Abdul Latip, Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat... 19 FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS DI SMP Oleh: Abdul Latip SMPN 2 Sumbergempol, Kab. Tulungagung Abstrak. Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar; (b) Untuk membantu guru dna siswa SMP mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar mata pelajaran IPS; (c) Untuk memberikan alternatif yang dapat dipilih guru atau siswa dalam mengantisipasi faktorfaktor penghambat pembelajaran IPS di SMP; (d) Dengan mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pembelajaran IPS di lingkungan sekolahnya, guru dan siswa berkolaborasi memanfaatkan faktor-faktor pendukung pembelajaran IPS demi peningkatan hasil prestasi siswa. Banyak faktor-faktor penunjang juga ada faktor-faktor penghambatnya. Khususnya pada pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP indikator faktor-faktor pendukungnya antara lain kualitas guru yang efektif, tersedianya perangkat administrasi mangajar yang tertib dan lengkap, saranaprasarana misalnya perpustakaan sekolah, museum sejarah dan Ekonomi sekolah, terdapat wadah yang membahas permasalahan bidang pengajaran IPS seperti PKG, MGMP Proyek atau MGMP Mandiri, LKS untuk mata pelajaran Geografi/Sosiologi, Sejarah dan Ekonomi. Sedangkan faktorfaktor penghambatnya indikatornya antara lain kualitas guru IPS yang rendah, terbatasnya saranaprasarana pengajaran di sekolah, pandangan miring kalangan pendidik atau masyarakat bahwa IPS itu mata pelajaran mudah yang setiap guru dengan latar belakang disiplin ilmu non-IPS pasti dapat mengajar IPS, effisien dan efektifitas MGMP belum maksimal, muatan kurikulum yang terlalu sarat dan sebagainya. Dengan melalui dimensi faktor-faktor pendukung tersebut penulis akan memaparkan indikator-indikator yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP. Sedangkan terhadap dimensi faktor-faktor penghambat, penulis akan memaparkan pandangan-pandangannya bagaimana secara teknis guru mengatisipasi kemungkinan penyebab terhambatnya pembelajaran mata pelajaran IPS di lingkungan sekolahnya sendiri atau bersamasama guru IPS dari sekolah lain melakukan kerjasama mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Kata kunci: Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran, IPS Sebagaimana kita ketahui bahwa IPS di SMP terdiri dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, Sosiologi dan Ekonomi. Pada masing-masing semester dan kelas. Guru akan mengimplementasikan isi silabus IPS KTSP di kelas setelah guru mempersiapkan perangkat administrasi mengajar. Beberapa persoalan yang muncul antara lain persepsi miring guru-guru di sekolah tentang IPS misalnya IPS itu mata pelajaran yang sangat mudah bahkan dipandang “di bawah kelas” mata pelajaran IPA atau Matematika. Mata pelajaran IPS di SMP masih dipegang oleh guru-guru non-IPS contoh guru olah raga mengajar IPS di sekolah. Data empiris di lapangan menunjukkan bahwa salah satu SMP di Tulungagung terdapat guru IPS yang latar belakangnya bukan lulusan IKIP jurusan pendidikan Sejarah/Geografi/Ekonomi. Ketika guru tersebut mengajar di kelas, siswanya gaduh dan ada yang mengeluh kepada penulis sebab selama 2 jam pelajaran berlangsung siswa tersebut tidak mendapat apa-apa. Guru berbicara nglantur tak menyentuh materi pelajaran kompetensi dasar yang diajarkan. Guru 20 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 tersebut benar-benar tak menguasai materi / bahan yang diajarkan. Mengingat setiap sekolah memimiliki latar belakang berbeda baik menyangkut aspek siswa, sarana-prasarana di skeolah, guru, lingkungan sekolah, letak geografis dan sebagainya. Guru mata pelajaran IPS di SMP harus menyusun Rencana Pembelajaran sendiri tanpa dibuat bersamaan dengan kegiatan PKG, MGMP atau diklat. Kegiatan PKG, MGMP atau diklat memang momen yang tepat untuk membicarakan permasalahan pembelajaran IPS di SMP bersama teman