Masukan Rancangan Peraturan Presiden RI tentang Badan

advertisement
Masukan Rancangan Peraturan Presiden RI
tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba
(Versi Raperpres ODT, 17 Maret 2016)
28 Maret 2016
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .....TAHUN 2016
TENTANG
BADAN OTORITA
PENGELOLA KAWASAN PARIWISATA DANAU
TOBA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .....TAHUN 2016
TENTANG
BADAN OTORITA
PENGELOLA KAWASAN PARIWISATA DANAU
TOBA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka percepatan dan optimalisasi
pengelolaan kawasan pariwisata Danau Toba
sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata
nasional, perlu melakukan langkah-langkah
terkoordinasi, sistematis, terarah dan terpadu
Prinsip meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pemerataan
pembangunan yang berkelanjutan di
Kawasan Danau Toba (Sustainability
Development  Tujuan Sustainability
Development Goals)
1
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka percepatan dan optimalisasi
pengelolaan kawasan pariwisata Danau Toba
sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata
nasional, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat
dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
melalui pembentukan Badan Otorita Pengelola
Kawasan Pariwisata Danau Toba;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Presiden tentang Badan Otorita
Pengelola KawasanPariwisata Danau Toba;
Mengingat :
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 1966);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan
Nasional 2010-2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 5262);
Belum mengatur landasan konstitusi
(konsideran) yang cukup diantaranya:
1. Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; tentang pengakuan
terhadap kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya.
2. Pasal 13 Undang-Undang nomor 5
tahun 1960 tentang Pokok Agraria,
yang terkait:
- Pasal 5 yaitu “Hukum agraria
yang berlaku atas bumi, air dan
ruang angkasa ialah hukum
adat, sepanjang tidak
bertentangan dengan
kepentingan nasional dan
Negara…”.
- Pasal 13 penggunaan tanah
untuk meninggikan produksi
dan kemakmuran rakyat (ayat
2
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
perlu melakukan langkah-langkah terkoordinasi,
sistematis, terarah dan terpadu melalui
pembentukan Badan Otorita Pengelola Kawasan
Pariwisata Danau Toba;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Presiden tentang Badan Otorita
Pengelola KawasanPariwisata Danau Toba;
Mengingat :
1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 18 B ayat 2 UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang PokokPokok Agraria;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 1966);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa;
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
5. Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 tentang
1) dan mencegah monopoli
Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan
swasta (ayat 2).
Kepariwisataan
(Lembaran
Negara
Republik 3. Undang-Undang Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 147);
Indonesia no 41 Tahun 1999
6. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang
tentang Kehutanan.
Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun
sekitarnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
2004 tentang Sistem Perencanaan
Tahun 2014 Nomor191);
Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang nomor 26/2007
tentang Penataan Ruang
6. Undang-Undang nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan
Lingkungan Hidup
7. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40
tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak
Pakai atas Tanah;
9. Putusan MK 35/2012 yang
menyatakan bahwa Hutan Adat dan
Hutan Milik Desa dikeluarkan dari
Hutan Negara.
Catatan:
Sekalipun konsideran ini tidak
dituliskan dalam poin Mengingat,
hendaknya isi pasal per pasal
memberikan penjelasan secara jelas
3
9.
10.
11.
12.
13.
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 tentang
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai
atas Tanah;
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan
Nasional 2010-2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 5262);
Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 tentang
Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan
Kepariwisataan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 147);
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan
sekitarnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor191);
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
merujuk pasal-pasal yang relevan
berdasarkan konsideran tersebut.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG
BADAN OTORITA PENGELOLA
KAWASAN PARIWISATA DANAU
TOBA.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG
BADAN OTORITA PENGELOLA
KAWASAN PARIWISATA DANAU
TOBA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud
dengan:
(1) Badan Otorita Pengelola Kawasan
Pariwisata Danau Toba adalah lembaga
yang dibentuk oleh Pemerintah yang
memiliki kewenangan Untuk melaksanakan
pengelolaan, pengembangan dan
pembangunan kawasan pariwisata Danau
4
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
Toba.
(2) Kawasan Pariwisata Danau Toba adalah
Kawasan Pariwisata yang meliputi kawasan
hutan, air, gunung, situs warisan budaya,
perkebunan, tanaman, sejarah batuan
geopark, pantai, badan danau.
(3) Danau adalah: sejumlah air tawar yang
terakumulasi di suatu tempat yang cukup
luas .
(4) Air Danau adalah air yang terkumpul pada
cekungan bumi
(5) Danau Toba adalah air yang terkumpul
pada cekungan bumi yang dihasilkan dari
letusan gunung Toba.
(6) Dewan Pengarah adalah Menteri yang
terkait dengan percepatan pembangunan
kawasan Danau Toba.
(7) Badan Pelaksana adalah Badan yang
melaksanakan percepatan Pembangunan
Pariwisata Danau Toba.
