Kasih Allah P R E S I D E N D I E T E R F. U C H T D O R F Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama Kasih adalah ukuran iman kita, ilham bagi kepatuhan kita, serta tingkat tertinggi dari kemuridan kita. kita ingin dikenal, tidak adakah sifatsifat melebihi hal-hal lain yang hendaknya menjelaskan kita sebagai anggota dari Gereja-Nya, bahkan sebagai para murid Yesus Kristus? Sejak konferensi umum terakhir kita enam bulan lalu, saya telah merenungkan pertanyaan ini. Hari ini, saya ingin membagikan kepada Anda beberapa gagasan dan kesan yang telah datang sebagai hasil dari pertanyaan itu. Pertanyaan pertama adalah: Bagaimana Kita Menjadi Murid Sejati Yesus Kristus? G ereja Yesus Kristus dari Orangorang Suci Zaman Akhir terus bertumbuh dan menjadi lebih baik dikenal di seluruh dunia. Meskipun akan selalu ada orang-orang yang memberi label yang tidak baik terhadap Gereja dan anggotanya dalam cara yang negatif, kebanyakan orang berpikir tentang kita sebagai orang yang jujur, penolong, dan pekerja keras. Beberapa orang memiliki gambaran tentang misionaris yang rapi, keluarga yang mengasihi, dan tetangga yang ramah yang tidak merokok maupun minum minuman keras. Kita juga mungkin dikenal sebagai orang yang menghadiri gereja setiap Minggu selama tiga jam di tempat dimana setiap orang adalah brother atau sister, dimana anak-anak menyanyikan lagu-lagu mengenai sungai dapat berbicara, pohon yang menghasilkan popcorn, dan anak-anak yang ingin menjadi sinar matahari. Brother dan sister, dari semua hal Juruselamat Sendiri menyediakan jawaban dengan pernyataan luar biasa ini: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu.”1 Inilah esensi dari apa yang dimaksud menjadi seorang murid sejati: mereka yang menerima Kristus Yesus, hidup di dalam Dia.2 Namun ini mungkin menimbulkan masalah bagi beberapa orang karena ada begitu banyak “hendaknya” dan “hendaknya tidak”—bahwa hanya memantau mereka dapat menjadi tantangan. Kadang-kadang, penjelasan makna yang baik dari asas ilahi—banyak berasal dari sumber yang tak terilhami—yang semakin merumitkan masalah, mengurangi kemurnian dari kebenaran ilahi itu dengan penjelasan buatan manusia. Satu gagasan yang baik dari seseorang—sesuatu yang mungkin berhasil bagi dia—tumbuh dan menjadi pengharapan-pengharapan. Dan lambat laun, asas-asas kekal dapat musnah dalam labirin “gagasan yang baik.” Ini adalah salah satu kecaman Juruselamat bagi “para ahli” agama di zaman-Nya yang dia hardik karena mendengarkan ratusan perincianperincian kecil dari hukum sementara mengabaikan hal-hal yang lebih berbobot.3 Karena itu, bagaimana kita tetap fokus dan mengikuti “hal-hal yang lebih berbobot” ini? Adakah sebuah kompas tetap yang dapat menolong kita memprioritaskan kehidupan, pikiran, dan tindakan kita? Sekali lagi, Juruselamat menyatakan caranya. Ketika diminta untuk menyebutkan perintah yang terbesar, Dia tidak ragu. ”Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu,” kata-Nya. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”4 Dipadu dengan perintah besar kedua, untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri5—kita memiliki sebuah kompas yang menyediakan arahan tidak saja bagi kehidupan kita namun juga bagi Gereja Tuhan di kedua sisi tabir. Karena kasih merupakan perintah yang besar, itu haruslah menjadi pusat dari semua dan setiap hal yang kita lakukan dalam keluarga kita, dalam pemanggilan gereja kita, dan dalam kehidupan kita. Kasih adalah balsam penyembuh yang memperbaiki konflik dalam hubungan pribadi dan keluarga. Itu