BAB III BAHAN DAN METODE A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku

advertisement
BAB III
BAHAN DAN METODE
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah umbi talas yang
berasal dari Bogor (diperoleh dari perkebunan talas di daerah Tajur HalangCijeruk), Banten, Malang dan Kalimantan Barat yang berumur 8 bulan. Bahan
kimia yang digunakan pada proses perendaman umbi meliputi NaCl (5; 7.5;
10%), asam sitrat (0.1,0.3,0.5M), dan HCl (0.1,0.3,0.5M), sedangkan untuk
analisa produk berupa hexana, H2SO4, NaOH, alkohol, HCl 2M, asam borat
(2%), 0.1 ml campuran indikator hijau bromkersol 0.1% dengan metil merah
0.1% (5:1), larutan KH(IO3)2 0.01N.
Peralatan yang digunakan adalah timbangan analitik, pisau, wadah besar,
blender, waterbath, mesin pengering (tray dryer), mesin penggiling (discmill),
cawan porselin, oven, desikator, kertas saring, tanur, labu lemak, labu kjedahl,
erlenmeyer, pH meter, sentrifuse, rheometer, colorimeter, viskometer
Brookfield, Brabender viscoamylograph, dan HPLC (High Performance
Liquid Chromatograph).
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu penelitian pendahuluan,
penelitian utama tahap I dan penelitian utama tahap II.
a. Penelitian Pendahuluan
Tahap ini dilakukan untuk menentukan jenis umbi talas yang
digunakan dari empat jenis talas yang ada, yaitu talas Bogor, talas Malang,
talas Banten dan talas Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan dengan
menguji karakteristik masing-masing sifat umbi berdasarkan analisis
proksimat, diantaranya kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar lemak, dan
kadar protein, disamping juga kadar oksalat dan rendemen tepung yang
dihasilkan. Prosedur analisis dapat dilihat pada Lampiran 1. Umbi yang
memiliki karakteristik terbaik dan sesuai dengan kriteria selanjutnya
digunakan untuk penelitian utama tahap I.
13
b. Penelitian Utama Tahap I
Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan waktu dan suhu
perendaman dalam air hangat yang paling optimum untuk mereduksi
oksalat larut air pada umbi talas (hasil penelitian pendahuluan). Penelitian
diawali dengan pengukuran kadar oksalat pada umbi talas segar agar dapat
diketahui pengurangan kadar oksalat setelah dilakukan perendaman.
Umbi talas segar diiris setebal 2 mm kemudian direndam dalam air
pada suhu 40ºC dan 50ºC masing-masing selama 1, 2, 3 dan 4 jam dengan
perbandingan air dan umbi sebesar 2:1. Setelah itu umbi dari masingmasing perlakuan diuji kadar oksalatnya. Waktu dan suhu perendaman
dengan persentase reduksi oksalat yang terbesar selanjutnya digunakan
untuk penelitian utama.
c. Penelitian Utama Tahap II
Penelitian utama tahap II dilakukan dengan perendaman dalam larutan
asam dan garam pada umbi talas yang telah mendapat perlakuan terbaik
dari tahap perendaman dalam air hangat untuk menurunkan lebih lanjut
kadar oksalat yang tidak larut (dalam bentuk kalsium oksalat).
Irisan umbi hasil perendaman dengan air hangat (hasil penelitian utama
tahap I) kemudian diberi perlakuan perendaman dalam asam klorida (0.1,
0.3, dan 0.5 M), asam sitrat (0.1, 0.3, dan 0.5 M) dan dalam garam natrium
klorida (5, 7.5, dan 10 %). Perendaman dalam asam dilakukan selama 5 dan
10 menit, sedangkan perendaman dalam natrium klorida dilakukan selama
30 dan 60 menit. Irisan umbi yang diperoleh dari perendaman asam dan
garam (perlakuan terbaik) kemudian diproses lebih lanjut menjadi tepung.
Secara ringkas, metode penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
14
Umbi Talas
Pengupasan
Kulit dan batang
Pengirisan tipis 2 mm
Air suling
Perendaman dalam air hangat
Perendaman
HCl
(0,1; 0,3; 0,5) 5’ dan
10’
asam sitrat
(0,1; 0,3; 0,5 M) )
5’ dan 10’
NaCl
(5; 7,5; 10%)) 5’ dan
10’
Analisis kadar oksalat
Pengeringan,
60°C; 2 x 8 jam
Penggilingan
100 mesh
Analisis
Kadar oksalat, derajat warna, sifat-sifat rheology adonan proksimat tepung.
Gambar 4. Diagram Alir Proses Penelitian Utama
C. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian utama tahap II
digunakan rancangan acak kelompok dua faktor, dengan kelompok percobaan
terdiri atas kelompok data jenis larutan perendaman. Faktor-faktor yang
dipelajari yaitu lama waktu perendaman (A) dan tingkat konsentrasi larutan
yang digunakan (B). Faktor waktu perendaman (A) memiliki dua taraf yaitu 5
dan 10 menit, sedangkan faktor konsentrasi larutan (B) memiliki tiga taraf
15
yaitu 0.1; 0.3; dan 0.5 M untuk larutan asam dan 5; 7.5; dan 10% untuk larutan
garam. Seluruh perlakuan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua kali
ulangan. Parameter yang diamati pada penelitian utama ini yaitu kandungan
oksalat, kadar air dan derajat warna tepung. Model rancangan percobaan untuk
larutan asam adalah sebagai berikut:
Yij = µ + Ai + Bj + (AB)ij + ρk + εijk
i= 5,10 j= 0.1; 0.3; 0.5 k=1,2
Keterangan :
Yij
= Nilai pengamatan taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B
µ
= Nilai rata-rata
Ai
= pengaruh sebenarnya dari taraf ke-i faktor A
Bj
= pengaruh sebenarnya dari taraf ke-j faktor B
(AB)ij = pengaruh sebenarnya dari interaksi taraf ke-i faktor A dengan taraf
ke-j faktor B
ρk
= Jumlah kelompok
εij
= Galat percobaan (pengaruh lainnya)
Sedangkan model rancangan percobaan untuk larutan garam adalah:
Yij = µ + Ai + Bj + (AB)ij + ρk + εijk
i= 5,10 j= 5; 7.5; 10 k=1,2
Keterangan :
Yij
= Nilai pengamatan taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B
µ
= Nilai rata-rata
Ai
= pengaruh sebenarnya dari taraf ke-i faktor A
Bj
= pengaruh sebenarnya dari taraf ke-j faktor B
(AB)ij = pengaruh sebenarnya dari interaksi taraf ke-i faktor A dengan taraf
ke-j faktor B
ρk
= Jumlah kelompok
εij
= Galat percobaan (pengaruh lainnya)
Data yang dihasilkan dianalisis dengan program SPSS 16, apabila ada
perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut menggunakan metode uji Duncan
dengan tingkat kepercayaan 95%.
16
Download