Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA Tri Djoko Santosa Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini merupakan penelitian survey. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 2120 mahasiswa, sampel diambil secara proporsional sebesar 10% dari tiap program studi di STMIK Duta Bangsa Surakarta sehingga sampel yang diambil adalah 212 mahasiswa. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian lingkungan keluarga, mayoritas responden mempunyai penilaian lingkungan keluarga mendukung. Penilaian variabel pendidikan kewirausahaan, mayoritas responden mempunyai penilaian baik. Penilaian variabel ekspektasi pendapatan, mayoritas responden mempunyai penilaian tinggi. Penilaian variabel kebebasan dalam bekerja, mayoritas responden mempunyai penilaian rendah. Penilaian untuk variabel minat berwirausaha, mayoritas responden mempunyai penilaian rendah. Lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan variabel lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja akan berdampak pada peningkatan minat kewirausahaan mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Faktor lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta baik secara parsial maupun simultan. Kata Kunci : minat berwirausaha, lingkungan keluarga, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja 17 pendidikan kewirausahaan, Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 usaha mahasiswa. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa yang mendorong mahasiswa untuk menjadi wirausaha-wan. Faktor tersebut seperti motivasi dalam diri mahasiswa untuk menjadi wirausahawan. Adapun faktor ekternal yang merupakan faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa yang dapat mendorong mahasiswa menjadi wira-usahawan. Faktor yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa, di antaranya adalah faktor lingkungan keluarga, faktor pendidikan kewira-usahaan, ekspektasi pendapatan, dan persepsi tentang kebebasan dalam bekerja apabila menjadi wirausahawan. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha pula (Suhartini, 2011). Penelitian yang dilakukan Suhartini (2011) menyimpul-kan bahwa lingkungan keluarga berpe-ngaruh terhadap minat berwirausaha. Semakin kondusif lingkungan keluarga di sekitarnya, semakin mendorong seseorang untuk menjadi wirausahawan. Apabila lingkungan keluarga mendu-kung, seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausahawan dibandingkan jika tidak memiliki dukungan dari lingkungan keluarga. Menurut Lee (1997) dalam Utaminingtyas (2011) yang mengkaji perempuan wirausaha menemukan bahwa perempuan berpendidikan universitas mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi untuk menjadi wirausaha. Penelitian yang dilakukan Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Jadi, seseorang yang mendapatkan pendidikan kewirausahaan, akan semakin memahami keuntungan menjadi seorang wirausaha dan semakin tertarik untuk menjadi wirausahawan. Dengan demikian, dapat dikatakan terdapat pengaruh pendidikan kewira-usahaan terhadap minat berwirausaha. Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang I. PENDAHULUAN Ketenagakerjaan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang sulit diatasi. Hal ini dikarenakan tidak imbangnya jumlah lulusan dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia. Kondisi ini menimbulkan persaingan yang ketat dalam upaya mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 125,3 juta orang yang berarti bahwa ketersediaan tenaga kerja di Indonesia tinggi. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 5,70 persen. Dalam hubungannya dengan kualitas sumber daya manusia, pendidikan dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalah tenaga kerja Indonesia melalui pendidikan. Pendidikan yang baik diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang baik pula. Namun, kenyataannya saat ini, pendidikan juga dianggap berkaitan erat dengan pengangguran, khususnya pengangguran tenaga kerja terdidik. Terlihat dari jumlah penduduk bekerja dengan pendidikan Universitas hanya sebanyak 8,8 juta orang. (BPS, 2014). Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan, solusi yang dianggap terbaik, yaitu wirausaha. Pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, selain dituntut memberikan bekal akademis bagi mahasiswa, juga dituntut memberikan bekal kewirausahaan pada mahasiswanya. Melihat tuntutan ini, tidak heran apabila kuliah kewirausa-haan memegang peran penting dalam upaya menciptakan bakat wirausaha dalam diri mahasiswa. Mahasiswa diajak meningkatkan minatnya menjadi wirausaawan sehingga mahasiswa tidak terlalu bergantung pada lapangan pekerjaan yang ada. Melihat pentingnya materi kewirausahaan dalam mendidik mahasiswa untuk belajar menjadi wirausahawan dan tidak bergantung pada lapangan pekerjaan yang ada, pihak perguruan tinggi harus selalu melaksanakan perkuliahan kewirausaha-an dengan baik. Hal ini dilakukan agar menciptakan minat mahasiswa untuk berwirausaha. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap minat berwira- 18 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 menimbulkan minatnya untuk berwirausaha (Suhartini, 2011). Penelitian yang dilakukan Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Seseorang akan tertarik menjadi wirausaha karena pendapatan yang diperolehnya jika sukses melebihi karyawan. Seseorang dengan harapan pendapatan yang lebih tinggi daripada bekerja menjadi karyawan menjadi daya tarik untuk menjadi wirausaha. Berdasarkan hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% orang yang meninggalkan pekerjaan di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa entrepre-neur menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataan-nya, banyak entrepreneur tidak meng-utamakan fleksibilitas di satu sisi saja. Akan tetapi, mereka menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri, dan mengatur jadwal sendiri (Hendro, 2005). bagi dirinya. Santoso (1939) dalam Fu’ady (2009) menegaskan minat berwira-usaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan risiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagal-an yang dialami. Berdasarkan uraian minat dan wirausaha di atas, minat berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian meng-organisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Menurut Bhandari (2006), minat berwirausaha dapat diukur dengan hal-hal berikut. a. Prestis sosial, suatu rasa peng-hargaan tersendiri yang dirasakan seseorang bila melakukan salah satunya dengan berwirausaha un-tuk dilihat di masyarakat ataupun diakui oleh lingkungan sehingga menaikkan derajatnya. b. Tantangan pribadi, suatu tantangan untuk diri sendiri yang membuat seseorang ingin membuktikan apakah dia mampu atau tidak melakukan suatu hal yang mungkin belum pernah dilakukan sehingga memicu dirinya untuk belajar dan mencoba. c. Menjadi bos, keinginan untuk menjadi bos suatu saat nanti atau mendirikan usaha sendiri. d. Inovasi, menciptakan sesuatu yang baru ataupun mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda dari yang lainnya. e. Kepemimpinan, proses mempe-ngaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. f. Fleksibilitas, kelonggaran saat memiliki suatu usaha sendiri seperti dari jam kerja yang bisa diatur sendiri. g. Keuntungan, laba yang diperoleh dari usaha yang dibukanya sendiri. 2. Lingkungan Keluarga B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini adalah: Apakah faktor lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh faktor lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Minat Berwirausaha Minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat 19 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 Lingkungan keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Keluarga merupakan peletak dasar bagi tumbuh dan berkembangnya anak, di sinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu unsur kepri-badian adalah minat. Minat berwi-rausaha terbentuk apabila keluarga memberi pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha di bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha pula (Suhartini, 2011). Dari hasil penelitiannya, Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Semakin kondusif lingkungan keluarga di sekitarnya, semakin mendorong seseorang untuk menjadi wirausahawan. Apabila lingkungan keluarga mendukung, seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausahawan dibandingkan jika tidak memiliki dukungan dari lingkungan keluarga. 