peran pimpinan cabang muhammadiyah dalam peningkatan mutu

advertisement
PERAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN
BOYOLALI
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Oleh
HAFIDH ARIF RAHMAN
NIM 11108081
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Hafidh Arif Rahman
NIM
: 111 08 081
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 16 Maret 2015
Peneliti
Hafidh Arif Rahman
NIM: 111 08 081
iv
v
vi
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS. An-Nisaa’ : 59)
Dan...
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk
orang lain
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta, Mujiyo Abdul Rohman dan Sri Suwarni yang telah
mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dan
kesabaran.
2. Kakakku mas Nanang dan adikku Habib, bersama kita jalani masa depan
yang indah.
3. Pak dhe budhe, pak lek bu lek, dan saudara sepupu semua, terima kasih
atas doanya.
4. Umi Muslimatun, yang telah menjadi semangat bagi penulis untuk terus
maju.
5. Segenap loyalis Mapala MITAPASA, terima kasih atas semua nilai dan
memori yang tidak pernah mudah untuk dilupakan.
6. Bos – bos PENDASPALA XIV, kita tertawa dan menangis bersama.
7. Sedulur-sedulur PKM, yang tidak bisa penulis sebut satu-persatu, terima
kasih telah menemani dalam berproses.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi
yang
MUHAMMADIYAH
ISLAM
berjudul
DALAM
MASYARAKAT
“PERAN
PIMPINAN
PENINGKATAN
MUTU
PENDIDIKAN
BANYUDONO
KABUPATEN
KECAMATAN
CABANG
BOYOLALI” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam proses penulisan skripsi ini banyak bimbingan dan juga arahan
serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sedalam
dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
3. Ibu Sti Ruhayati, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
5. Segenap dosen dan karyawan IAINSalatiga
6. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti
mendo’akan danmemberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini
dapatterselesaikan dengan lancar.
ix
7. Teman-teman Mapala Mitapasa IAIN Salatiga
Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapat balasan
yang setimpal dari Allah SWT.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apayang
tertulis dalam skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi penulissendiri dan
para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 16 Maret 2015
Peneliti
Hafidh Arif Rahman
NIM: 111 08 081
x
ABSTRAK
Rahman, Hafidh Arif. 2015. Peran pimpinan Cabang Muhammadiyah Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.Pembimbing : Dr. Mukti Ali, M.Hum.
Kata Kunci: Pendidikan Islam, Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Pendidikan Islam merupakan dasar dari pembentukan karakter dan
pengembangan potensi manusia secara maksimal dan menjadikan manusia
sebagai insan kamil.Muhammadiyah Banyudono menghadirkan amal usaha
meliputi bidang-bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam peningkatan mutu pendidikan
Islam Masyarakat Banyudono. Pertanyaan utama yang perlu dijawab dalam
penelitian ini adalah (1) Apa saja program Pimpinan Muhammadiyah cabang
Banyudono dalam pendidikan Islam?(2) Bagaimana peran Pimpinan
Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam
masyarakat Banyudono? (3) Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam
menjalankan peran Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan
pendidikan Islam masyarakat Banyudono?
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang
dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan
dokumentasi. Pengamatan langsung dilakukan di lapangan melalui kegiatan
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. Peneliti juga mewancarai
pengurus Cabang Muhammadiyah serta masyarakat Banyudono yang selanjutnya
digunakan sebagai panduan data riil dalam penulisan.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mempunyai peranan
penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, yaitu sebagai pemberi pedoman,
penjaga, dan sebagai pengontrol. Peranan tersebut dilaksanakan dalam jalur
formal, non formal dan informal. Faktor pendukungnya ialah banyaknya sekolah
berbasis Islam, menyebarnya masjid dan mushola di wilayah Banyudono dan
maksimalnya peran tokoh Muhammadiyah dalam kehidupan masyarakat. Adapun
penghammbatnya yaitu pemahaman masyarakat yang kurang akan ajaran agama
Islam dan kurang antusiasnya masyarakat dalam program pendidikan Islam yang
telah diupayakan.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ ii
DEKLARASI .................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ...................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
E. Penegasan Istilah ................................................................... 6
F. Telaah Pustaka ....................................................................... 9
G. Metodologi Penelitian .......................................................... 10
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pimpinan Cabang Muhammadiyah ...................................... 16
1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah .............................. 16
2. Identitas Muhammadiyah .............................................. 20
3. Visi, Misi dan Tujuan Muhammadiyah ........................ 21
xii
4. Susunan Organisasi Muhammadiyah ............................ 22
5. Konsep Pendidikan dalam Muhammadiyah .................. 23
B. Peran Muhammadiyah ......................................................... 24
1. Pengertian Peran ............................................................ 24
2. Peran Muhammadiyah Sebagai Organisasi Sosial ........ 25
C. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat ................ 26
1. Pengertian Pendidikan Islam ......................................... 26
2. Sumber Pendidikan Islam .............................................. 30
3. Tujuan Pendidikan Islam ............................................... 31
4. Jalur Pendidikan Islam .................................................. 32
a. Pendidikan formal .................................................. 33
b. Pendidikan non formal ............................................ 33
c. Pendidikan informal ................................................ 34
5. Faktor peningkatan Mutu Pendidikan Islam ................. 35
a. Faktor Pendidik ....................................................... 35
b. Faktor Peserta Didik ................................................ 37
c. Faktor Alat Pendidikan ............................................ 37
d. Faktor Lembaga Pendidikan .................................... 38
e. Faktor Lingkungan .................................................. 40
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
1. Letak Geografis ............................................................. 42
2. Visi dan Misi ................................................................. 42
xiii
3. Sejarah Cabang Muhammadiyah Banyudono ............... 43
4. Tujuan Cabang Muhammadiyah Banyudono ................ 45
5. Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono..................................................................... 46
B. Data Pelaksanaan Pendidikan Islam Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Banyudono ................................................ 49
1. Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah .................... 50
2. Mejelis Tarjih dan Tajdid .............................................. 52
3. Majelis Tabligh.............................................................. 53
4. Majelis Wakaf, Zakat, Infak dan Shodaqah .................. 54
5. Lembaga Bimbingan Ibadah Haji .................................. 55
6. Aisyiyah......................................................................... 55
C. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah ............................ 56
D. Realitas Penghambat dan Pendukung .................................. 62
1. Realitas pnghambat ........................................................ 62
2. Realitas Pendukung ........................................................ 63
BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaa Program Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam
Pendidikan Islam .................................................................. 65
1. Jalur formal.................................................................... 66
2. Jalur Non Formal ........................................................... 67
3. Jalur Informal ................................................................ 68
xiv
B. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Mayarakat Banyudono68
1. Ranah Formal ................................................................ 69
2. Ranah Non Formal ........................................................ 70
3. Ranah Informal .............................................................. 70
4. Sumber Pedoman, Penjaga dan Pengontrol ................... 71
C. Faktor Penghammbat dan Pendukung Peningkatan Mutu
Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono ........................... 72
1. Faktor Penghambat ........................................................ 72
2. Faktor Pendukung.......................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 74
B. Saran ..................................................................................... 77
C. Penutup ................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, mulai
dari lahir sampai menuju dewasa bahkan tua, yang diperoleh dari orang
tua, masyarakat, maupun lingkungan. Peran pendidikan dalam masyarakat
sangatlah strategis, yaitu berperan dalam meningkatkan kualitas setiap
individu di masyarakat. Dengan demikian dapatlah terwujud kelompok
masyarakat
yang
berkualitas.
Maka
dari
itu,
Pendidikan
turut
menyumbangkan proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat.
Atas dasar pentingnya peran pendidikan ini, pemerintah pun turut
andil dalam memperhatikan sistem pendidikan di negara ini, terbukti
sudah ditegaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana dalam kutipan Pasal 3 yang
berbunyi sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengambangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.(Achmadi, 2005:106)
Bicara tentang pendidikan tidak hanya terpaku pada lembaga
pendidikan formal saja, tetapi termasuk juga pendidikan non-formal
maupun in-formal.
1
Berkembangnya
zaman
dengan
berkembangnya
pola
pikir
masyarakat dan keterbukaan informasi, menyebabkan terkikisnya moral
masyarakat dan nilai-nilai budi luhur dalam masyarakat. Di mana terlihat
kepentingan umum tidak lagi nomor satu, akan tetapi kepentingan dan
keuntungan pribadilah yang menonjol pada banyak orang. Kejujuran,
kebenaran, keadilan dan keberanian telah tertutup oleh penyelewenganpenyelewengan baik yang terlihat ringan maupun berat (Daradjat,
1977:21).
Menghadapi
kenyataan
tersebut,
solusinya
adalah
usaha
pengembangan pendidikan dan agama di masyarakat berdasarkan pada
nilai nilai kebaikan yang terkandung dalam agama yang disesuaikan
dengan nilai-nilai kehidupan. Agama Islam khususnya sangat kaya atas
nilai etika dan moral yang dapat membawa pada kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat.
Untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam dalam masyarakat,
diadakan pendidikan keagamaan baik melalui jalur formal (sekolah), non
formal (luar sekolah) maupun informal (pendidikan dalam keluarga). Jalur
pendidikan islam non formal bisa diartikan pendidikan islam pada
masyarakat. Pendidikan Islam pada masyarakat sangat lah bermacammacam. Nuryanis (2013:21) menjelaskan ragam pendidikan Islam pada
masyarakat di antaranya ialah pendidikan anak usia dini, pengajianpengajian yang dilaksanakan di masjid, majlis taklim, pembinaan rohani
2
Islam pada instansi pemerintah maupun swasta, pendidikan di panti-panti
dan lainya.
Sejalan dengan paradigma di atas, telah turut berperan berbagai
lembaga dalam pengembangan bidang pendidikan. Lembaga tersebut
diantaranya lembaga pemerintahan, yaitu Kementrian Agama, Kementrian
Pendidikan Nasional, dan juga dari lembaga ataupun organisasi sosial
diluar
pemerintahan
seperti
Nahdhotul
Ulama’,
Al-Irsyad
dan
Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pendiri Muhammadiyah
adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas, dan berjiwa pembaharu,
yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya atau nama kecilnya
bernama Muhammad Darwis. Muhammadiyah didirikan dalam bentuk
organisasi atau perkumpulan atau perhimpunan resmi, yang sering disebut
dengan “persyarikatan”, yang waktu itu memakai istilah “Persjarikatan
Moehammadijah” (Nashir, 2010:15).
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah hingga berjalannya waktu
hingga sekarang, terus meningkatkan peran dan memperluas kerja dalam
peningkatan dan kemajuan pendidikan Islam di Indonesia. Hasil yang
sangat nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan sekolah
mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, rumah sakit, balai
bersalin, panti asuhan, panti jompo, rumah-rumah sosial, dan lembaga
ekonomi.
3
Muhammadiyah juga merupakan sebuah gerakan dakwah Islam
amar makruf nahi munkar. “Dakwah dilakukan melalui penyelenggaraan
berbagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, antara lain
di bidang kesehatan, pendidikan, bidang sosial lainnya, dan bidang
pelayanan keagamaan langsung” (Anwar, 2003:35). Adapun dalam
menjalankan
pelayanan
pendidikan
keagamaan
langsung
kepada
masyarakat, Muhammadiyah menjalankan berbagai macam kegiatan
seperti pengajian, khutbah, tabligh akbar, dan lain sebagainya.
Begitu pula dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
yang merupakan cabang dari organisasi Muhammadiyah setingkat
kecamatan, telah bergerak untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam
terutama di masyarakat kecamatan Banyudono. Hal ini dapat terlihat
dengan banyaknya amal usaha yang telah dilakukan, berupa pendidikan
prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, panti asuhan,
pengajian rutin, khotbah serta pengelolaan zakat dan shodaqah.
Masyarakat di kecamatan Banyudono pun menyambut kegiatan-kegiatan
tersebut dengan baik, serta masyarakat lebih marak dalam pengamalan
ibadah dan semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan agama. Hal ini
terlihat dari semangat masyarakat mengikuti dan berperan serta dalam
kegiatan-kegiatan Cabang Muhammadiyah Banyudono.
Bermula dari temuan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut pelaksanaan pendidikan Islam masyarakat yang diselenggarakan
oleh
organisasi
sosial
keagamaan
4
terutama
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah Banyudono. Oleh karena itu penulis mengadakan
penelitian
yang
berjudul
MUHAMMADIYAH
PENDIDIKAN
PERAN
DALAM
ISLAM
PIMPINAN
CABANG
PENINGKATAN
MUTU
MASYARAKAT
KECAMATAN
BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja program Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono
dalam pendidikan Islam?
2. Bagaimana peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono
dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono?
3. Bagaimana
realitas
Muhammadiyah
pendukung
Cabang
dan
Banyudono
penghambat
dalam
Pimpinan
perannya
untuk
meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari latar belakang dan latar belakang yang
telah dipaparkan diatas meliputi :
1. Untuk mengetahui program Muhammadiyah Cabang Banyudono
dalam peningkatan pendidikan islam masyarakat Banyudono.
2. Untuk mengetahui peran Muhammadiyah Cabang Banyudono
dalam peningkatan pendidikan islam masyarakat Banyudono.
5
3. Untuk mengetahui dimensi penghambat dan pendukung dalam
menjalankan peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono
dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat,
adapun manfaatnya meliputi :
1. Manfaat Teoritis
Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi para
pembaca, serta menambah wacana pengetahuan tentang peran
organisasi sosial keagamaan dalam pengembangan pendidikan
islam khususnya pada masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Penelitian
sumbangan
ini
diharapkan
pemikiran
dah
dapat
bahan
memberi
masukan,
pertimbangan
dalam
pengembangan mutu pendidikan Islam masyarakat, terutama bagi
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang
berbeda dan ruang lingkup penelitian pembahasan dalam penelitian ini,
maka sekiranya perlu dijelaskan istilah pokok yang tekandung dalam judul
skripsi ini, yaitu :
6
1. Peran
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki
oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Harahap, 2007:
854). Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan
seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat
memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut
(Djamarah, 1997:31).
2. Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Cabang Muhammadiyah merupakan kesatuan dari beberapa
ranting dalam satu kawasan (kecamatan). Pimpinan Cabang
Muhammadiyah terdiri sekurang-kurangnya tujuh orang yang
ditetapkan oleh Pimpinan Daerah untuk satu masa jabataan
(Hidayat dan Shobahiya, 2009: 244). Dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah pasal 14 ayat 1, dinyatakan bahwa Pimpinan
Cabang bertugas “memimpin Muhammadiyah dalam cabangnya
serta melaksanakan kebijakan pimpinan di atasnya” (Hidayat dan
Shobahiya,
2009:
246).Sedangkan
Muhammadiyah
sebagai
gerakan dakwah Islamiyahamar ma‟ruf nahi munkar, yaitu “seruan
dan ajakan kepada seluruhumat manusia untuk memahami dan
mengamalkan ajaran Islam” (Shobron, Hidayat dan Shobahiya,
2009: 76).
7
3. Peningkatan Mutu.
Mutu adalah ukuran baik buruknya suatu benda, keadaan, taraf,
atau derajat misal kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya (Tim
Penyusun KBBI, 1999:677). Menurut Enco Mulyasa (2007: 31)
mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan
sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan
merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas
manusia Indonesia secara menyeluruh.
4. Pendidikan Islam.
Pendidikan Islam ialah: “Segala usaha untuk memelihara
danmengembangkan fitrahmanusia serta sumberdaya insaniyang
adapadanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insankamil)
sesuai dengan norma Islam”(Achmadi,1992: 20). Lebih lanjut
Zakiah Daradjat (2011: 27) menambahkan pendidikan Islam
bercirikan“perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan
petunjuk dan ajaran Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan,
cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya”.
Dilain sisi, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis yang
menekankan pada segi keyakinan atau keimanan saja, akan tetapi
juga diimbangi dengan penekanan pada segi perbuatan atau
pengamalan. Maka dari itu pendidikan Islam adalah pendidikan
iman sekaligus pendidikan amal. Dengan demikian, pendidikan
Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem dan
8
program pendidikan dalam masyarakat yang diarahkan pada
peningkatan potensi manusia yang didasari atas ajaran agama
Islam.
5. Masyarakat.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007:721) masyarakat
adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Masyarakat yang
dimaksud dalam penelitian ini ialah warga masyarakat di Kecamata
Banyudono Kabupaten Boyolali.
F. Telaah Pustaka
Tinjauan pustaka yang dapat penulis kemukakan diantaranya
adalah :
1. Umar Abdul Jabbar (IAIN Walisongo Semarang. 2007) dalam
skripsinya
yang
berjudul
“Peran
Muhammadiyah
Dalam
Pemberdayaan Civil Society Pasca Reformasi”, menyimpulkan bahwa
Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan sosial keagamaan dengan
senantiasaberpegang pada amar ma‟ruf nahi munkar terbukti telah
berperan aktif dalampemberdayaan civil society pasca reformasi baik
dalam bidang keagamaan,pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun
sosial kemasyarakatan.
2. Mukminin (UNNES, 2013) dalam skripsinya yang berjudul “Peran
Yayasan Pendidikan Safinatul Huda Terhadap Pendidikan Masyarakat
9
Nelayan
Miskin
Di
Karimunjawa
Tahun
2001-2012”,
yang
mengutarakan peran Yayasan Pendidikan Safinatul Huda bagi
pendidikan di Karimunjawa yaitu menyediakan pendidikan tingkat
SLTP dan SLTA, alumni yang memiliki motivasi kuliah yang tinggi,
alumni yang mengabdikan diri bagi pendidikan di Karimunjawa, peran
dalam pengembangan pendidikan Islam, sekolah gratis bagi orang
yang tidak mampu, dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya
pendidikan.
Dari uraian data-data diatas, disimpulkan bahwa sudah ada
penelitian serupa dengan penelitian yang penulis lakukan. Namun
demikian, dari kasus dan lokasi penelitian terdapat perbedaan, dimana
yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu peran Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan pendidikan islam
masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini telah memenuhi kriteria
kebaruan.
G. Metodologi Penelitian
Penelitian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, logis dan berencana untuk mengumpulkan, mengolah,
menganalisis data serta menyimpulkan dengan menggunakan metode atau
teknik tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang timbul
(Kasiram, 2010: 37). Adapun realitas di lapangan mengenai proses awal,
10
metode-metode yang digunakan dan hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk
memperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu metode
penelitian. Dalam upaya menyajikan pemahaman yang menyeluruh
maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiono
menjelaskan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah, di mana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiono, 2005 :1).
Penelitian ini bersifat deskriptif. Karena peneliti di sini berusaha
menggambarkan fakta-fakta tentang peran Pimpinan Muhammadiyah
Cabang Banyudono dalam peningkatan mutu pendidikan Islam
masyarakat di kecamatan Banyudono.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono dan dilaksanakan pada bulan November 2014 – Maret
2015.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber tempat
kita memperoleh
keterangan penelitian (Amirin, 1990: 92). Untuk memperjelas subjek
penelitian, maka penulis mengemukakan bahwa data diperoleh dari
pengurus Pimipinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.
11
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data akurat yang sesuai dengan tujuan
penelitian, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto menjelaskan dokumentasi yang dari asal
katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam
melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158).
Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang
berupa dokumen tertulis, gambar maupun data elektronik.
Dokumen-dokumen yang dihimpun disesuaikan dengan fokus
dan tujuan penelitian, yaitu dokumen yang berkenaan dengan
sejarah berdirinya Muhammadiyah Cabang Banyudono, struktur
personalia pimpinan, kegiatan-kegiatan dan data-data lain yang
berkenaan dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.
b. Metode Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
deskriptif
kualitatif
dan
deskriptif
kuantitatif.
Wawancara
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara
individual (Sukmadinata, 2008: 216).
12
Dalam melakukan wawancara tentang peran Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan mutu pendidikan
Islam masyarakat Banyudono, peneliti menggunakan teknik
informal, yaitu pertanyaan yang tergantung pada spontanitas
pertanyaan yang diajukan. Adapun pertanyaannya berisikan tentang
sejarah berdiri, program kerja, amal usaha, faktor penunjang serta
penunjang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.
c. Metode Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan
terhadap
kegiatan
yang
sedang
berlangsung
(Sukmadinata, 2008:220). Peneliti dalam melakukan observasi
program Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dapat
berupa observasi partisipatif dan nonpartisipatif. Peneliti juga
menjalankan pengamatan terhadap kegiatan yang diprogramkan,
seperti mengikuti beberapa pengajian yang dilakukan oleh tokoh
Muhammadiyah,
mengamati
beberapa
lembaga
pendidikan
naungan Muhammadiyah dan keseharian tokoh Muhammadiyah
dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Analisis Data
Secara garis besar, analisis data memiliki 3 hal yaitu : persiapan,
tabulasi serta penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
(Arikunto, 2006: 235). Selanjutnya dijelaskan oleh Lexy J. Moleong
13
(2009: 247) bahwa dalam teknik analisis data, dapat menggunakan 3
tahap, yaitu :
a. Reduksi data
Data yang diperoleh di lapangan ditulis dengan sangat lengkap
dan banyak, data tersebut kemudian direduksi, dirangkum, dipilih
hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting tentang
peningkatan pendidikan Islam masyarakat yang dilakukan oleh
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.
b. Penyusunan dalam Satuan
Data yang sangat banyak kemudian dianalisis secara mendalam
untuk diambil kesimpulan. Dalam hal ini dengan cara pembuatan
triangulasi data, sehingga dapat dijadikan satuan-satuan yang jelas.
c. Pengecekan Keabsahan Data
Setelah data terkumpul secara menyeluruh maka diperlukan
pengecekan keabsahanya. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 324)
ada 4 kriteria yang harus diguanakan, yaitu :
1) Derajat kepercayaan
2) Keteralihan
3) Kebergantungan
4) Kepastian
H. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyusun sistematika
pembahasanya sebagaimana berikut :
14
BAB I
: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA
Berisikan landasan-landasan teori penelitian meliputi teori
tentang
oraganisasi
sosial
keagamaan,
organisasi
Muhammadiyah dan peningkatan mutu pendidikan islam
masyarakat.
BAB III
: LAPORAN HASIL PENELITIAN
Berisikan gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi
sejarah, visi misi, sarana prasarana dan keadaan lembaga
juga penyajian data.
BAB IV
: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini diisi dengan uraian tentang analisis data yang
meliputi analisis deskriptif.
BAB V
: PENUTUP
Berisikan kesimpulan, saran dan penutup.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pimpinan Cabang Muhammadiyah
1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah nama gerakan Islam yang lahir di
Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pada waktu
berdiri dan mengajukan pengesahan kepada Pemerintah Hindia
Belanda memakai tanggal dan tahun Miladiyah atau Masehi. Adapun
tanggal tersebut bertepatan waktu dengan penanggalan hijriyah ialah 8
Dzulhijjah 1330 Hijriyah. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang
kyai yang dikenal alim, cerdas dan berjiwa pembaharu, yakni Kyai
Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya bernama Muhammad Darwis.
Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan
atau perhimpuna resmi, yang sering disebut dengan “persyarikatan”,
yang waktu itu memakai istilah “Persjarikatan Moehammadijah”
(Nashir, 2010: 15).
Usaha Muhammadiyah pada mulanya tidaklah mulus. Tolakan,
ancaman, halangan dan cercaan banyak diterima K.H Ahmad Dahlan.
Namun berkat ketekunan dan kesabaran beliau, akhirnya mendapat
sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesi K.H Ahmad
Dahlan sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga
dalam waktu singkat ajakanya menyebar ke luar kampung Kauman,
bahkan sampai keluar daerah dan keluar pulau Jawa. Untuk
16
mengorganisir kegiatan tersebut, maka didirikan Persyarikatan
Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh
pelosok tanah air.
Kelahiran
dan
keberadaan
Muhammadiyah
pada
awal
berdirinya tidak lepas dan merupakan manifestasi dari gagasan
pemikiran dan amal perjuagan Islam yang diperoleh K.H Ahmad
Dahlan selaku pendirinya. Gagasan pembaharuan itu diperoleh Kyai
Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang
bermukim di Makkah seperti Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau,
Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya dan
Kyai Fakih Maskumambang (Gresik, Jawa Timur), juga setelah
membaca pemikiran-pemikiran para pembaharu Islam, seperti Ibnu
Taimiyah, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Dengan modal
kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia
dan bacaan atas karya-karya para pembaharu pemikiran Islam telah
menanamkan benih ide-ide pembaharuan dalam diri Kyai Dahlan
(Nashir, 2010: 26).
Sekembalinya dari Arab Saudi, K.H Ahmad Dahlan membawa
spirit, ide dan gerakan pembaharuan. K.H Ahmad Dahlan yang lahir
dari tradisi santri tradisional dan budaya Jawa kraton yang penuh
dengan “pakem” tradisional yang konservatif, pergi melaksanakan
ibadah haji dan bermukim disebuah negeri yang berada dalam
17
pengaruh Wahabisme yang kental, justru pulang ke Tanah Air menjadi
pembaharu.
Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi
untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasan dalam konteks sosial
merupakan hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan kawankawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang
diajarkanKyai Dahlan, yakni R. Budiharjo dan R. Sosrosugondo.
Gagasan itu merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di
Kweekschool Jetis dimana Kyai mengajar agama pada sekolah
tersebut secara ekstrakulikuler. Para siswa tersebut sering datang
kerumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang
dirintis Kyai Dahan tidak diurus oleh Kyai sendiri tapi oleh suatu
organisasi agar terdapat kesinambungan apabila suatu saat Kyai wafat
(Nashir, 2010: 26).
Menurut Djarnawi dalam Haedar Nashir (2010: 28) “gagasan
untuk mendirikan Muhammadiyah timbul dalam hati sanubari Kyai
Dahlan sendiri karena didorong oleh sebuah ayat Al-Qur’an”. Yakni
surat Ali-Imran ayat 104 :
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung.
18
Melalui pemahaman terhadap ayat diatas, pada tanggal 18
November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330
Hijjriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang
bernama “Moehammadijah”.
Dari pemaparan di atas, kelahiran Muhammadiyah tidak lepas
dari sikap, pemikiran dan langkah K.H Ahmad Dahlan sebagai
pendirinya. K.H Ahmad Dahlan mampu memadukan paham Islam
yang ingin kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dengan orientasi
tajdiidyang membuka pintu ijtihad
untuk kemajuan, sehingga
memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan
Muhammadiyah di kemudian hari.
Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya
Muhammadiyah antara lain ialah :
a. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi, sehingga menyebabnkan merajalelanya syirik,
bid’ah dan khufarat yang mengakibatkan umat Islam tidak
merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat,
demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurnianya.
b. Ketiadaan persatuan dan kesatuan antar umat Islam, akibat dari
tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan organisasi
yang kuat.
c. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam
dalam memproduser kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat
memenuhi tuntutan zaman.
d. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang
sempit, bertaklid buta serta berfikir secara dogmatif, berada
dalam konservatisme, formalisme dan tradisionalisme.
e. Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan
dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan dengan
kegiatan misi dan zending kristen di Indonesia yang semakin
menanamkan pengaruh dikalangan rakyat .
19
f. Keadaan bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam
khususnya sangat menyedihkan sekali, yang hidup dalam
kemiskinan, kebodohan, kekolotan dan kemunduran.
g. Menghadapi kolonialisme dan imperalisme belanda di
Indonesia.
h. Adanya rencana “Kristening Politik” dari pemerintah kolonial
belanda, dalam rangka kepentingan politik kolonialnya (Salam
dalam Nashir, 2010: 34).
Pada saat Muhammadiyah lahir memang dipicu oleh situasi
sosial, sehingga memacu kelahiran gerakan Islam ini. Umat Islam
pada saat itu mempunyai pemahaman yang diwarnai oleh campur
aduk ajaran islam. Contohnya praktik kemusyrikan (menyekutukan
Allah dalam ajaran aqidah dan tauhid), tahayul (percaya pada hal-hal
yang bersifat hayal atau mitos), bid‟ah (mempraktikan hal-hal yang
baru dalam agama, yang tidak ada tuntunanya dari ajaran Nabi) dan
khurafat (mempercayai pada tanda-tanda alam yang dikaitkan dengan
kejadian hidup menyerupai paham metafisika dan nujum).
2. Identitas Muhammadiyah
Identitas merupakan bukti dari berupa keterangan tertulis yang
mana dapat membedakan seseorang dengan yang lainya. Adapun
identitas Muhammadiyah sebagaimana yang tercantum dalam
Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 1 ayat 1, dinyatakan sebagai
gerakan Islam dan dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, berakidah Islam
dan bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah (Shobron, Hidayah
dan Shobahiya, 2009: 76).
20
Dengan
identitas
tersebut,
menunjukkan
bahwa
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi gerakan Islam, yaitu
semua kegiatan yang dilakukan berdasarkan pada ajaran Islam
yang telah diyakini kebenaranya.
3. Visi, Misi dan Tujuan Muhammadiyah
Adapun visi Muhammadiyah adalah Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah
dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif
dalam melaksanakan Dakwah Islam amar ma‟ruf nahi munkardi
segala bidang sehingga menjadi rahmatan li al-alamin bagi umat,
bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama
yang diridhai Allah Subhanahu Wata‟ala dalam kehidupan di dunia
ini (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 95).
Sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma‟ruf Nahi
Munkar, Muhammadiyah memiliki misi sebagai berikut :
a. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan
ajaran Allah SWT, yang dibawa oleh Rasul Allah yang
disyariatkan sejak Nabi Nuh AS hingga Nabi Muhammad
SAW.
b. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan
persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
c. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an
sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia dan
Sunnah Rasul.
d. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat (Shobron, Hidayat dan Shobahiya,
2009: 96).
21
Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah mempunyai maksud
dan tujuan yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga
terwujud
masyarakat
Islam
yang
sebenar-benarnya
(Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 243).
4. Susunan Organisasi Muhammadiyah
Muhammadiyah memiliki susunan organisasi yang terdiri atas
pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting. Sedangkan cabang sendiri
merupakan kesatuan ranting di suatu tempat (kecamatan) yang terdiri
atas sekurang-kurangnya tiga ranting. Dalam pendirian sebuah cabang
terdapat syarat-syarat tertentu, yaitu sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Pengajian/kursus berkala untuk anggota Pimpinan Cabang dan
Unsur Pembantu Pimpinannya, Pimpinan Ranting, serta
Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang sekurangkurangnya sekali dalam sebulan.
b. Pengajian/kursus muballigh/muballighah dalam lingkungan
cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan.
c. Korps muballigh/muballighat Cabang sekurang-kurangnya 10
orang.
d. Taman Pendidikan Al-Qur’an/Madrasah Diniyah/Sekolah
Dasar.
e. Kegiatan dalam bidang sosial, ekonomi dan kesehatan.
f. Kantor/sekretariat.(Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009:
265)
Cabang Muhammadiyah yang bergerak secara aktif, kuat dan
dinamis dapat mencapai tujuan dan cita-cita Muhammadiyah menuju
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
22
5. Konsep Pendidikan dalam Muhammadiyah
K.H Ahmad Dahlan ketika mendirikan Muhammadiyah,
langsung mengkonsentrasikan kegiatan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran. Muhammadiyah sejak awal berdiri memiliki komitmen
yang tinggi dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
jalur pendidikan. Demikian pun berlanjut hingga saai ini, dimana
lembaga-lembaga pendidikan dibawah naungan Muhammadiyah terus
berkembang
dan
bertambah,
baik
secara
kualitas
maupun
kuantitasnya. Walaupun tidak dipungkiri ada juga lembaga pendidikan
Muhammadiyah yang mengalami kemunduran bahkan hingga tutup.
Hal itu merupakan dinamika lembaga pendidikan yang dimiliki oleh
Muhammadiyah.
Hakikat pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan
mengemban misi yang cukup luas dalam pengembangan potensi
manusia. Di samping itu, pendidikan juga bertalian erat denagn tugas
pengembangan aspek sosial yang sangat penting dalam pembentukan
kehidupan beragama dan berbangsa. Menurut K.H Ahmad Dahlan,
nilai dasar pendidikan yang perlu ditegakkan dan dilaksanakan untuk
membangun bangsa yang besar adalah :
a. Pendidikan Akhlak, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter
manusia yang baik berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
b. Pendidikan Individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan
kesadaran individu yang utuh, yang berkeseimbangan antara
23
perkembangan mental dan jasmani, keyakinan dan intelek,
perasaan dan akal, dunia dan akhirat.
c. Pendidikan Sosial, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan
kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.(Shobron,
Hidayat dan Shobahiya, 2009: 155)
Adapun konsep pendidikan dalam Muhammadiyah yang tercantum
dalam Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (2010: 130)
didasarkan pada nilai-nilai dasar berikut :
a. Pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan merujuk pada
nilai-nilai yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
b. Ruhul ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, menjadi dasar
dan inspirasi dalam ikhtiar mendirikan dan menjalankan amal
usaha di bidang pendidikan.
c. Menerapkan prinsip kerjasama (musyarakah) dengan tetap
memelihara sikap kritis, baik pada masa Hindia Belanda,
Jepang, Orde Lama, Orde Baru hingga pasca Orde Baru.
d. Memelihara prinsip pembaharuan (tajdid), inovasi dalam
menjalankan amal usaha dibidang pendidikan.
e. Memiliki kultur untuk memihak pada kaum yang mengalami
kesengsaraan (du‟afa dan mustad‟afin) dengan melakukan
proses-proses kreatif.
f. Memperhatikan dan menjalankan prinsip keseimbangan
(tawasuth atau moderat) dalam mengelola lembaga pendidikan
antara akal sehat dan kesucian hati.
B. Peran Muhammadiyah
1. Pengertian Peran
Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan
seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat
memainkan fungsinya karenaposisi yang didudukinya tersebut
(Djamarah,1997:31).Peran merupakan pola tindakan atau perilaku
24
yang diharapkan dari orang atau kelompok yang memiliki status
tertentu, artinya jika seseorang melakukan hak-hak dan kewajibanya
sesuai dengan kedudukanya maka ia telah menjalankan peran. Dalam
hal ini, peran dan kedudukan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan karena dalam kehidupan sosial tidak ada kedudukan tanpa
peran dan tidak ada peran tanpa kedudukan. Dengan demikian,
peranan mengatur pola-pola perilaku di dalam pola-pola kehidupan
sosial (Setiadi dan Kolip, 2011 : 46)
2. Peran Muhammadiyah Sebagai Organisasi Sosial
Dalam kehidupan sosial terdapat tatanan perilaku yang
digunakan untuk mengatur prilaku anggota masyarakat, sedangkan
organisasi/lembaga sosial juga memberikan andil dalam mewujudkan
tatanan tersebut. Lembaga sosial merupakan alat untuk mengikat
perilaku anggota masyarakat agar berprilaku sesuai dengan tatanan
aturan yang menjadi kesepakatan kelompok sosial.(Setiadi dan Kolip,
2011: 47). Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang merupakan suatu
organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan berdasarkan pada
agama tidak bisa lepas dari andil di atas.
Menurut Elly Setiadi dan Usman Kolip (2011: 47) bahwa
peran lembaga sosial berdasarkan fungsinya dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
a. Sebagai pemberi pedoman, yaitu memberikan pedoman kepada
anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku
atau bersikap di dalam menghadapi masalah dalam masyarakat.
25
b. Sebagai penjaga, yaitu menjaga keutuhan dan kestabilan sosial
dari masyarakat yang bersangkutan agar tidak terjadi
didintergrasi (perpecahan) dengan mengikat batasan tertentu.
c. Sebagai pengontrol, yaitu memberikan pegangan kepada
masyarakat untuk mengadakan sistem pengendali sosial.
Artinya membentuk sistem pengawasan atas tingkah pekerjaan
para anggota masyarakat di dalam kelompok sosial agar
menghindari berbagai penyimpangan sosial.
Pada dasarnya kedudukan dan peranan lembaga sosial akan
berdampak hak dan kewajiban, baik secara individu maupun
kelompok yang juga tidak akan lepas dari sistem yang memuat tatanan
nilai dan norma sosial. Dalam hal ini adalah nilai-nilai dan norma
ajaran agama Islam yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits.
C. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pengertian pendidikan Islam tidaklah lepas dari pengertian
tentang pendidikan dan Islam itu sendiri, dalam UU Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal I tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah dipaparkan dengan jelas tentang pengertian
pendidikan, yaitu “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”. Dalam perkembangannya Djumransjah (2006:
22)
menjelaskan
pendidikan
26
adalah
“usaha
manusia
untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik
jasmani maupun rahani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat dan kebudayaan.
Sedangkan pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang
ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur
tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan
sistem persekolahan resmi (Hasbullah, 2009: 57).
Sedangkan Islam secara etimologis dan menurut Al-Qur’an
berarti penyerahan diri dan kepatuhan(Nahlawi, 1992: 36). Allah SWT
berfirman dalam surat Ali Imran (Q.S 3 ayat 83):
Artinya: Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama
Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa
yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun
terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
Islam juga dapat dipahamai sebagai nama agama serta tatanan
kehidupan yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dari Allah SWT.
Dalam Surat Ali-Imran ayat 19 dijelaskan juga bahwa barang siapa
yang membuat atau mengikuti agama selain agama-Nya (Islam),
meskipun itu agama samawi yang terdahulu, maka Allah SWT
tidaklah akan menerimanya :
27
Artinya:
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab-Nya.
Jadi, Islam adalah tatanan Ilahi yang selain dijadika oleh Allah
sebagai penutup (penyempurna) segala syari’at, juga sebagai sebuah
tatanan kehidupan yang paripurna dan meliputi seluruh aspeknya.
Allah telah meridhai Islam untuk menata hubungan antara manusia
dengan al-Khaliq, alam, makhluk, dunia, akhirat, masyarakat, istri,
anak, pemerintah dan rakyat (Nahlawi, 1992: 37).
Menurut
Jusuf
Amir
Feisal
(1995:108)
dalam
dunia
pendidikan Islam, istilah pendidikan berkisar pada konsep-konsep
yang dirumuskan dalam istilah-istilah berikut :
a. Taklim, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pada
pengajaran, penyampaian informasi dan pengembangan ilmu.
b. Tarbiyah, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pasa
pendidikan, pembentukan dan pengembangan pribadi serta
pembentukan dan penggemblengan kode etik (norma-norma
etika / akhlak).
28
c. Ta’dib, yaitu pendidikan yang memandang bahwa proses
pendidikan merupakan usaha yang mencoba membentuk
keteraturan susunan ilmu yang berguna bagi dirinya sebagai
muslim
yang
harus
melaksanakan
kewajiban
serta
fungsionalisasi atas niat atau sistem sikap yang direlisasikan
dalam kemampuan berbuat yang teratur, sistematik, terarah dan
efektif.
Pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada
pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau
suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat
berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan
nilai-nilai Islam (Zuhairini, 1995 : 152).
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam
masyarakat ialah usaha pembentukan akhak (kepribadian) manusia
secara menyeluruh yang tidak dibatasi dengan umur dalam
mengembangkan
fitrahnya
sebagai
manusia,
mengembangkan
potensinya, mengarahkan pertumbuhan dan perkembanganya secara
maksimal sesuai dengan ajaran agama Islam, sehingga menjadi
muslim yang baik, mampu berbuat baik bagi diri sendiri, keluarga,
masyarakat, negara dan lingkunganya.
29
2. Sumber Pendidikan Islam
Pendidikan Islam merupakan kebutuhan mutlak manusia untuk
dapat menjalankan ajaran Islam sebagai mana yang telah dikehendaki
oleh Allah SWT. Menurut Abdurrahman An-Nahlawi (1995 : 28) agar
manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT dapat menjalankan
amanat yang telah diberikan dari Sang Maha Pencipta, maka
pendidikan Islam dimaknai secara rinci. Karena itu, keberadaan
referensi atau sumber pendidikan Islamharus merupakan sumber
utama Islam itu sendiri, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah menjelaskan didalam firman-Nya, dalam surah An-Nahl
ayat 64 yang berbunyi :
Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran)
ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka
apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman.
Dijelaskan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai
penjelas antara perselisihan yang ada dan sebagai pedoman dan
petunjuk bagi segala sesuatu. Allah SWT telah menjelaskan juga
dalam surat An-Nisa’ ayat 59, yang berbunyi :
30
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika
kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan untuk taat kepada-Nya
dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah keduanya yang wajib
dan yang sunnah serta menjauhi larangan keduanya. Allah juga
memerintahkan untuk taat kepada para pemimpin, mereka itu adalah
orang-orang yang memegang kekuasaan atas manusia, yaitu para
penguasa, para hakim dan para ahli fatwa. Kemudian Allah
memerintahkan
agar
mengembalikan
segala
perkara
yang
diperselisihkan oleh manusia dari perkara-perkara yang merupakan
dasar-dasar agama ataupun cabang-cabangnya kepada Allah dan
RasulNya, maksudnya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Tujuan Pendidikan Islam
Persoalan pendidikan adalah persoalan yang menyangkut
hidup dan kehidupan manusia yang senantiasa harus berproses dalam
perkembangankehidupannya.
Maka
pendidikan
seharusnya
bertujuanmencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian
31
manusia secaratotal melalui latihan semangat intelek, rasional diri,
perasaan dan kepekaanrasa tubuh. Maka menurut Al-Abrasyi (1970:1)
tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi
pekerti dan pendidikan jiwa.
Tujuan pendidikan Islam yang agung senantiasa selaras
dengan tujuan agama itu sendiri. Yaitu mewujudkan seorang mu‟min
yang takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, memperbaiki
ibadahnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (Hafidz
dan Kastolani, 2009:34). Quraish Shihab (1994:172) menambahkan
tujuan dari pendidikan Islam adalah pengabdian kepada Allah, hal ini
sejalan dengan ayat Al-Qur’an surat Al-Dzarriyat ayat 56, yang
berbunyi :
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
Dalam ayat tersebut sudah jelas terpapar bahwa tujuan
penciptaan makhluk ialah untuk menyembah/beribadah kepada Allah
SWT.
4. Jalur Pendidikan Islam
Dalam pengembangan pendidikan Islam, tidak lepas dari jalur
pendidikan itu sendiri, dimana dalam UU SISDIKNAS no 20 tahun
2003 diterangkan bahwa “ jalur pendidikan adalah wahana yang
dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu
32
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam
usaha pencapaian tujuan dan peningkatan kualitas pendidikan Islam,
serta untuk mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman,
maka pendidikan Islam menempuh berbagai jalur pendidikan, yaitu :
a. Pendidikan formal
Menurut Undang-Undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003
pasal 1 ayat 11, bahwa “ pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI). Pendidikan menengah terdiri dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs),
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
b. Pendidikan non formal
Menurut Undang-Undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003
pasal 1 ayat 12, bahwa pendidikan non formal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang. Dengan kata lain, pendidikan
non formal ialah pendidikan diluar sekolah yang dibentuk
untuk masyarakat yang memelukanya yang berguna untuk
pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan formal agar
tercapai long live education. Pendidikan non formal dapat
33
berupa lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim serta
satuan pendidikan yang sejenis.
c. Pendidikan informal
Menurut Undang-Undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003
pasal 1 ayat 13, bahwapendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal
tidak bersifat langsung dalam memberikan pelajaran kepada
pihak terdidik.
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa jalur
pendidikan merupakan wadah yang dapat dilalui masyarakat untuk
mengembangkan potensi diri yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Ketiga jalur pendidikan diatas, walau memiliki perbedaan satu dengan
yang lainya, akan tetapi ketiganya saling melengkapi dalam rangka
mewujudkan pendidikan sepanjang hayat. Perkembangan pendidikan
Islam tercermin dari banyaknya lembaga pendidikan Islam baik
melalui jalur formal, non formal atau informal yang dirintis oleh
pemerintah, lembaga swasta, organisasi keagamaan atau bahkan
individu. Bahkan ada juga lembaga pendidikan Islam yang
memadukan didalamnya kurikulum pendidikan umum. Upaya tersebut
dilakukan untuk melahirkan generasi muslim yang cerdas, berakhlak
islami serta melek akan perkembangan zaman.
34
5. Faktor Peningkatan Mutu Pendidikan Islam
Peningkatan mutu pendidikan Islam atau pengembangan
pendidikan islam dapat bermakna dari segi kuantitatif dan kualitatif.
Pengembangan pendidikan Islam menurut Muhaimin (2011 : 1) secara
kuantitatif yaitu bagaimana menjadikan pendidikan Islam lebih besar,
merata dan meluas pengaruhnya dalam konteks pendidikan secara
umumnya. Secara kualitatif bagaimana menjadikan pendidikan Islam
lebih baik, bermutu dan lebih maju sejalan dengan ide-ide dasar atau
nilai-nilai Islam itu sendiri yang harus berada di depan dalam
merespons dan mengantisipasi berbagai tantangan pendidikan.
Termasuk dalam pengertian kualitatif kualitatif adalah bagaiman
mengembangkan pendidikan Islam agar menjadi suatu bangunan
keilmuan yang kokoh dan memiliki konstribusi yang signifikan
terhadap pembangunan maasyarakat nasional dan trans-nasional, serta
pengembangan iptek.
Dalam pelaksanaan pendidikan Islam perlu diperhatikan
adanya beberapa faktor yang sangat penting dalam tercapainya
peningkatan mutu pendidikan Islam. Faktor-faktor tersebut yaitu :
a. Faktor Pendidik
Pendidik
mempunyai
peran
yang
penting
dalam
pelaksanaan pendidikan, karena pendidik bertanggung jawab
dalam pembentukan pembentukan dan pengembangan pribadi
peserta didik. Menurut Hamdan Ihsan (2007: 93) pendidik
35
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau memberi bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan
jasmani
dan
rohaninya
agar
mencapai
kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan
sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
Secara umum dalam pandangan Islam, tugas pendidik
adalah mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak
didik, baik potensi psikomotorik, kognitif maupun potensi
afektif. Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang
sampai ke tingkat setinggi mungkin, menurut ajaran Islam
(Tafsir, 2008 : 74).
Pendidik
dalam
pandangan
Islam,
mempunyai
keistimewaan sendiri, yaitu mendapatkan derajat yang tinggi
disisi Allah SWT. Sebagaimana yang telah dijanjikan Allah
SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 :
Artinya: .. Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
36
b. Faktor Peserta Didik
Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan
memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih
perlu dikembangkan (Nizar, 2002 : 25). Peserta didik sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT merupakan makhluk agamis yang
dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah). Mereka memiliki
potensi-potensi alami yang dapat dikembangkan. Sebagaimana
digambarkan dalam hadits Nabi SAW :
ً‫هلل صلى اهلل علي‬
ِ ‫ قَالَ رَسُ ُْلُ ا‬:ُ‫عَهْ أَبِي ٌُرَيْرَةَ أَوًَُّ كَانَ يَقُ ُْل‬
ًِِ‫َسلم مَا مِهْ مَُْلُُْدٍ إِالَّ يُُْلَذُ عَلَى الْفِطْ َرةِ فَأَبََُايُ يٍَُُِّدَاو‬
)‫ََيُىَصِّرَاوًِِ ََيُمَجِّسَاوًِ (رَاي بخار‬
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‟anhu, ia berkata:
“Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda:
Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua
orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang
Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi.
c. Faktor Alat Pendidikan
Alat pendidikan yang dimaksud disini ialah segala sesuatu
atau hal-hal yang bisa menunjang kelancaran dari proses
pelaksanaan pendidikan. Alat pendidikan ini berupa segala
tingkah laku perbuatan (tauladan), anjuran atau perintah,
larangan dan hukuman (Zuhairini, 2008 : 181).
37
d. Faktor Lembaga Pendidikan
Makna umum lembaga pendidikan adalah wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan yang bersamaan dengan
proses pembudayaan. Lembaga pendidikan dapat dipisahkan
menjadi tiga golongan, yaitu :

Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
pertama setelah proses lahirnya anak. Zuhairini (2008: 178)
mengungkapkan bahwa didalam keluarga merupakan
tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada
usia yang masih muda, karena dalam usia ini anak lebih
peka terhadap pengaruh dan contoh dari orang tua dan
keluarganya.
Orang tua juga berkewajiban menjaga seluruh
anggota keluarganya dari hal-hal negatif yang dapat
menjerumuskan ke dalam api neraka. Sebagaimana dalam
Q.S At-Tahrim ayat 6 :
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka ...
38

Sekolah
Pendidikan yang dilakukan disekolah merupakan
lanjutan dari pendidikan keluarga. Serta menjadi jembatan
yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan
kehidupan
dalam
masyarakat.
Sekolah
disamping
memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sekolah
juga mendidik anak untuk beragama.

Masyarakat
Lembaga pendidikan masyarakat ini merupakan jalur
pendidikan non formal, sebagaimana yang dijelaskan dalam
UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Masyarakat
berfungsi sebagai pengganti, penambah atau pelengkap
pendidikan formal.
Penyelenggaraan
pendidikan
Islam
pada
masyarakat
dilakukan oleh para mubaligh, da’i, penyuluh, kyai dan
tokoh agama di dalam maasyarakat. Sedangkan institusi
organisasinya seperti Lembaga Dakwah, Majlis Taklim,
Babinrohis, Jama’ah Masjid, Islamic Center dan lain-lain
(Romli dan Nuryanis, 2003: 22). Sudah sewajarnya anakanak
didik
Islam
untuk
masuk
lembaga-lembaga
pendidikan masyarakat yang berdasarkan pada prinsipprinsip ajaran agama Islam.
39
e. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan alam sekitar dimana anak berada
yang mempunyai pengaruh terhadap perasaan dan sikapnya
akan
keyakinan
atau
agamanya
(Zuhairini,
2004:173).
Lingkungan pendidikan Islam dapat diartikan dengan tempat
naka melakukan adaptasi, yang meliputi lingkungan alam yang
berupa
letak
geografis,
meliputikehidupan
di
dan
lingkungan
masyarakat.
Allah
sosial
yang
Swt
telah
menggambarkan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi
kehidupan beragama dalam surat An-Nahl ayat 112 :
Artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan
(dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah
ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat.
Adapun menurut Zuhairini (2004 : 175) bahwa lingkungan
yang dapat memberi pengaruh terhadap anak didik dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
1) Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
Lingkungan semacam ini adakalanya berkeberatan
40
terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar
sedikit tahu tentang hal itu.
2) Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi
tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian
menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional
tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
3) Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar
dan hidup dalam lingkungan agama. Lingkungan ini
memberikan motivasi yang kuat kepada anak untuk
memeluk dan mengikuti pendidikan yang ada. Apabila
lingkungan ini diitunjang dengan pimpinan yang baik dan
kesempatan yang memadai, maka kemungkinan besar
hasilnya pun baik pula.
Dari beberapa peryataan diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam melaksanakan pendidikan Islam, sangat didukung oleh faktor
pendidikan yang ikut menunjang berhasil atau tidaknya dalam
mencapai tujuan pendidikan Islam. Oleh karena itu, jika salah satu
dari
faktor-faktor
diatas
tidak
berjalan
dengan
baik
akan
mempengaruhi proses berjalanya pendidikan Islam. Jadi pendidikan
Islam dikatakan baik apabila faktor-faktor penunjang pendidikan
sangat diperhatikan keberadaan dan kualitasnya.
41
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
1. Letak Geografis
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono berada di wilayah
Kecamatan Banyudono. Kantor sekretariat terletak di komplek masjid
As-Siraj Bendan, lebih tepatnya berada pada SD Muhammadiyah
Program Khusus Jln. Raya Pengging-Banyudono Kelurahan Bendan,
Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Adapun wilayah Pimpinan
Cabang Muhammadiyah Banyudono berbatasan dengan Kecamatan
Sambi di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, Kecamatan Sawit di
selatan dan Kecamatan Teras di barat.
Kantor sekretariat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
berada
di
menjadikanya
jantung
pemerintahan
sebagai
lokasi
Kecamatan
strategis
dan
Banyudono,
mudah
yang
dijangkau.
(Dokumentasi dan observasi tanggal 28 Maret 2015)
2. Visi dan Misi
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono periode 2010-1015
memiliki visi dan misi ideal seperti yang tertuang dalam maksud dan
tujuan Gerakan Muhammadiyah, yaitu :
a. Visi
Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
42
b. Misi
1) Menegakkan tauhid yang murni berdasarkan pada Al-Qu’an
dan As-Sunnah.
2) Menyebarluaskan dan memajukan ajaran agama Islam yang
bersumber
pada
Al-Qur’an
dan
As-Sunnah
yang
shahihah/maqbulah.
3) Mewujudkan niali-nilai Islam dalam kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat.(Dokumentasi program kerja PCM
Banyudono 2010-2015)
3. Sejarah Berdirinya Cabang Muhammadiyah Banyudono
Dalam pencarian data sejarah berdirinya Gerakan Muhammadiyah di
Banyudono, peneliti mendatangi salah satu tokoh awal Gerakan
Muhammadiyah yaitu bapak H. Muhammad Ihsan Muhdi pada 28
Februari 2015. Beliau merupakan salah satu saksi berdirinya Gerakan
Muhammadiyah di Banyudono yang masih hidup. Dari beliaulah
didapatkan informasi bahwa organisasi Muhammadiyah hadir di
Kecamatan Banyudono bermula dari gerakan kepanduan Hizbul Wathon
(HW), yang dahulu merupakan gerakan kepanduan di luar lingkup
sekolah dan terbentuk guna menggerakan pemuda untuk berjiwa patriot
dan negarawan. Serta mencegah dampak buruk yang dibawa oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Organisasi Muhammadiyah di Banyudono dulu merupakan ranting
dari pimpinan Muhammadiyah Surakarta, baru setelah di Kabupaten
43
Boyolali terbentuk Pimpinan Daerah Muhammadiyah, maka Gerakan
Muhammadiyah Banyudono terbentuk dan menginduk ke Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Boyolali. Pencetus pergerakan Muhammadiyah
di Banyudono adalah bapak Hardiman, Sebul Cipto Martono, Ali
Mahmudi dan Abdul Karim yang kemudian merintis
Cabang
Muhammadiyah di Kecamatan Banyudono pada tahun 1955.
Adapun yang melatar belakangi berdirinya Gerakan Muhammadiyah
di Banyudono diantaranya :
a. Antisipasi pengaruh dari Partai Komunis Indonesia
b. Adanya makam Yosodipuro yang dianggap kramat oleh
sebagian masyarakat di Banyudono.
c. Adanya ritual-ritual kejawen yang dilaksanakan di pemandian
Pengging oleh sebagian masyarakat.
d. Terbelengkalainya pembinaan akhlak dan agama bagi kaum
muda saat itu.
Pada masa tersebut, usaha yang dilaksanakan berupa pengajian dan
tabligh, sekolah diniyah dan kepanduan. Disamping kegiatan yang
dijalankan secara bekelompok, para tokoh saat itu juga menjalankan
usaha penyebaran ajaran agama Islam secara individu, terutama dalam
lingkup sekitar tempat tinggal. Dengan ketekunan dan perjuangan,
Muhammadiyah berusaha mengikis semua perbuatan bid‟ah. Hal tersebut
berasil dikikis, walau masih ada juga yang tersisa sampai saat ini.
44
4. Tujuan Berdirinya Cabang Muhammadiyah Banyudono
Tujuan awal berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Kecamatan
Banyudono bertujuan untuk antisipasi menyebarnya pengaruh Partai
Komunis Indonesia, dan untuk menghilangkan penyakit masyarakat yang
melakukan takhayul, bid‟ah dan khurafat, serta memajukan pengajaran
agama Islam terutama melalui Madrasah Diniyah. Hal itu disimpulkan
dari hasil wawancara dengan bapak M. Ihsan Muhdi, selaku saksi hidup
awal Gerakan Muhammadiyah Banyudono pada Sabtu, 28 Februari 2015
pukul 16.15 WIB, sebagai berikut :
“Mbiyen niku ten Banyudono akeh seng melu-melu PKI mas,
dadine yo ngaji ne kui do ndelek-ndelek, lha sak bar e PKI wes
rodok prei, lagi pak hardiman, pak sebul sak rencang niku nguringuri meneh Madrasah Wajib Belajar, kui yo isine sinau ngaji
kanggo masyarakat karo sinau moco Qur‟an nggo anak anak, dadi
sak durunge do sinau nulis latin anak anak niku luweh disek sinau
nulis arab, ben wargo banyudono kie luweh ngerti soal agama, kan
kolo mbiyen nek Pengging kan akeh seng nglaku semedi, topo lan
ndongo nek kuburan e mbah Yosodipro, kan kui wes nyempang
soko ajaran agama. lha ben kui ilang, pak sebul sak konco ngajak i
konco-konco ngumpul nggo ngurepke gerakan Muhammadiyah.
Dapat dipahami dari wawancara tersebut dalam bahasa Indonesia :
“Dahulu di Banyudono itu kan banyak gerakan PKI, jadinya
belajar agama tidak leluasa, setelah PKI melemah barulah bapak
Hardiman, bapak Sebul dan teman-teman mengaktifkan lagi
Madrasah Wajib Belajar yang mengajarkan tentang agama bagi
masyarakat dan mengajarkan baca Al-Qur‟an bagi anak-anak, jadi
dahulu itu anak-anak lebih dulu belajar menulis Arab daripada
menulis latin, biar warga Banyudono itu lebih paham tentang
agama. Saat niku juga masyarakat banyudono kurang paham akan
ajaran agama, terutama warga Pengging banyak yang melakukan
ritual kejawen, bertapa dan melakukan kemusyrikan dengan
meminta-minta pada makam Mbah Yosodipuro, itu kan sudah
menyimpang dari ajaran agama. Untuk menanggulanginya bapak
45
Sebul dan teman-teman mengajak yang lain berturut serta dalam
pergerakan Muhammadiyah.”
5. Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
Struktur organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
tahun 2010-2015 sebagai berikut :
Tabel. 1
Bagan Struktur Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
Tahun 2010-2015
Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono 20102015 yaitu :
Ketua Umum
: Drs. H. Muhammad Damiri
Wakil Ketua 1
: Drs. H. Sagino
Wakil Ketua 2
: Drs. H. Ahmad Mursidi, M. PdI
Sekretaris Umum
: Danto Kris Suwarno, S. Pd, M. M
Wakil Sekretaris
: Fuad Setiawan, S. Pd
Bendahara Umum
: Drs. H. Hartanto
Wakil Bendahara
: Sugiman
46
Untuk melaksanakan tugas-tugas strategis bidang tertentu tahun
2010-2015, maka dibentuklah unsur pembantu pimpinan yang terdiri dari
Majlis dan Lembaga beserta kepengurusanya. Adapun susunannya yaitu :
a.
b.
c.
d.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Ketua
: H. Mujiyo Abdul Rohman, S. Ag
Wakil Ketua
: Drs. Fathur Rohman, M. PdI
Sekretaris
: H. Suyoto, S. Pd
Anggota
: Wisnu Nugroho, M. Pd
Majelis Pendidikan Kader
Ketua
: Budhi Susilo
Wakil Ketua
: Mardiyo
Sekretaris
: Drs. Waluyo
Anggota
: Muhammad Bakrun, BA
Majelis Tabligh
Ketua
: H. Suseno, S. Pd
Wakil Ketua
: Drs. Ahmadi
Sekretaris
: Sarbudi, S. Pd
Anggota
: Bardaini
Majelis Tarjih dan Tajdid
Ketua
: Komari
Wakil Ketua
: Sutardi, S. Ag
Sekretaris
: Imawan Nurdin, M. Ag
Anggota
: Suratno
47
e.
f.
g.
h.
i.
Majelis PKU
Ketua
: Jacob Chismanto, S. Ag
Wakil Ketua
: Bambang Priyono, S. Pd
Sekretaris
: Rahmad Basuki, A. Ag
Anggota
: Sukarli Hisyam Zaini
Majelis Ekonomi
Ketua
: Bambang Pitoyo
Wakil Ketua
: Bandi Mulyono, S.H
Sekretaris
: Irsyad Kardoyo, S.E
Anggota
: Gito Hartanto
Majelis Pembina Kesehatan
Ketua
: Sugiyo, S. Pd
Wakil Ketua
: Ir. Arman Ardiansah
Sekretaris
: Budi Renanto, S. Pd
Majelis Wakaf
Ketua
: H. Joko Paryanto, S. Pd
Wakil Ketua
: H. Supono, S. H
Sekretaris
: Hamid Mujiyo
Anggota
: Suwaji
Lembaga Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
Ketua
: H. Sunardi
Wakil Ketua
: H. Munawar, S. Pd. I
Sekretaris
: H. Dalail, S. Pd
48
j.
Anggota
: H. Bejo wiyono
Anggota
: H. Kartono, S.H
Anggota
: H. Bambang Surahmat
Humas
Ketua
: Mustofa
Sekretaris
: Muhammad Toufik
(Dokumentasi
hasil
rapat
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah
Banyudono, dikutip pada 28 Februari 2015)
B. Data Pelaksanaan Pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono
Program-program
yang
dilaksanakan
oleh
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah Banyudono periode 2010-2015 tidaklah lepas dari
program revitalisasi Cabang dan Ranting Muhammadiyah se Kabupaten
Boyolali yang mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Muhammadiyah hasil Muktamar ke 46 di Yogyakarta.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Islam masyarakat di
Banyudono, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mempunyai
peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, yaitu sebagai
pemberi pedoman, penjaga dan sebagai pengontrol. Hal di atas
tercurahkan pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi
otonom Muhammadiyah , lembaga dan majlis sebagai Unsur Pembantu
Pimpinan Cabang Muhammadiyah. Adapun kegiatan
dilaksanakan sebagai berikut :
49
yang telah
1. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen)
Pada tanggal 27 Februari 2015, pukul 16.45 WIB bapak Mujiyo
Abdul Rohman selaku ketua Dikdasmen menerangkan bahwa tujuan
dari Majlis Dikdasmen yaitu :

Menjadikan
Muhammadiyah
sebagai
lembaga
pelayanan
masyarakat khususnya dibidang pendidikan Islam, dengan
membuka peluang dan akses yang selebar-lebarnya bagi seluruh
lapisan masyarakat.

Memaksimalkan lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai
pusat dakwah.

Peningkatan
profesionalisme
guru-guru
yayasan
lembaga
pendidikan Muhammadiyah dengan pengadaan pelatihan dan
lainya.

Mengupayakan dan merintis sekolah program khusus guna
mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman.
Majlis ini telah menjalankan beberapa bentuk pendidikan formal.
Pada jenjang Sekolah Dasar ada lima Madrasah Ibtida’iyah
Muhammadiyah (MIM), satu Sekolah Dasar Muhammadiyah (SD
Muh) dan satu Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus (SD
MPK) yang semuanya tersebar di wilayah kecamatan Banyudono.
Sedangkan untuk jenjang Sekolah Menengah, Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Banyudono mengelola Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Muhammadiyah 7 yang berada di wilayah Kelurahan Kuwiran.
50
Tabel 2
Daftar lembaga pendidikan formal PCM Banyudono
JENJANG SEKOLAH DASAR
No
1
2
3
4
5
6
7
Nama Sekolah
MIM Kuwiran
MIM Cangkringan
MIM Denggungan
MIM Tanjungsari
MIM Kerten
SD M Sambon
SD M PK Bendan
Kepala Sekolah
Drs. Suwarno
Yuli Triharyanto S. pd
Suhadi, A. Ma
Suryono, S. Ag
Estianah Faridah S. Pd. I
Mizan, S. Ag
Pujiyono, S. Si, M.M
Siswa
120
92
170
82
80
109
214
JENJANG SEKOLAH MENENGAH
No
Nama Sekolah
1
SMP 7 Muhammadiyah
Kepala Sekolah
Supardi, S. Pd
Siswa
124
Adapun pedoman islami yang diberikan didalam pendidikan
formal tersebut berupa kurikulum keislaman yang memadai.
Kurikulum keislaman tersebut berupa kelompok pokok mata pelajaran
agama dan Akhlak Mulia yang dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencangkup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan Agama.
Disetiap jenjang pendidikan formal diatas, ditanamkan nilai-nilai
keislaman kepada siswa. Peserta didik dibimbing agar mampu
membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al-Qur’an dan
hadits, serta menanamkan pengertian, pemahaman dan penghayatan
51
isi kandungan ayat-ayat Al-Qu’an dan hadits untuk membimbing
akhlak dan moral siswa.
2. Majelis Tarjih dan Tajdid
Majelis ini menurut bapak Sutardi selaku sekretaris majelis tarjih
dan
tajdid
pada
tanggal
1
maret
2015,
berperan
dalam
mensosialisasikan hail-hasil tarjih, tajdid dan pemikiran keislaman
Muhammadiyah untuk proaktif dalam menjawab masalah nyata yang
sedang berkembang. Adapun kegiatanya yaitu :

Melakukan kajian-kajian tarjih dan tajdid dengan pedoman
pokok “Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah” bertempat di
setiap ranting secara bergantian. Kajian ini diikuti oleh pengurus
organisasi
Pimpinan
Cabang
dan
Ranting,
warga
Muhammadiyah dan masyarakat simpatisan yang dilaksanakan
setiap tanggal 5 disetiap bulan.

Mensosialisasikan seruan penyelenggaraan puasa ramadhan,
hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha sesuai dengan keputusan
Pimpinan
Pusat
Muhammadiyah
kepada
masyarakat
di
Banyudono.

Menyegarkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam
kehidupan masyarakat. Diantaranya yaitu pelurusan arah kiblat
yang disesuaikan dengan letak geografis setiap masjid/mushola.
52
3. Majelis Tabligh
Sebagai sarana pengembangan dakwah masyarakat agar tebentuk
kehidupan yang islami dalam masyarakat. Adapun diantara kegiatanya
yaitu :

Menyelenggarakan pengajian Ahad pagi yang dilaksanakan
rutin setiap ahad pertama disetiap bulan yang dilaksanakan di
masjid As-Siraj Kelurahan Bendan. Pengajian ini diikuti oleh
warga Muhammadiyah dan seluruh lapisan masyarakat.

Setiap malam hari Rabumenyelenggarakan pengajian rutin yang
diampu oleh K.H Zuhri Musthofa. Pengajian ini dilaksanakan di
masjid At-Thohiriyah Kelurahan Cangkringan, yang dimulai
pukul 19.30 WIB.

Menyebarluaskan referensi-referensi Muhammadiyah, seperti
majalah Suara Muhammadiyah untuk warga muhammadiyah
dan masyarakat umum, dengan usaha menyediakan referensi
tersebut pada perpustakaan masjid/mushola.

Mengelola
masjid/mushola
Muhammadiyah
disetiap
ranting/kelurahan tertentu, diantaranya masjid Al-Hidayah
Kuwiran, masjid At-Thohiriyah Cangkringan, masid As-Siraj
Bendan, mushola Hadiyatusholla Sambon dan masjid An-Nur
Ketaon.
53

Menyelenggarakan tabligh atau pengajian tertentu dalam
menyambut moment tertentu, seperti pengajian menyambut
Milad Muhammadiyah.