(8) Dewan Pengawas adalah Dewan yang
melakukan pengawasan terhadap proses
percepatan pembangunan kawasan Danau
Toba yang berasal dari unsur Tokoh
Masyarakat/Adat di seluruh Kawasan
5
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
Danau Toba dengan keanggotaan 11
orang.
INVENTARISASI MASALAH
(9) dll
BAB I
PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN
(1)
(2)
(3)
BAB I
Bagian Kedua
Ruang Lingkup dan Kedududukan PEMBENTUKAN
DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Catatan:
Untuk melaksanakan pengembangan Kawasan 1. 500 Hektar yang dimaksud, harus
Pariwisata Danau Toba sebagai Kawasan Strategis
clear dan clean dahulu menurut
Pariwisata Nasional, dengan Peraturan Presiden ini
ketentuan Kementerian Kehutanan
dibentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan
dan tidak boleh bertentangan
Pariwisata Danau Toba, yang selanjutnya disebut
dengan perundangan yang berlaku
Otorita Danau Toba.
(tidak termasuk dalam wilayah
Cakupan Kawasan Pariwisata Danau Toba meliputi
adat).
kawasan Danau Toba sebagaimana diatur dalam 2. Penggunaan tanah seluas 500 ha,
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang
diganti dengan wilayah lain yaitu
Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan
substitusi fungsi hutan seluas 500
Sekitarnya
ha untuk pemeliharaan lingkungan
Cakupan Kawasan Pariwisata Danau Toba
hidup.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi pula
kawasan seluas kurang lebih paling sedikit 500 Ha,
yang akan diberikan hak pengelolaannya kepada
Badan Pelaksana yang digambarkan pada peta
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Presiden ini.
6
(1)
(2)
(3)
Pasal 1 2
Untuk melaksanakan pengembangan Kawasan
Pariwisata Danau Toba sebagai Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional, dengan Peraturan Presiden ini
dibentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan
Pariwisata Danau Toba, yang selanjutnya disebut
Otorita Danau Toba.
Cakupan Kawasan Pariwisata Danau Toba meliputi
kawasan Danau Toba sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan
Sekitarnya
Cakupan Kawasan Pariwisata Danau Toba
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi pula
kawasan hutan negara seluas 500 Ha yang tersebar
di 7 kabupaten Kawasan Pariwisata Danau Toba,
yang akan diberikan hak pengelolaannya kepada
Badan Pelaksana yang digambarkan pada peta
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
(menyesuaikan) yang merupakan bagian tidak
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
(4)
INVENTARISASI MASALAH
Otorita Danau Toba sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) merupakan lembaga yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden.
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.
(4)
Kawasan hutan negara seluas 500 ha yang akan
dipergunakan untuk pengembangan kawasan
Danau Toba sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
perlu diberikan lahan pengganti ditempat lain untuk
menjaga kelestarian lingkungan dan Tangkapan Air
Danau Toba.
(5)
Otorita Danau Toba sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) merupakan lembaga yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Struktur Otorita Danau Toba
Bagian Pertama
Struktur Otorita Danau Toba
Pasal 2
Otorita Danau Toba terdiri atas:
a.
Dewan Pengarah; dan
b.
Badan Pelaksana.
1. Cek and Balance dalam
kelembagaan
2. Dewan Pengawas secara
kelembagaan mewakili masyarakat
di Kawasan Danau Toba untuk
memberikan masukan dan
rekomendasi bagi pengelolaan
Kawasan Pariwisata Danau Toba
dalam rangka mewujudkan
7
Pasal 2 Pasal 3
Otorita Danau Toba terdiri atas:
a. Dewan Pengarah;
b. Badan Pelaksana; dan
c. Dewan Pengawas
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
partisipasi aktif (fasilitatif) dan
sustainability
(keberlanjutan/kesinambungan
kawasan dalam perspektif lokal)
Bagian Kedua
Dewan Pengarah
Bagian Kedua
Dewan Pengarah
Pasal 3
Tidak ada perubahan
Dewan Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a, mempunyai tugas:
a. memberikan arahan dan menetapkan kebijakan
pengelolaan, pengembangan dan pembangunan
kawasan pariwisata Danau Toba;
b. mensinkronkan kebijakan Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah; dan
c. mengevaluasi dan menyelenggarakan pengawasan
pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan
kawasan pariwisata Danau Toba.
Pasal 4
1. Dewan Pengarah haruslah
Dewan Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
memberikan aturan main yang
huruf a, terdiri atas:
dilandasi kepada prinsip rencana
a. Ketua
: Menteri
Koordinator
Bidang
kerja pemerintah sebagai visi misi
merangkap
Kemaritiman;
presiden Nawacita.
anggota
2. Sinkronisasi perundang-undangan
dan koordinasi antar lembaga agar
8
Pasal 4
Dewan Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a, terdiri atas:
a. Ketua
: Menteri
Koordinator
Bidang
merangkap
Kemaritiman;
anggota
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
d. Ketua
Pelaksana
Harian
e. Sekretaris
d. Anggota
:
INVENTARISASI MASALAH
Menteri Pariwisata;
dapat terwujud tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya
(Nawacita nomor 2)
: 1. Sekretaris Kementerian
3. Kementerian pendidikan dan
Koordinator Bidang
kebudayaan perlu dimasukkan
Kemaritiman;
berkaitan dengan pengelolaan aspek
2. Sekretaris Kementerian
budaya dalam pembangunan
Pariwisata;
Kawasan Pariwisata Danau Toba.
