VITAMIN DAN MINERAL Oleh: Isnaini Sasaran Belajar: Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu: •menjelaskan klasifikasi vitamin •menjelaskan fungsi, kebutuhan harian, dan akibat kekurangan atau kelebihan vitamin yang larut air, yaitu vitamin B dan C •menjelaskan fungsi, kebutuhan harian, dan akibat kekurangan atau kelebihan berbagai vitamin yang larut lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K •menjelaskan fungsi, dan akibat kekurangan atau kelebihan beberapa mineral, yaitu Fe, Ca, I, Zn VITAMIN Vitamin dibagi menjadi 2 golongan: • Larut lemak : vit A, D, E dan K • Larut air : vit B kompleks dan vit C Tiamin (vitamin B1) Defisiensi • penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskuler. • Pada sistem saraf :neuritis • Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung. • Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan berkurang. Kebutuhan sehari • Kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0 mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita hamil. Farmakokinetik • Pada pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh. Efek samping • Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV dosis besar. Sediaan • Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg untuk penggunaan parenteral, dan eliksir 2-25 mg/ml. • dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali sehari (pengobatan) Indikasi • Wanita hamil yang kurang gizi • Penderita emesis gravidarum Riboflavin (vitamin B2) Defisiensi • Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan licin. Kebutuhan sehari • Minimum 0,3 mg/1000 kcal. Farmakokinetik • Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan. Indikasi • Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan bersama vitamin lainnya. • Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari. Asam Nikotinat (Niasin) Defisiensi • Pellagra adalah penyakit defisiensi niasin dengan kelainan pada kulit, saluran cerna, dan SSP. Kebutuhan sehari • Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pellagra rata-rata 4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13 mg. Farmakokinetik • Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya melalui urin, sebagian kecil dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya. Sediaan dan posologi • Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet niasinamid 501000 mg, dan larutan untuk injeksi mengandung 100 mg/ml. • Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut dianjurkan dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari secara intravena. Piridoksin (vitamin B6) Defisiensi – Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir, mulut dan lidah – Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang – Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik Kebutuhan sehari • Kira-kira 2 mg/100 mg protein. Farmakokinetik • Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal. Efek samping • Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang. Sediaan dan indikasi • Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin HCl untuk injeksi. • Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat, misalnya setelah pemberian obat isoniazid. Asam pantotenat Kebutuhan sehari • Kebutuhan sehari 5-10 mg. Farmakokinetik • Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 2-45 mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70% melalui urin dan 30% melalui tinja. Sediaan • Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dan dalam bentuk larutan steril untuk injeksi dengan kadar 50 mg/ml. Biotin • • • Gejala defisiensi biotin :dermatitis, sakit otot, rasa lemah, anoreksia, anemia ringan. Berfungsi sebagai koenzim pada berbagai reaksi karboksilasi. Jumlah biotin yang diperlukan sehari berkisar antara 150-300 µg. Kolin Fungsinya: • Sebagai prekursor asetilkolin. • Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat lipotropik (dapat menurunkan kadar lemak dalam hati) dalam pengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis, hepatitis. • Dalam metabolisme intermedier, sebagai donor metil dalam pembentukan berbagai asam amino esensial. Kebutuhan • Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat ditentukan, tetapi dalam makanan sehari-hari rata-rata terdapat 500-900 mg. • Penggunaan per oral cukup aman dengan LD50 200400 g. Inositol • • Sudah sejak lama diketahui bahwa penderita diabetes mengekskresi inositol dalam urine dengan kadar tinggi. Inositol merupakan isomer glukosa dan dalam badan mudah berubah menjadi inositol. Gejala defisiensi inositol yang terlihat pada hewan coba adalah gangguan pertumbuhan, alopesia dan gangguan laktasi. VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) Defisiensi • Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar. • Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. • Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak mengandung vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit menahun sangat peka terhadap timbulnya skorbut. Farmakokinetik • Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg%. Kebutuhan sehari • AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada dewasa. Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari. Efek samping • Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai oksalat. Sediaan dan indikasi • Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik mengandung vitamin C 100-500 mg. • Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut. VITAMIN A Sumber • berasal dari karoten (provitamin A) • terdapat pada mentega, telur, hati dan daging • terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan 3dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin) merupakan hasil oksidasi group alkohol dari retinol. Farmakodinamik • untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap. • Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi sel dan proliferasi epitel. • Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan perkembangan embrio. Defisiensi • Terjadi bila : 1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis hati) 2. terdapat defisiensi protein (transport) 3. absorpsi di usus terganggu 4. asupan vitamin A yang kurang. • Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat menyebabkan gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya bercak Bitot, keratomalasia, dan akhirnya kebutaan. Hipervitaminosis A • terjadi akibat penggunaan vitamin A lebih dari 700-3000 IU/kg/hari untuk beberapa bulan sampai beberapa tahun. • kerusakan hati pada anak dapat timbul karena penggunaan vitamin A dengan dosis yang sesuai AKG untuk orang dewasa selama beberapa tahun dan dengan dosis 5 kali AKG selama 7-10 tahun pada orang dewasa. Lanjutan Vitamin A: Kebutuhan manusia • wanita 500 RE dan pria 600 RE. • Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih 2 kali dosis vitamin A. Farmakokinetik • diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak dalam plasma setelah 4 jam • Absorpsi berkurang bila diet kurang mengandung protein, atau pada penyakit infeksi tertentu, dan pada penyakit hati seperti hepatitis, sirosis hati atau obstruksi biliaris. • disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal, paru, lemak intraperitoneal dan retina. Lanjutan Vitamin A: Indikasi • untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A. • tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2 bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan. • Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral. Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat dianjurkan. • Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A. • Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit kulit tertentu seperti akne, psoriasis, dan iktiosis. Lanjutan Vitamin A: Posologi • tersedia secara oral, suntikan dan topikal. • Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.00050.000 IU) per kapsul. • Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun: 50.000100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2 minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 5.000-15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.00010.000 IU/hari untuk 10 hari. • Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8 tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan 10.000-20.000 IU/hari untuk 2 bulan. VITAMIN D • Berguna untuk mencegah dan mengobati rakitis (dicegah ataupun diobati dengan minyak ikan atau dengan sinar matahari yang cukup). Farmakodinamik • Pengatur homeostatik kalsium plasma. • Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat melalui usus halus. • Pengaturan kadar kalsium plasma dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid (HPT) dan kalsitonin. Lanjutan vitamin D Defisiensi • Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya reabsorpsi tulang. • Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang (penyakit rakitis). • Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat berjalan. Lanjutan vitamin D Hipervitaminosis D • Gejalanya berupa hiperkalsemia, kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak (ginjal, pembuluh darah, jantung dan paru), anoreksia, mual, diare, sakit kepala, hipertensi dan hiperkolesterolemia. Kebutuhan sehari • 400 unit/hari. Lanjutan vitamin D Farmakokinetik • Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik. Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan sempurna. Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan saluran cerna seperti steatore akan mengganggu absorpsi vitamin D. • Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh, untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme lebih dahulu melalui serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan hati. • Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam urine. Lanjutan vitamin D Sediaan dan indikasi • Tersedia dalam beberapa macam bentuk sediaan • Selain untuk pencegahan dan pengobatan rakitis, vitamin D antara lain digunakan untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain dengan alasan penggunaan yang belum atau tidak diketahui misalnya pada psoriasis, artritis, dan hay fever. Lanjutan vitamin D • Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah ±10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu. • Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis penunjang). • Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi dan pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400 IU. • Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan 400 IU/hari. • Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis (sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami defisiensi vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari. VITAMIN E • Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran, misalnya selada dan bayam. Farmakodinamik • Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang toksik (hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh). • Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas. • Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh ganda dan kurang vitamin E akan mengalami lesi kulit, anemia hemolitik dan udem. Larutan Vitamin E Kebutuhan sehari • Asupan 10-30 mg cukup untuk mempertahankan kadar normal di dalam darah. Farmakokinetik • Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein dan didistribusi ke semua jaringan. • Kebanyakan diekskresi secara lambat ke dalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui urine sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain. Larutan Vitamin E Sediaan dan indikasi • Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I isomer dari tokoferol, α-tokoferol asetat, α-tokoferol suksinat. • Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 301.