3. Pendidikan Kewirausahaan Menurut Hisrich dan Peters (2002) dalam Bell (2008), pendidikan kewirausahaan tradisional memfo-kuskan pada penyusunan rencana bisnis, bagaimana mendapatkan pembiayaan, proses pengembangan usaha dan manajemen usaha kecil. Pendidikan tersebut juga memberikan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip kewirausahaan dan keterampilan teknis bagaimana menjalankan bisnis. Namun, peserta didik yang menge-tahui prinsip-prinsip kewirausahaan dan pengelolaan bisnis tersebut belum tentu menjadi wirausaha yang sukses. Mata kuliah kewirausahaan perlu dirancang secara khusus untuk dapat mengembangkan karakteristik kewi- rausahaan, seperti kreativitas, pengambilan keputusan, kepemimpinan, jejaring sosial, manajemen waktu, dan kerja sama tim. Oleh sebab itu, dibutuhkan perubahan sistem pendi-dikan kewirausahaan yang tadinya difokuskan pada orientasi pengen-dalian fungsional, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan operasi (Meyer dalam Bell, 2008) untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan pada peserta didik. Ciputra (2007) membagi wirausa-ha menjadi 4 kelompok yang dimodifikasi urutannya sehingga dapat dihimpun dalam akronim BAGS, yaitu: a. Business Entrepreneur, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu owner entrepreneur (pencipta dan pemi-lik bisnis) dan professional entrepreneur (orang yang memiliki daya wirausaha, namun memprak-tikkan di perusahaan milik orang lain). b. Academic Entrepreneur: akademisi yang mengajar atau mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan mulia pendidikan. c. Government entrepreneur: seseo-rang atau sekelompok orang yang memimpin dan mengelola lembaga negara atau instansi pemerintahan dengan jiwa dan kecakapan wirausaha. d. Social Entrepreneur: para pendiri dan pengelola organisasi sosial yang berhasil menghimpun dana masyarakat untuk melaksanakan tugas-tugas sosial. Sebenarnya tujuan pembelajaran kewirausahaan adalah bagaimana mentransformasikan jiwa, sikap dan perilaku wirausaha dari kelompok business entrepreneur yang dapat menjadi bahan dasar guna merambah lingkungan entrepreneur lainnya, yakni academic, government dan social entrepreneur. Desain pembela-jaran yang diberikan berorientasi atau diarahkan untuk menghasilkan business entrepreneur terutama yang menjadi owner entrepreneur atau calon wirausaha mandiri yang mampu mendirikan, memiliki dan mengelola perusahaan serta dapat 20 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 memasuki dunia bisnis dan dunia industri secara profesional. Oleh karena itu, pola dasar pembelajaran harus sistemik, yang di dalamnya memuat aspek-aspek teori, praktik, dan implementasi. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran hendaknya disertai oleh operasionalisasi pendi-dikan yang relatif utuh menyeluruh, seperti pelatihan, bimbingan, pembi-naan, dan konsultasi. Pembelajaran kewirausahaan diawali dengan persi-apan serta pengadaan materi pembe-lajaran teori, praktik, dan implemen-tasi. Berdasarkan teori karir kognitif sosial, minat karir dibentuk melalui pengalaman langsung atau berkesan yang menyediakan peluang bagi individu untuk berlatih, menerima umpan balik dan mengembangkan keterampilan yang mengarahkan efikasi personal dan harapan dari hasil yang memuaskan (Lent, Brown dan Hackett dalam Farzier dan Niehm, 2008). Kram (1983) dan Shapero dan Sokol (1982) sebagaimana dikutip Farzier dan Niehm (2008) menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan mempengaruhi persepsi orang terhadap karir kewirausahaan, dengan menyediakan kesempatan untuk mensimulasikan memulai usaha dan dengan mengamati seorang role model. Artinya, pendidikan kewirausahaan tidak cukup diadakan di kelas dalam bentuk perkuliahan, melainkan harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merasakan langsung bagaimana sulitnya memulai suatu usaha, menjalankan, dan juga memperoleh kesempatan untuk mengamati seorang role model, yaitu wirausaha yang telah menjalankan usahanya dalam bentuk pemagangan. Menurut Adi (2002) dalam Suhartini, pendidikan, pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal dasar yang digunakan untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di perkuliahan terutama dalam mata kuliah praktik. Apabila pendidikan memadai, seseorang akan siap untuk menjadi seorang wirausaha dan memimpin anak buahnya. Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen atau ekonomi dipercaya akan mempengaruhi keinginan dan minatnya untuk memulai usaha baru di masa mendatang. Sinha (1996) dalam Widaryanti (2013) melakukan studi di India dan membuktikan bahwa latar belakang pendidikan menjadi salah satu penentu penting intensi kewirausahaan dan kesuksesan usaha yang dijalankan. Adapun penelitian Lee (1997) dalam Utaminingtyas (2011) yang mengkaji perempuan wirausaha menemukan bahwa perempuan berpendidikan universitas mempunyai kebutuhan akan prestasi tinggi untuk menjadi wirausaha. Penelitian Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Jadi, seseorang yang mendapatkan pendidikan kewirausahaan, semakin memahami keuntungan menjadi seorang wirausaha dan semakin tertarik untuk menjadi seorang wirausaha. Dengan demikian, dapat dikatakan terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. 4. Ekspektasi Pendapatan Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha (Suhartini, 2011). Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima perusaha-an dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Ekspektasi akan pengha-silan yang lebih baik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi wirausaha-wan atau tidak. Jika seseorang berharap mendapatkan pendapatan lebih tinggi dengan menjadi wirausahawan, ia akan 21 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 semakin terdorong menjadi wirausahawan. Penelitian Suhartini (2011) menyim-pulkan bahwa pendapatan berpe-ngaruh terhadap minat berwirausaha. Seseorang akan tertarik untuk men-jadi wirausaha karena pendapatan yang diperolehnya jika sukses mele-bihi karyawan. Seseorang dengan harapan pendapatan yang lebih tinggi daripada bekerja menjadi karyawan menjadi daya tarik untuk menjadi wirausaha. 5. Kebebasan Dalam Bekerja Hasil survey dalam bisnis berskala kecil pada tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% orang yang meninggalkan pekerjaannya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa entre-preneur menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan peri-laku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya, banyak seorang entrepreneur tidak mengutamakan fleksibiltas di satu sisi saja. Akan tetapi, mereka menghargai kebebasan dalam karir kewirausa-haan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri (Hendro, 2005). Kebebasan dalam bekerja adalah nilai lebih bagi seorang entrepreneur. Pada dasarnya, orang yang mem-punyai jiwa kepemimpinan ataupun orang yang memiliki inisiatif, akan lebih tertantang untuk melakukan suatu pekerjaan yang membebaskan segala inovasi dan kreativitasnya. Kebebasan dalam bekerja merupakan sebuah model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan tidak berkomitmen untuk majikan pada jangka panjang tertentu. Berangkat kerja tanpa terikat pada aturan atau jam kerja formal, atau berbisnis jarang-jarang tetapi sekali mendapat untung, untungnya cukup untuk dinikmati berbulan-bulan atau cukup untuk sekian minggu ke depan (Raymond Kao & Russell Knight, 1987). E. Hipotesis Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1 : H2 : H3 : H4 : H5 : Diduga faktor lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Diduga faktor pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Diduga faktor ekspektasi penda-patan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Diduga faktor kebebasan dalam bekerja berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Diduga faktor lingkungan keluarga, pendidikan kewirausa-haan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja berpe-ngaruh terhadap minat berwira-usaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. III. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta Tahun Akademik 2015/2016 yang berjumlah 2120 mahasiswa, terdiri atas mahasiswa program studi sistem informasi 1107 mahasiswa, mahasiswa program studi teknik informatika 836 mahasiswa, mahasiswa program studi teknik komputer 68 mahasiswa, dan mahasiswa program studi manajemen informatika berjumlah 109 mahasiswa. Teknik sampling penelitian ini menggu-nakan proporsional sampling sebesar 10%, sehingga sampel yang diambil sebanyak 212 responden. Teknik analisis penelitan ini menggunakan teknik anali-sis kuantitatif dengan uji regresi linier berganda, uji t, uji F dan uji koefisien determinasi yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil deskripsi penilaian responden terkait dengan variabel dalam penelitian ini diketahui bahwa dalam penilaian lingkungan keluarga, mayoritas respon-den, yaitu 96 responden (45,28%) dari total responden mempunyai penilaian terhadap lingkungan keluarga yang mendukung. Penilaian terhadap 22 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 Coefficientsa pendi-dikan kewirausahaan, mayoritas responden, yaitu 146 responden (68,87%) dari total responden mempunyai penilaian terhadap pendidikan kewirausahaan cukup baik. Penilaian terhadap variabel ekspektasi pendapatan, 80 responden (38,68%) dari total responden mempu-nyai penilaian terhadap ekspektasi pendapatan tinggi. Penilaian terhadap kebebasan dalam bekerja mayoritas responden, yaitu 82 responden (38,68%) dari total responden mempunyai peni-laian terhadap kebebasan dalam bekerja rendah dan penilaian variabel minat kewirausahaan, mayoritas responden, yaitu 107 responden (50,47%) dari total responden mempunyai penilaian terha-dap minat berwirausaha sedang. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut: Standard -ized Unstandardize Coeffici d Coefficients -ents Model Standard -ized Unstandardize Coeffici d Coefficients -ents B Std. Error 1 (Consta -9.939 1.259 nt) Beta t Std. Error 1 (Consta -9.939 1.259 nt) Coefficientsa Model B Sig. .000 7.893 Lingkun gan Keluarg a .392 .086 .250 4.568 .000 Pendidi kan Kewira usahaan .310 .050 .202 6.180 .000 Ekspekt asi Pendapa tan .389 .060 .365 6.467 .000 Kebeba san dalam Bekerja .367 .099 .273 3.695 .000 23 Beta t Sig. .000 7.893 Lingkun gan Keluarg a .392 .086 .250 4.568 .000 Pendidi kan Kewira usahaan .310 .050 .202 6.180 .000 Ekspekt asi Pendapa tan .389 .060 .365 6.467 .000 Kebeba san .367 .099 .273 3.695 .000 dalam Bekerja a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha Sumber: Data Primer yang Diolah Hasil uji regresi linier berganda dalam penelitian ini diperoleh nilai (konstan) = 9,939, bernilai negatif. Artinya, apabila tidak terdapat variabel independen yang terdiri atas lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja, minat berwirausaha yang ada pada mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta akan menurun. Nilai koefisien untuk variabel lingkungan keluarga diperoleh nilai 1 = 0,392, bernilai positif. Artinya, lingkungan keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap ninat berwirausaha. Apabila terdapat peningkatan lingkungan keluarga, sedangkan variabel lain dianggap konstan, dapat berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 Nilai koefisien untuk variabel pendidikan kewirausahaan diperoleh nilai 2 = 0,310, bernilai positif artinya pendidikan kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap minat berwi-rausaha. Apabila terdapat peningkatan pendidikan kewirausahaan, sedangkan variabel lain dianggap konstan, dapat berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Nilai koefisien untuk variabel ekspektasi pendapatan diperoleh nilai 3 = 0,389, bernilai positif. Artinya, ekspektasi pendapatan mempunyai pengaruh positif terhadap ninat berwirausaha. Apabila terdapat peningkatan ekspektasi pendapatan, sedangkan variabel lain dianggap konstan, dapat berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Nilai koefisien untuk variabel kebebasan dalam bekerja diperoleh nilai 4 = 0,367, bernilai positif. Artinya, kebebasan dalam bekerja mempunyai pengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Apabila terdapat peningkatan persepsi kebebasan dalam bekerja, sedangkan variabel lain dianggap konstan, dapat berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Hasil uji hipotesis secara parsial dengan uji t, diketahui nilai t hitung > t tabel, Artinya, ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta diperoleh nilai t hitung > t tabel (4,568 > 1,645) dengan p-value < 0,05, berarti Ho ditolak. Artinya, lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Dengan demikian, hipotesis 1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ”Diduga lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta” terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap minat berwirausaha yang ada pada mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin tinggi dukungan lingkungan keluarga dalam mendukung anak untuk berwirausaha akan dapat meningkatkan minat berwirausaha. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta perlu mendapatkan dukungan dari pihak keluarga. Upaya ini dapat dilakukan dengan memberikan pembelajaran sedikit demi sedikit tentang kebiasaan untuk berwirausaha atau mengajak anak dalam bisnis keluarga. Untuk pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta diperoleh nilai t hitung > t tabel (6,180 > 1,645) dengan p-value < 0,05, berarti Ho ditolak. Artinya, pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Dengan demikian, hipotesis 2 penelitian ini yang menyatakan bahwa ”Diduga pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta” terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Dengan demikian, semakin tinggi pendidikan kewirausahaan mahasiswa akan meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa tersebut. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta perlu meningkatkan kualitas perkuliahan kewirausahaan. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengajak mahasiswa melihat bentukbentuk kewirausahaan yang ada di masyarakat sekitar dan mengajak mahasiswa menggali gagasan atau ide bisnis sederhana dan dibahas di dalam perkuliahan sehingga dapat diketahui bahwa rencana bisnis tersebut mempunyai potensi untuk dapat direalisasikan. Untuk pengaruh ekspektasi penda-patan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta diperoleh nilai t hitung > t tabel (6,467 > 1,645) dengan p-value < 0,05, berarti Ho ditolak. Artinya, ekspektasi pendapatan berpengaruh signifikan terhadap 24 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Dengan demikian, hipotesis 3 penelitian ini yang menyatakan bahwa ”Diduga ekspektasi pendapatan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta” terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspektasi pendapatan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa semakin tinggi tingkat ekspektasi pendapatan mahasiswa dapat meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa, karena dirasa bahwa dengan berwirausaha akan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta perlu meningkatkan kesadaran dalam diri mahasiswa akan kelebihan berwirausaha dibandingkan dengan bekerja sebagai karyawan/pegawai. Dengan berwirausaha, akan meningkatkan potensi dalam diri, dituntut untuk selalu berpikir kreatif, tekun, ulet, dan bertanggung jawab. Berwirausaha lebih berpotensi untuk menghasilkan pendapatan lebih besar. Untuk pengaruh kebebasan dalam bekerja terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta diperoleh nilai t hitung > t tabel (3,695 > 1,645) dengan p-value < 0,05, berarti Ho ditolak. Artinya, kebebasan dalam bekerja berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Dengan demikian, hipotesis 4 penelitian ini yang menyatakan bahwa ”Diduga kebebasan dalam bekerja berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha yang ada pada mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta” terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kebebasan dalam bekerja meru-pakan salah satu faktor yang berpenga-ruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa semakin tinggi persepsi mahasiswa tentang kebebasan dalam bekerja akan dapat meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa, karena seorang wirausaha dituntut tidak hanya bekerja keras tetapi juga dituntut bekerja cerdas. Wirausaha tidak harus bekerja fulltime tetapi bekerja sesuai dengan tuntutan target. Pengaruh lingkungan keluarga, pendi-dikan kewirausahaan, ekspektasi penda-patan, dan kebebasan dalam bekerja terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta yang dilakukan dengan uji F (Anova) diperoleh hasil seperti pada tabel di bawah ini. ANOVAb Model Sum of Squares 1 Regres 2811.66 -sion 1 Residu 643.259 al Mean Square df 4 F Sig. 702.91 226.19 .000a 5 7 207 3.108 Total 3454.92 211 0 a. Predictors: (Constant), Kebebasan dalam Bekerja, Pendidikan Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga, Ekspektasi Pendapatan b. Dependent Variable: Minat Berwirausaha Dari hasil uji hipotesis secara simultan dengan uji F dapat diketahui bahwa nilai F hitung > F tabel yaitu 226,197 > 2,37 dengan pvalue < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, lingkungan keluarga, pendidikan kewira-usahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. Dengan