PENILAIAN KINERJA SAHAM YANG MEMBENTUK PORTOFOLIO BERDASAR PREDIKSI VARIABEL FUNDAMENTAL (Studi Saham – saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2008) Yuni Utami Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal E- mail: [email protected] ABSTRACT Portfolio in capital market context resembles financial assets of combination of several shares invested by investor in order to obtain optimal return with a minimum risk. The general load of minimum risk in portfolio each securities for return are not perfect and positive correlation (Jogiyanto, 2000 : 143). The selected shares are shares with ultimate performance or out perform. One of the mathematics model employed to obtain out perform shares is by fundamental financial variable prediction. The aim of study is to acquire empirical from the performace of each share that can be positively predicted by fundamental variable, and to measure how big is the influence of each variable. Population in this study are manufacture sharres listed at BEI during 2004 – 2008 for as much as 149 company. Sample for this study are 117 selected company from population. Research data is obtained at Capital Market Directory and Consolidated Statements of Cash Flow. The entire model in this research is analyzed using logistic regression. The technique shows that the only variable that can predict an out perform share is Earning Per Share (EPS), variable. It has profitability level of 0,074 and significance level at α 10%. However, the remain three variable such as Closing Price, Return On Assets (ROA) and Cash Flow have Profitability levels of 0,739; 0,474; and 0,663 respectively are not significant at α 10%, thus can not predict and out perform share. From classification matrix with 50% cut off this model can result overall classification value of 83,8%, which shows that the model is acceptable. Keyword : performance share, portfolio, fundamental financial variable PENDAHULUAN Portofolio merupakan serangkaian dari kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh para investor, baik secara perseorangan maupun lembaga. Dalam kaitannya dengan pasar modal, portofolio dikaitkan dengan aktiva finansial yaitu kombinasi dari beberapa saham yang diinvestasikan oleh investor guna memperoleh return yang optimal dan tingkat risiko yang minimal (Sunariah, 1997 :243). Saham - saham yang terbentuk dalam portofolio merupakan strategi diversifikasi yang berguna untuk menurunkan tingkat resiko. Memperkecil tingkat resiko dapat dilakukan dengan cara mendiversifikasikan saham dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk mengurangi resiko didalam portofolio ialah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna (Jogianto,2000: 143). Namun dalam memilih saham saham-saham individual untuk dijadikan komposisi portofolio adalah tidak mudah karena masing-masing saham memiliki resiko unsistematik selain resiko sistematik. Resiko unsistematik adalah resiko yang bisa dihilangkan dengan pembentukan portofolio, resiko ini sering juga disebut resiko perusahaan karena dapat didiversifikasikan. Sedangkan resiko sistematik ( resiko pasar) adalah resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio. Saham yang memiliki kinerja unggul (outperform) akan masuk dalam daftar yang akan dipilih oleh para investor atau fund mamager, sedangkan saham yang mempunyai kinerja lebih rendah (underperform) akan dijual atau dilepas. Dari sudut pandang investor baik secara individu maupun fund manager yang mewakili suatu institusi pengelola dana menghadapi investasi yang berisiko (systematic risk), sehingga dalam usaha untuk memperkecil resiko , investor akan akan melakukan keputusan-keputusan investasi yang didasari oleh perhitungan - perhitungan matematis berdasarkan pada data historis saham-saham yang akan dibeli (Trone dan Allbright,1996 : 36). Didasarkan atas perhitungan - perhitungan yang dilakukan, investor yang rasional akan memilih saham-saham yang optimal. 