BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk
memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik,
kegiatan terpenting yang dilakukan ketika berada di dalam gereja adalah
menyambut liturgi ekaristi dan liturgi sabda yang dilakukan setiap minggu.
Dalam kegiatan liturgi ekaristi, umat Katolik berdiri dari tempat
duduknya dan berjalan menuju ke arah Pastor yang akan memberikan hosti
kepada umat. Hal ini adalah liturgi esensial yang dilakukan setiap minggu karena
bertujuan untuk mengenang malam perjamuan kudus terakhir Yesus dan murid –
muridnya. Dalam perjamuan kudustersebut, lebih dari satu pembagi komuni yang
dilibatkan untuk membagi – bagikan hosti kepada umat. Setiap pembagi komuni
akan berhenti di titik tertentu dimana titik – titik tersebut adalah titik pembagian
yang sekiranya dapat disambut dengan teratur oleh umat. Oleh karena gereja
mempunyai hirarki dan liturgi yang menuntut keteraturan dan kekhusukan, maka
bangunan gereja memerlukan sebuah perancangan yang menimbulkan efek
psikologis momentum spiritual dan mendukung kelancaran kegiatan beribadat
umatnya.
Sirkulasi yang ada di dalam gereja harus mengakomodasi kebutuhan
umat dan petugas liturgi dalam membantu meningkatkan momentum spiritual
dengan memberikan efek psikologis yang menuntun umat dan petugas liturgi
meninggalkan kepenatan dunia manusiawi, berterima kasih atas rahmat yang
diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan
memusatkannya untuk menuju ke fase ‘kesederhanaan’ , ‘absolusi / penebusan’,
‘epifania / pencerahan’ kearah yang ilahi.
Setiap langkah yang dilalui umat harus dapat memberikan efek psikologis
berjalan menuju keilahian. Hal ini dapat didukung oleh citra ruang, bentuk ruang,
warna ruang, material ruang, furniture ruang, penghawaan dan pencahayaan
ruang serta membawa kembali ciri khas gereja Katolik, dan meleburkannya
dengan kemodernan zaman.
Liturgi sabda adalah kegiatan dimana umat mendengarkan pembacaan
ayat – ayat Kitab Suci serta Injil dan menanggapinya dengan nyanyian Mazmur
Tanggapan dan Bait Pengantar Injil. Dalam liturgi sabda, umat diharuskan
melakukan sikap dan gerakan tubuh untuk mendukung liturgi tersebut seperti
duduk, berdiri, dan berlutut. Hal ini menuntut diperhatikannya ruang gerak dan
ukuran ergonomis untuk mendukung kenyamanan dan kekhusukan umat dalam
mengikuti liturgi ini dengan baik.
Masalah kapasitas sebuah gereja dan juga sirkulasi di dalam gereja ketika
menerima liturgi
ekaristi, liturgi sabda, atau liturgi khusus juga merupakan
sebuah permasalahan yang dihadapi dan harus diakomodasi oleh sebuah
bangunan gereja. Merancang sebuah interior gereja harus memperhatikan hirarki
gereja, kepentingan dan juga kebutuhan umat yang datang untuk melaksanakan
ibadatnya. Kegiatan, kebutuhan dan kepentingan petugas liturgi juga merupakan
salah satu faktor yang harus diperhatikan.
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah – masalah yang timbul ketika merancang sebuah ruangan gereja adalah :
1) Bagaimana merancang interior gereja Katolik yang mampu memberikan
pencapaian momentum spiritual kepada umatnya.
2) Bagaimana
merancang
layout
interior
gereja
Katolik
yang
mengakomodasi dan memaksimalisasi kegiatan liturgi seutuhnyadengan
luas ruangan gereja, dan menjaga kenyamanan serta kekhusukan umat
1.3 Tujuan
Tujuan dari perancangan sebuah interior gereja ditujukan untuk
meningkatkan pelayanan dan kenyamanan umat saat beribadat di dalam gereja,
seperti:
1) Memberikan sebuah pengalaman momentum spiritual kepada umat
Katolik yang mengikuti ibadat di dalam gereja St. Yohanes Penginjil
Blok B.
