BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rekam medis merupakan bagian penting dalam penanganan kesehatan
pasien pada saat sekarang maupun di masa mendatang. Sebagai pemberi informasi
mengenai status kesehatan pasien serta pengobatan pasien, rekam medis dapat
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan terapi terhadap pasien dan tindakan
selanjutnya. Selain itu, rekam medis juga dapat digunakan oleh pihak manajemen
untuk perencanaan sarana dan prasarana serta perencanaan pelayanan medis.
Rekam medis juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian di bidang kesehatan dan
pembuatan statistik kesehatan (WHO, 2006).
Berdasarkan UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran,
dikatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek
kedokteran wajib membuat rekam medis. Rekam medis harus segera dilengkapi
setelah pasien selesai menerima pelayanan dari yang memberikan pelayanan atau
tindakan. Dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana
pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien. Rekam
medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Ketentuan mengenai rekam medis
selanjutnya diatur dengan Peraturan Menteri.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 Tahun 2008 menyatakan bahwa
rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan
jelas atau secara elektronik. Dokter, dokter gigi dan/atau tenaga kesehatan tertentu
bertanggungjawab atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.
Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan rekam medis.
2
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit mengharuskan pengisian rekam medis lengkap 100 %. Standar Pelayanan
Minimum di rumah sakit adalah merupakan spesifikasi teknis tentang tolok ukur
pelayanan minimum yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat. Standar
pelayanan minimal rumah sakit dibuat dalam rangka peningkatan pelayanan di
rumah sakit, yang merupakan fungsi pelayanan Pemerintah Daerah yang berkaitan
dengan pelayanan perumahsakitan.
Rekam medis adalah dokumen yang berisikan semua data pasien seperti
keadaan klinis pasien, diagnostik, hasil tes dan
obat-obatan yang diberikan
kepada seorang pasien. Rekam medis yang baik harus ditulis secara benar agar
bisa mendukung para dokter dalam pengobatan seorang pasien (Iyer, 2011).
Suatu rumah sakit dapat disebut telah memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu apabila dalam penerapannya dapat memenuhi semua aspek untuk
mencapai kepuasan pelanggan. Rekam medis sebagai salah satu komponen
pelayanan kesehatan di rumah sakit ikut berperan dalam pencapaian pelayanan
kesehatan yang bermutu (Rahayu, 2009).
Rekam medis adalah alat
ampuh yang memungkinkan dokter
untuk
melacak riwayat kesehatan pasien, mengobati dan mengidentifikasi masalah atau
pola yang dapat membantu menentukan perawatan kesehatan seorang pasien.
Tujuan utama dari rekam medis itu sendiri adalah membantu dokter untuk
memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas kepada para pasien mereka
(CPSO, 2012). Pelayanan kesehatan pada para pasien yang datang berobat tidak
dapat ditangani oleh satu orang saja, karenanya dibutuhkan sarana komunikasi
sebagai sumber informasi dari pengalaman sebelumnya yang disimpan secara
sistematik menjadi informasi yang dapat dipercaya. Dalam suatu rumah sakit,
sarana komunikasi antar petugas kesehatan diakomodasi dalam bentuk rekam
medis rumah sakit. Rekam medis juga digunakan pihak-pihak terkait lainnya
sebagai bahan perimbangan dalam pelayanan medik
administratif (Abdullah, 2011).
maupun kegiatan
3
Rekam medis merupakan sumber data yang penting untuk pemeriksaan
dan hasil kesehatan. Rekam medis menyediakan data yang lebih baik untuk
mengidentifikasi
kekurangan
kode tertentu dan untuk
penelitian
yang
membutuhkan informasi klinis yang cukup rinci (Haas, 2012). Keputusan medis
yang diambil oleh seorang dokter berdasarkan diagnosa yang dibuat, akan sangat
mempengaruhi tindakan terhadap seorang pasien baik dalam pengobatan pasien
ataupun tindakan yang akan diambil. Suatu diagnosa yang akurat harus didasari
oleh anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan ditulis dalam
berkas rekam medis rumah sakit. Berkas rekam medis berisi semua catatan atau
rekaman tindakan kepada pasien selama mendapat perawatan di rumah sakit.
Berkas rekam medis rumah sakit sebagai bukti tindakan dokter terhadap seorang
pasien, sehingga bila terjadi gugatan dari pasien terhadap dokter atas pengobatan
atau tindakan yang dilakukan oleh dokter, dokumen tersebut dapat menjadi alat
bukti (Sugiyanto, 2006).
