pengembangan perangkat pembelajaran untuk

advertisement
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
16
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK
PENINGKATAN KOMPETENSI UJIAN NASIONAL DI
KABUPATEN MUARO JAMBI, TANJUNG JABUNG
BARAT DAN TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI1
Radiatan Mardiah, Ekawarna, M. Dwi Wiwik Ernawati,
Bambang Haryadi, Sri Winarmi dan Jufrida2
ABSTRAK
Di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur terdapat
permasalahan penyusunan perangkat pembelajaran yang belum sesuai dengan kondisi siswa
dan rendahnya motivasi siswa dalam belajar yang terutama dipicu oleh kompetensi guru yang
belum memadai. Untuk meningkatkan kompetensi guru dilakukan workshop pengembangan
perangkat pembelajaran dengan model TPACK (Technology, Paedagogy, and Content
Knowledge). Workshop dilaksanakan di Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 17, 18,
dan 25 November 2012 dan diikuti oleh 29 orang guru mata pelajaran yang diujikan dalam
Ujian Nasional; yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi,
Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Dihasilkan perangkat pembelajaran dan data masalah yang
bisa digunakan oleh guru dalam implementasi pembelajaran di sekolah. Hasil workshop
menunjukkan bahwa model TPACK masih belum efektif bila workshop belum dilanjutkan ke
tahap pendampingan guru di kelas.
Kata kunci: perangkat pembelajaran, TPACK.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyusunan perangkat pembelajaran yang belum sesuai dengan kondisi siswa dan
rendahnya motivasi siswa dalam belajar merupakan dua masalah yang ditemukan berdasarkan
penelitian PPMP pada tahun 2011 di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan
Tanjung Jabung Timur (Mardiah dkk. 2011). Kedua masalah ini terutama dipicu oleh
kompetensi guru belum memadai. Bila guru kompeten ia akan sanggup menyusun perangkat
pembelajaran yang memotivasi dan membelajarkan siswa.
Menurut peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
guru di Indonesia diharapkan punya empat kompetensi dalam menjalankan profesinya.
Kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial. Kenyataan di lapangan banyak guru yang belum memenuhi
kriteria kompetensi tersebut. Untuk itu guru harus banyak belajar dan berlatih karena pada
dasarnya tidak ada guru yang tak bisa mengajar (Chatib 2012).
1
2
Dibiayai Dana Ditjen Dikti Tahun Anggaran 2012
Staf Pengajar FKIP Universitas Jambi
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
16
Salah satu cara belajar dan berlatih bagi guru yang dianggap dapat mengatasi masalah
tersebut adalah dengan melaksanakan workshop. Dengan workshop dilakukan program
pengembangan perangkat pembelajaran mencakup silabus, RPP, LKS, dan assessment/
penilaian. Dari workshop yang melibatkan guru sembilan mata pelajaran yang diujikan secara
nasional diharapkan guru-guru juga saling berbagi ide untuk mengatasi permasalahan
pembelajaran yang mereka hadapi yang nantinya bisa digunakan oleh guru dalam implementasi
pembelajaran di sekolah.
Model pembelajaran Technology, Paedagogy, and Content Knowledge (TPACK)
merupakan model yang diimplementasikan dalam workshop. Model tersebut mencakup 4
langkah yaitu: Pemahaman (P), observasi-instruksi (O), latihan instruksi (L), Refleksi (R)
(Sutrisno 2012).
PELAKSANAAN PM-PMP
Program pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di aula kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Muaro Jambi di Sengeti. Kota ini dipilih karena lokasinya yang berada di
pertengahan lokasi tersebut dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dari Kuala Tungkal,
ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan selama satu jam dari Muara Sabak, ibukota
kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dari Universitas Jambi kota Sengeti berjarak lebih kurang
40 km.
Kegiatan pengabdian berupa workshop pengembangan perangkat pembelajaran ini
dilaksanakan selama tiga hari, yaitu Sabtu 17 November 2012, Minggu 18 November 2012,
dan Minggu 25 November 2012. Tanggal tersebut dipilih dengan pertimbangan agar tidak
terlalu banyak jam mengajar peserta terpotong.
Kegiatan ini melibatkan 15 sekolah terdiri atas 10 sekolah dari Kabupaten Muaro Jambi,
3 sekolah dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan 2 sekolah dari Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Pada awalnya tim meminta pada masing-masing dinas pendidikan untuk
mengirimkan 10 orang guru yang mewakili 9 mata pelajaran yang diujikan secara nasional.
