Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 ANALISIS VARIASI GEN DIACYLGLYSEROL ACYLTRANSFERASE 1 (DGAT1) PADA SAPI LIMPO (LIMOUSIN–PERANAKAN ONGOLE) MENGGUNAKAN TEKNIK PCR-RFLP (Genetic Variation of Diacylglycerol Acyltransferase 1 (DGAT1) Gene of Limpo Cattle by PCR-RFLP Method) SRI RAHAYU1, A. PURWANTO1, A. SUSILO2, M.S. DJATI1 dan SUYADI2 1 Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Dinoyo, Malang 2 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Dinoyo, Malang ABSTRACT The aim of this research was to determine polymorphism of DGAT1 gene. The blood sample was taken from ten LIMPO cattle at animal slaughter house Krian, Sidoarjo. Genomic DNA was isolated by salting out method. A PCR-RFLP (Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism) procedure was developed to determine polymorphism of DGAT1 gene. The PCR product were digested with HaeIII enzyme. The Result of the amplification was a specific single band with fragment size 220 bp. Restriction with HaeIII enzyme resulted four haplotypes. Haplotype 1 were cut into one fragment (220 bp), haplotype 2 were cut into two fragments (100 and 30 bp), haplotype 3 were cut into three fragments (220, 190 and 30 bp) and haplotype 4 were cut into four fragments (220, 190, 100 and 30 bp). It was concluded that there were polymorphism of DGAT1 gene of LIMPO cattle. Key Words: DGAT1 Gene, LIMPO Cattle, Marbling, PCR-RFLP, Polymorphism ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya variasi gen DGAT1. Sampel darah sebagai sumber DNA dikoleksi dari vena jugularis dengan menggunakan tabung venoject yang mengandung bahan antikoagulan, EDTA sebanyak 5 – 6 ml setiap ekor sapi. DNA diisolasi dari sel limfosit menurut metoda standar. Untuk mengetahui keberhasilan isolasi DNA dilakukan pengamatan secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer dan pengamatan secara kualitatif dengan menggunakan elektroforesis agarosa 1 %. Amplifikasi dengan PCR menghasilkan satu pita DNA yang mempunyai ukuran 220 bp. PCR-RFLP dengan enzim HaeIII menghasilkan empat haplotip (pola potongan pita DNA), yaitu haplotip 1 dengan satu fragmen (220 bp), haplotip 2 dengan dua fragmen (100 dan 30 bp), haplotip 3 dengan tiga fragmen (220, 190 dan 30 bp), dan haplotip 4 dengan empat fragmen (220, 190, 100 dan 30 bp). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat polimorfisme gen DGAT1 pada sapi LIMPO. Kata Kunci: Gen DGAT1, Marbling, PCR-RFLP, Polimorfisme, Sapi LIMPO PENDAHULUAN Pada tahun 2008, produksi daging nasional baru mencapai 66% (380.059 ton) dan kekurangannya dicukupi melalui impor (34%). Pasokan impor daging diprediksikan semakin meningkat dan mencapai 70% pada tahun 2020. Hal ini, memperlihatkan bahwa terdapat kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan akan daging sapi potong. Peningkatan jumlah kebutuhan daging tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kualitas daging. Kualitas daging dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik sebelum atau setelah pemotongan. Salah satu faktor yang dapat digunakan untuk karakterisasi kualitas daging adalah marbling. Marbling merupakan komposisi lemak yang ada dalam otot intramuskular. Adanya kandungan marbling yang cukup pada daging dapat meningkatkan 25 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 kualitas dari daging tersebut. Jumlah marbling dapat berbeda di antara jenis kelamin jantan dan betina. Misalnya, pada umur yang sama, sapi jantan memiliki lebih banyak kandungan marbling daripada sapi betina. Daging yang mengandung sedikit marbling