ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KIMIA PESERTA DIDIK KELAS V SDN SAMIRONO DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN IPA-KIMIA SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nabilah Riza Putri 13303241044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KIMIA PESERTA DIDIK KELAS V SDN SAMIRONO DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN IPA-KIMIA SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh: Nabilah Riza Putri 13303241044 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan persepsi kimia perserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPAKimia dan mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperiment dengan desain one group pretest-posttets. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN Samirono. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel penelitian yaitu kelas V-A dengan jumlah 14 peserta didik. Instrumen yang digunakan adalah soal pretest dan posttest, angket persepsi kimia, LKPD dan lembar pedoman wawancara. Data pengetahuan dan persepsi kimia dianalisis menggunakan uji gain ternormalisasi <g> dan uji t sama subjek. Khusus untuk data persepsi kimia juga dianalisis secara deskriptif kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan (a) pengetahuan kimia peserta didik sebelum melakukan eksperimen IPA-Kimia yang diukur dengan pretest memiliki nilai rata-rata 41,84 dan pengetahuan kimia sesudah melakukan eksperimen yang diukur dengan postest memiliki nilai rata-rata 48,98 dengan gain score 0,12. (b) Secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia peseerta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. (c) Persepsi kimia sebelum melakukan eksperimen sebesar 68,56% (cukup) dan sesudah eksperimen sebesar 72,00% (baik) dengan gain score 0,11. (d) Secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peseerta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia Kata kunci: eksperimen IPA-Kimia, pengetahuan kimia, persepsi kimia, sekolah dasar ii ANALYSIS OF CHEMISTRY KNOWLEDGE AND CHEMISTRY PERCEPTION OF GRADE V STUDENTS IN SDN SAMIRONO BY USING SIMPLE SCIENCE-CHEMISTRY EXPERIMENT YEAR 2016/2017 By: Nabilah Riza Putri 13303241044 Supervisor: Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt ABSTRACT This study aimed to analyze chemistry knowledge and chemistry perception of grade V students in SDN Samirono (Samirono elementary school) before and after doing science-chemistry experiment and also determine whether there is any significantly different in students’s chemistry knowledge and chemistry perception before and after doing science-chemistry experiment. This study is quasi-experimental research with pretest-posttest design. The population in this study are grade V students in SDN Samirono (Samirono elementary school). The sampling technique was using purposive sampling with the sample is grade V-A with number of 14 students. The instruments used are pretest and posttest, chemistry perceptiom questionnaire, student worksheet and interview guide sheet. Chemistry knowledge and perception data before and after the experiment were analyzed using a normalized gain score test <g>, and t-test. Data of chemical perception was also analyzed by using quantitative descriptive method. The results showed (a) the chemistry knowledge of students before doing sciencechemistry experiment that measured by pretest has mean 41,84 and chemistry knowledge after doing experiment that measured by postest has mean 48,98 with a normalized gain score <g> is 0.12. (b) Statistically, there is a significant difference in the chemistry knowledge of grade V students SDN Samirono before and after doing science-chemistry experiment with sig. 2 tailed of 0.039 < α (0.05). (c) Chemistry perception before doing experiment was 68,559% (enough) and after experiment was 72,002% (good) with a normalized gain score <g> is 0.11. (d) Statistically, there is a significant difference in the chemistry perception of grade V students SDN Samirono before and after doing sciencechemistry experiment with sig. 2 tailed of 0.021 < α (0.05). Keywords: chemistry knowledge, chemistry perception, elementary school, sciencechemistry experiment iii SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nabilah Riza Putri NIM : 13303241044 Program Studi : Pendidikan Kimia Judul TAS : Analisis Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik Kelas V SDN Samirono dengan Menggunakan Eksperimen IPA-Kimia Sederhana Tahun Ajaran 2016/2017 menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Yogyakarta, Agustus 2017 Yang menyatakan Nabilah Riza Putri NIM. 13303241044 iv LEMBAR PERSETUJUAN Tugas Akhir Skripsi dengan Judul ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KIMIA PESERTA DIDIK KELAS V SDN SAMIRONO DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN IPA-KIMIA SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun oleh: Nabilah Riza Putri NIM 13303241044 telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan Ujian Tugas Akhir Skripsi bagi yang bersangkutan Yogyakarta, Juli 2017 Dosen Pembimbing, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, Sukisman Purtadi, M.Pd. NIP. 19761122 200212 1 002 Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt. NIP. 19561206 198103 2 002 v HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KIMIA PESERTA DIDIK KELAS V SDN SAMIRONO DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN IPA-KIMIA SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun oleh: Nabilah Riza Putri NIM. 13303241044 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Pada tanggal TIM PENGUJI Nama Tanda Tangan Prof. Dr. Nurfina Aznam, S.U Apt Ketua Penguji .................................... Tanggal ........................... Rr. Lis Permana Sari, M.Si. Penguji Utama .................................... ........................... Dr. Crys Fajar Partana, M.Si. Penguji Pendamping .................................... ........................... Yogyakarta, ........................ Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Dekan, Dr. Hartono NIP. 19620329 198702 1 002 vi HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah atas semua karunia dan nikmat-Mu, penulisan tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Hasil tugas akhir skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Ibu saya dan Ayah saya sebagai motivator dalam hidup saya, yang selalu mendukung, mendoakan dan mendengarkan keluh kesah saya. Terimakasih atas semua yang telah Ibu dan Ayah berikan selama ini. 2. Pembimbing skripsi saya Ibu Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt yang telah mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk membimbing saya dengan sabar dan tanpa lelah. 3. Saudara saya, Nabilah Rosa Putri yang selalu sabar menemani di saat senang maupun susah. 4. Teman-teman seperjuangan, Tya, Novi, Miftah, Padmi, Anita, Fina, Sheila. Terimakasih atas bantuan, dukungan dan motivasinya. 5. Teman-teman International Chemistry Education 2013, terimakasih atas senang, sedih, tawa candanya, semoga kalian sukses dunia akhirat. vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik Kelas V SDN Samirono dengan Menggunakan Eksperimen IPA-Kimia Sederhana Tahun Ajaran 2016/2017”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun tugas akhir skripsi. 2. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam penulisan skripsi. 3. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan tugas akhir skripsi. 4. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan arahan dan saran selama proses penulisan skripsi. 5. Ibu Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan ilmu dengan kesabarannya senantiasa membimbing penulis selama penelitian dan penyelesaian laporan 6. Ibu Dina, M.Pd dan Bapak Dr. Crys Fajar Partana, M.Si selaku validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai tujuan. 7. Bapak Ibu Dosen FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membagikan pengetahuan dan ilmunya dalam penulisan skripsi. 8. Ibu Mintarsih, S.Pd selaku guru pembimbing penelitian di SDN Samirono. 9. Peserta didik kelas V SDN Samirono yang berpartisipasi dan membantu dalam kelancaran penelitian. viii 10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam kelancaran skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk perbaikan di masa yang akan datang. Yogyakarta, Agustus 2017 Penulis, Nabilah Riza Putri NIM 13303241044 ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i ABSTRAK ................................................................................................... ii ABSTRACT .................................................................................................. iii SURAT PERNYATAAN............................................................................. iv LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................... v LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... vii KATA PENGANTAR.................................................................................. viii DAFTAR ISI................................................................................................ x DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah......................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah......................................................................... 6 D. Rumusan Masalah............................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8 F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8 BAB II KAJIAN TEORI........................................................................... 9 A. Deskripsi Teori ................................................................................ 9 x 1. Ilmu Kimia ................................................................................. 9 2. Pengetahuan ............................................................................... 10 3. Kognitif Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar……………….. 11 4. Pengetahuan Kimia di Sekolah Dasar…………………………. 13 5. Persepsi………………………………………………………… 27 6. Metode Pembelajaran Eksperimen…………………………….. 33 B. Penelitian yang Relevan …………………………………………... 36 C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 37 BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 40 A. Desain Penelitian ............................................................................. 40 B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 40 C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian……………………... 41 D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 41 1. Populasi Penelitian...................................................................... 41 2. Sampel Penelitian ...................................................................... 42 3. Teknik Sampling ……………………………………………… 42 E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 42 1. Instrumen Penelitian.................................................................... 42 2. Analisis Instrumen Penelitian ..................................................... 46 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 49 G. Alur Kerja Penelitian………………………………………………. 50 H. Teknik Analisis Data ……………………………………….…….. 51 1. Analisis Data Soal ...................................................................... 51 xi 2. Analisis Deskriptif Angket Persepsi Kimia ............................... 51 3. Uji Gain Ternormalisasi ............................................................. 53 4. Uji-t Sama Subjek ...................................................................... 55 5. Analisis Data Wawancara .......................................................... 57 A. Hasil Penelitian ................................................................................ 58 1. Pengetahuan Kimia………………………………...................... 58 2. Persepsi Kimia………………………………………................. 61 B. Pembahasan ...................................................................................... 64 1. Keterlaksanaan Eksperimen IPA-Kimia ..................................... 64 2. Analisis Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik………. 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 94 A. Kesimpulan ...................................................................................... 94 B. Saran ................................................................................................ 95 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 96 LAMPIRAN ................................................................................................ 101 xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Silabus IPA Kelas IV SD untuk Mengukur Pengetahuan IPA-Kimia Peserta Didik Kelas V SD............................................ Tabel 2. 14 Silabus IPA Kelas V SD untuk Mengukur Pengetahuan IPAKimia Peserta Didik Kelas V SD……............................................. 15 Tabel 3. Skala Likert yang Dimodikasi......................................................... 45 Tabel 4. Kisi-Kisi Angket Persepsi Kimia ………........................................ 45 Tabel 5. Contoh Tabulasi Perhitungan Skor Angket Persepsi ……………... 52 Tabel 6. Kriteria Kategori Penilaian Ideal..................................................... 53 Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik .......................................................... 55 Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik ............................................................................................... 56 Tabel 9. Data Nilai Pretest dan Postest Peserta Didik……........................... 59 Tabel 10. Uji Gain Score Nilai Pretest dan Postest Soal Peserta Didik…....... 59 Tabel 11. Rangkuman Uji-t Sama Subjek Data Pengetahuan Kimia .............. 60 Tabel 12. Hasil Analisis Pretest dan Postest untuk Setiap Materi…………... 60 Tabel 13. Hasil Presentase Persepsi Kimia dan Gain Score Setiap Butir……. 62 Tabel 14. Hasil Presentase Persepsi Kimia Setiap Indikator…........................ 63 Tabel 15. Hasil Presentase Persepsi Kimia Keseluruhan……………………. 63 Tabel 16. Rangkuman Uji-t Sama Subjek Data Persepsi Kimia ...................... 63 xiii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Diagram perubahan wujud zat …………….………………. 18 Gambar 2. Reaksi fotosintesis…………………………...……………... 24 Gambar 3. Desain one group pretest-posttest …………………………. 40 Gambar 4. Grafik gain score pada butir-butir indikator bentuk dan warna objek ………………………………….……………... 73 Gambar 5. Grafik gain score pada butir-butir indikator intensitas ……... 76 Gambar 6. Grafik gain score pada butir-butir indikator media ……….… 78 Gambar 7. Grafik gain score pada butir-butir indikator familiar ….......... 81 Gambar 8. Grafik gain score pada butir-butir indikator perasaan............. 82 Gambar 9. Grafik gain score pada butir-butir indikator minat …………. 84 Gambar 10. Grafik gain score pada butir-butir indikator perhatian ……… 86 Gambar 11. Grafik gain score pada butir-butir indikator motivasi…..…… 89 Gambar 12. Grafik gain score pada butir-butir indikator pengalaman …... 91 xiv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus IPA SD kelas IV dan V ..……………………… 101 Lampiran 2. RPP Eksperimen IPA-Kimia ….……………………….. 107 Lampiran 3. LKPD Perubahan Zat Secara Kimia …..………………. 119 Lampiran 4. LKPD Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa Cangkang)……………………………………………… 123 Lampiran 5. LKPD UJi Makanan (Uji Amilum)………….…………. 127 Lampiran 6. LKPD Reaaksi Kimia dalam Mulut ……...…………….. 131 Lampiran 7. LKPD Uji Gas Karbon Dioksida ……………………..... 135 Lampiran 8. Kisi –Kisi Soal IPA-Kimia SD ……………………….... 139 Lampiran 9. Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia …………………… 145 Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal pretest dan Postest IPA-Kimia SD .. 149 Lampiran 11. Angket Persepsi Kimia ………………………………… 150 Lampiran 12. Lembar Pedoman Wawancara Analisis Persepsi …..…... 152 Lampiran 13. Hasil Pretest IPA-Kimia………..……………………… 153 Lampiran 14. Hasil Posttest IPA-Kimia ……………………………... 154 Lampiran 15. Hasil Angket Persepsi Sebelum Eksperimen (PreAngket) ………………………………………………... 155 Lampiran 16. Hasil Angket Persepsi Setelah Eksperimen (PostAngket) ……................................................................... 156 Lampiran 17. Hasil Wawancara Analisis Persepsi …………………… 157 xv Lampiran 18. Hasil Uji Gain Score …………………………………… 161 Lampiran 19. Uji Prasyarat Hipotesis Pengetahuan Kimia …………… 162 Lampiran 20. Uji Prasyarat Hipotesis Persepsi Kimia ……................... 163 Lampiran 21. Hasil Uji-t Sama Subjek Pengetahuan Kimia ………….. 164 Lampiran 22. Hasil Uji-t Sama Subjek Pengetahuan Kimia ………….. 165 Lampiran 23. Perhitungan Validitas Soal Pretest dan Postest IPAKimia………………………………………………….. 166 Lampiran 24. Perhitungan Reliabilitas Soal Pretest dan Postest IPAKimia……………….…….............................................. 169 Lampiran 25. Surat Izin Penelitian BAPPEDA …………...………….. 173 Lampiran 26. Surat Izin Validasi Soal ke SDIT Salman Al-Farisi 2…... 174 Lampiran 27. Surat Keterangan Validasi ………………...…………… 175 Lampiran 28. Surat Keterangan Validasi SDIT Salman Al-Farisi 2…... 179 Lampiran 29. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian …..……. 180 Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian ……………………………….. 181 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kimia merupakan salah satu ilmu yang bernaung dibawah sains disamping disiplin ilmu lainnya yaitu Fisika, Biologi, dan Astronomi. Ilmu kimia merupakan bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika materi/zat. Selain menemukan konsep-konsep ilmiah yang berkaitan dengan materi, kegiatan kimia juga mencakup usaha manusia menggunakan konsep-konsep itu dalam teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Melihat pesatnya perkembangan Ilmu Kimia saat ini dan kontribusinya yang sangat besar bagi peradaban manusia membuatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bahan bakar, energi nuklir, makanan, pakaian, obat-obatan, kemasan, bahan bangunan, hasil industri seperti kertas, pupuk dan sebagainya merupakan aplikasi dari pengembangan ilmu kimia. Begitu pun dengan proses dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya seperti pencernaan, pernafasan, fotosintesis, pencemaran, siklus air, siklus udara, dan pembakaran semuanya melibatkan proses kimia. Oleh sebab itu pengetahuan tentang kimia dirasa penting untuk diberikan sejak dini khususnya pada tingkat sekolah dasar. Di Indonesia saat ini, mata pelajaran kimia secara definitif baru mulai diberikan pada peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan di beberapa jurusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 1 Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ilmu kimia diberikan secara integratif dengan proporsi materi yang masih sedikit. Akibatnya baik di SMP maupun di SD kimia masih dipandang sesuatu yang asing. Para ilmuwan terkadang menyebut kimia sebagai “center of science” kerena merupakan bagian penting dalam ranah sains lainnya seperti biologi, kebumian, dan fisika. Saling terkait dengan ilmu sains lainnya, membuat kimia memiliki cakupan yang begitu luas sehingga perlu diajarkan secara bertahap dimulai dari konsep dasar yang mudah dipahami seperti penggolongan materi, perubahan kimia dan manfaat kimia dalam kehidupan sehari-hari. Tahapan ini dapat dimulai dari tingkat sekolah dasar, mengengah hingga perguruan tinggi. Kimia dalam IPA SD, tidak sepenuhnya diberikan melalui materi satu bab seperti halnya Fisika, Biologi dan Kebumian. Oleh karena itu, pendidik harus pintar dan kreatif menyisipkan konsep kimia dalam bahasan Fisika, Biologi dan Kebumian yang memungkinkan untuk diberikan pengetahuan kimia. Dalam kurikulum KTSP 2006, kimia mulai diperkenalkan pada peserta didik kelas IV SD dalam mata pelajaran IPA melalui sub materi Sifat Benda Padat, Cair dan Gas, Perubahan Wujud Benda, dan Sumber Daya Alam. Pada peserta didik kelas V SD, kimia dalam IPA dapat diajarkan melalui materi Pernapasan, Organ Pencernaan dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan, Tumbuhan Hijau, Perubahan Wujud Benda yang Dapat Kembali dan Tidak Kembali, dan Proses Pembentukan Tanah. Jika dilihat dari pengalaman belajar, peserta didik kelas V SD telah mendapatkan pengetahuan kimia lebih banyak daripada peserta didik kelas IV SD, 2 sehingga layak untuk diukur sejauh mana pengetahuan kimia yang telah mereka dapatkan selama belajar di sekolah. Pengetahuan kimia yang diperoleh oleh peserta didik tidak hanya bersumber dari pembelajaran di sekolah saja, namun juga dari lingkungan bermain, keluarga serta media (Autida, 2012). Seperti yang diketahui, selain memiliki manfaat yang besar, kimia juga dapat membahayakan jika tidak digunakan secara bijak. Seperti kasus bom atom/nuklir pada Agustus 1945 yang menimpa Hiroshima dan Nagasaki, kasus Bom Bali 1 dan 2 yang melukai puluhan turis asing dan turis lokal dan kasus terbaru adalah kasus racun sianida yang menimpa I Wayan Mirna pada Desember 2015 dengan tersangka Jessica Kumala Wongso. Manfaat dan bahaya aplikasi ilmu kimia yang tersebar di media dan lingkungan, tentu memunculkan berbagai persepsi terhadap ilmu kimia itu sendiri pada peserta didik sekolah dasar. Persepsi positif ataukah persepsi negatif. Persepsi terjadi karena setiap manusia memiliki indera untuk menyerap objek-objek serta kejadian di sekitarnya. Sehingga pada akhirnya persepsi dapat mempengaruhi cara berfikir, bekerja serta bersikap pada diri seseorang. Jika persepsi peserta didik terhadap ilmu kimia baik, bermanfaat dan menyenangkan maka peserta didik cenderung ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai kimia yang selanjutnya akan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar kimia pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Mahdi, 2014:356). Sebaliknya, jika persepsi peserta didik terhadap kimia buruk, berbahaya dan menyeramkan maka peserta didik cenderung anti terhadap kimia dan akan menghindari belajar kimia pada jenjang 3 selanjutnya. Sehingga dirasa penting untuk mengukur persepsi peserta didik kelas V SD terhadap kimia. Sebagai calon pendidik kimia, dan orang yang terdidik dalam ilmu kimia, maka sudah menjadi tugas kita sebagai perantara dalam memberikan pengetahuan dan persepsi positif ilmu kimia kepada peserta didik. Salah satu caranya yakni dengan menggunakan metode eksperimen IPA-Kimia sederhana. Pemilihan metode eksperimen IPA-Kimia sederhana ini karena fase berpikir peserta didik SD atas dasar pengalaman konkret atau nyata. anak-anak usia sekolah dasar pada umumnya lebih senang melakukan sesuatu secara langsung dari pada hanya melihat gambar atau pun hanya mendengarkan teori yang sampaikan oleh guru. Hasil penelitian Stanko Cvjetićanin, Dušanka Obadović and Ivana Rančić tahun 2015 dalam jurnal yang berjudul The Efficiency of Student-led and Demonstration Experiments in Initial Physics-Chemistry Education in Primary School mengungkapkan bahwa peserta didik yang melakukan eksperimen secara mandiri mendapat pengetahuan tentang material yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang hanya melihat demonstrasi guru. Penelitian ini juga dikuatkan oleh prosiding yang berjudul Evaluation of the Influence of Various Methods of Experimental Work On Quality And Durability of Chemistry Knowledge (Logar & Savec, 2010). Dalam penelitian tersebut peserta didik lebih memilih kerja eksperimen yang dilakukan oleh mereka sendiri karena selain mendapatkan pengetahuan baru, mereka juga lebih dapat memahami karakteristik zat kimia, melakukan praktik secara langsung, dapat melihat eksperimen dengan lebih baik, bekerja sama, aktif dan tidak mudah bosan. 4 Melalui ekpserimen, peserta didik dapat membuktikan fakta dan femomena alam di sekitar secara logis, dari pembuktian tersebut sebagian dari mereka akan bertanya kenapa bisa terjadi seperti ini? Kenapa benda ini dapat berubah warna dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut akan mereka tanyakan ke guru atau mereka cari jawabannya melalui buku dan internet. Dari pencarian informasi tersebut, mereka akan mendapatkan pengatahuan baru yang berkaitan dengan eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bersifat sederhana dan aplikatif terhadap kehidupan sehari-hari sehingga melalui metode ini, selain bertambahnya pengetahuan kimia yang bertahan lama diharapkan akan muncul persepsi positif terhadap ilmu kimia pada diri peserta didik. Persepsi kimia termasuk dalam bagian attitude towards chemistry / attitude towards science yang berarti sikap/emosi terhadap sains (Mahdi, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wan Yunus dan Mat Ali (2013) dengan jurnal berjudul Attitude towards Learning Chemistry among Secondary School Students in Malaysia, peserta didik menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran kimia ketika guru melaksanakan pembelajaran kimia dengan metode eksperimen dan pendekatan student-centered. Berdasarkan wawancara dengan wali kelas V SDN Samirono, peserta didik kelas V SDN Samirono belum pernah sama sekali melakukan eksperimen IPA. Eksperimen Kimia merupakan eksperimen IPA pertama yang mereka lakukan. Sehingga, jika meninjau dari penelitan releven dan masalah yang telah dijabarkan, eksperimen IPA-Kimia diharapkan dapat menambah pengetahuan kimia peserta didik tingkat sekolah dasar secara umum dan peserta didik kelas V SDN Samirono 5 khusus baik dari segi kuantitas maupun kualitas serta dapat memunculkan persepsi positif terhadap kimia. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul diantaranya sebagai berikut : 1. Ilmu kimia masih terasa asing untuk peserta didik SD karena proporsinya yang minim diberikan pada pembelajaran IPA SD. 2. Pemberian pengetahuan kimia sejak di bangku sekolah dasar sangat penting karena ilmu kimia berkaitan erat dengan kehidupan sehari dan memiliki kontribusi yang besar dalam perkembangan teknologi dan sains. 3. Aplikasi dan kasus – kasus mengenai zat kimia yang beredar di media dan masyarakat menimbulkan persepsi postif dan negatif tersendiri bagi peserta didik SD. 4. Diperlukan suatu metode untuk memberikan pengetahuan kimia sekaligus mempengaruhi persepsi kimia peserta didik SD, salah satunya metode Eksperimen IPA-Kimia. C. Pembatasan Masalah 1. Analisis pengetahuan dan persepsi kimia dilakukan terhadap peserta didik kelas V SD. 2. Peserta didik kelas V SD dipilih karena memiliki pengalaman belajar sains yang lebih banyak daripada peserta didik kelas IV. 6 3. Pembelajaran yang akan digunakan adalah eksperimen sederhana dengan lima macam eksperimen yang disesuaikan dengan materi IPA kelas IV-V SD. 4. Pengetahuan kimia yang dianalisis adalah pengetahuan kimia yang diperoleh dari penerapan silabus IPA kelas IV dan V pada materi tertentu. 