3 dianggap sebagai hak setiap warga negara, melainkan sesuatu yang memberi keuntungan bagi sebagian orang. Pendidikan tinggi dijadikan lahan bisnis sehingga biaya pendidikan menjadi mahal, akibatnya banyak anak usia pendidikan tinggi gagal mengenyam pendidikan karena memang tak punya biaya. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Universitas Terbuka memberikan solusi bagi anak usia pendidikan tinggi agar dapat melanjutkan pendidikan dengan bergabung di Universitas Terbuka (UT). UT adalah lembaga pendidikan tinggi yang tidak berorientasi kepada keuntungan, maka biaya pendidikan yang digunakan relatif murah dibandingkan Perguruan Tinggi Negeri atau swasta lain. UT yang berkedudukan di Jakarta sebagai kantor pusat, merupakan Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 41 Tahun 1984 yang diberikan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan melalui sistem terbuka dan jarak jauh. Istilah “Jarak Jauh” mengandung pengertian adanya jarak antara yang belajar dan yang mengajar. “Jarak” ini di jembatani dengan media yang khusus dikembangkan untuk sistem belajar jarak jauh (mengunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio dan televisi). Sedangkan, “Terbuka” dalam sistem pendidikan UT mengandung makna bahwa setiap orang dapat menjadi mahasiswa UT tanpa ada pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA, usia, lama studi, maupun tempat tinggal (Tim Universitas Terbuka, 2011). Suparman (1992) mengemukakan, secara historis pendidikan jarak jauh (PJJ) berasal dari Eropa dengan sistem korespondensi. Kemudian diadaptasi dan dimodifikasi oleh beberapa negara sesuai dengan kebutuhan pendidikannya. 4 Nurlaeli (2001) bahwa, PJJ relatif baru dikenal di Indonesia pada tahun 1984, ketika mantan presiden Soeharto meresmikan suatu lembaga pendidikan tinggi yang dikenal dengan nama “Universitas Terbuka (UT)”, dengan tujuan sebagai berikut; (1) memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, dimana pun tempat tinggalnya, untuk memperoleh pendidikan tinggi; (2) memberikan layanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau alasan lain, tidak dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tatap muka; dan (3) mengembangkan program pendidikan akademik dan professional sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain (Tim Universitas Terbuka, 2011). Seiring kemajuan dan pelayanan pendidikan tinggi UT memiliki mata rantai jaringan pusat layanan, yaitu Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) disetiap provinsi sebagai pelaksana di daerah. Salah satu provinsi penyelenggara PJJ-UT adalah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan berpusat di kota Kendari yang nanti disebut UPBJJ-UT Kendari. Pembukaan sentra pelayanan UPBJJ-UT Kendari tidak terlepas dari tujuan utama UT untuk memberikan pelayanan dan pemerataan pendidikan tinggi kepada masyarakat. Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara, diketahui keadaan geografis 70 % adalah lautan yang terdiri atas kepulauan sehingga untuk mendapatkan layanan pendidikan tinggi sukar adanya karena lembaga pendidikan tinggi terpusat disatu daerah. Dari total 29 lembaga pendidikan tinggi yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara, 21 lokasi terpusat di kota Kendari. Dengan terpusat di kota kendari banyak anak usia pendidikan tinggi tidak melanjutkan pendidikan dikarenakan berbagai alasan, tidak ada biaya 5 menyangkut kebutuhan hidup di rantau (lokasi sekolah), transportasi, dan membantu orang tua, dan bekerja. UT melalui UPBJJ-UT Kendari melihat itu sebagai kekuatan dalam memberikan layanan pendidikan tinggi. Anak usia pendidikan di daerah pelosok atau pulau yang ingin melanjutkan pendidikan tidak harus meninggalkan daerah asal, mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi di daerah mereka dikarenakan kuliah di UPBJJ-UT tidak mengenal “kampus” tempat perkuliahan, proses