KORELASI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR IPS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SDN 10 SIMPANG DUA KETAPANG Antonius Asen, Suhardi Marli, Rosnita Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email : [email protected] Abstract: This study aims to describe how big media uses image correlation in social studies learning with learning outcomes fifth grade students of SDN 10 Simpang Dua Ketapang district of West Kalimantan Province. The method used is descriptive research form association studies. The sample in this study was 20 students. Use of media images in social studies learning in SDN 10 Simpang Dua Ketapang by 2.98 which is quite, while the learning outcomes of students in fifth grade social studies lesson SDN 10 Simpang Dua Ketapang showed an average of 62.5 study results are considered sufficient. Results of statistical calculations know that, between the use of media with images of student learning outcomes is positive with regard to the count r obtained at 0.876 with a range of numbers is between 0.80 to 1.000 means that there is a significant correlation between the use of media images in teaching social studies in SDN 10 Simpang Dua Ketapang included in the category of very strong. Kayword: Media Images, Student Learning Outcomes, Social Studies Learning Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS dengan hasil belajar siswa kelas V SDN 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian studi hubungan. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 siswa. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS di SDN 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang sebesar 2,98 yang tergolong cukup, sedangkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V SDN 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang menunjukan rata-rata hasil belajar sebesar 62,5 yang tergolong cukup. Hasil dari perhitungan statistik ketahui bahwa, antara penggunaan media gambar dengan hasil belajar siswa bernilai positif dengan memperhatikan besarnya r hitung yang diperoleh sebesar 0,876 dengan rentang angka terletak diantara 0,80 – 1,000 berarti ada korelasi yang signifikan antara penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS di SDN 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang termasuk dalam kategori sangat kuat. Kata Kunci : Media Gambar, Hasil Belajar Siswa, Pembelajaran IPS I lmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga negara yang cinta damai (Diknas KTSP, 2006:575). Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Pembelajaran IPS yang disusun secara sistematis yang dilakukan oleh guru IPS dalam pembelajaran di kelas bertujuan membentuk cara belajar siswa yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu, mengembangkan ilmu pengetahuan, pemantapan sikap dan kebiasaan belajar serta mengembangkan keterampilan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran IPS harus selalu ada dalam suasana yang menarik. Salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran. Menurut Piaget (dalam Pitajeng, 2006:27) menyatakan “Pada umumnya anak SD berumur sekitar 7-12 tahun berada pada perode operasi kongkrit”. Dengan penggunaan media yang efektif maka akan membantu proses pembelajaran tidak membosankan sehingga konsentrasi anak terfokus pada media dan pembelajaran yang guru disampaikan. Sedangkan menurut Riyana (dalam Rayandra 2011:29), menyatakan bahwa melalui media suatu proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan. Penggunaan media yang tepat dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan keadaan belajar yang lebih menyenangkan dan dapat mempengaruhi peserta didik. Dalam pembelajaran IPS dapat menggunakan media gambar sehingga siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan meraih hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang baik diperoleh seseorang melalui pengalaman langsung (kogkrit) berdasarkan kenyataan yang ada di lingkungan hidupnya, kemudian melalui benda-benda tiruan dan selanjutnya sampai kepada lambang-lambang verbal (abstrak). Untuk kondisi seperti inilah kehadiran media pembelajaran sangat bermanfaat. Guru tidak hanya mengandalkan buku lagi, tetapi disertai dengan penggunaan media yang optimal sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Penggunaan media yang baik dan efektif akan berdampak pada peningkatan hasil belajar yang baik. Dari uraian masalah yang terjadi peneliti akan meneliti lebih jauh tentang hubungan antara penggunaan media gambar dengan hasil belajar siswa dengan judul “Korelasi Antara Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara penggunaan media gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua kabupaten Ketapang. Untuk mendukung pelaksananan penelitian ini diperlukan beberapa teori yang digunakan diantaranya teori tentang media, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arif Sadiman, 2011) kemudian tujuan dari penggunaan suatu media adalah untuk membantu guru menyampaikan pesanpesan secara lebih mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan akurat. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan khusus penggunaan media adalah sebagai berikut: (a).memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan. (b).memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervareasi sehingga lebih meransang minat peserta didik untuk belajar. (c).menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan dan mengoperasikan media tertentu. (d).menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik (Mulyani Sumantri dan Johar Permama 2004). Sementara itu jenis-jenis media dibagi menjadi: (1) Media Visual; (2) Media Audio; (3) Media Audio-Visual; (4) Media Asli dari Orang (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2004). (1) Media visual yaitu yang dapat ditangkap dengan indra pengelihatan. Jenis media ini terdiri dari: (a) media gambar dalam (still pictures) dan grafis adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa/kejadian, objek yang digunakan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol maupun gambaran. (b) media papan adalah media pelajaran dengan papan sebagai bahan baku utamanya yang dapat dirancang secara memanjang maupun secara melebar. (c) media dengan proyeksi adalah penggunaan media dengan menggunakan proyektor sehingga gambar Nampak pada layar. (2) media audio merupakan jenis media yang didengar. Media ini memiliki karakteristik pemanipulasian pesan yang hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara. (3) media audio-visual media ini media yang tidak hanya dapat dipandang atau diamati tetapi juga dapat didengar. (4) media asli dan orang media ini merupakan benda yang sebenarnya, media yang membantu pengalaman nyata peserta didik. Sedangkan definisi media gambar adalah media yang paling umum dipakai, merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di manamana (Arif Sadiman,2011) adapun kelebihan media gambar adalah sebagai berikut : (1). Sifatnya kongkret, (2). Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, (3). Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, (4). Gambar dapat memperjelas suatu masalah, (5). Harga gambar murah dan gampang didapat serta digunakan.sedangkan kelemahan media gambar adalah sebagai berikut : (1). Gambar hanya menekankan persepsi indra mata, (2). Gambar benda yang terlalu komplek kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, (3). Ukuranya sangat terbatas untuk kelompok besar (Arif Sadiman, 2011). Sedangkan definisi hasil belajar itu sendiri adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2011). Selanjutnya ada 3 jenis tes yang dapat digunakan guru untuk mengukur keberhasilan siswa yakni : (a) tes diagnostic merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab keberhasilan dalam belajar yang dialami siswa. Seseorang guru yang baik, tentu akan merasa berbahagia apabila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (b) tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah siswa menyelesaikan satu unit pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Dalam pengalaman sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan tes pada akhir sub pokok bahasan dan ulangan harian. (c) tes sumatif merupakan jenis tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai keseluruan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan dan akhir semester (Suharsimi Arikunto 2006). METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif. Diplihnya metode deskriftif karena peneliti hendak mendeskrifsikan segala gejala-gejala yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan yaitu menggambarkan objek penelitian tentang penggunaan media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terhadap hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang yang berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan sampel mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006) menjelaskan, yaitu: Apabila Subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitinya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat diambil 10-15%, atau 20-25%, atau lebih. Maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang yang berjumlah 20 orang. Karena sampel dalam penelitian