Dinas Pendidikan Muaro Jambi mengabulkannya dengan mengirimkan 10 orang guru dari
sepuluh sekolah yang berbeda. Kemudian ditambah lima guru lagi karena guru dari Kabupaten
Tanjung Jabung Barat tidak datang sebanyak permintaan. Dinas pendidikan Tanjung Jabung
Timur bersedia mengirimkan 10 orang guru dari 9 mata pelajaran yang berbeda tetapi berasal
dari dua sekolah saja. Dinas Pendidikan Tanjung Jabung Barat menyatakan bersedia pada
awalnya, malah mengatakan bersedia membantu sebagian dana transportasi. Namun, pada hari
pertama workshop tak satupun guru dari Tanjung Jabung Barat yang datang. Ternyata ada
miskomunikasi antara kepala dinas dan bawahannya. Agar tetap ada wakil dari Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, maka tim pengabdi melakukan pendekatan langsung pada guru. Barulah
pada hari kedua ada wakil dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak 4 orang dari 3
sekolah yang berbeda.
Kegiatan pengabdian melibatkan 6 dosen FKIP Universitas Jambi, yaitu: Dra. Radiatan
Mardiah, M.Hum sebagai ketua, dan DR. H. Ekawarna, M.Psi, Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati,
M.Kes, DR. Bambang Hariyadi, Sri Winarni, S.Pd, M.Pd, dan Dra. Jufrida, M.Si sebagai
anggota. Sebagai pembantu teknis tim juga melibatkan 2 orang mahasiswa, Ires dan Febi.
Mereka bertanggungjawab dalam mendaftar ulang peserta, membagikan konsumsi, mengambil
foto dan video, dan hal-hal teknis lainnya. Sementara dari dinas pendidikan Kabupaten Muaro
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
16
Jambi terdapat empat orang yang terlibat yaitu Drs. Ulil Amri sebagai Kepala Dinas
Pendidikan, Drs. Abdul Kadir sebagai Sekretaris, Drs. H. Sumedi sebagai Kasi Kurikulum, dan
Zuherdi, S.E, sebagai petugas teknis. Pada dasarnya setiap kepala sekolah yang gurunya
ditunjuk dinas pendidikan terlibat secara tidak langsung dalam workshop ini, baik saat
permintaan guru oleh dinas, ataupun ketika guru membuat tugas workshop pada kepala sekolah
yang ikut menandatangani Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru yang bersangkutan.
Pelaksanaan Workshop
1. Workshop Hari Pertama (Sabtu, 17 November 2012)
Peserta mendaftar ulang dan mendapatkan bahan workshop ditambah buku Kreatif
Mengembangkan Aktifitas Pembelajaran berbasis TIK tulisan Prof Sutrisno, M.Sc, Ph..D.
Pembukaan workshop dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Muaro Jambi diwakili oleh
Kasi Kurikulum Drs. H. Sumedi. Acara dilanjutkan dengan presentasi dari Dra. Radiatan
Mardiah, M.Hum. mengenai Dasar Kebijakan dan Hasil Pemetaan UN SMA Provinsi Jambi.
Presentasi ini menghubungkan antara hasil penelitian tahun 2011 yang menjadi dasar bagi
kegiatan pengabdian ini. Peserta tampak antusias mendengarkan narasumber sambil berdiskusi.
Dari diskusi itu didapat informasi dari peserta bahwa UN adalah penilaian dari
pemerintah. Siswa kurang peduli dan kurang termotivasi karena mereka tahu akan ada bantuan
dari sekolah. Ada tim ‘eksekutor’ yang bertanggungjawab menyelesaikan soal untuk kemudian
dibagikan ke para siswa. Guru-guru merasa tak dihargai jerih payahnya. Mereka sibuk
menyiapkan diri hanya untuk menuju indikator kognitif, dan mengabaikan afektif dan
psikomotor, karena UN hanya melihat kompetensi kognitif. Namun, peserta mau berubah
ketika diberitahu kalau tujuan pengabdian dan workshop ini adalah untuk berbagi ide dan
berusaha memecahkan masalah bersama dimulai dengan pengembangan perangkat
pembelajaran. Tagihan workshop adalah silabus, RPP, LKS, dan assessment.
Presentasi dilanjutkan ke isi workshop dengan judul umum Pengembangan Perangkat
Pembelajaran dengan Pembelajaran Terintegrasi menggunakan Technology, Paedagogy, dan
Content Knowledge (TPACK). DR. Ekawarna, M.Psi mempresentasikan ‘Model Pembelajaran
Terintegrasi menggunakan TPACK’. Bila dilihat dari kerangka kerja TPACK maka pengabdian
ini baru pada tahap pemahaman TPACK. Kegiatan belum sampai pada observasi instruksi,
latihan instruksi, dan refleksi Instruksi.
