UNIT 3 PENGEMBANGAN SILABUS Lia Yuliati PENDAHULUAN Selamat berjumpa kembali saudara mahasiswa. Pada pembahasan unit ini kita akan mengkaji silabus dan cara pengembangannya. Pada unit ini anda diajak berlatih mengembangkan program pembelajaran IPA untuk periode satu semester atau satu tahun. Program tersebut dikenal dengan silabus. Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada Standar Isi. Setelah mempelajari Unit 3 ini diharapkan mahasiswa dapat 1) menganalisis konsep IPA berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif, dan 2) menyusun silabus pembelajaran IPA SD/MI. Pencapaian kompetensi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka dan kegiatan mandiri. Kegiatan tatap muka difokuskan pada kegiatan diskusi dan latihan terbimbing, sedangkan kegiatan mandiri difokuskan pada latihan secara individu sesuai dengan tugas terstruktur yang diberikan. Selama kegiatan tatap muka dan mandiri, mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar cetak dan bahan rujukan yang dianjurkan dalam Unit 3. Pencapaian tujuan pembelajaran diukur melalui tes tulis dan pengumpulan tugas-tugas terstruktur. Pengembangan silabus pada Unit 3 ini merupakan penjabaran dari kurikulum yang dibahas pada Unit 2. Kompetensi mengembangkan silabus ini merupakan dasar untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPA yang akan dibahas pada unit berikutnya. Oleh karena itu, pembahasan pada Unit 3 ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dalam mengembangkan kompetensinya sebagai guru IPA SD/MI dan menjadi guru yang profesional dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengembangan Pembelajaran IPA SD 93 Materi ajar pada Unit 3 ini terdiri dalam dua sub-unit yaitu dimensi pengetahuan dan proses kognitif (sub-Unit 3.1) dan pengembangan silabus IPA SD/MI (sub-Unit 3.2). Pada sub-Unit 3.1 mahasiswa akan diajak untuk mengenali dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif serta membuat tabel taksonomi sebagai dasar untuk menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada sub-Unit 3.2 mahasiswa akan diajak untuk mengenali dan berlatih menganalisis kompetensi dasar, merancang kegiatan pembelajaran merumuskan indikator pembelajaran, dan merancang kegiatan penilaian. Pada bagian akhir, mahasiswa dibimbing untuk menyusun silabus berdasarkan kegiatan sebelumnya. Materi pada Unit 3 ini saling berkaitan dan berkesinambungan, sehingga ketika mempelajari unit ini 1) Pelajari setiap sub-Unit 3.1 dan sub-Unit 3.2 secara berkesimbungan, 2) Kerjakan setiap tugas yang diberikan setelah mempelajari setiap sub-unit. 94 Pengembangan Pembelajaran IPA SD SUB-UNIT 3.1 DIMENSI PENGETAHUAN DAN PROSES KOGNITIF A. PENGANTAR Pada saat guru hendak mengembangkan silabus, hal penting yang harus dilakukan guru tersebut adalah menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam Standar Isi. Secara umum, di dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar terdiri dari kata kerja berupa kompetensi yang hendak dicapai dan kata benda berupa pengetahuan yang harus dikuasai. Pengetahuan yang harus dikuasai siswa memiliki tingkatan terentu yang mengarahkan pada proses belajar yang harus dialami siswa. Oleh karena itu, guru sebagai pelaksana proses pembelajaran hendaknya memahami dan mengerti tentang dimensi-dimensi yang ada pada pengetahuan sehingga guru tersebut dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pada sub-Unit 3.1 mahasiswa akan diajak untuk mengenali jenis-jenis dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Pada bagian akhir sub-unit ini mahasiswa dibimbing untuk membuat tabel taksonomi untuk menganalisis kompetensi dasar dan menjabarkannya dalam indikator pembelajaran. B. URAIAN 1. Dimensi Pengetahuan Pernahkah anda mencermati pernyataan-pernyataan dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) pada Standar Isi? Coba perhatikan salah satu SK dan KD mata pelajaran IPA kelas I semester 1, seperti yang tertera dalam tabel yang memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada dasarnya standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan suatu tujuan pembelajaran yang bersifat umum. Kompetensi dasar kemudian dijabarkan dalam bentuk indikator yang merupakan tujuan pembelajaran yang bersifat Pengembangan Pembelajaran IPA SD 95 khusus, terukur dan teramati. Pembahasan tentang indikator akan dikaji lebih dalam pada sub-unit berikutnya Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan 1. Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya 1.2 Mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat) 1.3 Membiasakan hidup sehat Bila kita cermati pernyataan SK dan KD pada contoh di atas, pernyataan tersebut terdiri dari kata kerja dan kata benda. Kata kerja menyatakan perilaku yang harus dicapai siswa sedangkan kata benda menyatakan pengetahuan yang harus dikuasai siswa. Coba perhatikan KD 1.3 di atas!. Kata membiasakan merupakan kata kerja atau perilaku yang harus dicapai siswa dan kata hidup sehat merupakan kata benda atau pengetahuan yang harus dikuasai siswa. Apakah pengetahuan hidup sehat merupakan fakta, konsep atau lainnya? Kata benda pada pernyataan tujuan pembelajaran, baik KD maupun SK, menunjukkan pengetahuan yang harus dikuasai siswa. Secara hierarki, pengetahuan tersebut terdiri dari beberapa level dan dinyatakan dengan dimensi pengetahuan. Apa yang dimaksud dengan dimensi pengetahuan? Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk siswa berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi. Ke empat pengetahuan ini diasumsikan sebagai kontinuum dari hal yang bersifat konkrit ke abstrak a. Pengetahuan Faktual Pengetahuan faktual adalah pengetahuan diskrit, berupa informasi yang terpisah-pisah. Pengetahuan faktual merupakan unsur-unsur dasar (basic element) yang harus dipahami siswa dari suatu disiplin ilmu. Pengetahuan 96 Pengembangan Pembelajaran IPA SD faktual meliputi 1) pengetahuan terhadap istilah, misal simbol-simbol dan istilah-istilah ilmiah; dan 2) pengetahuan terhadap unsur-unsur yang spesifik, misal sumber-sumber alam, sumber informasi, atau fakta-fakta yang bersifat praktis. b. Pengetahuan Konseptual Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks dan diorganisasi dari beberapa pengetahuan faktual. Pengetahuan konseptual menyatakan hubungan antara pengetahuan faktual berupa unsur-unsur dasar dengan struktur keilmuan yang lebih besar sehingga memungkinkan terjadinya pengetahuan baru. Pengetahuan konseptual meliputi 1) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, misal pengelompokan benda yang bersifat magnet dan bukan magnet; 2) pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, misal prinsip pesawat sederhana dan hukum Newton; dan 3) pengetahuan tentang teori, model dan struktur, misal teori evolusi dan teori atom, model lapisan tanah, struktur tubuh hewan dan tumbuhan. c. Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu. Pengetahuan prosedural meliputi: a) pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma, misal keterampilan proses IPA dan langkahlangkah dan melakukan penyelidikan (inquiry), b) pengetahuan tentang teknik dan metode, misal metode penelitian, metode evaluasi, dan teknik pemecahan masalah; c) pengetahuan tentang kriteria yang digunakan untuk menunjukkan suatu kegiatan atau prosedur dengan mempertimbangkan “when to do what”, misal kriteria untuk menunjukkan prosedur statistik yang menggunakan pengumpulan data dalam eksperimen. Pengembangan Pembelajaran IPA SD 97 d. Pengetahuan Metakognisi Pengetahuan metakognisi merupakan pengetahuan tentang kognisi (pikiran) secara umum, misal dalam hal kesadaran, dan pengetahuan tentang kognisi diri sendiri. Pengetahuan metakognisi meliputi a) pengetahuan strategi, misal pengetahuan tentang strategi perencanaan atau heuristik untuk memecahkan masalah b) pengetahuan tentang tugas-tugas kognisi yaitu pengetahuan konstekstual dan kondisional, misal pengetahuan tentang jenis-jenis tes, pengetahuan tentang perintah kognitif untuk tugas yang berbeda; dan c) pengetahuan diri sendiri (self-knowledge), misal pengetahuan tentang cara mengkritisi kelemahan dan kelebihan pengetahuan sendiri. 2. Dimensi Proses Kognitif Proses kognitif dalam proses pembelajaran tercantum dalam rumusan SK dan KD. Bila kita cermati pernyataan SK dan KD pada contoh pada sub-Bab dimensi pengetahuan di atas, pernyataan tujuan terdiri dari kata kerja dan kata benda. Jika kata benda menyatakan pengetahuan yang harus dikuasai siswa maka kata kerja menyatakan perilaku yang harus dicapai siswa. Kata kerja inilah yang sekarang dikenal dengan dimensi proses kognitif. Coba perhatikan KD 1.3 di atas! Kata membiasakan merupakan kata kerja atau perilaku yang harus dicapai siswa dan kata membiasakan tersebut menyatakan dimensi proses kognitif yang harus dikuasai siswa. Apakah yang dimaksud dengan dimensi proses kognitif? Pada umumnya proses kognitif berkaitan dengan proses berpikir. Pada umumnya berpikir diasumsikan sebagai suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen dalam Costa, 1985:43). Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Bloom menyatakan suatu daftar proses kognitif dan mengindikasikan jenis-jenis perilaku siswa yang menunjukkan pencapaian tujuan belajar. Keterampilan tersebut mencakup 1) pengetahuan 98 Pengembangan Pembelajaran IPA SD (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) aplikasi (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) penilaian (evaluation). Proses kognitif Bloom mengalami revisi yang dilakukan oleh Anderson & Krathwolf (2000). Proses kognitif tersebut dikenal dengan istilah dimensi proses kognitif (cognitive process dimension). Dimensi proses kognitif merupakan proses berpikir dalam mengkonstruk pengetahuan yang meliputi mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). a. Mengingat (remember) Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Proses mengingat cukup esensial untuk belajar bermakna dan pemecahan masalah karena pengetahuan yang digunakan lebih kompleks. Misal, pada saat seseorang mempelajari bahasa inggris. Pada awalnya orang tersebut berusaha menghapal cara membaca adan cara menulis kata-kata dalam bahasa inggris. Supaya proses belajar orang tersebut lebih bermakna, maka orang tersebut hendaknya mengintegrasikan pengetahuan hasil mengingatnya dengan tugas-tugas yang lebih besar untuk membangun pengetahuan baru atau memecahkan masalah baru. Pada dimensi proses remember melibatkan proses koginitif recognizing (identifying) dan recalling (retrieving). Proses kognitif recognizing atau mengidentifikasi/mengenali merupakan proses menemukan pengetahuan dalam memori jangka panjang (long-term memory) yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Misal mengenali ciri-ciri makhluk hidup. Proses retrieving atau memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Misal menyebutkan suhu air yang mendidih. b. Memahami (understand) Memahami merupakan proses membangun makna dari informasi yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis dan gambar grafik. Seseorang Pengembangan Pembelajaran IPA SD 99 disebut memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara pengetahuan “baru” yang diperolehnya dengan pengetahuan awalnya. Secara khusus, pengetahuan baru diintegrasikan dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Proses kognitif dalam dimensi understand terdiri dari menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Kemampuan menginterpretasi terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat mengubah informasi dari bentuk representasi yang satu ke representasi yang lain. Misal mengubah informasi dalam bentuk gambar ke dalam bentuk katakata atau kalimat, mengubah informasi dalam bentuk kalimat dalam bentuk angka, atau sebaliknya. Dalam bidang IPA, banyak informasi harus diinterpretasikan menjadi bentuk lain agar lebih mudah dipahami. Kemampuan memberikan contoh terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat memberikan contoh spesifik dari suatu konsep. Kemampuan memberikan contoh melibatkan kemampuan mengenali ciri-ciri dari suatu definisi atau konsep dan menggunakan ciri-ciri tersebut untuk memilih contoh-contoh. Kemampuan mengklasifikasi terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat mengenali suatu contoh dan mengelompokannya dengan kategori tertentu. kemampuan mengklasifikasi melibatkan kemampuan mendeteksi ciri-ciri atau pola yang relevan yang sesuai, baik dengan contoh maupun konsep. Kemampuan merangkum terjadi pada siswa jika pada siswa tersebut dapat mengemukakan gagasan yang merepresentasikan informasi dengan tema tertentu. Kemampuan merangkum melibatkan kemampuan menyusun informasi seperti makna yang terkandung dalam sebuah peristiwa alam. Kemampuan menyimpulkan terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat mengabstraksi suatu konsep atau prinsip. Pada proses menyimpulkan, siswa harus memiliki kemampuan membandingkan contoh yang satu dengan contoh yang lain. Misal, pada siswa tersebut diberikan contoh-contoh makhluk hidup, yaitu sapi, kucing, kambing, dan singa. Berdasarkan contoh tersebut 100 Pengembangan Pembelajaran IPA SD siswa menyimpulkan bahwa binatang tersebut merupakan kumpulan binatang menyusui. Kemampuan membandingkan terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat mendeteksi kesamaan dan perbedaan bebrapa obyek, peristiwa, gagasan, masalah, atau situasi. Kemampuan membandingkan merupakan kemampuan yang melibatkan menemukan hubungan dan kecenderungan (pola) dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan yang satu dengan objek, peristiwa, atau gagasan yang lain. Kemampuan menjelaskan terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat menyusun suatu penjelasan dengan kalimat sendiri dan menggunakan hubungan sebab akibat. Suatu penjelasan yang baik dan lengkap terdiri dari kalimat-kalimat yang menyatakan hubungan sebab akibat dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan. c. Menerapkan (apply) Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit sebelumnya. Kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori proses kognitif, yaitu melakukan latihan dan memecahkan masalah. Siswa dikatakan melakukan latihan jika siswa tersebut secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Siswa dikatakan memecahkan masalah jika siswa tersebut memilih dan menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Karena siswa harus memilih prosedur yang akan digunakan, siswa tersebut harus memiliki pemahaman jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Pengembangan Pembelajaran IPA SD 101 d. Menganalisis (analyze) Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang sangat penting bagi siswa terutama pada siswa yang sudah dapat berpikir abstrak. Jika dilihat pada KTSP, kemampuan menganalisis merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa setelah menempuh pendidikan dasar. Mengapa? Siswa yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki kemampuan membedakan fakta dari opini, menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan tersebut, menunjukkan hubungan gagasan yang satu dengan gagasan lain, dan membedakan konsepkonsep yang relevan dengan yang tidak relevan. Proses dimensi kognitif pada kemampuan menganalisis meliputi kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat membedakan infromasi-informasi yang relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang penting. e. Mengevaluasi (evaluate) Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan siswa. Proses kognitif pada mengevaluasi terdiri dari pengecekan (checking) dan peninjauan (critiquing). Pengecekan merupakan pengujian terhadap ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam suatu kegiatan atau produk pendidikan. Misal, pengecekan terjadi ketika siswa diuji apakah siswa tersebut dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada hipotesis atau sebaliknya. Peninjauan merupakan pembuatan keputusan tentang produk atau kegiatan berdasarkan kriteria atau standar yang diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan, siswa mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau 102 Pengembangan Pembelajaran IPA SD kegiatan, kemudian membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan criteria yang ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari proses berpikir kritis. Dalam istilah lain, peninjauan ini disebut juga dengan pemberian keputusan. f. Menciptakan (create) Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Siswa dikatakan memiliki kemampuan proses kognitif menciptakan jika siswa tersebut membuat suatu produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman belajar siswa sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam menciptakan merujuk pada hal yang dapat dilakukan siswa dan hal yang akan dilakukan siswa. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini merujuk pada kemampuan siswa mensintesis informasi atau konsep ke dalam bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan (generating), perencanaan (planning), dan produksi (producing). Proses berpikir kreatif dalam konteks ini terdiri dari tiga hal, yaitu representasi masalah, perencanaan penyelesaian masalah, dan penyelesaian masalah. Pada tahap representasi masalah, siswa berusaha untuk memahami tugas-tugasnya dan membuat dugaan-dugaan penyelesaian masalah. Pada tahap perencanaan, siswa merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguji dugaan-dugaan. Pada tahap produksi, siswa melaksanakan rencanarencana yang sudah disusun dan menghasilkan suatu produk baru dengan spesifikasi tertentu. Dimensi proses kognitif di atas merupakan revisi terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini dikenal sebagai ranah kognitif. Keterkaitan dimensi proses kognitif dan ranah kognitif Bloom dengan dapat dilihat pada bagan berikut. Pengembangan Pembelajaran IPA SD 103 Dimensi Pengetahuan Dimensi Terpisah Aspek Kata Benda Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehension) Aplikasi (application) Analisis (analysis) Sintesis (synthesis) Evaluasi (evaluation) Aspek Kata Kerja Ranah Kognitif Bloom Mengingat (remember) Memahami (understand) Menerapkan (apply) Menganalisis (analyze) Mengevaluasi (evaluate) Menciptakan (create) Dimensi Proses Kognitif Dimensi Proses Kognitif Bagan 3.1 Keterkaitan Dimensi Proses Kognitif dan Ranah Kognitif Bloom Bagaimanakah keterkaitan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan dengan ranah kognitif Bloom di atas? Dari bagan di atas dapat diungkapkan bahwa aspek-aspek pada ranah kognitif Bloom mengalami perubahan. Perubahan tersebut terlihat pada ranah sintesis dan evaluasi. Sementara itu, pada dimensi proses kognitif muncul kemampuan-kemampuan yang menunjukkan proses berpikir yang semakin tinggi, dari berpikir konkret menuju berpikir kreatif. Hal ini pula yang mendasari pengembangan kompetensikompetensi siswa seperti yang digunakan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar pada KTSP. Oleh karena itu, kompetensi pada KTSP merupakan penjabaran dari dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. 3. Tabel Taksonomi Apa yang disebut dengan tabel taksonomi? Apa kaitannya dengan KTSP? Tabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan hubungan antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Berdasarkan bagan pada bagian sebelumnya, ranah kognitif Bloom terbagi 104 Pengembangan Pembelajaran IPA SD menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang menunjukkan aspek kata benda, dan dimensi proses kognitif yang menunjukkan aspek kata kerja. Hubungan kedua dimensi ini ditunjukkan pada sebuah tabel yang disebut tabel Taksonomi (The Taxonomy Table). Tabel Taksonomi Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan Pengetahuan Faktual Pengetahuan Konseptual Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Metakognisi Tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi pada sel dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan factual. Proses berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif menciptakan dan dimensi pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan-pengetahuan metakognisi membutuhkan kemampuankemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di atas dan sebelah kirinya. Tabel taksonomi ini dapat digunakan untuk menganalisis tujuan yang akan dicapai pada suatu proses pendidikan. Tujuan proses pendidikan dalam KTSP tertuang dalam Standar Isi berupa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Aspek terpenting bagi kita sebagai guru dalam Standar isi adalah Kompetensi Dasar (KD). Mengapa? Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki siswa setelah melakukan proses pembelajaran. KD ini dijabarkan dalam bentuk indikator dan tujuan pembelajaran. Setiap indikator dan tujuan pembelajaran harus mencerminkan rincian kegiatan dan kemampuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, hal terpenting bagi guru agar dapat mencapai KD adalah penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Pengembangan Pembelajaran IPA SD 105 Untuk mengetahui bahwa indikator dan tujuan pembelajaran yang disusun merupakan penjabaran dari KD maka pada indikator dan tujuan tersebut harus dilakukan analisis. Salah satu cara untuk mengetahui bahwa indikator dan tujuan pembelajaran merupakan penjabaran KD adalah dengan menggunakan Tabel Taksonomi. Pernyataan pada KD dan indikator dianalisis dan dimasukkan ke dalam tabel taksonomi. Jika hasil analisis KD dan hasil analisis indikator berada pada posisi yang sama pada tabel taksonomi maka dapat dikatakan bahwa indikator yang disusun merupakan penjabaran dari KD. 4. Contoh Analisis Kompetensi Dasar dengan Tabel Taksonomi Bagaimanakah caranya menganalisis KD? Perhatikan salah satu contoh berikut. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Setelah mencermati KD yang diambil dari standar isi, selanjutnya kita menyusun indikator untuk mencapai KD. Indikator tersebut dapat dilihat di bawah ini. Indikator : 1. Menyebutkan ciri-ciri benda bening 2. Menyebutkan sifat-sifat cahaya 3. Menjelaskan sifat cahaya yang menembus benda bening 4. Membedakan benda bening (benda transparan) dengan benda tidak transparan 5. Menyebutkan 3 contoh dari masing-masing benda-benda yang bening dan benda tidak bening. Selanjutnya, KD dan indikator di atas dianalisis berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Perhatikan pernyataan pada KD, identifikasi katakata yang menunjukkan kata kerja (dimensi proses kognitif) dan kata benda (dimensi pengetahuan). 