Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil HUBUNGAN UMUR DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Irvina Susanti*, Hj. Nur Lathifah1, Mohammad Basit2 1 AKBID SARI MULIA BANJARMASIN 2 STIKES SARI MULIA BANJARMASIN *Korespondensi Penulis. Telepon:082251031825, E-mail; [email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia sekitar 48%, di Kalimantan Selatan 10.9%, Kota Banjarmasin pada tahun 2012 yaitu 20% dan Puskesmas Pekauman pada tahun 2015 yaitu 15,36%. Tujuan : penelitian ini untuk Menganalisis hubungan umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas Pekauman Banjarmasin. Metode : adalah penelitian analitik dengan populasi seluruh ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Pekauman Banjarmasin selama 1 bulan yaitu 215 pada bulan Januari tahun 2016, metode pengambilan sampel menggunkan teknik Accidental sampling, dengan sampel sebanyak 30 orang, hasil data yang didapat akan dianalisis univariat dan bivariat dengan uji analisis Spearman Rank. Hasil : Menunjukan dari 30 ibu hamil 25 diantaranya mengalami Anemia ( 83,3%) dan ibu hamil yang banyak mengalami anemia pada usia 20-35 tahun sebanyak 21 orang (70%). Dengan analisis uji Spearman Rank didapatkan p 0,001<0,05 dengan Correlation Coefficient 0,597 Simpulan : Ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan kejadian anemia < 20 tahun cenderung lebih banyak dari pada usia 20-35 tahun dan > 35 tahun. Kata Kunci: Umur, Anemia pada Ibu Hamil 1 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil PENDAHULUAN dekompensasi kordis. Hipoksia anemia menyebabkan akibat Pembangunan kesehatan di Indonesia dapat syok dan dewasa ini masih diwarnai oleh rawannya kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro, derajat kesehatan ibu dan anak, terutama 2007). pada kelompok yang paling rentan yaitu ibu Secara umum ada tiga penyebab anemia hamil serta pada bayi perinatal yang ditandai defisiensi zat besi yaitu kehilangan darah dengan masih tingginya Angka Kematian secara kronis, asupan zat besi yang tidak Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) cukup dan penyerapan yang tidak adekuat (Ambarwati, 2009). dan peningkatan kebutuhan zat besi untuk Anemia merupakan salah satu faktor pembentukan sel darah merah yang lazim resiko yang dapat memperburuk keadaan berlangung pada masa pertumbuhan bayi, ibu, karena anemia dalam kehamilan masa pubertas, masa kehamilan dan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, menyusui sedangkan faktor-faktor baik dalam kehamilan, persalinan, maupun predisposisi yang dianggap berperan dalam nifas dan masa selanjutnya. Penyulit menyebabkan anemia adalah pendidikan, penyulit yang dapat timbul akibat anemia umur ibu, paritas dan jarak kehamilan adalah : keguguran (abortus), kelahiran (Amiruddin 2012). prematurs, persalinan yang lama akibat Salah satu faktor penyebab anemia pada kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi ibu hamil adalah umur ibu dikarekan faktor (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan umur merupakan faktor risiko kejadian karena tidak adanya kontraksi otot rahim anemia pada ibu hamil. Umur seorang ibu (atonia uteri), syok, infeksi baik saat bersalin berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. maupun pasca bersalin serta anemia yang Umur reproduksi yang sehat dan aman berat (<4 gr%) dapat menyebabkan 2 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia berkembang daripada negara yang sudah < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat maju. Tiga puluh enam persen (atau sekitar menyebabkan pada 1400 juta orang) dari perkiraan populasi kehamilan diusia < 20 terlalu muda tidak 3800 juta orang di negara yang sedang atau belum siap untuk memperhatikan berkembang menderita anemia jenis ini, lingkungan untuk sedangkan prevalensi di negara maju hanya pertumbuhan janin. Disamping itu akan sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) terjadi kompetisi makanan antar janin dan dari perkiraan populasi 1200 juta orang ibunya (Arisman. 