plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN SMARTPHONE
PADA ORANG TUA DENGAN PERSEPSI KUALITAS KOMUNIKASI
INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DAN ANAK PADA MASA
KANAK-KANAK AWAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Annety Lensiana Putri
NIM : 119114009
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu.
(Yer 29:11)
Tuhan telah mendengar permohonanku, Tuhan menerima doaku.
(Mzm 6:10)
Karya ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yang Maha Esa,
Orang Tua terkasih Bapak Suwito dan Ibu Anita,
Adikku tersayang Bramantya Surya,
Teman-teman seperjuangan, dan
Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
RELATIONSHIP BETWEEN THE INTENSITY OF USING
SMARTPHONE ON PARENTS WITH THE PERCEPTION OF QUALITY
INTERPERSONAL COMMUNICATION BETWEEN PARENTS AND
CHILDREN IN EARLY CHILDHOOD
Annety Lensiana Putri
ABSTRACT
This study aimed to measured the correlation between intensity of using
smartphone on parents with the perception about quality of interpersonal
communication between parents and children in early childhood. Quantitative
research methods applied to 104 parents that has smartphone and children on
early chilhood. This study used the Spearman correlation to analysis. Correlation
coeficient of this reasearch was -0,585 with a significant value 0,000 p < 0,05).
This findings means that there was a negative correlation between intensity of
using smartphone on parents with the perception about quality of interpersonal
communication between parents and children in early childhood.
Keywords : smartphone, interpersonal communication, parents, early childhood.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN SMARTPHONE
PADA ORANG TUA DENGAN PERSEPSI KUALITAS KOMUNIKASI
INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DAN ANAK PADA MASA
KANAK-KANAK AWAL
Annety Lensiana Putri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara
intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi kualitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif bersifat korelasional yang
dilakukan terhadap 104 subjek yang merupakan orang tua yang menggunakan
smartphone serta memiliki anak yang berada pada masa kanak-kanak awal.
Analisis data yang digunakan adalah teknik uji korelasi Spearman. Koefisien
korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar -0,585 dengan nilai
signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan negatif signifikan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang
tua dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
pada masa kanak-kanak awal.
Kata kunci : smartphone, komunikasi interpersonal, orang tua, masa kanak-kanak
awal.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, karunia dan
berkat yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Hubungan antara Intensitas Penggunaan Smartphone Pada Orang
Tua dengan Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua dan
Anak Pada Masa Kanak-kanak Awal” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat dukungan, bantuan, dan doa
dari banyak pihak. Maka dari itu, melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak, Ibu, dan Adikku yang telah memberikan semangat, dukungan moral
maupun materi, kasih sayang, serta doa yang tak pernah henti kepada penulis
dalam menyelesaikan pendidikan.
2. Eyang Kakung dan Eyang Putri yang selalu mendoakan penulis demi
kedamaian jiwa dan semangat untuk meraih gelar sarjana.
3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen penguji skripsi. Terimakasih atas
kepemimpinan selama saya menjadi mahasiswa dan telah memberi saran dan
kritik dalam pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku kepala progam studi sekaligus dosen
pembimbing skripsi. Terimakasih atas kesedian Ibu dalam mendampingi serta
membimbing juga mendiskusikan terkait skripsi ini dengan sabar dan penuh
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
perhatian. Terima kasih sudah menjadi Ibu Kaprodi yang hebat dan
bertanggung jawab.
5. Sylvia Carolina, M. Psi. selaku dosen penguji. Terimakasih atas dukungan,
semangat, dan saran yang membangun dalam proses pengerjaan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang memberi
bimbingan dan pengetahuan yang sangat berguna.
7. Ibu Nanik Pitarso, Mas Gandung, dan Pak Giyono selaku staff sekretariat dan
keluarga baru saya yang selalu memberi semangat serta dukungan untuk
segera menyelesaikan skripsi ini. Selalu memberi canda tawa dan kemudahan
dalam administrasi di sekretariat.
8. Sahabat paling gondes Albertus Juannino Prabowo yang selalu nemenin suka
duka dan sabar menghadapi penulis. Selalu menyempatkan waktu untuk
nemenin ngerjain skripsi. Membantu menyiapkan segala sesuatu dalam
pengambilan data, serta selalu mendukung penulis. Orang yang jadi
pelampiasan saat penulis sedang stress mengerjakan skripsi. Semangat buat
profesi Apt-nya. Tuhan memberkati.
9. Sahabat-sahabatku yang luar biasa, Yohanna Viscanesia Sinaga; Bernadheta
Ken Sulanjari; Sadriyah Pratiwi; Yosi Dian Permata Pertiwi; Nining Widya
Handayani; dan Olga Sancaya Dyah Permatasari yang selalu memberi
dukungan, semangat, bantuan, dan doa dari awal hingga akhir penyelesaian
skripsi ini. Saling berbagi suka dan duka baik urusan pribadi maupun tentang
skripsi.
10. Teman-teman Student Staff Sekretariat dan Wakaprodi sekaligus staff
akreditasi, Clara; Silla; Arum; Hervy; Jojo; dan Mbak Tirza yang tiada henti
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
memberikan dukungan, semangat, diskusi dan canda tawa selama proses
pembuatan skripsi ini. Selalu kompak dan gak jelas di setiap momennya. I
love you to the moon and back guys!
11. Kakak tingkat yang selalu memberi bantuan baik pengetahuan dan
pengalaman, Mbak Nani; Ko Engger; dan Mbak Tyas. Terima kasih banyak
tanpa kalian aku mah apa atuh.
12. Anggota kelompok KKN XLVIII 30 “cen angel og” Olga; Randy; Iyah; Nino;
dan Dini. Kita emang kelompok blong. Makasih atas keluarga baru selama 39
hari lebih yang selalu mendukung, saling sayang sebagai diri sendiri, ayo yang
lain semangat skripsinya dan pakai toga bareng.
13. Teman-teman DPMF periode 2013/2014, Lala; Mitha; Risca; Elga; Felinsa;
Edwin; Rio; Chopie; Vita; Benny; Vero; David; dan Praba. Makasih atas
kebersamaan selama setahun dengan penuh canda tawa dan rasa kekeluargaan.
14. Teman-teman angkatan seperjuangan 2011, terima kasih atas pertemanan yang
tak terlupakan selama empat tahun (lebih) ini dan semangat ya!
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman. Tak ada gading
yang tak retak. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, terutama bidang psikologi dan bagi masyarakat
pada umumnya.
Penulis
(Annety Lensiana Putri)
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v
LEMBAR
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI
KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
PRAKATA ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENGANTAR ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 13
1. Manfaat Teoritis ...................................................................................... 13
2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14
A. Penggunaan Smartphone ................................................................................ 14
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Pengertian Smartphone ............................................................................ 14
2. Pengertian Intensitas Penggunaan Smartphone ....................................... 15
3. Dampak Penggunaan Smartphone ........................................................... 16
B. Komunikasi Interpersonal .............................................................................. 19
1. Pengertian Komunikasi ............................................................................ 19
2. Pengertian Komunikasi Interpersonal ...................................................... 22
3. Pentingnya Komunikasi Interpersonal ..................................................... 24
4. Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak ..................................... 25
5. Persepsi .................................................................................................... 26
6. Kualitas Komunikasi Orang Tua dan Anak ............................................. 27
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Orang Tua
dan Anak .................................................................................................. 30
8. Peran Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak pada Masa Anakanak Awal ................................................................................................. 32
C. Perkembangan Masa Anak-anak Awal .......................................................... 36
1. Karakteristik Perkembangan .................................................................... 37
D. Dinamika Antar Variabel ............................................................................... 42
E. Hipotesis ......................................................................................................... 46
F. Skema ............................................................................................................. 47
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 48
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 48
B. Variabel Penelitian ......................................................................................... 48
C. Definisi Operasional ....................................................................................... 49
1. Intensitas Penggunaan Smartphone ......................................................... 49
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak ..................................... 49
D. Subjek Penelitian ............................................................................................ 51
1. Populasi .................................................................................................... 51
2. Sampel ...................................................................................................... 51
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .............................................................. 52
1. Skala Intensitas Penggunaan Smartphone ................................................ 53
2. Skala Kualitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak ............. 54
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ................. 57
1. Validitas ................................................................................................... 57
2. Seleksi Item .............................................................................................. 58
3. Reliabilitas ............................................................................................... 62
G. Analisis Data ................................................................................................. 62
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 63
2. Uji Linearitas .......................................................................................... 63
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 63
H. Pelaksanaan Uji Coba ................................................................................... 64
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 65
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 65
B. Deskripsi Subjek ............................................................................................ 66
C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................... 68
D. Kategorisasi ..................................................................................................... 70
E. Analisis Data Penelitian ................................................................................. 73
1. Uji Asumsi ................................................................................................ 73
2. Uji Hipotesis ............................................................................................. 75
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F. Pembahasan .................................................................................................... 77
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 86
A. Kesimpulan .................................................................................................... 86
B. Saran ............................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
LAMPIRAN ......................................................................................................... 95
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pemberian Skor Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada
Orang Tua ...................................................................................... 54
Tabel 3.2
Blueprint dan Distribusi Item Skala Intensitas Penggunaan
Smartphone pada Orang Tua Sebelum Uji Coba .......................... 54
Tabel 3.3
Pemberian Skor Skala Kualitas Komunikasi Interpersonal
Orang Tua dan Anak ..................................................................... 56
Tabel 3.4
Blueprint dan Distribusi Item Skala Kualitas Komunikasi
Interpersonal Orang Tua dan Anak Sebelum Uji Coba ................. 56
Tabel 3.5
Blueprint dan Distribusi Item Skala Intensitas Penggunaan
Smartphone pada Orang Tua Setelah Uji Coba ............................. 60
Tabel 3.6
Blueprint dan Distribusi Item Skala Kualitas Komunikasi
Interpersonal Orang Tua dan Anak Setelah Uji Coba ................... 61
Tabel 4.1
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin............................... 66
Tabel 4.2.
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia .............................................. 66
Tabel 4.3
Deskripsi Subjek Berdasarkan Kepemilikan Smartphone ............ 68
Tabel 4.4
Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 68
Tabel 4.5
Norma Kategorisasi ....................................................................... 70
Tabel 4.6
Norma Kategorisasi Intensitas Penggunaan Smartphone pada
Orang Tua...................................................................................... 71
Tabel 4.7
Norma Kategorisasi Kualitas Komunikasi Interpersonal antara
Orang Tua dan Anak ..................................................................... 72
Tabel 4.8.1
Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 73
Tabel 4.8.2
Hasil Uji Linearitas ....................................................................... 75
Tabel 4.8.3
Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 76
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Bentuk Skala Intensitas Penggunaan Smartphone dan Skala
Kualitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak ............ 95
Lampiran 2.
Hasil Seleksi Item Skala.............................................................. 105
Lampiran 3.
Reliabilitas Skala......................................................................... 111
Lampiran 4.
Uji Deskriptif Mean Empirik ...................................................... 113
Lampiran 5.
Uji Normalitas ............................................................................. 114
Lampiran 6.
Uji Linearitas ............................................................................... 116
Lampiran 7.
Uji Hipotesis ............................................................................... 117
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi, teknologi merupakan salah satu produk ilmu
pengetahuan yang saat ini berkembang sangat pesat. Teknologi digunakan
oleh berbagai kalangan usia, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Teknologi dapat ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan dengan harapan
mampu mempermudah dan menunjang aktifitas manusia yang kini telah
menjadi gaya hidup (Sulistyaningtyas, Jaelani, & Waskita 2012). Salah satu
teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi informasi.
Teknologi informasi adalah salah satu teknologi yang digunakan dalam
mengolah,
memproses,
mendapatkan,
menyusun,
menyimpan,
dan
memanipulasi data dengan berbagai cara (Subadri, 2008). Teknologi informasi
termasuk di dalamnya adalah telepon pintar atau smartphone.
Smartphone atau telepon pintar adalah salah satu perangkat teknologi
yang memiliki fungsi seperti komputer. Smartphone memiliki fitur berupa
akses internet, dan sistem operasi yang mampu mengunduh berbagai macam
aplikasi
seperti
games,
media
sosial,
email,
dan
aplikasi
lain
(www.oxforddictionaries.com).
Pada jaman sekarang, teknologi informasi khususnya smartphone
dapat dengan mudah ditemui. Saat ini, hampir setiap orang dan sebagian besar
merupakan orang dewasa memiliki perangkat mobile atau smartphone
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
(Sulistyaningtyas dkk., 2012). Berdasarkan hasil survei dari lembaga survei
dunia yaitu Mobility Report Ericsson, menunjukkan bahwa pengguna
perangkat mobile di dunia pada tahun 2019 akan mencapai 5,6 miliar dengan
60% diantaranya adalah pengguna smartphone (www.biskom.web.id). Survei
yang dilakukan oleh APIJI (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
pada tahun 2012 menemukan bahwa jumlah pengguna smartphone di
Indonesia mencapai 65,7%.
Survei yang dilakukan oleh APIJI (2012) juga menemukan bahwa
sebagian besar penduduk Indonesia yang menggunakan smartphone
merupakan kalangan usia dewasa. APIJI (2012) menyebutkan bahwa 15,3%
pengguna internet merupakan ibu rumah tangga dan 53,3% merupakan orang
tua yang bekerja. APIJI juga menemukan bahwa sebesar 92% masyarakat
Indonesia menggunakan smartphone pada saat mereka berada di rumah.
Secara garis besar dapat dilihat bahwa rata-rata pengguna smartphone yang
memiliki jaringan internet merupakan orang dewasa khususnya ibu rumah
tangga dan orang tua bekerja. Mereka menggunakan perangkat smartphone
mereka rata-rata saat mereka berada di rumah.
Melalui fitur yang dimiliki smartphone, orang tua memanfaatkan
smartphone yang mereka miliki untuk menunjang aktivitas mereka dalam
berkomunikasi dengan teman, keluarga, dan juga rekan bisnis. Orang tua
menggunakan smartphone mereka dalam berkomunikasi dengan anak mereka
seperti menanyakan keberadaan dan juga memantau anak-anak mereka apabila
mereka berada dalam jarak jauh. Pada konteks pekerjaan, smartphone
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
digunakan untuk meningkatkan mobilitas pekerjaan mereka. Mereka dapat
dengan mudah mengakses berkas-berkas dengan cepat melalui email serta
berkomunikasi secara cepat dengan kolega yang berada pada jarak jauh
(Sulistyaningtyas dkk, 2012).
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Nielsen
(2014) yang berjudul “Nielsen on Device Meter” menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia rata-rata menggunakan smartphone selama 189 menit
per hari atau setara dengan 3 jam. Sebagian besar masyarakat Indonesia
menggunakan smartphone untuk berkomunikasi jarak jauh, media hiburan,
menggunakan aplikasi, dan penggunaan akses internet. Hal ini juga didukung
oleh hasil survei yang dilakukan oleh seorang analis yaitu Meeker (2014) yang
melaporkan bahwa penduduk Indonesia menghabiskan waktu selama 181
menit atau setara dengan 3 jam untuk menggunakan smartphone
(www.kompas.com). Masyarakat cenderung terus-menerus menatap perangkat
mobile mereka dimana pun dan kapan pun mereka berada. Sulistyaningtyas
dkk. (2012) menemukan bahwa sebagian besar masyarakat terdorong untuk
segera membalas sms, melihat notifikasi di media sosial, membalas chatting,
internet, dan telepon.
Munculnya smartphone memberikan perubahan-perubahan pada
elemen masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh University of Maryland
menemukan bahwa seseorang dapat berubah menjadi lebih egois dan
antisosial saat sedang menggunakan ponsel. Faktanya, disaat para pengguna
ponsel merasa bahwa mereka memiliki hubungan yang dekat dengan orang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
lain yang berada di jarak jauh, justru mereka lebih mengabaikan orang-orang
yang
berada
di
jarak
yang
lebih
dekat
dengan
mereka
(www.tabloidbintang.com). Turkle dari Institute Technology Massachusset
(MIT) mengatakan bahwa individu akan terus menerus menggunakan ponsel
mereka sehingga individu tidak merasa kesepian. Namun ternyata mereka
justru
mengabaikan
orang-orang
dan
dunia
di
sekitarnya
(www.tabloidpulsa.com).
Smartphone sangat berguna untuk menunjang kehidupan manusia di
era modern. Smartphone telah mengubah gaya hidup seseorang dalam
kehidupan mereka di lingkungan masyarakat (Sulistyaningtyas dkk., 2012).
Akan tetapi, smartphone menimbulkan perubahan yang signifikan terjadi pada
sikap, mental, dan cara pandang seseorang. Salah satunya merupakan
perubahan sikap sosial. Perubahan sosial yang terjadi pada lingkungan
masyarakat berkaitan dengan cara individu berkomunikasi secara interpersonal
dengan
lingkungannya
(Putra,
2014).
Fuad
(dalam
Putra,
2014)
mengemukakan bahwa teknologi cenderung memungkinkan terjadinya
transformasi dalam masyarakat. Transformasi tersebut memunculkan berbagai
perubahan dalam hubungan antar manusia, khususnya pada komunikasi antar
pribadi.
Merujuk pada hasil survei yang dilakukan oleh APIJI (2012) yang
menyebutkan bahwa sebagian besar pengguna smartphone merupakan
kalangan usia dewasa yang merupakan orang tua, maka perubahan sikap sosial
yang terjadi pada masyarakat saat ini tidak menutup kemungkinan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
mempengaruhi perubahan komunikasi antar pribadi diantara orang tua dengan
anak mereka. Hasil penelitian dari Radesky (Boston Medical Center) pada
tahun 2014 mengungkapkan bahwa orang tua yang cenderung sibuk dengan
email, games, atau aplikasi lain memiliki interaksi negatif dengan anak-anak
mereka. Hasil dari penelitian Radesky tersebut mengungkapkan bahwa 40 dari
55 kelompok orangtua selalu menatap gadget selama makan, dan mereka lebih
banyak menaruh perhatian ke perangkat mobile ketimbang anak-anak mereka
(www.liputan6.com). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini
perilaku orang tua dalam menggunakan smartphone tersebut tidak menutup
kemungkinan mempengaruhi perubahan komunikasi interpersonal antara
orang tua dan anak mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Panji & Mahardeka (2014)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan smartphone
dengan interaksi anak kepada orang tua. Subjek pada penelitian ini merupakan
anak Sekolah Dasar usia 10 hingga 12 tahun. Anak menggunakan smartphone
pada umumnya untuk bermain atau sebagai media hiburan. Penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi penggunaan smartphone oleh anak, maka
semakin rendah interaksi anak dengan orang tua, demikian pula sebaliknya
jika penggunaan smartphone pada anak semakin rendah maka interaksi anak
kepada orang tua semakin tinggi (r = -0,522). Penelitian yang sama
menemukan bahwa terdapat pengaruh menggunakan smartphone dengan
interaksi anak kepada orang tua (27,2%).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
Seiring dengan meningkatnya penggunaan smartphone di kalangan
masyarakat termasuk pada orang tua, banyak perubahan-perubahan sikap yang
terjadi di kalangan masyarakat (Sulistyaningtyas dkk., 2012). Saat ini
masyarakat cenderung lebih suka untuk berkomunikasi dengan orang lain
melalui jaringan internet yang terdapat pada smartphone (Veronika, 2013).
