1 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN

advertisement
Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan
PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F PADA
PERTUMBUHAN PULE PANDAK (Rauwolfia serpentina Benth)
Heru Sudrajad, Harto Widodo
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Badan Penelitian dan Pengembang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Korespondensi : Jl. Lawu Tawangmangu, Surakarta 57792
ABSTRACT
Efficacy of crop conducting medicine very determined by availibility of crop seed which with
quality and its amount. Cultivation of crop of pule pandak to yield the seed utilize the conducting
need conducted by vegetatif that is using stek grow on.Have been conducted by research of
concentration influence and old of bathe rootone-f of at growth of pule pandak ( Rauwolfia serpentina
Benth) as a mean to obtain get the technique quicken the growth stek and improve the growth of seed
of pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth)Research conducted at at B2P2TO2T Tawangmangu
research station of Tawangmangu. Attempt device used by is Complete Random of Factorial Pattern.
First Factor of concentration rootone-f of each without rootone-f, rootone-f 100, 200 and 300 mg / l of
while second factor is old bathe that is 1, 2 and 3 hour.From research result indicate that the
perendaman in rootone-f 300 mg / l of during 3 hour yield the moment of early growing ( 45 day),
longest bydm soriyt growth ( 5,67 cm), leaf of many ( 7,67 piece of) and grow on many (3,00)
Keywords : Pule Pandak, Rootone-F
PENDAHULUAN
Obat tradisional merupakan bagian kekayaan budaya bangsa yang perlu dilestarikan dan
ditingkatkan kualitasnya melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi sehingga pada saatnya menjadi obat
alternatif disamping obat modern, sejauh khasiatnya secara medis dapat dipertanggungjawabkan.
Sejauh ini pengembangan fitofarmaka masih belum optimal, faktor penyebabnya adalah ketersediaan
bahan baku. Bahan baku tanaman obat kebanyakan diperoleh dari penanaman kecil-kecilan oleh petani
ditegalan dan pekarangan serta pengumpulan tumbuhan yang terdapat secara alami dihutan, kebun
atau tegalan, pematang-pematang sawah dan tempat lainnya (Abdullah, 1986).
Tanaman pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth) berasal dari India. Dipulau Jawa
umumnya tumbuh dihutan sekunder dan dibawah tegakan hutan jati. Tanaman ini mengehendaki
naungan (Heyne, 1987). Perbanyakan tananan pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth) biasanya
dilakukan secara generatif dengan menggunakan bijinya dan secara vegetative biasanya menggunakan
akarnya. Di habitat alamnya, pule pandak tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 . Khasiat
dari akar pule pandak adalah untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
Dalam membudidayakan suatu tanaman, pengadaan bibit yang berkualitas merupakan
tahapan penting. Jika mutu bibit baik maka kemungkinan besar akan menghasilkan tanaman yang baik
pula dilahan. Salak satu upaya untuk meningkatkan kualitas bibit yang berasal dari stek akar dapat
dilakukan dengan cara member zat pengatur tumbuh diantaranya auksin. Auksin sangat dibutuhkan
dalam pembentukan kalus dan akar (Rahardjo, 1988)
Respon zat pengatur tumbuh berkaitan erat dengan konsentrasinya, pada konsentrasi yang
tepat akan dapat mengatur proses fisiologis tanaman sehingga akan dapat merangsang
pertumbuhannya, sedangkan pada tingkat konsentrasi yang tinggi justru akan dapat menghambat
proses pertumbuhan tanaman. Permulaan terbentuknya akar tidak hanya dipengaruhi oleh auksin saja,
tetapi dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh yang lain seperti sitokinin, giberelin dan sejumlah
kofaktor pembentuk akar lainnya, akan tetapi auksin mempunyai pengaruh besar. Pembelahan sel-sel
dari permulaan akar yang pertama tergantung pada auksin alami maupun yang diberikan dari luar
(Hartmann dan Kester, 1983).
1
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
20 Oktober 2011
Penggunaan rootone-f pada dasarnya adalah untuk mempercepat proses fisiologi tanaman
yang memungkinkan untk pembentukan primordia akar (Koesiningrum dan Setyati, 1973).
Keberhasilan zat pengatur tumbuh tergantung pada beberapa faktor antara lain dosis, jenis zat pengatur
tumbuh yang digunakan, interval waktu pemberian, cara pemberian serta faktor dalam tanamam itu
sendiri antara lain umur dan jenis tanaman (Prawiranata dan Tjondronegoro, 1981). Menurut
Danoesastro 1980, agar diperoleh hasil yang baik perlakuan dengan zat pengatur tumbuh perlu sekali
digunakan dosis yang tepat.
