PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

advertisement
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN
SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Holifa Cahyo Ning Arif, Mimien Henie Irawati, Susilowati
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Berdasarkan observasi di SMA Panjura Malang, hasil ulangan
harian siswa pada materi sistem ekskresi belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal sebesar 75. Sumber pembelajaran dan media hanya berupa buku paket
dan gambar. Tujuan penelitian ini adalah: 1) menghasilkan produk dan
memvalidasi produk, 2) menguji keefektifan, 3) menguji kepraktisan.
Penelitian ini menggunakan model pengembangan Lee & Owen. Hasil
penelitian menunjukkan 1) produk yang dihasilkan adalah multimedia interaktif
berpendekatan scientific dan kevalidan media dari ahli media, ahli materi, dan
praktisi lapangan sebesar 90%, 88%, 92%, dan 95% yang menunjukkan kriteria
multimedia sangat valid digunakan, 2) keefektifan multimedia berdasarkan
hasil belajar mengalami peningkatan ketuntasan klasikal, 3) kepraktisan
multimedia berdasarkan angket respons siswa sebesar 90% menunjukkan
kriteria multimedia sangat praktis digunakan.
Kata Kunci: media pembelajaran, pendekatan scientific, hasil belajar
ABSTRACT: Based on observations in high school Panjura Malang, the daily
test results of students to the material excretion system have not reached
Complete Minimal Criteria is 75. Learning resources and media only in
textbooks and image. The purpose of this study are 1) to produce product and
validate of product, 2) to test the effectiveness, 3) to test the practicality. This
research uses a model of Lee & Owens. The research showed that: 1) the
resulting product is an interactive multimedia on Scientific Approach and
validity media from media experts, materials experts, and field practitioners are
90%, 88%, 92%, and 95% that shows multimedia criteria is very valid to used,
2) The effectiveness of multimedia based on student learning outcomes has
increased of classical completeness learning, 3) The practicality of multimedia
based on the questionnaire responses of students is 90% which shows an
interactive multimedia criteria is very practical to used.
Keywords: media of learning, scientific approach, learning outcome.
Kegiatan
belajar
siswa
perlu
dimodifikasi
dengan
menyajikan
pembelajaran biologi yang memanfaatkan multimedia. Multimedia diciptakan
dengan harapan agar siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hasil
observasi di SMA Panjura, hasil belajar siswa kelas XI IPA yang ditunjukkan dari
ulangan harian materi sistem ekskresi tahun ajaran 2013/2014, terdapat 10 dari 19
siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75. Siswa lebih
sering belajar dengan mendengarkan dan mengerjakan LKS (Lembar Kerja
Siswa). Sumber pembelajaran berupa buku paket sedangkan media pembelajaran
yang digunakan hanya berupa gambar yang terbatas dalam buku. Berdasarkan
kelengkapan sarana dan prasarana, kondisi sekolah di SMA Panjura telah
memiliki fasilitas yang cukup memadai, namun pemanfaatan fasilitas tersebut
sangat jarang dilaksanakan oleh guru.
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh, kehadiran media pembelajaran
multimedia interaktif di SMA Panjura ini dapat menunjang belajar siswa. Media
pembelajaran yang dikembangkan adalah media pembelajaran multimedia dengan
menggunakan program Autoplay Media Studio 7,5 yang dipadu dengan bantuan
program lainnya. Alasan penggunaan program Autoplay Media Studio 7,5 karena
program tersebut sangat mudah digunakan untuk membuat sebuah presentasi
dengan mengintegrasikan teks, animasi, gambar, video dan audio sebagai
pelengkap. Selain perbaikan media pembelajaran, usaha yang paling penting
untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah peran seorang pendidik. Pendidik
diharapkan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan esensi
kurikulum 2013 yang semua kegiatan belajarnya menggunakan pendekatan
scientific.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka media pembelajaran multimedia
interaktif berpendekatan scientific tersebut merupakan penawaran solusi yang
tepat untuk mendukung proses pembelajaran biologi kelas XI di SMA Panjura
pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu,
berdasarkan uraian di atas maka judul yang diambil dalam penelitian ini adalah
“Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Berpendekatan
Scientific pada Materi Sistem Ekskresi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI SMA Panjura Malang”.