Bertanggungjawab atas pelaksanaan sholat Hari Raya dengan
mengoptimalkan
peran
Ranting
Muhammadiyah
dalam
menjalankan kepanitiaan.
Disamping beberapa kegiatan dari majelis tabligh diatas, secara
umum tokoh/ warga Muhammadiyah secara pribadi atau individu
berperan aktif dalam implementasi nilai-nilai dari tabligh itu sendiri,
terutama ikut berperan aktif dalam pembinaan dan pendidikan Islam
masyarakat
di
lingkungan
terdekat.
Sebagai
contoh
tokoh
Muhammadiyah yang berdomisili di Dusun Peni Kelurahan Kuwiran,
merintis dan mengelola pengajian rutin setiap malam hari kamis yang
bertempat di seluruh masjid di Dusun Peni secara bergantian.
Pengajian ini dimulai dengan tadarus Al-Qur’an bersama, kajian tafsir
Al-Qur’an oleh bapak Mujiyo Abdul Rahman S.Ag kemudian
dilanjutkan dengan materi pengajian oleh bapak Drs. M Damiri. Para
tokoh Muhammadiyah pada umumnya juga menjadi imam disetiap
masjid terdekat, menjadi rujukan dari persoalan ajaran agama.
4. Majelis Wakaf, Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS)
Ikut serta dalam peningkatan pengelolaan wakaf dan ZIS
sehingga dapat menjadi penyangga kekuatan gerakan pemberdayaan
54
masyarakat. contoh nyatanya berupa pengelolaan zakat fitrah, baitul
maal dan wakaf.
5. Lembaga Bimbingan Ibadah Haji.
Mensosialisasikan pedoman ibadah haji dan umrah sesuai
dengan tuntunan Rasulullah. Menyelenggarakan manasik haji di
Kecamatan Banyudono yang disinergikan dengan KBIH Al-Kautsar
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali.
6. Aisyiyah
Sebagai salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah,
Aisyiyah juga memiliki amal usaha dibidang pendidikan, kewanitaan,
PKK, kesehatan dan organisasi wanita (Shobron, Hidayat dan
Shohabiya, 2010 : 124). Amal usaha Aisyiyah Cabang Banyudono
dalam bidang pendidikan berupa panti asuhan yatim dan pendidikan
pra-sekolah, yaitu Taman Asuh Anak, Kelompok Bermain dan Taman
Kanak-kanak/Bustanul Athfal. Dalam pendidikan pra-sekolah yang
dikelola oleh Aisyiyah, menerapkan nilai-nilai Islam berupa
pengenalan Nama dan Sifat Allah kepada peserta didik dengan
harapan agar terbiasa menggantungkan segala urusan kepada Allah
SWT dan bukan selain-Nya.
Aisyiah Cabang Banyudono juga mengelola panti asuhan yatim
yang terletak di desa Gotakan, Kerten Kecamatan Banyudono. Dari
keterangan ibu Umi selaku pengurus Aisyiyah panti Asuhan ini
membina 15 santriwan dan 23 santriwati yang berasal dari masyarakat
55
Banyudono. Penyelenggaraan panti asuhan ini mengusahakan untuk
membekali para santri dengan bekal keislaman. Di antara usaha nya
ialah :

Pembinaan
santri
dalam
bidang
keislaman
dan
kemuhammadiyahan.

Memberikan pelatihan/pembelajaran bahasa Arab dan Inggris
yang
berguna
sebagai
dasar
pengembangan
dari
ilmu
pengetahuan.

Mengusahakan sarana dan fasilitas bagi santri untuk belajar
ketrampilan dan keahlian guna bekal menyongsong kehidupan
ke depan.