ini kurang dari 100 maka peneliti ini merupakan peneltian populasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik observasi langsung terhadap guru yang sedang mengajar dengan menggunakan pedoman observasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang, teknik komunikasi langsung dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan kontak langsung dengan sumber data secara lisan, yaitu dengan guru yang mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang, teknik komunikasi tidak langsung dalam penelitian ini menggunakan angket diberikan kepada siswa-siswi kelas V SD Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang dan pengukuran dalam penelitian ini menggunakan tes formatif pada akhir pembelajaran. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi mengenai penggunaan media gambar, wawancara yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan pola terstuktur yaitu dengan pertanyaan yang telah disusun dalam panduan wawancara. Responden yang diwawancarai adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua, dan tes yang akan dilakukan adalah tes formatif pada akhir pembelajaran di kelas V SD Negeri 10 Simpang Dau Kabupaten Ketapang. Bentuk tes yaitu pilihan ganda. Analisis data Untuk dapat menjawab msalah penelitian dan mendapatkan kesimpulan hasil peneliti, maka data yang diperoleh akan dianalisis dan diolah melalui proses pengolahan data. Pengolahan data yang akan digunakan adalah: (1).Untuk menjawab sub masalah 1 tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS berdasarkan data yang diperoleh dari angket. (2). Untuk menjawab sub masalah 2 tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V dari nilai tes formatif yang diberikan oleh guru, setelah data diperoleh kemudian dihitung dengan menggunakan rata-rata perhitungan Mean menurut Nana Sudjana (2010:109). X= ∑ Keterangan : X = Rata-rata hitung ∑X = Jumlah dari nilai-nilai yang ada N = Banyaknya nilai yang ada Dari data yang diperoleh dari hasil belajar (Variebel Y) yaitu nilai tes formatif siswa kelas V pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang digunakan tolak ukur sebagai berikut Table 3.1: Tolak Ukur Kategori Penilaian Skor Akhir Keputusan Garade 80-100 Berhasil A (Baik sekali) 70-79 Berhasil B (Baik) 60-69 Berhasil C (Cukup) 50-59 Belum berhasil D (Kurang) 0-49 Belum berhasil E(Sangat kurang) (Sumber : adaptasi dari Adi Suryanto, dkk.2008) (3). Untuk menganalisis sub masalah 3 tentang korelasi antara penggunaan media pembelajaran dengan rata-rata tes formatif hasil belajar pada akhir pembelajaran pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan perhitungan rumus korelasi. Korelasi digunakan untuk menghitung besarnya tingkat hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) atau pemanfaatan media (X) dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Y), maka dilakukan perhitungan statistik korelasi Product Moment. Rumus korelasi Product Moment menurut Anas Sudijono (2003 ), adalah : = { (∑ Keterangan : ∑( ) (∑ )(∑ ) (∑ ) }{ (∑ (∑ ) } = Koefisien korelasi Xi = Nilai dari variabel bebas Yi = Nilai dari variabel terikat N = Jumlah sampel ∑Xi = Jumlah nilai aspek dari variabel bebas ∑Yi = Jumlah nilai aspek dari variabel terikat ∑XiYi = Jumlah nilai aspek dari dua variabel ∑ Xi ∑ Yi = Jumlah pengkaudratan nilai aspek variabel bebas = Jumlah pengkaudratan nilai aspek variabel terikat Adapun kriteria pengujian hopotesisnya menurut Anas Sudijono (2003) adalah sebagai berikut dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (db) = hitung > tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada N-2. (1) jika korelasi positif antara penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 10 Simpang Dua kabupaten hitung < tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima yang ketapang. (2) jika berarti tidak ada korelasi positif antara pemnanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Kemudian untuk menentukan besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y dihitung dengan menggunakan rumus menurut Subana (2005:174) adalah koefisien determinasi (Kd) = ( ) x 100%. Selanjutnya menurut Anas Sudijono (2003:174), untuk mengimplementasikan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) yaitu ingin mengetahuai seberapa besar tingkat hubungan variabel X dengam variabel Y atau penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar formatif IPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai berikut : Table 3.2 Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 ( Sumber Anas Sudijono, 2003) sangat rendah rendah sedang kuat sangat kuat HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Penggunaan Media gambar Dalam Pembelajaran IPS Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa masalah yang dibahas adalah apakah terdapat korelasi antara penggunaan media gambar Ilmu Pengetahuan Sosial terhadap hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar negeri 10 Simpang Dua kabupaten Ketapang?. Untuk melihat korelasi tersebut, maka dirumuskan melalui variabel bebas (penggunaan media gambar) dan variabel terikat (hasil belajar siswa) dengan berbagai indikator yang telah ditentukan. Jumlah responden dalam pengumpulan data sebanyak 20 orang siswa. Data yang diperoleh sementara dari siswa bersifat kualitatif, dalam arti masih dalam bentuk pilihan a, b, c, dan d yang belum disesuaikan dengan kunci jenjang kuantitatif, maka data tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi kuantitatif. Data hasil penyebaran angket yang berbentuk data kualitatif yang belum ditransformasikan kedalam bentuk data kualitatif dapat dilihat pada lampiran dan data hasil penyebaran angket yang berbentuk data kualitatif yang sudah ditransformasikan kedalam bentuk data kuantitatif dapat dilihat pada table 4.1 Tabel 4.1 : Skor jawaban angket tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Responden No. Angket Jumlah Rata- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 24 Rata 2.4 2 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 32 3.2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 31 3.1 4 2 4 3 4 3 2 3 2 3 2 28 2.8 5 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 32 3.2 6 2 3 3 4 3 2 4 3 3 4 31 3.1 7 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 29 2.9 8 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 32 3.2 9 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 30 3 10 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 25 2.5 11 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 32 3.2 12 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 27 2.7 13 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 32 3.2 14 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 36 3.6 15 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 29 2.9 16 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32 3.2 17 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 27 2.7 18 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 32 3.2 19 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 25 2.5 20 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 30 3 Tabel bersambung Jumlah Rata-rata 57 63 60 59 64 57 59 61 60 56 596 59.6 2.85 3.15 3 2.95 3.2 2.85 2.95 3.05 3 2.8 29.8 2.98 (Sumber : Data Penelitian 2013) Dari tabel 4.1 tampak bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diperoleh rata-rata sebesar 2,89 yang diperoleh dari hasil penyebaran angket kepada siswa. Jika hasil rata-rata tabel 4.1 sebesar 2,98 diinterpestasikan dengan tabel 4.2 maka penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS yang dikategorikan cukup lihat pada tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Penggunaan Media (X) Rentang Kategori Frekuensi Nilai/Bobot 3,50-4,00 Sangat Baik 1 3,00-3,49 Baik 11 2,00-2,99 Cukup 8 1,00-1,99 Kurang 20 % 5 55 40 100 (Sumber : Data Penelitian 2013) Berdasarkan tabel 4.2 dapat terlihat bahwa dari 20 siswa hanya terdapat 1 siswa atau 5 % pengguna media dalam pembelajaran IPS termasuk kategori “Sangat Baik”, sebanyak 11 siswa atau 55 % penggunaan media dalam pembelajaran IPS termasuk dalam kategori “Baik”, sebanyak 8 siswa atau 40 % penggunaan media dalam pembelajaran IPS termasuk dalam kategori “Cukup” dan tidak ada atau 0 % Penggunaan media dalam pembelajaran IPS termasuk dalam kategori “Kurang”. Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Y) Berdasarkan data hasil belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang, (variabel Y) yang dirangkum dari nilai ratrata tes formatif dalam pembelajaran IPS dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel : 4.3 Data hasil belajar siswa (Y) siswa kelas V pada Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang No Nama Nilai Jumlah RataI II III IV Rata 1 Aldi Risaldi 50 40 50 60 200 50 2 Asri Okta Lisiana 60 80 60 80 280 70 3 Bayu Sapito 80 50 70 80 280 70 4 Erna Tasia 50 60 60 70 240 60 5 Fabio Farilla 60 50 60 70 240 60 6 Febri 50 70 60 60 240 60 7 Fransiska Tantri 50 70 60 60 240 60 Tabel bersambung 8 9 10 11 12 13 14 Fransiskus Bari Maharani Angga Putri Mira Mita Birawati Nila Nita Roy Yordi Peni Hernita Virlo Abibo Vira Chelsi Wanda Tarisa Wendro Windiati Jumlah Rata-rata 70 80 60 50 60 60 40 50 60 70 60 70 30 60 60 60 50 70 70 70 90 15 70 40 60 16 60 70 70 17 40 70 70 18 60 70 70 19 40 50 50 20 60 70 80 1120 1220 1290 56 61 64.5 Jumlah Keseluruhan Rata-rata (Sumber : Data Penelitian 2013) 70 70 50 80 50 60 90 70 80 60 80 60 70 1370 68.5 280 240 200 280 200 240 320 240 280 240 280 200 280 70 60 50 70 50 60 80 60 70 60 70 50 70 1250 62.5 Berdasarkan tabel nilai tabel 4.3 bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS, yaitu sebesar 62,5 yang dikategorikan cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang pada pembelajaran IPS adalah cukup. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar (Y) Rentang Kategori Frekuensi Nilai/Bobot 80-100 Sangat Baik 1 70-79 Baik 7 60-69 Cukup 8 50-59 Kurang 4 0-49 Sangat Kurang 20 % 5 35 40 20 100 Berdasarkan hasil tabel tersebut, dapat dikemukakan bahwa 1 orang siswa atau 5 % nilai hasil belajar siswa tergolong sangat baik, 7 orang siswa atau 35 % nilai hasil belajar siswa tergolong baik, 8 orang siswa atau 40 % nilai hasil belajar tergolong cukup, 4 orang atau 20 % nilai hasil belajar tergolong kurang dan tidak ada atau 0 % nilai hasil belajar siswa tergolong sangat rendah. Untuk mengetahui korelasi antara variabel (X) dengan variabel (Y) pada pembelajaran IPS kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini Tabel 4.5 Data Variabel (bebas) X dan Variabel (terikat) Y No. Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑ X 24 32 31 28 32 31 29 32 30 25 32 27 32 36 29 32 27 32 25 30 596 Y 50 70 70 60 60 60 60 70 60 50 70 50 60 80 60 70 60 70 50 70 1250 ( Sumber : Data Penelitian 2013) Pengolahan Data Analisis Persentase Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran IPS Pengolahan data yang dilakukan setelah menyajikan data, selanjutnya menganalisi datanya. Berdasarkan lampiran tabel 4.1 penggunaan media dalam pembelajaran IPS sebesar 2,98 yang dikategorikan cukup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media pada pembelajaran IPS kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang adalah cukup. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.2 distribusi frekuensi nilai penggunaan media pada pembelajaran IPS kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupatan Ketapang. Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan sebagai berikut : (1). Sebanyak 1 orang atau 5 % penggunaan media dalam pembelajaran IPS tergolong sangat baik. (2). Sebanyak 11 orang atau 55 % penggunaan media dalam pembelajaran IPS tergolong baik. (2). Sebanyak 8 orang atau 40 % penggunaan media dalam pembelajaran IPS tergolong cukup. (3). Tidak ada atau 0 % penggunaan media dalam pembelajaran IPS tergolong kurang. Analisis Rata-Rata Hasil Belajar Siswa (Y) Berdasarkan lampiran 4.3 dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS yaitu sebesar 62,5 yang dikategorikan cukup. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4 distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) sebanyak 1 orang atau 5 % siswa yang hasil belajarnya tergolong sangat baik. (2) sebanyak 7 orang atau 35 % siswa yang hasil belajarnya tergolong baik. (3) sebanyak 8 orang atau 40 % siswa yang hasil belajarnya tergolong cukup.(4) sebanyak 4 orang atau 20 % siswa yang hasil belajarnya tergolong kurang.(5) Tidak ada atau 0 % siswa yang hasil belajarnya tergolong sangat kurang. Analisis Korelasi Penggunaan Media Gambar dengan Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui korelasi antara variabel X dengan variabel Y atau antara penggunaan media gambar Ilmu Pengetahuan Sosial terhadap hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang, maka digunakan Korelasi Product Moment sebagai berikut. Tabel 4.6 Perhitungan Koefisien Media gambar dan Hasil Belajar Siswa No. Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑ X 24 32 31 28 32 31 29 32 30 25 32 27 32 36 29 32 27 32 25 30 596 Y 50 70 70 60 60 60 60 70 60 50 70 50 60 80 60 70 60 70 50 70 1250 X² 576 1024 961 784 1024 961 841 1024 900 625 1024 729 1024 1296 841 1024 729 1024 625 900 17936 Y² 2500 4900 4900 3600 3600 3600 3600 4900 3600 2500 4900 2500 3600 6400 3600 4900 3600 4900 2500 4900 79500 ∑ Xi = 17936 ( Sumber: Data Penelitian 2013) N = 20 XY 1200 2240 2170 1680 1920 1860 1740 2240 1800 1250 2240 1350 1920 2880 1740 2240 1620 2240 1250 2100 37680 ∑Xi = 596 ∑Yi = 1250 ∑ Yi = 79500 ∑XiYi = 37680 Rumus Korelasi Product Moment: = = n∑(XiYi) − (∑Xi)(∑Yi) {n(∑Xi ) − (∑Xi) }{n(∑Yi ) − (∑Yi) } { r = r = r = r= ( ( ) ( {( r = 0,876 ) }{ )}{( ( √ ) ( )( ( )( ) ) ( ) } )} ) , Dari hasil perhitungan statistik dapat ketahui bahwa, antara variabel X (penggunaan media gambar) dan variabel Y ( hasil belajar pada pembelajaran IPS) bertanda