ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 PENGARUH PUPUK NPK BERLAPIS ZEO-HUKALSI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH DI TANAH PASIR PANTAI BUGEL KULON PROGO The Effects of Zeo-Hucalci Coated-NPK on Growth and The Yield of Shallot on Coastal Sandy Soil, Bugel, Kulon Progo Oleh: Syukur, A., Sulakhudin dan B. H. Sunarminto Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta Alamat korespondensi: Sulakhudin ([email protected]) ABSTRAK Tanah pasir pantai memiliki kesuburan yang rendah karena sebagian besar hara hilang akibat proses pelindian. Untuk mengurangi kehilangan hara di tanah pasir pantai dapat dilakukan dengan melapisi pupuk NPK dengan humat-kalsium dan zeolit. Penelitian ini merupakan percobaan pot yang dilakukan di rumah kaca Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dari bulan September sampai Oktober 2009. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk NPK yang dilapisi dengan zeolit dan humatkalsium (pupuk NPK Zeo Hukalsi) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di tanah pasir pantai dan menentukan dosis optimunnya. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor perlakuan yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah jenis pupuk NPK, terdiri dari NPK Zeo Hukalsi dan NPK konvensional (phonska). Faktor kedua adalah dosis pupuk terdiri dari 0%, 50%, 100%, dan 150% dosis rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk NPK Zeo Hukalsi dapat meningkatkan tinggi tanaman dengan dosis yang optimum adalah 50% rekomendasi. Sedangkan pengaruh NPK Zeo Hukalsi terhadap peningkatan berat basah dan kering trubus bawang merah optimum pada dosis 100% rekomendasi. Kata kunci: pupuk NPK, humat, zeolit, bawang merah, tanah pasir pantai. ABSTRACT Coastal sandy soils, in general, have low fertility and are easier subject to leaching. To reduce nutrient loss in sandy soil NPK fertilizers can be coated with humic-calcium and zeolite. The objectives of these pot experiment conducted in glass house of Soil Science Department, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University from September to Oktober 2009 were to study the effects of NPK coated with zeo-hucalsi dosages on growth and the production of shallot of coastal sandy soil and to determine its optimum dose. Experimental design used was completely randomized design. The first factor was the kinds of NPK fertilizer, consisted of Zeo Hucalsi coated NPK and noncoated NPK. The second factor was the fertilizer dosages consisted of 0%, 50%, 100%, and 150% of recommended doses, replicated three times. The results showed that Zeo Hucalsi coated NPK caused of increasing plant height with optimum recommended dosage was 50%. The study also found that Zeo Hucalci NPK fertilizer of 100% recomendated dosage increased the wet and dry weight of shallot. Key words: NPK fertilizer, humic, zeolit, shallot, coastal sandy soil ekonomis PENDAHULUAN Bawang merah bermanfaat untuk penyedap dan bahan komoditas hortikultura unggulan nasional obat tradisional yang dipercaya dapat yang sedang dipacu produksinya, tahun meningkatkan kesehatan (Mahmoudabadi 2010 diperkirakan kebutuhan mencapai and 976.284 Jenderal nasional bawang merah antara tahun 2005 Hasil sampai tahun 2025 diperkirakan meningkat Pertanian, 2006). Selain mempunyai nilai dari 847,883 ton menjadi 1.541.737 ton 64 ton termasuk bawang 10 Pengolahan merah tinggi, (Direktorat dan Pemasaran Nasery, 2009). Target produksi ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 (Badan Penelitian dan Pengembangan dengan pertumbuhan tanaman (Jesus et al., Pertanian, 2005). 