Tujuan pengelolaan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit,
yaitu peningkatan mutu dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh sebab itu
dalam mengelola suatu rekam medis, setiap rumah sakit harus selalu mengacu
kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat
sendiri oleh rumah sakit yang bersangkutan (Anggraini, 2007).
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peranan yang
sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Rumah sakit dituntut harus selalu memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditentukan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat
(Permenkes No.129 Tahun 2008).
Menurut Manual Rekam Medis yang disusun oleh Konsil Kedokteran
Indonesia, permasalahan dan kendala utama pada pelaksanaan rekam medis
adalah para dokter dan juga dokter gigi yang tidak menyadari sepenuhnya manfaat
dan kegunaan dari rekam medis itu sendiri, baik pada sarana pelayanan kesehatan
maupun pada praktik perorangan, akibatnya rekam medis tersebut sering dibuat
4
tidak lengkap, tidak jelas dan tidak tepat waktu. Rekam medis merupakan hal
yang sangat menentukan dalam menganalisa suatu kasus sebagai alat bukti utama
yang akurat. Rekam medis yang baik adalah wujud dari kedayagunaan dan
ketepatgunaan perawatan pasien.
Menurut Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Sakit, tujuan rekam medis rumah sakit adalah menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Jika rekam medis tersebut tidak lengkap tentu hal tersebut tidak akan bisa
tercapai. Kegunaan dari rekam medis dalam suatu rumah sakit dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain: aspek administrasi, aspek medis, aspek hukum, aspek
keuangan, aspek penelitian, aspek pendidikan dan juga aspek dokumentasi. Jika
rekam medis suatu rumah sakit tidak lengkap tentu tidak bisa berguna untuk
aspek-aspek tersebut.
Secara hukum, berkas rekam medis dapat menjadi suatu bukti dalam kasus
tuntutan hukum kepada praktisi medis, ataupun juga pemberi pelayanan
kesehatan. Kelengkapan rekam medis menjadi hal yang sangat penting untuk
melindungi tindakan praktisi medis dan pemberi pelayanan kesehatan dari
tuntutan hukum, dengan catatan bahwa berkas rekam medis itu harus lengkap dan
teliti (Awliya, 2007).
Rekam medis merupakan dokumen hukum dan dengan demikian
dipengaruhi oleh hukum, aturan dan peraturan, dan kebijakan institusional. Rekam
medis menyediakan data untuk membantu dalam melindungi kepentingan hukum
pasien, dokter, dan fasilitas pelayanan kesehatan. Dokumentasi dalam catatan
medis berfungsi untuk melindungi kepentingan hukum pasien, penyedia
perawatan kesehatan, dan fasilitas kesehatan (Huffman, 1994).
Pada penelitian tahun 2011, Aritonang menyatakan rekam medis yang
tidak terisi dengan lengkap dapat menyebabkan berbagai masalah, diantaranya
masalah finansial dan masalah hukum yang dapat mempengaruhi kualitas
pelayanan dan citra rumah sakit. Rekam medis yang lengkap mencatat segala
pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien dan berguna dalam
menentukan besarnya pembayaran yang harus dibayar oleh pasien, baik secara
5
tunai atau melalui asuransi. Rekam medis juga merupakan alat bukti tertulis
utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum.
Visi RSUD Badung adalah menjadi rumah sakit kebanggaan masyarakat,
inovatif, kreatif dan berbudaya dalam pelayanan kesehatan. Misi RSUD Badung
adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berfokus pada keselamatan
pasien; menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan serta
pengabdian kepada masyarakat; melaksanakan tata kelola administrasi rumah
sakit. Salah satu misi RSUD Badung adalah melaksanakan tata kelola administrasi
rumah sakit, peranan rekam medis dalam hal ini sangatlah penting.
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Rumah Sakit dan juga Peraturan Bupati Badung tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung menetapkan bahwa
standar kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan
adalah 100%. Standar pelayanan minimal di rumah sakit yang telah ditetapkan
oleh Kepala Daerah yang juga adalah pemilik rumah sakit, menjadi salah satu
acuan bagi rumah sakit untuk menyusun perencanaan dan penganggaran
penyelenggaraan pelayanan perumahsakitan.