adalah ikatan yang mempersatukan keluarga, masyarakat, serta bangsa. Kasih adalah kuasa yang memprakarsai persahabatan, toleransi, kesopanan, dan rasa hormat. Itu adalah sumber yang mengatasi perseteruan dan kebencian. Kasih adalah api yang menghangatkan kehidupan kita, sukacita yang tak tertandingi serta pengharapan ilahi. Kasih hendaknya bertindak dan berbicara dengan kasih. Ketika kita sungguh-sungguh memahami apa artinya mengasihi sebagaimana Yesus Kristus mengasihi kita, kebingungan sirna dan prioritas kita tertata. Hidup kita sebagai para murid Kristus menjadi lebih menyenangkan. Kehidupan kita mendapat makna baru. Hubungan kita dengan Bapa Surgawi kita menjadi lebih dalam. L I A H O N A NOVEMBER 2009 21 Kepatuhan menjadi sukacita alih-alih beban. Mengapa Kita Hendaknya Mengasihi Allah? Allah Bapa yang Kekal tidak memberi perintah besar pertama itu karena Dia ingin kita mengasihi-Nya. Kuasa dan kemuliaan-Nya tidak hilang jika kita tidak menghargai, mengingkari, atau bahkan mencemarkan nama-Nya. Pengaruh dan kuasa-Nya menjangkau melampaui ruang dan waktu dari penerimaan, persetujuan, atau rasa hormat pribadi kita. Tidak, Allah tidak memerlukan kita untuk mengasihi-Nya. Namun oh, betapa kita perlu untuk mengasihi Allah! Karena apa yang kita kasihi menentukan apa yang kita cari. Apa yang kita cari menentukan apa yang kita pikirkan dan lakukan. Apa yang kita pikirkan dan lakukan menentukan siapa kita—dan akan menjadi apa kita nanti. Kita diciptakan menurut rupa orang tua surgawi kita; kita adalah anak-anak roh Allah. Oleh karena itu kita memiliki kapasitas yang besar 22 bagi kasih—itu adalah bagian dari pusaka rohani kita. Apa dan bagaimana kita mengasihi tidak hanya menguraikan kita secara individu; itu juga menguraikan kita sebagai sebuah Gereja. Kasih adalah sifat penting dari seorang murid Kristus. Sejak permulaan zaman, kasih telah menjadi sumber baik kebahagiaan tertinggi dan beban terberat. Penyebab kemalangan sejak zaman Adam hingga zaman sekarang, Anda akan menemukan kasih terhadap hal-hal yang salah. Dan penyebab sukacita, Anda akan menemukan kasih terhadap hal-hal yang baik. Dan yang terbesar dari segala hal yang baik adalah Allah. Bapa kita di Surga telah memberikan kepada kita, anak-anak-Nya, lebih banyak dari sekadar pikiran fana yang dapat memahami. Di bawah arahanNya, Yehova yang Agung menciptakan dunia yang indah ini tempat kita tinggal. Allah Bapa mengawasi kita, mengisi kita dengan sukacita yang besar, menerangi saat-saat tergelap kita dengan berkat damai, mengisi pikiran kita dengan kebenaran-kebenaran berharga, menggembalakan kita melalui saat-saat sulit, bersukacita ketika kita bersukacita, dan menjawab permohonan kita yang benar. Dia menawarkan kepada anakanak-Nya janji akan kehidupan mulia dan kekal serta telah menyediakan sebuah cara bagi kita untuk maju dalam pengetahuan dan kemuliaan sampai kita menerima kegenapan sukacita. Dia telah menjanjikan kepada kita semua bahwa Dia memilikinya. Jika semua alasan untuk mengasihi Bapa Surgawi kita tidak cukup, mungkin kita dapat belajar dari perkataan Rasul Yohanes, yang mengatakan, “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”6 Mengapa Bapa Surgawi Mengasihi Kita? Pikirkan tentang kasih paling murni, paling menakjubkan yang dapat Anda bayangkan. Sekarang lipat gandakan kasih itu dengan jumlah yang tak terbatas—itulah ukuran kasih Allah bagi Anda.7 Allah tidak memandang penampilan jasmani.8 Saya percaya bahwa Dia tidak peduli sama sekali apakah kita tinggal di istana atau di gubuk, apakah kita