2001; Ge et al., 2002). Pupuk ini secara Upaya peningkatan produksi bawang fisik dibuat dengan melapisi pupuk buatan merah sangat tergantung pada penyediaan dengan hara tanaman berupa pupuk. Bawang mengurangi merah untuk tumbuh baik membutuhkan (Tomaszewska 1 beberapa bahan laju kelarutan et al., pupuk 2002). dan kalsium, serta sulfur, fosfor dan menunjukkan pupuk NPK yang dilapisi magnesium dalam jumlah yang lebih chitosan mempunyai sifat lepas terkendali sedikit (Sullvian et al., 2001). Untuk yang baik, yaitu tidak lebih dari 75% hara mencapai produksi yang tinggi, aplikasi yang terkandung selama 30 hari. pelapis Liu Hasil penelitian Bahan and dapat sedikitnya 110 kg ha- nitrogen, kalium, pupuk N dan P pada bawang merah di Wu yang pupuk (2008) dapat tingkat petani sebesar 200 kg N dan 110 kg dibedakan menjadi dua jenis yaitu mineral- P2O5/ha dan 100 kg K/ha melebihi mineral anorganik dan polimer organik rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh (Zou et al., 2009). Salah satu polimer Balai Sayuran organik yang dapat digunakan sebagai Lembang, yaitu 180 kg N dan 90 kg P2O5 bahan pelapis pupuk adalah bahan humat. per hektar (Asandhi, dkk., 2005) Hasil penelitian Ahmed et al. (2006) Penelitian Tanaman Pemupukan di lahan pasir tingkat menunjukkan bahwa pemberian asam efisiensinya rendah karena sekitar 40–70% humat bersama urea dapat meningkatkan of nitrogen, 80–90% of phosphor, and 50– pertumbuhan 70% kalium dari pupuk yang diberikan pemupukan hilang penguapan, perlakuan pemberian urea saja. Sebelum immobilisasi mikrobia tanah (Lan, et al., digunakan sebagai pelapis bahan humat 2008). (2010) dikomplek terlebih dahulu dengan kalsium melaporkan bahwa pelindian N mencapai (Ca2+) untuk menjembatani antara gugus 29,48% dari pupuk urea yang diberikan di fungsional bahan humat dengan NO3 - tanah pasir pantai. . melalui pencucian, Sulakhudin Beberapa et al. tanaman N dan dibandingkan efisiensi dengan Nitrat yang merupakan bentuk N dari penelitian menujukkan pupuk yang terlarut bermuatan negatif bahwa penggunaan pupuk lepas terkendali sedangkan korboksil dan hidroksi yang secara merupakan efektif kehilangan dapat pupuk Tomaszewska, mengurangi (Jarosiewicz 2003). Pupuk gugus fungsional yang and dominan dalam bahan humat juga negatif yang maka agar dapat diikat harus ada jembatan terkandung dalam pupuk ini lepas seiring 65 ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 kation dalam hal ini ion kalsium (Sulakhudin et al., 2010). berdasarkan hasil penyelidikan Direktorat Sumberdaya Mineral, jumlah cadangan Selain masalah rendahnya efisiensi sumberdaya zeolit di Indonesia tidak pemupukan, bidang pertanian khususnya kurang dari 205.825.080 ton (Husaini, budidaya pertanian pada musim kemarau 2007). Kombinasi dari bahan pelapis juga yang pupuk berupa humat-kalsium (hukalsi) dan mengakibatkan gagal panen di beberapa zeolit yang relatif murah dan mudah daerah. Untuk itu perlu dirakit suatu pupuk diperoleh NPK berlapis ganda yang selain dapat pemupukan, serta dapat meningkatkan melepaskan hara secara lepas terkendali pertumbuhan dan hasil tanaman bawang juga merah di tanah pasir pantai. dilanda kekeringan mampu menyediakan air bagi dapat menurunkan biaya tanaman serta menjaga kelembaban tanah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa METODE PENELITIAN pupuk yang dilapisi polimer superabsorban Penelitian ini dilaksanakan di Rumah misalnya poli (sodium acrylate) mampu Kaca mengurangi irigasi, Gadjah Mada dari bulan Mei 2009 sampai memperbaiki retensi pupuk di dalam tanah, dengan bulan Oktober 2009. Bahan-bahan menurunkan laju kematian tanaman dan yang digunakann dalam penelitian ini meningkatkan pertumbuhan tanaman (Nge antara lain : benih bawang merah varietas et al., 2004). Namun permasalahannya Tiron bibit tua dengan berat 4 – 6 gram per bahan kimia tersebut (sodium acrylate) umbi, tanah pasir pantai yang diambil dari cukup mahal dan tidak cocok pada daerah daerah Bugel, pupuk NPK Zeo-Hukalsi, yang mengandung kadar garam tinggi pupuk NPK phonska, pupuk kandang (tanah salin) (Li et al., 2007). sebagai pupuk dasar serta bahan-bahan lain Zeolit jumlah air mampu bertindak sebagai Fakultas Pertanian