BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Batasan Pariwisata Pariwisata sebagai suatu industri yang sangat luas cakupannya. Banyak sekali sektor-sektor yang terkait dengan kegiatan pariwisata sebagai suatu industri.Kita harus membedakan perjalanan yang disebut pariwisata dengan bentuk-bentuk perjalanan lain yang bukan perjalanan pariwisata. Bila ada pertanyaan : What is Tourism? , maka jawabannya yang tepat adalah : Tourism is Travel For Pleasure . Prinsipnya, kalau perjalanan itu tidak untuk bersenang-senang, (for pleasure) maka perjalanan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai perjalanan dalam kategori pariwisata. Syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata, apabila : 1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain (from one place to another place), di luar tempat kediaman orang itu biasanya tinggal. 2. Perjalanan yang dilakukan minimal 24 jam atau lebih (more than 24 hours). 3. Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang, dan tidak mencari nafkah atau bekerja di tempat atau negara yang dikunjunginya. 4. Orang tersebut semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya dan uang yang dibelanjakannya dibawa dari negara asalnya atau tempat tinggalnya semula dan bukan dicari atau diperoleh di tempat, di kota, atau di negara yang dikunjunginya. Pengertian ini dimaksudkan supaya diperoleh kesamaan pengertian dan tidak mencampur adukkan antara pengertian travel di satu pihak dan tourism di pihak lain. Lebih jauh perlu dijelaskan, sebaiknya istilah travel digunakan dengan konteks pengertian perjalanan pada umumnya yang tujuan dan maksudnya bukan untuk perjalanan wisata. Dalam hal ini, perjalanan itu hendaknya dibedakan bentukbentuk perjalanan yang dimasukkan sebagai perjalanan wisata seperti yang ditetapkan oleh World Tourism Organizationak (W.T.O) untuk tujuan kesehatan (health), pendidikan (education), rekreasi (recreation), berlibur (holiday), belajar(study), agama(religion), olahraga(sports). Semua bentuk perjalanan ini dikategorikan sebagai perjalanan wisata dan orang yang melakukannya disebut sebagai wisatawan (tourist). Hingga saat ini cukup banyak batasan yang diberikan beberapa paket tentang pariwisata, tetapi diantara batasan yang banyak itu belum ada satu kesamaan pendapat tentang batasan pariwisata itu. Masing-masing memberikan batasan menurut pandangannya sendiri sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman sendiri pula, sehingga bagi orang awam sulit untuk dapat memahami, apalagi untuk memberikan suatu kesimpulan pariwisata sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. 2.2 Pengertian Pemasaran Secara etimologi, kata marketing berasal dari kata market yang artinya pasar. Dalam kehidupan sehari-hari istilah marketing sering disamakan dengan pemasaran. Menurut Dalrymple 1995, bahwa yang dimaksud dengan pemasaran (marketing) adalah : “ suatu proses merencakan dan menjalankan serangkaian konsep mengenai harga, promosi dan konsep distribusi terhadap suatu ide-ide, barang-barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan masyarakat. “ Sedangkan menurut Philip Kotler tentang pemasaran yaitu : “ Kegiatan manusia (para individu dan organisasi) yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui proses pertukaran. “ Jadi, pada mulanya orientasi pemasaran itu bertumpu pada produk (product orientation) yang mana produk yang dihasilkan itu pasti diperlukan oleh konsumen. Berbicara mengenai marketing dalam kepariwisataan sangat rumit sekali karena produk dari industri paiwisata mempunyai ciri-ciri khas dibandingkan dengan produk berupa barang dan lagi pula produk pariwisata sering saling berkaitan dengan beberapa perusahaan, instansi, lembaga dalam masyarakat. Menurut Wahab tentang pemasaran pariwisata adalah : “ Suatu proses manajemen dengan mana organisasi kepariwisataan nasional atau perusahaan-perusahaan industri pariwisata untuk menentukan serta mempengaruhi keinginan, kebutuhan, motivasi, kesukaan dan ketidaksukaan pada daerah