BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bibit tanaman bermutu merupakan salah satu faktor produksi dari suatu indutri hutan tanaman. Bibit bermutu dengan harga murah sangat menentukan keberhasilan dan keuntungan suatu usaha penanaman hutan. Untuk menyediakan bibit tersebut diperlukan persemaian yang memadai. Persemaian merupakan tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap ditanam ke lapangan. Benih yang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula, tetapi benih yang baik akan menghasilkan bibit yang kurang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang tidak sesuai. Bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu akan diperoleh apabila teknik persemaian yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah baku (Kurniaty dan Danu, 2012). Permasalahan yang sering terjadi di persemaian saat ini adalah kurangnya ketersediaan media tanam yang subur, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan semai. Mengingat bahwa semai merupakan tanaman yang masih berada dalam fase pertumbuhan yang relatif peka terhadap perubahan lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan penambahan pupuk dengan komposisi yang tepat agar pertumbuhan semai dapat lebih baik dan tingkat keberhasilannya tinggi. Media yang ada di persemaian dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan kadar bahan organiknya. Peranan bahan organik itu selain 1 dapat memperbaiki struktur tanah, juga dapat menambah unsur hara dan mempengaruhi aktifitas mikroorganisme di dalamnya (Thompson, 1957). Menurut Sastrohoetomo (1966) dalam Fandeli (1984) salah satu usaha untuk memperoleh hasil pertumbuhan semai secara optimal ialah pemupukan, yaitu penambahan suatu bahan ke dalam tanah, dengan maksud supaya kadar unsur hara dalam tanah dipertinggi, dan dapat merubah keadaan fisik, kimia dan hayati dari tanah, sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tuntutan semai. Kandungan hara yang terdapat di dalam pupuk organik lebih rendah bila dibandingkan dengan pupuk kimia. Pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia buatan pabrik dinilai dapat memperoleh hasil yang lebih baik, tetapi apabila menggunakan pupuk kimia secara terus menerus akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kondisi tanah. Berdasarkan masalah tersebut maka perlu adanya tindakan untuk mengoptimalkan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik. Mengingat bahwa ketersediaan kotoran ternak maupun seresah masih sangat melimpah yang dapat diolah menjadi pupuk organik. Dengan tindakan tersebut diharapkan dampak buruk akibat pupuk kimia sedikit demi sedikit bisa dikurangi. 1.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh penggunaan beberapa jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan semai Acacia mangium. 2. Mengetahui dosis terbaik dari beberapa jenis pupuk organik yang digunakan. 2 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah kotoran sapi dan kambing serta seresah bagi petani, yang dimanfaatkan dalam bentuk pupuk organik sebagai pupuk tanaman kehutanan. Selain itu juga dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk kimia, serta mengurangi dampak buruk terhadap tanah akibat pupuk kimia. 1.4 Perumusan Masalah Pengadaan semai untuk keperluan penanaman yang dilakukan saat ini memang sudah cukup baik dan dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas. Tetapi sebagian besar pemupukan yang dilakukan masih menggunakan pupuk kimia, karena mampu menyediakan unsur hara yang lebih banyak tanpa memperhatikan dampak buruk yang akan terjadi apabila digunakan secara terus menerus. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang komposisi campuran media tanam antara tanah regosol dengan berbagai macam pupuk organik terhadap pertumbuhan semai Acacia mangium. 1.5 Hipotesis Penelitian Pemberian berbagai macam kompos dapat mempengaruhi pertumbuhan semai Acacia mangium. 3