Universitas yang diperlukan untuk analisis tanah dan superabsorban dengan biaya produksi yang tanaman relatif murah. Zeolit dari Gunung Kidul peralatan yang dibutuhkan antara lain : mampu menyerap air sebanyak 12,92 – pot/polybag, ember, gayung, timbangan, 17,54 % (Yuminti, 2005). Hasil penelitian meteran, Soetanto menulis, serta alat-alat laboratorium untuk dan Mohamad (2004) menunjukkan pemberian zeolit dosis 1115% terhadap laboratorium. kantong plastik, Sedangkan alat tulis analisis tanah maupun jaringan tanaman. efisiensi Percobaan disusun dalam Rancangan penggunaan air paling optimum. Selain itu Acak Lengkap (RAL) menggunakan dua sumber zeolit di Indonesia relatif banyak, faktor perlakuan, yaitu 2 aras macam 66 berpengaruh di ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 pupuk dan 3 aras takaran pupuk, sehingga lapang. Pemanenan dilakukan pada saat ada 6 kombinasi perlakuan ditambah 1 tanaman bawang merah berumur 60 hari. perlakuan kontrol yang disusun secara acak dengan 3 ulangan. Kombinasi Setiap polybag tanaman bawang merah diamati tinggi tanaman (satu perlakuan pemupukan tersebut adalah: minggu sekali), jumlah anakan (satu Kontrol (K:Tidak diberi pupuk), N1T1 minggu sekali), jumlah daun (satu minggu (Pupuk NPK phonska konsentrasi 50% sekali), serta bobot basah dan bobot kering dosis 2,01 g/pot), N1T2 (Pupuk NPK (akar, trubus, dan umbi) pada saat panen. phonska konsentrasi 100% dosis 4,02 Analisis tanah meliputi sifat kimia dan g/pot), fisika N1T3 (Pupuk NPK phonska tanah asli dan tanah setelah konsentrasi 150% dosis 6,03 g/pot), N2T1 perlakuan. Sedangkan analisis jaringan (Pupuk NPK Zeo Hukalsi konsentrasi 50% tanaman dilakukan untuk hara N, P, dan K. dosis 3,99 g/pot), N2T2 (Pupuk NPK Zeo Beberapa sifat kimia dan fisika diukur Hukalsi konsentrasi 100% dosis 7,98 dengan menggunakan metode standar. g/pot) dan (N2T3 : Zeo Tekstur tanah ditentukan dengan metode Hukalsi konsentrasi 150% dosis 11,97 pipet, pH (H2O dan KCl), bahan organik g/pot) menggunakan metode Walkey and Black, Pupuk NPK Tanah Pasir Pantai sebanyak 10 kg kering angin dimasukkan ke dalam N total dengan metode Kjeldahl, P2O5 dan K2O5 dengan 25% HCl, KTK tanah polybag pot plastik dengan diameter 90 cm ditentukan dan tinggi 50 cm yang dilubangi bagian ammonium. Analisa fisika dan kimia tanah bawahnya. pupuk mengikuti metode yang tercantum dalam kandang sebanyak 100,5 gram/polybag Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, sebagai pupuk dasar dan diinkubasikan Tanaman, Air, dan Pupuk (Balai Penelitian selama 2 minggu. Pemupukan dilakukan Tanah, 2005). Selanjutnya diberi secara split (berlangsung selama dua tahap) masing-masing perlakuan tanaman setengah pemupukan. bawang merah dosis Penanaman Data dengan dengan hasil analisis mengetahui ekstrak percobaan sidik adanya 1 M dianalisis ragam untuk perlakuan yang dilaksanakan berpengaruh nyata.Apabila pengaruhnya setelah masa inkubasi perlakuan pupuk berbeda nyata (F Hitung > F Tabel) maka split pertama selesai (3 hari setelah dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda pemberian pupuk tahap 1). Penyiraman Duncan (DMRT) dengan jenjang nyata 5% dilakukan dua hari sekali pada kapasitas untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata. 67 ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 2,78 g/cm3 (Tabel 1) lebih besar Karakteristik Tanah Pasir Pantai dan Pupuk Zeo-Hukalsi nilai BJ tanah pada umumnya, yaitu Beberapa sifat kimia dan fisika tanah yang digunakan dalam penelitian tertera dalam Tabel 1. Tekstur tanah tergolong pasir karena partikelnya didominasi oleh fraksi pasir yang mencapai 96 %. BV tanah pasir pantai sebesar 1,80g/cm3 termasuk tinggi (Hazelton and Murphy, 2007). Menurut Warrick (2002) nilai BV suatu tanah tergantung pada susunan partikelpartikel tanah membentuk suatu kumpulan (pengepakan), partikel-partikel pasir dapat tersusun lebih dekat satu