Berdasarkan data hasil evaluasi rutin setiap akhir bulan Bagian Rekam
Medis RSUD Badung dari bulan Januari 2013 sampai bulan Nopember 2013,
mengenai kelengkapan pengisian rekam medis ruang rawat inap RSUD Badung
24 jam setelah selesai pelayanan, didapatkan hasil pencapaian rata-rata adalah 83,
65 %. Jadi masih ada gap kurang lebih 16, 34%
jika dibandingkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan dan Peraturan Bupati Badung tentang standar
pelayanan minimal rumah sakit. Dari hasil evaluasi juga terlihat bahwa terdapat
banyak resume rekam medis yang tidak diisi dengan lengkap. Data hasil evaluasi
kelengkapan pengisian rekam medis dan resume rekam medis ruang rawat inap
RSUD Badung, periode Januari – Nopember 2013 dapat dilihat pada tabel 1 dan
tabel 2.
6
Tabel 1. Kelengkapan rekam medis Januari – Nopember 2013
Rekam
Medis
Jan.
Feb.
Mar.
Aprl.
Mei
Jun.
Jul.
Agts
Sept.
Okt.
Nop.
Jml.
Lengkap
711
940
633
790
630
593
686
594
697
687
647
7608
Tdk
Lengkap
155
44
115
173
202
208
204
216
46
68
55
1486
Jumlah
866
984
748
963
832
801
890
810
743
755
702
9094
Jumlah keseluruhan rekam medis yang dievaluasi adalah 9094 rekam
medis. Jumlah rekam medis yang diisi dengan lengkap 7608, rekam medis tidak
diisi dengan lengkap 1486. Persentase rekam medis diisi lengkap adalah
7608/9094 x 100 % = 83, 65 %, persentase rekam medis tidak lengkap adalah
1486/9094 x 100 % = 16, 34 %.
Tabel 2. Resume rekam medis tidak lengkap Januari – Nopember 2013
Ruangan
Resume Tidak Lengkap
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agts
Sept
Okt
Nop
Juml
Margapati
47
0
2
0
0
0
0
25
10
33
23
140
Oleg
24
0
0
0
0
0
0
0
7
4
0
35
Cilinaya
16
2
1
0
0
0
1
4
2
3
4
33
Kecak
40
27
0
0
0
0
0
17
6
11
7
108
Janger
26
13
0
0
0
0
16
22
15
13
16
121
Panyembrama
Pendet
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
3
0
4
5
14
Puspanjali
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
5
155
44
3
0
0
0
17
71
45
68
55
458
Jumlah
Jumlah resume tidak lengkap adalah 458 resume. Persentase resume tidak
lengkap dari keseluruhan rekam medis tidak lengkap adalah 458/1486 x 100 % =
30, 82 %.
7
Dengan cukup banyaknya resume rekam medis yang tidak diisi dengan
lengkap tentu akan sangat mempengaruhi mutu pelayanan di RSUD Badung,
apalagi diera JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) seperti saat
sekarang ini.
Tujuan dibuatnya resume rekam medis adalah untuk menjamin kontinuitas
pelayanan medik dengan kualitas yang tinggi serta sebagai bahan referensi yang
berguna bagi dokter yang menerima, apabila pasien tersebut dirawat kembali di
rumah sakit dan sebagai bahan penilaian staf medis rumah sakit. Selain itu juga
untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perorangan tentang
perawatan seorang pasien, misalnya dari Perusahaan Asuransi serta untuk
diberikan tembusan kepada para ahli yang memerlukan catatan tentang pasien
yang pernah mereka rawat.
Informasi yang terdapat pada resume rekam medis merupakan ringkasan
dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah
diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait. Lembar resume rekam
medis harus ditandatangani oleh dokter yang merawat pasien. Informasi yang
terdapat pada resume rekam medis adalah mengenai jenis perawatan yang
diterima pasien, reaksi tubuh terhadap pengobatan, kondisi saat pulang serta
tindak lanjut pengobatan. Kegunaan dari resume rekam medis adalah menjaga
kelangsungan perawatan pasien di kemudian hari jika pasien dirawat kembali,
memberikan informasi untuk menunjang kegiatan komite medis, sumber
informasi kepada pihak ketiga yang berwenang, sumber informasi jika pasien
dirujuk ke rumah sakit lain (Hatta, 2008).
Resume rekam medis harus disingkat dan hanya menjelaskan informasi
penting tentang penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya.
