analisis pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik kelas v sdn

advertisement
ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KIMIA PESERTA DIDIK
KELAS V SDN SAMIRONO DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN
IPA-KIMIA SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nabilah Riza Putri
13303241044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
i
ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KIMIA PESERTA DIDIK
KELAS V SDN SAMIRONO DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN
IPA-KIMIA SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh:
Nabilah Riza Putri
13303241044
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan persepsi kimia
perserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPAKimia dan mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan dan persepsi kimia peserta
didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia.
Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperiment dengan desain one group pretest-posttets.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN Samirono. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel penelitian yaitu
kelas V-A dengan jumlah 14 peserta didik. Instrumen yang digunakan adalah soal pretest
dan posttest, angket persepsi kimia, LKPD dan lembar pedoman wawancara. Data
pengetahuan dan persepsi kimia dianalisis menggunakan uji gain ternormalisasi <g> dan
uji t sama subjek. Khusus untuk data persepsi kimia juga dianalisis secara deskriptif
kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan (a) pengetahuan kimia peserta didik sebelum
melakukan eksperimen IPA-Kimia yang diukur dengan pretest memiliki nilai rata-rata
41,84 dan pengetahuan kimia sesudah melakukan eksperimen yang diukur dengan postest
memiliki nilai rata-rata 48,98 dengan gain score 0,12. (b) Secara statistik, terdapat
perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia peseerta didik kelas V SDN Samirono
sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. (c) Persepsi kimia sebelum
melakukan eksperimen sebesar 68,56% (cukup) dan sesudah eksperimen sebesar 72,00%
(baik) dengan gain score 0,11. (d) Secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan pada
persepsi kimia peseerta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan
eksperimen IPA-Kimia
Kata kunci:
eksperimen IPA-Kimia, pengetahuan kimia, persepsi kimia, sekolah dasar
ii
ANALYSIS OF CHEMISTRY KNOWLEDGE AND CHEMISTRY
PERCEPTION OF GRADE V STUDENTS IN SDN SAMIRONO BY
USING SIMPLE SCIENCE-CHEMISTRY EXPERIMENT YEAR 2016/2017
By:
Nabilah Riza Putri
13303241044
Supervisor: Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt
ABSTRACT
This study aimed to analyze chemistry knowledge and chemistry perception of
grade V students in SDN Samirono (Samirono elementary school) before and after doing
science-chemistry experiment and also determine whether there is any significantly
different in students’s chemistry knowledge and chemistry perception before and after
doing science-chemistry experiment. This study is quasi-experimental research with
pretest-posttest design.
The population in this study are grade V students in SDN Samirono (Samirono
elementary school). The sampling technique was using purposive sampling with the sample
is grade V-A with number of 14 students. The instruments used are pretest and posttest,
chemistry perceptiom questionnaire, student worksheet and interview guide sheet.
Chemistry knowledge and perception data before and after the experiment were analyzed
using a normalized gain score test <g>, and t-test. Data of chemical perception was also
analyzed by using quantitative descriptive method.
The results showed (a) the chemistry knowledge of students before doing sciencechemistry experiment that measured by pretest has mean 41,84 and chemistry knowledge
after doing experiment that measured by postest has mean 48,98 with a normalized gain
score <g> is 0.12. (b) Statistically, there is a significant difference in the chemistry
knowledge of grade V students SDN Samirono before and after doing science-chemistry
experiment with sig. 2 tailed of 0.039 < α (0.05). (c) Chemistry perception before doing
experiment was 68,559% (enough) and after experiment was 72,002% (good) with a
normalized gain score <g> is 0.11. (d) Statistically, there is a significant difference in the
chemistry perception of grade V students SDN Samirono before and after doing sciencechemistry experiment with sig. 2 tailed of 0.021 < α (0.05).
Keywords: chemistry knowledge, chemistry perception, elementary school, sciencechemistry experiment
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Nabilah Riza Putri
NIM
: 13303241044
Program Studi
: Pendidikan Kimia
Judul TAS
: Analisis Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik
Kelas V SDN Samirono dengan Menggunakan Eksperimen
IPA-Kimia Sederhana Tahun Ajaran 2016/2017
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya
ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, Agustus 2017
Yang menyatakan
Nabilah Riza Putri
NIM. 13303241044
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Tugas Akhir Skripsi dengan Judul
ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KIMIA PESERTA DIDIK
KELAS V SDN SAMIRONO DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN
IPA-KIMIA SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016/2017
Disusun oleh:
Nabilah Riza Putri
NIM 13303241044
telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan
Ujian Tugas Akhir Skripsi bagi yang bersangkutan
Yogyakarta, Juli 2017
Dosen Pembimbing,
Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia,
Sukisman Purtadi, M.Pd.
NIP. 19761122 200212 1 002
Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt.
NIP. 19561206 198103 2 002
v
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR SKRIPSI
ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KIMIA PESERTA DIDIK
KELAS V SDN SAMIRONO DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN
IPA-KIMIA SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016/2017
Disusun oleh:
Nabilah Riza Putri
NIM. 13303241044
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi
Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Pada tanggal
TIM PENGUJI
Nama
Tanda Tangan
Prof. Dr. Nurfina Aznam, S.U Apt
Ketua Penguji
....................................
Tanggal
...........................
Rr. Lis Permana Sari, M.Si.
Penguji Utama
....................................
...........................
Dr. Crys Fajar Partana, M.Si.
Penguji Pendamping
....................................
...........................
Yogyakarta, ........................
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Dekan,
Dr. Hartono
NIP. 19620329 198702 1 002
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah atas semua karunia dan nikmat-Mu, penulisan tugas akhir skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Hasil tugas akhir skripsi ini saya persembahkan
kepada:
1. Ibu saya dan Ayah saya sebagai motivator dalam hidup saya, yang selalu
mendukung, mendoakan dan mendengarkan keluh kesah saya. Terimakasih
atas semua yang telah Ibu dan Ayah berikan selama ini.
2. Pembimbing skripsi saya Ibu Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt yang telah
mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk membimbing saya dengan
sabar dan tanpa lelah.
3. Saudara saya, Nabilah Rosa Putri yang selalu sabar menemani di saat
senang maupun susah.
4. Teman-teman seperjuangan, Tya, Novi, Miftah, Padmi, Anita, Fina, Sheila.
Terimakasih atas bantuan, dukungan dan motivasinya.
5. Teman-teman International Chemistry Education 2013, terimakasih atas
senang, sedih, tawa candanya, semoga kalian sukses dunia akhirat.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi yang berjudul “Analisis Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik
Kelas V SDN Samirono dengan Menggunakan Eksperimen IPA-Kimia Sederhana
Tahun Ajaran 2016/2017”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun tugas akhir
skripsi.
2.
Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam
penulisan skripsi.
3.
Bapak Dr. Hartono selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
yang memberikan persetujuan pelaksanaan tugas akhir skripsi.
4.
Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan arahan
dan saran selama proses penulisan skripsi.
5.
Ibu Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan ilmu dengan kesabarannya senantiasa membimbing penulis
selama penelitian dan penyelesaian laporan
6.
Ibu Dina, M.Pd dan Bapak Dr. Crys Fajar Partana, M.Si selaku validator
instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan
sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai tujuan.
7.
Bapak Ibu Dosen FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
membagikan pengetahuan dan ilmunya dalam penulisan skripsi.
8.
Ibu Mintarsih, S.Pd selaku guru pembimbing penelitian di SDN Samirono.
9.
Peserta didik kelas V SDN Samirono yang berpartisipasi dan membantu
dalam kelancaran penelitian.
viii
10.
Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam kelancaran skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Yogyakarta, Agustus 2017
Penulis,
Nabilah Riza Putri
NIM 13303241044
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................
i
ABSTRAK ...................................................................................................
ii
ABSTRACT ..................................................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN.............................................................................
iv
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................
v
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................
vii
KATA PENGANTAR..................................................................................
viii
DAFTAR ISI................................................................................................
x
DAFTAR TABEL........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................
6
C. Pembatasan Masalah.........................................................................
6
D. Rumusan Masalah.............................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
8
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................
9
A. Deskripsi Teori ................................................................................
9
x
1. Ilmu Kimia .................................................................................
9
2. Pengetahuan ...............................................................................
10
3. Kognitif Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar………………..
11
4. Pengetahuan Kimia di Sekolah Dasar………………………….
13
5. Persepsi………………………………………………………… 27
6. Metode Pembelajaran Eksperimen…………………………….. 33
B. Penelitian yang Relevan …………………………………………...
36
C. Kerangka Berpikir ............................................................................
37
BAB III METODE PENELITIAN............................................................
40
A. Desain Penelitian .............................................................................
40
B. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
40
C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian……………………...
41
D. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................
41
1. Populasi Penelitian......................................................................
41
2. Sampel Penelitian ......................................................................
42
3. Teknik Sampling ………………………………………………
42
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 42
1. Instrumen Penelitian.................................................................... 42
2. Analisis Instrumen Penelitian ..................................................... 46
F. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
49
G. Alur Kerja Penelitian………………………………………………. 50
H. Teknik Analisis Data ……………………………………….……..
51
1. Analisis Data Soal ......................................................................
51
xi
2. Analisis Deskriptif Angket Persepsi Kimia ...............................
51
3. Uji Gain Ternormalisasi .............................................................
53
4. Uji-t Sama Subjek ......................................................................
55
5. Analisis Data Wawancara ..........................................................
57
A. Hasil Penelitian ................................................................................
58
1. Pengetahuan Kimia………………………………...................... 58
2. Persepsi Kimia………………………………………................. 61
B. Pembahasan ...................................................................................... 64
1. Keterlaksanaan Eksperimen IPA-Kimia ..................................... 64
2. Analisis Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik………. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
94
A. Kesimpulan ......................................................................................
94
B. Saran ................................................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
96
LAMPIRAN ................................................................................................ 101
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Silabus IPA Kelas IV SD untuk Mengukur Pengetahuan
IPA-Kimia Peserta Didik Kelas V SD............................................
Tabel 2.
14
Silabus IPA Kelas V SD untuk Mengukur Pengetahuan IPAKimia Peserta Didik Kelas V SD……............................................. 15
Tabel 3.
Skala Likert yang Dimodikasi......................................................... 45
Tabel 4.
Kisi-Kisi Angket Persepsi Kimia ………........................................ 45
Tabel 5.
Contoh Tabulasi Perhitungan Skor Angket Persepsi ……………... 52
Tabel 6.
Kriteria Kategori Penilaian Ideal..................................................... 53
Tabel 7.
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pengetahuan dan
Persepsi Kimia Peserta Didik .......................................................... 55
Tabel 8.
Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta
Didik ............................................................................................... 56
Tabel 9.
Data Nilai Pretest dan Postest Peserta Didik……........................... 59
Tabel 10.
Uji Gain Score Nilai Pretest dan Postest Soal Peserta Didik…....... 59
Tabel 11.
Rangkuman Uji-t Sama Subjek Data Pengetahuan Kimia .............. 60
Tabel 12.
Hasil Analisis Pretest dan Postest untuk Setiap Materi…………... 60
Tabel 13.
Hasil Presentase Persepsi Kimia dan Gain Score Setiap Butir……. 62
Tabel 14.
Hasil Presentase Persepsi Kimia Setiap Indikator…........................ 63
Tabel 15.
Hasil Presentase Persepsi Kimia Keseluruhan……………………. 63
Tabel 16.
Rangkuman Uji-t Sama Subjek Data Persepsi Kimia ...................... 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Diagram perubahan wujud zat …………….……………….
18
Gambar 2.
Reaksi fotosintesis…………………………...……………...
24
Gambar 3.
Desain one group pretest-posttest ………………………….
40
Gambar 4.
Grafik gain score pada butir-butir indikator bentuk dan
warna objek ………………………………….……………...
73
Gambar 5.
Grafik gain score pada butir-butir indikator intensitas ……...
76
Gambar 6.
Grafik gain score pada butir-butir indikator media ……….…
78
Gambar 7.
Grafik gain score pada butir-butir indikator familiar …..........
81
Gambar 8.
Grafik gain score pada butir-butir indikator perasaan.............
82
Gambar 9.
Grafik gain score pada butir-butir indikator minat ………….
84
Gambar 10.
Grafik gain score pada butir-butir indikator perhatian ………
86
Gambar 11.
Grafik gain score pada butir-butir indikator motivasi…..……
89
Gambar 12.
Grafik gain score pada butir-butir indikator pengalaman …...
91
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Silabus IPA SD kelas IV dan V ..………………………
101
Lampiran 2.
RPP Eksperimen IPA-Kimia ….………………………..
107
Lampiran 3.
LKPD Perubahan Zat Secara Kimia …..……………….
119
Lampiran 4.
LKPD Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa
Cangkang)………………………………………………
123
Lampiran 5.
LKPD UJi Makanan (Uji Amilum)………….………….
127
Lampiran 6.
LKPD Reaaksi Kimia dalam Mulut ……...……………..
131
Lampiran 7.
LKPD Uji Gas Karbon Dioksida …………………….....
135
Lampiran 8.
Kisi –Kisi Soal IPA-Kimia SD ………………………....
139
Lampiran 9.
Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia ……………………
145
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal pretest dan Postest IPA-Kimia SD ..
149
Lampiran 11. Angket Persepsi Kimia …………………………………
150
Lampiran 12. Lembar Pedoman Wawancara Analisis Persepsi …..…...
152
Lampiran 13. Hasil Pretest IPA-Kimia………..………………………
153
Lampiran 14. Hasil Posttest IPA-Kimia ……………………………...
154
Lampiran 15. Hasil Angket Persepsi Sebelum Eksperimen (PreAngket) ………………………………………………...
155
Lampiran 16. Hasil Angket Persepsi Setelah Eksperimen (PostAngket) ……...................................................................
156
Lampiran 17. Hasil Wawancara Analisis Persepsi ……………………
157
xv
Lampiran 18. Hasil Uji Gain Score ……………………………………
161
Lampiran 19. Uji Prasyarat Hipotesis Pengetahuan Kimia ……………
162
Lampiran 20. Uji Prasyarat Hipotesis Persepsi Kimia ……...................
163
Lampiran 21. Hasil Uji-t Sama Subjek Pengetahuan Kimia …………..
164
Lampiran 22. Hasil Uji-t Sama Subjek Pengetahuan Kimia …………..
165
Lampiran 23. Perhitungan Validitas Soal Pretest dan Postest IPAKimia…………………………………………………..
166
Lampiran 24. Perhitungan Reliabilitas Soal Pretest dan Postest IPAKimia……………….……..............................................
169
Lampiran 25. Surat Izin Penelitian BAPPEDA …………...…………..
173
Lampiran 26. Surat Izin Validasi Soal ke SDIT Salman Al-Farisi 2…...
174
Lampiran 27. Surat Keterangan Validasi ………………...……………
175
Lampiran 28. Surat Keterangan Validasi SDIT Salman Al-Farisi 2…...
179
Lampiran 29. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian …..…….
180
Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian ………………………………..
181
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kimia merupakan salah satu ilmu yang bernaung dibawah sains disamping
disiplin ilmu lainnya yaitu Fisika, Biologi, dan Astronomi. Ilmu kimia merupakan
bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang
berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika
materi/zat. Selain menemukan konsep-konsep ilmiah yang berkaitan dengan materi,
kegiatan kimia juga mencakup usaha manusia menggunakan konsep-konsep itu
dalam teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Melihat pesatnya perkembangan Ilmu Kimia saat ini dan kontribusinya yang
sangat besar bagi peradaban manusia membuatnya tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Bahan bakar, energi nuklir, makanan, pakaian, obat-obatan,
kemasan, bahan bangunan, hasil industri seperti kertas, pupuk dan sebagainya
merupakan aplikasi dari pengembangan ilmu kimia. Begitu pun dengan proses
dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya seperti pencernaan,
pernafasan, fotosintesis, pencemaran, siklus air, siklus udara, dan pembakaran
semuanya melibatkan proses kimia. Oleh sebab itu pengetahuan tentang kimia
dirasa penting untuk diberikan sejak dini khususnya pada tingkat sekolah dasar.
Di Indonesia saat ini, mata pelajaran kimia secara definitif baru mulai
diberikan pada peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
Aliyah (MA) dan di beberapa jurusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
1
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP), ilmu kimia diberikan secara integratif dengan proporsi materi yang masih
sedikit. Akibatnya baik di SMP maupun di SD kimia masih dipandang sesuatu yang
asing.
Para ilmuwan terkadang menyebut kimia sebagai “center of science” kerena
merupakan bagian penting dalam ranah sains lainnya seperti biologi, kebumian, dan
fisika. Saling terkait dengan ilmu sains lainnya, membuat kimia memiliki cakupan
yang begitu luas sehingga perlu diajarkan secara bertahap dimulai dari konsep dasar
yang mudah dipahami seperti penggolongan materi, perubahan kimia dan manfaat
kimia dalam kehidupan sehari-hari. Tahapan ini dapat dimulai dari tingkat sekolah
dasar, mengengah hingga perguruan tinggi.
Kimia dalam IPA SD, tidak sepenuhnya diberikan melalui materi satu bab
seperti halnya Fisika, Biologi dan Kebumian. Oleh karena itu, pendidik harus pintar
dan kreatif menyisipkan konsep kimia dalam bahasan Fisika, Biologi dan
Kebumian yang memungkinkan untuk diberikan pengetahuan kimia. Dalam
kurikulum KTSP 2006, kimia mulai diperkenalkan pada peserta didik kelas IV SD
dalam mata pelajaran IPA melalui sub materi Sifat Benda Padat, Cair dan Gas,
Perubahan Wujud Benda, dan Sumber Daya Alam. Pada peserta didik kelas V SD,
kimia dalam IPA dapat diajarkan melalui materi Pernapasan, Organ Pencernaan dan
Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan, Tumbuhan Hijau, Perubahan
Wujud Benda yang Dapat Kembali dan Tidak Kembali, dan Proses Pembentukan
Tanah. Jika dilihat dari pengalaman belajar, peserta didik kelas V SD telah
mendapatkan pengetahuan kimia lebih banyak daripada peserta didik kelas IV SD,
2
sehingga layak untuk diukur sejauh mana pengetahuan kimia yang telah mereka
dapatkan selama belajar di sekolah.
Pengetahuan kimia yang diperoleh oleh peserta didik tidak hanya bersumber
dari pembelajaran di sekolah saja, namun juga dari lingkungan bermain, keluarga
serta media (Autida, 2012). Seperti yang diketahui, selain memiliki manfaat yang
besar, kimia juga dapat membahayakan jika tidak digunakan secara bijak. Seperti
kasus bom atom/nuklir pada Agustus 1945 yang menimpa Hiroshima dan Nagasaki,
kasus Bom Bali 1 dan 2 yang melukai puluhan turis asing dan turis lokal dan kasus
terbaru adalah kasus racun sianida yang menimpa I Wayan Mirna pada Desember
2015 dengan tersangka Jessica Kumala Wongso.
Manfaat dan bahaya aplikasi ilmu kimia yang tersebar di media dan
lingkungan, tentu memunculkan berbagai persepsi terhadap ilmu kimia itu sendiri
pada peserta didik sekolah dasar. Persepsi positif ataukah persepsi negatif. Persepsi
terjadi karena setiap manusia memiliki indera untuk menyerap objek-objek serta
kejadian di sekitarnya. Sehingga pada akhirnya persepsi dapat mempengaruhi cara
berfikir, bekerja serta bersikap pada diri seseorang. Jika persepsi peserta didik
terhadap ilmu kimia baik, bermanfaat dan menyenangkan maka peserta didik
cenderung ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai kimia yang selanjutnya
akan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar kimia pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi (Mahdi, 2014:356). Sebaliknya, jika persepsi peserta
didik terhadap kimia buruk, berbahaya dan menyeramkan maka peserta didik
cenderung anti terhadap kimia dan akan menghindari belajar kimia pada jenjang
3
selanjutnya. Sehingga dirasa penting untuk mengukur persepsi peserta didik kelas
V SD terhadap kimia.
Sebagai calon pendidik kimia, dan orang yang terdidik dalam ilmu kimia,
maka sudah menjadi tugas kita sebagai perantara dalam memberikan pengetahuan
dan persepsi positif ilmu kimia kepada peserta didik. Salah satu caranya yakni
dengan menggunakan metode eksperimen IPA-Kimia sederhana. Pemilihan metode
eksperimen IPA-Kimia sederhana ini karena fase berpikir peserta didik SD atas
dasar pengalaman konkret atau nyata. anak-anak usia sekolah dasar pada umumnya
lebih senang melakukan sesuatu secara langsung dari pada hanya melihat gambar
atau pun hanya mendengarkan teori yang sampaikan oleh guru. Hasil penelitian
Stanko Cvjetićanin, Dušanka Obadović and Ivana Rančić tahun 2015 dalam jurnal
yang berjudul The Efficiency of Student-led and Demonstration Experiments in
Initial Physics-Chemistry Education in Primary School mengungkapkan bahwa
peserta didik yang melakukan eksperimen secara mandiri mendapat pengetahuan
tentang material yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang hanya
melihat demonstrasi guru. Penelitian ini juga dikuatkan oleh prosiding yang
berjudul Evaluation of the Influence of Various Methods of Experimental Work On
Quality And Durability of Chemistry Knowledge (Logar & Savec, 2010). Dalam
penelitian tersebut peserta didik lebih memilih kerja eksperimen yang dilakukan
oleh mereka sendiri karena selain mendapatkan pengetahuan baru, mereka juga
lebih dapat memahami karakteristik zat kimia, melakukan praktik secara langsung,
dapat melihat eksperimen dengan lebih baik, bekerja sama, aktif dan tidak mudah
bosan.
4
Melalui ekpserimen, peserta didik dapat membuktikan fakta dan femomena
alam di sekitar secara logis, dari pembuktian tersebut sebagian dari mereka akan
bertanya kenapa bisa terjadi seperti ini? Kenapa benda ini dapat berubah warna dan
sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut akan mereka tanyakan ke
guru atau mereka cari jawabannya melalui buku dan internet. Dari pencarian
informasi tersebut, mereka akan mendapatkan pengatahuan baru yang berkaitan
dengan eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bersifat sederhana dan aplikatif
terhadap kehidupan sehari-hari sehingga melalui metode ini, selain bertambahnya
pengetahuan kimia yang bertahan lama diharapkan akan muncul persepsi positif
terhadap ilmu kimia pada diri peserta didik.
Persepsi kimia termasuk dalam bagian attitude towards chemistry / attitude
towards science yang berarti sikap/emosi terhadap sains (Mahdi, 2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wan Yunus dan Mat Ali (2013) dengan
jurnal berjudul Attitude towards Learning Chemistry among Secondary School
Students in Malaysia, peserta didik menunjukkan sikap positif terhadap
pembelajaran kimia ketika guru melaksanakan pembelajaran kimia dengan metode
eksperimen dan pendekatan student-centered.
Berdasarkan wawancara dengan wali kelas V SDN Samirono, peserta didik
kelas V SDN Samirono belum pernah sama sekali melakukan eksperimen IPA.
Eksperimen Kimia merupakan eksperimen IPA pertama yang mereka lakukan.
Sehingga, jika meninjau dari penelitan releven dan masalah yang telah dijabarkan,
eksperimen IPA-Kimia diharapkan dapat menambah pengetahuan kimia peserta
didik tingkat sekolah dasar secara umum dan peserta didik kelas V SDN Samirono
5
khusus baik dari segi kuantitas maupun kualitas serta dapat memunculkan persepsi
positif terhadap kimia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan
yang muncul diantaranya sebagai berikut :
1.
Ilmu kimia masih terasa asing untuk peserta didik SD karena proporsinya yang
minim diberikan pada pembelajaran IPA SD.
2. Pemberian pengetahuan kimia sejak di bangku sekolah dasar sangat penting
karena ilmu kimia berkaitan erat dengan kehidupan sehari dan memiliki
kontribusi yang besar dalam perkembangan teknologi dan sains.
3. Aplikasi dan kasus – kasus mengenai zat kimia yang beredar di media dan
masyarakat menimbulkan persepsi postif dan negatif tersendiri bagi peserta
didik SD.
4. Diperlukan suatu metode untuk memberikan pengetahuan kimia sekaligus
mempengaruhi persepsi kimia peserta didik SD, salah satunya metode
Eksperimen IPA-Kimia.
C. Pembatasan Masalah
1.
Analisis pengetahuan dan persepsi kimia dilakukan terhadap peserta didik
kelas V SD.
2.
Peserta didik kelas V SD dipilih karena memiliki pengalaman belajar sains
yang lebih banyak daripada peserta didik kelas IV.
6
3.
Pembelajaran yang akan digunakan adalah eksperimen sederhana dengan lima
macam eksperimen yang disesuaikan dengan materi IPA kelas IV-V SD.
4.
Pengetahuan kimia yang dianalisis adalah pengetahuan kimia yang diperoleh
dari penerapan silabus IPA kelas IV dan V pada materi tertentu.
5.
Persepsi kimia yang dianalisis adalah persepsi peserta didik terhadap ilmu
kimia dan bahan kimia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-msalah yang telah diidentifikasi yang kemudian dibatasi
dalam pembatasan masalah, maka masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum
dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia?
2.
Apakah ada perbedaan pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN
Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia?
3.
Bagaimana persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan
sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia?
4.
Apakah ada perbedaan persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono
sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia?
7
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Menganalisis pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum
dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia.
2.
Mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan kimia peserta didik SDN
Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia.
3.
Menganalisis persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan
sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia
4.
Mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi kimia peserta didik SDN
Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.
Bagi peneliti selanjutnya, sebagai pengetahuan dan referensi dalam melakukan
penelitian terkait pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik tingkat sekolah
dasar.
2.
Bagi peserta didik SD, untuk memberikan pengetahuan kimia yang berkaitan
dengan kehiduoan sehari-hari serta mengenalkan kimia kepada mereka agar
minat belajar sains terus tumbuh dan meningkat serta mengubah persepsi
negatif peserta didik terhadap kimia.
3.
Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan guru untuk kreatif dalam menyisipkan
pembelajaran IPA-Kimia secara menarik dan menyenangkan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1.
Ilmu Kimia
Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana
terhadap gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
perubahan, dinamika dan energetika zat (Mulyasa, 2006). Pendapat lain
mengatakan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi termasuk
komposisinya, sifat-sifatnya, strukturnya, dan perubahan-perubahan yang
dialaminya dan hukum-hukum yang berkenaan dengan perubahan tersebut.
(Goldberg, 2003:2). Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (fakta, konsep, teori, prinsip dan hukum)
dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah.
Menurut Kean dan Middlecamp (1985:5-8) ilmu kimia memiliki
karakteristik diantaranya sebagai berikut :
1.
Bagian besar konsep kimia bersifat abstrak
2.
Atom, molekul, elektron dan ikatan kimia adalah ciri khas dunia kimia yang
tidak nampak, harus dikhayalkan dan tidak dapat diamati secara langsung.
3.
Materi yang dipelajari dalam kimia merupakan penyederhanaan dari hal yang
sebenarnya di alam.
4.
Materi pembelajaran kimia disusun berurutan dan berkembang dengan cepat.
5.
Kimia tidak hanya memcahkan persoalan, tetapi juga berisi pengetahuan
tentang teori, aturan, fakta, deskripsi dan istilah-istilah kimia.
9
2.
Pengetahuan
Menurut Maufur, pengetahuan adalah semua yang diketahui melalui proses
berpikir, merasa dan mengindera. Maufur juga menjelaskan bahwa pengetahuan
adalah keseluruhan penjelasan dan gagasan yang terdapat pada pernyatan yang
terkait dengan peristiwa yang mengandung fakta (Susanto, 2011:45). Beberapa
pendapat menyatakan sumber pengetahuan manusia berasal dari data empiris yang
diperoleh dari panca indera, rasionalisme akal yang menghubungkan data-data
tersebut, intuisi dan wahyu (Bachtiar, 2006:98-107).