5. Persepsi kimia yang dianalisis adalah persepsi peserta didik terhadap ilmu kimia dan bahan kimia. D. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah-msalah yang telah diidentifikasi yang kemudian dibatasi dalam pembatasan masalah, maka masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia? 2. Apakah ada perbedaan pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia? 3. Bagaimana persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia? 4. Apakah ada perbedaan persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia? 7 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. 2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan kimia peserta didik SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. 3. Menganalisis persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia 4. Mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi kimia peserta didik SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai pengetahuan dan referensi dalam melakukan penelitian terkait pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik tingkat sekolah dasar. 2. Bagi peserta didik SD, untuk memberikan pengetahuan kimia yang berkaitan dengan kehiduoan sehari-hari serta mengenalkan kimia kepada mereka agar minat belajar sains terus tumbuh dan meningkat serta mengubah persepsi negatif peserta didik terhadap kimia. 3. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan guru untuk kreatif dalam menyisipkan pembelajaran IPA-Kimia secara menarik dan menyenangkan. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Ilmu Kimia Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana terhadap gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat (Mulyasa, 2006). Pendapat lain mengatakan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi termasuk komposisinya, sifat-sifatnya, strukturnya, dan perubahan-perubahan yang dialaminya dan hukum-hukum yang berkenaan dengan perubahan tersebut. (Goldberg, 2003:2). Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak dapat dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (fakta, konsep, teori, prinsip dan hukum) dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah. Menurut Kean dan Middlecamp (1985:5-8) ilmu kimia memiliki karakteristik diantaranya sebagai berikut : 1. Bagian besar konsep kimia bersifat abstrak 2. Atom, molekul, elektron dan ikatan kimia adalah ciri khas dunia kimia yang tidak nampak, harus dikhayalkan dan tidak dapat diamati secara langsung. 3. Materi yang dipelajari dalam kimia merupakan penyederhanaan dari hal yang sebenarnya di alam. 4. Materi pembelajaran kimia disusun berurutan dan berkembang dengan cepat. 5. Kimia tidak hanya memcahkan persoalan, tetapi juga berisi pengetahuan tentang teori, aturan, fakta, deskripsi dan istilah-istilah kimia. 9 2. Pengetahuan Menurut Maufur, pengetahuan adalah semua yang diketahui melalui proses berpikir, merasa dan mengindera. Maufur juga menjelaskan bahwa pengetahuan adalah keseluruhan penjelasan dan gagasan yang terdapat pada pernyatan yang terkait dengan peristiwa yang mengandung fakta (Susanto, 2011:45). Beberapa pendapat menyatakan sumber pengetahuan manusia berasal dari data empiris yang diperoleh dari panca indera, rasionalisme akal yang menghubungkan data-data tersebut, intuisi dan wahyu (Bachtiar, 2006:98-107). Pengetahuan menurut Howard Kingsley dalam Sudjana (2014:22) termasuk salah satu hasil belajar disamping sikap dan keterampilan. Sementara Bloom dan kawan-kawan mengkategorikan pengetahuan sebagai hasil belajar yang termasuk ke dalam ranah kognitif tingkat rendah (lower order thingking skill) (Sudjana, 2014:23). Menurut Suyono dan Hariyanto (2012:167) kognitif atau kapabilitas intelektual memiliki makna yang sama dengan pengetahuan, mengetahui, berpikir dan intelek, Dalam penelitian ini, pengetahuan yang dianalisis oleh peneliti bukanlah pengetahuan yang termasuk dalam sub ranah kognitif tingkat rendah yakni knowledge melainkan pengetahuan sebagai hasil belajar yang maknanya setara dengan kognitif. Menurut Krathwohl (2002: 215) kawasan kognitif terdiri atas enam tingkatan yang dimulai dari tingkat pengetahuan hingga ke tingkat menciptakan. Tingkatan kognitif tersebut disebut dengan Cognitive Process Dimension (Dimensi Proses Kognitif) yang terdiri dari: 10 a. Mengingat (remember) Tingkatan mengingat terdiri dari dua komponen yaitu pengenalan (recognizing) dan pengingatan (recalling). b. Memahami (understand) Tingkatan memahami terdiri dari tujuh komponen yaitu penafsiran (intresting), pemberian contoh (exemplifying), peringkasan (summarizing), penyimpulan (inferring0, membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). c. Menerapkan (apply) Tingkatan menerapkan terdiri dari dua kompone yaitu pelaksanaan (executing) dan penerapan (implementing). d. Menganalisis (analyze) Tingkatan menganalisis terdiri dari tiga komponen yaitu membedakan (differentiating), pengaturan (organizing), dan penentuan (attributing). e. Mengevaluasi (evaluate) Tingkatan mengevaluasi terdiri dari dua komponen yaitu pemeriksaan (cheking) dan mengkritisi (critiquing). f. Menciptakan (create) Tingkatan menciptakan terdiri dari tiga komponen yaitu membangkitkan (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing). 3. Kognitif Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Jean Piaget mengemukakan empat periode perkembangan kognitif anak, yaitu: periode sensorimotorik (0-2 tahun), periode praoperasional (2-7 tahun), periode operasional konkret (7-11 tahun), dan periode operasional formal (12-15 11 tahun). Peserta didik kelas V sekolah dasar berada pada periode operasional konkret atau masa kanak-kanak akhir (Sugihartono et al, 2013: 109). Menurut Piaget dalam (Izzaty et al, 2013: 105-106) anak-anak pada tahapan operasional konkret dapat berpikir induktif yang dimulai dari observasi seputar gejala atau hal khusus seperti binatang, objek, atau kejadian, kemudian menarik kesimpulan. Pada masa ini, anak-anak sudah dapat memecahkan masalah secara konkret. Mereka mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian yang lebih kompleks serta hubungannya. Mereka juga memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi dan tentang jumlah. Bagi anak-anak pada masa operasional konkret, pengalaman langsung sangat memmbantu dalam berpikir. Menurut Marsh dalam (Izzaty et al, 2013: 116117) strategi guru dalam pembelajaran pada masa kanak-kanak akhir atau operasional konkret adalah 1. Menggunakan bahan-bahan yang konkret, misalnya barang/benda konkret. 2. Menggunakan alat visual. 3. Menggunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks. 4. Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik. 5. Memberi latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan misalnya mengunakan teka-teki. 12 4. Pengetahuan Kimia di Sekolah Dasar Menurut de Cassia Reis dan da Silva Lopes (2016), pembelajaran kimia di sekolah dasar bukan untuk mengantisipasi materi yang akan diajarkan di sekolah menengah, namun untuk menuntun peserta didik mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan fenomena dan fakta dari kehidupan sehari-hari yang teramati, salah satunya proses-proses kimia. Pengetahuan kimia dapat diajarkan melalui proses biologi seperti pencernaan hewan, pernapasan, fotosintesis dan siklus air. Selain itu peserta didik juga harus dapat menjelaskan fenomena seperti pelarutan, penguapan, pembakaran dan lain-lain (Lamanauskas, Vilkoniene & Vilkonis, 2007). Pembelajaran Kimia di Sekolah Dasar terintegrasi dengan mata pelajaran IPA. Agar dapat menyisipkan pengetahuan dan pembelajaran kimia di Sekolah Dasar, penting untuk diketahui ruang lingkup kajian IPA di SD/MI yang meliputi aspek-aspek berikut: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. (BSNP, 2006) 13 a. Silabus IPA SD untuk Mengukur Pengetahuan IPA-Kimia Dalam kurikulum KTSP 2006, IPA diajarkan pertama kali di kelas IV SD, sehingga kimia mulai dapat diperkenalkan dan disisipkan pada mata pelajaran IPA kelas IV SD. Tujuan dari penelitian ini salah satunya adalah mengukur pengetahuan kimia peserta didik kelas V SD. Peserta didik kelas V SD memiliki pengalaman belajar IPA di kelas IV dan kelas V, sehingga penting untuk mengetahui silabus IPA SD kelas IV dan V. Silabus IPA SD kelas IV dan V dapat dilihat pada Lampiran 1 (BNSP, 2006:167-172). Kimia mempelajari perubahan materi yang dikaji melalui aspek proses, sifat dan energi yang terlibat dalam perubahan materi (Rahardjo, 2014:5). Dari silabus tersebut, maka materi IPA yang digunakan untuk mengukur pengetahuan kimia peserta didik serta dapat digunakan sebagai materi eksperimen adalah sebagai berikut. Tabel 1. Silabus IPA Kelas IV SD untuk Mengukur Pengetahuan IPA-Kimia Peserta Didik Kelas V SD Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 6. Memahami 6.1 Mengidentifikasi beragam sifat dan wujud benda padat, cair, perubahan wujud dan gas memiliki sifat benda serta tertentu. berbagai cara 6.2 Mendeskripsikan penggunaan benda terjadinya perubahan berdasarkan wujud cair padat sifatnya cair; cair gas cair; padat gas 14 Materi Sifat Benda Padat, Cair dan Gas. Perubahan Wujud Benda. Lanjutan Tabel 1 11. Memahami 11.1 Menjelaskan hubungan hubungan antara antara sumber daya sumber daya alam alam dengan dengan lingkungan. lingkungan, 11.2 Menjelaskan hubungan teknologi, dan antara sumber daya masyarakat alam dengan teknologi yang digunakan. 11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan. Sumber Alam Daya Tabel 2. Silabus IPA Kelas V SD untuk Mengukur Pengetahuan IPA-Kimia Peserta Didik Kelas V SD Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi 1. Mengidentifikasi 1.2 Mengidentifikasi fungsi Organ Pernapasan fungsi organ tubuh organ pernapasan Pada Manusia manusia dan hewan manusia 1.3 Mengidentifikasi fungsi Organ Pencernaan organ pencernaan Manusia dan manusia dan Hubungannya hubungannya dengan dengan Makanan makanan dan kesehatan dan Kesehatan 2 Memahami cara 2.1 Mengidentifikasi cara Tumbuhan Hijau tumbuhan hijau tumbuhan hijau membuat makanan membuat makanan 4 Memahami 4.2 Menyimpulkan hasil Perubahan Wujud hubungan antara penyelidikan tentang Benda yang Dapat sifat bahan dengan perubahan sifat benda, Kembali dan Tidak penyusunnya dan baik sementara maupun Kembali perubahan sifat tetap. benda sebagai hasil suatu proses 7. Memahami 7.1 Mendeskripsikan Proses perubahan yang proses pembentukan Pembentukan terjadi di alam dan tanah karena pelapukan Tanah hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam 15 b. Materi IPA-Kimia SD 1) Materi IPA-Kimia Kelas IV SD a) Sifat Benda Padat, Cair dan Gas Benda atau materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan wujudnya, benda dibagi menjadi benda padat, cair dan gas (Agustiana & Tika, 2013: 65). Dibawah ini adalah sifat benda padat, cair dan gas yang akan dijelaskan secara singkat. (1) Sifat Benda Padat Benda padat memiliki bentuk dan ukuran yang tetap walaupun dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, bentuk dan ukurannya tidak mengikuti wadahnya dan tidak bisa dimampatkan (Wahyono & Nurachmadani, 2008:82). (2) Sifat Benda Cair Bentuk benda cair berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Isi dan volume benda cair tetap, walupun dipindahkan ke dalam wadah yang berbeda. Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar. Benda cair mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Benda cair menekan ke segala arah. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil (Wahyono & Nurachmadani, 2008:75). (3) Sifat Benda Gas Benda gas selalu mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya, bentuk dan ukurannya (volumenya) selalu berubah ubah dan dapat menekan ke segala arah (Wahyono & Nurachmadani, 2008:76). 16 b) Perubahan Wujud Benda Pada sub materi perubahan wujud benda untuk kelas IV SD, hanya dipelajari perubahan wujud yang dapat kembali atau perubahan wujud secara fisika. (Wahyono & Nurachmadani, 2008:77). Salah satu factor yang menyebabkan perubahan wujud benda secara fisika adalah perubahan suhu (Devi & Anggraeni, 2008:95). Beberapa peristiwa perubahan wujud benda, antara lain mencair (melebur), membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal (deposisi). 1. Mencair (melebur) adalah proses perubahan benda dari wujud padat menjadi cair. Contoh es batu yang mencair karena panas matahari. 2. Memberku adalah proses perubahan benda dari wujud cair menjadi padat. Contohnya air yang diletakkan di lemari es berubah menjadi es batu. 3. Menguap adalah proses perubahan benda dari wujud cair menjadi gas. Contohnya pakaian basah yang dijemur kemudian kering. Air dari pakaian yang basah menguap ke udara. 4. Mengembun adalah proses perubahan wujud benda dari gas menjadi cair. Contohnya embun pada pagi hari yang berasal dari uap air yang mengalami pendinginan. 5. Menyublim adalah poses perubahan wujud benda dari padat menjadi gas. Contohnya kapur barus yang dibiarkan terbuka. 6. Mengkristal (deposisi) adalah proses perubahan wujud benda dari gas menjadi padat. Contohnya terbentuknya hujan es. (Agustiana & Tika, 2013:68) 17 Dibawah ini adalah gambar/skema perubahan wujud zat Sumber: id.wikipedia.org Gambar 1. Diagram Perubahan Wujud Zat c) Sumber Daya Alam Sumber daya alam dibagi menjadi dua jenis. Sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang dapat diperoleh dalam waktu tidak lama (Devi & Anggraeni, 2008:176), tidak akan habis dan tersedia sepanjang masa. Sumber daya alam ini dapat diadakan lagi, baik secara alami maupun dengan campur tangan manusia. Contohnya adalah hewan, tumbuhan, air, tanah, cahaya matahari, dan udara (Aprilia & Achyar, 2009:179). Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang ketersediaannya terbatas. Jika sudah habis, maka membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengadakannya kembali. Contohnya bahan tambang seperti mnyak bumi, batu bara, gas alam, dan mineral hasil tambang seperti emas, perak, nikel, aluminium, tembaga, belerang, besi dan lain-lain (Aprilia & Achyar, 2009:180). 18 (1) Hasil Teknologi dari Berbagai Sumber Daya Alam Sumber daya alam dapat diolah dengan teknologi tertentu untuk menghasilkan benda baru yang dapat bermanfaat untuk manusia. Contohnya kertas yang terbuat dari pulp kayu pohon, minyak bumi yang diolah menjadi LPG, bensin, dan aspal, semen yang terbuat dari batu kapur ditambah tanah liat, kain yang terbuat dari kapas, kaca yang diolah dari pasir yang mengandung kuarsa dan logam-logam yang diolah dari bijih logam menjadi lempengan logam atau bentuk lain sesuai keperluan. (2) Dampak Buruk Penggunaan Sumber Daya Alam yang Berlebihan Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi alam misalnya: 1. Penebangan pohon yang dapat menyebabkan gundulnya pohon yang berkibat tanah longsor dan banjir. 2. Penggunanan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang berlebohan dapat menyebabkan pemanasan global (global warming). Hal itu terjadi karena hasil pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan karbon doiksida yang menyebabkan suhu bumi menjadi panas (Arifin et al., 2009:107). 2) Materi IPA-Kimia Kelas V SD d) Organ Pernapasan Manusia Pernapasan adalah proses menghirup oksigen (O2) serta mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) (Priyono & Sayekti, 2010:1). Oksigen dibutuhkan untuk proses pembakaran zari-sari makanan dengan tujuan menghasilkan energi. Reaksi pembakaran zat makanan adalah sebagai berikut. 19 Zat makanan + oksigen karbon dioksida + air + energi (Priyono & Sayekti, 2010: 2) Organ-organ pernapasan pada manusia meliputi hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), anak cabang batang tenggorokan, dan paru-paru. Proses pernapasan manusia diawali dari masuknya oksigen melalui hidung kemudain bergerak menuju laring. Selanjutnya oksigen menuju trakea yang meiliki dua cabang yang disebut bronkus. Kedua cabang bronkus berujung di paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Bronkus yang terdapat pada paru-paru memiliki anak cabang (bronkiolus) yang diujungnya terdapat gelembung-gelembung udara atau yang disebut alveolus. Pada alveolus inilah terjadi pertukaran oksigen dengan karbondioksida dan uap air. (Indriati et al, 2010: 4). e) Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan (1) Organ Pencernaan Manusia (a) Mulut Mulut adalah organ pencernaan yang paling awal. Di dalam rongga mulut makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pencernaan secara mekanik dibantu oleh gigi dan pencernaan kimiawi dibantu oleh air liur (Indriati et al, 2010:18). Di dalam air liur terdapat enzim yakni enzim ptilain yang berfungsi mengubah karbohidrat atau zat tepung menjadi zat gula 20 (b) Kerongkongan Di dalam kerongkongan makanan sekali lagi mengalami pencernaan mekanik yakni dengan diremas-remas oleh otot kerongkongan dan kemudian didorong ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan meremas, memijit, dan mendorong makanan ke dalam lambung dinamakan gerak peristaltik. (Indriati, et al, 2010:18). (c) Lambung Di dalam lambung, makanan juga mengalami pencernaan secara kimiawi yang dibantu oleh asam klorida, enzim pepsin dan enzim renin. Asam klorida berfungsi menghancurkan kuman berbahaya dan membantu otot lambung untuk melarutkan makanan menjadi setengah cair. Sedangkan enzim pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton, dan enzim renin berfungsi mengubah susu menjadi kasein. (Indriati et al, 2010:19). (d) Usus Halus Di dalam usus halus, makanan bercampur dengan getah pankreas dan getah empedu. Getah empedu menghasilkan garam empedu yang berperan membantu mencerna lemak. Pankreas menghasilkan enzim tripsin yang berfungsi memecah protein menjadi asam-asam amino, enzim lipase yang berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol serta emzim amilase yang berfungsi memecah zat tepung menjadi glukosa (Priyono & Sayekti, 2010:22). Usus halus sendiri berfungsi menyerap sari-sari makanan 21 yang merupakan sumber energi bagi tubuh. Sisa penyerapan yakni limbah, disalurkan menuju usus besar. (Indriati et al, 2010:19) (e) Usus Besar Di dalam usus besar terjadi penghancuran sisa makanan dengan bantuan bakteri pembusuk. Bakteri ini berguna untuk membusukkan sisa makanan menjadi kotoran yang dikeluarkan melalui anus (Sulistyowati & Sukarno, 2009: 13). (2) Hubungan Makanan dan Kesehatan Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Berikut akan dijelaskan fungsi dan sumber dari zat-zat tersebut. (a) Karbohidrat Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil tenaga atau energ. Karbohidrat berasal dari tumbuhan. Karbohidrat banyak terdapat pada makanan pokok seperti nasi, kentang, singkong, roti dan ubi (Sulistyowati & Sukarno, 2009: 15). Karbohidrat yang paling banyak terkandung pada makanan pokok tersebut adalah karbohidrat jenis amilum. Keberadaan amilum dapat diuji dengan meneteskan larutan iodin pada makanan yang ingin diuji. Jika setelah ditetesi iodin bahan makanan berubah warna menjadi biru maka makanan tersebut mengandung amilum (Yazid dan Nursanti, 2006:7). (b) Lemak Lemak berfungsi sebagai sumber zat tenaga cadangan, pelindung organ-organ dalam, dan pelarut vitamin A, D, E, K. Lemak ada dua macam, yakni lemak 22 nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti minyak kelapa, margarin, kacang tanah, kemiri, dan buah alpukat. Sedangkan lemak hewani yang berasal dari hewan, misalnya daging, minyak ikan, susu, keju, mentega dan lemak hewan (Indriati et al, 2010:26). (c) Protein Protein adalah zat makanan yang berfungsi sebagai pembangun utama sel-sel tubuh yang rusak. Sama halnya dengan lemak, protein juga terdiri dari dua macam yakni protein hewani dan protein nabati. Sumber protein nabati yakni kacang-kacangan, tempe dan tahu. Sementara sumber protein hewani yakni ikan laut, daging ayam, sapi, udang, dan cumi-cumi. (d) Mineral Mineral berfungsi sebagai zat makanan yang mengatur tubuh dan membantu pembentukan tulang dan gigi. Mineral diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari misal garam, sayur-saturansusu dan daging. Mineral yang dibutuhkan tubuh antara lain: zat kapur/kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, zat besi untuk pemebentukan sel-sel darah merah, fosfor untuk pembentukan tulang dan sel-sel tubuh , dan yodium untuk mencegah penyakit gondok (Priyono & Sayekti, 2010: 28) (e) Vitamin Vitamin berfungsi sebagai zat pengatur fungsi organ tubuh. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, vitamin beperan besar dalam menjaga kesehatan tubuh. Ada berbagai macam vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. 23 Vitamin-vitamin tersebut, antara lain, vitamin A, B, C, D, E, dan K. (Priyono & Sayekti, 2010:28). (f) Air Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, memperlancar pencernaan makanan, dan mengatur suhu tubuh. Setiap hari diharuskan minimal minum 2,5 liter air. Air yang diperlukan adalah air sehat, yaitu air yang bebas dari kuman penyakit, jernih, tidak berasa dan tidak berbau (Indriati et al, 2010:26). f) Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau Tumbuhan Hijau dapat membuat makanannya sendiri. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat makanan tersebut adalah air dan karbondioksida. air diserap oleh akar kemudian disalurkan ke ranting-ranting hingga daun. Sedangkan gas karbon dioksida diambil dari udara melalui mulut daun (stomata) dan pori-pori batang (lentisel). Pembuatan makanan ini terjadi di daun yang banayak mengandung zat hijau (klorofil) melalaui proses fotosintesis (Indriati et al, 2010: 37). Fotosintesis adalah proses pengubahan air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) oleh klorofil menjadi karbohidrat dan oksigen dengan bantuan sinar (Dwidjoseputro, 1994: 6-7). Reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut: Sumber: Sulistyowati & Sukarno, 2009 Gambar 2. Reaksi fotosintesis Sachs dalam Dwidjoseputro (1994: 8) membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat jenis amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian yodium. Amilum yang diberi yodium memberikan warna hitam. 24 Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan kena sinar. Pada percobaan Sachs, bagian daun yang tertutup sepanjang hari tidak menghasilkan amilum. g) Perubahan Wujud Benda yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali (1) Perubahan Wujud yang Dapat Kembali Perubahan wujud benda yang dapat kembali adalah perubahan suatu zat yang jika dipanaskan dan dinginkan maka akan kembali ke wujud semula. Perubahan ini disebut juga perubahan sementara atau perubahan fisika (Priyono & Sayekti, 2010:90). Perubahan fisika tidak menghsilkan zat baru secara singkat (Agustina & Tika, 2013: 67). Pemanasan atau pendinginan dapat mengubah wujud benda seperti semula seperti contohnya coklat padat dapat meleleh menjadi cair ketika dipanaskan, kemudian jika didinginkan kembali akan menjadi padat. Gula atau garam yang larut dalam air dapat kembali ke bentuk semula, caranya dengan proses penguapan secara terus menerus, kemudian diperoleh kembali kristal gula dan garam (Sulistyowati & Sukarno, 2009:70). (2) Perubahan Wujud yang Tidak Dapat Kembali Perubahan wujud yang tidak dapat kembali disebut juga perubahan yang bersifat tetap atau perubahan kimia (Priyono & Sayekti, 2010:92). Perubahan kimia adalah perubahan yang bersifat tetap dan menghasilkan zat baru yang sudah berbeda sifatnya dengan zat semula (Agustina & Tika, 2013: 68) (Tillery et al, 2007:193). Contoh perubahan kimia adalah beras yang dimasak menjadi nasi, pelapukan batuan karena hujan asam, pembusukan buah-buahan, dan pembakaran kertas atau daun (Arifin et al, 2009: 45). 25 h) Proses Pembentukan Tanah Tanah terbentuk dari batuan yang telah lapuk dan hancur. Proses pelapukan batuan yang membentuk tanah dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu pelapukan fisika, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologi. (1) Pelapukan Fisika Pelapukan fisika dapat disebabkan oleh perubahan suhu. Suhu yang turun naik secara berulang-ulang akan membuat batuan mudah terkikis atau pecah berkeping-keping. Pelapukan fisika juga dapat terjadi karena terpaan angin dan hujan, serta tarikan gaya gravitasi (Indriyati et al, 2010: 177) (2) Pelapukan Kimiawi Pelapukan kimia terjadi karena pengaruh dari zat kimia. Zat kimia misalnya oksigen, karbondioksida, dan uap air. Batuan yang mengandung kapur (CaCO3) dapat terkikis dan lapuk karena air hujan yang secara alami mengandung asam dari karbondioksida (Sulistyowati & Sukarno, 2009:113). Air hujan yang mengandung karbon dioksida dapat memebntuk asam lemah yang dikenal dengan asam karbonat (Tillery et al, 2007:360). Keasaman air hujan dapat meningkat oleh gas-gas buangan industri. Gas buangan industri tersebut misalnya belerang dioksida. Belerang dioksida dapat bereaksi dengan uap air dan gas-gas lain di udara. Hal ini mengakibatkan terjadinya hujan asam yang semakin mempermudah pelarutan dan mempercepat pelapukan batuan (Winarti, 2009:94). (3) Pelapukan Biologi 26 Pelapukan biologi terjadi karena pengaruh kegiatan makhluk hidup, seperti binatang, tumbuhan dan manusia. Pada batu karang yang terdapat di pantai sering ditemukan lubang-lubang yang dibuat oleh cacing tanah dan serangga. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan yaitu berkembangnya akar tumbuhan dan lumut-lumut yang dapat merusak struktur batuan. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan (Sulistyowati & Sukarno, 2009:114). 5. Persepsi Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu (Walgito, 2003:54). Menurut Pateek persepsi didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data. Jika dua pengertian tersebut dirangkum, maka dapat didefinisikan bahwa persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan suatu stimulus yang diperoleh oleh individu yang kemudian memberikan reaksi dari stimulus tersebut melalui pancaindra. Sobur (2003: 447) menjabarkan tiga komponen utama dalam proses persepsi, sebagi berikut: a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 27 b. Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan infromasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, sistem yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Tahap awal dalam persepsi yakni menerima rangsangan kemudian meyeleksinya. Tidaklah mungkin memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Untuk menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan ini disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Dalam persepsi, stimulus dapat datang dari dalam dan luar individu. Irwanto et al (1989:97) memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, diantaranya a. Perhatian yang selektif, artinya individu cukup memusatkan perhatian pada rangsang tertentu saja diantara rangsangan yang ada. b. Ciri-ciri rangsang, artinya intensitas rangsang yang paling kuat adalah rangsang yang bergerak/dinamis lebih menarik perhatian untuk diamati. c. Nilai-nilai kebutuhan individu, artinya individu berbeda kebutuhannya antara yang satu dengan yang lain. 28 d. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunia sekitarnya. Sedangkan menurut Walgito (2003: 54-55) beberapa faktor yang mempengaruhi hasil persepsi individu antara lain: a. Faktor eksternal, yakni lingkungan dan stimulus yang melatarbelakangi lingkungan. b. Faktor internal, yakni segi psikologis yang mempengaruhi keadaan individu diantarnya pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan motivasi. Pattek dalam Sobur (2003:453-455) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi didasarkan atas dasar telaah dari persespsi visual terhadap objek-objek. Beberapa faktor tersebut adalah a. Intensitas Pada umumnya, rangsangan yang lebih intensif mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens. Iklan memanfaatkan faktor ini dengan sangat baik. Iklan yang diperkuat dengan lampu-lampu yang lebih terang lebih menarik perhatian. b. Ukuran Pada umumnya, benda-benda yang lebih besar lebih menarik perhatian. Barang yang lebih besar lebih cepat dilihat. c. Kontras 29 Biasanya, hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian. Jika orang biasa mendengar suara tertentu dan tiba-tiba ada perubahan dalam suara tersebut, hal itu akan menraik perhatian. d. Gerakan Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada hal-hal yang diam. e. Ulangan Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Iklan yang sering muncul di media akan lebih diingat orang daripada yang tidak. f. Keakraban Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini terutama jika hal tertentu tidak sedang diharapkan dalam rangka tertentu. g. Sesuatu yang baru Faktor ini kedengarannya bertentangan dengan faktor kekaraban akan tetapi hal-hal baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru akan menarik perhatian. Jika Pateek menyebut faktor diatas merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi seleksi rangsangan, maka Morgan, King dan Robinson (2000:316317) menyebutnya sebagai faktor-faktor eksternal yang dapat menarik atensi. Menurut mereka, atensi merupakan input sensori yang mempengaruhi pengalaman atau persepsi. Faktor-faktor tersebut yakni (a) intensitas dan ukuran, (b) kontras dan novelty, (c) repetisi/ulangan, (d) gerakan. 30 a. Intensitas dan ukuran. Faktor intensitas dan besarnya ukuran lebih diperhatikan ketika seseorang mengalamai sesuatu yang baru atau unfamiliar. Dalam hal ini segala sesuatu di lingkungan yang paling keras, paling bercahaya dan paling besar akan menarik atensi lebih dulu. b. Kontras dan novelti (sesuatu yang baru). Stimulus yang baru yang berbeda dan kontras dengan background di sekitarnya akan lebih menarik perhatian. Contohnya penulisan kata dengan keseluruhannya menggunakan kapital di anatar kata dengan huruf kecil lebih menarik atensi karena perbedaan dan kontrasnya tersebut. c. Repetition/ulangan. Salah satu efek dari pengulangan menyebabkan kita mengadopsi stimulus yang berulang. Contohnya ketika seorang ibu memanggil anaknya untuk makan malam, dia memanggil nama anaknya beberapa kali. Dalam hal ini stimulus yang diulang lebih menarik atensi daripada stimulus yang tidak ulang. d. Gerakan. Sebagai manusia, tentulah sangat sensitive terhadap objek yang bergerak dalam daerah pandang. Iklan akan lebih efektif jika disertai dengan cahaya yang berkedip-kedip dan gambar animasi. Objek merupakan bagian dari faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, sehingga segala sesuatu yang melekat dan menjadi karakteristik objek juga akan mempengaruhi persepsi. Seseorang cenderung untuk mempersepsikan objek dengan ukuran yang tetap, bentuk yang tetap, warna serta kecerahan yang tetap. Hal ini oleh Gestalt dalam Nevid (2013:107) disebut dengan perceptual constancy atau ketetapan persepsi. 31 a. Ketetapan bentuk, yakni kecenderungan untuk mempersepsikan sebuah objek memiliki bentuk yang sama, walaupun objek tersebut dilihat dari perspektif yang berbeda. Contohnya ketika kita mengamati mangkok bundar di atas meja dari sudut yang berbeda, gambar yang tertangkap oleh retina kita mengubah bentuk mangkok tadi. Meskipun demikian, mangkok tetap dipersepsikan bulat. b. Ketetapan ukuran, yakni kecenderungan untuk mempersespikan sebuah objek memiliki ukuran yang sama walaupun ada perubahan ukuran pada gambar yang tertangkap oleh retina mata akibat perubahan jarak penglihatan. c. Ketetapan warna, yakni kecenderungan untuk mempersepsikan sebuah objek meiliki warna yang sama walau ada perubahan dalam pencahayaan. Contoh mobil berwarna merah tetap dipersepsikan merah walau terlihat abu-abu ketika sore saat musin gugur. d. Ketetapan pencahayaan, yakni kecenderungan untuk mempersepsikan cahaya pada objek dalam keadaan konstan walau terjadi perubahan dalam pencahayaan. Selain faktor eksternal, Morgan, King dan Robinson (2000:217) juga menjabarkan beberapa faktor di dalam individu yang ikut mempengaruhi persepsi diantaranya: a. Motif/kebutuhan. Sebagai contoh, orang-orang yang lapar dan haus akan cenderung untuk memperhatikan objek/sesuatu di lingkungannya yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. b. Kesiapan, yakni keadaan siap seseorang dalam merespon stimulus, disaat yang lain tidak. 32 c. Minat/interest. Sebagai contoh, seseorang yang menyukai olahraga basket, maka ketika pengumuman skor basket disiarkan di radio, dia akan memperhatikannya dibanding berita yang lain. Di atas telah dijabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi oleh beberapa ahli psikologi. Jika dirangkum, maka faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi: a. Faktor eksternal berupa: bentuk dan warna objek, intensitas, media, dan familiar. b. Faktor internal berupa: perasaan, minat, perhatian, motivasi, pengalaman. 6. Metode Pembelajaran Eksperimen a. Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar ini peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan, mengikuti suatu proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. (Djamarah & Zain, 2010: 84). b. Tujuan dan Fungsi Metode Eksperimen Tujuan dari diterapkannya metode pembelajaran eksperimen adalah: 1. Membantu peserta didik agar mampu mencari dan menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi dengan percobaan itu sendiri. 2. Peserta didik terlatih dengan cara berpikir yang ilmiah 3. Peserta didik dapat menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajari. 33 (Roestiyah, 2010:80) Adapun fungsi metode eksperimen dalam pembelajaran sains adalah penunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaaskan tentang prinsip yang dikembangkan (Arifin et al, 2005: 109). c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen Kelebihan dari penerapan metode eksperimen diantaranya: 1) Peserta didik terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah. 2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat sendiri, hal itulah yang dikehendaki dari proses belajar mengajar dimana peserta didik lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. 3) Peserta didik mendapatkan pengalaman praktis dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan selain memperoleh ilmu pengetahuan. 4) Dengan melakukan eksperimen, peserta didik membuktikan sendiri kebenaran suatu teori. (Roestiyah N.K, 2001 : 82) Sementara kekurangan dari penerapan metode eksperimen adalah: 1. Terbatasnya jumlah alat-alat percobaan sehingga tidak semua peserta didik memiliki kesempatan untuk melakukan eksperimen. 2. Beberapa eksperimen memerlukan waktu yang lama sehingga peserta didik harus menunggu untuk melanjutkan pelajara. 3. Metode ini lebih sesuai untuk ilmu sains dan teknologi. (Hamdayama, 2016: 100) 34 d. Langkah – langkah Metode Ekperimen Sementara menurut Roestiyah (2010 : 81) langkah-langkah dalam melakukan metode eksperimen adalah sebagai berikut : 1) Menjelaskan tujuan eksperimen. 2) Peserta didik diminta untuk memahami masalah yang akan dibuktikan melalui ekperimen. 3) Menjelaskan kepada peserta didik alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen. 4) Peserta didik diminta untuk mencatat hal-hal yang perlu dicatat. 5) Guru mengawasi pekerjaan peserta didik selama eksperimen berlangsung. 6) Setelah melakukan eksperimen, guru mengumpulkan laporan peserta didik, mendiskuskan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab. Agar penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran sains dapat berjalan efektif dan efisien, maka hal-hal sebagai berikut perlu diperhatikan : 1) Jumlah alat dan bahan harus cukup bagi peserta didik. 2) Agar dalam eksperimen ditemukan bukti yang meyakinkan dan dalam prosesnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. 3) Agar ditemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari, peserta didik perlu teliti dan konsentrasi selama melakukan eksperimen. 4) Pemilihan objek eksperimen yag sesuai. (Roestiyah, 2010: 81 ) 35 Salah satu bentuk pengenalan ilmu kimia untuk peserta didik sekolah dasar dapat menggunakan model pembelajaran eksperimen alam sekitar. Model pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendekatkan peserta didik SD dengan alam sekitarnya. Alam sekitar tidak berbeda untuk anak maupun dewasa, segala kejadian di alam sekitarnya merupakan sebagian dari hidupnya sendiri. Alam sekitar sebagai fundamental pendidikan dan pengajaran memberikan dasar emosional, sehingga anak akan menaruh perhatian yang spontan terhadap segala sesuatu yang diberikan kepadanya asalkan itu berasal dari alam sekitar. (Syaiful, 2010 : 180-181). Dengan demikian, pengenalan ilmu kimia dengan memanfaatkan alam sekitar akan lebih menarik perhatian anak. B. Penelitian yang Relevan Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti menelusuri beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, diantaranya: 1. Penelitian Stanko Cvjetićanin, Dušanka Obadović and Ivana Rančić tahun 2015 dalam jurnal yang berjudul The Efficiency of Student-led and Demonstration Experiments in Initial Physics-Chemistry Education in Primary School mengungkapkan bahwa peserta didik yang melakukan eksperimen secara mandiri mendapat pengetahuan tentang material yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang hanya melihat demonstrasi guru. 2. Penelitian berupa prosiding yang berjudul Evaluation of the Influence of Various Methods of Experimental Work On Quality And Durability of Chemistry Knowledge (Ana Logar dan Vesna Ferk Savec, 2010). Dalam 36 penelitian tersebut peserta didik lebih memilih kerja eksperimen yang dilakukan oleh mereka sendiri karena selain mendapatkan pengetahuan baru, mereka lebih dapat memahami bahan, mempelajari kemampuan praktikal, lebih dapat melihat eksperimen dengan lebih baik, bekerja sama dan aktif dan tidak mudah bosan. 3. Penelitian yang dilakukan Wan Yunus dan Mat Ali (2013) dengan jurnal berjudul Attitude towards Learning Chemistry among Secondary School Students in Malaysia, peserta didik menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran kimia ketika guru melaksanakan pembelajaran kimia dengan metode eksperimen dan pendekatan student-centered. C. Kerangka Berpikir Ilmu kimia sangat aplikatif dan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Hal itu membuat pengetahuan kimia seharusnya diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Di sekolah dasar, ilmu kimia dalam mata pelajaran IPA diberikan secara integratif dengan proporsi yang masih minim, sehingga pengetahuan peserta didik terhadap kimia juga minim. Dalam kurikulum KTSP 2006, kimia mulai diperkenalkan saat peserta didik berada di bangku kelas IV SD yakni dalam mata pelajaran IPA yang terintegrasi melalui sub materi Sifat Benda Padat, Cair dan Gas, Perubahan Wujud Benda, dan Sumber Daya Alam. Pada peserta didik kelas V SD, kimia dalam IPA dapat diajarkan melalui materi Pernapasan, Organ Pencernaan dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan, Tumbuhan Hijau, Perubahan Wujud Benda yang Dapat 37 Kembali dan Tidak Kembali, dan Proses Pembentukan Tanah. Jika dilihat dari pengalaman belajar, peserta didik kelas V SD telah mendapatkan pengetahuan kimia lebih banyak daripada peserta didik kelas IV SD, sehingga layak untuk diukur sejauh mana pengetahuan kimia yang telah mereka dapatkan selama belajar di sekolah. Pengetahuan kimia yang diperoleh oleh peserta didik tidak hanya bersumber dari pembelajaran di sekolah saja, namun juga dari lingkungan bermain, keluarga serta media. Manfaat dan bahaya aplikasi ilmu kimia yang tersebar di media dan lingkungan, tentu memunculkan berbagai persepsi terhadap ilmu kimia itu sendiri pada peserta didik sekolah dasar. Persepsi positif ataukah persepsi negatif. Persepsi dapat mempengaruhi cara berfikir, bekerja serta bersikap pada diri seseorang. Jika persepsi peserta didik terhadap ilmu kimia baik, bermanfaat dan menyenangkan, maka peserta didik cenderung ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai kimia yang selanjutnya akan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar kimia pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika persepsi peserta didik terhadap kimia buruk, berbahaya dan menyeramkan, maka peserta didik cenderung anti terhadap kimia dan akan menghindari belajar kimia pada jenjang selanjutnya. Sehingga dirasa penting untuk mengukur persepsi peserta didik kelas V SD terhadap kimia. Eksperimen IPA-Kimia merupakan salah satu metode yang dapat menambah pengetahuan dan memberikan persepsi positif terhadap kimia. Berdasarkan penelitian, peserta didik yang melakukan eksperimen secara mandiri mendapat pengetahuan tentang material yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik 38 yang hanya melihat demonstrasi guru yang dilakukan (Cvjetićanin, Obadović & Rančić, 2015). Selain itu, dalam penelitian Logar dan Savec (2010) peserta didik lebih memilih kerja eksperimen yang dilakukan oleh mereka sendiri karena selain mendapatkan pengetahuan baru, mereka juga lebih dapat memahami karakteristik zat kimia, lebiih aktif dan melatih kerja sama. Selain menambah pengetahuan, metode eksperimen membuat peserta didik menunjukkan sikap terhadap sains yang lebih positif, salah satunya persepsi positif terhadap kimia (Wan Yunus & Mat Ali, 2013). 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain one-group pretest-postest. Pada penelitian ini tidak ada kelompok kontrol. Pretest dan postest digunakan agar hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena keadaan akhir dan awal perlakuan dapat dibandingkan hasilnya. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut. O1 X O2 Gambar 3. Desain one group pretest-posttest Keterangan: X = perlakuan berupa eksperimen (percobaan) IPA-Kimia O1 = pengetahuan dan persepsi kimia sebelum perlakuan O2 = pengetahuan dan persepsi kimia setelah perlakuan B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V-A SDN Samirono pada bulan AprilMei semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian dilakukan setelah pulang sekolah, yakni setelah jam pelajaran berakhir selama empat kali pertemuan. 40 C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu : 1. Variabel Bebas Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen IPA-Kimia pada satu kelas eksperimen. 2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono tahun ajaran 2016/ 2017. Pengetahuan kimia peserta didik diukur dengan menggunakan soal sedangkan persepsi kimia diukur dengan menggunakan angket dan wawancara. 3. Pengetahuan pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. 4. Persepsi Persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan suatu stimulus yang diperoleh oleh individu yang kemudian memberikan reaksi dari stimulus tersebut melalui pancaindra. D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2010), populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V di SDN Samirono tahun ajaran 2016/2017. 41 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:62). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas dari dua kelas V yang ada di SDN Samirono, yaitu kelas V-A yang terdiri dari 14 peserta didik. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purosive sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2013:183). Peserta didik di kelas V-A dipilih sebagai sampel karena perbandingan jumlah peserta didik perempuan dan laki-laki yang hampir sama. E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian. a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana teknis berisi langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada penelitian ini, RPP disusun tiga kali pertemuan dan dibuat sesuai dengan sub-materi IPA-Kimia yang akan diberikan dengan menggunakan metode eksperimen. RPP dapat dilihat pada lampiran 2. b. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Pada penelitian ini, LKPD berfungsi sebagai panduan peserta didik untuk melaksanakan kegiatan eksperimen dan menggiring mereka untuk dapat 42 menyimpulkan hasil eksperimen tersebut. Ada lima eksperimen IPA-Kimia yang akan dilaksanakan oleh peserta didik.: 1) Perubahan Zat Secara Kimia I, 2) Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa Cangkang), 3) Uji Makanan (Uji Amilum/Karbohidrat), 4) Reaksi Kimia dalam Mulut, 5) Uji Gas Karbondioksida. Kelima LKPD eksperimen tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 hingga lampiran 7. c. Soal pretest dan posttest Soal pretest dan posttest yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal- soal IPA kimia tingkat Sekolah Dasar dan bersifat objektif. Soal objektif tersebut berupa soal pilihan ganda yang terdiri atas pokok soal dengan empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan menggunakan cara dikotomi asli yaitu skor yang benar diberi nilai 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Soal pretest digunakan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan awal peserta didik dengan menganalisis hasil jawaban peserta didik pada tes tersebut sedangkan soal posttest digunakan untuk mengukur sejauh mana materi yang diberikan melalui metode ekperimen dapat dipahami dan memberi pengetahuan baru bagi peserta didik. Baik soal pretest maupun postest memuat delapan sub-materi IPA-Kimia diantaranya “Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas”, “Perubahan Wujud Benda”, “Sumber Daya Alam”, “Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan”, “Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”, “ Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau”, “Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali”, dan “Proses Pembentukan Tanah”. 43 Soal pretest dan posttest merupakan soal yang sama yang terdiri dari butir soal yang sudah tervalidasi konstrak dan empiris. Setelah divalidasi, kemudian soal diukur reliabilitasnya. Soal pengetahuan IPA-Kimia untuk SD ini dibuat berdasarkan silabus mata pelajaran IPA kelas IV dan V SD pada kurikulum KTSP. Dari telaah silabus tersebut, kemudian dibuat kisi-kisi soal yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi IPA yang bermuatan kimia. Kisi-kisi soal pengetahuan kimia terlampir pada lampiran 8. d. Angket Persepsi Angket ini disusun berdasar pada faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal berupa bentuk dan warna objek, intensitas, familiar dan media. Sedangkan faktor internal berupa perasaan, minat, perhatian, motivasi dan pengalaman. Faktor-faktor tersebut kemudian dijadikan sebagai indikator angket. Angket terdiri dari 28 butir pernyataan yang terdiri dari 14 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif. Angket persepsi kimia dapat dilihat pada lampiran 11. Jawaban yang disediakan pada angket diukur menggunakan skala Likert. Menurut Hadi, (1991:19) skala likert adalah skala yang berisi lima tingkat jawaban kesetujuan responden terhadap pernyatan angket. Dalam skala likert yang asli, tingkat kesetujuan responden terhadap statement dalam angket dapat diklasifikasikan sebagai berikut. SA : Strongly Agree SS : Sangat Setuju A : Agree S : Setuju 44 UD : Undeciden BM : Belum Menjawab DA : Disagree TS : Tidak Setuju SDA : Strongly Disagree STS : Sangat Tidak Setuju Berdsarkan tingkat jawaban dari skala likert yang asli, maka akan muncul jawaban ragu-ragu dari responden. Kategori jawaban lima tingkat ini perlu dimodifikasi dengan tujuan menghilangkan keraguan dan kelamahan yang terkandung pada skala lima tingkat. Di bawah ini merupakan bentuk skala likert yang dimodifikasi menurut Hadi (1991:19) yang dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 3. Skala Likert yang Dimodikasi Alternatif Jawaban Kode Skor Positif Skor Negatif Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Hadi (1991:19) Beberapa alasan dilakukannya modifikasi skala likert untuk menghilangkan kelemahan dari skala lima tingkat menurut Hadi (1991:20) adalah: 1) Kategori undeciden atau belum memutuskan memiliki arti ganda, dapat berarti belum memberi jawaban dan dapat berarti juga netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu. Multi interpretabel pada jawaban instrumen tentu saja tidak diharapkan, karena akan menimbulkan ketidakpastian pada jawaban. 2) Maksud kategorisasi jawaban SS-S-TS-STS adalah kecenderungan responden ke arah setuju atau tidak setuju Kisi-kisi butir angket persepsi kimia disajikan pada Tabel 8. 45 untuk melihat Tabel 4. Kisi-Kisi Angket Persepsi Kimia Variabel Faktor Indikator No.Butir Persepsi Bentuk dan warna objek 1,2,3,4 Kimia Peserta Intensitas 5,6,7 Didik Kelas Eksternal 8,9,10, Media V SD 11,12,13 Familiar 14, 15 Perasaan 16, 17 Minat 18, 19, 20 Internal Perhatian 21, 22 Motivasi 23, 24, 25 Pengalaman 26, 27, 28 Jumlah 28 e. Jumlah 4 3 6 2 2 3 2 3 3 28 Wawancara Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi dan keterangan. Dengan wawancara, peneliti akan dapat menggali informasi sebenarnya (Cholid N dan Achmadi, 2010:89). Instrumen wawancara menggunakan lembar pedoman wawancara yang dapat dilihat pada lampiran 12. 2. Analisis Instrumen Penelitian Analisis instrumen dilakukan dengan cara mengukur validitas dan reliabilitas instrumen. Menurut Arikunto (2013:211) instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat penting yakni valid dan reliabel. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya dapat diukur (Arikunto, 2013:211). Sementara reliabilitas adalah tingkat kepercayaan kepada suatu instrumen untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2013: 221). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali 46 dalam mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015: 173). Menurut Sugiyono (2015: 177-183), pengujian validitas dapat dilakukan dengan tiga cara yakni pengujian validitas konstrak, pengujian validitas isi, dan pengujian validitas eksternal (empiris). Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Setelah instrumen dikonstruksi berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Untuk menguji validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang diajarkan. Setelah instrumen divalidasi konstrak dan isi, kemudian divalidasi eksternal (empiris). Validitas eksternal atau validitas empiris suatu tes atau instrumen ditentukan berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah terbukti baik melalui uji coba maupun melalui tes atau pengukuran yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, instrumen soal dilakukan validasi secara konstrak, isi dan empiris. Sementara untuk instrumen angket persepsi, RPP, dan LKPD hanya dilakukan validasi konstrak dan isi. Validasi konstrak dan isi dilakukan oleh 2 dosen, dan 2 guru kelas V SDN Samirono. a. Validitas Butir Soal Kimia Instrumen soal divalidasi secara konstrak, isi, dan empiris. Pada validasi empiris, soal diujicobakan ke 68 peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik kelas V-B SDN Samirono dan 55 peserta didik kelas V SDIT Salman Al-Farisi 2. Setelah ujicoba, validitas butir soal dapat dihitung dengan program MS. Excel pada komputer dengan rumus koefisien korelasi point biserial sebagai berikut: rbis(I) = 𝜇𝑖− 𝜇𝑡 𝑆𝑡 𝑝𝑖 √𝑞𝑖 47 Dimana : rbis(I) = koefisien korelasi biserial µi = rata-rata skor untuk yang menjawab benar butir ke-i µt = rata-rata skor seluruhnya pi = proporsi yang menjawab benar (tingkat kesulitan) butir ke-i qi = sama dengan 1-p st = standar deviasi skor total (Uno dan Koni, 2013:169) rbis(I) atau dapat disebut rhitung merupakan harga validitas yang digunakan untuk menentukan diterima atau tidaknya sebuah butir soal. Harga rhitung dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikan 5%. Apabila harga rhitung lebih besar dari harga rtabel, artinya butir soal valid dan dapat digunakan untuk tes sampel. Perhitungan validitas menggunakan koefisien korelasi point biserial menghasilkan 19 soal dengan rhitung < rtabel atau rhitung < 0,235, maka dari 40 butir soal yang diujikan menghasilkan 21 butir soal pilihan ganda yang valid. Hasil uji validitas terlampir pada lampiran 19. b. Reliabilitas Butir Soal Uji validitas soal menghasilkan 21 butir soal valid. Menurut Arikunto (2013:230) apabila instrumen memiliki jumlah butir pertanyaan ganjil, maka tidak mungkin menggunakan teknik belah dua untuk pengujian reliabilitasnya. Untuk itu maka dapat digunakan rumus KR (Kuder dan Richardson) -20 yaitu: 𝑟11 = ( r11 k Vt p q 𝑘 𝑉𝑡 − ∑ 𝑝𝑞 ) )( 𝑘−1 𝑉𝑡 = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan = standar deviasi total = proporsi peserta didik yang menjawab benar untuk tiap-tiap item = (banyaknya subjek yang skornya 1) / N = proporsi peserta didik yang menjawab salah untuk tiap-tiap item = (1-p) 48 Reliabilitas suatu instrumen yang diukur untuk suatu tujuan penelitian maka harga koefisien reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,50-0,60 (Ary, 2010: 249). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program MS.Excel, nilai koefisien reliabilitas 21 butir soal adalah 0,65 yang berarti instrumen soal untuk mengukur pengetahahuan kimia peserta didik kelas V SD reliabel. Rincian perhitungan koefisien reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 20. F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengukur pengetahuan, data yang dikumpulkan berupa nilai pretest dan posttest peserta didik. Sedangkan untuk analisis persepsi, data yang dikumpulkan berupa angket dan hasil wawancara dengan peserta didik. Lembar angket persepsi kimia diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran yang diisi oleh peserta didik sendiri. Untuk wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara. Peneliti mewawancarai peserta didik terkait persepsi kimia mereka setelah kegiatan pembelajaran selesai. 49 G. Alur Kerja Penelitian Analisis konsep materi kimia sederhana untuk menentukan materi yang akan digunakan. Studi literatur mengenai metode eksperimen, studi literatur mengenai persepsi dan pengetahuan T A H A P Penyusunan RPP kimia dengan metode eksperimen, Lembar Kerja Peserta didik (LKS). Penyusunan instrumen 1) Soal kimia sekolah dasar 2) Angket persepsi peserta didik terhadap ilmu kimia 3) Pedoman wawancara P E R S I A P A N Validasi Instrumen Penelitian Revisi Soal pre-test dan angket persepsi awal peserta didik terhadap ilmu kimia Observasi Penerapan metode pembelajaran eksperimen Soal post-test dan angket persepsi kimia akhir peserta didik terhadap ilmu kimia T A H A P p E L A K S A N A A N Wawancara Analisis data 50 H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji gain ternormalisasi <g>, uji-t sama subjek, dan analisis hasil wawancara. Analisis dengan statistik deskriptif dilakukan untuk menganalisis data persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Data persepsi kimia dari angket diolah ke dalam bentuk persentase (%) kemudian dikategori sesuai kriteria kategori penilaian ideal. Uji gain ternormalisasi <g> dilakukan untuk melihat perbedaan atau besarnya peningkatan pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono yang muncul setelah melakukan eksperimen kimia secara deskriptif. Sedangkan uji t sama subjek dilakukan untuk menguji secara statistik apakah ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. 1. Analisis Deskriptif Angket Persepsi Kimia . Data angket persepsi berupa data ordinal. Untuk mengubahnya menjadi data numerik, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Jenis data yang diambil berupa data kualitatif kemudian diubah menjadi kuantitatif dengan skala Likert berikut : Alternatif Jawaban Kode Skor Positif Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 51 Skor Negatif b. Setelah diubah menjadi angka, kemudian data dikumpulkan dan dibuat tabulasi seperti yang dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Contoh Tabulasi Perhitungan Skor Angket Persepsi No. Resp Skor item untuk butir Skor %persepsi Kategori instrumen no total per anak 1 2 3 4 5 1 2 3 ∑skor butir % persepsi per butir % persepsi per indikator kategori c. Setelah terkumpul, kemudian dihitung persentase (%) persepsi seluruh anak, persepsi per butir, dan persepsi per indikator. Rumusnya adalah sebagai berikut: 1) Persentase (%) persepsi seluruh anak % persepsi seluruh anak = jumlah skor angket seluruh anak jumlah butir angket x jumlah anak x 4 x 100% 2) Persentase (%) persepsi per butir % persepsi per butir = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 (jumlah anak x 4) x 100% 3) Persentase (%) persepsi per indikator Setiap indikator persepsi memiliki jumlah butir angket yang berbeda, sehingga % persepsi per indikator dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: % persepsi per indikator = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 (jumlah anak x jumlah butir x 4) 52 x 100% d. Mengubah persentase persepsi yang berupa data kuantitatif menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal dengan ketentuan seperti yang dijabarkan dalam Tabel 6. Tabel 6. Kriteria Kategori Penilaian Ideal Rumus Kriteria Sangat Baik X Xi 1,8xSBi Baik Xi 0,6 xSBi X Xi 1,8xSBi Cukup Xi 0,6 xSBi X Xi 0,6 xSBi Xi 1,8 xSBi X Xi 0,6 xSBi X Xi 1,8 xSBi (Widoyoko, 2016: 238) Kurang Sangat Kurang Keterangan: Xi Sbi X :½ (Skor maksimal ideal + skor minimum ideal) : 1/6( Skor maksimum ideal – skor minimum ideal : Skor empiris Keterangan lain : Dalam penelitian ini, data angket persepsi disajikan dalam bentuk persen sehingga skor maksimal ideal 100%, dan skor minimum ideal 25%. 2. Uji Gain Ternormalisasi <g> a. Uji gain pada data soal pengetahuan IPA-Kimia Langkah-langkah perhitungan dengan uji gain ternormalisasi adalah sebagai berikut: 1) Menghitung nilai pretest dan postest semua peserta didik 2) Menghitung gain ternormalisasi dengan rumus: <g> = %𝑆𝑓−%𝑆𝑖 100−%𝑆𝑖 Dimana: 53 (Hake, 1998:65) <g>= gain ternormalisasi Sf = final score = skor akhir = skor posttest Si = initial score = skor awal = skor pretest 3) Menjumlahkan gain ternormalisasi untuk semua peserta didik dan menentukan rerata dari gain ternormalisasi. 4) Menentukan kriteria peningkatan pengetahuan kimia peserta didik pada standar berikut: Kategori Tinggi Sedang Rendah Gain score g ≥ 0,7 0,7 > g ≥ 0,3 g < 0,3 (Hake, 1998: 65) Langkah-langkah di atas adalah analisis pengetahuan kimia peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dilakukan juga analisis pengetahuan kimia peserta didik terhadap kedelapan materi IPA yang diujikan. Berikut langkah-langkahnya: 1) Menghitung skor peserta didik baik prestest maupun posttest pada setiap materi yang diujikan dengan rumus: Skor materi X = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑤𝑎𝑘𝑖𝑙𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 × 100 2) Menghitung nilai gain ternormalisasi dan menentukan kriterianya seperti pada langkah analisis sebelumnya. b. Uji Gain pada Data Angket Persepsi Kimia Perhitungan gain score dilakukan pada data persepsi yang telah dibuat persentase dan kategori yakni data persentase persepsi seluruh anak, setiap indikator, dan setiap butir indikator.. Rumus gain ternormalisasi dapat dilihat pada uji gain pengetahuan. 54 3. Uji t Sama Subjek Uji t sama subjek dilakukan untuk menguji secara statistik apakah ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Uji t sama subjek dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS statistics versi 21 dengan melakukan uji Paired Sample t Test. Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data masing – masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap data pengetahuan kimia awal peserta didik (pretest), pengetahuan akhir peserta didik (postest), data persepsi awal dan persepsi akhir peserta didik. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada program IBM SPSS Statistics versi 21 dengan taraf signifikasi 5%. Hipotesis pada uji normalitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho : Data terdistribusi normal Ha : Data tidak terdistribusi normal Apabila nilai asymp. Sig < α (0,05) maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013: 113). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik Data α Kesimpulan signifikansi Pretest Pengetahuan Kimia 0,200 0,05 Normal Posttest Pengetahuan Kimia 0,200 0,05 Normal Pretest Persepsi Kimia 0,068 0,05 Normal Posttest Persepsi Kimia 0,200 0,05 Normal 55 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini dilakukan terhadap data pengetahuan kimia awal peserta didik (pretest), pengetahuan akhir peserta didik (postest), data persepsi awal dan akhir peserta didik. Dalam penelitian ini, uji homogenitas menggunakan program IBM SPSS Statistics versi 21 dengan taraf signifikansi 5%. Hipotesis pada uji homogenitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho : Data bersifat homogen Ha : Data bersifat tidak homogen Apabila nilai Sig 2-tailed < α (0,05) maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013: 106). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik Data N α Kesimpulan signifikansi Pengetahuan Kimia 14 0,235 0,05 Homogen Persepsi Kimia 14 0,995 0,05 Homogen c. Uji Paired-Sample t Test Uji Paired-Sample t Test dilakukan terhadap data pengatahuan kimia dan data persepsi kimia dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics versi 21 taraf kepercayaan 95%. Uji ini digunakan untuk mengukur keadaan suatu subyek yang sama setelah diberikan suatu perlakuan (Trihendradi, 2013: 99). Untuk data pengetahuan kimia, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia 56 Ha : ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia Apabila nilai signifikansi < α (0,05) maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013: 99-100). Untuk data persepsi kimia, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia Ha : ada perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia Apabila nilai signifikansi < α (0,05) maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013: 99-100). 4. Analisis Data Wawancara Wawancara direkam melalui tape recorder atau kamera. Hasil wawancara diubah menjadi tulisan untuk kemudian dianalisis. Hasil wawancara digunakan untuk memperkuat data persepsi peserta didk yang diperoleh dari angket. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 17. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Seperti yang sudah disebutkan pada bab I, tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa soal untuk mengukur pengetahuan kimia, dan angket untuk mengukur persepsi kimia. Baik soal maupun angket diberikan kepada peserta didik sebelum dan setelah melakukan eksperimen. 1. Pengetahuan Kimia Pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono diukur menggunakan soal pretest dan postest IPA-Kimia yang berjumlah 21 butir soal. Soal tersebut memuat delapan sub-materi IPA-Kimia diantaranya “Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas”, “Perubahan Wujud Benda”, “Sumber Daya Alam”, “Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan”, “Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”, “ Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau”, “Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali”, dan “Proses Pembentukan Tanah”. Hasil pretest dan postest IPA-Kimia peserta didik disajikan dalam tabel 9. 58 Tabel 9. Data Nilai Pretest dan Postest Peserta Didik Data Nilai Pretest Nilai Postest Kelas Eksperimen Eksperimen Jumlah Peserta Didik Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rerata Nilai 14 61,90 23,81 41,84 14 71,43 19,05 48,98 Uji gain ternormalisasi dan uji t sama subjek dilakukan pada data nilai pretest dan postest. Uji gain ternormalisasi bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif peningkatan pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono yang muncul setelah melakukan eksperimen kimia. Rangkuman hasil uji gain ternormalisasi peserta didik ditunjukkan pada Tabel 10 Sementara untuk perhitungan uji gain score secara lengkap ditunjukkan pada lampiran 18. Tabel 10. Uji Gain Nilai Pretest dan Postest Peserta Didik Data Kategori Gain Score Nilai pretest 0,12 Rendah Nilai postest Uji t sama subjek dilakukan untuk menguji secara statistik apakah ada perbedaan yang signifikan pada keadaan awal dan akhir dari satu sampel yang diberikan perlakuan. Dalam peneitian ini, keadaan awal yakni pengetahuan awal peserta didik sebelum melaksanakan eksperimen IPA-Kimia yang diukur menggunakan pretest IPA-Kimia sedangkan keadaan akhir yakni pengetahuan akhir peserta didik sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia yang diukur menggunakan postest. Hasil dari uji t-sama subyek ditunjukkan pada Tabel 11. 59 Tabel 11. Rangkuman Uji t-sama subjek Data Pengetahuan Kimia Data Sig. 2-tailed Kesimpulan Nilai pretest 0,039 Ada beda Nilai Posttest Berdasarkan uji t-sama subyek diperoleh nilai sig. 2-tailed sebesar 0,039. Hal ini berarti nilai sig. 2-tailed < 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan kimia peserta didik sebelum dan sesudah melaksanakan eksperimen IPA-Kimia. Perhitungan uji tsama subjek unutk data pengetahuan secara lengkap ditunjukkan pada Lampiran 21. Untuk pengetahuan kimia peserta didik pada setiap materi dianalisis menggunakan uji gain ternormalisasi yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan peserta didik pada setiap materi yang diujikan. Hasil analisis pretest dan postest untuk setiap sub-materi dapat dilihat pada tabel 12. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tabel 12. Hasil Analisis Pretest dan Postest untuk Setiap Materi Nilai Gain Materi Kategori Pretest Postest score Sifat Benda Padat, Cair, 21,43 50,00 0,36 Sedang dan Gas Perubahan Wujud Benda 28,57 28,57 0,00 Rendah Sumber Daya Alam 39,29 50,00 0,18 Rendah Alat Pernapasan Pada 57,14 64,29 0,16 Rendah Manusia dan Hewan Organ Pencernaan Manusia dan 35,71 47,14 0,18 Rendah Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan Pembuatan Makanan Pada 14,29 25,00 0,12 Rendah Tumbuhan Hijau Perubahan Wujud Yang Dapat Kembali dan Tidak 55,95 55,95 0,00 Rendah Dapat Kembali. Proses Pembentukan 60,71 67,86 0,18 Rendah Tanah 60 Hasil perhitungan pretest dan postest IPA-Kimia peserta didik yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 13 dan lampiran 14. 2. Persepsi Kimia Angket persepsi kimia disusun dari faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi yakni faktor internal dan fakktor eksternal. Faktor eksternal berupa bentuk dan warna objek, intensitas, familiar dan media. Sedangkan faktor internal berupa perasaan, minat, perhatian, motivasi dan pengalaman. Faktor-faktor tersebut kemudian dijadikan sebagai indikator angket. Dari indikator-indikator tersebut kemudian dibuat angket dengan jumlah 28 pernyataan. Sama halnya dengan soal, angket persepsi juga diberikan sebelum dan sesudah peserta didik melakukan eksperimen. Angket ini menggunakan skala Likert yang kemudian diberi score 1-4. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, setelah angket selesai diberi score, langkah selanjutnya yakni menghitung presentase setiap butir angket dari setiap indikator, kemudian menghitung persentase persepsi setiap indikator, dan terakhir menghitung persentase persepsi keseluruhan. Hasil presentase kemudian dikategorikan dalam kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Perhitungan persentase dan pengakategorian dilakuakn terhadap angket persepsi awal (pretest) dan juga persepsi akhir (postest). Setelah dikategorikan, pada hasil persentase pretest dan posttest dilakukan uji gain ternormalisasi dengan rumus yang telah dijelaskan pada analisis data. Uji gain bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif perbedaan dan peningkatan pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono yang muncul setelah melakukan eksperimen 61 kimia. Hasil presentase persepsi kimia dan gain score setiap butir dapat dilihat pada tabel 13. Untuk hasil persentase dan gain score setiap indikator dapat dilihat pada tabel 14 Sementara hasil persentase dan gain score keseluruhan persepsi dapat dilihat pada tabel 15. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tabel 13. Hasil Persentase Persepsi Kimia dan Gain Score Setiap Butir Pretest Postest Gain Indikator Pernyataan Kategori Kategori (%) (%) score Butir 1 57,14 Cukup 57,14 Cukup 0,00 Butir 2 58,93 Cukup 57,14 Cukup -0,04 Bentuk & Warna Butir 3 67,86 Cukup 73,21 Baik 0,16 Butir 4 69,64 Cukup 73,21 Baik 0,12 Butir 5 42,86 Kurang 50,00 Kurang 0,13 Butir 6 55,36 Cukup 55,36 Cukup 0,00 Intensitas Butir 7 64,29 Cukup 69,64 Cukup 0,15 Butir 8 57,14 Cukup 58,93 Cukup 0,04 Butir 9 78,57 Baik 69,64 Cukup -0,42 Butir 10 76,79 Baik 82,14 Baik 0,23 Media Butir 11 80,36 Baik 83,93 Baik 0,18 Butir 12 78,57 Baik 83,93 Baik 0,25 Butir 13 64,29 Cukup 83,93 Baik 0,55 Butir 14 62,50 Cukup 82,14 Baik 0,52 Familiar Butir 15 58,93 Cukup 58,93 Cukup 0,00 Butir 16 67,86 Cukup 80,36 Baik 0,39 Perasaan Butir 17 62,5 Cukup 66,07 Cukup 0,10 Butir 18 76,79 Baik 73,21 Baik -0,15 Butir 19 82,14 Baik 80,36 Baik -0,10 Minat Butir 20 82,14 Baik 85,71 Baik 0,20 Butir 21 75,00 Baik 66,07 Cukup -0,36 Perhatian Butir 22 64,29 Cukup 66,07 Cukup 0,05 Butir 23 64,29 Cukup 60,71 Cukup -0,10 Butir 24 73,21 Baik 82,14 Baik 0,33 Motivasi Butir 25 76,79 Baik 80,36 Baik 0,15 Butir 26 73,21 Baik 73,21 Baik 0,00 Butir 27 73,21 Baik 85,71 Baik 0,47 Pengalaman Butir 28 75,00 Baik 76,79 Baik 0,07 62 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tabel 14. Hasil Presentase Persepsi Kimia Setiap Indikator Indikator Pretest Kategori Posttest Kategori Gain score Bentuk dan warna 63,39% cukup 65,18% cukup 0,05 Intensitas 54,17% kurang 58,33% cukup 0,09 Media 72,62% baik 77,08% baik 0,16 Familiar 60,71% cukup 70,54% baik 0,25 Perasaan 65,18% cukup 73,21% baik 0,23 Minat 80,36% baik 79,76% baik -0,03 Perhatian 69,64% baik 66,07% cukup -0,12 Motivasi 71,43% baik 74,41% baik 0,10 Pengalaman 73,80% baik 78,57% baik 0,18 Tabel 15. Hasil Presentase Persepsi Kimia Keseluruhan Kategori Kategori Pretest Postest Gain score 68,56% cukup 72,00% baik 0,11 Pada hasil persentase persepsi kimia peserta didik secara keseluruhan, selain dilakukan uji gain ternormalisasi, juga dilakukan uji t sama subjek untuk menguji secara statistik apakah ada perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Hasil dari uji t-sama subyek ditunjukkan pada Tabel 14. Tabel 16. Rangkuman Uji t-sama subjek Data Persepsi Kimia Data Sig. 2-tailed Kesimpulan Persentase Persepsi Kimia Awal 0,021 Ada beda Persentase Persepsi Kimia Akhir Berdasarkan uji t-sama subyek diperoleh nilai sig. 2-tailed sebesar 0,021. Hal ini berarti nilai sig. 2-tailed < 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan terhadap persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melaksanakan eksperimen IPA-Kimia. Perhitungan uji t-sama subjek terhadap data persepsi kimia secara lengkap ditunjukkan pada Lampiran 22. 63 B. Pembahasan 1. Keterlaksanaan Eksperimen IPA-Kimia Pada peneliitian ini proses pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali pertemuan dengan total lima kali eksperimen. Pembuatan LKPD eksperimen dan soal IPA-Kimia mengacu pada Silabus KTSP IPA SD kelas IV dan V. Berikut akan dijelaskan lebih lengkap kegiatan peserta didik setiap pertemuan dan eksperimen serta tujuan dari eksperimen tersebut. Pada pertemuan pertama peserta didik diberi pretest soal IPA-Kimia dan angket persepsi kimia. Pelaksanaan pretest tersebut bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan persepsi awal peserta didik terhadap kimia. Setelah melaksanakan pretest, 14 peserta didik kemudian dibagi ke dalam 4 kelompok untuk melakukan eksperimen pertama yang berjudul “Perubahan Zat Secara Kimia I”. Eksperimen ini mengacu pada sub materi IPA kelas V semester 1 dengan judul “Perubahan Wujud Benda yang Dapat Kembali dan Tidak Kembali ” dan kompetensi dasar 4.2 yakni menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Eksperimen ini menggunakan baking soda (NaHCO3) dan asam cuka (CH3COOH) sebagai bahannya. Eksperimen ini bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui perubahan sifat zat secara kimia. Perubahan zat secara kimia dicirikan dengan dihasilkannya zat baru dan tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pada eksperimen ini, peserta didik mereaksikan cuka di dalam botol plastik dan baking soda yang dimasukkan ke dalam balon. Reaksi tersebut menghasilkan gas CO2 (Claycomb, 2009) yang membentuk gelembung udara dalam air cuka dan membuat balon mengembang/membesar. Terbentuknya gas CO2 itulah yang 64 diamati oleh siswa sebagai zat baru hasil perubahan zat secara kimia. Peserta didik terlihat antusias dalam melakukan eksperimen tersebut, terlihat dari keisengan mereka dalam menambah baking soda ke dalam air cuka agar balon yang dihasilkan semakin besar. Pada pertemuan kedua peserta didik melanjutkan dengan eksperimen kedua yang berjudul “Perubahan “Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa Cangkang)” dan eksperimen ketiga yang berjudul “Uji Makanan (Uji Amilum/Karbohidrat). Eksperimen kedua mengacu pada materi dan kompetensi dasar yang sama dengan eksperimen pertama, hanya saja konsepnya dibuat lebih aplikatif. Eksperimen ini menggunakan telur dan cuka sebagai bahannya. Eksperimen ini bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui perubahan cangkang telur secara kimia. Telur jika direndam cuka perlahan cangkangnya akan terkelupas. Setelah 24 jam cangkang akan luruh seluruhnya dari telur tersebut. Hal itu terjadi karena pada cangkang telur mengandung CaCO3 yang jika bereaksi dengan larutan asam dalam hal ini asam cuka (CH3COOH), akan menghasilkan gas CO2 dan larutan Ca(CH3COO)2. (VanCleave, 1989: 94). Saat melakukan eksperimen ini, beberapa peserta didik bertanya,”Mengapa cangkang telur tersebut dapat terkelupas sendiri?” maka saya jawab karena ada reaksi kimia antara cangkang telur dengan cuka. Pada cangkang telur terdapat kalsium karbonat yang jika bercampur dengan asam cuka akan membuat cangkang yang padat menjadi larut dan sebagian berubah menjadi gas karbon dioksida, hal itu terlihat dari munculnya gelembung udara pada cuka ketika reaksi tersebut terjadi. Kemudian fenomena telur dan cuka dianalogikan dengan pelapukan batuan secara kimia akibat hujan asam. 65 Selanjutnya, eksperimen ketiga yang berjudul “Uji Makanan (Uji Amilum/Karbohidrat) mengacu pada materi “Hubungan Makanan dan Kesehatan” dan kompetensi dasar 1.3 yakni mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Eksperimen ini bertujuan agar peserta didik dapat menguji keberadaan amilum/zat tepung pada bahan makanan yang berbeda. Eksperimen ini menggunakan bahan-bahan seperti betadine (iodin), nasi, kentang, roti, gula, ayam, dan apel. Jika setelah ditetesi iodin bahan makanan berubah warna menjadi biru maka makanan tersebut mengandung amilum (Yazid dan Nursanti, 2006:7). Perubahan warna yang terjadi pada makanan tersebut menunjukkan bahwa makanan juga termasuk bahan kimia yang jika bereaksi dengan zat lain akan membentuk zat baru. Alasan diberikannya eksperimen ini kepada peserta didik agar mereka mengetahui bahwa makanan juga merupakan bahan kimia. Pada pertemuan ketiga peserta didik melanjutkan eksperimen keempat yang berjudul “Reaksi Kimia dalam Mulut” dan ekperimen kelima yang berjudul “Uji Gas Karbon Dioksida. Eksperimen “Reaksi Kimia dalam Mulut” mengacu pada materi dan standar kompetensi yang sama dengan eksperimen “Uji Makanan (Uji Amilum)”. Eksperimen ini bertujuan agar peserta didik dapat menunjukkan bahwa mengunyah merupakan salah satu reaksi kimia. Bahan yang digunakan adalah nasi dan betadine (iodin). Dalam eksperimen ini, nasi diberi tiga perlakuan yakni nasi yang dikunyah dengan air liur, nasi yang diberi air biasa dan ditumbuk, dan nasi yang tidak diberi apa-apa, kemudian ketiga nasi tersebut ditetesi dengan iodin. Nasi yang tidak diberi apa-apa dan nasi yang diberi air biasa kemudian ditumbuk, setelah 66 ditetesi dengan iodin langsung berubah menjadi ungu kehitaman. Sementara nasi yang dikunyah dengan air liur kemudian ditetesi dengan iodin harus menunggu sekitar 10 detik untuk berubah warna menjadi ungu kehitaman. Hal ini terjadi karena di dalam air liur terdapat enzim ptyalin yang dapat mengubah molekul polisakarida seperti amilum menjadi monosakarida semisal glukosa (Bruno, 2010). Nasi yang telah dikunyah dengan air liur sebagian amilumnya telah berubah menjadi glukosa. Sementara glukosa tidak memberikan perubahan warna ungu kehitaman ketika diberi iodin (VanCleave, 1989: 108). Itulah sebabnya nasi kunyahan yang ditetesi iodin tidak langsung berubah menjadi ungu kehitaman, namun membutuhkan waktu beberapa detik. Maksud diberikannya eksperimen ini kepada peserta didik, agar mereka mengetahui bahwa di dalam tubuh juga terdapat reaksi kimia. Reaksi kimia tersebut melibatkan organ dan cairan yang ada di dalam tubih, sehingga peserta didik akan tahu bahwa bahan kimia tidak semuanya berasal dari luar tubuh namun juga dari dalam tubuh. Selanjutnya, eksperimen kelima yang berjudul “Uji Gas Karbon dioksida” mengacu pada materi “Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan”. Eksperimen ini bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui bahwa saat bernapas manusia mengeluarkan gas karbon dioksida dan mengetahui bahwa air kapur yang bercampur dengan gas karbon dioksida dapat menghasilkan zat baru. Bahan yang digunakan dalam eksperimen ini adalah karbon dioksida (CO2) dan larutan kapur yang terbuat dari tumbukan batu gamping (CaO) (Mairuhu, 2013), dan air (H2O), yang telah disaring. Reaksi anatara batu gamping (CaO) dan air menghasilkan kalsium hidroksida Ca(OH)2 (Tsimas dan Moutsatsou, 2015:2). Peserta didik 67 kemudian membagi larutan kapur ke dalam dua wadah berbeda. Wadah pertama dialiri gas karbon dioksida dengan cara meniup larutan menggunakan sedotan, sementara wadah kedua sebagai kontrol. Larutan kapur Ca(OH)2 jika bercampur dengan CO2 akan bereaksi menghasilkan endapan putih kalsium karbonat (CaCO3) (Shin et al, 1999). Melalui percobaan ini, peserta didik diberi tahu bahwa udara hasil pernapasan kita yakni CO2 juga merupakan bahan kimia. Hal itu terbukti dari bereaksinya larutan kapur Ca(OH)2 dengan CO2 menghasilkan zat baru yakni kalsium karbonat CaCO3. Pada eksperimen terkahir ini, peserta didik diberi tahu bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan posttest atau test. Selain itu, mereka juga diberi ringkasan kesimpulan hasil eksperimen pertama hingga eksperimen kelima agar mereka lebih memahami esensi dari eksperimen yang telah dilakukan. Pada pertemuan keempat yakni pertemuan terakhir, peserta didik diberi posttest soal IPA-Kimia dan angket persepsi kimia. Setelah selesai mengerjakan soal dan mengisi angket, peserta didik secara berkelompok diwawancarai mengenai persepsi mereka terhadap kimia. Para peserta didik tersebut menjawab pertanyaan dengan berbagai macam jawaban yang berbeda. Namun, beberapa menjawab dengan jawaban yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap anak memiliki interpretasi yang berbeda terhadap sesuatu hal walaupun mereka mendapatkan pengalaman belajar yang sama 68 2. Analisis Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik a. Analisis Pengetahuan Kimia Pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono diukur menggunakan soal pretest dan posttest IPA-Kimia yang berjumlah 21 butir dengan reliabilitas 0,65. Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum melakukan ekspermen IPA-Kimia yang diukur menggunakan soal pretest memiliki rata-rata nilai sebesar 41,84. Sementara pengetahuan kimia setelah melakukan eksperimen yang diukur menggunakan soal posttest memiliki rata-rata nilai sebesar 48,98. Uji gain ternormalisasi kemudian dilakukan untuk melihat peningkatan nilai pretest dan postest peserta didik. Gain score (nilai gain) yang diperoleh sebesar 0,123. Gain score diklasifikasikan oleh Hake (1998) menjadi tiga kategori yakni nilai (<g>) > 0,7 dalam kategori tinggi, nilai 0,3 ≤(<g>) ≤ 0,7 dalam kategori sedang, dan nilai (<g>) < 0,3 dalam kategori rendah. Gain score pengetahuan kimia peserta didik berada pada kategori rendah yang berarti ada peningkatan pengetahuan peserta didik terhadap kimia antara sebelum dan sesudah melakukan eksperimen walaupun hanya sedikit. Adanya peningkatan dan perbedaan pengetahuan kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia juga dibuktikan oleh hasil statistik uji t-sama subjek yang menujukkan nilai sig. 2-tailed pada paired sample t-test sebesar 0,039. Nilai ini lebih kecil dari α (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. 69 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hussain dan Akhtar (2013), peserta didik yang diajarkan sains dengan pendekatan hands-on activity salah satunya metode eksperimen memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak diberi pendekatan hands-on activity. Pendekatan hands-on activity adalah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati, menangani, dan melakukan sendiri suatu proses saintifik. Selain itu penelitian Randler (2007) juga menunjukkan bahwa kegiatan eksperimen sains dan kerja lab yang berpusat kepada peserta didik membuat pengetahuan sains yang didapatkan bertahan lebih lama dibanding dengan kegiatan eksperimen yang berpusat pada pendidik. Randler (2007) juga mengungkapkan pengetahuan sains yang didapatkan disebabkan karena eksperimen yang dilakukan disesuaikan dengan kompetensi dan kemampuan praktikal peserta didik. Hasil penelitian ini sesuai dengan eksperimen IPA-Kimia yang dilakukan oleh peserta didik SDN Samirono, sederhana dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sementara itu, berdasarkan analisis deskriptif dengan uji gain ternormalisasi, peningkatan pengetahuan kimia paling tinggi terdapat pada submateri “Sifat Benda Padat, Cair dan Gas” dengan gain score 0,36 pada kategori sedang. Kemudian peningkatan tertingi kedua terdapat pada sub-materi “Proses Pembentukan Tanah”, “Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”, dan “Sumber Daya Alam” dengan gain score 0,18 pada kategori rendah. Sedangkan peningkatan pengetahuan kimia paling rendah terdapat pada sub-materi “Perubahan Wujud Benda” dan Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali dengan gain score 0,00 pada kategori rendah. 70 Sub-materi “Sifat Benda Padat, Cair dan Gas”, “Perubahan Wujud Benda” dan Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali sama-sama mempelajari tentang konsep suatu zat, namun terdapat perbedaan yang cukup jauh pada nilai gain scorenya. Berdasarkan penelitian Liu dan Lesniak (2005) perkembangan kognitif peserta didik dengan usia rata-rata 9 tahun terhadap pemahaman konsep suatu zat hanya sampai pada gagasan informal suatu zat seperti sifat dan perubahan yang terjadi pada air dan udara. Sementara untuk perubahan wujud zat baik secara fisika (dapat kembali) dan kimia (tidak dapat kembali) peserta didik dengan umur 13 tahun ke atas lebih mudah untuk memahaminya. Hal ini juga dibuktikan pada hasil TIMSS (Third International Mathematics) bahwa peserta didik kelas 3 dan 4 SD (usia 9 tahun) memiliki kemampuan memahami empat aspek zat (konservasi, sifat dan perubahan fisika, sifat dan perubahan kimia serta struktur dan komposisi zat) dibawah rata-rata tingkat kesulitan soal. b. Analisis Persepsi Kimia Berdasarkan telaah pustaka, persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan suatu stimulus yang diperoleh oleh individu dan memberikan reaksi dari stimulus tersebut melalui pancaindra. Stimulus yang diberikan peneliti kepada peserta didik berupa pengenalan zat kimia dan eksperimennya melalui eksperimen IPA-Kimia sederhana. Sehingga persepsi yang diukur dalam penelitian ini adalah persepsi peserta didik kelas V SD terhadap kimia (zat dan eksperimennya). Persepsi kimia diukur pada keadaan awal (sebelum eksperimen) dan keadaan akhir (setelah eksperimen). Untuk mengetahui adanya peningkatan persepsi kimia pada keadaan awal dan keadaan akhir digunakan uji 71 gain ternormalisasi, sedangkan untuk menguji secara statistik ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta didik secara keseluruhan sebelum dan sesudah eksperimen IPA-Kimia digunakan uji t sama subjek. Seperti yang sudah dijelaskan pada hasil penelitian, persepsi peserta didik diukur menggunakan angket berjumlah 28 butir pernyataan yang disusun berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi tersebut. Faktor-faktor tersbut diantaranya: Faktor internal berupa perasaan, minat, perhatian, motivasi dan pengalaman. Sementara faktor eksternal berupa bentuk dan warna objek, intensitas, familiar dan media. Faktor-faktor ini kemudian digunakan sebagai indikator penyusun angket persepsi. Berdasarkan tabel data persepsi pada hasil penelitian, setiap indikator dan butir pernyataan dalam indikator dihitung persentase dan gain scorenya. Hal tersebut bertujuan untuk menganalisis sebab terjadinya perbedaan persepsi kimia sebelum dan sesudah peserta didik melakukan eksperimen kimia. Berikut akan dijabarkan analisis persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono untuk setiap indikatornya. 1) Bentuk dan Warna Objek Objek merupakan bagian dari faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, sehingga segala sesuatu yang melekat dan menjadi karakteristik objek juga akan mempengaruhi persepsi (Nevid, 2013:109-110). Bentuk dan warna diantaranya merupakan karakteristik suatu objek. Pada indikator bentuk dan warna, terdapat empat butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 1-4. Isi dari keempat butir pernyataan tersebut adalah: 72 Butir 1 : beberapa zat kimia tidak memiliki warna Butir 2 : udara yang kita hirup sehari-hari termasuk dalam bahan kimia Butir 3 : bahan kimia hanya berbentuk padat dan cair Butir 4 : zat pewarna bukan merupakan bahan kimia Persentase, kategori dan gain score butir 1-4 telah disajikan pada tabel 14. Untuk lebih mengetahui butir mana yang paling berpengaruh pada peningkatan persepsi kimia, maka data gain score tiap butir indikator dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 4. Gain Score Bentuk dan Warna Objek 0,2 0,17 0,15 0,12 0,1 0,05 0 0 Butir 1 -0,05 Butir 2 Butir 3 Butir 4 -0,044 -0,1 Gain score Gambar 4. Grafik gain score pada butir-butir indikator bentuk dan warna objek Pada grafik di atas, terlihat bahwa pada indikator bentuk dan warna objek, peningkatan persepsi kimia peserta didik paling tinggi terjadi pada butir 3 dengan gain score 0,17 yakni pada pernyataan angket negatif “bahan kimia hanya berbentuk padat dan cair”. Itu berarti setelah melakukan eksperimen kimia, peserta didik memiliki persepsi bahwa bahan kimia tidak hanya berbentuk padat dan cair, 73 namun juga gas. Berdasarkan wawancara, ketika peserta didik diminta untuk menyebutkan bahan kimia yang mereka ketahui, beberapa dari mereka menyebutkan gas karbon dioksida dan karbon monoksida. Jawaban peserta didik tersebut dikuatkan oleh beberapa eksperimen kimia yang melibatkan reaksi yang memerlukan gas dan menghasilkan gas. Seperti pada eksperimen I “Perubahan Zat Secara Kimia” yang menghasilkan gas CO2 karena adanya reaksi dari baking soda (NaHCO3) dan asam cuka (CH3COOH). Kemudian pada eksperimen II “Perubahan Zat Secara Kimia (Telur Tanpa Cangkang)” yang juga menghasilkan gas CO2 karena adanya reaksi CaCO3 dengan asam cuka (CH3COOH). Pada eksperimen V, dibutuhkan gas CO2 dari nafas kita untuk bereaksi dengan air kapur (Ca(OH)2) membentuk endapan putih CaCO3. Persepsi peserta didik pada butir ini meningkat dari 67,86% dengan kategori cukup menjadi 73,21% dengan kategori baik. Namun pada butir 2 yakni pada pernyataan angket positif “udara yang kita hirup sehari-hari termasuk dalam bahan kimia” gain score yang diperoleh bernilai negatif yakni -0,04. Hal itu berarti bahwa peserta didik masih berkeyakinan dan semakin kuat keyakinannya bahwa udara yang dihirup sehari-hari bukan termasuk zat kimia. Penurunan persepsi tersebut kemungkinan besar terjadi karena di dalam eksperimen tidak melibatkan reaksi yang memerlukan dan menghasilkan oksigen. Sehingga kebanyakan peserta didik berpikir bahwa oksigen, dalam hal ini udara yang dihirup sehari-hari bukanlah termasuk bahan kimia. Hal itu juga dikuatkan dari wawancara yang dilakukan kepada peserta didik mengenai zat kimia apa saja yang mereka ketahui. Diantara 14 peserta didik yang diwawancarai hanya satu orang peserta didik yang menyebutkan oksigen sebagai bahan kimia. Persepsi 74 peserta didik pada butir ini walau mengalami penurunan persentase dari 58,93% menjadi 57,14% namun masih berada dalam kategori cukup. Walaupun pada indikator bentuk dan warna objek ada butir yang mengalami penurunan persentase persepsi, namun secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik pada indikator ini mengalami peningkatan persentase dari 63,93% menjadi 65,18% dengan gain score 0,05 dan keduanya berada pada kategori cukup. 2) Intensitas Menurut Pattek dalam Sobur (2003:453), pada umumnya rangsangan yang lebih intensif mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens. Intensitas dalam persepsi individu terhadap kimia maksudnya seberapa intens atau sering individu tersebut bersinggungan dengan bahan kimia. Pada indikator intensitas terdapat tiga butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 5,6, dan 7. Isi dari ketiga butir pernyataan tersebut adalah: Butir 5 : semua benda di sekitar saya adalah bahan kimia Butir 6 : saya menemukan bahan kimia di rumah dengan mudah Butir 7 : saya kesulitan menemukan bahn kimia di rumah Persentase, kategori dan gain score butir 5, 6 dan 7 dapat dilihat pada tabel 14. gain score setiap butir pada indikator intensitas kemudian dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 5. 75 Gain Score Intensitas 0,15 0,16 0,14 0,13 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 0 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Gain score Gambar 5. Grafik gain score pada butir-butir indikator intensitas Pada grafik, dapat dilihat bahwa peningkatan persentase persepsi pada indikator intensitas paling tinggi ada pada butir 7 dengan gain score 0,15. Pernyataan butir 7 merupakan pernyataan angket negatif. Jika pada butir tersebut ada kenaikan persepsi, itu berarti sebelum melakukan eksperimen peserta didik merasa kesulitan menemukan bahan kimia di rumah. Kesulitan tersebut disebabkan karena ketidaktahuan mereka bahwa bahan-bahan kimia tersebut ada di sekitar mereka. Pada eksperimen, mayoritas bahan yang digunakan ada di rumah mereka dan tidak sulit untuk ditemukan seperti makanan, udara, air cuka, dan sabun. Bahan makanan yang digunakan pun berupa makanan yang sehari-hari mereka makan seperti nasi, kentang, roti, ayam, dan gula. Salah satu eksperimen yang menggunakan makanan sebagai bahannya yakni eksperimen III “Uji Makanan (Uji amilum/karbohidrat). Pada eksperimen III, makanan ditetesi dengan iodin untuk menguji adanya kandungan karbohidrat khususnya amilum. Makanan yang berubah 76 warnanya menjadi biru, berarti positif mengandung amilum. Setelah melakukan eksperimen tersebut peserta didik akhirnya dapat mengetahui bahwa makanan juga termasuk bahan kimia, dimana makanan sering bersinggungan dengan mereka dan tidak sulit ditemukan di rumah. Hal ini juga diperkuat oleh pertanyaan wawancara yang diajukan kepada peserta didik setelah mereka melakukan eksperimen. Ketika diminta untuk menyebutkan contoh bahan kimia yang mereka ketahui, kebanyakan dari mereka menyebutkan bahan-bahan eksperimen seperti nasi, roti, apel, kentang, cuka, iodin dan baking soda. Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik pada indikator intensitas mengalami peningkatan persentase dari 54,17% (kategori kurang) menjadi 58,33% (kategori cukup) dengan gain score 0,09. 3) Media Media merupakan bagian dari lingkungan yang mempengaruhi terbentuknya persepsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media dapat bermakna alat, perantara, dan sarana komunikasi baik cetak maupun elektronik. Media sebagai indikator persepsi kimia adalah suatu alat (sarana) untuk mendapatkan atau mengetahui informasi mengenai kimia. Informasi tersebut didapatkan melalui media cetak, elektronik maupun melalui pembelajaran dengan praktik langsung dalam hal ini eksperimen kimia. Pada indikator media terdapat enam butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 8-13. Isi dari keenam butir pernyataan tersebut adalah: Butir 8: saya tahu dari televisi, jika kebanyakan bahan kimia itu berbahaya Butir 9: saya tahu dari internet jika tidak semua bahan kimia berbahaya 77 Butir 10: melakukan eksperimen kimia harus menggunakan alat yang canggih Butir 11: melakukan eksperimen kimia dapat menggunakan alat yang sederhana Butir 12 : eksperimen kimia bisa dilakukan di kelas Butir 13 : eksperimen kimia harus dilakukan di laboratorium Persentase, kategori dan gain score keenam butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14. Gain score setiap butir pada indikator media kemudian dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 6. Gain Score Media 0,55 0,6 0,4 0,25 0,23 0,18 0,2 0,042 0 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 -0,2 -0,4 -0,42 -0,6 Gain score Gambar 6. Grafik gain score pada butir-butir indikator media Pada grafik, dapat dilihat bahwa peningkatan persentase persepsi pada indikator media paling tinggi terdapat pada butir 13 dengan gain score 0,55. Butir 13 merupakan pernyataan angket negatif dengan pernyataan “eksperimen kimia harus dilakukan di laboratorium”. Adanya kenaikan persepsi pada butir tersebut dapat diartikan bahwa bagi peserta didik, eksperimen kimia tidak hanya dapat 78 dilakukan di laboratorium, namun juga dapat dilaksanakan di tempat lain. Alasan ini diperkuat oleh jawaban peserta didik pada saat diwawancarai. Ketika ditanya “Dimanakah dapat dilakukan ekseprimen kimia?” hampir semua peserta didik menjawab bahwa eksperimen kimia dapat dilaksanakan di sekolah, kelas, dan laboratorium. Pada butir 13 ini persentase persepsi peserta didik meningkat dari 64,29% (kategori cukup) menjadi 83,93% (kategori baik). Akan tetapi, pada butir 9 yakni pada pernyataan angket positif “saya tahu dari internet jika tidak semua bahan kimia berbahaya” gain score yang diperoleh bernilai negatif yakni -0,42. Hal itu berarti banyak dari peserta didik tidak setuju terhadap pernyataan butir 9. Berdasarkan wawancara, informasi mengenai bahan kimia yang berbahaya dan yang tidak berbahaya didapatkan oleh peserta didik tidak hanya dari internet, namun juga dari televisi dan eksperimen yang telah mereka lakukan. Bahkan pengetahuan peserta didik tentang bahan kimia yang berbahaya maupun tidak banyak dipengaruhi oleh ekperimen yang mereka lakukan. Ketika diwawancarai “Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kimia?” sebagian dari mereka menjawab “Dapat mengetahui bahan yang beracun, berbahaya dan yang tidak”. Media memberikan pengaruh yang besar sebagai sumber persepsi kimia peserta didik. Pada penelitian Autida (2012:238) sumber persepsi kimia terbesar peserta didik secondary school di Filipina yakni guru (87%), buku (82%), internet (77%), dan televise (50%). Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa pengaruh guru lebih besar daripada pengaruh internet dan televisi sebagai sumber persepsi kimia. Eksperimen kimia yang dilakukan peserta didik kelas V SDN Samirono dibimbing 79 oleh mahasiswa peneliti yang berperan sebagai guru. Sehingga wajar jika setelah melakukan eksperimen kimia, persepsi kimia peserta didik banyak dipengaruhi oleh eksperimen kimia bukan oleh internet. Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik pada yang dipengaruhi oleh media mengalami peningkatan persentase dari 72,62% menjadi 77,08% dengan gain score 0,16. Baik saat pretest maupun postest persentase persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh media berada pada kategori baik. 4) Familiar Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, familiar adalah suatu keadaan yang akrab dan sudah lazim. Hal-hal yang akrab atau dikenal kebih menarik perhatian suatu individu yang kemudian mempengaruhi persepsi terhadap objekobjek (Sobur, 2003:455). Pada indikator familiar terdapat dua butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 14 dan 15. Isi dari kedua butir pernyataan tersebut adalah: Butir 14: beberapa bahan kimia yang saya kenal memiliki bau yang menyengat Butir 15: semua bahan kimia yang saya kenal tidak aman untuk dimakan Persentase, kategori dan gain score kedua butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14. Gain score setiap butir pada indikator familiar kemudian dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 7. 80 Gain Score familiar 0,6 0,52 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0 Butir 14 Butir 15 Gain score Gambar 7. Grafik gain score pada butir-butir indikator familiar Pada grafik, terlihat bahwa peningkatan persentase persepsi pada indikator media paling tinggi terdapat pada butir 14 dengan gain score 0,52. Butir 14 merupakan pernyataan angket positif dengan pernyataan “beberapa bahan kimia yang saya kenal memiliki bau yang menyengat”. Jika pada butir tersebut terjadi kenaikan persepsi, itu berarti setelah melakukan eksperimen kimia, peserta didik menjadi tahu bahwa ada bahan kimia yang berbau menyengat. Berdasarkan pengamatan selama proses eksperimen, hampir semua peserta didik mengidentifikasi adanya bau menyengat dari bahan eksperimen yakni cuka. Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh kefamiliaran/kelaziman mengalami peningkatan persentase persepsi dari 60,71% (kategori cukup) menjadi 70,54% (kategori baik) dengan gain score 0,25. Adanya kenaikan tersebut berarti peserta didik semakin familiar dengan karakteristik beberapa bahan kimia setelah melakukan eksperimen 81 5) Perasaan Menurut Chaplin (1972) dalam Walgito (2005: 222) perasaan adalah keadaan individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus eksternal dan internal. secara psikologis perasaan dan emosi mempengaruhi kemampuan individu dalam mempersepsikan sesuatu secara tepat dan objektif (Mahmud, 1990:52-53). Pada indikator perasaan terdapat dua butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 16 dan 17. Isi dari kedua butir pernyataan tersebut adalah: Butir 16: bahan-bahan kimia merupakan bahan yang berbahaya dan menakutkan bagi manusia Butir 17: saya tidak takut dengan bahan kimia, karena memiliki banyak manfaat untuk manusia Persentase, kategori dan gain score keenam butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14. Gain score setiap butir pada indikator media kemudian dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 8. Gain Score Perasaan 0,45 0,4 0,39 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,1 0,05 0 Butir 16 Butir 17 Gain score Gambar 8. Grafik gain score pada butir-butir indikator perasaan 82 Pada grafik, dapat dilihat bahwa peningkatan persentase persepsi pada indikator perasaan paling tinggi terdapat pada butir 16 dengan gain score 0,39. Butir 16 merupakan pernyataan angket negatif dengan pernyataan “bahan-bahan kimia merupakan bahan yang berbahaya dan menakutkan bagi manusia”. Adanya kenaikan persepsi pada butir tersebut dapat diartikan bahwa setelah melakukan eksperimen, sebagian peserta didik sudah tidak lagi berpersepsi bahwa bahan-bahan kimia merupakan bahan yang berbahaya dan menakutkan bagi manusia. Hal itu karena bahan-bahan kimia yang digunakan selama eksperimen merupakan bahan yang aman untuk digunakan seperti makanan, baking soda, batu kapur, air, dan sebagainya. Pada butir 16 ini persentase persepsi peserta didik meningkat dari 67,86% (kategori cukup) menjadi 80,36% (kategori baik). Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh perasaan mengalami peningkatan persentase dari 65,18% (kategori cukup) menjadi 73,21% (kategori baik) dengan gain score 0,23. Hal ini berarti setelah melakukan eksperimen kimia, sebagian peserta didik merasa bahan kimia bukan bahan yang menakutkan dan memberi banyak manfaat bagi kehidupan. 6) Minat Menurut Slameto (2010 : 180) minat adalah suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan salah satu faktor internal atau segi psikologis yang mempengaruhi hasil persepsi individu. Sebagai contoh, seseorang pelajar yang menyukai kimia, pastinya dia akan senang dengan sesuatu yang bermuatan kimia, senang melakukan 83 eksperimen kimia, dan selalu ingin tahu tentang pekembangan ilmu kimia. Sehingga, tentulah persepsi pelajar tersebut terhadap kimia baik. Pada indikator minat terdapat tiga butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 18, 19 dan 20. Isi dari ketiga butir pernyataan tersebut adalah: Butir 18: saya senang melihat video eksperimen kimia yang ada di internet Butir 19: saya tidak ingin tahu tentang bahan kimia dan eksperimennya Butir 20: saya tidak menyukai kimia karena saya tidak menyukai IPA Persentase, kategori dan gain score ketiga butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14. Gain score setiap butir pada indikator minat kemudian dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 9. Gain Score Minat 0,25 0,2 0,2 0,15 0,1 0,05 0 -0,05 Butir 18 Butir 19 Butir 20 -0,1 -0,1 -0,15 -0,2 -0,15 Gain score Gambar 9. Grafik gain score pada butir-butir indikator minat Pada grafik di atas, terlihat bahwa pada indikator minat peningkatan persepsi kimia peserta didik paling tinggi terjadi pada butir 20 dengan gain score 0,1999 yakni pada pernyataan angket negatif “saya tidak menyukai kimia karena 84 saya tidak menyukai pelajaran IPA”. Itu berarti setelah melakukan eksperimen kimia, sebagian peserta didik mulai menyukai kimia sebagai bagian dari pelajaran IPA. Pada butir ini, persentase persepsi peserta didik meningkat dari 82,14% menjadi 85,71% dan keduanya berada pada ketagori baik. Namun pada butir 18 dan 19 gain score yang diperoleh bernilai negatif yakni -0,15 dan -0,10. Berdasarkan wawancara, menurunnya minat peserta didik untuk melihat video eksperimen kimia di internet dan rasa ingin tahu mereka terhadap eksperimen disebabkan oleh dua hal. Pertama, bagi sebagian peserta didik eksperimen kimia melelahkan dan membutuhkan waktu yang lama. Mereka tidak terlalu menyukai eksperimen kimia. Kedua, sebagian peserta didik masih belum terfasilitasi internet di rumahnya, sehingga mereka jarang melihat video semisal eksperimen kimia di internet. Pada butir 18, persentase persepsi turun dari 76,79% menjadi 73,21%. Pada butir 19, persentase persepsi turun dari 82,14% menjadi 80,36%. Walau mengalami penurunan persentase, namun kedua butir tersebut masih dalam kategori baik. Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh minat mengalami penurunan persentase dari 80,36% menjadi 79,76% dengan gain score -0,03 Walaupun mengalami penurunan, persepsi peserta didik pada indikator minat masih dalam kategori baik. 7) Perhatian Perhatian adalah syarat psikologis dalam individu mengadakan perspsi yang merupakan langkah persiapan yaitu adanya kesediaan individu untuk mngadakan persepsi. Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas 85 individu untuk objek. Individu memperhatikan suatu hal yang berarti semua aktivitasnya dicurahkan untuk hal tersebut (Walgito, 2005:110-111). Makin diperhatikan, makin disadari objek tersebut, makin jelas bagi individu. Persepsi hanya terfokus pada apa yang diperhatikan (Sarwono, 2009: 103). Pada indikator perhatian terdapat dua butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 21 dan 22. Isi dari kedua butir pernyataan tersebut adalah: Butir 21: jika ada berita terbaru yang berkaitan dengan kimia, saya langsung mencari informasi di internet Butir 22: saya tidak pernah membaca komposisi bahan yang terkandung dalam makanan, minuman, dan sabun yang saya beli. Persentase, kategori dan gain score kedua butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14. Gain score setiap butir pada indikator perhatian kemudian dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 10. Gain Score Perhatian 0,1 0,05 0,05 0 -0,05 Butir 21 Butir 22 -0,1 -0,15 -0,2 -0,25 -0,3 -0,35 -0,4 -0,36 Gain score Gambar 10. Grafik gain score pada butir-butir indikator perhatian 86 Pada grafik di atas, terlihat bahwa diagram batang butir 21 menurun tajam ke bawah yang menandakan bahwa terjadi penurunan persentase persepsi dengan gain score bernilai negatif yakni -0,36. Butir 21 merupakan pernyataan angket positif dengan pernyataan “jika ada berita terbaru yang berkaitan dengan kimia, saya langsung mencari informasi di internet”. Pada butir ini terjadi penurunan persentase persepsi dari 75% (kategori baik) menjadi 66,07% (kategori cukup). Berdasarkan wawancara, adanya penurunan persepsi tersebut terjadi karena beberapa peserta didik setelah diwawancarai mengaku bahwa mereka jarang membuka internet di rumah karena di rumah mereka belum terfasilitasi dengan internet. Walau pada butir 21 terjadi penurunan persepsi, namun pada butir 22 terjadi kenaikan persentase persepsi dari 64,29% menjadi 66,07% dengan gain score 0,05. Kedua persentase persepsi tersebut berada pada kategori cukup. Adanya kenaikan persentase persepsi pada butir ini menandakan bahwa setelah mengenal bahan kimia melalui eksperimen kimia, sebagian peserta didik lebih memperhatikan komposisi bahan yang terkandung dalam makanan, minuman, dan sabun yang mereka beli. Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh perhatian mengalami penurunan persentase dari 69,64% (kategori baik) menjadi 66,07% (kategori cukup) dengan gain score -0,12. Penurunan persentase persepsi ini sebagian besar disebabkan oleh beberapa peserta didik yang saat diwawancara baru mengakui bahwa mereka jarang menggunakan internet untuk mencari informasi mengenai berita terbaru berkaitan dengan kimia. 87 8) Motivasi Motivasi merupakan suatu keadaan dalam diri individu yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi dorongan dan ketahanan pada perilaku tersebut (Sugihartono et al, 2013:20). Menurut Abraham (2011:108), progres persepsi banyak dipengaruhi oleh motivasi tertentu suatu individu. Seorang individu yang dalam keadaan membutuhkan sesuatu akan mempersepsikan suatu objek sama dengan apa yang dia butuhkan. Pada indikator motivasi terdapat tiga butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 23, 24 dan 25. Isi dari ketiga butir pernyataan tersebut adalah: Butir 23: saya akan serius belajar kimia/sains karena saya bercita-cita menjadi seorang ilmuwan Butir 24: saya ingin belajar kimia agar lebih cerdas dalam meilih bahan yang akan saya gunakan Butir 25: saya tidak tahu manfaat mempelajari ilmu kimia Persentase, kategori dan gain score ketiga butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14. Gain score setiap butir pada indikator motivasi kemudian dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 11. 