perkuliahan dilaksanakan segala tempat sesuai keinginan mahasiswa. Untuk mahasiswa yang bekerja, mereka dapat sambil bekerja dikarenakan tidak terdapat sistem perkuliahan, walaupun ada dilaksanakan seminggu sekali tanpa mengganggu waktu bekerja. Sedangkan untuk biaya dikenakan sistem biaya semester, sesuai kemampuan ekonomi mahasiswa dalam membeli jumlah sks yang ingin ditempuh per semesternya. UPBJJ-UT Kendari dalam melaksanakan tugas utamanya memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, menyelenggarakan program pendidikan sesuai kebijakan UT-pusat yang secara garis besar terbagi atas dua program, yaitu: program pendidikan dasar (Program Pendas) dan program non pendidikan dasar (Program Non-Pendas). Program pendidikan dasar adalah program pendidikan yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Dasar pada FKIP yang terdiri atas program studi S1 PGSD dan S1 PGPAUD, sedangkan program non pendidikan dasar meliputi semua jurusan diluar program atau jurusan pendidikan dasar walaupun tergabung dalam fakultas yang sama, program pendidikan ini dapat di ikuti oleh masyarakat umum atau bersifat terbuka. 6 Mendasarkan data dan bertambahnya usia semenjak diresmikan UPBJJUT Kendari mengalami peningkatan jumlah mahasiswa signifikan berbanding awal dibentuk, tercatat masa registrasi tahun 2011 jumlah mahasiswa kedua program pendidikan 13.330 mahasiswa, yaitu program pendidikan dasar 11.930 orang mahasiswa dan program non pendidikan dasar 1.400 orang mahasiswa yang tersebar di 12 kabupaten/kota, yaitu; (1) Kota Kendari; (2) Kota Bau-Bau; (3) Kabupaten Konawe; (4) Kabupaten Konawe Selatan; (5) Kabupaten konawe utara; (6) Kabupaten Kolaka; (7) Kabupaten Kolaka Utara; (8) Kabupaten Bombana; (9) Kabupaten Muna; (10) Kabupaten Buton; (11) Kabupaten Buton Utara, dan (12) Kabupaten Wakatobi. Kesuksesan UPBJJ-UT Kendari dalam peningkatan jumlah mahasiswa program pendidikan dasar, tidak terlepas dari program yang dilakukan guna memperkenalkan program pendidikan UT melalui penyampaian pesan program. Garis besar program yang dilaksanakan UPBJJ-UT Kendari dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat adalah program sosialisasi dan promosi, konsolidasi dan pencitraan yang pelaksanaannya tidak membedakan jenis program pendidikan tertentu. Pelaksanaan program terhadap kedua jenis program pendidikan ini berdasarkan standar operasional prosedur yang sama menyangkut sistem, cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh UT serta untuk mendapatkan hasil maksimal guna pencapaian tujuan maka program dipersiapan atau melalui perencanaan program oleh penanggungjawab program terhadap instrumen pelengkap atau bahan pendukung yang diserahkan ke komunikator sebagai pelaksana didaerah. Namun program ini tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan partisipasi masyarakat pada program non pendidikan dasar. 7 Komunikator atau pelaksana didaerah melaksanakan tugas berdasarkan atas kemampuanya. Menyampaikan pesan program pendidikan terhadap komunikan tidak dapat dilaksanakan secara langsung melainkan mengunakan teknik ataupun alat bantu sebagai penunjang kesuksessan kegiatan dilapangan. Memperhatikan keadaan ini, dipandang penting suatu bentuk strategi dalam menunjang tujuan program tersebut. Strategi yang tepat salah satunya adalah strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu yang tergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003). Lionberger dan Gwin (1982) bahwa, strategi komunikasi umumnya dirumuskan dengan memperhatikan tiga hal yaitu, khalayak sasaran, pesan yang disampaikan, dan saluran atau media yang digunakan, namun ahli-ahli lain menambahkan yaitu, mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metoda, seleksi dan pengunaan media. Strategi komunikasi yang baik adalah dengan memaksimalkan seluruh komponen dan unsur-unsur komunikasi. Lasswell dalam Anwar (1984), bahwa komponen komunikasi adalah; komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek. Semua komponen tersebut mempunyai kekuatan dan pengaruh yang bekerja dalam proses komunikasi efektif. Oleh karena itu, strategi komunikasi sangat penting untuk dipahami oleh semua kalangan pelaksana organisasi, hal ini harus dihayati karena strategi dilaksanakan 8 oleh setiap orang/organisasi pada setiap kegiatan, bukan hanya sebatas oleh satu atau dua orang. Berdasarkan uraian diatas, UPBJJ-UT Kendari melaksanakan peran pelayanan pendidikan tinggi di provinsi Sulawesi Tenggara dalam pembangunan pendidikan nasional guna pemerataan pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, maka peneliti ingin mengkaji mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh UPBJJ-UT Kendari terhadap tiga program tersebut guna peningkatan partisipasi masyarakat dalam pendidikan tinggi untuk kuliah di UPBJJ-UT Kendari terutama di program non pendidikan dasar. 1.2 Rumusan Masalah Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan adalah berkaitan dengan strategi komunikasi yang digunakan. Strategi secara sederhana diartikan sebagai suatu seni untuk mengunakan kecakapan dan sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan (McNichols dalam Salusu, 2005). UPBJJ-UT Kendari sebagai penyelenggara program pendidikan sesuai kebijakan UT yang secara garis besar bertujuan pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam menumbuhkan perilaku mendaftar pada program pendidikan program non pendidikan dasar melalui program kegiatan yaitu, program sosialisasi dan promosi, konsolidasi, dan pencitraan. Dalam menjalankan program tersebut UPBJJ-UT Kendari dibutuhkan strategi yang dilakukan agar tujuan dapat tercapai karena sasaran yang dihadapi sangat beragam yang terdiri atas berbagai latar belakang dengan karakteristik berbeda. Strategi yang 9 dimaksud adalah sebuah perencanaan yang cermat yang dirancang dalam melaksanakan tindakan komunikasi melalui tahapan – tahapan ataupun elemen strategi komunikasi pada penyampaian program pendidikan non pendidikan dasar yang terintegrasi pada visi,misi dan tujuan UPBJJ-UT Kendari. Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan UPBJJ-UT Kendari dalam menumbuhkan perilaku mendaftar pada program non pendidikan dasar. 2. Bagaimana pelaksanaan strategi komunikasi UPBJJ-UT Kendari dalam menumbuhkan perilaku mendaftar pada program non pendidikan dasar. 3. Sejauhmana pengaruh faktor karakteristik responden terhadap efektivitas proses komunikasi. 4. Sejauhmana pengaruh efektivitas proses komunikasi terhadap perilaku mendaftar pada program non pendidikan dasar. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan strategi komunikasi yang dilakukan UPBJJUT Kendari dalam menumbuhkan perilaku mendaftar pada program non pendidikan dasar. 2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi komunikasi UPBJJ-UT Kendari dalam menumbuhkan perilaku mendaftar pada program non pendidikan dasar. 10 3. Untuk menganalisis pengaruh faktor karakteristik responden terhadap efektivitas proses komunikasi. 4. Untuk menganalisis pengaruh efektivitas proses komunikasi terhadap perilaku mendaftar pada program non pendidikan dasar. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini dilaksanakan adalah: 1. Manfaat praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan informasi tentang strategi, pelaksanaan/implementasi pelaksanaan strategi komunikasi UPBJJ-UT Kendari dalam menumbuhkan perilaku mendaftar pada program non pendidikan dasar. 