Membina dan mengkoordinasi kegiatan praktek dakwah, guna
mempersiapkan kader-kader pejuang dakwah islamiyah.
Disamping usaha-usaha diatas, pengurus panti asuhan bekerja
sama dengan Pimpinan Cabang juga mengusahakan penjaminan
keberlangsungan pendidikan formal para santri. Dimana seluruh santri
juga bersekolah di sekolah formal. Beberapa santri ada yang
bersekolah di MIM Denggungan, SMP Muhammadiyah 7, SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali.
C. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
Pimpinan Cabang Muhammadiyah merupakan organisasi soisal
keagamaan yang memiliki berbagai amal usaha terutama dibidang
pendidikan Islam dan bidang dakwah islamiyah.
56
Organisasi ini
menghadirkan berbagai amal usaha dalam mengembangkan ajaran Islam
di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Dan keberadaanya pun
mempunyai peran yang besar dalam pengembangan pendidikan Islam.
Melalui
beberapa
Amal
Usahannya
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah Banyudono mengembangkan pendidikan Islam terutama
melalui pendidikan formal, peran ini mengarah pada mengusahakan
terwujudnya lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan mampu
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menjadikan masyarakat
khususnya usia sekolah untuk benar-benar memahami dan mengamalkan
ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana dalam hasil wawancara yang dilakukan kepada bapak
Mujiyo Abdul Rohman selaku pengurus dari Pimpinan Cabang
Muhammadiyah, pada 27 februari 2015, 16.45 WIB sebagai berikut :
“ya peran nya banyak, Muhammadiyah banyak mendirikan sekolah
Islam di Banyudono hampir setiap kelurahan mempunyai Madrasah
Ibtidaiyah dibawah yayasan Muhammadiyah, trus ada satu SMP
Muhammadiyah. Malah di Bendan itu SD Muhammadiyahnya
fullday. Disekolah-sekolah tersebut kan diajarkan agama islam
yang lebih detail dari pada sekolah umum. Ya seperti di MIM
kuwiran itu lho, banyak macamnya pelajaran agama Islam, seperti
Al-Qur’an Hadist, BTQ, Aqidah Akhlak, Sejarah Islam. tidak
seperti di Sd yang pelajaran Agamanya Cuma sedikit”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Ihsan dalam wawancara
pada 1 Maret 2015 pukul 16.15 WIB, dengan hasil wawancara :
“banyak banget perananya nuh mas, sekarang sudah banyak
madrasah-madrasah yang bagus kualitasnya tidak kalah sama
sekolah negeri mas. Contoh e MIM kuwiran kae mas, gedungnya
sudah bertingkat, ada mushola nya, ekstrakurikulernya juga bagus.
Sekarang banyak orang tua didaerah sini yang memilih
menyekolahkan anaknya ke MIM daripada ke SD impres mas”
57
Bapak Ihsan merupakan warga desa Kuwiran, Banyudono. Beliau
bukan warga Muhammadiyah aktif, akan tetapi semua anaknya dulu
pernah bersekolah di salah satu Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah.
Selanjutnya amal usaha dari Pimpinan Cabang muhammadiyah
juga berperan terhadap pendidikan Islam masyarakat dalam jalur non
formal terutama soal pemahaman tentang ajaran agama Islam, termasuk
membimbing dan mengarahkan masyarakat umum dalam menjalani
ibadah agar sesuai dengan syariat Islam dan tuntunan Nabi Muhammad
SAW. Hal ini sesuai yang diutarakan bapak Sutardi dalam wawancara
pada 1 Maret 2015 pukul 13. 23 WIB sebagai berikut :
“ Kalo untuk masyarakat umum ya banyak, pengajian seng bulanan
ada, mingguan juga ada, walau itu tidak semua tercantumkan dalam
program kerja Muhammadiyah tapi banyak tokoh-tokoh
Muhammadiyah yang berperan sentral disitu. Dengan adanya
pengajian kan tokoh-tokoh Muhammadiyah memberikan
pemahaman yang benar tentang ajaran Islam, biar warga lebih
paham agama. Disitu juga diajarkan tentang ibadah yang sesuai
dengan tuntunan Nabi Muhammad, biar terhindar dari praktekpraktek bid‟ah”.
Sejalan dengan bapak Tardi, bapak Wardoyo warga desa Kuwiran
Banyudono, yang merupakan simpatisan dan sering aktif mengikuti
pengajian yang diampu oleh tokoh Muhammadiyah, dalam wawancara
pada 1 Maret 2015, pukul 20.10 WIB, yaitu juga mengatakan :
“ sepengaetahuan saya ya madrasah-madrasah itu sama pengajianpengajian rutin. Pengajian yang keliling mushola itu bagus, ngajari
bapak-bapak ngaji Qur’an yang dahulune belum bisa jadi bisa ngaji
Qur’an. Kalo dah bapak-bapak kan malu kalo mau belajar ngaji
sendiri, lha kalo pas pengajian dimushola itu kan rame-rame jadi
ada temenya”
58
Pendapat lain juga diutarakan oleh Fajar Suryawan, warga
Cangkringan Banyudono, yang merupakan warga umum pada 2 Maret
pukul 20.30 WIB, yaitu :
“kae kan mbah Zuhri, pak Tardi kan orang Muhammadiyah. Kalo
disini ya menjadi panutan warga. Mbah Zuhri kan mengisi
pangajian rutin, pak Tardi jadi imam dimushola, kultum habis
sholat tarawih dan khotib sholat jum’at setiap jum’at wage, kalau
ada pengajian syukuran aqiqoh pa walimahan ya gitu beliau beliau
sering ngisi mau‟idhoh hasanah-nya. Anaknya Pak Tardi yang
pertama, mas Zarkasyi jadi guru agama di SD, mbak Ida juga guru
di SD juga ngajar ngaji di TPA”
Lain halnya dengan penuturan diatas, ibu Umi Muslikhah, S.Ag
menuturkan dalam wawancara pada 2 maret 2015 pukul 16.45 sebagai
berikut :
“madrasah sekarang sudah bagus mas, sekolahnya masuknya
sampai sore . TK nya juga bagus, permainanya banyak jadi anakanak tidak rewel mas dan juga sudah diajari ngaji, doa-doa gitu.
Jadi sejak kecil sudah dikenalkan dengan agama Islam, biar
membekas mas. Kalo soal pengajian-pengajian agama yang di
mushola-mushola juga bagus mas, tapi kan hanya buat bapakbapak, saya ikutnya yang pengajian tiap bulan yang diadakan untuk
keluarga dan pengajian Aisyiyah yang diadakan setiap bulan. Niku
yang mengisi pengajian juga bapak-bapak e dari Muhammadiyah ”
Dapat dipahami dari hasil wawancara dengan Ibu Umi, bahwa
disamping manfaat yang dirasakan oleh masyarakat umum, amal usaha
Muhamadiyah juga berperan terhadap pembinaan anak usia dini. Dimana
anak-anak sudah dibekali ilmu agama sejak awal. Dari hasil pengamatan
peneliti,
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah
juga
mengusahakan
pembinaan anak usia dini, dimana telah didirikan berbagai lembaga
59
pendidikan anak usia dini yang berupa Taman Kanak-Kanak, Bustanul
Athfal, Kelompok bermain dan Taman Asuh Anak yang dikelola oleh
badan otonom Aisyiyah. Lembaga-lembaga tersebut tersebar hampir
diseluruh wilayah Kecamatan Banyudono, dimana dari beberapa tempat
tersebut ada yang merupakan hasil dari wakaf warga simpatisan
Muhammadiyah dan masyarakat secara umum.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono juga berperan pada
penyampaian dan pemberian pedoman kepada masyarakat Banyudono
tentang ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tuntunan
Nabi Muhammad SAW. Serta berperan dalam menjaga pemahaman
masyarakat tentang ajaran agama Islam agar terhindar dari pemahaman
yang sesat. Serta mengontrol ritual keagamaan (ibadah) masyarakat agar
tidak mendekati prilaku tahayul, bid’ah, kurofat dan syirik. Hal ini juga
terpapar seperti dalam wawancara dengan bapak Muh Damiri selaku Ketua
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bayudono, pada 26 Februari 2015
pukul 16.30 WIB sebagai berikut :
“pada dasarnya menghilangkan praktek-praktek kemusyrikan di
masyarakat, terutama mengajarkan ajaran agama yang sesuai AlQur’an dan Sunnah Rasul. Baik lewat khutbah, ceramah, pengajian
rutin maupun mencontohkan ibadah yang benar”
Sejalan dengan apa yang diutarakan bapak Muh Damiri, bapak
Paiman mengutarakan dalam wawancara pada senin, 2 Maret 2015 pukul
18.30 WIB sebagai berikut :
“ya selama ini sudah baik, apalagi dalam memberikan informasi
tentang ajaran agama Islam yang benar dan murni berdasarkan AlQur’an dan Sunnah, kan sering kita beribadah itu masih bercampur
60
dengan ajaran jawa yang diajarkan kakek-kakek kita dulu, lha
dengan adanya muhammadiyah jadi lebih tau soal ibadah yang
benar yang dituntunkan oleh kanjeng Nabi ”
Dari hasil observasi pada bulan Februari, peneliti juga melihat
bahwa di dusun Kliwonan desa Cangkringan kecamatan Banyudono telah
didirikan Pesantren Al-Qur’an At-Thohiryah Muhammadiyah. Pesantren
ini merupakan pondok tahfids Al-Qu’an yang sebagian lahanya merupakan
hasil wakaf dari KH Zuhri Musthofa yang dikelola oleh Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Banyudono.
Kemudian hasil wawancara dengan Suwarno pada 1 Maret 2015
pukul 09.00 WIB sebagai berikut :
“yang saya rasakan ya saya sebagai orang yang sebelumnya awam
tentang agama jadi lebih mengerti soal agama setelah ikut pengajianpengajian, bagaimana shalat yang benar, ngaji yang benar. Jadi bisa saya
terapkan dirumah. Bisa buat bekal mengajak anggota keluarga biar lebih
baik dalam beribadah mas ”
Bisa dimaknai bahwa dari hasil mengikuti kegiatan pengajian, atau
pendidikan agama Islam yang ada di lingkungan masyarakat, dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam mengarahkan dan membimbing
keluarga. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengajian dan pendidikan
agama tidak hanya berpengaruh terhadap pengikutnya tetapi juga secara
tidak langsung berpengaruh terhadap keluarganya.
61
D. Realitas Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Peningkatan
Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono
Banyudono merupakan wilayah pedesaan yang masih dalam taraf
perkembangan, yang mana masyarakatnya terdiri dari berbagai macam
kultur, budaya, ekonomi, status sosial dan pemahaman agama. Sehingga
mempengaruhi proses berjalanannya pendidikan Islam di Masyarakat. Dari
hasil penelitian didapatkan :
1. Realitas penghambat
dalam peningkatan
pendidikan
Islam
masyarakat Banyudono.
Dalam hasil wawancara dengan beberapa responden, tergambar
jelas beberapa faktor penghambat mengenai peningkatan mutu
pendidikan, sebagaimana
hasil wawancara dengan bapak Drs.
Muh Damiri pada Kamis, 26 Februari 2015 :
“warga sini belum menjadikan agama Islam sebagai
pegangan hidup yang pasti, masih banyak yang sibuk dalam
mengejar materi dunia mas, akhiratnya pada ditinggal.
Bahkan masih banyak masyarakat yang menjalankan
praktek syirik, kayak kungkum (berendam) di Umbul
Pengging buat tirakat katanya, terus ziarah ke makam Mbah
Yosodipuro dengan tujuan yang negatif pakai bakar
kemenyan segala”
Sedangkan wawancara dengan bapak Mujiyo Abdul Rahman pada
tanggal 27 februari 2015, 16.45WIB sebagai berikut :
“kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam
kurang, jadi mereka acuh tak acuh. Mereka masih
menganggap pendidikan Islam ya hanya soal pengetahuan
disekolah saja. Padahal ya masih banyak lho mas,
masyarakat Banyudono yang belum paham betul tentang
agama Islam, efeknya ya itu tadi, masyarakat tidak antusias
dengan usaha-usaha oleh tokoh-tokoh agama.”
62
Sedangkan wawancara dengan bapak Danto pada Sabtu 28
Februari 2015, sebagai berikut :
“begini mas, masyarakat sini tuh yang saya lihat masih
kurang akan memahami ajaran agama Islam, trus
berdampak pada kehidupan sehari-hari yang jarang
beribadah, apalagi soal penanaman nilai-nilai agama Islam
pada kehidupanya sama sekali tidak memahaminya. Dalam
kehidupan berkeluarga pun seperti itu, banyak yang kurang
menekankan tentang pendidikan Islam dan pengamalan
ajaran agama Islam kepada anak-anaknya ”
Berdasarkan dari data wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan
penyebab terkendalanya program-program peingkatan pendidikan
Islam masyarakat di Banyudono adalah pemahaman masyarakat
yang masih kurang tentang ajaran agama Islam, rendahnya
kesadaran
tentang
pentingnya
pendidikan
Islam
bagi
perkembangan kehidupan, masih maraknya praktek kemusyrikan
di wilayah Banyudono.
2. Realitas
pendukung
dalam
peningkatan
pendidikan
Islam
masyarakat Banyudono.
Dalam hasil wawancara dengan beberapa responden, tergambar
jelas beberapa faktor pendukung dalam peningkatan mutu
pendidikan, sebagaimana
hasil wawancara dengan bapak Drs.
Muh Damiri pada Kamis, 26 Februari 2015 :
“ya alhamdulillah sudah banyak pemuka agama, kyai,
ustadz dan mubaligh yang ada di Banyudono mas, mereka
menjadi penggerak-penggerak ajaran Islam di lingkungan
sekitar, sebagai sumber informasi tentang agama Islam,
kadang menjadi tempat bertanya soal agama, dimintai
63
pendapat tentang kehidupan sosial dan juga menjadi contoh
yang baik bagi warga mas ”
Sedangkan wawancara dengan bapak Mujiyo Abdul Rahman pada
tanggal 27 Februari 2015, sebagai berikut
“kalo itu tertolong dengan sudah banyaknya sarana dan
prasarana pendidikan Islam, yang insyallah membantu
sudah berperan maksimal, terbukti banyaknya anak-anak
yang disekolahkan di MIM. Trus juga masjid dan mushola
yang sudah merata yang telah banyak menjadi pusat
pengembangan pendidikan Islam bagi warga sekitar. Sama
adanya hubungan baik antara warga masyarakat dengan
tokoh-tokoh agama sehingga dapat menjadikan faktor
penyemangat warga dalam pengamalan ajaran agama”
Sedangkan wawancara dengan bapak Danto pada Sabtu 28
Februari 2015, sebagai berikut :
“kalau yang mendukung alhamdulillah banyak juga, bapakbapak di pengurus yang menjalankan kewajibanya secara
maksimal ikut menunjang juga, disamping itu juga
masyarakat banyak yang berpikiran positif tentang apa yang
dilakukan oleh Muhammadiyah, dan juga mendapat
dukungan dari pihak-pihak luar seperti pak camat dan tokoh
masyarakat yang dituakan dimasyarakat”
Berdasarkan dari data wawancara diatas, sudah banyak faktor yang
menunjang lancarnya proses pengembangan pendidikan Islam.
berbagai macam faktor yang menunjanng adalah optimalnya peran
tokoh agama dalam masyarakat yang menjadi jembatan untuk
tersampainya nilai-nilai Islam kepada masyarakat, ada nya fasilitas
yang sudah cukup banyak dalam melaksanakan pendidikan Islam
bagi masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak.
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dari teori yang dipaparkan pada Bab II dan data yang dihasilkan
dari
wawancara,
dokumentasi
dan
observaasi
di
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah Banyudono mengenai kegiatan pelaksanaan pendidikan Islam
sebagai mana yang telah dipaparkan dalam Bab III, maka peneliti akan melakukan
analisa data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan teknik
analisis yang dipilih oleh peneliti, yaitu peneliti menggunakan analisis deskriptif
kualitatif (pemaparan) yang menggambarkan fenomena yang ada saat ini atau
lampau dari seluruh data hasil wawancara, dokumentasi dan observasi.
A. Pelaksanaan Program Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
dalam Pendidikan Islam
Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa program pendidikan Islam
masyarakat yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono mengacu pada program revitalisasi Cabang dan Ranting
Muhammadiyah se-Kabupaten Boyolali yang berdasarkan pada Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah hasil Muktamar ke 46
di Yogyakarta. Program-program peningkatan mutu pendidikan Islam
masyarakat
dilaksanakan
oleh
Unsur
Pembantu
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah Banyudono meliputi majelis-majelis dan lembaga. Programprogram ini dilaksanakan melalui amal usaha yang telah dibentuk bersama
terutama melalui jalur formal, non formal dan informal.
65
1. Jalur Formal
Pendidikan Islam lewat jalur formal berupa lembaga pendidikan
formal dibawah naungan Muhammadiyah berupa Taman KanakKanak/Bustanul Atfal/Raudhatul Athfal yang dikelola oleh organisasi
otonom Aisyiyah dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah serta SMP
Muhammadiyah yang dikelola oleh Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah. Lembaga pendidikan formal dibawah naungan Aisiyah
berupa :
Tabel. 3
Daftar Lembaga Pendidikan Formal Muhammadiyah Banyudono
No
Lembaga Pendidikan
Kelurahan
1 Pendidikian Usia Dini
TK Aisyiyah Banyudono
Kerten
TK Aisyiyah Bendan
Bendan
TK Aisyiyah Kuwiran
Kuwiran
TK Aisyiyah Ngaru-ngaru
Ngaru-ngaru
TK Aisyiyah Sambon
Sambon
TK Aisyiyah Jembungan
Jembungan
BA Aisyiyah Kliwonan
Cangkringan
BA Aisyiyah Tanjungsari
Tanjungsari
2 Pendidikan Dasar
MI Muhammadiyah Cangkringan