akan tampak kering dan mempunyai rasa yang kurang baik, namun marbling yang terlalu banyak akan membatasi palatibilitas dan menimbulkan cita rasa yang tidak disuka (SOEPARNO, 1998). Marbling, yang dikontrol oleh beberapa gen (poligen), merupakan sifat komersial pada usaha peternakan. Pengujian karakteristik marbling dapat dilakukan dengan mengunakan marka genetik yang dapat berupa polimorf dalam gen-gen marbling. Penelitian yang dilakukan oleh THALLER et al. (2003) serta CASAS et al. (2005) menunjukkan terdapatnya pengaruh polimorfisme pada gen Diacylglycerol acyltransferase1 (DGAT1) terhadap tingkat marbling pada daging sapi. Gen DGAT1 merupakan gen yang mengkode enzim DGAT1. Secara genetis, trigliserida yang merupakan komposisi utama penyusun marbling, tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan gen DGAT1. Gen-gen lain yang dapat mempengaruhi deposisi trigliserida, antara lain adalah gen GPAT (glycerol-3phosphate acyltransferase), AGPAT (1-Acylglycerol-3-phosphate acyltransferase), PPH-1 (phosphatidate phosphohydrolase 1), MGAT (monoacylglycerol acyltransferase) dan DGAT2 (diacylglycerol acyltransferase 2). Gen-gen tersebut merupakan gen-gen yang mengkode enzim (selain DGAT1) yang berperan dalam sintesis trigliserida (STONE et al., 2004). Enzim ini berperan dalam katalisis akhir dari sintesis trigliserida yang merupakan senyawa lemak utama penyusun marbling. Enzim ini mengkatalisis tahap akhir dari sintesis triacyglycerol melalui asilasi acyl-CoAdependent dari sn-1,2-diacylglycerol dan tingkat aktivitas DGAT memiliki pengaruh dalam kuantitas deposisi triacylglycerol dalam pembentukan jaringan lemak. Substitusi nonkonservatif dari dua pasangan basa pada ekson 8 yang mengakibatkan perubahan lisin menjadi alanin di posisi asam amino 232 (K232A) pada DGAT1 berhubungan dengan perubahan kandungan lipid pada otot semitendinosus 26 pada.sapi (THALLER et al., 2003; FARESE et al., 1998 dan GRISART et al., 2004; RIPOLI et al., 2006). Gen yang berhubungan dengan penyandian (encoding) marbling adalah gen DGAT1 (diacylglycerol acyltransferase) (CASAS et al., 2005). Penelitian dari THALLER et al. (2003) mendapatkan adanya polimorfisme lisin / alanin pada DGAT 1 dari marbling yang diambil dari musculus semitendinosus dan musculus longissimus dorsi. Menurut MOORE et al. (2003) bahwa deposisi marbling tergantung pada alel yang mengkode alanin dan lisin pada posisi basa 232 dari gen DGAT1. Keberadaan alel yang mengkode lisin (K) terbukti berkaitan dengan meningkatnya deposisi marbling daripada keberadaan alel pengkode alanin (A) yang berhubungan dengan menurunnya deposisi marbling. Menurut GRISART et al. (2004) bahwa adanya polimorfisme dari gen DGAT1 pada sapi Black-and-White Holstein-Friesian terjadi karena adanya mutasi pada daerah nonkonservasi K232A yang menyebabkan variasi pada deposisi marbling. Polimorfisme suatu gen dapat diketahui dengan menggunakan metode PCR-RFLP. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka analisis polimorfisme ini perlu dilakukan untuk melihat adanya variasi gen DGAT1 dan hubungannya terhadap variasi kualitas marbling pada sapi LIMPO. Sapi LIMPO merupakan tipe sapi pedaging yang secara genetik memiliki tingkat pertumbuhan dan produksi daging yang baik. Selain itu, sapi LIMPO mempunyai daya tahan terhadap temperatur panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi lokal (ARYOGI et al., 2005). Variasi kualitas marbling sapi LIMPO di Jawa Timur telah diketahui dari penelitian yang dilakukan oleh SUSILO et al. (2007), yang mengelompokkan menjadi dua, yaitu kualitas dengan kandungan marbling yang sangat tipis dan tipis. Hasil dari analisis polimorfisme ini diharapkan dapat mengetahui adanya polimorfisme dari gen DGAT1 sehingga dapat memberikan informasi tentang data genetis khususnya pada sapi LIMPO di Indonesia. Selain itu, hasil analisis ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal untuk pembuatan marker gen DGAT1 yang dapat digunakan untuk seleksi genetis secara dini. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI DAN METODE Sampel darah sapi LIMPO didapatkan dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Krian, Sidoarjo. Sebanyak 10 sampel darah sapi LIMPO akan dianalisis gen DGAT1-nya. Sampel darah tersebut diambil dari sapi LIMPO yang telah diketahui tingkat marblingnya berdasarkan penelitian sebelumnya, yaitu grade 1 (kualitas 1) dengan kandungan marbling sangat tipis dan grade 2 (kualitas 2) dengan kandungan marbling yang tipis (SUSILO et al., 2007). Sampel-sampel tersebut dikelompokkan dalam kualitas 1 (sampel 1 – 5) dan kualitas 2 (sampel 6 – 10). PCR-RFLP DNA diisolasi dari sel limfosit darah. Amplifikasi gen marbling sapi LIMPO dilakukan melalui metode PCR. Primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer DGAT6829. Primer forward DGAT6829F 5'CTACCGGGACGTCAACCTC-3', sedangkan primer reverse DGAT6829R 5'GGTTGTCGGGGTAGCTCA-3' Pemotongan hasil amplifikasi gen DGAT1 dilakukan melalui metode RFLP dengan menggunakan enzim restriksi HaeIII. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan melakukan pengamatan profil pita DNA hasil PCR-RFLP masing-masing sampel pada gel hasil elektroforesis. Selanjutnya dari profil pita DNA hasil PCR-RFLP dianalisis apakah terdapat hubungan antara variasi marbling dengan variasi pola potong pita DNA. M 1 3000 2 3 Amplifikasi gen DGAT1 Hasil Amplifikasi gen DGAT1 menghasilkan satu pita berukuran 220 bp (Gambar 1). Munculnya satu pita ini menunjukkan bahwa primer DNA yang digunakan pada penelitian ini adalah spesifik untuk sapi LIMPO untuk DGAT1. Hasil pemotongan oleh enzim HaeIII pada hasil amplifikasi gen DGAT1 menghasilkan pita potongan DNA seperti yang tersaji pada Gambar 2. Variasi gen DGAT1 dapat dilihat dari hasil pola potong pita DNA dengan enzim restriksi. Enzim HaeIII merupakan enzim yang mengenali sisi pemotongan pada sekuen GG*CC dengan tipe pemotongan blunt end, yaitu tipe pemotongan yang menghasilkan sekuen dengan ujung yang tumpul karena pemotongannya bersifat simetris (BECKER et al., 2000). Hasil pemotongan oleh enzim HaeIII menghasilkan pola potongan pita DNA seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 1. Pola potongan pita DNA berdasarkan Gambar 2 dapat dikelompokkan dalam 4 pola potongan (haplotip), yaitu haplotip 1 dengan satu fragmen (220 bp), haplotip 2 dengan dua fragmen (100 dan 30 bp), haplotip 3 dengan tiga fragmen (220, 190 dan 30 bp), dan haplotip 4 dengan empat fragmen (220, 190, 100 dan 30 bp). Adanya variasi pola potongan pita DNA tersebut menunjukkan adanya variasi dalam gen DGAT1. 4 5 6 7 8 9 10 bp bp 500 bp 1000 220 200 bp bp Gambar 1. Hasil amplifikasi gen DGAT1; M: DNA ladder 1 - 10: Fragmen DNA hasil PCR 27 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 M U 1 2 3 4 5 M 6 7 8 9 10 3000 bp 1000 bp 500 bp 200 bp Gambar 2. Fotograf gel agarosa memperlihatkan adanya variasi DNA pada 220 bp fragmen gen DGAT1 yang dideteksi dengan menggunakan enzim restriksi HaeIII. M: DNA ladder, U: uncut (fragmen DNA hasil PCR yang tidak dipotong enzim restriksi), 1 - 10: band yang terpotong oleh enzim restriksi Persentase kemunculan