lokal, nasional , internasional dan kemudian merumuskan serta menyesuaikan objek-objek pariwisata untuk mencapai kepuasan optimal para wisatawan, dengan demikian tercapailah tujuannya. “ Keberhasilan penjualan produk didukung oleh salah satunya kegiatan bauran pemasaran yang mencakup empat variable (4P) yaitu : Product, Price, Place dan Promotion. Adapun tujuan pemasaran yang dilakukan Wahab harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : 1. Tujuan itu harus realis. Maksudnya, dengan mempertimbangkan sumbersumber yang dimiliki, harus mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen. 2. Tujuan itu harus fleksibel. Maksudnya, tujuan itu harus dapat disesuaikan dengan keadaan baik karena memperngaruhi intern mampun ekstern. 3. Tujuan itu harus bersifat khusus. Maksudnya tujuan itu harus sesuai dengan waktu sasaran yang telah ditetapkan serta strategi usaha pencapaiannya. 4. Tujuan itu harus menyeluruh. Maksudnya, tujuan yang hendak dicapai tidak hanya terbatas ada suatu aspek saja, tetapi harus menyeluruh sesuai dengan kebijaksanaan manajemen. Menurut beliau, semua tujuan itu harus sesuai dengan aspek-aspek pemasaran yang hendak dicapai, yaitu : 1. Dalam jangka panjang harus dapat berorentasi meningkatkan keuntungan pada kedua belah pihak (Perusahaan dan Daerah Tujuan Wisata) 2. Selalu memberikan dampak yang positif dalam hal kunjungan wisatawan, pertumbuhan kepariwisataan maupun devisa negara dan bagi perekonomian sebagai hasil konkrit pariwisata. 3. Memberikan rasa aman dan nyaman serta keseimbangan dalam hal perencanaan ekonomi dan masalah sosial. 4. Selalu berusaha untuk memajukan atau mendorong kegiatan pemasaran, terutama dalam menghadapi persaingan dan sektor pariwisata. 5. Selalu berusaha meningkatkan nama baik atau citra kepariwisataan yang sedang dikembangkan. Didalam menyusun sebuah strategi yang simultan diperlukan tahap-tahap dari tindakan sehingga strategi pemasaran pariwisata tersebut dapat dijalankan secara efektif, yang mencakup : 1. Tentukan bagian pasar mana, strategi ditempatkan. 2. Ketahui apa yang menjadi keinginan dari pasar. 3. Tentukan faktor-faktor yang mempengaruhi bagian pasar tersebut. 4. Spesialisasi produk untuk para pelanggan. 5. Sesuaikan unsur-unsur dari marketing dengan buying decision para pelanggan. 6. Tetapkan suatu kebijaksanaan harga dan ingat selalu faktor-faktor yang mempengaruhi nya. Jadi, pada mulanya orientasi pemasaran itu bertumpu pada produk (product orientation) yang mana produk yang dihasilkan itu pasti diperlukan oleh konsumen. Berbicara mengenai marketing dalam kepariwisataan sangat rumit sekali karena produk dari industri paiwisata mempunyai ciri-ciri khas dibandingkan dengan produk berupa barang dan lagi pula produk pariwisata sering saling berkaitan dengan beberapa perusahaan, instansi, lembaga dalam masyarakat. 2.3 Sistem Pemasaran Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.. Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup : 1. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran. 2. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan. 3. Target pasar 4. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan). 5. Kendala lingkungan (environmental constraints). Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat. 2.3.1 Jenis- Jenis Sistem Pemasaran a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan, bertujuan mengendalikan perilaku saluran dan mencegah perselisihan antara anggota saluran b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul. c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral. 2.4 Batasan Pariwisata yang Berkaitan Dengan Pemasaran Batasan tentang pariwisata yang berkaitan dengan pemasaran, sebagai berikut: 1. Macintosh (1995) Macintosh mengatakan : “Pariwisata adalah sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, mulai dari interaksi antara wisatawan di satu pihak, perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan dan pemerintah serta masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan dimaksud”. Batasan yang diberikan Macintosh ini menekankan kepada 4 unsur penting , yaitu : Pertama : Wisatawan (tourist), yaitu orang yang melakukan perjalanan pariwisata itu. Kedua : Para supplier (business suppliers), yaitu perusahaan yang menyediakan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) serta pelayanan (services). Ketiga : Pemerintah yang berwenang menetapkan kebijaksanaan, mengatur dan mengarahkan agar wisatawan dapat dilayani dengan baik. Keempat : Masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah untuk memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan 2. Leiper (1981) Sejalan dengan batasan yang diberikan Macintosh, Leiper memberikan batasan hampir sama, sebagai berikut : Kalau kita terjemahkan secara bebas, menurut Leiper yang dimaksud : “Pariwisata adalah suatu sistem terbuka dari unsur-unsur yang saling berinteraksi dalam suatu lingkungan luas, mulai dari unsur manusia seperti wisatawan, tiga unsur geografis : Negara asal wisatawan, negara yang dijadikan tempat transit, dan daerah tujuan wisata serta unsur ekonomi, yaitu perusahaan- perusahaan kelompok industri pariwisata”. Dalam batasan ini Leiper menekankan kepada lima unsur, yaitu : Pertama : Wisatawan, yaitu orang yang melakukan perjalanan pariwisata, yang tidak lain adalah unsur manusia Kedua : Negara asal wisatawan (generating region), yaitu negara dimana wisatawan berasal. Ketiga : Negara transit (transit region), yaitu negara atau kota yang dijadikan tempat transit sebelum sampai kenegara tujuan yang direncanakan semula. Keempat : Derah tujuan (destination region), yaitu daerah tujuan wisata yang merupakan negara atau kota tujuan yang semula direncanakan. Kelima : Industri pariwisata (tourist industry), yaitu perusahaan yang menyediakan kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan pelayanan (services) kepada wisatawan yang dating berkunjung. 2.5 Pentingnya Pemasaran Bila waktu luang dan disposable income meningkat, orang cenderung berpaling pada produk atau jasa-jasa baru untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Banyak perusahaan dan organisasi pernah mengalami, bahwa memiliki barang-barang yang berkualitas atau memiliki staf bagian penjualan yang profesional, belum tentu akan berjalan dengan sukses. Lima tahap cara mempelajari dan cara menerapkan pemasran, yaitu : 1) Marketing is Advertising, Sales Promotion, and Publicity Pemasaran hendaknya tidak melupakan periklanan, promosi penjualan dan melakukan publisitas yang efektif. Tanpa itu semuanya, apa yang anda tawarkan tidak akan direspon oleh konsumen, karena itu dalam menyusun perencanaan pemasaran, jangan lupa menyusun anggaran untuk keperluan iklan, sales promotion dan kegiatan publikasi. 2) Marketing is Smiling and A Friendly Atmosphere Pemasaran adalah senyum dan sikap bersahabat dengan pelanggan. Bila staf dan karyawan pada Biro Perjalanan Wisata anda mahal senyum, satpam yang galak, operator telepon yang judes atau petugas ticketting yang pilih kasih, maka dapat diramalkan pelanggan hanya datang satu kali saja ke kantor Biro Perjalanan Wisata, besoknya mereka akan lari kepada pesaing anda. 3) Marketing is Innovations Pemasaran itu identik dengan pembaharuan. Bisnis tours and travels selalu berdasarkan new basis for differential advantages. Artinya, produk atau kualitas pelayanan yang diberikan harus berbeda dengan produk atau pelayanan yang diberikan pesaing. Syaratnya, produk dan pelayanan itu harus berbeda, artinya produk dan pelayanan harus lebih baik dari apa yang dimiliki atau yang diberikan Biro Perjalanan Wisata pesaing. Untuk dapat berbeda dan lebih baik dari pesaing, tidak ada jalan lain agar kita selalu konsisten melakukan pembaharuan melalui pengembangan produk setelah melakukan product analysis. 