:
1. Menteri Keuangan;
Sesuai dengan semangat UU
2. Menteri Dalam Negeri;
Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009
3. Menteri Pendayagunaan
pasal 12 ayat:
Aparatur Negara dan Reformasi
(1) Penetapan kawasan strategis
Birokrasi;
pariwisata dilakukan dengan
4. Menteri Negara Perencanaan
memperhatikan aspek:
Pembangunan Nasional/ Kepala
a. sumber daya pariwisata
Bappenas;
alam dan budaya yang
potensial menjadi daya tarik
5. Menteri Pekerjaan Umum dan
pariwisata;
Perumahan Rakyat;
b. lokasi strategis yang
6. Menteri Agraria dan Tata
mempunyai peran dalam
Ruang/ Kepala Badan
usaha pelestarian dan
Pertanahan Nasional;
pemanfaatan aset budaya;
(2) Kawasan strategis pariwisata
7. Menteri Perhubungan;
harus memperhatikan aspek
8. Menteri
Kehutanan
dan
budaya, sosial, dan agama
Lingkungan Hidup;
masyarakat setempat.
9. Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral;
10. Menteri
Kelautan
dan
Perikanan;
11. Menteri Koperasi dan Usaha
9
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
b. Anggota
: 1. Menteri Pariwisata
2. Menteri Keuangan;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi;
5. Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas;
6. Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
7. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
8. Menteri Agraria dan Tata
Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional;
9. Menteri Perhubungan;
10. Menteri
Kehutanan
dan
Lingkungan Hidup;
11. Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral;
12. Menteri
Kelautan
dan
Perikanan;
13. Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah;
14. Menteri Ketenagakerjaan;
15. Menteri Komunikasi dan
Informatika;
16. Menteri Kesehatan;
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
Kecil Menengah;
12. Menteri Ketenagakerjaan;
13. Menteri
Komunikasi
dan
14.
15.
16.
17.
Informatika;
Menteri Kesehatan;
Kepala
Badan Koordinasi
Penanaman Modal;
Sekretaris Kabinet; dan
Gubernur Sumatera Utara.
Pasal 5
(1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya,
Dewan Pengarah dapat dibentuk Sekretariat dan
Kelompok Ahli.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan secara ex-officio oleh unit kerja di
lingkungan Kementerian Pariwisata.
(3) Rincian tugas, susunan organisasi, keanggotaan dan
tata kerja Sekretariat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ditetapkan oleh Ketua Harian Dewan
Pengarah.
Pasal 6
Pendanaan pelaksanaan tugas Dewan Pengarah bersumber
dari APBN dan sumber yang lain yang sah sesuai
peraturan perundang undangan
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
17. Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal;
18. Sekretaris Kabinet; dan
19. Gubernur Sumatera Utara.
Pasal 5
(1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya,
Dewan Pengarah dapat dibentuk dibantu Sekretariat.
dan Kelompok Ahli.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan secara ex-officio oleh unit kerja di
lingkungan Kementerian Pariwisata kerja Kemenko
Maritim Dan Sumber Daya.
(3) Rincian tugas, susunan organisasi, keanggotaan dan
tata kerja Sekretariat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ditetapkan oleh Ketua Harian Dewan
Pengarah
Tidak ada perubahan, kembali ke
kementerian keuangan, apakah pasal ini
disatukan dengan pasal di bawah yaitu
PENDANAAN
10
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
Pasal 7
Tidak ada perubahan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, Dewan Pengarah berwenang meminta:
a. penjelasan kepada Badan Pelaksana terhadap hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan,
pengembangan
dan
pembangunan
kawasan
pariwisata Danau Toba;
b. masukan dan/atau mengadakan konsultasi dengan
pihak lain yang dipandang perlu.
Bagian Ketiga
Badan Pelaksana
(1)
(2)
(3)
Pasal 8
Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf b, berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Ketua Dewan Pengarah melalui
Menteri Pariwisata.
Menteri Pariwisata membentuk organisasi Badan
Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada Kementerian Pariwisata paling lambat 3
(tiga) bulan sejak Peraturan Presiden ini
diundangkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum sesuai dengan ketentuan
Tidak ada perubahan
Pasal 8
Catatan:
(1) Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1. Pasal 8 harus sinkron dengan pasal
2 huruf b, berada dibawah dan bertanggung jawab
1 ayat (2) dan pasal 2, dimana
kepada Ketua Dewan Pengarah melalui Menteri
Dewan Pengarah dan Badan
Pariwisata.