METODE
Model penelitian dan pengembangan media pembelajaran interaktif ini
menggunakan model pengembangan Lee
dan Owens.
Tahapan model
pengembangan Lee dan Owens (2004: 3) terdiri dari 5 tahap antara lain: 1)
penilaian atau analisis yang dibagi menjadi 2 yaitu penilaian kebutuhan dan
analisis awal-akhir, 2) desain, 3) pengembangan, 4) implementasi, 5) evaluasi.
Pada tahap evaluasi, peneliti mengadaptasi model pengembangan Borg & Gall
(1993: 781) yaitu pada tahap uji coba lapangan awal dan uji lapangan utama. Pada
uji coba lapangan awal, evaluasi dilakukan dengan mengukur kevalidan media
yang diperoleh dari praktisi lapangan yaitu guru dan siswa dengan menggunakan
angket skala Likert. Pada uji coba lapangan utama, evaluasi dilakukan dengan
mengukur hasil belajar dan respons siswa.
Subjek uji coba pada tahap lapangan awal melibatkan 1 guru dan 10 siswa,
sedangkan pada tahap uji lapangan utama dilaksanakan dengan mengambil semua
sampel kelas XI MIA 2 yang berjumlah 24 siswa. Jenis data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Instrumen pengumpulan data
menggunakan validasi media dan respons siswa yang diukur menggunakan angket
berdasarkan skala Likert, sedangkan hasil belajar kognitif diukur menggunakan
pre test dan post test, hasil belajar afektif pada sikap sosial diukur menggunakan
lembar observasi, hasil belajar afektif pada sikap spiritual diukur menggunakan
tes, dan hasil belajar psikomotor diukur menggunakan lembar observasi.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan
analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif untuk uji kevalidan
produk menggunakan rumus sebagai berikut.
Validitas audience =
x 100% = ..... %
Keterangan :
TSe = Total skor empirik
TSh = Total skor maksimal
(Diadaptasi: Akbar, 2013: 41)
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Produk
Kriteria
81,00% - 100,00%
61,00% - 80,00%
41,01% - 60,00%
Tingkat Validitas
Sangat Valid
Valid
Kurang Valid
21,00% - 40,00%
Tidak Valid
00,00% - 20,00%
Sangat Tidak Valid
(Diadaptasi: Akbar, 2013: 41)
Keterangan
Dapat digunakan tanpa revisi
Dapat digunakan dengan revisi keci
Disarankan tidak dipergunakan karena perlu
direvisi secara besar
Tidak boleh dipergunakan, perlu direvisi besar
Tidak boleh digunakan
Khusus pada materi dilakukan validasi hingga memperoleh kriteria
validitas sebesar 100% agar mendapatkan materi dengan benar, namun jika
kriteria validitas materi kurang dari 100% maka masih perlu dilakukan revisi
hingga mendapatkan materi secara benar yang ditunjukkan dengan perolehan
kriteria validitas 100% dari ahli materi.
Analisis deskriptif kuantitatif untuk uji keefektifan menganalisis hasil
belajar siswa yang meliputi hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor.
Persentase keberhasilan hasil belajar siswa secara individu dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
Persentase =
Skor Tes
X 100%
Skor maksimal
(Diadaptasi: Suwono, 2012: 162)
Keberhasilan belajar klasikal dikatakan tercapai apabila ≥ 80% siswa
berhasil mencapai KKM (Mulyasa, 2013). Persentase keberhasilan hasil belajar
kognitif siswa secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut.