2013). anemia yang sendiri pertumbuhan karena diperlukan yang adanya dalam pertumbuhan Prevalensi anemia di Indonesia masih hormonal yang terjadi selama kehamilan. cukup tinggi. Anemia menduduki urutan Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait keempat dalam sepuluh besar penyakit di dengan kemunduran dan penurunan daya Indonesia. Adapun dalam dua pulah lima tahan tubuh serta berbagai penyakit yang besar sering menimpa diusia ini (Amirruddin, perempuan anemia juga berada di urutan 2007). keempat Health dan masih Organization (WHO) penyakit yang (Depkes, banyak 2012). diderita Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil tahun yang mengalami defisiensi besi sekitar 35- prevalensi 75%, serta semakin meningkat seiring produktif dengan usia 17-45 tahun sebesar dengan kehamilan. 39,5%, dan data dari survei yang dilakukan Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung oleh Fakultas Kedokteran di beberapa berlangsung di negara yang sedang Universitas di Indonesia pada tahun 2012 pertambahan usia 2012, mengemukakan anemia pada wanita bahwa usia 3 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil menemukan 40% wanita usia produktif ia, setelah puskesmas alalak selatan dan mengalami anemia. alalak tengah. Puskesamas kelayan timur Menurut laporan hasil Riset Kesehatan mengalami peningkatan dari tahun 2010- Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007 2012 yaitu dari 17,93%, meningkat menjadi menjabarkan prevalensi anemia dari 33 24,68% dan 20,67%. Pada tahun 2012 provinsi yang diketahui bahwa sebanyak 20 puskesmas kelayan timur sebagai 3 tertinggi provinsi memiliki angka prevalensi anemia kasus anemia setelah puskesmas sei mesa yang lebih besar daripada angka rata-rata 36,69% dan puskesmas sungai bilu 23,53%. Indonesia, salah satunya adalah di pulau Laporan tahunan Dinas Kesehatan kota Kalimantan yaitu Kalimantan Barat 11.9%, Banjarmasin pada tahun 2014 menunjukkan Kalimantan Tengah 12.7%, Kalimantan bahwa kasus anemia tertinggi Selatan 10.9%, dan Kalimantan Timur hamil adalah di puskesmas Pekauman 13.9%. Di kota Banjarmasin pada tahun Banjarmasin berjumlah (15,36%) dan pada 2012 cakupan gizi ibu hamil yang mendapat tahun 2015 dari bulan Januari-November tablet tambah darah 88,2%. didapatkan 107 kasus Di Kota Banjarmasin dari data laporan hamil ( Laporan Tahunan Dinas Kesehatan tahunan dinas kesehatan dikatakan suatu Kota Banjarmasin 2015). Dari data laporan masalah, bila kejadian anemia diatas 20% tahunan, anemia pada ibu hamil di Dinas (Profil Dinkes Kota Banjarmasin, 2012). Kesehatan Kota Banjarmasin dari 2014 pada ibu anemia pada ibu Banjarmasin terdiri 5 kecamatan dan 26 hingga tahun 2015 mengalami penurunan, puskesmas. Dari 26 Puskesmas di Kota tetapi penurunan tidak begitu signifikan Banjarmasin, Puskesmas Kelayan Timur karena masalah Anemia pada ibu hamil menempati 3 tertinggi kasus kejadian anem masih terjadi. Dari 215 ibu hamil 42 (19,5%) 4 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil diantara mengalami anemia dan dari 42 ibu Populasi adalah keseluruhan objek atau hamil 15 orang (14,3%) ibu hamil yang subyek umur < 20 tahun, 17 orang (12,6%) ibu Populasi dalam penelitian ini adalah semua hamil yang umur > 35 tahun dan 10 orang ibu hamil yang berkunjung dipuskesmas (21,5%) ibu hamil umur 20-35 tahun. Pekauman berdasarkan data pada bulan BAHAN DAN METODE Pada penelitian ini metode yang analitik melalui pendekatan cross sectional, ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). tiap (Arikunto, 2010 ). sebelumnya yaitu bulan Januari 2016 jumlah digunakan yaitu metode penelitian survei Artinya, penelitian subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. Desain ini dapat mengetahui dengan jelas mana yang jadi pemajan dan outcome, serta ibu hamil dalam satu bulan adalah 215 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Yang diambil dalam penelitian ini dalah sampel minimal yaitu 30 orang ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas Pekauman Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara accidental sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoadmodjo, 2011). HASIL Penelitian menganalisis ini dilakukan Hubungan Umur untuk dengan Kejadian Anemia pada ibu Hamil di jelas kaitannya hubungan sebab akibatnya. (Taufiqurrohman, 2010). Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 5 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil dari tanggal 25 April 2016 sampai 11 Mei yaitu berjumlah 25 orang (83,3%) dan tidak 2016 didapatkan sebanyak 30 sampel ibu anemia sebanyak 5 orang (16,7%). hamil yang tersaji dalam tabel berikut: 1. Analisis Univariat 2. Tabel 4.5 : Distribusi frekuensi umur ibu hamil di puskesmas Pekauman Banjarmasin No 1 2 3 Kelompok Umur Frekuensi Persentasi < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 3 21 6 10% 70% 20% Jumlah 30 100% Analisis Bivariat Tabel 4.7 : Tabel silang Hubungan Umur ibu hamil dengan kejadian Anemia di Puskesmas Pekauman Banjarmasin No Klasifi kasi Umur Kejadian Anemia Anemia Uji Statistik Tidak Anemia Total F 3 % 100 % F 0 % 0% F 3 % 100% 20-35 tahun 2 95,2 % 1 4,8 % 21 100% > 35 tahun 2 33,3 % 4 66,7 % 6 100% 1 < 20 tahun Berdasarkan tabel diatas menunjukkan 2 bahwa usia ibu hamil yang paling banyak 3 Spearm an Rho nilai p=0.001 <0,05 dengan Correlat ion Coeffici ent 0,597 adalah kategori usia 20-35 tahun yaitu 21 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui orang responden (70%) kategori usia < 35 dari 30 ibu hamil 25 diantaranya mengalami tahun yaitu 6 responden (20%) dan kategori Anemia (83,3%) dan 5 ibu hamil yang tidak usia < 20 tahun yaitu 3 responden (10%). mengalami Anemia (16,7%). Dari 25 ibu Tabel 4.6 : Distribusi frekuensi ibu kejadian anemia di puskesmas Pekauman Banjarmasin hamil yang mengalami anemia untuk kategorikan umur ibu < 20 tahun yaitu No 1 2 Kejadian Anemia Frekuensi Persentasi Anemia Tidak Anemia 25 5 83,3% 16,7% Jumlah 30 100% sebanyak 3 orang responden (100%) umur 20-35 tahun sebanyak 20 orang responden (95,2%) umur > 35 tahun sebanyak 2 orang Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden (33,3%) Dan untuk 5 orang ibu ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak hamil yang tidak mengalami anemia untuk kategori umur < 20 tahun sebanyak 0 orang 6 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil (tidak ada) umur 20-35 tahun sebanyak 1 kategori usia < 35 tahun yaitu 6 responden orang (4,8%) umur > 35 tahun sebanyak 4 (20%) dan kategori usia < 20 tahun yaitu 3 orang (66,7%). responden (10%). Umur yang aman untuk Berdasarkan analisa data menggunakan hamil Menurut para ahli, usia dan fisik uji Spearman Rank diperoleh nilai p= 0,001 wanita karena p<0,05 (0,001<0,05) maka dapat kehamilan pertama, pada kesehatan janin dinyatakan ada hubungan Umur dengan dan proses persalinan. Anemia pada ibu hamil di Puskesmas Organisation (WHO) Pekauman Banjarmasin. Untuk hasil nilai rekomendasi sebagaimana disampaikan Seno Correlation Coefficient sendiri didapatkan Adjie ahli kebidanan dan kandungan dari 0,597 yang artinya hubungan Umur dengan RSUPN Cipto Mangunkusumo, “Sampai Anemia ibu hamil sedang. sekarang, rekomendasi WHO untuk usia PEMBAHASAN di berpengaruh terhadap proses World Health memberikan yang dianggap paling aman menjalani Berdasarkan penelitian yang dilakukan kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga puskesmas 30 Pekauman Banjarmasin tahun. Tapi mengingat kemajuan mengenai hubungan umur dengan kejadian teknologi saat ini, sampai usia 35 tahun anemia pada ibu hamil yang berjumlah 30 masih boleh untuk hamil. Umur reproduksi orang, yaitu sebagai berikut : yang sehat dan aman adalah umur 20-35 1. Umur ibu hamil Berdasarkan tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan hasil penelitian diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia menunjukkan bahwa usia ibu hamil yang karena pada kehamilan diusia < 20 terlalu paling banyak adalah kategori usia 20-35 muda tahun yaitu 21 orang responden (70%) memperhatikan lingkungan yang diperlukan tidak atau belum siap untuk 7 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil untuk pertumbuhan janin. Disamping itu Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat akan terjadi kompetisi makanan antar janin merugikan dan ibunya sendiri yang masih dalam pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan karena belum matangnya alat reproduksi hormonal yang terjadi selama kehamilan. untuk hamil. Penyulit pada kehamilan Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait remaja dengan kemunduran dan penurunan daya dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat tahan tubuh serta berbagai penyakit yang antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut akan sering menimpa diusia ini (Amirruddin, makin menyulitkan bila ditambah dengan 2007). Umur yang beresiko untuk hamil tekanan (stress) psikologi, sosial, ekonomi, Usia ibu kurang dari 20 tahun Remaja adalah sehingga memudahkan terjadinya individu antara umur 10-19 tahun. Penyebab anemia,keguguran,gangguan pertumbuhan utama kematian pada perempuan berumur janin, 15-19 tahun adalah komplikasi kehamilan, preeklamsi persalinan, (Manuaba, 2007). dan dan adanya komplikasi keguguran. kesehatan dan (<20 BBLR, dan ibu maupun perkembangan tahun) lebih janin tinggi gangguan persalinan, perdarahan antepartum Kehamilan dini mungkin akan menyebabkan Usia ibu lebih dari 35 tahun Sebagian para remaja muda yang sudah menikah besar wanita yang berusia di atas 35 tahun merupakan keharusan sosial (karena mereka mengalami kehamilan yang sehat dan dapat diharapkan untuk membuktikan kesuburan melahirkan bayi yang sehat pula. Tetapi mereka), tetapi remaja tetap menghadapi beberapa penelitian menyatakan semakin risiko-risiko kesehatan sehubungan dengan matang kehamilan dini dengan tidak memandang kemungkinan terjadinya beberapa risiko status perkawinan mereka. tertentu, termasuk risiko kehamilan. Masalah usia ibu dihadapkan pada 8 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil 2. kesehatan yang kemungkinan dapat terjadi yang tidak mengalami Anemia (16,7%). Dari dan berakibat terhadap kehamilan di atas 35 hasil penelitian yang tahun adalah munculnya masalah kesehatan dilakukan peneliti di puskesmas Pekauman yang kronis. wanita di atas 35 tahun dua kali Banjarmasin ibu hamil yang mengalami lebih rawan dibandingkan wanita berusia 20 anemia (83,3%) lebih tinggi dari pada angka tahun untuk menderita tekanan darah tinggi, dunia Health Organization (WHO) yaitu anemia dan diabetes pada saat pertama kali 75%, di Indonesia yaitu 40% Dikalimantan kehamilan. Wanita yang hamil pertama kali sendiri kejadian anemia pada ibu hamil yaitu pada usia di atas 40 tahun memiliki 10,9% dan di Banjarmasin yaitu 20%. kemungkinan Tingginya kejadian anemia dipuskesmas sebanyak 60% menderita takanan darah tinggi dan 4 kali lebih rawan Pekauman terkena penyakit diabetes selama kehamilan petugas kesehatan khususnya bidan yang dibandingkan wanita yang berusia 20 tahun berada diruangan KIA melakukan tindakan pada penelitian serupa di University of yaitu seperti pemeriksaan kehamilan rutin California pada tahun 1999. untuk Kejadian Anemia pada ibu hamil Banjarmasin mendeteksi membuat para terjadinya anemia,pemberian suplemen zat besi serta Berdasarkan hasil penelitian dari 30 cara minum yang benar yaitu minum dengan responden ibu hamil yang memeriksakan air putih dan air jeruk bukan air teh,kopi atau kadar Hemoglobin (Hb) di Puskesmas susu, konseling nutrisi yang baik agar ibu Pekauman dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung diketahui dari 30 ibu hamil 25 diantaranya zat besi seperti ikan,ayam, tahu, tempe, mengalami Anemia (83,3%) dan 5 ibu hamil sayuran hijau,kacang-kacangan dan buah- Banjarmasin diatas buahan. 9 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil 3. Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia pada ibu hamil dengan hasil penelitian yang dilakukan Salmariantity, (2012) menunjukkan adanya Berdasarkan hasil bivariat dan data hubungan antara Umur dengan kejadian silang dapat diketahui dari 30 ibu hamil 25 Anemia pada ibu hamil p value = (p < 0,05) diantaranya mengalami Anemia (83,3%) dan dan hasil penelitian Salmariantity, (2012). 