2 Salah satu model perhitungan matematis untuk mendapatkan saham saham yang mempunyai kinerja lebih unggul dalam komposisi portofolio dapat diperoleh dengan hasil prediksi varibel - variabel fundamental keuangan selain dengan menggunakan indek tunggal yang dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963. Model indek tunggal menggunakan perhitungan Excess return to beta (ERB) serta cut off reta (Ci) dari masing-masing saham. Ci merupakan perbandingan antara variance return pasar dengan sensitifitas return saham individu terhadap variabel error saham. Jika ERB lebih besar dari pada Ci maka saham tersebut bisa dijadikan portofolio dan sebaliknya bila (ERB) lebih kecil dari Ci maka tidak dapat masuk dalam komposisi portofolio (Elthon dan Gruber,1995 ; 128 ). Sedangkan dengan model matematis prediksi variabel fundamental keuangan diperoleh dari hasil perhitungan tingkat total return bulanan dari tiap-tiap saham dalam portofolio saham, kemudian memperhitungkan mean return dari tiap-tiap saham pada tiap bulan dengan mengurangi tingkat median return untuk setiap bulannya, dari masing-masing return saham individu dengan total mean return portofolio saham. Sehingga diperoleh kategori kinerja saham yang lebih unggul (outperform) dan saham yang berkinerja lebih rendah atau (underperform). Saham dikatakan mempunyai kategori kinerja lebih unggul (outperform) apabila hasil perbandingan atau pengurangan bernilai positif atau lebih besar dari mean return portofolio saham dan sebaliknya dikategorikan (underperform) jika hasil perbandingan atau pengurangan lebih kecil dari mean return portofolio saham (Sorensen, Miller dan Ooi,2000:47). Didasarkan atas keterbatasan penelitian terdahulu terutama penelitian dari Sorensen Miller dan Ooi yang hanya meneliti dari saham sektor teknologi maka akan diadakan perluasan penelitian dengan menggunakan saham-saham dari sektor manufaktur. Sedangkan alat analisis yang digunakan adalah regresi logistic. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut : 3 Apakah kinerja tiap-tiap saham industri manufaktur yang terbentuk dalam portofolio saham mampu diprediksi oleh variabel-variabel fundamental Closing Price, ROA (Return On Asset), EPS (Earning Per Share) dan Cash Flow. LANDASAN TEORI 1. Pembentukan Portofolio Saham dan Penilaian Kinerja Pada kontek pasar modal, portofolio sering terkait dengan aktiva finansial yaitu merupakan kombinasi dari dua saham atau lebih yang oleh para investor digunakan untuk meraih tingkat return optimal dan memperkecil tingkat resiko (Sunariyah, 1997:243). Robert Ang (1997) menyatakan bahwa portofolio merupakan kumpulan dari instrument investasi yang dibentuk untuk memenuhi sasaran investasi. Portofolio berarti sekumpulan sekuritas dimana dengan sejumlah dana relatif kecil kita dapat berinfestasi dengan membeli sahamsaham dari perusahaan-perusahaan dari berbagai macam industri dan portofolio dapat mengurangi tingkat resiko (Farid H, 1998: 128). Menurut (Suad Husnan, 1994 : 96) portofolio saham merupakan strategi diversifikasi investasi kedalam dua atau lebih saham untuk menurunkan tingkat resiko. Penggunaan model matematis dengan melalui prediksi variabel fundamental keuangan dilakukan dengan cara menghitung hasil tingkat total return tahunan dari tiap-tiap saham dalam portofolio saham,kemudian diperbandingkan atau dikurangkan dengan dengan total rata-rata return portofolio saham. Apabila hasil return saham tahunan diatas return portofolionya maka saham dikatakan mempunyai kategori unggul (out perform) dan sebaliknya apoabila hasil return saham tahunan dibawah return portofolionya maka dikatakan berkinerja rendah (under perform). 2. Konsep Analisis Saham Pada dasarnya konsep analisis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu analisis secara teknikal dan analisis secara fundamental. Analisis teknikal (market analysis) merupakan bentuk analisis yang didasarkan pada publikasi data pasar yang meliputi harga saham,volume perdagangan, indek saham dan indikator indikator teknikal lainnya. Sedangkan analisis secara fundamental merupakan 4 suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui kinerja dari suatu perusahaan. Analisis fundamental pada dasarnya melakukan analisa secara historis atas kekuatan keuangan dari perusahaan yang disebut juga dengan company analysis. 