Rootone-f yang diformulasikan oleh agrocarb mempunyai kandungan bahan aktif antara lain
1-Naftalen Asetat (NAA) sebesar 0,013%, 2- Metil-1-Naftalen Asetat (MNAA) sebesar 0,33%, 1Naftalen Asetamida (NAD) sebesar 0,067%, Indol-3- Butirat (IBA) sebesar 0,057%. Bahan-bahan
aktif tersebut termasuk dalam golongan auksin, sedangkan Tetramethylthiaram (thiram) sebesar 4%
berfungsi untuk fungisida (Manurung,1987). Berdasar hal tersebut maka dilakukan penelitian
pengaruh konsentrasi dan lama perendaman rootone-f pada pertumbuhan pule pandak (Rauwolfia
serpentina Benth)
METODE PENELITIAN
Bahan penelitian yang digunakan berupa akar pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth)
yang diperoleh dari Wonogiri, media pasir, hormon tumbuh rootone-f, aquadest steril serta alat
penunjang diantaranya gembor siram, mistar penggaris, timbangan analitik.
Penelitian dimulai pada bulan Mei sampai Juni 2010. Penelitian dilakukan di dalam rumah
pembibitan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu pada ketinggian 1200 m dpl dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola
faktorial. Faktor pertama konsentrasi rootone-f (R) terdiri tiga taraf yaitu R0= air (kontrol), R1= 100
mg/l , R2= 200 mg/l dan R3= 300 mg/l sedangkan faktor kedua lama perendaman (P) masing-masing
P1= 1 jam, P2= 2 jamdan P3= 3 jam.
Parameter pertumbuhan bibit tanaman pule pandak yang diamati meliputi saat tumbuh tunas
, tinggi tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Untuk membandingkan nilai rata-rata respon perlakuan
dilakukan dengan uji jarak berganda Duncan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi berinteraksi dengan perlakuan
perendaman dalam rootone-f sehingga memberikan respon yang berbeda pada bibit tanaman pule
pandak. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui semua parameter pertumbuhan pule pandak
(Rauwolfia serpentina Benth).
Hasil penelitian ini (tabel 1) menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi perendaman dalam
rootone-f berpengaruh positif dalam meningkatkan pertumbuhan bibit pule pandak.
Tabel 1. Interaksi perlakuan konsentrasi dan perendaman rootone-f terhadap pertumbuhan pule
pandak
Perlakuan
Saat
tumbuh
tunas
(hst)
Panjang
tunas
(cm)
Jumlah
daun
(helai)
Jumlah
akar
(buah)
Konsentrasi rootone-f 0 (kontrol)
- Perendaman 1 jam
- Perendaman 2 jam
- Perendaman 3 jam
60 b
60 b
60 b
2,60 a
2,17 a
2,17 a
5,33 a
5,33 a
5,33 a
1,15 a
1,15 a
1,16 a
Konsentrasi rootone-f 100 mg/l
- Perendaman 1 jam
- Perendaman 2 jam
- Perendaman 3 jam
60 b
60 b
60 b
2,33 a
2,83 a
3,00 a
5,67 ab
5,67 ab
6,00 ab
1,21 a
1,22 a
1,24 a
Konsentrasi rootone-f 200 mg/l
- Perendaman 1 jam
60 b
4,00 b
6,33 b
1,75 b
Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan
- Perendaman 2 jam
- Perendaman 3 jam
45 a
60 b
4,33 b
4,33 b
6,33 b
6,34 b
1,75 b
1,75 b
Konsentrasi rootone-f 300 mg/l
- Perendaman 1 jam
- Perendaman 2 jam
- Perendaman 3 jam
45 a
45 a
45 a
4,33 b
4,67 6
5,67 c
6,67 b
6,67 b
7,67 c
2,67 c
2,67 c
3,00 cd
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada tiap kolom menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf
5%
Dari Tabel 1 dapat dilihat rata-rata hasil terbaik didapatkan pada perlakuan konsentrasi
rooton-f 300 mg/l dengan perendaman 3 jam yaitu untuk saat tumbuh tunas pule pandak 45 hari,
panjang tunas (5,67 cm), jumlah daun (7,67 helai) dan jumlah akar (3 buah).
Pada perlakuan pemberian rootone-f 300 mg/l pada perendaman 1, 2 dan 3 jam diperoleh
hasil tumbuh awal tunas yang lebih cepat 15 hari ari kontrol.