antara haplotip 1 sampai 4 menunjukkan adanya perbedaan, haplotip 3 mempunyai persentase kemunculan paling tinggi dibandingkan dengan kemunculan haplotip 1, 2 dan 4 baik pada kualitas marbling 1 maupun marbling 2 (Tabel 2 dan 3). Variasi haplotip yang didapatkan pada penelitian ini ternyata tidak terdapat hubungan dengan kualitas marbling dari sampel yang digunakan. Sementara itu THALLER et al. (2003) menemukan adanya polimorfisme gen DGAT1 pada sapi German Holstein yang memiliki kandungan marbling tinggi dengan kandungan marbling rendah. Variasi yang terjadi pada gen DGAT1 sapi LIMPO ini dapat terjadi karena adanya perubahan susunan basa dalam DNA dari gen DGAT1 tersebut. Tabel 1. Data hasil PCR-RFLP gen DGAT1 pada sapi LIMPO Ukuran fragmen Sampel Pola potongan 220 190 100 30 1 Haplotip 1 * − − − 2 Haplotip 3 * * − * 3 Haplotip 2 − − * * 4 Haplotip 4 * * * * 5 Haplotip 3 * * − * 6 Haplotip 2 − − * * 7 Haplotip 3 * * − * 8 Haplotip 3 * * − * 9 Haplotip 3 * * − * 10 Haplotip 3 * * − * 28 DNA (bp) Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 Tabel 2. Persentase pola potongan (haplotip) DNA hasil PCR-RFLP gen DGAT1 pada sapi LIMPO No Pola potongan Jumlah Persentase (%) 1 Haplotip 1 1 10 2 Haplotip 2 2 20 3 Haplotip 3 6 60 4 Haplotip 4 1 10 Tabel 3. Persentase pola potongan (haplotip) DNA hasil PCR-RFLP gen DGAT1 pada sapi LIMPO berdasarkan kualitas marbling No Kualitas Marbling Pola potongan Jumlah Persentase (%) 1 Grade 1 Haplotip 1 1 20 Haplotip 2 1 20 Haplotip 3 2 40 Haplotip 4 1 20 2 Grade 2 Haplotip 1 0 0 Haplotip 2 1 20 Haplotip 3 4 80 Haplotip 4 0 0 Menurut GRISART et al. (2004) menyatakan bahwa adanya polimorfisme dari gen DGAT1 pada sapi Black-and-White Holstein-Friesian terjadi karena adanya mutasi pada daerah nonkonservasi K232A yang menyebabkan variasi pada deposisi marbling. SORENSEN et al. (2006), mendapatkan bahwa aktifitas enzim DGAT pada longisimus Dosri dari Bos Taurus sangat terkait dengan genotip dari gen DGAT1. Polimorfisme yang terdapat pada gen dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya perkawinan acak, migrasi, dan seleksi di dalam populasi sapi tersebut. MOORE et al. (2003) menyebutkan bahwa deposisi marbling tergantung pada alel yang mengkode alanin dan lisin pada posisi basa 232 dari gen DGAT1. Keberadaan alel yang mengkode lisin (K) terbukti berkaitan dengan meningkatnya deposisi marbling daripada keberadaan alel pengkode alanin (A) yang berhubungan dengan menurunnya deposisi marbling. Sementara itu, THALLER et al. (2003) mengungkapkan bahwa SNP (single nucleotide polymorphism) pada daerah non-konservasi K232A gen DGAT1 menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan deposisi lemak dengan adanya alel pengkode lisin pada daerah tersebut. Sedangkan WINTER et al. (2002) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara variasi gen DGAT1 dengan variasi pada marbling yang disebabkan oleh subtitusi K232A. ANTON et al. (2008) mendapatkan bahwa polimorfisme pada gen DGAT 1 berhubungan dengan produksi ari susu pada sapi Hungary. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. 2. 3. Terdapat 4 haplotip gen DGAT1 pada sapi LIMPO berdasar analisis dengan metode PCR-RFLP menggunakan enzim HaeIII. Haploitip 3 mempunyai persentase kemunculan paling tinggi dibandingkan dengan haplotip 1,2 dan 4, baik pada sapi dengan kualitas marbling 1 maupun kualitas marbling 2. Tidak terdapat hubungan antara pola potongan pita DNA hasil PCR-RFLP yang menggunakan enzim HaeIII dengan kualitas marbling. 