BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan adalah data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini, peneliti tidak mengalami kendala yang berarti untuk menggali informasi. Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara tak terstruktur atau bisa dikatakan wawancara informal, sehingga proses wawancara ini bersifat santai dan berlangsung dalam kegiatan sehari-hari tanpa mengganggu aktivitas subjek. Sesuai dengan fokus masalah yang dibahas pada skripsi ini peneliti menyampaikan hasil interview dengan guru mengenai penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015: 1. Persiapan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. Persiapan metode demonstrasi ini dalam penyajiannya di kelas, utamanya dalam proses belajar mengajar harus terencana yang tersusun dalam bentuk program persiapan yaitu mempersiapkan materi pembelajaran, merumuskan tujuan yang hendak dicapai, mempersiapkan alat-alat atau media yang diperlukan, mengatur tempat dan memperkirakan waktu yang akan dipergunakan dalam pembelajaran denga menggunakan metode demonstrasi. Mengadakan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa berhubung dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi melalui penilaian akhir pada pembelajaran. Persiapan pada pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, maka peneliti berusaha mendapatkan datanya secara langsung dari sumber data yang ada di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung. Sumber data tersebut meliputi guru dan siswa itu sendiri serta komponen yang ada dan bisa memberi keterangan tentang fenomena penelitian yang sedang diteliti. Menurut bapak Sulton sebagai guru mata pelajaran fiqih yang mendapat tugas mengajar di kelas 7A yaitu: Untuk metode demonstrasi, jika hanya mengunakan teori pembelajaran fiqih tidak bisa berjalan dengan lancar, karena yang dibutuhkan itu seperti sholat, wudhu, haji itu membutuhkan praktek, kita sendiri harus dituntut bagaimana sholat itu yang baik dan benar.1 Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa dalam memilih suatu metode guru harus mengetahui tujuan pembelajaran baik tujuan khusus maupun tujuan utama serta aspek-aspek yang perlu dikembangkan baik aspek kognitif, afektif, psikomtorik, sehingga pembelajaran dapat efektif dan tidak menyimpang dari tujuan pengajaran tersebut. Menurut bapak Sulton guru mata pelajaran Fiqih, beliau juga memaparkan tentang persiapan mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi, sebagai berikut: Kalau untuk persiapan, saya hanya mempersiapkan konsep, bagaimana konsep nya nanti saya melakukan proses belajar mengajar mengunakan metode demonstrasi, seperti siswa nanti di suruh seperti 1 Wawancara dengan Pak Sulton guru fiqih, Jum’at 14 Mei 2015 mempraktekkan sholat tarawih, kita sebagai guru hanya menjelaskan dan kita sebagai guru akan membetulkan kalau ada yang salah.2 Terkait dengan persiapan guru dalam menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan oleh guru Fiqih yaitu dalam memilih konsep yang sesuai, yang kita harus perhatikan adalah materi dan tujuan isi materi yang akan di sampaikan kepada siswa. setelah menerima pelajaran, istilahnya kompetensi dasar maupun tujuan yang tercakup dalam indikator indikatornya. Selain dengan guru mata pelajaran Fiqih, peneliti juga dengan waka kurikulum. Peneliti menanyakan tentang dengan adanya sarana dan prasarana disekolah dalam mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi kepada Bapak Sucipto waka kurikulum di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung, berikut uraian beliau mengenai persiapan metode demonstrasi : Fiqih seperti kemarin kita sampaikan memang sekolah siap untuk mengusahakan kaitan prasarana tapi kemarin insaallah itu sudah ada, sarana pembelajaran seperti itu sudah ada tetapi belum dimanfaatkan dengan baik seperti cd untuk praktek wudhu dll itu sudah ada, tapi di reguler itu belum tapi di fullday itu sudah ada. Kalau sarana yang mendukung seperti mushola, tempat wudhu cukup, lcd ada.3 Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi bisa dilakukan di aula, musholla maupun tempat-tempat lain. keadaan sarana dan prasarana serta fasilitas sekolah dapat mendukung penggunaan metode pembelajaran, terutama metode demonstrasi karena sebagai tempat yang mendukung pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. 