3. Analisis Variabel Fundamental dalam Bentuk Rasio Keuangan Pengelompokan rasio keuangan berdasarkan ruang lingkup dan tujuan yang diinginkan oleh (Ang Robert,1997 :18.23) dibagi menjadi 5 (lima) yaitu likuiditas, aktivitas, solvabilitas, rentabilitas (profitabilitas) dan rasio pasar. Faktor fundamental dalam perusahaan menurut (Horne, 1994 : 76) meliputi liquidity, debt, profitability dan coverage ratio. Rasio finansial yang digunakan dalam penelitian adalah : a. Closing Price Closing price adalah harga penutupan saham yang terjadi pada saat suatu saham sedang diperjual belikan dibursa efek secara langsung. Closing price dikenal pula dengan harga pasar. Harga pasar dapat berpengaruh terhadap naik turunya saham yang diperdagangkan. b. Return On Asset (ROA) ROA merupakan perbandingan antara net income after tax (NIAT) dengan total asset , atau profit margin dikalikan dengan asset turnover. Return on asset digunakan dalam pengevaluasian manajemen, analisa probabilitas, peramalan laba terusahaan, perencanaan dan control dari perusahaan. c. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share adalah hasil perbandingan antara pendapatan bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang diterbitkan. Jumlah saham berbanding terbalik dengan earning persharenya, semakin besar jumlah saham yang diterbitkan maka semakin kecil earning persharenya. d. Cash Flow Cash flow merupakan selisih antara arus kas yang masuk (cash inflow) dengan arus kas yang keluar (cash outflow). Cash flow dalam aktifitas bisnis menurut (John Stain, Leoparld and Subramanyam,2000 :345) cash flow dibedakan menjadi tiga kategori : 5 1. Cash flow yang berasal dari aktifitas operasi (operating Activities) 2. Cash flow yang berasal dari aktifitas investasi (investing activities) 3. Cash flow yang berasal dari aktifitas keuangan (financing activities) Adapun aliran kas yang masuk (cash inflow) terdiri dari : 1. Masuk terus menerus diperoleh dari hasil penjualan tunai dan hasil pengumpulan piutang. 2. Tidak masuk terus menerus diperoleh dari hasil penerimaan pinjaman bank, atau kreditur, penjualan surat-surat berharga atau aktiva tetap dan emisi saham. Aliran kas yang keluar (cash out flow) terdiri dari : 1. Masuk terus menerus diperoleh dari pembelian bahan secara tunai, pembayaran upah dan gaji, pembayaran biaya-biaya operasi tunai, dan pembayaran hutang usaha. 2. Tidak masuk terus menerus diperoleh dari pembayaran hutang jangka panjang berikut bunga, pembelian kembali saham yang beredar, pembelian surat-surat berharga atau aktiva tetap, pembayaran pajak dan pembayaran dividen (Handoyo Wibisono,1997 : 97). 3. Return dan Abnormal Return Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized retrun) atau sering disebut actual return dan return ekpektasi (expected return). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan dapat dihitung berdasarkan data historis. Return ini dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return yang diharapkan (expected return). Expected return adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa akan datang (Yogianto,2007: 195). Terjadinya reaksi pasar terhadap suatu informasi akan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham yang tercermin dalam abnormal return. Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya terjadi (actual return) dengan return yang diharapkan 6 (expected return). Return yang sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga relative sekarang terhadap harga sebelumnya. Adapun expected return merupakan return dari hasil estimasi menggunakan model pasar (market model). Bentuk dari return dan expected return pada model pasar yang sama dengan single index adalah : . dan ) . Actual return dapat dihitung dengan return total yang dapat dirumuskan sebagai berikut : = actual return atau return yang sesungguhnya terjadi untuk saham i untuk periode ke-t harga saham pada periode ke-t harga saham pada peride t-1 deviden Return portofolio adalah sebagai berikut : Proporsi atau wight (penimbang) dari total dana-dana yang diinvestasikan dalam surat berharga. J M = adalah pengembalian yang diharapkan untuk surat berharga j = Angka total dari surat berharga yang berbeda-beda dalam portofolio 4. Penelitian Terdahulu Penelitian variabel fundamental keuangan terhadap return telah dilakukan oleh (Mas’ ud Machfudz 1999: 68) menguji hubungan antara rasio financial dengan return saham dimasa yang akan datang. Langkahlangkah yang dilakukan adalah dengan menyeleksi 31 rasio financial dengan