tampan atau jelek. Meskipun kita tidak sempurna, Dia mengasihi kita dengan sempurna. Meskipun kita mungkin merasa tersesat dan tanpa kompas, kasih Allah membimbing kita sepenuhnya. Dia mengasihi kita karena Dia penuh dengan kasih yang tak terbatas yang kudus, murni, dan menakjubkan. Kita penting bagi Allah bukan karena resume kita namun karena kita adalah anak-anak-Nya. Dia mengasihi kita masing-masing, bahkan mereka yang cacat, ditolak, aneh, sengsara, atau patah hati. Kasih Allah sedemikian besar sehingga Dia mengasihi bahkan orang-orang yang sombong, yang egois, yang arogan, serta yang jahat. Apa artinya ini adalah bahwa, terlepas dari keadaan kita saat ini, ada pengharapan bagi kita. Terlepas dari kemalangan kita, terlepas dari kesengsaraan kita, terlepas dari kesalahan kita, Bapa Surgawi kita yang secara tak terbatas berbelas kasih menginginkan agar kita dekat dengan-Nya sehingga Dia dapat mendekat kepada kita.9 Bagaimana Kita Dapat Meningkatkan Kasih Kita kepada Allah? Karena “Allah adalah kasih”10 semakin kita mendekat kepada-Nya, semakin besar kita merasakan kasih.11 Namun karena tabir memisahkan kefanaan ini dari rumah surgawi kita, kita harus mencari dalam Roh apa yang tidak dapat dilihat bagi mata fana. Kadang-kadang surga mungkin tampak jauh, namun tulisan suci menawarkan pengharapan: “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.”12 Tetapi, mencari Allah dengan segenap hati kita mencakup lebih dari sekadar berdoa atau mengucapkan beberapa patah kata mengundang Allah ke dalam kehidupan kita. “Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya.”13 Kita dapat membuat pertunjukan yang hebat dalam menyatakan bahwa kita mengenal Allah. Kita dapat mengumumkan kepada publik bahwa kita mengasihi-Nya. Meskipun demikian, jika kita tidak mematuhi-Nya, semuanya sia-sia, karena “barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”14 Kita meningkatkan kasih kita bagi Bapa Surgawi kita dan memperlihatkan kasih itu dengan menata pikiran dan tindakan kita menurut firman Allah. Kasih murni-Nya memimpin dan mendorong kita untuk menjadi lebih murni dan kudus. Itu mengilhami kita untuk berjalan dalam kebajikan—bukan karena ketakutan atau kewajiban namun karena hasrat yang tulus untuk bahkan menjadi lebih seperti Dia, karena kita mengasihi-Nya. Dengan melakukan hal itu, kita dapat menjadi “dilahirkan kembali ... [dan] dibersihkan oleh darah, yaitu darah Putra Tunggal-Ku; agar [kita] dapat dipersucikan dari segala dosa dan menikmati firman hidup yang kekal di dunia yang akan datang yaitu kemuliaan yang baka.”15 Brother dan sister yang terkasih, jangan putus asa jika Anda kadangkadang tersandung. Jangan merasa sedih atau kecewa jika Anda merasa tidak layak untuk menjadi murid Kristus setiap saat. Langkah pertama untuk hidup dalam kebajikan adalah berusaha semata. Kita harus berusaha untuk percaya. Berusahalah untuk belajar tentang Allah: membaca tulisan suci; mempelajari perkataan dari para nabi Nya di zaman akhir; memilih untuk mendengarkan Bapa, dan melakukan hal-hal yang Dia minta dari kita. Berusahalah, dan teruslah berusaha sampai apa yang tampaknya sulit menjadi mungkin—dan apa yang tampaknya mungkin menjadi kebiasaan dan suatu bagian yang nyata dari diri Anda. Bagaimana Kita Dapat Mendengarkan Bapa? Sewaktu Anda menjangkau kepada Bapa Surgawi kita, sewaktu Anda berdoa kepada-Nya dalam nama Kristus, Dia akan menjawab doa Anda. Sewaktu Anda membaca firman Allah yang tercatat di dalam tulisan suci, dengarkanlah suara-Nya. Selama konferensi umum ini dan nanti