88 Gain Score Motivasi 0,4 0,33 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,15 0,1 0,05 0 -0,05 Butir 23 Butir 24 Butir 25 -0,1 -0,15 -0,1 Gain score Gambar 11. Grafik gain score pada butir-butir indikator motivasi Pada grafik di atas, terlihat bahwa pada indikator motivasi peningkatan persepsi kimia peserta didik paling tinggi terjadi pada butir 24 dengan gain score 0,33. Itu berarti setelah melakukan eksperimen kimia, ada kesadaran dalam diri sebagian peserta didik untuk belajar kimia ke depannya agar mereka lebih cerdas dalam memilih bahan yang akan digunakan. Berdasarkan wawancara, manfaat yang didapatkan setelah melakukan eksperimen kimia adalah mereka mampu membedakan bahan yang berbahaya dan yang tidak. Pada butir ini, persentase persepsi peserta didik meningkat dari 73,21% menjadi 82,14%. Keduanya persentase tersebut berada pada kategori baik. Namun pada butir 23 gain score yang diperoleh bernilai negatif yakni -0,10. Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh dua alasan. Pertama, sebagian dari mereka belajar sains/kimia tidak untuk menjadi ilmuwan. Yang kedua, bagi beberapa peserta didik, melakukan eksperimen kimia itu menyusahkan dan melelahkan 89 sehingga hal itulah yang menyebabkan mereka tidak ingin serius belajar kimia di kemudian hari. Penelitian lain menyatakan bahwa ada peserta didik yang tidak ingin belajar sains di kemudian hari karena tidak ingin menjadi ilmuwan dan berkarir dibidang sains (Varley et al, 2008:81) dan mengaggap bahwa sains adalah pelajaran yang susah (Kihwele, 2014). Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh motivasi mengalami kenaikan persentase dari 71,43% menjadi 74,41% dengan gain score 0,10 yang keduanya berada dalam kategori baik. 9) Pengalaman Menurut Irwanto et al (1989:97) dan Walgito (2003:54-55) pengalaman merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi hasil persepsi individu. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunia sekitarnya. Pada indikator pengalaman terdapat tiga butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 26, 27 dan 28. Isi dari ketiga butir pernyataan tersebut adalah: Butir 26: saya pernah terluka akibat terkena bahan kimia berbahaya Butir 27: saya selalu semangat jika melakukan eksperimen kimia, karena menambah rasa ingin tahu saya. Butir 28: saya tidak pernah menggunakan bahan kimia Persentase, kategori dan gain score ketiga butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14. Gain score setiap butir pada indikator perhatian kemudian dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 12. 90 Gain Score Pengalaman 0,47 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,07 0,1 0,05 0 0 Butir 26 Butir 27 Butir 28 Gain score Gambar 12. Grafik gain score pada butir-butir indikator pengalaman Pada grafik di atas terlihat bahwa pada indikator pengalaman, peningkatan persepsi kimia peserta didik paling tinggi terjadi pada butir 27 dengan gain score 0,47. Hal itu berarti banyak peserta didik yang bersemangat dalam melakukan kegiatan eksperimen kimia yang telah dilakukan sebanyak lima kali tersebut. Eksperimen kimia membuat rasa ingin tahu mereka bertambah. Berdasarkan wawancara kepada peserta didik, mereka mengatakan bahwa eksperimen kimia menambah wawasan dan pengalaman mereka. Kegiatan eksperimen sains merupakan hal baru bagi peserta didik kelas V SDN Samirono. Mereka belum pernah sama sekali melakukan kegiatan eksperimen. Sehingga eksperimen kimia merupakan pengalaman pertama mereka dalam melakukan eksperimen sains. Terkait dengan rasa ingin tahu peserta didik yang bertambah setelah melakukan eksperimen kimia, penelitian yang dilakukan oleh Akram et al (2017) menunjukkan bahwa salah satu alasan peserta didik menyukai kimia adalah rasa ingin tahu mereka 91 terhadap kimia. Ada banyak pertanyaan di benak mereka terkait kimia. Persentase persepsi pada butir ini mengalami kenaikan dari 73,21% menjadi 85,71% yang berada pada kategori baik. Jika grafik di atas diamati kembali, maka pada butir 26 gain score yang diperoleh adalah 0,00 yang berarti tidak ada perubahan persentase persepsi peserta didik pada butir tersebut. Butir 26 merupakan pernyataan angket negatif dengan pernyataan “saya pernah terluka akibat terkena bahan kimia berbahaya”. Tidak adanya perubahan persentase persepsi pada butir tersebut, karena sebagian peserta didik pernah terluka akibat terkena api yang berasal dari pembakaran spiritus. Peserta didik menggunakan spiritus sebagai bahan bakar untuk memasak saat kegiatan pramuka. Persentase persepsi pada butir ini berada dalam kategori baik yakni sebesar 73,21%. Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh pengalaman mengalami kenaikan persentase dari 73,81% menjadi 78,57% yang berada pada kategori baik dengan gain score 0,18. Deskripsi di atas merupakan analisis persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono untuk setiap faktor yang mempengaruhinya. Faktor eksternal berupa bentuk dan warna, intensitas, media dan familiar dan faktor internal yang berupa perasaan, minat, perhatian, motivasi dan pengalaman. Sebelum melakukan eksperimen kimia, secara keseluruhan persentase persepsi kimia peserta didik adalah sebesar 68,56% dengan kategori cukup. Kemudian, setelah melakukan eksperimen kimia persentase persepsi tersebut naik menjadi 72,00% dengan kategori baik. Kenaikan tersebut menghasilkan gain score sebesar 0,11. 92 Hasil uji t sama subjek juga menunjukkan adanya peningkatan dan perbedaan persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Hasil ini secara statistik menujukkan nilai sig. 2-tailed pada paired sample t-test sebesar 0,021. Nilai ini lebih kecil dari α (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menujukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aydogdu (2015) kegiatan eksperimen memberikan perubahan yang positif terhadap persepsi kimia dan laboratorium kimia. Subjek penelitian berkurang rasa takutnya terhadap bahan kimia berbahaya dan kemungkinan terluka selama kegiatan eksperimen. 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum melakukan ekseprimen IPA-Kimia yang diukur menggunakan soal pretest mendapatkan nilai rata-rata 41,84 dan setelah melakukan eksperimen, pengetahuan kimia yang diukur menggunakan soal postest nilai rata-ratanya meningkat menjadi 48,98 dengan gain score 0,11. Dari kedelapan sub-materi yang diujikan, peningkatan pengetahuan kimia paling tinggi terdapat pada sub-materi “Sifat Benda Padat, Cair dan Gas” dengan gain score 0,36 peningkatan pengetahuan kimia paling rendah terdapat pada sub-materi “Perubahan Wujud Benda” dan Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali dengan gain score 0,00. 2. Secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia peseerta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. 3. Persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum melakukan eksperimen IPA-Kimia yang diukur dengan angket persepsi awal yakni sebesar 68,56% pada kategori cukup. Setelah eksperimen persepsinya meningkat menjadi 72,00% pada kategori baik dengan gain score 0,12. Peningkatan persepsi kimia paling tinggi terdapat pada faktor familiar dengan gain score 94 0,25, sementara paling rendah terdapat pada faktor perhatian dengan gain score -0,12. 4. Secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peseerta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, berikut beberapa saran yang disampaikan oleh peneliti. 1. Perlu diadakan penelitian tentang analisis pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik kelas V SD jumlah sampel yang lebih besar agar hasil penelitian lebih akurat. 2. Perlu diadakan wawancara persepsi peserta didik terhadap kimia yang lebih mendalam, agar peneliti mengetahui bagaimana persepsi kimia peserta didik yang sebenar-benarnya. 95 DAFTAR PUSTAKA Abraham, A. (2011). General psychologi. New Delhi: Tata McGraw Hill Education Limit Agustina, I.G.A.T & Tika I.N. (2013). Konsep dasar IPA aspek fisika dan kimia. Yogyakarta: Penerbit Ombak Akram, T.M., Ijaz, Ayesha & Ikram, Hamid. (2017). Exploring the factors responsible for declining interest in chemistry. International Journal of Information and Education Technology, 7(2), 88-94. Aprilia & Achyar, A. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Arifin, M., Sudja, W.A., Ismail, A.K., Mulyono, H.A.M & Wahyu, W. (2005). Strategi belajar mengajar kimia. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press) Arifin, M., Nurjhani, M.K & Muslim. (2009). Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Arifin, M., Nurjhani, M.K & Muslim. (2009). Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Autida, R.E. (2012). Perception in chemistry of secondary students. E-International Scientific Research Journal, 4, 229-240 Aydogdu, C. (2017). The effect of chemistry laboratory activities on student’s chemistry perception and laboratory anxiety levels. International Journal of Progressive Education 13(2), 85-94 Bachtiar,A. (2006). Filsafat ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP Bruno, G. (2010). Digestive enzymes. Huntington College of Health Sciences Literature Education Series On Dietary Supplements 2010, 1-4 Claycomb, J.R. (February 2009). Baking soda and vinegar rockets. The Physics 96 Teacher, (47) 88-92 Cvjetićanin S., Obadović, D & Rančić, I. (2015). The efficiency of student-led and demonstration experiments in initial physics-chemistry education in primary school. Croatian Journal of Eduaction, 17(3), 11-39 Djamarah, S.B & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta de Cassia Reis, R & da Silva Lopes, J.G. (2016). Elementary school students’ conceptions of chemical transformation. Revista Electronica de Ensenanza de las Ciencias, 15(1), 24-42 Devi, P.K & Anggraeni, S. (2008). Ilmu pengetahuan alam untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Dwidjoseputro, D. (1994). Pengantar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Goldberg, D.E. (2003). Kimia untuk pemula. Terjemahan oleh Affandy. 2004. Jakarta: Erlangga Hadi, S. (1991). Analisis butir untuk instrumen angket, tes, dan skala nilai dengan BASICA. Yogyakarta: Andi Offset Hake, R. R. (1997). Interactive-engagement versus traditional methods: a sixthousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Journal of American Association of Physics Teachers, 66 (1), 66 – 74. Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hussain, M & Akhtar,M. (2013). Impact of hands-on activities on student’s achievement in science: An experimental evidence from Pakistan. MiddleEast Journal of Scientific Research, 16 (5), 626-632 Indriati, SCP., Habibah, U., Susilowati, E., Suwarni, S., Susilowati, E & Wiyanto. (2010). Ilmu pengetahuan alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional Irwanto., Elia, H., Hadisoepadma, A., Priyani, MJ. R., & Wismanto, Y.B. (1989). Psikologi umum buku panduan mahasiswa. Jakarta: Gramedia Izzaty, R.E., Suardiman, S.P., Ayriza, Y., Purwandari., Hiryanto & Kusmaryani, R.E. (2013). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY Press 97 Kartwohl, D.R. (2002). A revision of Bloom,s taxonomy: An overview. Theory Into Practice, 41(4), 213-218 Kean, E. & Middlecamp, C. (1984). Panduan belajar kimia dasar. Jakarta: Gramedia. Kihwele, J. (2014). Student’s perception of science subjects and their attitude in Tanzanian secondary schools. World Journal of Educational Research, 1(1) 1-8. Lamanauskas, V., Vilkoniene,, M & Vilkonis, R. (2007). The chemistry component of natural science education in primary and basis school: Some major issues. Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 1(1), 57-75 Liu, X & Lesniak K.M. (2005). Student’s progression of understanding the matter concept from elementary to high school. Sci Ed 89, 433-450 Logar, A & Savec, V.F. (2010). Evaluation of the Influence of Various Methods of Experimental Work On Quality And Durability of Chemistry Knowledge. Proceeding of Socio-cultural and Human Values in Science and Technology Education, Slovenia, XIV IOSTE 2010, 1667-1669 Mahdi, J. G. (2014). Student attitudes towards chemistry: An examination of choices and preferences. American Journal of Educational Research 2(6), 351-356 Mahmud, D. (1990). Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta: BPFE Mairuhu, N. (2013). Studi potensi batu gamping sebagai bahan dasar semen daerah Gn. Batuputih, kecamatan Samarinda Ulu Kotamadya Samarinda, provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Ilmiah MTG, 6(2) Morgan, C T., King R. A., Robinson N. M. (2000). Introduction to psychology 6th edition. USA: McGraw-Hill Kogakusha LTD Mulyasa, E. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan sebuah panduaan praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Narbuko, C & Achmadi, A. (2010). Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara Nevid, J. S. 2013. An introduction to psychology 4th edition international edition. USA: Wadsworth Cengage Lerarning. Priyono & Sayekti, T. (2010). Ilmu pengetahuan alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional 98 Rahardjo, S. B. (2014). Kimia berbasis eksperimen untuk kelas X SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Randler, C. & Hulde, M. (2007). Hands-on versus teacher-centered experiments in soil ecology. Research in Science & Technological Education, 25(3), 329338 Roestiyah, N.K., 2008, Strategi belajar mengajar, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Sagala, S. (2014). Konsep dan makna pembelajaran untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta Sarwono, S.W. (2009). Pengantar psikologi umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Shin, M.S., Ch’un, S.H., Yuen, S.S., Jyh. P.L. (1999). Kinetics of the reaction of Ca(OH)2 with CO2 at low temperature. Ind. Eng. Chem. Res, 38, 1316-1322 Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sobur, A. (2003). Psikologi umum dalam lintasan sejarah. Bandung: Pustaka Setia Sudjana, N. (2014). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Sugihartono., Fathiyah, K.N., Harahap, F., Setiawati, F.A & Nurhayati, S.R. (2015). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta Sulistyowati & Sukarno. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk Sekolah Dasar kelas 5 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Susanto, A. (2011). Filsafat ilmu suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Tillery, B.W., Enger, E.D., Ross, F.C. (2007). Integrated science 3rd edition. USA: Mc Graw Hill Trihendradi. (2013). Langkah Mudah Menguasai SPSS 21. Yogyakarta: ANDI Offset. 99 Tsimas, S & Moutsatsou, A. (2015). Hydration Of Cao present in fly ashes. Athena: National Technical University Of Athens School Of Chemical Engineering Laboratory Of Inorganic & Analytical Chemistry [online] melalui www.grupaekotech.pl diakses pada 18 Juli 2017 Uno, H.B & Koni, S. (2012). Assesment pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara VanCleave, J.P. (1989). Chemistry for every kids 101 easy experiments that really work. USA: Jossey-Bass A Wiley Imprint. Varley, J., Clíona M., Órlaith V. (2008). Science in primary school phase 2 final report. Dublin: St. Patrick’s College. Wahyono, B & Nuracmandani, S. (2008). Ilmu pengetahuan alam 4 untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Walgito. B. (2003). Psikologi sosial. Yogyakarta: Andi Offset Walgito. B. (2005). Pengantar psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset Widoyoko, S.E.P. (2016). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Winarti, W., Winarto, J., Sunarno, W. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk SD kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Yazid, E & Nursanti. (2006). Penuntun praktikum biokimia untuk mahasiswa analisis. Yogyakarta: Andi Offset Yunus, F.W & Ali Z.M. (2013). attitude towards learning chemistry among secondary school students in Malaysia. Journal of Asian Behavioural Studies, 3(11), 1-11 100 Lampiran 1. Silabus IPA SD kelas IV dan V Silabus IPA SD Kelas IV Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan 1. Memahami hubungan 1.1 Mendeskripsikan hubungan Rangka Manusia antara struktur organ antara struktur kerangka tubuh tubuh manusia dengan manusia dengan fungsinya fungsinya, serta 1.2 Menerapkan cara memelihara pemeliharaannya kesehatan kerangka tubuh 1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera dengan fungsinya 1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera. 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya 3. Menggolongkan hewan, berdasarkan jenis makanannya 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup 2.1 Alat Indra Manusia Menjelaskan hubungan Bagian-Bagian antara struktur akar tumbuhan Tumbuhan dan dengan fungsinya Fungsinya 2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya 2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya 2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya 3.1 Mengidentifikasi jenis Penggolongan makanan hewan Makanan 3.2 Menggolongkan hewan Berdasarkan berdasarkan jenis Jenis makanannya Makanannya 4.1 Mendeskripsikan daur hidup Daur Hidup beberapa hewan di lingkungan Hewan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing 4.2 Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, ikan 101 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya Benda dan Sifatnya 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan) 5.2 Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya Hubungan Antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat cair; cair gas cair; padat gas 6.3 Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas Perubahan Wujud Benda Silabus IPA SD Kelas IV Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Energi dan Perubahannya 7. Memahami gaya 7.1 Menyimpulkan hasil dapat mengubah percobaan bahwa gaya gerak dan/atau bentuk (dorongan dan tarikan) dapat suatu benda mengubah gerak suatu benda 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda 102 Sifat Bahan dan Kegunaannya Materi Gaya 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari 8.1 Mendeskripsikan energi panas Berbagai Bentuk dan bunyi yang terdapat di Energi dan lingkungan sekitar serta sifat- Penggunaannya sifatnya 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya 8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/balingbaling/pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik Bumi dan Alam Semesta 9. Memahami perubahan kenampakan 9.1 Mendeskripsikan perubahan permukaan bumi dan kenampakan bumi benda langit 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari 10. Memahami perubahan 10.1 Mendeskripsikan berbagai lingkungan fisik dan penyebab perubahan pengaruhnya terhadap lingkungan fisik (angin, daratan. hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut) 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) 10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) 11. Memahami hubungan 11.1 Menjelaskan hubungan antara antara sumber daya sumber daya alam dengan alam dengan lingkungan lingkungan, teknologi, 11.2 Menjelaskan hubungan antara dan masyarakat sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan 103 Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Pengaruh Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya terhadap Daratan Sumber Daya Alam dan Teknologi 11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan Silabus IPA SD Kelas V Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Organ Tubuh Manusia dan Hewan 1. Mengidentifikasi fungsi 1.1 Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia organ pernapasan manusia. dan hewan 1.2 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan hewan misalnya ikan dan cacing. Tumbuhan Hijau 2. Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan Penyesuaian Makhluk Hidup dengan Lingkungnnya 3. Mengidentifikasi cara makhluk hidup Materi Organ Pernapasan Pada Manusia Organ Pernapasan Pada Hewan 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungnnya dengan makanan dan kesehatan. Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan 1.4 Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia. 1.5 Mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia. Alat Peredaran Darah Pada Manusia 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. 2.2 Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan. Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau Tumbuhan Hijau sebagai Sumber Makanan bagi Manusia dan Hewan 3.1 Adaptasi Hewan dengan Lingkungannya Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu 104 mnyesuaikan diri dengan lingkungan 3.2 Benda dan Sifatnya 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses untuk mempertahankan hidup. Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Adaptasi Tumbuhan dengan Lingkungannya 4.1 Mendeskripsikan hubungan sifat bahan dengan bahan penyusunnya misalnya benang, kain, dan kertas. Sifat Bahan dan Struktur Penyusunnya 4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap Perubahan Sifat Benda Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali Silabus IPA SD Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Energi dan Perubahannya 5. Memahami hubungan 5.1 Mendeskripsikan hubungan Gaya, Gerak, dan anatara gaya, gerak, antara gaya, gerak dan energy Energi dan energy, serta melalui percobaan (gaya fungsinya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) 5.2 Menjelaskan pesawat Pesawat Sederhana sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan 105 Cahaya danSifatSifatnya menerapkan sifat-sifat cahaya. Bumi dan Alam Semesta 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air. 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup. 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) (BNSP, 2006) 106 Proses Pembentukan Tnah Jenis-Jenis Tanah Struktur Bumi Daur Air dan Pengaruhnya bagi Manusia Penghematan Air Peristiwa Alam yng Terjadi di Indonesia Kegiatan Manusia Yang Dapat Mengubah Permukaan Bumi Lampiran 2. RPP Eksperimen IPA-Kimia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub-materi Alokasi Waktu Metode : : : : : SDN Samirono Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) V/ 2 Benda Dan Sifatnya, didahului dengan pre-test 115 menit (pertemuan I) 45 menit ( pertemuan II) : Ceramah, Eksperimen A. Standar Kompetensi : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. B. Kompetensi Dasar 4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. C. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi dari Kompetensi Dasar 4.2 : o Mengidentifikasi hasil dan sifat benda sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu proses. o Mendeskripsikan kondisi benda setelah mengalami proses berdasarkan pengamatan. D. Tujuan Pembelajaran**: o Siswa dapat memahami penyebab perubahan pada benda, salah satunya pencampuran dengan zat lain. o Siswa dapat mengidentifikasi perubahan benda yang tidak dapat kembali (perubahan kimia) melalui eksperimen “Perubahan Zat Secara Kimia” dan “Perubahan Zat Kimia II (Telur tanpa Cangkang)”. E. Materi Essensial o Perubahan Sifat benda. o Perubahan wujud yang dapat kembali dan tidak dapat kembali F. Media Belajar o Alat dan bahan dalam percobaan “Perubahan Zat Secara Kimia” dan “Perubahan Zat Kimia II (Telur tanpa Cangkang)” 107 o LKPD o Papan tulis, spidol hitam. G. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa Pertemuan ke-1 :eksperimen I ”Perubahan Zat Secara Kimia” A. Pelaksanaan pre-test peserta didik pada instrumen soal dan angket (54 o Pendidik (mahasiswa peneliti) memperkenalkan diri dan menjelaskan menit) tujuan kehadirannya kepada peserta didik kelas V SD. o Mahasiswa peneliti membagikan angket dan soal kepada peserta didik o Peserta didik mengerjakan angket dan soal dalam alokasi waktu 45 menit. B. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan (5 menit) Apersepsi dan Motivasi : o Pendidik bertanya kepada peserta didik, ”Apa yang kalian ketahui tentang kimia?” (diharapkan banyak peserta didik yang memberikan respon). o Setelah menerima respon dari peserta didik, kemudian pendidik bertanya kembali, ”Apakah kalian ingin mengetahui lebih banyak tentang kimia? (diharapkan peserta didik antusias). o Pendidik mengajak peserta didik untuk melakukan eksperimen kimia untuk mengetahui lebih banyak tentang kimia. o Pendidik memulai eksperimen kimia pertama dengan judul Perubahan Zat Secara Kimia. 2. Kegiatan Inti o Pendidik membagi 14 peserta didik ke dalam 4 kelompok. (14 o Pendidik memberikan sedikit review materi tentang perubahan benda menit) yang dapat kembali (perubahan fisika) dan tidak dapat kembali (perubahan kimia). jEksplorasi (14 Dalam kegiatan eksplorasi, guru Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada masing- menit) masing kelompok. Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang akan dilakukan. Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik: Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di LKPD dengan dipandu guru. 108 Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen. Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai hasil eksperimen. . Elaborasi (18 Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik: menit) Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD. Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab pertanyaan yang tersedia yang membantu dalam pembuatan kesimpulan. Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam LKPD yang tidak mereka mengerti. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen bahwa perubahan kimia pada benda disebabkan percampuran dengan zat lain yang menghasilkan zat baru dan zat tersebut tidak dapat kembali ke bentuk/wujud semula. Meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan LKPD 3. Penutup (8 menit) o Peserta didik merapikan dan membersihkan alat dan bahan eksperimen. o Pendidik memberikan clue tentang eksperimen selanjutnya yakni menggunakan telur. o Berdoa dan salam Cadangan waktu Total 2 (menit) 115 menit Pertemuan ke-2 : eksperimen II ”Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur tanpa cangkang)” 1. Pendahuluan (5 menit) Apersepsi dan Motivasi : o Pendidik bertanya kepada peserta didik mengenai pendapat mereka tentang eksperimen balon dan cuka (Perubahan Zat Secara Kimia I) yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. 