PERAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Oleh HAFIDH ARIF RAHMAN NIM 11108081 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Hafidh Arif Rahman NIM : 111 08 081 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 16 Maret 2015 Peneliti Hafidh Arif Rahman NIM: 111 08 081 iv v vi MOTTO Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS. An-Nisaa’ : 59) Dan... Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain vii PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta, Mujiyo Abdul Rohman dan Sri Suwarni yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. 2. Kakakku mas Nanang dan adikku Habib, bersama kita jalani masa depan yang indah. 3. Pak dhe budhe, pak lek bu lek, dan saudara sepupu semua, terima kasih atas doanya. 4. Umi Muslimatun, yang telah menjadi semangat bagi penulis untuk terus maju. 5. Segenap loyalis Mapala MITAPASA, terima kasih atas semua nilai dan memori yang tidak pernah mudah untuk dilupakan. 6. Bos – bos PENDASPALA XIV, kita tertawa dan menangis bersama. 7. Sedulur-sedulur PKM, yang tidak bisa penulis sebut satu-persatu, terima kasih telah menemani dalam berproses. viii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi yang MUHAMMADIYAH ISLAM berjudul DALAM MASYARAKAT “PERAN PIMPINAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN BANYUDONO KABUPATEN KECAMATAN CABANG BOYOLALI” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dalam proses penulisan skripsi ini banyak bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sedalam dalamnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Sti Ruhayati, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. 5. Segenap dosen dan karyawan IAINSalatiga 6. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti mendo’akan danmemberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini dapatterselesaikan dengan lancar. ix 7. Teman-teman Mapala Mitapasa IAIN Salatiga Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apayang tertulis dalam skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi penulissendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin. Salatiga, 16 Maret 2015 Peneliti Hafidh Arif Rahman NIM: 111 08 081 x ABSTRAK Rahman, Hafidh Arif. 2015. Peran pimpinan Cabang Muhammadiyah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Dr. Mukti Ali, M.Hum. Kata Kunci: Pendidikan Islam, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pendidikan Islam merupakan dasar dari pembentukan karakter dan pengembangan potensi manusia secara maksimal dan menjadikan manusia sebagai insan kamil.Muhammadiyah Banyudono menghadirkan amal usaha meliputi bidang-bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam peningkatan mutu pendidikan Islam Masyarakat Banyudono. Pertanyaan utama yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Apa saja program Pimpinan Muhammadiyah cabang Banyudono dalam pendidikan Islam?(2) Bagaimana peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono? (3) Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan peran Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono? Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Pengamatan langsung dilakukan di lapangan melalui kegiatan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. Peneliti juga mewancarai pengurus Cabang Muhammadiyah serta masyarakat Banyudono yang selanjutnya digunakan sebagai panduan data riil dalam penulisan. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, yaitu sebagai pemberi pedoman, penjaga, dan sebagai pengontrol. Peranan tersebut dilaksanakan dalam jalur formal, non formal dan informal. Faktor pendukungnya ialah banyaknya sekolah berbasis Islam, menyebarnya masjid dan mushola di wilayah Banyudono dan maksimalnya peran tokoh Muhammadiyah dalam kehidupan masyarakat. Adapun penghammbatnya yaitu pemahaman masyarakat yang kurang akan ajaran agama Islam dan kurang antusiasnya masyarakat dalam program pendidikan Islam yang telah diupayakan. xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ ii DEKLARASI .................................................................................... iv MOTTO ............................................................................................. v KATA PENGANTAR ...................................................................... vi ABSTRAK .......................................................................................viii DAFTAR ISI ......................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6 E. Penegasan Istilah ................................................................... 6 F. Telaah Pustaka ....................................................................... 9 G. Metodologi Penelitian .......................................................... 10 H. Sistematika Penulisan ........................................................... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pimpinan Cabang Muhammadiyah ...................................... 16 1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah .............................. 16 2. Identitas Muhammadiyah .............................................. 20 3. Visi, Misi dan Tujuan Muhammadiyah ........................ 21 xii 4. Susunan Organisasi Muhammadiyah ............................ 22 5. Konsep Pendidikan dalam Muhammadiyah .................. 23 B. Peran Muhammadiyah ......................................................... 24 1. Pengertian Peran ............................................................ 24 2. Peran Muhammadiyah Sebagai Organisasi Sosial ........ 25 C. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat ................ 26 1. Pengertian Pendidikan Islam ......................................... 26 2. Sumber Pendidikan Islam .............................................. 30 3. Tujuan Pendidikan Islam ............................................... 31 4. Jalur Pendidikan Islam .................................................. 32 a. Pendidikan formal .................................................. 33 b. Pendidikan non formal ............................................ 33 c. Pendidikan informal ................................................ 34 5. Faktor peningkatan Mutu Pendidikan Islam ................. 35 a. Faktor Pendidik ....................................................... 35 b. Faktor Peserta Didik ................................................ 37 c. Faktor Alat Pendidikan ............................................ 37 d. Faktor Lembaga Pendidikan .................................... 38 e. Faktor Lingkungan .................................................. 40 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono 1. Letak Geografis ............................................................. 42 2. Visi dan Misi ................................................................. 42 xiii 3. Sejarah Cabang Muhammadiyah Banyudono ............... 43 4. Tujuan Cabang Muhammadiyah Banyudono ................ 45 5. Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono..................................................................... 46 B. Data Pelaksanaan Pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono ................................................ 49 1. Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah .................... 50 2. Mejelis Tarjih dan Tajdid .............................................. 52 3. Majelis Tabligh.............................................................. 53 4. Majelis Wakaf, Zakat, Infak dan Shodaqah .................. 54 5. Lembaga Bimbingan Ibadah Haji .................................. 55 6. Aisyiyah......................................................................... 55 C. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah ............................ 56 D. Realitas Penghambat dan Pendukung .................................. 62 1. Realitas pnghambat ........................................................ 62 2. Realitas Pendukung ........................................................ 63 BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaa Program Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam Pendidikan Islam .................................................................. 65 1. Jalur formal.................................................................... 66 2. Jalur Non Formal ........................................................... 67 3. Jalur Informal ................................................................ 68 xiv B. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Mayarakat Banyudono68 1. Ranah Formal ................................................................ 69 2. Ranah Non Formal ........................................................ 70 3. Ranah Informal .............................................................. 70 4. Sumber Pedoman, Penjaga dan Pengontrol ................... 71 C. Faktor Penghammbat dan Pendukung Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono ........................... 72 1. Faktor Penghambat ........................................................ 72 2. Faktor Pendukung.......................................................... 72 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 74 B. Saran ..................................................................................... 77 C. Penutup ................................................................................. 78 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, mulai dari lahir sampai menuju dewasa bahkan tua, yang diperoleh dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungan. Peran pendidikan dalam masyarakat sangatlah strategis, yaitu berperan dalam meningkatkan kualitas setiap individu di masyarakat. Dengan demikian dapatlah terwujud kelompok masyarakat yang berkualitas. Maka dari itu, Pendidikan turut menyumbangkan proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat. Atas dasar pentingnya peran pendidikan ini, pemerintah pun turut andil dalam memperhatikan sistem pendidikan di negara ini, terbukti sudah ditegaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana dalam kutipan Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut: “Pendidikan Nasional berfungsi mengambangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.(Achmadi, 2005:106) Bicara tentang pendidikan tidak hanya terpaku pada lembaga pendidikan formal saja, tetapi termasuk juga pendidikan non-formal maupun in-formal. 1 Berkembangnya zaman dengan berkembangnya pola pikir masyarakat dan keterbukaan informasi, menyebabkan terkikisnya moral masyarakat dan nilai-nilai budi luhur dalam masyarakat. Di mana terlihat kepentingan umum tidak lagi nomor satu, akan tetapi kepentingan dan keuntungan pribadilah yang menonjol pada banyak orang. Kejujuran, kebenaran, keadilan dan keberanian telah tertutup oleh penyelewenganpenyelewengan baik yang terlihat ringan maupun berat (Daradjat, 1977:21). Menghadapi kenyataan tersebut, solusinya adalah usaha pengembangan pendidikan dan agama di masyarakat berdasarkan pada nilai nilai kebaikan yang terkandung dalam agama yang disesuaikan dengan nilai-nilai kehidupan. Agama Islam khususnya sangat kaya atas nilai etika dan moral yang dapat membawa pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam dalam masyarakat, diadakan pendidikan keagamaan baik melalui jalur formal (sekolah), non formal (luar sekolah) maupun informal (pendidikan dalam keluarga). Jalur pendidikan islam non formal bisa diartikan pendidikan islam pada masyarakat. Pendidikan Islam pada masyarakat sangat lah bermacammacam. Nuryanis (2013:21) menjelaskan ragam pendidikan Islam pada masyarakat di antaranya ialah pendidikan anak usia dini, pengajianpengajian yang dilaksanakan di masjid, majlis taklim, pembinaan rohani 2 Islam pada instansi pemerintah maupun swasta, pendidikan di panti-panti dan lainya. Sejalan dengan paradigma di atas, telah turut berperan berbagai lembaga dalam pengembangan bidang pendidikan. Lembaga tersebut diantaranya lembaga pemerintahan, yaitu Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan Nasional, dan juga dari lembaga ataupun organisasi sosial diluar pemerintahan seperti Nahdhotul Ulama’, Al-Irsyad dan Muhammadiyah. Muhammadiyah adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas, dan berjiwa pembaharu, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya atau nama kecilnya bernama Muhammad Darwis. Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan atau perhimpunan resmi, yang sering disebut dengan “persyarikatan”, yang waktu itu memakai istilah “Persjarikatan Moehammadijah” (Nashir, 2010:15). Sejak awal berdirinya Muhammadiyah hingga berjalannya waktu hingga sekarang, terus meningkatkan peran dan memperluas kerja dalam peningkatan dan kemajuan pendidikan Islam di Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, rumah sakit, balai bersalin, panti asuhan, panti jompo, rumah-rumah sosial, dan lembaga ekonomi. 3 Muhammadiyah juga merupakan sebuah gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar. “Dakwah dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, antara lain di bidang kesehatan, pendidikan, bidang sosial lainnya, dan bidang pelayanan keagamaan langsung” (Anwar, 2003:35). Adapun dalam menjalankan pelayanan pendidikan keagamaan langsung kepada masyarakat, Muhammadiyah menjalankan berbagai macam kegiatan seperti pengajian, khutbah, tabligh akbar, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono yang merupakan cabang dari organisasi Muhammadiyah setingkat kecamatan, telah bergerak untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam terutama di masyarakat kecamatan Banyudono. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya amal usaha yang telah dilakukan, berupa pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, panti asuhan, pengajian rutin, khotbah serta pengelolaan zakat dan shodaqah. Masyarakat di kecamatan Banyudono pun menyambut kegiatan-kegiatan tersebut dengan baik, serta masyarakat lebih marak dalam pengamalan ibadah dan semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan agama. Hal ini terlihat dari semangat masyarakat mengikuti dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan Cabang Muhammadiyah Banyudono. Bermula dari temuan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut pelaksanaan pendidikan Islam masyarakat yang diselenggarakan oleh organisasi sosial keagamaan 4 terutama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian yang berjudul MUHAMMADIYAH PENDIDIKAN PERAN DALAM ISLAM PIMPINAN CABANG PENINGKATAN MUTU MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI B. Rumusan Masalah 1. Apa saja program Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam pendidikan Islam? 2. Bagaimana peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono? 3. Bagaimana realitas Muhammadiyah pendukung Cabang dan Banyudono penghambat dalam Pimpinan perannya untuk meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari latar belakang dan latar belakang yang telah dipaparkan diatas meliputi : 1. Untuk mengetahui program Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam peningkatan pendidikan islam masyarakat Banyudono. 2. Untuk mengetahui peran Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam peningkatan pendidikan islam masyarakat Banyudono. 5 3. Untuk mengetahui dimensi penghambat dan pendukung dalam menjalankan peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaatnya meliputi : 1. Manfaat Teoritis Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca, serta menambah wacana pengetahuan tentang peran organisasi sosial keagamaan dalam pengembangan pendidikan islam khususnya pada masyarakat. 2. Manfaat Praktis Penelitian sumbangan ini diharapkan pemikiran dah dapat bahan memberi masukan, pertimbangan dalam pengembangan mutu pendidikan Islam masyarakat, terutama bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan ruang lingkup penelitian pembahasan dalam penelitian ini, maka sekiranya perlu dijelaskan istilah pokok yang tekandung dalam judul skripsi ini, yaitu : 6 1. Peran Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Harahap, 2007: 854). Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut (Djamarah, 1997:31). 2. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cabang Muhammadiyah merupakan kesatuan dari beberapa ranting dalam satu kawasan (kecamatan). Pimpinan Cabang Muhammadiyah terdiri sekurang-kurangnya tujuh orang yang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah untuk satu masa jabataan (Hidayat dan Shobahiya, 2009: 244). Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 14 ayat 1, dinyatakan bahwa Pimpinan Cabang bertugas “memimpin Muhammadiyah dalam cabangnya serta melaksanakan kebijakan pimpinan di atasnya” (Hidayat dan Shobahiya, 2009: 246).Sedangkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islamiyahamar ma‟ruf nahi munkar, yaitu “seruan dan ajakan kepada seluruhumat manusia untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam” (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 76). 7 3. Peningkatan Mutu. Mutu adalah ukuran baik buruknya suatu benda, keadaan, taraf, atau derajat misal kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya (Tim Penyusun KBBI, 1999:677). Menurut Enco Mulyasa (2007: 31) mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. 4. Pendidikan Islam. Pendidikan Islam ialah: “Segala usaha untuk memelihara danmengembangkan fitrahmanusia serta sumberdaya insaniyang adapadanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insankamil) sesuai dengan norma Islam”(Achmadi,1992: 20). Lebih lanjut Zakiah Daradjat (2011: 27) menambahkan pendidikan Islam bercirikan“perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk dan ajaran Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya”. Dilain sisi, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis yang menekankan pada segi keyakinan atau keimanan saja, akan tetapi juga diimbangi dengan penekanan pada segi perbuatan atau pengamalan. Maka dari itu pendidikan Islam adalah pendidikan iman sekaligus pendidikan amal. Dengan demikian, pendidikan Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem dan 8 program pendidikan dalam masyarakat yang diarahkan pada peningkatan potensi manusia yang didasari atas ajaran agama Islam. 5. Masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007:721) masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini ialah warga masyarakat di Kecamata Banyudono Kabupaten Boyolali. F. Telaah Pustaka Tinjauan pustaka yang dapat penulis kemukakan diantaranya adalah : 1. Umar Abdul Jabbar (IAIN Walisongo Semarang. 2007) dalam skripsinya yang berjudul “Peran Muhammadiyah Dalam Pemberdayaan Civil Society Pasca Reformasi”, menyimpulkan bahwa Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan sosial keagamaan dengan senantiasaberpegang pada amar ma‟ruf nahi munkar terbukti telah berperan aktif dalampemberdayaan civil society pasca reformasi baik dalam bidang keagamaan,pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun sosial kemasyarakatan. 2. Mukminin (UNNES, 2013) dalam skripsinya yang berjudul “Peran Yayasan Pendidikan Safinatul Huda Terhadap Pendidikan Masyarakat 9 Nelayan Miskin Di Karimunjawa Tahun 2001-2012”, yang mengutarakan peran Yayasan Pendidikan Safinatul Huda bagi pendidikan di Karimunjawa yaitu menyediakan pendidikan tingkat SLTP dan SLTA, alumni yang memiliki motivasi kuliah yang tinggi, alumni yang mengabdikan diri bagi pendidikan di Karimunjawa, peran dalam pengembangan pendidikan Islam, sekolah gratis bagi orang yang tidak mampu, dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan. Dari uraian data-data diatas, disimpulkan bahwa sudah ada penelitian serupa dengan penelitian yang penulis lakukan. Namun demikian, dari kasus dan lokasi penelitian terdapat perbedaan, dimana yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan pendidikan islam masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini telah memenuhi kriteria kebaruan. G. Metodologi Penelitian Penelitian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, logis dan berencana untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis data serta menyimpulkan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang timbul (Kasiram, 2010: 37). Adapun realitas di lapangan mengenai proses awal, 10 metode-metode yang digunakan dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini dipaparkan sebagai berikut: 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk memperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu metode penelitian. Dalam upaya menyajikan pemahaman yang menyeluruh maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiono menjelaskan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiono, 2005 :1). Penelitian ini bersifat deskriptif. Karena peneliti di sini berusaha menggambarkan fakta-fakta tentang peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam peningkatan mutu pendidikan Islam masyarakat di kecamatan Banyudono. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dan dilaksanakan pada bulan November 2014 – Maret 2015. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber tempat kita memperoleh keterangan penelitian (Amirin, 1990: 92). Untuk memperjelas subjek penelitian, maka penulis mengemukakan bahwa data diperoleh dari pengurus Pimipinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. 11 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data akurat yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Metode Dokumentasi Suharsimi Arikunto menjelaskan dokumentasi yang dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang berupa dokumen tertulis, gambar maupun data elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu dokumen yang berkenaan dengan sejarah berdirinya Muhammadiyah Cabang Banyudono, struktur personalia pimpinan, kegiatan-kegiatan dan data-data lain yang berkenaan dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. b. Metode Wawancara Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual (Sukmadinata, 2008: 216). 12 Dalam melakukan wawancara tentang peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam masyarakat Banyudono, peneliti menggunakan teknik informal, yaitu pertanyaan yang tergantung pada spontanitas pertanyaan yang diajukan. Adapun pertanyaannya berisikan tentang sejarah berdiri, program kerja, amal usaha, faktor penunjang serta penunjang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. c. Metode Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2008:220). Peneliti dalam melakukan observasi program Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dapat berupa observasi partisipatif dan nonpartisipatif. Peneliti juga menjalankan pengamatan terhadap kegiatan yang diprogramkan, seperti mengikuti beberapa pengajian yang dilakukan oleh tokoh Muhammadiyah, mengamati beberapa lembaga pendidikan naungan Muhammadiyah dan keseharian tokoh Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakat. 5. Analisis Data Secara garis besar, analisis data memiliki 3 hal yaitu : persiapan, tabulasi serta penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian (Arikunto, 2006: 235). Selanjutnya dijelaskan oleh Lexy J. Moleong 13 (2009: 247) bahwa dalam teknik analisis data, dapat menggunakan 3 tahap, yaitu : a. Reduksi data Data yang diperoleh di lapangan ditulis dengan sangat lengkap dan banyak, data tersebut kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting tentang peningkatan pendidikan Islam masyarakat yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. b. Penyusunan dalam Satuan Data yang sangat banyak kemudian dianalisis secara mendalam untuk diambil kesimpulan. Dalam hal ini dengan cara pembuatan triangulasi data, sehingga dapat dijadikan satuan-satuan yang jelas. c. Pengecekan Keabsahan Data Setelah data terkumpul secara menyeluruh maka diperlukan pengecekan keabsahanya. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 324) ada 4 kriteria yang harus diguanakan, yaitu : 1) Derajat kepercayaan 2) Keteralihan 3) Kebergantungan 4) Kepastian H. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyusun sistematika pembahasanya sebagaimana berikut : 14 BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan BAB II : KAJIAN PUSTAKA Berisikan landasan-landasan teori penelitian meliputi teori tentang oraganisasi sosial keagamaan, organisasi Muhammadiyah dan peningkatan mutu pendidikan islam masyarakat. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Berisikan gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah, visi misi, sarana prasarana dan keadaan lembaga juga penyajian data. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini diisi dengan uraian tentang analisis data yang meliputi analisis deskriptif. BAB V : PENUTUP Berisikan kesimpulan, saran dan penutup. 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pimpinan Cabang Muhammadiyah 1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah Muhammadiyah adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pada waktu berdiri dan mengajukan pengesahan kepada Pemerintah Hindia Belanda memakai tanggal dan tahun Miladiyah atau Masehi. Adapun tanggal tersebut bertepatan waktu dengan penanggalan hijriyah ialah 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas dan berjiwa pembaharu, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya bernama Muhammad Darwis. Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan atau perhimpuna resmi, yang sering disebut dengan “persyarikatan”, yang waktu itu memakai istilah “Persjarikatan Moehammadijah” (Nashir, 2010: 15). Usaha Muhammadiyah pada mulanya tidaklah mulus. Tolakan, ancaman, halangan dan cercaan banyak diterima K.H Ahmad Dahlan. Namun berkat ketekunan dan kesabaran beliau, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesi K.H Ahmad Dahlan sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakanya menyebar ke luar kampung Kauman, bahkan sampai keluar daerah dan keluar pulau Jawa. Untuk 16 mengorganisir kegiatan tersebut, maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh pelosok tanah air. Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuagan Islam yang diperoleh K.H Ahmad Dahlan selaku pendirinya. Gagasan pembaharuan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Makkah seperti Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya dan Kyai Fakih Maskumambang (Gresik, Jawa Timur), juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaharu Islam, seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaharu pemikiran Islam telah menanamkan benih ide-ide pembaharuan dalam diri Kyai Dahlan (Nashir, 2010: 26). Sekembalinya dari Arab Saudi, K.H Ahmad Dahlan membawa spirit, ide dan gerakan pembaharuan. K.H Ahmad Dahlan yang lahir dari tradisi santri tradisional dan budaya Jawa kraton yang penuh dengan “pakem” tradisional yang konservatif, pergi melaksanakan ibadah haji dan bermukim disebuah negeri yang berada dalam 17 pengaruh Wahabisme yang kental, justru pulang ke Tanah Air menjadi pembaharu. Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasan dalam konteks sosial merupakan hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan kawankawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkanKyai Dahlan, yakni R. Budiharjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan itu merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekschool Jetis dimana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler. Para siswa tersebut sering datang kerumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahan tidak diurus oleh Kyai sendiri tapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan apabila suatu saat Kyai wafat (Nashir, 2010: 26). Menurut Djarnawi dalam Haedar Nashir (2010: 28) “gagasan untuk mendirikan Muhammadiyah timbul dalam hati sanubari Kyai Dahlan sendiri karena didorong oleh sebuah ayat Al-Qur’an”. Yakni surat Ali-Imran ayat 104 : Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. 18 Melalui pemahaman terhadap ayat diatas, pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 Hijjriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama “Moehammadijah”. Dari pemaparan di atas, kelahiran Muhammadiyah tidak lepas dari sikap, pemikiran dan langkah K.H Ahmad Dahlan sebagai pendirinya. K.H Ahmad Dahlan mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdiidyang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah antara lain ialah : a. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabnkan merajalelanya syirik, bid’ah dan khufarat yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurnianya. b. Ketiadaan persatuan dan kesatuan antar umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan organisasi yang kuat. c. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memproduser kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman. d. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berfikir secara dogmatif, berada dalam konservatisme, formalisme dan tradisionalisme. e. Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan dengan kegiatan misi dan zending kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruh dikalangan rakyat . 19 f. Keadaan bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya sangat menyedihkan sekali, yang hidup dalam kemiskinan, kebodohan, kekolotan dan kemunduran. g. Menghadapi kolonialisme dan imperalisme belanda di Indonesia. h. Adanya rencana “Kristening Politik” dari pemerintah kolonial belanda, dalam rangka kepentingan politik kolonialnya (Salam dalam Nashir, 2010: 34). Pada saat Muhammadiyah lahir memang dipicu oleh situasi sosial, sehingga memacu kelahiran gerakan Islam ini. Umat Islam pada saat itu mempunyai pemahaman yang diwarnai oleh campur aduk ajaran islam. Contohnya praktik kemusyrikan (menyekutukan Allah dalam ajaran aqidah dan tauhid), tahayul (percaya pada hal-hal yang bersifat hayal atau mitos), bid‟ah (mempraktikan hal-hal yang baru dalam agama, yang tidak ada tuntunanya dari ajaran Nabi) dan khurafat (mempercayai pada tanda-tanda alam yang dikaitkan dengan kejadian hidup menyerupai paham metafisika dan nujum). 2. Identitas Muhammadiyah Identitas merupakan bukti dari berupa keterangan tertulis yang mana dapat membedakan seseorang dengan yang lainya. Adapun identitas Muhammadiyah sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 1 ayat 1, dinyatakan sebagai gerakan Islam dan dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah (Shobron, Hidayah dan Shobahiya, 2009: 76). 20 Dengan identitas tersebut, menunjukkan bahwa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi gerakan Islam, yaitu semua kegiatan yang dilakukan berdasarkan pada ajaran Islam yang telah diyakini kebenaranya. 3. Visi, Misi dan Tujuan Muhammadiyah Adapun visi Muhammadiyah adalah Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan Dakwah Islam amar ma‟ruf nahi munkardi segala bidang sehingga menjadi rahmatan li al-alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama yang diridhai Allah Subhanahu Wata‟ala dalam kehidupan di dunia ini (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 95). Sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma‟ruf Nahi Munkar, Muhammadiyah memiliki misi sebagai berikut : a. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT, yang dibawa oleh Rasul Allah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh AS hingga Nabi Muhammad SAW. b. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi. c. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia dan Sunnah Rasul. d. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 96). 21 Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 243). 4. Susunan Organisasi Muhammadiyah Muhammadiyah memiliki susunan organisasi yang terdiri atas pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting. Sedangkan cabang sendiri merupakan kesatuan ranting di suatu tempat (kecamatan) yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga ranting. Dalam pendirian sebuah cabang terdapat syarat-syarat tertentu, yaitu sekurang-kurangnya mempunyai : a. Pengajian/kursus berkala untuk anggota Pimpinan Cabang dan Unsur Pembantu Pimpinannya, Pimpinan Ranting, serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang sekurangkurangnya sekali dalam sebulan. b. Pengajian/kursus muballigh/muballighah dalam lingkungan cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan. c. Korps muballigh/muballighat Cabang sekurang-kurangnya 10 orang. d. Taman Pendidikan Al-Qur’an/Madrasah Diniyah/Sekolah Dasar. e. Kegiatan dalam bidang sosial, ekonomi dan kesehatan. f. Kantor/sekretariat.(Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 265) Cabang Muhammadiyah yang bergerak secara aktif, kuat dan dinamis dapat mencapai tujuan dan cita-cita Muhammadiyah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 22 5. Konsep Pendidikan dalam Muhammadiyah K.H Ahmad Dahlan ketika mendirikan Muhammadiyah, langsung mengkonsentrasikan kegiatan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Muhammadiyah sejak awal berdiri memiliki komitmen yang tinggi dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur pendidikan. Demikian pun berlanjut hingga saai ini, dimana lembaga-lembaga pendidikan dibawah naungan Muhammadiyah terus berkembang dan bertambah, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Walaupun tidak dipungkiri ada juga lembaga pendidikan Muhammadiyah yang mengalami kemunduran bahkan hingga tutup. Hal itu merupakan dinamika lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Hakikat pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas dalam pengembangan potensi manusia. Di samping itu, pendidikan juga bertalian erat denagn tugas pengembangan aspek sosial yang sangat penting dalam pembentukan kehidupan beragama dan berbangsa. Menurut K.H Ahmad Dahlan, nilai dasar pendidikan yang perlu ditegakkan dan dilaksanakan untuk membangun bangsa yang besar adalah : a. Pendidikan Akhlak, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. b. Pendidikan Individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh, yang berkeseimbangan antara 23 perkembangan mental dan jasmani, keyakinan dan intelek, perasaan dan akal, dunia dan akhirat. c. Pendidikan Sosial, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.(Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 155) Adapun konsep pendidikan dalam Muhammadiyah yang tercantum dalam Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (2010: 130) didasarkan pada nilai-nilai dasar berikut : a. Pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan merujuk pada nilai-nilai yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. b. Ruhul ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, menjadi dasar dan inspirasi dalam ikhtiar mendirikan dan menjalankan amal usaha di bidang pendidikan. c. Menerapkan prinsip kerjasama (musyarakah) dengan tetap memelihara sikap kritis, baik pada masa Hindia Belanda, Jepang, Orde Lama, Orde Baru hingga pasca Orde Baru. d. Memelihara prinsip pembaharuan (tajdid), inovasi dalam menjalankan amal usaha dibidang pendidikan. e. Memiliki kultur untuk memihak pada kaum yang mengalami kesengsaraan (du‟afa dan mustad‟afin) dengan melakukan proses-proses kreatif. f. Memperhatikan dan menjalankan prinsip keseimbangan (tawasuth atau moderat) dalam mengelola lembaga pendidikan antara akal sehat dan kesucian hati. B. Peran Muhammadiyah 1. Pengertian Peran Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karenaposisi yang didudukinya tersebut (Djamarah,1997:31).Peran merupakan pola tindakan atau perilaku 24 yang diharapkan dari orang atau kelompok yang memiliki status tertentu, artinya jika seseorang melakukan hak-hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukanya maka ia telah menjalankan peran. Dalam hal ini, peran dan kedudukan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena dalam kehidupan sosial tidak ada kedudukan tanpa peran dan tidak ada peran tanpa kedudukan. Dengan demikian, peranan mengatur pola-pola perilaku di dalam pola-pola kehidupan sosial (Setiadi dan Kolip, 2011 : 46) 2. Peran Muhammadiyah Sebagai Organisasi Sosial Dalam kehidupan sosial terdapat tatanan perilaku yang digunakan untuk mengatur prilaku anggota masyarakat, sedangkan organisasi/lembaga sosial juga memberikan andil dalam mewujudkan tatanan tersebut. Lembaga sosial merupakan alat untuk mengikat perilaku anggota masyarakat agar berprilaku sesuai dengan tatanan aturan yang menjadi kesepakatan kelompok sosial.(Setiadi dan Kolip, 2011: 47). Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan berdasarkan pada agama tidak bisa lepas dari andil di atas. Menurut Elly Setiadi dan Usman Kolip (2011: 47) bahwa peran lembaga sosial berdasarkan fungsinya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : a. Sebagai pemberi pedoman, yaitu memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah dalam masyarakat. 25 b. Sebagai penjaga, yaitu menjaga keutuhan dan kestabilan sosial dari masyarakat yang bersangkutan agar tidak terjadi didintergrasi (perpecahan) dengan mengikat batasan tertentu. c. Sebagai pengontrol, yaitu memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendali sosial. Artinya membentuk sistem pengawasan atas tingkah pekerjaan para anggota masyarakat di dalam kelompok sosial agar menghindari berbagai penyimpangan sosial. Pada dasarnya kedudukan dan peranan lembaga sosial akan berdampak hak dan kewajiban, baik secara individu maupun kelompok yang juga tidak akan lepas dari sistem yang memuat tatanan nilai dan norma sosial. Dalam hal ini adalah nilai-nilai dan norma ajaran agama Islam yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits. C. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat 1. Pengertian Pendidikan Islam Pengertian pendidikan Islam tidaklah lepas dari pengertian tentang pendidikan dan Islam itu sendiri, dalam UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal I tentang Sistem Pendidikan Nasional telah dipaparkan dengan jelas tentang pengertian pendidikan, yaitu “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam perkembangannya Djumransjah (2006: 22) menjelaskan pendidikan 26 adalah “usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rahani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Sedangkan pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi (Hasbullah, 2009: 57). Sedangkan Islam secara etimologis dan menurut Al-Qur’an berarti penyerahan diri dan kepatuhan(Nahlawi, 1992: 36). Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran (Q.S 3 ayat 83): Artinya: Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. Islam juga dapat dipahamai sebagai nama agama serta tatanan kehidupan yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dari Allah SWT. Dalam Surat Ali-Imran ayat 19 dijelaskan juga bahwa barang siapa yang membuat atau mengikuti agama selain agama-Nya (Islam), meskipun itu agama samawi yang terdahulu, maka Allah SWT tidaklah akan menerimanya : 27 Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Jadi, Islam adalah tatanan Ilahi yang selain dijadika oleh Allah sebagai penutup (penyempurna) segala syari’at, juga sebagai sebuah tatanan kehidupan yang paripurna dan meliputi seluruh aspeknya. Allah telah meridhai Islam untuk menata hubungan antara manusia dengan al-Khaliq, alam, makhluk, dunia, akhirat, masyarakat, istri, anak, pemerintah dan rakyat (Nahlawi, 1992: 37). Menurut Jusuf Amir Feisal (1995:108) dalam dunia pendidikan Islam, istilah pendidikan berkisar pada konsep-konsep yang dirumuskan dalam istilah-istilah berikut : a. Taklim, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pada pengajaran, penyampaian informasi dan pengembangan ilmu. b. Tarbiyah, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pasa pendidikan, pembentukan dan pengembangan pribadi serta pembentukan dan penggemblengan kode etik (norma-norma etika / akhlak). 28 c. Ta’dib, yaitu pendidikan yang memandang bahwa proses pendidikan merupakan usaha yang mencoba membentuk keteraturan susunan ilmu yang berguna bagi dirinya sebagai muslim yang harus melaksanakan kewajiban serta fungsionalisasi atas niat atau sistem sikap yang direlisasikan dalam kemampuan berbuat yang teratur, sistematik, terarah dan efektif. Pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam (Zuhairini, 1995 : 152). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam masyarakat ialah usaha pembentukan akhak (kepribadian) manusia secara menyeluruh yang tidak dibatasi dengan umur dalam mengembangkan fitrahnya sebagai manusia, mengembangkan potensinya, mengarahkan pertumbuhan dan perkembanganya secara maksimal sesuai dengan ajaran agama Islam, sehingga menjadi muslim yang baik, mampu berbuat baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara dan lingkunganya. 29 2. Sumber Pendidikan Islam Pendidikan Islam merupakan kebutuhan mutlak manusia untuk dapat menjalankan ajaran Islam sebagai mana yang telah dikehendaki oleh Allah SWT. Menurut Abdurrahman An-Nahlawi (1995 : 28) agar manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT dapat menjalankan amanat yang telah diberikan dari Sang Maha Pencipta, maka pendidikan Islam dimaknai secara rinci. Karena itu, keberadaan referensi atau sumber pendidikan Islamharus merupakan sumber utama Islam itu sendiri, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah menjelaskan didalam firman-Nya, dalam surah An-Nahl ayat 64 yang berbunyi : Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Dijelaskan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai penjelas antara perselisihan yang ada dan sebagai pedoman dan petunjuk bagi segala sesuatu. Allah SWT telah menjelaskan juga dalam surat An-Nisa’ ayat 59, yang berbunyi : 30 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan untuk taat kepada-Nya dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah keduanya yang wajib dan yang sunnah serta menjauhi larangan keduanya. Allah juga memerintahkan untuk taat kepada para pemimpin, mereka itu adalah orang-orang yang memegang kekuasaan atas manusia, yaitu para penguasa, para hakim dan para ahli fatwa. Kemudian Allah memerintahkan agar mengembalikan segala perkara yang diperselisihkan oleh manusia dari perkara-perkara yang merupakan dasar-dasar agama ataupun cabang-cabangnya kepada Allah dan RasulNya, maksudnya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. 3. Tujuan Pendidikan Islam Persoalan pendidikan adalah persoalan yang menyangkut hidup dan kehidupan manusia yang senantiasa harus berproses dalam perkembangankehidupannya. Maka pendidikan seharusnya bertujuanmencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian 31 manusia secaratotal melalui latihan semangat intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaanrasa tubuh. Maka menurut Al-Abrasyi (1970:1) tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Tujuan pendidikan Islam yang agung senantiasa selaras dengan tujuan agama itu sendiri. Yaitu mewujudkan seorang mu‟min yang takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, memperbaiki ibadahnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (Hafidz dan Kastolani, 2009:34). Quraish Shihab (1994:172) menambahkan tujuan dari pendidikan Islam adalah pengabdian kepada Allah, hal ini sejalan dengan ayat Al-Qur’an surat Al-Dzarriyat ayat 56, yang berbunyi : Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Dalam ayat tersebut sudah jelas terpapar bahwa tujuan penciptaan makhluk ialah untuk menyembah/beribadah kepada Allah SWT. 4. Jalur Pendidikan Islam Dalam pengembangan pendidikan Islam, tidak lepas dari jalur pendidikan itu sendiri, dimana dalam UU SISDIKNAS no 20 tahun 2003 diterangkan bahwa “ jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu 32 proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam usaha pencapaian tujuan dan peningkatan kualitas pendidikan Islam, serta untuk mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman, maka pendidikan Islam menempuh berbagai jalur pendidikan, yaitu : a. Pendidikan formal Menurut Undang-Undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 11, bahwa “ pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pendidikan menengah terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). b. Pendidikan non formal Menurut Undang-Undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 12, bahwa pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Dengan kata lain, pendidikan non formal ialah pendidikan diluar sekolah yang dibentuk untuk masyarakat yang memelukanya yang berguna untuk pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan formal agar tercapai long live education. Pendidikan non formal dapat 33 berupa lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis. c. Pendidikan informal Menurut Undang-Undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 13, bahwapendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal tidak bersifat langsung dalam memberikan pelajaran kepada pihak terdidik. Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa jalur pendidikan merupakan wadah yang dapat dilalui masyarakat untuk mengembangkan potensi diri yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Ketiga jalur pendidikan diatas, walau memiliki perbedaan satu dengan yang lainya, akan tetapi ketiganya saling melengkapi dalam rangka mewujudkan pendidikan sepanjang hayat. Perkembangan pendidikan Islam tercermin dari banyaknya lembaga pendidikan Islam baik melalui jalur formal, non formal atau informal yang dirintis oleh pemerintah, lembaga swasta, organisasi keagamaan atau bahkan individu. Bahkan ada juga lembaga pendidikan Islam yang memadukan didalamnya kurikulum pendidikan umum. Upaya tersebut dilakukan untuk melahirkan generasi muslim yang cerdas, berakhlak islami serta melek akan perkembangan zaman. 34 5. Faktor Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Peningkatan mutu pendidikan Islam atau pengembangan pendidikan islam dapat bermakna dari segi kuantitatif dan kualitatif. Pengembangan pendidikan Islam menurut Muhaimin (2011 : 1) secara kuantitatif yaitu bagaimana menjadikan pendidikan Islam lebih besar, merata dan meluas pengaruhnya dalam konteks pendidikan secara umumnya. Secara kualitatif bagaimana menjadikan pendidikan Islam lebih baik, bermutu dan lebih maju sejalan dengan ide-ide dasar atau nilai-nilai Islam itu sendiri yang harus berada di depan dalam merespons dan mengantisipasi berbagai tantangan pendidikan. Termasuk dalam pengertian kualitatif kualitatif adalah bagaiman mengembangkan pendidikan Islam agar menjadi suatu bangunan keilmuan yang kokoh dan memiliki konstribusi yang signifikan terhadap pembangunan maasyarakat nasional dan trans-nasional, serta pengembangan iptek. Dalam pelaksanaan pendidikan Islam perlu diperhatikan adanya beberapa faktor yang sangat penting dalam tercapainya peningkatan mutu pendidikan Islam. Faktor-faktor tersebut yaitu : a. Faktor Pendidik Pendidik mempunyai peran yang penting dalam pelaksanaan pendidikan, karena pendidik bertanggung jawab dalam pembentukan pembentukan dan pengembangan pribadi peserta didik. Menurut Hamdan Ihsan (2007: 93) pendidik 35 adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau memberi bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. Secara umum dalam pandangan Islam, tugas pendidik adalah mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotorik, kognitif maupun potensi afektif. Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin, menurut ajaran Islam (Tafsir, 2008 : 74). Pendidik dalam pandangan Islam, mempunyai keistimewaan sendiri, yaitu mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah SWT. Sebagaimana yang telah dijanjikan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 : Artinya: .. Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 36 b. Faktor Peserta Didik Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan (Nizar, 2002 : 25). Peserta didik sebagai makhluk ciptaan Allah SWT merupakan makhluk agamis yang dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah). Mereka memiliki potensi-potensi alami yang dapat dikembangkan. Sebagaimana digambarkan dalam hadits Nabi SAW : ًهلل صلى اهلل علي ِ قَالَ رَسُ ُْلُ ا:ُعَهْ أَبِي ٌُرَيْرَةَ أَوًَُّ كَانَ يَقُ ُْل ًَِِسلم مَا مِهْ مَُْلُُْدٍ إِالَّ يُُْلَذُ عَلَى الْفِطْ َرةِ فَأَبََُايُ يٍَُُِّدَاو )ََيُىَصِّرَاوًِِ ََيُمَجِّسَاوًِ (رَاي بخار Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‟anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. c. Faktor Alat Pendidikan Alat pendidikan yang dimaksud disini ialah segala sesuatu atau hal-hal yang bisa menunjang kelancaran dari proses pelaksanaan pendidikan. Alat pendidikan ini berupa segala tingkah laku perbuatan (tauladan), anjuran atau perintah, larangan dan hukuman (Zuhairini, 2008 : 181). 