metode step wise untuk menentukan rasio terbaik yang dapat digunakan dalam memprediksi return saham yang akan datang. (Chan, Hamao dan Lakanishock, 1993 :63) meneliti kemampuan prediksi factor fundamental untuk bisa membantu menjelaskan tentang harga saham di 7 AS, berpengaruh dengan harga saham di Jepang dengan lingkungan yang berbeda. Data yang digunakan adalah perusahaan manufaktur maupun jasa di Jepang pada tahun 1971-1988. (Syamsul Bachri, 1996:69) Meneliti prediksi variabel fundamental yang terdiri dari profit margin to sales ,ROA, basic earning power, ROE, dan market to book ratio terhadap return saham. (Syahyunan, 1997:72) meneliti pengaruh ROA,EPS, net profit margin secara parsial maupun secara simultan terhadap perubahan harga saham perusahaan publik di BEJ. (Jones C Robert 1990: 27) meneliti pengaruh model multi factor termasuk variabel-variabel fundamental didalamnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa model multi factor berpengaruh secara signifikan terhadap penilaian kinerja saham. (Sorensen, Miller dan Ooi 2000: 49) menganalisis saham-saham dalam industri Russel 1000. Pengujian dilakukan selama periode tahun 1993-1999, untuk mendapatkan sahamsaham yang berkinerja unggul (out perform) maupun saham yang berkinerja rendah (under perform) dengan melihat excess returnnya . Metode yang digunakan Wilcoxon Signed Rink Test kemudian dilanjutkan dengan memprediksikan kinerja saham menggunakan fariabel fundamental keuangan dengan model keputusan pohon CART (Clasification and Regression Tree). METODOLOGI 1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data Laporan Kas dan Konsolidasi periode 31 Desember 2004 - 31 Desember 2008 perusahan manufaktur yang telah go public dan sahamnya secara aktif diperdagangkan di BEI, serta diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Sedangkan variabel yang digunakan meliputi variabel dependen yang bersifat dikotomus (diukur secara normal) yaitu menganalisis tingkat kinerja saham secara individu guna menentukan tingkat kinerjanya baik secara out 8 perform maupun underperform yang mampu diprediksi variabel-variabel fundamental. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah Closing price, ROA, EPS dan Cash Flow. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode purposive sampling sedangkan populasi yang digunakan adalah saham-saham dari sektor manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 20042008. Jumlah keseluruhan populasi terdiri dari 149 perusahaan. Purposive sampling dilakukan secara non random karena diketahuinya sifat populasi tersebut sehingga dalam pemilihan sampel dapat dilokalisir tampa pemilihan secara random. Sedangkan tipe yang digunakan judgment sampling yaitu pemilihan sampel dengan mendasarkan beberapa criteria tertentu terhadap beberapa karakteristik anggota sampelyang disesuaikan dengan maksud dari penelitian (Mudrajad Kuncoro, 2003 :119). Sifat populasi yang dipilih dalam penelitian berdasarkan kriteria adalah perusahaan yang sejenis yaitu kelompok perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2004-2008 yang berturut-turut menerbitkan laporan keuangan tahunan serta melampirkan cash flownya selama periode tersebut dan sahamnya diperdagangkan secara aktif. Serta tidak ada data yang hilang selama periode penelitian. 3. Metode Analisis Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistic (logistic regression). Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis tingkat kinerja secara individu guna menentukan tingkat kinerja saham yang lebih unggul (out perform) dan saham yang berkinerja lebih rendah (under perform) yang mampu diprediksikan dari variabel-variabel fundamental yang digunakan. Analisis ini digunakan untuk menguji secara bersama-sama factor-faktor yang mempengaruhi kinerja saham secara individu. Pada proses penganalisaannya analisis logistic ini tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Persamaan model logistic yang digunakan untuk teknik analisis ini 9 Dimana : P adalah probabilitas kinerja saham dengan variabel bebas X1, X2, …..Xk ,sedangkan b0, b1,b2,b3…bk adalah koefisien regresi. Model log dari Odds merupakan fungsi linear dari variabel bebas dan ekivalen dengan persamaan multiple regression dengan log dari odds sebagai variabel terikat. 