4) Marketing is Positioning Coba bayangkan, kalau semua Biro Perjalanan Wisata memiliki karyawan yang ramah tamah, iklan yang dipasangnya selalu efektif dan mengenai sasaran, inovasi selalu dilakukan dan akhirnya semua Biro Perjalanan Wisata kelihatan identik atau sama saja satu dengan yang lainnya, apa yang terjadi? Semua Biro Perjalanan Wisata ini akan mencari cara lain untuk berbeda supaya cepat dikenal pelanggannya. Semua Biro Perjalanan Wisata akan berusaha membuat yang terbaik diantara Biro Perjalanan Wisata yang ada di kota tersebut, tetapi tahukah anda bahwa tidak ada suatu Biro Perjalanan Wisata yang dapat menjual semua produk dan jasa-jasa yang dimilikinya. Suatu Biro Perjalanan Wisata harus melakukan pilihan, ia harus mencari peluang dan mengambil posisi (take a position) di dalam pasar Positioning akan memberi kesan, membuat Biro Perjalanan Wisata selalu dalam ingatan pelanggan. Untuk itu perlu diciptakan slogan sebagai simbol untuk memperkenalkan apa dan mengapa Biro Perjalanan Wisata kita, misalnya : “Biro Perjalanan Wisata terpercaya di kota Anda”. Memang risikonya cukup besar, tetapi harus dilakukan dan untuk semua yang terkait dengan pelayanan harus disiplin, selain selalu menyediakan produk dan pelayanan yang berkualitas, penting sekali kepercayaan pelanggan dipertahankan. Jangan memberi janji-janji yang tidak mungkin dipenuhi. Positioning bertujuan membantu pelanggan untuk dapat mengetahui perbedaan yang sebenarnya antara suatu Biro Perjalanan Wisata dengan Biro Perjalanan Wisata pesaing. Oleh kota-kota lain yang biasanya banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Bila semua itu sudah dilakukan, suatu hal yang perlu mendapat perhatian adalah masalah promosi. Melalui media mana promosi ini akan dilakukan, media cetak atau media elektronik, majalah atau koran berwarna atau hitam putih. 2.6 Pengertian Paket Wisata Paket wisata (package tour, inclusive tour) dapat diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu atau lebih tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta dijual dengan harga tunggal yang menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata. Sebelum memahami paket wisata, harus dipastikan apakah dalam rangkaian komponen – komponen wisata tersebut terdapat acara mengunjungi objek /atraksi wisata. Bila hanya paket perjalanan (transportasi) dan akomodasi saja, tidak dapat dikatakan paket tour. Paket tersebut hanyalah paket perjalanan Free and Eazy, sementara program tour bisa dipilih sendiri (biasanya memilih seat-in-coach/SIC yang biasanya tersedia di hotel – hotel ). Hal yang paling penting dalam paket wisata adalah Perencanaan dimana perencanaan merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeluruh, tidak hanya merupakan suatu bagian tindakan, menyadari bahwa dalam menentukan touritinerary dibutuhkan perencanaan yang benar-benar matang agar tidak ada kekurangan sedikitpun didalamnya, karena : 3. Perencanaan Paket wisata merupakan sarana untuk pencapaian suatu tujuan, dengan alasan bahwa tujuan harus ditentukan terlebih dahulu, baru perencanaan wisata dapat dibuat. 4. Perencanaan paket wisata merupakan suatu hasil pemikiran dan penentuan yang dapat dikatakan suatu putusan kebijaksanaan. 5. Perencanaan paket wisata merupakan suatu hal yang dikerjakan dimasa yang akan datang, tetapi dapat ditentukan saat ini yang merupakan suatu tindakan melalui pengalaman dan firasat intelektual yang tinggi. 6. Perencanaan paket wisata merupakan suatu standar yang memberikan gambaran tentang tujuan dari sebuah kegiatan wisata yang ingin dicapai. 7. Perencanaan paket wisata merupakan suatu proses kegiatan dengan beberapa aktivitas yang berkelanjutan dan berkesinambungan dalam sebuah perjalanan wisata. 2.6.1 Alasan Perbedaan Harga Paket Wisata Adanya suatu daerah, tujuan wisata yang sama dapat dibuat biaya paket wisata dengan harga yang berbeda-beda hal tersebut dimungkinkan oleh hal-hal sebagai berikut : 1. Bergantung pada musim season di Eropa atau Amerika misalnya, permintaaan untuk melakukan perjalanan wisata sangat dipengaruhi oleh adanya musim panas dan musim dingin yang setiap tahun selalu datang. Disamping itu dalam kepariwisataan dikenal pula ada musim ramai (peakseason) dan musim sepi (lowseason) yang dapat memungkinkan untuk menyusun harga yang sesuai dengn situasi dan kondisi 2. Banyaknya acara di daerah tujuan wisata yang bisa diatur sesuai dengan lamanya tinggal ditempat tersebut. 