∑ siswa yang tuntas
∑ seluruh siswa
(Diadaptasi: Arikunto, 2012)
Persentase =
X 100%
Analisis deskriptif kuantitatif untuk uji kepraktisan produk menggunakan
rumus sebagai berikut.
Persentase =
x 100% = ..... %
Keterangan :
TSe = Total skor empirik
TSh = Total skor maksimal
(Diadaptasi: Akbar, 2013: 41)
Tabel 3.2 Kriteria Kepraktisan Produk
Kriteria
81,00% - 100,00%
Tingkat Kepraktisan
Sangat Praktis
61,00% - 80,00%
41,01% - 60,00%
21,00% - 40,00%
00,00% - 20,00%
Praktis
Kurang Praktis
Tidak Praktis
Sangat Tidak Praktis
(Diadaptasi: Akbar, 2013: 41)
Teknik analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan menganalisis angket
validasi media yang telah dikembangkan berupa kritik, saran maupun komentar
dari validator dan praktisi lapangan. Pada tahap uji lapangan utama juga dilakukan
analisis deskriptif kualitatif dengan menganalisis angket respons siswa serta
keefektifan yang diperoleh dari hasil belajar siswa yang meliputi hasil belajar
kognitif, afektif, dan psikomotor.
HASIL
Multimedia interaktif berpendekatan scientific pada materi sistem ekskresi
yang telah dikembangkan terdiri dari beberapa bagian utama sebagai berikut.
1. Tampilan awal, berisikan identitas multimedia interaktif, tombol exit atau
keluar, dan tombol mulai yang apabila diklik akan menuju ke tampilan home.
2. Tampilan home, berisikan tombol-tombol menu utama pada media. Tombol-
tombol pada tampilan home media terdiri dari petunjuk penggunaan, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, dan soal latihan.
Media yang telah dikembangkan ini kemudian divalidasi ke ahli media,
ahli materi, dan praktisi lapangan yaitu guru dan siswa. Hasil validasi media oleh
ahli media dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Rerata Hasil Validasi Media oleh Ahli Media
No.
Aspek Penilaian
∑ item
TSe
1.
Aspek rekayasa perangkat
3
3,7
lunak
2.
Aspek desain media
3
4
3.
Aspek komunikasi visual
5
3,4
4.
Lain-lain
3
3,3
Rata-Rata
3,6
Keterangan :
TSe = Total skor empirik
TSh = Total skor maksimal
V = Validitas
TSh
V (%)
Kriteria
4
92
Sangat valid
4
4
4
4
100
85
83
90
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Hasil validasi media oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rerata Hasil Validasi Media oleh Ahli Materi
No.
Aspek Penilaian
∑ item
TSe
Aspek tiap sub materi:
1.
Organ ekskresi pada kulit
5
3,4
dan hati
Organ ekskresi pada paru2.
5
3,4
paru
3.
Organ ekskresi pada ginjal
5
3,6
Sifat fisik dan kandungan
4.
5
3,4
urine
Aspek penyajian multimedia
5.
6
3,8
interaktif
Rata-Rata
3,5
TSh
V (%)
Kriteria
4
85
Sangat valid
4
85
Sangat valid
4
90
Sangat valid
4
85
Sangat valid
4
96
Sangat valid
4
88
Sangat valid
Hasil validasi media oleh praktisi lapanan (guru) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Rerata Hasil Validasi Media oleh Praktisi Lapangan (Guru)
No.
Aspek Penilaian
∑ item
TSe
TSh
V (%)
1.
Penyajian materi
3
3,7
4
92
2.
Keakuratan
4
4
4
100
3.
Desain
4
3,8
4
94
4.
Lain-lain
3
3,3
4
83
Rata-Rata
3,7
4
92
Kriteria
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Hasil validasi media oleh praktisi lapangan (siswa) dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Rerata Hasil Validasi Media oleh Praktisi Lapangan (Siswa)
No.
Aspek Penilaian
∑ item
TSe
TSh
V (%)
1.