sekolega. Adanya permasalahan yang kebetulan sama dapat dibahas bersama dan dibuat kesimpulan yang benar-benar mencerminkan hasil musyawarah bersama. Penulis mengambil contoh misalnya masalah keluhan guru IPS, keluhan siswa kemudian juga masalah hasil nilai ujian sekolah mata pelajaran IPS di SMP se Kabupaten Tulungagung dari tahun ke tahun terasa belum maksimal hasilnya bahkan masih mempribatinkan. Barangkali permasalahan itu muncul sebagai akibat dari motivasi belajar masih rendah, kebiasaan belajar siswa, lingkungan tempat tinggal/ sekolah, sarana-prasarana, kualitas guru dan kurikulum. Keadaan nilai ujian sekolah mata pelajran IPS yang masih memperihatinkan tersebut, merupakan “a big blow” dan challenge bagi kita guru IPS di SMP. METODE PENELITIAN Adapun metode untuk mendapatkan informasi adalah sebagai berikut: (1) Metode Kepustakaan. Suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan cara mengumpulkan buku-buku kepustakaan; (2) Metode Komparasi. Suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan cara membandingkan antara isi buku literatur yang satu dengan yang lainnya; (3) Metode Analisis. Suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan cara menganalisa suatu informasi dengan harapan dapat memperoleh masukan baru; (4) Metode Induktif. Suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan jalan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus. HASIL DAN PEMBAHASAN Masalah bejalar dapat didekati dari berbagai segi dan tergantung dari sudut penglihatan itu, akan timbul corak khas uraian atau pembicaraannya. Makalah ini disusun juga dimaksudkan memberi kejelasan bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. Manifestasi dari proses belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku secara keseluruhan. “Menurut Boring Langeveld seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan dalam tingkah lakunya yang bersifat kognitif, konatif, afektif dan motorik 1) (Drs. Sri Weni Utami dan Drs. Lutfi Fauzan, 1987 Artikel berjudul Peranan Beberapa Faktor Psikologis Sebagai Prediktor Keberhasilan Proses Belajar Mengajar, dimuat dalam Majalah Pendidikan FIPIKIP Malang Edisi 1987 No. 16 Th. XIV Hal. 4). Di dalam hal belajar terdapat tiga persoalan yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar, mengenai prinsip-prinsi dan hukum-hukum Abdul Latip, Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat... belajar serta mengenai evaluasi hasil belajar. Penulis akan memaparkan semua ini untuk membekali pemahaman guru atau siswa mengenai persoalan hal belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi tiga persoalan pokok (bagaimana belajar itu berlangsung dan prinsip-prinsip apa yang mempengaruhi proses belajar itu) dan mengenai output (hasil belajar) 2) (Sumadi Suryabrata, 1985 Psikologi Belajar, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Hal 2). Dalam tulisan ini persoalan yang kedualah yang terutama akan disajikan. Perlunya guru dan siswa mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu “faktor-faktor eksogen, yang termasuk di dalamnya faktor sosial dan nonsosial dan faktor-faktor indogen yang meliputi faktor-faktor fisiologis dan psikologis”. 3) (Drs. H. Abu Achmadi dan Drs. Shuyadi. 1985 Tanya Jawab Ilmu Jika Pendidikan, Penerbit PT. Bina Ilmu Surabaya, Hal 61). Pada referensi lain disebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah bahan atau hal yang harus dipelajari yang merupakan input pokok dalam belajar, faktor-faktor lingkungan seperti lingkungan alami dan lingkungan sosial, faktor-faktor instrumental dan kondisi individu si pelajar yang meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologis (minat, kecerdasan). Rohman Natawidjaya menyebutkan ada dua kelompok atau faktor yang mempengaruhi keberhaisl belajar yaitu pertama faktor internal dan kedua faktor eksternal. 