5 ibu hamil yang tidak mengalami Anemia Hal ini juga sejalan dengan penelitian (16,7%). Dari 25 ibu hamil yang mengalami Penelitian Yana Luthfiaty 2012 Umur anemia untuk kategorikan umur ibu < 20 memiliki hubungan yang signifikan dengan tahun yaitu sebanyak 3 orang responden kejadian (100%) umur 20-35 tahun sebanyak 20 value=0,000), nilai Correlation Coefficient = orang responden (95,2%) umur > 35 tahun 8,160 maka Ibu hamil yang berada pada sebanyak 2 orang responden (33,3%) Dan umur berisiko memiliki peluang menderita untuk 5 orang ibu hamil yang tidak anemia kehamilan Proporsi ibu yang berada mengalami anemia untuk kategori umur < 20 pada umur berisiko 25,9%, kontribusi umur tahun sebanyak 0 orang (tidak ada) umur 20- berisiko terhadap kejadian anemia pada 35 tahun sebanyak 1 orang (4,8%) umur > kehamilan tidak terlalu besar. Oleh sebab itu 35 tahun sebanyak 4 orang (66,7%). Di umur sangat perlu diperhatikan sebelum Puskesmas Pekauman Banjarmasin dan nilai seseorang memutuskan untuk hamil karena Correlation umur Coefficient dari hasil anemia sangat pada ibu hamil mempengaruhi (p terhadap perhitungan didapatkan 0,597 yang artinya kejadian anemia pada ibu hamil dan apabila ada hubungan umur dengan kejadian anemia umur tidak diperhatikan bisa menyebabkan ibu hamil sedang hasil penelitian ini sama banyak komplikasi baik pada saat kehamilan, persalinan, nifas maupun 10 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil perkembangan jaanin itu sendiri. (Luthfiaty, wanita yang berumur kurang dari 20 tahun 2013). Dari 25 ibu hamil yang mengalami atau terlalu muda, organ-organ reproduksi anemia untuk kategorikan umur ibu < 20 belum maksimal, kematangan emosi dan tahun yaitu sebanyak 3 orang responden kejiwaan yang kurang serta fungsi fisiologis (100%) umur 20-35 tahun sebanyak 20 organ orang responden (95,2%) umur > 35 tahun sehingga lebih sering terjadi komplikasi sebanyak 2 orang responden (33,3%) Dan yang tidak diinginkan selama kehamilan. untuk 5 orang ibu hamil yang tidak mengalami anemia untuk kategori umur < 20 tahun sebanyak 0 orang (tidak ada) umur 2035 tahun sebanyak 1 orang (4,8%) umur > 35 tahun sebanyak 4 orang (66,7%). dari data diatas ibu hamil yang mengalami anemia < 20 tahun 10% ibu hamil mengalami anemia hal itu disebabkan karena pada kehamilan diusia < 20 terlalu muda tidak atau belum siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antar janin dan ibunya sendiri pertumbuhan dan yang adanya masih dalam pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan dan reproduksi yang belum optimal UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terimakasih terutama kepada Ibu Hj. Nur Lathifah, SST., M.M selaku pembimbing I dan bapa Mohammad basit, S. Kep., Ns., MM selaku pembimbing II, peneliti mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan serta arahan beliau berdua sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, dan peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu RR, Dwi Sogi Sri Redjeki, SKG.,M.Pd, Ibu Anggrita Sari.S.Si.T,M.Pd,M.Kes, ibu Fitri Yuliana, SST., M. Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kepala Puskesmas Pekauman Banjarmasin, Kedua orang tua dan juga keluarga, dan semua pihak yang 11 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil bersangkutan sehingga terselesaikannya Arisman. 2013. Konsep Teori dan Penanganan Aplikatif Seri Buku Ajar karya tulis ilmiah ini. Ilmu Gizi. Jakarta: EGC DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2012. Riset Kesehatan Dasar Ambarwati, Eny Retna . 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia offset Hamil.Jakarta.EGC Surveilans 2012. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Amiruddin, R. (2007). Status Gizi Ibu _________(2012). Tahun Dinas kesehatan kota Banjarmasin, 2012. Profil Kesehatan Kota Banjarmasin Kesehatan Masyarakat. IPB Press.Bogor. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Arisman, 2009, Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC. Dinas kesehatan kota Banjarmasin, 2015. Profil Kesehatan Kota Banjarmasin Manuaba, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta, EGC Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka cipta Taufiqurrahman, Metodologi M. (2008). Penelitian Pengantar untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : UNS Press 12