Fenomena ini dapat terjadi di kalangan orang tua yang menggunakan
smartphone untuk menunjang pekerjaan mereka. Orang tua cenderung
memperhatikan gadget mereka dibandingkan berkomunikasi dengan anakanak mereka disaat mereka sedang melakukan aktivitas bersama (Radesky,
2014). Hasil survei APIJI (2012) juga menyebutkan bahwa sebagian besar
pengguna smartphone menggunakan perangkat mereka pada saat berada di
rumah. Hal ini tentu saja berkaitan dengan komunikasi orang tua dengan anak
saat mereka sedang melakukan aktivitas bersama di rumah.
Komunikasi merupakan suatu proses tindakan memperoleh dan
mendapatkan informasi. Seseorang berbicara tentang sesuatu maupun
menanggapi pemikiran orang lain atau melakukan sesuatu sebagai respon atas
apa yang dipahami (Beebe, Beebe, & Redmond, 1996). Komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi merupakan bentuk khusus dari
human communication dimana dapat terjadi ketika kita berinteraksi secara
bersamaan dengan orang lain dan saling mempengaruhi satu sama lain (Beebe
et al., 1996).
Komunikasi tidak hanya terjadi antar orang dewasa. Komunikasi
terjadi dalam kaitannya hubungan antar keluarga. Hubungan interaksi dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
suatu keluarga tidak terlepas dari komunikasi interpersonal yang terjadi di
dalam keluarga tersebut (Djamarah, 2004). Komunikasi dalam keluarga terjadi
dalam berbagai cara diantaranya isyarat, ungkapan emosional, bicara, dan
bahasa tulisan. Tetapi komunikasi yang paling efektif umumnya berorientasi
pada percakapan atau bicara (Hurlock, 1978). Komunikasi interpersonal pada
keluarga umumnya merupakan komunikasi langsung atau tatap muka dimana
pesertanya dapat langsung memberi tanggapan (Effendy,1986).
Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak tidak hanya
diukur berdasarkan kuantitas terjadinya komunikasi diantara kedua belah
pihak, melainkan kualitas dari komunikasi yang terjadi (DeVito, 2011).
Kualitas komunikasi interpersonal dapat diidentifikasikan berdasarkan lima
karakteristik yaitu : keterbukaan (openness), empati (emphaty), sikap
mendukung (supportive-ness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).
Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak menunjukkan
bagaimana hubungan antar pribadi dalam suatu keluarga. Hubungan antar
pribadi dalam keluarga sebagai salah satu faktor dalam mempengaruhi dasar
hidup anak pada masa kanak-kanak awal dan berpengaruh terhadap kehidupan
anak di masa mendatang (Berk, 2006; Santrock, 2007). Anak-anak yang
berada pada tahap masa kanak-kanak awal atau prasekolah adalah anak-anak
yang memiliki usia sekitar dua tahun hingga enam tahun (Hurlock, 1978;
Bukatko, 2008). Menurut Bijou (dalam Hurlock, 1978), anak-anak pada usia
prasekolah ini adalah masa paling penting dimana dasar struktur perilaku
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
kompleks diletakkan dan akan dibangun sepanjang hidup anak. Dasar hidup
anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat anak tinggal selama tahuntahun pembentukan
awal
hidupnya.
White
(dalam
Hurlock, 1978)
mengemukakan bahwa pada masa ini, adalah penting dalam meletakkan pola
untuk penyesuaian pribadi dan sosial anak. Memberi kehidupan sosial yang
kaya pada anak adalah hal yang dapat dilakukan guna menjamin pikiran baik
pada anak. Penyesuaian pribadi dan sosial anak dapat ditanamkan melalui
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak.
Pada masa kanak-kanak awal, anak-anak mulai mengembangkan
kemampuan sosialnya terhadap lingkungan sosial (McDEvitt, 2010). Seiring
dengan perkembangan sosial anak, hubungan antara orang tua dan anak
menjadi penting untuk diperhatikan. Hubungan tersebut dapat dilihat melalui
komunikasi interpersonal yang terjalin diantara mereka. Anak-anak berusaha
untuk memperoleh perhatian dan penerimaan dari orang dewasa khususnya
orang tua mereka. Apabila mereka telah memperoleh kepuasan terhadap
hubungan mereka dengan orang tua, mereka akan tetap berusaha untuk
menjalin hubungan yang bersahabat dengan keluarga terutama orang tua
mereka. Selain itu, pada masa kanak-kanak awal, lingkungan keluarga
merupakan figur paling penting dalam pembentukan sosialisasi anak
(McDevitt, 2010)
Pada tahap ini, anak-anak mulai mengalami berbagai perkembangan
diantara perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
perkembangan emosi, dan perkembangan psikososial (Papalia, 2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Berdasarkan beberapa penelitian menemukan bahwa komunikasi orang tua
dengan anak mereka mempengaruhi perkembangan anak pada usianya dan
pada perkembangan selanjutnya (Hastuti, 2014; Setyowati, 2005; Ramadhani,
2013; Hodijah, 2008; Hillaker, 2008). Komunikasi antara orang tua dengan
anak juga mempengaruhi kemampuan anak dalam berkomunikasi pada saat
dewasa (Beebe et al., 2009).
Beberapa penelitian menemukan bahwa hubungan yang bermakna
antara komunikasi dalam keluarga dengan perkembangan anak. Salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2014) yang menyatakan bahwa
terdapat korelasi positif antara komunikasi dalam keluarga dengan
perkembangan anak khususnya perkembangan bahasa. Selain itu, penelitian
yang dilakukan oleh Setyowati (2005) menemukan dalam penelitian kualitatif
bahwa penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara
orang tua dengan anak maupun antar anggota keluarga memiliki implikasi
terhadap proses perkembangan emosi anak. Dalam proses komunikasi
tersebut, anak akan belajar mengenal dirinya maupun orang lain, serta
memahami perasaannya sendiri maupun orang lain. Ramadhani (2013)
menemukan dalam sebuah penelitian kualitatif interaktif bahwa efektifitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dapat membentuk sikap
positif pada anak. Hodijah (2008) turut menemukan bahwa intensitas
komunikasi antara orang tua dan anak secara signifikan memiliki korelasi
positif terhadap motivasi belajar pada anak. Hillaker (2008) mengungkapkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
bahwa komunikasi yang positif dalam keluarga memiliki hubungan yang
positif terhadap kompetensi sosial dan nilai-nilai positif pada anak.
Perkembangan anak tidak lepas dari keluarga dimana mereka
dibesarkan. Hurlock (1978) mengemukakan sumbangan keluarga pada
perkembangan anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan
dengan anggota keluarganya. Hubungan yang baik di dalam keluarga dapat
dilihat melalui komunikasi antara orang tua dan anak (Djamarah, 2004).
Hubungan ini dipengaruhi oleh pola kehidupan keluarga dan juga sikap serta
perilaku dari berbagai anggota keluarga khususnya orang tua terhadap anak
dalam keluarga tersebut. Sikap orang tua tidak hanya mempengaruhi
hubungan di dalam keluarga melainkan juga mempengaruhi sikap dan
perilaku anak. Hubungan antara orang tua dan anak yang sehat dan positif
akan mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya. Hubungan yang sehat
dan positif dengan orang tua akan menghasilkan anak yang bahagia, ramahtamah, dianggap menarik oleh orang lain, relatif bebas dari kecemasan, dan
menjadi anggota kelompok yang pandai bekerja sama.
Sebaliknya apabila anak memiliki hubungan yang tidak baik dengan
orang tuanya, mereka cenderung memiliki penyesuaian pribadi dan sosial
yang cenderung buruk. Hubungan yang tidak baik dengan orang tua akan
menghasilkan anak yang haus akan kasih sayang, takut dikesampingkan,
terlampau ingin menyenangkan orang lain, dan melakukan apapun untuk
orang lain. Hal ini sebagai kompensasi dan usaha untuk mencari perhatian
dengan cara apapun (Hurlock, 1978).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa
kanak-kanak dilihat melalui bagaimana orang tua mempersepsikan
kualitas komunikasi interpersonal diantara keduanya yang diukur melalui
lima aspek kualitas komunikasi DeVito. Persepsi merupakan cara
pandang seseorang terhadap sesuatu hal dengan menginterpretasi dan
memproses stimulus yang diterima. Persepsi kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak merupakan cara pandang orang
tua terhadap kualitas komunikasi yang terjalin antara mereka dan anak
mereka.
Munculnya
smartphone
di
kalangan
meningkatnya intensitas penggunaan
masyarakat
memicu
smartphone di masyarakat.
Penggunaan smartphone pada masyarakat menimbulkan perubahanperubahan khususnya pada sikap sosial (Sulistyaningtyas dkk., 2012;
Veronika, 2013). Perubahan sikap sosial juga terjadi pada orang tua yang
memiliki smartphone (Radesky, 2014). Perubahan sikap pada orang tua
ini turut mempengaruhi hubungan antar pribadi dalam keluarga (Hurlock,
1978). Hubungan antar pribadi dalam keluarga dapat dilihat berdasarkan
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak khususnya pada
masa kanak-kanak awal. Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan
anak pada masa kanak-kanak awal merupakan komunikasi yang pada
dasarnya dibentuk oleh orang tua. Pada komunikasi ini, orang tua sebagai
penentu dasar pola komunikasi yang terjalin diantara keduanya. Hal ini
berbeda dengan komunikasi yang terjalin antara orang dewasa dimana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
diantara kedua belah pihak telah memiliki pola komunikasi masingmasing. Selain itu, komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
pada masa kanak-kanak awal penting dalam peletakkan dasar hidup anak
(Bijou dalam Hurlock, 1978). Komunikasi interpersonal antara orang tua
dan anak juga mempengaruhi perkembangan anak pada usianya dan pada
perkembangan selanjutnya (Hurlock, 1978; Hastuti, 2014; Setyowati,
2005; Ramadhani, 2013; Hodijah, 2008; Hillaker, 2008) dan menentukan
perilaku anak yang mengarah pada perilaku sosial dan tidak sosial pada
masa kanak-kanak
awal
(Hurlock, 1978).
Hal
ini
selanjutnya
mempengaruhi kemampuan komunikasi anak pada saat dewasa (Beebe et
al., 2009). Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara
intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi
kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa
kanak-kanak awal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah terdapat hubungan antara intensitas
penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi kualitas komunikasi
interpersonal orang tua dan anak pada usia masa kanak-kanak awal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan antara intensitas penggunaan smartphone pada
orang tua dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal orang tua dan
anak pada masa kanak-kanak awal.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai hubungan
antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan
persepsi kualitas komunikasi interpersonal orang tua dan anak pada
masa kanak-kanak awal.
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi
penelitian-penelitian lain terutama pada ranah psikologi perkembangan
khususnya terhadap pentingnya komunikasi interpersonal antara orang
tua dan anak.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan informasi
tentang pentingnya komunikasi interpersonal orang tua dan anak pada
masa kanak-kanak awal.
b. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan mampu memberikan informasi
kepada orang tua terkait bagaimana membangun kualitas komunikasi
interpersonal yang baik dengan anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
B. Penggunaan Smartphone
1. Pengertian Smartphone
Menurut Oxford Dictionaries, smartphone atau telepon pintar
adalah salah satu perangkat teknologi yang memiliki fungsi seperti
komputer. Smartphone memiliki fitur berupa akses internet, dan sistem
operasi yang mampu mengunduh berbagai macam aplikasi seperti games,
media sosial, email, dan aplikasi lain (www.oxforddictionaries.com).
Hernawati (2012) mengemukakan bahwa smartphone adalah
suatu perangkat yang memungkinan untuk melakukan komunikasi
(telepon dan sms) serta memiliki kemampuan layaknya komputer.
Smartphone memiliki software aplikasi yang mampu menjalankan
berbagai fungsi dan mampu meningkatkan produktifitas dan mendukung
kegiatan sehari-hari.
Smartphone atau telepon pintar adalah telepon seluler yang
memiliki fungsi-fungsi seperti komputer pribadi dengan tampilan layar
sentuh dan memiliki akses internet nirkabel (DepDikNas, 2011).
Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai smartphone di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa smartphone atau telepon pintar
merupakan salah satu perangkat teknologi yang memiliki fungsi seperti
komputer dimana dapat digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh,
14
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
media hiburan, games, media sosial, email, dan aplikasi lain serta akses
internet yang mampu meningkatkan produktifitas dan mendukung
kegiatan sehari-hari.
2. Pengertian Intensitas Penggunaan Smartphone
Tubbs & Moss (1983) mengemukakan bahwa intensitas
dipengaruhi oleh waktu. Intensitas dapat dilihat berdasarkan frekuensi
dan durasi yang digunakan untuk melakukan kreatifitas tersebut
(Marhaeni, 2012). Frekuensi (DepDikNas, 2011) adalah kekerapan
pemakaian suatu unsur dalam kurun waktu tertentu. Frekuensi dilihat dari
seberapa
sering
orang
melakukan
aktifitas.
Sedangkan
durasi
(DepDikNas, 2011) adalah lamanya sesuatu berlangsung atau rentang
waktu. Durasi dapat dilihat dari seberapa lama orang melakukan suatu
aktifitas.
Definisi intensitas menurut Kamus Psikologi (Reber Arthur S. &
Reber Emili S., 2010: 481) adalah suatu pengukuran kuantitas dari
sebuah energi yang dilihat berdasarkan stimulus fisik. Derajat intensitas
dilihat dari jumlah dari stimulus fisik yang dirasakan.
Intensitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (DepDikNas,
2011: 542) adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Intens dapat
berarti kuat, tinggi, bergelora, penuh semangat, bergelora, berapi-api, dan
berkobar-kobar. Sedangkan tingkatan menggambarkan ukuran kuantitas
yang dilihat berdasarkan frekuensi dari penggunaan suatu benda dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
hal ini adalah smartphone. Penggunaan adalah proses, pembuatan, cara
memakai, dan pemakaian (DepDikNas, 2011)
Merujuk pada beberapa pengertian intensias di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa intensitas adalah suatu pengukuran kuantitas
tingkatan dari sebuah energi yang merupakan keadaan tingkatan dimana
dapat diukur berdasarkan frekuensi dan durasi terjadinya stimulus fisik.
Berdasarkan pengertian intensitas, maka yang dimaksudkan
dengan intensitas penggunaan smartphone adalah kuantitas tingkatan
penggunaan smartphone yang diukur dengan frekuensi dan durasi
penggunaannya. Frekuensi dilihat dari seberapa sering orang melakukan
aktifitas. Durasi dapat dilihat dari seberapa lama orang melakukan suatu
aktifitas.
3. Dampak Penggunaan Smartphone
Everett M. Rogers (dalam Hendrastomo, 2008) membuat tipologi
dampak sosial kehadiran teknologi komunikasi yaitu :
a. Dampak yang diinginkan atau tidak diinginkan
Dampak ini berkaitan dengan efek fungsional dan disfungsional
secara individu maupun sistem sosial yang diharapkan dengan adanya
inovasi. Smartphone mampu memberikan fungsi sebagai alat
komunikasi yang efektif dan efisien untuk saling berkomunikasi
dengan orang lain pada jarak yang jauh.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
b. Dampak langsung atau tidak langsung
Dampak ini berkaitan dengan perubahan terhadap individu
maupun sistem sosial yang muncul sebagai akibat dari respon yang
cepat atas kehadiran suatu inovasi. Secara langsung smartphone
mengubah tatanan komunikasi tatap muka yang kemudian digantikan
dengan teknologi dan secara tidak langsung terjadi perubahan pola
komunikasi intimacy dalam komunikasi antarpribadi.
c. Dampak antisipatif atau tidak antisipatif
Dampak ini berkaitan dengan perubahan yang terjadi akibat dari
inovasi yang disadari dan ditujukan kepada anggota masyarakat.
Komunikasi via smartphone mereduksi proses komunikasi tatap muka
dan degradasi perilaku akibat menurunnya interaksi secara langsung.
Veronika
(2013)
mengungkapkan
bahwa
smartphone
memberikan dampak terhadap orang dewasa yaitu:
a. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka
berhubungan melalui internet diandingkan bertemu secara langsung
(face to face).
b. Smartphone mampu memberikan perubahan pola masyarakat dalam
berinteraksi. Orang dewasa cenderung malas untuk bersosialisasi
dengan teman, keluarga, atau lingkungan di sekitar mereka. Dengan
menggunakan smartphone, segala sesuatu dapat dilakukan dengan
berada pada satu tempat. Hal ini mengakibatkan orang dewasa
cenderung tidak peduli dengan rasa sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Ngafifi (2014) menerangkan pengaruh kemajuan teknologi bagi
kehidupan sosial budaya masyarakat masa kini yaitu :
a.
Adanya kemerosatan moral di kalangan masyarakat khususnya bagi
remaja dan pelajar. Mereka cenderung menekankan pada pemenuhan
keinginan-keinginan materi dibandingkan kekayaan moral.
b.
Berubahnya pola interaksi antarmanusia. Kehadiran teknologi
dirumah mengakibatkan berubahnya pola interaksi dalam keluarga.
Teknologi di dalam rumah memberikan peluang bagi setiap anggota
keluarga
untuk
berhubungan
dengan
dunia
luar.
Hal
ini
mengakibatkan orang cenderung asyik sendiri menghabiskan
waktunya sendiri dengan teknologi.
Piliang (dalam Sulistyaningtyas., dkk 2012) menyebutkan bahwa
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan sosial. Piliang menyatakan bahwa teknologi
membentuk suatu ruang virtual antara satu orang dengan yang lainnya.
Hal ini mengakibatkan masyarakat cenderung mengabaikan realitas
sosial yang sebenarnya.
Berdasarkan tipologi dampak yang diungkapkan oleh Everett M.
Rogers (dalam Hendrastomo, 2008) serta berdasarkan hasil penelitian
terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa smartphone memiliki dampak
positif dan negatif. Dampak positif smartphone adalah untuk membantu
komunikasi yang efektif dan efisien antar pribadi dengan jarak yang jauh.
Namun di sisi lain, hal ini juga berdampak negatif terhadap komunikasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
interpersonal tatap muka antara pengguna smartphone dengan orang
disekitar
perubahan
mereka.
sikap
Pengguna
sosial
di
smartphone
cenderung
lingkungannya.