Pelaksana merupakan satu kesatuan (2) Dewan Pengarah Menteri Pariwisata membentuk
didalam Badan Otorita yang
organisasi Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud
dibedakan oleh Tusi, namun melalui
pada ayat (1) pada Kementerian Pariwisata paling
kelembagaan ODT baik Badan
lambat 3 (tiga) bulan sejak Peraturan Presiden ini
Pelaksana maupun Dewan Pengarah
diundangkan sesuai dengan ketentuan perundangberada di bawah dan
undangan.
bertanggungjawab kepada Presiden (3) Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
RI.
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
2. Hal ini juga mengacu pada saat
Layanan Umum sesuai dengan ketentuan perundangpelantikan atau dikeluarkannya SK
undangan.
11
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
perundang-undangan.
(1)
(2)
Pasal 9
Badan Pelaksana berkedudukan di Kawasan
Pariwisata Danau Toba.
Dalam hal diperlukan, Badan Pelaksana dapat
membuka perwakilan di Jakarta atau di tempat lain.
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
presiden terhadap badan otorita,
siapa yang memegang mandat?
Mohon dipertimbangkan peraturan
perundang-undangan lain
menyangkut RANGKAP
JABATAN.
Perlu kejelasan Siapa yang di SK kan
oleh Presiden? Jikalau yang diSK kan
adalah personel BODT, maka BODT
baik itu Dewan Pengarah maupun
Badan Pelaksana bertanggungjawab
kepada Presiden RI.
Pengelolaan tanah bukanlah porto polio
dari Kementerian Pariwisata. Dalam hal
ini dibentuk suatu badan yang
melaksanakan percepatan dan
optimalisasi pariwisata dalam hal ini
menyangkut pertanahan.
Jangan terjadi debirokratisasi
Pasal 10
Dalam proses pengelolaan prinsipBadan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 prinsip transparansi dan partisipatif
huruf b mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, menjadi semangat good governance.
sinkronisasi dan fasilitasi perencanaan, pengembangan,
pembangunan, pengelolaan, dan pengendalian kawasan
pariwisata Danau Toba.
12
Pasal 10
Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf b mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
sinkronisasi dan fasilitasi perencanaan, pengembangan,
pembangunan, pengelolaan, dan pengendalian kawasan
pariwisata Danau Toba dengan mengedepankan
keterbukaan publik dan pelibatan masyarakat secara
efektif.
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
Pasal 11
Tidak ada perubahan
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, Badan Pelaksana menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan Rencana Induk dan Rencana
Detail Pengembangan dan Pembangunan
Kepariwisataan Kawasan Pariwisata Danau
Toba;
b. pelaksanaan koordinasi dan penguatan
kebijakan
pelaksanaan
perencanaan,
pengembangan, pembangunan, pengelolaan,
dan pengendalian kawasan pariwisata Danau
Toba;
c. kerja sama pengelolaan kawasan pariwisata
Danau Toba;
d. perumusan strategi operasional pengembangan
kepariwisataan kawasan Danau Toba;
e. pendampingan
terhadap
pengembangan
kepariwisataan di kawasan Danau Toba;
f. fasilitasi
dan
stimulasi
percepatan
pertumbuhan pariwisata di kawasan pariwisata
Danau Toba;
g. penyelenggaraan urusan perizinan dan non
perizinan pusat dan daerah di kawasan kurang
lebih 500 Ha pada Kawasan Pariwisata Danau
Toba;
h. penetapan langkah strategis penyelesaian
permasalahan
dalam
pelaksanaan
perencanaan, pengembangan, pembangunan,
13
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
i.
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
INVENTARISASI MASALAH
pengelolaan, dan pengendalian kawasan
pariwisata Danau Toba;
pelaksanaan tugas lain terkait pengembangan
kawasan pariwisata Danau Toba yang
ditetapkan oleh Dewan Pengarah.
Bagian keempat
Dewan Pengawas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
14
Pasal 12
Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 huruf c, berada dibawah koordinasi dan bertanggung
jawab kepada Dewan Pengarah.
Dewan Pengarah membentuk Dewan Pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersamaan
dengan terbentuknya Badan Pelaksana.
Dewan Pengawas berkedudukan di Kawasan
Pariwisata Danau Toba.
Dewan Pengawas mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan baik dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, maupun pengembangan kawasan Danau
Toba berdasarkan masukan yang dikumpulkan dari
masyarakat.
Dewan Pengawas mempunyai fungsi sebagai
penyelaras pembangunan dan pengembangan kawasan
sehingga sesuai dengan tata nilai dan pranata sosial
masyarakat setempat.
Dewan pengawas melaporkan hasil kegiatannya
minimal 1 (satu) kali dalam setahun kepada dewan
pengarah.
