model pembelajaran berbicara pada forum

advertisement
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA PADA FORUM DISKUSI SISWA (DISKUSI PANEL)
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TALK-POWER TERHADAP SISWA SMAN 14 GARUT
KELAS XI TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh
EUIS DEDEH SUMIARTINI
(10.21.0435)
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SILIWANGI BANDUNG
2012
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA PADA FORUM DISKUSI SISWA (DISKUSI PANEL)
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TALK-POWER TERHADAP SISWA SMAN 14 GARUT
KELAS XI TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
EUIS DEDEH SUMIARTINI
(10.21.0435)
Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Siliwangi Bandung
2012
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Model Pembelajaran Berbicara Pada Forum Diskusi Siswa (Diskusi Panel) Dengan Menggunakan
Teknik Talk-Power”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan yang dialami sebagian siswa ketika harus berbicara dalam
forum diskusi kelas. Mereka sering dihinggapi perasaan takut, cemas dan tesang. Hal tersebut dikarenakan selama ini
pembelajaran berbicara yang monoton dan ketidaktepatan teknik yang digunakan oleh guru sehingga menyebabkan siswa takut
untuk tampil berbicara dan kesulitan dalam menentukan bahan pembicaraan.
Penelitian ini ingin menjawab rumusan masalah mengenai keefektifan penggunaan teknik talk power dalam
pembelajaran berbicara pada forum diskusi siswa, serta apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran
berbicara dengan teknik talk power dan hasil pembelajaran berbicara dengan teknik ceramah?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran berbicara menggunakan teknik talk power.
Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran
berbicara menggunakan teknik talk power pada diskusi panel siswa dengan hasil pembelajaran berbicara dengan teknik
klasikal/ceramah pada diskusi panel siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Caranya dengan membandingkan hasil
pembelajaran berbicara siswa menggunakan teknik talk power pada forum diskusi panel siswa dengan hasil pembelajaran
herbicara menggunakan teknik klasikal/ ceramah.
Data hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa melalui pembelajaran dengan teknik talk
power mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding dengan teknik ceramah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata Ngain sebesar 0,54 untuk kelas eksperimen dan 0.31 untuk kelas kontrol yang menggunakan teknik pembelajaran
klasik/ceramah.
Kata kunci: talk power, diskusi panel.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran berbicara dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia mengarahkan setiap siswa untuk
meningkatkan / kemampuan berkomunikasi secara
lisan dengan baik dan benar di hadapan publik.
Berbicara di depan publik terkait dengan keahlian
mental dan fisik untuk tampil. yang berbeda dengan
keahlian yang dibutuhkan dalam pembicaraan biasa.
Dalam pembicaraan biasa, baik antara siswa dengan
siswa, siswa dengan guru, siswa dengan staf tata
usaha atau bahkan pembicaraan antara siswa dengan
Kepala Sekolah tentu ada aturan mainnya. Siswa bisa
berbicara dengan nada berwibawa/penuh rasa hormat,
dengan nada simpatik atau melawan. dengan nada
menghibur atau provokatif tergantung situasi atau
lawan bicara siswa. Berbeda dengan pembicaraan
biasa, berbicara di depan publik khususnya berbicara
dalam diskusi panel membutuhkan keahlian mental
dan fisik yang lebih, yakni siswa dituntut untuk lebih
berkonsentrasi, berkoordinasi dan bereaksi secara
cepat serta membutuhkan latihan yang sistematis.