Mereka
mengalami
lebih
suka
berkomunikasi dengan menggunakan smartphone atau jaringan internet
dibandingkan
melalui
komunikasi
langsung
atau
tatap
muka
(Sulistyaningtyas dkk., 2012; Veronika, 2013). Komunikasi via
smartphone mereduksi proses komunikasi tatap muka dan degradasi
perilaku akibat menurunnya interaksi secara langsung (Rogers dalam
Hendrastomo, 2008).
C. Komunikasi Interpersonal
1.
Pengertian Komunikasi
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi
berasal dari bahasa latin “communicatio” yang bersumber dari kata kerja
“communis”. Arti dari kata “communis” sendiri adalah sama, dalam arti
kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi,
komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan
makna
mengenai
suatu
hal
yang
dikomunikasikan.
Komunikasi berlangsung ketika saling mengerti apa yang dibicarakan
oleh orang lain (Effendy, 1986).
Komunikasi secara terminologis merupakan proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi
melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
kepada orang lain. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang
melibatkan manusia di dalamnya atau disebut dengan
human
communication (Effendy, 1986).
Menurut DeVito (2011), komunikasi mengacu pada tindakan,
oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang
dapat terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks
tertentu, memiliki pengaruh tertentu, dan terdapat kesempatan untuk
melakukan umpan balik (feedback).
Komunikasi menurut Dictionary of Behavioral Science (dalam
Rakhmat, 2008) adalah penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak,
penerimaan dan pengolahan informasi dan proses saling mempengaruhi
diantara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara organisme.
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu
pertukaran pikiran dan perasaan yang dapat dilaksanakan dengan setiap
bentuk bahasa seperti : isyarat, ungkapan, emosional, bicara, atau bahasa
tulisan. Tetapi, komunikasi yang paling umum dan paling efektif
digunakan dilakukan dengan menggunakan bahasa.
Berdasarkan berbagai pengertian komunikasi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan
atau informasi dengan menggunakan isyarat, ungkapan, emosional,
bicara, atau bahasa dari satu orang ke orang yang lain dimana dapat
mempengaruhi, mengubah sikap seseorang, dan terdapat kesempatan
untuk memberi umpan balik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
Effendy (1986) mengemukakan bahwa proses komunikasi terjadi
atas beberapa komponen yang berperan di dalamnya meliputi :
komunikator sebagai orang yang menyampaikan pesan, pesan berupa
pernyataan yang didukung oleh lambang yang pada umumnya adalah
bahasa, komunikan sebagai orang yang menerima pesan, media sebagai
sarana atau saluran yang mendukung pesan apabila komunikan berada
pada jarak yang jauh atau jumlah yang banyak, dan efek yang merupakan
dampak atau pengaruh dari pesan.
Menurut Effendy (1986), proses komunikasi terdiri atas proses
komunikasi tidak langsung dan proses komunikasi langsung. Proses
komunikasi tidak langsung (indirect) atau disebut juga dengan proses
komunikasi bermedia merupakan komunikasi yang menggunakan saluran
atau sarana untuk meneruskan atau menyampaikan pesan kepada
komunikan yang berada pada jarak jauh, atau jumlah komunikan yang
banyak.
Proses komunikasi langsung (direct) atau disebut juga proses
komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang terjadi dimana
komunikator dan komunikan saling berhadapan dan saling menatap.
Komunikator dapat secara langsung mengamati
komunikan dan
mengetahui efek dari komunikasi pada saat itu juga. Pesan, tanggapan,
dan juga respon diperoleh secara langsung saat berlangsungnya proses
komunikasi. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa dalam komunikasi
tatap muka, umpan balik (feedback) terjadi secara langsung. Berdasarkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
jumlah komunikan yang dihadapi oleh komunikator, komunikasi
langsung (tatap muka) diklasifikasikan menjadi dua yaitu komunikasi
interpersonal dan komunikasi kelompok.
2.
Pengertian Komunikasi Interpersonal
Menurut
Beebe
(1996),
Komunikasi
interpersonal
atau
komunikasi antarpribadi merupakan bentuk khusus dari human
communication dimana dapat terjadi ketika kita berinteraksi secara
bersamaan dengan orang lain dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Interaksi bersamaan berarti bahwa kita dan pasangan bicara kita saling
bertukar informasi di waktu dan tempat yang sama. Sedangkan yang
dimaksud dengan saling mempengaruhi adalah ketika kita dengan
pasangan bicara kita mendapatkan pengaruh dari interaksi tersebut.
Interaksi tersebut dapat mempengaruhi cara berpikir, perasaan, dan cara
pandang orang lain dalam menginterpretasikan apa yang sedang
diterimanya dalam interaksi tersebut.
Effendy (1986) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal
bersifat dialogis dimana terjadi saling menanggapi antara komunikator
dan komunikan. Komunikasi interpersonal dapat terjadi secara langsung
(tatap muka) atau tidak langsung antara komunikator dan komunikan.
Komunikasi tatap muka terjadi penyampaian umpan balik (feedback)
secara langsung antara keduanya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Komunikasi
interpersonal
merupakan
komunikasi
23
yang
berlangsung secara tatap muka yang terjadi antara dua orang atau lebih,
baik secara terorganisasi maupun pada suatu kerumunan (Wiryanto,
2004).
Laing,
Phillipson,
dan
Lee
(dalam
Wiryanto,
2004)
mengungkapkan adanya komunikasi interpersonal berdasarkan hubungan
diadik. Hubungan diadik yang dimaksudkan merupakan suatu hubungan
yang didalamnya menggambarkan interaksi dan pengalaman bersama
orang tersebut. Hubungan ini terjadi pada suatu hubungan yang mantap
dan jelas.
Trenholm dan Jensen (dalam Wiryanto, 2004) mendefinisikan
komunikasi interpersonal sebagai komunikasi yang terjalin antara dua
orang yang berlangsung secara tatap muka. Komunikasi diadik bersifat
spontan dan informal dimana peserta komunikasi dapat saling memberi
umpan balik (feedback) secara maksimal dan fleksibel. Trenholm dan
Jensen (dalam Wiryanto, 2004) juga mengungkapkan bahwa komunikasi
interpersonal secara diadik dapat dilihat pada struktur jaringan keluarga.
Dimana komunikasi yang terjalin didalam keluarga berlangsung secara
bebas.
Berdasarkan
pada
pengertian-pengertian
komunikasi
interpersonal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpesonal adalah salah satu bentuk human communication dimana
terjadi pertukaran informasi dan saling mempengaruhi
antara
komunikator dan komunikan yang terjadi secara langsung (tatap muka)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
atau tidak langsung dan dapat saling memberikan umpan balik
(feedback). Komunikasi interpersonal juga dapat berlangsung secara
diadik yang terjalin pada hubungan yang jelas dan mantap seperti pada
struktur keluarga.
3. Pentingnya Komunikasi Interpersonal
Supratiknya (1995) mengungkapkan bahwa komunikasi penting
untuk meningkatkan kebahagiaan hidup seseorang. Johnson (dalam
Supratiknya,
1995)
menjabarkan
beberapa
peranan
komunikasi
interpersonal bagi kebahagiaan hidup individu. Diantaranya adalah:
a. Membantu Perkembangan Intelektual dan Sosial
Perkembangan dimulai sejak individu berada pada masa bayi.
Pada masa itu individu mulai membangun komunikasi yang intens
dengan orang tua khususnya ibu. Sejak saat itu, lingkaran
ketergantungan individu mulai meluas seiring dengan bertambahnya
usia. Bersama dengan hal tersebut, perkembangan intelektual dan
sosial individu sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi individu
tersebut dengan orang lain.
b. Membentuk Identitas dan Jati Diri
Melalui komunikasi dengan orang lain, individu mampu
menemukan
identitas
dan
jati
dirinya.
Ketika
individu
berkomunikasi, secara sadar maupun tidak sadar individu dapat
mengamati, memperhatikan, dan mencatat segala tanggapan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
diberikan oleh orang lain. Hal ini membantu individu melihat
bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya. Komunikasi
interpersonal membantu individu untuk mengenal dan mengetahui
siapa diri mereka sebenarnya.
c. Memahami Realitas
Melalui komunikasi individu dapat memahami bagaimana
realitas
dan
kesan-kesan
serta
pengertian
terhadap
dunia.
Komunikasi membantu individu melihat cara pandangnya dan
mampu mebandingkannya dengan cara pandang orang lain.
d. Menentukan Kesehatan Mental
Kesehatan mental seseorang dapat ditentukan berdasarkan
kualitas komunikasi interpersonal dan hubungan individu tersebut
dengan orang lain. Kualitas komunikasi dan hubungan dengan orang
lain yang tidak baik tentu akan berdampak terhadap kesehatan
mental individu.
4.
Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak
Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak berada dalam
ruang lingkup komunikasi dalam keluarga. Menurut Beebe (1996),
komunikasi dalam keluarga merupakan suatu proses dalam memberi,
menerima, dan menginterpretasikan pesan dalam ruang lingkup keluarga.
Effendy (1986) menyatakan bahwa komunikasi dalam keluarga
biasanya berbentuk komunikasi interpersonal (face to face) yang pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
intinya merupakan komunikasi langsung dimana masing-masing peserta
komunikasi dapat beralih fungsi baik sebagai komunikator maupun
komunikan
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal
antara orang tua dan anak dimaksudkan untuk memenuhi fungsi
pertukaran pikiran dan perasaan. Pada umumnya komunikasi yang efektif
dilakukan dengan berbicara tatap muka antara anak dengan orang tua
mereka. Mereka saling memahami makna dari apa yang dibicarakan oleh
kedua belah pihak.
Komunikasi interpersonal orang tua dan anak pada masa anakanak awal tidak terlepas dari perkembangan bahasa pada anak. Bahasa
berperan penting sebagai dasar terbentuknya suatu komunikasi (Bee,
1997; Vygotsky, 1978).
Komunikasi interpersonal orang tua dan anak pada masa anakanak awal adalah proses dari komunikasi yang pada umumnya terjadi
secara tatap muka antara orang tua dan anak yang memberi, menerima,
dan menginterpretasikan pesan secara langsung atau tatap muka untuk
memenuhi fungsi pertukaran pikiran dan perasaan yang berlangsung
dengan berbicara menggunakan bahasa.
5.
Persepsi
Menurut Halonen & Santrock (1999), persepsi adalah proses otak
dalam
mengorganisasi
dan
memproses
informasi
sensorik
dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
memberikan arti. Persepsi bekerja ketika reseptor sesori menerima
stimulus dari luar dan organ sensori memproses dan mengubahnya
menjadi informasi yang disalurkan ke otak. Informasi tersebut
merupakan dasar individu menginterpretasikan atau memandang sesuatu.
Feldman (2011) mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses
menyortir, menginterpretasikan, menganalisis, dan mengintegrasikan
rangsangan yang dibawa oleh organ indera dan otak.
Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan cara
pandang seseorang terhadap sesuatu hal dengan menginterpretasikan dan
memproses stimulus yang diterima.
Persepsi komunikasi interpersonal merupakan cara pandang orang
tua dengan menginterpretasi dan memproses informasi mengenai
komunikasi yang terjadi antara diri dan anak mereka.
6.
Kualitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak
Baik atau buruknya komunikasi interpersonal tidak dipandang
dari seberapa sering orang tua dan anak saling berbicara satu sama lain.
Melainkan dilihat berdasarkan kualitas dari apa yang sedang dibicarakan
oleh kedua belah pihak (DeVito, 2011). Komunikasi interpersonal antara
orang tua dan anak pun juga dilihat berdasarkan kualitas komunikasi
yang terjadi (Hopson dalam Pitriawanti, 2010). Hopson (dalam
Pitriawanti, 2010) mengungkapkan bahwa komunikasi yang berkualitas
baik antara orang tua dan anak menunjukkan bahwa diantara kedua belah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
pihak memiliki rasa saling memahami, mengerti, mempercayai, dan
saling menyayangi satu sama lain. Sebaliknya, komunikasi yang kurang
baik antara orang tua dan anak menunjukkan bahwa kurangnya rasa
memahami, mengerti, mempercayai, dan kurangnya kasih sayang
diantara kedua belah pihak. Hal ini dapat dilihat melalui persepsi orang
tua terhadap kualitas komunikasi interpersonal dengan anak mereka.
Untuk mencapai kualitas komunikasi yang baik, DeVito (2011)
mengemukakan bahwa terdapat lima aspek kualitas umum komunikasi
interpersonal. Lima aspek kualitas umum tersebut meliputi:
a. Keterbukaan (openness)
Kualitas komunikasi berdasarkan keterbukaan mengacu pada tiga
aspek dalam komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator harus
bersedia untuk membuka diri dan terbuka dalam mengungkapkan
informasi kepada orang yang diajaknya berbicara. Kedua, aspek
keterbukaan mengacu pada kesediaan komunikator untuk bersikap dan
bereaksi secara jujur dan spontan terhadap stimulus yang datang.
Aspek ketiga mengacu pada “kepemilikan” atas suatu pikiran dan
perasaan (Bochner & Kelly dalam DeVito, 2011). Dalam pengertian
bahwa seorang komunikator mengakui bahwa apa yang diutarakannya
merupakan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya yang ia miliki
dan memiliki tanggung jawab atas hal tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
b. Empati (emphaty)
Henry Backrack (dalam DeVito, 2011) mendefinisikan empati
sebagai “kemampuan seseorang untuk „mengetahui‟ apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang
lain itu, melalui kacamata orang lain itu”. Dalam arti bahwa berempati
adalah merasakan sesuatu seperti apa yang dirasakan oleh orang lain.
c. Sikap mendukung (supportive-ness)
Jack Gibb (dalam DeVito, 2011) mengungkapkan bahwa
komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung begitu
saja tanpa adanya suasana yang mendukung. Maka dari itu perlu
dikembangkan sikap mendukung dalam suatu komunikasi. Terdapat
tiga sikap yang perlu dimiliki oleh seseorang untuk menunjukkan
sikap mendukung dalam suatu komunikasi interpersonal. Ketiga sikap
tersebut
merupakan
berkomunikasi
tanpa
(1)
deskriptif,
memberi
bukan
penilaian
evaluatif,
terhadap
apa
yaitu
yang
dikemukakan oleh lawan bicara. 2) spontan, bukan strategik, yaitu
berterus terang dalam mengutarakan pikiran tanpa menyembunyikan
perasaan yang sebenarnya. dan (3) provisional, bukan sangat yakin,
yaitu mampu bersikap tentatif (sementara) dan berpikiran terbuka
serta bersedia mendengarkan pandangan lawan bicara dan bersedia
mengubah posisi jika keadaan mengharuskan tanpa memiliki
keyakinan yang kuat untuk menciptakan suasana yang mendukung.
d. Sikap positif (possitive-ness)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
DeVito (2011) mengungkapkan bahwa terdapat dua cara untuk
mengomunikasikan
sikap
positif
dalam
suatu
komunikasi
interpersonal. Cara tersebut adalah dengan (1) menyatakan sikap
positif dan (2) secara positif mendorong orang lain untuk berinteraksi
bersama kita, yaitu mampu mendorong menghargai keberadaan dan
pentingnya lawan bicara. Dorongan positif dapat ditunjukkan secara
verbal dan nonverbal.
e. Kesetaraan (equality)
Pengertian
kesetaraan
dalam
komunikasi
interpersonal
dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana kedua belah pihak yang
sedang berkomunikasi memiliki pengakuan bahwa kedua pihak samasama bernilai dan berharga serta memiliki sesuatu hal yang penting
untuk disumbangkan dalam komunikasi tersebut. Carl Rogers (dalam
DeVito, 2011) memberi istilah kesetaraan merupakan pemberian
“penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang yang sedang kita
ajak berkomunikasi.
7.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Orang Tua
dan Anak
Djamaludin (dalam Marhaeni, 2012) mengungkapkan bahwa
dalam kaitannya komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
dipengaruhi oleh dua hal yaitu bagaimana anak mempunyai persepsi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
(pandangan) terhadap orang tua dan bagaimana kemampuan orang tua
menjadi orang tua yang baik di mata anak.
a.
Persepsi anak terhadap orang tua
Kualitas komunikasi interpersonal antara anak dan orang tua
dimulai dari bagaimana persepsi anak terhadap orang tua. Anak
cenderung memiliki hubungan yang baik dengan orang tua mereka
saat mereka memiliki persepsi atau pandangan positif kepada orang
tuanya. Komunikasi interpersonal yang baik terjalin ketika anak
memiliki pandangan bahwa orang tua mereka memiliki sifat-sifat
yang baik, menyayangi mereka, dan bertanggung jawab.
b.
Kemampuan menjadi orang tua yang baik
Kesan orang tua yang dimiliki oleh anak sangat menentukan
keberhasilan komunikasi diantara keduanya. Orang tua yang baik
adalah mereka yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak
seperti kasih sayang, perhatian, pendidikan, dan sebagainya. Selain
itu, kemampuan menjadi orang tua yang baik dapat dilihat dari sikap
orang tua terhadap anak saat mereka berkomunikasi. Sikap orang tua
yang baik adalah memperlakukan anak sebagai partner dalam
berkomunikasi.
Kedua faktor di atas merupakan landasan untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik. Hubungan-hubungan yang telah
terbentuk tersebut berlangsung secara baik atau tergantung kepada
interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
Djamarah (2004) megungkapkan bahwa hubungan yang baik di
dalam keluarga dapat dilihat melalui komunikasi antara orang tua dan
anak. Hubungan ini dipengaruhi oleh pola kehidupan keluarga dan juga
sikap serta perilaku dari berbagai anggota keluarga khususnya orang tua
terhadap
anak
dalam
keluarga
tersebut.
Hurlock
(1978)
juga
mengemukakan bahwa sikap orang tua mempengaruhi cara mereka
memperlakukan anak, dan perlakuan mereka terhadap anak akan
mempengaruhi sikap anak kepada mereka dan perilaku mereka. Pada
dasarnya hubungan orang tua dan anak tergantung kepada sikap orang
tua terhadap anak.
Kaitannya dengan komunikasi antara orang tua dan anak,
penekanan berada pada sikap orang tua dalam menjalin komunikasi
dengan anak. Bagaimana orang tua mampu menjalin komunikasi yang
baik dan akrab serta terdapat pemenuhan-pemenuhan kebutuhan anak.
8.