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
Pasal 11A
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
Tidak ada perubahan
(1) Rencana Induk Pengembangan Kawasan Pariwisata
Danau Toba dengan membuat rencana Tataruang
Danau Toba dan sekitarnya
(2) Rencana Induk Pengembangan Kawasan Pariwisata
Danau Toba sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Danau Toba dan Sekitarnya serta kebijakan
Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah terkait
bidang pariwisata paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
Badan Pelaksana terbentuk.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan dan
pelaksanaan Rencana Induk Pengembangan Kawasan
Pariwisata Danau Toba diatur oleh Kepala Badan
Pelaksana.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, Pemimpin Badan Pelaksana:
a. Melakukan koordinasi dengan Menteri, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Pemerintah Daerah Provinsi, Pimpinan Daerah
Kabupaten/Kota dan Lembaga terkait;
b. memperhatikan aspirasi dan masukan dari
masyarakat.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, Pemimpin Badan Pelaksana:
a. Melakukan koordinasi dengan Menteri, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Pemerintah Daerah Provinsi, Pimpinan Daerah
Kabupaten/Kota dan Lembaga terkait;
b. memperhatikan aspirasi dan masukan dari
masyarakat;
15
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
c. menjunjung tinggi nilai tradisi, adat, dan budaya
masyarakat di Kawasan Danau Toba.
Pasal 13
(1) Badan Pelaksana wajib menyusun rencana detail
pengembangan dan pembangunan di kawasan seluas
kurang lebih 500 (lima ratus) hektar pada Kawasan
Pariwisata Danau Toba paling lambat 3 bulan sejak
Badan Pelaksana terbentuk.
(2) Rencana detil pengembangan dan pembangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
dengan target capaian sebagai berikut:
a. Tahun 2016 sebesar10% (sepuluh per seratus);
b. Tahun 2017 sebesar 20% (duapuluh per seratus);
c. Tahun 2018 sebesar30% (tigapuluh per seratus);
dan
d. Tahun 2019 sebesar 40% (empatpuluh per
seratus).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana
dan pelaksanaan rencana detail pengembangan wisata
kawasan Danau Toba sebagaimana dimaksud diatur
dengan peraturan Badan Pelaksana.
Pasal 13
(1) Badan Pelaksana wajib menyusun rencana detail
pengembangan dan pembangunan di kawasan seluas
kurang lebih 500 (lima ratus) hektar pada Kawasan
Pariwisata Danau Toba paling lambat 3 bulan sejak
Badan Pelaksana terbentuk.
(2) Rencana detil pengembangan dan pembangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
dengan target capaian sebagai berikut:
a. Tahun 2016 sebesar10% (sepuluh per seratus);
b. Tahun 2017 sebesar 20% (duapuluh per seratus);
c. Tahun 2018 sebesar30% (tigapuluh per seratus);
dan
d. Tahun 2019 sebesar 40% (empatpuluh per
seratus).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana
dan pelaksanaan rencana detail pengembangan wisata
kawasan Danau Toba sebagaimana dimaksud diatur
dengan peraturan Badan Pelaksana.
Prinsip Pembentukan Badan Otorita
Pasal 14
adalah untuk mempermudah beban
(1) Susunan organisasi Badan Pelaksana sebagaimana kerja Pemerintah Pusat (termasuk
dimaksud dalam Pasal 8, terdiri atas:
Kementerian Pariwisata) dengan adanya
a. Pejabat Pengelola; dan
pemberian kewenangan kepada Badan
b. Dewan Pengawas.
Pelaksana. Selain itu, dalam rangka
(2) Pejabat Pengelola sebagaimana ayat (1) huruf a terdiri memangkas jalur birokrasi yang sangat
Pasal 14
(1) Susunan organisasi Badan Pelaksana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8, terdiri atas:Pejabat Pengelola
Pimpinan Badan Pelaksana Otorita dibantu oleh
Pejabat teknis.
Dewan Pengawas.
16
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
atas:
panjang dan tidak efektif yang sangat
a. Pemimpin;
bertentangan dengan prinsip percepatan.
b. Pejabat Keuangan; dan
c. Pejabat Teknis;
(3) Susunan organisasi dan tata kerja pejabat pengelola
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur
lebih lanjut oleh Menteri Pariwisata atas hasil uji
kemampuan dan kepatutan yang dilaksanakan atas
usulan Dewan Pengarah paling lambat 3 (tiga) bulan
sejak Peraturan Presiden ini diundangkan.
(4) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dapat dibentuk oleh Menteri Pariwisata
setelah Badan Pelaksana beroperasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
Pimpinan Badan Pelaksana Otorita dibentuk oleh
Dewan Pengarah berdasarkan atas seleksi terbuka
hasil uji kemampuan dan kepatutan paling lambat 3
(tiga) bulan sejak Peraturan Presiden ini diundangkan.