2. Manfaat ilmiah yaitu sebagai bahan rujukan dalam penelitian yang berkaitan dengan strategi komunikasi, dan khusus penelitian tentang strategi komunikasi penyuluhan dan komunikasi pembangunan 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian tentang strategi komunikasi telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu namun penelitian strategi komunikasi tersebut kebanyakan fokus kepada strategi perencanaan dan manajemen (public relation), dikarenakan strategi pada hakikatnya adalah sebuah perencanaan (planning), dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian strategi komunikasi yang fokus terhadap komponen strategi komunikasi masih sangat kurang diteliti, berikut beberapa penelitian yang fokus 11 kajian terhadap strategi komunikasi. Disini peneliti akan menyajikan beberapa hasil penelitian yang terdahulu dan relevan dengan penelitian ini. Tabel 1.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu Tentang Strategi Komunikasi. Peneliti dan Judul Sukarmi et al (2008). Lembaga Riset Perbankan Daerah. Universitas Brawijaya. Strategi Komunikasi dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Tentang HakHak Nasabah Perbankan di Jawa Timur Metode Kualitatif Atnan, N, (2011). Tesis: Universitas Gadjah Mada. Efektivitas Strategi Komunikasi Konsultan Dalam Program Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Raha Kabupaten Muna. Mix Method Rose et al (2011), The Journal of Defense Modeling and Simulation; Applications, Methodology and Technology 2011 8(2) 93104. Representing Strategic Communication and Influence in Stabilization Modeling Kualitatif Fokus Penelitian fokus dua kajian yaitu; (1) pelaksanaan strategi komunikasi hak nasabah perbankan meliputi komponen komunikasi yaitu, komunikator, pesan dan media; (2) menentukan strategi komunikasi yang tepat untuk program edukasi hak nasabah. Pola strategi komunikasi yang dilaksanakan mengacu pada strategi jangka pendek dan jangka panjang. Fokus penelitian untuk mengetahui efektivitas strategi komunikasi konsultan dan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas pengunaan metode komunikasi yang digunakan dalam memberikan secara utuh kepada masyarakat di kota Raha tentang BLMPNPM-MP. Fokus terhadap model strategi komunikasi yang digunakan dan pengaruh kementrian pertahanan Inggris terhadap penerapan PSOM (peace Support Operating Model) pada masyarakat adat. Perbedaan Penelitian Strategi komunikasi UPBJJUT Kendari adalah rencana yang cermat yang dirancang sedemikian rupa oleh UPBJJ-UT Kendari dalam melakukan tindakan komunikasi pada penyampaian program pendidikan program non pendidikan dasar melalui program sosialisasi promosi, konsolidasi dan program pencitraan dalam menumbuhkan perilaku mendaftar. Menganalisis pengaruh faktor karakteristik responden sebagai variabel bebas terhadap efektivitas proses komunikasi dan menganalisis efektivitas komunikasi terhadap perilaku mendaftar pada program non pendidikan dasar. Strategi komunikasi UPBJJUT Kendari adalah rencana yang cermat yang dirancang sedemikian rupa oleh UPBJJ-UT Kendari dalam melakukan tindakan komunikasi pada penyampaian program pendidikan program non pendidikan dasar melalui program sosialisasi promosi, konsolidasi dan program pencitraan dalam menumbuhkan perilaku mendaftar. penelitian ini strategi komunikasi program UPBJJ-UT Kendari melalui tahapan dan elemen strategi 12 Khairil, Muhammad (2011), Jurnal Ilmu Komunikasi,9(3)sepdes2011,260-273. Strategi Komunikasi dalam Pemberdayaan Masyarakat Korban Konflik Poso Kualitatif Mengetahui strategi komunikasi yang selama ini dilakukan dalam proses pemberdayaan masyarakat korban konflik poso berikut (Adhikarya & Middleton ,1994), sebagai kerangka analisisnya, yaitu: mengumpulkan data dasar, analisis perencanaan dan pengembangan strategi, analisis dan segmentasi khalayak, pemilihan media, penyusunan dan pengembangan pesan, perencanaan manajemen, evaluasi Strategi komunikasi UPBJJUT Kendari adalah rencana yang cermat yang dirancang sedemikian rupa oleh UPBJJ-UT Kendari dalam melakukan tindakan komunikasi pada penyampaian program pendidikan program non pendidikan dasar melalui program sosialisasi promosi, konsolidasi dan program pencitraan dalam menumbuhkan perilaku mendaftar.