2 3 Wawancara dengan Pak Sulton guru fiqih, Jum’at 14 Mei 2015 Wawancara dengan Bapak Sucipto waka kurikulum, Senin 18 mei 2015 Jadi berdasarkan hasil wawancara tersebut dengan guru mata pelajaran fiqih dapat diambil hasil wawancara tentang persiapan metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung yakni persiapan yang dilakukan dalam metode demonstrasi adalah dengan memperhatikan materi yang akan diajarkan lalu waktu yang di gunakan dalam penggunaan metode demonstrasi dan konsep yang sudah matang untuk menggunakan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar di pelajaran fiqih. 2. penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al- Huda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015 Untuk menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung. Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai tindak lanjut dari perencanaan dimana dalam penggunaan metode demonstrasi yang mana seorang guru fiqih harus membuat sebuah tujuan yang jelas dan tidak hanya dalam bentuk rancangan saja, akan tetapi sudah merupakan alat atau sarana yang siap pakai dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi amat banyak bergantung kepada pandangan penataan dalam menyusun unsur-unsur yang relevan dengan tujuan-tujuan dan kemampuan serta ketrampilan guru untuk meramu bagian-bagian yang dapat menjamin kelangsungan belajar secara efektif dan efisien dengan penggunaan metode demonstrasi. sebagai guru mata pelajaran fiqih bapak Sulton membuat langkah-langkah sebelum mengunakan metode demonstrasi tersebut, adapun langkah-langkah yang di sebutkan pak Sulton sebagai berikut: Untuk langkah-langkah nya saya tetap membuat konsep yang saya ambil dari buku-buku yang relevan, buku dari depag dan dari lain nya. Karena di dalam ilmu fiqih kita juga mempunyai imam, panutan, dan para ulama’ yang membuat buku tersebut. Oleh karena itu saya tidak terpaku oleh satu buku saja, melainkan dari beberapa sumber.4 Data diatas juga diperkuat dengan hasil observasi, bahwa dalam pembelajaran fiqih guru memulai proses pembelajaran mengucapkan salam terlebih dahulu lalu meriview pembelajaran yang sebelum nya untuk mengingat apa yang di pelajari minggu kemarin, guru menjelaskan tentang materi sholat tarawih secara jelas agar dimengerti oleh siswa, lalu guru menunjuk murid untuk mempraktekkan sholat tarawih di depan teman-teman sekelas nya, murid yang sudah ditunjuk oleh guru itu mendemonstrasikan sholat tarawih sedikit malumalu, pada saat pendemonstrasian sholat tarawih semua siswa dan guru memperhatikan prosesi sholat terawih, guru sesekali membenarkan bacaan siswa yang salah, setelah pendemonstrasian sholat tarawih itu selesai guru menyimpulkan apa yang terjadi dalam proses demonstrasi tadi, setelah proses pembelajaran selesai guru menutup pelajaran dengan salam.5 Dari data tersebut di ketahui bahwa guru dalam menerapakan metode demontrasi, materi yang akan di buat untuk mengajar harus lebih cermat, menentukan langkah-langkahnya dan harus pandai memilah dan memilih langkahlangkah kita sesuai dengan tujuan materi. Oleh karena itu guru harus berusaha untuk memberikan pertimbangan yang baik tentang apa yang akan dilakukan dalam kelas untuk mendapatkan hasil sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. 