4. Pengujian Hipotesis dengan Menggunakan Pengujian Model Fit Untuk Variabel-variabel independen seperti ROA, EPS dan Cash flow berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja saham baik saham yang berkinerja unggul (out perform) maupun saham yang berkinerja rendah (under perform) dapat diuji dengan analisis regresi logistic (logistic regression). Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit adalah : model yang dihipotesakan fit dengan data model yang dihipotesakan tidak fit dengan data Dari hipotesis tersebut jelas bahwa diterima atau tidak akan ditolak agar model sesuai dengan data. Test-test statistic yang digunakan adalah : a. -2log L b. Cox and Snell’s R- Square c. Nagelkerke’s R-Square d. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit e. Classpot f. Wald stasistic g. Maximum Likelihood Estimation. h. Log Likelihood Test i. Classification Table. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Diskriptif 1. Nilai Variabel Fundamental Keuangan Nilai rata – rata ke-empat variabel fundamental keuangan dijelaskan pada table 1 dibawah ini : 10 Tabel 1 Nilai Rata – Rata Variabel Fundamental Keuangan 117 Perusahaan Manufaktur yang Digunakan Sebagai Sampel Selama Lima Tahun Periode Penelitian No. 1. 2. 3. 4. Periode 31 Desember 2004 – 31 Desember 2008 34.722,44 0,0300 275,37 183.468.217.829 Jenis Rasio Keuangan Closing Price Return On Assets (ROA) Earning Per Share (EPS) Chash Flow Sumber : data sekunder yang diolah Dari ke-empat variabel fundamental keuangan yang digunakan menunjukan bahwa ke-empat variabel bernilai positif yaitu untuk variabel Closing Price, Return On Assets(ROA), Earning Per Share (EPS), dan Cash Flow. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa secara rata – rata keseluruhan kinerja keuangan perusahaan selama periode pengamatan adalah baik. Perhitungan Return Saham Perhitungan return masing – masing saham perusahaan menggunakan data dua periode penelitian. Sebagai salah satu contoh adalah perhitungan return saham untuk periode 2005 dihitung dari harga saham penutupan (closing price) pada periode bulanan dalam 1 tahun rata – rata periode 2005 dikurangi dengan harga saham penutupan (closing price) periode bulanan dalam 1 tahun periode 2004, kemudian dibagikan dengan harga penutupan (closing price) rata – rata periode bulanan dalam 1 tahun pada periode 2004 ditambah dengan deviden yield bila diketahui pada periode tersebut. Return saham dari lima periode pengamatan diperoleh dari jumlah keseluruhan rata – rata return saham pertahun selama lima tahun periode penelitian dibagikan dengan jumlah periode penelitian selama lima tahun. Sehingga diperoleh hasil perhitungan rata –rata secara sederhana dapat ditunjukan dalam tabel 2 dibawah ini. 11 Tabel 2 Rata – rata Return Saham Pertahun dari 117 Perusahaan Manufaktur Selama Lima Tahun Periode Penelitian Tahun 2004 Besarnya Nilai Rata-rata 0,4020 2005 0,2350 2006 0,1220 2007 0,5890 2008 -0,0100 Nilai Rata-Rata Total Sumber: Data sekunder yang diolah Perubahan Nilai Rata-rata Prosentase -0,167 -62,3% -0,113 -42,1% 0,467 174,2% -0,599 -223,5% 0,268 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan tingkat return secara garis besar selama lima periode pengamatan. Berdasarkan dari hasil perhitungan dan hasil prosentase tingkat kenaikan dan penurun yang sangat tajam mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian yang tidak stabil. Dari return rata – rata pertahun diperoleh return portofolio saham selama lima periode penelitian yaitu sebesar 0,268. Hasil dari rata – rata return portofolio saham ini digunakan sebagai dasar dalam mencari saham – saham perusahaan yang berkinerja unggul (out perform) dan saham yang berkinerja rendah (under perform). C. Hasil Penelitian Sebelum melakukan pengujian regresi logistik perlu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan model fit. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Model yang dihipotesakan fit dengan data Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data Sedangkan test –test statistik yang harus dilakukan untuk menguji model fit adalah dengan -2log L, Cox and Snell’s R Square, Nagelkerke’s R- square, Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit Test, Wld Statistic dan Classpot. 