Cupture 2 NEOLITIKUM - Handriyotopo, S.Sn, M.Sn

advertisement
02/10/2012
Cupture 2
Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia
Oleh: Handriyotopo, M.Sn
NEOLITIKUM
1
02/10/2012

Kebudayaan Austronesia yang datang dari Yunan, Sungai
Yan-Tse atau Mekong, dari Hindia Belakang telah
mengubah beberapa tradisi kepercayaan lokal, dan
memadukanya.

Beberapa gambar yang merupakan wujud pemaknaan
simbol banyak dimunculkan selain menganut agama
animistik.
Kebudayaan Religi dan Simbol

Simbol kaitanya dengan makna kehidupan


•
•
Hewan darat seperti ular, harimau, ikan adalah dunia bawah
Burung sebagai simbol dunia atas
Untuk menjembatani hal tersebut maka ada simbol yang dibuat
sebagai lokal genius adalah pohon hayat di Candi Prambanan
dan Gunungan dalam wayang.
Pohon hayat atau kalpataru dalam Candi Prambanan (c. Wisnu)
adalah pohon surga, menggambarkan dunia bawah dan dunia
atas.
2
02/10/2012
Gelombang ke 2: 500 Sm

Setelah jaman batu muda maka muncula
jaman logam (perunggu), sebagai
kebudayaan Dong Son berasal dari daerah
Tonkin. Kebudayaannya pada cor
perunggu “Cire Perdue” (Kapak corong).
Kapak corong sebagai
bekal kubur

Gelombang migrasi dari cina ke Yunan
kemudian sampai ke Indonesia,
diketemukan kebudayaan Nekara dengan
hiasan meander. Motif hias meander
adalah motif yang memiliki bentuk dasar
huruf t (dekoratif). Motif ini biasanya
digunakan untuk membuat hiasan
pinggir.Berasal dari seni Mikenis di Yunani
Nekara di pulau selayar
Nekara dan Moko


Kebudayaan yang menyatukan antara cina dan barat , maka
muncullah hiasan Chou Akhir/ Corak Huai.
Corak Kesenian tersebut sebagai berikut;

Corak monumental


Corak Dongson


Kesenian dihubungkan dengan Neolitik, yang dilukis secara frontal
disamping simbol2 binatang seperti tanduk kerbau, pohon hayat
bersifat geometrik mempunyai nilai monumen dan estetik.
Motif hiasanya tidak simbolis, bersifat pengulangan dari motif tumpal,
meander, spiral dan beberapa motif binatang, disebut juga sebagai seni
L’art pour L’ art.
Corak Chou akhir.

Terdapat hiasan komposisi asimetris, melengkung-lengkung terdapat di
kalimantan.
3
02/10/2012
Moko

Genderang terbalik, Nekara atau
Moko, Nekara berbentuk agak
tambun atau pendek, sedangkan
moko agak langsing dan panjang,
berfungsi sebagai mas kawin di
pulau alor. Motifnya geometris
seperti motif tangga, spiral,
berganda, stylisasi burung yang
mendekati abstrak. Di pinggir atas
ada patung kodok, yang ditengah
bidang atas ada bintang dengan
hiasan motif geometris di
pinggirnya.
Nekara atau moko yang
panjangnya 186, luas sbidang160 cm,
di Bali disimpan dan dipuja ketika
bulan purnama atau disebut
Bulan Pejeng, disimpan di
Pure Panataran Sasih.
Megalithikum



Pada jaman Prasejarah Jaman batu muda dan jaman logam,
masih terdapat kebudayaan megalithikum. Kebudayaan
Megalithikum adalah kebudayaan yang memuja batu besar
bernilai ritual untuk pemujaan roh atau penguburan.
Kebudayaan yang mempunyai nilai ritus seperti kubur
batu, menhir, keranda atau sarkofa, dolmen banyak
terdapat di Indonesia sebagai bentuk pemujaan roh nenek
moyang dan biasanya terdapat di bukit, mendekatkan
dengan sorga di dunia atas.
Punden berundak-undak berbentuk piramida dibuat
hampir ada pemikiran yang sama di hampir kebudayaan
religi didunia.
4
02/10/2012

Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia
melalui 2 gelombang yaitu :

1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM)
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh
bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.

2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM)
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu/Autronesia). Contoh
bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga ,Sarkofagus dan arcaarca dinamis.

Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya
diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang
diperlukan. Bangunan batu besar seperti kuburan batu, banyak ditemukan manikmanik, alat-alat perunggu dan besi.
 hasil-hasil
kebudayaan pada zaman megalitikum adalah
sebagai berikut:
-menhir : tugu batu digunakan untuk menghormati
roh nenek moyang
-Punden berundak : terbuat dari batu untuk
meletakan sesaji
-dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan
sesaji
-waruga : kubur batu yang berbentuk kubus
-kubur batu : tempat menyimpan mayat
-Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung
5
02/10/2012
"Gowawambea" merupakan peninggalan budaya megalitikum.
Tempat: Desa Onolimbu, Kecamatan Sirombu, Nias, Sumatera Utara.
Sarkofagus di Sumba
Menhir di Toraja
6
02/10/2012
Gunung Padang-Jabar
Megalit di Pasemah Palembang-Sumatera
Kubur batu Tana Toraja
Waruga di Minahasa
7
02/10/2012
Peti Kubur-Cipari Kuningan
Sarkofagus
Dolmen
Candi sukuh abad XV
8
02/10/2012
Kelangsungan Seni Prasejarah
Indonesia




Sejarah seni terkaait dengan peninggalan saat ini pada masa akhir tariikh
masehi terakhir banyak pengaruh dari kebudayaan hindu yang sudah matang
dari India.
Tetapi budaya asing seperti hindu masuk berpengaruh [ada budaya lokal
tidak mudah hilang, seperti ritual atau semangat ritus terhadap roh nenek
moyag sangat kental maka terjadi akulturasi budaya sebagai lokal genius
bangsa Indonesia.
Punden berundak adalah contoh nilai architektur yang penuh simbol akan
makna filosofi banyak terdapat pada peninggalan candi seperti sukuh (abad
XV), Borobudur (jaman Samaratungga) dll.
Kesenian Prasejarah masih berlangsusng saat ini meskipun terhimpit budaya
dari luar. (Nias dan Papua). Manivestasi Tugu adalah menhir pada jaman
megalithikum.
PUSTAKA

Prof Dr. Kusumaadmaja dkk, Perjalanan Seni Rupa
Indonesia, Dari jaman prasejarah hingga kini, Penerbit
Pameran KIAS, 1990-1991

Dr. R. Sukmono, Pengantar Kebudayaan I, Penerbit
Kanisius, 1973

Makalah: Sebuah Kupasan Tentang Motif Prambanan,
handriyotopo, 2005

Website: dari berbagai sumber
9
Download