Pengetahuan menurut Howard Kingsley dalam Sudjana (2014:22) termasuk
salah satu hasil belajar disamping sikap dan keterampilan. Sementara Bloom dan
kawan-kawan mengkategorikan pengetahuan sebagai hasil belajar yang termasuk
ke dalam ranah kognitif tingkat rendah (lower order thingking skill) (Sudjana,
2014:23). Menurut Suyono dan Hariyanto (2012:167) kognitif atau kapabilitas
intelektual memiliki makna yang sama dengan pengetahuan, mengetahui, berpikir
dan intelek,
Dalam penelitian ini, pengetahuan yang dianalisis oleh peneliti bukanlah
pengetahuan yang termasuk dalam sub ranah kognitif tingkat rendah yakni
knowledge melainkan pengetahuan sebagai hasil belajar yang maknanya setara
dengan kognitif. Menurut Krathwohl (2002: 215) kawasan kognitif terdiri atas
enam tingkatan yang dimulai dari tingkat pengetahuan hingga ke tingkat
menciptakan. Tingkatan kognitif tersebut disebut dengan Cognitive Process
Dimension (Dimensi Proses Kognitif) yang terdiri dari:
10
a. Mengingat (remember)
Tingkatan mengingat terdiri dari dua komponen yaitu pengenalan
(recognizing) dan pengingatan (recalling).
b. Memahami (understand)
Tingkatan memahami terdiri dari tujuh komponen yaitu penafsiran (intresting),
pemberian contoh (exemplifying), peringkasan (summarizing), penyimpulan
(inferring0, membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).
c. Menerapkan (apply)
Tingkatan menerapkan terdiri dari dua kompone yaitu pelaksanaan (executing)
dan penerapan (implementing).
d. Menganalisis (analyze)
Tingkatan menganalisis terdiri dari tiga komponen yaitu membedakan
(differentiating), pengaturan (organizing), dan penentuan (attributing).
e. Mengevaluasi (evaluate)
Tingkatan mengevaluasi terdiri dari dua komponen yaitu pemeriksaan
(cheking) dan mengkritisi (critiquing).
f. Menciptakan (create)
Tingkatan menciptakan terdiri dari tiga komponen yaitu membangkitkan
(generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).
3.
Kognitif Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar
Jean Piaget mengemukakan empat periode perkembangan kognitif anak,
yaitu: periode sensorimotorik (0-2 tahun), periode praoperasional (2-7 tahun),
periode operasional konkret (7-11 tahun), dan periode operasional formal (12-15
11
tahun). Peserta didik kelas V sekolah dasar berada pada periode operasional konkret
atau masa kanak-kanak akhir (Sugihartono et al, 2013: 109).
Menurut Piaget dalam (Izzaty et al, 2013: 105-106) anak-anak pada tahapan
operasional konkret dapat berpikir induktif yang dimulai dari observasi seputar
gejala atau hal khusus seperti binatang, objek, atau kejadian, kemudian menarik
kesimpulan. Pada masa ini, anak-anak sudah dapat memecahkan masalah secara
konkret. Mereka mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian
yang lebih kompleks serta hubungannya. Mereka juga memiliki pengertian yang
lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi dan tentang
jumlah.
Bagi anak-anak pada masa operasional konkret, pengalaman langsung
sangat memmbantu dalam berpikir. Menurut Marsh dalam (Izzaty et al, 2013: 116117) strategi guru dalam pembelajaran pada masa kanak-kanak akhir atau
operasional konkret adalah
1.
Menggunakan bahan-bahan yang konkret, misalnya barang/benda konkret.
2.
Menggunakan alat visual.
3.
Menggunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang
bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks.
4.
Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik.
5.
Memberi latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan misalnya
mengunakan teka-teki.
12
4.
Pengetahuan Kimia di Sekolah Dasar
Menurut de Cassia Reis dan da Silva Lopes (2016), pembelajaran kimia di
sekolah dasar bukan untuk mengantisipasi materi yang akan diajarkan di sekolah
menengah, namun untuk menuntun peserta didik mendapatkan kesimpulan yang
sesuai dengan fenomena dan fakta dari kehidupan sehari-hari yang teramati, salah
satunya proses-proses kimia. Pengetahuan kimia dapat diajarkan melalui proses
biologi seperti pencernaan hewan, pernapasan, fotosintesis dan siklus air. Selain itu
peserta didik juga harus dapat menjelaskan fenomena seperti pelarutan, penguapan,
pembakaran dan lain-lain (Lamanauskas, Vilkoniene & Vilkonis, 2007).
Pembelajaran Kimia di Sekolah Dasar terintegrasi dengan mata pelajaran
IPA. Agar dapat menyisipkan pengetahuan dan pembelajaran kimia di Sekolah
Dasar, penting untuk diketahui ruang lingkup kajian IPA di SD/MI yang meliputi
aspek-aspek berikut:
1.
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2.
Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana
4.
Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
(BSNP, 2006)
13
a.
Silabus IPA SD untuk Mengukur Pengetahuan IPA-Kimia
Dalam kurikulum KTSP 2006, IPA diajarkan pertama kali di kelas IV SD,
sehingga kimia mulai dapat diperkenalkan dan disisipkan pada mata pelajaran IPA
kelas IV SD. Tujuan dari penelitian ini salah satunya adalah mengukur pengetahuan
kimia peserta didik kelas V SD. Peserta didik kelas V SD memiliki pengalaman
belajar IPA di kelas IV dan kelas V, sehingga penting untuk mengetahui silabus
IPA SD kelas IV dan V. Silabus IPA SD kelas IV dan V dapat dilihat pada Lampiran
1 (BNSP, 2006:167-172).
Kimia mempelajari perubahan materi yang dikaji melalui aspek proses, sifat
dan energi yang terlibat dalam perubahan materi (Rahardjo, 2014:5). Dari silabus
tersebut, maka materi IPA yang digunakan untuk mengukur pengetahuan kimia
peserta didik serta dapat digunakan sebagai materi eksperimen adalah sebagai
berikut.
Tabel 1. Silabus IPA Kelas IV SD untuk Mengukur Pengetahuan
IPA-Kimia Peserta Didik Kelas V SD
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
6. Memahami
6.1 Mengidentifikasi
beragam sifat dan
wujud benda padat, cair,
perubahan wujud
dan gas memiliki sifat
benda
serta
tertentu.
berbagai
cara
6.2 Mendeskripsikan
penggunaan benda
terjadinya
perubahan
berdasarkan
wujud cair  padat 
sifatnya
cair; cair gas  cair;
padat  gas
14
Materi
Sifat Benda Padat,
Cair dan Gas.
Perubahan Wujud
Benda.
Lanjutan Tabel 1
11. Memahami
11.1 Menjelaskan hubungan
hubungan antara
antara sumber daya
sumber daya alam
alam
dengan
dengan
lingkungan.
lingkungan,
11.2 Menjelaskan hubungan
teknologi,
dan
antara sumber daya
masyarakat
alam dengan teknologi
yang digunakan.
11.3 Menjelaskan dampak
pengambilan
bahan
alam
terhadap
pelestarian lingkungan.
Sumber
Alam
Daya
Tabel 2. Silabus IPA Kelas V SD untuk Mengukur Pengetahuan
IPA-Kimia Peserta Didik Kelas V SD
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
1. Mengidentifikasi
1.2 Mengidentifikasi fungsi Organ Pernapasan
fungsi organ tubuh
organ
pernapasan Pada Manusia
manusia dan hewan
manusia
1.3 Mengidentifikasi fungsi Organ Pencernaan
organ
pencernaan Manusia
dan
manusia
dan Hubungannya
hubungannya
dengan dengan Makanan
makanan dan kesehatan dan Kesehatan
2 Memahami cara 2.1 Mengidentifikasi
cara Tumbuhan Hijau
tumbuhan
hijau
tumbuhan
hijau
membuat makanan
membuat makanan
4 Memahami
4.2 Menyimpulkan
hasil Perubahan Wujud
hubungan antara
penyelidikan tentang Benda yang Dapat
sifat bahan dengan
perubahan sifat benda, Kembali dan Tidak
penyusunnya dan
baik sementara maupun Kembali
perubahan
sifat
tetap.
benda sebagai hasil
suatu proses
7. Memahami
7.1 Mendeskripsikan
Proses
perubahan yang
proses
pembentukan Pembentukan
terjadi di alam dan
tanah karena pelapukan Tanah
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya alam
15
b. Materi IPA-Kimia SD
1) Materi IPA-Kimia Kelas IV SD
a) Sifat Benda Padat, Cair dan Gas
Benda atau materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati
ruang. Berdasarkan wujudnya, benda dibagi menjadi benda padat, cair dan gas
(Agustiana & Tika, 2013: 65). Dibawah ini adalah sifat benda padat, cair dan gas
yang akan dijelaskan secara singkat.
(1) Sifat Benda Padat
Benda padat memiliki bentuk dan ukuran yang tetap walaupun dipindahkan
dari satu tempat ke tempat lain, bentuk dan ukurannya tidak mengikuti wadahnya
dan tidak bisa dimampatkan (Wahyono & Nurachmadani, 2008:82).
(2) Sifat Benda Cair
Bentuk benda cair berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Isi dan volume
benda cair tetap, walupun dipindahkan ke dalam wadah yang berbeda. Bentuk
permukaan benda cair yang tenang selalu datar. Benda cair mengalir dari tempat
tinggi ke tempat yang lebih rendah. Benda cair menekan ke segala arah. Benda cair
meresap melalui celah-celah kecil (Wahyono & Nurachmadani, 2008:75).
(3) Sifat Benda Gas
Benda gas selalu mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya, bentuk dan
ukurannya (volumenya) selalu berubah ubah dan dapat menekan ke segala arah
(Wahyono & Nurachmadani, 2008:76).
16
b) Perubahan Wujud Benda
Pada sub materi perubahan wujud benda untuk kelas IV SD, hanya
dipelajari perubahan wujud yang dapat kembali atau perubahan wujud secara fisika.
(Wahyono & Nurachmadani, 2008:77). Salah satu factor yang menyebabkan
perubahan wujud benda secara fisika adalah perubahan suhu (Devi & Anggraeni,
2008:95). Beberapa peristiwa perubahan wujud benda, antara lain mencair
(melebur), membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal
(deposisi).
1.
Mencair (melebur) adalah proses perubahan benda dari wujud padat menjadi
cair. Contoh es batu yang mencair karena panas matahari.
2.
Memberku adalah proses perubahan benda dari wujud cair menjadi padat.
Contohnya air yang diletakkan di lemari es berubah menjadi es batu.
3.
Menguap adalah proses perubahan benda dari wujud cair menjadi gas.
Contohnya pakaian basah yang dijemur kemudian kering. Air dari pakaian
yang basah menguap ke udara.
4.
Mengembun adalah proses perubahan wujud benda dari gas menjadi cair.
Contohnya embun pada pagi hari yang berasal dari uap air yang mengalami
pendinginan.
5.
Menyublim adalah poses perubahan wujud benda dari padat menjadi gas.
Contohnya kapur barus yang dibiarkan terbuka.
6.
Mengkristal (deposisi) adalah proses perubahan wujud benda dari gas menjadi
padat. Contohnya terbentuknya hujan es.
(Agustiana & Tika, 2013:68)
17
Dibawah ini adalah gambar/skema perubahan wujud zat
Sumber: id.wikipedia.org
Gambar 1. Diagram Perubahan Wujud Zat
c) Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dibagi menjadi dua jenis. Sumber daya alam yang dapat
diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam
yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang dapat diperoleh dalam waktu
tidak lama (Devi & Anggraeni, 2008:176), tidak akan habis dan tersedia sepanjang
masa. Sumber daya alam ini dapat diadakan lagi, baik secara alami maupun dengan
campur tangan manusia. Contohnya adalah hewan, tumbuhan, air, tanah, cahaya
matahari, dan udara (Aprilia & Achyar, 2009:179).
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam
yang ketersediaannya terbatas. Jika sudah habis, maka membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk mengadakannya kembali. Contohnya bahan tambang seperti
mnyak bumi, batu bara, gas alam, dan mineral hasil tambang seperti emas, perak,
nikel, aluminium, tembaga, belerang, besi dan lain-lain (Aprilia & Achyar,
2009:180).
18
(1) Hasil Teknologi dari Berbagai Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat diolah dengan teknologi tertentu untuk
menghasilkan benda baru yang dapat bermanfaat untuk manusia. Contohnya kertas
yang terbuat dari pulp kayu pohon, minyak bumi yang diolah menjadi LPG, bensin,
dan aspal, semen yang terbuat dari batu kapur ditambah tanah liat, kain yang terbuat
dari kapas, kaca yang diolah dari pasir yang mengandung kuarsa dan logam-logam
yang diolah dari bijih logam menjadi lempengan logam atau bentuk lain sesuai
keperluan.
(2) Dampak Buruk Penggunaan Sumber Daya Alam yang Berlebihan
Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dapat berdampak buruk
bagi alam misalnya:
1.
Penebangan pohon yang dapat menyebabkan gundulnya pohon yang berkibat
tanah longsor dan banjir.
2.
Penggunanan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang
berlebohan dapat menyebabkan pemanasan global (global warming). Hal itu
terjadi karena hasil pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan karbon
doiksida yang menyebabkan suhu bumi menjadi panas (Arifin et al., 2009:107).
2) Materi IPA-Kimia Kelas V SD
d) Organ Pernapasan Manusia
Pernapasan adalah proses menghirup oksigen (O2) serta mengeluarkan
karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) (Priyono & Sayekti, 2010:1). Oksigen
dibutuhkan untuk proses pembakaran zari-sari makanan dengan tujuan
menghasilkan energi. Reaksi pembakaran zat makanan adalah sebagai berikut.
19
Zat makanan + oksigen  karbon dioksida + air + energi
(Priyono & Sayekti, 2010: 2)
Organ-organ pernapasan pada manusia meliputi hidung, laring (pangkal
tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan),
anak cabang batang tenggorokan, dan paru-paru. Proses pernapasan manusia
diawali dari masuknya oksigen melalui hidung kemudain bergerak menuju laring.
Selanjutnya oksigen menuju trakea yang meiliki dua cabang yang disebut bronkus.
Kedua cabang bronkus berujung di paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Bronkus
yang terdapat pada paru-paru memiliki anak cabang (bronkiolus) yang diujungnya
terdapat gelembung-gelembung udara atau yang disebut alveolus. Pada alveolus
inilah terjadi pertukaran oksigen dengan karbondioksida dan uap air. (Indriati et al,
2010: 4).
e) Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan
Kesehatan
(1) Organ Pencernaan Manusia
(a) Mulut
Mulut adalah organ pencernaan yang paling awal. Di dalam rongga mulut
makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pencernaan
secara mekanik dibantu oleh gigi dan pencernaan kimiawi dibantu oleh air liur
(Indriati et al, 2010:18). Di dalam air liur terdapat enzim yakni enzim ptilain
yang berfungsi mengubah karbohidrat atau zat tepung menjadi zat gula
20
(b) Kerongkongan
Di dalam kerongkongan makanan sekali lagi mengalami pencernaan mekanik
yakni dengan diremas-remas oleh otot kerongkongan dan kemudian didorong
ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan meremas, memijit, dan
mendorong makanan ke dalam lambung dinamakan gerak peristaltik. (Indriati,
et al, 2010:18).
(c) Lambung
Di dalam lambung, makanan juga mengalami pencernaan secara kimiawi yang
dibantu oleh asam klorida, enzim pepsin dan enzim renin. Asam klorida
berfungsi menghancurkan kuman berbahaya dan membantu otot lambung
untuk melarutkan makanan menjadi setengah cair. Sedangkan enzim pepsin
berfungsi mengubah protein menjadi pepton, dan enzim renin berfungsi
mengubah susu menjadi kasein. (Indriati et al, 2010:19).
(d) Usus Halus
Di dalam usus halus, makanan bercampur dengan getah pankreas dan getah
empedu. Getah empedu menghasilkan garam empedu yang berperan
membantu mencerna lemak. Pankreas menghasilkan enzim tripsin yang
berfungsi memecah protein menjadi asam-asam amino, enzim lipase yang
berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol serta emzim
amilase yang berfungsi memecah zat tepung menjadi glukosa (Priyono &
Sayekti, 2010:22). Usus halus sendiri berfungsi menyerap sari-sari makanan
21
yang merupakan sumber energi bagi tubuh. Sisa penyerapan yakni limbah,
disalurkan menuju usus besar. (Indriati et al, 2010:19)
(e) Usus Besar
Di dalam usus besar terjadi penghancuran sisa makanan dengan bantuan
bakteri pembusuk. Bakteri ini berguna untuk membusukkan sisa makanan
menjadi kotoran yang dikeluarkan melalui anus (Sulistyowati & Sukarno,
2009: 13).
(2) Hubungan Makanan dan Kesehatan
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan
air. Berikut akan dijelaskan fungsi dan sumber dari zat-zat tersebut.
(a) Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil tenaga atau energ. Karbohidrat
berasal dari tumbuhan. Karbohidrat banyak terdapat pada makanan pokok
seperti nasi, kentang, singkong, roti dan ubi (Sulistyowati & Sukarno, 2009:
15). Karbohidrat yang paling banyak terkandung pada makanan pokok tersebut
adalah karbohidrat jenis amilum. Keberadaan amilum dapat diuji dengan
meneteskan larutan iodin pada makanan yang ingin diuji. Jika setelah ditetesi
iodin bahan makanan berubah warna menjadi biru maka makanan tersebut
mengandung amilum (Yazid dan Nursanti, 2006:7).
(b) Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber zat tenaga cadangan, pelindung organ-organ
dalam, dan pelarut vitamin A, D, E, K. Lemak ada dua macam, yakni lemak
22
nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti minyak kelapa, margarin,
kacang tanah, kemiri, dan buah alpukat. Sedangkan lemak hewani yang berasal
dari hewan, misalnya daging, minyak ikan, susu, keju, mentega dan lemak
hewan (Indriati et al, 2010:26).
(c) Protein
Protein adalah zat makanan yang berfungsi sebagai pembangun utama sel-sel
tubuh yang rusak. Sama halnya dengan lemak, protein juga terdiri dari dua
macam yakni protein hewani dan protein nabati. Sumber protein nabati yakni
kacang-kacangan, tempe dan tahu. Sementara sumber protein hewani yakni
ikan laut, daging ayam, sapi, udang, dan cumi-cumi.
(d) Mineral
Mineral berfungsi sebagai zat makanan yang mengatur tubuh dan membantu
pembentukan tulang dan gigi. Mineral diperoleh dari makanan yang
dikonsumsi sehari-hari misal garam, sayur-saturansusu dan daging. Mineral
yang dibutuhkan tubuh antara lain: zat kapur/kalsium untuk pembentukan
tulang dan gigi, zat besi untuk pemebentukan sel-sel darah merah, fosfor untuk
pembentukan tulang dan sel-sel tubuh , dan yodium untuk mencegah penyakit
gondok (Priyono & Sayekti, 2010: 28)
(e) Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai zat pengatur fungsi organ tubuh. Meskipun
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, vitamin beperan besar dalam menjaga
kesehatan tubuh. Ada berbagai macam vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
23
Vitamin-vitamin tersebut, antara lain, vitamin A, B, C, D, E, dan K. (Priyono
& Sayekti, 2010:28).
(f) Air
Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, memperlancar pencernaan
makanan, dan mengatur suhu tubuh. Setiap hari diharuskan minimal minum 2,5
liter air. Air yang diperlukan adalah air sehat, yaitu air yang bebas dari kuman
penyakit, jernih, tidak berasa dan tidak berbau (Indriati et al, 2010:26).
f)
Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau
Tumbuhan Hijau dapat membuat makanannya sendiri. Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat makanan tersebut adalah air dan karbondioksida. air
diserap oleh akar kemudian disalurkan ke ranting-ranting hingga daun. Sedangkan
gas karbon dioksida diambil dari udara melalui mulut daun (stomata) dan pori-pori
batang (lentisel). Pembuatan makanan ini terjadi di daun yang banayak
mengandung zat hijau (klorofil) melalaui proses fotosintesis (Indriati et al, 2010:
37). Fotosintesis adalah proses pengubahan air (H2O) dan karbon dioksida (CO2)
oleh klorofil menjadi karbohidrat dan oksigen dengan bantuan sinar
(Dwidjoseputro, 1994: 6-7). Reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut:
Sumber: Sulistyowati & Sukarno, 2009
Gambar 2. Reaksi fotosintesis
Sachs dalam Dwidjoseputro (1994: 8) membuktikan bahwa pada
fotosintesis terbentuk karbohidrat jenis amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan
dengan pengujian yodium. Amilum yang diberi yodium memberikan warna hitam.
24
Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan kena sinar. Pada
percobaan Sachs, bagian daun yang tertutup sepanjang hari tidak menghasilkan
amilum.
g) Perubahan Wujud Benda yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali
(1) Perubahan Wujud yang Dapat Kembali
Perubahan wujud benda yang dapat kembali adalah perubahan suatu zat
yang jika dipanaskan dan dinginkan maka akan kembali ke wujud semula.
Perubahan ini disebut juga perubahan sementara atau perubahan fisika (Priyono &
Sayekti, 2010:90). Perubahan fisika tidak menghsilkan zat baru secara singkat
(Agustina & Tika, 2013: 67). Pemanasan atau pendinginan dapat mengubah wujud
benda seperti semula seperti contohnya coklat padat dapat meleleh menjadi cair
ketika dipanaskan, kemudian jika didinginkan kembali akan menjadi padat. Gula
atau garam yang larut dalam air dapat kembali ke bentuk semula, caranya dengan
proses penguapan secara terus menerus, kemudian diperoleh kembali kristal gula
dan garam (Sulistyowati & Sukarno, 2009:70).
(2) Perubahan Wujud yang Tidak Dapat Kembali
Perubahan wujud yang tidak dapat kembali disebut juga perubahan yang
bersifat tetap atau perubahan kimia (Priyono & Sayekti, 2010:92). Perubahan kimia
adalah perubahan yang bersifat tetap dan menghasilkan zat baru yang sudah
berbeda sifatnya dengan zat semula (Agustina & Tika, 2013: 68) (Tillery et al,
2007:193). Contoh perubahan kimia adalah beras yang dimasak menjadi nasi,
pelapukan batuan karena hujan asam, pembusukan buah-buahan, dan pembakaran
kertas atau daun (Arifin et al, 2009: 45).
25
h) Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk dari batuan yang telah lapuk dan hancur. Proses pelapukan
batuan yang membentuk tanah dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu pelapukan
fisika, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologi.
(1) Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika dapat disebabkan oleh perubahan suhu. Suhu yang turun
naik secara berulang-ulang akan membuat batuan mudah terkikis atau pecah
berkeping-keping. Pelapukan fisika juga dapat terjadi karena terpaan angin dan
hujan, serta tarikan gaya gravitasi (Indriyati et al, 2010: 177)
(2) Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimia terjadi karena pengaruh dari zat kimia. Zat kimia misalnya
oksigen, karbondioksida, dan uap air. Batuan yang mengandung kapur (CaCO3)
dapat terkikis dan lapuk karena air hujan yang secara alami mengandung asam dari
karbondioksida (Sulistyowati & Sukarno, 2009:113). Air hujan yang mengandung
karbon dioksida dapat memebntuk asam lemah yang dikenal dengan asam karbonat
(Tillery et al, 2007:360). Keasaman air hujan dapat meningkat oleh gas-gas
buangan industri. Gas buangan industri tersebut misalnya belerang dioksida.
Belerang dioksida dapat bereaksi dengan uap air dan gas-gas lain di udara. Hal ini
mengakibatkan terjadinya hujan asam yang semakin mempermudah pelarutan dan
mempercepat pelapukan batuan (Winarti, 2009:94).
(3) Pelapukan Biologi
26
Pelapukan biologi terjadi karena pengaruh kegiatan makhluk hidup, seperti
binatang, tumbuhan dan manusia. Pada batu karang yang terdapat di pantai sering
ditemukan lubang-lubang yang dibuat oleh cacing tanah dan serangga. Pengaruh
yang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan yaitu berkembangnya akar tumbuhan dan
lumut-lumut yang dapat merusak struktur batuan. Manusia juga berperan dalam
pelapukan
melalui
aktifitas
penebangan
pohon,
pembangunan
maupun
penambangan (Sulistyowati & Sukarno, 2009:114).
5.
Persepsi
Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu
yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu
(Walgito, 2003:54). Menurut Pateek persepsi didefinisikan sebagai proses
menerima,
menyeleksi,
mengorganisasikan,
mengartikan,
menguji,
dan
memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data. Jika dua pengertian
tersebut dirangkum, maka dapat didefinisikan bahwa persepsi adalah proses
menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan suatu stimulus
yang diperoleh oleh individu yang kemudian memberikan reaksi dari stimulus
tersebut melalui pancaindra.
Sobur (2003: 447) menjabarkan tiga komponen utama dalam proses persepsi,
sebagi berikut:
a.
Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
27
b.
Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan infromasi sehingga mempunyai
arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
pengalaman masa lalu, sistem yang dianut, motivasi, kepribadian, dan
kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk
mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses
mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
c.
Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai reaksi. Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan
pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Tahap awal dalam persepsi yakni menerima rangsangan kemudian
meyeleksinya. Tidaklah mungkin memperhatikan semua rangsangan yang telah
diterima. Untuk menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan ini
disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Dalam persepsi, stimulus dapat
datang dari dalam dan luar individu.
Irwanto et al (1989:97) memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi, diantaranya
a.
Perhatian yang selektif, artinya individu cukup memusatkan perhatian pada
rangsang tertentu saja diantara rangsangan yang ada.
b. Ciri-ciri rangsang, artinya intensitas rangsang yang paling kuat adalah
rangsang yang bergerak/dinamis lebih menarik perhatian untuk diamati.
c. Nilai-nilai kebutuhan individu, artinya individu berbeda kebutuhannya antara
yang satu dengan yang lain.
28
d.
Pengalaman
terdahulu
sangat
mempengaruhi
bagaimana
seseorang
mempersepsi dunia sekitarnya.
Sedangkan menurut Walgito (2003: 54-55) beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil persepsi individu antara lain:
a.
Faktor eksternal, yakni lingkungan dan stimulus yang melatarbelakangi
lingkungan.
b. Faktor internal, yakni segi psikologis yang mempengaruhi keadaan individu
diantarnya pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan
motivasi.
Pattek dalam Sobur (2003:453-455) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi persepsi didasarkan atas dasar telaah dari persespsi
visual terhadap objek-objek. Beberapa faktor tersebut adalah
a.
Intensitas
Pada umumnya, rangsangan yang lebih intensif mendapatkan lebih banyak
tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens. Iklan memanfaatkan faktor
ini dengan sangat baik. Iklan yang diperkuat dengan lampu-lampu yang lebih
terang lebih menarik perhatian.
b.
Ukuran
Pada umumnya, benda-benda yang lebih besar lebih menarik perhatian. Barang
yang lebih besar lebih cepat dilihat.
c.
Kontras
29
Biasanya, hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian.
Jika orang biasa mendengar suara tertentu dan tiba-tiba ada perubahan dalam
suara tersebut, hal itu akan menraik perhatian.
d.
Gerakan
Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada hal-hal yang diam.
e.
Ulangan
Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Iklan yang sering
muncul di media akan lebih diingat orang daripada yang tidak.
f.
Keakraban
Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini terutama jika
hal tertentu tidak sedang diharapkan dalam rangka tertentu.
g.
Sesuatu yang baru
Faktor ini kedengarannya bertentangan dengan faktor kekaraban akan tetapi
hal-hal baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah biasa dengan kerangka
yang sudah dikenal, sesuatu yang baru akan menarik perhatian.
Jika Pateek menyebut faktor diatas merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi seleksi rangsangan, maka Morgan, King dan Robinson (2000:316317) menyebutnya sebagai faktor-faktor eksternal yang dapat menarik atensi.
Menurut mereka, atensi merupakan input sensori yang mempengaruhi pengalaman
atau persepsi. Faktor-faktor tersebut yakni (a) intensitas dan ukuran, (b) kontras
dan novelty, (c) repetisi/ulangan, (d) gerakan.
30
a.
Intensitas dan ukuran. Faktor intensitas dan besarnya ukuran lebih diperhatikan
ketika seseorang mengalamai sesuatu yang baru atau unfamiliar. Dalam hal
ini segala sesuatu di lingkungan yang paling keras, paling bercahaya dan paling
besar akan menarik atensi lebih dulu.
b.
Kontras dan novelti (sesuatu yang baru). Stimulus yang baru yang berbeda dan
kontras dengan background di sekitarnya akan lebih menarik perhatian.
Contohnya penulisan kata dengan keseluruhannya menggunakan kapital di
anatar kata dengan huruf kecil lebih menarik atensi karena perbedaan dan
kontrasnya tersebut.
c.
Repetition/ulangan. Salah satu efek dari pengulangan menyebabkan kita
mengadopsi stimulus yang berulang. Contohnya ketika seorang ibu memanggil
anaknya untuk makan malam, dia memanggil nama anaknya beberapa kali.
Dalam hal ini stimulus yang diulang lebih menarik atensi daripada stimulus
yang tidak ulang.
d.
Gerakan. Sebagai manusia, tentulah sangat sensitive terhadap objek yang
bergerak dalam daerah pandang. Iklan akan lebih efektif jika disertai dengan
cahaya yang berkedip-kedip dan gambar animasi.
Objek merupakan bagian dari faktor eksternal yang mempengaruhi
persepsi, sehingga segala sesuatu yang melekat dan menjadi karakteristik objek
juga akan mempengaruhi persepsi. Seseorang cenderung untuk mempersepsikan
objek dengan ukuran yang tetap, bentuk yang tetap, warna serta kecerahan yang
tetap. Hal ini oleh Gestalt dalam Nevid (2013:107) disebut dengan perceptual
constancy atau ketetapan persepsi.