Peran Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Pada Masa Kanakkanak Awal
White (dalam Hurlock, 1978) mengemukakan bahwa pada masa
prasekolah, dua tahun pertama adalah penting dalam meletakkan pola
untuk penyesuaian pribadi dan sosial anak. Memberi kehidupan sosial
yang kaya pada anak adalah hal yang dapat dilakukan guna menjamin
pikiran baik pada anak. Penyesuaian pribadi dan sosial anak dapat
ditanamkan melalui komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Hubungan antar pribadi yang menyenangkan dalam keluarga
sebagai salah satu faktor dalam mempengaruhi dasar hidup anak pada
masa kanak-kanak awal (Berk, 2006; Santrock, 2007). Hubungan
tersebut dapat diamati berdasarkan komunikasi yang terjalin di dalam
suatu keluarga khususnya pada komunikasi orang tua dan anak.
Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak pada masa kanakkanak awal diharapkan memiliki kualitas yang baik. Kualitas komunikasi
yang baik antara orang tua dan anak dapat turut mempengaruhi
perkembangan anak selanjutnya.
Perkembangan anak tidak lepas dari keluarga dimana mereka
dibesarkan. Hurlock (1978) mengemukakan sumbangan keluarga pada
perkembangan anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan
dengan anggota keluarganya. Hubungan ini dipengaruhi oleh pola
kehidupan keluarga dan juga sikap serta perilaku dari berbagai anggota
keluarga khususnya orang tua terhadap anak dalam keluarga tersebut.
Hurlock (1978) juga mengemukakan bahwa sikap orang tua
mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan perlakuan mereka
terhadap anak akan mempengaruhi sikap anak kepada mereka dan
perilaku mereka. Pada dasarnya hubungan orang tua dan anak tergantung
kepada sikap orang tua anak. Sikap orang tua tidak hanya mempengaruhi
hubungan di dalam keluarga melainkan juga mempengaruhi sikap dan
perilaku anak. Hubungan antara orang tua dan anak yang sehat dan
positif akan mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
Hubungan yang sehat dan positif dengan orang tua akan menghasilkan
anak yang bahagia, ramah-tamah, dianggap menarik oleh orang lain,
relatif bebas dari kecemasan, dan menjadi anggota kelompok yang
pandai bekerja sama.
Sebaliknya apabila anak memiliki hubungan yang tidak baik
dengan orang tuanya, mereka cenderung memiliki penyesuaian pribadi
dan sosial yang cenderung buruk. Hubungan yang tidak baik dengan
orang tua akan menghasilkan anak yang haus akan kasih sayang, takut
dikesampingkan, terlampau ingin menyenangkan orang lain, dan
melakukan apapun untuk orang lain. Hal ini sebagai kompensasi dan
usaha untuk mencari perhatian dengan cara apapun (Hurlock, 1978).
Hurlock
(1978)
menjelaskan
bahwa
peran
komunikasi
interpersonal dengan berbicara antara orang tua dan anak dapat
berpengaruh terhadap penyesuaian sosial dan pribadi anak. Adapun
pengaruhnya sebagai berikut :
a.
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan
Melalui komunikasi dengan bicara, anak mampu menjelaskan
tentang kebutuhan dan keinginan mereka kepada orang lain
khususnya kepada orang tua mereka.
b.
Perhatian dari orang lain
Dengan berbicara kepada orang tua mereka, anak-anak dapat
merasa senang apabila mereka mendapatkan perhatian dengan saling
berbicara kepada orang tua mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
35
Hubungan sosial
Bila diantara orang tua dan anak terjalin komunikasi yang baik,
maka hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam
berkomunikasi di lingkungannya. Kemampuan berkomunikasi yang
baik pada anak akan membantu anak dalam menjalin hubungan
sosial yang baik dengan lingkungannya serta dapat membantu
menjadi anggota dari kelompok. Menjadi anggota kelompok dapat
memberi
kesempatan
anak
dalam
memainkan
peran
kepemimpinannya.
d.
Penilaian sosial
Penilaian sosial terhadap diri anak juga dapat dinilai berdasarkan
kemampuan komunikasi anak dengan lingkungannya. Komunikasi
orang tua dan anak menjadi tolak ukur bagaimana kemampuan anak
dalam berkomunikasi dengan lingkungannya.
e.
Penilaian diri
Melalui komunikasi, khususnya komunikasi antara orang tua dan
anak turut mempengaruhi bagaimana anak menilai diri mereka.
Mereka dapat mengetahui bagaimana tanggapan dan kesan yang
diberikan oleh orang tua kepada dirinya dan hal tersebut mampu
membentuk dasar anak bagi penilaian diri mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
D. Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa anak yang berada pada masa
kanak-kanak awal adalah anak dengan rentang usia dua sampai enam tahun.
Pada masa ini anak disebut juga berada pada masa prasekolah.
Sependapat dengan Hurlock, Bukatko (2008) juga mengatakan bahwa
masa kanak-kanak awal adalah anak-anak dengan usia dua hingga enam
tahun.
Menurut Hurlock (1978), masa pada tahun-tahun awal kehidupan
merupakan saat kritis bagi perkembangan anak. Erikson (dalam Hurlock,
1978) menarik kesimpulan bahwa masa kanak-kanak merupakan gambaran
awal manusia sebagai manusia. Erikson (dalam Hurlock, 1978) juga
menerangkan bahwa apa yang akan dipelajari oleh seorang anak bergantung
kepada bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan anak akan makanan,
perhatian, dan cinta kasih.
Bijou (dalam Hurlock, 1978) menyimpulkan bahwa pada tahun-tahun
awal kehidupan atau masa prasekolah adalah tahap paling penting dari
seluruh tahapan perkembangan manusia. Tidak dipungkiri lagi bahwa periode
ini adalah periode dimana dasar struktur perilaku kompleks yang dibangun
sepanjang kehidupan anak.
White (dalam Hurlock, 1978) mengemukakan bahwa pada masa
prasekolah, dua tahun pertama adalah penting dalam meletakkan pola untuk
penyesuaian pribadi dan sosial anak. Memberi kehidupan sosial yang kaya
pada anak adalah hal yang dapat dilakukan guna menjamin pikiran baik pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
anak. Penyesuaian pribadi dan sosial anak dapat ditanamkan melalui
komunikasi antara orang tua dan anak.
Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh perkembangan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa masa kanak-kanak awal adalah masa ketika anak-anak
berada pada rentang usia dua hingga enam tahun dimana merupakan tahap
paling penting dari seluruh tahap perkembangan manusia. Masa kanak-kanak
awal merupakan gambaran awal manusia dan merupakan periode dasar
peletakkan struktur perilaku kompleks dalam penyesuaian pribadi dan sosial
di masa mendatang.
1.
Karakteristik Perkembangan
a. Perkembangan Fisik
Pada masa kanak-kanak awal, perkembangan fisik terjadi lebih
cepat dibandingkan pada masa bayi. Anak yang berada pada masa
anak-anak awal mengalami pertumbuhan yang pesat. Mereka
menalami peningkatan berat badan dan juga tinggi badan. Selain itu,
ukuran otak mereka telah mencapai 80% dari ukuran otak orang
dewasa (Bukatko, 2008). Perkembangan motorik kasar dan halus juga
meningkat pada masa ini. Anak-anak telah mampu berjalan tanpa
bantuan orang lain, mampu mengendalikan keseimbangan, mampu
mengendarai sepeda roda tiga, mampu menangkap, melempar, dan
menendang bola (Meggitt; 2013, Bukatko; 2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
b. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognisi pada masa kanak-kanak awal tidak
terlepas dari teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Menurut teori
perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget (dalam
Bukatko, 2008), anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap
praoperasional kongkrit. Pada tahap ini mereka mampu berpikir
tentang hal kemarin dan akan datang yang mampu membantu mereka
dalam menggunakan bahasa. Menurut Piaget (dalam Bukatko, 2008 :
278), bahasa tidak akan mampu berkembang tanpa karakteristik
pemikiran pada tahap ini. Anak harus memiliki kemampuan kognitif
secara umum untuk menggunakan suatu hal sebelum hal yang lain
untuk memungkinkan anak dalam menggunakan kata-kata untuk
menunjukkan suatu objek, kejadian, dan suatu hubungan.
c. Perkembangan Bahasa dan Komunikasi
Menurut Meggit (2013), perkembangan bicara dan komunikasi
berkembang sangat cepat pada masa ini. Anak pada masa kanak-kanak
awal telah mengenal berbagai kosakata dan mampu berbicara dengan
kalimat yang utuh yang terdiri atas kata benda, kata sifat, dan kata
kerja. Pada masa ini, anak-anak berusaha untuk mengungkapkan
pemikiran mereka walaupun kata-kata yang diucapkan tidak lengkap.
Hal ini dikarenakan mereka berpikir lebih cepat dari menggerakkan
mulut untuk mengucapkan apa yang mereka inginkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
Meggitt (2013) juga mengungkapkan bahwa orang tua
diharapkan untuk memperlihatkan ketertarikan dan memberi respon
atas apa yang telah diungkapkan oleh anak. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi perkembangan bahasa dan komunikasi anak.
Vygotsky (1978) mengungkapkan bahwa pada masa kanakkanak, anak-anak mulai belajar berbicara dan berkomunikasi dengan
orang disekitarnya. Mereka berbicara untuk mencapai tujuan atau
menyelesaikan tugas mereka. Anak-anak berbicara tidak hanya
tentang apa yang mereka lakukan, melainkan sebagai bagian dari
fungsi psikologis yang lebih kompleks. Pembicaraan mereka terarah
terhadap solusi dari masalah mereka. Menurut Vygotsky (1978), anakanak menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan berbicara dan
berkomunikasi.
d. Perkembangan Emosi
Pada masa kanak-anak kawal, anak-anak mulai memahami
perasaan dan juga emosi yang mereka alami (Bukatko; 2008,
Santrock; 2007). Emosi yang pertama kali muncul pada masa ini
adalah bangga, malu, dan rasa bersalah (Santrock; 2007). Ekspresi
dari emosi-emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai
memahami peraturan dan norma sosial disekitarnya untuk menilai diri
mereka sendiri. Bukatko (2008) mengungkapkan bahwa pada tahun
kedua, anak mulai memahami dirinya dan hubungannya dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
lingkup sosialnya. Campos & Lewis (dalam Bukatko, 2008 : 309)
menyatakan bahwa anak-anak mulai menyadari emosi yang mereka
alami dan hubungannya dengan orang lain. Emosi yang berhubungan
dengan orang lain diantaranya perasaan bersalah, iri, malu, dan
bangga (Lewis dalam Santrock, 2007)
e. Perkembangan Sosial
Hurlock (1978) mengungkapkan bahwa anak-anak pada masa
kanak-kanak awal mulai mengenal lingkungan disekitarnya. Mereka
mulai memiliki teman-teman baru di lingkungan mereka. Seiring
dengan itu, minat sosial mereka terhadap teman sebayanya semakin
kuat. Anak-anak mulai menginginkan kebebasan dan mulai melawan
otoritas orang dewasa. Meski demikian, anak-anak juga berusaha
untuk memperoleh perhatian dan penerimaan dari orang dewasa
khususnya orang tua mereka. Apabila mereka telah memperoleh
kepuasan terhadap hubungan mereka dengan orang tua, mereka akan
tetap berusaha untuk menjalin hubungan yang bersahabat dengan
keluarga terutama orang tua mereka.
Berhubungan perilaku sosial anak dalam bergaul dengan
teman-temannya, perlu ditinjau perihal landasan yang diletakkan pada
masa
anak-anak
awal
mengenai
cara
berkomunikasi
dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Hal ini untuk melihat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
perkembangan perilaku sosial anak selanjutnya mengarah pada
perilaku sosial atau tidak sosial (Hurlock, 1978).
Pengalaman sosial pada anak meliputi kemampuan anak dalam
berprilaku
sesuai
dengan
tuntutan
sosial
(Hurlock,
1978).
Perkembangan sosial berjalan seiring dengan berkembangnya
kemampuan komunikasi pada anak. Seiring dengan perkembangan
emosinya, anak-anak ini telah mampu mengkomunikasikan perasaan
dan pikiran-pikiran mereka terhadap orang lain (Santrock, 2007;
Bukatko, 2008). Komunikasi penting dibangun pada masa awal
kehidupan anak karena menentukan kemampuan sosialisasi anak di
masa mendatang (Hurlock, 1978). Selain itu, pada masa kanak-kanak
awal, lingkungan keluarga merupakan agen sosialisasi yang terpenting
bagi anak (Hurlock, 1978 : 252).
Meggit (2013) mengungkapkan bahwa anak-anak pada masa
ini telah mampu mengekspresikan diri mereka melalui kata-kata.
Mereka mulai memahami apa yang dirasakan oleh orang lain dan
mengambil bagian untuk membantu atau terlibat dengan orang lain.
Anak-anak
juga
telah
mampu
mendebat,
menbantah,
dan
menunjukkan sikap agresi mereka. Pada masa ini, anak-anak telah
menunjukkan ketertarikan mereka terhadap orang disekitarnya serta
mulai belajar untuk meniru orang lain atau teman-temannya. Akan
tetapi, anak-anak pada masa ini juga sangat memerlukan perhatian
dari keluarganya khususnya orang tua mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
E. Dinamika Hubungan antara Intensitas Penggunaan Smartphone pada
Orang Tua dengan Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal antara
Orang Tua dan Anak pada Masa Kanak-kanak Awal
Pada era globalisasi, penggunaan teknologi telah menjadi suatu gaya
hidup baru di masyarakat. Salah satu teknologi yang sedang berkembang di
masyarakat saat ini adalah teknologi informasi. Teknologi informasi yang
sedang marak digunakan saat ini adalah smartphone. Smartphone atau
telepon pintar adalah salah satu perangkat teknologi yang memiliki fungsi
seperti komputer dimana dapat digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh,
media hiburan, games, email, media sosial, dan akses internet yang mampu
meningkatkan produktifitas dan mendukung kegiatan sehari-hari. Saat ini
pengguna smartphone berasal dari berbagai kalangan masyarakat. Namun,
pengguna smartphone terbanyak adalah orang tua. Orang tua lebih sering
menggunakan smartphone ketika mereka berada di rumah.
Maraknya penggunaan smartphone saat ini dapat dilihat berdasarkan
intensitas masyarakat menggunakan smartphone. Intensitas dapat secara
kuantitatif dengan melihat frekuensi dan durasi dari penggunaan (Tubbs &
Moss (1983). Frekuensi adalah seberapa sering orang melakukan aktifitas dan
durasi merupakan seberapa lama orang melakukannya (DepDikNas, 2011).
Penggunaan smartphone (teknologi) berdampak terhadap perubahan
sikap sosial yang terjadi pada masyarakat tidak terkecuali pada orang tua.
Perubahan sikap pada orang tua berdampak terhadap kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak. Komunikasi interpersonal adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
salah satu bentuk human communication dimana terjadi pertukaran informasi
dan saling mempengaruhi antara komunikator dan komunikan yang terjadi
secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung dan dapat saling
memberikan umpan balik. Komunikasi interpersonal orang tua dan anak
adalah proses dari komunikasi interpersonal yang terjadi antara orang tua dan
anak yang memberi, menerima, dan menginterpretasikan pesan yang pada
umumnya dilakukan secara langsung atau tatap muka untuk memenuhi fungsi
pertukaran pikiran dan perasaan yang berlangsung dengan berbicara
menggunakan bahasa.
Penggunaan smartphone mampu mengubah sikap orang tua terhadap
anak pada saat mereka berkomunikasi secara langsung ketika berada di
rumah. Orang tua yang menggunakan smartphone dengan intensitas tinggi
cenderung malas untuk bersosialisasi dengan teman, keluarga, atau
lingkungan di sekitar mereka. Dengan menggunakan smartphone, segala
sesuatu dapat dilakukan dengan berada pada satu tempat. Hal ini
mengakibatkan orang dewasa cenderung tidak peduli dengan rasa sosial
(Veronika, 2013). Orang dewasa cenderung lebih suka berhubungan melalui
internet dibandingkan berkomunikasi secara langsung (face to face).
Perubahan perilaku pada orang tua ini mengakibatkan berubahnya pola
interaksi dalam keluarga. Teknologi di dalam rumah memberikan peluang
bagi setiap anggota keluarga untuk berhubungan dengan dunia luar (Ngafifi,
2014). Hal ini mengakibatkan orang cenderung asyik sendiri menghabiskan
waktunya dengan teknologi sehingga mampu mereduksi proses komunikasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
langsung (tatap muka) dan adanya degradasi perilaku akibat menurunnya
interaksi secara langsung sehingga berdampak pada kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak (Rogers dalam Hendrastomo, 2008).
Sikap orang tua terhadap anak menunjukkan bagaimana kemampuan
orang tua menjadi orang tua yang baik (Djamaludin dalam Marhaeni, 2012).
Kemampuan menjadi orang tua yang baik dapat berdampak terhadap
komunikasi
interpersonal
antara orang tua
dan anak. Komunikasi
interpersonal yang baik antara orang tua dan anak ialah komunikasi yang
menunjukkan rasa saling memahami, mengerti, mempercayai, dan saling
menyayangi. Sedangkan komunikasi yang tidak baik ialah komunikasi yang
menunjukkan kurangnya rasa saling memahami, mengerti, mempercayai, dan
kurangnya kasih sayang di kedua belah pihak. Kualitas komunikasi antara
orang tua dan anak dapat ditinjau melalui lima kualitas umum komunikasi
interpersonal menurut DeVito (2011) yaitu keterbukaan, empati, sikap
mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Perubahan sikap yang terjadi pada orang tua pada masa ini berdampak
terhadap hubungan antar pribadi orang tua dan anak. Hubungan antar pribadi
antara orang tua dan anak dapat ditinjau melalui kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak. Kualitas komunikasi yang baik
penting untuk penyesuaian sosial dan pribadi anak pada masa anak-anak
awal. Masa kanak-kanak awal adalah masa ketika anak-anak berada pada
rentang usia dua hingga enam tahun. Pada masa ini, anak-anak mulai
berkembang membangun sosialisasi dengan lingkungan mereka. Hal ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
memerlukan kondisi lingkungan yang mendukung dan mendorong anak
untuk berkomunikasi. Sikap orang tua dalam mendorong dan mendukung
anak dalam komunikasi menjadi dasar karena orang tua adalah agen
sosialisasi utama bagi anak pada masa kanak-kanak awal. Apabila orang tua
asyik dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar mereka, ini akan
menghambat kesempatan anak untuk menjalin komunikasi dengan orang tua
mereka. Sebaliknya apabila orang tua memiliki waktu lebih banyak bersama
anak, akan memberi peluang anak untuk berkomunikasi dengan orang tua
mereka. Selain itu, masa kanak-kanak awal merupakan gambaran awal
manusia dan merupakan periode dasar peletakkan struktur perilaku kompleks
dalam penyesuaian pribadi dan sosial di masa mendatang sehingga penting
dalam membentuk kualitas komunikasi yang baik.