Cangkrinagn
MI Muhammadiyah Denggungan
Denggungan
MI Muhammadiyah Kerten
Kerten
MI Muhammadiyah Kuwiran
Kuwiran
MI Muhammadiyah Tanjungsari
Tanjungsari
SD Muhammadiyah Sambon
Sambon
SD Muhammadiyah Program Khusus
Bendan
3 Pendidikan Menengah
SMP 7 Muhammadiyah
Kuwiran
(berkas Majelis Dikdasmen PCM Banyudono periode 2010-2015)
Adapun pedoman islami yang diberikan didalam pendidikan
formal tersebut berupa kurikulum keislaman yang memadia dan
66
muatan lokal (Kemuhammadiyahan). Kurikulum keislaman tersebut
berupa kelompok pokok mata pelajaran agama dan Akhlak Mulia yang
dimaksudkan untuk membentukpeserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerti atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.
2. Jalur Non Formal
Para
Unsur
Banyudono
Pembantu
yang
memprogramkan
dan
lainya
Pimpinan
atau
mengelola
Muhammadiyah
pun
kegiatan
tokoh-tokohnya
guna
Cabang
juga
meningkatkan
pendidikan islam masyarakat terutama dalam jalaur non formal. Dalam
hal ini berupa : penyelenggaraan pengajian rutin bulanan setiap ahad
pertama disetiap bulanya, pengajian tafsir malam rabu, melaksanakan
manasik haji, melakukan kajian-kajian tarjih dan tajdid dengan
pedoman pokok “Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah”.
Selain program yang berbentuk majelis taklim diatas, ada juga
program pelurusan arah kiblat, seruan penyelenggaraan puasa
ramadhan, hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha, Menyebarluaskan
referensi-referensi Muhammadiyah, pemakmuran masjid dan mushola
diseluruh wilayah banyudono serta bekerja sama dengan tokoh
Muhammadiyah dalam mengelola dan menghidupkan Pondok
Pesantren Tahfidz At-Thohiriyah Muhammadiyah.
67
3. Jalur Informal
Untuk jalur informal berupa penguatan fungsi ganda panti asuhan
anak yatim sebagai wadah pendidikan informal pengganti pendidikan
yang tidak didapatkan dalam keluarga, serta peran dalam pembekalan
life skills agar menunjang santri untuk kehidupan yang akan datang.
Badan otonom Aisyiyah juga mengelola pendidikan anak usia dini
yang masih termasuk dalam jalur informal berupa :
Tabel. 4
No
Pendidikan Anak Usia Dini
1
Taman Asuh Anak Aisyiyah
2
Kelompok Bermain Aisyiyah
3
Kelompok Bermain Aisyiyah
Kelurahan
Jembungan
Jembungan
Kerten
Selanjutnya Aisyiyah juga mengelola majlis ta’lim untuk ibu-ibu.
Diman didalamnya dibekali dengan pengetahuan agama terutama soal
berkeluarga yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
B. Peran
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah
Banyudono
dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono
Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono di lingkungan
masyarakat Banyudono diantaranya terkait dengan pendidikan Islam yang
diberikan kepada warga Muhammadiyah dan umat Islam Banyudono pada
umumnya. Peran ini diwujudkan melalui kerjasama antara Amal Usaha,
Majelis dan Lembaga Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.
68
Program pelaksanana pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono bukan semata-mata rencana dan pelaksanaan seperangkat
kegiatan praktis, tetapi merupakan aktualisasi dari visi utama Muhammadiyah
yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat
Islam
yang
sebenar-benarnya.
Peran
pimpinan
Cabang
Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam
masyarakat diterapkan dalam tiga ranah, yaitu formal, non formal dan
informal.
1. Ranah Formal
Dengan penyediaan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang
berkualitas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat di wilayah
Banyudono. Menetapkan kurikulum keislaman sebagai pedoman dasar
dan modal awal agar bagi peserta didik untuk mengetahui, memahami,
menerapkan dan menjiwai nilai-nilai ajaran agama Islam yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits. Kurikulum keislaman
tersebut berupa kelompok pokok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia yang dimaksudkan untuk membentukpeserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerti
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.
Disamping itu melalui lembaga pendidikan juga, dapat menjaga
dan mengontrol akhlak dan perilaku peserta didik agar terhindar dari
perbuatan tercela. Serta membimbing peserta didik agar berprilaku
69
sosial
sesuai
dengan
nilai-nilai
Islam,
tidak
lupa
untuk
memperingatkan peserta didik jikalau timbul indikasi yang kurang
baik.
2. Ranah Non Formal
Melalui Amal Usaha Muhammadiyah maupun para tokohtokohnya, Pimpinan Cabang Banyudono mengajak masyarakat umum
untuk lebih dekat dengan ajaran agama. Meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang ajaran agama Islam dengan jalan memberikan
pengajaran agama yang sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an dan
tuntunan Sunnah Rasul bagi masyarakat umum agar terhindar dari
praktek tahayul, bid‟ah, kurafat dan kemusyrikan.
Membimbing masyarakat dalam menjalankan ritual agama
(ibadah) yang sesuai dengan syariat Islam
dengan berbagai cara
seperti berkomunikaasi dengan baik serta pemberian contoh praktek
ibadah yang sesuai dengan syariat. Serta melakukan pengawasan atas
amal ibadah masyarakat umum seperti puasa, sholat id, qurban dan
zakat dengan turut serta didalamnya, sehingga bisa memastikan
berjalannya amal ibadah masyarakat agar masih tetap dalam jalur
syariat.
3. Ranah Informal
Dengan memberikan dasar pendidikan Islam yang paling utama
yaitu lewat keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan jalan memberikan
70
pedoman pendidikan dalam yang dilandasi Al-Qur’an dan Sunnah
yang diberikan disaat pengajian keluarga dan PKK.
Disamping itu juga melengkapai peran keluarga dalam mendidik
anak-anaknya dengan memberikan anak-anak bekal untuk kehidupan
Islami dengan turut serta mengenalkan akan ke-ESA-an Allah,
pengenalan tentang ibadah dan pemberian suri tauladan yang baik.
Dengan demikian, peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam
pendidikan Islam masyarakat secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi :
4. Sebagai sumber pedoman, yaitu memberikan kepada masyarakat
pedoman-pedoman Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tuntunan
Sunnah Rasul untuk mengatur tingkah laku masyarakat dalam
berakhlak, beribadah kepada Allah dan bersosial dengan lingkungan.
5. Sebagai penjaga, yaitu menjaga keutuhan dan kestabilan masyarakat
agar terhindar dari perpecahan dan perselisihan. Menjaga kehidupan
masyarakat
agar
tidak
terjerumus
dalam
kemaksiatan
serta
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan Islam
6. Sebagai pengontrol, yaitu mengadakan sistem pengendalian sosial
yaitu membentuk sistem pengawasan atas tingkah laku masyarakat
agar terhindar dari penyimpangan sosial dan melenceng jauh dari
syariat Islam.
71
C. Realitas Penghambat dan Faktor Pendukung Peningkatan Mutu
Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono
Kecamatan Banyudono merupakan wilayah pedesaan yang masih dalam
taraf perkembangan, yang mana masyarakatnya terdiri dari berbagai macam
kultur, budaya, ekonomi, status sosial dan pemahaman agama. Sehingga
mempengaruhi proses berjalanannya pendidikan Islam di Masyarakat. dari
hasil penelitian didapatkan ;
1. Realitas penghambat dalam peningkatan mutu pendidikan Islam
masyarakat Banyudono
Mayoritas masyarakat Banyudono memang beragama Islam, akan
tetapi kebanyakan dari mereka masih mendewakan dunia, dan
melalaikan akhirat. Kebanyakan mereka masih acuh tak acuh
dikarenakan belum menyadari begitu pentingnya pendidikan Islam
bagi kehidupan kelak, sehingga masyarakat pada malas-malas an untuk
beribadah. Untuk mengikuti majlis ta’lim dan majlis ilmu, sudah dapat
dipastikan tidak akan menggubrisnya sama sekali.
Padahal, pemahaman masyarakat Banyudono tentang agama islam
relatif kurang. Sehingga tidak dapat menanaman nilai-nilai ajaran
agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dibeberapa tempat,
masih ada saja warga yang menganut kepercayaan kejawen dan
mempraktekkan kemusyrikan, dan perbuatan maksiat lainya.
2. Faktor pendukung dalam peningkatan mutu pendidikan Islam
masyarakat Banyudono
72
Dalam hal ini sangat terbantu dengan tersebarnya sarana dan
prasarana pendidikan Islam yang berupa lembaga pendidikan Islam
yang menyebar di hampir seluruh banyudono. Serta banyaknya sarana
beribadah seperti masjid dan mushola yang dijadikan menjadi pusat
pendidikan Islam, mengaji dan pengajaran agama.
Para tokoh agama, kyai dan ustadz besar pengaruhnya dalam
peningkatan pendidikan Islam di masyarakat Banyudono. Beliau
sebagai sumber informasi tentang agama Islam yang baik dan benar.
Dengan demikian upaya menjaga relasi yang baik dengan tokoh
agama, kyai dan ustadz menjadi salah satu usaha yang baik dalam
meningkatkan kualitas ibadah, yaitu menjalin interaksi yang baik
secara bersama-sama meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
agama Islam. Hal ini pun didukung dengan antusiasme para warga
dalam berpartisipasi dalam program-program pendidikan Islam, serta
dukungan dari aparat pemerintahan daerah yang memberikan peluang
untuk lebih berperan.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian serta pemahaman yang mengacu pada
rumusan masalah, dan pembahasan dan analisis tentang “Peran Pimpinan
Cabang Muhammadiyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Islam
Masyarakat Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Program Pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono memiliki banyak
program
untuk
meningkatkan
pendidikan
Islam
Masyarakat
Banyudono. Terutama meliwati amal usaha, majelis-majelis dan
lembaga yang saling berkoordinasi. Program tersebut ditujukan
kepada warga masyarakat secara menyeluruh, melalui 3 jalur, yaitu
jalur formal, non formal dan informal.
Lembaga pendidikan formal di bawah naungan Muhammadiyah
Banyudono meliputi Taman Kanak-Kanak, Bustanul Athfal, Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah, Sekolah Dasar Muhammadiyah, Sekolah
Dasar Muhammadiyah Program Khusus dan Sekolah Menengah
Pertama Muhammadiyah. Sedangkan jalur non formal meliputi
pengajian rutin cabang, pengajian tafsir Al-Qur’an, pengajian
Bulughul Maram, kajian Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah,
74
manasik haji serta melalui tokoh-tokoh Muhammadiyah meliputi
pelurusan arah kiblat, seruan pelaksanaan puasa Ramadhan dan hari
raya
Idhul
Fithri
Muhammadiyah,
sesuai
dengan
pemakmuran
masjid
putusan
berupa
Pimpinan
Pusat
menjadi
Imam,
penceramah dan khotib serta mengelola dan menghidupkan Pondok
Tahfidz Al-Qur’an At-Thohiriyah Muhammadiyah. Disamping itu
juga tidak melupakan jalur in formal yang berupa pendidikaan anak
usia dini yang berupa Kelompok Bermain dan Taman Asuh Anak
Aisyiyah serta penguatan fungsi Panti Asuhan Anak Yatim dalam
pembekalan santri dengan ketrampilan life skills, serta pembekalan
agama dan keluarga untuk ibu-ibu rumah tangga melalui pengajian
rutin.
2. Peran
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah
Banyudono
dalam
Peningkatan Pendidikan Islam
Dengan berbagai macam program dan kegiatan, Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Banyudono memberikan andil dan peran dalam
pendidikan Islam masyarakat. Yaitu melalui pendidikan formal
dengan mewujudkan lembaga pendidikan Islam yang lebih berkualitas
dan menjangkau seluruh masyarakat, menyediakan pendidik yang
berkualitas, menyiapkan kurikulum pendidikan Islam yang sesuai
dengan tuntutan zaman serta mengembangkan potensi maasyarakat
khususnya dalam bidang pengetahuan agama. Sedangkan melalui
pendidikan nonformal melalui pengajian-pengajian rutin, yang mana
75
di dalamnya terdapat pengajaran tentang ajaran agama Islam yang
sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Sedangkan melalui pendidikan
informal yang berupa PAUD,TK,KB, Panti Asuhan Aisyiyah dan
pengajian keluarga.
Peranan tersebut meliputi peran sebagai pemberi pedoman, penjaga
dan pengontrol masyarakat atas ajaran agama Islam.Peranan Pimpinan
Cabang Muhammadiyah Banyudono sebagai pemberi pedoman
terpapar dalam realita dengan pemberian dasar-dasar agama Islam
yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tuntunan Sunnah Rasul agar
masyarakat terhindar dari praktek tahayul, bid’ah, kurafat dan
kemusyrikan. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono juga
menjaga keutuhan dan kestabilan kehidupan masyarakat agar tidak
terjerumus dalam kemaksiatan serta menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya pendidikan Islam. Serta mengontrol dengan membentuk
sistem pengawasan atas tingkah laku masyarakat agar terhindar dari
penyimpangan sosial dan pelencengan dari jalur syariat Islam.
3. Realitas
Pendukung
dan
Penghambat
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam
Masyarakat Banyudono
a. Realitas Pendukung
Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah untuk meningkatkan
mutu pendidikan Islam masyarakat sangat terbantu dengan
tersebarnya sarana dan prasarana pendidikan Islam dan dakwah
76
islamiyah di hampir seluruh wilayah kecamatan Banyudono yang
berupa sekolah berbasis Islam dan masjid/mushola, banyaknya
tokoh agama sebagai sumber referensi ajaran agama Islam yang
sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW serta dukungan dan
partisipasi dari tokoh agama, instansi pemerintah serta masyarakat
pada umumnya.
b. Realitas Penghambat
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono juga menghadapi
berbagai kendala dalam menjalankan pendidikan Islam untuk
masyarakat.
Terutama
kurangnya
kesadaran
masyarakat
Banyudono akan pentingnya pendidikan Islam untuk bekal dalam
kehidupan, kurangnya pemahaman masyarakat Banyudono akan
ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi, masih banyaknya praktek kepercayaan kejawen, praktek
kemusyrikan
dan
perbuatan
maksiat
diantara
masyarakat
Banyudono, serta persepsi negatif sebagian masyarakat terhadap
program dan kegiatan gerakan Muhammadiyah di Kecamatan
Banyudono.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sekiranya penulis dapat
menyampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada pengurus Cabang
Muhammadiyah Banyudono serta warga masyarakat Banyudono pada
umumnya. Sekiranya bagi Pengurus Cabang Muhammadiyah Banyudono
77
yang merangkap jabatan lembaga pemerintah ataupun yang lainya,
hendaknya lebih cermat dalam mengatur/membagi waktu dengan baik
sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kegiatan persyarikatan dengan
tugas lainya, juga saling memotifasi untuk memupuk semangat dalam
melaksanakan program-program pimpinan cabang, serta perlu untuk lebih
intens dalam merangkul seluruh lapisan masyarakat dan melebarkan sayap
sebagai wadah bagi seluruh lapisan masyarakat Banyudono.
Sedangkan untuk masyarakat di Kecamatan Banyudono pada
umumnya sekiranya peneliti juga dapat memberi saran dan masukan agar
warga Banyudono membuang jauh-jauh praktek tahayul, bid‟ah, kurafat
dan kemusyrikan, menjadikan program dan amal usaha Muhammadiyah
sebagai langkah awal untuk belajar pendidikan Islam yang hakiki
sebagaiman dalam Al-Qur’an dan Hadist serta hendaknya para warga
Banyudono lebih responsif terhadap kegiatan pendidikan Islam yang
dilaksanakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah.
Sekiranya saran tersebut yang dapat peneliti uraikan, semoga dapat
berkontribusi buat kemajuan pendidikan Islam khususnya bagi warga
masyarakat Banyudono.
C. Penutup
Alhamdulillaahirabbil „alaamiin saya ucapkan kepada Allah SWT,
karna hanya dengan rhmat serta hidayah-Nya, peneliti dapat memulai serta
menyelesaikan skripsi ini. Peneliti sadar bahwa dalam proses penyusunan
78
skripsi ini masih banyak sekali kekurangan, maka dari itu dimohon agar
selalu memberikan kritik dan saran yang membangun.
Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada yang terhormat
dosen pembimbing, berkat bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini
peneliti dapat menemukan jalan dari berbagai masalah yang terjadi