demikian, hipotesis 5 yang menyatakan ”Diduga lingkungan keluarga, pendi-dikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja berpengaruh terhadap minat berwira-usaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta” terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan keluarga, pendidikan kewira-usahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta. 25 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini. kelebihan berwirausaha dibandingkan dengan bekerja sebagai karyawan/ pegawai. Dengan berwirausaha, akan meningkatkan potensi diri, dituntut untuk selalu berpikir kreatif, tekun, ulet dan bertanggung jawab. Berwirausaha berpotensi menghasilkan pendapatan lebih besar. Seorang wirausahawan dituntut tidak hanya bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas. Wirausaha tidak harus bekerja fulltime, tetapi bekerja sesuai dengan tuntutan target. I. Referensi Bell, Joseph R. 2008. ”Utilization of Problem Based-Learning in an Entrepreneurship Business Planning Course, New England.” Journal of Entrepreneurship, Spring 2008, pp: 53 Bhandhari, Narendra C. 2006. “Intention For Entrepreneurship Among Students In India.” Journal Entrepreneurship, Vol. 15, No. 2, pp: 169-171 Ciputra. 2007. Pendidikan Kewirausa-haan Untuk Menyelesaikan Masalah Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia. Jakarta Farzier Barbara and Linda S Niehm. 2008. “FCS Students' attitudes and intentions toward entrepreneurial careers.” Journal of Family and Consumer Sciences, Vol. 100,No. 2, April 2008, pp: 17. Fu’adi, Isky Fadli, Budiarso Eko, dan Murdani. 2009. “Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2008/2009.” Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang, Volume 9, Nomor 2, Desember 2009, pp: 92-98. Ghozali, Imam. 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hendro. 2005. How To Become A Smart Entrepreneur And To Start New Business. Yogyakarta: Andi Offset. Kao, Raymond Russel M. Knight. 1987. Entrepreneurship and New Venture Management. Prentice-Hall Canada. Scarborough, Ontario Model Summary Model R Adjuste Std. Error R dR of the Square Square Estimate 1 .902a .814 .810 1.763 a. Predictors: (Constant), Kebebasan dalam Bekerja, Pendidikan Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga, Ekspektasi Pendapatan Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini sebesar 0,810. Jadi, dapat diartikan bahwa variasi variabel independen yang terdiri atas lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan dan kebebasan dalam bekerja mempunyai kontribusi pengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta sebesar 81%, sedangkan sisanya sebesar 19% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan variabel independen untuk memprediksi variabel dependen dalam penelitian ini sudah tepat, mengingat hasil nilai koefisien determinasi yang ada relatif besar. V. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan, yaitu faktor lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, ekspektasi pendapatan, dan kebebasan dalam bekerja merupakan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa STMIK Duta Bangsa Surakarta baik secara parsial maupun simultan. Dari kesimpulan penelitian ini, saran yang direkomendasi-kan terkait dengan pembahasan masalah dalam penelitian ini, antara lain perlu mendapatkan dukungan dari pihak keluarga untuk dapat meningkatkan minat berwirausaha. Perlu meningkatkan kesadaran dalam diri mahasiswa akan 26 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Juni Tahun 2016 Santoso, Singgih. 2002. Statistik dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Computindo Suhartini, Yati. 2001. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam berwiraswasta (Studi Pada Mahasiswa Univer-sitas PGRI Yogyakarta).” Jurnal Akmenika UPY, Volume 7, tahun 2011, pp: 38-59. Suryana. 2008. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat. Utaminingtyas, T. Hesti, Usman, Osly dan Suherman, 2011, ”Pengaruh SelfEmployed Parents, Latar Belakang Pendidikan, Self-Efficacy, Pengalaman Kerja dan Akses Modal terhadap Keinginan Berwirausaha.” Jurnal Econo-Sains, Vol. IX, No.1, pp: 62-72. Widaryanti. 2013. “Intensi Kewirausa-haan Mahasiswa (Studi Kasus pada PTS X di Semarang.” Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10, No.2 Oktober 2013, pp: 115-125 27