106 Pengembangan Pembelajaran IPA SD Mendeskripsikan: termasuk kata kerja atau dimensi proses kognitf Dimensi proses kognitif yang memenuhi kata mendeskripsikan adalah dimensi memahami Sifat-sifat cahaya: termasuk kata benda atau dimensi pengetahuan Dimensi pengetahuan yang memenuhi kata sifat-sifat cahaya adalah dimensi pengetahuan konseptual karena sifat-sifat cahaya merupakan kumpulan dari fakta atau konsep Lakukan hal ini pada semua indikator yang telah disusun dan letakkan hasil analisis KD dan indikator tersebut pada tabel taksonomi seperti pada terlihat pada tabel di bawah ini. Pengetahuan Mengingat Memahami Menerapkan Indikator 1 Indikator 3 Indikator 5 Indikator 2 KD Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan Faktual Pengetahuan Konseptual Indikator 4 Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Metakognisi Hasil analisis pada tabel taksonomi di atas menunjukkan bahwa KD terletak pada sel memahami-pengetahuan konseptual, sedangkan indikator 1-5 terletak pada sel mengingat-pengetahuan faktual, sel mengingat-pengetahuan konseptual, sel memahami-pengetahuan faktual, sel memahami-pengetahuan konseptual, dan sel menerapkan-pengetahuan faktual. Sel-sel yang diisi oleh indikator 1, 2 dan 3 merupakan sel-sel yang mendasari kemampuan sel yang diisi KD. Sel yang diisi indikator 4 merupakan sel yang sama dengan sel yang diisi KD. Sel yang diisi indikator 5 merupakan sel yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari KD. Oleh karena itu, hasil analisis KD dan indikator menunjukkan bahwa indikator yang disusun merupakan penjabaran dari KD bahkan dapat lebih tinggi dari kompetensi minimal yang diharapkan oleh KD. Dengan demikian, penyusunan indikator di atas termasuk pada kategori sangat baik. Pengembangan Pembelajaran IPA SD 107 Berdasarkan hasil analisis di atas, maka penggunaan tabel taksonomi sangat berguna dalam penyusunan indikator yang merupakan penjabaran dari KD. Oleh karena itu, untuk melatih kemampuan menjabarkan KD ke dalam indikator, cobalah ulangi langkah-langkah analisis di atas untuk KD lainnya. C. LATIHAN Kerjakan latihan di bawah ini untuk memperdalam pemahaman anda terhadap dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. 1. Identifikasi kata kerja dan kata benda pada Kompetensi Dasar kurikulum mata pelajaran IPA SD 2. Klasifikasikan KD tersebut ke dalam dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan 3. Analisis KD tersebut dengan menggunakan tabel taksonomi untuk menentukan pencapaian minimal yang harus dicapai siswa Rambu-rambu Pengejraan Latihan, Perhatikan dan bandingkan hasil latihan saudara dengan contoh yang diberikan sebelumnya. D. RANGKUMAN Kata benda pada pernyataan tujuan pembelajaran, baik standar kompotensi maupun kompetensi dasar, menunjukkan pengetahuan yang harus dikuasai siswa. Secara hierarki, pengetahuan tersebut terdiri dari beberapa level dan dinyatakan dengan dimensi pengetahuan. Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk siswa berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi. Dimensi proses kognitif merupakan proses berpikir dalam mengkonstruk pengetahuan yang meliputi mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). 108 Pengembangan Pembelajaran IPA SD Tabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan hubungan antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Berdasarkan bagan pada bagian sebelumnya, ranah kognitif Bloom terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang menunjukkan aspek kata benda, dan dimensi proses kognitif yang menunjukkan aspek kata kerja. Hubungan kedua dimensi ini ditunjukkan pada sebuah tabel yang disebut tabel Taksonomi (The Taxonomy Table). E. TES FORMATIF Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang menurut anda paling benar. 1. Berdasarkan dimensinya pengetahuan terdiri dari..... A. Pengetahuan faktual dan pengetahuan abstrak B. Pengetahuan fisik, pengetahuan logika matematik, pengetahuan sosial C. Pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi D. Pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, dan pengetahuan aplikatif 2. Konsep magnet yang menyatakan bahwa kutub-kutub magnet yang berbeda saling tarik menarik dan kutub-kutub magnet yang sama saling tolak menolak dapat dikelompokkan pada dimensi pengetahuan..... A. Pengetahuan faktual B. Pengetahuan aplikatif C. Pengetahuan konseptual D. Pengetahuan prosedural 3. Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dibangun siswa berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini berdampak pada pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya mengikuti paham ..... A. Kontekstual B. Behaviorisme C. Konstruktivisme D. Humanisme Pengembangan Pembelajaran IPA SD 109 4. Contoh pengetahuan konseptal adalah... A. Pengetahuan diri sendiri B. Hukum Ohm C. Metode penelitian Generalisasi D. Teknik pemecahan masalah 5. Implikasi keberadaan pengetahuan faktual bagi pembelajaran adalah..... A. Guru memberitahukan atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa B. Siswa mengkonstruk pengetahuan berdasarkan kesepakatan C. Guru menjelaskan karakteristik bendanya D. Siswa bereksplorasi secara langsung dengan bendanya F. UMPAN BALIK Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban sub-Unit 3.1 yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub-Unit 1. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = X 100% 5 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 – 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi sub-Unit 3.1 terutama bagian yang belum Anda kuasai. 