2) Mengakomodasi alur sirkulasi umat ketika datang, beribadat, menerima
sakramen Ekaristi, liturgi khusus, dan ketika meninggalkan gereja dengan
nyaman serta menjaga kekhusukkan umat ketika beribadat.
3) Menyediakan suasana nyaman dan khusuk serta memperhatikan kapasitas
maksimal dan minimal gereja dengan jumlah umat yang datang.
Rancangan interior yang memberikan makna secara simbolis akan
memberikan sebuah / dapat mejadi sebuah fasilitas yang mengarahkan umat
menuju momentum spiritual yang ingin dicapai. Ketika tata letak dan pengaturan
tempat duduk serta jalur sirkulasi umat dan petugas liturgi telah direalisasikan
sesuai dengan rancangan yang baik, maka akan tercipta sirkulasi umat di dalam
gereja yang baik dan nyaman yang juga mendukung pemaknaan tersebut. Begitu
pula halnya dengan interior gereja beserta peletakan fasilitas – fasilitasnya dan
elemen – elemen desainnya yang berperan dalam pembentukan pemaknaan.
1.4 Ruang Lingkup penelitian
1.4.1 Kawasan penelitian
Penelitian dilakukan di gereja St. Yohanes Penginjil paroki Blok B
Barito, Jakarta Selatan. Gereja St. Yohanes Penginjil merupakan salah satu
gereja di kawasan Jakarta Selatan yang mempunyai jumlah kunjungan umat yang
tinggi setiap minggunya. Hal ini dikarenakan letak gereja St. Yohanes Penginjil
yang berada di tengah kawasan pemukiman dan terdapat pula salah satu jalan
utama Jakarta Selatan.
1.4.2 Batasan Penelitian
1) Penelitian didasari oleh liturgi dan kegiatan umat dan petugas liturgi
selama ibadat berlangsung, sirkulasi umat dan petugas liturgi di dalam
gereja, dan juga aturan, interior, serta ornamen esensial yang terdapat di
dalam gereja.
2) Perencanaan ditekankan pada pembentukan momentum spiritual,
kebutuhan liturgi dan kenyamanan serta kekhusukan umat dan petugas
liturgi, serta pengaturan tata ruang dan letak.
3) Perencanaan gereja St. Yohanes Penginjil ini secara garis besar meliputi
perancangan area umat, area sakral, area kor, dan juga area pengakuan
dosa, sakristi, dan area service.
I.4.3 Sampel Penelitian
Sampel penelitian dilakukan dengan cara melakukan observasi di gereja
St. Yohanes Penginjil Blok B Barito yang bertujuan untuk mengetahui dan
mendata kekurangan serta kelebihan yang ada di gereja St. Yohanes Penginjil
Blok B dan juga mendalami ibadah liturgi gereja Katolik.
1.5 Metode dan Prosedur Penelitian
Untuk menunjang pembahasan tersebut diperlukan data-data baik secara
umum ataupun khusus yang bisa mempengaruhi perencanaan interior. Metode
tersebut adalah :
1.5.1. Metode Survey
Pada perancangan interior ini, peneliti menggunakan metode survey ke
gereja St. Yohanes Penginjil Blok B. Tujuan metode survey adalah untuk
memahami tentang karakteristik dari gereja yang hendak diteliti.
1.5.2 Metode Literatur
Dalam metode literatur, peneliti mendalami tata ibadah liturgi umat
Katolik sesuai GIRM. Pembelajaran mengenai aturan perancangan sebuah gereja
Katolik, tipe – tipe bangunan gereja dan juga penerapan ruang juga dilakukan
untuk melengkapi studi literatur. Tujuan dari metode literatur adalah untuk
mengetahui kebutuhan ruang, penataan ruang, aturan perancangan interior gereja,
sehingga dapat memenuhi dan mengakomodasi kegiatan beribadah umat Katolik
seutuhnya.