Keefektifan
5
3,8
4
95
2.
Desain
4
3,9
4
97
Sajian yang terpusat pada
3.
4
3,8
4
95
siswa
Rata-Rata
3,8
4
95
Kriteria
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Berdasarkan Tabel 1, 2, 3, dan 4, kevalidan media yang diperoleh dari ahli
media, ahli materi, dan praktisi lapangan yaitu guru dan siswa secara berurutan
adalah sebesar 90%, 88%, 92%, dan 95% yang menunjukkan kriteria multimedia
interaktif sangat valid digunakan dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar yang diperoleh dari hasil penelitian meliputi hasil belajar
kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif berdasarkan rekapitulasi
rerata nilai pre test dan post test berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5 Rerata Nilai Pre Test dan Post Test
Rata-Rata Nilai
Pre Test
54
Rata-Rata Nilai
Post Test
88
Peningkatan (%)
34
Perbandingan hasil belajar kognitif pada tahun ajaran lalu 2013/2014
dengan hasil penelitian pada nilai post test secara ringkas dapat dilihat pada Tabel
6. Berdasarkan Tabel 6 peningkatan hasil belajar kognitif pada pembelajaran
tahun ajaran lalu 2013/2014 dengan hasil penelitian, terjadi peningkatan secara
klasikal sebesar 41%.
Tabel 6 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Tahun Ajaran 2013/2014 dengan Hasil Penelitian
No.
Hasil Belajar Kognitif
1.
Tahun Ajaran lalu 2013/2014
Hasil Penelitian (Nilai Post
Test)
2.
74
Jumlah
Siswa yang
Tidak
Tuntas
10
88
3
Nilai
rata-rata
Jumlah
Siswa yang
Tuntas
Ketuntasan
Klasikal
9
47%
21
88%
Hasil belajar afektif pada sikap spiritual dan sosial dapat dilihat pada
Tabel 7. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa
ketuntasan hasil belajar afektif pada penilaian sikap spiritual dan sosial secara
klasikal telah mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal lebih besar
dibandingkan dengan indikator ketuntasan klasikal 80% yaitu pada sikap spiritual
memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 96%, sedangkan hasil belajar afektif
pada pada sikap sosial memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 92%.
Tabel 7 Hasil Belajar Afektif pada Sikap Spiritual dan Sosial
No.
1.
2.
Hasil Belajar Afektif
Nilai
rata-rata
Sikap spiritual
Sikap sosial
88
84
Jumlah Siswa
yang Tidak
Tuntas
1
2
Jumlah Siswa
yang Tuntas
Ketuntasan
Klasikal
23
22
96%
92%
Perbandingan hasil belajar psikomotor pada tahun ajaran lalu 2013/2014
dengan hasil penelitian secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan
Tabel 8 peningkatan hasil belajar psikomotor siswa pada pembelajaran tahun
ajaran lalu 2013/2014 dengan hasil penelitian, terjadi peningkatan secara klasikal
sebesar 14%.
Tabel 8 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotor Tahun Ajaran 2013/2014 dengan Hasil Penelitian
No.
1.
2.
Hasil Belajar
Psikomotor
Tahun Ajaran
lalu 2013/2014
Hasil
Penelitian
Nilai
rata-rata
Jumlah Siswa
yang Tidak
Tuntas
Jumlah Siswa
yang Tuntas
Ketuntasan
Klasikal
82
5
14
74%
90
3
21
88%
Hasil angket respons siswa dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan Tabel
9 persentase rerata hasil angket respons siswa kelas XI MIA 2 sebesar 90% yang
menunjukkan kriteria media pembelajaran multimedia interaktif berpendekatan
scientific adalah sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran.
Tabel 9 Rerata Hasil Angket Respons Siswa
No.