21 Faktor internal meliputi: (a) Faktor jasmaniah (fisiologis) yaitu faktor baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari perjalanan hidupnya (pengaruh lingkungan); (b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari lingkungan Faktor eksternal yang meliputi: (a) Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakatnya; (b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan sebagainya; (c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya; (d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. Dari semua faktor-faktor tersebut di atas saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi hasil belajar. Berikutnya Oemar Hamalik memberi ke dalam empat golongan utama yaitu: (a) Faktor yang bersumber pada diri sendiri (sering disebut faktor intern); (b) Faktor yang bersumber pada lingkungan sekolah; (c) Faktor yang bersumber pada lingkungan keluarga; (d) Faktor yang bersumber pada lingkungan masyarakat. Dengan mengenal dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar sebagaimana telah dikemukakan di atas, guru dan siswa diharapkan masing-masing dapat mempersiapkan diri sebelum proses belajar mengajar di kelas diselenggarakan. Pihak guru membuat persiapan kelengkapan perangkat administrasi mengajar sedangkan pihak siswa memiliki persiapan mental menerima pelajran dari guru di kelas. Dominasi guru di kelas perlu dihindari, pandangan lama tentang siswa ibarat “bejana kosong” yang harus diisi penuh dengan pengetahuan, norma, nilai 22 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 budaya dan lain-lain oleh guru. Kita perlu menganut falsafah yang lebih manusiawi, artinya sisw adalah sasaran didik atau warga belajar terutama yang dewasa, tidak dianggap seperti bejala kosong, tetapi ”justru sebagai manusia yang utuh lengkap memiliki perasaan, kehendak, cita-cita, pengalaman, kesenangan, pengetahuan dan ketrampilan”. 4) (DR. Wayan Ardhana, 1985. Pokok-pokok Ilmu Jiwa Umum, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, Hal 45). Identifikasi secara umum faktor-faktor pendukung dan penghambat pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP yang meliputi mata pelajaran Geografi, Ekonomi, Sosilogi dan Sejarah. Faktor-faktor pendukung pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP secara umum, meliputi: (1) Input siswa kelas VII adalah lulusan SD yang lulus seleksi siap diproses secara dinamis & kreatif di sekolah sehingga menjadi indikator peningkatan mutu output sekolah; (2) Dibentuk wada yang menghimpun guru IPS untuk membantu memecahkan persoalan-persoalan belajar seperti MGMP dan PKG; (3) Managemen sekolah yang baik dan benar; (4) Sarana-prasarana yang disediakan sekolah cukup memadai seperti buku paket LKS dan alat peraga dan kelas-kelas khsuus untuk IPS; (5) Kualitas guru pengajar memadai yaitu memiliki indikator seorang guru yang profesional; (6) Tersedianya sumber belajar baik bagi guru atau siswa; (7) Tersedianya tempat laboratorium IPS di sekolah, sehingga guru dan siswa dapat melakukan kegiatan observasi atau penelitian. Dengan alat-alat peraga ini guru dan siswa samasama memperoleh kemudahan dalam memahami materi pengajaran yang topiknya tentang perbankan; (8) Kebijakan Kepala Sekolah yang dikatanakan mendukung pembelajaran IPS antara lain kebijakan yang dibuat berwawasan keunggulan yaitu menjadi pendorong bati guru untuk bekerja keras mengelola kelas menumbuhkan “budaya belajar” secara mandiri di kalangan siswa; (9) Guru mengenai 10 kiat umum guru efektif. Guru perlu menginformasikan kepada siswa “bahwa belajar itu akan lebih membawa hasil (efektif) apabila periode belajar iru tidak terpusat, akan tetapi disusun secara terperinci. 