dengan lainnya sehingga mempunyai 3 BV antara 1,4 sampai 1,9 g/cm . BJ tanah pasir pantai sebesar 2,65 g/cm3 (Chesworth, 2008). Nilai BJ tanah pasir pantai yang tinggi disebabkan karena tingginya kandungan mineral-mineral besi yang berasal dari bahan induknya, yaitu bahan volkanik merapi muda berupa pasir hitam (Mulyaningsih, dkk., 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa porositas tanah pasir pantai yang digunakan dalam penelitian tergolong sangat tinggi, yaitu mencapai 44,26 %. Porositas yang tinggi akan menyebabkan air yang hilang sangat besar, ini dapat dilihat dari nilai permebialitasnya yang sangat tinggi, yaitu sebesar 134,7 cm/jam. Banyaknya air yang Tabel 1. Karakteristik Tanah Pasir Pantai Bugel, Panjatan, Kulon Progo. Sifat-sifat Tanah Nilai Satuan Fraksi tanah Lempung 3,0 % Debu 7,0 % Pasir 90,0 % Kelas tekstur tanah Pasir BV 1,80 g/cm3 Bj (g/cm3) 2,78 g/cm3 Lengas tanah kapasitas lapangan 2,10 % Porositas 44,26 % Permeabilitas 134,7 cm/jam pH H2O 7,1 pH KCl 5,3 C organik 0,07 % Bahan organik 0,11 % N total 0,02 % N-NO34,3 ppm N-NH4+ 0,7 ppm P2O5 (Olsen) 6,66 ppm K 0,10 cmol (+) kg-1 Ca 0,24 cmol (+) kg-1 Kapasitas pertukaran kation 3,67 cmol (+) kg-1 Sumber : Pengharkatan menurut Balai Penelitian Tanah (2005). 68 Harkat Sangat tinggi Sangat cepat Netral Agak masam Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah rendah Sangat rendah Sangat rendah ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 hilang menyebabkan kandungan lengas feldspar dan mika pada partikel pasir. tanah pasir menjadi rendah sehingga Kandungan hara yang sangat rendah di kandungan air dalam kondisi kapasitas tanah pasir pantai juga disebabkan oleh lapangan sangat rendah, yaitu hanya rendahnya tanah pasir pantai mengikat 2,10%. Kandungan lengas ini lebih kecil hara, yang tercermin dari nilai Kapasitas dibandingkan tanah pasir pantai Oporto Pertukaran Kation (KPK) yang sangat Portugal rendah yaitu 3,67 cmol.kg-1. yang mencapai 2,40 % (Albergaria, et al., 2010). Menurut Tsoar Harkat KPK yang sangat rendah (2004) bahwa porositas tanah yang tinggi, pada tanah ini disebabkan oleh beberapa rendahnya air dalam kapasitas lapangan hal antara lain : (1) Rendahnya fraksi dan ketersediaan air bagi tanaman yang lempung (0,90 %) yang merupakan sumber rendah disebabkan oleh tekstur pasir. muatan negatif baik pada kisi mineral Porositas dan permeabilitas tanah maupun pinggir mineral; (2) Kandungan pasir pantai yang tinggi menyebabkan laju bahan organik sangat rendah yaitu 0,13 %. pencucian unsur hara di dalam tanah Bahan sangat menunjukkan humifikasinya, seperti senyawa humin, kandungan hara seperti N total (0,02 %), P asam humat dan asam fulvat dapat tersedia tersedia menyumbang muatan negatif sampai 200 (0,24cmol.kg-1). Kandungan N tersedia cmol.kg-1 melalui disosiasi H+ pada gugus tanah pasir pantai lebih banyak dalam karboksil tinggi. Tabel 1 (6,66 ppm), Ca - bentuk nitrat (N-NO3 = 4,26 ppm) dari + organik dan tergantung fenol (Tan, derajad 1998). Berdasarkan uraian di atas, tanah pasir pada ammonium (N-NH4 = 0,70 ppm), pantai mempunyai tingkat kesuburan yang hal ini disebabkan pada kondisi keadaan rendah dengan permasalahan utama adalah aeresi baik atau cukup tersedianya oksigen, rendahnya bakteri nitrifikasi mengoksidasi NH4+ menjadi NO3-, sehingga bentuk NO3- ketersediaan hara karena porositas dan permeabilitas yang tinggi. Salah satu cara untuk untuk menjadi lebih dominan di tanah pasir meningkatkan kandungan hara tanah pasir (Wolkowski, et al., 2006). Kalium tersedia pantai adalah dengan menambahkan pupuk -1 NPK Zeo Hukalsi. Pupuk NPK Zeo tergolong rendah. Rosmarkan dan Yuwono Hukalsi adalah pupuk NPK Phonska yang (2002) menyatakan bahwa umumnya tanah dilapisi dengan humat-kalsium (hukalsi) pasiran cukup K hanya mungkin dalam sebagai pelapis yang pertama, kemudian bentuk belum tersedia bagi tanaman, K sebagai pelapis keduanya