31
a.
Ketetapan bentuk, yakni kecenderungan untuk mempersepsikan sebuah objek
memiliki bentuk yang sama, walaupun objek tersebut dilihat dari perspektif
yang berbeda. Contohnya ketika kita mengamati mangkok bundar di atas meja
dari sudut yang berbeda, gambar yang tertangkap oleh retina kita mengubah
bentuk mangkok tadi. Meskipun demikian, mangkok tetap dipersepsikan bulat.
b. Ketetapan ukuran, yakni kecenderungan untuk mempersespikan sebuah objek
memiliki ukuran yang sama walaupun ada perubahan ukuran pada gambar
yang tertangkap oleh retina mata akibat perubahan jarak penglihatan.
c.
Ketetapan warna, yakni kecenderungan untuk mempersepsikan sebuah objek
meiliki warna yang sama walau ada perubahan dalam pencahayaan. Contoh
mobil berwarna merah tetap dipersepsikan merah walau terlihat abu-abu ketika
sore saat musin gugur.
d. Ketetapan pencahayaan, yakni kecenderungan untuk mempersepsikan cahaya
pada objek dalam keadaan konstan walau terjadi perubahan dalam
pencahayaan.
Selain faktor eksternal, Morgan, King dan Robinson (2000:217) juga
menjabarkan beberapa faktor di dalam individu yang ikut mempengaruhi persepsi
diantaranya:
a.
Motif/kebutuhan. Sebagai contoh, orang-orang yang lapar dan haus akan
cenderung untuk memperhatikan objek/sesuatu di lingkungannya yang dapat
memuaskan kebutuhan mereka.
b.
Kesiapan, yakni keadaan siap seseorang dalam merespon stimulus, disaat yang
lain tidak.
32
c.
Minat/interest. Sebagai contoh, seseorang yang menyukai olahraga basket,
maka ketika pengumuman skor basket disiarkan di radio, dia akan
memperhatikannya dibanding berita yang lain.
Di atas telah dijabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi oleh
beberapa ahli psikologi. Jika dirangkum, maka faktor-faktor tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Faktor eksternal berupa: bentuk dan warna objek, intensitas, media, dan familiar.
b. Faktor internal berupa: perasaan, minat, perhatian, motivasi, pengalaman.
6.
Metode Pembelajaran Eksperimen
a.
Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian di mana peserta
didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar ini peserta didik diberi kesempatan
untuk melakukan, mengikuti suatu proses, mengamati objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau
proses sesuatu. (Djamarah & Zain, 2010: 84).
b. Tujuan dan Fungsi Metode Eksperimen
Tujuan dari diterapkannya metode pembelajaran eksperimen adalah:
1.
Membantu peserta didik agar mampu mencari dan menemukan jawaban dari
permasalahan yang dihadapi dengan percobaan itu sendiri.
2.
Peserta didik terlatih dengan cara berpikir yang ilmiah
3.
Peserta didik dapat menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang
dipelajari.
33
(Roestiyah, 2010:80)
Adapun fungsi metode eksperimen dalam pembelajaran sains adalah
penunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau
menjelaaskan tentang prinsip yang dikembangkan (Arifin et al, 2005: 109).
c.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Kelebihan dari penerapan metode eksperimen diantaranya:
1) Peserta didik terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala
masalah.
2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat sendiri, hal itulah yang dikehendaki
dari proses belajar mengajar dimana peserta didik lebih banyak aktif belajar
sendiri dengan bimbingan guru.
3) Peserta didik mendapatkan pengalaman praktis dan keterampilan dalam
menggunakan alat-alat percobaan selain memperoleh ilmu pengetahuan.
4) Dengan melakukan eksperimen, peserta didik membuktikan sendiri kebenaran
suatu teori.
(Roestiyah N.K, 2001 : 82)
Sementara kekurangan dari penerapan metode eksperimen adalah:
1.
Terbatasnya jumlah alat-alat percobaan sehingga tidak semua peserta didik
memiliki kesempatan untuk melakukan eksperimen.
2.
Beberapa eksperimen memerlukan waktu yang lama sehingga peserta didik
harus menunggu untuk melanjutkan pelajara.
3.
Metode ini lebih sesuai untuk ilmu sains dan teknologi.
(Hamdayama, 2016: 100)
34
d. Langkah – langkah Metode Ekperimen
Sementara menurut Roestiyah (2010 : 81) langkah-langkah dalam
melakukan metode eksperimen adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan tujuan eksperimen.
2) Peserta didik diminta untuk memahami masalah yang akan dibuktikan melalui
ekperimen.
3) Menjelaskan kepada peserta didik alat dan bahan yang akan digunakan dalam
eksperimen.
4) Peserta didik diminta untuk mencatat hal-hal yang perlu dicatat.
5) Guru mengawasi pekerjaan peserta didik selama eksperimen berlangsung.
6) Setelah melakukan eksperimen, guru mengumpulkan laporan peserta didik,
mendiskuskan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Agar penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran sains dapat berjalan
efektif dan efisien, maka hal-hal sebagai berikut perlu diperhatikan :
1) Jumlah alat dan bahan harus cukup bagi peserta didik.
2) Agar dalam eksperimen ditemukan bukti yang meyakinkan dan dalam
prosesnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan
yang digunakan harus baik dan bersih.
3) Agar ditemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari, peserta didik
perlu teliti dan konsentrasi selama melakukan eksperimen.
4) Pemilihan objek eksperimen yag sesuai.
(Roestiyah, 2010: 81 )
35
Salah satu bentuk pengenalan ilmu kimia untuk peserta didik sekolah dasar
dapat menggunakan model pembelajaran eksperimen alam sekitar. Model
pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendekatkan peserta didik SD dengan alam
sekitarnya. Alam sekitar tidak berbeda untuk anak maupun dewasa, segala kejadian
di alam sekitarnya merupakan sebagian dari hidupnya sendiri. Alam sekitar sebagai
fundamental pendidikan dan pengajaran memberikan dasar emosional, sehingga
anak akan menaruh perhatian yang spontan terhadap segala sesuatu yang diberikan
kepadanya asalkan itu berasal dari alam sekitar. (Syaiful, 2010 : 180-181). Dengan
demikian, pengenalan ilmu kimia dengan memanfaatkan alam sekitar akan lebih
menarik perhatian anak.
B. Penelitian yang Relevan
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti menelusuri beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, diantaranya:
1.
Penelitian Stanko Cvjetićanin, Dušanka Obadović and Ivana Rančić tahun
2015 dalam jurnal yang berjudul
The Efficiency of Student-led and
Demonstration Experiments in Initial Physics-Chemistry Education in Primary
School mengungkapkan bahwa peserta didik yang melakukan eksperimen
secara mandiri mendapat pengetahuan tentang material yang lebih baik
dibandingkan dengan peserta didik yang hanya melihat demonstrasi guru.
2.
Penelitian berupa prosiding yang berjudul Evaluation of the Influence of
Various Methods of Experimental Work On Quality And Durability of
Chemistry Knowledge (Ana Logar dan Vesna Ferk Savec, 2010). Dalam
36
penelitian tersebut peserta didik lebih memilih kerja eksperimen yang
dilakukan oleh mereka sendiri karena selain mendapatkan pengetahuan baru,
mereka lebih dapat memahami bahan, mempelajari kemampuan praktikal,
lebih dapat melihat eksperimen dengan lebih baik, bekerja sama dan aktif dan
tidak mudah bosan.
3.
Penelitian yang dilakukan Wan Yunus dan Mat Ali (2013) dengan jurnal
berjudul Attitude towards Learning Chemistry among Secondary School
Students in Malaysia, peserta didik menunjukkan sikap positif terhadap
pembelajaran kimia ketika guru melaksanakan pembelajaran kimia dengan
metode eksperimen dan pendekatan student-centered.
C. Kerangka Berpikir
Ilmu kimia sangat aplikatif dan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.
Hal itu membuat pengetahuan kimia seharusnya diberikan mulai dari tingkat
sekolah dasar. Di sekolah dasar, ilmu kimia dalam mata pelajaran IPA diberikan
secara integratif dengan proporsi yang masih minim, sehingga pengetahuan peserta
didik terhadap kimia juga minim.
Dalam kurikulum KTSP 2006, kimia mulai diperkenalkan saat peserta didik
berada di bangku kelas IV SD yakni dalam mata pelajaran IPA yang terintegrasi
melalui sub materi Sifat Benda Padat, Cair dan Gas, Perubahan Wujud Benda, dan
Sumber Daya Alam. Pada peserta didik kelas V SD, kimia dalam IPA dapat
diajarkan melalui materi Pernapasan, Organ Pencernaan dan Hubungannya dengan
Makanan dan Kesehatan, Tumbuhan Hijau, Perubahan Wujud Benda yang Dapat
37
Kembali dan Tidak Kembali, dan Proses Pembentukan Tanah. Jika dilihat dari
pengalaman belajar, peserta didik kelas V SD telah mendapatkan pengetahuan
kimia lebih banyak daripada peserta didik kelas IV SD, sehingga layak untuk diukur
sejauh mana pengetahuan kimia yang telah mereka dapatkan selama belajar di
sekolah.
Pengetahuan kimia yang diperoleh oleh peserta didik tidak hanya bersumber
dari pembelajaran di sekolah saja, namun juga dari lingkungan bermain, keluarga
serta media. Manfaat dan bahaya aplikasi ilmu kimia yang tersebar di media dan
lingkungan, tentu memunculkan berbagai persepsi terhadap ilmu kimia itu sendiri
pada peserta didik sekolah dasar. Persepsi positif ataukah persepsi negatif. Persepsi
dapat mempengaruhi cara berfikir, bekerja serta bersikap pada diri seseorang. Jika
persepsi peserta didik terhadap ilmu kimia baik, bermanfaat dan menyenangkan,
maka peserta didik cenderung ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai kimia
yang selanjutnya akan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar kimia
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika persepsi peserta didik
terhadap kimia buruk, berbahaya dan menyeramkan, maka peserta didik cenderung
anti terhadap kimia dan akan menghindari belajar kimia pada jenjang selanjutnya.
Sehingga dirasa penting untuk mengukur persepsi peserta didik kelas V SD
terhadap kimia.
Eksperimen IPA-Kimia merupakan salah satu metode yang dapat menambah
pengetahuan dan memberikan persepsi positif terhadap kimia. Berdasarkan
penelitian, peserta didik yang melakukan eksperimen secara mandiri mendapat
pengetahuan tentang material yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik
38
yang hanya melihat demonstrasi guru yang dilakukan (Cvjetićanin, Obadović &
Rančić, 2015). Selain itu, dalam penelitian Logar dan Savec (2010) peserta didik
lebih memilih kerja eksperimen yang dilakukan oleh mereka sendiri karena selain
mendapatkan pengetahuan baru, mereka juga lebih dapat memahami karakteristik
zat kimia, lebiih aktif dan melatih kerja sama. Selain menambah pengetahuan,
metode eksperimen membuat peserta didik menunjukkan sikap terhadap sains yang
lebih positif, salah satunya persepsi positif terhadap kimia (Wan Yunus & Mat Ali,
2013).
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain one-group
pretest-postest. Pada penelitian ini tidak ada kelompok kontrol. Pretest dan postest
digunakan agar hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena keadaan akhir
dan awal perlakuan dapat dibandingkan hasilnya. Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
O1 X O2
Gambar 3. Desain one group pretest-posttest
Keterangan:
X = perlakuan berupa eksperimen (percobaan) IPA-Kimia
O1 = pengetahuan dan persepsi kimia sebelum perlakuan
O2 = pengetahuan dan persepsi kimia setelah perlakuan
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V-A SDN Samirono pada bulan AprilMei semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian dilakukan setelah pulang
sekolah, yakni setelah jam pelajaran berakhir selama empat kali pertemuan.
40
C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
1.
Variabel Bebas
Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen IPA-Kimia
pada satu kelas eksperimen.
2.
Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah pengetahuan dan persepsi kimia
peserta didik kelas V SDN Samirono tahun ajaran 2016/ 2017. Pengetahuan
kimia peserta didik diukur dengan menggunakan soal sedangkan persepsi
kimia diukur dengan menggunakan angket dan wawancara.
3.
Pengetahuan
pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
4.
Persepsi
Persepsi
adalah
proses
menerima,
menyeleksi,
mengorganisasikan,
menginterpretasikan suatu stimulus yang diperoleh oleh individu yang
kemudian memberikan reaksi dari stimulus tersebut melalui pancaindra.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi
Menurut Sugiyono (2010), populasi merupakan keseluruhan dari obyek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V
di SDN Samirono tahun ajaran 2016/2017.
41
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012:62). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan satu
kelas dari dua kelas V yang ada di SDN Samirono, yaitu kelas V-A yang terdiri
dari 14 peserta didik.
3.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purosive sampling.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu
(Arikunto, 2013:183). Peserta didik di kelas V-A dipilih sebagai sampel karena
perbandingan jumlah peserta didik perempuan dan laki-laki yang hampir sama.
E.
Instrumen Penelitian
1.
Instrumen Penelitian.
a.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana teknis berisi
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada penelitian ini, RPP
disusun tiga kali pertemuan dan dibuat sesuai dengan sub-materi IPA-Kimia yang
akan diberikan dengan menggunakan metode eksperimen. RPP dapat dilihat pada
lampiran 2.
b. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Pada penelitian ini, LKPD berfungsi sebagai panduan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan eksperimen dan menggiring mereka untuk dapat
42
menyimpulkan hasil eksperimen tersebut. Ada lima eksperimen IPA-Kimia yang
akan dilaksanakan oleh peserta didik.: 1) Perubahan Zat Secara Kimia I, 2)
Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa Cangkang), 3) Uji Makanan (Uji
Amilum/Karbohidrat), 4) Reaksi Kimia dalam Mulut, 5) Uji Gas Karbondioksida.
Kelima LKPD eksperimen tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 hingga lampiran
7.
c.
Soal pretest dan posttest
Soal pretest dan posttest yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-
soal IPA kimia tingkat Sekolah Dasar dan bersifat objektif. Soal objektif tersebut
berupa soal pilihan ganda yang terdiri atas pokok soal dengan empat alternatif
jawaban. Skor yang diberikan menggunakan cara dikotomi asli yaitu skor yang
benar diberi nilai 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Soal pretest digunakan untuk
mengukur sejauh mana pengetahuan awal peserta didik dengan menganalisis hasil
jawaban peserta didik pada tes tersebut sedangkan soal posttest digunakan untuk
mengukur sejauh mana materi yang diberikan melalui metode ekperimen dapat
dipahami dan memberi pengetahuan baru bagi peserta didik. Baik soal pretest
maupun postest memuat delapan sub-materi IPA-Kimia diantaranya “Sifat Benda
Padat, Cair, dan Gas”, “Perubahan Wujud Benda”, “Sumber Daya Alam”, “Alat
Pernapasan Pada Manusia dan Hewan”, “Organ Pencernaan Manusia dan
Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”, “ Pembuatan Makanan Pada
Tumbuhan Hijau”, “Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat
Kembali”, dan “Proses Pembentukan Tanah”.
43
Soal pretest dan posttest merupakan soal yang sama yang terdiri dari butir
soal yang sudah tervalidasi konstrak dan empiris. Setelah divalidasi, kemudian soal
diukur reliabilitasnya. Soal pengetahuan IPA-Kimia untuk SD ini dibuat
berdasarkan silabus mata pelajaran IPA kelas IV dan V SD pada kurikulum KTSP.
Dari telaah silabus tersebut, kemudian dibuat kisi-kisi soal yang memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan materi IPA yang bermuatan kimia. Kisi-kisi soal
pengetahuan kimia terlampir pada lampiran 8.
d. Angket Persepsi
Angket ini disusun berdasar pada faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi, faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal berupa bentuk dan
warna objek, intensitas, familiar dan media. Sedangkan faktor internal berupa
perasaan, minat, perhatian, motivasi dan pengalaman. Faktor-faktor tersebut
kemudian dijadikan sebagai indikator angket.
Angket terdiri dari 28 butir pernyataan yang terdiri dari 14 pernyataan
positif dan 14 pernyataan negatif. Angket persepsi kimia dapat dilihat pada
lampiran 11. Jawaban yang disediakan pada angket diukur menggunakan skala
Likert. Menurut Hadi, (1991:19) skala likert adalah skala yang berisi lima tingkat
jawaban kesetujuan responden terhadap pernyatan angket. Dalam skala likert yang
asli, tingkat kesetujuan responden terhadap statement dalam angket dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
SA
: Strongly Agree
SS
: Sangat Setuju
A
: Agree
S
: Setuju
44
UD
: Undeciden
BM
: Belum Menjawab
DA
: Disagree
TS
: Tidak Setuju
SDA
: Strongly Disagree
STS
: Sangat Tidak Setuju
Berdsarkan tingkat jawaban dari skala likert yang asli, maka akan muncul
jawaban ragu-ragu dari responden. Kategori jawaban lima tingkat ini perlu
dimodifikasi dengan tujuan menghilangkan keraguan dan kelamahan yang
terkandung pada skala lima tingkat. Di bawah ini merupakan bentuk skala likert
yang dimodifikasi menurut Hadi (1991:19) yang dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 3. Skala Likert yang Dimodikasi
Alternatif Jawaban
Kode
Skor Positif
Skor Negatif
Sangat Setuju
SS
4
1
Setuju
S
3
2
Tidak Setuju
TS
2
3
Sangat Tidak Setuju
STS
1
4
Hadi (1991:19)
Beberapa alasan dilakukannya modifikasi skala likert untuk menghilangkan
kelemahan dari skala lima tingkat menurut Hadi (1991:20) adalah:
1)
Kategori undeciden atau belum memutuskan memiliki arti ganda, dapat berarti
belum memberi jawaban dan dapat berarti juga netral, setuju tidak, tidak
setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu. Multi interpretabel pada jawaban
instrumen tentu saja tidak diharapkan, karena akan menimbulkan ketidakpastian
pada jawaban.
2)
Maksud
kategorisasi
jawaban
SS-S-TS-STS
adalah
kecenderungan responden ke arah setuju atau tidak setuju
Kisi-kisi butir angket persepsi kimia disajikan pada Tabel 8.
45
untuk
melihat
Tabel 4. Kisi-Kisi Angket Persepsi Kimia
Variabel
Faktor
Indikator
No.Butir
Persepsi
Bentuk dan warna objek 1,2,3,4
Kimia Peserta
Intensitas
5,6,7
Didik Kelas
Eksternal
8,9,10,
Media
V SD
11,12,13
Familiar
14, 15
Perasaan
16, 17
Minat
18, 19, 20
Internal
Perhatian
21, 22
Motivasi
23, 24, 25
Pengalaman
26, 27, 28
Jumlah
28
e.
Jumlah
4
3
6
2
2
3
2
3
3
28
Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi dan keterangan. Dengan wawancara, peneliti akan dapat
menggali informasi sebenarnya (Cholid N dan Achmadi, 2010:89). Instrumen
wawancara menggunakan lembar pedoman wawancara yang dapat dilihat pada
lampiran 12.
2.
Analisis Instrumen Penelitian
Analisis instrumen dilakukan dengan cara mengukur validitas dan
reliabilitas instrumen. Menurut Arikunto (2013:211) instrumen yang baik harus
memenuhi dua syarat penting yakni valid dan reliabel. Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya dapat diukur
(Arikunto, 2013:211). Sementara reliabilitas adalah tingkat kepercayaan kepada
suatu instrumen untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2013:
221). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
46
dalam mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2015: 173). Menurut Sugiyono (2015: 177-183), pengujian validitas dapat
dilakukan dengan tiga cara yakni pengujian validitas konstrak, pengujian validitas
isi, dan pengujian validitas eksternal (empiris). Untuk menguji validitas konstrak,
dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Setelah instrumen
dikonstruksi berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan
ahli. Untuk menguji validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi yang diajarkan. Setelah instrumen divalidasi konstrak dan
isi, kemudian divalidasi eksternal (empiris). Validitas eksternal atau validitas
empiris suatu tes atau instrumen ditentukan berdasarkan fakta-fakta empiris yang
telah terbukti baik melalui uji coba maupun melalui tes atau pengukuran yang
sesungguhnya.
Pada penelitian ini, instrumen soal dilakukan validasi secara konstrak, isi
dan empiris. Sementara untuk instrumen angket persepsi, RPP, dan LKPD hanya
dilakukan validasi konstrak dan isi. Validasi konstrak dan isi dilakukan oleh 2
dosen, dan 2 guru kelas V SDN Samirono.
a.
Validitas Butir Soal Kimia
Instrumen soal divalidasi secara konstrak, isi, dan empiris. Pada validasi
empiris, soal diujicobakan ke 68 peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik
kelas V-B SDN Samirono dan 55 peserta didik kelas V SDIT Salman Al-Farisi 2.
Setelah ujicoba, validitas butir soal dapat dihitung dengan program MS. Excel pada
komputer dengan rumus koefisien korelasi point biserial sebagai berikut:
rbis(I) =
𝜇𝑖− 𝜇𝑡
𝑆𝑡
𝑝𝑖
√𝑞𝑖
47
Dimana :
rbis(I) = koefisien korelasi biserial
µi
= rata-rata skor untuk yang menjawab benar butir ke-i
µt
= rata-rata skor seluruhnya
pi
= proporsi yang menjawab benar (tingkat kesulitan) butir ke-i
qi
= sama dengan 1-p
st
= standar deviasi skor total
(Uno dan Koni, 2013:169)
rbis(I) atau dapat disebut rhitung merupakan harga validitas yang digunakan untuk
menentukan diterima atau tidaknya sebuah butir soal. Harga rhitung dikonsultasikan
dengan rtabel pada taraf signifikan 5%. Apabila harga rhitung lebih besar dari harga
rtabel, artinya butir soal valid dan dapat digunakan untuk tes sampel.
Perhitungan validitas menggunakan koefisien korelasi point biserial
menghasilkan 19 soal dengan rhitung < rtabel atau rhitung < 0,235, maka dari 40 butir
soal yang diujikan menghasilkan 21 butir soal pilihan ganda yang valid. Hasil uji
validitas terlampir pada lampiran 19.
b. Reliabilitas Butir Soal
Uji validitas soal menghasilkan 21 butir soal valid. Menurut Arikunto
(2013:230) apabila instrumen memiliki jumlah butir pertanyaan ganjil, maka tidak
mungkin menggunakan teknik belah dua untuk pengujian reliabilitasnya. Untuk itu
maka dapat digunakan rumus KR (Kuder dan Richardson) -20 yaitu:
𝑟11 = (
r11
k
Vt
p
q
𝑘
𝑉𝑡 − ∑ 𝑝𝑞
)
)(
𝑘−1
𝑉𝑡
= reliabilitas instrumen
= banyaknya butir pertanyaan
= standar deviasi total
= proporsi peserta didik yang menjawab benar untuk tiap-tiap item
= (banyaknya subjek yang skornya 1) / N
= proporsi peserta didik yang menjawab salah untuk tiap-tiap item
= (1-p)
48
Reliabilitas suatu instrumen yang diukur untuk suatu tujuan penelitian maka harga
koefisien reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,50-0,60 (Ary, 2010: 249).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program MS.Excel, nilai
koefisien reliabilitas 21 butir soal adalah 0,65 yang berarti instrumen soal untuk
mengukur pengetahahuan kimia peserta didik kelas V SD reliabel. Rincian
perhitungan koefisien reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 20.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengukur pengetahuan, data yang dikumpulkan berupa nilai pretest
dan posttest peserta didik. Sedangkan untuk analisis persepsi, data yang
dikumpulkan berupa angket dan hasil wawancara dengan peserta didik. Lembar
angket persepsi kimia diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran yang diisi oleh
peserta didik sendiri. Untuk wawancara dilakukan berdasarkan pedoman
wawancara. Peneliti mewawancarai peserta didik terkait persepsi kimia mereka
setelah kegiatan pembelajaran selesai.
49
G. Alur Kerja Penelitian
Analisis konsep materi kimia
sederhana untuk menentukan
materi yang akan digunakan.
Studi literatur mengenai
metode eksperimen, studi
literatur mengenai persepsi dan
pengetahuan
T
A
H
A
P
Penyusunan RPP kimia dengan
metode eksperimen, Lembar
Kerja Peserta didik (LKS).
Penyusunan instrumen
1) Soal kimia sekolah dasar
2) Angket persepsi peserta
didik terhadap ilmu kimia
3) Pedoman wawancara
P
E
R
S
I
A
P
A
N
Validasi Instrumen Penelitian
Revisi
Soal pre-test dan angket
persepsi awal peserta didik
terhadap ilmu kimia
Observasi
Penerapan metode pembelajaran
eksperimen
Soal post-test dan angket persepsi kimia
akhir peserta didik terhadap ilmu kimia
T
A
H
A
P
p
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
Wawancara
Analisis data
50
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif,
uji gain ternormalisasi <g>, uji-t sama subjek, dan analisis hasil wawancara.
Analisis dengan statistik deskriptif dilakukan untuk menganalisis data persepsi
kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Data
persepsi kimia dari angket diolah ke dalam bentuk persentase (%) kemudian
dikategori sesuai kriteria kategori penilaian ideal. Uji gain ternormalisasi <g>
dilakukan untuk melihat perbedaan atau besarnya peningkatan pengetahuan dan
persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono yang muncul setelah
melakukan eksperimen kimia secara deskriptif. Sedangkan uji t sama subjek
dilakukan untuk menguji secara statistik apakah ada perbedaan yang signifikan
pada pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan
eksperimen IPA-Kimia.
1.
Analisis Deskriptif Angket Persepsi Kimia
. Data angket persepsi berupa data ordinal. Untuk mengubahnya menjadi data
numerik, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a.
Jenis data yang diambil berupa data kualitatif kemudian diubah menjadi
kuantitatif dengan skala Likert berikut :
Alternatif Jawaban
Kode
Skor Positif
Sangat Setuju
SS
4
1
Setuju
S
3
2
Tidak Setuju
TS
2
3
Sangat Tidak Setuju
STS
1
4
51
Skor Negatif
b.
Setelah diubah menjadi angka, kemudian data dikumpulkan dan dibuat tabulasi
seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Contoh Tabulasi Perhitungan Skor Angket Persepsi
No. Resp
Skor item untuk butir
Skor %persepsi Kategori
instrumen no
total per anak
1 2
3
4
5
1
2
3
∑skor butir
% persepsi
per butir
% persepsi
per indikator
kategori
c.
Setelah terkumpul, kemudian dihitung persentase (%) persepsi seluruh anak,
persepsi per butir, dan persepsi per indikator. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
1) Persentase (%) persepsi seluruh anak
% persepsi seluruh anak =
jumlah skor angket seluruh anak
jumlah butir angket x jumlah anak x 4
x 100%
2) Persentase (%) persepsi per butir
% persepsi per butir =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
(jumlah anak x 4)
x 100%
3) Persentase (%) persepsi per indikator
Setiap indikator persepsi memiliki jumlah butir angket yang berbeda,
sehingga % persepsi per indikator dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
% persepsi per indikator =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
(jumlah anak x jumlah butir x 4)
52
x 100%
d.
Mengubah persentase persepsi yang berupa data kuantitatif menjadi nilai
kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal dengan ketentuan
seperti yang dijabarkan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Kriteria Kategori Penilaian Ideal
Rumus
Kriteria
Sangat
Baik
X  Xi  1,8xSBi
Baik
Xi  0,6 xSBi  X  Xi  1,8xSBi
Cukup
Xi  0,6 xSBi  X  Xi  0,6 xSBi
Xi  1,8 xSBi  X  Xi  0,6 xSBi
X  Xi  1,8 xSBi
(Widoyoko, 2016: 238)
Kurang
Sangat Kurang
Keterangan:
Xi
Sbi
X
:½ (Skor maksimal ideal + skor minimum ideal)
: 1/6( Skor maksimum ideal – skor minimum ideal
: Skor empiris
Keterangan lain : Dalam penelitian ini, data angket persepsi disajikan dalam bentuk
persen sehingga skor maksimal ideal 100%, dan skor minimum
ideal 25%.
2.
Uji Gain Ternormalisasi <g>
a.
Uji gain pada data soal pengetahuan IPA-Kimia
Langkah-langkah perhitungan dengan uji gain ternormalisasi adalah sebagai
berikut:
1) Menghitung nilai pretest dan postest semua peserta didik
2) Menghitung gain ternormalisasi dengan rumus:
<g> =
%𝑆𝑓−%𝑆𝑖
100−%𝑆𝑖
Dimana:
53
(Hake, 1998:65)
<g>= gain ternormalisasi
Sf = final score = skor akhir = skor posttest
Si = initial score = skor awal = skor pretest
3) Menjumlahkan gain ternormalisasi untuk semua peserta didik dan menentukan
rerata dari gain ternormalisasi.