Pada dasarnya komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
mampu menunjukkan hubungan antar pribadi antara orang tua dan anak
(Hurlock, 1978). Komunikasi interpersonal yang terjalin baik antara orang tua
dan anak akan menghasilkan hubungan antar pribadi yang sehat dan positif.
Hubungan antar pribadi yang sehat dan positif akan membentuk penyesuaian
pribadi dan sosial yang baik dimana anak tumbuh menjadi anak yang bahagia,
ramah, dianggap menarik, relatif bebas dari kecemasan, dan menjadi anggota
kelompok yang pandai bekerja sama. Sebaliknya bahwa hubungan antar
pribadi yang tidak baik antara orang tua dan anak akan membentuk
penyesuaian pribadi dan sosial yang cenderung buruk dimana anak tumbuh
menjadi anak yang haus akan kasih sayang, takut dikesampingkan, terlampau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
ingin menyenangkan orang lain, dan melakukan apapun untuk orang lain. Hal
ini sebagai kompensasi dan usaha untuk mencari perhatian dengan cara
apapun.
F.
Hipotesis
Berlandaskan kepada landasan teori terkait dengan hubungan antara
intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi kualitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak
awal maka diperoleh hipotesis sebagai berikut :
Terdapat hubungan negatif antara intensitas penggunaan smartphone
pada orang tua dan persepsi kualitas komunikasi interpersonal orang tua dan
anak pada masa kanak-kanak awal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
SKEMA HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN
SMARTPHONE PADA ORANG TUA DENGAN KUALITAS
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DAN ANAK
PADA MASA KANAK-KANAK AWAL
Penggunaan Smartphone
- Intensitas penggunaan rendah
- Intensitas penggunaan tinggi
- Frekuensi penggunaan rendah
- Frekuensi penggunaan tinggi
Perilaku :
Perilaku :
- Memiliki keinginan untuk
bersosialisasi.
- Peduli terhadap rasa sosial.
- Mampu memanfaatkan
waktu bersama dengan orang
lain.
- Lebih suka berhubungan
secara langsung.
- Malas untuk bersosialisasi.
- Tidak peduli dengan rasa
sosial.
- Asyik sendiri
menghabiskan waktunya
dengan teknologi.
- Lebih suka berhubungan
melalui internet
diandingkan
berkomunikasi secara
langsung.
Berlangsungnya
komunikasi
tatap muka dan meningkatnya
interaksi secara langsung.
Reduksi proses komunikasi
tatap muka dan degradasi
perilaku akibat menurunnya
interaksi secara langsung.
Menunjukkan
memahami,
mempercayai,
menyayangi.
Kurangnya
rasa
saling
memahami,
mengerti,
mempercayai, dan kurangnya
kasih sayang di kedua belah
pihak.
rasa
saling
mengerti,
dan
saling
Meningkatnya kualitas
komunikasi interpersonal orang
tua dan anak.
Menurunnya kualitas
komunikasi interperonal orang
tua dan anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2011), metode penelitian kuantitatif merupakan metode yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan oleh
peneliti.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
korelasional. Azwar (1998) mengemukakan bahwa penelitian korelasional
bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan
dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain. Hasil dari penelitian ini
adalah informasi terkait taraf hubungan yang terjadi antara satu variabel
dengan variabel lainnya.
B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :
1.
Variabel bebas : Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang Tua
2.
Variabel terikat : Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Intensitas Penggunaan Smartphone
Intensitas penggunaan smartphone dapat diukur berdasarkan
frekuensi dan durasi seseorang menggunakan smartphone. Intensitas
memiliki arti kedalaman, bergelora, atau berapi-api. Kedalaman
penggunaan smartphone dapat dilihat melalui waktu penggunaan suatu
perangkat. Seseorang memiliki ketertarikan yang dalam apabila ia
menggunakan perangkat tersebut dengan sering atau lama. Apabila
seseorang tidak memiliki ketertarikan, ia akan cenderung tidak sering
atau lama menggunakan perangkat tersebut. Sehingga intensitas
penggunaan
smartphone
dalam
penelitian
ini
diukur
dengan
menggunakan skala yang mengukur seberapa sering dan seberapa lama
penggunaan smartphone. Semakin sering dan semakin lama individu
menggunakan smartphone, maka semakin tinggi skor intensitas
penggunaan smartphone. Demikian pula sebaliknya. Semakin jarang dan
semakin sebentar individu menggunakan smartphone maka semakin
rendah skor intensitas penggunaan smartphone.
2.
Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak
Komunikasi
komunikasi
dimana
interpersonal
terjadi
merupakan
pertukaran
salah
satu
bentuk
informasi
dan
saling
mempengaruhi antara komuikator dan komunikan yang terjadi dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
terjadi secara langsung atau tidak langsung dan dapat saling memberi
umpan balik. Komunikasi interpersonal dapat terjadi secara diadik dalam
struktur keluarga salah satunya adalah komunikasi interpersonal antara
orang tua dan anak. Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
adalah proses komunikasi yang pada umumnya terjadi secara tatap muka
yang terjadi antara orang tua dan anak yang memberi, menerima, dan
menginterpretasikan pesan secara langsung (tatap muka) untuk
memenuhi fungsi pertukaran pikiran dan perasaan yang berlangsung
dengan
berbicara
menggunakan
bahasa.
Kualitas
komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak pada penelitian ini diukur dengan
melihat persepsi orang tua terhadap kualitas komunikasi interpersonal
mereka dengan anak mereka menggunakan skala persepsi kualitas
komunikasi interpersonal berdasarkan lima aspek kualitas umum
komunikasi yang dikemukakan oleh DeVito, yaitu aspek keterbukaan,
empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Tinggi
rendahnya kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
diungkap dari skor kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua
dan anak. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin baik
persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak.
Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka
semakin buruk persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang
tua dan anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
D. SUBJEK PENELITIAN
1.
Populasi
Penelitian ini adalah penelitian yang melihat hubungan antara
intensitas orang tua menggunakan
smartphone dengan kualitas
komunikasi orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Dimana
penggunaan smartphone dilakukan oleh orang tua. Subjek pada
penelitian ini adalah para orang tua yaitu ayah atau ibu yang memiliki
anak pada masa kanak-kanak awal dengan rentang usia 2 hingga 6 tahun,
serta anak pada masa kanakk-anak awal berusia antara 2 hingga 6 tahun
yang memiliki ayah atau ibu yang menggunakan smartphone.
2.
Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan
nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana unsur pada populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Adapun teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling.
Purposive
sampling
adalah
pengambilan
sampel
berdasarkan
pertimbangan atau kriteria tertentu. Penelitian ini akan melibatkan subjek
dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Pria atau wanita (orang tua) yang memiliki smartphone yang dapat
mengakses internet, hiburan, games, dan aplikasi karena smartphone
berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
b. Pria atau wanita (orang tua) yang telah berkeluarga dan memiliki anak
yang berusia 2 hingga 6 tahun yang berada pada tahap masa kanakkanak awal dimana komunikasi interpersonal penting dikembangkan.
c. Anak yang berusia 2-6 tahun yang tinggal dalam satu rumah bersama
ayah atau ibu yang memiliki smartphone, karena untuk mengetahui
pandangan anak terhadap kualitas komunikasi interpersonal dengan
orang tua.
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode
kuantitatif.
Pengumpulan
data
secara
kuantitatif
dilakukan
dengan
menggunakan instrumen penelitian berupa skala. Penelitian ini menggunakan
alat pengumpul data berupa dua skala dan wawancara sebagai pendukung
hasil penelitian. Dua skala yang akan disajikan adalah skala intensitas
penggunaan smartphone dan skala persepsi kualitas komunikasi interpersonal
antara orang tua dan anak. Serta awancara dilakukan kepada anak berusia 2
hingga 6 tahun untuk mendukung data penelitian secara kuantitatif.
Pada skala intensitas penggunaan smartphone dan skala persepsi
kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak, metode
penskalaan yang digunakan adalah skala likert. Skala likert merupakan salah
satu metode penskalaan yang meminta subjek untuk menyatakan kesetujuan
atau ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri atas beberapa
respon jawaban (Supratiknya, 2014).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
1. Skala Intensitas Penggunaan Smartphone
Penyusunan skala intensitas penggunaan smartphone didasarkan pada
pengukuran intensitas yang dikemukakan oleh Tubbs & Moss (1983)
yaitu dengan melihat frekuensi dan durasi terjadinya perilaku tersebut.
Skala ini menyajikan pertanyaan-pertanyaan untuk melihat seberapa
sering dan seberapa lama subjek menggunaan smartphone. Skala ini
terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju
(S)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan “ Sangat Tidak Setuju (STS)”. Skor
bergerak dari angka 1 hingga angka 4 dengan tidak adanya respon netral.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan subjek untuk
memilih jawaban tengah serta subjek mampu dengan tegas menunjukkan
responnya.
Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini terdiri dari dua
bentuk, yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Pertanyaan
favorable adalah pernyataan yang mendukung aspek-aspek dari intensitas
penggunaan smartphone. Sedangkan pernyataan unfavorable adalah
pernyataan
yang
tidak
mendukung
penggunaaan smartphone (Azwar, 2012).
aspek-aspek
dari
intensitas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Tabel 3.1
Pemberian Skor Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada
Orang Tua
Pernyataan
Pernyataan
Favorable
Unfavorable
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4
Alternatif Jawaban
Tabel 3.2
Blueprint dan Distribusi Item Skala Intensitas Penggunaan
Smartphone pada Orang Tua Sebelum Uji Coba
Aspek
Frekuensi
Durasi
2.
Item
9, 10, 11,
Favorable
15, 16, 17,
26
4, 12, 13,
Unfavorable 19, 22, 23,
25
2, 3, 7, 8,
Favorable
14, 18, 24
1, 5, 6, 20,
Unfavorable
21, 27, 28
Jumlah
Jumlah
Persentase
7
50%
7
7
50%
7
28
100%
Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan
Anak
Penyusunan skala persepsi kualitas komunikasi interpersonal orang
tua dan anak didasarkan pada lima aspek kualitas umum komunikasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
interpersonal yang dikemukakan oleh DeVito, yaitu aspek keterbukaan,
empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Lima aspek
kualitas komunikasi ini memiliki proporsi yang sama pada skala
dikarenakan menurut peneliti, lima aspek ini merupakan aspek yang
memiliki kepentingan yang sama dalam membangun kualitas komunikasi
yang baik antara orang tua dan anak.
Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju
(SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan “ Sangat Tidak Setuju
(STS)”. Skor bergerak dari angka 1 hingga angka 4 dengan tidak adanya
respon netral. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan
subjek untuk memilih jawaban tengah serta subjek mampu dengan tegas
menunjukkan responnya.
Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini terdiri dari dua
bentuk, yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Pertanyaan
favorable adalah pernyataan yang mendukung aspek-aspek dari kualitas
komunikasi interpersonal. Sedangkan pernyataan unfavorable adalah
pernyataan yang tidak mendukung aspek-aspek dari kualitas komunikasi
interpersonal (Azwar, 2012). Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada
skala ini disusun dalam konteks komunikasi interpersonal yang terjadi
antara orang tua dan anak. Penentuan penilaian untuk pernyataan
favorable dan unfavorable adalah sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
Tabel 3.3
Pemberian Skor Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal Orang
Tua dan Anak
Pernyataan
Alternatif Jawaban
Pernyataan Favorable
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4
Unfavorable
Tabel 3.4
Blueprint dan Distribusi Item Skala Persepsi Kualitas Komunikasi
Interpersonal antara Orang Tua dan Anak Sebelum Uji Coba
Aspek
Keterbukaan
Empati
Sikap Mendukung
Item
1, 5, 30, 45,
Favorable
56, 60, 65, 66,
69, 100
12, 19, 38, 49,
Unfavorable 61, 73, 74, 80,
91, 92
2, 9, 20, 22,
Favorable
24, 41, 44, 59,
81, 82
31, 36, 39, 72,
Unfavorable 63, 76, 86, 87,
88, 98
3, 10, 17, 32,
Favorable
51, 53, 67, 94,
96, 99
15, 23, 25, 27,
Unfavorable 40, 47, 57, 64,
79, 95
Jumlah
Persentase
10
20%
10
10
20%
10
10
20%
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Favorable
Sikap Positif
Unfavorable
Favorable
Kesetaraan
Unfavorable
Jumlah
6, 11, 13, 18,
26, 28, 54, 75,
84, 85
7, 8, 16, 29,
37, 52, 83, 90,
93, 97
4, 14, 42, 43,
48, 50, 55, 70,
71, 89
21, 33, 34, 35,
46, 58, 62, 68,
77, 78
57
10
20%
10
10
20%
10
100
100%
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
1.
Validitas
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang mampu menunjukkan
secara valid bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan dari alat
ukur itu sendiri (Azwar, 2009). Validitas adalah taraf sejauh mana
penafsiran terhadap suatu tes bersangkutan secara sunguh-sungguh dapat
dipertanggungjawakan. Validitas melihat apakah aspek yang diukur pada
suatu alat tes benar-benar sesuai dengan tujuan alat tes tersebut
(Supratiknya, 2014).
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan uji validitas isi. Uji
validitas isi dilakukan dengan cara melakukan meminta professional
judgment untuk melihat kembali kesesuaian antara atribut dan aspek yang
diukur pada skala (Supratiknya, 2014). Professional judgment pada
penelitian ini merupakan dosen pembimbing skripsi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
58
Seleksi Item
Seleksi item item bertujuan untuk melihat skor masing-masing
item pada suatu alat ukur. Seleksi item ini dapat dilihat dengan daya beda
atau daya diskriminasi item. Daya diskriminasi adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara satu individu dengan kelompok individu
yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2009).
Daya diskriminasi merupakan indikator dari konsistensi antara fungsi
item dengan fungsi dari skala. Item yang baik adalah item yang memiliki
fungsi yang selaras dengan fungsi dari skala yang disusun oleh penyusun
(Azwar, 2009).
Daya diskriminasi dilakukan dengan cara melihat korelasi antara
skor item dengan skor item total. Korelasi antara skor item dengan skor
item total ini disebut dengan koefisien korelasi item total (rix). Korelasi
item yang digunakan pada penelitian ini diperoleh menggunakan
komputasi korelasi product-moment Pearson. Hal ini dikarenakan skor
pada item-item skala merupakan skor pada taraf interval. Besar koefisien
korelasi item total bergerak dari 0 hingga 1.00 baik itu positif maupun
negatif.
Koefisien
korelasi
yang
mendekati
angka
1.00
baik
mengindikasikan terdapat daya diskriminasi item yang baik pada skala
tersebut. Sedangkan apabila koefisien korelasi semakin mendekati angka
0, hal ini menunjukkan bahwa item tersebut memiliki daya diskriminasi
yang rendah (Azwar, 2009).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Pemilihan item yang baik pada penelitian ini memiliki batasan
nilai rix adalah ≥0.30 dimana item yang memiliki daya diskriminasi
memiliki skor ≥0.30 adalah item yang memiliki daya diskriminasi yang
tinggi. Sebaliknya, item yang memiliki skor ≤0.30 adalah item yang
memiliki daya diskriminasi yang rendah.
Penelitian ini menggunakan nilai rix 0.30 dengan taraf signifikansi
0.05. Item yang digunakan pada skala ini adalah item yang memiliki
koefisien korelasi item total ≥0.30. Komputasi pada skala ini
menggunakan software SPSS 16.0 for windows.
Pada skala intensitas penggunaan smartphone, terdapat 28
pernyataan atau item yang terdiri dari 14 item favorable dan 14
unfavorable yang masing-masing menunjukkan aspek frekuensi dan
durasi. Seluruh item diseleksi melalui nilai rix hasil kompetensi. Item
yang memiliki rix ≥0,30 merupakan item yang dipilih untuk digunakan
pada skala final. Hal ini dikarenakan item tersebut memiliki daya
diskriminasi yang baik. Sedangkan item yang memiliki nilai rix ≤0.30
tidak digunakan dalam skala final karena memiliki daya diskriminasi
yang kurang baik. Hasil dari pengujian data skala intensitas penggunaan
smartphone menunjukkan bahwa terdapat 21 item yang memiliki nilai rix
≥0.30. Sedangkan item yang memiliki nilai rix ≤0,30 adalah item nomor
4, 6, 16, 17, 18, 21, dan 22.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Tabel 3.5
Blueprint dan Distribusi Item Skala Intensitas Penggunaan
Smartphone pada Orang Tua Setelah Uji Coba
Aspek
Item
Favorable
Frekuensi
Unfavorable
Favorable
Durasi
Unfavorable
Jumlah
3, 6, 9, 13,
18
4, 10, 14,
17, 20
2, 5, 8, 12,
15
1, 7, 11, 16,
19
Jumlah
Persentase
5
50%
5
5
50%
5
20
100%
Pada skala persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara
orang tua dan anak terdapat 100 item yang terdiri dari 50 item favorable
dan 50 item unfavorable yang masing-masing menunjukkan aspek
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Berdasarkan hasil komputasi, terdapat 67 item yang memiliki nilai rix
≥0.30. Sedangkan item yang memiliki nilai rix ≤0.30 adalah item nomor
1, 6, 7, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 22, 23, 25, 32, 38, 42, 45, 46, 49, 51,
56, 58, 61, 65, 67, 76, 78, 79, 86, 88, 93, 94, dan 95. Total item yang
gugur adalah 33 item. Item yang digunakan pada skala final adalah 50
item dari 67 item yang baik. 50 item ini dipilih berdasarkan nilai rix yang
paling baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
Tabel 3.6
Blueprint dan Distribusi Item Skala Persepsi Kualitas Komunikasi
Interpersonal antara Orang Tua dan Anak Setelah Uji Coba
Aspek
Item
Favorable
Keterbukaan
Unfavorable
Favorable
Empati
Unfavorable
Sikap
Mendukung
Sikap
Favorable
Unfavorable
Favorable
Positif
Unfavorable
Favorable
Kesetaraan
Unfavorable
Jumlah
7, 12, 19,
29, 35
2, 24, 34,
41, 50
10, 17, 31,
38, 46
3, 21, 26,
37, 42
5, 8, 14,
30, 47
6, 13, 18,
25, 32
1, 23, 28,
43, 39
9, 11, 20,
40, 45
4, 15, 27,
33, 49
16, 22, 36,
44, 48
Jumlah
Persentase
5
20%
5
5
20%
5
5
20%
5
5
20%
5
5
20%
5
50
100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
62
Reliabilitas
Nunnally
(dalam
Supratiknya,
2014)
menyatakan
bahwa
reliabilitas adalah ketepatan pengukuran tanpa menghiraukan atribut
yang diukur. Reliabilitas dapat diukur berdasarkan konsistensi internal
atau konsistensi antar bagian-bagian di dalam tes tersebut serta
konsistensi antar waktu dari hasil tes.
Reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan menggunakan uji
reliabilitas Alpha-Cronbach dengan melihat konsistensi antar bagianbagian pada skala. Koefisien reliabilitas minimun adalah 0.70. Apabila
koefisien reliabilitas tidak lebih besar dari 0.70 maka dapat dikatakan
sebuah tes atau skala kurang memadai untuk digunakan. Berdasarkan
hasil komputasi data pada skala intensitas penggunaan smartphone,
diperoleh koefisien Alpha-Cronbach (r) setelah uji coba sebesar 0.904.
Pada skala komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak,
koefisien
Alpha-Cronbach
(r) setelah uji
coba sebesar 0.975.
Berdasarkan nilai Alpha-Cronbach (r) yang diperoleh pada masingmasing skala, maka dapat dikatakan bahwa kedua skala memiliki
reliabilitas yang baik.
G. Analisis Data
Analisis data atau pengolahan data dilakukan sebagai suatu cara untuk
mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga data tersebut daat dibaca
dan dapat ditafsirkan (Azwar, 1998). Penelitian ini bertujuan untuk melihat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan smartphone pada
orang tua dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua
dan anak. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi dengan menguji normalitas dan linearitas data yang diperoleh dengan
menggunakan program SPSS 16.0 for windows.
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat distribusi skor variabel
tertentu pada suatu sampel. Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov Test. Komputasi dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.
2.
Uji Linearitas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan. Teknik yang
digunakan pada uji linearitas ini adalah teknik Compare Means untuk
melihat apakah kedua variabel memiliki hubungan yang linear atau
tidak. Komputasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0
for windows.
3.
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik
Correlation Product Moment dari Karl Pearson dengan tujuan untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
menguji korelasi antara dua variabel yaitu intensitas penggunaan
smartphone pada orang tua dan persepsi kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak dengan asumsi kedua variabel
ini bersifat linear.
H. Pelaksanaan Uji Coba
Uji coba skala intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dan
persepsi kualitas komunikasi antara orang tua dan anak dilakukan pada
tanggal 20 Juni 2015 hingga 28 Juli 2015. Uji coba skala dilakukan terhadap
54 orang tua yang memiliki anak berusia dua hingga enam tahun serta
memiliki smartphone. 54 skala uji coba seluruhnya disebarkan pada orang tua
anak pada TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2015 hingga 22
Agustus 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang
berjumlah 218 kepada orang tua yang memiliki anak usia dua sampai enam
tahun. Penelitian seluruhnya dilaksanakan di kota Yogyakarta yang
melibatkan beberapa sekolah yaitu TK-SD Kanisius Sengkan, TK Kanisius
Kotabaru, SD Kanisius Demangan Baru, TK Ceria Demangan Baru, dan TK
Ceria Timoho. Teknis pengambilan data menggunakan kuisioner ini
dilakukan dengan memberikan sejumlah kuisioner melalui guru TK dan SD
kemudian diberikan kepada anak untuk diisi oleh orang tua mereka.
Berdasarkan 218 kuisioner yang disebar, terdapat 129 kuisioner yang
kembali dan 89 kuisioner lainnya tidak kembali kepada peneliti. Dari 129
kuisioner yang telah kembali, peneliti memilih kembali kuisioner yang
memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut dalam pengolahan data
berdasarkan pada kepemilikan smartphone dan usia anak yang dimiliki.
Terdapat 11 kuisioner tidak digunakan (gugur) karena tidak memenuhi syarat
dan 14 kuisioner tidak diisi. Sehingga terdapat 104 kuisioner yang dipilih
peneliti karena telah memenuhi syarat berdasarkan kepemilikan smartphone
dan usia anak yang dimiliki.
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
B. Deskripsi Subjek
Subjek pada penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak
berusia dua hingga enam tahun dan memiliki anak yang berusia antara dua
hingga enam tahun yang termasuk dalam masa kanak-kanak awal dan
memiliki smartphone dengan definisi smartphone yang dimaksudkan oleh
peneliti. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 104 orang. Adapun
deskripsi subjek berdasrkan jenis kelamin, usia, dan kepemilikan smartphone
dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Laki-laki/Ayah
19
18,26%
Perempuan/Ibu
85
81,74%
Total
104
100%
Tabel 4.2
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia
Usia
Jumlah
Persentase
26 tahun
1
0,96%
27 tahun
2
1,92%
28 tahun
1
0,96%
29 tahun
2
1,92%
30 tahun
3
2,88%
31 tahun
4
3,84%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32 tahun
8
7,69%
33 tahun
6
5,76%
34 tahun
8
7,69%
35 tahun
12
11,53%
36 tahun
7
6,73%
37 tahun
3
2,88%
38 tahun
5
4,80%
39 tahun
2
1,92%
40 tahun
5
4,80%
41 tahun
4
3,84%
42 tahun
7
6,73%
43 tahun
6
5,76%
44 tahun
3
2,88%
45 tahun
2
1,92%
48 tahun
2
1,92%
49 tahun
1
0,96%
Tidak terisi
10
9,61%
Total
104
100%
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Tabel 4.3
Deskripsi Subjek Berdasarkan Kepemilikan Smartphone
Jumlah Kepemilikan
Jumlah
Persentase
1
72
69,23%
2
28
26,92%
3
4
3,84%
Total
104
100%
Smartphone
C. Deskripsi Data Penelitian
Tabel 4.4
Deskripsi Data Penelitian
Teoretis
Sig
Skala
Empiris
N
(p)
Min
Max
Mean
SD
Min
Max
Mean
SD
Smartphone
20
0,000
20
80
50
16,67
20
49
33,41
6,82
Komunikasi
50
0,000
50
200
125
41,67
137
200
170,14
16,75
Pada deskripsi data penelitian, peneliti ingin membandingkan nilai mean
empiris dan mean teoretis untuk memperoleh informasi tentang skor subjek
pada masing-masing variabel penelitian. Nilai mean empiris diperoleh
melalui perhitungan dengan program SPSS 16.0 for windows. Sedangkan
nilai mean teoretis diperoleh perhitungan manual yaitu :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Hasil perhitungan SPSS menunjukkan bahwa pada variabel intensitas
penggunaan smartphone pada orang tua diperoleh nilai empiris sebesar 33,41
dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) dan mean teoretis sebesar 50.
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
mean empiris dan mean teoretis. Perbedaan mean empiris dan mean teoretis
ini menunjukkan bahwa rata-rata skor subjek pada variabel ini lebih rendah
dibandingkan rata-rata skor subjek secara teoretis. Artinya, rata-rata skor
subjek pada penelitian ini adalah rendah. Pada variabel persepsi kualitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak diperoleh nilai mean
empiris sebesar 170,14 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) dan mean
teoretis sebesar 125. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Perbedaan mean
empiris dan mean teoretis ini menunjukkan bahwa rata-rata skor subjek pada
variabel ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor subjek secara teoretis.
Artinya, rata-rata skor subjek pada penelitian ini adalah tinggi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
D. Kategorisasi
Kategorisasi dilakukan untuk menempatkan individu dalam kelompok
tertentu dalam posisi yang berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur yatu dari rendah ke tinggi. Kategorisasi pada penelitian
ini mengasumsikan bahwa skor pada populasi terdistribusi secara normal
sehingga dapat membuat skor teoretis yang terdistribusi secara normal
(Azwar, 2012). Pada penelitian ini, skor subjek pada variabel intensitas
penggunaan smartphone pada orang tua dan persepsi kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal akan
dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu sangat rendah; rendah; sedang;
tinggi; sangat tinggi. Berikut merupakan norma kategorisasi yang digunakan
dalam penelitian ini:
Tabel 4.5
Norma Kategorisasi
Skor
Kategorisasi
X ≤ (µ - 1,5σ)
Sangat Rendah
(µ - 1,5σ) < X ≤ (µ - 0,5σ)
Rendah
(µ - 0,5σ) < X ≤ (µ + 0,5σ)
Sedang
(µ + 0,5σ) < X ≤ (µ + 1,5σ)
Tinggi
X > (µ + 1,5σ)
Sangat Tinggi
Keterangan :
µ : Mean teoretis
σ : Standar deviasi teoretis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
Pada tabel deskripsi data penelitian (lihat tabel 4.4) dapat diketahui
bahwa skor mean teoretis variabel intensitas penggunaan smartphone pada
orang tua sebesar 50 dan standar deviasi sebesar 16,67. Maka dapat dihitung
norma kategorisasi skor pada variabel intensitas penggunaan smartphone
pada orang tua sebagai berikut:
Tabel 4.6
Norma Kategorisasi Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang Tua
Skala
Rentang
Kategorisasi
Jumlah
Persentase
X ≤ 25
Sangat Rendah
0
0%
25 < X ≤ 41
Rendah
95
91,3%
41 < X ≤ 58
Sedang
9
8,7%
58 < X ≤ 75
Tinggi
0
0%
> 75
Sangat Tinggi
0
0%
104
100%
Skor
Intensitas
Penggunaan
Smartphone
pada
Tua
Orang
Total
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui sebanyak 95 subjek
(orang tua) atau 91,3% subjek memiliki tingkat intensitas penggunaan
smartphone yang rendah. Sedangkan terdapat 9 subjek atau 8,7% subjek
memiliki tingkat intensitas penggunaan smartphone yang sedang.
Selain itu, pada tabel deskripsi penelitian (lihat tabel 4.4) diketahui
bahwa mean teoretis dari variabel persepsi kualitas komunikasi interpersonal
antara orang tua dan anak sebesar 125 dan standar deviasi sebesar 41, 67.
Maka, dapat ditentukan norma kategorisasi persepsi kualitas komunikasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
interpersonal antara orang tua dan anak pada masa anak-anak awal sebagai
berikut :
Tabel 4.7
Norma Kategorisasi Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal antara
Orang Tua dan Anak
Skala
Rentang Skor
Kategorisasi
Jumlah
Persentase
Komunikasi
X ≤ 62,5
Sangat Rendah
0
0%
Interpersonal
62,5 < X ≤
Rendah
0
0%
Sedang
2
1,9%
Tinggi
82
78,9%
Sangat Tinggi
20
19,2%
104
100%
104,16
104,16 < X ≤
145,84
145,84 < X ≤
187,5
> 187,5
Total
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui sebanyak 2 subjek
(orang tua) atau 1,9% subjek memiliki persepsi kualitas komunikasi
interpersonal yang sedang dengan anak mereka. Sebanyak 82 subjek atau
78,9% subjek memiliki persepsi kualitas komunikasi interpersonal yang
tinggi dengan anak mereka. Sedangkan terdapat 20 subjek atau 19,2%
memiliki persepsi kualitas komunikasi interpersonal yang sangat tinggi
dengan anak mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
E. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan sebelum menganalisa data untuk melihat
apakah
data
yang
diperoleh
memenuhi
syarat
untuk
dianalisa
menggunakan metode parametrik atau non-parametrik. Uji asumsi yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas dan linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel data
terdistribusi normal atau tidak. Sampel yang terdistribusi secara
normal dianggap merupakan sampel yang berasal dari populasi yang
normal. Sedangkan apabila sampel data tidak terdistribusi normal,
dapat dianggap bahwa sampel tidak berasa dari populasi yang normal
(Azwar, 2009). Metode yang digunakan dalam uji normalitas adalah
teknik Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan program
SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan terdistribusi normal apabila
Asymp.sig (p) lebih besar dari 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji
normalitas data.
Tabel 4.8.1
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Smartphone
.104
104
.007
.970
104
.018
Komunikasi
.087
104
.049
.962
104
.005
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Berdasarkan tabel di atas, variabel intensitas penggunaan
smartphone pada orang tua memiliki nilai p = 0,007. Sedangkan
variabel persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua
dan anak memiliki nilai p = 0,049. Kedua hasil tersebut menunjukkan
bahwa sampel data pada skala intensitas penggunaan smartphone pada
orang tua dan skala persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara
orang tua dan anak tidak terdistribusi secara normal. Hal ini berarti
bahwa sampel yang didapatkan dianggap tidak berasal dari populasi
normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat
hubungan
yang linear antara variabel intensitas penggunaan
smartphone pada orang tua dengan variabel persepsi kualitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak. Uji linearitas
dilakukan dengan menggunakan dengan program SPSS 16.0 for
windows yang menghasilkan tabel test of linearity. Kedua variabel
dikatakan memiliki hubungan linear apabila signifikan dari tabel test
of linearity lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Tabel 4.8.2
Hasil Uji Linearitas
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
Komunikasi * Between (Combined) 14940.106 26 574.619 3.169 .000
Smartphone Groups Linearity
10380.479 1 10380.479 57.253 .000
Deviation
from
Linearity
4559.627
25
182.385
Within Groups
13960.731 77
181.308
Total
28900.837 103
1.006 .471
Berdasarkan tabel test of linearity di atas, dapat dilihat
hubungan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua
dan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan
anak memiliki nilai F sebesar 57,253 dengan nilai signifikan p sebesar
0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
linear antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dan
persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
pada masa kanak-kanak awal.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah hipotesis yang
diajukan oleh peneliti (H1) diterima atau ditolak. Pada penelitian ini uji
hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan negatif
antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi
kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
kanak-kanak awal. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis ini
adalah teknik uji korelasi Spearman. Hal ini dikarenakan sampel data
yang diperoleh tidak terdistribusi normal sehingga menggunakan metode
non-parametrik.
Tabel 4.8.3
Hasil Uji Hipotesis
Smartphone Komunikasi
Spearman's Smartphone Correlation
rho
Coefficient
1.000
-.585**
.
.000
104
104
-.585**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
104
104
Sig. (1-tailed)
N
Komunikasi Correlation
Coefficient
Berdasarkan tabel uji korelasi menggunakan metode nonparametrik (Spearman) di atas, dapat dilihat bahwa koefisien korelasi (r)
antara variabel intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dan
variabel persepsi kualitas komunikasi antara orang tua dan anak pada
masa anak-anak awal sebesar -0,585 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan
signifikan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua
dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan
anak pada masa kanak-kanak awal. Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan smartphone pada orang tua,
maka semakin rendah persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah intensitas penggunaan smartphone pada orang tua maka
semakin tinggi persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang
tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima.
Berdasarkan koefisien korelasi (r) yang didapatkan, maka dapat
pula dilihat koefisien determinasinya. Koefisien determinasi dapat melihat
sejauh mana suatu variabel berpengaruh terhadap variabel lain. Koefisien
determinasi dapat dihitung dengan mengkuadratkan nilai dari koefisien
korelasi. Koefisien detrminasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah
sebesar 0,342. Hal ini menunjukkan bahwa variabel intensitas
penggunaan smartphone pada orang tua memiliki pengaruh sebesar
34,2% terhadap variabel persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara
orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Sedangkan 65,8%
merupakan faktor lain yang mempengaruhi variabel persepsi kualitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanakkanak awal yang tidak diteliti pada penelitian ini.
F. Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara
intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi kualitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak
awal. Analisis korelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis uji
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
korelasi Spearman dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.
Hal ini dikarenakan sampel data yang didapatkan oleh peneliti merupakan
sampel data yang tidak terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil uji
korelasi Spearman, didapatkan koefisien korelasi (r) sebesar -0,585 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan data analisis tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan smartphone pada
orang tua memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan persepsi kualitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak
awal. Dengan demikian, semakin tinggi intensitas penggunaan smartphone
pada orang tua maka semakin rendah persepsi kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak. Begitu sebaliknya, semakin rendah
intensitas penggunaan smartphone pada orang tua maka semakin tinggi
persepsi kualitas komunikasi antara orang tua dan anak.
Penelitian ini mengungkap bahwa terdapat 95 (91,3%) orang tua
menggunakan smartphone dengan intensitas yang rendah, dan 9 orang
menggunakan smartphone dengan intensitas yang sedang (8,7%).
Dapat
dikatakan sebagian besar sampel pada penelitian ini menggunakan
smartphone dengan intensitas yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar waktu yang digunakan oleh orang tua di rumah adalah untuk
beraktifitas
bersama
Menghabiskan
waktu
anggota
bersama
keluarga
mereka
dengan
keluarga
(McGrath,
akan
2012).
mendorong
terbentuknya kualitas komunikasi yang baik di dalam keluarga tersebut
(Mesch dalam McGrath, 2012)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Djamaludin
(dalam
Marhaeni,
2012)
mengungkapkan
79
bahwa
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dipengaruhi oleh
bagaimana persepsi anak terhadap orang tua mereka dan bagaimana
kemampuan orang tua menjadi orang tua yang baik bagi anak. Persepsi anak
terhadap orang tua yang baik adalah anak yang melihat bahwa orang tua
mereka memiliki hubungan yang baik, sifat-sifat yang baik, menyayangi
mereka, dan bertanggung jawab atas kebutuhan anak. Menjadi orang tua yang
baik dilihat melalui bagaimana sikap orang tua saat berkomunikasi dengan
anak. Orang tua yang baik adalah orang tua yang mampu memposisikan anak
mereka sebagai partner dalam berkomunikasi. Hurlock (1978) juga
mengungkapkan bahwa sikap orang tua saat berkomunikasi dengan anak
mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan perlakuan mereka
terhadap anak akan mempengaruhi sikap anak kepada mereka dan perilaku
mereka. Pada dasarnya hubungan orang tua dan anak tergantung kepada sikap
orang tua terhadap anak.
DeVito
(2011)
mengungkapkan
bahwa
baik
atau
buruknya
komunikasi interpersonal tidak dipandang dari seberapa sering orang tua dan
anak saling berbicara satu sama lain. Melainkan dilihat berdasarkan kualitas
dari apa yang sedang dibicarakan oleh kedua belah pihak. Dalam sebuah
keluarga, komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak juga dilihat
berdasarkan kualitas komunikasi yang terjadi (Hopson dalam Pitriawanti,
2010). Hopson (dalam Pitriawanti, 2010) mengungkapkan bahwa komunikasi
yang berkualitas baik antara orang tua dan anak menunjukkan bahwa diantara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
kedua belah pihak memiliki rasa saling memahami, mengerti, mempercayai,
dan saling menyayangi satu sama lain. Sebaliknya, komunikasi yang kurang
baik antara orang tua dan anak menunjukkan bahwa kurangnya rasa
memahami, mengerti, mempercayai, dan kurangnya kasih sayang diantara
kedua belah pihak. Smith (dalam McGrath, 2012) mengungkapkan bahwa
hubungan yang baik dalam keluarga dapat dilihat berdasarkan komunikasi
yang positif dalam keluarga tersebut. Komunikasi yang positif adalah
komunikasi yang terjalin dimana terdapat pengiriman dan penerimaan pesan
yang jelas, menunjukkan rasa empati, memberikan saran yang mendukung,
dan menunjukkan penyelesaian masalah yang baik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 82 orang memiliki
persepsi kualitas komunikasi interpersonal yang tinggi, sebanyak 20 orang
memiliki persepsi kualitas komunikasi interpersonal yang sangat tinggi, dan
sebanyak 2 orang memiliki persepsi kualitas komunikasi interpersonal yang
sedang dengan anak mereka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang
tua yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah orang tua yang
menggunakan smartphone dengan intensitas rendah dan memiliki persepsi
kualitas komunikasi interpersonal yang baik dengan anak mereka.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mesch (dalam McGrath, 2012) yang menemukan bahwa individu yang
menggunakan teknologi khususnya internet dengan penggunaan yang rendah,
memiliki hubungan yang lebih baik dengan keluarga mereka dibandingkan
dengan individu yang penggunaan teknologinya tinggi. Meski memiliki
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
subjek yang berbeda, hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Panji & Mahardeka (2014) yang menemukan bahwa terdapat
hubungan negatif
antara penggunaan smartphone dengan interaksi anak
kepada orang tua. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
penggunaan smartphone oleh anak, maka semakin rendah interaksi anak
dengan orang tua, demikian pula sebaliknya jika penggunaan smartphone
pada anak semakin rendah maka interaksi anak kepada orang tua semakin
tinggi.