Pada kenyataannya, beberapa penelitian
memperlihatkan bukti bahwa masih banyak siswa
yang mengalami hambatan/kesulitan ketika harus
mengutarakan gagasan/idenya secara lisan di dalam
forum-forum diskusi publik. Safari satu penyebabnya
adalah masalah pembelajaran berbicara yang belum
terpecahkan. Kesalahan pengajaran menyebabkan
siswa tidak berani untuk tampil di depan kelas/publik,
mereka dihinggapi perasaan tidak percaya diri, takut,
dan tegang. Sebenarnya rasa takut tidak hanya
disebabkan oleh faktor luar saja tapi juga dari dalam
diri setiap individu. Rakhmat (1994:65) menyebutkan
istilah untuk kecemasan dalam berkomunikasi dengan
demam panggung (stage fright), kecemasan berbicara
(speech anvlety), atau yang lebih umum stress kerja
(performance stress). Berdasarkan fenomena tersebut
rasanya saat ini perlu ada metode atau teknik yang
benar-benar cocok untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi para siswa. Untuk itu, dalam
pelaksanaannya
diperlukan
teknik-teknik
pembelajaran agar tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia tercapai. Teknik ini bisa berupa teknik
tanya-jawab, teknik ceramah, teknik diskusi, teknik
simulasi, dan bermain peran. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan berbagai upaya
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang tidak
monoton melalui cara pengajaran yang kreatif.
Kreatifitas pengajaran yang dilakukan para guru
dengan pengelolaan pembelajaran yang efektif akan
menghasilkan prestasi yang optimal bagi para
pembelajarnya.
Salah satu model pembelajaran yang
diperkirakan efektif untuk meningkatkan kemampuan
berbicara adalah teknik talk-power. Teknik talk-power
adalah suatu teknik yang mengajak siswa untuk
berhadapan langsung dengan rasa takut sebagai
penyebab utama yang memisahkan siswa dengan
keberhasilan untuk berbicara dalam diskusi publik.
Teknik ini mengajarkan secara terperinci dan
sistematis mengenai teknik-teknik berbicara di depan
publik. Tidak seperti teknik lain, teknik talk-power
mengondisikan tekanan yang dirasakan siswa menjadi
berkurang, karena tubuhnya dikondisikan untuk
bereaksi terhadap rasa takut dengan cara baru yang
lebih sesuai, yang menghalau rasa takut untuk
berbicara di depan publik. Selain itu, teknik talkpower menawarkan sejumlah latihan yang lebih
mendalam.
Kelebihan-kelebihan teknik talk-power ini
mendorong penulis membuktikan keefektifannya
dalam pembelajaran berbicara siswa melalui sebuah
penelitian berjudul “Model Pembelajaran Berbicara
Pada Forum Diskusi Siswa (Diskusi Panel) Dengan
Menggunakan Teknik Talk-Power Terhadap Siswa
Kelas XI SMAN 14 Garut”.
KAJIAN TEORI DAN METODE
Pengertian Teknik Talk-Power
Talk-power merupakan suatu teknik untuk
mengatasi permasalahan ketika harus berbicara dalam
forum-forum diskusi publik. Teknik talk-power ini
sangat berhubungan erat dengan kondisi psikologis
seseorang. Secara umum, teknik ini berisi programprogram pelatihan sistematis yang memungkinkan
siswa bisa berlatih sekaligus memonitor setiap
kemajuan yang dialaminya. Karena rasa takut untuk
berbicara di depan forum-forum diskusi kelas/publik
dianggap sebagai kondisi alami dan mendunia, maka
sejak awal teknik ini mengembangkan rasa
mengendalikan. Perasaan “mampu mengendalikan”
ini memberi harapan dan dorongan yang merupakan
elemen penting untuk mengatasi reaksi rasa takut.
Selain itu, teknik ini pun mengajarkan
bagaimana cara siswa bersikap ketika berbicara di
depan forum-forum diskusi kelas/publik mulai dari
cara siswa berdiri dari tempat duduk-berjalan ke
mimbar atau tempat panelis menyampaikan informasi
sampai siswa duduk kembali ke posisi semula.
Adapula pelatihan bagi siswa yang mengalami fobia
untuk berbicara di depan forum-forum diskusi
kelas/publik yang dikenal dengan pelatihan “klinik
rasa panik” berupa latihan membayangkan ingatan
indrawi, melatih kinestetik.