4) Menentukan kriteria peningkatan pengetahuan kimia peserta didik pada standar
berikut:
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Gain score
g ≥ 0,7
0,7 > g ≥ 0,3
g < 0,3
(Hake, 1998: 65)
Langkah-langkah di atas adalah analisis pengetahuan kimia peserta didik secara
keseluruhan. Selain itu, dilakukan juga analisis pengetahuan kimia peserta didik
terhadap kedelapan materi IPA yang diujikan. Berikut langkah-langkahnya:
1) Menghitung skor peserta didik baik prestest maupun posttest pada setiap materi
yang diujikan dengan rumus:
Skor materi X =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑤𝑎𝑘𝑖𝑙𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 𝑋
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
× 100
2) Menghitung nilai gain ternormalisasi dan menentukan kriterianya seperti pada
langkah analisis sebelumnya.
b.
Uji Gain pada Data Angket Persepsi Kimia
Perhitungan gain score dilakukan pada data persepsi yang telah dibuat
persentase dan kategori yakni data persentase persepsi seluruh anak, setiap
indikator, dan setiap butir indikator.. Rumus gain ternormalisasi dapat dilihat pada
uji gain pengetahuan.
54
3.
Uji t Sama Subjek
Uji t sama subjek dilakukan untuk menguji secara statistik apakah ada
perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik
sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Uji t sama subjek
dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS statistics versi 21 dengan
melakukan uji Paired Sample t Test. Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data.
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data masing – masing
variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap data
pengetahuan kimia awal peserta didik (pretest), pengetahuan akhir peserta didik
(postest), data persepsi awal dan persepsi akhir peserta didik. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada program IBM SPSS
Statistics versi 21 dengan taraf signifikasi 5%. Hipotesis pada uji normalitas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Ho
: Data terdistribusi normal
Ha
: Data tidak terdistribusi normal
Apabila nilai asymp. Sig < α (0,05) maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013: 113). Hasil
uji normalitas dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pengetahuan dan
Persepsi Kimia Peserta Didik
Data
α
Kesimpulan
signifikansi
Pretest Pengetahuan Kimia
0,200
0,05
Normal
Posttest Pengetahuan Kimia
0,200
0,05
Normal
Pretest Persepsi Kimia
0,068
0,05
Normal
Posttest Persepsi Kimia
0,200
0,05
Normal
55
b.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini dilakukan terhadap data
pengetahuan kimia awal peserta didik (pretest), pengetahuan akhir peserta didik
(postest), data persepsi awal dan akhir peserta didik. Dalam penelitian ini, uji
homogenitas menggunakan program IBM SPSS Statistics versi 21 dengan taraf
signifikansi 5%. Hipotesis pada uji homogenitas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho
: Data bersifat homogen
Ha
: Data bersifat tidak homogen
Apabila nilai Sig 2-tailed < α (0,05) maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013: 106).
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta
Didik
Data
N
α
Kesimpulan
signifikansi
Pengetahuan Kimia
14
0,235
0,05
Homogen
Persepsi Kimia
14
0,995
0,05
Homogen
c.
Uji Paired-Sample t Test
Uji Paired-Sample t Test dilakukan terhadap data pengatahuan kimia dan
data persepsi kimia dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics versi 21
taraf kepercayaan 95%. Uji ini digunakan untuk mengukur keadaan suatu subyek
yang sama setelah diberikan suatu perlakuan (Trihendradi, 2013: 99).
Untuk data pengetahuan kimia, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho
: tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia peserta
didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia
56
Ha
: ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia peserta didik
sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia
Apabila nilai signifikansi < α (0,05) maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013: 99-100).
Untuk data persepsi kimia, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho
: tidak ada perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta didik
sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia
Ha
: ada perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta didik sebelum
dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia
Apabila nilai signifikansi < α (0,05) maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013: 99-100).
4.
Analisis Data Wawancara
Wawancara direkam melalui tape recorder atau kamera. Hasil wawancara
diubah menjadi tulisan untuk kemudian dianalisis. Hasil wawancara digunakan
untuk memperkuat data persepsi peserta didk yang diperoleh dari angket. Hasil
wawancara dapat dilihat pada lampiran 17.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Seperti yang sudah disebutkan pada bab I, tujuan dari penelitian adalah
untuk menganalisis pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik kelas V SDN
Samirono sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia dan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan dan persepsi kimia peserta didik
sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Penelitian ini
menggunakan desain quasi eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa soal
untuk mengukur pengetahuan kimia, dan angket untuk mengukur persepsi kimia.
Baik soal maupun angket diberikan kepada peserta didik sebelum dan setelah
melakukan eksperimen.
1.
Pengetahuan Kimia
Pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono diukur
menggunakan soal pretest dan postest IPA-Kimia yang berjumlah 21 butir soal.
Soal tersebut memuat delapan sub-materi IPA-Kimia diantaranya “Sifat Benda
Padat, Cair, dan Gas”, “Perubahan Wujud Benda”, “Sumber Daya Alam”, “Alat
Pernapasan Pada Manusia dan Hewan”, “Organ Pencernaan Manusia dan
Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”, “ Pembuatan Makanan Pada
Tumbuhan Hijau”, “Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat
Kembali”, dan “Proses Pembentukan Tanah”. Hasil pretest dan postest IPA-Kimia
peserta didik disajikan dalam tabel 9.
58
Tabel 9. Data Nilai Pretest dan Postest Peserta Didik
Data
Nilai Pretest
Nilai Postest
Kelas
Eksperimen
Eksperimen
Jumlah Peserta Didik
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rerata Nilai
14
61,90
23,81
41,84
14
71,43
19,05
48,98
Uji gain ternormalisasi dan uji t sama subjek dilakukan pada data nilai pretest dan
postest. Uji gain ternormalisasi bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif
peningkatan pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono yang muncul
setelah melakukan eksperimen kimia. Rangkuman hasil uji gain ternormalisasi
peserta didik ditunjukkan pada Tabel 10 Sementara untuk perhitungan uji gain
score secara lengkap ditunjukkan pada lampiran 18.
Tabel 10. Uji Gain Nilai Pretest dan Postest Peserta Didik
Data
Kategori
Gain Score
Nilai pretest
0,12
Rendah
Nilai postest
Uji t sama subjek dilakukan untuk menguji secara statistik apakah ada perbedaan
yang signifikan pada keadaan awal dan akhir dari satu sampel yang diberikan
perlakuan. Dalam peneitian ini, keadaan awal yakni pengetahuan awal peserta didik
sebelum melaksanakan eksperimen IPA-Kimia yang diukur menggunakan pretest
IPA-Kimia sedangkan keadaan akhir yakni pengetahuan akhir peserta didik sesudah
melakukan eksperimen IPA-Kimia yang diukur menggunakan postest. Hasil dari
uji t-sama subyek ditunjukkan pada Tabel 11.
59
Tabel 11. Rangkuman Uji t-sama subjek Data Pengetahuan Kimia
Data
Sig. 2-tailed
Kesimpulan
Nilai pretest
0,039
Ada beda
Nilai Posttest
Berdasarkan uji t-sama subyek diperoleh nilai sig. 2-tailed sebesar 0,039.
Hal ini berarti nilai sig. 2-tailed < 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak yang artinya
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan kimia peserta didik
sebelum dan sesudah melaksanakan eksperimen IPA-Kimia. Perhitungan uji tsama subjek unutk data pengetahuan secara lengkap ditunjukkan pada Lampiran
21.
Untuk pengetahuan kimia peserta didik pada setiap materi dianalisis
menggunakan uji gain ternormalisasi yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya peningkatan pengetahuan peserta didik pada setiap materi yang diujikan.
Hasil analisis pretest dan postest untuk setiap sub-materi dapat dilihat pada tabel
12.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tabel 12. Hasil Analisis Pretest dan Postest untuk Setiap Materi
Nilai
Gain
Materi
Kategori
Pretest
Postest score
Sifat Benda Padat, Cair,
21,43
50,00
0,36
Sedang
dan Gas
Perubahan Wujud Benda
28,57
28,57
0,00
Rendah
Sumber Daya Alam
39,29
50,00
0,18
Rendah
Alat Pernapasan Pada
57,14
64,29
0,16
Rendah
Manusia dan Hewan
Organ Pencernaan
Manusia dan
35,71
47,14
0,18
Rendah
Hubungannya dengan
Makanan dan Kesehatan
Pembuatan Makanan Pada
14,29
25,00
0,12
Rendah
Tumbuhan Hijau
Perubahan Wujud Yang
Dapat Kembali dan Tidak
55,95
55,95
0,00
Rendah
Dapat Kembali.
Proses Pembentukan
60,71
67,86
0,18
Rendah
Tanah
60
Hasil perhitungan pretest dan postest IPA-Kimia peserta didik yang lebih lengkap
dapat dilihat pada lampiran 13 dan lampiran 14.
2.
Persepsi Kimia
Angket persepsi kimia disusun dari faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya persepsi yakni faktor internal dan fakktor eksternal. Faktor eksternal
berupa bentuk dan warna objek, intensitas, familiar dan media. Sedangkan faktor
internal berupa perasaan, minat, perhatian, motivasi dan pengalaman. Faktor-faktor
tersebut kemudian dijadikan sebagai indikator angket. Dari indikator-indikator
tersebut kemudian dibuat angket dengan jumlah 28 pernyataan. Sama halnya
dengan soal, angket persepsi juga diberikan sebelum dan sesudah peserta didik
melakukan eksperimen. Angket ini menggunakan skala Likert yang kemudian
diberi score 1-4.
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, setelah angket selesai
diberi score, langkah selanjutnya yakni menghitung presentase setiap butir angket
dari setiap indikator, kemudian menghitung persentase persepsi setiap indikator,
dan terakhir menghitung persentase persepsi keseluruhan. Hasil presentase
kemudian dikategorikan dalam kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat
kurang. Perhitungan persentase dan pengakategorian dilakuakn terhadap angket
persepsi awal (pretest) dan juga persepsi akhir (postest). Setelah dikategorikan,
pada hasil persentase pretest dan posttest dilakukan uji gain ternormalisasi dengan
rumus yang telah dijelaskan pada analisis data. Uji gain bertujuan untuk
menganalisis secara deskriptif perbedaan dan peningkatan pengetahuan kimia
peserta didik kelas V SDN Samirono yang muncul setelah melakukan eksperimen
61
kimia. Hasil presentase persepsi kimia dan gain score setiap butir dapat dilihat pada
tabel 13. Untuk hasil persentase dan gain score setiap indikator dapat dilihat pada
tabel 14 Sementara hasil persentase dan gain score keseluruhan persepsi dapat
dilihat pada tabel 15.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 13. Hasil Persentase Persepsi Kimia dan Gain Score Setiap Butir
Pretest
Postest
Gain
Indikator
Pernyataan
Kategori
Kategori
(%)
(%)
score
Butir 1
57,14
Cukup
57,14
Cukup
0,00
Butir
2
58,93
Cukup
57,14
Cukup
-0,04
Bentuk &
Warna
Butir 3
67,86
Cukup
73,21
Baik
0,16
Butir 4
69,64
Cukup
73,21
Baik
0,12
Butir 5
42,86
Kurang
50,00
Kurang
0,13
Butir 6
55,36
Cukup
55,36
Cukup
0,00
Intensitas
Butir 7
64,29
Cukup
69,64
Cukup
0,15
Butir 8
57,14
Cukup
58,93
Cukup
0,04
Butir 9
78,57
Baik
69,64
Cukup
-0,42
Butir 10
76,79
Baik
82,14
Baik
0,23
Media
Butir 11
80,36
Baik
83,93
Baik
0,18
Butir 12
78,57
Baik
83,93
Baik
0,25
Butir 13
64,29
Cukup
83,93
Baik
0,55
Butir 14
62,50
Cukup
82,14
Baik
0,52
Familiar
Butir 15
58,93
Cukup
58,93
Cukup
0,00
Butir 16
67,86
Cukup
80,36
Baik
0,39
Perasaan
Butir 17
62,5
Cukup
66,07
Cukup
0,10
Butir 18
76,79
Baik
73,21
Baik
-0,15
Butir 19
82,14
Baik
80,36
Baik
-0,10
Minat
Butir 20
82,14
Baik
85,71
Baik
0,20
Butir 21
75,00
Baik
66,07
Cukup
-0,36
Perhatian
Butir 22
64,29
Cukup
66,07
Cukup
0,05
Butir 23
64,29
Cukup
60,71
Cukup
-0,10
Butir 24
73,21
Baik
82,14
Baik
0,33
Motivasi
Butir 25
76,79
Baik
80,36
Baik
0,15
Butir 26
73,21
Baik
73,21
Baik
0,00
Butir 27
73,21
Baik
85,71
Baik
0,47
Pengalaman
Butir 28
75,00
Baik
76,79
Baik
0,07
62
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 14. Hasil Presentase Persepsi Kimia Setiap Indikator
Indikator
Pretest Kategori Posttest Kategori Gain score
Bentuk dan warna 63,39% cukup
65,18%
cukup
0,05
Intensitas
54,17% kurang 58,33%
cukup
0,09
Media
72,62%
baik
77,08%
baik
0,16
Familiar
60,71% cukup
70,54%
baik
0,25
Perasaan
65,18% cukup
73,21%
baik
0,23
Minat
80,36%
baik
79,76%
baik
-0,03
Perhatian
69,64%
baik
66,07%
cukup
-0,12
Motivasi
71,43%
baik
74,41%
baik
0,10
Pengalaman
73,80%
baik
78,57%
baik
0,18
Tabel 15. Hasil Presentase Persepsi Kimia Keseluruhan
Kategori
Kategori
Pretest
Postest
Gain score
68,56%
cukup
72,00%
baik
0,11
Pada hasil persentase persepsi kimia peserta didik secara keseluruhan, selain
dilakukan uji gain ternormalisasi, juga dilakukan uji t sama subjek untuk menguji
secara statistik apakah ada perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta
didik sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia. Hasil dari uji t-sama
subyek ditunjukkan pada Tabel 14.
Tabel 16. Rangkuman Uji t-sama subjek Data Persepsi Kimia
Data
Sig. 2-tailed
Kesimpulan
Persentase Persepsi Kimia Awal 0,021
Ada beda
Persentase Persepsi Kimia Akhir
Berdasarkan uji t-sama subyek diperoleh nilai sig. 2-tailed sebesar 0,021. Hal ini
berarti nilai sig. 2-tailed < 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak yang artinya terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap persepsi kimia peserta didik sebelum dan
sesudah melaksanakan eksperimen IPA-Kimia. Perhitungan uji t-sama subjek
terhadap data persepsi kimia secara lengkap ditunjukkan pada Lampiran 22.
63
B. Pembahasan
1.
Keterlaksanaan Eksperimen IPA-Kimia
Pada peneliitian ini proses pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali
pertemuan dengan total lima kali eksperimen. Pembuatan LKPD eksperimen dan
soal IPA-Kimia mengacu pada Silabus KTSP IPA SD kelas IV dan V. Berikut akan
dijelaskan lebih lengkap kegiatan peserta didik setiap pertemuan dan eksperimen
serta tujuan dari eksperimen tersebut.
Pada pertemuan pertama peserta didik diberi pretest soal IPA-Kimia dan
angket persepsi kimia. Pelaksanaan pretest tersebut bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan dan persepsi awal peserta didik terhadap kimia. Setelah melaksanakan
pretest, 14 peserta didik kemudian dibagi ke dalam 4 kelompok untuk melakukan
eksperimen pertama yang berjudul “Perubahan Zat Secara Kimia I”. Eksperimen
ini mengacu pada sub materi IPA kelas V semester 1 dengan judul “Perubahan
Wujud Benda yang Dapat Kembali dan Tidak Kembali ” dan kompetensi dasar 4.2
yakni menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap. Eksperimen ini menggunakan baking soda (NaHCO3) dan
asam cuka (CH3COOH) sebagai bahannya. Eksperimen ini bertujuan agar peserta
didik dapat mengetahui perubahan sifat zat secara kimia. Perubahan zat secara
kimia dicirikan dengan dihasilkannya zat baru dan tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Pada eksperimen ini, peserta didik mereaksikan cuka di dalam botol plastik
dan baking soda yang dimasukkan ke dalam balon. Reaksi tersebut menghasilkan
gas CO2 (Claycomb, 2009) yang membentuk gelembung udara dalam air cuka dan
membuat balon mengembang/membesar. Terbentuknya gas CO2 itulah yang
64
diamati oleh siswa sebagai zat baru hasil perubahan zat secara kimia. Peserta didik
terlihat antusias dalam melakukan eksperimen tersebut, terlihat dari keisengan
mereka dalam menambah baking soda ke dalam air cuka agar balon yang dihasilkan
semakin besar.
Pada pertemuan kedua peserta didik melanjutkan dengan eksperimen kedua
yang berjudul “Perubahan “Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa Cangkang)” dan
eksperimen ketiga yang berjudul “Uji Makanan (Uji Amilum/Karbohidrat).
Eksperimen kedua mengacu pada materi dan kompetensi dasar yang sama dengan
eksperimen pertama, hanya saja konsepnya dibuat lebih aplikatif. Eksperimen ini
menggunakan telur dan cuka sebagai bahannya. Eksperimen ini bertujuan agar
peserta didik dapat mengetahui perubahan cangkang telur secara kimia. Telur jika
direndam cuka perlahan cangkangnya akan terkelupas. Setelah 24 jam cangkang
akan luruh seluruhnya dari telur tersebut. Hal itu terjadi karena pada cangkang telur
mengandung CaCO3 yang jika bereaksi dengan larutan asam dalam hal ini asam
cuka (CH3COOH), akan menghasilkan gas CO2 dan larutan Ca(CH3COO)2.
(VanCleave, 1989: 94). Saat melakukan eksperimen ini, beberapa peserta didik
bertanya,”Mengapa cangkang telur tersebut dapat terkelupas sendiri?” maka saya
jawab karena ada reaksi kimia antara cangkang telur dengan cuka. Pada cangkang
telur terdapat kalsium karbonat yang jika bercampur dengan asam cuka akan
membuat cangkang yang padat menjadi larut dan sebagian berubah menjadi gas
karbon dioksida, hal itu terlihat dari munculnya gelembung udara pada cuka ketika
reaksi tersebut terjadi. Kemudian fenomena telur dan cuka dianalogikan dengan
pelapukan batuan secara kimia akibat hujan asam.
65
Selanjutnya, eksperimen ketiga yang berjudul “Uji Makanan (Uji
Amilum/Karbohidrat) mengacu pada materi “Hubungan Makanan dan Kesehatan”
dan kompetensi dasar 1.3 yakni mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia
dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Eksperimen ini bertujuan agar
peserta didik dapat menguji keberadaan amilum/zat tepung pada bahan makanan
yang berbeda. Eksperimen ini menggunakan bahan-bahan seperti betadine (iodin),
nasi, kentang, roti, gula, ayam, dan apel. Jika setelah ditetesi iodin bahan makanan
berubah warna menjadi biru maka makanan tersebut mengandung amilum (Yazid
dan Nursanti, 2006:7). Perubahan warna yang terjadi pada makanan tersebut
menunjukkan bahwa makanan juga termasuk bahan kimia yang jika bereaksi
dengan zat lain akan membentuk zat baru. Alasan diberikannya eksperimen ini
kepada peserta didik agar mereka mengetahui bahwa makanan juga merupakan
bahan kimia.
Pada pertemuan ketiga peserta didik melanjutkan eksperimen keempat yang
berjudul “Reaksi Kimia dalam Mulut” dan ekperimen kelima yang berjudul “Uji
Gas Karbon Dioksida. Eksperimen “Reaksi Kimia dalam Mulut” mengacu pada
materi dan standar kompetensi yang sama dengan eksperimen “Uji Makanan (Uji
Amilum)”. Eksperimen ini bertujuan agar peserta didik dapat menunjukkan bahwa
mengunyah merupakan salah satu reaksi kimia. Bahan yang digunakan adalah nasi
dan betadine (iodin). Dalam eksperimen ini, nasi diberi tiga perlakuan yakni nasi
yang dikunyah dengan air liur, nasi yang diberi air biasa dan ditumbuk, dan nasi
yang tidak diberi apa-apa, kemudian ketiga nasi tersebut ditetesi dengan iodin. Nasi
yang tidak diberi apa-apa dan nasi yang diberi air biasa kemudian ditumbuk, setelah
66
ditetesi dengan iodin langsung berubah menjadi ungu kehitaman. Sementara nasi
yang dikunyah dengan air liur kemudian ditetesi dengan iodin harus menunggu
sekitar 10 detik untuk berubah warna menjadi ungu kehitaman. Hal ini terjadi
karena di dalam air liur terdapat enzim ptyalin yang dapat mengubah molekul
polisakarida seperti amilum menjadi monosakarida semisal glukosa (Bruno, 2010).
Nasi yang telah dikunyah dengan air liur sebagian amilumnya telah berubah
menjadi glukosa. Sementara glukosa tidak memberikan perubahan warna ungu
kehitaman ketika diberi iodin (VanCleave, 1989: 108). Itulah sebabnya nasi
kunyahan yang ditetesi iodin tidak langsung berubah menjadi ungu kehitaman,
namun membutuhkan waktu beberapa detik. Maksud diberikannya eksperimen ini
kepada peserta didik, agar mereka mengetahui bahwa di dalam tubuh juga terdapat
reaksi kimia. Reaksi kimia tersebut melibatkan organ dan cairan yang ada di dalam
tubih, sehingga peserta didik akan tahu bahwa bahan kimia tidak semuanya berasal
dari luar tubuh namun juga dari dalam tubuh.
Selanjutnya, eksperimen kelima yang berjudul “Uji Gas Karbon dioksida”
mengacu pada materi “Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan”. Eksperimen ini
bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui bahwa saat bernapas manusia
mengeluarkan gas karbon dioksida dan mengetahui bahwa air kapur yang
bercampur dengan gas karbon dioksida dapat menghasilkan zat baru. Bahan yang
digunakan dalam eksperimen ini adalah karbon dioksida (CO2) dan larutan kapur
yang terbuat dari tumbukan batu gamping (CaO) (Mairuhu, 2013), dan air (H2O),
yang telah disaring. Reaksi anatara batu gamping (CaO) dan air menghasilkan
kalsium hidroksida Ca(OH)2 (Tsimas dan Moutsatsou, 2015:2). Peserta didik
67
kemudian membagi larutan kapur ke dalam dua wadah berbeda. Wadah pertama
dialiri gas karbon dioksida dengan cara meniup larutan menggunakan sedotan,
sementara wadah kedua sebagai kontrol. Larutan kapur Ca(OH)2 jika bercampur
dengan CO2 akan bereaksi menghasilkan endapan putih kalsium karbonat (CaCO3)
(Shin et al, 1999). Melalui percobaan ini, peserta didik diberi tahu bahwa udara
hasil pernapasan kita yakni CO2 juga merupakan bahan kimia. Hal itu terbukti dari
bereaksinya larutan kapur Ca(OH)2 dengan CO2 menghasilkan zat baru yakni
kalsium karbonat CaCO3. Pada eksperimen terkahir ini, peserta didik diberi tahu
bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan posttest atau test. Selain itu,
mereka juga diberi ringkasan kesimpulan hasil eksperimen pertama hingga
eksperimen kelima agar mereka lebih memahami esensi dari eksperimen yang telah
dilakukan.
Pada pertemuan keempat yakni pertemuan terakhir, peserta didik diberi
posttest soal IPA-Kimia dan angket persepsi kimia. Setelah selesai mengerjakan
soal dan mengisi angket, peserta didik secara berkelompok diwawancarai mengenai
persepsi mereka terhadap kimia. Para peserta didik tersebut menjawab pertanyaan
dengan berbagai macam jawaban yang berbeda. Namun, beberapa menjawab
dengan jawaban yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap anak memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap sesuatu hal walaupun mereka mendapatkan
pengalaman belajar yang sama
68
2.
Analisis Pengetahuan dan Persepsi Kimia Peserta Didik
a.
Analisis Pengetahuan Kimia
Pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono diukur
menggunakan soal pretest dan posttest IPA-Kimia yang berjumlah 21 butir dengan
reliabilitas 0,65. Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan kimia peserta didik
kelas V SDN Samirono sebelum melakukan ekspermen IPA-Kimia yang diukur
menggunakan soal pretest memiliki rata-rata nilai sebesar 41,84. Sementara
pengetahuan kimia setelah melakukan eksperimen yang diukur menggunakan soal
posttest memiliki rata-rata nilai sebesar 48,98. Uji gain ternormalisasi kemudian
dilakukan untuk melihat peningkatan nilai pretest dan postest peserta didik. Gain
score (nilai gain) yang diperoleh sebesar 0,123. Gain score diklasifikasikan oleh
Hake (1998) menjadi tiga kategori yakni nilai (<g>) > 0,7 dalam kategori tinggi,
nilai 0,3 ≤(<g>) ≤ 0,7 dalam kategori sedang, dan nilai (<g>) < 0,3 dalam kategori
rendah. Gain score pengetahuan kimia peserta didik berada pada kategori rendah
yang berarti ada peningkatan pengetahuan peserta didik terhadap kimia antara
sebelum dan sesudah melakukan eksperimen walaupun hanya sedikit.
Adanya peningkatan dan perbedaan pengetahuan kimia peserta didik
sebelum dan sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia juga dibuktikan oleh hasil
statistik uji t-sama subjek yang menujukkan nilai sig. 2-tailed pada paired sample
t-test sebesar 0,039. Nilai ini lebih kecil dari α (0,05) yang berarti H0 ditolak dan
Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah
melakukan eksperimen IPA-Kimia.
69
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hussain dan Akhtar (2013), peserta
didik yang diajarkan sains dengan pendekatan hands-on activity salah satunya
metode eksperimen memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan peserta didik yang tidak diberi pendekatan hands-on activity. Pendekatan
hands-on activity adalah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengamati, menangani, dan melakukan sendiri suatu proses saintifik.
Selain itu penelitian Randler (2007) juga menunjukkan bahwa kegiatan eksperimen
sains dan kerja lab yang berpusat kepada peserta didik membuat pengetahuan sains
yang didapatkan bertahan lebih lama dibanding dengan kegiatan eksperimen yang
berpusat pada pendidik. Randler (2007) juga mengungkapkan pengetahuan sains
yang didapatkan disebabkan karena eksperimen yang dilakukan disesuaikan dengan
kompetensi dan kemampuan praktikal peserta didik. Hasil penelitian ini sesuai
dengan eksperimen IPA-Kimia yang dilakukan oleh peserta didik SDN Samirono,
sederhana dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Sementara
itu,
berdasarkan
analisis
deskriptif
dengan
uji
gain
ternormalisasi, peningkatan pengetahuan kimia paling tinggi terdapat pada submateri “Sifat Benda Padat, Cair dan Gas” dengan gain score 0,36 pada kategori
sedang. Kemudian peningkatan tertingi kedua terdapat pada sub-materi “Proses
Pembentukan Tanah”, “Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan
Makanan dan Kesehatan”, dan “Sumber Daya Alam” dengan gain score 0,18 pada
kategori rendah. Sedangkan peningkatan pengetahuan kimia paling rendah terdapat
pada sub-materi “Perubahan Wujud Benda” dan Perubahan Wujud yang Dapat
Kembali dan Tidak Dapat Kembali dengan gain score 0,00 pada kategori rendah.
70
Sub-materi “Sifat Benda Padat, Cair dan Gas”, “Perubahan Wujud Benda”
dan Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali sama-sama
mempelajari tentang konsep suatu zat, namun terdapat perbedaan yang cukup jauh
pada nilai gain scorenya. Berdasarkan penelitian Liu dan Lesniak (2005)
perkembangan kognitif peserta didik dengan usia rata-rata 9 tahun terhadap
pemahaman konsep suatu zat hanya sampai pada gagasan informal suatu zat seperti
sifat dan perubahan yang terjadi pada air dan udara. Sementara untuk perubahan
wujud zat baik secara fisika (dapat kembali) dan kimia (tidak dapat kembali) peserta
didik dengan umur 13 tahun ke atas lebih mudah untuk memahaminya. Hal ini juga
dibuktikan pada hasil TIMSS (Third International Mathematics) bahwa peserta
didik kelas 3 dan 4 SD (usia 9 tahun) memiliki kemampuan memahami empat aspek
zat (konservasi, sifat dan perubahan fisika, sifat dan perubahan kimia serta struktur
dan komposisi zat) dibawah rata-rata tingkat kesulitan soal.
b. Analisis Persepsi Kimia
Berdasarkan telaah pustaka, persepsi adalah proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, menginterpretasikan suatu stimulus yang diperoleh oleh
individu dan memberikan reaksi dari stimulus tersebut melalui pancaindra.
