Peran Komunikasi Pendidikan Karakter Dalam Membentuk Perilaku Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UHO) *Trisno Abiwahyu Ramadhan **Siti Harmin ***Hasriani Amin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tri Dharma Anduonohu, Kendari 93232 [email protected] ABSTRAK Permasalahan Dalam penelitian ini adalah pendidikan karakter dalam membentuk perilaku mahasiswa (studi pada mahasiswa jurusan ilmu komunikasi FISIP UHO). Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana peran komunikasi pendidikan karakter dalam membentuk perilaku mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi? Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran komunikasi pendidikan karakter dalam membentuk perilaku mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari Angkatan 2012-2014. Informan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi yang ditentukan sebanyak 12 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi pendidikan karakter dalam membentuk peilaku mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Fisip UHO meliputi keteladanan, kedipsiplinan, pembelajaran, dan moral. Karakter diperguruan tinggi haruslah memperhatikan bahwa terbentuknya krakter seseorang dipengaruhi banyak faktor antara lain faktor lingkungan dalam hal ini lingkungan kampus dan lingkungan belajar mahasiswa, faktor sosial ekonomi, serta faktor budaya masyarakat seperti perilaku di masyarakat, dimana faktor ini akan membentuk perilaku mahasiswa. Kata kunci : pendidikan, karakter, perilaku, mahasiswa PENDAHULUAN Komunikasi adalah salah satu aspek terpenting dari kehidupan manusia, secara normal semenjak manusia dilahirkan hingga wafat ia akan selalu berkomunikasi. Semenjak lahit, manusia bersosialisasi melalui interaksi dengan orang lain dalam lingkungan sekitar meraka, dan pada setiap unteraksi pasti terdapat komunikasi. Proses interaksi melalui komunikasi membuat seseorang dapat memahami dan berhadapatan dengan objek di lingkungan. Tidak hanya sebatas objek eksternal, komunikasi yang dilakukan seseorang dengan lingkungannya juga memberikan pemahaman atas siapa dirinya. Hal ini sejalan denagn salah satu tujuan komunikasi yaitu penemuan diri (personal discovery), salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut personal discovery yaitu bila anda berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain (Devido, 2011 : 30). Saat berkomunikasi, manusia saling berbagi pengertian untuk istilah-istilah dan tindakantindakan tertentu serta memahami kejadian-kejadian dengan cara-cara tertentu pula. Hal inilah yang kemudian dipilih dan dijadikan seseorang sebagai nilai yang dianut atau karakter diri. Pendidikan karakter merupakan konsep pendidikan dan kebudayaan yang membangun karakter kejujuran bagi oeserta didik. Pesrta didik diharapkan memiliki karakter kedipdsplinan untuk saling menghargai, menghormati serta toleransi terhadap sesama dalam kerangka kebinekaan (http:litbang.kemendikbud.go.id akses 25 Desember 2015). Seluruh kegiatan manusia di manapun berada, selalu tersentuh dengan komunikasi, begitu juga dalam dunia pendidikan. Pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya komunikasi. Dengan kata lain tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi, karena dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara perserta didik dengan peserta didik dan antara pendidik dengan peserta didik. Sudah disebutkan bahwa tidak mungkin mendidik manusia tanpa komunikasi, atau memberi pelajaran tanpa berbicara, jadi proses pendidikan pasti tak terlepas dari komunikasi. Inilah yang dimaksud dengan komunikasi memiliki fungsi sebagai pendidikan, sebagaimana dikatakan oleh Effendy (1984:31) yakni komunikasi berfungsi sebagai information, education dan reaction. Mengingat besarnya pengaruh komunikasi pendidikan karakter dalam pembentukan perilaku menjadikan komunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam mewujudkan perilaku tersebut. Komunikasi yang disampaikan dalam berbagai kegiatan tentu memiliki adil dalam membentuk perilaku mahasiswa, namun komunikasi tersebut cenderung tidak tidak efektif jika komunikan enerima pesa dengan tidak baik atau tidak memaknai pesan dengan sungguh-sungguh. Agar komunikasi berdampak sesuai keinginan persuader, komunikasi adalah salah satu aspek terpenting yang harus diperhatikan. Karena komunikasi adalah transaksi, yaitu transaksi yang merupakan suatu proses dimana elemen-elemen komunikasi seperti komunikator, pesan, dan komunikan saling terkait untuk menghasilkan sebuah komunikasi yang efektif (Devito, 2011:49). Oleh karana itu, pada penelitian ini peneliti memfokuskan kepada pemaknaan dari pesan komunikasi itu sendiri oleh komunikan. Untuk itu peneliti telah melakukan penelitian dengan judul Peran Komunikasi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Perilaku Mahasiswa (Studi Pada Mahasiwa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Halu Oleo). METODE