37 d. Faktor Lembaga Pendidikan Makna umum lembaga pendidikan adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang bersamaan dengan proses pembudayaan. Lembaga pendidikan dapat dipisahkan menjadi tiga golongan, yaitu : Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama setelah proses lahirnya anak. Zuhairini (2008: 178) mengungkapkan bahwa didalam keluarga merupakan tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena dalam usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dan contoh dari orang tua dan keluarganya. Orang tua juga berkewajiban menjaga seluruh anggota keluarganya dari hal-hal negatif yang dapat menjerumuskan ke dalam api neraka. Sebagaimana dalam Q.S At-Tahrim ayat 6 : Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ... 38 Sekolah Pendidikan yang dilakukan disekolah merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga. Serta menjadi jembatan yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat. Sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sekolah juga mendidik anak untuk beragama. Masyarakat Lembaga pendidikan masyarakat ini merupakan jalur pendidikan non formal, sebagaimana yang dijelaskan dalam UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Masyarakat berfungsi sebagai pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan formal. Penyelenggaraan pendidikan Islam pada masyarakat dilakukan oleh para mubaligh, da’i, penyuluh, kyai dan tokoh agama di dalam maasyarakat. Sedangkan institusi organisasinya seperti Lembaga Dakwah, Majlis Taklim, Babinrohis, Jama’ah Masjid, Islamic Center dan lain-lain (Romli dan Nuryanis, 2003: 22). Sudah sewajarnya anakanak didik Islam untuk masuk lembaga-lembaga pendidikan masyarakat yang berdasarkan pada prinsipprinsip ajaran agama Islam. 39 e. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan alam sekitar dimana anak berada yang mempunyai pengaruh terhadap perasaan dan sikapnya akan keyakinan atau agamanya (Zuhairini, 2004:173). Lingkungan pendidikan Islam dapat diartikan dengan tempat naka melakukan adaptasi, yang meliputi lingkungan alam yang berupa letak geografis, meliputikehidupan di dan lingkungan masyarakat. Allah sosial yang Swt telah menggambarkan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan beragama dalam surat An-Nahl ayat 112 : Artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Adapun menurut Zuhairini (2004 : 175) bahwa lingkungan yang dapat memberi pengaruh terhadap anak didik dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu : 1) Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya berkeberatan 40 terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu. 2) Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan. 3) Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam lingkungan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan yang ada. Apabila lingkungan ini diitunjang dengan pimpinan yang baik dan kesempatan yang memadai, maka kemungkinan besar hasilnya pun baik pula. Dari beberapa peryataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pendidikan Islam, sangat didukung oleh faktor pendidikan yang ikut menunjang berhasil atau tidaknya dalam mencapai tujuan pendidikan Islam. Oleh karena itu, jika salah satu dari faktor-faktor diatas tidak berjalan dengan baik akan mempengaruhi proses berjalanya pendidikan Islam. Jadi pendidikan Islam dikatakan baik apabila faktor-faktor penunjang pendidikan sangat diperhatikan keberadaan dan kualitasnya. 41 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono 1. Letak Geografis Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono berada di wilayah Kecamatan Banyudono. Kantor sekretariat terletak di komplek masjid As-Siraj Bendan, lebih tepatnya berada pada SD Muhammadiyah Program Khusus Jln. Raya Pengging-Banyudono Kelurahan Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Adapun wilayah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono berbatasan dengan Kecamatan Sambi di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, Kecamatan Sawit di selatan dan Kecamatan Teras di barat. Kantor sekretariat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono berada di menjadikanya jantung pemerintahan sebagai lokasi Kecamatan strategis dan Banyudono, mudah yang dijangkau. (Dokumentasi dan observasi tanggal 28 Maret 2015) 2. Visi dan Misi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono periode 2010-1015 memiliki visi dan misi ideal seperti yang tertuang dalam maksud dan tujuan Gerakan Muhammadiyah, yaitu : a. Visi Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya 42 b. Misi 1) Menegakkan tauhid yang murni berdasarkan pada Al-Qu’an dan As-Sunnah. 2) Menyebarluaskan dan memajukan ajaran agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahihah/maqbulah. 3) Mewujudkan niali-nilai Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.(Dokumentasi program kerja PCM Banyudono 2010-2015) 3. Sejarah Berdirinya Cabang Muhammadiyah Banyudono Dalam pencarian data sejarah berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Banyudono, peneliti mendatangi salah satu tokoh awal Gerakan Muhammadiyah yaitu bapak H. Muhammad Ihsan Muhdi pada 28 Februari 2015. Beliau merupakan salah satu saksi berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Banyudono yang masih hidup. Dari beliaulah didapatkan informasi bahwa organisasi Muhammadiyah hadir di Kecamatan Banyudono bermula dari gerakan kepanduan Hizbul Wathon (HW), yang dahulu merupakan gerakan kepanduan di luar lingkup sekolah dan terbentuk guna menggerakan pemuda untuk berjiwa patriot dan negarawan. Serta mencegah dampak buruk yang dibawa oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Organisasi Muhammadiyah di Banyudono dulu merupakan ranting dari pimpinan Muhammadiyah Surakarta, baru setelah di Kabupaten 43 Boyolali terbentuk Pimpinan Daerah Muhammadiyah, maka Gerakan Muhammadiyah Banyudono terbentuk dan menginduk ke Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali. Pencetus pergerakan Muhammadiyah di Banyudono adalah bapak Hardiman, Sebul Cipto Martono, Ali Mahmudi dan Abdul Karim yang kemudian merintis Cabang Muhammadiyah di Kecamatan Banyudono pada tahun 1955. Adapun yang melatar belakangi berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Banyudono diantaranya : a. Antisipasi pengaruh dari Partai Komunis Indonesia b. Adanya makam Yosodipuro yang dianggap kramat oleh sebagian masyarakat di Banyudono. c. Adanya ritual-ritual kejawen yang dilaksanakan di pemandian Pengging oleh sebagian masyarakat. d. Terbelengkalainya pembinaan akhlak dan agama bagi kaum muda saat itu. Pada masa tersebut, usaha yang dilaksanakan berupa pengajian dan tabligh, sekolah diniyah dan kepanduan. Disamping kegiatan yang dijalankan secara bekelompok, para tokoh saat itu juga menjalankan usaha penyebaran ajaran agama Islam secara individu, terutama dalam lingkup sekitar tempat tinggal. Dengan ketekunan dan perjuangan, Muhammadiyah berusaha mengikis semua perbuatan bid‟ah. Hal tersebut berasil dikikis, walau masih ada juga yang tersisa sampai saat ini. 44 4. Tujuan Berdirinya Cabang Muhammadiyah Banyudono Tujuan awal berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Kecamatan Banyudono bertujuan untuk antisipasi menyebarnya pengaruh Partai Komunis Indonesia, dan untuk menghilangkan penyakit masyarakat yang melakukan takhayul, bid‟ah dan khurafat, serta memajukan pengajaran agama Islam terutama melalui Madrasah Diniyah. Hal itu disimpulkan dari hasil wawancara dengan bapak M. Ihsan Muhdi, selaku saksi hidup awal Gerakan Muhammadiyah Banyudono pada Sabtu, 28 Februari 2015 pukul 16.15 WIB, sebagai berikut : “Mbiyen niku ten Banyudono akeh seng melu-melu PKI mas, dadine yo ngaji ne kui do ndelek-ndelek, lha sak bar e PKI wes rodok prei, lagi pak hardiman, pak sebul sak rencang niku nguringuri meneh Madrasah Wajib Belajar, kui yo isine sinau ngaji kanggo masyarakat karo sinau moco Qur‟an nggo anak anak, dadi sak durunge do sinau nulis latin anak anak niku luweh disek sinau nulis arab, ben wargo banyudono kie luweh ngerti soal agama, kan kolo mbiyen nek Pengging kan akeh seng nglaku semedi, topo lan ndongo nek kuburan e mbah Yosodipro, kan kui wes nyempang soko ajaran agama. lha ben kui ilang, pak sebul sak konco ngajak i konco-konco ngumpul nggo ngurepke gerakan Muhammadiyah. Dapat dipahami dari wawancara tersebut dalam bahasa Indonesia : “Dahulu di Banyudono itu kan banyak gerakan PKI, jadinya belajar agama tidak leluasa, setelah PKI melemah barulah bapak Hardiman, bapak Sebul dan teman-teman mengaktifkan lagi Madrasah Wajib Belajar yang mengajarkan tentang agama bagi masyarakat dan mengajarkan baca Al-Qur‟an bagi anak-anak, jadi dahulu itu anak-anak lebih dulu belajar menulis Arab daripada menulis latin, biar warga Banyudono itu lebih paham tentang agama. Saat niku juga masyarakat banyudono kurang paham akan ajaran agama, terutama warga Pengging banyak yang melakukan ritual kejawen, bertapa dan melakukan kemusyrikan dengan meminta-minta pada makam Mbah Yosodipuro, itu kan sudah menyimpang dari ajaran agama. Untuk menanggulanginya bapak 45 Sebul dan teman-teman mengajak yang lain berturut serta dalam pergerakan Muhammadiyah.” 5. Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono Struktur organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono tahun 2010-2015 sebagai berikut : Tabel. 1 Bagan Struktur Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono Tahun 2010-2015 Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono 20102015 yaitu : Ketua Umum : Drs. H. Muhammad Damiri Wakil Ketua 1 : Drs. H. Sagino Wakil Ketua 2 : Drs. H. Ahmad Mursidi, M. PdI Sekretaris Umum : Danto Kris Suwarno, S. Pd, M. M Wakil Sekretaris : Fuad Setiawan, S. Pd Bendahara Umum : Drs. H. Hartanto Wakil Bendahara : Sugiman 46 Untuk melaksanakan tugas-tugas strategis bidang tertentu tahun 2010-2015, maka dibentuklah unsur pembantu pimpinan yang terdiri dari Majlis dan Lembaga beserta kepengurusanya. Adapun susunannya yaitu : a. b. c. d. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Ketua : H. Mujiyo Abdul Rohman, S. Ag Wakil Ketua : Drs. Fathur Rohman, M. PdI Sekretaris : H. Suyoto, S. Pd Anggota : Wisnu Nugroho, M. Pd Majelis Pendidikan Kader Ketua : Budhi Susilo Wakil Ketua : Mardiyo Sekretaris : Drs. Waluyo Anggota : Muhammad Bakrun, BA Majelis Tabligh Ketua : H. Suseno, S. Pd Wakil Ketua : Drs. Ahmadi Sekretaris : Sarbudi, S. Pd Anggota : Bardaini Majelis Tarjih dan Tajdid Ketua : Komari Wakil Ketua : Sutardi, S. Ag Sekretaris : Imawan Nurdin, M. Ag Anggota : Suratno 47 e. f. g. h. i. Majelis PKU Ketua : Jacob Chismanto, S. Ag Wakil Ketua : Bambang Priyono, S. Pd Sekretaris : Rahmad Basuki, A. Ag Anggota : Sukarli Hisyam Zaini Majelis Ekonomi Ketua : Bambang Pitoyo Wakil Ketua : Bandi Mulyono, S.H Sekretaris : Irsyad Kardoyo, S.E Anggota : Gito Hartanto Majelis Pembina Kesehatan Ketua : Sugiyo, S. Pd Wakil Ketua : Ir. Arman Ardiansah Sekretaris : Budi Renanto, S. Pd Majelis Wakaf Ketua : H. Joko Paryanto, S. Pd Wakil Ketua : H. Supono, S. H Sekretaris : Hamid Mujiyo Anggota : Suwaji Lembaga Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Ketua : H. Sunardi Wakil Ketua : H. Munawar, S. Pd. I Sekretaris : H. Dalail, S. Pd 48 j. Anggota : H. Bejo wiyono Anggota : H. Kartono, S.H Anggota : H. Bambang Surahmat Humas Ketua : Mustofa Sekretaris : Muhammad Toufik (Dokumentasi hasil rapat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono, dikutip pada 28 Februari 2015) B. Data Pelaksanaan Pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono Program-program yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono periode 2010-2015 tidaklah lepas dari program revitalisasi Cabang dan Ranting Muhammadiyah se Kabupaten Boyolali yang mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah hasil Muktamar ke 46 di Yogyakarta. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Islam masyarakat di Banyudono, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, yaitu sebagai pemberi pedoman, penjaga dan sebagai pengontrol. Hal di atas tercurahkan pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi otonom Muhammadiyah , lembaga dan majlis sebagai Unsur Pembantu Pimpinan Cabang Muhammadiyah. Adapun kegiatan dilaksanakan sebagai berikut : 49 yang telah 1. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pada tanggal 27 Februari 2015, pukul 16.45 WIB bapak Mujiyo Abdul Rohman selaku ketua Dikdasmen menerangkan bahwa tujuan dari Majlis Dikdasmen yaitu : Menjadikan Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan masyarakat khususnya dibidang pendidikan Islam, dengan membuka peluang dan akses yang selebar-lebarnya bagi seluruh lapisan masyarakat. Memaksimalkan lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat dakwah. Peningkatan profesionalisme guru-guru yayasan lembaga pendidikan Muhammadiyah dengan pengadaan pelatihan dan lainya. Mengupayakan dan merintis sekolah program khusus guna mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman. Majlis ini telah menjalankan beberapa bentuk pendidikan formal. Pada jenjang Sekolah Dasar ada lima Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah (MIM), satu Sekolah Dasar Muhammadiyah (SD Muh) dan satu Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus (SD MPK) yang semuanya tersebar di wilayah kecamatan Banyudono. Sedangkan untuk jenjang Sekolah Menengah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mengelola Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 7 yang berada di wilayah Kelurahan Kuwiran. 50 Tabel 2 Daftar lembaga pendidikan formal PCM Banyudono JENJANG SEKOLAH DASAR No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Sekolah MIM Kuwiran MIM Cangkringan MIM Denggungan MIM Tanjungsari MIM Kerten SD M Sambon SD M PK Bendan Kepala Sekolah Drs. Suwarno Yuli Triharyanto S. pd Suhadi, A. Ma Suryono, S. Ag Estianah Faridah S. Pd. I Mizan, S. Ag Pujiyono, S. Si, M.M Siswa 120 92 170 82 80 109 214 JENJANG SEKOLAH MENENGAH No Nama Sekolah 1 SMP 7 Muhammadiyah Kepala Sekolah Supardi, S. Pd Siswa 124 Adapun pedoman islami yang diberikan didalam pendidikan formal tersebut berupa kurikulum keislaman yang memadai. Kurikulum keislaman tersebut berupa kelompok pokok mata pelajaran agama dan Akhlak Mulia yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Disetiap jenjang pendidikan formal diatas, ditanamkan nilai-nilai keislaman kepada siswa. Peserta didik dibimbing agar mampu membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al-Qur’an dan hadits, serta menanamkan pengertian, pemahaman dan penghayatan 51 isi kandungan ayat-ayat Al-Qu’an dan hadits untuk membimbing akhlak dan moral siswa. 2. Majelis Tarjih dan Tajdid Majelis ini menurut bapak Sutardi selaku sekretaris majelis tarjih dan tajdid pada tanggal 1 maret 2015, berperan dalam mensosialisasikan hail-hasil tarjih, tajdid dan pemikiran keislaman Muhammadiyah untuk proaktif dalam menjawab masalah nyata yang sedang berkembang. Adapun kegiatanya yaitu : Melakukan kajian-kajian tarjih dan tajdid dengan pedoman pokok “Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah” bertempat di setiap ranting secara bergantian. Kajian ini diikuti oleh pengurus organisasi Pimpinan Cabang dan Ranting, warga Muhammadiyah dan masyarakat simpatisan yang dilaksanakan setiap tanggal 5 disetiap bulan. Mensosialisasikan seruan penyelenggaraan puasa ramadhan, hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha sesuai dengan keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah kepada masyarakat di Banyudono. Menyegarkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat. Diantaranya yaitu pelurusan arah kiblat yang disesuaikan dengan letak geografis setiap masjid/mushola. 52 3. Majelis Tabligh Sebagai sarana pengembangan dakwah masyarakat agar tebentuk kehidupan yang islami dalam masyarakat. Adapun diantara kegiatanya yaitu : Menyelenggarakan pengajian Ahad pagi yang dilaksanakan rutin setiap ahad pertama disetiap bulan yang dilaksanakan di masjid As-Siraj Kelurahan Bendan. Pengajian ini diikuti oleh warga Muhammadiyah dan seluruh lapisan masyarakat. Setiap malam hari Rabumenyelenggarakan pengajian rutin yang diampu oleh K.H Zuhri Musthofa. Pengajian ini dilaksanakan di masjid At-Thohiriyah Kelurahan Cangkringan, yang dimulai pukul 19.30 WIB. Menyebarluaskan referensi-referensi Muhammadiyah, seperti majalah Suara Muhammadiyah untuk warga muhammadiyah dan masyarakat umum, dengan usaha menyediakan referensi tersebut pada perpustakaan masjid/mushola. Mengelola masjid/mushola Muhammadiyah disetiap ranting/kelurahan tertentu, diantaranya masjid Al-Hidayah Kuwiran, masjid At-Thohiriyah Cangkringan, masid As-Siraj Bendan, mushola Hadiyatusholla Sambon dan masjid An-Nur Ketaon. 