12 Tabel 3 Iteration Historya,b,c Coefficients Iteration -2 Log likelihood Step 0 Constant 1 105.235 1.350 2 103.816 1.616 3 103.806 1.640 4 103.806 1.641 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 103,806 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Output yang dihasilkan dari data yang diolah dengan SPSS memberikan dua nilai -2log L yaitu untuk model yang hanya menggunakan konstanta sebesar 103,806 dan memiliki distribusi dengan df 116 (117 – 1), nilai -2Loglikehood untuk konstanta ini tidak signifikan pada 10% berarti untuk model yang hanya menggunakan konstanta saja tidak fit dengan data. Tabel 4 menunjukan model dengan menggunakan empat variable bebas Tabel 4. Iteration Historya,b,c,d Coefficients Iteration Step 1 -2 Log likelihood Constant V10 V22 V28 V34 1 101.184 1.322 .000 -.236 .001 .000 2 97.089 1.607 .000 -.570 .001 .000 3 95.841 1.644 .000 -.915 .002 .000 4 94.774 1.613 .000 -1.373 .002 .000 5 94.483 1.593 .000 -1.701 .002 .000 6 94.469 1.588 .000 -1.774 .002 .000 7 94.469 1.587 .000 -1.778 .002 .000 8 94.469 1.587 .000 -1.778 .002 .000 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 103,806 d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than ,001. Nilai -2Loglikelihood untuk 4 konstanta dengan 4 variabel bebas yaitu closing price, ROA, EPS dan cash flow signifikan pada 10% yang berarti model yang terbentuk fit dengan data. Nilai -2log L yang dihasilkan dengan df 113 (117 – 4), sehingga sebesar 94,469 dan distribusi hipotesis nolnya dapat diterima. Tabel 5 dibawah menunjukan 13 Tabel 5. Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1 df Sig. Step 9.337 4 .053 Block 9.337 4 .053 Model 9.337 4 .053 Adanya selisih antara -2log L model yang hanya menggunakan konstanta dengan model -2log L yang menggunakan konstnta dan variabel bebas apabila didistribusikan sebagai mempunyai df (selisih df kedua model) yaitu sebesar 9,337 (103,806 – 94,469) dengan df 3 (116 – 113) angka ini menjadi signifikan secara statistik. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis nol diterima sehingga adanya penambahan variabel bebas closing price, ROA, EPS dan cash flow dalam model akan memperbaiki model. Tabel 6. Model Summary Step Cox & Snell R Square -2 Log likelihood 94.469a 1 Nagelkerke R Square .077 .130 a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than ,001. Adanya nilai Cox snell’s R square sebesar 0,077dan nilai Nagelkerke R² sebesar 0,130 seperti terlihat pada table 6 diatas mempunyai arti bahwa varibelitas dari variabel dependen yang mampu dijelaskan variabilitas variabel independennya sebesar 13%. Tabel 7. Hosmer and Lemeshow Test Step 1 Chi-square df 5.002 Sig. 8 .757 Pengaruh nilai T Hosmer and Lemershow’ Goodness of fit test adalah sebesar 5,002 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,757, seperti terlihat pada table 7 diatas menunjukan hasil yang dapat diartikan bahwa nilai Hosmer and Lemershow Goodness of fit test diatas 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima. Sedangkan table 8 menunjukan nilai clasifikasi ketepatan model yaitu sebagai berikut : 14 Tabel 8. Classification Tablea Predicted V1 Observed Step 1 V1 0 1 Percentage Correct 0 1 18 5.3 1 1 97 99.0 Overall Percentage 83.8 a. The cut value is ,500 Menunjukan bahwa perusahaan yang berkategori underperform sejumlah 19 perusahaan setelah diprediksi diperoleh hasil 1 perusahaan tetap masuk dalam kategori kinerja under perform sedangkan sisanya sebanyak 18 perusahaan yang masuk dalam kategori kinerja out perform. Sedangkan perusahaan yang masuk dalam kategori kinerja outperform sebannyak 98 perusahaan setelah diprediksi menghasilkan 97 perusahaan tetap masuk dalam kategori kinerja out perform dan sisanya sebanyak 1 perusahaan kinerjanya mengalami penurunan menjadi under perform. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketepatan dari keseluruhan model adalah 83,8% . Tabel 9 Variables in the Equation Ste p 1a B S.E. Wald df Sig. Exp(B) V10 .000 .000 .111 1 .739 1.000 V22 -1.778 2.482 .513 1 .474 .169 V28 .002 .001 3.194 1 .074 1.002 V34 .000 .000 .190 1 .663 1.000 Constant 1.587 .318 24.970 1 .000 4.890 a. Variable(s) entered on step 1: V10, V22, V28, V34. Hasil dari table 9 diatas juga menyajikan koefisien regresi, statistik Wald dan odd ratio serta interfal keyakinan dengan keyakinan 90% atas odd ratio untuk masing –masing variabel closing price, ROA, EPS dan Cash flow. Menurut kriteria Wald hanya variabel EPS yang dapat memprediksi kinerja saham yang outperform. Ini terlihat dari nilai z sebesar 3,194 dengan p < 0,01. Odd ratio 1,000 menunjukan adanya sedikit perubahan pada kinerja saham yang disebabkan oleh EPS. Sedangkan tingkat signifikansi kelima variabel fundamental dapat dilihat pada table 10 dibawah ini 15 Tabel 10 Tingkat Signifikansi Variabel Fundamental Selama Lima tahun Periode Pengamatan Variable Closing Price Rerurn On Assets(ROA) Earning Per Share (EPS) Cash Flow Sumber : Data sekunder yang diolah Significance 0,739 0,474 0,074** 0,663 Diketahui dari tabel 10 bahwa variabel yang signifikan pada α 10% adalah variabel EPS yang signifikan pada probabilitas 0,074. Sedangkan variabel closing price pada α 10% tidak signifikan dengan probabilitas 0,739, variabel ROA pada α 10% tidak signifikan dengan probabilitas 0,474 dan variabel cash flow tidak signifikan pada α 10% dengan probabilitas 0,663 . Persamaan regresi logistic dan estimasi dari parameter yang digunakan adalah = = Kategori kinerja, dimana 1 = out perform dan 0 = under perform Closing Price; Share (EPS); dan Return On Assets (ROA); Earning Pre = Cash Flow Tabel 11 menunjukan perusahaan manufaktur yang berkinerja unggul selama lima periode penelitian. 16 Tabel 11 Saham –saham Perusahaan Manufaktur yang Berkinerja Unggul Selama Lima Tahun Periode Pengamatan No. Kelompok Industri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Food and Baverages Tobacco Textile and Mill Products Apparel and Other Textile P Lumber and Wood Products Paper and Allied Products Chemical and Allied Products Adhesive Plastic and Glass Products Cement Metal and Allied Products Fabricated Metal Stone , Clay and Glass C Products Cables Electronic and Office Equipment Automotive and Allied Products Photographic Equipment Pharmaceuticals Consumer Goods Jumlah Sumber : Data sekunder yang diolah Jumlah Kategori Saham Kategori Saham 17 4 7 9 4 3 7 4 9 3 10 2 4 4 3 12 3 9 3 Out Perform 14 2 5 5 3 3 7 4 8 3 9 1 4 4 2 12 1 8 3 Under Perform 3 2 2 4 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 2 1 0 117 98 19 Dari tabel tersebut tampak dengan jelas ada 98 perusahaan yang masuk dalam kategori out perform sedangkan 19 perusahaan masuk dalam kategori under perform. Walaupun dalam kondisi perekonomian yang masih belum pulih dari krisis para investor masih mempunyai kepercayaan yang besar terhadap investasi di pasar bursa. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis regresi logistic diperoleh persamaan sebagai berikut: = Dari model persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan closing price sebesar Rp. 1,- akan meningkatkan kinerja saham sebesar 0,0001 angka, kenaikan ROA sebesar 1 kali akan mengakibatkan penurunan kinerja saham sebesar 1,7780. Sedangkan setiap kenaikan EPS sebesar 1 juta angka akan mengakibatkan kenaikan kinerja saham sebesar 0,0020 dan setiap kenaikan cash flow 1 juta angka akan mengakibatkan meningkatkan kinerja sebesar 0,0001. 17 Penilaian kinerja saham yang membentuk portofolio saham pada perusahaan – perusahaan manufaktur di Indonesia pada periode penelitian 31 Desember 2004 sampai dengan 31 Desember 2008 adalah signifikan dengan diketahuinya tingkat kinerja saham yang out perform yang lebih besar dari tingkat kinerja saham yang under perform yaitu sebesar 83,8%. Sedangkan penggunaan variabel – variabel fundamental yaitu beberapa rasio keuangan yang digunakan seperti Closing Price, Return On Assets (ROA), Earning Pre Share (EPS) dan Cash Flow belum begitu maksimal untuk membantu memprediksi kinerja saham yang berkategori unggul, dibuktikan dengan hanya variabel Earning Pre Share (EPS) saja yang mampu secara signifikan dalam pengujian dengan menggunakan metode analisis logistic regression yang signifikan pada α 10% dengan tingkat signifikasi sebesar 0,074. Perusahaan – perusahan yang cenderung mempunyai tingkat Earning Per Share (EPS) yang semakin rendah dapat meningkatkan tingkat kinerja saham yang berkinerja unggul (out perform), karena EPS yang kecil dapat meningkatkan tingkat return saham diatas return rata – rata total