3. Inclusivise Tour Fares, mahal atau murahnya tergantung pada banyak atau sedikitnya wisatawan yang ikut. 4. Umur mereka yang melakukan perjalanan wisata. 5. Jenis transportasi yang digunakan untuk mencapai daerah tujuan wisata yang diinginkan. 6. Fasilitas atau akomodasi yang digunakan. 2.7 Pengertian dan Definisi Biro Perjalanan Wisata Surat Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata No.kep.16/U/II/88 tanggal 25 Februari 1988 tentang pelaksanaan Ketentuan Usaha Perjalanan, pada Bab I Penelitian Umum Pasal 1, memberi pengertian tentang: a. Usaha Perjalanan adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata. b. Biro Perjalanan Umum adalah badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan usaha perjalanan ke dalam negeri dan ke luar negeri. c. Cabang Biro Perjalanan Umum adalah salah satu unit usaha yang berkedudukan di wilayah yang sama dengan kantor pusat atau di wilayah lain, yang melakukan kegiatan kantor pusat. d. Agent Perjalanan adalah badan usaha yang menyelenggarakan perjalanan yang bertindak sebagai perantara dalam menjual atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan. e. Perwakilan badan usaha yang ditunjuk oleh suatu biro perjalanan umum yang berkedudukan di wilayah lain untuk melakukan kegiatan yang diwakilkan oleh Agent perjalanan baik secara tetap maupun tidak tetap. Nyoman S.Pendit memberikan pengertian tentang perusahaan biro perjalanan umum (Travel Bureau) sebagai berikut : “ Travel Bureau adalah perusahaan yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan (Trip atau Tour) bagi seseorang atau sekelompok orang yang merencanakan perjalanan. Sedangkan R.S.Darmadjati memberikan batasan tentang Travel Agency, Menurutnya yang dimaksud dengan Travel Agency adalah Perusahaan yang mengatur dan yang menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-orang, termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dari uraian dan pengertian tersebut di atas maka Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata memiliki kegiatan yang berbeda satu dengan lainnya. Ruang lingkup kegiatan Biro Perjalanan Wisata terdiri dari : 1. Membuat, menjual dan menyelenggarakan paket wisata. 2. Mengurus dan melayani kebutuhan jasa angkutan bagi perorangan atau kelompok orang yang diurusnya. 3. Melayani pemesanan akomodasi, restoran dan sarana wisata lainnya. 4. Mengurus dokumen perjalanan. 5. Menyelenggarakan panduan perjalanan wisata. 6. Melayani penyelenggaraan konvensi. Sedangkan ruang lingkup agen perjalanan mencakup kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Sebagai perantara di dalam pemesanan tiket angkutan udara, laut dan darat. 2. Mengurus dokumen perjalanan. 3. Menjadi perantara di dalam pemesanan akomodasi, restoran dan sarana wisata lainnya. 4. Menjual paket-paket wisata yang dibuat oleh Biro Perjalanan Umum. 2.8 Fungsi Biro Perjalanan Wisata Pada hakekatnya Biro Perjalanan Wisata memberikan informasi dan pelayanan terhadap orang-orang yang akan melakkan perjalanan wisata umumnya. Mengingat sangat kompleksnya kegiatan Biro Perjalanan Wisata, karena jasajasa yang dijual bukan milikknya sendiri, maka keberhasilannya, banyak bergantung pada komunikasi yang dilakukannya dan relasi yang dimilikinya, terutama dengan perusahaan-perusahaan industri pariwisata yang berfungsi sebagai supplier dan wisata berfungsi sebagai konsumen baginya. Diberbagai negara menunjukkan bahwa Travel Agent menguasai 70% dari usaha perjalanan wisata. Oleh sebab itu, pengaruhnya cukup besar terhadap maju mundurnya sektor pariwisata. Di negara-negara yang sudah mampu seperti : Jerman, Inggris, Prancis dan Amerika Serikat, jasa-jasa Travel Agent sangat dominan. Profesi Travel Agent dapat dikatakan berdasarkan kepercayaan (confidence). Para wisatawan biasanya membayar di muka sebelum pelayanan diterima. Dengan kata lain, wisatawan