Resume ini harus ditulis segera setelah pasien keluar dan isinya menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: mengapa pasien masuk rumah sakit, apakah hasilhasil penting pemeriksaan laboratorium, rontgen dan fisik yang sudah dilakukan,
apakah pengobatan medis maupun operasi yang sudah diberikan, bagaimana
keadaan
pasien
pada
saat
keluar
rumah
sakit,
dan
apakah
anjuran
pengobatan/perawatan yang diberikan setelah pasien keluar dari rumah sakit.
8
Berdasarkan uraian di atas menyatakan bahwa peran rekam medis di
rumah sakit sangatlah penting. Sementara kelengkapan pengisian rekam medis di
RSUD Badung masih kurang dari target SPM dan cukup banyak bagian resume
yang tidak diisi dengan lengkap. Maka dari itu dirasakan perlu diadakan suatu
penelitian untuk meningkatkan kelengkapan pengisian resume rekam medis di
RSUD Badung.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang penelitian, pencapaian kelengkapan rekam
medis rata-rata di RSUD Badung dari bulan Januari 2013 sampai bulan Nopember
2013 adalah 83, 65 %. Terdapat kesenjangan sekitar 16, 34 % dari persyaratan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mensyaratkan kelengkapan rekam medis
adalah 100 % dan terdapat banyak bagian resume rekam medis yang tidak diisi
dengan lengkap. Diperlukan suatu intervensi tertentu agar kelengkapan pengisian
resume rekam medis menjadi meningkat. Berdasarkan alasan tersebut, maka
rumusan masalah penelitian adalah intervensi apakah yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kelengkapan pengisian resume rekam medis di RSUD Badung ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab ketidaklengkapan pengisian resume rekam medis, mengidentifikasi
solusi dari pada permasalahan yang mengakibatkan pengisian resume rekam
medis tersebut tidak lengkap dan melakukan uji coba solusi permasalahan yang
sudah disepakati.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk manajemen adalah sebagai bahan masukan dalam mewujudkan
tata kelola administrasi yang lebih baik.
2. Manfaat untuk pasien adalah bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik.
3. Manfaat untuk tenaga medis yang menggunakan rekam medis adalah bisa
mengetahui riwayat penyakit pasien secara lebih akurat.
9
4. Manfaat bagi peneliti sendiri adalah bisa meningkatkan pengetahuan mengenai
rekam medis dan mendapatkan pengalaman bermanfaat dalam proses penanganan
masalah di rumah sakit.
E. Keaslian Penelitian
Cukup banyak penelitian-penelitian mengenai rekam medis yang telah
dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Namun penelitian mengenai kelengkapan
pengisian resume rekam medis ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang
pernah mereka lakukan sebelumnya. Beberapa penelitian tentang rekam medis
yang sudah pernah dilakukan oleh para peneliti lain sebelumnya antara lain dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Penelitian terdahulu
Peneliti
Aritonang
(2011)
Abdullah
(2011)
Mikrajab
(2011)
Judul Penelitian
Kelengkapan Pengisian Rekam
Medis Di RSU
ST.Elisabeth
Ganjuran Bantul Yogyakarta
Tahun 2011
Evaluasi Mutu
Rekam Medis di
Rumah Sakit Daerah Kota Tidore
Kepulauan
Evaluasi
Implementasi
Rekam Medis di
Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta
Perbedaan Penelitian
-Rumusan masalah adalah evaluasi kelengkapan data rekam medis perlu dilakukan di
RSU ST. Elisabeth Ganjuran guna peningkatan
mutu pelayanan.
-Tujuan penelitian adalah mengevaluasi
kelengkapan data rekam medis dokter di unit
rawat inap RSU ST. Elisabeth Ganjuran Bantul.
-Rumusan masalah adalah bagaimana mutu
rekam medis di rumah sakit daerah Kota Tidore
Kepulauan ?
-Tujuan penelitian adalah mengevaluasi mutu
rekam medis di rumah sakit daerah Kota Tidore
Kepulauan.
-Rumusan masalah adalah bagaimana
implementasi rekam medis di instalasi rawat inap
RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta dilihat
dari dimensi teknologi, dimensi SDM rumah
sakit, dan dimensi organisasi rumah sakit ?
-Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi,
menganalisis dan mengevaluasi implementasi
rekam medis di instalasi rawat inap RS. PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dilihat dari dimensi
teknologi, dimensi SDM rumah sakit, dan
dimensi organisasi rumah sakit.
Download