Setelah ISHOMA, Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati, M.Kes. mempresentasikan ‘Format
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta Petunjuk Pengisiannya’. Peserta
mempertanyakan banyak hal terutama masalah format yang tak sama dengan format yang ada
di sekolah atau yang pernah dipelajari dalam pelatihan sebelumnya. narasumber dengan jelas
memberikan logika mengapa formatnya demikian dengan contoh yang langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya kenapa dalam menyusun silabus setelah kompetensi dasar
urutannya adalah indikator kompetensi dan bukan materi. Beliau menjelaskan karena indikator
adalah perilaku yang dapat diukur dan diamati untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar. Bila sudah tahu perilaku seperti apa baru dicari materi yang tepat untuk itu. Peserta
tampak antusias memperhatikan dan bertanya diantaranya tentang bagaimana menentukan
indikator dan langkah penyusunan RPP.
Presentasi dilanjutkan oleh DR. Bambang Hariyadi, M.Si. dengan dua topik utama
‘Konsepsi Media Pembelajaran’ dan ‘Lembar kegiatan Siswa’. Dari presentasi ini peserta
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
16
mengetahui bahwa media dan LKS bukanlah barang canggih dan mahal yang menjadi
pemborosan tetapi alat yang bisa membantu guru dan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih mudah. Narasumber menekankan agar anggapan bahwa tanpa
mediapun banyak juga orang pandai bukanlah anggapan yang tepat.
Terakhir, topik mengenai ‘Assessment untuk mencapai Higher Order thinking
Skills’dipresentasikan oleh Sri Winarni, S.Pd, M.Pd. Di sini dibahas bagaimana mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, karena umumnya guru lebih fokus pada keterampilan
berpikir tingkat rendah dalam perencanaan dan aplikasinya. Diskusi tentang topik ini cukup
hangat walaupun hari sudah menjelang pukul empat, saatnya workshop hari pertama diakhiri.
2. Workshop Hari Kedua (Minggu, 18 November 2012)
Bila hari pertama workshop dilakukan presentasi dan diskusi maka pada hari kedua
workshop adalah bekerja dalam kelompok. Didampingi instruktur workshop, peserta benarbenar berdiskusi dan bekerja yang kadang-kadang diselingi canda. Saat diskusi itulah baru
peserta menyadari kalau silabus memang perlu dikembangkan. Indikator perlu ditulis dengan
benar dan perangkat pembelajaran harus direvisi sesuai dengan kebutuhan. Perangkat
pembelajaran seharusnya tidak hanya disimpan dalam lemari tapi digunakan sebagai dasar
implementasi.
Diskusi dilanjutkan dengan presentasi dari masing-masing kelompok. Tiga kelompok
tampil sore itu. Presentasi dimulai dari kelompok Bahasa yang diwakili oleh kelompok Bahasa
Inggris dengan pembicaranya Rahmat Hidayat, S.PdI, Iedha Kurnianty, SPd, dan Carolina S,
S.Pd. Kelompok IPA diwakili oleh kelompok kimia dengan pembicaranya Hasrul, SPd, yang
terakhir adalah presentasi kelompok IPS yang diwakili oleh kelompok sosiologi yang
dipresentasikan oleh Yulia Sopa, S.Sos.
3. Workshop Hari Ketiga (Minggu, 25 November 2012)
Pada hari ketiga ini dilakukan presentasi pribadi, dari balikan yang diberikan peserta
bersama narasumber, tampak guru yang presentasi mulai menyadari bagaimana seharusnya
sebuah RPP dikembangkan walau ada yang terlihat bingung karena terdapat perbedaan format
dengan beberapa pelatihan yang pernah mereka dapatkan.
General review oleh DR. Ekawarna, M.Psi dilanjutkan penutupan oleh Kasi Kurikulum
Diknas Muaro Jambi. Diperlukan keberlanjutan pelatihan atau workshop untuk meningkatkan
kemampuan para guru.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian PPMP tahun 2011 maka model pemecahan masalah yang
diimplementasikan pada PM-PMP di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan
Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut:
PERMASALAHAN:
\\\
KOMPETENSI GURU dan
BAHAN AJAR BELUM
MEMADAI



Guru kurang memahami
prinsip penyusunan silabus
dan SK-KD sebagai dasar
untuk merumuskan indikator
Guru kurang memahami
pendekatan dan model
pembelajaran kreatif dan
inovatif, sehingga RPP
jarang direvisi
Penilaian oleh guru belum
per indikator
STRATEGI PEMECAHAN
MASALAH:
Workshop pengembangan perangkat
pembelajaran yang meliputi:
pengembangan silabus, RPP, lembar
kerja siswa, dan assessment
LANGKAH:
1.