4 5 Wawancara dengan Pak Sulton guru fiqih, Jum’at 14 Mei 2015 Observasi pembelajaran fiqih, Kamis 21 Mei 2015 Pembelajaran akan lebih tersusun dengan baik apabila pembelajaran sudah terjadwal sehingga para siswa sudah siap dengan pelajaran atau materi yang akan diajarkan oleh guru. Bapak Sulton memaparkan: Saya mengajar seminggu sekali yaitu hari kamis, dan mengajar di kelas fullday 7A, di jam ke 7-8.6 Dalam menerapkan metode demonstrasi tersebut saya sebagai peneliti menggali informasi kepada guru mata pelajaran fiqih bagaimana minat siswa dalam proses belajar mengajar mengunakan metode demonstrasi, bapak Sulton memaparkan: Minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan metode demonstrasi sangat antusias, karena yang melakukan demonstrasi di depan kelas itu bukan saya melainkan anak didik saya, jadi teman nya yang lain bisa fokus ketika salah satu teman nya itu mendemonstrasikan kedepan kelas. Karena sebelumnya saya tekankan kepada anak-anak kita itu belajar bukan semata-mata hanya untuk ujian melainkan untuk setiap hari melakukan atau untuk besok kita melakukan ibadah haji kita harus tahu dari sekarang, buat bekal tidak hanya untuk ujian tetapi untuk kehidupan sehari-hari.7 Data tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan siswa kelas 7A yang mengungkapkan bahwa: Senang, semangat dan lebih memahami kalau pak guru menunjuk teman-teman sekelas untuk mempraktekkan materi pelajaran di depan kelas, walaupun sedikit malu-malu karena di lihat oleh teman sekelas yang lain.8 Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih sangat mempermudah siswa memahami materi yang telah disampaikan, misalnya: materi wudu, tayamum, sholat. Dilihat dari pembelajaran 6 Wawancara dengan Pak Sulton guru fiqih, Jum’at 14 Mei 2015 Wawancara dengan Pak Sulton guru fiqih, Jum’at 14 Mei 2015 8 Wawancara dengan siswa, Jum’at 14 Mei 2015 7 dengan menggunakan metode demonstrasi lebih berhasil dari pada sebelum melakukan pembelajaran dengan tidak menggunakan metode demonstrasi. 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015 Di dalam menerapkan suatu metode pendidikan pasti ada faktor yang mendukung dan faktor penghambat nya, tidak terkecuali dengan penerapan metode demonstrasi. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari siswa, guru, sarana prasarana, keterbatasan waktu dan sebagainya. Bapak Sulton sebagai guru mata pelajaran fiqih memaparkan apa saja faktor yang mendukung penerapan metode demontrasi: Hal-hal pendukung yang saya alami pada waktu menggunakan metode demonstrasi yaitu anak yang lain atau teman yang lain bisa fokus ketika salah satu teman nya itu saya suruh maju kedepan untuk mendemonstrasikan sesuatu, seperti hal nya sholat tarawih. Jika teman nya sendiri yang mempraktekkan materi tersebut teman yang lain akan mudah memahami dan tidak malu bertanya dan situasi belajar mengajar menjadi menyenangkan.9 Jadi penggunaan metode yang tepat dapat membentuk kompetensi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pada tahap peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mampu menampilkan suasana pembelajaran yang efektif sehingga terjadi hubungan timbal balik yang baik antara siswa dan guru. 9 Wawancara dengan Pak Sulton guru fiqih, Jum’at 14 Mei 2015 Bapak Sulton selaku guru mata pelajaran fiqih juga memaparkan bahwa apa saja faktor penghambat dalam menggunakan metode demonstrasi: Kendala yang saya alami saat menggunakan metode demonstrasi yaitu anak itu sulit untuk memulai maju kedepan untuk memperagakan, saya harus memanggil nama murid saya baru dia mau maju, tidak dengan kesadaran diri sendiri untuk maju kedepan mempragakan didepan kelas. Mungkin belum ada kesadaran diri sendiri itu gara-gara malu, seperti mendemonstrasikan praktek sholat di depan temanteman nya itu masih malu-malu, agak sedikit gak malu jika anak-anak praktek sholat didepan tidak sendirian, dengan adanya teman.10 Jadi kendala yang di hadapi adalah berasal dari siswa, siswa menjadi malu saat disuruh kedepan untuk mempraktekkan materi seperti sholat, tetapi malu tersebut terjadi karena belum terbiasa, jika siswa sudah biasa di depan orang banyak perasaan malu itu akan hilang. B. Temuan Penelitian 1. Persiapan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs AlHuda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. Persiapan metode demonstrasi dengan jalan a) mempersiapkan materi pembelajaran, b) merumuskan tujuan yang hendak dicapai, c) mempersiapkan alat-alat atau media yang diperlukan, d) mengatur tempat dan memperkirakan waktu yang akan dipergunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. 2. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015 10 Wawancara dengan Pak Sulton guru fiqih, Jum’at 14 Mei 2015 Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih adalah a) menjelaskan tentang tujuan pembelajaran b) Menjelaskan urutan langkah-langkah dalam mendemonstrasikan. Hal ini di maksutkan agar siswa lebih mengerti urutan – uratan pembelajaran nanti c) melaksanakan demonstrasi d) Mencatat dan membuat kesimpulan hasil demonstrasi. 3. faktor pendukung dan penghambat penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015 Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode demonstrasi itu datang dari guru, dari siswa sendiri dan dari sarana prasarana yang ada di sekolah. C. Pembahasan Hasil Penelitian Seluruh data telah peneliti kumpulkan dari lapangan dan telah peneliti sajikan. Tahap selanjutnya yang akan peneliti lakukan adalah analisis data. Dalam pembelajaran fiqih di MTs Al Huda Bandung salah satu metode yang digunakan adalah metode demontrasi, adapun tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. persiapan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs AlHuda Bandung Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. Adapun persiapannya adalah sebagai berikut : a)mempersiapkan materi pembelajaran, b) merumuskan tujuan yang hendak dicapai, c) mempersiapkan alat-alat atau media yang diperlukan, d) mengatur tempat dan memperkirakan waktu yang akan dipergunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini sesuai Dalam pemakaian suatu metode demonstrasi tentulah seorang guru harus memperhatikan hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan bentuk metode yang dipakainya, yaitu seperti pada persiapan, pelaksanaan, dan pada penilaian dari hasil kegiatan belajar mengajar pada penggunaan metode demonstrasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan intruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. 2) Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan. 3) Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain. 4) Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahanbahan yang akan digunakan mengenai jumlah,kondisi, dan tempatnya, juga anda perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi itu berhasil. 5) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan. 6) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya. 7) Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. Dan supaya lebih jelasnya apa saja yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi maka dibawah ini penulis kemukakan pendapat para ahli tentang hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: Demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dan jangan berlebih-lebihan menurut Roestiyah dalam bukunya stategi belajar mengajar memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan metode demonstrasi.11 2. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung adalah : Dalam pembelajaran fiqih guru memulai proses pembelajaran mengucapkan salam terlebih dahulu lalu meriview pembelajaran yang sebelum nya untuk mengingat apa yang di pelajari minggu kemarin, guru menjelaskan tentang materi sholad tarawih secara jelas agar dimengerti oleh siswa, lalu guru menunjuk murid untuk mempraktekkan sholat tarawih di depan teman-teman sekelas nya, murid yang sudah ditunjuk oleh guru itu mendemonstrasikan sholat tarawih sedikit malu-malu, pada saat pendemonstrasian sholat tarawih semua siswa dan guru memperhatikan prosesi sholat terawih, guru sesekali membenarkan bacaan siswa yang salah, setelah pendemonstrasian sholat tarawih itu selesai guru menyimpulkan apa yang terjadi dalam proses demonstrasi tadi, setelah proses pembelajaran selesai guru menutup pelajaran dengan salam. Adapun langkah-langkah yang dapat di tempuh dalam memakai metode demonstrasi menurut moedjiono dalam bukunya stategi belajar mengajar adalah12: a) Persiapan pemakaian metode demonstrasi, meliputi: 1)mengkaji kesesuaian metode terhadap tujuan yang akan dicapai. 