adalah zeolit. masih berada pada mineral primer seperti Jenis pupuk NPK Zeo-Hukalsi yang di tanah pasir pantai sebesar 0,17 cmol.kg 69 ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 digunakan Z4H3, yaitu pupuk NPK yang kontrol. Penurunan pH tanah disebabkan dilapisi hukalsi 30% dan zeolit 100%. adanya pengaruh pemasaman tanah akibat Pupuk Zeo-Hukalsi ini merupakan pupuk pemberian pupuk N (Hati et al., 2008). Zeo-Hukalsi terbaik dari 12 jenis pupuk Hara N yang terkandung dalam pupuk NPK Zeo-Hukalsi yang telah diuji dengan NPK akan terlepas ke tanah dalam bentuk pengujian air, amonium (NH4+), sebagian ion amonium pelepasan hara dan kapasitas menyimpan akan teroksidasi menjadi amonia dengan air di tanah pasir pantai (Syukur, dkk., melepaskan ion H+ (Jones et al., 2007; Liu 2010). Kandungan hara N, P, dan K dalam et pupuk NPK Zeo-Hukalsi berturut-turut menyebabkan pH sebesar 7,56 % N, 7,71 %P2O5, dan 9,68 menjadi menurun. kemampuan absorbs al., 2010). H+ Ion yang tanah pasir akan pantai %K2O. Kandungan hara pupuk NPK Zeo- Tabel 2 menunjukkan perlakuan Hukalsi lebih rendah dari pupuk asalnya pemberian pupuk NPK maupun NPK Zeo yaitu NPK phonska yang kandungan hara Hukalsi N,P, 15%. kandungan N, P, K dan Ca tersedia. Penurunan kandungan hara ini disebabkan Kandungan NH4+ di tanah pasir meningkat karena adanya tambahan bahan pelapis dengan semakin meningkatnya takaran pupuk yaitu hukalsi dan zeolite dan karena pupuk pupuk NPK maupun NPK Zeo proses pemanasan yang dilakukan pada Hukalsi. Hal ini sesuai dengan penelitian pupuk selama proses pelapisan. Syukur Pengaruh Macam dan Takaran Pupuk NPK terhadap Ketersediaan Hara N, P, dan K di Tanah Pasir Pantai melaporkan bahwa pupuk NPK dapat dan K masing-masing Pengaruh perlakuan terhadap perubahan beberapa sifat kimia tanah pasir pantai dapat dilihat pada Tabel 2. Pemberian pupuk NPK maupun NPK zeo hukalsi cenderung menurunkan pH tanah pasir pantai. Pada takaran 150 % NPK dan NPK zeo hukalsi menunjukkan adanya penurunan pH yang nyata dibandingkan kontrol. Hasil penelitian Sarno (2009) melaporkan hal yang sama bahwa pemberian NPK menurunkan pH tanah secara sangat nyata dibandingkan dengan 70 meningkatkan dan Harsono ketersediaan (2007) yang melepaskan N anorganik seperti NH4+dan NO3-, sehingga semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan bentukbentuk N meningkat. tersebut akan Kandungan NO3 - semakin pada perlakuan pemberian pupuk NPK Zeo Hukalsi takaran 150% lebih rendah dari takaran 100%. Hal ini diduga zeolit dalam pupuk takaran NPK Zeo Hukalsi takaran 150% mempunyai pengaruh negatif terhadap kandungan NO3 -. Menurut Al Jabri (2008) zeolit dapat menghambat 30 – 40% perubahan NH4+ menjadi NO3 -. ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 Tabel 2. Beberapa sifat kimia tanah pasir pantai yang diberi berbagai dosis pupuk NPK dan NPK Zeo Hukalsi Perlakuan pH H2O N-NH4+ (ppm) N-NO3(ppm) P tersedia (ppm) K Ca tersedia tersedia (cmol(+) (cmol(+) -1 Kg ) Kg-1) Kontrol 6,70 a 2,57 b 2,11 c 27,79 d 0,69 d 0,66 a NPK 50% 6,38 ab 3,74 b 7,72 ab 43,37 cd 1,04 cd 0,65 a NPK 100% 6,09 ab 11,23 ab 7,49 ab 57,45 abc 1,41 bc 0,83 a NPK 150% 5,82 b 11,47 ab 6,08 b 72,00 a 2,09 a 0,89 a NPK Zeo-Hukalsi 50% 6,53 ab 3,76 b 6,06 b 64,31 ab 0,77 d 0,93 a NPK Zeo-Hukalsi 100% 6,52 ab 10,07 ab 8,43 a 58,85 abc 1,12 bcd 0,96 a NPK Zeo-Hukalsi 150% 5,87 b 33,50 a 7,4 ab 53,37 bc 1,56 b 1,37 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT 5 % Kandungan P tersedia dan K diduga kebutuhan hara tanaman bawang tersedia pada pemberian pupuk NPK merah masih dapat dipenuhi oleh pupuk maupun NPK zeo Hukalsi meningkat kandang. dengan nyata dibandingkan kontrol. Tabel nampakpeningkatan 2 menunjukkan P tersedia pada perlakuan perlakuan pemberian pupuk NPK dan NPK pemberian pupuk NPK lebih tinggi dari Zeo Hukalsi. Peningkatan tinggi tanaman pemberian pupuk NPK Zeo Hukalsi. Hal terus