53 Menyelenggarakan tabligh atau pengajian tertentu dalam menyambut moment tertentu, seperti pengajian menyambut Milad Muhammadiyah. Bertanggungjawab atas pelaksanaan sholat Hari Raya dengan mengoptimalkan peran Ranting Muhammadiyah dalam menjalankan kepanitiaan. Disamping beberapa kegiatan dari majelis tabligh diatas, secara umum tokoh/ warga Muhammadiyah secara pribadi atau individu berperan aktif dalam implementasi nilai-nilai dari tabligh itu sendiri, terutama ikut berperan aktif dalam pembinaan dan pendidikan Islam masyarakat di lingkungan terdekat. Sebagai contoh tokoh Muhammadiyah yang berdomisili di Dusun Peni Kelurahan Kuwiran, merintis dan mengelola pengajian rutin setiap malam hari kamis yang bertempat di seluruh masjid di Dusun Peni secara bergantian. Pengajian ini dimulai dengan tadarus Al-Qur’an bersama, kajian tafsir Al-Qur’an oleh bapak Mujiyo Abdul Rahman S.Ag kemudian dilanjutkan dengan materi pengajian oleh bapak Drs. M Damiri. Para tokoh Muhammadiyah pada umumnya juga menjadi imam disetiap masjid terdekat, menjadi rujukan dari persoalan ajaran agama. 4. Majelis Wakaf, Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) Ikut serta dalam peningkatan pengelolaan wakaf dan ZIS sehingga dapat menjadi penyangga kekuatan gerakan pemberdayaan 54 masyarakat. contoh nyatanya berupa pengelolaan zakat fitrah, baitul maal dan wakaf. 5. Lembaga Bimbingan Ibadah Haji. Mensosialisasikan pedoman ibadah haji dan umrah sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Menyelenggarakan manasik haji di Kecamatan Banyudono yang disinergikan dengan KBIH Al-Kautsar Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali. 6. Aisyiyah Sebagai salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah, Aisyiyah juga memiliki amal usaha dibidang pendidikan, kewanitaan, PKK, kesehatan dan organisasi wanita (Shobron, Hidayat dan Shohabiya, 2010 : 124). Amal usaha Aisyiyah Cabang Banyudono dalam bidang pendidikan berupa panti asuhan yatim dan pendidikan pra-sekolah, yaitu Taman Asuh Anak, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak/Bustanul Athfal. Dalam pendidikan pra-sekolah yang dikelola oleh Aisyiyah, menerapkan nilai-nilai Islam berupa pengenalan Nama dan Sifat Allah kepada peserta didik dengan harapan agar terbiasa menggantungkan segala urusan kepada Allah SWT dan bukan selain-Nya. Aisyiah Cabang Banyudono juga mengelola panti asuhan yatim yang terletak di desa Gotakan, Kerten Kecamatan Banyudono. Dari keterangan ibu Umi selaku pengurus Aisyiyah panti Asuhan ini membina 15 santriwan dan 23 santriwati yang berasal dari masyarakat 55 Banyudono. Penyelenggaraan panti asuhan ini mengusahakan untuk membekali para santri dengan bekal keislaman. Di antara usaha nya ialah : Pembinaan santri dalam bidang keislaman dan kemuhammadiyahan. Memberikan pelatihan/pembelajaran bahasa Arab dan Inggris yang berguna sebagai dasar pengembangan dari ilmu pengetahuan. Mengusahakan sarana dan fasilitas bagi santri untuk belajar ketrampilan dan keahlian guna bekal menyongsong kehidupan ke depan. Membina dan mengkoordinasi kegiatan praktek dakwah, guna mempersiapkan kader-kader pejuang dakwah islamiyah. Disamping usaha-usaha diatas, pengurus panti asuhan bekerja sama dengan Pimpinan Cabang juga mengusahakan penjaminan keberlangsungan pendidikan formal para santri. Dimana seluruh santri juga bersekolah di sekolah formal. Beberapa santri ada yang bersekolah di MIM Denggungan, SMP Muhammadiyah 7, SMK Muhammadiyah 04 Boyolali. C. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono Pimpinan Cabang Muhammadiyah merupakan organisasi soisal keagamaan yang memiliki berbagai amal usaha terutama dibidang pendidikan Islam dan bidang dakwah islamiyah. 56 Organisasi ini menghadirkan berbagai amal usaha dalam mengembangkan ajaran Islam di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Dan keberadaanya pun mempunyai peran yang besar dalam pengembangan pendidikan Islam. Melalui beberapa Amal Usahannya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mengembangkan pendidikan Islam terutama melalui pendidikan formal, peran ini mengarah pada mengusahakan terwujudnya lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menjadikan masyarakat khususnya usia sekolah untuk benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dalam hasil wawancara yang dilakukan kepada bapak Mujiyo Abdul Rohman selaku pengurus dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah, pada 27 februari 2015, 16.45 WIB sebagai berikut : “ya peran nya banyak, Muhammadiyah banyak mendirikan sekolah Islam di Banyudono hampir setiap kelurahan mempunyai Madrasah Ibtidaiyah dibawah yayasan Muhammadiyah, trus ada satu SMP Muhammadiyah. Malah di Bendan itu SD Muhammadiyahnya fullday. Disekolah-sekolah tersebut kan diajarkan agama islam yang lebih detail dari pada sekolah umum. Ya seperti di MIM kuwiran itu lho, banyak macamnya pelajaran agama Islam, seperti Al-Qur’an Hadist, BTQ, Aqidah Akhlak, Sejarah Islam. tidak seperti di Sd yang pelajaran Agamanya Cuma sedikit”. Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Ihsan dalam wawancara pada 1 Maret 2015 pukul 16.15 WIB, dengan hasil wawancara : “banyak banget perananya nuh mas, sekarang sudah banyak madrasah-madrasah yang bagus kualitasnya tidak kalah sama sekolah negeri mas. Contoh e MIM kuwiran kae mas, gedungnya sudah bertingkat, ada mushola nya, ekstrakurikulernya juga bagus. Sekarang banyak orang tua didaerah sini yang memilih menyekolahkan anaknya ke MIM daripada ke SD impres mas” 57 Bapak Ihsan merupakan warga desa Kuwiran, Banyudono. Beliau bukan warga Muhammadiyah aktif, akan tetapi semua anaknya dulu pernah bersekolah di salah satu Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah. Selanjutnya amal usaha dari Pimpinan Cabang muhammadiyah juga berperan terhadap pendidikan Islam masyarakat dalam jalur non formal terutama soal pemahaman tentang ajaran agama Islam, termasuk membimbing dan mengarahkan masyarakat umum dalam menjalani ibadah agar sesuai dengan syariat Islam dan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Hal ini sesuai yang diutarakan bapak Sutardi dalam wawancara pada 1 Maret 2015 pukul 13. 23 WIB sebagai berikut : “ Kalo untuk masyarakat umum ya banyak, pengajian seng bulanan ada, mingguan juga ada, walau itu tidak semua tercantumkan dalam program kerja Muhammadiyah tapi banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berperan sentral disitu. Dengan adanya pengajian kan tokoh-tokoh Muhammadiyah memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam, biar warga lebih paham agama. Disitu juga diajarkan tentang ibadah yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad, biar terhindar dari praktekpraktek bid‟ah”. Sejalan dengan bapak Tardi, bapak Wardoyo warga desa Kuwiran Banyudono, yang merupakan simpatisan dan sering aktif mengikuti pengajian yang diampu oleh tokoh Muhammadiyah, dalam wawancara pada 1 Maret 2015, pukul 20.10 WIB, yaitu juga mengatakan : “ sepengaetahuan saya ya madrasah-madrasah itu sama pengajianpengajian rutin. Pengajian yang keliling mushola itu bagus, ngajari bapak-bapak ngaji Qur’an yang dahulune belum bisa jadi bisa ngaji Qur’an. Kalo dah bapak-bapak kan malu kalo mau belajar ngaji sendiri, lha kalo pas pengajian dimushola itu kan rame-rame jadi ada temenya” 58 Pendapat lain juga diutarakan oleh Fajar Suryawan, warga Cangkringan Banyudono, yang merupakan warga umum pada 2 Maret pukul 20.30 WIB, yaitu : “kae kan mbah Zuhri, pak Tardi kan orang Muhammadiyah. Kalo disini ya menjadi panutan warga. Mbah Zuhri kan mengisi pangajian rutin, pak Tardi jadi imam dimushola, kultum habis sholat tarawih dan khotib sholat jum’at setiap jum’at wage, kalau ada pengajian syukuran aqiqoh pa walimahan ya gitu beliau beliau sering ngisi mau‟idhoh hasanah-nya. Anaknya Pak Tardi yang pertama, mas Zarkasyi jadi guru agama di SD, mbak Ida juga guru di SD juga ngajar ngaji di TPA” Lain halnya dengan penuturan diatas, ibu Umi Muslikhah, S.Ag menuturkan dalam wawancara pada 2 maret 2015 pukul 16.45 sebagai berikut : “madrasah sekarang sudah bagus mas, sekolahnya masuknya sampai sore . TK nya juga bagus, permainanya banyak jadi anakanak tidak rewel mas dan juga sudah diajari ngaji, doa-doa gitu. Jadi sejak kecil sudah dikenalkan dengan agama Islam, biar membekas mas. Kalo soal pengajian-pengajian agama yang di mushola-mushola juga bagus mas, tapi kan hanya buat bapakbapak, saya ikutnya yang pengajian tiap bulan yang diadakan untuk keluarga dan pengajian Aisyiyah yang diadakan setiap bulan. Niku yang mengisi pengajian juga bapak-bapak e dari Muhammadiyah ” Dapat dipahami dari hasil wawancara dengan Ibu Umi, bahwa disamping manfaat yang dirasakan oleh masyarakat umum, amal usaha Muhamadiyah juga berperan terhadap pembinaan anak usia dini. Dimana anak-anak sudah dibekali ilmu agama sejak awal. Dari hasil pengamatan peneliti, Pimpinan Cabang Muhammadiyah juga mengusahakan pembinaan anak usia dini, dimana telah didirikan berbagai lembaga 59 pendidikan anak usia dini yang berupa Taman Kanak-Kanak, Bustanul Athfal, Kelompok bermain dan Taman Asuh Anak yang dikelola oleh badan otonom Aisyiyah. Lembaga-lembaga tersebut tersebar hampir diseluruh wilayah Kecamatan Banyudono, dimana dari beberapa tempat tersebut ada yang merupakan hasil dari wakaf warga simpatisan Muhammadiyah dan masyarakat secara umum. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono juga berperan pada penyampaian dan pemberian pedoman kepada masyarakat Banyudono tentang ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Serta berperan dalam menjaga pemahaman masyarakat tentang ajaran agama Islam agar terhindar dari pemahaman yang sesat. Serta mengontrol ritual keagamaan (ibadah) masyarakat agar tidak mendekati prilaku tahayul, bid’ah, kurofat dan syirik. Hal ini juga terpapar seperti dalam wawancara dengan bapak Muh Damiri selaku Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bayudono, pada 26 Februari 2015 pukul 16.30 WIB sebagai berikut : “pada dasarnya menghilangkan praktek-praktek kemusyrikan di masyarakat, terutama mengajarkan ajaran agama yang sesuai AlQur’an dan Sunnah Rasul. Baik lewat khutbah, ceramah, pengajian rutin maupun mencontohkan ibadah yang benar” Sejalan dengan apa yang diutarakan bapak Muh Damiri, bapak Paiman mengutarakan dalam wawancara pada senin, 2 Maret 2015 pukul 18.30 WIB sebagai berikut : “ya selama ini sudah baik, apalagi dalam memberikan informasi tentang ajaran agama Islam yang benar dan murni berdasarkan AlQur’an dan Sunnah, kan sering kita beribadah itu masih bercampur 60 dengan ajaran jawa yang diajarkan kakek-kakek kita dulu, lha dengan adanya muhammadiyah jadi lebih tau soal ibadah yang benar yang dituntunkan oleh kanjeng Nabi ” Dari hasil observasi pada bulan Februari, peneliti juga melihat bahwa di dusun Kliwonan desa Cangkringan kecamatan Banyudono telah didirikan Pesantren Al-Qur’an At-Thohiryah Muhammadiyah. Pesantren ini merupakan pondok tahfids Al-Qu’an yang sebagian lahanya merupakan hasil wakaf dari KH Zuhri Musthofa yang dikelola oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. Kemudian hasil wawancara dengan Suwarno pada 1 Maret 2015 pukul 09.00 WIB sebagai berikut : “yang saya rasakan ya saya sebagai orang yang sebelumnya awam tentang agama jadi lebih mengerti soal agama setelah ikut pengajianpengajian, bagaimana shalat yang benar, ngaji yang benar. Jadi bisa saya terapkan dirumah. Bisa buat bekal mengajak anggota keluarga biar lebih baik dalam beribadah mas ” Bisa dimaknai bahwa dari hasil mengikuti kegiatan pengajian, atau pendidikan agama Islam yang ada di lingkungan masyarakat, dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengarahkan dan membimbing keluarga. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengajian dan pendidikan agama tidak hanya berpengaruh terhadap pengikutnya tetapi juga secara tidak langsung berpengaruh terhadap keluarganya. 61 D. Realitas Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Peningkatan Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono Banyudono merupakan wilayah pedesaan yang masih dalam taraf perkembangan, yang mana masyarakatnya terdiri dari berbagai macam kultur, budaya, ekonomi, status sosial dan pemahaman agama. Sehingga mempengaruhi proses berjalanannya pendidikan Islam di Masyarakat. Dari hasil penelitian didapatkan : 1. Realitas penghambat dalam peningkatan pendidikan Islam masyarakat Banyudono. Dalam hasil wawancara dengan beberapa responden, tergambar jelas beberapa faktor penghambat mengenai peningkatan mutu pendidikan, sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Drs. Muh Damiri pada Kamis, 26 Februari 2015 : “warga sini belum menjadikan agama Islam sebagai pegangan hidup yang pasti, masih banyak yang sibuk dalam mengejar materi dunia mas, akhiratnya pada ditinggal. Bahkan masih banyak masyarakat yang menjalankan praktek syirik, kayak kungkum (berendam) di Umbul Pengging buat tirakat katanya, terus ziarah ke makam Mbah Yosodipuro dengan tujuan yang negatif pakai bakar kemenyan segala” Sedangkan wawancara dengan bapak Mujiyo Abdul Rahman pada tanggal 27 februari 2015, 16.45WIB sebagai berikut : “kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam kurang, jadi mereka acuh tak acuh. Mereka masih menganggap pendidikan Islam ya hanya soal pengetahuan disekolah saja. Padahal ya masih banyak lho mas, masyarakat Banyudono yang belum paham betul tentang agama Islam, efeknya ya itu tadi, masyarakat tidak antusias dengan usaha-usaha oleh tokoh-tokoh agama.” 62 Sedangkan wawancara dengan bapak Danto pada Sabtu 28 Februari 2015, sebagai berikut : “begini mas, masyarakat sini tuh yang saya lihat masih kurang akan memahami ajaran agama Islam, trus berdampak pada kehidupan sehari-hari yang jarang beribadah, apalagi soal penanaman nilai-nilai agama Islam pada kehidupanya sama sekali tidak memahaminya. Dalam kehidupan berkeluarga pun seperti itu, banyak yang kurang menekankan tentang pendidikan Islam dan pengamalan ajaran agama Islam kepada anak-anaknya ” Berdasarkan dari data wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan penyebab terkendalanya program-program peingkatan pendidikan Islam masyarakat di Banyudono adalah pemahaman masyarakat yang masih kurang tentang ajaran agama Islam, rendahnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan Islam bagi perkembangan kehidupan, masih maraknya praktek kemusyrikan di wilayah Banyudono. 2. Realitas pendukung dalam peningkatan pendidikan Islam masyarakat Banyudono. Dalam hasil wawancara dengan beberapa responden, tergambar jelas beberapa faktor pendukung dalam peningkatan mutu pendidikan, sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Drs. Muh Damiri pada Kamis, 26 Februari 2015 : “ya alhamdulillah sudah banyak pemuka agama, kyai, ustadz dan mubaligh yang ada di Banyudono mas, mereka menjadi penggerak-penggerak ajaran Islam di lingkungan sekitar, sebagai sumber informasi tentang agama Islam, kadang menjadi tempat bertanya soal agama, dimintai 63 pendapat tentang kehidupan sosial dan juga menjadi contoh yang baik bagi warga mas ” Sedangkan wawancara dengan bapak Mujiyo Abdul Rahman pada tanggal 27 Februari 2015, sebagai berikut “kalo itu tertolong dengan sudah banyaknya sarana dan prasarana pendidikan Islam, yang insyallah membantu sudah berperan maksimal, terbukti banyaknya anak-anak yang disekolahkan di MIM. Trus juga masjid dan mushola yang sudah merata yang telah banyak menjadi pusat pengembangan pendidikan Islam bagi warga sekitar. Sama adanya hubungan baik antara warga masyarakat dengan tokoh-tokoh agama sehingga dapat menjadikan faktor penyemangat warga dalam pengamalan ajaran agama” Sedangkan wawancara dengan bapak Danto pada Sabtu 28 Februari 2015, sebagai berikut : “kalau yang mendukung alhamdulillah banyak juga, bapakbapak di pengurus yang menjalankan kewajibanya secara maksimal ikut menunjang juga, disamping itu juga masyarakat banyak yang berpikiran positif tentang apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah, dan juga mendapat dukungan dari pihak-pihak luar seperti pak camat dan tokoh masyarakat yang dituakan dimasyarakat” Berdasarkan dari data wawancara diatas, sudah banyak faktor yang menunjang lancarnya proses pengembangan pendidikan Islam. berbagai macam faktor yang menunjanng adalah optimalnya peran tokoh agama dalam masyarakat yang menjadi jembatan untuk tersampainya nilai-nilai Islam kepada masyarakat, ada nya fasilitas yang sudah cukup banyak dalam melaksanakan pendidikan Islam bagi masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak. 64 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dari teori yang dipaparkan pada Bab II dan data yang dihasilkan dari wawancara, dokumentasi dan observaasi di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mengenai kegiatan pelaksanaan pendidikan Islam sebagai mana yang telah dipaparkan dalam Bab III, maka peneliti akan melakukan analisa data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan teknik analisis yang dipilih oleh peneliti, yaitu peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) yang menggambarkan fenomena yang ada saat ini atau lampau dari seluruh data hasil wawancara, dokumentasi dan observasi. A. Pelaksanaan Program Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam Pendidikan Islam Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa program pendidikan Islam masyarakat yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mengacu pada program revitalisasi Cabang dan Ranting Muhammadiyah se-Kabupaten Boyolali yang berdasarkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah hasil Muktamar ke 46 di Yogyakarta. Program-program peningkatan mutu pendidikan Islam masyarakat dilaksanakan oleh Unsur Pembantu Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono meliputi majelis-majelis dan lembaga. Programprogram ini dilaksanakan melalui amal usaha yang telah dibentuk bersama terutama melalui jalur formal, non formal dan informal. 