Stimulus yang diberikan peneliti kepada peserta didik berupa pengenalan zat kimia
dan eksperimennya melalui eksperimen IPA-Kimia sederhana. Sehingga persepsi
yang diukur dalam penelitian ini adalah persepsi peserta didik kelas V SD terhadap
kimia (zat dan eksperimennya). Persepsi kimia diukur pada keadaan awal (sebelum
eksperimen) dan keadaan akhir (setelah eksperimen). Untuk mengetahui adanya
peningkatan persepsi kimia pada keadaan awal dan keadaan akhir digunakan uji
71
gain ternormalisasi, sedangkan untuk menguji secara statistik ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia peserta didik secara keseluruhan
sebelum dan sesudah eksperimen IPA-Kimia digunakan uji t sama subjek.
Seperti yang sudah dijelaskan pada hasil penelitian, persepsi peserta didik
diukur menggunakan angket berjumlah 28 butir pernyataan yang disusun
berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi tersebut.
Faktor-faktor tersbut diantaranya: Faktor internal berupa perasaan, minat,
perhatian, motivasi dan pengalaman. Sementara faktor eksternal berupa bentuk dan
warna objek, intensitas, familiar dan media. Faktor-faktor ini kemudian digunakan
sebagai indikator penyusun angket persepsi.
Berdasarkan tabel data persepsi pada hasil penelitian, setiap indikator dan
butir pernyataan dalam indikator dihitung persentase dan gain scorenya. Hal
tersebut bertujuan untuk menganalisis sebab terjadinya perbedaan persepsi kimia
sebelum dan sesudah peserta didik melakukan eksperimen kimia. Berikut akan
dijabarkan analisis persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono untuk setiap
indikatornya.
1) Bentuk dan Warna Objek
Objek merupakan bagian dari faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi,
sehingga segala sesuatu yang melekat dan menjadi karakteristik objek juga akan
mempengaruhi persepsi (Nevid, 2013:109-110). Bentuk dan warna diantaranya
merupakan karakteristik suatu objek. Pada indikator bentuk dan warna, terdapat
empat butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 1-4. Isi dari keempat
butir pernyataan tersebut adalah:
72
Butir 1 : beberapa zat kimia tidak memiliki warna
Butir 2 : udara yang kita hirup sehari-hari termasuk dalam bahan kimia
Butir 3 : bahan kimia hanya berbentuk padat dan cair
Butir 4 : zat pewarna bukan merupakan bahan kimia
Persentase, kategori dan gain score butir 1-4 telah disajikan pada tabel 14. Untuk
lebih mengetahui butir mana yang paling berpengaruh pada peningkatan persepsi
kimia, maka data gain score tiap butir indikator dibuat grafik yang dapat dilihat
pada gambar 4.
Gain Score Bentuk dan Warna Objek
0,2
0,17
0,15
0,12
0,1
0,05
0
0
Butir 1
-0,05
Butir 2
Butir 3
Butir 4
-0,044
-0,1
Gain score
Gambar 4. Grafik gain score pada butir-butir indikator bentuk dan warna objek
Pada grafik di atas, terlihat bahwa pada indikator bentuk dan warna objek,
peningkatan persepsi kimia peserta didik paling tinggi terjadi pada butir 3 dengan
gain score 0,17 yakni pada pernyataan angket negatif “bahan kimia hanya
berbentuk padat dan cair”. Itu berarti setelah melakukan eksperimen kimia, peserta
didik memiliki persepsi bahwa bahan kimia tidak hanya berbentuk padat dan cair,
73
namun juga gas. Berdasarkan wawancara, ketika peserta didik diminta untuk
menyebutkan bahan kimia yang mereka ketahui, beberapa dari mereka
menyebutkan gas karbon dioksida dan karbon monoksida. Jawaban peserta didik
tersebut dikuatkan oleh beberapa eksperimen kimia yang melibatkan reaksi yang
memerlukan gas dan menghasilkan gas. Seperti pada eksperimen I “Perubahan Zat
Secara Kimia” yang menghasilkan gas CO2 karena adanya reaksi dari baking soda
(NaHCO3) dan asam cuka (CH3COOH). Kemudian pada eksperimen II “Perubahan
Zat Secara Kimia (Telur Tanpa Cangkang)” yang juga menghasilkan gas CO2
karena adanya reaksi CaCO3 dengan asam cuka (CH3COOH). Pada eksperimen V,
dibutuhkan gas CO2 dari nafas kita untuk bereaksi dengan air kapur (Ca(OH)2)
membentuk endapan putih CaCO3. Persepsi peserta didik pada butir ini meningkat
dari 67,86% dengan kategori cukup menjadi 73,21% dengan kategori baik.
Namun pada butir 2 yakni pada pernyataan angket positif “udara yang kita
hirup sehari-hari termasuk dalam bahan kimia” gain score yang diperoleh bernilai
negatif yakni -0,04. Hal itu berarti bahwa peserta didik masih berkeyakinan dan
semakin kuat keyakinannya bahwa udara yang dihirup sehari-hari bukan termasuk
zat kimia. Penurunan persepsi tersebut kemungkinan besar terjadi karena di dalam
eksperimen tidak melibatkan reaksi yang memerlukan dan menghasilkan oksigen.
Sehingga kebanyakan peserta didik berpikir bahwa oksigen, dalam hal ini udara
yang dihirup sehari-hari bukanlah termasuk bahan kimia. Hal itu juga dikuatkan
dari wawancara yang dilakukan kepada peserta didik mengenai zat kimia apa saja
yang mereka ketahui. Diantara 14 peserta didik yang diwawancarai hanya satu
orang peserta didik yang menyebutkan oksigen sebagai bahan kimia. Persepsi
74
peserta didik pada butir ini walau mengalami penurunan persentase dari 58,93%
menjadi 57,14% namun masih berada dalam kategori cukup.
Walaupun pada indikator bentuk dan warna objek ada butir yang mengalami
penurunan persentase persepsi, namun secara keseluruhan persepsi kimia peserta
didik pada indikator ini mengalami peningkatan persentase dari 63,93% menjadi
65,18% dengan gain score 0,05 dan keduanya berada pada kategori cukup.
2) Intensitas
Menurut Pattek dalam Sobur (2003:453), pada umumnya rangsangan yang
lebih intensif mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang
kurang intens. Intensitas dalam persepsi individu terhadap kimia maksudnya
seberapa intens atau sering individu tersebut bersinggungan dengan bahan kimia.
Pada indikator intensitas terdapat tiga butir pernyataan yang di dalam angket diberi
nomor 5,6, dan 7. Isi dari ketiga butir pernyataan tersebut adalah:
Butir 5 : semua benda di sekitar saya adalah bahan kimia
Butir 6 : saya menemukan bahan kimia di rumah dengan mudah
Butir 7 : saya kesulitan menemukan bahn kimia di rumah
Persentase, kategori dan gain score butir 5, 6 dan 7 dapat dilihat pada tabel 14. gain
score setiap butir pada indikator intensitas kemudian dibuat grafik yang dapat
dilihat pada gambar 5.
75
Gain Score Intensitas
0,15
0,16
0,14
0,13
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0
Butir 5
Butir 6
Butir 7
Gain score
Gambar 5. Grafik gain score pada butir-butir indikator intensitas
Pada grafik, dapat dilihat bahwa peningkatan persentase persepsi pada
indikator intensitas paling tinggi ada pada butir 7 dengan gain score 0,15.
Pernyataan butir 7 merupakan pernyataan angket negatif. Jika pada butir tersebut
ada kenaikan persepsi, itu berarti sebelum melakukan eksperimen peserta didik
merasa kesulitan menemukan bahan kimia di rumah. Kesulitan tersebut disebabkan
karena ketidaktahuan mereka bahwa bahan-bahan kimia tersebut ada di sekitar
mereka. Pada eksperimen, mayoritas bahan yang digunakan ada di rumah mereka
dan tidak sulit untuk ditemukan seperti makanan, udara, air cuka, dan sabun. Bahan
makanan yang digunakan pun berupa makanan yang sehari-hari mereka makan
seperti nasi, kentang, roti, ayam, dan gula. Salah satu eksperimen yang
menggunakan makanan sebagai bahannya yakni eksperimen III “Uji Makanan (Uji
amilum/karbohidrat). Pada eksperimen III, makanan ditetesi dengan iodin untuk
menguji adanya kandungan karbohidrat khususnya amilum. Makanan yang berubah
76
warnanya menjadi biru, berarti positif mengandung amilum. Setelah melakukan
eksperimen tersebut peserta didik akhirnya dapat mengetahui bahwa makanan juga
termasuk bahan kimia, dimana makanan sering bersinggungan dengan mereka dan
tidak sulit ditemukan di rumah. Hal ini juga diperkuat oleh pertanyaan wawancara
yang diajukan kepada peserta didik setelah mereka melakukan eksperimen. Ketika
diminta untuk menyebutkan contoh bahan kimia yang mereka ketahui, kebanyakan
dari mereka menyebutkan bahan-bahan eksperimen seperti nasi, roti, apel, kentang,
cuka, iodin dan baking soda.
Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik pada indikator intensitas
mengalami peningkatan persentase dari 54,17% (kategori kurang) menjadi 58,33%
(kategori cukup) dengan gain score 0,09.
3) Media
Media
merupakan
bagian
dari
lingkungan
yang
mempengaruhi
terbentuknya persepsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media dapat
bermakna alat, perantara, dan sarana komunikasi baik cetak maupun elektronik.
Media sebagai indikator persepsi kimia adalah suatu alat (sarana) untuk
mendapatkan atau mengetahui informasi mengenai kimia. Informasi tersebut
didapatkan melalui media cetak, elektronik maupun melalui pembelajaran dengan
praktik langsung dalam hal ini eksperimen kimia. Pada indikator media terdapat
enam butir pernyataan yang di dalam angket diberi nomor 8-13. Isi dari keenam
butir pernyataan tersebut adalah:
Butir 8: saya tahu dari televisi, jika kebanyakan bahan kimia itu berbahaya
Butir 9: saya tahu dari internet jika tidak semua bahan kimia berbahaya
77
Butir 10: melakukan eksperimen kimia harus menggunakan alat yang canggih
Butir 11: melakukan eksperimen kimia dapat menggunakan alat yang
sederhana
Butir 12 : eksperimen kimia bisa dilakukan di kelas
Butir 13 : eksperimen kimia harus dilakukan di laboratorium
Persentase, kategori dan gain score keenam butir tersebut dapat dilihat pada tabel
14. Gain score setiap butir pada indikator media kemudian dibuat grafik yang dapat
dilihat pada gambar 6.
Gain Score Media
0,55
0,6
0,4
0,25
0,23
0,18
0,2
0,042
0
Butir 8
Butir 9
Butir 10
Butir 11
Butir 12
Butir 13
-0,2
-0,4
-0,42
-0,6
Gain score
Gambar 6. Grafik gain score pada butir-butir indikator media
Pada grafik, dapat dilihat bahwa peningkatan persentase persepsi pada
indikator media paling tinggi terdapat pada butir 13 dengan gain score 0,55. Butir
13 merupakan pernyataan angket negatif dengan pernyataan “eksperimen kimia
harus dilakukan di laboratorium”. Adanya kenaikan persepsi pada butir tersebut
dapat diartikan bahwa bagi peserta didik, eksperimen kimia tidak hanya dapat
78
dilakukan di laboratorium, namun juga dapat dilaksanakan di tempat lain. Alasan
ini diperkuat oleh jawaban peserta didik pada saat diwawancarai. Ketika ditanya
“Dimanakah dapat dilakukan ekseprimen kimia?” hampir semua peserta didik
menjawab bahwa eksperimen kimia dapat dilaksanakan di sekolah, kelas, dan
laboratorium. Pada butir 13 ini persentase persepsi peserta didik meningkat dari
64,29% (kategori cukup) menjadi 83,93% (kategori baik).
Akan tetapi, pada butir 9 yakni pada pernyataan angket positif “saya tahu
dari internet jika tidak semua bahan kimia berbahaya” gain score yang diperoleh
bernilai negatif yakni -0,42. Hal itu berarti banyak dari peserta didik tidak setuju
terhadap pernyataan butir 9. Berdasarkan wawancara, informasi mengenai bahan
kimia yang berbahaya dan yang tidak berbahaya didapatkan oleh peserta didik tidak
hanya dari internet, namun juga dari televisi dan eksperimen yang telah mereka
lakukan. Bahkan pengetahuan peserta didik tentang bahan kimia yang berbahaya
maupun tidak banyak dipengaruhi oleh ekperimen yang mereka lakukan. Ketika
diwawancarai “Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kimia?” sebagian dari
mereka menjawab “Dapat mengetahui bahan yang beracun, berbahaya dan yang
tidak”.
Media memberikan pengaruh yang besar sebagai sumber persepsi kimia
peserta didik. Pada penelitian Autida (2012:238) sumber persepsi kimia terbesar
peserta didik secondary school di Filipina yakni guru (87%), buku (82%), internet
(77%), dan televise (50%). Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa pengaruh guru
lebih besar daripada pengaruh internet dan televisi sebagai sumber persepsi kimia.
Eksperimen kimia yang dilakukan peserta didik kelas V SDN Samirono dibimbing
79
oleh mahasiswa peneliti yang berperan sebagai guru. Sehingga wajar jika setelah
melakukan eksperimen kimia, persepsi kimia peserta didik banyak dipengaruhi oleh
eksperimen kimia bukan oleh internet.
Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik pada yang dipengaruhi oleh
media mengalami peningkatan persentase dari 72,62% menjadi 77,08% dengan
gain score 0,16. Baik saat pretest maupun postest persentase persepsi kimia peserta
didik yang dipengaruhi oleh media berada pada kategori baik.
4) Familiar
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, familiar adalah suatu keadaan
yang akrab dan sudah lazim. Hal-hal yang akrab atau dikenal kebih menarik
perhatian suatu individu yang kemudian mempengaruhi persepsi terhadap objekobjek (Sobur, 2003:455). Pada indikator familiar terdapat dua butir pernyataan yang
di dalam angket diberi nomor 14 dan 15. Isi dari kedua butir pernyataan tersebut
adalah:
Butir 14: beberapa bahan kimia yang saya kenal memiliki bau yang menyengat
Butir 15: semua bahan kimia yang saya kenal tidak aman untuk dimakan
Persentase, kategori dan gain score kedua butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14.
Gain score setiap butir pada indikator familiar kemudian dibuat grafik yang dapat
dilihat pada gambar 7.
80
Gain Score familiar
0,6
0,52
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0
Butir 14
Butir 15
Gain score
Gambar 7. Grafik gain score pada butir-butir indikator familiar
Pada grafik, terlihat bahwa peningkatan persentase persepsi pada indikator
media paling tinggi terdapat pada butir 14 dengan gain score 0,52. Butir 14
merupakan pernyataan angket positif dengan pernyataan “beberapa bahan kimia
yang saya kenal memiliki bau yang menyengat”. Jika pada butir tersebut terjadi
kenaikan persepsi, itu berarti setelah melakukan eksperimen kimia, peserta didik
menjadi tahu bahwa ada bahan kimia yang berbau menyengat. Berdasarkan
pengamatan
selama
proses
eksperimen,
hampir
semua
peserta
didik
mengidentifikasi adanya bau menyengat dari bahan eksperimen yakni cuka.
Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh
kefamiliaran/kelaziman mengalami peningkatan persentase persepsi dari 60,71%
(kategori cukup) menjadi 70,54% (kategori baik) dengan gain score 0,25. Adanya
kenaikan tersebut berarti peserta didik semakin familiar dengan karakteristik
beberapa bahan kimia setelah melakukan eksperimen
81
5) Perasaan
Menurut Chaplin (1972) dalam Walgito (2005: 222) perasaan adalah
keadaan individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus eksternal dan
internal. secara psikologis perasaan dan emosi mempengaruhi kemampuan individu
dalam mempersepsikan sesuatu secara tepat dan objektif (Mahmud, 1990:52-53).
Pada indikator perasaan terdapat dua butir pernyataan yang di dalam angket diberi
nomor 16 dan 17. Isi dari kedua butir pernyataan tersebut adalah:
Butir 16: bahan-bahan kimia merupakan bahan yang berbahaya dan
menakutkan bagi manusia
Butir 17: saya tidak takut dengan bahan kimia, karena memiliki banyak
manfaat untuk manusia
Persentase, kategori dan gain score keenam butir tersebut dapat dilihat pada tabel
14. Gain score setiap butir pada indikator media kemudian dibuat grafik yang dapat
dilihat pada gambar 8.
Gain Score Perasaan
0,45
0,4
0,39
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,1
0,05
0
Butir 16
Butir 17
Gain score
Gambar 8. Grafik gain score pada butir-butir indikator perasaan
82
Pada grafik, dapat dilihat bahwa peningkatan persentase persepsi pada
indikator perasaan paling tinggi terdapat pada butir 16 dengan gain score 0,39. Butir
16 merupakan pernyataan angket negatif dengan pernyataan “bahan-bahan kimia
merupakan bahan yang berbahaya dan menakutkan bagi manusia”. Adanya
kenaikan persepsi pada butir tersebut dapat diartikan bahwa setelah melakukan
eksperimen, sebagian peserta didik sudah tidak lagi berpersepsi bahwa bahan-bahan
kimia merupakan bahan yang berbahaya dan menakutkan bagi manusia. Hal itu
karena bahan-bahan kimia yang digunakan selama eksperimen merupakan bahan
yang aman untuk digunakan seperti makanan, baking soda, batu kapur, air, dan
sebagainya. Pada butir 16 ini persentase persepsi peserta didik meningkat dari
67,86% (kategori cukup) menjadi 80,36% (kategori baik).
Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh
perasaan mengalami peningkatan persentase dari 65,18% (kategori cukup) menjadi
73,21% (kategori baik) dengan gain score 0,23. Hal ini berarti setelah melakukan
eksperimen kimia, sebagian peserta didik merasa bahan kimia bukan bahan yang
menakutkan dan memberi banyak manfaat bagi kehidupan.
6) Minat
Menurut Slameto (2010 : 180) minat adalah suatu rasa suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat
merupakan salah satu faktor internal atau segi psikologis yang mempengaruhi hasil
persepsi individu. Sebagai contoh, seseorang pelajar yang menyukai kimia,
pastinya dia akan senang dengan sesuatu yang bermuatan kimia, senang melakukan
83
eksperimen kimia, dan selalu ingin tahu tentang pekembangan ilmu kimia.
Sehingga, tentulah persepsi pelajar tersebut terhadap kimia baik.
Pada indikator minat terdapat tiga butir pernyataan yang di dalam angket
diberi nomor 18, 19 dan 20. Isi dari ketiga butir pernyataan tersebut adalah:
Butir 18: saya senang melihat video eksperimen kimia yang ada di internet
Butir 19: saya tidak ingin tahu tentang bahan kimia dan eksperimennya
Butir 20: saya tidak menyukai kimia karena saya tidak menyukai IPA
Persentase, kategori dan gain score ketiga butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14.
Gain score setiap butir pada indikator minat kemudian dibuat grafik yang dapat
dilihat pada gambar 9.
Gain Score Minat
0,25
0,2
0,2
0,15
0,1
0,05
0
-0,05
Butir 18
Butir 19
Butir 20
-0,1
-0,1
-0,15
-0,2
-0,15
Gain score
Gambar 9. Grafik gain score pada butir-butir indikator minat
Pada grafik di atas, terlihat bahwa pada indikator minat peningkatan
persepsi kimia peserta didik paling tinggi terjadi pada butir 20 dengan gain score
0,1999 yakni pada pernyataan angket negatif “saya tidak menyukai kimia karena
84
saya tidak menyukai pelajaran IPA”. Itu berarti setelah melakukan eksperimen
kimia, sebagian peserta didik mulai menyukai kimia sebagai bagian dari pelajaran
IPA. Pada butir ini, persentase persepsi peserta didik meningkat dari 82,14%
menjadi 85,71% dan keduanya berada pada ketagori baik.
Namun pada butir 18 dan 19 gain score yang diperoleh bernilai negatif
yakni -0,15 dan -0,10. Berdasarkan wawancara, menurunnya minat peserta didik
untuk melihat video eksperimen kimia di internet dan rasa ingin tahu mereka
terhadap eksperimen disebabkan oleh dua hal. Pertama, bagi sebagian peserta didik
eksperimen kimia melelahkan dan membutuhkan waktu yang lama. Mereka tidak
terlalu menyukai eksperimen kimia. Kedua, sebagian peserta didik masih belum
terfasilitasi internet di rumahnya, sehingga mereka jarang melihat video semisal
eksperimen kimia di internet. Pada butir 18, persentase persepsi turun dari 76,79%
menjadi 73,21%. Pada butir 19, persentase persepsi turun dari 82,14% menjadi
80,36%. Walau mengalami penurunan persentase, namun kedua butir tersebut
masih dalam kategori baik.
Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh
minat mengalami penurunan persentase dari 80,36% menjadi 79,76% dengan gain
score -0,03 Walaupun mengalami penurunan, persepsi peserta didik pada indikator
minat masih dalam kategori baik.
7) Perhatian
Perhatian adalah syarat psikologis dalam individu mengadakan perspsi yang
merupakan langkah persiapan yaitu adanya kesediaan individu untuk mngadakan
persepsi. Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
85
individu untuk objek. Individu memperhatikan suatu hal yang berarti semua
aktivitasnya dicurahkan untuk hal tersebut (Walgito, 2005:110-111). Makin
diperhatikan, makin disadari objek tersebut, makin jelas bagi individu. Persepsi
hanya terfokus pada apa yang diperhatikan (Sarwono, 2009: 103).
Pada indikator perhatian terdapat dua butir pernyataan yang di dalam angket
diberi nomor 21 dan 22. Isi dari kedua butir pernyataan tersebut adalah:
Butir 21: jika ada berita terbaru yang berkaitan dengan kimia, saya langsung
mencari informasi di internet
Butir 22: saya tidak pernah membaca komposisi bahan yang terkandung dalam
makanan, minuman, dan sabun yang saya beli.
Persentase, kategori dan gain score kedua butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14.
Gain score setiap butir pada indikator perhatian kemudian dibuat grafik yang dapat
dilihat pada gambar 10.
Gain Score Perhatian
0,1
0,05
0,05
0
-0,05
Butir 21
Butir 22
-0,1
-0,15
-0,2
-0,25
-0,3
-0,35
-0,4
-0,36
Gain score
Gambar 10. Grafik gain score pada butir-butir indikator perhatian
86
Pada grafik di atas, terlihat bahwa diagram batang butir 21 menurun tajam
ke bawah yang menandakan bahwa terjadi penurunan persentase persepsi dengan
gain score bernilai negatif yakni -0,36. Butir 21 merupakan pernyataan angket
positif dengan pernyataan “jika ada berita terbaru yang berkaitan dengan kimia,
saya langsung mencari informasi di internet”. Pada butir ini terjadi penurunan
persentase persepsi dari 75% (kategori baik) menjadi 66,07% (kategori cukup).
Berdasarkan wawancara, adanya penurunan persepsi tersebut terjadi karena
beberapa peserta didik setelah diwawancarai mengaku bahwa mereka jarang
membuka internet di rumah karena di rumah mereka belum terfasilitasi dengan
internet.
Walau pada butir 21 terjadi penurunan persepsi, namun pada butir 22 terjadi
kenaikan persentase persepsi dari 64,29% menjadi 66,07% dengan gain score 0,05.
Kedua persentase persepsi tersebut berada pada kategori cukup. Adanya kenaikan
persentase persepsi pada butir ini menandakan bahwa setelah mengenal bahan
kimia melalui eksperimen kimia, sebagian peserta didik lebih memperhatikan
komposisi bahan yang terkandung dalam makanan, minuman, dan sabun yang
mereka beli.
Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh
perhatian mengalami penurunan persentase dari 69,64% (kategori baik) menjadi
66,07% (kategori cukup) dengan gain score -0,12. Penurunan persentase persepsi
ini sebagian besar disebabkan oleh beberapa peserta didik yang saat diwawancara
baru mengakui bahwa mereka jarang menggunakan internet untuk mencari
informasi mengenai berita terbaru berkaitan dengan kimia.
87
8) Motivasi
Motivasi merupakan suatu keadaan dalam diri individu yang menyebabkan
atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi dorongan dan ketahanan
pada perilaku tersebut (Sugihartono et al, 2013:20). Menurut Abraham (2011:108),
progres persepsi banyak dipengaruhi oleh motivasi tertentu suatu individu. Seorang
individu yang dalam keadaan membutuhkan sesuatu akan mempersepsikan suatu
objek sama dengan apa yang dia butuhkan.
Pada indikator motivasi terdapat tiga butir pernyataan yang di dalam angket
diberi nomor 23, 24 dan 25. Isi dari ketiga butir pernyataan tersebut adalah:
Butir 23: saya akan serius belajar kimia/sains karena saya bercita-cita menjadi
seorang ilmuwan
Butir 24: saya ingin belajar kimia agar lebih cerdas dalam meilih bahan yang
akan saya gunakan
Butir 25: saya tidak tahu manfaat mempelajari ilmu kimia
Persentase, kategori dan gain score ketiga butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14.
Gain score setiap butir pada indikator motivasi kemudian dibuat grafik yang dapat
dilihat pada gambar 11.
88
Gain Score Motivasi
0,4
0,33
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,15
0,1
0,05
0
-0,05
Butir 23
Butir 24
Butir 25
-0,1
-0,15
-0,1
Gain score
Gambar 11. Grafik gain score pada butir-butir indikator motivasi
Pada grafik di atas, terlihat bahwa pada indikator motivasi peningkatan
persepsi kimia peserta didik paling tinggi terjadi pada butir 24 dengan gain score
0,33. Itu berarti setelah melakukan eksperimen kimia, ada kesadaran dalam diri
sebagian peserta didik untuk belajar kimia ke depannya agar mereka lebih cerdas
dalam memilih bahan yang akan digunakan. Berdasarkan wawancara, manfaat yang
didapatkan setelah melakukan eksperimen kimia adalah mereka mampu
membedakan bahan yang berbahaya dan yang tidak. Pada butir ini, persentase
persepsi peserta didik meningkat dari 73,21% menjadi 82,14%. Keduanya
persentase tersebut berada pada kategori baik.
Namun pada butir 23 gain score yang diperoleh bernilai negatif yakni -0,10.
Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh dua alasan. Pertama, sebagian dari mereka
belajar sains/kimia tidak untuk menjadi ilmuwan. Yang kedua, bagi beberapa
peserta didik, melakukan eksperimen kimia itu menyusahkan dan melelahkan
89
sehingga hal itulah yang menyebabkan mereka tidak ingin serius belajar kimia di
kemudian hari. Penelitian lain menyatakan bahwa ada peserta didik yang tidak ingin
belajar sains di kemudian hari karena tidak ingin menjadi ilmuwan dan berkarir
dibidang sains (Varley et al, 2008:81) dan mengaggap bahwa sains adalah pelajaran
yang susah (Kihwele, 2014).
Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh
motivasi mengalami kenaikan persentase dari 71,43% menjadi 74,41% dengan gain
score 0,10 yang keduanya berada dalam kategori baik.
9) Pengalaman
Menurut Irwanto et al (1989:97) dan Walgito (2003:54-55) pengalaman
merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi hasil persepsi individu.
Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi
dunia sekitarnya.
Pada indikator pengalaman terdapat tiga butir pernyataan yang di dalam
angket diberi nomor 26, 27 dan 28. Isi dari ketiga butir pernyataan tersebut adalah:
Butir 26: saya pernah terluka akibat terkena bahan kimia berbahaya
Butir 27: saya selalu semangat jika melakukan eksperimen kimia, karena
menambah rasa ingin tahu saya.
Butir 28: saya tidak pernah menggunakan bahan kimia
Persentase, kategori dan gain score ketiga butir tersebut dapat dilihat pada tabel 14.
Gain score setiap butir pada indikator perhatian kemudian dibuat grafik yang dapat
dilihat pada gambar 12.
90
Gain Score Pengalaman
0,47
0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,07
0,1
0,05
0
0
Butir 26
Butir 27
Butir 28
Gain score
Gambar 12. Grafik gain score pada butir-butir indikator pengalaman
Pada grafik di atas terlihat bahwa pada indikator pengalaman, peningkatan
persepsi kimia peserta didik paling tinggi terjadi pada butir 27 dengan gain score
0,47. Hal itu berarti banyak peserta didik yang bersemangat dalam melakukan
kegiatan eksperimen kimia yang telah dilakukan sebanyak lima kali tersebut.
Eksperimen kimia membuat rasa ingin tahu mereka bertambah. Berdasarkan
wawancara kepada peserta didik, mereka mengatakan bahwa eksperimen kimia
menambah wawasan dan pengalaman mereka. Kegiatan eksperimen sains
merupakan hal baru bagi peserta didik kelas V SDN Samirono. Mereka belum
pernah sama sekali melakukan kegiatan eksperimen. Sehingga eksperimen kimia
merupakan pengalaman pertama mereka dalam melakukan eksperimen sains.