60
50
40
30
20
10
0
R0P1
R0P2
R0P3
R1P1
R1P2
R1P3
R2P1
R2P2
R2P3
R3P1
R3P2
R3P3
Saat tumbuh tunas
(hari)
Gambar 1. Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dalam rootone-f terhadap saat tumbuh tunas
pule pandak Rauwolfia serpentina Benth
6
5
4
3
Panjang tunas (cm)
2
1
0
3
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
20 Oktober 2011
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dalam rootone-f terhadap panjang tunas pule
pandak Rauwolfia serpentina Benth
Pemberian rootone-f pada konsentrasi 200 dan 300 mg/l dengan perendaman selama 1 jam
cenderung meningkatkan panjang tunas, diduga dengan IBA dan NAA yang terkandung dalam
rootone-f menggiatkan pembentukan kalus dan akar yang berfungsi untuk penyerapan unsur hara yang
dibutuhkan bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan stek tersebut seperti pertumbuhan organ-organ
vegetatif yaitu tunas, daun dan sebagainya,
Pemberian rooton-f 100 mg/l dengan perendaman 1 jam cenderung meningkatkan jumlah
daun dibandingkan kontrol. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman ditentukan oleh pembentukan
organ-organ tanaman yang bersangkutan, semakin efisien penyerapan hara dan fotosintesis maka
pertumbuhan tanaman semakin cepat. Menurut Manurung 1987, pengambilan auksin oleh tanaman
dari media kedalam jaringan tanaman berlangsung secara proporsional sesuai dengan konsentrasi
senyawa tersebut dan lama proses berlangsung.
8
7
6
5
4
Jumlah daun (Helai)
3
2
1
0
Gambar 3. Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dalam rootone-f terhadap jumlah daun pule
pandak Rauwolfia serpentina Benth
Pemberian rooton-f dengan konsentrasi 200 dan 300 mg/l denagn perendaman 3 jam
menyebabkan kecenderungan meningkatkan jumlah akar yang terbentuk pada stek pule pandak
dibandingkan kontrol. Penggunaan rootone-f bertujuan merangsang pembentukan akar dan perakaran
yang dihasilkan lebih efektif dibandingakn tanpa rooton-f. Rootone-f dengan konsentrasi yang sesuai
sebagai auksin eksogen bekerja sinergis dengan auksin endogen untuk merangsang proses
pembentukan, pemunculan dan differensiasi primordia akar (Audus, 1963).
3
2.5
2
1.5
Jumlah akar
1
0.5
0
R0P1 R0P2 R0P3 R1P1 R1P2 R1P3 R2P1 R2P2 R2P3 R3P1 R3P2 R3P3
Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan
Gambar 4. Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dalam rootone-f terhadap jumlah akar pule
pandak Rauwolfia serpentina Benth
Pemberian rootone-f dapat menyebabkan jumlah akar, hal ini terjadi karena adanya aktifitas
senyawa organik yang terkandung didalam rooton-f diantaranya Naphtalene Acetamida (NAD),
Naphtalene Acetic Acis (NAA), yang bekerjasama dengan Indol Nuteric Acid (IBA) merangsang
pembentukan akar dan senyawa thiram yang berfungsi sebagai fungisida yang akan melindungi
tanaman dari infeksi jamur (Komar, 1987). Semkin cepat terbentuknya akar, pertumbuhan stek
selanjutnya akan lebih baik. Pertumbuhan akar akan diikuti dengan pertumbuhan cabang dan batang
yang baik atau sebaliknya (Hartmann dan Kester, 1983)
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Perlakuan konsentrasi dan lama perendaman rootone-f memberikan pernagruh nyata terhadap saat
tumbuh tunas, panjang tunas, jumlah daun dan jumlah akar
2. Perendaman dengan rootone-f 300 mg/l selama 3 jam memberikan hasil terbaik terhadap saat
tumbuh tunas pule pandak 45 hari, panjang tunas (5,67 cm), jumlah daun (7,67 helai) dan jumlah
akar (3 buah).
DAFTAR PUSTAKA
Audus. 1963. Plant Growth Substances. Leonard Hill Book. Ltd. London
Danoesastro H. 1980. Pengantar Tumbuhan Dalam Pertanian. Yayasan Pembinaan Fakultas pertanian
UGM. Yogyakarta
Hartmann HT. dan DE Kester 1983.Plant Propagation Principles and Prantices. Prentice Hall Inc.
Engelwood Cliffs. New Jersei
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan Pengembangan Abdullah
AA. 1986. Pembudidayaan Tanaman Obat. Warta Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Departemen Kehutanan RI. Jakarta.
Koesiningru R dan Setyati. 1973. Pembiakan Vegetatif. Fakultas Pertanian IPB. Bogor
Komar dkk. 1987. Hasil Penelitian dan Prospek Penggunaan Rootone-F Pada Beberapa Jenis Tanaman
Kehutanan. Bogor.
Manurung S. 1987. Status dan Potensi Zat Pengatur Tumbuh Serta Prospek Penggunaan Rootone-F
dalam Perbanyakan Tanaman
Prawiranata SH dan Tjondronegoro. 1981. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid II. Fakultas
Pertanian, IPB Bogor.
Rahardjo PC. 1988. Kultur Jaringan. Etnik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Penebar Swadaya.
Jakarta
5
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
20 Oktober 2011
Download