Pengertian Berbicara
 Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa
yang berkembang pada kehidupan anak yang
didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada
masa tersebutlah kemampuan berbicara atau
berujar dipelajari. Berbicara terbentuk dari kata
bicara yang artinya akal budi; pikiran. Setelah
mengalami afiksasi, berbicara berarti berkata;
bercakap; berbahasa. (Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi ketiga. Jakarta : Balai Pustaka).
 Ujaran (speech) merupakan suatu bagian yang
integral dari keseluruhan personalitas atau
kepribadian, mencerminkan lingkungan sang
pembicara.
kontak-kontak
sosial,
dan
pendidikannya. Aspek-aspek lain seperti cara
berpakaian atau mendandani diri bersifat
eksternal sedangkan ujaran bersifat inheren atau
pembawaan. (Tarigan, Henry Guntur 1981:15).
 Berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan,
menyatakan
serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Dengan demikian, berbicara itu lebih dari
sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata.
Berbicara
adalah
suatu
alat
untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun
serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhankebutuhan pendengar. Dalam sistem inilah kita saling
bertukar pendapat, gagasan, perasaan, keinginan
sehingga berbicara merupakan sarana ekspresi dari
gagasan-gagasan tersebut dan menekankan hubunganhubungan yang bersifat dua arah memberi dan
menerima.
Pengertian Diskusi Panel
 Diskusi merupakan suatu metode memecahkan
masalah-masalah dengan proses berpikir
kelompok. Diskusi dapat pula dikatakan sebagai
suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas
koordinatif yang mengandung langkah-langkah
dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh
kelompok. (Tarigan, Henry Guntur. 1981.
Berbicara
sebagai
Suatu
Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa).
 Panel adalah suatu kelompok yang terdiri atas
tiga sampai enam orang
ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan
pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu
masalah. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka).
Dari definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa diskusi panel merupakan suatu
diskusi oleh sekelompok orang (yang disebut panel)
membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum
di depan khalayak/pendengar, khalayak/pendengar
diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan
tanggapan/pendapat.
Pendekatan dan Metode Penelitian
Pencapaian suatu tujuan yang diharapkan
hendaknya menggunakan suatu pendekatan, yaitu
dengan cara yang dapat mengungkapkan masalah
sesuai tujuan yang diharapkan. Berkenaan dengan
metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
ketiga yang diterbitkan oleh Balai Pustaka dan
disusun oleh Hasan Alwi (2002 : 740) mengemukakan
arti suatu metode adalah : “Cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.”
Pada penelitian ini pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu
pendekatan
yang
menggunakan
data
yang
dikualifikasikan dan menganalisisnya dengan analisis
statistik. Pendekatan ini memungkinkan dilakukan
pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian
dengan menggunakan statistik.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
mengetahui pengaruh penerapan teknik talk power
dalam pembelajaran berbicara siswa pada forum
diskusi siswa (diskusi panel), maka metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen.
Desain penelitian yang diterapkan adalah Non
Equivalent Control Group Design yaitu menempatkan
subjek penelitian dalam dua kelompok yang terdiri
atas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Hasil Penelitian
Pengumpulan dari hasil penelitian dilakukan
dengan menggunakan instrumen berupa tes objektif.
Data prestasi belajar sebagai parameter penelitian
diambil dari dua keiompok sampei, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Data-data yang
diperoieh dari penelitian ini berupa data hasil pre test,
data hasil post test, dan data peningkatan hasil belajar
(gain).
a) Deskripsi Data Pre Test
Data pre test yang dihasilkan, digunakan
untuk menentukan tingkat homogenitas 2 (dua) kelas
yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol
dalam penelitian ini. Data hasil pre test dapat dilihat
pada tabel 3.
Data Hasil Pre test
Kelas
Skor
Skor
Tertinggi Terendah
Ratarata
( ̅)
Varians
( )
73.33
(no. 7)
16.67
(no. 16)
51. IS
241.88
Eksperim 76,67
en
(no. 31)
10.00
(no. 14)
44.84
240.62
Kontrol
b) Deskripsi. Data
Data pos test yang dihasilkan digunakan
untuk menentukan selisih antara nilai pre test dan post
test kedua kelas yang mcnjadi sampel penelitian, serta
untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi. Data
hasil post test dapat dilihat pada tabel 4.