109 o Pendidik mengajak peserta didik untuk melakukan eksperimen kimia selanjutnya yakni “Perubahan Zat Kimia II (Telur tanpa Cangkang)” 2. Kegiatan Inti (15 menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada masingmasing kelompok. Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang akan dilakukan. Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik: Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di LKPD dengan dipandu guru. Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen. Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai hasil eksperimen. (10 Elaborasi menit) Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik: Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD. (telur akan diamati lagi setelah 24 jam) Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab pertanyaan yang tersedia yang membantu dalam pembuatan kesimpulan Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam LKPD yang tidak mereka mengerti. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab dan memberikan kesimpulan bahwa jika cangkang telur direndam dengan cuka merupakan salah (10 menit) satu perubahan zat secara kimia. Guru memberikan informasi tambahan bahwa pada eksperimen kedua yakni Perubahan Zat Kimia II (Telur tanpa Cangkang)” dapat diibaratkan batuan kapur yang mengalami pelapukan kimia akibat hujan asam dan gigi manusia yang keropos akibat minuman dan makanan yang bersifat asam. Guru meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan LKPD 110 3. Penutup o Guru memberitahukan bahwa eksperimen selanjutnya adalah Uji (1 menit) Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung)”. Cadangan waktu Total (4 menit) 45 menit H. Penilaian: Penilaian pengetahuan peserta didik menggunakan soal pre- test dan post-test IPAKimia Sleman, April 2017 Mahasiswa Nabilah Riza Putri NIM. 13303241044 111 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Waktu Metode : : : : : : SDN Samirono Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) V/ 1 Hubungan Makanan dan Kesehatan 2 x 45 menit (2 X pertemuan) Ceramah, eksperimen A. Standar Kompetensi : 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan B. Kompetensi Dasar 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan C. Indikator Pencapaian Kompetensi o Mengidentifikasi alat pencernaan pada manusia beserta fungsinya. o Menjelaskan fungsi dari karbohidrat, protein, lemak, air, mineral dan protein serta menyebutkan sumbernya. D. Tujuan Pembelajaran: o Peserta didik dapat menunjukkan bahwa terdapat reaksi kimia di dalam rongga mulut melalui percobaan “Reaksi Kimia dalam Mulut”. o Peserta didik dapat mengetahui sumber karbohidrat dengan menguji keberadaan karbohidrat jenis amilum/zat tepung pada bahan makanan yang berbeda melalui percobaan “Uji Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung)”. E. Materi Essensial Organ tubuh manusia dan hewan o Alat Pencernaan Makanan Pada Manusia. o Hubungan Makanan Dan Kesehatan F. Media Belajar o Alat dan bahan dalam percobaan “Uji Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung)” dan “Reaksi Kimia dalam Mulut”. o LKPD o Papan tulis, spidol G. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa Pertemuan ke-1 (pertemuan ke-2 dalam kegiatan eksperimen kimia) 112 Eksperimen III : “Uji Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : (5 menit) o Guru me-review tentang organ-organ pencernaan, jenisjenis zat makanan dan sumbernya. o Unutk menguji salah satu kandungan zat makanan yakni karbohidrat (jenis amilum), guru mengajak peserta didik untuk melakukan eksperimen Uji Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung 2. Kegiatan Inti (15 menit) sEksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada masing-masing kelompok. Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang akan dilakukan. Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik: Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di LKPD dengan dipandu guru. Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen. Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai hasil eksperimen. Elaborasi (10 menit) Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik: Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD. Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab pertanyaan yang tersedia yang membantu dalam pembuatan kesimpulan. Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam LKPD yang tidak mereka mengerti. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen mengenai makanan apa saja yang mengandung amilum. Memberitahukan bahwa amilum termasuk dalam karbohidrat dan merupakan zat kimia, sehingga 113 ( 5 menit) makanan ynag mengandung amilum berarti termasuk bahan kimia. Meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan LKPD 3. Penutup o Peserta didik merapikan dan membersihkan alat dan bahan eksperimen. o Pendidik memberikan clue tentang eksperimen selanjutnya yakni menggunakan air liur o Berdoa dan salam. Cadangan waktu Total Pertemuan ke-2 (pertemuan ke-3 dalam kegiatan eksperimen kimia) Eksperimen IV : Reaksi Kimia dalam Mulut 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : o Guru memberikan review mengenai fungsi mulut sebagai organ pencernaan. o Guru memberi tau bahwa di dalam mulut terjadi reaksi kimia, untuk membuktikannya guru mengajak peserta didik untuk melakukan eksperimen Reaksi Kimia dalam Mulut 2. Kegiatan Inti sEksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada masing-masing kelompok. Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang akan dilakukan. (5 menit) 5 menit 45 menit (8 menit) (15 menit) Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik: Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di LKPD dengan dipandu guru. Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen. Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai hasil eksperimen. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik: Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD. 114 (15 menit) Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab pertanyaan yang tersedia yang membantu dalam pembuatan kesimpulan. Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam LKPD yang tidak mereka mengerti. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen bahwa di dalam mulut juga terjadi reaksi kimia yakni berubahnya amilum menjadi zat gula. Meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan LKPD (5 menit) 3. Penutup o Guru memberitahukan bahwa eksperimen selanjunya (1 menit) adalah Uji Gas Karbon dioksida Cadangan waktu 1 menit Total 45 menit H. Penilaian: Penilaian pengetahuan peserta didik yang didapatkan selama melakukan kegiatan eksperimen yakni menggunakan soal pre- test dan post-test IPA-Kimia Sleman, April 2017 Mahasiswa Nabilah Riza Putri NIM. 13303241044 115 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Waktu Metode : : : : : : SDN Samirono Ilmu Pengetahuan Alam V/ 1 Alat Pernapasan pada Manusia dan Hewan 1 x 60 menit (1 X pertemuan) Eksperimen B. Standar Kompetensi : 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan C. Kompetensi Dasar 1.2 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan hewan misalnya ikan dan cacing tanah. D. Indikator Pencapaian Kompetensi o Menjelaskan proses pernapsan pada manusia E. Tujuan Pembelajaran: o Peserta didik dapat mengidentifikasi gas hasil pernapasan pada manusia salah satunya melalui percobaan ”Uji Gas Karbon Dioksida” F. Materi Organ Pernapasan Manusia G. Media Belajar o Gelas transparan, sedotan plastik, ember kecil, kristal kapur, air o LKPD H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa Pertemuan ke-1 (pertemuan ke-3 dalam kegiatan eksperimen kimia) Eksperimen IV : “Uji Gas Karbondioksia 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : (10 o Guru me-review sedikit materi pernapasan pada manusia, menit) khususnya pada bagian proses pernapasannya. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi 116 (15 Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada menit) masing-masing kelompok. Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang akan dilakukan. Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik: Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di LKPD dengan dipandu guru. Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen. Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai hasil eksperimen. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik: Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD. (10 Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab menit) pertanyaan yang tersedia yang membantu dalam pembuatan kesimpulan. Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam LKPD yang tidak mereka mengerti. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen. (10 Memberitahukan bahwa karbon dioksida dapat diuji menit) dengan menggunakan air kapur yang membuktikan bahwa karbon dioksida merupakan zat kimia karena dapat bereaksi dengan air kapur menbentuk endapan putih. Meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan LKPD 3. Penutup o Peserta didik merapikan dan membersihkan alat dan bahan (10 eksperimen. menit) o Guru memberi tahu bahwa kelima eksperimen telah selesai dilakukan dan memberi sedikit review tentang kelima eksperimen yang telah dilakukan. o Guru meminta peserta didik untuk mengingat kembali pelajaran dan kesimpulan eksperimen o Guru membri tahu bahwa pertemuan selanjutny akan diadakan post-test. 117 o Berdoa dan salam Cadangan waktu 5 menit Total 60 menit I. Penilaian: Penilaian pengetahuan peserta didik yang didapatkan selama melakukan kegiatan eksperimen yakni menggunakan soal pre- test dan post-test IPA-Kimia Sleman, April 2017 Mahasiswa Nabilah Riza Putri NIM. 13303241044 118 Lampiran 3. LKPD Perubahan Zat Secara Kimia LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kelompok: Nama/No.absen: 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. ………………………….. 4. ………………………….. PERUBAHAN ZAT SECARA KIMIA TUJ UAN Peserta didik dapat mengetahui perubahan sifat zat secara kimia Perubahan sifat pada benda dapat digolongkan menjadi Dasar dua Teori jenis yaitu perubahan sifat sementara dan perubahan sifat tetap. 1. Perubahan Sifat Sementara Perubahan sifat zat sementara atau bisa disebut juga perubahan fisika adalah perubahan benda yang dapat membuatnya kembali bentuk semula dan tidak menghasilkan zat baru.. Contohnya, perubahan wujud air, mentega yang dipanaskan, dan gula yang dilarutkan dalam air. Perubahan wujud zat yang bersifat sementara digambarkan pada bagan dibawah ini. 119 2. Perubahan Sifat Tetap Pada perubahan sifat tetap, benda yang mengalami perubahan tidak dapat diubah kembali ke bentuk semula dan perubahan ini menghasilkan zat baru. Perubahan bersifat tetap disebut juga perubahan kimia. Contoh perubahan yang bersifat tetap adalah perkaratan besi, pembakaran kayu menjadi arang, dan pembusukan buah. Alat dan Bahan Alat : Bahan: 1. balon 1. larutan cuka 2. karet 2. baking soda/ soda kue 3. botol aqua Cara kerja 1. Tuangkan cuka ke dalam botol hingga ¼ botol . 2. Ambillah balon yang telah disediakan, kemudian masukkan baking soda ke dalam balon hingga kira-kira ½ balon. 3. Pasang balon ke mulut botol secara hati-hati, dengan tanpa menjatuhkan baking soda 4. Masukkan baking soda yang ada dalam balon ke dalam botol. 120 5. Amati apa yang terjadi Hasil Pengamatan Nama zat Baking soda Waktu pengamatan Sebelum dicampur cuka Setelah dicampur cuka Wujud zat Warna Bau Pertanyaan Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan! 1. Apa yang terjadi pada baking soda yang ada di dalam balon ketika bercampur dengan cuka yang ada di dalam botol? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 2. Lalu apa yang terjadi pada balon ketika baking soda dicampur dengan cuka yang ada di dalam botol? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 3. Apa yang menyebabkan balon mengembang dan membesar? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 4. Berasal dari manakah udara/gas tersebut? Jawab: 121 …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 5. Apakah gas yang ada di dalam balon dapat kembali ke wujud semula (padat)? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 6. Termasuk perubahan apakah yang terjadi pada baking soda yang bercampur cuka tersebut? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Kesimpulan Baking soda yang telah bercampur dengan cuka menghasilkan/tidak menghasilkan*) zat baru dan kembali/tidak kembali*) ke wujud semula. Perubahan yang terjadi pada baking soda bercampur cuka tersebut bersifat sementara/tetap*) atau yang disebut perubahan fisika/kimia*) *) lingkari/pilih salah satu 122 Lampiran 4. LKPD Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa Cangkang) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kelompok: Nama/No.absen: 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. ………………………….. 4. ………………………….. PERUBAHAN ZAT SECARA KIMIA II (TELUR TANPA CANGKANG) TUJ UAN Peserta didik dapat mengetahui perubahan sifat cangkang telur yang direndam air cuka. Dasar Teori Kalian pasti pernah mengalami gigi berlubang atau keropos bukan? Gigi berlubang/keropos salah satunya disebabkan oleh minuman bersifat asam yang sering kita minum, misalnya saja coca-cola. Pada gigi, terdapat zat yang namanya kalsium. Jika gigi sering terkena zat asam, maka perlahan kalsium yang terdapat pada gigi akan terkikis dan menyebabkan gigi keropos. Pada cangkang telur juga terdapat kalsium. Bagaimana jika cangkang telur bercampur dengan asam? Penasaran? Mari kita lakukan percobaan berikut ini. 123 Alat dan Bahan Bahan : Alat: 1. dua buah telur mentah 1. dua buah wadah dengan penutup 2. air 3. larutan cuka Cara kerja 1. Masukkan masing-masing telur ke dalam botol yang telah disediakan. Satu botol untuk satu telur. 2. Pada botol I, tambahkan air hingga setengah botol, kemudian tutup botolnya. 3. Pada botol II, tambahkan cuka hingga setengah botol, kemudian tutup botolnya. 4. Diamkan kedua telur. Setelah 10 menit, amati perubahannya. 5. Kemudian diamkan selama 24 jam dan amati perbedaannya Hasil Pengamatan Telur yang direndam air Waktu pengamatan Setelah direndam 10 menit Telur yang direndam cuka Telur yang direndam air Setelah direndam 10 menit Setelah direndam 24 jam Telur yang direndam cuka Setelah direndam 24 jam Nama benda Wujud zat 124 Warna Bau Keras/ lunak Pengamatan lain Pertanyaan Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan! 1. Apa yang terjadi ketika telur direndam ke dalam air dan ke dalam cuka selama 10 menit? Apa yang dapat kalian amati? Jawab: a. Telur yang direndam air: b. Telur yang direndam cuka: 2. Apa yang terjadi ketika telur direndam ke dalam air dan ke dalam cuka selama 24 jam? Apa yang dapat kalian amati? Jawab: a. Telur yang direndam air: b. Telur yang direndam cuka: 3. Apakah perbedaan sifat yang paling nampak antara cangkang telur yang direndam air dengan cangkang telur yang direndam cuka ? Jawab: 125 …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Apakah telur yang telah direndam air cuka bisa kembali keras seperti semula? Jawab: …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Sesuai pengamatanmu, adakah zat baru yang dihasilkan dari pencampuran telur bercangkang dengan air cuka? Jika ada, apa wujud zat tersebut? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 6. Termasuk perubahan apakah yang terjadi pada cangkang telur yang direndam air cuka tersebut? Jawab: …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Kesimpulan Percobaan telur bercangkang yang direndam dengan air cuka merupakan percobaan yang bersifat sementara/tetap*) atau yang disebut perubahan fisika/kimia*) karena cangkang telur dapat/tidak dapat*) kembali menghasilkan/tidak menghasilkan*) zat baru. *) pilih/lingkari salah satu 126 ke bentuk semula dan Lampiran 5. LKPD UJi Makanan (Uji Amilum) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kelompok: Nama / No.absen: 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. ………………………….. 4. ………………………….. UJI MAKANAN (UJI AMILUM / ZAT TEPUNG) TUJUAN Peserta didik dapat menguji keberadaan amilum/zat tepung pada bahan makanan yang berbeda Dasar Teori Tepung atau amilum merupakan salah satu bentuk dari karbohidrat yang merupakan zat utama bahan makanan. Keberadaan amilum di dalam bahan makanan diuji dengan pemeberian larutan iodin. Larutan iodin dapat ditemukan pada obat merah / obat luka. Larutan iodin menyebabkan bahan makanan yang mengandung amilum berubah warnanya menjadi biru keunguan/ ungu kehitaman Alat dan Bahan Bahan : Alat: 1. nasi 1. palet 2. kentang 2. sendok plastik 127 3. roti tawar 4. daging ayam 5. gula 6. buah apel 7. obat merah (iodin) Cara kerja 1. Masukkan sedikit saja masing-masing dari nasi, kentang, roti, buah apel, daging dan gula ke dalam palet yang telah tersedia. Satu lubang palet untuk satu bahan makanan. 2. Tetesi satu per satu bahan makanan dengan obat merah (iodin). 3. Catat perubahan warna yang terjadi pada tabel pengamatan. 4. Lingkarilah bahan makanan pada tabel yang menghasilkan warna biru ungu/ biru kehitaman setelah ditetesi obat merah. Hasil Pengamatan No Bahan makanan 1 Nasi 2 Kentang 3 Buah apel 4 Roti tawar 5 Daging ayam 6 Gula Warna Sebelum ditetesi obat Setelah ditetesi obat merah (iodin) merah (iodin) 128 Pertanyaan Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan! 1. Tuliskan bahan makanan mana saja yang menunjukkan warna biru kehitaman ketika ditetesi dengan obat merah/iodin! Jawab: …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Tuliskan bahan makanan mana saja yang tidak menunjukkan warna biru ketika ditetesi dengan obat merah! Jawab: …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Info: Jika suatu bahan makanan diberi larutan iodin (obat merah) dan menunjukkan perubahan warna biru hingga ungu gelap, maka bahan makanan tersebut mengandung amilum. 3. Mengapa setelah ditetesi dengan obat merah (iodin), ada bahan makanan yang berwarna biru ungu dan ada pula yang tidak? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… 4. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, bahan makanan mana saja yang mengandung amilum? Jawab: …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 129 Kesimpulan Berdasarkan percobaan di atas bahan makanan yang mengandung amilum adalah …………………….. …………………………………………. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peubahan warna bahan makanan menjadi…………………….setelah ditetesi dengan larutan iodin (obat merah). 130 Lampiran 6. LKPD Reaaksi Kimia dalam Mulut LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kelompok: Nama / No.absen: 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. ………………………….. 4. ………………………….. REAKSI KIMIA DALAM MULUT TUJUAN Peserta didik dapat menunjukkan bahwa mengunyah merupakan salah satu contoh dari reaksi kimia Dasar Teori Proses pencernaan pertama kali terjadi di mulut. Fungsi dari mulut yaitu sebagai tempat masuknya makanan dan proses penghancuran makanan. Penghancuran ini dibantu oleh gigi, lidah, dan air ludah (air liur). Ketiga komponen itu berperan untuk mencerna makanan di dalam mulut. Gigi dan lidah mencerna makanan secara mekanis, sedangkan air ludah mencerna makanan secara kimiawi. Saat makanan dikunyah di dalam mulut, makanan akan dibasahi oleh air liur yang membuat makanan menjadi licin dan mudah untuk ditelan. Air ludah mengandung enzim ptialin yang berfungsi untuk memecah karbohidrat dalam bentuk amilum/zat tepung secara Gambar alat pencernaan mulut 131 kimiawi menjadi glukosa (zat gula). Karena amilum sudah diubah menjadi glukosa, saat mengunyah nasi dalam waktu lama kita akan merasakan manis (Rositawaty, 2008). Nasi, roti, kentang adalah beberapa contoh sumber karbohidrat yang mengandung amilum. Keberadaan amilum di dalam bahan makanan diuji dengan pemeberian larutan iodin. Bahan makanan yang mengandung amilum akan berubah warnanya menjadi biru-ungu atau biru ketika ditetesi dengan iodin. Jika bahan makanan diberi larutan iodin namun tidak berubah warna menjadi biru, berarti makanan tersebut tidak mengandung amilum atau sudah tidak ada lagi kandungan amilumnya. Alat dan Bahan Bahan : 1. Alat: air 1. piring 2. nasi putih 2. sendok 3. obat merah (iodin) 4. air liur Cara kerja 1. Ambil tiga sendok kecil nasi. Kemudain letakkan ke dalam tiga piring yang telah disediakan. 2. Untuk satu sendok nasi pertama: masukkan nasi ke dalam mulut kemudian kunyah hingga 30 kali sampai lembut seperti bubur. Usahakan saat mengunyah banyak air liur yang tercampur dengan nasi. 3. Muntahkan kunyahan nasi ke dalam piring. 4. Untuk satu sendok nasi kedua: tambahkan air pada nasi lalu haluskan dengan menggunakan sendok. 132 5. Untuk satu sendok nasi ketiga: biarkan nasi tanpa ada perlakuan. 6. Tambahkan empat tetes larutan iodin (obat merah) pada ketiga sendok nasi tersebut. Kemudian amati perubahan warnanya. Hasil Pengamatan Warna No Bahan makanan Sebelum ditetesi obat merah (iodin) Setelah ditetesi obat merah (iodin) Setelah 5 detik Setelah 10 detik Nasi I: nasi yang dikunyah 1 2 Nasi II : nasi yang dihaluskan dengan air 3 Nasi III : nasi kering Pertanyaan Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan! 1. Tuliskan nasi mana saja yang menunjukkan warna biru ketika ditetesi dengan obat merah setelah 5 detik dan 10 detik! Jawab: setelah 5 detik : ……………………………………………………………… setelah 10 detik : ……………………………………………………………… 2. Tuliskan nasi mana saja yang tidak menunjukkan warna biru ketika ditetesi dengan obat merah setelah 5 detik dan 10 detik! Jawab: setelah 5 detik : ……………………………………………………………… setelah 10 detik : ……………………………………………………………… 133 3. Mengapa setelah ditetesi dengan obat merah (iodin), ada nasi yang langsung atau cepat berubah warna menjadi biru ungu dan ada pula yang tidak? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 4. Berdasarkan percobaan ini, apa peran air liur dalam mencerna makanan? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Kesimpulan Berdasarkan percobaan di atas, ketika ditetesi dengan obat merah/iodin, nasi I/ II / III*) lambat berubah warna menjadi biru/ungu. Hal ini karena pada saat proses mengunyah, sebagian amilum pada nasi I/ II / III*) telah diubah menjadi glukosa secara kimia oleh enzim………………yang terdapat pada……………………... Glukosa tidak bereaksi dengan iodin. Hal itu terlihat dari tidak adanya perubahan warna ketika glukosa/gula ditetesi dengan iodin. *) pilih/lingkari salah satu 134 Lampiran 7. LKPD Uji Gas Karbon Dioksida LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kelompok: Nama/No.absen: 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. ………………………….. 4. ………………………….. UJI GAS KARBON DIOKSIDA (HASIL PERNAPASAN PADA MANUSIA) TUJUAN 1. Peserta didik dapat mengetahui bahwa saat bernapas manusia mengeluarkan gas karbon dioksida. 2. Peserta didik dapat mengetahui bahwa air kapur yang bercampur dengan gas karbondioksida dapat menghasilkan zat baru Dasar Teori Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Tanda bahwa seseorang bernapas adalah dadanya bergerak kembang kempis secara teratur. Bersamaan dengan kembang kempisnya rongga dada, hidung juga menghirup dan menghembuskan udara. Udara yang kita hirup dan sampai ke paru-paru adalah oksigen (O2), sedangkan udara hasil pernapasan yang yang dihembuskan adalah uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Adanya gas CO2 pada hasil pernapasan manusia, dapat dibuktikan dengan menghembuskan napas kita ke dalam air kapur. Air kapur yang bercampur dengan gas 135 karbon dioksida akan menghasilkan endapan putih. Untuk lebih jelasnya, mari lakukan percobaan berikut ini. Alat dan Bahan Alat : Bahan: 1. dua buah gelas transparan 1. batu gamping 2. sebuah sedotan plastik 2. air 3. botol 4. kain saring Cara kerja 1. Buatlah larutan kapur di dalam botol. 2. Diamkan beberapa saat hingga airnya jernih. 3. Letakkan kain saring di atas salah satu gelas (misal gelas A). 4. Tuang dan saring bagian yang jernih dari larutan kapur tersebut ke dalam gelas A kira-kira setengah gelas secara perlahan. 5. Bagilah air kapur yang terdapat pada gelas A ke dalam gelas B hingga sama jumlahnya. 6. Masukkan sedotan plastik pada gelas A. 7. Hiruplah udara sedalam-dalmnya melalui hidung. Hembuskan napasmu secara perlahan-lahan melalui sedotan plastik. 8. Lakukan secara berulang-ulang pada gelas A tadi. 9. Amatilah warna larutan pada gelas A, kemudian bandingkan tingkat kejernihan dengan larutan pada gelas B. 136 Tabel Pengamatan No Gelas 1 A 2 B Hasil Pengamatan Pertanyaan Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan! 1. Bagaimana keadaan akhir larutan pada kedua gelas tersebut! Jawab: …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Apa yang menyebabkan larutan pada gelas A berbeda dengan larutan pada gelas B? Jawab: …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Apa yang terdapat pada gelas A setelah gelas A didiamkan beberapa saat? Jawab: …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Bagaimana zat pada dasar gelas A tersebut bisa terbentuk? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Apakah nama zat tersebut? 137 ………………………………………………………………………………… Kesimpulan Berdasarkan percobaan di atas, larutan pada gelas A menjadi jernih/keruh*) karena bereaksi dengan…………………………………yang berasal dari hembusan napas manusia. Reaksi tersbut membentuk / tidak membentuk*) zat baru berupa ………………………………… yang …………………………………………….. *) lingkari salah satu 138 dikenal dengan nama Lampiran 8. Kisi-kisi Soal IPA-Kimia SD Nama Sekolah : Tahun Pelajaran : 2016/2017 Mata Pelajaran : IPA-Kimia Kelas : IV Kurikulum : KTSP NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI 1. 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya 6.1 o Sifat benda o Mendeskripsikan benda Mengidentifikasi padat, cair dapat melarutkan benda wujud benda padat, dan gas. lain cair, dan gas memiliki sifat o Menunjukkan bukti tertentu tentang sifat benda padat, cair, dan gas. 6.2 Mendeskripsikan o Perubahan terjadinya wujud perubahan wujud benda. cair padat cair; cair gas cair; padat gas. INDIKATOR PENCAPAIAN o Mengidentifikasi perubahan wujud benda yang dapat kembali ke wujud semula. 139 INDIKATOR SOAL NO. SOAL ASPEK Peserta didik dapat mengidentifikasi bahan mana saja yang dapat larut dalam air. 34 C2 Peserta didik dapat mengidentifikasi pernyataan tentang sifat zat yang benar dari tiga pernyataan yang disediakan. 35* C2 Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat gas yang paling menentukan jika gas adalah benda. 40 C2 Peserta didik dapat mengidentifikasi perubahan wujud uap air yang didinginkan. 1 C2 Peserta didik dapat meunjukkan contoh perubahan wujud benda padat menjadi gas. 2* C2 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat Peserta didik dapat mengidentifikasi proses benda cair yang didinginkan. 