29 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 DAFTAR PUSTAKA ANTON, ISTVÁN, K. KOVÁCS, L. FÉSÜS, J. VÁRHEGYI, L. LEHEL, Z. HAJDA, J. P. POLGÁR, F. SZABÓ and A. ZSOLNAI . 2008. Effect of DGAT1 and TG gene polymorphisms on intramuscular fat and on milk production traits in different cattle breeds in Hungary. ARYOGI, S. UMADI dan W.H. ARDJOSUBROTO. 2005. Performans sapi silangan Peranakan Ongole di Dataran Rendah (Studi Kasus di Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo Jawa Timur). http://peternakan.litbang.deptan.go.id/ publikasi/semnas/pro05-12.pdf. (3 Januari 2008). RIPOLI M.V, P. CORVA and G. GIOVAMBATTISTA. 2006. Analysis of a polymorphism in the DGAT1 gene in 14 cattle breeds through PCR-SSCP methods. R V S 80(issue 3): 287 – 290. SOEPARNO. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. UGM Press, Yogyakarta. SORENSEN, B., C. KÜHN, F. TEUSCHER, F. SCHNEIDER, R. WESELAKE and J. WEGNER. 2006. Diacylglycerol acyltransferase (DGAT) activity in relation to muscle fat content and DGAT1 genotype in two different breeds of Bos taurus (short communication). Arch. Tierz., Dummerstorf 49 (4): 351 – 356 BECKER, W.M dan L.J. KLEINSONTH. 2000. The World of The Cell fourth edition. The Benjamins Cummings Publishing Company, New York. STONE, S.J., H. MYERS, B.E. BROWN, S.M. WATKINS, K.R. FEINGOLD, P.M. ELIAS and R.V. FARESE JR. 2004. Lipopenia and skin barrier abnormalities in DGAT2- deficient mice. J. Biol. Chem. 279: 11767 – 11776. CASAS, E., S.N. WHITE, D.G. RILEY, T.P.L. SMITH, R.A. BRENNEMAN, T.A. OLSON, D.D. JOHNSON, S.W. COLEMAN, G.L. BENNETT and C.C. CHASE JR. 2005. Assessment of single nucleotide polymorphisms in genes residing on chromosomes 14 and 29 for association with carcass composition traits tn Bos Indicus cattle. J. Anim. Sci. 83: 13 – 19. SUSILO, A., SUYADI dan S. RAHAYU. 2007. Pengembangan Teknik Seleksi Peningkatan Kualitas Daging Sapi Menggunakan Gen Kandidat Pengatur Marbling dan Meat Tenderness Pada Kromosom 14 dan 29. Laporan Penelitian Riset Terapan Program Insentif Tahun 2007. Kementrian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Jakarta. FARESE, R.V., M.D.S. CASES., H. MYERS dan E. SANDE. 1998. Breakthrough In Understanding The Biology Of Fat-Ucsf/Gladstone Scientists Discover Gene For Key Enzyme. http://pub.ucsf.edu/newsservices/releases/2004 011310/. (5 Maret 2008). THALLER, G., C. KUHN, A. WINTER, G. EWALD, O. BELLMANN, J. WEGNER, H. ZUHLKE and R. FRIES, 2003. DGAT1, a new positional and functional candidate gene for intramuscular fat deposition in cattle. Animal Genetics 34(5): 354 – 357. GRISART, B., F. FARNIR, L. KARIM, N. CAMBISANO, J.J. KIM, A. KVASZ, M. MNI, P. SIMON, J. M. FRERE, W. COPPIETERS and M. GEORGES. 2004. Genetic and functional confirmation of the casuality of the DGAT1 K232A quantitive trait nucleotide in affecting milk yield and composition. Proc. Nat. Acad. Sci. USA 101: 2398 – 2403. WINTER, A., W. KRAMER, F.A.O. WERNER, S. KOLLERS, S. KATA, G. DURSTEWITZ, J. BUITKAMP, J. E. WOMACK, G. THALLER and R. FRIES. 2002. Association of a Lysine232/Alanine Polymorphism In Bovine Gene Encoding Acyl-CoA: Diacylglycerol Acyltransferase (DGAT1) with variation at a quantitative trait locus for milk fat content. Proc. of the National Academy of Science of the Unite States of America 99: 9300 – 9305. MOORE, S. S., C. LI, J. BASARAB, W.M. SNELLING, J. KNEELAND, B. MURDOCH, C. HANSEN and B. BENKEL. 2003. Fine mapping of quantitative trait loci and assessment of positional candidate genes for backfat on bovine chromosome 14 in a commercial line of Bos Taurus. J. Anim. Sci. 2003. 81: 1919 – 1925. 30