sewaktu Anda mempelajari perkataan yang diucapkan di sini, dengarkanlah suara-Nya. Sewaktu Anda mengunjungi bait L I A H O N A NOVEMBER 2009 23 suci dan menghadiri pertemuanpertemuan Gereja, dengarkanlah suara-Nya. Dengarkanlah suara Bapa dalam kelimpahan dan keindahan alam, dalam bisikan Roh yang lembut. Dalam interaksi Anda setiap hari dengan orang lain, dalam bait-bait nyanyian rohani, dalam canda tawa anak, dengarkanlah suara-Nya. Jika Anda mendengarkan suara Bapa, Dia akan memimpin Anda berjalan di jalan yang akan mengizinkan Anda untuk mengalami kasih murni Kristus. Sewaktu kita mendekat kepada Bapa Surgawi, kita menjadi lebih kudus. Dan sewaktu kita menjadi lebih kudus, kita akan mengatasi ketidakpercayaan dan jiwa-jiwa kita akan dipenuhi dengan terang-Nya yang penuh berkat. Sewaktu kita menyelaraskan hidup kita dengan terang ilahi ini, itu menuntun kita keluar dari kegelapan dan menuju terang yang lebih 24 besar. Terang yang lebih besar ini menuntun pada pelayanan Roh Kudus yang tak terkatakan dan tabir antara surga dan bumi dapat menjadi tipis. Mengapa Kasih Merupakan Perintah yang Besar? Kasih Bapa Surgawi bagi anak-anakNya merupakan pesan utama dari rencana kebahagiaan, dimana rencana itu dibuat aktif melalui Kurban Tebusan Yesus Kristus—pernyataan kasih terbesar yang dunia pernah ketahui.16 Betapa jelas Juruselamat berbicara ketika Dia mengatakan bahwa setiap perintah lain bersandar pada asas kasih.17 Jika kita tidak mengabaikan hukum-hukum besar—jika kita sungguh-sungguh mengasihi Bapa Surgawi dan sesama kita dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita— semua hal yang lain sebagaimana yang seharusnya. Kasih ilahi Allah mengubah tindakan biasa menjadi pelayanan luar biasa. Kasih ilahi adalah motif yang mengubah kata-kata yang sederhana menjadi tulisan suci yang kudus. Kasih ilahi adalah faktor yang mengubah ketaatan terhadap perintah-perintah Allah menjadi pengabdian yang diberkati. Kasih adalah terang pembimbing yang menyinari jalan murid dan perjalanan kita setiap hari dengan kehidupan, makna, dan keajaiban. Kasih adalah ukuran iman kita, ilham bagi kepatuhan kita, serta tingkat tertinggi dari kemuridan kita. Kasih adalah cara murid. Saya bersaksi bahwa Allah berada di surga-Nya. Dia hidup. Dia mengetahui dan mengasihi kita. Dia memerhatikan Anda. Dia mendengar doa-doa Anda dan mengetahui keinginan hati Anda. Dia penuh dengan kasih yang tak terbatas bagi Anda. Izinkan saya mengakhiri seperti saya memulai, brother dan sister yang terkasih: apa sifat yang hendaknya membedakan kita sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir? Biarlah kita dikenal sebagai umat yang mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita, dan yang mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri. Ketika kita memahami dan menjalankan dua perintah besar ini dalam keluarga kita, di lingkungan dan cabang kita, di bangsa kita, di masyarakat kita, dan dalam kehidupan kita setiap hari, kita akan mulai memahami apa artinya menjadi murid sejati Yesus Kristus. Mengenai hal ini saya bersaksi, dalam nama kudus Yesus Kristus, amin. ■ CATATAN 1. Yohanes 14:15. 2. Lihat Kolose 2:6. 3. Lihat Matius 23:23. 4. Matius 22:37, 38. 5. Lihat Matius 22:39. 6. 1 Yohanes 4:19. 7. Lihat Yeremia 31:3; Yesaya 54:10. 8. Lihat 1 Samuel 16:7. 9. Lihat A&P 88:63. 10. 1 Yohanes 4:8. 11. Lihat Roma 5:5; 1 Yohanes 4:7, 16. 12. Yeremia 39:13. 13. 1 Yohanes 5:3; 2 Yohanes 6. 14. 1 Yohanes 2:4; lihat juga Yesaya 29:13. 15. Musa 6:59. 16. Lihat Yohanes 15:13. 17. Lihat Matius 22:40.