membayar di muka atas dasar kepercayaan dengan perjanjian bahwa ia akan diberi pelayanan setelah transaksi selesai dilakukan. Itu sebabnya mengapa produk industri pariwisata dikatakan sebagai barang mewah (lux), karena memerlukan pelayanan kemudian (after sales services). Wisatawan tidak dapat bertindak sendiri dalam menikmati apa yang menjadi keinginannya, tetapi perlu bantuan dari Travel Agent atau Tour Operator untuk dapat memenuhi keinginannya. Jadi pada waktu transaksi dilakukan, sebenarnya wisatawan membayar untuk pelayanan yang ditunda, karena apa yang diinginkan belum menjadi kenyataan. Semuanya ini dapat terjadi karena adanya kepercayaan pada Travel Agent yang bersangkutan. Oleh karena itu kepercayaan pelanggan perlu dijaga agar jangan terjadi keragu-raguan bagi orang yang melakukan perjalanan melalui Travel Agent. 2.8.1 Fungsi Biro Perjalanan Wisata sebagai Perantara Biro Perjalanan Wisata sebagai perantara tugas nya sebagai berikut : I. Tugas Biro Perjalanan Wisata di negara asal wisatawan a. Melengkapi berbagai informasi bagi calon wisatawan yang akan melakukan perjalanan wisata, ke daerah yang akan dikunjungi seperti objek wisata, atraksi wisata yang ada, pengurusan dokumen perjalanan, dan perlengkapan yang digunakan. b. Memberi advis kepada calon wisatawan yang akan melakukan perjalanan wisata karena disesuaikan dengan waktu dan keuangan yang tersedia, daerah tujuan wisata yang baik untuk dikunjungi, tour itinerary mana yang sebaiknya dipilih, kendaraan mana yang sebaiknya digunakan, serta akomodasi mana yang baik untuk menginap. c. Menyediakan tiket bagi pelanggan dalam bentuk-bentuk transportasi yang diinginkan dan mengurus segala barang bawaan wisatawan yang akan berangkat. d. Memilih akomodasi untuk kepentingan orang-orang yang akan bepergian berikut dengan semua barang bawaannya. II. Tugas Biro Perjalanan Wisata di daerah tujuan wisata : a. Memberi informasi kepada pelanggan mengenai lokasi, tarif kamar, serta kuliner yang disediakan. b. Membantu pelanggan untuk melakukan pemesanan kamar yang diinginkan. c. Menyediakan transportasi ke daerah tujuan wisata. d. Mengatur perencanaan sightseeing atau tour yang akan diselenggarakan dalam mengujungi objek dan daya tarik wisata yang akan dilihat. e. Menjual tiket dan memesan tanda-tanda masuk pada berbagai pertunjukan seperti konser, pegelaran, kesenian, musik, tari-tarian, dan atraksi lainnya. f. Membantu mengirim barang-barang souvenir para pelanggannya melalui kantor pos setempat ke alamat wisatawan di negaranya. 2.8.2 Peranan Perantara Dalam Industri Pariwisata Ada beberapa alasan mengapa perantara sangat berperanan dalam industri pariwisata antara lain yaitu : 1) Kebanyakan perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata terletak jauh dari tempat kediaman wisatawan. Bagi mereka akan lebih muda melakukan perjalanan berhubungan perantara yang cukup banyak itu, karena dengan cara demikian akan menghemat waktu, biaya, memperoleh informasi yang lengkap, berpergian dengan Travel Agent keamanan terjamin dan tidak ada keragu-raguan dalam perjalanan. Sedangkan kalau berpergian yang direncanakan dan diselenggarakan sendiri keadaannya terbalik. 2) Kebanyakan perusahaan industri pariwisata adalah perusahaan kecil tanpa banyak modal, dan kegiatannya dengan manajemen yang terbatas, kegiatan pemasaran yang tidak memadai, sehingga lebih banyak bersifat menunggu. 3) Kebanyakan perantara menjual produk atau jasa yang penjualannya mempunyai tingkat persaingan yang tajam. Sepanjang tingkat komisi (commission rate) atau insentif yang telah distandarisasikan dalam melakukan penjualan khusus atas nama produsen. 4) Perantara selalu mengkonsenstrasikan dirinya dengan menawarkan jasajasanya secara tepat dan mudah, karena tujuannya adalah keuntungan melalui penjualan khusus tanpa memproduksi sendiri produk yang dijualnya. 5) Perantara, khususnya Travel Agent dan Tour Operator, selalu memperhatikan jasa-jasa yang dinginkan oleh pelanggannya dan biasanya mereka lebih suka produsen yang dapat menyediakan pelayanan yang lengkap. Tidak lain Travel Agent dan Tour Operator ingin kemudahan dalam koordinasi pelaksanaan tour yang diselenggarakan. 