5) (Drs. M. Abu Achmadi & Drs. Shuyadi, 1985 Tanya Jawab Ilmu Jiwa Pendidikan, Penerbit PT. Bina Ilmu – Surabaya. Hal. 63); (10) Letak sekolah yang strategis artinya mudah dijangkau oleh transportasi, sehingga sangat mendukung sekali arus transformasi informasi yang masuk ke sekolah itu. Faktor-faktor penghambat pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP secara umum, meliputi: (1) Input siswa kelas VII umumnya rata-ratanya nilai SKHUN SD rendah; (2) Wadah bagi guru untuk melaksanakan “in service training” seperti PKG atau MGMP efektivitasnya masih perlu dipertanyakan dalam mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran IPS di SMP secara umum; (3) Managemen sekolah yang jelek; (4) Sarana-prasarana yang disediakan sekolah sangat terbatas; (5) Kualitas guru mengajar kurang memadai. Kita tidak boleh mengabaikan hakekat tujuan belajar, termasuk di sini dikemukakan “tujuan belajar itu meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. 8) (Sumadi Suryabrata, paper berjudul Psikologi Belajar, Universitas Gajah Mada-Yogyakarta, Hal. 9); (6) Metode pengajaran yang dipilih guru terlalu sering menggunakan metode ceramah atau siswa disuruh mencatat materi yang didekte Abdul Latip, Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat... guru, tanpa menggunakan variasi multi metode yang dapat dipilih guru; (7) Verbalisme artinya siswa hanya mengenal kata atau istilah dari sesuatu, tanpa diketahui wujud aslinya; (8) Kurang adanya kompetisi atau persaingan antar siswa dalam mengejar prestasi di sekolah; (9) Peranan orang tua/wali murid masih kurang dalam mendukung keberhasilan siswa mencapai prestasi optimal, karena kurangnya dukungan dinansial dan latar belakang ekonomi-sosial yang masing lemah; (10) Kesiapan mental sebagian siswa SMP untuk melakukan aktivitas berupa broses belajar mengajar di kelas, belum didukung keaaan faktor-faktor psikologis yang baik. Metode dan Strategi secara umum untuk mengantisipasi faktor-faktor penghambat pembelajaran IPS di lingkungan siswa SMP. Penulis pada kesempatan ini mengajukan konsep 7 macam strategi belajar mengajar, yang dapat dijadikan bahan pertimbangan para guru untuk diterapkan di kelas yaitu: (a) Siswa belajar sendiri (self intruction). LKS yang dimiliki siswa selama ini, harus menekankan perlunya siswa belajar sendiri, dalam hl ini guru berperan sebagai tutor saja; (b) Guru memperhatikan perbedaan kecepatan belajar secara individual. Bagi siswa cepat belajar, guru memberi layanan program pengayaan sedangkan yang lambat belajar, guru memberi layanan remideal; (3) Tujuan Pembelajaran Khusus disampaikan pada siswa, agar siswa bersikap pro-aktif mendapatkan materi pelajaran yang dibutuhkan. Dengan demikian siswa tahu benar materi yang harus dipelajari saat belajar; (4) Penggunaan multi media dan multi metode. Dalam proses belajar mengajar, siswa belajar tidak hanya 23 dengan membaca buku paket atau ringkasan materi pelajaran pada LKS, melainkan siswa juga mengamati, demonstrasi, melakukan eksperimen, mendengarkan guru menjelaskan konsep-konsep yang sukar, memecahkan masalah, menyaksikan film, diskusi, mendengarkan tape recorder dan sebagainya; (5) Cara belajar siswa aktif (CBSA); (6) Umpan balik yang langsung dengan evaluasi secara terus menerus, dengan maksud selalu terkontrol seberapa jauh penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan guru; (7) Belajar tuntas (Mastery Learning). Melalui prinsip ini tidak akan ada bahan/materi pelajaran yang telah diselesaikan tanpa dikuasai oleh siswa. Perlunya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua / wali murid untuk mengantisipasi faktor-faktor penghambat proses belajar mengajar di sekolah, khususnya mata pelajaran IPS. Memang sudah seharusnya ada kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua / wali murid sebab pihak orang tua / wali murid berkepentingan untuk mensukseskan belajar putera-puteranya di sekolah, sedangkan pihak sekolah juga berkepentingan ingin mencapai tujuan lembaga yang telah digariskan oleh Pemerintah c.q Kemendikbud RI. Adanya kerjasama antara sekolah dengan orang tua/wali murid itu bisa berpengaruh positif yaitu memperlancar pengelolaan sekolah yang meliputi aspekaspeknya. Pada