berlanjut sampai hari 56 hst, yang ini disebabkan Ca tersedia pada perlakuan menunjukkan perlakuan pemberian pupuk pemberian pupuk NPK Zeo Hukalsi lebih NPK dan NPK Zeo Hukalsi lebih tinggi tinggi, sehingga lebih banyak P yang dari kontrol. Perlakuan kontrol mempunyai terfikasasi oleh Ca membentuk ikatan Ca-P pertumbuhan awal yang cepat, pada 56 hst yang bersifat sukar larut (Nursyamsi dan mulai Setyorini, 2009). mengering. Hal ini menunjukkan bahwa Pengaruh Macam dan Takaran Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di Tanah Pasir Pantai unsur hara di dalam tanah yang hanya Pengaruh jenis dan takaran pupuk NPK terhadap komponen pertumbuhan diberi Pada melambat pupuk 35 hst tinggi mulai tanaman dan daunnya kandang sudah mulai tidak mencukupi untuk pertumbuhannya. Tabel 3 menunjukkan perlakuan bawang merah berupa tinggi tanaman dan pemberian pupuk NPK Zeo jumlah daun dapat dilihat pada Tabel 3. takaran 50% paling tinggi dibandingkan Tinggi tanaman pada 21 hari setelah tanam perlakuan lainnya dan berbeda nyata (hst) tinggi dengan kontrol. Pupuk NPK Zeo Hukalsi dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini merupakan pupuk yang dapat melepaskan perlakuan kontrol lebih Hukalsi 71 ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 Tabel 3. Pengaruh beberapa dosis dan jenis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bawang merah Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) 21 HST 35 HST 56 HST 21 HST 35 HST 56 HST Kontrol 30,13 a 34,53 ab 31,17 b 16,00 a 22,33 a 24,00 a NPK 50% 25,30 b 30,93 b 33,47 ab 17,66 a 24,33 a 26,67 a NPK 100% 29,43 a 33,07 b 34,50 ab 20,33 a 28,33 a 32,33 a NPK 150% 25,10 b 30,73 b 31,40 b 18,66 a 23,66 a 27,00 a NPK Zeo-Hukalsi 50% 30,07 a 37,33 a 39,13 a 16,00 a 25,66 a 29,00 a NPK Zeo-Hukalsi 100% 26,37 ab 32,53 b 35,57 ab 19,00 a 29,66 a 35,33 a NPK Zeo-Hukalsi 150% 25,00 b 30,77 b 32,80 ab 17,66 a 26,33 a 28,67 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT 5 % Tabel 4. Pengaruh beberapa dosis dan jenis pupuk NPK terhadap hasil bawang merah Perlakuan Berat Basah (gram) Berat Kering (gram) Akar Trubus Umbi Akar Trubus Umbi Kontrol 1,65 a 14,58 ab 5,74 a 0,30 a 1,43 bc 2,36 a NPK 50% 1,22 a 16,52 a 8,47 a 0,17 a 1,75 abc 4,08 a NPK 100% 0,84 a 14,93 ab 9,35 a 0,16 a 1,95 ab 5,05 a NPK 150% 0,46 a 9,14 b 5,30 a 0,11 a 1,01 c 1,46 a NPK Zeo-Hukalsi 50% 0,86 a 13,5 ab 6,17 a 0,15 a 1,3 bc 2,42 a NPK Zeo-Hukalsi 100% 1,43 a 17,49 a 6,90 a 0,20 a 2,28 a 2,29 a NPK Zeo-Hukalsi 150% 1,04 a 10,33b 6,34 a 0,18 a 1,33 bc 2,65 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT 5 % hara secara terkendali, pada hari ke-30 untuk parameter akar dan umbi bawang hara N, P dan K yang terlepas berturut- merah dalam keadaan basah maupun turut sebanyak 62,30%, 85,75% dan kering. Tabel 4 menunjukkan berat basah 51,58% (Syukur dkk., 2010). Pelepasan maupun berat kering umbi bawang merah hara yang terkendali dapat mengurangi terbanyak hara pupuk yang hilang, sehingga dapat pada NPK perlakuan takaran pemberian 100%. Jika mencukupi kebutuhan hara bagi bawang dibandingkan dengan pupuk NPK Zeo merah dalam jangka waktu yang lebih Hukalsi pada takaran yang sama, maka lama NPK. pupuk NPK memberikan hasil umbi kering Kehilangan hara yang lebih kecil dari dua kali lebih banyak. Hal ini diduga hara pupuk NPK Zeo Hukalsi menyebabkan P dari pupuk NPK Zeo Hukalsi banyak takaran bagi yang tidak tersedia karena diikat oleh Ca pertumbuhan bawang merah di tanah pasir yang berasal dari hukalsi maupun zeolit pantai. membentuk ikatan Ca-P. Menurut Suwardi dibandingkan 50% sudah pupuk optimum Perlakuan takaran pupuk NPK dan NPK Zeo Hukalsi tidak berbeda nyata 72 dan Suryaningtyas (1995), bahwa pemberian zeolit cenderung meningkatkan ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 Ca yang dapat dipertukarkan. Kehadiran kation Ca ini mengakibatkan adanya pengikatan anion H2PO4- sehingga unsur P menjadi sukar tersedia. Namun demikian unsur hara yang dijerap ini diharapkan merupakan cadangan unsur hara untuk tanaman berikutnya. KESIMPULAN 1. Pemberian pupuk NPK Zeo Hukalsi secara nyata dapat meningkat tinggi tanaman bawang merah di tanah pasir pantai dengan dosis optimum adalah 50% rekomendasi. 