Terkait dengan rasa ingin tahu peserta didik yang bertambah setelah melakukan
eksperimen kimia, penelitian yang dilakukan oleh Akram et al (2017) menunjukkan
bahwa salah satu alasan peserta didik menyukai kimia adalah rasa ingin tahu mereka
91
terhadap kimia. Ada banyak pertanyaan di benak mereka terkait kimia. Persentase
persepsi pada butir ini mengalami kenaikan dari 73,21% menjadi 85,71% yang
berada pada kategori baik.
Jika grafik di atas diamati kembali, maka pada butir 26 gain score yang
diperoleh adalah 0,00 yang berarti tidak ada perubahan persentase persepsi peserta
didik pada butir tersebut. Butir 26 merupakan pernyataan angket negatif dengan
pernyataan “saya pernah terluka akibat terkena bahan kimia berbahaya”. Tidak
adanya perubahan persentase persepsi pada butir tersebut, karena sebagian peserta
didik pernah terluka akibat terkena api yang berasal dari pembakaran spiritus.
Peserta didik menggunakan spiritus sebagai bahan bakar untuk memasak saat
kegiatan pramuka. Persentase persepsi pada butir ini berada dalam kategori baik
yakni sebesar 73,21%.
Secara keseluruhan persepsi kimia peserta didik yang dipengaruhi oleh
pengalaman mengalami kenaikan persentase dari 73,81% menjadi 78,57% yang
berada pada kategori baik dengan gain score 0,18.
Deskripsi di atas merupakan analisis persepsi kimia peserta didik kelas V
SDN Samirono untuk setiap faktor yang mempengaruhinya. Faktor eksternal
berupa bentuk dan warna, intensitas, media dan familiar dan faktor internal yang
berupa perasaan, minat, perhatian, motivasi dan pengalaman. Sebelum melakukan
eksperimen kimia, secara keseluruhan persentase persepsi kimia peserta didik
adalah sebesar 68,56% dengan kategori cukup. Kemudian, setelah melakukan
eksperimen kimia persentase persepsi tersebut naik menjadi 72,00% dengan
kategori baik. Kenaikan tersebut menghasilkan gain score sebesar 0,11.
92
Hasil uji t sama subjek juga menunjukkan adanya peningkatan dan
perbedaan persepsi kimia peserta didik sebelum dan sesudah melakukan
eksperimen IPA-Kimia. Hasil ini secara statistik menujukkan nilai sig. 2-tailed pada
paired sample t-test sebesar 0,021. Nilai ini lebih kecil dari α (0,05) yang berarti H0
ditolak dan Ha diterima. Hal ini menujukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan
sesudah melakukan eksperimen IPA-Kimia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aydogdu (2015) kegiatan
eksperimen memberikan perubahan yang positif terhadap persepsi kimia dan
laboratorium kimia. Subjek penelitian berkurang rasa takutnya terhadap bahan
kimia berbahaya dan kemungkinan terluka selama kegiatan eksperimen.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut.
1.
Pengetahuan kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum melakukan
ekseprimen IPA-Kimia yang diukur menggunakan soal pretest mendapatkan
nilai rata-rata 41,84 dan setelah melakukan eksperimen, pengetahuan kimia
yang diukur menggunakan soal postest nilai rata-ratanya meningkat menjadi
48,98 dengan gain score 0,11. Dari kedelapan sub-materi yang diujikan,
peningkatan pengetahuan kimia paling tinggi terdapat pada sub-materi “Sifat
Benda Padat, Cair dan Gas” dengan gain score 0,36 peningkatan pengetahuan
kimia paling rendah terdapat pada sub-materi “Perubahan Wujud Benda” dan
Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali dengan gain
score 0,00.
2.
Secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan kimia
peseerta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan
eksperimen IPA-Kimia.
3.
Persepsi kimia peserta didik kelas V SDN Samirono sebelum melakukan
eksperimen IPA-Kimia yang diukur dengan angket persepsi awal yakni sebesar
68,56% pada kategori cukup. Setelah eksperimen persepsinya meningkat
menjadi 72,00% pada kategori baik dengan gain score 0,12. Peningkatan
persepsi kimia paling tinggi terdapat pada faktor familiar dengan gain score
94
0,25, sementara paling rendah terdapat pada faktor perhatian dengan gain score
-0,12.
4.
Secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan pada persepsi kimia
peseerta didik kelas V SDN Samirono sebelum dan sesudah melakukan
eksperimen IPA-Kimia.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, berikut
beberapa saran yang disampaikan oleh peneliti.
1.
Perlu diadakan penelitian tentang analisis pengetahuan dan persepsi kimia
peserta didik kelas V SD jumlah sampel yang lebih besar agar hasil penelitian
lebih akurat.
2.
Perlu diadakan wawancara persepsi peserta didik terhadap kimia yang lebih
mendalam, agar peneliti mengetahui bagaimana persepsi kimia peserta didik
yang sebenar-benarnya.
95
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, A. (2011). General psychologi. New Delhi: Tata McGraw Hill Education
Limit
Agustina, I.G.A.T & Tika I.N. (2013). Konsep dasar IPA aspek fisika dan kimia.
Yogyakarta: Penerbit Ombak
Akram, T.M., Ijaz, Ayesha & Ikram, Hamid. (2017). Exploring the factors
responsible for declining interest in chemistry. International Journal of
Information and Education Technology, 7(2), 88-94.
Aprilia & Achyar, A. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk SD dan MI kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Arifin, M., Sudja, W.A., Ismail, A.K., Mulyono, H.A.M & Wahyu, W. (2005).
Strategi belajar mengajar kimia. Malang: Penerbit Universitas Negeri
Malang (UM Press)
Arifin, M., Nurjhani, M.K & Muslim. (2009). Ilmu pengetahuan alam dan
lingkunganku untuk kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Arifin, M., Nurjhani, M.K & Muslim. (2009). Ilmu pengetahuan alam dan
lingkunganku untuk kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Autida, R.E. (2012). Perception in chemistry of secondary students. E-International
Scientific Research Journal, 4, 229-240
Aydogdu, C. (2017). The effect of chemistry laboratory activities on student’s
chemistry perception and laboratory anxiety levels. International Journal of
Progressive Education 13(2), 85-94
Bachtiar,A. (2006). Filsafat ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah. Jakarta: BSNP
Bruno, G. (2010). Digestive enzymes. Huntington College of Health Sciences
Literature Education Series On Dietary Supplements 2010, 1-4
Claycomb, J.R. (February 2009). Baking soda and vinegar rockets. The Physics
96
Teacher, (47) 88-92
Cvjetićanin S., Obadović, D & Rančić, I. (2015). The efficiency of student-led and
demonstration experiments in initial physics-chemistry education in
primary school. Croatian Journal of Eduaction, 17(3), 11-39
Djamarah, S.B & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
de Cassia Reis, R & da Silva Lopes, J.G. (2016). Elementary school students’
conceptions of chemical transformation. Revista Electronica de Ensenanza
de las Ciencias, 15(1), 24-42
Devi, P.K & Anggraeni, S. (2008). Ilmu pengetahuan alam untuk SD dan MI kelas
IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Dwidjoseputro, D. (1994). Pengantar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Goldberg, D.E. (2003). Kimia untuk pemula. Terjemahan oleh Affandy. 2004.
Jakarta: Erlangga
Hadi, S. (1991). Analisis butir untuk instrumen angket, tes, dan skala nilai dengan
BASICA. Yogyakarta: Andi Offset
Hake, R. R. (1997). Interactive-engagement versus traditional methods: a sixthousand-student survey of mechanics test data for introductory physics
courses. Journal of American Association of Physics Teachers, 66 (1), 66 –
74.
Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hussain, M & Akhtar,M. (2013). Impact of hands-on activities on student’s
achievement in science: An experimental evidence from Pakistan. MiddleEast Journal of Scientific Research, 16 (5), 626-632
Indriati, SCP., Habibah, U., Susilowati, E., Suwarni, S., Susilowati, E & Wiyanto.
(2010). Ilmu pengetahuan alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian
Pendidikan Nasional
Irwanto., Elia, H., Hadisoepadma, A., Priyani, MJ. R., & Wismanto, Y.B. (1989).
Psikologi umum buku panduan mahasiswa. Jakarta: Gramedia
Izzaty, R.E., Suardiman, S.P., Ayriza, Y., Purwandari., Hiryanto & Kusmaryani,
R.E. (2013). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY Press
97
Kartwohl, D.R. (2002). A revision of Bloom,s taxonomy: An overview. Theory Into
Practice, 41(4), 213-218
Kean, E. & Middlecamp, C. (1984). Panduan belajar kimia dasar. Jakarta:
Gramedia.
Kihwele, J. (2014). Student’s perception of science subjects and their attitude in
Tanzanian secondary schools. World Journal of Educational Research, 1(1)
1-8.
Lamanauskas, V., Vilkoniene,, M & Vilkonis, R. (2007). The chemistry component
of natural science education in primary and basis school: Some major issues.
Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 1(1), 57-75
Liu, X & Lesniak K.M. (2005). Student’s progression of understanding the matter
concept from elementary to high school. Sci Ed 89, 433-450
Logar, A & Savec, V.F. (2010). Evaluation of the Influence of Various Methods of
Experimental Work On Quality And Durability of Chemistry Knowledge.
Proceeding of Socio-cultural and Human Values in Science and Technology
Education, Slovenia, XIV IOSTE 2010, 1667-1669
Mahdi, J. G. (2014). Student attitudes towards chemistry: An examination of
choices and preferences. American Journal of Educational Research 2(6),
351-356
Mahmud, D. (1990). Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta: BPFE
Mairuhu, N. (2013). Studi potensi batu gamping sebagai bahan dasar semen daerah
Gn. Batuputih, kecamatan Samarinda Ulu Kotamadya Samarinda, provinsi
Kalimantan Timur. Jurnal Ilmiah MTG, 6(2)
Morgan, C T., King R. A., Robinson N. M. (2000). Introduction to psychology 6th
edition. USA: McGraw-Hill Kogakusha LTD
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan sebuah panduaan
praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Narbuko, C & Achmadi, A. (2010). Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Nevid, J. S. 2013. An introduction to psychology 4th edition international edition.
USA: Wadsworth Cengage Lerarning.
Priyono & Sayekti, T. (2010). Ilmu pengetahuan alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Kementrian Pendidikan Nasional
98
Rahardjo, S. B. (2014). Kimia berbasis eksperimen untuk kelas X SMA dan MA.
Solo: PT Tiga Serangkai
Randler, C. & Hulde, M. (2007). Hands-on versus teacher-centered experiments in
soil ecology. Research in Science & Technological Education, 25(3), 329338
Roestiyah, N.K., 2008, Strategi belajar mengajar, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Sagala, S. (2014). Konsep dan makna pembelajaran untuk membantu memecahkan
problematika belajar dan mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sarwono, S.W. (2009). Pengantar psikologi umum. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Shin, M.S., Ch’un, S.H., Yuen, S.S., Jyh. P.L. (1999). Kinetics of the reaction of
Ca(OH)2 with CO2 at low temperature. Ind. Eng. Chem. Res, 38, 1316-1322
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sobur, A. (2003). Psikologi umum dalam lintasan sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Sudjana, N. (2014). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Sugihartono., Fathiyah, K.N., Harahap, F., Setiawati, F.A & Nurhayati, S.R. (2015).
Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sulistyowati & Sukarno. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk Sekolah Dasar
kelas 5 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Susanto, A. (2011). Filsafat ilmu suatu kajian dalam dimensi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara
Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Tillery, B.W., Enger, E.D., Ross, F.C. (2007). Integrated science 3rd edition. USA:
Mc Graw Hill
Trihendradi. (2013). Langkah Mudah Menguasai SPSS 21. Yogyakarta: ANDI
Offset.
99
Tsimas, S & Moutsatsou, A. (2015). Hydration Of Cao present in fly ashes. Athena:
National Technical University Of Athens School Of Chemical Engineering
Laboratory Of Inorganic & Analytical Chemistry [online] melalui
www.grupaekotech.pl diakses pada 18 Juli 2017
Uno, H.B & Koni, S. (2012). Assesment pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
VanCleave, J.P. (1989). Chemistry for every kids 101 easy experiments that really
work. USA: Jossey-Bass A Wiley Imprint.
Varley, J., Clíona M., Órlaith V. (2008). Science in primary school phase 2 final
report. Dublin: St. Patrick’s College.
Wahyono, B & Nuracmandani, S. (2008). Ilmu pengetahuan alam 4 untuk SD/MI
kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Walgito. B. (2003). Psikologi sosial. Yogyakarta: Andi Offset
Walgito. B. (2005). Pengantar psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Widoyoko, S.E.P. (2016). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Winarti, W., Winarto, J., Sunarno, W. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk SD
kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Yazid, E & Nursanti. (2006). Penuntun praktikum biokimia untuk mahasiswa
analisis. Yogyakarta: Andi Offset
Yunus, F.W & Ali Z.M. (2013). attitude towards learning chemistry among
secondary school students in Malaysia. Journal of Asian Behavioural
Studies, 3(11), 1-11
100
Lampiran 1. Silabus IPA SD kelas IV dan V
Silabus IPA SD Kelas IV Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Makhluk Hidup dan
Proses Kehidupan
1. Memahami hubungan 1.1 Mendeskripsikan hubungan
Rangka Manusia
antara struktur organ
antara struktur kerangka tubuh
tubuh manusia dengan
manusia dengan fungsinya
fungsinya, serta
1.2 Menerapkan cara memelihara
pemeliharaannya
kesehatan kerangka tubuh
1.3 Mendeskripsikan hubungan
antara struktur panca indera
dengan fungsinya
1.4 Menerapkan cara memelihara
kesehatan panca indera.
2. Memahami hubungan
antara struktur bagian
tumbuhan dengan
fungsinya
3. Menggolongkan
hewan, berdasarkan
jenis makanannya
4. Memahami daur
hidup beragam jenis
makhluk hidup
2.1
Alat Indra
Manusia
Menjelaskan hubungan
Bagian-Bagian
antara struktur akar tumbuhan Tumbuhan dan
dengan fungsinya
Fungsinya
2.2 Menjelaskan hubungan antara
struktur batang tumbuhan
dengan fungsinya
2.3 Menjelaskan hubungan antara
struktur daun tumbuhan
dengan fungsinya
2.4 Menjelaskan hubungan
antara bunga dengan
fungsinya
3.1 Mengidentifikasi jenis
Penggolongan
makanan hewan
Makanan
3.2 Menggolongkan hewan
Berdasarkan
berdasarkan jenis
Jenis
makanannya
Makanannya
4.1 Mendeskripsikan daur hidup
Daur Hidup
beberapa hewan di lingkungan Hewan
sekitar, misalnya kecoa,
nyamuk, kupu-kupu, kucing
4.2 Menunjukkan kepedulian
terhadap hewan peliharaan,
misalnya kucing, ayam, ikan
101
5. Memahami hubungan
sesama makhluk
hidup dan antara
makhluk hidup
dengan
lingkungannya
Benda dan Sifatnya
6. Memahami beragam
sifat dan perubahan
wujud benda serta
berbagai cara
penggunaan benda
berdasarkan sifatnya
5.1 Mengidentifikasi beberapa
jenis hubungan khas
(simbiosis) dan hubungan
“makan dan dimakan” antar
makhluk hidup (rantai
makanan)
5.2 Mendeskripsikan hubungan
antara makhluk hidup dengan
lingkungannya
Hubungan
Antara Makhluk
Hidup dan
Lingkungannya
6.1 Mengidentifikasi wujud benda
padat, cair, dan gas memiliki
sifat tertentu
6.2 Mendeskripsikan terjadinya
perubahan wujud cair padat
 cair; cair  gas  cair;
padat  gas
6.3 Menjelaskan hubungan antara
sifat bahan dengan
kegunaannya
Sifat Benda
Padat, Cair, dan
Gas
Perubahan
Wujud Benda
Silabus IPA SD Kelas IV Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan
Perubahannya
7. Memahami gaya
7.1 Menyimpulkan hasil
dapat mengubah
percobaan bahwa gaya
gerak dan/atau bentuk
(dorongan dan tarikan) dapat
suatu benda
mengubah gerak suatu benda
7.2 Menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat
mengubah bentuk suatu benda
102
Sifat Bahan dan
Kegunaannya
Materi
Gaya
8. Memahami berbagai
bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari
8.1 Mendeskripsikan energi panas Berbagai Bentuk
dan bunyi yang terdapat di
Energi dan
lingkungan sekitar serta sifat- Penggunaannya
sifatnya
8.2 Menjelaskan berbagai energi
alternatif dan cara
penggunaannya
8.3 Membuat suatu karya/model
untuk menunjukkan
perubahan energi gerak akibat
pengaruh udara, misalnya
roket dari kertas/balingbaling/pesawat kertas/parasut
8.4 Menjelaskan perubahan energi
bunyi melalui penggunaan
alat musik
Bumi dan Alam Semesta
9. Memahami perubahan
kenampakan
9.1 Mendeskripsikan perubahan
permukaan bumi dan
kenampakan bumi
benda langit
9.2 Mendeskripsikan posisi bulan
dan kenampakan bumi dari
hari ke hari
10. Memahami perubahan 10.1 Mendeskripsikan berbagai
lingkungan fisik dan
penyebab perubahan
pengaruhnya terhadap
lingkungan fisik (angin,
daratan.
hujan, cahaya matahari, dan
gelombang air laut)
10.2 Menjelaskan pengaruh
perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan (erosi,
abrasi, banjir, dan longsor)
10.3 Mendeskripsikan cara
pencegahan kerusakan
lingkungan (erosi, abrasi,
banjir, dan longsor)
11. Memahami hubungan 11.1 Menjelaskan hubungan antara
antara sumber daya
sumber daya alam dengan
alam dengan
lingkungan
lingkungan, teknologi, 11.2 Menjelaskan hubungan antara
dan masyarakat
sumber daya alam dengan
teknologi yang digunakan
103
Perubahan
Kenampakan
Bumi dan Benda
Langit
Pengaruh
Lingkungan
Fisik dan
Pengaruhnya
terhadap Daratan
Sumber Daya
Alam dan
Teknologi
11.3 Menjelaskan dampak
pengambilan bahan alam
terhadap pelestarian
lingkungan
Silabus IPA SD Kelas V Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Organ Tubuh Manusia
dan Hewan
1. Mengidentifikasi fungsi
1.1 Mengidentifikasi fungsi
organ tubuh manusia
organ pernapasan manusia.
dan hewan
1.2 Mengidentifikasi fungsi
organ pernapasan hewan
misalnya ikan dan cacing.
Tumbuhan Hijau
2. Memahami cara
tumbuhan hijau
membuat makanan
Penyesuaian Makhluk
Hidup dengan
Lingkungnnya
3. Mengidentifikasi cara
makhluk hidup
Materi
Organ Pernapasan
Pada Manusia
Organ Pernapasan
Pada Hewan
1.3 Mengidentifikasi fungsi
organ pencernaan manusia
dan hubungnnya dengan
makanan dan kesehatan.
Organ Pencernaan
Manusia dan
Hubungannya
dengan Makanan
dan Kesehatan
1.4 Mengidentifikasi organ
peredaran darah manusia.
1.5 Mengidentifikasi gangguan
pada organ peredaran darah
manusia.
Alat Peredaran
Darah Pada
Manusia
2.1
Mengidentifikasi cara
tumbuhan hijau membuat
makanan.
2.2 Mendeskripsikan
ketergantungan manusia dan
hewan pada tumbuhan hijau
sebagai sumber makanan.
Pembuatan
Makanan Pada
Tumbuhan Hijau
Tumbuhan Hijau
sebagai Sumber
Makanan bagi
Manusia dan
Hewan
3.1
Adaptasi Hewan
dengan
Lingkungannya
Mengidentifikasi
penyesuaian diri hewan
dengan lingkungan tertentu
104
mnyesuaikan diri
dengan lingkungan
3.2
Benda dan Sifatnya
4. Memahami hubungan
antara sifat bahan
dengan penyusunnya
dan perubahan sifat
benda sebagai hasil
suatu proses
untuk mempertahankan
hidup.
Mengidentifikasi
penyesuaian diri tumbuhan
dengan lingkungan tertentu
untuk mempertahankan
hidup
Adaptasi
Tumbuhan dengan
Lingkungannya
4.1
Mendeskripsikan hubungan
sifat bahan dengan bahan
penyusunnya misalnya
benang, kain, dan kertas.
Sifat Bahan dan
Struktur
Penyusunnya
4.2
Menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang
perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap
Perubahan Sifat
Benda
Perubahan Wujud
yang Dapat
Kembali dan
Tidak Dapat
Kembali
Silabus IPA SD Kelas V Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Energi dan
Perubahannya
5. Memahami hubungan
5.1 Mendeskripsikan hubungan
Gaya, Gerak, dan
anatara gaya, gerak,
antara gaya, gerak dan energy Energi
dan energy, serta
melalui percobaan (gaya
fungsinya
gravitasi, gaya gesek, gaya
magnet)
5.2 Menjelaskan pesawat
Pesawat Sederhana
sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih
mudah dan lebih cepat.
6. Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan membuat
suatu karya/model.
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya
6.2 Membuat suatu karya/model,
misalnya periskop atau lensa
dari bahan sederhana dengan
105
Cahaya danSifatSifatnya
menerapkan sifat-sifat
cahaya.
Bumi dan Alam Semesta
7. Memahami perubahan
yang terjadi di alam
dan hubungannya
dengan penggunaan
sumber daya alam.
7.1 Mendeskripsikan proses
pembentukan tanah karena
pelapukan.
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis
tanah.
7.3 Mendeskripsikan struktur
bumi.
7.4 Mendeskripsikan proses daur
air dan kegiatan manusia
yang dapat
mempengaruhinya.
7.5 Mendeskripsikan perlunya
penghematan air.
7.6 Mengidentifikasi peristiwa
alam yang terjadi di
Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup.
7.7 Mengidentifikasi beberapa
kegiatan manusia yang dapat
mengubah permukaan bumi
(pertanian, perkotaan, dsb)
(BNSP, 2006)
106
Proses
Pembentukan
Tnah
Jenis-Jenis Tanah
Struktur Bumi
Daur Air dan
Pengaruhnya bagi
Manusia
Penghematan Air
Peristiwa Alam
yng Terjadi di
Indonesia
Kegiatan Manusia
Yang Dapat
Mengubah
Permukaan Bumi
Lampiran 2. RPP Eksperimen IPA-Kimia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Sub-materi
Alokasi Waktu
Metode
:
:
:
:
:
SDN Samirono
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
V/ 2
Benda Dan Sifatnya, didahului dengan pre-test
115 menit (pertemuan I)
45 menit ( pertemuan II)
: Ceramah, Eksperimen
A. Standar Kompetensi
:
4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi dari Kompetensi Dasar 4.2 :
o Mengidentifikasi hasil dan sifat benda sesudah mengalami perubahan sebagai
hasil suatu proses.
o Mendeskripsikan kondisi benda setelah mengalami proses berdasarkan
pengamatan.
D. Tujuan Pembelajaran**:
o Siswa dapat memahami penyebab perubahan pada benda, salah satunya
pencampuran dengan zat lain.
o Siswa dapat mengidentifikasi perubahan benda yang tidak dapat kembali
(perubahan kimia) melalui eksperimen “Perubahan Zat Secara Kimia” dan
“Perubahan Zat Kimia II (Telur tanpa Cangkang)”.
E. Materi Essensial
o Perubahan Sifat benda.
o Perubahan wujud yang dapat kembali dan tidak dapat kembali
F. Media Belajar
o Alat dan bahan dalam percobaan “Perubahan Zat Secara Kimia” dan
“Perubahan Zat Kimia II (Telur tanpa Cangkang)”
107
o LKPD
o Papan tulis, spidol hitam.
G. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1 :eksperimen I ”Perubahan Zat Secara Kimia”
A. Pelaksanaan pre-test peserta didik pada instrumen soal dan angket
(54
o Pendidik (mahasiswa peneliti) memperkenalkan diri dan menjelaskan menit)
tujuan kehadirannya kepada peserta didik kelas V SD.
o Mahasiswa peneliti membagikan angket dan soal kepada peserta didik
o Peserta didik mengerjakan angket dan soal dalam alokasi waktu 45
menit.
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
(5 menit)
Apersepsi dan Motivasi :
o Pendidik bertanya kepada peserta didik, ”Apa yang kalian ketahui
tentang kimia?” (diharapkan banyak peserta didik yang memberikan
respon).
o Setelah menerima respon dari peserta didik, kemudian pendidik
bertanya kembali, ”Apakah kalian ingin mengetahui lebih banyak
tentang kimia? (diharapkan peserta didik antusias).
o Pendidik mengajak peserta didik untuk melakukan eksperimen kimia
untuk mengetahui lebih banyak tentang kimia.
o Pendidik memulai eksperimen kimia pertama dengan judul Perubahan
Zat Secara Kimia.
2. Kegiatan Inti
o Pendidik membagi 14 peserta didik ke dalam 4 kelompok.
(14
o Pendidik memberikan sedikit review materi tentang perubahan benda menit)
yang dapat kembali (perubahan fisika) dan tidak dapat kembali
(perubahan kimia).
 jEksplorasi
(14
Dalam kegiatan eksplorasi, guru
 Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada masing- menit)
masing kelompok.
 Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang akan
dilakukan.
Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
 Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di LKPD dengan
dipandu guru.
108
 Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen.
 Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai hasil
eksperimen.
.
 Elaborasi
(18
Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik:
menit)
 Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD.
 Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab pertanyaan yang
tersedia yang membantu dalam pembuatan kesimpulan.
 Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam LKPD yang tidak
mereka mengerti.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil
eksperimen bahwa perubahan kimia pada benda disebabkan
percampuran dengan zat lain yang menghasilkan zat baru dan zat
tersebut tidak dapat kembali ke bentuk/wujud semula.
 Meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan LKPD
3. Penutup
(8 menit)
o Peserta didik merapikan dan membersihkan alat dan bahan
eksperimen.
o Pendidik memberikan clue tentang eksperimen selanjutnya yakni
menggunakan telur.
o Berdoa dan salam
Cadangan waktu
Total
2 (menit)
115
menit
Pertemuan ke-2 : eksperimen II ”Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur tanpa
cangkang)”
1. Pendahuluan
(5 menit)
Apersepsi dan Motivasi :
o Pendidik bertanya kepada peserta didik mengenai pendapat mereka
tentang eksperimen balon dan cuka (Perubahan Zat Secara Kimia I)
yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.
109
o Pendidik mengajak peserta didik untuk melakukan eksperimen kimia
selanjutnya yakni “Perubahan Zat Kimia II (Telur tanpa
Cangkang)”
2. Kegiatan Inti
(15
menit)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru
 Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada masingmasing kelompok.
 Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang akan
dilakukan.
Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
 Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di LKPD dengan
dipandu guru.
 Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen.
 Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai hasil
eksperimen.
(10
 Elaborasi
menit)
Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik:
 Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD.
(telur akan diamati lagi setelah 24 jam)
 Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab pertanyaan yang
tersedia yang membantu dalam pembuatan kesimpulan
 Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam LKPD yang tidak
mereka mengerti.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi
 Guru bersama siswa bertanya jawab dan memberikan kesimpulan
bahwa jika cangkang telur direndam dengan cuka merupakan salah (10
menit)
satu perubahan zat secara kimia.
 Guru memberikan informasi tambahan bahwa pada eksperimen
kedua yakni Perubahan Zat Kimia II (Telur tanpa Cangkang)”
dapat diibaratkan batuan kapur yang mengalami pelapukan kimia
akibat hujan asam dan gigi manusia yang keropos akibat minuman
dan makanan yang bersifat asam.
 Guru meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan LKPD
110
3. Penutup
o Guru memberitahukan bahwa eksperimen selanjutnya adalah Uji (1 menit)
Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung)”.
Cadangan waktu
Total
(4 menit)
45 menit
H. Penilaian:
Penilaian pengetahuan peserta didik menggunakan soal pre- test dan post-test IPAKimia
Sleman, April 2017
Mahasiswa
Nabilah Riza Putri
NIM. 13303241044
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Sub Materi
Waktu
Metode
:
:
:
:
:
:
SDN Samirono
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
V/ 1
Hubungan Makanan dan Kesehatan
2 x 45 menit (2 X pertemuan)
Ceramah, eksperimen
A. Standar Kompetensi
:
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B. Kompetensi Dasar
1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan
makanan dan kesehatan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
o Mengidentifikasi alat pencernaan pada manusia beserta fungsinya.
o Menjelaskan fungsi dari karbohidrat, protein, lemak, air, mineral dan protein
serta menyebutkan sumbernya.