Pejabat Pengelola Teknis sebagaimana ayat (1) huruf
b terdiri atas:
a. Pejabat Administrasi
b. Pejabat Keuangan; dan
c. Pejabat Teknis pembangunan.
Susunan organisasi dan tata kerja pejabat pengelola
teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (3) huruf a
diatur lebih lanjut oleh Badan Pelaksana Otorita ngelo
Dewan Pengarah. Menteri Pariwisata atas hasil uji
kemampuan dan kepatutan yang dilaksanakan atas
usulan Dewan Pengarah paling lambat 3 (tiga) bulan
sejak Peraturan Presiden ini diundangkan.
Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dapat dibentuk oleh Menteri Pariwisata
setelah Badan Pelaksana beroperasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Ketentuan mengenai kepegawaian, penganggaran,
pengelolaan Barang Milik Negara, serta pengadaan
barang dan jasa oleh Badan Pelaksana dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang Badan Layanan Umum.
BAB III
PERTANGGUNGJAWABAN DAN LAPORAN
BAB III
PERTANGGUNGJAWABAN DAN LAPORAN
17
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
INVENTARISASI MASALAH
Pasal 16
Badan Pelaksana menyusun laporan pertanggung- 1. Prinsip transparansi dalam
jawaban pelaksanaan tugas.
pengelolaan dana publik diluar
Laporan pertanggungjawaban sebagaimana pada ayat
APBN perlu dilakukan dengan
(1) paling kurang memuat laporan realisasi anggaran,
menunjuk auditor independen untuk
neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan
mewakili kepentingan publik.
keuangan serta laporan kinerja.
2. Prinsip efisiensi organisasi/
Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud
birokrasi.
pada ayat (2) disampaikan kepada Ketua Dewan
Pengarah melalui Menteri Pariwisata dalam bentuk
laporan semesteran, tahunan dan laporan akhir atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada
standar akutansi.
Apabila diperlukan Badan Pelaksana dapat diaudit
oleh auditor independen.
Masyarakat dapat memperoleh akses terhadap
laporan keuangan, laporan kinerja dan laporan audit
mengenai pelaksanaan tugas Otorita Danau Toba.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
BAB IV
PERUNTUKAN DAN PENGGUNAAN TANAH
DI KAWASAN PARIWISATA DANAU TOBA
(1)
Pasal 16
Badan Pelaksana menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Laporan pertanggungjawaban sebagaimana pada ayat
(1) paling kurang memuat laporan realisasi anggaran,
neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan serta laporan kinerja.
Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan kepada Presiden melalui
Ketua Dewan Pengarah melalui Menteri Pariwisata
dalam bentuk laporan semesteran, tahunan dan
laporan akhir atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada
standar akutansi yang berlaku.
Apabila diperlukan Laporan Badan Pelaksana dapat
diaudit oleh auditor independen setiap akhir tahun.
Masyarakat dapat memperoleh akses terhadap
laporan keuangan, laporan kinerja dan laporan audit
mengenai pelaksanaan tugas Otorita Danau Toba.
BAB IV
PERUNTUKAN DAN PENGGUNAAN TANAH
DI KAWASAN PARIWISATA DANAU TOBA
Pasal 17
Peruntukan dan penggunaan tanah dalam Kawasan Ketentuan yang mengatur tentang
Pariwisata Danau Toba untuk keperluan bangunan- peruntukan dan penggunaan tata guna
18
(1)
Pasal 17
Peruntukan dan penggunaan tanah dalam Kawasan
Pariwisata Danau Toba untuk keperluan bangunan-
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
bangunan, usaha-usaha dan fasilitas-fasilitas lainnya
yang
bersangkutan
dengan
pengelolaan,
pengembangan dan pembangunan Kawasan
Pariwisata Danau Toba mengacu Peraturan Presiden
Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya.
(2) Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan,
pengelolaan sarana dan prasarana dan/atau
pengusahaan kegiatan usaha dan/atau operasional
lainnya pada kawasan kurang lebih 500 Ha, kepada
Badan Pelaksana diberikan hak pengelolaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Hak pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), memberikan kewenangan kepada Badan
Pelaksana untuk:
a. merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah
tersebut;
b. menggunakan tanah tersebut untuk keperluan
pengelolaan, pengembangan dan pembangunan
Kawasan Pariwisata Danau Toba;
c. menyewakan dan/atau mengadakan kerjasama
penggunaan, pemanfaatan, dan pengelolaan tanah
tersebut dengan pihak ketiga serta menerima
uang pembayaran sewa dan/atau uang
keuntungan hasil usaha kerjasama.
(4) Dalam rangka perolehan hak pengelolaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2):
a. apabila kawasan hak pengelolaan dimaksud
merupakan kawasan peruntukan hutan maka
dilakukan perubahan peruntukan dan fungsi
tanah harus memperhatikan hak-hak
ekonomi sosial budaya masyarakat
dengan memperhatikan prinsip-prinsip
keadilan dan partisipasi sebagaimana
diatur dalam Pasal 13 UU Pokok
Agraria Nomor 5 Tahun 1960 dan UU
Pemerintahan Daerah Nomor 23 Tahun
2014.