positif dengan memperhatikan besarnya r hitung yang diperoleh sebesar 0,876. Apabila hasil tersebut diinterprestasikan secara kasar atau sederhana dengan mencocokkan angka indeks korelasi r tabel, berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan (Anas Sudijono 2003:107) angka ini terletak diantara 0,80 – 1,000 berarti ada korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah termasuk kategori sangat kuat. Selanjutnya untuk mengetahui apakah korelasi itu signifikan atau tidak maka rxy dibandingkan dengan r tabel. Sebelum membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya (db) dengan rumus df = N-2 jadi df = 20-2 = 18. Dengan melihat r tabel product moment ternyata bahwa untuk N18 pada taraf signifikan 5% diperoleh tabel 0,468. Penyajian Hopotesis Jika dilihat bahwa rxy lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5% (0,876>0,468). Dengan demikian hipotesis alternative (ha) diterima dan hipotesis nol (ho) ditolak artinya terdapat korelasi positif yang sedang antara penggunaan media (variabel X) dengan hasil belajar (variabel Y). setelah ada korelasi maka dihitung seberapa besar kontribusinya dengan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2003:90) adalah koefisien determinansi : Kd = (r)² x 100% Kd = ( 0,876)² x 100% Kd = 0,7674 x 100% Kd = 76,74% Hasil ini menunjukan bahwa hubungan penggunaan media gambar dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS sebesar 76,74 %, sedangkan 23,26 % ditentukan oleh faktor lain yang tidak ikut serta dalam penelitian ini. Pembahasan Hasil angket per item tentang penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang akan dibahas secara komferhensif sebagai berikut. Hasil Angkat (1). Item 1, yaitu siswa menganggap penggunaan media gambar dapat membantu siswa dalam mengatasi kebosanan saat mendengarkan penjelasan guru diperoleh nilai rata-rata 2,85 termasuk kategori cukup. Dapat dilihat sebagian besar siswa bahwa menjawab penggunaan media gambar cukup membantu guru dalam mengatasi kebosanan saat mendengar penjelasan guru. (2). Item 2, yaitu siswa menganggap penggunaan media gambar dapat membantu siswa dalam memberikan pengetahuan atau pengalaman baru tentang sesuatu yang belum pernah siswa lihat dan ketahui sebelumnya diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,15 termasuk kategori baik. Dapat dilihat sebagian besar siswa menjawab membantu siswa member pengalaman baru. (3). Item 3, yaitu siswa menganggap penggunaan media gambar oleh guru sesuai dengan materi yang diajarkan diperoleh nilai ratarata 3 termasuk kategori baik karena sebagian besar siswa menjawab sesuai dengan materi yang diajarkan. (4). Item 4, yaitu siswa menganggap media gambar yang digunakan oleh guru dalam mengajar membantu siswa dalam memahami materi IPS yang diajarkan diperoleh nilai rata-rata 2,95 termasuk kategori cukup, sebagian besar siswa menjawab cukup membantu siswa dalam memahami materi IPS. (5). Item 5, yaitu siswa menganggap media gambar yang digunakan oleh guru menarik diperoleh nilai rata-rata 3,2 termasuk kategori baik, sebagian besar siswa menjawab menarik. (6). Item 6, yaitu siswa menganggap penggunaan media gambar dapat menolong siswa dalam memahami konsep IPS yang sebelumnya sulit dipahami diperoleh nilai rata-rata 2,95 termasuk kategori cukup, sebagian besar siswa menjawab cukup menolong siswa dalam memahami konsep IPS. (7). Item 7, yaitu siswa menganggap penggunaan media gambar sering digunakan dalam pembelajaran IPS diperoleh nilai rata-rata 2,95 termasuk kategori sangat cukup, sebagain besar siswa menjawab cukup sering digunakan dalam pembelajaran IPS. (8). Item 8, yaitu penggunaan media gambar pahlawan tepat untuk membantu siswa dalam mempelajari IPS diperoleh nilai rata-rata 3,05 termasuk kategori baik sebaigan besar siswa menjawab tepat. (9). Item 9, yaitu media gambar yang digunakan guru sering melibatkan siswa dalam proses pembelajaran IPS diperoleh nilai rata-rata 3,0 termasuk kategori baik sebagian siswa besar menjawab sering. (10). Item 10, yaitu media gambar yang digunakan guru terlihat jelas oleh siswa diperoleh nilai rata-rata 2,8 termasuk kategori cukup sebagian besar siswa menjawab cukup jelas. Hasil Observasi Kelas Dalam penelitian ini indikator yang dikgunakan peneliti ada 10 komponen yang diobservasi guru dalam pembelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Indicator tersebut dibuat pada lembar pedoman observasi supaya mempermudah melakukan penelitian. Hasil pengamantan yang dilkukan sessuai dengan komponen yang dobservasi sebagai berikut appersepsi, penjelasan materi pembelajaran IPS, penggunaan media