2) analisis kebutuhan peralatan untuk demonstrasi. 3)mencoba peralatan dan analisis kebutuhan waktu. 4) merancang garis-garis besar demonstrasi. 11 12 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar,,,, hal.83. Moejiono dkk, Stategi belajar mengajar,,,, hal.74 b) Pelaksanaan pemakaian metode demonstrasi, meliputi: 1) mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk demonstrasi. 2)member pengantar demonstrasi untuk mempersiapkan para siswa mengikuti demonstrasi, berisikan penjelasan tentang prosedur dan intruksi keamanan demonstrasi. 3) memeragakan tindakan, proses atau prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi, dan pertayaan. c)Tindakan lanjut pemakaian metode demonstrasi, meliputi: 1) diskusi tentang tindakan, proses atau prosedur yang baru saja didemonstrasikan. 2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba melakukan segala hal yang telah didemonstrasi kan. 3. Faktor pendukung penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung yaitu siswa akan lebih terfokus pada materi yang diberikan dengan metode demonstrasi, dan akan tahan lama daya ingatnya pada siswa karena siswa pada metode demonstrasi akan merasakan atau melakukan sendiri apa yang di demonstrasikannya, juga dengan metode demonstrasi yang diterapkan pada suatu materi pelajaran akan menghilangkan kerancuan pemahaman atau kesalah fahaman dalam memahami suatu penjelasan dari seorang guru yang biasanya terjadi pada model pembelajaran dengan metode ceramah terlebih dahulu untuk menggambarkan suatu bentuk kegiatan atau bentuk proses kejadian sesuatu selain itu siswa akan mudah mencapai pemahaman terhadap apa yang disampaikan seorang guru. Bapak Sulton sebagai guru mata pelajaran fiqih memaparkan apa saja faktor yang mendukung penerapan metode demontrasi: Hal-hal pendukung yang saya alami pada waktu menggunakan metode demonstrasi yaitu anak yang lain atau teman yang lain bisa fokus ketika salah satu teman nya itu saya suruh maju kedepan untuk mendemonstrasikan sesuatu, seperti hal nya sholat tarawih. Jika teman nya sendiri yang mempraktekkan materi tersebut teman yang lain akan mudah memahami dan tidak malu bertanya dan situasi belajar mengajar menjadi menyenangkan. Dari minat siswa dalam proses belajar mengajar mengunakan metode demonstrasi, antusias siswa sangat mendukung dalam proses penerapan demonstrasi, bapak Sulton memaparkan: Minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan metode demonstrasi sangat antusias, karena yang melakukan demonstrasi di depan kelas itu bukan saya melainkan anak didik saya, jadi teman nya yang lain bisa fokus ketika salah satu teman nya itu mendemonstrasikan kedepan kelas. Karena sebelumnya saya tekankan kepada anak-anak kita itu belajar bukan semata-mata hanya untuk ujian melainkan untuk setiap hari melakukan atau untuk besok kita melakukan ibadah haji kita harus tahu dari sekarang, buat bekal tidak hanya untuk ujian tetapi untuk kehidupan sehari-hari. 4. Faktor penghambat penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung yaitu siswa akan sedikit malu untuk melakukan praktek demonstrasi di depan para teman-teman nya karena masih belum terbiasaTampil di depan umum. Bapak Sulton selaku guru mata pelajaran fiqih juga memaparkan: Kendala yang saya alami saat menggunakan metode demonstrasi yaitu anak itu sulit untuk memulai maju kedepan untuk memperagakan, saya harus memanggil nama murid saya baru dia mau maju, tidak dengan kesadaran diri sendiri untuk maju kedepan mempragakan didepan kelas. Mungkin belum ada kesadaran diri sendiri itu garagara malu, seperti mendemonstrasikan praktek sholat di depan teman-teman nya itu masih malu-malu, agak sedikit gak malu jika anak-anak praktek sholat didepan tidak sendirian, dengan adanya teman. Jadi kendala yang di hadapi adalah berasal dari siswa, siswa menjadi malu saat disuruh kedepan untuk mempraktekkan materi seperti sholat, tetapi malu tersebut terjadi karena belum terbiasa, jika siswa sudah biasa di depan orang banyak perasaan malu itu akan hilang.