Catatan:
Perlu di defenisikan secara jelas yang
dimaksud Kawasan Pariwisata Danau
Toba serta cakupan wisata dimaksud.
Menurut saya, Kawasan Pariwisata
Danau Toba yaitu “suatu lokasi
ataupun area dimana isi serta nilai
kehidupan masyarakat baik didalam
maupun diluar lokasi/area dapat
dikelola menjadi objek wisata yang
bernilai tinggi dengan tetap
mempertahankan originalitas, historis
dan keasrian lokasinya terhadap lokasi
disekitarnya.”
Defenisi ini harus ada dan di tempatkan
di awal dari peraturan ini.
19
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
bangunan, usaha-usaha dan fasilitas-fasilitas lainnya
yang
bersangkutan
dengan
pengelolaan,
pengembangan dan pembangunan Kawasan
Pariwisata Danau Toba mengacu Peraturan Presiden
Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya.
(2) Peruntukan dan penggunaan tanah sebagaimana ayat
(1), sedapat mungkin dilaksanakan dengan
perjanjian antara pemilik tanah dan investor dan
diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di
atas Hak Milik Masyarakat;
(3) Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan,
pengelolaan sarana dan prasarana dan/atau
pengusahaan kegiatan usaha dan/atau operasional
lainnya pada kawasan kurang lebih 500 Ha, kepada
Badan Pelaksana diberikan hak pengelolaan di atas
hak milik atau tanah negara yang dikuasai langsung
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(4) Hak pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) (3) , memberikan kewenangan kepada Badan
Pelaksana untuk:
a. merencanakan peruntukan dan penggunaan
tanah tersebut;
b. menggunakan tanah tersebut untuk keperluan
pengelolaan, pengembangan dan pembangunan
Kawasan Pariwisata Danau Toba;
c. menyewakan dan/atau mengadakan kerjasama
penggunaan, pemanfaatan, dan pengelolaan
tanah tersebut dengan pihak ketiga serta
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
kawasan hutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. apabila kawasan hak pengelolaan dimaksud
dikuasai pihak ketiga, Badan Pelaksana
memberikan ganti rugi yang layak dan adil
kepada pihak ketiga sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan atau penyertaan
saham (share saham) pihak ketiga dalam
pengusahaan oleh Badan Pelaksana yang tata
cara dan pelaksanaannya di bawah koordinasi
Dewan Pengarah.
Pasal 18
Dalam rangka perubahan peruntukan dan fungsi kawasan
hutan menjadi bukan kawasan hutan dan proses perolehan
Hak Pengelolaan Lahan pada kawasan kurang lebih 500
Ha di kawasan pariwisata Danau Toba sebagaimana
dimaksud pada Pasal 15 ayat (4) :
a. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dan Pemerintah
Kabupaten Toba Samosir mempercepat proses
perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan
menjadi bukan kawasan hutan; dan
Nomenklatur dibentuknya badan Otorita
Danau Toba yaitu untuk mengelola 7
Kawasan Danau Toba. Pengelolaan
fokus pada satu wilayah, akan
mendegradasi atau mendelegitimasi
keberadaan Otorita Danau Toba itu
sendiri yang memang “mengambil alih”
penanganan Danau Toba dari 7 CEO
menjadi 1 CEO.
20
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
menerima uang pembayaran sewa dan/atau uang
keuntungan hasil usaha kerjasama.
(5) Dalam rangka perolehan hak pengelolaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2): Ayat (3)
a. apabila kawasan hak pengelolaan dimaksud
merupakan kawasan peruntukan hutan maka
dilakukan perubahan peruntukan dan fungsi
kawasan hutan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. apabila kawasan hak pengelolaan dimaksud
dikuasai pihak ketiga, Badan Pelaksana
memberikan ganti rugi yang layak dan adil
kepada pihak ketiga sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan atau penyertaan
saham (share saham) pihak ketiga dalam
pengusahaan oleh Badan Pelaksana yang tata
cara dan pelaksanaannya di bawah koordinasi
Dewan Pengarah.
Pasal 18
Dalam rangka perubahan peruntukan dan fungsi kawasan
hutan menjadi bukan kawasan hutan dan proses perolehan
Hak Pengelolaan Lahan pada kawasan kurang lebih 500
Ha di kawasan pariwisata Danau Toba sebagaimana
dimaksud pada Pasal 15 ayat (4) Pasal 17 ayat (5)
a. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dan seluruh
Pemerintah Kabupaten di Kawasan Danau Toba Toba
Samosir agar mempercepat proses perubahan
peruntukan dan fungsi kawasan hutan menjadi bukan
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
b.
INVENTARISASI MASALAH
Menteri Agraria dan Tata Ruang, Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara, dan Pemerintah Kabupaten
Toba Samosir mempercepat proses perolehan Hak
Pengelolaan Lahan.