65 1. Jalur Formal Pendidikan Islam lewat jalur formal berupa lembaga pendidikan formal dibawah naungan Muhammadiyah berupa Taman KanakKanak/Bustanul Atfal/Raudhatul Athfal yang dikelola oleh organisasi otonom Aisyiyah dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah serta SMP Muhammadiyah yang dikelola oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah. Lembaga pendidikan formal dibawah naungan Aisiyah berupa : Tabel. 3 Daftar Lembaga Pendidikan Formal Muhammadiyah Banyudono No Lembaga Pendidikan Kelurahan 1 Pendidikian Usia Dini TK Aisyiyah Banyudono Kerten TK Aisyiyah Bendan Bendan TK Aisyiyah Kuwiran Kuwiran TK Aisyiyah Ngaru-ngaru Ngaru-ngaru TK Aisyiyah Sambon Sambon TK Aisyiyah Jembungan Jembungan BA Aisyiyah Kliwonan Cangkringan BA Aisyiyah Tanjungsari Tanjungsari 2 Pendidikan Dasar MI Muhammadiyah Cangkringan Cangkrinagn MI Muhammadiyah Denggungan Denggungan MI Muhammadiyah Kerten Kerten MI Muhammadiyah Kuwiran Kuwiran MI Muhammadiyah Tanjungsari Tanjungsari SD Muhammadiyah Sambon Sambon SD Muhammadiyah Program Khusus Bendan 3 Pendidikan Menengah SMP 7 Muhammadiyah Kuwiran (berkas Majelis Dikdasmen PCM Banyudono periode 2010-2015) Adapun pedoman islami yang diberikan didalam pendidikan formal tersebut berupa kurikulum keislaman yang memadia dan 66 muatan lokal (Kemuhammadiyahan). Kurikulum keislaman tersebut berupa kelompok pokok mata pelajaran agama dan Akhlak Mulia yang dimaksudkan untuk membentukpeserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. 2. Jalur Non Formal Para Unsur Banyudono Pembantu yang memprogramkan dan lainya Pimpinan atau mengelola Muhammadiyah pun kegiatan tokoh-tokohnya guna Cabang juga meningkatkan pendidikan islam masyarakat terutama dalam jalaur non formal. Dalam hal ini berupa : penyelenggaraan pengajian rutin bulanan setiap ahad pertama disetiap bulanya, pengajian tafsir malam rabu, melaksanakan manasik haji, melakukan kajian-kajian tarjih dan tajdid dengan pedoman pokok “Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah”. Selain program yang berbentuk majelis taklim diatas, ada juga program pelurusan arah kiblat, seruan penyelenggaraan puasa ramadhan, hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha, Menyebarluaskan referensi-referensi Muhammadiyah, pemakmuran masjid dan mushola diseluruh wilayah banyudono serta bekerja sama dengan tokoh Muhammadiyah dalam mengelola dan menghidupkan Pondok Pesantren Tahfidz At-Thohiriyah Muhammadiyah. 67 3. Jalur Informal Untuk jalur informal berupa penguatan fungsi ganda panti asuhan anak yatim sebagai wadah pendidikan informal pengganti pendidikan yang tidak didapatkan dalam keluarga, serta peran dalam pembekalan life skills agar menunjang santri untuk kehidupan yang akan datang. Badan otonom Aisyiyah juga mengelola pendidikan anak usia dini yang masih termasuk dalam jalur informal berupa : Tabel. 4 No Pendidikan Anak Usia Dini 1 Taman Asuh Anak Aisyiyah 2 Kelompok Bermain Aisyiyah 3 Kelompok Bermain Aisyiyah Kelurahan Jembungan Jembungan Kerten Selanjutnya Aisyiyah juga mengelola majlis ta’lim untuk ibu-ibu. Diman didalamnya dibekali dengan pengetahuan agama terutama soal berkeluarga yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. B. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono di lingkungan masyarakat Banyudono diantaranya terkait dengan pendidikan Islam yang diberikan kepada warga Muhammadiyah dan umat Islam Banyudono pada umumnya. Peran ini diwujudkan melalui kerjasama antara Amal Usaha, Majelis dan Lembaga Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. 68 Program pelaksanana pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono bukan semata-mata rencana dan pelaksanaan seperangkat kegiatan praktis, tetapi merupakan aktualisasi dari visi utama Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Peran pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam masyarakat diterapkan dalam tiga ranah, yaitu formal, non formal dan informal. 1. Ranah Formal Dengan penyediaan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat di wilayah Banyudono. Menetapkan kurikulum keislaman sebagai pedoman dasar dan modal awal agar bagi peserta didik untuk mengetahui, memahami, menerapkan dan menjiwai nilai-nilai ajaran agama Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits. Kurikulum keislaman tersebut berupa kelompok pokok mata pelajaran agama dan akhlak mulia yang dimaksudkan untuk membentukpeserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Disamping itu melalui lembaga pendidikan juga, dapat menjaga dan mengontrol akhlak dan perilaku peserta didik agar terhindar dari perbuatan tercela. Serta membimbing peserta didik agar berprilaku 69 sosial sesuai dengan nilai-nilai Islam, tidak lupa untuk memperingatkan peserta didik jikalau timbul indikasi yang kurang baik. 2. Ranah Non Formal Melalui Amal Usaha Muhammadiyah maupun para tokohtokohnya, Pimpinan Cabang Banyudono mengajak masyarakat umum untuk lebih dekat dengan ajaran agama. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ajaran agama Islam dengan jalan memberikan pengajaran agama yang sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an dan tuntunan Sunnah Rasul bagi masyarakat umum agar terhindar dari praktek tahayul, bid‟ah, kurafat dan kemusyrikan. Membimbing masyarakat dalam menjalankan ritual agama (ibadah) yang sesuai dengan syariat Islam dengan berbagai cara seperti berkomunikaasi dengan baik serta pemberian contoh praktek ibadah yang sesuai dengan syariat. Serta melakukan pengawasan atas amal ibadah masyarakat umum seperti puasa, sholat id, qurban dan zakat dengan turut serta didalamnya, sehingga bisa memastikan berjalannya amal ibadah masyarakat agar masih tetap dalam jalur syariat. 3. Ranah Informal Dengan memberikan dasar pendidikan Islam yang paling utama yaitu lewat keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan jalan memberikan 70 pedoman pendidikan dalam yang dilandasi Al-Qur’an dan Sunnah yang diberikan disaat pengajian keluarga dan PKK. Disamping itu juga melengkapai peran keluarga dalam mendidik anak-anaknya dengan memberikan anak-anak bekal untuk kehidupan Islami dengan turut serta mengenalkan akan ke-ESA-an Allah, pengenalan tentang ibadah dan pemberian suri tauladan yang baik. Dengan demikian, peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam pendidikan Islam masyarakat secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi : 4. Sebagai sumber pedoman, yaitu memberikan kepada masyarakat pedoman-pedoman Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tuntunan Sunnah Rasul untuk mengatur tingkah laku masyarakat dalam berakhlak, beribadah kepada Allah dan bersosial dengan lingkungan. 5. Sebagai penjaga, yaitu menjaga keutuhan dan kestabilan masyarakat agar terhindar dari perpecahan dan perselisihan. Menjaga kehidupan masyarakat agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan Islam 6. Sebagai pengontrol, yaitu mengadakan sistem pengendalian sosial yaitu membentuk sistem pengawasan atas tingkah laku masyarakat agar terhindar dari penyimpangan sosial dan melenceng jauh dari syariat Islam. 71 C. Realitas Penghambat dan Faktor Pendukung Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono Kecamatan Banyudono merupakan wilayah pedesaan yang masih dalam taraf perkembangan, yang mana masyarakatnya terdiri dari berbagai macam kultur, budaya, ekonomi, status sosial dan pemahaman agama. Sehingga mempengaruhi proses berjalanannya pendidikan Islam di Masyarakat. dari hasil penelitian didapatkan ; 1. Realitas penghambat dalam peningkatan mutu pendidikan Islam masyarakat Banyudono Mayoritas masyarakat Banyudono memang beragama Islam, akan tetapi kebanyakan dari mereka masih mendewakan dunia, dan melalaikan akhirat. Kebanyakan mereka masih acuh tak acuh dikarenakan belum menyadari begitu pentingnya pendidikan Islam bagi kehidupan kelak, sehingga masyarakat pada malas-malas an untuk beribadah. Untuk mengikuti majlis ta’lim dan majlis ilmu, sudah dapat dipastikan tidak akan menggubrisnya sama sekali. Padahal, pemahaman masyarakat Banyudono tentang agama islam relatif kurang. Sehingga tidak dapat menanaman nilai-nilai ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dibeberapa tempat, masih ada saja warga yang menganut kepercayaan kejawen dan mempraktekkan kemusyrikan, dan perbuatan maksiat lainya. 2. Faktor pendukung dalam peningkatan mutu pendidikan Islam masyarakat Banyudono 72 Dalam hal ini sangat terbantu dengan tersebarnya sarana dan prasarana pendidikan Islam yang berupa lembaga pendidikan Islam yang menyebar di hampir seluruh banyudono. Serta banyaknya sarana beribadah seperti masjid dan mushola yang dijadikan menjadi pusat pendidikan Islam, mengaji dan pengajaran agama. Para tokoh agama, kyai dan ustadz besar pengaruhnya dalam peningkatan pendidikan Islam di masyarakat Banyudono. Beliau sebagai sumber informasi tentang agama Islam yang baik dan benar. Dengan demikian upaya menjaga relasi yang baik dengan tokoh agama, kyai dan ustadz menjadi salah satu usaha yang baik dalam meningkatkan kualitas ibadah, yaitu menjalin interaksi yang baik secara bersama-sama meningkatkan pemahaman masyarakat tentang agama Islam. Hal ini pun didukung dengan antusiasme para warga dalam berpartisipasi dalam program-program pendidikan Islam, serta dukungan dari aparat pemerintahan daerah yang memberikan peluang untuk lebih berperan. 73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian serta pemahaman yang mengacu pada rumusan masalah, dan pembahasan dan analisis tentang “Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Program Pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono memiliki banyak program untuk meningkatkan pendidikan Islam Masyarakat Banyudono. Terutama meliwati amal usaha, majelis-majelis dan lembaga yang saling berkoordinasi. Program tersebut ditujukan kepada warga masyarakat secara menyeluruh, melalui 3 jalur, yaitu jalur formal, non formal dan informal. Lembaga pendidikan formal di bawah naungan Muhammadiyah Banyudono meliputi Taman Kanak-Kanak, Bustanul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah, Sekolah Dasar Muhammadiyah, Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus dan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah. Sedangkan jalur non formal meliputi pengajian rutin cabang, pengajian tafsir Al-Qur’an, pengajian Bulughul Maram, kajian Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah, 74 manasik haji serta melalui tokoh-tokoh Muhammadiyah meliputi pelurusan arah kiblat, seruan pelaksanaan puasa Ramadhan dan hari raya Idhul Fithri Muhammadiyah, sesuai dengan pemakmuran masjid putusan berupa Pimpinan Pusat menjadi Imam, penceramah dan khotib serta mengelola dan menghidupkan Pondok Tahfidz Al-Qur’an At-Thohiriyah Muhammadiyah. Disamping itu juga tidak melupakan jalur in formal yang berupa pendidikaan anak usia dini yang berupa Kelompok Bermain dan Taman Asuh Anak Aisyiyah serta penguatan fungsi Panti Asuhan Anak Yatim dalam pembekalan santri dengan ketrampilan life skills, serta pembekalan agama dan keluarga untuk ibu-ibu rumah tangga melalui pengajian rutin. 2. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam Peningkatan Pendidikan Islam Dengan berbagai macam program dan kegiatan, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono memberikan andil dan peran dalam pendidikan Islam masyarakat. Yaitu melalui pendidikan formal dengan mewujudkan lembaga pendidikan Islam yang lebih berkualitas dan menjangkau seluruh masyarakat, menyediakan pendidik yang berkualitas, menyiapkan kurikulum pendidikan Islam yang sesuai dengan tuntutan zaman serta mengembangkan potensi maasyarakat khususnya dalam bidang pengetahuan agama. Sedangkan melalui pendidikan nonformal melalui pengajian-pengajian rutin, yang mana 75 di dalamnya terdapat pengajaran tentang ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Sedangkan melalui pendidikan informal yang berupa PAUD,TK,KB, Panti Asuhan Aisyiyah dan pengajian keluarga. Peranan tersebut meliputi peran sebagai pemberi pedoman, penjaga dan pengontrol masyarakat atas ajaran agama Islam.Peranan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono sebagai pemberi pedoman terpapar dalam realita dengan pemberian dasar-dasar agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tuntunan Sunnah Rasul agar masyarakat terhindar dari praktek tahayul, bid’ah, kurafat dan kemusyrikan. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono juga menjaga keutuhan dan kestabilan kehidupan masyarakat agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan Islam. Serta mengontrol dengan membentuk sistem pengawasan atas tingkah laku masyarakat agar terhindar dari penyimpangan sosial dan pelencengan dari jalur syariat Islam. 3. Realitas Pendukung dan Penghambat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam Masyarakat Banyudono a. Realitas Pendukung Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam masyarakat sangat terbantu dengan tersebarnya sarana dan prasarana pendidikan Islam dan dakwah 76 islamiyah di hampir seluruh wilayah kecamatan Banyudono yang berupa sekolah berbasis Islam dan masjid/mushola, banyaknya tokoh agama sebagai sumber referensi ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW serta dukungan dan partisipasi dari tokoh agama, instansi pemerintah serta masyarakat pada umumnya. b. Realitas Penghambat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono juga menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan pendidikan Islam untuk masyarakat. Terutama kurangnya kesadaran masyarakat Banyudono akan pentingnya pendidikan Islam untuk bekal dalam kehidupan, kurangnya pemahaman masyarakat Banyudono akan ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, masih banyaknya praktek kepercayaan kejawen, praktek kemusyrikan dan perbuatan maksiat diantara masyarakat Banyudono, serta persepsi negatif sebagian masyarakat terhadap program dan kegiatan gerakan Muhammadiyah di Kecamatan Banyudono. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sekiranya penulis dapat menyampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada pengurus Cabang Muhammadiyah Banyudono serta warga masyarakat Banyudono pada umumnya. Sekiranya bagi Pengurus Cabang Muhammadiyah Banyudono 77 yang merangkap jabatan lembaga pemerintah ataupun yang lainya, hendaknya lebih cermat dalam mengatur/membagi waktu dengan baik sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kegiatan persyarikatan dengan tugas lainya, juga saling memotifasi untuk memupuk semangat dalam melaksanakan program-program pimpinan cabang, serta perlu untuk lebih intens dalam merangkul seluruh lapisan masyarakat dan melebarkan sayap sebagai wadah bagi seluruh lapisan masyarakat Banyudono. Sedangkan untuk masyarakat di Kecamatan Banyudono pada umumnya sekiranya peneliti juga dapat memberi saran dan masukan agar warga Banyudono membuang jauh-jauh praktek tahayul, bid‟ah, kurafat dan kemusyrikan, menjadikan program dan amal usaha Muhammadiyah sebagai langkah awal untuk belajar pendidikan Islam yang hakiki sebagaiman dalam Al-Qur’an dan Hadist serta hendaknya para warga Banyudono lebih responsif terhadap kegiatan pendidikan Islam yang dilaksanakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah. Sekiranya saran tersebut yang dapat peneliti uraikan, semoga dapat berkontribusi buat kemajuan pendidikan Islam khususnya bagi warga masyarakat Banyudono. C. Penutup Alhamdulillaahirabbil „alaamiin saya ucapkan kepada Allah SWT, karna hanya dengan rhmat serta hidayah-Nya, peneliti dapat memulai serta menyelesaikan skripsi ini. Peneliti sadar bahwa dalam proses penyusunan 78 skripsi ini masih banyak sekali kekurangan, maka dari itu dimohon agar selalu memberikan kritik dan saran yang membangun. Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada yang terhormat dosen pembimbing, berkat bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti dapat menemukan jalan dari berbagai masalah yang terjadi Akhirnya, peneliti berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca serta bagi peneliti pribadi. Aamiin 79 DAFTAR PUSTAKA Achmadi, 1992. Islam Sebagai Paradigma Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media _________ 2005. Idelogi Pendidika Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Al-Abrasyi, Athiyah. 1970, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang. Al-Djamali, Fadhil. 1988. Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta: Golden terayon press. Arikunto suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka cipta Daradjat, Zakiah. 1977. Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang _______________. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Djumransjah. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia. Mulyasa, E. 2002.Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung: Remaja Rosdakarya. _________. 2007.Menjadi RemajaRosdakarya. Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Faisal, Yusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta : Gema Insani Hafidz dan Kastolani. 2009. Pendidikan Islam antara Tradisi dan Modernitas. Salatiga : STAIN Salatiga Press Hasbullah. 2009. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta : Rajawali Press Hidayat, Mansur. 2008. Ormas Keagamaan Dalam Pemberdayaan Politik Masyarakat Madani;.(online)Volume4,Nomor1 Hidayat, Syamsul dan Shobahiya, Mahasri (peny.). 2009. Studi Kemuhammadiyahan. UMS: Lembaga Pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar. Ihsan, Hamdan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka. Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki press. 80 Lexy, J. Moleong 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Mansur Hidayat, Ormas Keagamaan Dalam Pemberdayaan Politik Masyarakat Madani;Telaah Teoritik- Historis, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Komunitas Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta : Rajawali Press Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam. Bandung : CV. Diponegoro ___________________. 1995. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Gema Insani Nashir, Haedar. 2010. Muhammadiyah Gerakan Pembaharuan. Yogyakara: Suara Muhammadiyah Romli dan Nuryanis. 2003. Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Sucipto, Heri. 2010. Ahmad Dahlan Sang Pencerah, Pendidik dan Pendiri Muhammadiyah. Jakarta : Best Media Utama Sudarwan, Danim.2003. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sukmadinata, Nana Syaodih, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Syamsu as, Muhammad. 1996. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan sekitarnya. Jakarta : Lentera Basritama Syani, Abdul. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: RemajaRosdakarya. Tamrin, M. Tatang. 1990. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta : Rajawali Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: DEPPENAS RI. 81 Zuhairini. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara _______. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara. https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/undang-undang-no-20tentang-sisdiknas.pdf 82 DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap : HAFIDH ARIF RAHMAN 2. Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 19 Maret 1989 3. Alamt Rumah : Peni RT.19 RW.07 Desa Kuwiran, Kecamatan Banyudono, Kab. Boyolali 4. No. Hp : 0856 4244 4819 B. Riwayat Pendidikan 1. MIM Kuwiran Banyudono : Tahun Lulus 2001 2. MTS Ta’mirul Islam Surakarta : Tahun Lulus 2004 3. KMI Ta’mirul Islam Surakarta : Tahun Lulus 2007 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar – benarnya. Boyolali, 16 April 2015 Penulis, Hafidh Arif Rahman NIM: 111 08 081 83 Gambar 1 Wawancara dengan bapak Danto Gambar 2 Pengajian rutin malam kamis yang diampu tokoh PCM Banyudono Gambar 3 Tokoh PDM Boyolali dalam pengajian bulanan setiap minggu pertama di PCM Banyudono 84 Gambar 4 Suasana pengajian rutin untuk ibu-ibu Gambar 5 Pondok Tahfidz Al-Qur’an At-Thohiriyah Muhammadiyah di Cangkringan Gambar 6 Gambar 7 Komplek PAUD terpadu Aisyiyah Banyudono 85 Gambar 8 Masjid Al-Hidayah Kuwiran yang dikelola oleh PCM Banyudono Gambar 9 Bangunan panti asuhan anak yati Aisyiyah Banyudono, asrama putra. Gambar 10 Komplek Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kuwiran Banyudono 86 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Cabang Muhammadiyah Nama : Hari/Tanggal : Tempat : Waktu : Daftar Pertanyaan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ? Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono? Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah? Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah? Apa saja program kerja dari PCM Banyudono? Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan Islam? 7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan? 8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan islam? 9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan islam? 10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan? 11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa? 12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini? 87 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Warga Banyudono Nama : Hari/Tanggal : Tempat : Waktu : Daftar pertanyaan : 1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam? 2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono? 3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang diselenggarakan PCM Banyudono? 4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di Banyudono? 5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono setelah adanya amal usaha PCM Banyudono? 88 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Cabang Muhammadiyah Nama : Drs. Muh Damiri Hari/Tanggal : Kamis, 26 Februari 2015 Tempat : Rumah bapak Damiri Waktu : 19.45 WIB Daftar Pertanyaan : 13. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ? Sudah lama banget, kira-kira tahun 50-an. Tahun berapa tepatnya saya kurang tau, waktu itu masih kecil. 14. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono? menghilangkan praktek-praktek kemusyrikan di masyarakat 15. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah? Wah lupa nuh mas, ya pokoknya dari dulu sudah diajak ngaji og. 16. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah? Ya berusaha menjalankan tanggung jawab ketua semaksimal mungkin mas. 17. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono? Program kerja nya mengacu pada program Muhammadiyah Pusat yang disesuaikan dengan keadaan disini. Ya seperti yang sudah dilaksanakan oleh pengurus sesuai dengan jabatanya sebagai pengurus. 18. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan Islam? Banyak to mas, TK-TK kae nggone Muhammadiyah, MIM, SD Muhammadiyah panti asuhan di kerten juga. 19. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan? 89 pada dasarnya menghilangkan praktek-praktek kemusyrikan di masyarakat, terutama mengajarkan ajaran agama yang sesuai Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul. Baik lewat khutbah, ceramah, pengajian rutin maupun mencontohkan ibadah yang benar 20. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan islam? warga sini belum menjadikan agama Islam sebagai pegangan hidup yang pasti, masih banyak yang sibuk dalam mengejar materi dunia mas, akhiratnya pada ditinggal. Bahkan masih banyak masyarakat yang menjalankan praktek syirik, kayak kungkum (berendam) di Umbul Pengging buat tirakat katanya, terus ziarah ke makam Mbah Yosodipuro dengan tujuan yang negatif pakai bakar kemenyan segala 21. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan islam? ya alhamdulillah sudah banyak pemuka agama, kyai, ustadz dan mubaligh yang ada di Banyudono mas, mereka menjadi penggerakpenggerak ajaran Islam di lingkungan sekitar, sebagai sumber informasi tentang agama Islam, kadang menjadi tempat bertanya soal agama, dimintai pendapat tentang kehidupan sosial dan juga menjadi contoh yang baik bagi warga mas Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan? 22. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan? Pendidikan islam yang menyeluruh pada lapisan masyarakat tidak pandang status sosial. Pendidikan islam dengan dasar ajaran agama islam yang murni dari Al-Qur‟an dan hadits 23. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa? Kalau ormas lain belum pernah, tapi kalo dengan pihak pemerintah seperti pak lurah, pak camat, kepala sekolah, pengawas sekolah, pemerintahan di kabupaten, kementrian agama pernah. ya intinya membahas soal pendidikan dan keagamaan di wilayah sini. 90 24. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini? Sejauh ini pendidikan di daerah sini sudah bagus mas, ya terkadang cuma kurangnya perhatian pada sekolah-sekolah islam. ya akhirnya warga yang berinisiatif untuk memperhatikanya. Terutama untuk agamanya. 91 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Cabang Muhammadiyah Nama : Mujiyo Abdul Rohman Hari/Tanggal : Jum’at, 27 Februari 2015 Tempat : Rumah bpk Mujiyo Waktu : 16.45 WIB Daftar Pertanyaan : 1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ? Setau saya ya dulu sudah ada sebelum indonesia merdeka, ya tapi coba nanti tanya ke mbah-mbah seng iseh sugeng 2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono? Tujuanya ya memajukan pendidikan agama bagi warga disekitar khususnya agama biar terlepas dari kemusyrikan dan bid‟ah 3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah? Sejak saya kecil pun sudah belajar ngaji di madrasah diniyah muhammadiyah, setelah lulus sekolah madrasah diarahkan mbah kakung untuk mengikuti kegiatan-kegiatan agama lewat muhammadiyah. 4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah? Sekarang menjadi majelis dikdasmen cabang, tahun sebelumnya menjadi sekretaris majelis tabligh daerah boyolali. Ya berusaha bermanfaat bagi sesama 5. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan Islam Banyak to, madrasah, baitul mal, langgar(mushola), pengajian rutin,panti asuhan 6. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono? 92 Kalo dari majelis Dikdasmen ya menjadikan sekolah-sekolah muhammadiyah sebagai lahan berdakwah bagi generasi muda, merawat dan mengembangkan sekolah-sekolah dan guru-gurunya, untuk secara umum banyak yang intinya biar pendidikan agama nya terjamin dan bagus. 7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan? ya peran nya banyak, Muhammadiyah banyak mendirikan sekolah islam di Banyudono hampir setiap kelurahan mempunyai Madrasah Ibtidaiyah dibawah yayasan Muhammadiyah, trus ada satu SMP Muhammadiyah. Malah di Bendan itu SD Muhammadiyahnya fullday. Disekolah-sekolah tersebut kan diajarkan agama islam yang lebih detail dari pada sekolah umum. Ya seperti di MIM kuwiran itu lho, banyak macamnya pelajaran agama Islam, seperti Al-Qur‟an Hadist, BTQ, Aqidah Akhlak, Sejarah Islam. tidak seperti di Sd yang pelajaran Agamanya Cuma sedikit. 8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan islam? kalo itu tertolong dengan sudah banyaknya sarana dan prasarana pendidikan Islam, yang insyallah membantu sudah berperan maksimal, terbukti banyaknya anak-anak yang disekolahkan di MIM. Trus juga masjid dan mushola yang sudah merata yang telah banyak menjadi pusat pengembangan pendidikan Islam bagi warga sekitar. Sama adanya hubungan baik antara warga masyarakat dengan tokoh-tokoh agama sehingga dapat menjadikan faktor penyemangat warga dalam pengamalan ajaran agama 9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan islam? kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam kurang, jadi mereka acuh tak acuh. Mereka masih menganggap pendidikan Islam ya hanya soal pengetahuan disekolah saja. Padahal ya masih banyak lho mas, masyarakat Banyudono yang belum paham betul tentang agama 93 Islam, efeknya ya itu tadi, masyarakat tidak antusias dengan usaha-usaha oleh tokoh-tokoh agama 10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan? Ya yang sesuai dengan ajaran e kanjeng nabi seng didasari AlQur‟an dan Hadits 11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa? Ya paling dengan muhammadiyah daerah sama wilayah, juga dengan lembaga islam lainya, tapi kebanyakan dengan pihak masyarakat. seperti rapat yayasan madrasah buat usaha mengembangkan madrasah. 12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini? Secara umum sih menghawatirkan,,banyak anak-anak yang terbengkalai pendidikanya terutama ajaran agama islam. tpi kalo di sini ya sudah lumayan bagus lah . 94 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Cabang Muhammadiyah Nama : Sutardi S.Ag Hari/Tanggal : 1 Maret 2015 Tempat : rumah bapak Sutardi Waktu : 13.23 WIB Daftar Pertanyaan : 1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ? Wes suwe to.ya kira-kira tahun 60-an kayaknya..pasnya 2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono? Ya bertujuan untuk memurnikan ajaran agama islam nuh 3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah? Sejak sekolah di PGA diajak pak rahman ikut pengajian-pengajian 4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah? Ya semaksimal mungkin ikut berperan tpi ya terkadang benturan dengan kegiatan di sekolah dan di desa mas 5. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono? Secara umum programnya menyebarkan agama islam yang murni, sejauh ini ya mengadakan pengajian membahas putusan majelis tarjih dan tajdid, menyempurnakan arah kiblat khususnya di masjid-masjid yang diurus oleh warga muhammadiyah, menyebarluaskan paham ajaran Islam yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad 6. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan Islam? Utuk pendidikan ya mengelola sekolah muhammadiyah, kan diajarkan agama lebih banyak untuk anak-anak, untuk pengajaran agama ya pondok tahfidznya pak zuhri itu, walau santrine masih dikit.. 95 7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan? Kalo untuk masyarakat umum ya banyak, pengajian seng bulanan ada, mingguan juga ada, walau itu tidak semua tercantumkan dalam program kerja Muhammadiyah tapi banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berperan sentral disitu. Dengan adanya pengajian kan tokoh-tokoh Muhammadiyah memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam, biar warga lebih paham agama. disitu juga diajarkan tentang ibadah yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad, biar terhindar dari praktek- praktek bid‟ah”. 