aspek pengajaran peranan orang tua / wali murid tampak ikut berperan mengantisipasi faktor-faktor penghambat pembelajaran IPS di SMP. Jadi dipandang perlu terjalin kerjasama antara pihak sekolah dengan 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 orang tua/wali murid itu sebab: (1) Melalui komite sekolah orang tua/wali murid mendukung pengadaan sarana prasarana sekolah dengan membayar dana incidental dan DAT (Dana Akhir Tahun) yang dibayar orang tua/wali murid setahun sekali; (2) Melalui rapat komite sekolah pihak sekolah dapat mensosialisasikan program-program sekolah, baik yang sudah dijalankan atau yang masih direncanakan; (3) Orang tua/wali murid dapat berperan membantu mengatasi kesulitan belajar putera-puterinya, dengan menempatkan fungsinya sebagai: (a) Unsur pembimbing terhadap anak. Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada seseorang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan persamalah. 8) (Dra. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa / Drs. Singgih D. Gunarsa. 1988, Psikologi untuk Membimbing, penerbit PT. BPK Gunung Mulia, Hal. 11); (b) Sebagai pemberi layanan bimbingan belajar. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan uraian pada pembahasan masalah, penulis mengklasifikasikan empat topik permasalahan dengan mangacau pada rumusan permasalahan yang telah disusun, yaitu: Perlunya guru dan siswa mengenal faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Penulis sangat menyadari beragamnya latar belakang yang ada pada guru maupun siswa, guru dan siswa yang berasal dari daerah pantai sangat berlainan dengan guru dan siswa yang berasal dari daerah pedalaman. Secara umum jarang sekolah mengadakan diskusi, seminar atau konferensi kasus membahas faktor-faktor yang mempengarhui keberhasilan belajar. Oleh karena itu sudah seharusnya guru maupun siswa perlu mengambil inisiatif melengkapi sarana-prasarananya yang berwujud: (a) Buku-buku kepustakaan tentang ilmu jiwa penyidikan. Fasilitas ini dapat diperoleh dengan dana proyek dari pemerintah atau membeli langsung ke penerbit atau toko buku dengan dana swadaya sekolah; (b) Melalui nara sumber seperti guru BP, Konselor, Psikolog dan sebagainya; (c) Melalui media cetak seperti buku, majalah, surat kabat dsn sebagainya; (d) Hasil MGMP IPS atau PKG IPS tentang perangkat administrasi mengajar. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, maka: (a) Masing-masing mempersiapkan diri sebelum proses belajar mengajar diselenggarakan di kelas. Guru menyiapkan perangkat administrasikan di kelas. Guru menyiapkan perangkat administrasi mengajar sedangkan siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menerima pelajaran; (b) Antara guru dan siswa dapat bekerja sama untuk mengelola linkungan kelas sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif; (c) Guru dapat mengambil inisiatif memberi bantuan berupa remidial bagi siswa-siswa yang lambat belajar, sedangkan siswa yang cepat belajar diadakan layanan pengayaan; (d) Guru memperlakukan siswa sebagai subyek yang belajar, oleh karena itu peranan guru lebih banyak membantu siswa yang belajar yaitu memecahkan soal-soal pelajaran; (e) Siswa lebih leluasa mengoptimalkan kemampuannya mencapai hasil belajar yang baik di sekolah dan di luar sekolah. Hasil identifikasi secara umum faktorfaktor pendukung dan menghambat pembelajaran amata pelajaran IPS di SMP. Abdul Latip, Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat... Secara umum faktor-faktor pendukungnya, antara lain: (a) Input sekolah lulus seleksi dengan mempunyai kesiapan untuk diproses secara kreatif dan dinamis; (b) Managemen sekolah baik dan benar; (c) Guru-guru profesional (mengenal 10 kiat umum guru efektif); (d) Tersedia sumber belajar; (e) Terdapat ruang laboratorium IPS; (f) Kebijaksanaan Kepala Sekolah; (g) Letak sekolah yang strategis. Secara umum faktor-faktor penghambatnya, antara lain: (a) Input sekolah bukan hasil seleksi secara ketat; (b) Forum MGMP IPS masih belum efektif mengatasi hambatan-hambatan belajar IPS di sekolah; (c) Managemen sekolah jelak; (d) Terbatasnya sarana-prasarana yang dimiliki sekolah; (e) Kualitas guru IPS masih rendah; (f) Metode pengajaran yang digunakan tidak multi metode; (g) Pada siswa terjadi verbalisme; (h) Pada siswa tidak ada kompetisi yang mendorong peningkatan gairah belajar; (i) Peran serta orang tua/wali murid masih kurang mendukung putera-puterinya untuk peningkatan prestasi belajarnya; (j) Siswa secara umum mentalnya belum siap menerima pelajaran di kelas Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat di atas, penulis memberikan alternatif pemecahan sebagai berikut: (a) Pihak sekolah perlu memiliki managemen sekolah yang baik dan benar; (b) Untuk mengantisipasi timbulnay hambatan-hambatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar, pihak sekolah harus bersikap proaktid mengatasinya melalui pembuatan program yang tersusun secara terencana, sistematis dan mudah dilaksanakan; (c) Minimal setiap akhir cawu, Kepala Sekolah mengadakan rapat dinas di sekolah untuk memonitor permasalahan-permasalahan yang timbul dan pihak sekolah perlu menerima masukan- 25 masukan berupa pendapat atau usulan dari guru-guru demi kelancaran proses belajar mengajar di skeolah; (d) Kepala Sekolah mengadakan pembenahan-pembenahan di sekolah beserta staf. Guru dan unsur pelaksana sebagai follow up hasil rapat dinas; (e) Melalui forum rapat Komite Sekolah, pihak sekolah perlu menghimbau orang tua/wali murid untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami puteraputerinya. Metode dan strategi yang dapat dipilih dan ditentukan guru IPS SMP untuk mengantisipasi faktor-faktor penghambat pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP, yaitu: (a) Siswa belajar sendiri (self instruction); (b) Guru memperhatikan perbedaan kecepatan individual; (c) Siswa tahu tujuan pembelajaran khuus yang telah dibuat oleh guru; (d) Penggunaan multi media dan multi metode oleh guru dan siswa; (e) Cara belajar siswa aktif; (f) Penilaian secara terstruktur dan kontinue; (g) Belajar tunas (mastery learning). Perlunya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua / wali murid untuk mengantisipasi faktor-faktor penghambat proses belajar mengajar di sekolah, khususnya mata pelajaran IPS, yaitu berupa: (1) Wadah komite sekolah, melalui wadah ini orang tua wali mueid berpartisipasi mendukung dana pengelolaan sekolah, yang telah tersusun dalam RKAS; (2) Melalui rapat komite sekolah atau pertemuan dengan pihak wali kelas atau BP, orang tua/wali murid dapat: (a) Menerima penjelasan mengenai sosialisasi program-program sekolah; (b) Menerima informasi tentang kemajuan belajar siswanya; (c) Menerima informasi faktor-faktor penghambat proses belajar mengajar di sekolah, yang cara pemecahannya sangat dibutuhkan uluran 26 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 tangan orang tua / wali murid. Misalnya terbatasnya sarana-prasarana belajar, sehingga putera-puterinya ikut program bimbingan belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat; (d) Menerima hasil laporan penggunaan dana yang masuk dari orang tua / wali murid sekolah. Hal ini sangat untuk menjaga kreadibilitas sekolah di mata masyarakat. Hasil Kajian Permasalahan Dipandang sangat perlu guru dan siswa mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Sebab mereka akan saling mempersiapkan diri sebelum pertemuan tatap muka digelar, siswa tahu bagaimana cara belajar efektif, guru siap melayani siswa yang lembat belajar efektif, guru siap melayani siswa yang lambat belajar diberi layanan program pengajaran, siswa ditempatkan sebagai subyek yang belajar, lebih leluasa mewujudkan buah pikir dan kreasinya. Hasil identifikasi secara umum faktorfaktor pendukung pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP adalah