D. Tujuan Pembelajaran:
o Peserta didik dapat menunjukkan bahwa terdapat reaksi kimia di dalam rongga
mulut melalui percobaan “Reaksi Kimia dalam Mulut”.
o Peserta didik dapat mengetahui sumber karbohidrat dengan menguji
keberadaan karbohidrat jenis amilum/zat tepung pada bahan makanan yang
berbeda melalui percobaan “Uji Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung)”.
E. Materi Essensial
Organ tubuh manusia dan hewan
o Alat Pencernaan Makanan Pada Manusia.
o Hubungan Makanan Dan Kesehatan
F. Media Belajar
o Alat dan bahan dalam percobaan “Uji Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung)”
dan “Reaksi Kimia dalam Mulut”.
o LKPD
o Papan tulis, spidol
G. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1 (pertemuan ke-2 dalam kegiatan eksperimen kimia)
112
Eksperimen III : “Uji Makanan (Uji Amilum / Zat Tepung
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
(5 menit)
o Guru me-review tentang organ-organ pencernaan, jenisjenis zat makanan dan sumbernya.
o Unutk menguji salah satu kandungan zat makanan yakni
karbohidrat (jenis amilum), guru mengajak peserta didik
untuk melakukan eksperimen Uji Makanan (Uji Amilum
/ Zat Tepung
2. Kegiatan Inti
(15 menit)
 sEksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada
masing-masing kelompok.
 Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang
akan dilakukan.
Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
 Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di
LKPD dengan dipandu guru.
 Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen.
 Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai
hasil eksperimen.
 Elaborasi
(10 menit)
Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik:
 Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD.
 Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab
pertanyaan yang tersedia yang membantu dalam
pembuatan kesimpulan.
 Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam
LKPD yang tidak mereka mengerti.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan
hasil eksperimen mengenai makanan apa saja yang
mengandung amilum.
 Memberitahukan bahwa amilum termasuk dalam
karbohidrat dan merupakan zat kimia, sehingga
113
( 5 menit)
makanan ynag mengandung amilum berarti termasuk
bahan kimia.
 Meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan
LKPD
3. Penutup
o Peserta didik merapikan dan membersihkan alat dan
bahan eksperimen.
o Pendidik memberikan clue tentang eksperimen
selanjutnya yakni menggunakan air liur
o Berdoa dan salam.
Cadangan waktu
Total
Pertemuan ke-2 (pertemuan ke-3 dalam kegiatan eksperimen kimia)
Eksperimen IV : Reaksi Kimia dalam Mulut
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
o Guru memberikan review mengenai fungsi mulut sebagai
organ pencernaan.
o Guru memberi tau bahwa di dalam mulut terjadi reaksi
kimia, untuk membuktikannya guru mengajak peserta didik
untuk melakukan eksperimen Reaksi Kimia dalam Mulut
2. Kegiatan Inti
 sEksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada
masing-masing kelompok.
 Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang
akan dilakukan.
(5 menit)
5 menit
45 menit
(8 menit)
(15 menit)
Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
 Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di
LKPD dengan dipandu guru.
 Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen.
 Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai
hasil eksperimen.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik:
 Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD.
114
(15 menit)
 Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab
pertanyaan yang tersedia yang membantu dalam
pembuatan kesimpulan.
 Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam
LKPD yang tidak mereka mengerti.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan
hasil eksperimen bahwa di dalam mulut juga terjadi
reaksi kimia yakni berubahnya amilum menjadi zat
gula.
 Meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan
LKPD
(5 menit)
3. Penutup
o Guru memberitahukan bahwa eksperimen selanjunya (1 menit)
adalah Uji Gas Karbon dioksida
Cadangan waktu
1 menit
Total
45 menit
H. Penilaian:
Penilaian pengetahuan peserta didik yang didapatkan selama melakukan kegiatan
eksperimen yakni menggunakan soal pre- test dan post-test IPA-Kimia
Sleman, April 2017
Mahasiswa
Nabilah Riza Putri
NIM. 13303241044
115
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Sub Materi
Waktu
Metode
:
:
:
:
:
:
SDN Samirono
Ilmu Pengetahuan Alam
V/ 1
Alat Pernapasan pada Manusia dan Hewan
1 x 60 menit (1 X pertemuan)
Eksperimen
B. Standar Kompetensi
:
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
C. Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan hewan misalnya ikan dan cacing
tanah.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
o Menjelaskan proses pernapsan pada manusia
E. Tujuan Pembelajaran:
o Peserta didik dapat mengidentifikasi gas hasil pernapasan pada manusia salah
satunya melalui percobaan ”Uji Gas Karbon Dioksida”
F. Materi
Organ Pernapasan Manusia
G. Media Belajar
o Gelas transparan, sedotan plastik, ember kecil, kristal kapur, air
o LKPD
H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1 (pertemuan ke-3 dalam kegiatan eksperimen kimia)
Eksperimen IV : “Uji Gas Karbondioksia
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
(10
o Guru me-review sedikit materi pernapasan pada manusia, menit)
khususnya pada bagian proses pernapasannya.
2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
116
(15
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Membagikan LKPD, alat dan bahan eksperimen kepada menit)
masing-masing kelompok.
 Menjelaskan sedikit tentang prosedur eksperimen yang
akan dilakukan.
Selanjutnya dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
 Melakukan ekperimen sesuai prosedur yang tertulis di
LKPD dengan dipandu guru.
 Bertanya jika kurang memahami prosedur eksperimen.
 Diharapkan bertanya jika muncul pertanyaan mengenai
hasil eksperimen.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, peserta didik:
 Menuliskan hasil pengamatan ke dalam lembar LKPD.
(10
 Berdiskusi bersama teman sekelompok menjawab menit)
pertanyaan yang tersedia yang membantu dalam
pembuatan kesimpulan.
 Bertanya kepada guru jika ada pertanyaan di dalam LKPD
yang tidak mereka mengerti.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil
eksperimen.
(10
 Memberitahukan bahwa karbon dioksida dapat diuji menit)
dengan menggunakan air kapur yang membuktikan bahwa
karbon dioksida merupakan zat kimia karena dapat
bereaksi dengan air kapur menbentuk endapan putih.
 Meminta untuk peserta didik untuk mengumpulkan LKPD
3. Penutup
o Peserta didik merapikan dan membersihkan alat dan bahan (10
eksperimen.
menit)
o Guru memberi tahu bahwa kelima eksperimen telah selesai
dilakukan dan memberi sedikit review tentang kelima
eksperimen yang telah dilakukan.
o Guru meminta peserta didik untuk mengingat kembali
pelajaran dan kesimpulan eksperimen
o Guru membri tahu bahwa pertemuan selanjutny akan
diadakan post-test.
117
o Berdoa dan salam
Cadangan waktu
5 menit
Total
60 menit
I. Penilaian:
Penilaian pengetahuan peserta didik yang didapatkan selama melakukan kegiatan
eksperimen yakni menggunakan soal pre- test dan post-test IPA-Kimia
Sleman, April 2017
Mahasiswa
Nabilah Riza Putri
NIM. 13303241044
118
Lampiran 3. LKPD Perubahan Zat Secara Kimia
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelompok:
Nama/No.absen:
1.
…………………………..
2.
…………………………..
3.
…………………………..
4.
…………………………..
PERUBAHAN ZAT SECARA KIMIA
TUJ UAN
Peserta didik dapat mengetahui perubahan sifat zat secara kimia
Perubahan sifat pada benda dapat digolongkan menjadi Dasar
dua Teori
jenis yaitu
perubahan sifat sementara dan perubahan sifat tetap.
1.
Perubahan Sifat Sementara
Perubahan sifat zat sementara atau bisa disebut juga perubahan fisika adalah
perubahan benda yang dapat membuatnya kembali bentuk semula dan tidak
menghasilkan zat baru.. Contohnya, perubahan wujud air, mentega yang
dipanaskan, dan gula yang dilarutkan dalam air. Perubahan wujud zat yang bersifat
sementara digambarkan pada bagan dibawah ini.
119
2.
Perubahan Sifat Tetap
Pada perubahan sifat tetap, benda yang mengalami perubahan tidak dapat diubah
kembali ke bentuk semula dan perubahan ini menghasilkan zat baru. Perubahan
bersifat tetap disebut juga perubahan kimia. Contoh perubahan yang bersifat
tetap adalah perkaratan besi, pembakaran kayu menjadi arang, dan pembusukan
buah.
Alat dan Bahan
Alat :
Bahan:
1. balon
1. larutan cuka
2. karet
2. baking soda/ soda kue
3. botol aqua
Cara kerja
1. Tuangkan cuka ke dalam botol hingga ¼ botol .
2. Ambillah balon yang telah disediakan, kemudian masukkan baking soda ke
dalam balon hingga kira-kira ½ balon.
3. Pasang balon ke mulut botol secara hati-hati, dengan tanpa menjatuhkan baking
soda
4. Masukkan baking soda yang ada dalam balon ke dalam botol.
120
5. Amati apa yang terjadi
Hasil Pengamatan
Nama zat
Baking soda
Waktu
pengamatan
Sebelum dicampur
cuka
Setelah dicampur
cuka
Wujud zat
Warna
Bau
Pertanyaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan!
1. Apa yang terjadi pada baking soda yang ada di dalam balon ketika bercampur
dengan cuka yang ada di dalam botol?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Lalu apa yang terjadi pada balon ketika baking soda dicampur dengan cuka yang
ada di dalam botol?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Apa yang menyebabkan balon mengembang dan membesar?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. Berasal dari manakah udara/gas tersebut?
Jawab:
121
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
5.
Apakah gas yang ada di dalam balon dapat kembali ke wujud semula (padat)?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
6.
Termasuk perubahan apakah yang terjadi pada baking soda yang bercampur cuka
tersebut?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Baking soda yang telah bercampur dengan cuka menghasilkan/tidak menghasilkan*)
zat baru dan kembali/tidak kembali*) ke wujud semula. Perubahan yang terjadi pada
baking soda bercampur cuka tersebut bersifat sementara/tetap*) atau yang disebut
perubahan fisika/kimia*)
*) lingkari/pilih salah satu
122
Lampiran 4. LKPD Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur Tanpa Cangkang)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelompok:
Nama/No.absen:
1.
…………………………..
2.
…………………………..
3.
…………………………..
4.
…………………………..
PERUBAHAN ZAT SECARA KIMIA II
(TELUR TANPA CANGKANG)
TUJ UAN
Peserta didik dapat mengetahui perubahan sifat cangkang telur yang direndam air
cuka.
Dasar Teori
Kalian pasti pernah mengalami gigi berlubang atau keropos bukan? Gigi
berlubang/keropos salah satunya disebabkan oleh minuman bersifat asam yang sering
kita minum, misalnya saja coca-cola. Pada gigi, terdapat zat yang namanya kalsium.
Jika gigi sering terkena zat asam, maka perlahan kalsium yang terdapat pada gigi akan
terkikis dan menyebabkan gigi keropos.
Pada cangkang telur juga terdapat kalsium. Bagaimana jika cangkang telur
bercampur dengan asam? Penasaran? Mari kita lakukan percobaan berikut ini.
123
Alat dan Bahan
Bahan :
Alat:
1. dua buah telur mentah
1. dua buah wadah dengan penutup
2. air
3. larutan cuka
Cara kerja
1. Masukkan masing-masing telur ke dalam botol yang telah disediakan. Satu
botol untuk satu telur.
2. Pada botol I, tambahkan air hingga setengah botol, kemudian tutup botolnya.
3. Pada botol II, tambahkan cuka hingga setengah botol, kemudian tutup botolnya.
4. Diamkan kedua telur. Setelah 10 menit, amati perubahannya.
5. Kemudian diamkan selama 24 jam dan amati perbedaannya
Hasil Pengamatan
Telur yang
direndam air
Waktu
pengamatan
Setelah direndam
10 menit
Telur yang
direndam cuka
Telur yang
direndam air
Setelah direndam
10 menit
Setelah direndam
24 jam
Telur yang
direndam cuka
Setelah direndam
24 jam
Nama benda
Wujud zat
124
Warna
Bau
Keras/
lunak
Pengamatan
lain
Pertanyaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan!
1.
Apa yang terjadi ketika telur direndam ke dalam air dan ke dalam cuka selama 10
menit? Apa yang dapat kalian amati?
Jawab:
a. Telur yang direndam air:
b. Telur yang direndam cuka:
2.
Apa yang terjadi ketika telur direndam ke dalam air dan ke dalam cuka selama 24
jam? Apa yang dapat kalian amati?
Jawab:
a. Telur yang direndam air:
b. Telur yang direndam cuka:
3.
Apakah perbedaan sifat yang paling nampak antara cangkang telur yang direndam
air dengan cangkang telur yang direndam cuka ?
Jawab:
125
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4.
Apakah telur yang telah direndam air cuka bisa kembali keras seperti semula?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5.
Sesuai pengamatanmu, adakah zat baru yang dihasilkan dari pencampuran telur
bercangkang dengan air cuka? Jika ada, apa wujud zat tersebut?
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6.
Termasuk perubahan apakah yang terjadi pada cangkang telur yang direndam air
cuka tersebut?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Percobaan telur bercangkang yang direndam dengan air cuka merupakan percobaan
yang bersifat sementara/tetap*) atau yang disebut perubahan fisika/kimia*) karena
cangkang
telur
dapat/tidak
dapat*)
kembali
menghasilkan/tidak menghasilkan*) zat baru.
*) pilih/lingkari salah satu
126
ke
bentuk
semula
dan
Lampiran 5. LKPD UJi Makanan (Uji Amilum)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelompok:
Nama / No.absen:
1.
…………………………..
2.
…………………………..
3.
…………………………..
4.
…………………………..
UJI MAKANAN (UJI AMILUM / ZAT TEPUNG)
TUJUAN
Peserta didik dapat menguji keberadaan amilum/zat tepung pada bahan makanan
yang berbeda
Dasar Teori
Tepung atau amilum merupakan salah satu bentuk dari karbohidrat yang
merupakan zat utama bahan makanan. Keberadaan amilum di dalam bahan makanan
diuji dengan pemeberian larutan iodin. Larutan iodin dapat ditemukan pada obat merah
/ obat luka. Larutan iodin menyebabkan bahan makanan yang mengandung amilum
berubah warnanya menjadi biru keunguan/ ungu kehitaman
Alat dan Bahan
Bahan :
Alat:
1. nasi
1. palet
2. kentang
2. sendok plastik
127
3. roti tawar
4. daging ayam
5. gula
6. buah apel
7. obat merah (iodin)
Cara kerja
1. Masukkan sedikit saja masing-masing dari nasi, kentang, roti, buah apel, daging
dan gula ke dalam palet yang telah tersedia. Satu lubang palet untuk satu bahan
makanan.
2. Tetesi satu per satu bahan makanan dengan obat merah (iodin).
3. Catat perubahan warna yang terjadi pada tabel pengamatan.
4. Lingkarilah bahan makanan pada tabel yang menghasilkan warna biru ungu/
biru kehitaman setelah ditetesi obat merah.
Hasil Pengamatan
No
Bahan makanan
1
Nasi
2
Kentang
3
Buah apel
4
Roti tawar
5
Daging ayam
6
Gula
Warna
Sebelum ditetesi obat
Setelah ditetesi obat
merah (iodin)
merah (iodin)
128
Pertanyaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan!
1. Tuliskan bahan makanan mana saja yang menunjukkan warna biru kehitaman
ketika ditetesi dengan obat merah/iodin!
Jawab:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Tuliskan bahan makanan mana saja yang tidak menunjukkan warna biru ketika
ditetesi dengan obat merah!
Jawab:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Info: Jika suatu bahan makanan diberi larutan iodin (obat merah) dan
menunjukkan perubahan warna biru hingga ungu gelap, maka bahan makanan
tersebut mengandung amilum.
3. Mengapa setelah ditetesi dengan obat merah (iodin), ada bahan makanan yang
berwarna biru ungu dan ada pula yang tidak?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, bahan makanan mana saja yang
mengandung amilum?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
129
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas bahan makanan yang mengandung amilum adalah
…………………….. …………………………………………. Hal ini dibuktikan
dengan
terjadinya
peubahan
warna
bahan
makanan
menjadi…………………….setelah ditetesi dengan larutan iodin (obat merah).
130
Lampiran 6. LKPD Reaaksi Kimia dalam Mulut
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelompok:
Nama / No.absen:
1.
…………………………..
2.
…………………………..
3.
…………………………..
4.
…………………………..
REAKSI KIMIA DALAM MULUT
TUJUAN
Peserta didik dapat menunjukkan bahwa mengunyah merupakan salah satu contoh
dari reaksi kimia
Dasar Teori
Proses pencernaan pertama kali terjadi di mulut. Fungsi dari mulut yaitu
sebagai tempat masuknya makanan dan proses penghancuran makanan. Penghancuran
ini dibantu oleh gigi, lidah, dan air ludah (air liur). Ketiga komponen itu berperan untuk
mencerna makanan di dalam mulut. Gigi dan lidah mencerna makanan secara
mekanis, sedangkan air ludah mencerna makanan secara kimiawi. Saat makanan
dikunyah di dalam mulut, makanan akan dibasahi oleh air liur yang membuat makanan
menjadi licin dan mudah untuk ditelan. Air ludah mengandung enzim ptialin yang
berfungsi untuk memecah karbohidrat dalam bentuk amilum/zat tepung secara
Gambar alat pencernaan mulut
131
kimiawi menjadi glukosa (zat gula). Karena amilum sudah diubah menjadi glukosa,
saat mengunyah nasi dalam waktu lama kita akan merasakan manis (Rositawaty, 2008).
Nasi, roti, kentang adalah beberapa contoh sumber karbohidrat yang
mengandung amilum. Keberadaan amilum di dalam bahan makanan diuji dengan
pemeberian larutan iodin. Bahan makanan yang mengandung amilum akan berubah
warnanya menjadi biru-ungu atau biru ketika ditetesi dengan iodin. Jika bahan
makanan diberi larutan iodin namun tidak berubah warna menjadi biru, berarti
makanan tersebut tidak mengandung amilum atau sudah tidak ada lagi kandungan
amilumnya.
Alat dan Bahan
Bahan :
1.
Alat:
air
1. piring
2. nasi putih
2. sendok
3. obat merah (iodin)
4. air liur
Cara kerja
1. Ambil tiga sendok kecil nasi. Kemudain letakkan ke dalam tiga piring yang
telah disediakan.
2. Untuk satu sendok nasi pertama: masukkan nasi ke dalam mulut kemudian
kunyah hingga 30 kali sampai lembut seperti bubur. Usahakan saat mengunyah
banyak air liur yang tercampur dengan nasi.
3. Muntahkan kunyahan nasi ke dalam piring.
4. Untuk satu sendok nasi kedua: tambahkan air pada nasi lalu haluskan dengan
menggunakan sendok.
132
5. Untuk satu sendok nasi ketiga: biarkan nasi tanpa ada perlakuan.
6. Tambahkan empat tetes larutan iodin (obat merah) pada ketiga sendok nasi
tersebut. Kemudian amati perubahan warnanya.
Hasil Pengamatan
Warna
No
Bahan makanan
Sebelum ditetesi
obat merah
(iodin)
Setelah ditetesi obat merah (iodin)
Setelah 5 detik
Setelah 10 detik
Nasi I: nasi yang dikunyah
1
2
Nasi II : nasi yang dihaluskan
dengan air
3
Nasi III : nasi kering
Pertanyaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan!
1. Tuliskan nasi mana saja yang menunjukkan warna biru ketika ditetesi dengan obat
merah setelah 5 detik dan 10 detik!
Jawab:
setelah 5 detik : ………………………………………………………………
setelah 10 detik : ………………………………………………………………
2. Tuliskan nasi mana saja yang tidak menunjukkan warna biru ketika ditetesi
dengan obat merah setelah 5 detik dan 10 detik!
Jawab:
setelah 5 detik : ………………………………………………………………
setelah 10 detik : ………………………………………………………………
133
3. Mengapa setelah ditetesi dengan obat merah (iodin), ada nasi yang langsung atau
cepat berubah warna menjadi biru ungu dan ada pula yang tidak?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. Berdasarkan percobaan ini, apa peran air liur dalam mencerna makanan?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas, ketika ditetesi dengan obat merah/iodin, nasi I/ II /
III*) lambat berubah warna menjadi biru/ungu. Hal ini karena pada saat proses
mengunyah, sebagian amilum pada nasi I/ II / III*) telah diubah menjadi glukosa
secara kimia oleh enzim………………yang terdapat pada……………………...
Glukosa tidak bereaksi dengan iodin. Hal itu terlihat dari tidak adanya perubahan warna
ketika glukosa/gula ditetesi dengan iodin.
*) pilih/lingkari salah satu
134
Lampiran 7. LKPD Uji Gas Karbon Dioksida
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelompok:
Nama/No.absen:
1.
…………………………..
2.
…………………………..
3.
…………………………..
4.
…………………………..
UJI GAS KARBON DIOKSIDA
(HASIL PERNAPASAN PADA MANUSIA)
TUJUAN
1. Peserta didik dapat mengetahui bahwa saat bernapas manusia mengeluarkan
gas karbon dioksida.
2. Peserta didik dapat mengetahui bahwa air kapur yang bercampur dengan gas
karbondioksida dapat menghasilkan zat baru
Dasar Teori
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Tanda bahwa seseorang
bernapas adalah dadanya bergerak kembang kempis secara teratur. Bersamaan dengan
kembang kempisnya rongga dada, hidung juga menghirup dan menghembuskan udara.
Udara yang kita hirup dan sampai ke paru-paru adalah oksigen (O2), sedangkan udara
hasil pernapasan yang yang dihembuskan adalah uap air (H2O) dan karbon dioksida
(CO2).
Adanya gas CO2 pada hasil pernapasan manusia, dapat dibuktikan dengan
menghembuskan napas kita ke dalam air kapur. Air kapur yang bercampur dengan gas
135
karbon dioksida akan menghasilkan endapan putih. Untuk lebih jelasnya, mari lakukan
percobaan berikut ini.
Alat dan Bahan
Alat :
Bahan:
1. dua buah gelas transparan
1. batu gamping
2. sebuah sedotan plastik
2. air
3. botol
4. kain saring
Cara kerja
1. Buatlah larutan kapur di dalam botol.
2. Diamkan beberapa saat hingga airnya jernih.
3. Letakkan kain saring di atas salah satu gelas (misal gelas A).
4. Tuang dan saring bagian yang jernih dari larutan kapur tersebut ke dalam gelas
A kira-kira setengah gelas secara perlahan.
5. Bagilah air kapur yang terdapat pada gelas A ke dalam gelas B hingga sama
jumlahnya.
6. Masukkan sedotan plastik pada gelas A.
7. Hiruplah udara sedalam-dalmnya melalui hidung. Hembuskan napasmu secara
perlahan-lahan melalui sedotan plastik.
8. Lakukan secara berulang-ulang pada gelas A tadi.
9. Amatilah warna larutan pada gelas A, kemudian bandingkan tingkat kejernihan
dengan larutan pada gelas B.
136
Tabel Pengamatan
No
Gelas
1
A
2
B
Hasil Pengamatan
Pertanyaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan!
1.
Bagaimana keadaan akhir larutan pada kedua gelas tersebut!
Jawab:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2.
Apa yang menyebabkan larutan pada gelas A berbeda dengan larutan pada gelas
B?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Apa yang terdapat pada gelas A setelah gelas A didiamkan beberapa saat?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Bagaimana zat pada dasar gelas A tersebut bisa terbentuk?
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Apakah nama zat tersebut?
137
…………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas, larutan pada gelas A menjadi jernih/keruh*) karena
bereaksi dengan…………………………………yang berasal dari hembusan napas
manusia. Reaksi tersbut membentuk / tidak membentuk*) zat baru berupa
…………………………………
yang
……………………………………………..
*) lingkari salah satu
138
dikenal
dengan
nama
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal IPA-Kimia SD
Nama Sekolah
:
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Mata Pelajaran
: IPA-Kimia
Kelas
: IV
Kurikulum
: KTSP
NO
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
1.
6.
Memahami
beragam sifat dan
perubahan wujud
benda
serta
berbagai
cara
penggunaan benda
berdasarkan
sifatnya
6.1
o Sifat benda o Mendeskripsikan benda
Mengidentifikasi
padat, cair
dapat melarutkan benda
wujud benda padat,
dan gas.
lain
cair,
dan
gas
memiliki
sifat
o Menunjukkan
bukti
tertentu
tentang sifat benda
padat, cair, dan gas.
6.2
Mendeskripsikan
o Perubahan
terjadinya
wujud
perubahan wujud
benda.
cair  padat 
cair; cair gas 
cair; padat  gas.
INDIKATOR
PENCAPAIAN
o Mengidentifikasi
perubahan wujud benda
yang dapat kembali ke
wujud semula.
139
INDIKATOR SOAL
NO.
SOAL
ASPEK
Peserta
didik
dapat
mengidentifikasi bahan mana
saja yang dapat larut dalam air.
34
C2
Peserta
didik
dapat
mengidentifikasi pernyataan
tentang sifat zat yang benar
dari tiga pernyataan yang
disediakan.
35*
C2
Peserta
didik
dapat
mengidentifikasi sifat gas yang
paling menentukan jika gas
adalah benda.
40
C2
Peserta
didik
dapat
mengidentifikasi perubahan
wujud
uap
air
yang
didinginkan.
1
C2
Peserta
didik
dapat
meunjukkan contoh perubahan
wujud benda padat menjadi
gas.
2*
C2
11.
Memahami
hubungan
antara
sumber daya alam
dengan lingkungan,
teknologi,
dan
masyarakat
Peserta
didik
dapat
mengidentifikasi proses benda
cair yang didinginkan.
3
C2
Peserta
didik
dapat
menentukan sebab basahnya
daun dan rumput di pagi hari.
4
C2
Peserta
didik
dapat
mengidentifikasi
proses
perubahan keadaan air.
5
C2
6*
C2
11.1 Menjelaskan o Sumber daya o Memberi
contoh
hubungan
antara alam
berbagai jenis sumber
sumber daya alam
daya alam di Indonesia
dengan lingkungan.
Peserta
didik
dapat
menentukan sumber daya alam
yang termasuk jenis non
logam.
22
C1
11.2 Menjelaskan
hubungan
antara
sumber daya alam
dengan teknologi
yang digunakan.
o Mengidentifikasi hasil
teknologi manusia yang
digunakan
manusia
dengan menggunakan
sumber daya alam.
Peserta
didik
dapat
menyebutkan salah satu bahan
pembuat semen.
23*
C1
11.3 Menjelaskan
dampak
pengambilan bahan
alam
terhadap
pelestarian
lingkungan.
o Mengumpulkan
informasi
tentang
dampak pengambilan
dan penggunaan sumber
daya alam terhadap
lingkungan.
Peserta
didik
dapat
menyebutkan
gas
hasil
pembakaran minyak bumi dan
batubara yang menyebabkan
pemanasan global.
24*
C1
Peserta
didik
dapat
menganalisis sebab matinya
burung laut yang habitatnya
39
C3
140
tercemar oleh pertambangan
minyak.
NO
Nama Sekolah
:
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Mata Pelajaran
: IPA-Kimia
Kelas
:V
Kurikulum
: KTSP
STANDAR
KOMPETENSI
1. Mengidentifikas
i fungsi organ
tubuh manusia
dan hewan
KOMPETENSI
DASAR
1.2 mengidentifikasi
fungsi
organ
pernapasan
hewan
misalnya ikan dan
cacing tanah
MATERI
INDIKATOR
INDIKATOR SOAL
PENCAPAIAN
Alat
Menjelaskan
proses Peserta
didik
dapat
Pernapasan
pernapasan pada manusia menentukan
sebab
Pada Manusia
terbentuknya endapan pada air
dan Hewan
kapur setelah ditiup.
Peserta
didik
dapat
mengidentifikasi pernyataan
yang tepat tentang gas yang
berpengaruh
pada
proses
pernapasan
(oksigen
dan
karbon dioksida).
NO.
SOAL
25
ASPEK
26
C3
Peserta
didik
dapat 38*
menyebutkan gas hasil sisa
pembakaran
pada
proses
pernapasan manusia.
1.3 Mengidentifikasi Hubungan
Mengidentifikasi
alat Peserta didik dapat memahami 30*
fungsi
organ Makanan Dan pencernaan pada manusia fungsi enzim ptyalin di dalam
pencernaan manusia Kesehatan
beserta fungsinya.
mulut sebagai sebab terjadinya
dan
hubungannya
pencernaan secara kimiawi.
141
C3
C1
C1
dengan makanan dan
kesehatan
2
Memahami
2.1 Mengidentifikasi
cara tumbuhan cara tumbuhan hijau
hijau membuat membuat makanan
makanan
Menjelaskan fungsi dari
karbohidrat,
protein,
lemak, air, mineral dan
protein serta menyebutkan
sumbernya.