2. Pemberian pupuk NPK Zeo Hukalsi belum dapat meningkatkan jumlah daun bawang merah di tanah pasir pantai. 3. Pemberian pupuk NPK Zeo Hukalsi secara nyata dapat meningkat berat trubus bawang merah di tanah pasir pantai dengan dosis optimum adalah 100% rekomendasi. 4. Pemberian pupuk NPK Zeo Hukalsi belum dapat meningkatkan berat akar dan umbi bawang merah di tanah pasir pantai secara nyata. DAFTAR PUSTAKA Ahmed, O.H., H. Aminuddin and M.H.A. Husni. 2006. Effects of urea, humic acid and phosphate interactions in fertilizer microsites on ammonia volatilization and soil ammonium and nitrate contents. Int. J. Agric. Res., 1: 25-31. Albergaria, J. T., M. Conceição, M. A. Ferraz, M. Cristina and F. D. Matos. 2010. Estimation of Pollutant Partition In Sandy Soils With Different Water Contents. Environ Monit Assess. DOI 10.1007/s10661009-1269-y. Al Jabri. M. 2008. Tantangan dan peluang pengembangan pembenah tanah zeolit pada lahan terdegradasi untuk peningkatan produksi tanaman pangan. Prosiding seminar nasional dan dialog sumberdaya lahan pertanian. Buku II: Teknologi pengelolaan sumberdaya lahan. Bogor, 18-20 November 2008. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. pp. 533-550 Asandhi, A. A., N. Sumarni. 2005. dalam usahatani merah di dataran 15(3): 199-207. Nurtika, dan N. Optimasi pupuk LEISA bawang rendah. J. Hort., Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek dan arah pengembangan agribisnis bawang merah. Departemen Pertanian. Jakarta. Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk teknis analisis kimia tanah, tanaman, air, dan pupuk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 136p. Chesworth, W. 2008. Encyclopedia of soil science. Springer Dordrecht, Berlin, Heidelberg, New York. 902p. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2006. Road map pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil bawang merah. Departemen Pertanian, Jakarta. Hati, K.M., et al. 2008. Impact of longterm application of fertilizer, manure and lime under intensive cropping on 73 ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 physical properties and organic carbon content of an alfisol. Geoderma, 148: 173–179. Hazelton, P. A. and B. Murphy. 2007. Interpreting soil test results: what do all the numbers mean? [2nd ed.]. CSIRO Publishing. Collingwood VIC 3066 Australia. 152 p. Husaini. 2007. Karakteristik dan deposit pembenah tanah zeolit di indonesia. Puslitbang teknologi mineral dan batubara bandung. Dipresentasikan pada Semiloka Pembenah Tanah Menghemat Pupuk, Mendukung Peningkatan Produksi Beras, Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air, Deptan. Bekerjasama dengan konsorsium Pembenah Tanah Indonesia pada 5 April 2007 di Jakarta. Jarosiewicz, A. and M. Tomaszewska. 2003. Controlled-release NPK fertilizer encapsulated by polymeric membranes. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 51: 413-417. Jesus, N., I. R. Maria and M. A. Jose. 2001. Controlled release of manganese into water from coated experimental fertilizer. Laboratory Characterization. J. Agric. Food Chem. 49: 1298. Jones, C. A., R. T. Koenig , J. W. Ellsworth , B. D. Brown , and G. D. Jackson. 2007. Management of urea fertilizer to minimize volatilization. U.S. Department of Agriculture. New York. Lan, W., M. Liu and R. Liang. 