Aspek Penilaian
Tse
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Media pembelajaran multimedia
interaktif menyenangkan
Media pembelajaran multimedia
interaktif berguna bagi pribadi
Media pembelajaran multimedia
interaktif dapat meningkatkan
semangat belajar
Media pembelajaran multimedia
interaktif membantu proses belajar
secara personal
Media pembelajaran multimedia
interaktif sudah efektif
Media pembelajaran multimedia
interaktif menarik
Media pembelajaran multimedia
interaktif sudah sesuai
TSh
Persentase
(%)
Ket
3,8
4
95
Sangat praktis
3,7
4
92
Sangat praktis
3,7
4
92
Sangat praktis
3,6
4
90
Sangat praktis
3,6
4
90
Sangat praktis
3,7
4
92
Sangat praktis
3,5
4
87
Sangat praktis
No.
Aspek Penilaian
Media pembelajaran multimedia
interaktif menguntungkan bagi
pribadi
9.
Media pembelajaran multimedia
interaktif sudah relevan
10. Media pembelajaran penting bagi
pribadi
Rata-rata
Keterangan :
TSe = Total skor empirik
TSh = Total skor maksimal
Tse
TSh
Persentase
(%)
Ket
3,6
4
90
Sangat praktis
3,5
4
87
Sangat praktis
3,6
4
90
Sangat praktis
3,6
4
90
Sangat praktis
8.
PEMBAHASAN
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini berupa
media pembelajaran multimedia interaktif berpendekatan scientific pada materi
sistem ekskresi. Produk akhir multimedia interaktif yang telah dikembangkan
disimpan dalam bentuk kepingan CD (Compact Disk) dengan format exe,
sehingga multimedia interaktif dapat langsung dijalankan tanpa harus memiliki
program Autoplay Media Studio 7,5. Alasan peneliti memilih program Autoplay
Media Studio 7,5 karena program tersebut sangat mudah digunakan untuk
membuat sebuah presentasi dengan mengintegrasikan teks, animasi, gambar,
video dan audio sebagai pelengkap. Menurut Darmawan (2012: 31) ada beberapa
karakteristik pembelajaran multimedia, yakni 1) berisi konten materi yang
representatif dalam bentuk visual, audio, audiovisual, 2) memiliki kekuatan
bahasa warna dan bahasa resolusi objek, 3) tipe-tipe pembelajaran yang
bervariasi, 4) respons pembelajaran dan penguatan bervariasi, 5) mengembangkan
prinsip Self Evaluation dalam mengukur proses dan hasil belajarnya, 6) dapat
digunakan secara klasikal atau individual.
Berdasarkan hasil penelitian, kevalidan media yang diperoleh dari ahli
media, ahli materi, dan praktisi lapangan yaitu guru dan siswa secara berurutan
adalah sebesar 90%, 88%, 92%, dan 95% yang menunjukkan kriteria multimedia
interaktif sangat valid digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Arsyad
(2009: 15) dua unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Berdasarkan pendapat ahli tersebut
dapat diketahui bahwa media pembelajaran merupakan sarana penting dalam
proses belajar siswa yang manfaatnya sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata oleh guru.
Multimedia interaktif yang telah dikembangkan ini juga dinyatakan efektif
dengan memberikan efek positif terhadap hasil belajar siswa. Proses tersebut juga
tidak lepas dari peran dari seorang pendidik. Menurut Ariani & Haryanto (2010:
49) salah satu langkah yang harus ditempuh oleh seorang guru agar setiap
pembelajarannya aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) adalah
optimalisasi media pembelajaran. Oleh karena itu, diharapkan pendidik
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan esensi kurikulum 2013
yang semua kegiatan belajarnya menggunakan pendekatan scientific.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif
berpendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA 2
di SMA Panjura Malang. Menurut Dimyati & Mudjiono (2006: 3) hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Berdasarkan sistem pendidikan nasional, klasifikasi hasil belajar secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotor (Anderson & Krathwohl, 2001: 44).