1.5.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara :
1.5.3.1. Pengumpulan Data Primer, meliputi :
1) Studi literatur, yaitu studi tentang kegiatan ibadah liturgi gereja Katolik.
2) Studi Lapangan, dengan secara langsung mengunjungi tempat penelitian
dan melihat serta mempelajari kondisi serta situasi yang ada.
1.5.3.2. Pengumpulan Data Sekunder :
Studi Literatur. Yaitu mencari data tambahan melalui studi kepustakaan
melalui website, hasil survey, maupun buku-buku referensi yang sesuai dengan
topik gereja Katolik.
1.5.4. Analisis Pengolahan Data
Seluruh data yang diperoleh dari hasil studi lapangan dan studi literatur
yang berhubungan dengan gereja Katolik akan dikumpulkan, dipelajari dan
dijadikan acuan dalam perencanaan gereja St. Yohanes Penginjil Blok B.
1.5.5 Kerangka Pikir
Kerangka Pikir disesuaikan dengan hasil dari data-data penelitian. Datadata yang didapat akan menjadi suatu kajian utama dalam mendesain sebuah
gereja Katolik.
Bagan 1.1 Kerangka Pikir Gereja St. Yohanes Penginjil
1.6 Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan yang diambil untuk memecahkan masalah adalah pendekatan
pemaknaan / simbolis serta tata ruang dan letak.
1.7 Sistematika Penulisan
Bab I adalah pendahuluan. Bab ini diisi dengan latar belakang,
alasan pemilihan tema, perumusan dan pendekatan masalah, tujuan
penelitian dan desain, metode penelitian, hasil desain, serta sistematika
penulisan yang digunakan dalam proposal ini.
Bab II adalah kajian teori. Pada bab ini, akan dibahas mengenai
pengertian dan dasar – dasar dari gereja Katolik, desain interior, serta
liturgi, unsur dasar liturgi, ruang dalam gereja, perlengkapan gereja,
hingga warna dan simbol dalam liturgi. General Instruction of the Roman
Missal juga penulis bahas dalam bab tersebut.
Bab III adalah tinjauan tentang hasil survey. Pada bab ini, penulis
membahas tentang hasil survey yang penulis peroleh dari tinjauan di St.
Yohanes Penginjil Blok B. Survey tersebut meliputi pengamatan
arsitektural gereja, penataan altar dan bangku umat, dinding, ceiling,
lantai, pencahayaan, dan penghawaan pada gereja St. Yohanes Penginjil
Blok B. Penulis juga melampirkan studi banding dari Gereja Katedral
Jakarta dan Gereja Santo Stefanus, Cilandak.
Bab IV adalah analisis. Pada bab ini penulis membahas tentang
masalah-masalah perancangan yang timbul seperti pemaknaan spiritual,
penciptaan sirkulasi yang baik, penciptaan interior gereja yang
menghormati unsur – unsur liturgi, dan mengatasi kepadatan jumlah umat
dengan besaran ruang yang tersedia. Lebih lanjut akan dibahas pula
mengenai penganalisaan masalah mulai dari aspek liturgi, aspek ruang,
dan aspek kebutuhan umat dan petugas gereja juga aspek luas, bentuk,
dan penempatan serta aspek sarana kebutuhan umat.
Bab V adalah pembahasan konsep. Penulis membahas mengenai
konsep yang didapat berdasarkan analisa manusia, site, bangunan, dan
khusus. Penulis juga membahas mengenai konsep citra, bentuk, warna,
material, furniture, pencahayaan, dan penghawaan.
Bab VI adalah implementasi konsep desain interior. Dalam bab
ini penulis menjabarkan penerapan – penerapan konsep desain interior
yang meliputi implementasi citra, bentuk, warna, material, furniture,
pencahayaan, dan penghawaan. Penulis juga membahas mengenai
pemaknaan dalam elemen – elemen desain.
Download