Presentasi narasumber dan
pemberian buku diikuti diskusi
seluruh peserta
2.
Diskusi kelompok didampingi
instruktur
3.
Presentasi kelompok dengan
pembahasan dari instruktur dan
peserta kelompok lain
Pemberian buku sebagai hadiah
untuk yang menguasai HOTS
Presentasi pribadi diikuti komentar
dari instruktur dan peserta lain
General review oleh instruktur
4.
5.
6.
EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI:
mengevaluasi melalui focus group discussion
menganalisis bukti fisik perangkat pembelajaran
Secara umum implementasi model tersebut dapat dikatakan tepat sasaran walaupun
masih ada diantara para peserta yang terkesan copypaste atau belum mengembangkan indikator
yang koheren dengan assessmentnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dapat disimpulkan bahwa ditiap kabupaten terdapat kendala dan penunjang yang tidak
jauh berbeda yitu:
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
16
1. Kabupatan Muaro Jambi
Dari Kabupaten Muaro Jambi terdapat 15 peserta yang berasal dari 10 SMA negeri di
kabupaten tersebut. Model yang diaplikasikan pada workshop efektif bagi 6 orang peserta,
kurang efektif bagi 7 peserta, dan tidak efektif bagi dua peserta. Kendalanya adalah
kecendrungan peserta menganggap perangkat pembelajaran tidak perlu disusun sedemikian
rupa, yang penting dalam kepala ada. Kenyataan di lapangan, guru yang membuat perangkat
pembelajaran dengan benar dengan yang tidak hampir tidak dibedakan.
Penunjangnya adalah guru-guru peserta masih muda-muda diharapkan masih ada
kesempatan untuk mengubah pola pikir mereka. Disamping itu dinas pendidikannya cukup
kooperatif dalam pelaksanaan pengabdian. Koordinasi antara dinas, kepala sekolah, dan guru
lancar. Sayangnya alokasi dana untuk pelatihan atau workshop bagi guru-guru dari dana pemda
kurang.
2. Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Miskomunikasi antara kepala dinas dan bawahan dan tim pengabdi membuat peserta
dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat hanya berjumlah 4 orang, 1 efektif dan 3 kurang efektif.
Diharapkan kendala seperti ini tidak terjadi lagi. Potensi guru disini sebenarnya cukup bagus
tinggal mengembangkannya sebagaimana permintaan mereka untuk menyegarkan kembali
ilmu yang ada pada mereka.
3. Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Peserta dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur berasal dari dua sekolah saja. Hal ini
membuat mereka cendrung saling tiru (copy paste) dalam membuat tugas. Walaupun mereka
berusaha mengubah sesuai mata pelajarannya masing-masing, namun masih terlihat
kejanggalan khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Yang menunjang adalah semangat dan
usia guru. Masih memungkinkan untuk mengubah pola pikir mereka tentang perangkat
pembelajaran yang lebih banyak digunakan hanya untuk hal administratif dan bukan untuk
pengembangan pembelajaran peserta didik.
Saran
Dari hasil pengabdian ini disarankan untuk: (1) Melaksanakan pendampingan di kelas
agar secara langsung dapat meningkatkan implementasi perangkat dalam kegiatan
pembelajaran; (2) Memvariasikan dan meningkatkan sarana prasarana pembelajaran; (3)
Membentuk kerjasama antara guru, dinas pendidikan, dan orangtua siswa yang lebih intensif;
(4) Melakukan pengawasan dari hati ke hati dan (5) Melakukan penilaian hasil belajar yang
komprehensif dan tidak hanya berfokus pada ujian nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. akhmadsudrajat.files.
wordpress.com/.../pp-ri-n0-19-th-2005-ttg-snp.
Chatib, M. 2012. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak
Juara. Kaifa, Bandung.
Ikhsan, A. 2012. Guru...Guru...Sebuah Otokritik. Harian Jambi Ekspress. Sabtu, 1 Desember
2012, hal. 6.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
16
Mardiah, R. dkk. 2011. Pemetaan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Ujian Nasional (UN)
SMA di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur
Provinsi Jambi. Jambi: laporan penelitian.
Sutrisno, 2012. Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK, Jakarta.
Download