gambar, penjelasan media gambar, penggunaan media gambar yang melibatkan siswa, kemampuan pengelolaan kelas, kemampuan memberikan pertanyaan, kemampuan memberikan evaluasi, kemampuan menyumpulkan materi, kemampuan menutup pembelajaran. Semua komponen-komponen tersebut dikategorikan dengan standar nilai yang sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru dalam pembelajaran IPS di kelas V Sekoah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Hasil Wawancara Guru Halil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang tentang penggunaan media adalah sebagai berikut. (1). Pertanyaan : Apa alasan ibu menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPS dikelas V? Jawab : Untuk mempermudah supaya siswa cepat memahami apa yang akan kita sampaikan dan siswa menjadi lebih aktif. (2). Pertanyaan : Apa dasar pertimbangan ibu dalam memilih dan menggunakan media gambar? Jawab : Agar pembelajaran yang kita sampaikan dapat lebih mudah di ingat oleh siswa. (3). Pertanyaan :Kendala apa saja yang ibu hadapi dalam mempergunakan media gambar? Jawab : Minimnya ketersedian perangkat media gambar terutaman media untuk pembelajaran IPS. (4). Pertanyaan : Upaya apa saja yang ibu lakukan untuk menghadapi kendala dalam menggunakan media gambar? Jawab : Saling bertukar pendapat antara guru, kepala sekolah, dan orang tua dan banyak-banyak mencari informasi tentang media pembelajaran terutaman pembelajaran IPS. (5). Pertanyaan : Upaya apa saja yang ibu lakukan dalam penggunaan media gambar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V? Jawab : Kerjasama antara guru, kepala sekolah dengan orang tua siswa untuk menyediakan media gambar di sekolah ini dan selalu memotivasi siswa agar pembelajaran IPS menyenangkan dan mudah dipahami siswa sehingga dapatmeningkatkan hasil belajar KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang, dari kesimpulan umum dapat disimpulkan terdapat korelasi antara penggunaan media gambar dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Dan dari kesimpulan khusus dapat disimpulkan dari hasil penyebaran angket, hasil wawancara dan observasi. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti adalah: (1). Penggunaan media pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang sebesar 2,98 yang tergolong cukup. (2). Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Simpang Dua Kabupaten Ketapang menunjukan rata-rata hasil belajar sebesar 62,5 yang tergolong cukup. (3). Hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa, antara variabel X (penggunaan media gambar) dan variabel Y (hasil belajar) diperoleh rxy sebesar 0,876 termasuk kategori sangat kuat. Selanjutnya untuk mengetahui apakah korelasi itu signifikan atau tidak maka dibandingkan dengan r tabel. Dengan melihat r tabel prodact moment ternyata bahwa N 20 pada taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,568 jadi jika dilihat r hutung lebih besar dari r tabel (0,876>0,468). Dengan demikian hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol (ho) ditolak artinya terdapat korelasi yang sangat kuat antara variabel X (penggunaan media gambar) dan Variabel Y ( hasil belajar siswa). Saran Beberapa saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara lain: (1). perlunya ketersedian media gambar dalam pembelajaran IPS sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS agar dapat menumbuhkan minat belajar yang baik bagi siwa sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. (2). hendaknya pihak Sekolah lebih memperhatikan ketersediaaan dan pemanfaatan media yang menarik dan sesuai dengan materi IPS. Penggunaan media yang tepat dan menarik dapat membuat siswa merasa senang dan betah dalam proses pembelajaran. (3). hendaknyan guru harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan menggunakan media dan melibatkan siswa dalam penggunaanya. DAFTAR RUJUKAN Adi Suryanto, dkk. (2008). Buku Materi Pokok PDGK 4301/2 SKS/Modul 1-6 Edisi 1 Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Anas Sudijono. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arief Sadiman dkk. (2011). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Depdiknas, (2006), Kurikulum 2006 Pelajaran IPS SD, Jakata: Depdiknas. Mulyani Sumantri, Johar Parmama. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nana Sudjana. (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Pitajeng (2006). Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Nasional. Rayandra Asyhar. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jambi: GP Press. Suharsami, Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jalarta: Rineka Cipta.