Orang tua yang menggunakan smartphone dengan intensitas yang
rendah memiliki persepsi kualitas komunikasi yang baik dengan anggota
keluarga mereka khususnya adalah anak. Komunikasi yang baik yang terjalin
antara orang tua dan anak ialah komunikasi dimana orang tua mampu
memenuhi kebutuhan anak mereka seperti perhatian, dan kasih sayang
(Djamaludin dalam Piriawanti, 2010). Pemberian kasih sayang, perhatian, dan
kebutuhan lainnya terhadap anak dapat ditinjau melalui bagaimana sikap
orang tua kepada anak. Penyaluran kasih sayang dan perhatian disalurkan
melalui komunikasi yang antara orang tua dan anak. Komunikasi ini dapat
dilihat melalui lima aspek kualitas komunikasi yaitu keterbukaan, empati,
sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan (DeVito, 2011). Mereka juga
mampu menunjukkan bahwa diantara kedua belah pihak (orang tua dan anak)
memiliki rasa saling memahami, mengerti, mempercayai, dan saling
menyayangi satu sama lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
Sejalan dengan penelitian sebelumnya dan terlepas pada tahap
perkembangan anak, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas
penggunaan smartphone pada orang tua tergolong rendah, maka dapat dilihat
bahwa orang tua memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan keluarga
mereka dan memiliki rasa peduli terhadap anak mereka khususnya anak pada
masa anak-anak awal. Orang tua yang memiliki intensitas penggunaan
smartphone yang rendah cenderung memiliki komunikasi yang baik dengan
anggota keluarga mereka. Orang tua memiliki keinginan untuk bersosialisasi,
peduli terhadap rasa sosial, mampu memanfaatkan waktu bersama dengan
orang lain, serta lebih suka berhubungan secara langsung. Hal ini
memungkinkan orang tua untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anak
mereka.
Hasil dari analisis kuantitatif ini juga didukung dengan hasil
wawancara yang dilakukan kepada beberapa anak yang berada pada masa
kanak-kanak awal. Anak yang salah satu orang tuanya menjadi sampel dalam
subjek penelitian ini (Rara, 6 tahun) mengatakan bahwa ibunya tidak sering
atau jarang menggunakan smartphone. Ia menyatakan bahwa ibunya
menggunakan hanya sesekali dalam sehari. Ibunya lebih banyak melakukan
pekerjaan-perkerjaan ibu rumah tangga ketika berada di rumah. Anak tersebut
mengungkapkan bahwa Ibunya selalu mendengarkan saat ia sedang bercerita
serta turut bercerita dalam suatu percakapan. Anak tersebut mengungkapkan
bahwa Ibunya tidak pernah memarahi, tidak menghukum, menyayangi, dan
berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Rahma (6 tahun) bercerita
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
bahwa ibunya memiliki smartphone namun tidak sering menggunakannya. Ia
bercerita bahwa ibu dan ayahnya menggunakan smartphone hanya untuk
mengirim pesan via sms dan juga telepon. Namun, Rahma mengaku bahwa
dirinya jarang bercerita atau mengobrol dengan kedua orang tuanya. Rastra (6
tahun) bercerita bahwa ayah dan ibunya memiliki smartphone. Diantara kedua
orang tuanya, Rastra mengatakan bahwa ayahnya sering menggunakan
smartphone dan ibunya jarang menggunakan smartphone. Rastra mengaku
bahwa Ibunya lebih banyak melakukan aktifitas rumah tangga. Berdasarkan
cerita, Rastra menceritakan bahwa ibunya merupakan ibu yang asyik untuk
diajak bercerita. Mereka sering mengobrol mengenai kejadian-kejadian di
sekolah Rastra. Menurut Rastra, ibunya selalu membantunya apabila ia
mengalami kesulitan dalam belajar.
Selain itu, hipotesis yang menerangkan bahwa terdapat hubungan
negatif antara intensitas penggunaan smartphone dengan persepsi kualitas
komunikasi interpersonal mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Veronika (2013) yang mengungkapkan bahwa smartphone memberikan
perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. Orang dewasa yang
menggunakan
smartphone
dengan
sering
cenderung
malas
untuk
bersosialisasi dengan teman, keluarga, atau lingkungan di sekitar mereka.
Dengan menggunakan smartphone, segala sesuatu dapat dilakukan dengan
berada pada satu tempat. Hal ini mengakibatkan orang dewasa cenderung
tidak peduli dengan rasa sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
Sependapat dengan Veronika (2013), Ngafifi (2014) mengungkapkan
bahwa kemajuan teknologi memiliki dampak pada berubahnya pola interaksi
antarmanusia. Kehadiran teknologi dirumah mengakibatkan berubahnya pola
interaksi dalam keluarga. Teknologi di dalam rumah memberikan peluang
yang besar bagi setiap anggota keluarga untuk berhubungan dengan dunia
luar. Hal ini mengakibatkan orang cenderung asyik sendiri menghabiskan
waktunya
dengan
teknologi.
Rogers
(dalam
Hendrastomo,
2008)
mengungkapkan bahwa smartphone mengubah tatanan komunikasi tatap
muka yang kemudian digantikan dengan teknologi dan secara tidak langsung
terjadi perubahan pola komunikasi intimacy dalam komunikasi antarpribadi.
Smartphone mampu mereduksi proses komunikasi tatap muka dan degradasi
perilaku akibat menurunnya interaksi secara langsung.
Koefisien determinasi yang dihasilkan pada penelitian ini adalah
sebesar 0,342. Hasil ini menunjukkan bahwa sebesar 34,2% variabel persepsi
kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanakkanak awal dipengaruhi oleh variabel intensitas penggunaan smartphone pada
orang tua. Sedangkan sebesar 65,8% variabel persepsi kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
sebagian besar subjek mendapatkan skor yang rendah dalam mengungkapkan
intensitas menggunakan smartphone pada diri mereka. Hal ini tidak sesuai
dengan fenomena peningkatan penggunaan smartphone pada orang tua yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
sedang terjadi pada jaman globalisasi ini. Oleh sebab itu, peneliti menduga
terdapat faktor yang berpengaruh terhadap perolehan skor yang rendah pada
sampel data. Peneliti menduga bahwa skor yang rendah pada subjek
diakibatkan adanya social desirablity yang terkandung dalam item atau
pernyataan-pernyataan pada skala intensitas penggunaan smartphone. Itemitem yang disajikan sangat memungkinkan subjek untuk menjawab sesuai
dengan norma sosial yang berlaku pada masyarakat. Sehingga hal tersebut
mempengaruhi penilaian mereka terhadap suatu item atau pernyataan. Pada
akhirnya subjek akan memilih jawaban yang mungkin tidak sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya.
Selain itu, pengukuran terhadap intensitas penggunaan smartphone
tidak dapat melihat situasi-situasi tertentu yang memungkinkan orang tua
dalam
menggunakan
smartphone
di
waktu
mereka
sedang
tidak
berkomunikasi dengan anak. Penelitian ini belum mampu melihat situasi
secara spesifik terkait pada waktu kapan saja orang tua menggunakan
smartphone. Kemungkinan orang tua menggunakan smartphone pada saat
anak mereka sedang bersekolah, bermain dengan teman-temannya, atau tidur
yang pada saat itu tidak memungkinkan terjadinya komunikasi interpersonal
diantara keduanya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu terdapat
hubungan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan
persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada
masa kanak-kanak awal. Hal ini dapat dilihat berdasarkan koefisien
korelasi (r) = -0,585 dengan nilai signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,05).
Perolehan hasil analisis uji hipotesis ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif dan signifikan antara intensitas penggunaan smartphone
pada orang tua dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara
orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Semakin tinggi
intensitas penggunaan smartphone pada orang tua, maka semakin rendah
persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada
masa kanak-kanak awal. Berlaku sebaliknya apabila semakin rendah
intensitas penggunaan smartphone pada orang tua, maka semakin tinggi
persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada
masa kanak-kanak awal.
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Saran
Berdasarkan temuan pada penelitian ini, peneliti menyimpulkan
bahwa penelitian ini masih memiliki berbagai keterbatasan. Untuk
pengembangan ilmu pengetahuan baik secara teoretis dan praktis, peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
a. Bagi Orang Tua
Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
berdampak sangat besar kepada perkembangan anak khususnya pada
masa kanak-kanak awal karena merupakan masa peletakkan dasar
hidup anak. Peningkatan kualitas komunikasi antara orang tua dapat
ditunjukkan dengan sikap orang tua kepada anak. Komunikasi yang
baik akan terjalin apaila orang tua mampu terbuka terhadap perasaan
dan pikiran terhadap anak, menunjukkan rasa empati terhadap apa
yang dialami oleh anak, mendorong dan mendukung anak,
menunjukkan sikap positif terhadap anak, memposisikan anak sebagai
partner
dalam
berkomunikasi,
memberikan
perhatian,
dan
menunjukkan rasa saling meyayangi satu sama lain. Apabila hal ini
diwujudkan dalam komunikasi keluarga, anak akan tumbuh menjadi
anak yang bahagia, ramah, dianggap menarik, relatif bebas dari
kecemasan, dan menjadi anggota kelompok yang pandai bekerja sama.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat membuat item
atau pernyataan yang sebisa mungkin tidak mengandung social
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
desirability. Hal ini dilakukan untukmendapatkan respon yang sesuai
dengan keadaan subjek tanpa memperhitungkan norma yang sosial
yang dianut oleh subjek. Peneliti selanjutnya juga diharapkan mampu
mencari sampel data yang lebih banyak dibandingkan pada penelitian
ini untuk mendapatkan data yang lebih luas terkait sedikitnya
responden berupa ayah pada penelitian ini.
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Daftar Pustaka :
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2012). Profil Pengguna Internet
Indonesia 2012. Jakarta : Author.
Azwar, Saifuddin. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, Saiffudiin. (1980). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saiffudin (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Azwar, Saiffudin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Bee, Helen. (1997). The Developing Child Eighth Edition. United States :
Addison Wesley Educational Publisher Inc.
Beebe, Steven A, et al. (2009). Interpersonal Communication Relating to Others
Sixth Edition. United States : Allyn & Bacon.
Beebe, Steven A, et al. (1996). Interpersonal Communication Relating to Others.
United States : Allyn & Bacon.
Berk, Laura E. (2006). Seventh Edition Child Development. United State : Pearson
Education Inc.
Bukatko, Danuta. (2008). Child and Adolescent Development : A Chronological
Approach. New York : Houghton Mifflin Company.
Departemen Pendidikan Nasional. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Keempat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
DeVito, Joseph A. (2011). Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Tangerang :
Kharisma Publishing Group
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam
Keluarga. Jakarta. PT : Reneka Cipta.
Effendy, Onong Uchjana. (1986). Dinamika Komunikasi. Bandung : Remadja
Karya.
Feldman, Robert S. (2011). Pengantar Psikologi Understanding Psychology.
Jakarta : Salemba Humanika.
Halonen & Santrock (1999). Psychology Context & Application Third Edition.
New York : McGraw-Hill.
Hastuti, Widya. (2014). Hubungan antara Komunikasi dalam Keluarga dengan
Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Prasekolah di TK Baso Jorong
Baso Kabupaten Agam. Diunduh dari www.jurnal.umsb.ac.id/?p=427
diunduh pada 12 November 2014.
Hillaker, et al. (2008). The Contributions of Parenting to Social Competencies and
Positive
Values
in
Middle
School
Youth:
Positive
Family
Communication, Maintaining Standards, and Supportive Family
Relationships. Family Relations, 57 (Desember 2008), 591-601. Wiley
Periodicals, Inc.
Hendrastomo, Grendi. (2008). Representasi Telepon Seluler dalam Relasi Sosial.
Socia, 2008, Volume 5 Nomor 2
Hernawati, Kuswari. (2012). “Pengenalan Teknologi Sejak Dini dengan Belajar
Sambil Bermain Melali Smartphone”. Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. ISBN :978-979-16353-8-7
Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Hodijah. (2008). “Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Orang Tua dan Anak
dengan Motivasi Belajar Anak”. Fakultas Psikologi. Universitas
Gunadarma.
Marhaeni, Dwi Pangastu. Intensitas Peran Komunikasi Interpersonal Dalam
Keluarga Untuk Mencegah Kenakalan Remaja. Acta diurnA, 2012, Vol
8 No 2.
McDevitt, Teresa M. (2010). Child Development & Education Fourth Edition.
United State : Pearson Education International.
McGrath, Siobhan. (2012). The Impact of New Media Technologies on Social
Interaction in the Household. SO303H Electronic Culture and Social
Change.
Meggitt, Carolyn. (2013). Memahami Perkembangan Anak. Jakarta : PT Indeks.
Ngafifi, Muhammad. (2014). Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia
dalam Perspekstif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan :
Fondasi dan Aplikasi Volume 2, Nomor 1, 2014.
Panji, R. Dnananjaya & Mahardeka. (2014). Pengaruh penggunaan Smartphone
Terhadap Interaksi Anak Kepada Orang Tua (Studi Kasus di Kalangan
Murid SD di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten). Diunduh dari
www.eprints.upnyk.ac.id/1331/
Papalia, Diane E, et al. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan)
Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Pitriawanti, Arista. (2010). “Pengaruh Intensitas Menonton Televisi dan
Komunikasi Orang tua – Anak terhadap Kedisiplinan Anak dalam
Mentaati Waktu Belajar”. Jurusan Ilmu Komunikasi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Putra, Aucky. (2014). “Peran Smartphone dalam Interaksi Sosial Anak Muda”.
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Brawijaya. Malang.
Rakhmat, Jalaluddin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Ramadhani, Rio. (2013). Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak dalam
Membentuk Perilaku Positif Anak pada Murid SDIT Cordova
Samarinda. eJournal lmu Komunikasi, 2013, 1 (3) : 112-121
Reber, Arthur S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Setyowati, Yuli. (2005). Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi
Anak (Studi Kasus Penerapan Pola Komunikasi Keluarga dan
Pengaruhnya terhadap Perkembangan Emosi Anak pada Keluarga
Jawa). Jurnal Ilmu Komunikasi VOLUME 2, NOMOR 1, JUNI 2005:
67-78
Subadri, Tata. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi Offsett.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung :
Alfabeta.
Sulistyaningtyas T., Jaelani J., & Waskita D. Pengaruh Cara Pandang dan Sikap
Masyarakat Kota Bandung Akibat pengaruh Gaya Hidup Digital. Jurnal
Sosioteknologi Edisi 27 Tahun 11, Desember 2012.
Supratiknya, Dr. A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta : Kanisius.
Supratiknya, Dr. A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tribunnews
edisi
31
Mei
2011.
93
www.tabloidbintang.com/gaya-
hidup/psikologi/21056-ponsel-membuat-orang-egois-dan-anti-sosialhtml. (diakses pada 03 Oktober 2014)
Tubbs, Stewart L, & Sylvia, Moss. (1983). Human Communication Fourth
Edition. United States : Random House, Inc.
Veronika, Desi. (2013). Pengaruh Penggunaan Telepon Seluler Sebagai Media
Komunikasi Terhadap Sikap Siswa SMP Negeri 30 Samarinda.
eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1(2) : 375 – 388.
Vygotsky, L.S. (1978). Mind In Society The Development of Higher
Psychological Processes. England : President and Fellows of Harvard
College.
Wahyudi,
Reza.
(2013).
Pengguna
Internet
Duia
Capai
2,4
Milyar.
http://tekno.kompas.com/read/2013/05/31/14232198/Pengguna.Internet.
Dunia.Capai.2.4.Miliar..Indonesia.55.Juta. (diakses pada 05 Oktober
2014).
Wiryanto, Dr. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Andri.
(2014).
2019,
Pengguna
Smartphone
Capai
5,6
Miliar.
http://www.biskom.web.id/2014/01/22/2019-pengguna-smartphonecapai-56-miliar.bwi. (diakses pada 03 Oktober 2015)
Agmal. (2015). Media Sosial Malah Menjadikan Manusia Anti-Sosial?.
www.tabloidpulsa.co.id/news/3241-media-sosial-menjadikan-manusiaanti-sosial. (diakses pada 03 Oktober 2015)
International Telecommunication Union. (2014). ICT Indicators Database.
Diunduh dari http://www.itu.int/en/ITU-D/Statistics/Pages/default.aspx.
pada 15 Oktober 2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
Maulana, Adhi. (2014). Orang Tua Masa Kini Lebih Peduli Gadget Dibanding
Anak.
http://tekno.liputan6.com/read/2041368/orangtua-masa-kini-
lebih-peduli-gadget-dibanding-anak (diakses pada 03 Oktober 2015).
www.oxforddictionaries.com
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
Lampiran 1
Bentuk Skala Intensitas Penggunaan Smartphone dan Skala Persepsi
Kualitas Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua dan Anak
Pengantar
Pada kesempatan ini, perkenankan saya selaku mahasiswa Fakultas
Psikologi Sanata Dharma memohon ijin kepada saudara/i untuk membantu saya
terkait pengambilan data dalam penyusunan tugas akhir saya. Saudara/i diminta
kesediaannya untuk menjawab sejumlah pernyataan-pernyataan yang terdapat
pada skala di bawah ini. Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu skala A dan skala
B. Saya memohon kepada saudara/i untuk mengisi skala ini dengan lengkap tanpa
terlewat satu pun. Informasi yang saudara/i berikan sangat berguna bagi saya
dalam melakukan penelitian ini.