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau 200 IU/ml. • Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen peroksida (pada bayi prematur dengan berat badan yang rendah, pada penderita-penderita dengan sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit dengan gangguan absorpsi lemak). VITAMIN K • Vitamin K alam: 1. vitamin K1 (filokuinon=fitonadion) Digunakan untuk pengobatan Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. 2. vitamin K2 (senyawa menakuinon) Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri gram-positif. • Vitamin K sintesis. Vitamin K2 Lanjutan Vitamin K Farmakodinamik • Berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yaitu protrombin, faktor VII (prokonvertin), farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X (faktor Stuart) yang berlangsung di hati. Kebutuhan manusia • Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per hari. Lanjutan Vitamin K Defisiensi • Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah • Defisiensi vitamin K terjadi karena: 1. Gangguan absorbsi vitamin K 2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis 3. Pemakaian antikoagulan Farmakokinetik • Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya. • Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi walaupun tidak ada empedu. Lanjutan Vitamin K Sediaan dan indikasi • Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral) • Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan menadion dalam minyak yang mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml (IM) • Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral) • Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan menadiol natrium difosfat yang mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral) Lanjutan Vitamin K • Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K. • Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah bayi dilahirkan. • Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturutturut. • Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi setelah 8 jam. MINERAL Kalsium • Untuk absorpsi diperlukan vitamin D • Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama laktasi dan pada wanita pascamenopause. • Bayi yang mendapat susu buatan memerlukan tambahan kalsium. Fosfor • Terdapat pada semua jaringan tubuh dan di dalam tulang dan gigi dalam jumlah yang hampir sama dengan kalsium. • Fosfor penting sebagai buffer cairan tubuh. • Perbandingan kandungan kalsium dan fosfor dalam makanan dianjurkan 1 : 1. Magnesium • Magnesium mengaktivasi banyak sistem enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin aminopeptidase) dan merupakan kofaktor yang penting pada fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot dan kepekaan saraf. • Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan saraf dan transmisi neuromuskuler. Pada keadaan defisiensi berat mengakibatkan tetani dan konvulsi. Kalium • Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium (kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh. • Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama tiazid. • Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid atau laksan jangka lama. • Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis aldosteron Natrium • Natrium penting untuk membantu mempertahankan volume dan keseimbangan cairan tubuh. • Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh mekanisme homeostatik. • Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati dan hipertensi. Klorida • Klorida merupakan anion yang paling penting dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit. • Alkalosis metabolik hipokloremik dapat terjadi setelah muntah yang lama atau penggunaan diuretik berlebihan. • Kehilangan klorida berlebihan dapat menyertai kehilangan berlebihan natrium. Sulfur Beberapa asam amino, tiamin dan biotin mengandung sulfur. UNSUR HARA (TRACE ELEMENT) Fluor • Fluor terdapat pada gigi dan bermanfaat untuk menurunkan insidens karies dentis terutama pada anak. Selain itu fluor juga membantu retensi kalsium pada tulang. • Fluoridasi air minum dengan kadar optimum 0,7-1,2 ppm merupakan cara yang paling efisien dan ekonomis untuk menjamin asupan fluor yang cukup. Seng (Zn) • Zn kofaktor lebih dari 100 enzim & penting untuk metabolisme asam nukleat dan sintesis protein. • Absorpsi dipercepat oleh ligan berat molekul rendah yg berasal dari pankreas. ±20-30% Zn peroral diabsorpsi pada duodenum & usus halus bagian proksimal. • Didistribusikan keseluruh tubuh dan kadar tertinggi didapat pd koroid mata, spermatozoa, rambut, kuku, tulang dan prostat. • Ekskresi terutama melalui feses (±2/3) Selenium • Selenium merupakan unsur enzim glutation peroksidase yang terdapat pada sebagian besar jaringan tubuh. • Diperkirakan asupan selenium melalui makanan telah mencukupi kebutuhan. • Selenium 0,05-0,2 mg/hari aman untuk orang dewasa. Yodium • Merupakan bagian dari hormon tiroid: tetrayodotironin (tiroksin) & triyodotironin. • Defisiensi menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi kelenjar tiroid (goiter endemik). • Dibutuhkan 100-300 µg/hari sampai 1 mg/hari. • Kebutuhan meningkat pd anak yg sedang tumbuh & wanita hamil dan laktasi. Kromium Kromium trivalen berperan sebagai kompleks kofaktor untuk insulin dan berperan pada penggunaan glukosa secara normal di dalam tubuh Mangan Terdapat pada mitokondria sel, terutama pada kelenjar hipofisis, hati, pankreas, ginjal dan tulang. Pada orang dewasa asupan 2-5 mg aman dan cukup jumlahnya. Molibden Diabsorpsi dgn baik dan terdapat dalam tulang, hati, ginjal. Molibden 0,15-0,5 ng/hari diperkirakan cukup dan aman untuk orang dewasa dan dapat dipenuhi oleh makanan seharihari.