Akhirnya, peneliti berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat
bagi pembaca serta bagi peneliti pribadi. Aamiin
79
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, 1992. Islam Sebagai Paradigma Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media
_________ 2005. Idelogi Pendidika Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Al-Abrasyi, Athiyah. 1970, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta :
Bulan Bintang.
Al-Djamali, Fadhil. 1988. Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta:
Golden terayon press.
Arikunto suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka cipta
Daradjat, Zakiah. 1977. Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia, Jakarta :
Bulan Bintang
_______________. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Djumransjah. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia.
Mulyasa, E. 2002.Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung: Remaja Rosdakarya.
_________. 2007.Menjadi
RemajaRosdakarya.
Kepala
Sekolah
Profesional.
Bandung:
Faisal, Yusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta : Gema Insani
Hafidz dan Kastolani. 2009. Pendidikan Islam antara Tradisi dan Modernitas.
Salatiga : STAIN Salatiga Press
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta : Rajawali Press
Hidayat, Mansur. 2008. Ormas Keagamaan Dalam Pemberdayaan Politik
Masyarakat Madani;.(online)Volume4,Nomor1
Hidayat,
Syamsul dan Shobahiya, Mahasri (peny.). 2009. Studi
Kemuhammadiyahan. UMS: Lembaga Pengembangan Ilmu-Ilmu
Dasar.
Ihsan, Hamdan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN
Maliki press.
80
Lexy, J. Moleong 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Mansur Hidayat, Ormas Keagamaan Dalam Pemberdayaan Politik Masyarakat
Madani;Telaah Teoritik- Historis, Jurnal Pengembangan Masyarakat
Islam Komunitas
Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.
Jakarta : Rajawali Press
Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam.
Bandung : CV. Diponegoro
___________________. 1995. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta : Gema Insani
Nashir, Haedar. 2010. Muhammadiyah Gerakan Pembaharuan. Yogyakara:
Suara Muhammadiyah
Romli dan Nuryanis. 2003. Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Dirjen
Kelembagaan Agama Islam
Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta:
KencanaPrenada Media Group.
Sucipto, Heri. 2010. Ahmad Dahlan Sang Pencerah, Pendidik dan Pendiri
Muhammadiyah. Jakarta : Best Media Utama
Sudarwan, Danim.2003. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Syamsu as, Muhammad. 1996. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan
sekitarnya. Jakarta : Lentera Basritama
Syani, Abdul. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung:
RemajaRosdakarya.
Tamrin, M. Tatang. 1990. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta : Rajawali
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: DEPPENAS RI.
81
Zuhairini. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara
_______. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/undang-undang-no-20tentang-sisdiknas.pdf
82
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
: HAFIDH ARIF RAHMAN
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Boyolali, 19 Maret 1989
3. Alamt Rumah
: Peni RT.19 RW.07 Desa Kuwiran,
Kecamatan Banyudono, Kab. Boyolali
4. No. Hp
: 0856 4244 4819
B. Riwayat Pendidikan
1. MIM Kuwiran Banyudono
: Tahun Lulus 2001
2. MTS Ta’mirul Islam Surakarta
: Tahun Lulus 2004
3. KMI Ta’mirul Islam Surakarta
: Tahun Lulus 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar – benarnya.
Boyolali, 16 April 2015
Penulis,
Hafidh Arif Rahman
NIM: 111 08 081
83
Gambar 1
Wawancara dengan bapak Danto
Gambar 2
Pengajian rutin malam kamis yang diampu tokoh PCM Banyudono
Gambar 3
Tokoh PDM Boyolali dalam pengajian bulanan setiap minggu pertama di PCM
Banyudono
84
Gambar 4
Suasana pengajian rutin untuk ibu-ibu
Gambar 5
Pondok Tahfidz Al-Qur’an At-Thohiriyah Muhammadiyah di Cangkringan
Gambar 6
Gambar 7
Komplek PAUD terpadu Aisyiyah Banyudono
85
Gambar 8
Masjid Al-Hidayah Kuwiran yang dikelola oleh PCM Banyudono
Gambar 9
Bangunan panti asuhan anak yati Aisyiyah Banyudono, asrama putra.
Gambar 10
Komplek Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kuwiran Banyudono
86
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Cabang Muhammadiyah
Nama
:
Hari/Tanggal :
Tempat
:
Waktu
:
Daftar Pertanyaan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ?
Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono?
Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah?
Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah?
Apa saja program kerja dari PCM Banyudono?
Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan Islam?
7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan?
8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan?
11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan
pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa?
12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini?
87
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Warga Banyudono
Nama
:
Hari/Tanggal :
Tempat
:
Waktu
:
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam?
2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono?
3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang
diselenggarakan PCM Banyudono?
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam
pendidikan Islam di Banyudono?
5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono
setelah adanya amal usaha PCM Banyudono?
88
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Cabang Muhammadiyah
Nama
: Drs. Muh Damiri
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Februari 2015
Tempat
: Rumah bapak Damiri
Waktu
: 19.45 WIB
Daftar Pertanyaan :
13. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ?
Sudah lama banget, kira-kira tahun 50-an. Tahun berapa tepatnya
saya kurang tau, waktu itu masih kecil.
14. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono?
menghilangkan praktek-praktek kemusyrikan di masyarakat
15. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah?
Wah lupa nuh mas, ya pokoknya dari dulu sudah diajak ngaji og.
16. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah?
Ya berusaha menjalankan tanggung jawab ketua semaksimal
mungkin mas.
17. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono?
Program kerja nya mengacu pada program Muhammadiyah Pusat
yang disesuaikan dengan keadaan disini. Ya seperti yang sudah
dilaksanakan oleh pengurus sesuai dengan jabatanya sebagai pengurus.
18. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan Islam?
Banyak to mas, TK-TK kae nggone Muhammadiyah, MIM, SD
Muhammadiyah panti asuhan di kerten juga.
19. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan?
89
pada dasarnya menghilangkan praktek-praktek kemusyrikan di
masyarakat, terutama mengajarkan ajaran agama yang sesuai Al-Qur‟an
dan Sunnah Rasul. Baik lewat khutbah, ceramah, pengajian rutin maupun
mencontohkan ibadah yang benar
20. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
warga sini belum menjadikan agama Islam sebagai pegangan
hidup yang pasti, masih banyak yang sibuk dalam mengejar materi dunia
mas, akhiratnya pada ditinggal. Bahkan masih banyak masyarakat yang
menjalankan praktek syirik, kayak kungkum (berendam) di Umbul
Pengging buat tirakat katanya, terus ziarah ke makam Mbah Yosodipuro
dengan tujuan yang negatif pakai bakar kemenyan segala
21. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
ya alhamdulillah sudah banyak pemuka agama, kyai, ustadz dan
mubaligh yang ada di Banyudono mas, mereka menjadi penggerakpenggerak ajaran Islam di lingkungan sekitar, sebagai sumber informasi
tentang agama Islam, kadang menjadi tempat bertanya soal agama,
dimintai pendapat tentang kehidupan sosial dan juga menjadi contoh yang
baik bagi warga mas Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa
yang bapak/ibu inginkan?
22. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan?
Pendidikan islam yang menyeluruh pada lapisan masyarakat tidak
pandang status sosial. Pendidikan islam dengan dasar ajaran agama
islam yang murni dari Al-Qur‟an dan hadits
23. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan
pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa?
Kalau ormas lain belum pernah, tapi kalo dengan pihak
pemerintah seperti pak lurah, pak camat, kepala sekolah, pengawas
sekolah, pemerintahan di kabupaten, kementrian agama pernah. ya
intinya membahas soal pendidikan dan keagamaan di wilayah sini.
90
24. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini?
Sejauh ini pendidikan di daerah sini sudah bagus mas, ya
terkadang cuma kurangnya perhatian pada sekolah-sekolah islam. ya
akhirnya warga yang berinisiatif untuk memperhatikanya. Terutama untuk
agamanya.
91
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Cabang Muhammadiyah
Nama
: Mujiyo Abdul Rohman
Hari/Tanggal : Jum’at, 27 Februari 2015
Tempat
: Rumah bpk Mujiyo
Waktu
: 16.45 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ?
Setau saya ya dulu sudah ada sebelum indonesia merdeka, ya tapi
coba nanti tanya ke mbah-mbah seng iseh sugeng
2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono?
Tujuanya ya memajukan pendidikan agama bagi warga disekitar
khususnya agama biar terlepas dari kemusyrikan dan bid‟ah
3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah?
Sejak saya kecil pun sudah belajar ngaji di madrasah diniyah
muhammadiyah, setelah lulus sekolah madrasah diarahkan mbah kakung
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan agama lewat muhammadiyah.
4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah?
Sekarang menjadi majelis dikdasmen cabang, tahun sebelumnya
menjadi sekretaris majelis tabligh daerah boyolali. Ya berusaha
bermanfaat bagi sesama
5. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan Islam
Banyak to, madrasah, baitul mal, langgar(mushola), pengajian
rutin,panti asuhan
6. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono?
92
Kalo dari majelis Dikdasmen ya menjadikan sekolah-sekolah
muhammadiyah sebagai lahan berdakwah bagi generasi muda, merawat
dan mengembangkan sekolah-sekolah dan guru-gurunya, untuk secara
umum banyak yang intinya biar pendidikan agama nya terjamin dan
bagus.
7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan?
ya peran nya banyak, Muhammadiyah banyak mendirikan sekolah
islam di Banyudono hampir setiap kelurahan mempunyai Madrasah
Ibtidaiyah dibawah yayasan Muhammadiyah, trus ada satu SMP
Muhammadiyah. Malah di Bendan itu SD Muhammadiyahnya fullday.
Disekolah-sekolah tersebut kan diajarkan agama islam yang lebih detail
dari pada sekolah umum. Ya seperti di MIM kuwiran itu lho, banyak
macamnya pelajaran agama Islam, seperti Al-Qur‟an Hadist, BTQ,
Aqidah Akhlak, Sejarah Islam. tidak seperti di Sd yang pelajaran
Agamanya Cuma sedikit.
8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
kalo itu tertolong dengan sudah banyaknya sarana dan prasarana
pendidikan Islam, yang insyallah membantu sudah berperan maksimal,
terbukti banyaknya anak-anak yang disekolahkan di MIM. Trus juga
masjid dan mushola yang sudah merata yang telah banyak menjadi pusat
pengembangan pendidikan Islam bagi warga sekitar.
Sama adanya
hubungan baik antara warga masyarakat dengan tokoh-tokoh agama
sehingga dapat menjadikan faktor penyemangat warga dalam pengamalan
ajaran agama
9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam kurang,
jadi mereka acuh tak acuh. Mereka masih menganggap pendidikan Islam
ya hanya soal pengetahuan disekolah saja. Padahal ya masih banyak lho
mas, masyarakat Banyudono yang belum paham betul tentang agama
93
Islam, efeknya ya itu tadi, masyarakat tidak antusias dengan usaha-usaha
oleh tokoh-tokoh agama
10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan?
Ya yang sesuai dengan ajaran e kanjeng nabi seng didasari AlQur‟an dan Hadits
11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan
pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa?
Ya paling dengan muhammadiyah daerah sama wilayah, juga
dengan lembaga islam lainya, tapi kebanyakan dengan pihak masyarakat.
seperti rapat yayasan madrasah buat usaha mengembangkan madrasah.
12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini?
Secara umum sih menghawatirkan,,banyak anak-anak yang
terbengkalai pendidikanya terutama ajaran agama islam. tpi kalo di sini
ya sudah lumayan bagus lah .
94
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Cabang Muhammadiyah
Nama
: Sutardi S.Ag
Hari/Tanggal : 1 Maret 2015
Tempat
: rumah bapak Sutardi
Waktu
: 13.23 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ?
Wes suwe to.ya kira-kira tahun 60-an kayaknya..pasnya
2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono?
Ya bertujuan untuk memurnikan ajaran agama islam nuh
3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah?
Sejak sekolah di PGA diajak pak rahman ikut pengajian-pengajian
4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah?
Ya semaksimal mungkin ikut berperan tpi ya terkadang benturan
dengan kegiatan di sekolah dan di desa mas
5. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono?
Secara umum programnya menyebarkan agama islam yang murni,
sejauh ini ya mengadakan pengajian membahas putusan majelis tarjih dan
tajdid, menyempurnakan arah kiblat khususnya di masjid-masjid yang
diurus oleh warga muhammadiyah, menyebarluaskan paham ajaran Islam
yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad
6. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan Islam?
Utuk pendidikan ya mengelola sekolah muhammadiyah, kan
diajarkan agama lebih banyak untuk anak-anak, untuk pengajaran agama
ya pondok tahfidznya pak zuhri itu, walau santrine masih dikit..
95
7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan?
Kalo untuk masyarakat umum ya banyak, pengajian seng bulanan
ada, mingguan juga ada, walau itu tidak semua tercantumkan dalam
program kerja Muhammadiyah tapi banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah
yang berperan sentral disitu. Dengan adanya pengajian kan tokoh-tokoh
Muhammadiyah memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran
Islam, biar warga lebih paham agama. disitu juga diajarkan tentang
ibadah yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad, biar terhindar dari
praktek- praktek bid‟ah”.
8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
Masyarakat sangat membantu juga, saling terbuka dan kadang
ikut memeriahkan juga. Ada yang enjadi simpatisan, jadi merasa
bermanfaat
9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
Terkadang ada saja urusan yang bertabrakan, tapi masyarakat
juga masih ada saja yang berbuat maksiat seperti judi, saiki kan lg marak
meneh camdikia,
10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan?
ya dimulai sejak kecil diajari agama biar bisa membekas, dan
diamalkan kelak. Materi-materi nya yang sesuai dengan ajaran Nabi
11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan
pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa?
Kalo sejauh ini yang saya tau belum pernah og mas
12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini?
Pendidikan sekarang belum digagas benar oleh pemerintah,
terutama di daerah-daerah terpencil.tapi kalo di daerah sini ya lumayan
bagus lah..apalagi MI ne sudah banyak juga
96
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Cabang Muhammadiyah
Nama
: Umi Muslikha, S.Ag
Hari/Tanggal : senin, 2 Maret 2015
Tempat
: rumah ibu Umi
Waktu
: 16.45 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ?
Kapan ya..kurang begitu paham sejarahnya, tanya pak rohman
saja.
2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono?
Intinya kan membantu masyarakat agar bisa memahami ajaran
agama dengan baik mas
3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah?
Njeh sejak bapak ikut pengajian-pengajian muhammadiyah kan