110 Pengembangan Pembelajaran IPA SD SUB-UNIT 3.2 PENGEMBANGAN SILABUS IPA SD A. PENGANTAR Berdasarkan hasil analisis kompetensi dasar mata pelajaran, tindak lanjut yang harus dilakukan guru adalah mengembangkan silabus. Masih ingatkah saudara, apa yang dimaksud dengan silabus? Silabus merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan mencerminkan perencanaan pembelajaran guru dalam kurun waktu minimal untuk satu semester atau satu tahun. Secara faktual, praktek pengembangan silabus mata pelajaran menjadi salah satu kesulitan tersendiri bagi guru karena kurangnya informasi dan pengalaman. Padahal, di masa yang akan datang, setiap guru atau kelompok guru di setiap sekolah hendaknya dapat mengembangkan silabus secara mandiri. Secara umum, pengembangan silabus merupakan perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru setiap semester atau setiap tahun. Pada pengembangan silabus ada beberapa komponen yang harus dicermati, diantaranya komponen kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Setiap komponen tersebut memiliki karakteristik sendiri. Oleh karena itu, guru sebagai pengembang kurikulum, khususnya silabus pembelajaran, hendaknya memahami dan mengerti tentang karakteristik komponen-komponen silabus dan cara pengembangannya. Pada sub-Unit 3.2 saudara mahasiswa akan diajak untuk mengenali komponen-komponen silabus dan cara mengembangkan silabus yang sesuai dengan hakekat IPA dan hakekat pembelajaran IPA di SD. B. URAIAN 1. Pengertian Silabus Seiring dengan diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi, terutama pada saat ujicoba Kurikulum 2004 pada tahun 2004 sampai akhirnya disahkan Pengembangan Pembelajaran IPA SD 111 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006, kata silabus menjadi salah satu hal yang sering diungkapkan oleh para pengembang kurikulum. Apa yang dimaksud dengan silabus? Mengapa guru harus mengembangkan silabus? Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006). 2. Prinsip Pengembangan Silabus a. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. b. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. c. Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. d. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. e. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 112 Pengembangan Pembelajaran IPA SD f. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. g. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. h. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). 3. Langkah-langkah Pengembangan Silabus a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut: 1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI; 2) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; 3) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran. b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: 1) potensi peserta didik; 2) relevansi dengan karakteristik daerah, 3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; 4) kebermanfaatan bagi peserta didik; Pengembangan Pembelajaran IPA SD 113 5) struktur keilmuan; 6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; 7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan 8) alokasi waktu. c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. 2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. 3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. 4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam 114 Pengembangan Pembelajaran IPA SD kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. e. Penentuan Jenis Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik Penilaian hasil belajar oleh guru dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. 2) mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran. 3) mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. 4) melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. 5) mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. 6) mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik. 7) memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Pengembangan Pembelajaran IPA SD 115 8) melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. 9) melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik. Salah satu penilaian yang dilaksanakan oleh guru adalah penilaian berbasis kelas atau penilaian kelas. Penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajarmengajar.Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal,di dalam kelas,di luar kelas,terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Hasil penilaian kelas berguna untuk; 1) umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil belajarnya. 2) memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remidiasi. 3) umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode, pendekatan,kegiatan,dan sumber belajar yang digunakan. 4) guru sebagai masukan pada saat merancang kegiatan belajar sedemikian rupa sehingga para siswa dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda. 5) orang tua dan komite sekolah sebagai informasi tentang efektivitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan komite sekolah dapat ditingkatkan. 116 Pengembangan Pembelajaran IPA SD Penilaian kelas memiliki beberapa keunggulan, yaitu : 1) Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan dan memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. 2) Prestasi belajar siswa terutama tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya;dengan demikian siswa tidak didiskriminasi (lulus atau tidak lulus,pintar atau bodoh (masuk ranking berapa), tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan. 3) Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara agar gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi atau terungkap. 4) Siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih dituntut mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri. 5) Pengumpulan informasi menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan perlu tidaknya bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan,berdasarkan fakta dan bukti yang memadai.Dengan demikian, siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya. 6) Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses). Hasil kerja atau karya siswa yang berbentuk 2 dimensi yang dapat dikumpulkan dalam portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi (produk) terutama dihasilkan melalui PBM. Karya tersebut dapat juga bersumber atau berasal dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler,kegiatan sekolah,kegiatan OSIS, kegiatan lomba antar sekolah,bahkan kegiatan hobi pribadi. Dengan demikian, penilaian kelas mengurangi dikhotomi antara PBM dan kegiatan penilaian serta antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. 7) Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas guru dengan para siswa sebelum karya itu dikerjakan. Dengan demikian, siswa mengetahui patokan penilaian Pengembangan Pembelajaran IPA SD 117 yang akan digunakan atau secara tidak langsung terdorong agar berusaha mencapai harapan (expectations) yang ditetapkan guru. Beberapa hal yang bisa menjadi perhatian penilaian adalah aspek-aspek pembelajaran, diantaranya adalah: a. Aspek akademis. Aspek akademis meliputi apa yang diketahui, dipahami dan tersimpan dalam otak siswa. b. Aspek pemikiran. Aspek pemikiran meliputi kualitas penalaran, kerangka kerja konseptual, penggunaan metode ilmiah dan pemecahan masalah serta kemampuan menyusun argumentasi. c. Aspek ketrampilan. Aspek ketrampilan meliputi ketrampilan komunikasi tulis dan lisan, ketrampilan meneliti, ketrampilan dalam mengorganisasi dan menganalisis informasi dan ketrampilan teknik. d. Aspek sikap. Aspek sikap meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi warga negara yang baik, kegemaran membaca, kegemaran bepikir ilmiah dan sebagainya e. Aspek kebiasaan kerja. Aspek kebiasaan kerja meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana, bekerja sebaik mungkin dan sebagainya. Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain ), yaitu domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika -matematika), domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi,dengan kata lain kecerdasan emosional), domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal). Halhal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah 1) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi; 2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya; 3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian 118 Pengembangan Pembelajaran IPA SD hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa; 4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan; 5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan. f. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. g. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. 3. Model Silabus Silabus dapat disusun ke samping dengan menggunakan matriks atau disusun ke bawah. kelemahan Kedua model silabus tersebut memiliki kelebihan dan masing-masing. Pengembangan Pembelajaran IPA SD Silabus yang disusun ke samping dengan 119 menggunakan matriks agak rumit ketika menyusun layout-nya tetapi lebih mudah membaca dan memahaminya karena koherensi masing-masing komponen langsung terbaca. Silabus yang disusun ke bawah lebih mudah diurutkan tetapi agak sulit mencermati hubungan komponen satu dengan komponen lainnya. Kedua model silabus ini dapat digunakan guru di sekolah dan tidak keharusan untuk menggunakan salah satunya. Berikut contoh silabus mata pelajaran IPA untuk kedua model tersebut. Contoh silabus IPA ini juga dapat diunduh di website matakuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD. 120 Pengembangan Pembelajaran IPA SD Contoh Silabus 1 SILABUS Nama Sekolah : SD Tunas Mulia, Malang Jawa Timur Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/semester : IV/1 Standar Kompetensi : 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya Kompe-tensi Dasar 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsi-nya. Materi Pokok Struktur akar dan fungsinya Kegiatan Pembelajaran mengamati akar tumbuhan (baik akar serabut maupun akar tunggang) membaca bahan bacaan akar, struktur akar dan fung-sinya. Mendiskusikan hasil pengamatan dan perta-nyaan aplikasi konsep (pemecahan Indikator Mengidentifikasi nama-nama bagian akar tumbuhan Menyebutkan fungsi setiap bagian akar tumbuhan, Menyebutkan funsi akar bagi tumbuhan, Mengidentifikasi jenis akar tumbuhan Menjelaskan Penilaian Tes tertulis: Struktur akar dan fungsinya sesuai dengan indikatornya dan Non Tes: Pengamatan diskusi kelompok Pengembangan Pembelajaran IPA SD Alokasi Wak-tu 4 x 35 menit Sumber Belajar Buku IPA SD/MI Kelas 4 hal.38-44 oleh Tim Bina IPA. Gambar berbagai akar tum-buhan Air Pewarna 121 Kompe-tensi Dasar 2.2 Menjelaskan hubung-an antara struktur batang tumbuh-an dengan fungsinya 122 Materi Pokok Struktur batang dan fungsinya Kegiatan Pembelajaran masalah) dalam kelompok-kelompok kecil (misal kelompok berpasangan) Presentasi hasil perco-baan dan diskusi. Indikator hubungan antara sturktur akar dengan fungsi akar Membedakan akar serabut akar tunggang Menafsirkan fenomena yang ter-kait dengan ke-rusakan struktur akar tum-buhan dan hubungannya dengan fungsinya disertai alasan yang logis. Menemukan fakta air yang diserap oleh akar bergerak menuju batang Melakukan Mengidentifikasi percobaan perjalanan bagian-bagian air dari akar melalui batang batang dengan panduan LK Mengenali fungsi xilem (pembuluh Mengamati gambar pe-nampang kayu) dan phloem melintang batang (pembulah ayak) pada Pengembangan Pembelajaran IPA SD Penilaian Alokasi Wak-tu Sumber Belajar berpasanan Tes tertulis: Struktur batang dan fungsi-nya Buku IPA SD/MI Kelas 4 hal.38-44 oleh Tim Bina IPA Non Tes: Pengamatan melakukan per-cobaan. Gambar penampang melintang Kompe-tensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Indikator Pembelajaran batang Mencari informasi funsi bagian-bagian Mengan-alisis hasil batang melalui bahan percobaan, untuk bacaan yang tersedia dibuat ke-simpulan Mendiskusikan hasil percobaan dan Menafsir-kan peng-amatan, serta fenomena yang terkait pertanyaan aplikasi dengan fungsi konsep phloem/xilem pada batang disertai alasan Presentasi hasil yang logis terhadap penafsirannya. Pengembangan Pembelajaran IPA SD Penilaian Alokasi Wak-tu Sumber Belajar batang tumbuhan dikotil dan monokotil 123 Contoh Silabus 2 SILABUS Nama Sekolah : SDN Tunas Mulia Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IV/1 I. Standar Kompetensi 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup II. Kompetensi Dasar 4.