3 C2 Peserta didik dapat menentukan sebab basahnya daun dan rumput di pagi hari. 4 C2 Peserta didik dapat mengidentifikasi proses perubahan keadaan air. 5 C2 6* C2 11.1 Menjelaskan o Sumber daya o Memberi contoh hubungan antara alam berbagai jenis sumber sumber daya alam daya alam di Indonesia dengan lingkungan. Peserta didik dapat menentukan sumber daya alam yang termasuk jenis non logam. 22 C1 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. o Mengidentifikasi hasil teknologi manusia yang digunakan manusia dengan menggunakan sumber daya alam. Peserta didik dapat menyebutkan salah satu bahan pembuat semen. 23* C1 11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan. o Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan dan penggunaan sumber daya alam terhadap lingkungan. Peserta didik dapat menyebutkan gas hasil pembakaran minyak bumi dan batubara yang menyebabkan pemanasan global. 24* C1 Peserta didik dapat menganalisis sebab matinya burung laut yang habitatnya 39 C3 140 tercemar oleh pertambangan minyak. NO Nama Sekolah : Tahun Pelajaran : 2016/2017 Mata Pelajaran : IPA-Kimia Kelas :V Kurikulum : KTSP STANDAR KOMPETENSI 1. Mengidentifikas i fungsi organ tubuh manusia dan hewan KOMPETENSI DASAR 1.2 mengidentifikasi fungsi organ pernapasan hewan misalnya ikan dan cacing tanah MATERI INDIKATOR INDIKATOR SOAL PENCAPAIAN Alat Menjelaskan proses Peserta didik dapat Pernapasan pernapasan pada manusia menentukan sebab Pada Manusia terbentuknya endapan pada air dan Hewan kapur setelah ditiup. Peserta didik dapat mengidentifikasi pernyataan yang tepat tentang gas yang berpengaruh pada proses pernapasan (oksigen dan karbon dioksida). NO. SOAL 25 ASPEK 26 C3 Peserta didik dapat 38* menyebutkan gas hasil sisa pembakaran pada proses pernapasan manusia. 1.3 Mengidentifikasi Hubungan Mengidentifikasi alat Peserta didik dapat memahami 30* fungsi organ Makanan Dan pencernaan pada manusia fungsi enzim ptyalin di dalam pencernaan manusia Kesehatan beserta fungsinya. mulut sebagai sebab terjadinya dan hubungannya pencernaan secara kimiawi. 141 C3 C1 C1 dengan makanan dan kesehatan 2 Memahami 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan cara tumbuhan hijau hijau membuat membuat makanan makanan Menjelaskan fungsi dari karbohidrat, protein, lemak, air, mineral dan protein serta menyebutkan sumbernya. Peserta didik dapat menyebutkan mineral yang berguna untuk pembentukan sel darah merah. Peserta didik dapat menentukan mineral mana yang paling diperlukan untuk pembentukan gigi dan tulang. Diberikan beberapa contoh bahan makanan. Peserta didik dapat menentukan bahan-bahan makanan tersebut termasuk dalam golongan tertentu. Peserta didik dapat menentukan jenis makanan mana saja yang mengandung karbohidrat. Peserta didik dapat menentukan salah satu uji yang digunakan untuk menguji keberadaan karbohidrat. Peserta didik dapat menentukan kandungan zat gizi dalam makanan yang ketika ditetesi iodine berubah menjadi biru. Menjelaskan proses Peserta didik dapat tumbuhan hijau membuat menyebutkan hasil pembuatan makanannya sendiri makanan di daun. dengan bantuan cahaya matahari dan cahaya lainnya. 142 28 C1 29* C1 27* C2 31* C1 32* C2 33 C2 36* C1 Menunjukkan tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanan. 4 Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses 4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap Peserta didik dapat 37* menyebutkan cara membuktikan zat tepung dalam kentang. Perubahan Mengidentifikasi hasil dan Peserta didik dapat 7 sifat benda sifat benda sesudah mengidentifikasi zat hasil sisa mengalami perubahan pembakaran kayu. sebagai hasil suatu proses. Peserta didik dapat 16* menunjukkan jenis perubahan yang terjadi pada siklus air hujan. Peserta didik dapat 11 mengidentifikasi hasil dari proses penguapan air akibat panas matahari Perubahan Mengidentifikasi benda Diberikan beberapa contoh 12 wujud yang yang dapat dan yang tidak perubahan benda. Peserta didik dapat kembali dapat kembali ke wujud diminta untuk menganalisis dan tidak dapat semula setelah mengalami perubahan yang bukan kembali suatu proses. perubahan secara kimia. C1 Peserta didik dapat 13* menunjukkan salah satu contoh perubahan benda yang bersifat 15* sementara. C2 Peserta didik dapat 14 memberikan contoh perubahan 17* benda yang bersifat tetap 19 (kimia). C2 C3 143 C1 C2 C1 C3 C2 C3 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam 7.1 Mendeskripsikan Proses proses pembentukan pembentukan tanah karena tanah pelapukan Peserta didik dapat 21* menganalisis perubahan benda secara kimia yang mana yang tidak mengahasilkan warna baru. o Mendeskripsikan Peserta didik dapat 18 kondisi benda setelah menganalisis perubahan sifat mengalami proses pada daun yang dibakar berdasarkan Peserta didik dapat 20* pengamatan. menganalisis sisa kandungan gula dan air dalam larutan gula yang menguap jika diketahui massa gula dan air mula-mula. o Menjelaskan jenis Peserta didik dapat 8* pelapukan tanah, sebab mengidentifikasi jenis dan prosesnya pelapukan batu yang disebabkan oleh hujan asam. Peserta didik dapat 10 menentukan jenis cairan yang dapat bereaksi dengan batu kapur yang menghasilkan karbon dioksida. Peserta didik dapat 9* menyebutkan zat yang menyebabkan terjadinya hujan asam. Keterangan : (*) : butir soal yang valid 144 C3 C3 C3 C2 C1 C1 Lampiran 9. Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia Soal IPA-Kimia Kelas V SD Nama : No. absen : Hari/Tgl Nama Sekolah : Alokasi waktu: 30 menit : Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang paling tepat ! 1. Berikut ini yang merupakan contoh perubahan padat menjadi gas, yaitu . . . . A. Air yang mendidih B. mencairnya es batu C. uap air menjadi embun, D. kamper menjadi gas 2. 3. 4. Kegiatan di bawah ini yang menunjukkan perubahan wujud benda adalah… A. memanaskan udara C. membakar selembar kertas B. mencairnya es batu D. memotong papan kayu Batuan yang terkikis akibat hujan asam salah satu contoh pelapukan . . . . A. fisika C. biologi B. kimia D. buatan Hujan asam terjadi salah satunya karena . . . yang bereaksi dengan uap air dan gas lain di udara. 5. A. batuan C. gas buangan industri B. tanah D. oksigen Diantara peristiwa berikut yang menunjukkan perubahan sifat sementara adalah . ... A. buah papaya jatuh ke tanah karena masak lalu membusuk B. daun-daun pepohonan yang berguguran di halaman menjadi kering 145 C. semen yang dicampur dengan air D. cokelat berbentuk lempengan meleleh di tangan 6. 7. Contoh perubahan sifat sementara adalah . . . . A. pembakaran C. perkaratan B. pembusukan D. pengkristalan Air laut menguap, kemudian menjadi awan dan turun hujan. Peristiwa itu menunjukkan perubahan . . . . 8. A. warna C. tetap B. wujud D. kelenturan Perubahan pada benda berikut yang bersifat tetap dan menghasilkan perubahan menjadi lunak adalah . . . . A. es krim yang dimasukkan dalam kulkas saat listrk mati B. coklat yang terjatuh di tanah saat siang hari yang terik C. kayu yang dibakar D. proses pematangan buah mangga di pohon 9. Novi melarutkan 50 gram garam ke dalam gelas yang berisi 150 gram air. Dua hari kemudian, massa larutan ditimbang dan beratnya 150 gram. Larutan yang tersisa mengandung . . . . A. 150 gram air B. 100 gram air dan 50 gram garam C. 125 gram air dan 25 gram garam D. 110 gram air dan 40 gram garam 10. Peristiwa berikut adalah reaksi kimia yang tidak menimbulkan perubahan warna, yaitu . . . A. roti yang dikunyah bercampur air liur B. nasi yang ditetesi dengan iodin C. besi berkarat D. pembakaran kayu 11. Salah satu bahan baku untuk membuat semen adalah . . . . A. batu kali C. tanah gembur 146 B. batu kapur D. bijih besi 12. Gas hasil pembakaran minyak bumi dan batubara yang menyebabkan suhu bumi menjadi panas atau sering disebut dengan pemanasan global, yakni . . . . A. Nitrogen C. karbon dioksida B. Oksigen D. helium 13. Beras, kentang, roti merupakan sumber . . . A. lemak, C. karbohidrat B. protein D. vitamin 14. Mineral yang paling diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi adalah . . . A. yodium C. zat besi B. zat kapur kalsium D. natrium 15. Proses pencernaan makanan secara kimiawi yang terjadi di mulut dikarenakan adanya enzim amilase/ ptialin pada air liur. Enzim tersebut berfungsi untuk . . . A. mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula B. mengubah protein menjadi asam amino C. mengubah gula menjadi amilum D. mengubah nasi menjadi bubur 16. Jenis makanan yang merupakan sumber karbohidrat adalah . . . . A. beras, singkong, daging, susu B. beras, jagung, kentang, dan telur C. gandum, sagu, biji-bijian, dan ikan D. singkong, jagung, gandum, dan kentang 17. Salah satu uji yang dapat menguji keberadaan karbohidrat dalam makanan adalah .... A. uji pembakaran B. uji amilum dengan iodine/yodium C. uji bekas noda tranaparan pada kertas D. uji menggunakan larutan teh pekat 18. Cermatilah pernyataan di bawah ini! (1) Uap air bukan termasuk zat/benda.karena tidak memiliki volume yang tetap. 147 (2) Bayangan bukan termasuk zat/benda karena tidak menempati ruang. (3) Air merupakan zat/benda karena memiliki massa dan volume. Pernyataan di atas yang benar adalah… A. 1 dan 2 C. 2 dan 3 B. 1 dan 3 D. 1, 2, dan 3 19. Hasil dari pembuatan makanan di daun adalah . . . . A. air C. zat hijau daun B. zat tepung daun D. karbon dioksida 20. Cara membuktikan keberadaan zat tepung terdapat dalam kentang, yaitu . . . . A. dengan menumbuk kentang sampai halus B. dengan merebus dalam alcohol C. dengan mentesi yodium/iodine D. dengan menyimpan di tempat gelap 21. Gas sisa pembakaran dalam tubuh manusia sebagai hasil proses pernapasan adalah . . . . A. oksigen C. karbon dioksida B. nitrogen D. karbon monoksida 148 Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal pretest dan Postest IPA-Kimia SD Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia SD 1 D 8 D 15 A 2 B 9 B 16 D 3 B 10 A 17 B 4 C 11 B 18 C 5 D 12 C 19 B 6 D 13 C 20 C 7 B 14 B 21 C 149 Lampiran 11. Angket Persepsi Kimia LEMBAR ANGKET PERSEPSI KIMIA Keterangan Pilihan: STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju Petunjuk Khusus: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda ceklist (√) pada kolom disamping yang Anda anggap benar Nama No. Absen Asal Sekolah Hari/Tgl No : : : : Jawaban Pernyataan STS 1. Beberapa zat kimia tidak memiliki warna. 2. Udara yang kita hirup sehari-hari termasuk dalam bahan kimia. 3. Bahan kimia hanya berbentuk padat dan cair. 4. Zat pewarna bukan merupakan bahan kimia. 5. Semua benda di sekitar saya adalah bahan kimia. 6. Saya menemukan bahan kimia di rumah dengan mudah. 7. Saya kesulitan menemukan bahan kimia di rumah. 8. Saya tahu dari televisi, jika kebanyakan bahan kimia itu berbahaya. 9. Saya tahu dari internet, jika tidak semua bahan kimia berbahaya. 10. Melakukan eksperimen kimia harus menggunakan alat yang canggih. 11. 12. Melakukan eksperimen kimia dapat menggunakan alat yang sederhana. Eksperimen kimia bisa dilakukan di kelas. 13. Eksperimen kimia harus dilakukan di laboratorium. 14. Beberapa bahan kimia yang saya kenal memilki bau yang menyengat. 15. Semua bahan kimia yang saya kenal tidak aman untuk dimakan. 16. Bahan-bahan kimia merupakan bahan yang berbahaya dan menakutkan bagi manusia. Saya tidak takut dengan bahan kimia, karena memiliki banyak manfaat untuk manusia. 17. 150 TS S SS No Jawaban Pernyataan STS 18. Saya senang melihat video eksperimen kimia yang ada di internet. 19. Saya tidak ingin tahu tentang bahan kimia dan eksperimennya. 20. 25. Saya tidak menyukai kimia karena saya tidak menyukai pelajaran IPA. Jika ada berita terbaru yang berkaitan dengan kimia, saya langsung mencari informasi di internet. Saya tidak pernah membaca komposisi bahan yang terkandung dalam makanan, minuman, dan sabun yang saya beli. Saya akan serius belajar kimia/sains karena saya bercita-cita menjadi seorang ilmuwan. Saya ingin belajar kimia agar lebih cerdas dalam memilih bahan yang akan saya gunakan. Saya tidak tahu manfaat mempelajari ilmu kimia. 26. Saya pernah terluka akibat terkena bahan kimia berbahaya 27. Saya selalu semangat jika melakukan eksperimen kimia, karena menambah rasa ingin tahu saya. Saya tidak pernah menggunakan bahan kimia. 21. 22. 23. 24. 28. 151 TS S SS Lampiran 12. Lembar Pedoman Wawancara Analisis Persepsi Pedoman Wawancara “Analisis Persepsi Peserta Didik Kelas V-A SDN Samirono” 1. Apa yang kalian ketahui tentang kimia? 2. Coba sebutkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang kalian ketahui! 3. Dimana saja biasanya kalian menemui bahan yang mengandung zat kimia? 4. Kelompokkan produk kimia yang kalian sebutkan tadi ke dalam produk kimia yang berbahaya dan bermanfaat! 5. Dari pengelompokkan tadi, dari mana kalian mengetahui / mendapatkan informasi bahwa bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak? 6. Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kimia? 7. Dimana saja bisa dilakukan eksperimen kimia? 8. Apakah kalian menyukai ekperimen kimia? Jika iya mengapa dan jika tidak mengapa? 9. Apakah kalian penasaran dengan kimia, fenomena dan segala sesuatu yang terkait dengan kimia? Misalnya penasaran dengan berita racun sianida jesika atau bahan-bahan yang terkandung dalam makanan, minuman dan sabun yang biasa kalian beli 10. Bisa kalian ceritakan bagaimana pengalaman kalian dalam menggunakan bahan kimia di sekitar kalian dan pengalaman dalam melakukan eksperimen kimia kemarin? 152 Lampiran 13. Hasil Pretest IPA-Kimia Keterangan: A= Perubahan Wujud Benda B= Proses Pembentukan Tanah C= Perubahan Wujud Benda yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali D= Sumber Daya Alam E= Hubungan Makanan dan Kesehatan F= Sifat Benda Padat, Cair dan Gas 153 G= Pembuatan Makanan Tumbuhan Hijau H= Alat Pernapasan Manusia Lampiran 14. Hasil Posttest IPA-Kimia No absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nama Elia S. Y. P Fikri Eky K.S M. A. Rifai Arifin Anisa A. Rama D.S.G Nur Hidayat Encik P. Irna N.N Widya E. W Auryn H. V Febriansyah R. A. Adelya N. N.S Nilai rata-rata Sub-materi Nilai rata2 sub- materi 1 2 3 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 48,97959184 A B 28,571 67,857 Keterangan: A= Perubahan Wujud Benda B= Proses Pembentukan Tanah C= Perubahan Wujud Benda yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali 5 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 7 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 C 55,95238095 Nomor Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 D 50 E 47,14285714 D= Sumber Daya Alam E= Hubungan Makanan dan Kesehatan F= Sifat Benda Padat, Cair dan Gas 154 18 19 20 21 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 F 50 G 25 Total H 64 G= Pembuatan Makanan Tumbuhan Hijau H= Alat Pernapasan Manusia 11 7 15 12 4 10 13 14 10 8 6 11 15 8 Nilai post 52,381 33,333 71,429 57,143 19,048 47,619 61,905 66,667 47,619 38,095 28,571 52,381 71,429 38,095 Lampiran 15. Hasil Angket Sebelum Eksperimen (Pre-Angket) 155 Lampiran 16. Hasil Angket Setelah Eksperimen (Post-Angket) 156 Lampiran 17. Hasil Wawancara Analisis Persepsi Hasil Wawancara “Analisis Persepsi Peserta Didik Kelas V-A SDN Samirono Kelompok 1 : Nur Hidayat. Rifai, Arifin, Eky Kurniawan 1. Apa yang kalian ketahui tentang kimia? bahan dari laboratorium, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya, perubahan zat kimia, campuran zat yang menghasilkan zat baru. 2. Coba sebutkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang kalian ketahui! cuka, baking soda, nasi, buah apel, karbon monoksida, karbon dioksida, oksigen, obat merah, cuka, karbon doiksida, iodin, urin, darah, kentut, air liur, betadine, alkohol, sperma 3. Dimana saja biasanya kalian menemui bahan yang mengandung zat kimia? Di sekolah, di jalan, di kantin. 4. Kelompokkan produk kimia yang kalian sebutkan tadi ke dalam produk kimia yang berbahaya dan bermanfaat! a. Bahaya karbon monoksida, cuka, baking soda, Alkohol buat senang-senang, Urin, narkoba, sabu-sabu, ganja, obat merah bahaya bila dimakan, soda b. Manfaat Alkohol buat bersihin luka, obat merah buat bersihin luka, karbon dioksida, alkohol buat bersihin luka 5. Dari pengelompokkan tadi, dari mana kalian mengetahui / mendapatkan informasi bahwa bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak? Televisi, Radio, Internet, Google, Facebook, Whatsapp, Instagram, pokoknya banyak. 6. Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kimia? Menegetahui perubahan zat, bisa menambah pengalaman, bisa tau bahan kimia yang bahaya dan yang tidak, bisa menambah ilmu, menambah wawasan 7. Dimana saja bisa dilakukan eksperimen kimia? Di kelas, di laboratorium, di sekolah , di lapangan, di hutan, di rumah. 157 8. Apakah kalian menyukai ekperimen kimia? Jika iya mengapa dan jika tidak mengapa? Suka, karena bisa menambah pengalaman, bisa menambahan wawasan. 9. Bisa kalian ceritakan bagaimana pengalaman kalian dalam menggunakan bahan kimia di sekitar kalian dan pengalaman dalam melakukan eksperimen kimia kemarin? Pake alkohol, perih. 10. Apakah kalian penasaran dengan kimia, fenomena dan segala sesuatu yang terkait dengan kimia? Misalnya penasaran dengan berita racun sianida jesika atau bahan-bahan yang terkandung dalam makanan, minuman dan sabun yang biasa kalian beli Kadang penasaran, kadang nggak. Kelompok 2: Irna, Adel, Aurin, Ardilla, Febri, Fikri, Sogi. 1. Apa yang kalian ketahui tentang kimia sebelum melakukan ekpserimen? Febri: benda-benda gaib, benda terlarang, bisa bikin sakit Sogi: benda berbahaya Fikri: baunya tidak enak Aurin: ga bisa dimakan 2. Coba sebutkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang kalian ketahui! Iodine, cuka, telur, balon, garam, batu kapur, baking soda, alcohol, nasi, kentang, roti, apel, ayam. 3. Dimana saja biasanya kalian menemui bahan yang mengandung zat kimia? Di rumah, sekolah, kantin, warung, burjo, 4. Kelompokkan produk kimia yang kalian sebutkan tadi ke dalam produk kimia yang berbahaya dan bermanfaat! a. Bahaya: iodin bahaya kalua diminum, cuka jika diminum kebanyakan akan merusak lambung. b. Manfaat: nasi, roti, kentang, garam, cuka, iodin, pasta gigi, ayam, wortel, bayam. 5. Dari pengelompokkan tadi, dari mana kalian mengetahui / mendapatkan informasi bahwa bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak? Internet, google, televisi. 6. Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kemarin? Febri: bisa membedakan bahan yang beracun dan yang tidak 158 7. Dimana saja bisa dilakukan eksperimen kimia? Dimana saja, di burjo, di kelas, di laboratorium, di rumah, di kantin, di kandang ayam, kandang sapi. 8. Apakah kalian menyukai ekperimen kimia? Jika iya mengapa dan jika tidak mengapa? Fikri, Febi, Sogi : tidak terlalu karena eksperimen kimia lama, bahannya ada yang susah didapet dan bikin capek. Irna, Aurin, Adel, Ardilla: suka, karena menambah rasa ingin tahu, menyenangkan dan aneh, unik. 9. Bisa kalian ceritakan bagaimana pengalaman kalian dalam menggunakan bahan kimia di sekitar kalian ? Febri: pakai MSG, pengawet. Sogi, Adel, Aurin: pakai spiritus buat masak waktu kemah, tangan ku terbakar Fikri : waktu main mercon mbak Kelompok 3: Putri, Shinta, Widya, Annisa 1. Apa yang kalian ketahui tentang kimia? bisa merubah warna benda, ada yang bahaya ada yang tidak, bisa padat bisa cair, suatu zat. 2. Coba sebutkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang kalian ketahui! Iodine, air ludah, nasi, apel, baking soda, cuka, kentang, roti, telur, sabun, shampo, pasta gigi, Dettol, biore, gayung, pasir, keramik. 3. Dimana saja biasanya kalian menemui bahan yang mengandung zat kimia? Di rumah, di kamar mandi, di sekolah 4. Kelompokkan produk kimia yang kalian sebutkan tadi ke dalam produk kimia yang berbahaya dan bermanfaat! a. Bahaya: balon yang dikocok, cuka bahaya karena kalo kena tangan bisa iritasi, gas LPG bisa meledak. b. Manfaat : betadine, nasi, telur, roti, ayam, sabun. 5. Dari pengelompokkan tadi, dari mana kalian mengetahui / mendapatkan informasi bahwa bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak? TV, internet, medsos, youtube, google. 6. Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kimia? Bisa atau manfaat kimia untuk apa, menambah pengetahuan. 159 7. Dimana saja bisa dilakukan eksperimen kimia? Dimana-mana, di kelas, di laboratorium, di kuliah, di warung, di rumah, di sekolah. 8. Apakah kalian menyukai ekperimen kimia? Jika iya mengapa dan jika tidak mengapa? Suka. Bisa menambah ilmu dan pengalaman 9. Apakah kalian penasaran dengan kimia, fenomena dan segala sesuatu yang terkait dengan kimia? Misalnya penasaran dengan berita racun sianida jesika atau bahan-bahan yang terkandung dalam makanan, minuman dan sabun yang biasa kalian beli Jarang lihat TV mbak, tidak ada internet di rumah. 10. Bisa kalian ceritakan bagaimana pengalaman kalian dalam menggunakan bahan kimia di sekitar kalian dan pengalaman dalam melakukan eksperimen kimia kemarin? Balon yang dikocok-kocok, cuka sama telur, gas LPG baunya tidak enak. 160 Lampiran 18. Hasil Uji Gain Score Soal Pretest Postest Nilai Gain Score NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Pre-testPost-test 42,857 28,571 52,381 61,905 23,81 23,81 52,381 42,857 52,381 42,857 38,095 38,095 52,381 33,333 52,38095 33,33333 71,4286 57,1429 19,0476 47,619 61,9048 66,6667 47,619 38,0952 28,5714 52,381 71,4286 38,0952 rata2 41,837 48,97959 Kategori Gain Score Jumlah Rendah 10 Sedang 4 Gain Score 0,166666667 0,066666667 0,4 -0,125 -0,0625 0,3125 0,2 0,416666667 -0,1 -0,083333333 -0,153846154 0,230769231 0,4 0,071428571 0,122807018 Persentase 71,42857143 28,57142857 161 Kategori Gain Score Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Lampiran 19. Uji Prasyarat Hipotesis Pengetahuan Kimia a. Uji Normalitas b. Uji Homogenitas 162 Lampiran 20. Uji Prasyarat Hipotesis Persepsi Kimia a. Uji Normalitas c. Uji Homogenitas 163 Lampiran 21. Hasil Uji-T Data Pengetahuan Kimia 164 Lampiran 22. Hasil Uji-T Data Persepsi Kimia 165 Lampiran 19. Perhitungan Validitas Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia 166 167 Keterangan : v = valid tv = tidak valid N = 68 r-tabel = 0,235 168 Lampiran 20. Perhitungan Reliabilitas Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia no absen 5 27 12 26 21 15 5 28 18 29 15 6 4 25 24 20 19 17 14 11 21 19 9 Nama Faizal Indra P. Nuzliyati Khairiyah No Name syahriza yustafe Raisa Azzahra M. Firzano Aljaen Bintang Amri P Zahiira Dakmid A. M. Fathi Farhan Zaidan Fakhrozi M. Rafif Zaidan Fathan Tamim Bening Aura Zahra Naya Zahara shaffa Tsabita Raihan Abiel M. Ibnu Sina M. Bintang Wicaksono Muhammad Imad Aqil Khalisa Shoumiya Nabila Hafidzah Nayaka Hanif Hanif Abdurrohman 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 9 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 169 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 17 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 18 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 19 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 20 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 total 19 17 19 16 16 18 18 20 19 14 15 14 16 14 16 15 15 13 14 15 12 13 14 no absen 9 2 22 16 7 7 1 24 22 17 14 11 10 8 25 13 12 12 6 4 3 26 23 10 6 Nama Hanifah Arraihanah Annisa Prita Sulistyani Nadhif Bakri Bajarad M. Afriza Ardyarifai Hapiyyan PK Rio Saputra Ahmad Syaiful Anam Nimah Qatrunada F Raziel elang Narendra Adya A. Maryam Najida M. Yahya Azka Alghifari Y. S M. Farhan Dhiya Ulhaq Niha Nurul Qolbina Shakila Setia M. Dedi K.W M. Fatih Salahudin Damar Feyza Maharatuha ezra tabina Ayesha Fadia Nazara Najwa Putri Nurmalita Saladin Iqbal B. Khairani Meidy Agung 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 5 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 8 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 9 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 10 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 11 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 12 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 14 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 15 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 17 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 18 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 21 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 total 14 11 11 11 14 12 12 13 14 10 13 11 12 12 13 9 12 10 14 13 9 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11 10 14 12 170 no absen 4 23 18 9 3 2 20 16 13 10 5 3 7 28 13 1 8 2 30 11 Nama Uviona Kusuma M. Naila Maharani Nasywa Nailah Faiz Elen Ataka Athifah Dhiya K Amelia Rizky W. M. Irfani Ahimsa Nadia Fatha R M. Faiz Rabbani Raynor ivan f. Aditya Topan Farrel Wildan A. Ramacandra RR Mahardika Arsa Riski ramadan Hanif Aldan Yohanes T.N Zufkifli Kharif Risky Yeni Zahra p q k k-1 SB2 pq 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0,79 0,21 21 20 11 0,16 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 4 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 5 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 8 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 10 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 12 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 14 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 15 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 17 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 18 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 21 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 171 total 12 9 9 11 11 10 9 10 11 11 8 8 9 8 9 7 6 7 6 7 no absen Nama ∑pq r11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 total 4,18 0,65 172 Lampiran 21. Surat Izin Penelitian BAPPEDA 173 Lampiran 22. Surat Izin Validasi Soal ke SDIT Salman Al-Farisi 2 174 Lampiran 23. Surat Keterangan Validasi 175 176 177 178 Lampiran 24. Surat Keterangan Validasi SDIT Salman Al-Farisi 2 179 Lampiran 25. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 180 Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Pelaksanaan Pretest (Soal dan Angket Persepsi) Gambar 2. Pelaksanaan Eksperimen I : Perubahan Zat Secara Kimia I 181 Gambar 3.Pelaksanaan Eksperimen II : Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa Cangkang) Gambar 4.Pelaksanaan Eksperimen III : Uji Karbohidrat (Uji Amilum) 182 Gambar 5.Pelaksanaan Eksperimen IV : Reaksi Kimia dalam Mulut Gambar 6.Pelaksanaan Eksperimen V : Uji Gas Karbondioksida 183 Gambar 7. Pelaksanaan Postest (Soal dan Angket Persepsi) Gambar 8. Pelaksanaan Wawancara Persepsi Kimia 184 185