8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan islam? Masyarakat sangat membantu juga, saling terbuka dan kadang ikut memeriahkan juga. Ada yang enjadi simpatisan, jadi merasa bermanfaat 9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan islam? Terkadang ada saja urusan yang bertabrakan, tapi masyarakat juga masih ada saja yang berbuat maksiat seperti judi, saiki kan lg marak meneh camdikia, 10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan? ya dimulai sejak kecil diajari agama biar bisa membekas, dan diamalkan kelak. Materi-materi nya yang sesuai dengan ajaran Nabi 11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa? Kalo sejauh ini yang saya tau belum pernah og mas 12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini? Pendidikan sekarang belum digagas benar oleh pemerintah, terutama di daerah-daerah terpencil.tapi kalo di daerah sini ya lumayan bagus lah..apalagi MI ne sudah banyak juga 96 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Cabang Muhammadiyah Nama : Umi Muslikha, S.Ag Hari/Tanggal : senin, 2 Maret 2015 Tempat : rumah ibu Umi Waktu : 16.45 WIB Daftar Pertanyaan : 1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ? Kapan ya..kurang begitu paham sejarahnya, tanya pak rohman saja. 2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono? Intinya kan membantu masyarakat agar bisa memahami ajaran agama dengan baik mas 3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah? Njeh sejak bapak ikut pengajian-pengajian muhammadiyah kan saya diajak, semenjak itu ya kesana kemari ikut juga..ya akhirnya dikasih amanat ngurusi aisyiyah niki. 4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah? Sekarang niki dadi pengurus Aisyiyah, ya seng kelihatan ya pengajian ibu-ibu PKK per ranting, ngurusi TK-TK niko..sama panti asuhan , tp tu di daerah kerten sana ada yang ngurusi disanan juga.. 5. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono? Saya gak begitu paham mas (masalah teknis) 6. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan Islam? Seng terlihat ya MIM kui mas..(masalah teknis) 97 7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan? madrasah sekarang sudah bagus mas, sekolahnya masuknya sampai sore . TK nya juga bagus, permainanya banyak jadi anak-anak tidak rewel mas dan juga sudah diajari ngaji, doa-doa gitu. Jadi sejak kecil sudah dikenalkan dengan agama Islam, biar membekas mas. Kalo soal pengajian-pengajian agama yang di mushola-mushola juga bagus mas, tapi kan hanya buat bapak-bapak, saya ikutnya yang pengajian tiap bulan yang diadakan untuk keluarga dan pengajian Aisyiyah yang diadakan setiap bulan. Niku yang mengisi pengajian juga bapak-bapak e dari Muhammadiyah 8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan islam? Ya terbantu sekolah madrasah yang deket dan sudah bagus 9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan islam? Ya paling yang menjadi kendala ya hadir dari masyarakat sendiri mas,kan gak semua orang juga pengen bisa agama, jadi diajak bagaimana pun ya tetep saja 10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan? Ya pendidikan yang menyeluruh untuk kalangan masyarakat, kalo bisa biaya nya gak memberatkan 11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa? (masalah teknis) 12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini? Seharusnya pendidikan anak tu diperhatikan. Sekarang banyak keluarga yang tidak begitu memikirkan tentang pendidikan anaknya terutama soal agama mas, padahal MI yo cerak tpi ya banyak seng disekolahke di SD. 98 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Cabang Muhammadiyah Nama : H. Muhammad Ihsan Muhdi Hari/Tanggal : 28 Februari 2015 Tempat : rumah bapak Muhdi Waktu : 16.15 WIB Daftar Pertanyaan : 1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ? Sak kelinganku mbiyen pas nek pandu kie seng ngawali pak sebul, pak hardiman, pak mahmudi karo pak dul karim, mbiyen kan nginduk e nek cabang tosuro, pas mboyolali ngadek e dewe lha banyudono ditarik nek boyolali tahun 55an. 2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono? Mbiyen niku ten Banyudono akeh seng melu-melu PKI mas, dadine yo ngaji ne kui do ndelek-ndelek, lha sak bar e PKI wes rodok prei, lagi pak hardiman, pak sebul sak rencang niku nguri-nguri meneh Madrasah Wajib Belajar, kui yo isine sinau ngaji kanggo masyarakat karo sinau moco Qur‟an nggo anak anak, dadi sak durunge do sinau nulis latin anak anak niku luweh disek sinau nulis arab, ben wargo banyudono kie luweh ngerti soal agama, kan kolo mbiyen nek Pengging kan akeh seng nglaku semedi, topo lan ndongo nek kuburan e mbah Yosodipro, kan kui wes nyempang soko ajaran agama. lha ben kui ilang, pak sebul sak konco ngajak i konco-konco ngumpul nggo ngurepke gerakan Muhammadiyah. 3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah? Yo pas melu HW niku mas, yo tahun 50an 4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah? 99 Mbiyen yo aktif nek pandu (HW),terus ngaji tekan ngendi-endi, kadang ngontel barang. Nek neng kene melu nguri-uri madrasah wajib belajar karo warga kene seng saiki dadi MIM kae, nganti SD impres e do meri, goro-goro murid-murid e do wegah mangkat sekolah impres mileh do nek MWB (Madrasah Wajib Belajar) 5. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono? (Masalah teknis) 6. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan Islam? Nek mbiyen mung madrasah karo pengajian-pengajian kui,madrasah we mung sithik mas..nek sakniki kadose yo uwes akeh.. 7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan? Jaman semonten y kui mau, anak-anak sd nganti wegah mangkat sekolah mending sinau alif baa‟ taa‟ nek madrasah, mergo seneng do diajari ngaji karo nyanyi, bares bares barang 8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan islam? mbiyen kie mbah-mbah e do semangat ngajari ngaji, ora sugeh o ki mbeten sami nggersulo nek pas ngajari ngaji 9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan islam? Opo yo le..ketok e yo ora ono, mung sakdurunge kui kan iseh enek PKI, dadi ne ora patek leluasa koyo jaman saiki. 10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan? Ya mencontoh panutan e dewe nuh mas, Kanjeng Rasul 11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa? Wah nek mbiyen kie ora enek koyo koyo ngono ig mas,, 12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini? Saiki yo wes lumayan , tapi iseh ketok jelas nek sekolah negeri luweh digatek e dari pada madrasah. 100 101 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Cabang Muhammadiyah Nama : Danto Kris Suwarno, S.Pd, M.M Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Februari 2015 Tempat : rumah bapak Danto Waktu : Daftar Pertanyaan : 1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ? Dahulu kan belum ada pembukuan yang pasti, jadi tentang sejarah ya Cuma gethuk tular gitu saja, kalo tidak salah ya awal-awal kemerdekaan 2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono? Sebagai sarana buat menuju rahmatan lil „alamin dan melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar 3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah? Kapan ya ya tahun 80an awal lah mas aya bergabung di gerakan ini..ya pertama-tama ya cuma ikut-ikut pengajian di pengging tu 4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah? Sekarang kan di pasrahi sekretaris jadi ya banyak berkoordinasi dengan warga muhammadiyah lainya. Terutama mengurusi amal usahanya. 5. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono? Program kerja nya tu terbagi per majlis dan lembaga yang menentukan,,ya intinya amar makruf nahi munkar di berbagai bidang sesuai dengan tugas majelis yang dituju. 102 6. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan Islam? Ya kalo dalam bidang pendidikan agama ya berupa sekolahsekolah, pengajian rutinan, pengelolaan masjid sekitar 7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan? ya untuk menyebarkan ajaran islam biar masyarakat daerah sini tu lebih agamis, ya dengan pengajian kan mengajak warga agar lebih paham agama sehingga dapat dipraktekan sehari-hari 8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan islam? kalau yang mendukung alhamdulillah banyak juga, bapak-bapak di pengurus yang menjalankan kewajibanya secara maksimal ikut menunjang juga, disamping itu juga masyarakat banyak yang berpikiran positif tentang apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah, dan juga mendapat dukungan dari pihak-pihak luar seperti pak camat dan tokoh masyarakat yang dituakan dimasyarakat” 9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan islam? begini mas, masyarakat sini tuh yang saya lihat masih kurang akan memahami ajaran agama Islam, trus berdampak pada kehidupan seharihari yang jarang beribadah, apalagi soal penanaman nilai-nilai agama Islam pada kehidupanya sama sekali tidak memahaminya. Dalam kehidupan berkeluarga pun seperti itu, banyak yang kurang menekankan tentang pendidikan Islam dan pengamalan ajaran agama Islam kepada anak-anaknya 10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan? Ya pendidikan yang berkualitas terjamin mutunya, 11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa? 103 Selama ini sudah pernah dengan berbagai pihak, dengan ta‟mir masjid, pemuda maupun tokoh masyarakat. ya lebih banyak tentang pemajuan madrasah dan mengadakan pengajian 12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini? Pendidikan saiki kie kok aneh aneh yo mas, yang katane kurikulum baru yang pake Tematik lah, yang dititik berankan pada prakteklah sembarang lah. Padahal kan Jaman Rasul dulu juga sudah diajari seperti itu. Sekarang kok baru mau di programkan. Harusnya dari awal tu sudah mencontoh cara pengajaran Nabi yang jelas-jelas sudah terbukti. 104 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Warga Banyudono Nama : Paiman Hari/Tanggal : Senin, 2 Maret 2015 Tempat : rumah bapak Paiman Waktu : 18.30 WIB Daftar pertanyaan : 6. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam? Belajar agama islam kan mas, ibadah, aqidahnya, syariatnya.. 7. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono? Ya perwakilan Muhammadiyah yang di banyudono yang mengadakan dakwah lewat pendidikan dan pengajian-pengajian 8. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang diselenggarakan PCM Banyudono? Ya kadang ikut kadang tidak mas, lihat waktu longgarnya saja 9. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di Banyudono? ya selama ini sudah baik, apalagi dalam memberikan informasi tentang ajaran agama Islam yang benar dan murni berdasarkan AlQur‟an dan Sunnah, kan sering kita beribadah itu masih bercampur dengan ajaran jawa yang diajarkan kakek-kakek kita dulu, lha dengan adanya muhammadiyah jadi lebih tau soal ibadah yang benar yang dituntunkan oleh kanjeng Nabi 10. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono setelah adanya amal usaha PCM Banyudono? Ya saya jadi lebih tau soal agama mas, ngajinya, ibadahnya, hukum-hukum syariatnya mungkin itu juga yang dirasakan masyarakat 105 secara umum terutama yang sering ikut pengajian dan rutin ibadah dan ndengerin ceramah 106 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Warga Banyudono Nama : Ihsan Hari/Tanggal : 1 Maret 2015 Tempat : rumah bapak Ihsan Waktu : 16.15 WIB Daftar pertanyaan : 1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam? Ya belajar agama lewat berbagai media, gama secara menyeluruh baik pengetahuan, pemahaman serta praktek setiap hari 2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono? Kumpulan e bapak-bapak yang mudeng agama lah intine, tapi yo ngajari agama pada yang lain juga 3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang diselenggarakan PCM Banyudono? Ya bisa dikatakan jarang ikuti kegiatannya mas, 4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di Banyudono? banyak banget perananya nuh mas, sekarang sudah banyak madrasah-madrasah yang bagus kualitasnya tidak kalah sama sekolah negeri mas. Contoh e MIM kuwiran kae mas, gedungnya sudah bertingkat, ada mushola nya, ekstrakurikulernya juga bagus. Sekarang banyak orang tua didaerah sini yang memilih menyekolahkan anaknya ke MIM daripada ke SD impres mas” 5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono setelah adanya amal usaha PCM Banyudono? 107 Ya bagus mas, dengan adane madrasah terutama, saiki cah cilek banyak yang bisa ngaji, malah kadang bapak e we kalah.. 108 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Warga Banyudono Nama : Wardoyo Hari/Tanggal : 1 Maret 2015 Tempat : rumah bapak Wardoyo Waktu : 20.10 WIB Daftar pertanyaan : 1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam? Pendidikan Islam ya belajar Agama Islam nuh, ngaji Qur‟an, ngrungok e ceramah, ibadah e, syareat e, tauhid e 2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono? Ya banyak diisi bapak-bapak e seng wes mudeng agama dari pada yang lainya Lha pak Damiri kae to ketuane. tau orang-orangnya sama pengajianya. Kalau yang diluar desa sini mbeten begitu paham. Bapakbapak e ya dipandang sebagai panutan di daerah sini lah, ya panutan soal ibadah e panutan guyup e. 3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang diselenggarakan PCM Banyudono? Njeh alhamdulillah bisa ikut pengajian rutin e mas, kadang juga ikut yang di pengging juga cangkringan, kadang yo diampiri pak rohman diajak kumpulan dimana gitu, tp ya tidak Cuma kumpulan. Ada belajar ngaji nya, baca buku apa gtu pokoknya isinya soal hukum-hukum sama tafsir al-quran juga pernah 4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di Banyudono? sepengaetahuan saya ya madrasah-madrasah itu sama pengajianpengajian rutin. Pengajian yang keliling mushola itu bagus, ngajari 109 bapak-bapak ngaji Qur‟an yang dahulune belum bisa jadi bisa ngaji Qur‟an. Kalo dah bapak-bapak kan malu kalo mau belajar ngaji sendiri, lha kalo pas pengajian dimushola itu kan rame-rame jadi ada temenya 5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono setelah adanya amal usaha PCM Banyudono? Ya saya bisa lebih tau agama mas, lebih tau tata cara ibadah yang benar. dulu anakku yo tak sekolahke nek madrasah. Ya kan aku pengen keluarga ku ya tau agama. 110 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Warga Banyudono Nama : Fajar Nova Suryawan Hari/Tanggal : 2 Maret 2015 Tempat : depan rumah Fajar Waktu : 20.30 WIB Daftar pertanyaan : 1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam? Pendidikan islam ya pendidikan yang didasari dengan ajaran agama islam to 2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono? Yang saya ketahui ya melalui bapak-bapak warga sini yang ikut itu mas, ya beliau sich termasuk orang yang dipandang di daerah sini 3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang diselenggarakan PCM Banyudono? Jarang sich, saya kan kerjanya sampe sore jam 4 kalo malem sudah lelah kadang kalo malem ada acara juga jadi jarang ikut-ikutan begitu, paling yo nek enek pengajian nek mushola kae baru ikut 4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di Banyudono? kae kan mbah Zuhri, pak Tardi kan orang Muhammadiyah. Kalo disini ya menjadi panutan warga. Mbah Zuhri kan mengisi pangajian rutin, pak Tardi jadi imam dimushola, kultum habis sholat tarawih dan khotib sholat jum‟at setiap jum‟at wage, kalau ada pengajian syukuran aqiqoh pa walimahan ya gitu beliau beliau sering ngisi mau‟idhoh hasanah-nya. Anaknya Pak Tardi yang pertama, mas Zarkasyi jadi guru agama di SD, mbak Ida juga guru di SD juga ngajar ngaji di TPA 111 5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono setelah adanya amal usaha PCM Banyudono? Setahu saya ya sejak dulu sudah ada madrasah muhammadiyah, waktu kecil saya juga sekolah di MIM, ya sekarang sih kayaknya lebih bagus, 112 PEDOMAN WAWANCARA Pihak Warga Banyudono Nama : Suwarno Hari/Tanggal : 1 Maret 2015 Tempat : rumah bapak suwarno Waktu : 09.30 WIB Daftar pertanyaan : 1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam? Lak yo koyo ngaji ngno kae to mas.. 2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono? Njeh niko bapak-bapak seng ngisi ngaji niko dari muhammadiyah, kalo waktu puasa ya yang menuntun warga bapak-bapak niko, seng dai imam, seng Kultum sama khutbah juga. 3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang diselenggarakan PCM Banyudono? Sering ikut pengajian rutin di cangkringan, kalo pengajian yang dimusola desa sini juga, tapi ya kadang mbeten berangkat kalo badan lagi kurang enak atau kalo pas bebarengan dengan acara dikampung 4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di Banyudono? yang saya rasakan ya saya sebagai orang yang sebelumnya awam tentang agama jadi lebih mengerti soal agama setelah ikut pengajianpengajian, bagaimana shalat yang benar, ngaji yang benar. Jadi bisa saya terapkan dirumah. Bisa buat bekal mengajak anggota keluarga biar lebih baik dalam beribadah mas 5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono setelah adanya amal usaha PCM Banyudono? 113 Ya bagus mas, bermanfaat buat warga sini yang ikut acaraacaranya. Jadi bisa beribadah sesuai dengan ajaran agama 114 115 116 117 118 119