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
kawasan hutan dengan memperhatikan status
pengukuhan kawasan hutannya; dan
b. Menteri Agraria dan Tata Ruang, Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara, dan Pemerintah Kabupaten
di seluruh Kawasan Danau Toba Toba Samosir
mempercepat proses pemberian atau pengakuan hak
yang dikuasai masyarakat dan mempercepat proses
perolehan Hak Pengelolaan Lahan.
Bagian Pertama
Kemudahan Pengurusan Perizinan dan Non Perizinan
Pasal 19
(1) Fasilitas dan kemudahan diberikan kepada pihak
ketiga yang melakukan pengusahaan pada kawasan
kurang lebih 500 Ha di Kawasan Pariwisata Danau
Toba.
(2) Fasilitas dan kemudahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam bidang pengurusan perizinan dan non
perizinan.
(3) Fasilitas dan kemudahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan melalui penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan non perizinan pada kawasan kurang
lebih 500 Ha di Kawasan Pariwisata Danau Toba oleh
Badan Pelaksana.
Pasal 19
(1) Fasilitas dan kemudahan diberikan kepada pihak
ketiga yang melakukan pengusahaan pada kawasan
kurang lebih 500 Ha di Kawasan Pariwisata Danau
Toba.
(2) Fasilitas dan kemudahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam bidang pengurusan perizinan dan non
perizinan dilakukan dengan niat baik tanpa paksaan.
(3) Fasilitas dan kemudahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan melalui penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan non perizinan pada kawasan kurang
lebih 500 Ha di Kawasan Pariwisata Danau Toba oleh
Badan Pelaksana.
21
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
Pasal 20
(1) Badan Pelaksana menyelenggarakan pelayanan
perizinan dan non-perizinan Pusat dan Daerah untuk
kawasan kurang lebih paling sedikit 500 Ha di
Kawasan Pariwisata Danau Toba.
(2) Penyelenggaraan perizinan dan non-perizinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi bidang:
a. pekerjaan umum;
b. perumahan dan kawasan pemukiman;
c. ketenagakerjaan;
d. lingkungan hidup
e. perhubungan;
f. penanaman modal
g. perdagangan;
h. pertanahan dan tata ruang;
i. pariwisata;
j. kehutanan;
k. Kelautan dan Perikanan; dan
l. energi dan sumber daya mineral.
(3) Rincian perizinan dan non perizinansebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Presiden ini.
(4) Tata cara penyelenggaraan perizinan dan non
perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
didasarkan pada penyerahan kewenangan Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
22
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
BAB V
PENDANAAN
Pasal 22
(1) Pendanaan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas
dan fungsi Otorita Danau Toba bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber lain yang
sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(2) Otorita Danau Toba dapat bekerjasama dengan badan
usaha dan pihak lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Masukan Kementerian Keuangan:
(1) Dalam hal Badan Pelaksana melakukan kerjasama
pengelolaan kawasan dengan mitra dengan
batasan transaksi tertentu luas lebih .... ha perlu
diketahui/disetujui Dewan Pengarah.
(2) Nilai transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur lebih lanjut oleh Ketua Dewan
Pengarah.
(3) Pemberian persetujuan tersebut secara teknis
dilaksanakan oleh Sekretariat Dewan Pengarah.
Pasal 23
Penyusunan rencana kerja dan anggaran Badan Pelaksana
dikelola oleh Kepala selaku KuasaPengguna Anggaran di
lingkungan Badan Pelaksana.
23
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 24
Rincian tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja
Badan Pelaksana ditetapkan oleh Kepala setelah terlebih
dahulu berkonsultasi dengan Dewan Pengarah dan
mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Otorita Danau Toba melaksanakan tugas selama 25 (dua
puluh lima) tahun, dan berakhir pada tanggal 31 Desember
2041 dan dapat diperpanjang.
Pasal 26
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan
Peraturan
Presiden
ini
dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal …
24
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
RAPERPRES VERSI PEMERINTAH 17 Maret 2016
INVENTARISASI MASALAH
USULAN RUMUSAN YAYASAN PENCINTA
DANAU TOBA (YPDT)
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal …
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
TAHUN ...... NOMOR ......
INDONESIA
Catatan:
1. Pentingnya pengaturan tentang penghargaan terhadap budaya lokal
2. Peran Serta Masyarakat masyarakat sebaiknya dibuat pasal tersendiri yaitu terlibat secara aktif dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan serta
monitoring dan evaluasi pembangunan pariwisata di Kawasan Danau Toba yang dikoordinasikan oleh Badan Otorita Danau Toba secara
langsung.
3. Diskusi Rancangan Peraturan Presiden RI tentang Otorita Danau Toba ini sebaiknya dibuka kesempatan untuk melibatkan unsur masyarakat
(yayasan) dalam pembahasan bersama pemerintah.
25
Download