari tokoferol, α-tokoferol asetat, α-tokoferol
suksinat.
• Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 301.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau
200 IU/ml.
• Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat
terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau
peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen
peroksida (pada bayi prematur dengan berat badan
yang rendah, pada penderita-penderita dengan
sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit
dengan gangguan absorpsi lemak).
VITAMIN K
• Vitamin K alam:
1. vitamin K1 (filokuinon=fitonadion)
Digunakan untuk pengobatan
Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna
hijau dan buah-buahan.
2. vitamin K2 (senyawa menakuinon)
Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh
bakteri gram-positif.
• Vitamin K sintesis. Vitamin K2
Lanjutan Vitamin K
Farmakodinamik
• Berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yaitu
protrombin, faktor VII (prokonvertin),
farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X
(faktor Stuart) yang berlangsung di hati.
Kebutuhan manusia
• Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar
50% dari kebutuhan vitamin K per hari.
Lanjutan Vitamin K
Defisiensi
• Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya
kadar beberapa faktor pembekuan darah
• Defisiensi vitamin K terjadi karena:
1. Gangguan absorbsi vitamin K
2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis
3. Pemakaian antikoagulan
Farmakokinetik
• Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari
kelarutannya.
• Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik
bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion
dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi walaupun
tidak ada empedu.
Lanjutan Vitamin K
Sediaan dan indikasi
• Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion
mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)
• Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan
menadion dalam minyak yang mengandung 2,
10, dan 25 mg/ml (IM)
• Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan
menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan 10
mg/ml (parenteral)
• Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan
menadiol natrium difosfat yang mengandung 5
dan 10 mg/ml (parenteral)
Lanjutan Vitamin K
• Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan
akibat defisiensi vitamin K.
• Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena
belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan
tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan obat
terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan
diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah
bayi dilahirkan.
• Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang
dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum,
dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturutturut.
• Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan
1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi setelah 8
jam.
MINERAL
Kalsium
• Untuk absorpsi diperlukan vitamin D
• Kebutuhan kalsium meningkat pada masa
pertumbuhan, selama laktasi dan pada
wanita pascamenopause.
• Bayi yang mendapat susu buatan
memerlukan tambahan kalsium.
Fosfor
• Terdapat pada semua jaringan tubuh dan
di dalam tulang dan gigi dalam jumlah
yang hampir sama dengan kalsium.
• Fosfor penting sebagai buffer cairan
tubuh.
• Perbandingan kandungan kalsium dan
fosfor dalam makanan dianjurkan 1 : 1.
Magnesium
• Magnesium mengaktivasi banyak sistem
enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin
aminopeptidase) dan merupakan kofaktor
yang penting pada fosforilasi oksidatif,
pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot
dan kepekaan saraf.
• Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan
saraf dan transmisi neuromuskuler. Pada
keadaan defisiensi berat mengakibatkan
tetani dan konvulsi.
Kalium
• Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel)
dan natrium (kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur
kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan
volume cairan tubuh.
• Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya
tidak mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang paling
sering adalah terapi diuretik terutama tiazid.
• Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan
terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan
parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan
kortikosteroid atau laksan jangka lama.
• Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal
yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks
adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal,
suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya,
atau penggunaan antagonis aldosteron
Natrium
• Natrium penting untuk membantu
mempertahankan volume dan
keseimbangan cairan tubuh.
• Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh
mekanisme homeostatik.
• Pembatasan natrium seringkali dianjurkan
pada pasien gagal jantung kongestif,
sirosis hati dan hipertensi.
Klorida
• Klorida merupakan anion yang paling
penting dalam mempertahankan
keseimbangan elektrolit.
• Alkalosis metabolik hipokloremik dapat
terjadi setelah muntah yang lama atau
penggunaan diuretik berlebihan.
• Kehilangan klorida berlebihan dapat
menyertai kehilangan berlebihan natrium.
Sulfur
Beberapa asam amino,
tiamin dan biotin
mengandung sulfur.
UNSUR HARA (TRACE ELEMENT)
Fluor
• Fluor terdapat pada gigi dan bermanfaat
untuk menurunkan insidens karies dentis
terutama pada anak. Selain itu fluor juga
membantu retensi kalsium pada tulang.
• Fluoridasi air minum dengan kadar
optimum 0,7-1,2 ppm merupakan cara
yang paling efisien dan ekonomis untuk
menjamin asupan fluor yang cukup.
Seng (Zn)
• Zn kofaktor lebih dari 100 enzim & penting untuk
metabolisme asam nukleat dan sintesis protein.
• Absorpsi dipercepat oleh ligan berat molekul
rendah yg berasal dari pankreas. ±20-30% Zn
peroral diabsorpsi pada duodenum & usus halus
bagian proksimal.
• Didistribusikan keseluruh tubuh dan kadar
tertinggi didapat pd koroid mata, spermatozoa,
rambut, kuku, tulang dan prostat.
• Ekskresi terutama melalui feses (±2/3)
Selenium
• Selenium merupakan unsur enzim
glutation peroksidase yang terdapat pada
sebagian besar jaringan tubuh.
• Diperkirakan asupan selenium melalui
makanan telah mencukupi kebutuhan.
• Selenium 0,05-0,2 mg/hari aman untuk
orang dewasa.
Yodium
• Merupakan bagian dari hormon tiroid:
tetrayodotironin (tiroksin) & triyodotironin.
• Defisiensi menyebabkan hiperplasia dan
hipertrofi kelenjar tiroid (goiter endemik).
• Dibutuhkan 100-300 µg/hari sampai 1
mg/hari.
• Kebutuhan meningkat pd anak yg sedang
tumbuh & wanita hamil dan laktasi.
Kromium
Kromium trivalen berperan
sebagai kompleks kofaktor
untuk insulin dan berperan
pada penggunaan glukosa
secara normal di dalam tubuh
Mangan
Terdapat pada mitokondria sel,
terutama pada kelenjar hipofisis,
hati, pankreas, ginjal dan tulang.
Pada orang dewasa asupan 2-5
mg aman dan cukup jumlahnya.
Molibden
Diabsorpsi dgn baik dan terdapat
dalam tulang, hati, ginjal.
Molibden 0,15-0,5 ng/hari
diperkirakan cukup dan aman
untuk orang dewasa dan dapat
dipenuhi oleh makanan seharihari.
Download