Peserta
didik
dapat
menyebutkan mineral yang
berguna untuk pembentukan
sel darah merah.
Peserta
didik
dapat
menentukan mineral mana
yang paling diperlukan untuk
pembentukan gigi dan tulang.
Diberikan beberapa contoh
bahan makanan. Peserta didik
dapat menentukan bahan-bahan
makanan tersebut termasuk
dalam golongan tertentu.
Peserta
didik
dapat
menentukan jenis makanan
mana saja yang mengandung
karbohidrat.
Peserta
didik
dapat
menentukan salah satu uji yang
digunakan untuk menguji
keberadaan karbohidrat.
Peserta
didik
dapat
menentukan kandungan zat gizi
dalam makanan yang ketika
ditetesi iodine berubah menjadi
biru.
Menjelaskan
proses Peserta
didik
dapat
tumbuhan hijau membuat menyebutkan hasil pembuatan
makanannya
sendiri makanan di daun.
dengan bantuan cahaya
matahari dan cahaya
lainnya.
142
28
C1
29*
C1
27*
C2
31*
C1
32*
C2
33
C2
36*
C1
Menunjukkan
tempat
tumbuhan
menyimpan
cadangan makanan.
4 Memahami
hubungan
antara
sifat
bahan dengan
penyusunnya
dan perubahan
sifat
benda
sebagai hasil
suatu proses
4.2 Menyimpulkan
hasil
penyelidikan
tentang
perubahan
sifat benda, baik
sementara maupun
tetap
Peserta
didik
dapat 37*
menyebutkan
cara
membuktikan zat tepung dalam
kentang.
Perubahan
Mengidentifikasi hasil dan Peserta
didik
dapat 7
sifat benda
sifat
benda
sesudah mengidentifikasi zat hasil sisa
mengalami
perubahan pembakaran kayu.
sebagai hasil suatu proses.
Peserta
didik
dapat 16*
menunjukkan jenis perubahan
yang terjadi pada siklus air
hujan.
Peserta
didik
dapat 11
mengidentifikasi hasil dari
proses penguapan air akibat
panas matahari
Perubahan
Mengidentifikasi benda
Diberikan beberapa contoh 12
wujud
yang yang dapat dan yang tidak perubahan benda. Peserta didik
dapat kembali dapat kembali ke wujud
diminta untuk menganalisis
dan tidak dapat semula setelah mengalami perubahan
yang
bukan
kembali
suatu proses.
perubahan secara kimia.
C1
Peserta
didik
dapat 13*
menunjukkan salah satu contoh
perubahan benda yang bersifat 15*
sementara.
C2
Peserta
didik
dapat 14
memberikan contoh perubahan 17*
benda yang bersifat tetap
19
(kimia).
C2
C3
143
C1
C2
C1
C3
C2
C3
7.
Memahami
perubahan yang
terjadi di alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya alam
7.1 Mendeskripsikan Proses
proses pembentukan pembentukan
tanah
karena tanah
pelapukan
Peserta
didik
dapat 21*
menganalisis perubahan benda
secara kimia yang mana yang
tidak mengahasilkan warna
baru.
o Mendeskripsikan
Peserta
didik
dapat 18
kondisi benda setelah menganalisis perubahan sifat
mengalami
proses pada daun yang dibakar
berdasarkan
Peserta
didik
dapat 20*
pengamatan.
menganalisis sisa kandungan
gula dan air dalam larutan gula
yang menguap jika diketahui
massa gula dan air mula-mula.
o Menjelaskan
jenis Peserta
didik
dapat 8*
pelapukan tanah, sebab mengidentifikasi
jenis
dan prosesnya
pelapukan
batu
yang
disebabkan oleh hujan asam.
Peserta
didik
dapat 10
menentukan jenis cairan yang
dapat bereaksi dengan batu
kapur yang menghasilkan
karbon dioksida.
Peserta
didik
dapat 9*
menyebutkan
zat
yang
menyebabkan terjadinya hujan
asam.
Keterangan :
(*) : butir soal yang valid
144
C3
C3
C3
C2
C1
C1
Lampiran 9. Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia
Soal IPA-Kimia Kelas V SD
Nama
:
No. absen
:
Hari/Tgl
Nama Sekolah
:
Alokasi waktu: 30 menit
:
Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang paling tepat !
1. Berikut ini yang merupakan contoh perubahan padat menjadi gas, yaitu . . . .
A. Air yang mendidih
B. mencairnya es batu
C. uap air menjadi embun,
D. kamper menjadi gas
2.
3.
4.
Kegiatan di bawah ini yang menunjukkan perubahan wujud benda adalah…
A. memanaskan udara
C. membakar selembar kertas
B. mencairnya es batu
D. memotong papan kayu
Batuan yang terkikis akibat hujan asam salah satu contoh pelapukan . . . .
A. fisika
C. biologi
B. kimia
D. buatan
Hujan asam terjadi salah satunya karena . . . yang bereaksi dengan uap air dan
gas lain di udara.
5.
A. batuan
C. gas buangan industri
B. tanah
D. oksigen
Diantara peristiwa berikut yang menunjukkan perubahan sifat sementara adalah .
...
A. buah papaya jatuh ke tanah karena masak lalu membusuk
B. daun-daun pepohonan yang berguguran di halaman menjadi kering
145
C. semen yang dicampur dengan air
D. cokelat berbentuk lempengan meleleh di tangan
6.
7.
Contoh perubahan sifat sementara adalah . . . .
A. pembakaran
C. perkaratan
B. pembusukan
D. pengkristalan
Air laut menguap, kemudian menjadi awan dan turun hujan. Peristiwa itu
menunjukkan perubahan . . . .
8.
A. warna
C. tetap
B. wujud
D. kelenturan
Perubahan pada benda berikut yang bersifat tetap dan menghasilkan perubahan
menjadi lunak adalah . . . .
A. es krim yang dimasukkan dalam kulkas saat listrk mati
B. coklat yang terjatuh di tanah saat siang hari yang terik
C. kayu yang dibakar
D. proses pematangan buah mangga di pohon
9.
Novi melarutkan 50 gram garam ke dalam gelas yang berisi 150 gram air. Dua
hari kemudian, massa larutan ditimbang dan beratnya 150 gram. Larutan yang
tersisa mengandung . . . .
A. 150 gram air
B. 100 gram air dan 50 gram garam
C. 125 gram air dan 25 gram garam
D. 110 gram air dan 40 gram garam
10. Peristiwa berikut adalah reaksi kimia yang tidak menimbulkan perubahan warna,
yaitu . . .
A. roti yang dikunyah bercampur air liur
B. nasi yang ditetesi dengan iodin
C. besi berkarat
D. pembakaran kayu
11. Salah satu bahan baku untuk membuat semen adalah . . . .
A. batu kali
C. tanah gembur
146
B. batu kapur
D. bijih besi
12. Gas hasil pembakaran minyak bumi dan batubara yang menyebabkan suhu bumi
menjadi panas atau sering disebut dengan pemanasan global, yakni . . . .
A. Nitrogen
C. karbon dioksida
B. Oksigen
D. helium
13. Beras, kentang, roti merupakan sumber . . .
A. lemak,
C. karbohidrat
B. protein
D. vitamin
14. Mineral yang paling diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi adalah . . .
A. yodium
C. zat besi
B. zat kapur kalsium
D. natrium
15. Proses pencernaan makanan secara kimiawi yang terjadi di mulut dikarenakan
adanya enzim amilase/ ptialin pada air liur. Enzim tersebut berfungsi untuk . . .
A. mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula
B. mengubah protein menjadi asam amino
C. mengubah gula menjadi amilum
D. mengubah nasi menjadi bubur
16. Jenis makanan yang merupakan sumber karbohidrat adalah . . . .
A. beras, singkong, daging, susu
B. beras, jagung, kentang, dan telur
C. gandum, sagu, biji-bijian, dan ikan
D. singkong, jagung, gandum, dan kentang
17. Salah satu uji yang dapat menguji keberadaan karbohidrat dalam makanan adalah
....
A. uji pembakaran
B. uji amilum dengan iodine/yodium
C. uji bekas noda tranaparan pada kertas
D. uji menggunakan larutan teh pekat
18. Cermatilah pernyataan di bawah ini!
(1) Uap air bukan termasuk zat/benda.karena tidak memiliki volume yang tetap.
147
(2) Bayangan bukan termasuk zat/benda karena tidak menempati ruang.
(3) Air merupakan zat/benda karena memiliki massa dan volume.
Pernyataan di atas yang benar adalah…
A. 1 dan 2
C. 2 dan 3
B. 1 dan 3
D. 1, 2, dan 3
19. Hasil dari pembuatan makanan di daun adalah . . . .
A. air
C. zat hijau daun
B. zat tepung daun
D. karbon dioksida
20. Cara membuktikan keberadaan zat tepung terdapat dalam kentang, yaitu . . . .
A. dengan menumbuk kentang sampai halus
B. dengan merebus dalam alcohol
C. dengan mentesi yodium/iodine
D. dengan menyimpan di tempat gelap
21. Gas sisa pembakaran dalam tubuh manusia sebagai hasil proses pernapasan
adalah . . . .
A. oksigen
C. karbon dioksida
B. nitrogen
D. karbon monoksida
148
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal pretest dan Postest IPA-Kimia SD
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia SD
1
D
8
D
15
A
2
B
9
B
16
D
3
B
10
A
17
B
4
C
11
B
18
C
5
D
12
C
19
B
6
D
13
C
20
C
7
B
14
B
21
C
149
Lampiran 11. Angket Persepsi Kimia
LEMBAR ANGKET PERSEPSI KIMIA
Keterangan Pilihan: STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju, S = Setuju,
SS = Sangat Setuju
Petunjuk Khusus:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda ceklist (√) pada
kolom disamping yang Anda anggap benar
Nama
No. Absen
Asal Sekolah
Hari/Tgl
No
:
:
:
:
Jawaban
Pernyataan
STS
1.
Beberapa zat kimia tidak memiliki warna.
2.
Udara yang kita hirup sehari-hari termasuk dalam bahan kimia.
3.
Bahan kimia hanya berbentuk padat dan cair.
4.
Zat pewarna bukan merupakan bahan kimia.
5.
Semua benda di sekitar saya adalah bahan kimia.
6.
Saya menemukan bahan kimia di rumah dengan mudah.
7.
Saya kesulitan menemukan bahan kimia di rumah.
8.
Saya tahu dari televisi, jika kebanyakan bahan kimia itu berbahaya.
9.
Saya tahu dari internet, jika tidak semua bahan kimia berbahaya.
10.
Melakukan eksperimen kimia harus menggunakan alat yang canggih.
11.
12.
Melakukan eksperimen kimia dapat menggunakan alat yang
sederhana.
Eksperimen kimia bisa dilakukan di kelas.
13.
Eksperimen kimia harus dilakukan di laboratorium.
14.
Beberapa bahan kimia yang saya kenal memilki bau yang menyengat.
15.
Semua bahan kimia yang saya kenal tidak aman untuk dimakan.
16.
Bahan-bahan kimia merupakan bahan yang berbahaya dan
menakutkan bagi manusia.
Saya tidak takut dengan bahan kimia, karena memiliki banyak
manfaat untuk manusia.
17.
150
TS
S
SS
No
Jawaban
Pernyataan
STS
18.
Saya senang melihat video eksperimen kimia yang ada di internet.
19.
Saya tidak ingin tahu tentang bahan kimia dan eksperimennya.
20.
25.
Saya tidak menyukai kimia karena saya tidak menyukai pelajaran
IPA.
Jika ada berita terbaru yang berkaitan dengan kimia, saya langsung
mencari informasi di internet.
Saya tidak pernah membaca komposisi bahan yang terkandung dalam
makanan, minuman, dan sabun yang saya beli.
Saya akan serius belajar kimia/sains karena saya bercita-cita menjadi
seorang ilmuwan.
Saya ingin belajar kimia agar lebih cerdas dalam memilih bahan yang
akan saya gunakan.
Saya tidak tahu manfaat mempelajari ilmu kimia.
26.
Saya pernah terluka akibat terkena bahan kimia berbahaya
27.
Saya selalu semangat jika melakukan eksperimen kimia, karena
menambah rasa ingin tahu saya.
Saya tidak pernah menggunakan bahan kimia.
21.
22.
23.
24.
28.
151
TS
S
SS
Lampiran 12. Lembar Pedoman Wawancara Analisis Persepsi
Pedoman Wawancara
“Analisis Persepsi Peserta Didik Kelas V-A SDN Samirono”
1. Apa yang kalian ketahui tentang kimia?
2. Coba sebutkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang kalian ketahui!
3. Dimana saja biasanya kalian menemui bahan yang mengandung zat kimia?
4. Kelompokkan produk kimia yang kalian sebutkan tadi ke dalam produk kimia
yang berbahaya dan bermanfaat!
5. Dari pengelompokkan tadi, dari mana kalian mengetahui / mendapatkan
informasi bahwa bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak?
6. Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kimia?
7. Dimana saja bisa dilakukan eksperimen kimia?
8. Apakah kalian menyukai ekperimen kimia? Jika iya mengapa dan jika tidak
mengapa?
9. Apakah kalian penasaran dengan kimia, fenomena dan segala sesuatu yang
terkait dengan kimia? Misalnya penasaran dengan berita racun sianida jesika
atau bahan-bahan yang terkandung dalam makanan, minuman dan sabun yang
biasa kalian beli
10. Bisa kalian ceritakan bagaimana pengalaman kalian dalam menggunakan bahan
kimia di sekitar kalian dan pengalaman dalam melakukan eksperimen kimia
kemarin?
152
Lampiran 13. Hasil Pretest IPA-Kimia
Keterangan:
A= Perubahan Wujud Benda
B= Proses Pembentukan Tanah
C= Perubahan Wujud Benda yang Dapat
Kembali dan Tidak Dapat Kembali
D= Sumber Daya Alam
E= Hubungan Makanan dan Kesehatan
F= Sifat Benda Padat, Cair dan Gas
153
G= Pembuatan Makanan
Tumbuhan Hijau
H= Alat Pernapasan
Manusia
Lampiran 14. Hasil Posttest IPA-Kimia
No
absen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama
Elia S. Y. P
Fikri
Eky K.S
M. A. Rifai
Arifin
Anisa A.
Rama D.S.G
Nur Hidayat
Encik P.
Irna N.N
Widya E. W
Auryn H. V
Febriansyah R. A.
Adelya N. N.S
Nilai rata-rata
Sub-materi
Nilai rata2 sub- materi
1 2 3 4
0 0 0 0
0 0 1 1
1 0 1 1
1 0 0 1
0 0 0 1
1 0 1 1
1 0 0 1
1 0 0 1
0 0 0 1
1 0 0 1
1 0 1 1
0 0 0 1
1 0 1 1
0 0 1 1
48,97959184
A
B
28,571 67,857
Keterangan:
A= Perubahan Wujud Benda
B= Proses Pembentukan Tanah
C= Perubahan Wujud Benda yang Dapat
Kembali dan Tidak Dapat Kembali
5
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
6
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
7
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
8
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
C
55,95238095
Nomor Soal
9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 1 0 0 1 0 1 1 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 1 0 1 0 0
1 1 1 0 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 1 1
D
50
E
47,14285714
D= Sumber Daya Alam
E= Hubungan Makanan dan Kesehatan
F= Sifat Benda Padat, Cair dan Gas
154
18 19 20 21
1 0 1 0
0 0 1 0
0 0 1 1
1 0 1 1
0 0 0 0
1 0 0 0
0 0 1 1
1 0 1 1
0 0 0 1
0 0 0 1
0 0 0 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 0 0 0
F
50
G
25
Total
H
64
G= Pembuatan Makanan
Tumbuhan Hijau
H= Alat Pernapasan
Manusia
11
7
15
12
4
10
13
14
10
8
6
11
15
8
Nilai
post
52,381
33,333
71,429
57,143
19,048
47,619
61,905
66,667
47,619
38,095
28,571
52,381
71,429
38,095
Lampiran 15. Hasil Angket Sebelum Eksperimen (Pre-Angket)
155
Lampiran 16. Hasil Angket Setelah Eksperimen (Post-Angket)
156
Lampiran 17. Hasil Wawancara Analisis Persepsi
Hasil Wawancara
“Analisis Persepsi Peserta Didik Kelas V-A SDN Samirono
Kelompok 1 : Nur Hidayat. Rifai, Arifin, Eky Kurniawan
1. Apa yang kalian ketahui tentang kimia?
bahan dari laboratorium, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya,
perubahan zat kimia, campuran zat yang menghasilkan zat baru.
2. Coba sebutkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang kalian
ketahui!
cuka, baking soda, nasi, buah apel, karbon monoksida, karbon dioksida,
oksigen, obat merah, cuka, karbon doiksida, iodin, urin, darah, kentut, air
liur, betadine, alkohol, sperma
3. Dimana saja biasanya kalian menemui bahan yang mengandung zat kimia?
Di sekolah, di jalan, di kantin.
4. Kelompokkan produk kimia yang kalian sebutkan tadi ke dalam produk
kimia yang berbahaya dan bermanfaat!
a. Bahaya
karbon monoksida, cuka, baking soda, Alkohol buat senang-senang,
Urin, narkoba, sabu-sabu, ganja, obat merah bahaya bila dimakan, soda
b. Manfaat
Alkohol buat bersihin luka, obat merah buat bersihin luka, karbon
dioksida, alkohol buat bersihin luka
5. Dari pengelompokkan tadi, dari mana kalian mengetahui / mendapatkan
informasi bahwa bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak?
Televisi, Radio, Internet, Google, Facebook, Whatsapp, Instagram,
pokoknya banyak.
6. Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kimia?
Menegetahui perubahan zat, bisa menambah pengalaman, bisa tau bahan
kimia yang bahaya dan yang tidak, bisa menambah ilmu, menambah
wawasan
7. Dimana saja bisa dilakukan eksperimen kimia?
Di kelas, di laboratorium, di sekolah , di lapangan, di hutan, di rumah.
157
8. Apakah kalian menyukai ekperimen kimia? Jika iya mengapa dan jika tidak
mengapa?
Suka, karena bisa menambah pengalaman, bisa menambahan wawasan.
9. Bisa kalian ceritakan bagaimana pengalaman kalian dalam menggunakan
bahan kimia di sekitar kalian dan pengalaman dalam melakukan eksperimen
kimia kemarin?
Pake alkohol, perih.
10. Apakah kalian penasaran dengan kimia, fenomena dan segala sesuatu yang
terkait dengan kimia? Misalnya penasaran dengan berita racun sianida
jesika atau bahan-bahan yang terkandung dalam makanan, minuman dan
sabun yang biasa kalian beli
Kadang penasaran, kadang nggak.
Kelompok 2: Irna, Adel, Aurin, Ardilla, Febri, Fikri, Sogi.
1. Apa yang kalian ketahui tentang kimia sebelum melakukan ekpserimen?
Febri: benda-benda gaib, benda terlarang, bisa bikin sakit
Sogi: benda berbahaya
Fikri: baunya tidak enak
Aurin: ga bisa dimakan
2. Coba sebutkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang kalian
ketahui!
Iodine, cuka, telur, balon, garam, batu kapur, baking soda, alcohol, nasi,
kentang, roti, apel, ayam.
3. Dimana saja biasanya kalian menemui bahan yang mengandung zat kimia?
Di rumah, sekolah, kantin, warung, burjo,
4. Kelompokkan produk kimia yang kalian sebutkan tadi ke dalam produk
kimia yang berbahaya dan bermanfaat!
a. Bahaya: iodin bahaya kalua diminum, cuka jika diminum kebanyakan
akan merusak lambung.
b. Manfaat: nasi, roti, kentang, garam, cuka, iodin, pasta gigi, ayam,
wortel, bayam.
5. Dari pengelompokkan tadi, dari mana kalian mengetahui / mendapatkan
informasi bahwa bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak?
Internet, google, televisi.
6. Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kemarin?
Febri: bisa membedakan bahan yang beracun dan yang tidak
158
7. Dimana saja bisa dilakukan eksperimen kimia?
Dimana saja, di burjo, di kelas, di laboratorium, di rumah, di kantin, di
kandang ayam, kandang sapi.
8. Apakah kalian menyukai ekperimen kimia? Jika iya mengapa dan jika tidak
mengapa?
Fikri, Febi, Sogi : tidak terlalu karena eksperimen kimia lama, bahannya ada
yang susah didapet dan bikin capek.
Irna, Aurin, Adel, Ardilla: suka, karena menambah rasa ingin tahu,
menyenangkan dan aneh, unik.
9. Bisa kalian ceritakan bagaimana pengalaman kalian dalam menggunakan
bahan kimia di sekitar kalian ?
Febri: pakai MSG, pengawet.
Sogi, Adel, Aurin: pakai spiritus buat masak waktu kemah, tangan ku
terbakar
Fikri : waktu main mercon mbak
Kelompok 3: Putri, Shinta, Widya, Annisa
1. Apa yang kalian ketahui tentang kimia?
bisa merubah warna benda, ada yang bahaya ada yang tidak, bisa padat bisa
cair, suatu zat.
2. Coba sebutkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang kalian
ketahui!
Iodine, air ludah, nasi, apel, baking soda, cuka, kentang, roti, telur, sabun,
shampo, pasta gigi, Dettol, biore, gayung, pasir, keramik.
3. Dimana saja biasanya kalian menemui bahan yang mengandung zat kimia?
Di rumah, di kamar mandi, di sekolah
4. Kelompokkan produk kimia yang kalian sebutkan tadi ke dalam produk
kimia yang berbahaya dan bermanfaat!
a. Bahaya: balon yang dikocok, cuka bahaya karena kalo kena tangan bisa
iritasi, gas LPG bisa meledak.
b. Manfaat : betadine, nasi, telur, roti, ayam, sabun.
5. Dari pengelompokkan tadi, dari mana kalian mengetahui / mendapatkan
informasi bahwa bahan kimia tersebut berbahaya atau tidak?
TV, internet, medsos, youtube, google.
6. Apa yang kalian ketahui tentang eksperimen kimia?
Bisa atau manfaat kimia untuk apa, menambah pengetahuan.
159
7. Dimana saja bisa dilakukan eksperimen kimia?
Dimana-mana, di kelas, di laboratorium, di kuliah, di warung, di rumah, di
sekolah.
8. Apakah kalian menyukai ekperimen kimia? Jika iya mengapa dan jika tidak
mengapa?
Suka. Bisa menambah ilmu dan pengalaman
9. Apakah kalian penasaran dengan kimia, fenomena dan segala sesuatu yang
terkait dengan kimia? Misalnya penasaran dengan berita racun sianida
jesika atau bahan-bahan yang terkandung dalam makanan, minuman dan
sabun yang biasa kalian beli
Jarang lihat TV mbak, tidak ada internet di rumah.
10. Bisa kalian ceritakan bagaimana pengalaman kalian dalam menggunakan
bahan kimia di sekitar kalian dan pengalaman dalam melakukan eksperimen
kimia kemarin?
Balon yang dikocok-kocok, cuka sama telur, gas LPG baunya tidak enak.
160
Lampiran 18. Hasil Uji Gain Score Soal Pretest Postest
Nilai Gain Score
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pre-testPost-test
42,857
28,571
52,381
61,905
23,81
23,81
52,381
42,857
52,381
42,857
38,095
38,095
52,381
33,333
52,38095
33,33333
71,4286
57,1429
19,0476
47,619
61,9048
66,6667
47,619
38,0952
28,5714
52,381
71,4286
38,0952
rata2
41,837 48,97959
Kategori Gain Score Jumlah
Rendah
10
Sedang
4
Gain Score
0,166666667
0,066666667
0,4
-0,125
-0,0625
0,3125
0,2
0,416666667
-0,1
-0,083333333
-0,153846154
0,230769231
0,4
0,071428571
0,122807018
Persentase
71,42857143
28,57142857
161
Kategori Gain
Score
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Lampiran 19. Uji Prasyarat Hipotesis Pengetahuan Kimia
a.
Uji Normalitas
b. Uji Homogenitas
162
Lampiran 20. Uji Prasyarat Hipotesis Persepsi Kimia
a.
Uji Normalitas
c.
Uji Homogenitas
163
Lampiran 21. Hasil Uji-T Data Pengetahuan Kimia
164
Lampiran 22. Hasil Uji-T Data Persepsi Kimia
165
Lampiran 19. Perhitungan Validitas Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia
166
167
Keterangan :
v = valid
tv
= tidak valid
N = 68
r-tabel = 0,235
168
Lampiran 20. Perhitungan Reliabilitas Soal Pretest dan Postest IPA-Kimia
no
absen
5
27
12
26
21
15
5
28
18
29
15
6
4
25
24
20
19
17
14
11
21
19
9
Nama
Faizal Indra P.
Nuzliyati Khairiyah
No Name
syahriza yustafe
Raisa Azzahra
M. Firzano Aljaen
Bintang Amri P
Zahiira Dakmid A.
M. Fathi Farhan
Zaidan Fakhrozi
M. Rafif Zaidan
Fathan Tamim
Bening Aura Zahra
Naya Zahara
shaffa Tsabita
Raihan Abiel
M. Ibnu Sina
M. Bintang Wicaksono
Muhammad Imad Aqil
Khalisa Shoumiya
Nabila Hafidzah
Nayaka Hanif
Hanif Abdurrohman
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
7
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
9
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
169
10
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
12
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
17
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
18
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
19
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
20
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
total
19
17
19
16
16
18
18
20
19
14
15
14
16
14
16
15
15
13
14
15
12
13
14
no
absen
9
2
22
16
7
7
1
24
22
17
14
11
10
8
25
13
12
12
6
4
3
26
23
10
6
Nama
Hanifah Arraihanah
Annisa Prita Sulistyani
Nadhif Bakri Bajarad
M. Afriza Ardyarifai
Hapiyyan PK
Rio Saputra
Ahmad Syaiful Anam
Nimah Qatrunada F
Raziel elang
Narendra Adya A.
Maryam Najida
M. Yahya Azka Alghifari Y. S
M. Farhan Dhiya Ulhaq
Niha Nurul Qolbina
Shakila Setia M.
Dedi K.W
M. Fatih Salahudin
Damar
Feyza Maharatuha
ezra tabina
Ayesha Fadia
Nazara Najwa Putri
Nurmalita
Saladin Iqbal B.
Khairani Meidy
Agung
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
4
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
5
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
7
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
8
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
9
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
10
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
11
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
12
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
14
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
15
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
16
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
17
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
18
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
21
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
total
14
11
11
11
14
12
12
13
14
10
13
11
12
12
13
9
12
10
14
13
9
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
11
10
14
12
170
no
absen
4
23
18
9
3
2
20
16
13
10
5
3
7
28
13
1
8
2
30
11
Nama
Uviona Kusuma M.
Naila Maharani
Nasywa Nailah
Faiz Elen Ataka
Athifah Dhiya K
Amelia Rizky W.
M. Irfani Ahimsa
Nadia Fatha R
M. Faiz Rabbani
Raynor ivan f.
Aditya
Topan
Farrel Wildan A.
Ramacandra RR
Mahardika Arsa
Riski ramadan
Hanif Aldan
Yohanes T.N
Zufkifli Kharif
Risky Yeni Zahra
p
q
k
k-1
SB2
pq
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0,79
0,21
21
20
11
0,16
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
3
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
4
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
5
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
6
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
7
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
8
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
9
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
10
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
11
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
12
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
13
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
14
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
15
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
16
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
17
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
18
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
20
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
21
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
171
total
12
9
9
11
11
10
9
10
11
11
8
8
9
8
9
7
6
7
6
7
no
absen
Nama
∑pq
r11
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 total
4,18
0,65
172
Lampiran 21. Surat Izin Penelitian BAPPEDA
173
Lampiran 22. Surat Izin Validasi Soal ke SDIT Salman Al-Farisi 2
174
Lampiran 23. Surat Keterangan Validasi
175
176
177
178
Lampiran 24. Surat Keterangan Validasi SDIT Salman Al-Farisi 2
179
Lampiran 25. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
180
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Pelaksanaan Pretest (Soal dan Angket Persepsi)
Gambar 2. Pelaksanaan Eksperimen I : Perubahan Zat Secara Kimia I
181
Gambar 3.Pelaksanaan Eksperimen II : Perubahan Zat Secara Kimia II (Telur
Tanpa Cangkang)
Gambar 4.Pelaksanaan Eksperimen III : Uji Karbohidrat (Uji Amilum)
182
Gambar 5.Pelaksanaan Eksperimen IV : Reaksi Kimia dalam Mulut
Gambar 6.Pelaksanaan Eksperimen V : Uji Gas Karbondioksida
183
Gambar 7. Pelaksanaan Postest (Soal dan Angket Persepsi)
Gambar 8. Pelaksanaan Wawancara Persepsi Kimia
184
185
Download