Keefektifan multimedia berdasarkan hasil belajar kognitif, afektif, dan
psikomotor mengalami peningkatan ketuntasan klasikal dibanding pembelajaran
sebelumnya tahun ajaran 2013/2014. Hasil belajar kognitif siswa mengalami
peningkatan ketuntasan klasikal dari 47% pada pembelajaran tahun ajaran lalu
2013/2014 menjadi 88% dari hasil penelitian. Hasil belajar afektif dalam
penelitian meliputi penilaian sikap spiritual dengan ketuntasan belajar klasikal
sebesar 83% dan penilaian sikap sosial dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar
88%. Hasil belajar psikomotor siswa mengalami peningkatan ketuntasan klasikal
dari 74% pada pembelajaran tahun ajaran lalu 2013/2014 menjadi 92% dari hasil
penelitian.
Pembelajaran materi sistem ekskresi dengan memanfaatkan multimedia
interaktif berpendekatan scientific juga mendapatkan respons yang baik oleh
siswa. Hasil rerata persentase angket respons siswa adalah sebesar 90%. Hasil
angket tersebut menunjukkan bahwa kriteria media yang disajikan dalam
multimedia interaktif adalah sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran
materi sistem ekskresi.
PENUTUP
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian adalah
pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif berpendekatan scientific
pada materi sistem ekskresi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA
Panjura Malang.
Produk
yang dihasilkan
adalah multimedia interaktif
berpendekatan scientific pada materi sistem ekskresi dan kevalidan media yang
diperoleh dari ahli media, ahli materi, dan praktisi lapangan yaitu guru dan siswa
secara berurutan adalah sebesar 90%, 88%, 92%, dan 95% yang menunjukkan
kriteria multimedia interaktif sangat valid digunakan dalam proses pembelajaran,
Keefektifan multimedia interaktif ditinjau berdasarkan hasil belajar siswa meliputi
hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif siswa
mengalami peningkatan ketuntasan klasikal dari 47% pada pembelajaran tahun
ajaran lalu 2013/2014 menjadi 88% dari hasil penelitian. Hasil belajar afektif
dalam penelitian meliputi penilaian sikap spiritual dengan ketuntasan belajar
klasikal sebesar 83% dan penilaian sikap sosial dengan ketuntasan belajar klasikal
sebesar 88%. Hasil belajar psikomotor siswa mengalami peningkatan ketuntasan
klasikal dari 74% pada pembelajaran tahun ajaran lalu 2013/2014 menjadi 92%
dari hasil penelitian. Kepraktisan multimedia interaktif dilihat berdasarkan hasil
angket respons siswa adalah sebesar 90% yang menunjukkan kriteria multimedia
interaktif sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran.
Saran pemanfaatan multimedia interaktif materi sistem ekskresi adalah
sebaiknya guru menggunakan LAN (Local Area Network) untuk mempermudah
merekam semua hasil belajar siswa tanpa harus mengamati satu per satu media
yang sedang dioperasikan oleh siswa. Saran diseminasi skala luas pada penelitian
dan pengembangan ini adalah sebaiknya peneliti melakukan uji coba produk yang
dilakukan di beberapa sekolah lain dengan mengambil jumlah sampel lebih
banyak, sedangkan saran pengembangan produk lebih lanjut adalah sebaiknya
produk multimedia interaktif dapat dikembangkan untuk materi lainnya.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Anderson, L. W. & Karthwohl, D. R. 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ariani, N. & Haryanto, D. 2010. Pembelajaran Multimedia di sekolah. PT.
Prestasi Pustakarya: Jakarta.
Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Borg, W. & Gall, M. 1993. Educational Research an Introduction. New York &
London: Longman.
Darmawan, D. 2012. Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan
Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Lee, W. & Owens, D, L. 2004. Multimedia Based Instructional Design. United
States of America: Pfeiffer.
Suwono, H. 2012. Penilaian Hasil Belajar IPA. Malang: Bayumedia.
Download