2008. Preparation and properties of a double-coated slow-release NPK compound fertilizer with superabsorbent and water-retention. Bioresource Technology, 99: 547– 554. Li, A., J. Zhang and A. Wang. 2007. Utilization of starch and clay for the preparation of superabsorbent 74 composite. Bioresource Technology, 98: 327–332. Liu, E. K., C.Yan , X. Mei, W. H, S. H. Bing, L. Ding, Q. Liu, S. Liu and T. Fan. 2010. Long-term effect of chemical fertilizer, straw, and manure on soil chemical and biological properties in Northwest China. Geoderma. Mahmoudabadi, A. Z. and M. K. G. Nasery. 2009. Anti fungal activity of shallot, Allium ascalonicum Linn. (Liliaceae). Journal of Medicinal Plants Research, 3(5): 450-453. Mulyaningsih, S., Sampurno, Y. Zaim, D. J. Puradimaja, S. Bronto dan D. A. Siregar. 2006. Perkembangan geologi pada kuarter awal sampai masa sejarah di Dataran Yogyakarta. Jurnal Geologi Indonesia. 1(2): 103113. Nge, T., et al. 2004. Swelling behavior of chitosan/poly (acrylic acid) complex. Journal of Applied Polymer Science, 92: 2930-2940. Nurhayati, A. Said, dan Junaidi. 2007. Proseding Seminar Geoteknologi Kontribusi Ilmu Kebumian dalam Pembangunan Berkelanjutan. Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Bandung. pp. 251 – 258. Nursyamsi, D. dan D. Setyorini. 2009. Ketersediaan p tanah-tanah netral dan alkalin. Jurnal Tanah dan Iklim, 30. Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu kesuburan tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sarno. 2009. Pengaruh kombinasi NPK dan pupuk kandang terhadap sifat tanah dan pertumbuhan serta produksi tanaman caisim. J. Tanah Trop., 14(3): 211-219. Soetanto, A dan Mohamad, Z. F. 2004. Aplikasi zeolit untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air pada bibit ISSN: 1410-0029 Agrin Vol. 15, No. 1, April 2011 kakao di tanah pasiran. Perkebunan, 20(3): 123-131. Pelita Sulakhudin, A. Syukur, D. Shiddieq, and T. Yuwono. 2010. Effect of coated urea with humic-calcium on transformation of nitrogen in coastal sandy soil: a soil column method. J Trop Soils.,15(1): 11-18. Sullivan, D.M., et al. 2001. Nutrient management for onions in the Pacific Northwest. Pacific Northwest Extension publications, pp. 2–7. Suwardi dan Suryaningtyas, D.T. 1995. Pengaruh pemberian zeolit terhadap Kapasitas Tukar kation (KTK) tanah dan produksi tanaman tomat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 5(2):8288. Syukur, A dan E. S. Harsono. 2008. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan NPK terhadap beberapa sifat kimia dan fisika tanah pasir Pantai Samas Bantul. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 8(2): 138-145 Syukur, A., B.H. Sunarminto dan Sulakhudin. 2010. Pengaruh zeolit dan hukalsi terhadap daya retensi air dan pelepasan hara pupuk NPK. pp.107-114. Dalam: Prosiding Seminar Hasil Penelitian UGM. Kluster Agro. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM. Tan, K.H. 1998, Principle of soil Chemistry. Third Edition, Revised and Expanded. Marcel Dekker, Inc. madison Avenue. New York. 521p. Tomaszewska, M., Anna, J., and Krzysztof, K. 2002. Physical and chemical characteristics of polymer coatings in CRF formulation. Desalination, 146(3): 19-323. Tsoar, H. 2004. Sand dune. In encyclopedia of soils in the environment. 1 edition. Academic Press, Columbia University New York. p. 462-471. Warrick, A. W. 2002. Soil physics companion. CRC Press LLC. 2000 N.W. Corporate Blvd., Boca Raton, Florida. 389p. Wolkowski, R.P., K.A. Kelling, and L.G. Bundy. 2006. Nitrogen management on sandy soils. (on-line). http://www. learningstore. uwex.edu. diakses 23 Januari 2006. Wu, L. and M. Liu. 2008. Preparation and properties of chitosan-coated NPK compound fertilizer with controlledrelease and water-retention. Carbohydrate Polymers, 72: 240247. Yuminti, S. 2005. Karakteristik dan potensi batuan yang mengandung zeolit di daerah Banteng Wareng Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Saintifika Gadjah Mada, 2(1): 40-50. Zou, H. T., et al. 2009. The production of organic-inorganic compound filmcoated urea and the characteristics of its nutrient release. Agricultural Sciences in China, 8(6): 703-708 75