Data Hasil Post test
Kelas
Kontrol
Eksperim
en
Rata-rata
Skor
Skor
Tertinggi Terendah
( ̅)
86,67
(no.7)
40,00
(no.15)
66,56
90,00
(no.31)
50,00
(no.14)
75,16
c) Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
Data peningkatan hasil belajar (gain)
diperoleh dari selisih hasil pre tes dan pos tes. Data
peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada
tabel 5.
Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
Kelas
Skor
Skor
Tertinggi Terendah
Ratarata
( ̅)
40,00
(no.20)
3,33
(no.14)
15,38
Eksperim 53,33
en
(no.15)
3,33
(no.6)
30,32
Kontrol
Analisis Data Hasil Penelitian
Hasil analisis data kelas eksperimen
(pembelajaran berbicara dengan teknik talk power
pada diskusi panel) dan kelas kontrol (pembelajaran
berbicara dengan teknik pembelajaran klasikal/
ceramah pada diskusi panel) yang dilakukan melalui
uji homogenitas. uji normalitas dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Uji homogenitas hasil pre test didapat
=
1.01, nilai ini berada pada P-value = 0,111
dengan dk = n – l. Karena P-value = 0,111 α =
0,05 terletak pada penerimaan homogen.
Artinya data pre test kedua sampel homogen
pada taraf signifikansi 11%. Berdasarkan uji
homogenitas tersebut maka pelaksanaan
eksperimen dapat dilakukan pada kedua kelas
tersebut.
b) Uji normalitas peningkatan hasil belajar (gain)
untuk kelompok kontrol diperoleh
=
7,18 nilai ini berada pada P - value = 0,07 > α
= 0,05 terletak pada penerimaan normal. Untuk
kelompok eksperimen diperoleh
= 2,33
nilai ini berada pada P- value = 0,225 > α =
0,05 untuk dk = k–3. Karena P- value = 0,225
> a = 0,05 terletak pada penerimaan normal.
Kondisi
gain
kelompok
eksperimen
berdistribusi normal pada taraf signifikansi
22,5%, hal ini berarti memenuhi asumsi
pengujian statistik parametrik.
c) Hasil pengujian hipotesis untuk peningkatan
belajar (gain) didapat nilai thitung=6,18. Untuk
dk = 60 diperoleh ttobei =1,67. Karena
>
maka
ditolak yang artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara prestasi
belajar kelas eksperimen yang menggunakan
teknik talk power dengan prestasi belajar kelas
kontrol
yang
menggunakan
model
pembelajaran klasikal/ceramah.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penulis mengamati keadaan siswa-siswa pada
kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebelum
dilakukan penelitian, siswa cenderung untuk tidak
mencatat materi yang guru berikan. Penulis juga
melakukan pemeriksaan buku catatan siswa yang
hasilnya hanya terdapat coretan-coretan grafiti yang
tidak berhubungan dengan materi pelajaran. Siswa
hanya mengandalkan penjelasan yang guru berikan
tanpa adanya proses pengulangan perabelajaran dalam
diri siswa. Hal ini menunjukkan sikap siswa yang
kurang aktif dalam mencari sumber-sumber
pengetahuan yang sebenarnya masih dapat siswa
usahakan.
Teknik pembelajaran talk power untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan dari
pemetaan pada ko'mpetensi berbicara secara
berjenjang mulai dari tingkat kognitif pengetahuan,
kognitif pemahaman, dan kognitif aplikasi yang
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi
siswa. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa
tahapan yaitu pre test, proses belajar. dan post test
sebagaimana diungkapkan Mulyasa (2004: 100)
“Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga
hal: pre test, proses, post test”. Melalui ketiga langkah
tersebut diperoleh data hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh penerapan teknik talk power pada diskusi
panel siswa. yaitu berupa peningkatan kemampuan
berbicara siswa jika dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan teknik talk power. Hal tersebut dapat
dilihat dari perolehan peningkatan kemampuan
berbicara siswa kelas eksperimen lebih tinggi iika
dibandingkan dengan perolehan peningkatan prestasi
belajar sicwa kelas kontrol.