Saya menjamin kerahasiaan identitas diri dan jawaban yang anda berikan
pada skala ini. Data yang anda berikan tidak akan disalahgunakan dan benar-benar
digunakan untuk tujuan penelitian saya. Selain itu, data tidak dilihat secara khusus
melainkan akan diolah secara bersama-sama. Maka dari itu, besar harapan saya
agar saudara/i berkenan untuk memberikan informasi sesuai dengan keadaan
dan situasi yang sebenarnya. Pada skala ini tidak terdapat jawaban benar
atau salah sehingga tidak memberikan pengaruh pada penilaian baik atau buruk
terhadap diri saudara/i.
Atas kesediaan saudara/i membantu saya dalam penelitian ini, saya
mengucapkan terima kasih. Selamat mengerjakan.
Hormat saya,
Annety Lensiana Putri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
Pernyataan Kesediaan Subjek Penelitian
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan kesediaan saya untuk
berpartisipasi sebagai subjek dalam penelitian pada proses pengambilan data
terkait tugas akhir yang disusun oleh Annety Lensiana Putri selaku mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya bersedia
memberikan jawaban dan informasi untuk keseluruhan pernyataan pada skala ini
sesuai dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari
saya dan bukan atas pandangan masyarakat secara umum. Saya berharap agar
informasi yang saya berikan tidak disalahgunakan dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian saja.
. . . . . . . . . . . . . , ............................ 2015
(Nama/Inisial & Tanda Tangan)
IDENTITAS SUBJEK
Nama/Inisial
:
Pekerjaan
:
Jenis Kelamin
: P/L (lingkari salah satu)
Usia
:
tahun
Jumlah anak
Usia anak I
salah satu)
Usia anak II
salah satu)
Usia anak III
salah satu)
Status anak
Memiliki smartphone
Jumlah smartphone :
yang dimilikI
:
:
tahun
Jenis kelamin : P/L (lingkari
:
tahun
Jenis kelamin : P/L (lingkari
:
tahun
Jenis kelamin : P/L (lingkari
: Kandung/Angkat (lingkari salah satu)
: Ya/Tidak (lingkari salah satu)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Skala A
Petunjuk Pengerjaan
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan terkait dengan situasi sehari-hari
saat saudara/i saat menggunakan smartphone. Baca dengan cermat
setiap
pernyataan yang tertulis. Saudara/i diminta secara jujur menyatakan seberapa jauh
pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan dan situasi saudara/i dengan cara
memberikan tanda (√) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia.
Berikut adalah pilihan jawaban yang tersedia :
SS
: bila pernyataan SANGAT SESUAI dengan keadaan atau siuasi
saudara/i
S
: bila pernyataan SESUAI dengan keadaan atau siuasi saudara/i
TS
: bila pernyataan TIDAK SESUAI dengan keadaan atau siuasi saudara/i
STS
: bila pernyataan SANGAT TIDAK SESUAI dengan keadaan atau
siuasi saudara/i
Setiap orang memiliki jawaban
yang berbeda pada masing-masing
pernyataan. Tidak ada jawaban yang salah pada skala ini. Maka dari itu, pilihlah
jawaban yang paling tepat menggambarkan keadaan atau situasi saudara/i.
Contoh :
No
1.
Pernyataan
Saya suka bermain smartphone
SS
S
TS
STS
√
Sebelum anda menjawab pertanyaan, peneliti akan memberikan penjelasan
dari pengertian smartphone. Hal ini ditujukan untuk menyamakan pengetahuan
saudara/i terhadap apa yang peneliti maksud dengan smartphone.
“Smartphone atau telepon pintar adalah salah satu perangkat teknologi
yang memiliki fungsi seperti komputer dimana dapat digunakan untuk
berkomunikasi jarak jauh, media hiburan, akses internet, dan media sosial seperti
facebook, twitter, whatsapp, line, email, dan lain-lain yang mampu meningkatkan
produktifitas dan mendukung kegiatan sehari-hari.”
Selamat mengerjakan, jangan ada yang terlewatkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
SS
1
Saya memiliki batasan waktu saat sedang
menggunakan smartphone
2
Saya menikmati kegiatan bermain smartphone
dalam waktu lama
3
Saya merasa cemas apabila tidak menggunakan
smartphone dalam sehari
4
Tidak masalah bagi saya apabila saya tidak
menggunakan
smartphone
dengan
sering
dalam sehari
5
Saya
menghabiskan
waktu
berjam-jam
menggunakan smartphone saya dalam sehari
6
Saya
memilih
bermain
menggunakan
smartphone dibandingkan mengobrol dengan
keluarga
7
Saya bosan bermain smartphone terlalu lama
8
Tidak
ada
yang
lebih
mengasyikkan
dibandingkan menikmati waktu luang dengan
bermain smartphone
9
Saya
merasa
hidup
saya
hampa
tanpa
smartphone
10
Saya menaruh smartphone saya apabila saya
sedang melakukan pekerjaan lain
11
Sebagian besar waktu saya dalam sehari, saya
gunakan untuk bekerja atau berkumpul dengan
keluarga
12
Saya
menghabiskan
waktu
saya
untuk
menggunakan smartphone saat saya sedang
libur
S
TS
99
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
SS
13
Saya menggunakan smartphone saya setiap
saat sekalipun saya sedang memiliki pekerjaan
lain
14
Saya menaruh smartphone saya apabila orang
lain mengajak saya berbicara
15
Saya lupa waktu apabila saya sedang bermain
smartphone
16
Saya
memiliki
prioritas
pekerjaan
lain
dibandingkan menghabiskan waktu bermain
smartphone
17
Saya
enggan
menggunakan
smartphone
apabila tidak ada hal yang penting
18
Saya
tidak
mengganggu
suka
saya
apabila
saat
saya
seseorang
sedang
menggunakan smartphone
19
Banyak hal lain yang lebih mengasyikkan
dibandingkan bermain smartphone
20
Saya merasa bahwa saya tidak masalah apabila
saya tidak membawa smartphone
S
TS
100
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
Skala B
Petunjuk Pengerjaan
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan terkait dengan situasi sehari-hari
saat saudara/i bersama dengan anak saudara/i khususnya anak yang berusia dua
hingga enam tahun.
Baca dengan cermat
setiap pernyataan yang tertulis.
Saudara/i diminta secara jujur menyatakan seberapa jauh pernyataan tersebut
sesuai dengan keadaan dan situasi saudara/i dengan cara memberikan tanda (√)
pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia.
Berikut adalah pilihan jawaban yang tersedia :
SS
: bila pernyataan SANGAT SESUAI dengan keadaan atau siuasi
saudara/i
S
: bila pernyataan SESUAI dengan keadaan atau siuasi saudara/i
TS
: bila pernyataan TIDAK SESUAI dengan keadaan atau siuasi saudara/i
STS
: bila pernyataan SANGAT TIDAK SESUAI dengan keadaan atau
siuasi saudara/i
Setiap orang memiliki jawaban
yang berbeda pada masing-masing
pernyataan. Tidak ada jawaban yang salah pada skala ini. Maka dari itu, pilihlah
jawaban yang paling tepat menggambarkan keadaan atau situasi saudara/i.
Contoh :
No
1.
Pernyataan
Saya mencintai anak saya
Selamat mengerjakan, jangan ada yang terlewatkan
SS
√
S
TS
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
SS
1
Saya adalah orang tua yang asyik untuk diajak
berbagi cerita
2
Saya enggan menceritakan apa yang saya lakukan
hari ini kepada anak saya
3
Saya tidak terbiasa memeluk dan mencium anak saya
saat ia merasa sedih
4
Pendapat
anak
saya
sama
pentingnya
dengan
pendapat saya
5
Saya
menyadari
bahwa
anak
saya
memiliki
kehendaknya, dan saya berusaha mendukungnya
semampu saya
6
Saya tidak melakukan apa-apa saat anak saya
berprestasi
7
Anak saya berani mengungkapkan segala pemikiranpemikirannya kepada saya
8
Saya memahami kesalahan yang dilakukan oleh anak
saya
9
Anak saya kurang antusias apabila berceita dengan
saya
10
Saya mengetahui perasaan anak saya yang sebenarnya
sekalipun anak saya menutupinya
11
Saya merasa anak saya kurang cerdas dan kurang
berbakat
12
Saya meluangkan waktu saya untuk bercerita dengan
anak saya
13
Saya tidak perlu memberi semangat kepada anak saya
karena
saya
merasa
melakukannya sendiri
bahwa
anak
saya
dapat
S
TS
102
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
SS
14
Saya mendukung apapun yang dilakukan oleh anak
saya
15
Saya dapat menerima kritik atau saran dari anak saya
16
Pendapat saya lebih penting dibandingkan pendapat
anak saya
17
Saya memeluk atau mencium anak saya saat ia
merasa sedih
18
Saya
enggan
membantu
anak
saya
dalam
mengerjakan pekerjaan rumahnya
19
Anak saya menceritakan apa saja yang ia lakukan di
sekolah
20
Saya merasa bosan saat berbagi cerita dengan anak
saya
21
Saya kurang memahami kebiasaan-kebiasaan anak
saya
22
Saya lebih berkuasa dibanding anak saya saat kami
sedang bercerita
23
Saya berusaha untuk mendengarkan sedetail apapun
cerita anak saya
24
Saya kurang memiliki waktu untuk bercerita dengan
anak saya
25
Saya merasa anak saya adalah anak yang suka
membantah orang tua
26
Saya merasa biasa saja saat anak saya memiliki
kesulitan
27
Anak saya memiliki kewenangan untuk mengutarakan
pendapatnya sama hal nya seperti saya
28
Saya suka memuji anak saya
S
TS
103
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
29
Saya dan anak saya selalu bercerita ketika kami
sedang bersama
30
Saya memberi semangat pada anak saya untuk
pantang menyerah saat menghadapi kesulitan
31
Saya peka terhadap perasaan anak saya
32
Saya kurang dapat menuruti keinginan-keinginan
anak saya
33
Saya memandang anak saya seperti teman saya
sendiri saat kami sedang bercerita
34
Anak saya tidak pernah menceritakan mengenai
perasaannya kepada saya
35
Anak saya bercerita tentang perasaannya kepada saya
36
Saya tidak mentoleransi pendapat antara saya dan
anak saya
37
Saya kurang dapat memahami kesulitan yang dialami
oleh anak saya
38
Saya berusaha menghibur anak saya saat ia merasa
sedih atau kecewa
39
Saya antusias apabila tiba saatnya untuk berbagi
cerita dengan anak saya
40
Saya tidak dapat menikmati aktifitas bercerita dengan
anak saya
41
Anak saya tidak menceritakan mengenai apa saja
yang ia lakukan di sekolah
42
Saya kurang peka terhadap perasaan anak saya
43
Saya menikmati aktifitas bercerita dengan anak saya
44
Saya lebih berwenang untuk mengutarakan pendapat
dibandingkan anak saya
SS
S
TS
104
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
45
Saya adalah orang tua yang sulit untuk membangun
pembicaraan dengan anak saya
46
Saya mengenal pola pikir anak saya
47
Saya berusaha membuat anak saya tersenyum saat ia
sedang sedih
48
Pikiran dan perasaan saya lebih penting dibandingkan
pikiran dan perasaan anak saya
49
Saya mempertimbangkan pikiran dan perasaan anak
saya sebelum saya memutuskan sesuatu
50
Saya tidak pernah mengatakan perasaan sayang saya
kepada anak saya
SS
S
TS
105
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
Lampiran 2
Hasil seleksi Item Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang Tua
dan Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua dan
Anak pada Masa Kanak-kanak Awal
1.
Hasil Seleksi Item Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang
Tua
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Correlation
Item Deleted
N1
52.44
78.931
.355
.870
N2
51.83
75.802
.502
.866
N3
51.91
73.482
.689
.861
N4
51.63
81.407
.083
.878
N5
52.30
78.363
.346
.870
N6
52.06
78.884
.256
.873
N7
51.94
75.525
.475
.867
N8
52.06
76.053
.435
.868
N9
52.20
75.109
.748
.861
N10
52.19
73.663
.742
.860
N11
52.02
75.415
.596
.864
N12
51.91
76.161
.566
.865
N13
51.74
77.479
.370
.870
N14
52.04
75.923
.521
.866
N15
51.83
76.104
.673
.863
N16
51.46
78.367
.368
.870
N17
51.33
84.151
-.117
.884
N18
51.06
85.638
-.223
.886
N19
52.22
78.289
.485
.868
N20
52.02
76.396
.595
.865
N21
52.22
79.723
.266
.872
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
N22
51.78
78.893
.299
.872
N23
51.91
75.180
.656
.863
N24
51.72
78.204
.353
.870
N25
52.15
79.072
.422
.869
N26
51.89
75.044
.683
.862
N27
52.26
77.441
.570
.866
N28
51.89
78.327
.403
.869
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
108
Hasil Seleksi Item Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal
antara Orang Tua dan Anak pada Masa Kanak-kanak Awal
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Correlation
Item Deleted
N1
308.75
746.112
.371
.968
N2
308.49
740.485
.701
.968
N3
308.55
744.560
.572
.968
N4
308.53
740.985
.647
.968
N5
308.38
740.547
.664
.968
N6
309.00
752.538
.180
.969
N7
309.25
755.458
.089
.969
N8
308.64
744.696
.492
.968
N9
308.47
741.908
.550
.968
N10
308.21
741.514
.645
.968
N11
308.49
738.832
.587
.968
N12
308.85
748.823
.313
.968
N13
308.42
749.440
.340
.968
N14
308.57
746.750
.450
.968
N15
309.45
764.368
-.155
.969
N16
309.26
756.352
.056
.969
N17
308.28
747.361
.321
.968
N18
308.36
740.773
.653
.968
N19
308.85
748.438
.307
.968
N20
308.55
743.829
.551
.968
N21
308.77
743.948
.594
.968
N22
308.62
744.239
.536
.968
N23
309.09
755.510
.084
.969
N24
308.42
741.209
.646
.968
N25
308.94
751.554
.210
.969
N26
308.53
741.062
.644
.968
N27
308.53
738.485
.552
.968
N28
308.74
744.583
.577
.968
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
N29
308.68
739.914
.646
.968
N30
308.60
739.744
.749
.968
N31
308.70
742.407
.621
.968
N32
308.89
751.448
.247
.968
N33
308.70
746.138
.478
.968
N34
308.60
738.552
.640
.968
N35
308.47
739.677
.625
.968
N36
308.47
734.562
.711
.968
N37
308.51
735.178
.792
.968
N38
309.00
752.269
.142
.969
N39
308.60
733.436
.637
.968
N40
308.83
741.913
.593
.968
N41
308.60
739.936
.563
.968
N42
308.68
746.837
.358
.968
N43
308.60
737.975
.659
.968
N44
308.74
740.237
.692
.968
N45
309.02
747.980
.350
.968
N46
308.91
748.087
.378
.968
N47
308.47
742.985
.551
.968
N48
308.72
743.976
.533
.968
N49
309.15
751.246
.197
.969
N50
308.66
740.190
.725
.968
N51
308.92
750.802
.253
.968
N52
308.57
736.520
.841
.968
N53
308.68
742.645
.551
.968
N54
308.53
741.177
.696
.968
N55
308.64
738.734
.704
.968
N56
308.66
747.806
.391
.968
N57
309.09
744.779
.427
.968
N58
308.85
751.669
.222
.969
N59
308.40
739.205
.666
.968
N60
308.57
742.366
.676
.968
N61
308.89
747.756
.374
.968
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
N62
308.64
739.773
.623
.968
N63
308.70
741.753
.646
.968
N64
308.53
734.600
.661
.968
N65
309.00
746.462
.344
.968
N66
308.34
739.536
.609
.968
N67
309.75
763.266
-.138
.969
N68
308.70
745.099
.518
.968
N69
308.51
741.024
.690
.968
N70
308.51
738.601
.786
.968
N71
308.64
734.504
.714
.968
N72
308.70
744.369
.504
.968
N73
308.75
738.919
.587
.968
N74
308.68
738.645
.691
.968
N75
308.13
744.848
.549
.968
N76
309.00
747.538
.313
.968
N77
308.62
741.470
.640
.968
N78
309.40
748.359
.237
.969
N79
309.13
755.309
.092
.969
N80
308.85
744.323
.575
.968
N81
308.58
743.440
.647
.968
N82
308.60
745.090
.537
.968
N83
308.49
741.870
.557
.968
N84
308.53
738.446
.740
.968
N85
308.42
739.671
.703
.968
N86
309.32
747.491
.288
.969
N87
308.60
741.821
.667
.968
N88
309.72
758.668
-.004
.969
N89
308.60
741.321
.687
.968
N90
308.58
735.978
.758
.968
N91
308.53
736.062
.771
.968
N92
308.36
738.888
.596
.968
N93
309.00
746.269
.333
.968
N94
309.11
764.756
-.195
.969
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
N95
308.83
748.067
.268
.969
N96
308.40
741.013
.603
.968
N97
308.85
738.784
.572
.968
N98
308.62
740.547
.737
.968
N99
308.57
743.173
.542
.968
N100
308.51
736.293
.753
.968
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
Lampiran 3
Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang Tua dan
Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Iterpersonal antara Orang Tua dan
Anak pada Masa kanak-kanak Awal
1.
Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang Tua
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
54
100.0
0
.0
54
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.904
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
113
Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Iterpersonal antara Orang Tua dan
Anak pada Masa Kanak-kanak Awal
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
53
97.2
1
1.8
54
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.975
50
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
Lampiran 4
Uji Deskriptif Mean Empirik
One-Sample Statistics
N
Mean
Smartphone
104
Std. Deviation
33.41
Std. Error Mean
6.826
.669
One-Sample Test
Test Value = 50
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean
t
Smartphone
df
-24.780
Sig. (2-tailed)
103
Difference
.000
Lower
-16.587
Upper
-17.91
-15.26
One-Sample Statistics
N
Mean
Komunikasi
104
Std. Deviation
170.14
Std. Error Mean
16.751
1.643
One-Sample Test
Test Value = 125
95% Confidence Interval of the
Mean
t
Komunikasi
27.484
df
Sig. (2-tailed)
103
.000
Difference
45.144
Difference
Lower
41.89
Upper
48.40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
Lampiran 5
Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Smartphone
.104
104
.007
.970
104
.018
Komunikasi
.087
104
.049
.962
104
.005
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
Lampiran 6
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
Smartphone *
Between
Komunikasi
Groups
(Combined)
3075.754
Linearity
1723.764
Deviation from
Mean
df
Square
50
61.515
Sig.
1.892
.012
1 1723.764 53.009
.000
1351.991
49
27.592
Within Groups
1723.467
53
32.518
Total
4799.221
103
Linearity
F
.848
.719
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
118
Lampiran 7
Uji Hipotesis
Correlations
Smartphone
Spearman's rho
Smartphone
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (1-tailed)
-.585
**
.
.000
104
104
**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
104
104
N
Komunikasi
Komunikasi
Correlation Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
-.585
Download