sehingga saham masuk dalam kategori saham yang berkinerja out perform. Ke – tiga variabel fundamental keuangan seperti Closing Price, Retrun On Assets (ROA) dan Cash Flow yang belum mampu untuk memprediksi kinerja saham disebabkan karena selama lima tahun periode penelitian nilainya tidak stabil dan selalu fluktuatif yang disebabkan adanya tingkat kondisi perekonomian di Indonesia yang masih kurang stabil. B. Saran Saran penelitian yang mendatang adalah perlu ditambahkan variabel – variabel lain dengan dimasukkannya variabel mikro ekonomi, juga perlu diadakan perluasan dengan menghubungkan variabel – variabel makro ekonomi dengan variabel – variabel non ekonomi seperti kondisi politik yang terjadi dan perlu memperpanjang periode penelitian dengan menambahkan sampel yang lebih luas sehingga hasil penelitian selanjutnya bisa lebih terjeneralisasi. 18 DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert, 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edition . Mediasoft Indonesia. Chan, Hamao, and Lokanishok,1993. “Can Fundamentals Predict Japanese Stock Return?”. Financial Analysis Journal. July – August.PP. 63-69. Elton, J Edwin and Martin Gruber,1995. Modern Portofolio Theory and Investment Analysis. John Whriley and Son Inc. Farid Haryanto,1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi. PT.BEJ Jakarta. Grigham Eugene, F. Gapenski Louis, C and Daves P, 1999. Intermediate Financial management. Sixth Edition . The Dryden Press. Harcourt Brance College Publishers. Gujarati, D.N. 1999. Basic Econometric. Third Edition. Mc Grow-Hill Singapore. Handoyo Wibisono,1997. Manajemen Modal Kerja. Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta. Horne j.C., 1992. Financial Management and Policy, Edition . Englewood Cliff, Prentice Hill. Http//www2ChasNesu,Edu/Garson/Pa765/LogisticRegression.Htm6/6/26/2001. Imam Ghozali,2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Jogijanto Hartono, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2 BPFE Yogyakarta. Jogiyanto Hartono, 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 5, BPFE , Yogyakarta. Jones, C. Robert,1990. “ Designing Factor Models for Different Types of Stock: What’s Good for the Goose Ain’t always Good for Sander”. Financial Analysis Journal. March – April. PP. 25-30. Marzuky Usman, Singgih R, Syahrir, 1997. Pengetahuan Dasar Pasar Modal . Penerbit Jurnal Keuangan dan Moneter Jakarta. Mas’ud Machfoedz,1999. “Profil Kinerja Finansial Perusahaan-perusahaan yang Go Publik di Pasar Modal Asean”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Ekonomi. YKPN Yogyakarta. Mudrajad Kuncoro,2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. YKPN Yogyakarta. Mudrajad Kuncoro, 2003. Metode untuk Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga Jakarta. Pooh, J.Taylor and C.W.R. Ward,1992. “Portofolio Diversification”. Journal of Business Finance and Accounting. Salamah Wahyuni, 1993. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Universitas Sebelas Maret Surakarta. 19 Singgih Santoso, 2000. “SPSS Profesional”. Penerbit Elektro Media Komputindo Kelompok Gramedia Jakarta. Sorensen, Miller,and Ooi,2000. “The Decision Tree Approach to Stock Selection”. The journal of Portofolio management. PP. 42-52. Suad Husnan, 1994. Dasar-dasar teori portofolio dan Analisi sekuritas. Edisi Penerbit UUP AMP YKPN. Yogyakarta. Sunariyah, 1997. “Teori Portofolio”. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit UUP AMP YKPN. Yogyakarta. Syahyunan ,1997. Pengaruh Probabilitas dan Nilai Pasar Perusahaan Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan yang Go Publik di BEJ. Tesis Program pasca Sarjana UGM (tidak dipublikasikan). Syamsul Bahri, 1996. Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham Perusahan yang Go Publik di BEJ. Tesis Program Pasca Sarjana UGM (tidak dipublikasikan). Trone, Donald B. and W.R.Allright,1996. “The Procedurally Prudent Investment Process”. Journal of Asset Protection 4. Van Horne, James C. John M. Wachowiez Jr. 1995. Prinsip-prisip Manajemen Keuangan. Edisi 9. Salemba Empat, Simon & Shcuster (Asia). Pte. Ltd. Prentice-Hill. Wild John, J. Bern Stain, Leopald, A. and Subranmanyam,K.R. 2001. Finacial Statement Analysis. Senventh Edition, Mc Grow-Hill Inc. Singapore. 20