siswa mempunyai kesiapan untuk diproses secara kreatif dan dinamis, managemen sekolah baik dan benar, guru-guru profesional, tersedia sumber belajar, tersedia ruang laboratorium IPS, kebijaksanaan Kepala Sekolah, letak sekolah yang strategis. Sedangkan faktor-faktor penghambatnya adalah input sekolah bukan haisl seleksi secara ketat, sehingga umumnya mereka kurang menunjukkan kompetisi belajar, forum MGMP IPS belum efektif mengatasi hambatan-hambatan belajar IPS di sekolah, managemen sekolah jelek, terbatasnya sarana-prasarana, kualitas guru masih rendah, metode pengajaran tidak multi metode, pada siswa terjadi verbalisme, siswa belum siap mental menerima pelajaran, orang tua / wali murid kurang mendukung puteraputrinya meningkatkan prestasi belajarnya. Metode dan strategi yang dapat dipilih dan ditentukan guru IPS SMP untuk mengantisipasi faktor-faktor penghambat pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP. Pada bagian ini guru dituntut menggunakan strategi belajar mengajar yang mendorong terciptanya siswa belajar sendiri, guru memperhatikan perbedaan kecepatan individual. Tujuan pembelajaran khusus ditunjukkan siswa, penggunaan multi media dan multi metode, CBSA, penilaian secara terstruktur dan kontinue, belajar tuntas. Perlunya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua / wali murid untuk mengantisipasi faktor-faktor penghambat proses belajar mengajar di sekolah, khususnya mata pelajaran IPS. Dalam hal ini sudah merupakan keharusan sebab komunikasi antara orang tua/wali murid dan sekolah alan terjalin “take and give” dalam rangka memperlancar pelaksanaan programprogram sekolah. Seperti melalui wadah komite sekolah, orang tua/wali murid dilibatkan menyusun RKAS, melalui pertemuan dengan wali kelas atau guru BP, orang tua/wali murid pertemuan dengan wali kelas atau guru BP, orang tua/wali murid dapat memperoleh informasi tentang kemajuan belajar putera-putrinya di sekolah. PENUTUP Kesimpulan Sangat perlu guru dan siswa mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dari pendapat para ahli. Siswa dan guru yang tahu faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, akan pro-aktif selalu meningkatkan prestasinya dan secepatnya mengantisipasi faktor-faktor Abdul Latip, Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat... penghambatnya serta secepatnya memecahkan kesulitan-kesulitan belajarnya. Faktorfaktor penghambat pembelajaran IPS di SMP, secara terstruktur dan terprogram dapat diatasi dengan bertahap inhern pelaksanaan program sekolah secara keseluruhan. Guru menggunakan strategi belajar mengajar di kelas, yang mendorong timbulnya kreativitas siswa dan proses belajar mengajar yang dinamis. Kerjasama antara orang tua/wali murid dengan pihak sekolah, harus dapat menjadi momen penting membahas permasalahan berupa hambatan-hambatan pada proses belajar mengajar, disamping 27 permintaan sekolah partisipasi mengajar, disamping permintaan sekolah partisipasi orang tua/wali murid dalam pengadaan sarana-prasarana yang diperlukan sekolah. Saran Dalam mengkaji lebih lanjut terhadap judul makalah ini, penulis menyarankan pada segenap pembaca apabila menaruh minat untuk melakukan kajian yang lebih mendalam perlu dilakukan studi banding dengan isi buku / literatur lain yang erat kaitannya dengan pokok masalah yang tercantum dalam makalah ini. DAFTAR RUJUKAN Achmadi, Abu; Shuryadi. 1985. Tanya Jawab Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya: Penerbit PT. Bina Ilmu. Ardhana, Wayan. 1985. Pokok-pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya: Pernerbit Usaha Nasional. Gunarsa, Y. Singgih D; Singgih D. Gunarsa, 1988. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: Penerbit PT. BPK Gunung Mulia. Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Edisi ke2, Bandung: Penerbit Tarsito. Suryabrata, Sumadi. 1985. Paper berjudul “Psikologi Belajar, Universitas Gajah Mada“. Yogyakarta.