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing III. Materi Pokok/Pembelajaran Daur hidup IV. Kegiatan Pembelajaran 1. Mengamati gambar daur hidup hewan yang mengalami metamorfosis (sempurna dan tidak sempurna) melalui LK 2. Menuliskan urutan matamorfosis sempurna dan tidak sempurna pada daur hidup hewan 3. Membandingkan kedua macam metamorfosis pada hewan, untuk menemukan perbedaannya. 4. Mendeskripsikan proses metamorfosis sempurna dan tidak sempurna pada hewan, 5. Mendiskusikan pertanyaan aplikasi konsep terkait dengan metamorfosis sempurna atau tidak sempurna pada hewan di luar jenis hewan yang dicontohkan 6. Mencari informasi dari berbagai sumber bahan cetak tentang hewan yang dalam daur hidupnya tidak mengalami metamorfosis 7. Menuliskan urutan daur hidup hewan yang berkembangbiak secara bertelur dan beranak 8. Presentasi hasil kegiatan V. Indikator 1. Menuliskan urutan tahap-ahap proses metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna Pengembangan Pembelajaran IPA SD 125 2. Mejelaskan perbedaan antara metamorfosis sempurna dengan metamorfosis tidak sempurna pada daur hidup hewan. 3. Menjelaskan proses metamorfosis sempurna dan tidak sempurna 4. Menafsirkan fenomena yang terkait dengan metamorfosis pada hewan melalui pertanyaan alpikasi konsep, dengan disertai alasan penafsiran yang logis 5. Menuliskan urutan tahapan daur hidup hewan yang tidak mengalami metamorfosis (yang bertelur dan beranak) VI. Penilaian Tes: tertulis dalam bentuk uraian Non Tes: Pengamatan proses diskusi VII.Alokasi Waktu 4 x 35 menit VIII. Sumber Belajar 1. Buku IPA SD/MI Kelas 4 hal.38-44 oleh Tim Bina IPA. 2. Gambar metamorfosis kupu-kupu, katak, nyamuk, capung, dan belalang 3. Gambar daur hidup hewan yang tidak mengalami metamorfosis (ayam dan kucing). C. LATIHAN Kerjakan latihan di bawah ini untuk memperdalam pemahaman anda pada cara mengembangkan silabus 1. Analasislah kompetensi dasar pelajaran IPA pada standar isi, kemudian lakukan latihan berikut. a. Merumuskan indikator berdasarkan KD b. Menganalisis indikator dalam taksonomi c. Merumuskan indikator pembelajaran d. Merumuskan penilaian 2. Susunlah silabus pembelajaran IPA SD untuk satu semester sesuai contoh yang diberikan. Untuk mempermudan penggunaannya, gunakan contoh silabus berbentuk matriks. 126 Pengembangan Pembelajaran IPA SD D. RANGKUMAN Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar Langkah-langkah Pengembangan Silabus terdiri dari ; 1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran 3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran 4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi 5. Penentuan Jenis Penilaian 6. Menentukan Alokasi Waktu 7. Menentukan Sumber Belajar E. TES FORMATIF Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang menurut anda paling benar. 1. Perbedaan mendasar kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan kurikulum sebelumnya adalah... A. KTSP berlaku secara nasional B. KTSP berbasis kompetensi C. KTSP dikembangkan oleh tingkat satuan pendidikan D. KTSP merupakan implementasi sentralisasi pendidikan 2. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Pernyataan ini merupakan salah satu prinsip pengembangan silabus yaitu ... A. Relevan B. Ilmiah C. Fleksibel D. Menyeluruh Pengembangan Pembelajaran IPA SD 127 3. Sistem penilaian pada KTSP menggunakan sistem penilaian yang berkelanjutan. Hal ini berarti ... A. Sistem penilaian disesuaikan dengan pengalaman belajar peserta didik B. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator C. Penilaian dilakukan dengan membuat tagihan terhadap semua indikator untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi dasar D. penilaian dilakukan menggunakan tes dan non tes 4. Hal yang harus diperhatikan pada saat mengembangkan silabus adalah... A. Urutan kompetensi dasar harus selalu sesuai dengan urutan pada standar isi B. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan urutan kompetensi dasar C. Indikator pencapaian kompetensi ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur D. Sistem penilaian dilakukan berdasarkan urutan kegiatan pembelajaran 5. Pada silabus, indikator yang dikembangkan guru merupakan ... A. Penjabaran kompetensi dasar B. Acuan pengembangan instrumen penilaian C. Acuan kegiatan pembelajaran D. Penjabaran kegiatan pembelajaran F. UMPAN BALIK Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban sub-Unit 3.2 yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub-Unit 3.2. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = X 100% 5 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 – 100% 128 = baik sekali Pengembangan Pembelajaran IPA SD 80 - 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi sub-Unit 3.2 terutama bagian yang belum Anda kuasai. G. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF Kunci Jawaban sub-Unit 3.1 1. C (pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi) 2. A (pengetahuan faktual) 3. C (konstruktivisme) 4. B (hukum Ohm) 5. D (siswa bereksplorasi secara langsung dengan bendanya) Kunci Jawaban sub-Unit 3.2 1. C (KTSP dikembangkan oleh tingkat satuan pendidikan) 2. C (fleksibel) 3. B (penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator) 4. C (indikator pencapaian kompetensi ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur) 5. D (penjabaran kegiatan pembelajaran) Pengembangan Pembelajaran IPA SD 129