Dengan menerapkan teknik talk power
sebagian besar siswa yang tidak memiliki buku
pedoman sebagai acuan belajar dapat lebih aktif
mencari sumber pengetahuan lainnya baik dari
internet, modul pelajaran maupun penjelasan guru
yang kemudian merangkumnya dalam bentuk catatan
yang kreatif. Namun, proses pembelajaran dalam diri
siswa tidak terlepas dari adanya pengulangan
pengetahuan yang didapat siswa saat belajar. Proses
pengulangan yang terjadi dalam ingatan akan
menguatkan jalinan-jalinan informasi yang terkait
didalam otak siswa sehingga diharapkan siswa dapat
memiliki pemahaman yang utuh dan terintegrasi
secara menyeluruh.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Model pembelajaran menggunakan teknik talk
power dalam pembelajaran berbicara pada
forum diskusi untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia dikembangkan secara berjenjang
mulai dari tingkat kognitif pengetahuan,
kognitif pemahaman, dan kognitif aplikasi yang
disesuaikan dengan indikator pencapaian
kompetensi siswa.
2) Siswa yang menggunakan teknik talk power
mengalami kenaikan prestasi belajar dalam
kompetensi berbicara dengan kategori sedang
yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata N-gain
sebesar 0,54.
3) Siswa yang menggunakan teknik pembelajaran
klasikal pun mengalami kenaikan prestasi
belajar dalam kategori sedang yang ditunjukkan
oleh nilai rata-rata N-gain sebesar 0,31.
4) Terdapat pengaruh penggunaan teknik talk
power terhadap prestasi belajar siswa pada
kompetensi berbicara khususnya ketika diskusi
panel.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, S. 1996. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Dahlan, M. 1984. Beberapa Aspek Pengembangan
Sumber Belajar. Jakarta: Mediyatama
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum
SMA edisi tahun 2006. Jakarta:
Depuiknas Departemen Pendidikan Nasional. 2004.
Undang-undang Nomor 20: tahun 2003
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3. Jakarta:
Depdiknas
DePorter, B. Et al. 2002. Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruangruang Kelas. Bandung: Kaifa
DePorter, B dan Hernacki, M. 2004. Quantum
Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkcn. Bandung: Kaifa
Hake, R. (1997). Interactive-engagement Versus
Traditional Methods [Online]. Tersedia:
www.phvsics.indiana.edu [8 September 2007]
Henry, Guntur T. 1981. Berbicara sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
King, Larry. 2007. Sent Berbicara Kepada Siapa Saja,
Kapan Saja, di mana Saja. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bandung: Rosda
Nazir, M. 1989. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Purwanto, N. 1985. Prinsip-prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja
Karya
Rogers, Natalie. 2004. Berani Bicara di Depart Publik.
Bandung: Nuansa.
Siregar, S. 2004. Statistika Terapan untuk Penelitian.
Bandung: Grasindo
Sudjana, N. 1996. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito
Sudjana, N. dan Ibrahim. 1997. Penelitian dan
Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administratif.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2005. Statistike untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Sururi dan Suharto, N. 2007. Belajar SPSS:
Mengelola Data Penelitian. Bandung: Dewa
Ruchi
Suryadi. 2003. Penuntun Penyusunan Paper-SkripsiThesis
dan
Disertasi
Beserta
Cara
Pengetikannya. Surabaya: Usaha Nasional
Tim Penyusun. 2003. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Bandung: UPI
Tim P3 Bahasa. 1999. Pedoman lirnum Ejaan
Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Balai Pustaka
Download