PENELITIAN Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan bentuk analisis kualitatif. Analisis ini akan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan temuan di lapangan dan selanjutnya diberi penafsiran dan kesimpulan. Data secara kualitatif ini diuraikan dengan menggunakan kalimat secara logis yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan Karakter Di Jurussn Komunikasi Fisip UHO Pada level pendidikan tinggi, pemerintah telah menyusun Pola Pengembangan Kemahasiswaan (Polbangmawa). Tujuan dari pola pengembangan kemasiswaan tersebut adalah (1) mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan visi dan misi pendidikan tinggi, (2) mengembangkan penalaran dan keilmuan; penulusuran bakat, minat, dan kemampuan; kesehjataran; kepedulian sosial; dan kegiatan penunjang berdasarkan pada khaidah akademis, moral, dan etika ilmu pengetahuan serta kepentingan masyarakat, (3) mengembangkan dan meningkatkan kualitas program dan sarana penunjangnya. Sebagai bagian integral dari pembangunan pendidikan tinggi secara menyuluruh, pengembangan kemahasiswaan diarahkan untuk mengembangkan organisasi kemahasiswaan yang sehat dan membina sumber daya manusia yang berkualitas (Direktorat Kelembagaan Ditjen Dikti, 2006). Berdasarkan Polbangmawa, program kemahasiswaan dikembangkan dengan pradigma baru, yaitu mempersiapkan mahasiswa agar mandiri dalam memasuki dunia kerja serta tangguh menghadapi tantangan di masa depan (Direktorat Kelembagaan Ditjen Dikti, 2006). Peran Komunikasi Pendidikan Karakter di Fisip UHO Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai peran komunikasi pendidikan karakter di Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO diketahui lima peran pendekatan komunikasi pendidikan karakter yang dalam membentuk perilaku meliputi keteladanan, kedipsiplinan, pembelajaran, dan moral. Hasil wawancara dengan Irwan selaku ketua angkatan 2014 Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip mengatakan bahwa: Hal yang paling mendasar dalam komunikasi pendidikan karakter adalah keteladanan, dimana seorang tenaga pengajar dan mahasiswa lainnya memberikan contoh yang terhadap perilaku atau budaya pembiasaan. Dengan adanya perilaku pembiasaan maka akan menjadi budaya yang sulit untuk ditinggal. Misalnya pihak jurusan menyiapkan sarana prasarana kebersihan , dimana hal ini akan membuat mahasiswa tidak akan membuang sampah sembarangan. Terkadang para dosen berkoar-koar masalah kebersiahan kampus, khususnya di jurusan ataupun masalah ruangan belajar yang rapi sehinggah mahasiswa nyaman dalam melakukan aktivitas belajar (Wawancara, Februari 2016). Lebih lanjut dikatakan oleh salah seorang mahasiswa angkatan 2014 yaklni Sarmini yang menyatakan bahwa: Tidak jarang pihak jurusan selalu menekankan kepada mahasiswa untuk selalu memberikan contoh yang baik kepada jurusan-jurusan lain sehubung dengan masalh kebersihan. Kita sebagai mahasiswa selalu berupa mengikuti apa yang menjadikan keinginan mereka. Biasanya juga ruangan perkuliahan yang tidak nyaman pada saat dosen masuk mengajar (Wawancara, Februari 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan bahwa, dalam pembentukan kaarakter yang paling dibutuhkan adalah habituasi atau budaya pembiasaan, dimana sebuah nilai baik dapat diterapkan menjadi sebuah rutinitas sampai menjadi sebuah budaya yang sulit ditinggalkan. Selain habituasi, dalam pendidikan karakter, keteladanan menjadi sangat penting. Perilaku pendidikan akan mampu menjadi magnet bagi perilaku anak. Jadi, dalam mendidik seseorang tidak boleh begitu saja memberi nasehat baik kepada anak sementara dalam aktivitasnya sehari-hari tidak melakukan apa yang dikatakan. Dengan kata lain seorang pendidik harus menyelaraskan perkataan dan perbuatannya sehingga anak dengan tulus dan ikhlas mengikutinya. PEMBAHASAN Fungsi komunikasi pendidikan karakter dalam membentuk perilaku mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Halu Oleo meliputi: a) Keteladanan Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO harus dikondisikan sebagai pendukung utama kegiatan tersebut. Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO menunujukan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang inginkan dikembangkan. Misalnya toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagi tempat dan selalu dibersihkan, satuan pendidikan formal dan nonformal terlihat rapi, dan alat belajar ditempatkan teratur. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan masiswa secara terus-menerus konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah: Upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersiahn badan (kuku, telinga, rambut dan lain-lain) setiap hari senin, beribadah bersama/sembahyang bersama setiap dzuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucapkan salam bila bertumu pendidik/tenga kependidikan yang lain, dan sebagainya. b) Kedisiplinan Dalam membangun insan cerdas, dipsiplin dan berkarakter dimulain dari pendidikannya yang berkualitas dan para pengajarnya yang profesianal dalam mengajar. Pentingannya kedipsiplinan yang harus ditetapkan pada setiap institusi pendidikan dan individu agar nantinya setiap mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab besar sebgai mahasiswa. Memang semua itu tidak bisa diterapkan pada semua institusi dan individu dalam hal ini mahasiswa, tergantung pada ketaatan dan kerajinan para mahasiswa. Kedipsiplinan mutlak adanya, karena dengan kedipsiplinan mereka akan terbiasa dengan beban yang diemban sebagai mahasiswa, yaitu menjadi mahasiswa yang cerdas, berakhlak dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain serta memberikan kebahagian bagi kedua orang tuanya. Dalam pendidikan karakter, kedipsiplinan adalah modal utama untuk meraih kebersiahan, dengan disiplin seorangakan terbiasa dengan hal-hal yang membuat dirinya bisa berkembang, mengerjakan sesuatu tepatpada waktunya dan menegmbangkan potensi yang ada pada dirinya. Pembelajaran Komunikasi pendidikan karakter dilakukan memalui berbagai kegiatan di kelas, di satuan pendidikan formal dan nonformal, serta di luar satuan pendidikan pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO: 1. Di kelas,pembelajaran karakter dilaksanakan melalui proses belajar setiap materi pelajaran atau kegiatan yang dirancang khusus. 2. Di Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO, pembelajaran karakter dilaksanakan melalui berbagai kegiatan di Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO yang di ikuti seluruh peserta didik, pendidik, dan tenga kependidikan. 3. Di luar Jurusa Ilmu Komunikasi Fisip UHO, pembelajaran karakter dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang di ikuti oleh seluruh/sebagai peserta didik, dirancang oleh Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO sejak awal tahun pelajara atau program pembelajaran, dan dimasukkan ke dalam kalender akademik. Moral. Dunia pendidikan yang secara filosofis pandang sebagai alat atau wadah untuk mencerdaskan dan memebentuk watak manusia agar lebih baik (humanisasi), sekarang sudah mulai bergeser. Demikian terjadi salah satunya dikarenakan kurang siapnya dunia pendidikan untuk perkembangan zaman yang begitu cepat. Hal ini dapat dilihat makin banyak gejala penyalahgunaan kewenangan, kekuasaan, kecurangan, kebohongan, ketidakjujuran, ketidakadilan, ketidakpercayaan. Pendidikan yang seharusnya menjadi alternatif untuk mengatasi dan mencegah krisis karakter bangsa. Kondisi tersebut tersebut menyadarkan akan pentingnya pendidikan karakter khususnya bagi mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin bangsa di masa depan yang akan datang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi pendidikan karakter dalam membentuk perilaku mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO meliputi keteladanan, kedipsiplinan, pembelajaran, dan moral. Karakter mahasiswa dapat dikembangkan secara perlahan dan berkelanjutan, pendidikan karakter diperguruan tinggi haruslah memperhatikan bahwa terbentuknya karakter seseorang dipengaruhi banyak faktor antara lain faktor lingkungan dalam hal ini lingkungan kampus dan lingkungan belajar mahasiswa, faktor sosial ekonomi, serta faktor budaya masyarakat seperti perilaku di masyarakat, dimana faktor ini akan membentuk perilaku mahasiswa. Saran. 1. Pendidikan karakter di perguruan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan karakter di jenjang yang lebih rendah. Dalam hal ini, pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. di dalam pelaksanaannya, inti kegiatan di perguruan tinggi ialah Tridharma Perguruan Tinggi, sehingga semua kegiatan pendidikan, sehingga semua kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan karakter. 2. Untuk memperkokoh hal tersebut, perguruan tinggi hendaknya membuat semacam Pusat Pendidikan Karakter dan Pengembangan Budaya untuk mendukung visi,misi, dan tujuan perguruan tinggi, baik dalam jangka pendidikan, menengah, maupun panjang. Pusat pendidikan karakter tersebut pada gilirannya dapat memfokuskan pada pengembangan dan implementasi pendidikan karakter serta pembinaan budaya universitas melalui kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, budaya organisai, kegiatan kemahasiswaan, dan kegiatan keseharian di universitas. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Oos M. 2010. Televisi Karaketr Mendidik Bangsa: Harapan dan Tantangan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Volume 16 Edisi Khusus III, Oktober, Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat Kelembagaan, 2006. POLBANGMAWA (Pola Pengembangan Kemahasiswaan). Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. Koesoema, Dharma, dkk. 2007. Pendidikan Karakter, Kajian Teori dan Praktek Di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Samani, Mukhlas< dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karater. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.