saya diajak, semenjak itu ya kesana kemari ikut juga..ya akhirnya dikasih
amanat ngurusi aisyiyah niki.
4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah?
Sekarang niki dadi pengurus Aisyiyah, ya seng kelihatan ya
pengajian ibu-ibu PKK per ranting, ngurusi TK-TK niko..sama panti
asuhan , tp tu di daerah kerten sana ada yang ngurusi disanan juga..
5. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono?
Saya gak begitu paham mas (masalah teknis)
6. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan Islam?
Seng terlihat ya MIM kui mas..(masalah teknis)
97
7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan?
madrasah sekarang sudah bagus mas, sekolahnya masuknya
sampai sore . TK nya juga bagus, permainanya banyak jadi anak-anak
tidak rewel mas dan juga sudah diajari ngaji, doa-doa gitu. Jadi sejak
kecil sudah dikenalkan dengan agama Islam, biar membekas mas. Kalo
soal pengajian-pengajian agama yang di mushola-mushola juga bagus
mas, tapi kan hanya buat bapak-bapak, saya ikutnya yang pengajian tiap
bulan yang diadakan untuk keluarga dan pengajian Aisyiyah yang
diadakan setiap bulan. Niku yang mengisi pengajian juga bapak-bapak e
dari Muhammadiyah
8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
Ya terbantu sekolah madrasah yang deket dan sudah bagus
9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
Ya paling yang menjadi kendala ya hadir dari masyarakat sendiri
mas,kan gak semua orang juga pengen bisa agama, jadi diajak bagaimana
pun ya tetep saja
10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan?
Ya pendidikan yang menyeluruh untuk kalangan masyarakat, kalo
bisa biaya nya gak memberatkan
11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan
pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa?
(masalah teknis)
12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini?
Seharusnya pendidikan anak tu diperhatikan. Sekarang banyak
keluarga yang tidak begitu memikirkan tentang pendidikan anaknya
terutama soal agama mas, padahal MI yo cerak tpi ya banyak seng
disekolahke di SD.
98
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Cabang Muhammadiyah
Nama
: H. Muhammad Ihsan Muhdi
Hari/Tanggal : 28 Februari 2015
Tempat
: rumah bapak Muhdi
Waktu
: 16.15 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ?
Sak kelinganku mbiyen pas nek pandu kie seng ngawali pak sebul,
pak hardiman, pak mahmudi karo pak dul karim, mbiyen kan nginduk e
nek cabang tosuro, pas mboyolali ngadek e dewe lha banyudono ditarik
nek boyolali tahun 55an.
2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono?
Mbiyen niku ten Banyudono akeh seng melu-melu PKI mas, dadine
yo ngaji ne kui do ndelek-ndelek, lha sak bar e PKI wes rodok prei, lagi
pak hardiman, pak sebul sak rencang niku nguri-nguri meneh Madrasah
Wajib Belajar, kui yo isine sinau ngaji kanggo masyarakat karo sinau
moco Qur‟an nggo anak anak, dadi sak durunge do sinau nulis latin anak
anak niku luweh disek sinau nulis arab, ben wargo banyudono kie luweh
ngerti soal agama, kan kolo mbiyen nek Pengging kan akeh seng nglaku
semedi, topo lan ndongo nek kuburan e mbah Yosodipro, kan kui wes
nyempang soko ajaran agama. lha ben kui ilang, pak sebul sak konco
ngajak i konco-konco ngumpul nggo ngurepke gerakan Muhammadiyah.
3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah?
Yo pas melu HW niku mas, yo tahun 50an
4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah?
99
Mbiyen yo aktif nek pandu (HW),terus ngaji tekan ngendi-endi,
kadang ngontel barang. Nek neng kene melu nguri-uri madrasah wajib
belajar karo warga kene seng saiki dadi MIM kae, nganti SD impres e do
meri, goro-goro murid-murid e do wegah mangkat sekolah impres mileh
do nek MWB (Madrasah Wajib Belajar)
5. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono?
(Masalah teknis)
6. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan Islam?
Nek
mbiyen
mung
madrasah
karo
pengajian-pengajian
kui,madrasah we mung sithik mas..nek sakniki kadose yo uwes akeh..
7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan?
Jaman semonten y kui mau, anak-anak sd nganti wegah mangkat
sekolah mending sinau alif baa‟ taa‟ nek madrasah, mergo seneng do
diajari ngaji karo nyanyi, bares bares barang
8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
mbiyen kie mbah-mbah e do semangat ngajari ngaji, ora sugeh o ki
mbeten sami nggersulo nek pas ngajari ngaji
9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
Opo yo le..ketok e yo ora ono, mung sakdurunge kui kan iseh enek
PKI, dadi ne ora patek leluasa koyo jaman saiki.
10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan?
Ya mencontoh panutan e dewe nuh mas, Kanjeng Rasul
11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan
pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa?
Wah nek mbiyen kie ora enek koyo koyo ngono ig mas,,
12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini?
Saiki yo wes lumayan , tapi iseh ketok jelas nek sekolah negeri
luweh digatek e dari pada madrasah.
100
101
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Cabang Muhammadiyah
Nama
: Danto Kris Suwarno, S.Pd, M.M
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Februari 2015
Tempat
: rumah bapak Danto
Waktu
:
Daftar Pertanyaan :
1. Sejak kapan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono terbentuk ?
Dahulu kan belum ada pembukuan yang pasti, jadi tentang sejarah
ya Cuma gethuk tular gitu saja, kalo tidak salah ya awal-awal
kemerdekaan
2. Apa tujuan dari pembentukan PCM Banyudono?
Sebagai
sarana
buat
menuju
rahmatan
lil
„alamin
dan
melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar
3. Sejak kapan anda bergabung dalam gerakan muhammadiyah?
Kapan ya ya tahun 80an awal lah mas aya bergabung di gerakan
ini..ya pertama-tama ya cuma ikut-ikut pengajian di pengging tu
4. Sejauh mana keterlibatan anda dalam gerakan muhammadiyah?
Sekarang kan di pasrahi sekretaris jadi ya banyak berkoordinasi
dengan warga muhammadiyah lainya. Terutama mengurusi amal
usahanya.
5. Apa saja program kerja dari PCM Banyudono?
Program kerja nya tu terbagi per majlis dan lembaga yang
menentukan,,ya intinya amar makruf nahi munkar di berbagai bidang
sesuai dengan tugas majelis yang dituju.
102
6. Apa saja amal usaha PCM yang dilakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan Islam?
Ya kalo dalam bidang pendidikan agama ya berupa sekolahsekolah, pengajian rutinan, pengelolaan masjid sekitar
7. Sejauh mana amal usaha tersebut berperan?
ya untuk menyebarkan ajaran islam biar masyarakat daerah sini tu
lebih agamis, ya dengan pengajian kan mengajak warga agar lebih paham
agama sehingga dapat dipraktekan sehari-hari
8. Adakah faktor yang mendukung terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
kalau yang mendukung alhamdulillah banyak juga, bapak-bapak di
pengurus
yang
menjalankan
kewajibanya
secara
maksimal
ikut
menunjang juga, disamping itu juga masyarakat banyak yang berpikiran
positif tentang apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah, dan juga
mendapat dukungan dari pihak-pihak luar seperti pak camat dan tokoh
masyarakat yang dituakan dimasyarakat”
9. Adakah faktor yang menghambat terwujudnya peningkatan pendidikan
islam?
begini mas, masyarakat sini tuh yang saya lihat masih kurang akan
memahami ajaran agama Islam, trus berdampak pada kehidupan seharihari yang jarang beribadah, apalagi soal penanaman nilai-nilai agama
Islam pada kehidupanya sama sekali tidak memahaminya. Dalam
kehidupan berkeluarga pun seperti itu, banyak yang kurang menekankan
tentang pendidikan Islam dan pengamalan ajaran agama Islam kepada
anak-anaknya
10. Menurut bapak/ibu pendidikan islam seperti apa yang bapak/ibu inginkan?
Ya pendidikan yang berkualitas terjamin mutunya,
11. Pernahkan PCM berkoordinasi dengan ormas lain dalam meningkatkan
pendidikan islam di banyudono atau diluar?seperti apa?
103
Selama ini sudah pernah dengan berbagai pihak, dengan ta‟mir
masjid, pemuda maupun tokoh masyarakat. ya lebih banyak tentang
pemajuan madrasah dan mengadakan pengajian
12. Bagaimana pendapat bapak/ibu soal pendidikan pada saat ini?
Pendidikan saiki kie kok aneh aneh yo mas, yang katane kurikulum
baru yang pake Tematik lah, yang dititik berankan pada prakteklah
sembarang lah. Padahal kan Jaman Rasul dulu juga sudah diajari seperti
itu. Sekarang kok baru mau di programkan. Harusnya dari awal tu sudah
mencontoh cara pengajaran Nabi yang jelas-jelas sudah terbukti.
104
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Warga Banyudono
Nama
: Paiman
Hari/Tanggal : Senin, 2 Maret 2015
Tempat
: rumah bapak Paiman
Waktu
: 18.30 WIB
Daftar pertanyaan :
6. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam?
Belajar agama islam kan mas, ibadah, aqidahnya, syariatnya..
7. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono?
Ya perwakilan Muhammadiyah yang di banyudono yang
mengadakan dakwah lewat pendidikan dan pengajian-pengajian
8. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang
diselenggarakan PCM Banyudono?
Ya kadang ikut kadang tidak mas, lihat waktu longgarnya saja
9. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam
pendidikan Islam di Banyudono?
ya selama ini sudah baik, apalagi dalam memberikan informasi
tentang ajaran agama Islam yang benar dan murni berdasarkan AlQur‟an dan Sunnah, kan sering kita beribadah itu masih bercampur
dengan ajaran jawa yang diajarkan kakek-kakek kita dulu, lha dengan
adanya muhammadiyah jadi lebih tau soal ibadah yang benar yang
dituntunkan oleh kanjeng Nabi
10. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono
setelah adanya amal usaha PCM Banyudono?
Ya saya jadi lebih tau soal agama mas, ngajinya, ibadahnya,
hukum-hukum syariatnya mungkin itu juga yang dirasakan masyarakat
105
secara umum terutama yang sering ikut pengajian dan rutin ibadah dan
ndengerin ceramah
106
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Warga Banyudono
Nama
: Ihsan
Hari/Tanggal : 1 Maret 2015
Tempat
: rumah bapak Ihsan
Waktu
: 16.15 WIB
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam?
Ya belajar agama lewat berbagai media, gama secara menyeluruh
baik pengetahuan, pemahaman serta praktek setiap hari
2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono?
Kumpulan e bapak-bapak yang mudeng agama lah intine, tapi yo
ngajari agama pada yang lain juga
3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang
diselenggarakan PCM Banyudono?
Ya bisa dikatakan jarang ikuti kegiatannya mas,
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam
pendidikan Islam di Banyudono?
banyak banget perananya nuh mas, sekarang sudah banyak
madrasah-madrasah yang bagus kualitasnya tidak kalah sama sekolah
negeri mas. Contoh e MIM kuwiran kae mas, gedungnya sudah bertingkat,
ada mushola nya, ekstrakurikulernya juga bagus. Sekarang banyak orang
tua didaerah sini yang memilih menyekolahkan anaknya ke MIM daripada
ke SD impres mas”
5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono
setelah adanya amal usaha PCM Banyudono?
107
Ya bagus mas, dengan adane madrasah terutama, saiki cah cilek
banyak yang bisa ngaji, malah kadang bapak e we kalah..
108
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Warga Banyudono
Nama
: Wardoyo
Hari/Tanggal : 1 Maret 2015
Tempat
: rumah bapak Wardoyo
Waktu
: 20.10 WIB
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam?
Pendidikan Islam ya belajar Agama Islam nuh, ngaji Qur‟an,
ngrungok e ceramah, ibadah e, syareat e, tauhid e
2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono?
Ya banyak diisi bapak-bapak e seng wes mudeng agama dari pada
yang lainya Lha pak Damiri kae to ketuane. tau orang-orangnya sama
pengajianya. Kalau yang diluar desa sini mbeten begitu paham. Bapakbapak e ya dipandang sebagai panutan di daerah sini lah, ya panutan soal
ibadah e panutan guyup e.
3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang
diselenggarakan PCM Banyudono?
Njeh alhamdulillah bisa ikut pengajian rutin e mas, kadang juga
ikut yang di pengging juga cangkringan, kadang yo diampiri pak rohman
diajak kumpulan dimana gitu, tp ya tidak Cuma kumpulan. Ada belajar
ngaji nya, baca buku apa gtu pokoknya isinya soal hukum-hukum sama
tafsir al-quran juga pernah
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam
pendidikan Islam di Banyudono?
sepengaetahuan saya ya madrasah-madrasah itu sama pengajianpengajian rutin. Pengajian yang keliling mushola itu bagus, ngajari
109
bapak-bapak ngaji Qur‟an yang dahulune belum bisa jadi bisa ngaji
Qur‟an. Kalo dah bapak-bapak kan malu kalo mau belajar ngaji sendiri,
lha kalo pas pengajian dimushola itu kan rame-rame jadi ada temenya
5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono
setelah adanya amal usaha PCM Banyudono?
Ya saya bisa lebih tau agama mas, lebih tau tata cara ibadah yang
benar. dulu anakku yo tak sekolahke nek madrasah. Ya kan aku pengen
keluarga ku ya tau agama.
110
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Warga Banyudono
Nama
: Fajar Nova Suryawan
Hari/Tanggal : 2 Maret 2015
Tempat
: depan rumah Fajar
Waktu
: 20.30 WIB
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam?
Pendidikan islam ya pendidikan yang didasari dengan ajaran
agama islam to
2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono?
Yang saya ketahui ya melalui bapak-bapak warga sini yang ikut itu
mas, ya beliau sich termasuk orang yang dipandang di daerah sini
3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang
diselenggarakan PCM Banyudono?
Jarang sich, saya kan kerjanya sampe sore jam 4 kalo malem
sudah lelah kadang kalo malem ada acara juga jadi jarang ikut-ikutan
begitu, paling yo nek enek pengajian nek mushola kae baru ikut
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam
pendidikan Islam di Banyudono?
kae kan mbah Zuhri, pak Tardi kan orang Muhammadiyah. Kalo
disini ya menjadi panutan warga. Mbah Zuhri kan mengisi pangajian
rutin, pak Tardi jadi imam dimushola, kultum habis sholat tarawih dan
khotib sholat jum‟at setiap jum‟at wage, kalau ada pengajian syukuran
aqiqoh pa walimahan ya gitu beliau beliau sering ngisi mau‟idhoh
hasanah-nya. Anaknya Pak Tardi yang pertama, mas Zarkasyi jadi guru
agama di SD, mbak Ida juga guru di SD juga ngajar ngaji di TPA
111
5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono
setelah adanya amal usaha PCM Banyudono?
Setahu saya ya sejak dulu sudah ada madrasah muhammadiyah,
waktu kecil saya juga sekolah di MIM, ya sekarang sih kayaknya lebih
bagus,
112
PEDOMAN WAWANCARA
Pihak Warga Banyudono
Nama
: Suwarno
Hari/Tanggal : 1 Maret 2015
Tempat
: rumah bapak suwarno
Waktu
: 09.30 WIB
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan Islam?
Lak yo koyo ngaji ngno kae to mas..
2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Banyudono?
Njeh niko bapak-bapak seng ngisi ngaji niko dari muhammadiyah,
kalo waktu puasa ya yang menuntun warga bapak-bapak niko, seng dai
imam, seng Kultum sama khutbah juga.
3. Sejauh mana keterlibatan bapak/ibu dalam kegiatan keagamanan yang
diselenggarakan PCM Banyudono?
Sering ikut pengajian rutin di cangkringan, kalo pengajian yang
dimusola desa sini juga, tapi ya kadang mbeten berangkat kalo badan lagi
kurang enak atau kalo pas bebarengan dengan acara dikampung
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peran Muhammadiyah dalam
pendidikan Islam di Banyudono?
yang saya rasakan ya saya sebagai orang yang sebelumnya awam
tentang agama jadi lebih mengerti soal agama setelah ikut pengajianpengajian, bagaimana shalat yang benar, ngaji yang benar. Jadi bisa saya
terapkan dirumah. Bisa buat bekal mengajak anggota keluarga biar lebih
baik dalam beribadah mas
5. Apa yang bapak ibu rasakan tentang pendidikan Islam di Banyudono
setelah adanya amal usaha PCM Banyudono?
113
Ya bagus mas, bermanfaat buat warga sini yang ikut acaraacaranya. Jadi bisa beribadah sesuai dengan ajaran agama
114
115
116
117
118
119
Download