6) Perantara selaku memperhatikan dalam kegiatan promosi, baik daerah tujuan maupun fasilitas industri pariwisata guna membentuk kesan (image) dengan para pelanggannya sendiri. Ini berarti bahwa Travel Agent dan Tour Operator tersebut telah memberi preferensi kepada produsen yang dapat memberikan pelayanan yang baik dan membantu mereka mencapai tujuannya. 2.9 Konsep Pemasaran Biro Perjalanan Wisata Pemasaran dapat dilihat sebagai alat ( tool ) manajemen yang diharapkan dapat membantu agar perusahaan mampu tumbuh dan berkembang secara profesional. Pada dasarnya pemasaran sangat erat kaitannya dengan kegiatan dalam memindahkan barang dan jasa (goods and services), dari produsen yang menghasilkannya ke tangan konsumen yang membutuhkannya, secara efisien, menguntungkan dalam persaingan yang wajar. Usaha produsen memindahkan barang dan jasa itu tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen sehingga mereka memperoleh kepuasan (satisfactions) mengkonsumsi apa yang dibelinya. Jadi sebenarnya tugas produsen tidak lain adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan serta menarik target pasar (target market) untuk melakukan pembelian. Kepuasan target pasar akan kebutuhan dan keinginan hendaknya dapat dipenuhi dengan memberikan produk dan jasa yang betul – betul berguna atau bermanfaat bagi konsumen itu pun hendaknya diperoleh dengan harga yang wajar (therightprice) dan diterimanya di tempat yang diinginkan (therightplace). Konsep ini dalam pemasaran dikenal sebagai bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran biasanya dkenal dengan 4 P (Product, Price, Place, Promotion). Pada mulanya memang ada 4 P yang populer, tetapi pada akhir abad ke20 unsur P itu tidak hanya terdiri dari 4 lagi, tetai dapat di tambah dengan bermacammacam P lain seperti Positioning, Public, Relations, Physical, Power, atau People. Jadi kini bukan 4 P lagi, tetapi menjadi 9 P mungkin lebih. Dalam pemasaran jasa seperti produk Biro Perjalanan Wisata, bauran pemasaran dapat di tambah beberapa unsur, yaitu People dan Physical atau unsur lain yang dapat mempengaruhi mengapa orang tertarik berbisnis dengan suatu Biro Perjalanan Wisata tertentu. Menurut hemat kita dapat saja seluruh P digunakan sesua dengan kebutuhan atau keperluannya. Bermacam-macam strategi dan taktik pemasaran dapat digunakan untuk mengadopsi bauran pemasaran sesuai dengan target pasar yang akan ditarik. Dengan perkataan lain, unsur P sebenarnya dapat dimanipulasi atau dikontrol melalui kegiatan pemasaran oleh manajemen atau pengawasan khusus. Unsur dalam bauran pemasaran hendaknya juga dengan memperhatikan unsur-unsur di luar perusahaan, seperti kondisi politik, keamanan, perekonomian, persaingan, lingkungan sosial-budaya, sehingga tidak hanya terfokus terhadap kondisi internal perusahaan sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka ia dikelilingi oleh perusahaan Biro Perjalanan Wisata, 5 P (Product, Price, Promotion, and People dan Physical Evidence)yang diharapkan dapat memenuhi kepuasan konsumen. Di bagian luar lingkaran itu dikelilingi unsur-unsur yang sulit di kontrol, seperti kondisi persaingan, keadaan politik dan keamanan, perekonomian, dan kondisi sosial-budaya, yang diperkirakan dapat mempengarui kegiatan operasional Biro Perjalanan Wisata secara keseluruhan. Pariwisata memang diakui sebagai Multisector Industry dan sering terjadi sejumlah perusahaan terlibat langsung dalam pergerakan travel product dari produsen kepada konsumen, seperti Principals, Wholesalers, Organizations, In-Bound Tourism Agents dan Retail Agent. Goverment Tourism, Sektor lain yang tidak terlibat langsung dalam pemindahan travel product kepada konsumen, tetapi mempunyai peranan penting dalam kontribusi prasarana kepariwisataan, termasuk ke dalam kelompok ini adalah TouristOrganizations, Tourism Goverment Office, Academics and Researchers.